DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK VII
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah sudah optimal penerapan pre dan post conference di ruang rawat inap
cemara ?
2. Apakah sudah optimal penggunaan nomor pada tempat tidur pasien di ruang
rawat inap cemara ?
3. Apakah sudah optimal penerapan ronde keperawatan di ruang rawat inap
cemara ?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan dan
kepemimpinan dalam keperawatan diharapkan mampu melakukan dasar
pengelolaan unit pelayanan kerawatan sesuai dengan konsep dan langkah-
langkah manajemen kepemimpinan dalam keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan diharapkan mampu :
a. Menggunakan keterampilan interpersonal yang efektif dalam kerja tim
b. Mengaplikasikan fungsi kepemimpinan dan manajemen keperawatan
c. Mengoganisasikan manajemen ruangan keperawatan secara berkelompok
d. Mencegah dan menyelesaikan konflik didalam tim
e. Memberikan pengarahan organisasional
f. Melakukan fungsi kontrol dan evaluasi program
A. KONSEP KEPEMIMPINAN
1. Definisi
Kepemimpinan adalah serangkaian kegiatan untuk mempengaruhi
anggota kelompok bergerak menuju pencapaian tujuan yang ditentukan
(Baily, Lancoster & Lancoster, 1989).Kepemimpinan adalah sebuah
hubungan dimana satu pihak memiliki kemampuan yang lebih besar untuk
mempengaruhi perilaku pihak lain yang didasarkan pada perbedaan
kekuasaan antara pihak-pihak tersebut (Gillies, 1996).
Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk
memahami dan setuju dengan apa yang harus mereka kerjakan dan
bagaimana mengerjakan tugas tesebut secara efektif, serta proses untuk
memfasilitasi upaya individu dan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
(Yulk dalam Sunyoto, 2011)
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
proses dimana seorang pemimpin mempengaruhi bawahannya untuk
mencapai suatu tujuan dan untuk mencapai tujuan tersebut, pemimpin
menggunakan berbagai cara agar bawahan bersedia melakukan sesuatu
dengan baik dan benar.
Sedangkan, kepemimpinan dalam keperawatan adalah penggunaan
keterampilan seorang pemimpin (perawat) dalam mempengaruhi perawat-
perawat lain dibawah pengawasannya untuk melaksanakan tugas dan
tanggung jawab dalam memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan
sehingga tujuan keperawatan tercapai.
2. Fungsi Kepemimpinan
1. Memandu, menuntun, membimbing, memotivasi anggota organisasi atau
institusi.
2. Menjalin komunikasi yang baik dengan pihak internal dan eksternal.
4. Gaya Kepemimpinan
a. Gaya kepemimpinan otoriter diruang rawat berguna dalam menolong klien
gawat darurat dimana diperlukan tindakan yang cepat dan tepat.
Disamping itu juga bermanfaat bila pemimpin adalah satu-satunya orang
yang mempunyai informasi dan keterampilan penting dan juga apabila
bawahan tidak percaya diri dalam menyelesaikan suatu tugas.
b. Gaya kepemimpinan demokratis digunakan dalam membimbing perawat
dalam mejalankan tugasnya dalam membuat melakukan asuhan
keperawatan. Kepala ruang memotivasi, mengarahkan , dan memberikan
bimbingan kepada perawat pelaksana dan memberikan penghargaan atas
kemampuan para perawat yang menjadi tanggung jawabnya.
c. Gaya kepemimpinan kebebasan dikeperawatan akan efektif jika bawahan
mempunyai kemampuan dan tanggung jawab yang tinggi. Gaya
kepemimpinan ini akan menimbulkan keresahan bila bawahan kurang
mempunyai kemampuan dan kurang tanggung jawab karena mereka tidak
dapat menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
C. KONSEP MPKP
1. Pengertian MPKP
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan (Ratna Sitorus, 2006).
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem
(struktur, proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat
profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan
tempat asuhan tersebut diberikan.Aspek struktur ditetapkan jumlah tenaga
keperawatan berdasarkan jumlah klien sesuai dengan derajat ketergantungan
klien.Penetapan jumlah perawat sesuai kebutuhan klien menjadi hal penting,
karena bila jumlah perawat tidak sesuai dengan jumlah tenaga yang
5. Pendelegasian
a. Pengertian
Pendelegasian adalah melakukan pekerjaan melalui orang lain. Dalam
organisasi pendelegasian dilakukan agar aktivitas organisasi tetap berjalan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendelegasian dilaksanakan
melalui proses :
1) Buat rencana tugas yang perlu dituntaskan
2) Identifikasi ketrampilan dan tingkat pendidikan yang diperlukan
untuk melaksanakan tugas
3) Pilih orang yang mampu melaksanakan tugas yang didelegasikan
4) Komunikasikan dengan jelas apa yang akan dikerjakan dan apa
tujuannya
5) Buat batasan waktu dan monitor penyelesaian tugas. Jika bawahan
tidak mampu melaksanakan tugas karena menghadapi masalah
tertentu, manajer harus bisa menjadi model peran dan menjadi nara
sumber untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
6) Evaluasi kinerja setelah tugas selesai
7) Pendelegasian terdiri dari tugas dan kewenangan
7. Komunikasi efektif
1) Pengertian
Berkomunikasi merupakan salah satu fungsi pokok manajemen
khususnya pengarahan.Setiap orang berkomunikasi dalam suatu
organisasi.Komunikasi yang kurang baik dapat mengganggu
Laporan Kelompok VII
Stase Manajemen Keperawatan
kelancaran organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. Komunikasi
adalah proses tukar menukar pikiran, perasaan, pendapat dan saran
yang terjadi antara 2 orang atau lebih yang bekerjasama.
2) Penerapan Komunikasi di MPKP
Beberapa bentuk komunikasi di ruang MPKP
- Operan yaitu komunikasi dan serah terima antara shift pagi, sore
dan malam. Operan dari dinas malam ke dinas pagi dan dari dinas
pagi ke dinas sore dipimpin oleh kepala ruangan, sedangkan
operan dari dinas sore ke dinas malam dipimpin oleh penanggung
jawab shift sore.
- Pre Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana
setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada hari tersebut
yang dipimpin oleh katim atau PJ tim. Jika yang dinas pada tim
tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi
pre conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan
tambahan rencana dari katim atau PJ.
- Post Conference yaitu komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada
shift berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawat
dan hal penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference
dipimpin oleh katim atau PJ tim.
3) Evaluasi Pelaksanaan Aktivitas Komunikasi di MPKP
Aktivitas komunikasi di MPKP dievaluasi oleh seluruh staf perawat
MPKP.Evaluasi dilakukan sekali tiap bulan dengan menggunakan
instrumen/kuisioner.
8. Komponen – KomponenMPKP
Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan
professional, yaitu sebagai berikut :
- Ketenagaan Keperawatan
Kepala Ruangan
(Eka Darma Yasa,S.Kep.,Ns)
NIP. 19940415 201908 1 001
NURSE
STATION
Keterangan :
: Pintu ke ruangan
: Nurse Station
1. Unsur Input
a. Pasien
1) Kajian Teori
Pasien menurut Pasal 1 Undang – undang No. 29 tahun 2004 menjelaskan
pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun
tidak langsung.
2) Kajian Data
a) Jumlah pasien 3 bulan terakhir diruang Cemara (Bulan September – November
2021)
(1) Bulan September total 68 Orang
(2) Bulan Oktober total 101 Orang
(3) Bulan November total 134 Orang
b) Penyakit terbanyak 3 bulan terakhir (Bulan September – November 2021)
Tabel 2.2
10 Penyakit terbanyak bulan September– November 2021
Jenis September - November
No
Penyakit Laki-laki Perempuan Total
1 Pnemonia 27 15 42
2 Dyspepsia 14 23 37
3 Neoplasma Jinak Lainnya 17 15 32
4 Penyakit Usus 9 20 29
5 Diabetes Melitus 11 17 28
Gangguan Endokrin,
6 10 15 25
Nutrisi dan Metabolik
7 Penyakit Sistem Kemih 5 14 19
8 Demam Berdarah Dengue 8 8 16
9 Hipertensi Ensesial 8 7 15
10 Hipertensi 8 7 15
Total 117 141 258
Sumber: Rekam Medik RSUD Torabelo Sigi Periode September– November 2021
Tabel 2.4
Profil Asal Daerah Pasien Ruang Cemara Bulan Oktober 2021
No Daerah Asal Jumlah
1 Sigi 101
2 Kota Palu 0
3 Donggala 0
Total 101
Sumber: Buku Register Ruang Cemara Periode Oktober 2021
Tabel 2.5
Profil Asal Daerah Pasien Ruang Cemara Bulan November 2021
No Daerah Asal Jumlah
1 Sigi 141
2 Kota Palu 2
3 Donggala 0
Total 143
Sumber: Buku Register Cemara November 2021
3) Analisa Data
a) Penyakit terbanyak di bulan September – November adalah Pneumonia
b) Asal daerah pasien dari bulan September sampai dengan bulan November
terbanyak adalah asal dari Kabupaten Sigi.
b. Ketenagaan
1. Kuantitas (Penetapan jumlah tenaga keperawatan di ruangan)
a) Kajian Teori
3) Perawatan Total
Kriteria pasien pada klasifikasi ini adalah tidak dapat melakukan sendiri kebutuhan
sehari – harinya, semua kebutuhan dibantu oleh perawat, penampilan pasien sakit berat,
pasien memerlukan observasi tanda – tanda vital setiap 2 jam, menggunakan selang,
NGT, menggunakan terapi intervena, pemakaian alat penghisap (suction) dan kadang
pasien dalam kondisi gelisah / disorientasi. Perawatan total memerlukan waktu 5-6
jam/24 jam. Berdasarkan tingkat ketergantungan di atas, maka perlu dilakukan.
Total 0 0
Jumlah Pasien 20 4
Total 0 0
Jumlah Pasien 20 3
Total 0 0
Jumlah Pasien 20 3
a) Kajian Teori
Kualitas adalah keseluruhan karakteristik produk dan jasa yang meliputi
marketing, engineering, manufakture, dan maintanance. Dimana produk dan
jasa tersebut dalam pemakaiannya akan sesuai dengan kebuthan dan harapan
pelanggan (Feigenbaum).
b) Kajian Data
Tabel 2.8
Daftar Perawat Ruang Cemara
Masa Pendidikan
No. Nama Perawat Pelatihan
Tabel Kerja Terahir
2.9 BTCLS,ENIL,Pel
atihan Dasar CI,
Pelatihan dasar
1 Eka Darma Yasa,S.Kep.,Ns <5 Tahun Ners
anajemen Rumah
Sakit, Pelatihan
MPKP
2 Etrika, S.Kep.,Ns <5 Tahun Ners BTCLS, ACS
3 Kasmiati, A.Md.Kep D3 Kep
<5 Tahun D3 Kep
4 Ilgawati, A.Md.Kep BTCLS, CWCCA
Ana Safriana,A.Md.Kep <5 Tahun D3 Kep
5 -
c) Analisi Data
Beradasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan perawat
di ruang Cemara bervariasi dengan jenjang pendidikan tertinggi adalah D3
Keperawatan sebanyak 80%, dan S1 Keperawatan sebanyak 0% , dan Ners
Keperawatan sebanyak 20 %.
Tabel 2.10
Distribusi Frekuensi Tenaga Keperawatan Berdasarkan
Lama Masa Kerja
Beradasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa lama masa kerja perawat di
ruang Cemara rata-rata masa kerja ≥ 5 tahun.
c. Sarana dan Prasarana
1) Kajian teori
Menurut Kemkes RI tahun 2010 tentang sarana dan prasarana di rumah sakit.
Sarana adalah segala sesuatu benda fisik yang dapat tervisualisasi mata maupun
teraba oleh panca indera dan dengan mudah dikenali oleh pasien (umumnya)
merupakan bagian dari suatu gedung ataupun bangunan itupun sendiri. Prasarana
Tabel 2.12
Inventaris alat medis dan keperawatan di Ruang Cemara
RSUD Torabelo Sigi
No Nama Alat Data Kondisi Ket
1. Kursi Roda 5 Baik
2. Tiang Infus 35 Baik
Tensimeter
3. 3 Baik
aneroid/digital
4. Trolly Emergency 3 Baik
5. Suction 0 Tidak ada
7. Lemari pasien 38 Baik
8. Stetoscope 3 Baik
9. Regulator 9 Baik
10. Syring pump 3 1 Baik 2 Rusak
11. Timbangan BB 2 Rusak
12 Ambubag 1 Baik
13. Regulator O2 9 Baik
14. Tabung O2 10 Baik
15. Nebulizer 2 Baik
16. Termometer 1 Baik
17. Set alat GV 1 Baik
18. Sampiran 1 Baik
Sumber: standar fasilitas dan peralatan alat medis di ruangan cemara 2022 dan hasil
observasi
Tabel 2.13
Inventaris alat non medis dan keperawatan di Ruang Cemara
RSUD Torabelo Sigi
Tabel 2.14
Perlengkapan Atribut di Ruang Cemara RSUD Torabelo
3) Analisa Data
Dari data alat-alat iventaris ruang Cemara dapat dilihat bahwa alat-alat
inventaris Ruang Cemara dari data yang didapat sebagian besar dalam kondisi baik,
dan masih ada beberapa alat dan perlengkapan yang belum ada dan ada beberapa
alat dalam keadaan rusak. Seperti nomor pada bad pasien dan penanda untuk pasien
yang memiliki resiko jatuh yang tinggi.
d. Metode (Standar Asuhan Keperawatan, Prosedur Tetap)
1) Kajian teori
Menurut Buku Tim Pokja SDKI (2017), SLKI (2019) dan SIKI (2018). SAK
merupakan pemberian askep yang logis, simetris, dinamis dan teratur. Langkah-
langkah proses keperawatan dilakukan secara berurutan meliputi:
a) Pengkajian
Adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
keseluruhan. Askep memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan secara
terus-menerus guna menentukan kebutuhan dan masalah kesehatan atau
keperawatan yang dialami pasien.
Tahap pengkajian data terdiri dari 3 kegiatan yaitu:
(1) Pengumpulan data keperawatan
(2) Pengelompokan data atau analisa data
(3) Perumusan diagnosa
b) Diagnosa
d) Tindakan
(4) Pengkajian
3)
Berdasarkan kajian data yang diperoleh dari hasil observasi di ruang Cemara
selama 5 hari, kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
a) Pengkajian
Pengkajian keperawatan pada pasien di Ruangan Cemara sudah mulai
dilakukan secara sistematis, akurat, singkat, dan berkesinambungan dan ada
beberapa pendokumentasian status pasien belum diisi dengan lengkap.
b) Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dinilai relevan dengan kondisi yang ditemukan
pada pasien dan penulisan asuhan keperawatan belum sesuai standar asuhan
keperawatan yang berlaku di RSUD Torabelo.
c) Perencanaan
3. Unsur Output
a. Efisiensi Ruang Rawat
1) Kajian Teori
Efisiensi pelayanan meliputi 4 (empat) indikator mutu pelayanan kesehatan rumah
sakit, yang meliputi:
a) BOR (Bed Occupancy Rate), menunjukkan seberapa jauh pemakaian tempat
tidur yang tersedia di rumah sakit dalam jangka waktu tertentu.
Standar nasional untuk RSU dalam satu tahun adalah 75 – 85%.
Perhitungan BOR:
d) BTO (Bed Turn Over), menunjukkan frekuensi pemakaian tempat tidur rumah
sakit satu satuan waktu tertentu. BTO menggambarkan tentang tingkat
pemakaian tempat tidur. Standar 40 – 45 kali untuk RSU dalam satu tahun,
sedangkan yang baik lebih dari 40 kali (Djojobroto, 1997).
Tabel 2.20
Indikator Efisiensi Ruangan
No. Indikator Standar
1. BOR 75-85 %
2. LOS 7-10 Hari
3. TOI 1-3 Hari
4. BTO 40-45 Kali
Sumber: Djojobroto, 1997
2) Kajian Data
Pengumpulan data untuk efisiensi ruang rawat inap khususnya Ruangan
Cemara dilakukan dengan studi dokumentasi dengan menggunakan data rekam
medik. Berdasarkan data ruang cemara Rumah Sakit Umum Daerah Torabelo Sigi
tahun 2022, data yang diperoleh untuk Ruangan Cemara adalah sebagai berikut :
Jumlah tempat tidur : 35 tempat tidur
Jumlah hari perawatan (September - November): September : 300 hari
Oktober : 496 hari
Bulan September
jumlah hari perawatan
BOR= x 100%
jumlahtempat tidur x jumlah hari/ periode
300
= x 100 %
35 x 30
300
= x 100 %
1050
= 28,57% = 28%
Bulan Oktober
jumlah hari perawatan
BOR = x 100%
jumlah tempat tidur x jumlah hari/ periode
496
= x 100 %
35 x 31
496
= x 100 %
1050
= 47,23 % = 47%
Bulan November
jumlah hari perawatan
BOR = x 100%
jumlah tempat tidur x jumlah hari/ periode
600
= x 100 %
35 x 30
600
= x 100 %
1050
= 57%
September
jumlah hari perawatan
LOS =
jumlah pasien keluar atau mati
300
=
68
= 4,4 Hari = 4 Hari
Oktober
jumlah hari perawatan
LOS =
jumlah pasien keluar atau mati
496
=
101
= 4,9 Hari = 5 Hari
November
jumlah hari perawatan
LOS =
jumlah psien keluar atau mati
600
=
134
= 4,4 Hari = 4 Hari
c)TOI
Bulan September
( ƩJumlah Tempat Tidur x Periode ) - Jumlah hari perawatan
TOI =
(Ʃ Jumlah pasien keluar )
( 35 x 30 )−300
=
68
Bulan Oktober
( 35 x 31 )−496
=
101
Bulan November
( ƩJumlah Tempat Tidur x Periode ) - Jumlah hari perawatan
TOI =
(Ʃ Jumlah pasien keluar )
( 35 x 30 )−600
=
134
d)BTO
Bulan September
jumlah pasien keluar
BTO =
jumlah tempat tidur
68
=
35
= 1,9 = 2 Kali
Bulan Oktober
jumlah pasien keluar
BTO =
jumlah tempat tidur
101
=
35
= 2,8= 3 Kali
Bulan November
jumlah pasien keluar
BTO =
jumlah tempat tidur
=3,8= 4 Kali
Tabel 2.21
Efisiensi Ruangan Cemara
No Indikator
Bulan
. BOR LOS TOI BTO
1. September 28% 4 1 2
2. Oktober 47% 5 6 3
3. November 57% 4 3 4
Rata-rata 44% 4 3 3
7-10 1-3
Standar 75-85% 5-45 kali
hari hari
Sumber : Buku Laporan Ruangan Cemara September-November2021
3) Analisa Data
a) BOR
Dari hasil tabel efisiensi Ruangan Cemara di atas, nilai rata-rata BOR/3
bulan yaitu 44% artinya tidak memenuhi standar menurut Djojobroto 1997.
b) LOS
Dari hasil tabel efisiensi Ruangan Cemara di atas, nilai rata-rata LOS/3
bulan yaitu 4 hari artinya tidak memenuhi standar menurut Djojobroto 1997.
c) TOI
Dari hasil tabel efisiensi Ruangan Cemara di atas, nilai rata-rata TOI/3
bulan yaitu 3 hari artinya memenuhi standar menurut Djojobroto 1997.
d) BTO
A. RUMUSAN MASALAH
1. Input
a. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana di Ruang Cemara dari segi jumlah sudah memenuhi
standar yang telah ditentukan, hanya saja ada beberapa fasilitas yang belum
tersedia di ruangan seperti: Nomor bed yang ada pada tempat tidur pasien dan
papan penanda untuk pasien dengan Resiko jatuh.
b. Metode
Belum maksimalnya metode penugasan perawat primer (perawat
bertanggung jawab penuh terhadap askep pasien mulai dari masuk sampai keluar
RS).
2. Proses
a. Proses Asuhan Keperawatan
1) Sistem pendokumentasian masih dilakukan secara manual (belum ada
komputerisasi)
b. Pelaksanaan Ronde Keperawatan
Pelaksanaan Ronde Keperawatan di Ruangan Cemara belum dilakukan secara
maksimal.
c. Pelaksanaan Pre Conference
Pelaksanaan pre conference di Ruangan Cemara belum dilakukan secara
Laporan Kelompok VII
Stase Manajemen
Keperawatan
maksimal sejak pandemi Covid-19. Ada beberapa kegiatan pre conference yang
belum dilakukan secara maksimal seperti: ketua tim jarang menentukan
diagnosa keperawatan yang akan dikerjakan, ketua tim kadang merencanakan
tindakan untuk mengatasi diagnosa keperawatan, ketua tim kadang menulis
waktu dan perawat yang akan melakukan tindakan, dan jarang setiap tim
menyepakati waktu konferensi akhir.
B. PRIORITAS MASALAH
Prioritas masalah dilakukan dengan tehnik CARL dengan
memperhatikan aspek – aspek sebagai berikut :
- Capability (C) yaitu ketersediaan sumber daya (dana, sarana, dan peralatan)
- Accessebility(A) yaitu kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak.
ENVIRONMENT/
LINGKUNGANKERJA METHODS/ METODE
Belum
optimalnya
Manajemen
patient safety
(Resiko jatuh)
PEMBERIAN INFORMASI
TIDAK /KURANG JELAS AKIBAT
KAMAR MANDI TIDAK
BEBAN PEKERJAAN TINGGI
DILENGKAPI REL PENGAMAN
BELUM SEMUA PETUGAS
DAPAT
MENGIDENTIFIKASI
RESIKO JATUH
BED SIDE RAIL TIDAK
BELUM MAKSIMALNYA
TERPASANG KARENA
ORIENTASI RUANG RAWAT INAP
KURANGNYA PEMELIHARAAN
PADA PASIEN/KELUARGA OLEH
PETUGAS
2. Belum optimalnya Diseminasi terkait Minggu Pembuatan nomor bed Moh. Djunaidi Kallo,
penggunaan nomor pada tentang papan II Penempatan nomor bed di tempat yang lebih S.Kep
tempat tidur pasien penanda penomoran stategis agar dapat mempermudah perawat
bed dalam mengenali pasien
3. Belum optimalnya Redemonstrasi Minggu Melakukan rollplay Nur Annisa F.Adam,
pelaksanaan prepost pelaksanaan prepost II Melakukan pendokumentasian pada saat S.Kep
conference di ruangan conference rollplay
rajawali bawah
E. RENCANA KEGIATAN
Indikator
No Masalah Data Tujuan Kegiatan Waktu HASIL
Keberhasilan
1 Belum 1. Tidak adanya Kepala 1. Mahasiswa Profesi Ners Tersedianya Minggu Didapatkan hasil :
optimalnya papan penanda Ruangan, menyediakan papan papan penanda II-III perawat diruangan
pelaksanaan resiko jatuh Mahasiswa dan penanda resiko jatuh resiko jatuh dan rajawali bawah telah
Patient Safety 2. tidak Perawat di 2. Mahasiswa profesi ners optimalnya mampu memahami
(Resiko tersedianya ruangan Ruangan melakukan penilain pre manajemen tentang manajemen
Jatuh) di khusus untuk Rajawali bawah test dan post test patient safety patient safety (resiko
ruang rawat melakukan Bekerjasama 3. Mahasiswa profesi ners (resiko jatuh) di jatuh) didapatkan dari
inap rajawali tindakan dalam melakukan penyuluhan ruangan hasil pre test yang
bawah. 3. belumoptima Pengadaan tentang manajemen penyakit dalam dilakukan sebelum
lnya manajemen papan penanda patient safety (resiko Rajawali bawah penyuluhan dan post
patien safety di resiko jatuh. jatuh) test yang dilakukan
ruangan rajawali setelah penyuluhan
bawah dengan hasil rata-rata
dari 10 item soal 90%
terjawab dengan
benar. Maka kami
menyimpulkan
perawat di ruangan
rajawali bawah sudah
memahami tentang
manajemen patient
safety.
2 Belum 1.Kepala 1. Mahasiswa Profesi Ners Tersedianya Minggu Didapatkan hasil :
optimalnya Tid
Ruangan, menyediakan tanda untuk nomor bed yang Ke II Setelah dilakukan
penggunaan akMahasiswa dan bad pasien lengkap di penomoran bed
nomor bed ada
Perawat di 2. Mengusulkan penyediaan Ruangan perawat mengatakan
pada tempat nya
Ruangan ruangan khusus penyakit dalam lebih mudah dalam
tidur pasien pap
Rajawali bawah untuk melakukan Rajawali bawah melaksanakan
anBekerjasama tindakan. tindakan keperawatan
pen
dalam 3. Pembaruan struktur karena tertolong
and
Pengadaan pegawai ruangan dengan nomor bed
a nomor bed yang terpasang
pad
pasien. ditempat yang lebih
a mudah dijangkau.
bad
pas
ien.
2.
kes
ulit
an
per
aw
at
dal
am
me
nge
nali
pas
ien
kar
na
no
mo
r
bed
yan
g
tida
k
lagi
len
gka
p
3. Belum 1. Belum Penerapan hand 1. Mengoptimalkan Penerapan hand Minggu Didapatkan hasil :
optimalnya maksimal over bisa pelaksanaan handover over di Ruangan Ke II- Setelah mahasiswa
pelaksanaan dilakukannya diterapkan Secara rutin Rajawali bawah III profesi ners
prepost hand over dengan 2. Kepala ruangan dan terlaksana melakukan
conference di diruangan maksimal katim mengoptimalkan dengan optimal Redemonstrasi prepost
ruangan rajawali bawah. kembali tugas perawat conference dengan
rajawali 2. Pemberlakuan pelaksana melakukan Rollplay
bawah pembatatasan 3. Membuat form selama 2 minggu
kerumunan di perumusan diagnose diruangan Rajawali
saat kasus keperawatan berdasarkan Bawah. Karu, Katim,
pandemi covid- SDKI dan PP sudah lebih
19 di RSAP maksimal dalam
meningkat penerapan prepost
confrence dan tetap
mematuhi protokol
kesehat covid-19
dengan lebih menjaga
jarak.
PLANNING OF ACTION (POA)
STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN
KELOMPOK X PROFESI NERS STIKES WIDYA NUSANTARA PALU
RUANGAN RAJAWALI BAWAH
RSU ANUTAPURA PALU
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
No Kegiatan
2 Pengumpulan data
3 Analisa data
5 Roleplay
6 Implementasi kegiatan
7 Evaluasi
B. SARAN
Dari hasil evaluasi dan pembahasan yang telah dilaksanakan, maka kami memiliki
beberapa saran antara lain :
a. Pemeliharaan sarana dan prasarana yang ada di ruangan rawat inap Rajawali
Bawah Rumah Sakit Anutapura Palu.
b. Pengoptimalan pelaksanaan MPKP dengan tetap menerapkan protokol
kesehatan mengingat kondisi saat ini masih pandemi covid-19.
DAFTAR PUSTAKA
Tappen GR (2001) Nursing Leadership and Management Consep and Practice , 4 th ed,
FA Davis, Philadelphia
Marquis. B.L & Huston, C.J (2000). Management Decision Making for Nurses. 124 case
Studies. 3rd Ed. J.B. Lippincott. Philadelphia.
Yukl, Gary A. 1998. Leader Ship in Organzations.Jakarta : Prenhallindo
Gillis, D.A., (2006). Nursing Management.2nd Ed. W.B. Saunders. New York