Anda di halaman 1dari 38

KILAS GTRA JAWA BARAT

Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) Provinsi Jawa POTENSI AGRARIA


Barat telah berjalan selama 5 (lima) tahun sejak tahun Luas Wilayah di Luar Kawasan Hutan (APL)
2018. Berdasarkan Roadmap GTRA Provinsi Jawa Barat, 2.760.946 Ha
Perkiraan Jumlah Bidang Tanah
tahun 2022 merupakan tahun monitoring dan evaluasi
22,44 juta Bidang
penyelenggaraan kegiatan GTRA yang bertujuan untuk Bidang Tanah Terdaftar (SHAT)
menilai capaian pelaksanaan kegiatan Reforma Agraria 12.061.711 Bidang
di Provinsi Jawa Barat. Didasarkan pada hal tersebut, Bidang Tanah Terpetakan
13.249.179 Bidang
kegiatan GTRA Provinsi Jawa Barat tahun 2022
Bidang Tanah Belum Terpetakan/Terdaftar
mengusung tema “Jabar Reconnection” dengan pokok 9,2 juta Bidang
kegiatan berdasarkan indikator M.E.N.A.N.G yaitu Data Siap Elektronik (DSE)
(Monitoring, Evaluation, Normative, Acceleration, 6,4 juta
Jumlah Desa/Kelurahan
Network, Gainful) guna mendukung pelaksanaan
5.926 desa
Percepatan Pembangunan Kawasan Rebana dan Jawa Jumlah Desa/Kelurahan Lengkap
Barat Bagian Selatan menurut Peraturan Presiden 160 desa
Nomor 87 Tahun 2021 dan untuk mendukung Jumlah Potensi Desa/Kelurahan Lengkap
1.000 desa
perwujudan Visi Misi Jawa Barat “Jawa Barat Juara Desa Penetapan Lokasi PTSL
Lahir Batin dengan Inovasi dan Kolaborasi”. 1.677 desa

Tim GTRA melalui Surat Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 590.05/Kep.225-Rek/2022 tentang
Perubahan Ketiga Atas Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 590.05/Kep.360-Prodi.2018 tentang Tim
Gugus Tugas Reforma Agraria Daerah Provinsi Jawa Barat, berfokus pada 7 (tujuh) lokasi, yaitu pada
indikator Monitoring dan Evaluation Desa Pananggapan dan Desa Girijaya, Kabupaten Cianjur serta Desa
Jayamukti, Kecamatan Blanakan, Kabupaten Subang; indikator Normative dan Acceleration Desa
Jampang Tengah dan Desa Bantar Agung, Kecamatan Jampang Tengah serta Desa Tegallega,
Kecamatan Lengkong; serta indikator Network dan Gainful Desa Cemara Kulon, Kecamatan Losarang,
Kabupaten Indramayu.

1
Foto: Dok, 2022

16
PELAKSANAAN
KEGIATAN
GTRA WEEK
01 GTRA Expo, Focus Group Discussion
& Rapat Koordinasi GTRA
Foto: Dok, 2022
PENATAAN ASET & AKSES
02 Monitoring & Evaluation, Normative
& Acceleration, Network & Gainful

PILOT PROJECT
03 REFORMA AGRARIA

RAPAT INTEGRASI GTRA


04 Penataan Aset & Penataan Akses

05 RAPAT KOORDINASI AKHIR GTRA


Foto: Dok, 2022

3
01
GTRA WEEK
Foto: Dok, 2022

GTRA EXPO
GTRA Expo Jawa Barat Tahun 2022 Peserta GTRA Expo terdiri dari Kantor
dilaksanakan pada tanggal 18 – 20 Juli Wilayah BPN Provinsi Jawa Barat; 7
2022 dan merupakan acara pembuka Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kota;
dari kegiatan GTRA Week Provinsi Jawa Dinas Pariwisata dan Kebudayaan; Dinas
Barat Tahun 2022. Kegiatan yang Penanaman Modal dan Pelayanan Satu
dilaksanakan selama tiga hari ini Pintu; Dinas Koperasi dan Usaha Kecil;
dikunjungi kurang lebih 210 pengunjung. Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang;
serta Dinas Tanaman Pangan dan
GTRA Expo merupakan hasil dari
Hortikultura Provinsi Jawa Barat.
kegiatan kolaborasi dan integrasi Tim
GTRA Provinsi Jawa Barat dan didukung GTRA Expo menampilkan empat
oleh beberapa perwakilan dari Kantor kegiatan utama yang terdiri dari layanan
Pertanahan Kabupaten/ Kota yang elektronik pertanahan, layanan investasi,
bekerjasama dengan instansi terkait promosi pariwisata Jawa Barat dan
untuk memperkenalkan potensi dari promosi produk unggulan hasil
setiap kabupaten/ kota. pemberdayaan masyarakat (UMKM).

4
5

GTRA
DAY 1
EXPO

Foto: Dok, 2022

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Kantor


Wilayah Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Foto: Dok, 2022
Provinsi Jawa Barat, Drs. Dalu Agung Darmawan,
M.Si., juga menyampaikan bahwa kegiatan GTRA
Expo ini bisa digunakan sebagai wadah dalam
Dengan mengusung tema Jabar Reconnection, menggali dan memperkenalkan berbagai potensi
kegiatan GTRA Week 2022 ini diharapkan bisa yang ada di Jawa Barat, salah satunya dalam
menjadi wadah untuk memperkuat sinergitas dan bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah.
kolaborasi dengan berbagai pihak dalam
penyelenggaraan Reforma Agraria yang matang “Semoga bisa menjadi wadah bagi penggiat usaha
dan terukur, sehingga bisa membantu dalam dalam memperoleh informasi terkait perizinan
mempercepat kemakmuran masyarakat di Provinsi berusaha dan informasi terkait layanan elektronik
Jawa Barat. pertanahan bagi masyarakat umum secara luas,”
ujarnya.
“GTRA sebagai pelaksana Reforma Agraria
disamping melakukan tugas inventarisasi objek- Kegiatan GTRA Week ini menghadirkan pameran
objek Reforma Agraria, juga harus memberikan dari berbagai UMKM yang ada di Provinsi Jawa
akses permodalan baik lembaga formal maupun Barat, potensi pariwisata, layanan investasi dan
non-formal, supaya bagaimana tanah yang telah pertanahan. Acara pembukaan GTRA Expo 2022
diberikan tadi bisa diusahakan supaya bisa turut dimeriahkan oleh penampilan Tembang
berguna dan menghasilkan output kemakmuran Sunda dan Tarian Lenggang Wanoja dari Dinas
bagi masyarakat,” ujar Dr. Andi Tenrisau, S.H., Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat
M.Hum. selaku Direktur Jenderal Penataan Agraria dan juga penampilan band dari Kantor Pertanahan
Kementerian ATR/BPN dalam sambutannya. Kota Bandung.

5
Foto: Dok, 2022

GTRA EXPO
Narasumber ke-2 yaitu Deni Rusyana, S.A.P., M.S.E.,
selaku Koordinator Tim Urusan Pengembangan dan
Promosi dari Dinas Penanaman Modal dan

DAY 2 Pelayanan Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa


Barat menyampaikan 4 hal penting terkait
Akselerasi Pengembangan Kawasan Rebana dan
Jawa Barat Bagian Selatan di antaranya: 1. Terkait
Pada hari ke-2 terdapat talkshow yang
investasi Kawasan Rebana dan Jawa Barat bagian
dimoderatori oleh Andika Indra Arifiana,
Selatan (JBS); 2. Arahan pengembangan dan
S. Sos., M.AP selaku Kepala Seksi
potensi Kawasan Rebana dan JBS 3. Rencana
Promosi Pariwisata Dinas Kebudayaan
pengembangan Kawasan Rebana dan JBS dalam
dan Pariwisata Kota Bandung. Kepala
Perpres 87 Tahun 2021; dan 4. Kegiatan
Bidang Destinasi Pariwisata, Achmad
sinkronisasi program dan kerja sama dalam
Haidar Setiawan, S.T., M.T., selaku
pengembangan Kawasan Rebana dan JBS.
narasumber menjelaskan bagaimana
pariwisata sebagai penggerak pemulihan Konsep pengembangan kawasan juga harus
ekonomi di Provinsi Jawa Barat sehingga terintegrasi, inovatif, kolaboratif, berdaya saing
perlu kolaborasi pusat, provinsi, dan tinggi, dan berkelanjutan agar tujuan
kabupaten/ kota agar seluruh program pengembangan Kawasan Rebana sebagai
pengembangan pariwisata dapat berjalan pertumbuhan ekonomi wilayah Jawa Barat bagian
demi menuju Jabar Juara. Timur - Utara tepat sesuai dengan sasaran.
Berdasarkan hasil review Kementerian Koordinator
Saat ini, pemerintah sedang fokus pada
Bidang Perekonomian terdapat 30 program (18
recana pengembangan di kawasan Jawa
Program P1 di Kawasan Rebana dan 12 Program P1
Barat bagian Selatan. Jawa Barat bagian
di Kawasan JBS).
Utara ekonominya digerakkan oleh
industri, maka dibangun wilayah Rebana Yang terakhir, Deni Rusyana mengatakan kegiatan
dan Kertajati, Jawa Barat bagian Tengah sinkronisasi program kerjasama dilakukan dengan
lebih ke agrowisata. Idealnya pariwisata dua kali pertemuan bersama DPMPTSP pada
yang baik mencakup 5A yaitu amenitas, Kawasan Rebana dan kunjungan lapangan ke
atraksi, aksesibilitas, atraksi, dan beberapa tempat seperti ke Kabupaten Kuningan,
akomodasi. Kabupaten Garut dan Kabupaten Tasikmalaya.

6
7

GTRA
DAY 3
EXPO
Perhelatan hari terakhir GTRA Expo diisi dengan
Talkshow Interaktif Potensi UMKM Jawa Barat
oleh Archy Renaldy Pratama Nugraha dari Sabahat
UMKM dan Henny Patriawaty dari Baraya UMKM.
Foto: Dok, 2022
"Digitalisasi sangat membantu penjualan UMKM
yaitu dengan sistem online sehingga dibutuhkan
pemuda untuk melakukan perombakan digitalisasi
tersebut agar penjualan dapat seimbang," ujar
Archy dari Sahabat UMKM.
"Pentingnya mengikuti komunitas ini supaya ada
wadah untuk para pelaku UMKM mencari informasi
dan juga pasar agar penjualannya bisa
berkembang mengikuti zaman," ujar Henny. Kedua
Foto: Dok, 2022
perwakilan Komunitas UMKM ini membuka lebar
bagi pelaku usaha yang ingin bergabung.
Acara selanjutnya penampilan dari band Kota
Tasikmalaya dan pembagian plakat untuk seluruh
peserta booth oleh Kepala Bidang Penataan dan
Pemberdayaan Kantor Wilayah Badan Pertanahan
Nasional Provinsi Jawa Barat, Amir Sofwan,
A.Ptnh., M.A.P.
Acara GTRA Expo diakhiri dengan minum kopi
bersama sebagai bentuk dukungan pada petani
Foto: Dok, 2022 dan pedagang kopi di Jawa Barat.

Foto: Dok, 2022

7
3
FOCUS GROUP
DISCUSSION

Membahas isu-isu agraria dan


tata ruang di Jawa Barat.
Dilaksanakan pada tanggal 18
– 20 Juli 2022 secara hybrid
di Ruang Rapat Papandayan
Gedung Sate dan secara
online melalui video
conference dan disiarkan
secara Live melalui Youtube.
FGD ini terbagi menjadi 3
(tiga) Desk pembahasan
khusus yang menghasilkan
kesepakatan bersama berupa
Berita Acara.

FGD 1 Sinkronisasi Kegiatan Reforma Agraria di Provinsi Jawa Barat


FGD 2 Akselerasi Pengembangan Kawasan Rebana dan JBS
FGD 3 Mekanisme Penyelesaian Konflik Agraria di Provinsi Jawa Barat

9
FGD-DESK 1
SINKRONISASI KEGIATAN REFORMA
AGRARIA DI PROVINSI JAWA BARAT

FGD Desk 1 “Sinkronisasi Kegiatan Reforma Agraria di


Provinsi Jawa Barat” dilaksanakan pada Hari Senin
tanggal 18 Juli 2022 bertempat di Ruang Rapat
Papandayan Gedung Sate, dihadiri oleh 184 peserta.
Narasumber Desk 1 terdiri dari:
Awaludin, S.H., M.H. memaparkan Arahan Kebijakan
Reforma Agraria;
Ir. Edison Siagian, ME. memaparkan Sinkronisasi
Program dan Kegiatan Sesuai Kewenangan Daerah
Dalam Pencapaian Target Reforma Agraria; dan
Drs. Dalu Agung Darmawan, M.Si memaparkan
Refleksi Kegiatan dan Strategi Pencapaian Reforma
Agraria Provinsi Jawa Barat.
Foto: Dok, 2022
Desk 1 membahas sinkronisasi kegiatan Reforma
Agraria di Provinsi Jawa Barat yang bertujuan untuk
memperoleh gambaran terkait tujuan dan target
Reforma Agraria Provinsi Jawa Barat, teridentifikasinya
program Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi
yang saling tersinergi, teridentifikasinya peran serta
daerah dalam pelaksanaan Reforma Agraria sesuai
dengan nomenklatur, dan target Reforma Agraria di
Provinsi Jawa Barat.
Pemerintah Provinsi Berharap dengan adanya Focus
Group Discussion ini kolaborasi antarpihak semakin
meningkat seiring dengan tantangan-tantangan yang
juga terus meningkat, sehingga pemahaman antar
anggota GTRA baik di tingkat provinsi dan daerah dapat
melaksanakan program sesuai dengan
kewenangannya. sehingga Reforma Agraria bisa
Foto: Dok, 2022
berjalan secara optimal.
Hasil kesepakatan:
1. Melakukan sinergitas dan sinkronisasi program dan kegiatan antara Kantor Pertanahan dengan
Pemerintah Daerah dalam rangka pencapaian target Reforma Agraria;
2. Konsolidasi data Reforma Agraria untuk optimalisasi kegiatan dan pencapaian target Reforma Agraria
oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/ Kota;
3. Optimalisasi peran dan kolaborasi antara Pemerintah Daerah, Kantor Wilayah BPN Provinsi Jawa
Barat dan Kantor Pertanahan Kabupaten/ Kota serta masyarakat dan dunia usaha dalam mendorong
pencapaian target Reforma Agraria melalui Gugus Tugas Reforma Agraria.

10
FGD-DESK 2
AKSELERASI PENGEMBANGAN KAWASAN REBANA
DAN JAWA BARAT BAGIAN SELATAN

FGD Desk 2 “Akselerasi Pengembangan Kawasan


Rebana dan Jawa Barat Bagian Selatan”
dilaksanakan pada Hari Selasa tanggal 19 Juli
2022 bertempat di Ruang Rapat Papandayan
Gedung Sate, dihadiri oleh 155 peserta baik
secara luring maupun daring.

Narasumber Desk 2 terdiri dari:


Foto: Dok, 2022 H. Sumasna, S.T., M.U.M. memaparkan
Arahan Kebijakan Pengembangan Kawasan
Rebana dan Jawa Barat bagian Selatan;
Ir. Bambang Tirtoyuliono, M.M memaparkan
Percepatan Rencana Tata Ruang dalam
Mengintegrasikan Kawasan Rebana dan
Jawa Barat Bagian Selatan;
Noneng Komara Ningsih, S.E.,M.A.P
memaparkan Upaya Sinkronisasi Kegiatan
Investasi Kawasan Rebana dan Jawa Barat
Bagian Selatan; dan
Ir. Umad Muhammad, M.M. memaparkan
Strategi Percepatan Reforma Agraria Provinsi
Foto: Dok, 2022
Jawa Barat melalui Sinkronisasi dan Integrasi
Program.

Desk 2 membahas upaya percepatan


pengembangan Kawasan rebana dan Jawa Barat
bagian Selatan sebagai kawasan peruntukan
industri. Kawasan tersebut termasuk ke dalam
kawasan metropolitan pertanian, sehingga harus
terintegrasi melalui rencana pembangunan dan
tata ruang yang berkelanjutan. Pembangunan
kawasan Rebana dan Jawa Barat Bagian Selatan
perlu diselaraskan dengan percepatan Reforma
Agraria.
Foto: Dok, 2022

Hasil kesepakatan:
1. Pengarusutamaan program dan penganggaran Kegiatan Reforma Agraria di Kabupaten/Kota pada
Kawasan Rebana dan Kawasan Jawa Barat bagian Selatan pada Dokumen Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Jawa Barat sesuai Keputusan Menteri Dalam Negeri
Nomor 050-5889 Tahun 2021;
2. Perumusan inventarisasi potensi dan masalah dalam penyusunan Roadmap Reforma Agraria tahun
2023 - 2027 secara fokus, terarah, terukur dan terintegrasi.

11
FGD-DESK 3
MEKANISME PENYELESAIAN KONFLIK AGRARIA
DI PROVINSI JAWA BARAT

FGD Desk 3 “Mekanisme Penyelesaian Konflik


Agraria Di Provinsi Jawa Barat” dilaksanakan
pada Hari Rabu tanggal 20 Juli 2022 bertempat
di Ruang Rapat Papandayan Gedung Sate,
dihadiri oleh 117 peserta baik secara luring
maupun daring.
Narasumber Desk 3 terdiri dari:
Amir Sofwan, A.Ptnh., M.A.P. memaparkan
Isu Strategis Konflik Agraria di Jawa Barat;
Foto: Dok, 2022
Bisma Aji Nugraha, S.T., M.Si. memaparkan
Isu Strategis Pelanggaran Pemanfaatan
Tata Ruang di Provinsi Jawa Barat; dan
Prof. Dr. Ida Nurlinda, S.H., M.H.,
memaparkan Mekanisme Penyelesaian
Konflik Agraria di Jawa Barat.

Foto: Dok, 2022

Hasil kesepakatan:
1. Sinergitas kebijakan dan lembaga dalam
Foto: Dok, 2022
mewujudkan kegiatan Reforma Agraria di
Provinsi Jawa Barat;
Desk 3 membahas tentang upaya 2. Akselerasi penyelesaian konflik pertanahan
penyelesaian konflik agraria di Provinsi Jawa berdasarkan tipologi dan subjek kasus
Barat, dimana penyelesaian konflik agraria berdasarkan;
harus diselesaikan melalui Reforma Agraria 3. Akselerasi penyelesaian ketidaksesuaian
dikarenakan Reforma Agraria tanpa tata ruang, batas daerah, dan kawasan
penyelesaian konflik/ sengketa bukanlah hutan berdasarkan Keputusan Menteri
reforma agraria. Faktor penting untuk Koordinator Bidang Perekonomian No. 234
mendukung dan meminimalisasi konflik yang Tahun 2021 tentang Peta Indikatif Tumpang
ada yaitu dengan penguatan database Tindih Pemanfaatan Ruang Ketidaksesuaian
pertanahan, didukung inovasi-inovasi Batas Daerah, Tata Ruang, dan Kawasan
teknologi, sertifikasi, dan koordinasi yang Hutan di Provinsi Jawa Barat untuk
lebih efektif oleh BPN dalam koordinasi menyelesaikan sengketa tata ruang di
dengan aparatur kewilayahan. Provinsi Jawa Barat.

12
RAPAT
KOORDINASI
Rapat Koordinasi GTRA Jabar Reconnection
merupakan acara penutup kegiatan GTRA
Week Provinsi Jawa Barat Tahun 2022
ditandai dengan pembacaan Deklarasi
sebagai Kick Off GTRA West Java menuju 1
dekade GTRA.

Rapat Koordinasi GTRA Provinsi Jawa Barat


Tahun 2022 dilaksanakan pada tanggal 21
Juli 2022 di Pullman Hotel, Bandung. Rapat
koordinasi ini dilaksanakan secara
terintegrasi dan terpusat dengan sistem
hybrid secara tatap muka yang dihadiri
jajaran Direktur Jenderal Penataan Agraria
Kementerian ATR/BPN, Dr. Andi Tenrisau,
S.H., M.Hum., Gubernur Jawa Barat yang
Foto: Dok, 2022
diwakili oleh Asisten Perekonomian dan
Pemerintahan, Jajaran Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, serta Kantor Pertanahan
Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat yang
mengikuti secara tatap muka langsung
maupun secara virtual.

Acara dibuka dengan pelaporan Ketua Tim


Harian GTRA Provinsi Jawa Barat yang
Pembacaan Deklarasi
melaporkan keseluruhan kegiatan GTRA
Week yang terdiri dari GTRA Expo, Focus
Group Discussion (FGD) dan Refleksi
Kegiatan GTRA Provinsi Jawa Barat.

13
Foto: Dok, 2022

Focus Group Discussion membahas


mengenai isu strategis agraria di Provinsi
Jawa Barat yang terdiri dari Sinkronisasi
Kegiatan Reforma Agraria di Provinsi Jawa
Barat, Akselerasi Pengembangan Kawasan
Rebana dan Kawasan Jawa Barat bagian
Selatan, dan Mekanisme Penyelesaian
Konflik Agraria Provinsi Jawa Barat.

Rapat Koordinasi GTRA Provinsi Jawa Barat


Tahun 2022 mendapatkan apresiasi dalam
pelaksanaannya yang dinilai memberikan
warna yang berbeda dari kegiatan Rapat
Koordinasi GTRA biasanya.

"Rapat Koordinasi GTRA Provinsi Jawa


Barat kali ini tidak seperti biasanya dan
berbeda dengan Rapat Koordinasi GTRA
Provinsi lain. Biasanya dalam Rapat
Koordinasi GTRA Provinsi hanya
membicarakan hal-hal mengenai oprasional
pelaksanaan Tugas GTRA, tapi kali ini
sangat istimewa karena bukan hanya
membicarakan pelaksanaan secara
oprasional, tapi lebih mendalam lagi ada
kajian-kajian tertentu. Ada Expo hasil UKM,
FGD yang membahas tentang kebijakan
Reforma Agraria secara menyeluruh" ujar Dr.
Andi Tenrisau, S.H., M.Hum., Direktur
Jenderal Penataan Agraria Kementerian
ATR/BPN.
Foto: Dok, 2022

14
"Dalam pelaksanaan GTRA menjalankan amanat
Ayat (3) Pasal 33 UUD 45. disampaikan bahwa
bumi dan air serta kekayaan alam yang
terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan sebesar-besar kemakmuran rakyat.
Konsep sebesar-besarnya kemakmuran rakyat
harus ada parameternya, meliputi pertama harus
bermanfaat bagi rakyat, kedua harus ada
pemerataan manfaat, bukan hanya pemilik tanah
tapi orang yang ada disekitar tanah itu sendiri.
Yang harus dipastikan adanya partisipasi
masyarakat untuk menentukan manfaat dari
sumber daya agraria dan hak-hak rakyat harus
kita hargai," ujar Dr. Andi Tenrisau, S.H., M.Hum.,
Direktur Jenderal Penataan Agraria Kementerian
ATR/BPN.
Puncak acara Rapat Koordinasi GTRA dengan
membacakan Deklarasi GTRA Provinsi Jawa
Barat Tahun 2022. Adapun muatan Deklarasi
GTRA Provinsi Jawa Barat 2022 sebagai berikut:
Adapun muatan Deklarasi GTRA Provinsi Jawa
Barat 2022 adalah sebegai berikut:
1. Koordinasi dan Sinkronisasi Program
Reforma Agraria antara Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten/Kota melalui wadah GTRA guna
mencapai target Reforma Agraria di Jawa
Barat;
2. Konsolidasi data Reforma Agraria untuk
optimalisasi kegiatan dan pencapaian target
Reforma Agraria di Jawa Barat;
3. Optimalisasi peran dan kolaborasi antara
Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota
dengan BPN Provinsi Jawa Barat dalam
mendorong pencapaian target Reforma
Agraria di Jawa Barat;
4. Pengarusutamaan program dan
penganggaran kegiatan Reforma Agraria di
Kabupaten/Kota pada Kawasan Rebana dan
Kawasan Jawa Barat bagian Selatan dalam
dokumen Rencana Pengembangan Jangka
Menengah Dalam Negara Nomor 050-5889
Tahun 2021;

Foto: Dok, 2022

14
15 Foto: Dok, 2022
5. Perumusan investasi potensi dan
masalah dalam penyusunan Roadmap
Reforma Agraria tahun 2023-2027 secara
fokus, terarah, terukur dan terintegrasi;
6. Sinergitas kebijakan dan antar lembaga
untuk akselerasi penyelesaian konflik
agraria sesuai peraturan perundang-
undangan secara pro-aktif;
7. Fasilitasi penyelesaian konflik agraria
secara humanis, profesional dan
berkeadilan;
8. Akselerasi penyelesaian ketidaksesuaian
tata ruang, batas daerah dan kawasan
hutan secara efektif dan terpadu sesuai
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Deklarasi GTRA Provinsi Jawa Barat menjadi
kunci dalam pelaksanaan Tim GTRA.
Kegiatan rapat koordinasi ini ditutup dengan
penancapan “Kujang” yang memiliki arti Kick
Off GTRA West Java - Menuju 1 Dekade
GTRA yang merupakan titik awal penyusunan
Roadmap Reforma Agraria Provinsi Jawa
Barat Tahun 2023 - 2027.

16
0
ASET DAN AKSES
18
02
Kegiatan
MONITORING & EVALUATION
Monitoring dan Evaluation
pelaksanaan GTRA Provinsi Jawa Barat Tahun
2022 dilaksanakan dengan pendekatan

KABUPATEN CIANJUR
penilaian Kelembagaan GTRA dan
Pelaksanaan Refoma Agraria pada 2 (dua)
Kabupaten meliputi Kabupaten Cianjur dan
Kabupaten Subang.
Kelembagaan GTRA Kabupaten Cianjur dinilai
telah aktif berperan dalam penyelenggaraan
Reforma Agraria Kabupaten Cianjur yang
ditandai dengan terealisasinya penataan aset
melalui program Sertipikat Hak Milik Bersama
(SHMB). Saat ini status sertipikat SHMB belum
diserahkan kepada masyarakat dan masih
menunggu penjadwalan pelaksanaan
penyerahan Sertipikat SHMB tersebut. Tahun
2021 telah dilaksanakan kegiatan
pemberdayaan masyarakat melalui Program

KABUPATEN SUBANG
Akses Reform oleh Kantor Pertanahan
Kabupaten Cianjur dan OPD Kabupaten Cianjur.
Arahan terhadap akselerasi pelaksanaan
program penataan akses tersedia dan sesuai
dalam muatan Rencana Indikasi Program
GTRA Kabupaten Cianjur Tahun 2021.
Tidak berbeda dengan Kabupaten Cianjur,
penilaian Kelembagaan GTRA Kabupaten
Subang dinilai berperan aktif dalam
mendukung pelaksanaan Reforma Agraria yang
ditandai dengan keaktifan Kelembagaan GTRA.

Kegiatan GTRA Kabupaten Subang yang bersumber dari pembiayaan APBD telah melaksanakan
inventarisasi pendataan potensi TORA Tanah Timbul, HGU Habis PTPN VIII, Kawasan Hutan,
serta memproses pengajuan Pendataan dan Penataan Aset pada tanah yang bersumber dari
Pelepasan HGU RNI II Kabupaten Subang. Sedangkan untuk penilaian pelaksanaan Reforma
Agraria dinilai cukup, dikarenakan belum terealisasinya penataan aset pada objek Tanah Timbul,
yang didasari karena belum jelasnya kebijakan yang mengatur Redistribusi Tanah pada objek
Tanah Timbul dan menunggu keluarnya peraturan tersebut agar penataan aset dapat segera
direalisasikan. Sejak tahun 2021-2022 ini, kegiatan penataan akses pada objek Tanah Timbul
telah dilakukan oleh Dinas Perikanan Kabupaten Subang sebagai upaya tindak lanjut pelaksanaan
program yang termuat dalam Indikasi Program GTRA Kabupaten Subang Tahun 2021 yang
mendukung realisasi pelaksanaan GTRA Kabupaten Subang Tahun 2021. Adapun arahan dari hasil
Monitoring dan Evaluation untuk Kabupaten Subang adalah akselerasi penataan aset dan
pengembangan akses pada lokasi Tanah Timbul.

19
02
NORMATIVE DAN ACCELERATION

Kegiatan pendataan potensi TORA Provinsi Jawa Barat Tahun 2022 melalui pendekatan indikator
Normative dan Acceleration pada Kabupaten Sukabumi.

Pada tahun 2012 telah dilaksanakan penerbitan tanah terlantar dan HGU nomor 9, 10, 11, dan
22 terdaftar pada basis data tanah terindikasi terlantar Kementerian ATR/BPN. Berdasarkan
Surat Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang Nomor
TL.03.01/1174-700/VIII/2021 perihal Tindak Lanjut Penertiban Tanah Terindikasi Terlantar
HGU Nomor 9, 10, 11, dan 22, bahwasanya HGU tersebut dikeluarkan dari basis data tanah
terindikasi terlantar.

Lokasi PT. MPIPP Djaja Perkebunan Sindu Agung Kabupaten Sukabumi tersebar pada 2 (dua)
kecamatan yaitu Kecamatan Jampang Tengah meliputi Desa Jampang Tengah dan Desa
Bantaragung dan Kecamatan Lengkong yaitu di Desa Tegallega.

ACCELERATION
NORMATIVE ;

20
02 DESA JAMPANG TENGAH
KECAMATAN JAMPANG TENGAH
Berdasarkan hasil identifikasi lapangan, diketahui bahwa luas potensi TORA di Desa Jampang Tengah
seluas ±17,75 Ha dengan jumlah bidang 224 dan digarap oleh ±178 KK. Penggunaan tanah eksisting
pada lokasi potensi TORA terdiri dari kebun campuran seluas 6,64 Ha, kebun dan sawah seluas 0,10
Ha, permukiman seluas 1,96 Ha, persawahan seluas 0,48 Ha, fasos/fasum seluas 0,73 Ha, semak
belukar seluas 1,99 Ha, gudang seluas 0,02 Ha, kebun pinus seluas 1,86 Ha, dan ruang terbuka hijau
seluas 4 Ha.

Komoditas eksisting yang dibudidayakan masyarakat meliputi


budidaya tanaman singkong, pisang, kacang tanah, kapulaga
dan padi. Berdasarkan hasil lapangan, terdapat beberapa
usulan dari masyarakat sekitar terkait adanya pengelolaan
sampah secara sistematis, peternakan, perikanan, kebun kopi,
dan kebun Poktan (Kelompok Tani).

Berdasarkan klasifikasi layak seluas 17,75 Ha diketahui untuk


penataan aset di Desa Jampang Tengah terbagi menjadi 3
(tiga) meliputi Konsolidasi Tanah seluas 9,06 Ha, Legalisasi
Aset seluas 5,02 Ha dan Redistribusi Tanah 3,65 Ha yang
terbagi menjadi Redistirbusi Pertanian dan Non-Pertanian.

Berdasarkan hasil analisis arahan komoditas, pada lokasi


potensi TORA dari pembaruan HGU PT. MPIPP Djaja Desa
Jampang Tengah dapat dikembangkan komoditas
hortikultura.

21
02 DESA
BANTARAGUNG
Desa Bantaragung merupakan salah satu
desa yang berada di tengah Tanah HGU
perkebunan PT. MPIPP Djaja dan Kawasan
KECAMATAN Hutan, kondisi fisik desa tersebut sangat
JAMPANG TENGAH beragam dari mulai kemiringan lereng 5-15%
sampai dengan 25-40% dengan didominasi
kemiringan lereng 25-40% serta elevasi
tanah 500-1000 m. Penggunaan tanah yang
berada lokasi potensi TORA didominasi
kebun campuran, disusul dengan sawah,
semak belukar, kebun, RTH, permukiman
dan yang terakhir fasos/fasum. Komoditas
yang ditanami masyarakat yaitu karet, padi,
singkong, kacang tanah, terubuk dan pinus.
Adapun rencana yang dinginkan masyarakat
serta perangkat desa setempat yaitu adanya
rencana lahan permukiman sebagai salah
satu upaya untuk merelokasi permukiman
warga yang berada di kawasan hutan. Dari
hasil analisis kelayakan pada potensi TORA
Pembaruan HGU PT. MPIPP Djaja Desa
Bantaragung diketahui masuk dalam
kategori Layak dengan luasan ± 142,56 Ha.

Berdasarkan analisis arahan program penataan aset untuk pembaruan HGU PT. MPIPP Djaja Desa
Bantaragung, terdapat 2 (dua) arahan program meliputi Konsolidasi Tanah sebesar 60,97 Ha dan
Redistribusi Tanah sebesar 80,62 Ha. Secara eksisting penggunaan tanah pada lokasi potensi TORA
Desa Bantaragung yaitu berupa kampung jarang dan sawah tadah hujan. Berdasarkan analisis arahan
komoditas, pada lokasi ini dapat dikembangkan komoditas hortikultura seluas 71,88 Ha, tanaman keras
seluas 0,49 Ha dan padi seluas 9,23 Ha.

22
02 DESA TEGALLEGA
KECAMATAN LENGKONG
Berdasarkan hasil peninjauan lapangan, tanah
HGU yang berlokasi di Desa Tegallega,
Kecamatan Lengkong masuk dalam LPRA
(Lokasi Prioritas Reforma Agraria) usulan CSO
SPI yang belum masuk prioritas. Status tanah
adalah HGU Nomor 9, 10, 11, 15, 16, 17, 22
atas nama HGU PT. Maskapai Pembangunan
Industri Perdagangan dan Perkebunan Djaja
(Perkebunan Sindu Agung) yang akan
dilakukan pembaruan dengan menyisihkan
146,02 Ha untuk Desa Tegallega dari total
keseluruhan luas HGU sebesar 1.489,5864 Ha.
Pemanfaatan lahan eksisting di Desa Tegallega
yaitu sawah, kebun campuran, kebun dan
sawah seluas, semak belukar, perikanan,
fasum/fasos seluas, dan lahan tidak tergarap.

Adapun rencana usulan masyarakat sekitar yaitu adanya rencana lahan untuk fasilitas umum dan
fasilitas sosial seluas 5 Ha di antaranya untuk pembangunan Sekretariat Bersama (Setber) Sosial
Keagamaan, pusat perkantoran/pemerintahan desa, taman desa, pasar desa, lapangan serbaguna,
masjid, TPU, Kantor KUA Lengkong, dan fasilitas lainnya. Selain itu diperlukan lahan untuk
penghijauan dan penyediaan lahan untuk permukiman.

Berdasarkan analisis kelayakan pada potensi TORA Pembaruan HGU PT. MPIPP Djaja Desa
Tegallega diketahui masuk dalam klasifikasi Layak dengan luasan ±142,56 Ha dengan 362 bidang
tanah 227 KK. Hasil klasifikasi Layak tersebut sebagai dasar dalam penentuan jenis program
penataan aset terbagi menjadi 2 (dua) meliputi Redistribusi Tanah seluas 81,61 Ha, Konsolidasi
Tanah seluas 60,97 Ha. Arahan Komoditas yang dapat dikembangkan terdiri dari komoditas tanaman
Hortikultura, padi dan tanaman keras.

23
02
NETWORK DAN GAINFUL
DESA CEMARA KULON
KECAMATAN LOSARANG

Kegiatan Pendataan TORA untuk


potensi penataan akses oleh
GTRA Provinsi Jawa Barat Tahun
2022 berada di Kabupaten
Indramayu. Lokasi yang menjadi
fokus penyajian data berdasarkan
variabel Network dan Gainful
adalah Desa Cemara Kulon,
Kecamatan Losarang, Kabupaten
Indramayu.
Pengembangan potensi penataan
aset Kabupaten Indramayu
mengacu pada indikator Network
dan Gainful dengan menilai
pelaksanaan penataan akses
pada lokasi TORA di Kabupaten
Indramayu yang telah telah
dilakukan penataan asetnya
melalui kegiatan Redistribusi
Tanah pada tahun 2022.

Tanah Objek Reforma Agraria Desa Cemara Kulon, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, yang
bersumber dari Tanah Timbul telah diberikan legalisasi aset melalui program Redistribusi Tanah pada
tahun 2022 oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Indramayu sebagai tindak lanjut pelaksanaan GTRA
Kabupaten Indramayu pada tahun 2021. Sehingga, pada tahun ini, kegiatan Reforma Agraria di lokasi
tersebut berfokus pada pengembangan potensi penataan akses. Pengembangan potensi penataan
akses oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat dilakukan dengan menginventarisasi program
pemberdayaan yang telah berjalan pada tahun-tahun sebelumnya. Selain itu dilakukan penjaringan
informasi terkait usulan program pemberdayaan dari stakeholder baik dari kelompok penggarap
maupun dari pihak Desa Cemara Kulon.

Program yang telah dilaksanakan meliputi program SeHAT Nelayan (25 bidang), asuransi Nelayan
Laut, Bendungan Khusus Garam, Pemberian sarana budidaya perikanan (benih ikan, pakan ikan,
obat-obatan), pembangunan jembatan Blok Kali Baru, Pengurasan Kali Mayit ± 2 km, Pembangunan
Jembatan Kali Mayit, Pengurasan Kali Krimun, Penanaman Mangrove. Dari hal tersebut terdapat
beberapa program yang belum terealisasi meliputi Program SeHAT Nelayan sebanyak ± 50 Bidang,
Pemberdayaan SDM Pelaku USaha dan Usulan BSMSS (Bakti Siliwangi Manunggal Stata Sariksa)
program tersebut diarahkan dapat segera direalisasikan.

24
PILOT PROJECT
REFORMA AGRARIA
03
PT. MPIPP telah menyediakan lahan 20% tersebut yang telah dikuasai
oleh masyarakat yaitu sekitar ±306,35 Ha, Lokasi ini akan dijadikan lokasi
pilot project sebagai arahan penataan aset dan penataan aksesnya antara
Kementerian ATR/BPN (Kanwil BPN Provinsi Jawa Barat) dengan
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui pemanfaatan lahan Reforma
Agraria. Kolaborasi antara Kementerian ATR/BPN, Pemerintah Provinsi
Jawa Barat dan Masyarakat dilakukan dengan pendekatan pembagian
zonasi:

Zona Laboratorium PPK


Zona Fasilitas Umum Zona Program
(Pengembangan
dan Fasilitas Sosial Kerjasama
Pertanian dan Koperasi)
Zona untuk
Zona yang dikhususkan pengembangan pertanian
untuk fasilitas umum Zona yang dikhususkan
seperti lab kimia dan
untuk kemitraan dengan
dan fasilitas sosial biokimia pangan dan
pengolahan serta
perusahaan inti, serta
pengembangan pengembangan untuk
pemasaran hasil pertanian petani muda

Zona Pertanian Zona Lainnya Zona Bank Tanah


Masyarakat Zona yang dikhususkan
Zona yang dikhususkan untuk perencanaan,
Zona yang dikhususkan untuk non-pertanian pengolahan,
untuk pertanian masyarakat seperti pengadaan,
masyarakat dengan permukiman pengelolaan,
komoditas di luar pemanfaatanserta
perkebunan inti pendistribusian tanah
bagi negara

Penentuan Zona didasarkan pada kriteria fisik dan lingkungan seperti


kemiringan lereng dan peruntukan pada pola ruang. Pertimbangan lain
dalam menentukan arahan zonasi yaitu rencana pengembangan
infrastruktur, serta sosial dan kelembagaan berupa usulan masyarakat
sebagai bahan pertimbangan penentuan zonasi.

25
RENCANA ZONASI
DESA JAMPANG TENGAH
KECAMATAN JAMPANG TENGAH
Berdasarkan Analisis
dan Usulan Masyarakat
dapat diketahui bahwa
rencana zona lainnya
(peruntukan
permukiman, dan
peruntukan lainnya)
mempunyai luasan
paling tinggi yaitu
sekitar 8,38 Ha, hal ini
dikarenakan kondisi
eksisting sudah banyak
permukiman yang
berdiri di lahan
tersebut. Selain itu
kemiringan lereng
berada di bawah 15%
dapat dikembangkan
untuk budidaya non-
pertanian.

Zona program kerjasama hanya seluas 0,60 Ha. Zona tersebut berdekatan dengan kebun
produktif yang dimiliki PT. MPIPP Djaja sehingga bisa dijadikan salah satu kerja sama
antara masyarakat dengan pihak perusahaan yang disebut petani plasma maupun
masyarakat dengann program pemerintah provinsi yaitu petani milenial.
Zona laboratorium memiliki luasan 0,32 Ha. Penentuan zona laboratorium salah satunya
didasarkan pada kemudahan aksesibilitas, di mana zona tersebut dekat dengan jalan dan
lahan penggarap. Selain itu, pertimbangan lain yaitu tersedianya jaringan listrik serta
kemiringan lereng dibawah 25%.
Zona fasilitas umum dan fasilitas sosial merupakan zona usulan masyarakat Desa
Jampang Tengah. Hal ini dikarenakan pembangunan fasilitas tersebut dapat membantu
meningkatkan sumber daya masyarakat, serta mempermudah kegiatan masyarakat
seperti adanya pembangunan TPU, pembangunan sekolah/madrasah, TPSS, serta adanya
pembangunan sarana perdagangan dan jasa sebagai penunjang kawasan wisata. Zona
tersebut juga dipilih berdasarkan pertimbangan kemudahan akses transportasi, jaringan
listrik dan jalan.

25
DESA BANTARAGUNG
KECAMATAN JAMPANG TENGAH
Berdasarkan analisis rencana zonasi di Desa Bantar Agung dari
total luas 142,58 Ha zona untuk permukiman dikategorikan zona
lainnya dengan luasan sekitar 3,80 Ha. Zona tersebut tidak berada
di kawasan rawan bencana tanah longsor dengan kemiringan
lereng 5-15%, serta terdapat aksesibilitas jaringan jalan dan
jaringan listrik. Desa Bantar Agung merelokasi permukiman-
permukiman yang berada di kawasan hutan, sehingga terdapat
usulan untuk zona permukiman.
Zona bank tanah mempunyai luasan 15,82 Ha. Zona bank tanah
dipilih berdasarkan pertimbangan daerah rawan bencana tanah
longsor yang tidak memungkinkan untuk dijadikan sebagai lahan
budidaya.
Zona pertanian masyarakat di Desa Bantar Agung merupakan zona
terluas yaitu sebesar 102,45 Ha. Penentuan zona tersebut
memperhatikan hasil analisis arahan program aset yaitu
redistribusi tanah, bahwasanya wilayah tersebut sangat cocok
untuk dijadikan zona pertanian masyarakat.
Zona program kerja sama di wilayah Desa Bantar Agung hanya
mempunyai luasan 19,36 Ha, sedangkan untuk zona fasilitas
umum dan fasilitas sosial mempunyai luasan 1,16 Ha. Untuk lebih
jelasnya rencana zonasi pada potensi TORA di Desa Bantar Agung.

DESA TEGALLEGA
KECAMATAN LENGKONG
Rencana Zona Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial rencana yang
diusulkan pemerintahan desa guna menunjang aktivitas dan
kegiatan Zona Laboratorium pada kemiringan lereng <25%,
mempunyai luasan 1,06 Ha, dekat dengan askesibilitas jalan, dekat
dengan sumber air, akses telekomunikasi tersedia berdasarkan
kunjungan lapangan, terdapat penggarap pada lokasi tersebut.
Konsepsi Laboratorium PPK (Pusat Pengembangan Kegiatan):
Pengembangan pemberdayaan masyarakat penerima hak atas
tanah;
Pengembangan inovasi produksi dan pengolahan produk;
Pelayanan pembinaan dan pelatihan;
Menciptakan refocusing pembangunan sektor primer pada
lokasi prioritas;
Memfasilitasi kerjasama dengan akademisi/lembaga riset.
Zona Program Kerjasama kemiringan lereng <40%, mempunyai
luasan 32,32 Ha, hal ini didasari pada arahan program aset untuk
konsolidasi tanah. Program kerjasama tersebut bisa dilakukan
antara pihak perusahaan dengan masyarakat penggarap sebagai
petani plasma atau pun pihak Pemerintah Provinsi Jawa Barat
dengan masyarakat sebagai petani milenial. Penggarap eksisting

meskipun secara persyaratan belum ada informasi mengenai umur penggarap pada lokasi tersebut karena salah satu kriteria Petani
milenial berumur 19-39 tahun, tapi besar harapan dari masyarakat setempat ada kebijakan khusus kaitan dengan persyaratan tersebut.
Zona Pertanian Masyarakat, kemiringan lereng <40% bahwa berdasarkan kondisi eksisting penggarap yang berada di zona tersebut
mempunyai komoditas unggulan padi, singkong, rumput sulanjana, dan terubuk.
Zona Lainnya, dikategorikan sebagai penunjang fasilitas umum dan fasilitas sosial yaitu sebagai permukiman dan kantor
pemerintahan desa. Kawasan tersebut juga tidak berada di kawasan rawan bencana tanah longsor berdasarkan data Inarisk.bnpb.
Terdapat akses jalan namun perlu perbaikan jalan, adanya jaringan telekomunikasi serta berada di kemiringan lereng <15%, zona
tersebut mempunyai luasan 7,55 Ha.

26
RAPAT INTEGRASI
04
PENATAAN ASET DAN PENATAAN AKSES

Rapat Integrasi Penataan Aset dan Penataan Rapat diawali dengan pembukaan dan sambutan
Akses GTRA Provinsi Jawa Barat Tahun 2022 oleh Kepala Kantor WIlayah Badan Pertanahan
dilaksanakan 2 (dua) kali. Pertama pada tanggal Nasional Provinsi Jawa Barat. Kemudian
24 Oktober 2022 di Trans Luxury Hotel Bandung. dilanjutkan dengan pemaparan oleh 3 (tiga)
Kedua pada tanggal 29 November 2022 di Trans Narasumber antara lain Badan Perencanaan
Luxury Hotel Bandung. Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Barat, Dinas
Rapat Integrasi I Penataan Aset dan Penataan Perumahan dan Permukiman Provinsi Jawa Barat
Akses GTRA Provinsi Jawa Barat Tahun 2022 dan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2022 di Provinsi Jawa Barat dimana dimoderatori oleh
Trans Luxury Hotel Bandung. Rapat Integrasi ini Koordinator Substansi Kelompok Pemberdayaan
dilaksanakan secara tatap muka dan dihadiri Tanah Masyarakat Kantor WIlayah Badan
oleh anggota GTRA Provinsi Jawa Barat 2022 Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat, R.
dan anggota pelaksana harian GTRA Provinsi Bambang Triantoro, S.T., M.T. Penyepakatan
Jawa Barat 2022. Kegiatan ini membahas tindak program untuk kegiatan Integrasi berfokus pada
lanjut dari pelaksanaan GTRA Week khususnya pada 4 (empat) lokasi GTRA Provinsi Jawa Barat
terkait Deklarasi GTRA Provinsi Jawa Barat Tahun 2022 yang berada di Kabupaten Cianjur,
Tahun 2022 yang telah termuat pada Berita Kabupaten Subang, Kabupaten Sukabumi, dan
Acara dalam GTRA Week. Kabupaten Indramayu.

28
Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Provinsi Jawa Barat

Arahan kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD)


bagaimana mewujudkan tanah tersebut dan pengembangan
infrastruktur di dalamnya. Kemudian dalam penanganan
usulan terkait membuat Basis Data Tora Reforma Agraria
(form usulan) dimana terdiri dari usulan rencana lokasi
(desa/kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota), status
hak/tanah, pemilik lahan, dan Potensi lokasi dan rencana
pengembangan. Selain itu jika akan membuka peluang bagi
off-taker, maka Reforma Agraria harus hadir pada program-
program serta mampu memanfaatkan pematangan basis data
secara maksimal.
H. R. Wawan Rudiawan, S.T, M. Si., M.M

Dinas Perumahan dan Permukiman


Provinsi Jawa Barat

Belum semua bidang pertanahan di Dinas Perumahan dan


Permukiman se-Jawa Barat mengetahui peran dalam Reforma
Agraria. Tindak lanjut kegiatan oleh Dinas Perumahan dan
Permukiman Provinsi Jawa Barat adalah isu strategis
Reforma Agraria dalam konteks unsur pertanahan Pemerintah
Daerah seperti:
1. Kelembagaan/SOTK pertanahan di Pemerintahan Daerah;
2. Pencantuman Program Reforma Agraria dalam RPJM; dan
3. Dukungan Kebijakan dan Anggaran Daerah.

Heni Hermawati, ST. Msc.

Dinas Tanaman Pangan dan


Hortikultura Provinsi Jawa Barat

Food Estate kebutuhan pangan tidak sebanding dengan


ketersediaan lahan pangan;
Food Estate sudah mengarah pada industri dunia;
Food Estate sebagai solusi dalam kebutuhan pangan;
Food Estate Garut yang sudah berjalan antara lain cabai,
benih kentang, kentang (baik konsumsi langsung maupun
konsumsi lanjutan), bawang dan aneka sayuran;
Kabupaten Sumedang bersama dengan Kabupaten
Kuningan, Indramayu, dan Majalengka merupakan
komoditi Mangga Gedong Gincu sehingga bisa dijadikan
sebagai rencana Food Estate Mangga Gedong Gincu; dan
Usulan Food Estate di Jawa Barat yang disepakati adalah
Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut. Ir. Sukma Pahlawan Tanra, M.M

29 19
Output dari Rapat Integrasi I Penataan Aset dan
Penataan Akses GTRA Provinsi Jawa Barat
Tahun 2022 adalah dibutuhkan peran Anggota
GTRA Provinsi Jawa Barat Tahun 2022 terhadap
arahan penataan aset dan penataan akses lokasi
di Kabupaten Cianjur, Kabupaten Subang,
Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Indramayu
berdasarkan kondisi arahan penataan aset
melalui koordinasi dengan Tenaga Pendukung
GTRA Provinsi Jawa Barat Tahun 2022. Kegiatan
koordinasi dan sinkronisasi ini berfokus pada
arahan program penataan akses apa saja yang
bisa dilaksanakan oleh Organisasi Perangkat
Daerah Provinsi Jawa Barat serta dilaksanakan
Sumber: Dokumentasi, 2022 pada 31 Oktober – 25 November 2022.

Sumber: Dokumentasi, 2022

30
Rapat Integrasi II Penataan Aset dan Penataan Kabupaten Subang sudah menghasilkan
Akses GTRA Provinsi Jawa Barat Tahun 2022 kesepakatan pelaksanaan Reforma Agraria
dilaksanakan pada tanggal 29 November 2022 dengan mempertimbangkan hasil analisis
di Trans Luxury Hotel Bandung. Rapat Integrasi monitoring dan evaluation. Implementasi untuk
ini dilaksanakan secara tatap muka dihadiri oleh Kabupaten Subang menggunakan Skema Aset
anggota GTRA Provinsi Jawa Barat 2022, dan Akses berjalan bersamaan.
anggota pelaksana harian GTRA Provinsi Jawa
Kabupaten Cianjur sudah menghasilkan
Barat 2022, Kantor Pertanahan Kabupaten
kesepakatan pelaksanaan Reforma Agraria
Cianjur, Subang, Sukabumi, dan Indramayu.
dengan mempertimbangkan hasil analisis
Rapat diawali dengan pembukaan oleh plt. Kepala monitoring dan evaluation. Implementasi untuk
Bidang Penataan dan Pemberdayaan Kantor Kabupaten Cianjur menggunakan Skema Akses
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa mengikuti Aset.
Barat kemudian sambutan oleh Kepala Kantor Kabupaten Sukabumi telah menghasilkan
Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa kesepakatan pelaksanaan Reforma Agraria
Barat yang diwakili oleh Kepala Bagian Tata Usaha dengan mempertimbangan hasil pendataan TORA
Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional yang terdiri atas komoditas, arahan penataan aset,
Provinsi Jawa Barat. Selanjutnya pemaparan hasil rencana zonasi, arahan program penataan aset,
koordinasi dan sinkronisasi penataan aset dan program pemberdayaan oleh
penataan akses oleh plt. Kepala Bidang Penataan Kementerian/Lembaga sebelumnya, usulan
dan Pemberdayaan Kantor Wilayah Badan stakeholder (Penggarap, Kelompok dan Pamong
Pertanahan Nasional Provinsi Jawa Barat dan Desa) dan Arahan Program Pengembangan Akses.
Tenaga Pendukung GTRA Provinsi Jawa Barat Implementasi untuk Kabupaten Sukabumi
Tahun 2022. Kegiatan ini menghasilkan Berita menggunakan Skema Aset dan Akses berjalan
Acara Kesepakatan Integrasi Penataan Aset dan bersamaan.
Penataan Akses GTRA Provinsi Jawa Barat Tahun
Kabupaten Indramayu telah menghasilkan
2022
kesepakatan pelaksanaan Reforma Agraria
dengan mempertimbangkan arahan program
penataan aset, program pemberdayaan oleh
Kementerian/Lembaga sebelumnya, Usulan
stakeholder (Penggarap, Kelompok dan Pamong
Desa) dan Arahan Program Pengembangan Akses
yang rencana program akan dilaksanakan pada
tahun 2023 – 2027. Implementasi untuk
Kabupaten Indramayu menggunakan Skema
Akses mengikuti Aset.

31
RAPAT
05
KOORDINASI AKHIR
Rapat Koordinasi Akhir GTRA Provinsi Jawa
Barat ini terdiri dari dua kegiatan utama.
Pertama, pelaporan kegiatan GTRA Provinsi
Jawa Barat selama 5 (lima) tahun kegiatan
sejak tahun 2018 yang diawali dengan kegiatan
pendataan HGU Habis se-Provinsi Jawa Barat.
Tahun 2019 pendataan potensi TORA berupa
HGU Habis serta penataan aset dan akses di
Kabupaten Ciamis, Cianjur, Garut,
Pangandaran, Tasikmalaya, dan Sukabumi. Foto: Dok, 2022

Tahun 2020 pendataan potensi TORA berupa


HGU Habis dan Tanah Timbul serta penataan Kegiatan kedua yaitu pemaparan inisiasi roadmap
aset dan akases di Kabupaten Bandung, Bogor, penyelenggaraan GTRA Provinsi Jawa Barat tahun
Cirebon, Indramayu, Karawang, Subang, dan 2023-2027. Pada tahun 2023 dan 2024 fokus kegiatan
Sumedang. Tahun 2021 pendatataan TORA pada penguatan (strengthening) dengan pokok
serta penataan aset dan akses di Kabupaten kegiatan yaitu pelaksanaan rencana aksi Roadmap
Garut berupa tanah eks-pengangonan, GTRA Provinsi Jawa Barat 1.0 (2018-2022),
Kabupeten Bogor berupa Tanah Negara Bebas, inventarisasi dan identifikasi data Hak Guna
dan Kabupaten Cianjur berupa Tanah Cadangan Bangunan (HGB) Provinsi Jawa Barat. Tahun 2025
Umum Negara yang selanjutnya dijadikan fokus pelaksanaan GTRA pada lokasi prioritas HGB I
sebagai pilot project pelaksanaan kegiatan (Jawa Barat bagian Barat). Tahun 2026 fokus
Reforma Agraria di Provinsi Jawa Barat. Tahun pelaksanaan GTRA pada lokasi prioritas HGB II (Jawa
2022 terdapat 4 fokus lokasi, yaitu Kabupaten Barat bagian Timur). Pada tahun 2027 fokus
Cianjur dan Subang sebagai lokasi Monitoring pelaksanaan GTRA pada kegiatan monitoring dan
dan Evaluasi GTRA Provinsi Jawa Barat, evaluasi pelaksanaan Roadmap GTRA Provinsi Jawa
Kabupaten Sukabumi sebagai lokasi pendataan Barat 2.0 (2023-2027) dan penyusunan Roadmap
potensi TORA pada indikator Normative and GTRA Provinsi Jawa Barat 3.0 (2028-2032).
Acceleration, serta Kabupaten Indramayu Harapannya Roadmap 2.0 yang telah disusun ini dapat
sebagai lokasi potensi pengembangan akses menjadi acuan dasar dalam pelaksanaan Reforma
pada indikator Network dan Gainful. Agraria Provinsi Jawa Barat tahun 2023-2027.

32
https://bit.ly/LaporanAkhirGTRAJabar2022

Kantor Wilayah BPN Provinsi Jawa Barat


Jl. Soekarno Hatta No. 586, Sekejati, Kec. Buahbatu,
Kota Bandung, Jawa Barat, 40286
Telepon (022) 7562057
Email: jabar@atrbpn.go.id

Anda mungkin juga menyukai