Anda di halaman 1dari 22

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI RI

DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI


Jalan TMP Kalibata Nomor 17 Jakarta Selatan 12750 Telepon 021-7989912-19
www.kemendesa.go.id

NOTA DINAS

Nomor: / MKT.02.01 / VII /2019

Yth. : Direktur Pengembangan Usaha Transmigrasi.


Dari : 1. Kepala Sub Direktorat Produksi;
2. Kepala Seksi Produksi Non Tanaman Pangan;
3. Penyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran pada Seksi
Produksi Non Tanaman Pangan Subdit Produksi;
4. Tenaga Penunjang Non Pegawai Pemerintah Direktorat
Pengembangan Usaha Transmigrasi.
Perihal : Laporan Perjalanan Dinas dalam rangka Pendampingan
Agrowisata Kebun Buah di KTM Geragai (lanjutan)
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
Tembusan : Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan (5513) Pengembangan
Usaha Transmigrasi Tahun 2018.
Tanggal : 30 Juli 2019.

Menindaklanjuti Surat Tugas Direktur Pengembangan Usaha Transmigrasi


Nomor : ST.194/MKT.02.01/2019 tanggal 23 Juli 2019, bersama ini kami
menyampaikan laporan Perjalanan Dinas dalam rangka Pendampingan Agrowisata
Kebun Buah di KTM Geragai (lanjutan) Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi
Jambi.
Dikeluarkan di Jakarta
Pada tanggal 30 Juli 2019
Yang melaporkan:
1. Kepala Sub Direktorat Produksi

Irmanta
2. Kepala Seksi Produksi Non Tanaman Pangan

Erris Nugraha Fitria


3. Penyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran
pada Seksi Produksi Non Tanaman Pangan
Subdit Produksi

Fidian Ernawati
4. Tenaga Penunjang Non Pegawai Pemerintah
Direktorat Pengembangan Usaha Transmigrasi

Zefania Yolanda
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI RI
DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI
Jalan TMP Kalibata Nomor 17 Jakarta Selatan 12750 Telepon 021-7989912-19
www.kemendesa.go.id

LAPORAN TENTANG
KEGIATAN PENDAMPINGAN AGROWISATA KEBUN BUAH
DI KTM GERAGAI (LANJUTAN) KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
PROVINSI JAMBI

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pembangunan kebun buah sebagai obyek utama Agroeduwisata
Kebun Buah di KPB Geragai telah dilakukan sejak akhir tahun 2015, yang
pembangunannya dilanjutkan kembali pada tahun 2016. Dalam
pembangunan kebun buah saat ini, telah dibudidayakan tanaman durian,
kelengkeng, jeruk, dan buah naga. Area agroeduwisata juga telah
dilengkapi dengan nursery, rumah penjaga, gazebo, jalan kebun,
jembatan, dan edukasi nursery/pusat persemaian bibit yang dibangun
sampai tahun 2017.
Sesuai dengan Rencana Strategis Agroeduwisata Kebun Buah di
KPB Geragai, pada peta jalur (road map) pengembangan yang menjadi
pedoman bagi agroeduwisata kebun buah di KPB Geragai, telah
disebutkan langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh manajemen kebun
buah, yaitu 1) Pembangunan sarana dan prasarana kebun buah beserta
objek pendukung; 2) Pembentukan lembaga pengelola agroeduwisata
kebun buah di KPB Geragai; 3) Pengembangan kemitraan; dan 4)
Pengembangan program pendampingan.
Pembangunan sarana dan prasarana beserta objek pendukung
telah dilaksanakan pada tahun 2017 dan dapat dikembangkan lagi sesuai
dengan program kerja kebun buah. Untuk selanjutnya, pembentukan
lembaga pengelola akan dilaksanakan sebagai badan yang mengelola
program-program di kebun buah KPB Geragai. Sesuai dengan Rencana
Strategis yang telah disusun, pada tahap awal lembaga pengelola akan
dibuat setingkat dengan UPTD. Kelembagaan yang baru dibentuk ini
memerlukan adanya dampingan dalam pemeliharaan dan pengembangan
program kerja kebun buah.
Sejalan dengan pendampingan lembaga pengelola, rencana Exit
Strategy juga menggariskan adanya pengembangan pola kemitraan
dengan kawasan hinterland yang mendukung pengembangan kebun buah
di KPB Geragai. Sampai dengan tahun 2017, pengembangan kemitraan di
kawasan hinterland telah dilakukan di tiga desa yang berdekatan dengan
kawasan kebun buah KPB Geragai. Pengembangan kemitraan ini akan
dikembangkan kembali untuk kawasan di desa-desa lainnya.
1
Pengembangan kemitraan ini perlu dilaksanakan oleh lembaga pengelola
dengan fasilitasi pendamping dan narasumber yang berhubungan dengan
bidang pengembangan kemitraan.
Untuk mengembangkan kawasan dan program kebun buah di
kawasan KPB Geragai, maka pada Tahun Anggaran 2019, Direktorat
Pengembangan Usaha Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pengembangan
Kawasan Transmigrasi (PKTrans) melanjutkan kegiatan Pengembangan
Agroeduwisata Kebun Buah untuk mendukung Prukades di KPB Geragai
(Lanjutan).

2. Tujuan dan Sasaran


Tujuan kegiatan Pendampingan Agrowisata Kebun Buah di KTM Geragai
(lanjutan) Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi adalah
sebagai berikut:
a. Mengembangkan sarana dan prasarana pendukung kebun buah sebagai
pusat pertumbuhan ekonomi sekaligus sebagai sarana pendidikan dan
ajang wisata di KPB Geragai dan daerah sekitarnya;
b. Memfasilitasi kemitraan antara Lembaga Pengelola Kebun Buah Geragai
dengan Masyarakat;
c. Melakukan pengawasan terhadap rencana pengembangan sarana dan
prasarana Agrowisata Kebun Buah Geragai.
Sasaran yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:
a. Berkembangnya sarana dan prasarana pendukung kebun buah;
b. Terfasilitasinya kemitraan antara Lembaga Pengelola Kebun Buah
Geragai dengan Masyarakat;
c. Dilaksanakannya pengawasan terhadap rencana pengembangan sarana
dan prasarana Agrowisata Kebun Buah Geragai.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup kegiatan perjalanan dinas ini antara lain:
a) Persiapan Koordinasi dengan Kepala Disnakertrans Kabupaten Tanjung
Jabung Timur sehubungan dengan kelancaran dan kesesuaian
pelaksanaan kegiatan;
b) Melaksanakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan
Agroeduwisata Kebun Buah di KPB Geragai Kabupaten Tanjung Jabung
Timur Provinsi Jambi yang diselenggarakan di Kantor Bupati Kabupaten
Tanjung Jabung Timur;
c) Melaporkan hasil kegiatan Focus Group Discussion (FGD)
Pengembangan Agroeduwisata Kebun Buah di KPB Geragai kepada
Direktur Pengembangan Usaha Transmigrasi.

2
4. Dasar
a) Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Direktorat Pengembangan
Usaha Transmigrasi, Direktorat Jenderal Pengembangan Kawasan
Transmigrasi Tahun Anggaran 2019 Nomor: SP DIPA
067.08.1.350457/2019 tanggal 5 Desember 2018 dan Revisi II DIPA
Nomor: SP. 067.08.1.350457/2019 tanggal 27 April 2019;
b) Surat Tugas Direktur Pengembangan Usaha Transmigrasi Nomor:
ST.194/MKT.02.01/2019 tanggal 23 Juli 2019.

B. Kegiatan yang Dilaksanakan


Perjalanan dinas dalam rangka Pendampingan Agrowisata Kebun Buah di KTM
Geragai (lanjutan) Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi dilaksanakan
pada tanggal 24 – 27 Juli 2019. Perjalanan dinas tersebut adalah untuk memonitor
dan melaksanakan pengendalian kegiatan Pendampingan Agrowisata Kebun Buah
di KTM Geragai (lanjutan) Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi.
Kegiatan ini diwujudkan dalam pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD)
Pengembangan Agroeduwisata Kebun Buah di KPB Geragai Kabupaten Tanjung
Jabung Timur Provinsi Jambi yang diselenggarakan di Kantor Bupati Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Penyelenggaraan FGD tersebut bertujuan sebagai wadah
dalam mempertemukan berbagai pihak/instansi maupun stakeholders terkait
untuk saling bertukar pikiran dalam menyusun konsep maupun action plan
pengembangan kebun buah di KTM Geragai secara tepat di masa mendatang.

C. Hasil Pembahasan
Hasil kegiatan Pendampingan Agrowisata Kebun Buah di KTM Geragai
(lanjutan) Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi adalah sebagai
berikut:
1) Paparan Bapak Yudi Setiadi, perwakilan PT. Prima Kelola
 Visi pengembangan agroeduwisata kebun buah di KPB Geragai yaitu sektor
agroeduwisata menjadi andalan peningkatan kesejahteraan masyarakat
kabupaten Tanjung Jabung Timur. Sementara, misi pengembangan
agroeduwisata kebun buah di KPB Geragai antara lain 1) mengembangkan
kebun buah Geragai dengan aktivitas yang berfungsi pendidikan dan
pariwisata; 2) melakukan diversifikasi produk kebun buah Geragai bukan
hanya menghasilkan produk fisik berupa buah-buahan melainkan juga
produk jasa berupa layanan edukasi dan pariwisata bagi masyarakat; 3)
melakukan riset dan pengembangan produk maupun layanan yang
memiliki fungsi edukasi dan pariwisata; serta 4) melakukan peningkatan
produktivitas dan kualitas komersialisasi produk kebun buah Geragai
dengan layanan pendidikan dan pariwisata.
 Tujuan pengembangan agroeduwisata kebun buah di KPB Geragai yaitu 1)
meningkatkan pendidikan bagi masyarakat tentang komoditi buah-buahan

3
dan lingkungan; 2) menghasilkan inovasi dan aplikasi teknologi tepat guna
dalam pengembangan komoditi buah-buahan; 3) meningkatkan mutu
budidaya komiditi buah-buahan yang dikembangkan; 4) mewujudkan
budidaya dan lingkungan alam tropika yang asri, kaya dan beragam, serta
mengandung potensi pengembangan hayati; 5) meningkatkan pendapatan
masyarakat sekitar melalui pola inti-plasma serta pendukung pariwisata
lainnya.
 Tahapan pengembangan agroeduwisata kebun buah di KPB Geragai yang
telah dilaksanakan antara lain:
a. Tahun 2015
Pembangunan kebun buah seluas 20 ha, yang terdiri atas durian 10
Ha, kelengkeng 7 Ha, jeruk 1 Ha, buah naga 1 Ha, dan nanas 1 Ha
(tumpang sari).
b. Tahun 2016
 Penyusunan rencana strategis;
 Penyusunan Site Plan;
 Penyusunan SOP budidaya tanaman buah;
 Penyusunan konsep kelembagaan;
 Penyusunan konsep kemitraan dengan kawasan hinterland;
 Pengembangan kebun buah seluas 10 ha, terdiri atas durian 4 Ha,
buah naga 4 Ha, dan jeruk 2 Ha;
 Pengadaan sarana dan prasarana kebun buah.
c. Tahun 2017
 Pengembangan lembaga pengelola yang terdiri dari pendampingan
lembaga pengelola, penyusunan program kerja sesuai SOP
budidaya tanaman buah, dan pelatihan teknis pengelola secara
periodik;
 Pendampingan kawasan hinterland di 3 desa;
 Pengadaan sarana dan prasarana kebun buah yang terdiri atas
budidaya tanaman sayuran go green dan hidroponik, sarana
edukasi dan peralatan, pembuatan parit cacing, normalisasi saluran
sekunder dan tersier oleh Dinas PU, pembangunan jembatan
penghubung oleh Dinas PU, serta penyediaan sarana informasi dan
penunjuk arah agrowisata oleh Dinas Pariwisata.
d. Tahun 2018
 Kondisi jalan makadam di dalam areal Kebun Buah Agroeduwisata
KPB Geragai menggunakan beton;
 Kondisi jalan akses utama ke Kebun Buah Agroeduwisata KPB
Geragai yang sudah diaspal Hotmix;
 Embung untuk penampungan air sekaligus obyek wisata air;
 Galian sumur penyimpanan air dan instalasi penyiraman tanaman
buah di Kebun Buah Naga.
 Kemudian, program pengembangan selanjutnya yang direncanakan akan
dilakukan antara lain:
a. Pembukaan areal floating 3;
b. Pembangunan area agrowisata pembibitan;
4
c. Pembangunan area nursery edukasi (konstruksi);
d. Pembangunan zona kompos dan peptisida hayati;
e. Pengembangan fasilitas pengolahan buah-buahan;
f. Pembangunan fasilitas penunjang;
g. Pembangunan jalan (konstruksi);
h. Perbaikan saluran drainase;
i. Pembangunan prasarana penunjang;
j. Pemasaran dan pemeliharaan fasilitas.
 Hubungan kelembagaan di kawasan KPB Geragai
Pemerintah daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur, termasuk OPD-OPD
terkait (Pokja KPB Geragai) bersinergi dengan pemerintah desa di kawasan
hinterland dalam menggerakkan Bumdes sebagai wadah lembaga
pengelola agroeduwisata kebun buah KPB Geragai. Lembaga pengelola
tersebut akan dipertemukan dengan pihak-pihak lainnya yang berpotensi
dalam memberikan program CSR, seperti perbankan, perusahaan, dan
swasta. Lembaga pengelola akan berintegrasi dengan pihak Techno Park
Geragai, koperasi dan HW-Trans, kelompok tani, dan masyarakat.
 Aktivitas pendidikan dan wisata terdiri atas:
a. Penyusunan paket agrowisata dan wisata edukasi (melibatkan peran
BUMDes di kawasan hinterland sebagai pengelola paket wisata):
 Wisata Edukasi budidaya sayuran go green dan hidroponik NFT;
 Pengolahan dan pengemasan pangan berbasis buah dan sayuran;
 Mengundang siswa sekolah tingkat dasar (TK, SD dan SMP) untuk
berkunjung ke Kebun Buah Agroeduwisata KPB Geragai;
 Wisata edukasi pembibitan Tanaman Buah bernilai ekonomis tinggi
(durian, dan sebagainya);
 Wisata Petik Buah (Buah Naga);
 Spot wisata photo selfie (bunga Naga, butternut squash, embung,
taman labirin, dan sebagainya).
b. Program Training on Trainer (ToT) dan Praktek Kerja Industri bagi
siswa tingkat menengah atas (SMK Pertanian) dan PATRI (anak
transmigran):
 Pembibitan tanaman buah, semisal Alpukat var. Misra Nelly
 Budidaya tanaman buah, semisal buah naga dan Butternut Squash
c. Pusat pengemasan produk pangan olahan khas TanJabTim (melibatkan
HW Trans KPB Geragai)
d. Pelatihan Manajerial bagi Pengelola Kebun Buah, BUMDes setempat
dan pelaku usaha ekonomi kreatif, seperti Program CSR Kampoeng BNI
Wisata
e. Program promosi perusahaan sponsor di areal embung dan spot/media
strategis lainnya, seperti Rumah Pohon “LEO” di Taman Buah Mekarsari
f. Alternatif usaha produktif di Kawasan Agroeduwisata (dikelola oleh
BUMDes di Kawasan hinterland dan HW Trans KPB Geragai), seperti:
 Jogging Track dan Bicycle Track;
 Kolaborasi dengan Taman Tekno Pertanian (Wisata Padi Sawah dan
Peternakan);
5
 Wisata Kuliner Khas Tanjabtim (pujasera pangan olahan berbahan
dasar Kerang Laut, Ikan Laut, Udang Laut, Pinang, Durian,
Butternut Squash, dan sebagainya);
 Home Stay di rumah milik warga desa;
 Wisata air di sekitar embung (sepeda air, pemancingan ikan, kasih
makan ikan, keramba jaring apung, , dan sebagainya);
 Polinator (lebah);
 Pengolahan kompos dan pestisida hayati;
 Paket Wisata Terpadu (Jembatan Gentala Arasy – Candi Muaro
Jambi – Kebun Buah Agroeduwisata Geragai – Pulau Berhala);
 Jasa penyewaan mobil atau gerobak motor wisata;
 Toko Souvenir dan buah segar.
 Langkah-langkah pemberdayaan Bumdes-Bumdes di Kawasan Hinterland
KPB Geragai, antara lain:
a. Identifikasi perkembangan BUMDes-BUMDes di Kawasan Hinterland
KPB Geragai dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur, serta identifikasi
permasalahan dan alternatif solusi pada BUMDes di 3 (tiga) desa pilot
project Kawasan Hinterland KPB Geragai;
b. Pertemuan dengan pengurus BUMDes-BUMDes teridentifikasi;
c. Sosialisasi dan pelatihan “Pengelolaan Agroeduwisata Kebun Buah di
KPB Geragai” bagi para pengurus BUMDes potensial;
d. Monitoring dan evaluasi hasil sosialisasi dan pelatihan;
e. Identifikasi dan penyusunan rencana usaha produktif oleh BUMDes-
BUMDes potensial;
f. Presentasi rencana usaha produktif BUMDes potensial;
g. Penetapan BUMDes-BUMDes terpilih;
h. Penyusunan draft serta penandatanganan perjanjian kerja sama
pengelolaan agroeduwisata kebun buah oleh Pemerintah Kabupaten
TanJabTim dan BUMDes-BUMDes terpilih.
i. Memulai usaha produktif.
 Promosi dapat dilakukan media sosial dan sticker.

2) Paparan Bapak Edwin A. Indradi, perwakilan Pengelola PT. Mekar


Unggul Sari dan Asosiasi Wisata Agro Indonesia (AWAI)
 Potensi pengembangan wisata agro
Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki kekayaan alam dan hayati
yang sangat beragam yang jika dikelola dengan tepat, kekayaan tersebut
mampu menjadi andalan perekonomian nasional. Komoditas pertanian
yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan
dan perikanan, dengan keragaman dan keunikannya yang bernilai tinggi
serta diperkuat oleh kekayaan kultural yang sangat beragam dari
masyarakatnya, mempunyai daya tarik kuat untuk dijadikan sebagai
Wisata Agro. Wisata Agro sebagai bagian dari wisata lingkungan dapat
dikembangkan untuk tujuan pemenuhan kebutuhan naluriah manusia
untuk mendapatkan pengetahuan & pengalaman baru yang tidak ada di

6
sekitar tempat tinggalnya. Wisata agro Secara umum dapat diartikan
sebagai:
 Suatu bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro /
pertanian sebagai obyek wisata dengan tujuan memperluas
pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang
Agro;
 Melalui pengembangan wisata agro yang menonjolkan budaya lokal
dalam memanfaatkan lahan, kita bisa meningkatkan pendapatan petani
sambil melestarikan sumber daya lahan, serta memelihara budaya
maupun teknologi lokal yang umumnya telah sesuai dengan kondisi
lingkungan alaminya (uniqueness).
 Karakteristik wisata agro antara lain:
a. Dapat dikembangkan pada kawasan usaha pertanian yang telah ada
sebagai kegiatan tambahan;
b. Dapat pula dikembangkan pada kawasan yang baru sama sekali yang
khusus dimaksudkan untuk pendirian Obyek Wisata Agro;
c. Kawasan Usaha Pertanian tersebut direkayasa sehingga mempunyai
daya tarik wisata;
d. Usaha pertanian mencakup : komoditas tanaman pangan, hortikultur,
peternakan, perikanan dan perkebunan;
e. Aktifitas pertanian meliputi budidaya, penanganan pasca panen,
pengolahan, penyajian dan pemasaran hasil produksi.
 Pengembangan Wisata Agro
 Pengembangan Wisata Agro diarahkan pada prinsip-prinsip usaha-
usaha bidang pertanian yang meliputi produksi, koleksi, konservasi,
industri, pengolahan, dan kegiatan budaya masyarakatnya;
 Melibatkan wisatawan dalam seluruh aktifitas pertanian;
 Didesain sehingga memiliki aspek hiburan dan pengetahuan umum
(edutainment);
 Melibatkan stake holder bidang kepariwisataan dan menggabungkan
berbagai potensi dalam suatu kawasan.
 Konsep Wisata Agro meliputi:
a. Aspek edukasi, tidak hanya melihat bidang pertanian sebagai obyek
tapi pengunjung diinformasikan tentang kekhasan obyek, seperti unsur
penataan, jumlah koleksi, produksi, teknologi budidaya atau nilai
sejarah dan budaya agraris di lingkungan masyarakatnya.
b. Aspek rekreasi, merupakan unsur yang harus tetap dibangun
mengingat tujuan berwisata adalah untuk relaksasi dan bersantai serta
dapat melepaskan diri dari kepenatan.
c. Aspek pengalaman, dimaksudkan agar wisatawan mendapatkan nuansa
yang memperkaya pengetahuan khususnya tentang berbagai aspek di
bidang pertanian, termasuk kekayaan budaya masyarakatnya.
 Manfaat Wisata Agro antara lain:
a. Pengembangan wisata agro pada gilirannya akan menciptakan
lapangan pekerjaan, karena usaha ini dapat menyerap tenaga kerja

7
dari masyarakat pedesaan, sehingga dapat menahan atau mengurangi
arus urbanisasi yang semakin meningkat saat ini.
b. Manfaat lainnya yang dapat diperoleh dari wisata agro adalah
melestarikan sumber daya alam, melestarikan teknologi lokal, dan
meningkatkan pendapatan petani/masyarakat sekitar lokasi wisata.
 Pengembangan wisata agro memerlukan dukungan semua pihak
pemerintah, swasta terutama stake holder bidang kepariwisataan, baik itu
pengusaha wisata agro, lembaga yang terkait seperti perjalanan wisata,
perhotelan dan lainnya, perguruan tinggi serta masyarakat. Pemerintah
bertindak sebagai fasilitator dalam mendukung berkembangnya wisata
agro dalam bentuk kemudahan perijinan dan lainnya. Untuk itu kerjasama
baik antara pengusaha obyek wisata agro, maupun antara obyek wisata
agro dengan lembaga pendukung (perjalanan wisata, perhotelan dan
lainnya) sangat penting. Terobosan kegiatan bersama dalam rangka lebih
mengembangkan usaha agro tentu saja diperlukan.
 Tantangan yang dihadapi dalam pembangunan wisata agro kedepan
sangat besar, terutama berkaitan dengan kesiapan SDM, promosi dan
dukungan prasarana pengembangan. Untuk itu diperlukan langkah
bersama antara pemerintah, pengusaha wisata agro, lembaga terkait dan
masyarakat. Upaya terobosan perlu dirancang untuk lebih meningkatkan
kinerja dan peran wisata agro.
 Kendala pengelolaan Obyek Wisata Agro (OWA) antara lain:
a. Besarnya biaya pemeliharaan aneka potensi yang dimiliki OWA – perlu
mengusahakan sumber-sumber pemasukan lain.
b. Potensi yang belum dikembangkan sepenuhnya – terbatasnya
jangkauan dan kemampuan pengelolaan OWA.
c. Promosi dan Pemasaran OWA yang masih terbatas – dana dan sarana
promosi terbatas.
d. Masih kurangnya kesadaran wisatawan terhadap lingkungan – dengan
membayar pengunjung berhak melakukan apa saja yang disukai.
e. Koordinasi yang belum berkembang – pengembangan wisata agro
menyangkut berbagai instansi terkait, baik swasta maupun pemerintah.
f. Terbatasnya kemampuan manajerial di bidang wisata agro –
manajemen yang baik dalam promosi, perencanaan, pemasaran,
maupun pengembangan produk wisata agro.
g. Belum adanya Peraturan yang lengkap – perlu dibuat pedoman sebagai
acuan yang dapat digunakan semua pihak yang berkepentingan dalam
pengembangan OWA.
 Pengelolaan obyek wisata agro dibedakan menjadi dua, yaitu aspek
internal (manajemen, sumber daya manusia, pelayanan, lingkungan sosial,
promosi dan pemasaran, serta perawatan dan pengembangan) dan aspek
eksternal (vertikal, horisontal, dan komponen wisata lain). Sementara itu,
kemasan obyek wisata agro dibedakan menjadi dua, yaitu kemasaran agro
(pembenihan/pembibitan, pembudidayaan, panen, pengolahan,
laboratorium, kemasan, dan penjualan) dan kemasan wisata (informasi,

8
plantation tour, rekreasi, restoran, akomodasi, sarana olahraga, serta kios
cinderamata dan makanan).
 Elemen obyek wisata agro antara lain:
a. Budidaya meliputi komoditi spesifik daerah dan ciri khas teknologi,
teknologi budidaya maju (kultur jaringan dan sebagainya), komoditi
sesuai kondisi agroklimat setempat, teknologi pasca panen dan
pengelolaan hasil yang baik, serta sistem pemasaran hasil yang baik
dan menguntungkan;
b. Kawasan dan lokasi (sistem zoning lokasi: pembagian areal budidaya
dan areal wisata, memiliki daya tarik, memenuhi fasilitas pelayanan,
keamanan, dan sebagainya);
c. Daya tarik (daya tarik sebagai wisata agro tanaman pangan, serta
hortikultura, perkebunan, perikanan dan wisata;
d. Sarana dan prasarana (pertanian dan wisata);
e. Sumber daya manusia (SDM bidang pertanian dan wisata);
f. Pengamanan (pengamanan terhadap wisatawan dan OWA);
g. Perizinan (izin sementara usaha pariwisata dikeluarkan oleh Dirjen
Pariwisata atas dasar surat rekomendasi dari Departemen Pertanian,
serta izin tetap usaha pariwisata).
 Pola pengembangan obyek wisata agro didasari oleh analisa SWOT yang
terdiri dari analisa pesaing, analisa pengunjung, dan analisa perubahan
yang menghasilkan beberapa pola, seperti pengembangan unit tunggal,
komposit, agregasi, terpadu dan parsial. Selain itu, pengembangan OWA
juga didukung oleh beberapa program dari berbagai pihak, seperti
komunikasi vertikal (Dirjen Pariwisata, Deptan, dan AWAI), komunikasi
horisontal (OWA lain dan masyarakat setempat), asistensi konsultasi
pendidikan wisata (peningkatan kualitas SDM, pola pengembangan,
strategi pengembangan, dan pemasaran), jaminan keamanan dan asurasi
wisata (perlindungan pengunjung dan penyelenggara wisata), serta
standardisasi dan sertfikasi sistem (standar mutu penyelenggara, standar
dan mutu pelayanan, dan sertifikasi produk dan SDM).
 Karakteristik wisata agro sebagai destinasi wisata, antara lain 1) sebuah
wilayah geografis yang memiliki batas administrasi atau batas batas; 2)
sebuah tempat di mana wisatawan dapat menemukan tempat menginap
(akomodasi); 3) tersedia bauran destinasi untuk pengunjung; 4) terdapat
upaya upaya pemasaran pariwisata; 5) tersusunnya struktur organisasi
untuk koordinasi; dan 6) citra destinasi telah melekat di benak wisatawan.
 Kemudian, dijelaskan pula mengenai gambaran Taman Buah Mekarsari.
Taman Buah Mekarsari berlokasi di Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor,
Jawa Barat atau 30 km dari Jakarta. Tujuan dibangun Taman Buah
Mekarsari, antara lain:
a. Menciptakan Kebun Hortikultura yang terdiri dari kebun buah-buahan,
sayur mayur, bunga-bungaan dan tanaman hias yang berfungsi
sebagai kebun produksi, koleksi, dan sekaligus ebagai sumber plasma
nutfah Indonesia;

9
b. Memberikan alternatif Objek Wisata bagi wisatawan asing maupun
domestik;
c. Sebagai taman rekreasi hortikultura yang kelak dapat dikembangkan
menjadi Pusat Studi Hortikultura terutama bagi buah-buahn dan
sayur-sayuran dataran rendah.
Adapun kegiatan utama Taman Buah Mekarsari, antara lain:
a. Konservasi, sebagai pusat pelestarian plasma nutfah (keanekaragaman
hayati) tumbuhan, khususnya buah-buahan tropika;
b. Reboisasi, sebagai pusat pembibitan dan penyebarluasan tanaman
yang bernilai ekonomi dan bermanfaat untuk menunjang kelestarian
lingkungan;
c. Edukasi, sebagai tempat pelatihan generasi muda untuk lebih
mengenal tumbuh-tumbuhan dan mencintai alam;
d. Rekreasi, sebagai tempat wisata yang bernuansa alam untuk
menghilangkan kejenuhan dan sebagai tempat relaksasi;
e. Informasi, sebagai pusat penyebaran informasi keanekaragaman hayati
khususnya tanaman buah khas tropis.
3) Paparan Bapak Zubir, perwakilan BPTP Provinsi Jambi
 Agroeduwisata berarti wisata pertanian edukatif. Agrowisata atau wisata
pertanian merupakan suatu bentuk kegiatan yang memanfaatkan usaha
pertanian sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas
pengetahuan, pengalaman, rekreasi dan hubungan usaha di bidang
pertanian.
 Menurut Gunawan (2016), unsur pengembangan agrowisata terdiri dari:
a. Unsur atraksi wisata
 Pesona agrowisata: memiliki kekhasan tersendiri, misalnya dalam
hal kondisi lingkungan, jenis atau varietas tanaman, nilai historis,
dan sebagainya.
 Kegiatan wisata di lokasi: kegiatan pertanian mapun non pertanian.
b. Pelayanan agrowisata
 Sistem pelayanan informasi: pemandu, bahan tercetak berupa buku
panduan, cara berkunjung, denah, nama-nama objek, tata tertib,
dan sebagainya.
 Sarana dan prasarana: jalan raya, jalan setapak, alat trasportasi,
saung, toilet, penginapan, dan sebagainya.
c. Pengelolaan agrowisata
 Penataan yang terencana, terkoordinasi dan terkendali.
 Keterkaitan dengan instansi atau lembaga lain berwenang, seperti
Dinas Pertanian, Dinas Pariwisata, Lembaga Penelitian, dan
sebagainya.
d. Peranan masyarakat
Keikutsertaan masyarakat setempat, misalnya sebagai tenaga kerja,
sebagai pemasok fasilitas, berjualan cenderamata, pertunjukan seni,
kuliner khas, dan sebagainya.
e. Prasarana pendukung

10
Air bersih, tenaga listrik (charger), sinyal komunikasi, spot untuk
berswafoto, dan sebagainya.
 Dukungan teknologi budidaya Balitbangtan:
a. Buah berjenjang sepanjang tahun
Caranya:
1. Manajemen kanopi/pemangkasan
 Memangkas cabang/ranting kering, sakit, tumbuh bersilangan.
 Memotong bekas tangkai buah tujuannya menyeimbangkan
tunas vegetatif dan generatif selain mengurangi kelembaban.
2. Manajemen nutrisi
Metode pemberian pupuk organik dan anorganik NPK minimal 15-
15-15 dengan pola padat-cair interval 1.5 bulan, guna memacu
induksi pembuahan secara berjenjang sekaligus menjaga
ketersedian hara untuk kasehatan tanaman jeruk.
3. Manajemen PHT
Perpaduan monitoring dan pengendalian hama penyakit terutama
hama penyebab penyakit Burik Kusam diantaranya Thrips, Aphis
danTungau, terutama pada saat bunga mekar yang menyerang
bakal pentil sehingga akan diperoleh buah mutu premium.
b. Pengendalian penyakit bercak batang buah naga.
Teknologi panen dan pasca panen meliputi indeks panen buah naga
dan berbagai produk olahan.
 Balitbangtan telah melakukan koordinasi dan kerja sama secara insentif
(akademisi, bisnis dan pemerintah), seperti koordinasi dengan Pemerintah
Daerah dan kerja sama dengan Unja.
 Balitbangtan telah menentukan grand design dan roadmap yang jelas.
Adapun roadmap dari tahun 2016-2019 adalah sebagai berikut:
1. Tahun 2016 (Inisiasi)
 Penetapan lokasi;
 PRA dan baseline survei;
 Penyusunan grand design/master plan TTP;
 Pembangunan sarana prasarana;
 Diseminasi inovasi hasil Litkajibangrap;
 Inisiasi kemitraan;
 Inisiasi pembangunan inkubator;
 Inisiasi kelembagaan pengelola TTP;
 Pelatihan/pemagangan.
2. Tahun 2017 (Implementasi)
 Pengembangan sarana dan prasarana;
 Implementasi teknologi spesifik lokasi di lahan suboptimal;
 Promosi, advokasi, capacity building dan pengembangan sistem
informasi;
 Operasionalisasi kemitraan;
 Penetapan calon wirausaha;
 Pengawalan - pendampingan organisasi.
3. Tahun 2018 (Pengembangan)
11
 Implementasi teknologi spesifik lokasi di lahan suboptimal;
 Penumbuhan dan penguatan Industri rumah tangga petani dan
Poktan;
 Pemantapan kemitraan;
 Operasionalisasi kewirausahaan;
 Penguatan tim pengelola TTP.
4. Tahun 2019 (Exit strategy)
Exit strategy pada kegiatan bioindustri sapi-sawit terdiri dari fase down,
fase over, dan fase out.

4) Paparan Bapak Mahasin, perwakilan Dinas Pariwisata Kabupaten


Tanjung Jabung Timur
 Berdasarkan data World Travel and Toursm Council (WTTC), Top-30
Travel and Tourism Countries Power Ranking (absolute growth),
ditunjukkan bahwa Indonesia termasuk dalam klasifikasi negara dengan
pertumbuhan pariwisata tercepat sedunia dan berhasil menempati
peringkat ke-9 dunia. Sementara di Asia, Indonesia menempati posisi Top-
3 setelah China dan India. Indonesia berhasil membuat bangga dengan
menempati peringkat ke-1 dalam lingkup Asia Tenggara.
 Kebijakan pengembangan destinasi pariwisata di Tanjung Jabung Timur
1. Pembangunan Destinasi Pariwisata dalam Perda Rippda No 11 Tahun
2017
a. Rencana induk pembangunan pariwisata nasional
 KSPN Candi Muara Jambi
 KPN Berbak
b. Rencana induk pariwisata Provinsi Jambi: KSP Berbak
c. Rencana Induk Pariwisata Daerah Kabupaten:
 KSPD Sungai Batang Hari
 KSPD Berbak
 KPPD Muara Sabak
 KPPD Hutan Lindung Gambut dan Air Panas Geragai
 KPPD Nipah Panjang
 KPPD Teluk Majelis
2. Kebijakan pembangunan pariwisata Kabupaten Tanjung Jabung Timur
a. Perda Rippda Kabupaten Tanjung Jabung Timur Pasal 17 Poin E
 Air Panas Geragai;
 Hutan Lindung Gambut;
 Kawasan Kota Terpadu Mandiri Geragai;
 Penyelengaraan Festifal atau Event;
 Pengembangan Desa Wisata Kota Baru dan Desa Pandan
Sejahtera.
b. Pengembangan Destinasi Pariwisata, Pemasaran Pariwisata dan
Peningkatan Kapasitas Masyarakat di Sekitar Objek dan Daya Tarik
Wisata
 Pelatihan Desa Wisata;
 Sosialisai Sadar Wisata;
12
 Pelatihan Tata Kelola Destinasi Pariwisata, Pelatihan Kuliner,
Tata Kelola Homestay dan Pelatihan Pemandu Desa Tahun 2019
Bagi Masyarakat di Sekitar Objek dan Daya Tarik Wisata;
 Pengembangan Event, misalnya Festival Durian/Buah Naga.
 Strategi pengembangan Agroeduwisata KTM
a. Promosi
 Branding (agrowisata terlengkap)
 Advertising (iklan di website: Indonesia.Travel dan media
elektronik/cetak tema wisata agro
 Selling (Festival Buah dan Familiy Gathering)
b. Destinasi
 Atraksi
Penataan daya tarik meliputi keanekaragaman buah dan bibit
tanaman, koneksitas antar daya tarik kebun buah, dan diversifikasi
paket wisata
 Aksesibilitas (pembangunan infrastruktur transportasi dan
informasi)
 Amenitas (pengembangan prasarana umum, fasilitas umum dan
fasilitas pariwisata)
c. SDM, masyarakat dan industri
 SDM (program pelatihan dan magang)
 Masyarakat (gerakan sadar wisata dan aksi sapta pesona pelibatan
pokdarwis)
d. Industri (kerja sama dengan industri pariwisata)
 Strategi destinasi pariwisata meliputi tiga komponen yaitu 1) atraksi
berupa potensi alam, budaya, maupun wisata buatan; 2) aksesbilitas
berupa infrastruktur transportasi dan infr informasi; serta 3) amenitas
berupa prasarana umum, fasilitas umum, dan fasilitas pariwisata.

5) Paparan Bapak Marontoni, Kepala Disnakertrans Kabupaten Tanjung


Jabung Timur
 Beliau memaparkan mengenai maksud dan tujuan KTM, yaitu antara lain
1) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam dunia usaha di kawasan
transmigrasi secara berkelanjutan; 2) terjadinya kolaborasi pembangunan
dalam suatu wilayah yang diselenggarakan oleh semua sektor pemerintah;
serta 3) memberikan kepastian berusaha bagi masyarakat dan dunia
usaha.
 Adapun arah kebijakan dalam pembangunan KTM adalah sebagai berikut
1) pembangunan dan pengembangan KTM Geragai diharapkan senantiasa
berkelanjutan; 2) orientasi pembangunan pada Pusat KTM lebih difokuskan
pada kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat dan kelembagaan;
serta 3) pembangunan fisik dan infrastruktur disesuaikan dengan
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Sementara itu, konsep
pembangunan KTM antara lain 1) mempercepat terwujudnya pusat-pusat
pertumbuhan baru, menata kembali kawasan-kawasan transmigrasi yang
relatif belum berkembang; 2) menjadi pusat pertumbuhan yang
13
mempunyai fungsi perkotaan melalui sumber daya alam yang
berkelanjutan; dan 3) pencantuman kata “Kota” dalam pengertian tersebut
dimaksudkan untuk menyatukan visi tentang kawasan transmigrasi yang
akan dibangun dan dikembangkan memenuhi fungsi-fungsi perkotaan.
 Kementrian Desa PDTT telah mengeluarkan anggaran sekitar Rp 1,3 miliar
dalam rangka program pengembangan kebun buah agroeduwisata KTM
Geragai Kebupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2017, kemudian
anggaran pada program tersebut meningkat menjadi sekitar Rp 3,2 miliar
pada tahun 2018.
 Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam mengembangkan
kebun buah agroeduwisata KTM, yaitu 1) terbatasnya kemampuan
Keuangan Daerah (APBD Kabupaten Tanjung Jabung Timur) dalam rangka
pengembangan KTM Geragai; 2) keterlibatan sektor swasta dan investor
dalam pembangunan dan pengembangan KTM masih belum optimal; 3)
kurangnya koordinasi lintas sektor/instansi dalam pembangunan dan
pengembangan KTM Geragai baik ditingkat Kabupaten, provinsi maupun
Pusat; dan 4) kurangnya pemahaman fungsi dan tujuan KTM Kawasan
KTM Geragai.
 Saran terkait usulan program atau kegiatan untuk pengembangan
pembangunan KTM geragai Kabupaten Tanjung Jabung Timur yang telah
disampaikan ke pemerintah pusat melalui kementerian/lembaga teknis
terkait yaitu perlunya dukungan dari pemerintah provinsi melalui OPD
teknis untuk dapat memfasilitasi ke kementerian/lembaga teknis. Selain
itu, diharapkan kepada seluruh OPD lintas sektoral agar dapat
menempatkan program/kegiatan pada pusat KTM geragai dalam rangka
percepatan dan pembangunan KTM Geragai.

6) Arahan penutupan oleh Bapak Supriadi, Direktur PUT


 Dasar-dasar penyelenggaraan transmigrasi antara lain:
1. UU No. 29 Tahun 2009, perubahan UU No. 15 tentang
Ketransmigrasian Pembangunan Transmigrasi Berbasis Kawasan;
2. PP No. 3 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Ketransmigrasian dalam
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi;
3. Perpres 50 Tahun 2018 tentang Koordinasi dan Integrasi
Penyelenggaraan Transmigrasi;
4. Inpres No. 2 Tahun 2018 tentang Percepatan Tanah Sistematis
Lengkap dan Sertifikat.
 Pembangunan dan pengembangan kawasan transmigrasi model Kawasan
Perkotaan Baru (KPB) dirancang menjadi pusat pertumbuhan yang
mempunyai fungsi perkotaan melalui pengelolaan SDA berkelanjutan.
 Pembangunan pusat pertumbuhan “by design” menekankan pada
penciptaan sentra-sentra agribisnis dan agroindustri, serta perluasan
kesempatan kerja dan peluang usaha yang nantinya bertujuan untuk
mencapai peningkatan kesejahteraan transmigran dan penduduk sekitar.
Fungsi perkotaan antara lain pusat kegiatan wilayah ekonomi (dagang dan

14
jasa), sosial budaya (pendidikan dan kesehatan), industri, dan
pemerintahan.
 Pengembangan KPB/KTM perlu sinergi dan integrasi dengan K/L Pemda
dalam pengembangan produksi, pengolahan dan pemasaran, serta jejaring
mitra kerja dengan stakeholder (BUMN, swasta, Perguruan Tinggi,
masyarakat dan sebagainya).
 Kawasan transmigrasi Provinsi Jambi meliputi 16 kawasan WPT, 2 kawasan
LPT, dan 3 KTM Prioritas RPJMN 2020-2024 (KTM Geragai, KTM Bathin II
Ulu, dan KTM Pauh Mandiangin/Bathin IX).
 Realisasi kegiatan di kebun buah Geragai, meliputi:
1. Tahun 2015: bantuan stimulasi pengembangan tanaman buah di KTM
Geragai (kebun produksi, yaitu durian, kelengkeng, jeruk, dan buah
naga).
2. Tahun 2016: pengadaan sarana produksi kebun buah, serta
pembangunan sarana dan prasarana kebun buah di KTM Geragai.
3. Tahun 2017: pengadaan peralatan dan perlengkapan kebun,
pengadaan sarana edukasi agroeduwisata kebun buah di KTM Geragi,
serta pengadaan dan penanaman sayuran go green.
4. Tahun 2018: pengadaan pupuk dan obat-obatan tanaman, wisata atau
rekreasi pertanian, serta pengadaan peralatan dan pemasangan alat
penyiraman kebun buah.
5. Tahun 2019: peralatan kerja, pupuk organik, herbisida dan obat-
obatan, bibit buah, serta pupuk kandang.
 Pengembangan kebun buah di KTM Geragai Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Provinsi Jambi memiliki visi yaitu agroeduwisata menjadi andalan
peningkatan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Sementara, target yang ingin dicapai antara lain: 1) terbangunnya kebun
buah plasma nutfah dan komersial (produktivitas dan kualitas); 2)
berkembangnya diversifikasi produk hasil buah-buahan; 3) meningkatnya
layanan edukasi dan pariwisata masyarakat; serta 4) menjadi sumber
pertumbuhan baru di bidang holtikultura, khususnya sektor pertanian
dalam arti luas. Sasaran yang ingin dituju, yaitu: 1) memperkuat
perekonomian masyakarat melalui pengembangan kebun buah-buahan
(produksi, diversifikasi, pemasaran) melalui inovasi dan aplikasi TTG dalam
pengembangan buah-buahan; 2) menyediakan fasilitas dan sarana untuk
wisata, edukasi, melestarikan tanaman khas dan langka Provinsi Jambi dan
wawasan lingkungan hidup; 3) menyediakan lapangan kerja bagi
masyarakat sekitar; serta 4) meningkatkan cinta masyarakat terhadap
buah lokal.
 Strategi pengembangan kebun buah di KTM Geragai antara lain:
1. Tahap Pembangunan (2015-2019)
 Pembentukan Kelembagaan pengelola agroeduwisata (UPTD).
 Pengelolaan dan perawatan tanaman INTI (produktivitas kebun
induk).
2. Tahap Operasional
 Penguatan kelembagaan mitra K/L.
15
 Pengelolaan kebun PLASMA buah unggul dengan masyarakat
(HWTrans, Koperasi, BUMDesa Bersama) di Desa Sukamaju, Desa
Kota Baru, dan Desa Rantau Karya.
3. Tahap Pengembangan
 Pembinaan pengelolaan kebun buah berbasis Bisnis skala ekonomi
(TTG, kapasitas SDM, manajemen usaha produktif)  peralatan
HWTrans.
 Penguatan jejaring kemitraan dengan stakeholders (pengolahan,
pemasaran, permodalan).
 Target dan sasaran membangun kesepakatan kerja bersama
pengembangan Agroeduwisata Geragai diwujudkan dengan mengelola
“keterpaduan input dan proses’’ dalam optimalisasi sumber daya
pembangunan untuk 1) mendorong integrasi kegiatan produksi dan
diversifikasi produk unggulan (produktif, skala ekonomi); 2) meningkatkan
kualitas pengetahuan, keahlian dan jejaring kerja bersama (inovatif, daya
saing); 3) memperkuat kapasitas kelembagaan usaha (kreatif, teroganisir);
dan 4) meningkatkan kualitas kehidupan dan pendapatan masyarakat
perdesaan (sejahtera: mandiri pangan, ekonomi, sosial).
 Kerja bersama K/L diperlukan melalui koordinasi dengan lintas sektor,
seperti Bappeda, Dinas PMD, Pertanian, Pariwisata, Diknas
Provinsi/Kabupaten, Camat dan Kades sekitar KPB, serta perbankan (BNI)
dan Perum Bulog). Berikut merupakan keseluruhan pihak dan peran yang
turut serta dalam pengembangan kebun buah KTM Geragai:
1. Pemenuhan sarana prasarana dasar dan aksesibilitas (Kementrian PU,
ESDM, dan Direktorat Sarpras Ditjen PKTrans);
2. Pengembangan infrastruktur sumber daya air (Kementrian PU, ESDM,
dan Direktorat Sarpras Ditjen PKTrans);
3. Diversifikasi produk (Balitbang Kementan, Perindustrian, Puslitbang,
dan Direktorat TTG);
4. Penguatan kompetensi masyarakat (Kemendikbud, SMK, Perguruan
Tinggi, dan Puslitbang);
5. Pengembangan usaha produktif (Perindustrian, Ditjen PDT, PPMD, PKP,
dan sebagainya);
6. Peningkatan produktivitas (Kementan);
7. Penyediaan alat produksi (Kementan dan Kemendesa).
Keseluruhan pihak tersebut saling berhubungan dan berkoordinasi satu
sama lain dalam Tim Pokja yang merupakan wadah penyampaian data dan
informasi untuk sinergi dan integrasi kegiatan.

D. Kesimpulan dan Saran (mohon tambahan kesimpulan dan saran)


Kesimpulan dan saran yang diperoleh antara lain:
Kegiatan Pendampingan Agrowisata Kebun Buah di KTM Geragai (lanjutan)
Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi Tahun 2019 telah berjalan
dengan lancar sebagaimana yang diharapkan. Kegiatan ini diharapkan dapat
memberikan gambaran proyeksi maupun ide atau gagasan mengenai rencana
16
pengembangan kebun buah di masa mendatang. Selain itu, diperlukan pula
sinergi dan integrasi dari tiap pihak atau instansi terkait demi tercapainya target
dan sasaran pengembangan kebun buah di KTM Geragai.

E. Penutup
Demikian laporan kegiatan Pendampingan Agrowisata Kebun Buah di KTM
Geragai (lanjutan) Kabupaten Tanjung Jabung Timur Provinsi Jambi kami
sampaikan, dengan harapan dapat digunakan sebagai masukan dalam
penyusunan program yang akan datang.

Dikeluarkan di Jakarta
Pada tanggal 30 Juli 2019
Yang melaporkan:
5. Kepala Sub Direktorat Produksi

Irmanta
6. Kepala Seksi Produksi Non Tanaman Pangan

Erris Nugraha Fitria


7. Penyusun Rencana Kegiatan dan Anggaran
pada Seksi Produksi Non Tanaman Pangan
Subdit Produksi

Fidian Ernawati
8. Tenaga Penunjang Non Pegawai Pemerintah
Direktorat Pengembangan Usaha Transmigrasi

Zefania Yolanda

17
LAMPIRAN DOKUMENTASI
KEGIATAN PENDAMPINGAN AGROWISATA KEBUN BUAH
DI KTM GERAGAI (LANJUTAN) KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
PROVINSI JAMBI

Koordinasi mengenai persiapan kegiatan FGD


Pengembangan Kebun Buah Agrowisata di KTM
Geragai antara Kepala Disnakertrans Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dengan Tim Pusat

Kunjungan observasi para narasumber, tim pusat


dan Kepala Disnakertrans Kab. Tanjabtim ke
Kebun Buah Geragai

Kondisi Kebun Buah Geragai Foto bersama para narasumber, tim pusat, dan
Kepala Disnakertrans Kab. Tanjabtim di Depan
Kantor Disnakertrans Kab. Tanjabtim
Foto bersama para narasumber, tim pusat, dan Sambutan Bapak Irmanta selaku Kasubdit
Kepala Disnakertrans Kab. Tanjabtim di Kantor Produksi Direktorat PUT
Bupati Kab. Tanjabtim

Arahan pembukaan kegiatan oleh Bapak Paparan Bapak Yudi Setiadi selaku perwakilan
Mariontoni, Kepala Disnakertrans Kab. Tanjabtim dari PT. Prima Kelola

Pak Zubir
Paparan Bapak Zubir, perwakilan BPTP
Provinsi Jambi

Paparan Bapak Edwin A. Indradi, perwakilan


Pengelola PT. Mekar Unggul Sari dan Asosiasi
Wisata Agro Indonesia (AWAI)
Paparan Bapak Mahasin, perwakilan Dinas Arahan penutupan kegiatan oleh Bapak
Pariwisata Kabupaten Tanjabtim Supriadi, Direktur PUT

Para peserta yang terdiri dari Kepala Desa,


perwakilan Kecamatan, dan pengelola BUMDesa
di KTM Geragai

Para narasumber FGD Agrowisata Kebun Buah Foto bersama Direktur PUT, Kepala
KTM Geragai Disnakertrans Kabupaten Tanjabtim, Tim
Pusat, dan para narasumber di Kantor Bupati
Kabupaten Tanjabtim
LAPORAN PERJALANAN DINAS

PENDAMPINGAN AGROWISATA KEBUN BUAH


DI KTM GERAGAI (LANJUTAN)
KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR
PROVINSI JAMBI

TAHUN 2019

DIREKTORAT PENGEMBANGAN USAHA


TRANSMIGRASI
DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN KAWASAN TRANSMIGRASI
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN
TRANSMIGRASI

Anda mungkin juga menyukai