Anda di halaman 1dari 64

LAPORAN DOKUMENTASI

DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS


DAN KEPERAWATAN KELUARGA

DI SUSUN OLEH :
NI PUTU SUARNADI, S.Kep.
NIM. 2019032058

PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021

vii
LAPORAN DOKUMENTASI DEPARTEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DI HUNTAP BALAROA KELURAHAN BALAROA
KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU
PROVINSI SULAWESI TENGAH
11 JANUARI s.d 12 FEBRUARI 2021

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK IV

1. FATMA DJAKATARA, S.Kep ( 2019032028 )


2. IRA ASTUTI, S.Kep ( 2019032040 )
3. JALALUDDIN SHAKTI, S.Kep ( 2019032044 )
4. MERRY KRISTIN SASEA, S.Kep ( 2019032050 )
5. MUHLIS R. MIU, S.Kep ( 2019032054 )
6. NI PUTU SUARNADI, S.Kep ( 2019032058 )
7. PAULA, S.Kep ( 2019032071 )
8. RAHAYU NINGSIH, S.Kep ( 2019032074 )
9. WARDAYUNI SUKARTO, S.Kep ( 2019032102 )

PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021

vii
ii
LEMBAR PENGESAHAN

Dipersiapkan dan disetujui oleh tim penyusun Program Studi Ners Profesi Ners
STIKes Widya Nusantara Palu

STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS


DAN KEPERAWATAN KELUARGA

Mengetahui :

Koordinator Profesi Ners Pembimbing Akademik

Ns. Juwita Meldasari Tebisi.,M.Kes. Ns. Saka Adhijaya Pendit, S.Kep.,M.Kep.


NIK. 20120901026 NIK. 20190901102

Ketua Program Studi Ners

Ns. Afrina Januarista, S.Kep.,M.Sc


Nik. 20130901030

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat dan
Karunia yang senantiasa menyertai kita sekalian sehingga seluruh rangkaian kegiatan
Praktek Departemen Keperawatan Komunitas Mahasiswa Program Studi Ners
Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu dapat
dilaksanakan dengan baik.
Sebagai bentuk nyata dari seluruh rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan
maka, disusunlah semua rangkaian kegiatan tersebut dalam bentuk laporan yang
didalamnya memuat semua kegiatan dan hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan
kegiatan selama 5 minggu dari tanggal 11 Januari s.d 12 Februari 2021.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
kekurangan, sehingga sebelumnya kami mohon maaf dan membuka diri atas kritik
dan sarannya.

Mengetahui,

KELOMPOK IV

vii
iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan Pelaksanaan Praktek Departemen Keperawatan Komunitas 2
C. Metode Pelaksanaan Praktek Departemen Keperawatan Komunitas 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Pelayanan Kesehatan Utama 6
B. Konsep Keperawatan Komunitas 7
C. Asuhan Keperawatan Komunitas 10

BAB III PEMBAHASAN HASIL PENGKAJIAN


A. Keadaan Geografi 14
B. Data Demografi 14
C. Hasil Tabulasi Data 14
D. Analisa Data 53
E. Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas Di Huntap Balaroa
Kelurahan Balaroa Kecamatan Palu Barat Kota Palu
Provinsi Sulawesi Tengah 56
F. Hasil Prioritas Masalah 57
G. Planning Of Action (POA) 58
H. Implementasi Dan Evaluasi 63

BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan 69
B. Saran 70

LAMPIRAN 71

vii
v
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Pembukaan UUD 1945 dicantumkan bahwa pembangunan yang
meliputi semua sektor dilaksanakan oleh pemerintah dan seluruh rakyat
Indonesia, bertujuan mencapai masyarakat yang adil dan makmur, pembangunan
tersebut meliputi kesehatan. Paradigma pembangunan kesehatan baru yaitu
paradigma sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan bangsa.
Paradigma tersebut merupakan model pembangunan kesehatan yang dalam
jangka panjang mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri dan
menjaga kesehatan mereka sendiri.
Pembangunan kesehatan dilaksanakan pada kepercayaan atas kemampuan
dan kekuatan sendiri serta bersendikan kepribadian bangsa. Kurikulum
Pendidikan Program Studi Ners Profesi Ners yang terdiri dari teori dan praktik
mewajibkan mahasiswa semester II melaksanakan praktik belajar lapangan
dengan tujuan mengaplikasikan langsung yang telah didapatkan di bangku kuliah
kepada kenyataan dengan mengambil bagian dalam pembangunan kesehatan
masyarakat sesuai dengan program pemerintah.
Secara umum program praktik belajar lapangan memiliki 3 unsur penting
yaitu :
1. Sebagai kegiatan pendidikan
Melalui praktik belajar lapangan, mahasiswa diharapkan dapat melihat
secara langsung faktor-faktor yang mempengaruhi tingkah laku komunitas
dan menilai bagaimana tingkah laku tersebut mempengaruhi keadaan sehat-
sakit.
2. Sebagai kegiatan penelitian
Melalui kegiatan praktik belajar lapangan, mahasiswa mampu
mengkaji, merumuskan masalah yang ada di tengah masyarakat, serta
menggali segala kemampuan yang ada di masyarakat.

vii
3. Sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat
Melalui kegiatan praktik belajar lapangan, mahasiswa dapat
mengamalkan ilmu pengetahuan untuk memecahkan permasalahan yang ada
di tengah masyarakat.

B. Tujuan Pelaksanaan Praktek Departemen Keperawatan Komunitas


1. Tujuan Umum
Dalam Program Studi Ners Profesi Ners departemen keperawatan
komunitas, diharapkan mahasiswa mampu menganalisa program kesehatan
komunitas dan menerapkan proses keperawatan dengan bekerja sama
dengan keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
Dalam Dalam Program Studi Ners Profesi Ners departemen
keperawatan komunitas diharapakan mahasiswa mampu :
a. Mengidentifikasi data yang diperlukan
b. Mengumpulkan data dengan menggunakan metode/strategi yang sesuai
c. Menganalisa data yang diperlukan
d. Menentukan masalah kesehatan dan masalah keperawatan
e. Menetapkan prioritas kebutuhan kesehatan dam masalah keperawatan
berdasarkan kriteria tertentu
f. Merencanakan asuhan keperawatan
g. Melaksanakan rencana keperawatan
h. Melakukan evaluasi keperawatan

C. Metode Pelaksanaan Praktek Departemen Keperawatan Komunitas


1. Jenis Data
Data Umum, meliputi :
Hunian tetap Balaroa terdiri dari 50 KK yang baru pindah dengan total
hunian ±120 unit rumah dan per unit di huni oleh 1 KK. Dalam Hal ini
kelompok mengambil hanya 10 KK yang menjadi keluarga komunitas
dikarenakan pembatasan dengan adanya Pandemi Covid-19 sehingga tidak
memungkinkan untuk mengambil wilayah komunitas yang begitu luas.

vii
Penduduk Huntap Balaroa mempunyai pekerjaan yang berbeda-beda.
Ada yang kepala keluarganya sebagai supir, buruh, wiraswasta, PNS dan
URT.
Dilihat dari segi kesehatan, Huntap Balaroa mempunyai fasilitas
kesehatan namun belum digunakan atau diaktifkan kembali sehingga segala
pelayanan kesehatan di Huntap Balaroa semua di fokuskan ke Puskesmas
Sangurara Kelurahan Pengawu.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.
a. Sumber data primer adalah hasil wawancara dan Kuisioner
yang diisi langsung oleh masyarakat di Huntap Balaroa.
b. Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari kantor
Kelurahan Balaroa.
3. Cara Pengumpulan Data
Cara yang digunakan dalam pengumpulan data adalah dengan
menggunakan jumlah populasi total.
a. Identitas responden
b. Jumlah anggota keluarga
4. Pengolahan Data
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk
memperoleh data-data ringkas dari suatu kelompok data mentah dengan
menggunakan rumus tertentu sehingga hasil presentase yaitu menggunakan
pengolahan data secara manual.
a. Meringkas data
sehingga mampu memberikan informasi berdasarkan kebutuhan.
b. Untuk mendapatkan
jawaban dari permasalahan yang diteliti.
5. Analisa Data
Dalam menganalisa data, ada beberapa cara yang digunakan antara
lain :
a. Identitas masalah

vii
Dalam mengidentifikasi masalah diperlukan kemampuan kognitif dalam
pengembangan daya pikir, kemampuan mengaitkan data-data yang
relevan untuk membuat kesimpulan dari kesenjangan adalah masalah
kesehatan dan keperawatan yang ditemukan.
b. Memilih prioritas masalah
Dalam memilih prioritas masalah, banyak cara yang digunakan. Cara
yang dianjurkan adalah menggunakan kriteria umum adalah :
1) Makin pentingnya masalah tersebut makin diprioritaskan
penyelesaiannya.
Ukuran pentingnya masalah banyak macam, diantaranya yang
terpenting adalah :
a) Besarnya masalah (prevalensi)
b) Akibat yang ditimbulkan oleh masalah
c) Kenaikan besarnya masalah
d) Derajat keinginan masyarakat yang tidak terpenuhi
e) Rasa prihatin terhadap masalah
2) Sumber daya yang tersisa
Makin tersedia sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi
masalah maka diprioritaskan masalah tersebut. Sumber daya yang
dimaksud adalah tenaga, dana, dan sarana serta kelayakan teknologi.
Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk
mengatasi teknologi adalah penguasaan ilmu dan teknologi yang
sesuai.
c. Menyusun alternatif pemecahan masalah
Kegiatan pertama untuk mengatasi masalah adalah alternatif pemecahan
masalah. Langkah-langkah alternatif pemecahan masalah adalah :
1) Menentukan penyebab masalah
Untuk dapat menentukan penyebab masalah, dilakukan curah
pendapat dengan membahas data yang telah dikumpulkan dengan
memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman yang dibantu oleh data
yang tersedia sehingga dapat disusun penyebab secara teoritis.
2) Memeriksa kebenaran penyebab masalah

vii
Karena daftar masalah yang disusun baru bersifat teoritis, maka
perlu dilakukan pemeriksaan tentang kebenaran penyebab masalah.
Untuk itu, perlu pengumpulan data tambahan dan uji statistik.
3) Mengubah penyebab masalah ke dalam bentuk kegiatan
Apabila daftar masalah telah disusun, dilanjutkan dalam bentuk
kegiatan penyeleaian masalah. Hasil dari pekerjaan ini adalah
diperolehnya alternatif pemecahan masalah.
d. Memilih penyelesaian
Untuk mengatasi masalah, pilihlah salah satu alternatif yang paling
menjanjikan. Pekerjaan ini disebut dengan memilih prioritas jalan
keluar. Cara melakukan prioritas jalan keluar banyak macam.
Cara yang dianjurkan adalah memakai kriteria :
1) Efektivitas jalan keluar
Terapkan aktivitas untuk setiap alternatif jalan keluar yakni
memberikan angka 1. Dinilai efektivitasnya paling tinggi untuk
efektivitas jalan keluar.
2) Efisien jalan keluar
Terapkan nilai efisien untuk alternatif jalan keluar yakni dengan
memberikan angka 1 (paling tidak efisien) sampai angka 5 (paling
efisien). Nilai efisien ini biasanya dikaitkan dengan biaya yang
diperlukan, makin tidak efisien jalan keluar yang digunakan dalam
pemecahan atau penyesuaian masalah.

vii
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pelayanan Kesehatan Utama


Pelayanan kesehatan utama adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat
diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat,
melalui partisipasi mereka sepenuhnya tentu dengan biaya yang dapat dijangkau
oleh masyarakat untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam
semangat hidup mandiri dan menentukan nasib pribadi (Nasrul Effendy, 1997).
Fungsi dari Pelayanan Kesehatan Utama (PKU) adalah pemeliharaan
kesehatan, pemecahan diagnosa penyakit dan pengobatan, pelayanan tindak
lanjut dan pemberian sertifikat. Adapun tanggung jawab perawat dalam Pealayan
Kesehatan Utama adalah :
1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan
implementasi pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.
2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.
3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan tehnik asuhan diri sendiri pada
masyarakat.
4. Memberikan bimbingan dan dukungan pada petugas pelayanan kesehatan
dan kepada masyarakat.
5. Koordinasi kegiatan kebijakan tentang kesehatan masyarakat.
Sasaran  PKU adalah individu, keluarga/kelompok dan masyarakat dengan
fokus upaya kesehatan primer, sekunder dan tersier. Jadi keluarga atau kelompok
masyarakat ditingkatkan untuk menciptakan derajat kesehatan yang optimal.
Strategi Pelayanan Kesehatan Utama adalah memotivasi masyarakat agar
dapat merawat dan mengatur diri sendiri dalam memelihara kesehatan. Agar
delapan unsur utama Pelayanan Kesehatan Utama yaitu peningkatan
pengetahuan untuk mengatasi dan mencegah masalah kesehatan, peningkatan
gizi masyarakat, kesehatan ibu dan anak termasuk KB, penyediaan air yang
mempunyai syarat kesehatan sanitasi yang baik, imunisasi, tindakan preventif

vii
dan kontrol terhadap penyakit endemik lokal, tindakan yang tepat terhadap
penyakit yang terjadi dan penggunaan obat tradisional dalam masyarakat.
Prinsip dalam pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Utama berorientasi pada
distribusi pelayanan kesehatan yang merata. Melibatkan masyarakat,
menggunakan teknologi tepat guna (menggunakan sarana atau fasilitas yang ada
di dalam masyarakat itu sendiri), berfokus pada pencegahan dan pendekatan
multi sektoral. Kegiatan dalam Pelayanan Kesehatan Utama meliputi :
penyuluhan kesehatan terhadap masalah kesehatan yang pokok, cara
penanggulangan dan pencegahan serta pengobatannya, imunisasi, kesehatan ibu
dan anak, KB, perbaikan gizi, pencegahan penyakit menular, pengadaan obat
esensial, sanitasi dan pengadaan air bersih.
Hubungan konsep Pelayanan Kesehatan Utama dan komunitas adalah
untuk melaksanakan  kesehatan  masyarakat, mengatur jenjang tingkat pelayanan
kesehatan menjadi tingkat rumah tangga (individu dan keluarga), tingkat
masyarakat (pimpinan atau  tokoh), tingkat rujukan pertama (Rumah Sakit tipe A
dan B), serta menyelenggarkan kerja sama lintas sektoral dan lintas program
yang melibatkan peran serta masyarakat. Peran serta masyarakat diperlukan
dalam hal kesehatan perorangan. Komunitas sebagai subjek sekaligus objek
dalam Pelayanan Kesehatan Utama diharapkan mampu mengenal, mengambil
keputusan dalam menjaga kesehatannya. Sebagai akhir tujuan Pelayanan
Kesehatan Utama diharapkan masyarakat mampu secara mandiri menjaga dan
melayani status kesehatan komunitas dimana dia tinggal.

B. Konsep Keperawatan Komunitas


Model keperawatan komunitas disusun mengacu pada model atau teori
keperawatan dan teori yang terkait dengan kesehatan masyarakat, diantaranya ;
menurut Chang (1982) perawatan komunitas adalah menyeluruh, mampu
berfungsi sebagai tim dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat,
mampu berkomunikasi dan memotivasi masyarakat untuk memecahkan masalah
kesehatan pada masyarakat tersebut.
Sedangkan Ruth B Freeman (1981) mendefinisikan perawatan komunitas
adalah kesatuan yang unik dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat

vii
yang ditujukan kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan
baik sendiri sebagai perorangan maupun secara kolektif sebagai keluarga,
kelompok khusus atau masyarakat, pelayanan ini tercakup dalam spektrum
pelayanan kesehatan untuk masyarakat.
Keperawatan komunitas sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan
utama yang ditujukan pada masyarakat, prakteknya memerlukan acuan atau
landasan teoritis untuk menyelesaikan penyimpangan dalam kebutuhan dasar
komunitas.Banyak konseptual model keperawatan dikembangkan oleh para ahli,
salah satunya adalah konsep model dari Betty Neuman (1972), yang menekankan
pada pendekatan sistem untuk mengatasi masalah kesehatan.
Model teori Neuman didasari oleh teori sistem dimana terdiri dari individu,
keluarga atau kelompok dan komunitas yang merupakan terget pelayanan
kesehatan.Kesehatan masyarakat ditentukan oleh hasil interaksi yang dinamis
antara komunitas dan lingkungan serta tenaga kesehatan untuk melakukan tiga
tingkatan pencegahan, yaitu pencegahan primer, sekunder dan tersier.
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, terjadi sebelum sakit atau
diaplikasikan ke populasi yang sehat pada umumnya.Pencegahan primer ini
mencakup kegiatan mengidentifikasikan faktor resiko terjadinya penyakit,
mengkaji kegiatan-kegiatn promosi kesehatan dan pendidikan dalam
komunitas.Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan pada umumnya
dan perlindungan khusus terhadap penyakit.
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah intervensi yang dilakukan pada saat
terjadinya perubahan derajat kesehatan masyrakat dan ditemukannya
masalah kesehatan.Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosa dini,
intervensi yang tepat, memperpendek waktu sakit dan tingkat keparahan
atau keseriusan penyakit.
3. Pencegahan Tersier
Fokus pada tingkat pencegahan ini adalah untuk mempertahankan
kesehatan setelah terjadi gangguan beberapa sistem tubuh. Rehabilitasi
sebagai tujuan pencegahan tersier tidak hanya untuk menghambat proses

vii
penyakitnya, tetapi juga mengendalikan individu kepada tingkat berfungsi
yang optimal dari ketidakmampuannya.
Model teori Neuman menggambarkan bahwa komunitas adalah sistem
terbuka yang mempunyai lima variabel yang saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya dalam komunitas yaitu biologis, psikologis,
sosiokultural, perkembangan dan spiritual.
Sumber energi infrastruktur dikelilingi oleh tiga lapisan sistem
pertahanan stressor yaitu garis resisten, garis pertahanan normal, garis
pertahanan fleksibel.Ketiga lapisan pertahanan tersebut bertujuan untuk
melindungi infra struktur atau sumber energi dari stressor yang dapat
mempengaruhi komunitas.
Sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas adalah semua orang
yang membentuk masyarakat (Anderson, 1988).Secara lebih rinci sasaran ini
terdiri dari tiga tingkat yaitu individu, keluarga dan komunitas.
a. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan dan keperawatan (ketidakmampuan
dalam merawat dirinya sendiri) karena sesuatu hal dan sebab, maka
akan mempengaruhi anggota keluarga lainnya baik secara fisik, mental
dan sosial. Dalam praktek keperawatan komunitas, perawat
memberikan asuhan keperawatan kepada individu yang mempunyai
masalah kesehatan tertentu (misal TBC, ibu hamil, dan lain-lain)
dengan sasaran dan pusat perhatian pada masalah dan pemecahan
masalah kesehatan individu.
b. Tingkat keluarga
Sasaran kegiatan adalah keluarga dimana anggota keluarga yang
bermasalah kesehatan yang dirawat sebagai bagian dari keluarga
dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga berikut:
1) Mengenal masalah kesehatan.
2) Mengambil keputusan untuk mengatasi masalah kesehatan.
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga.
4) Memodifikasi lingkungan yang sehat.

vii
5) Memanfaatkan sarana kesehatan yang tersedia untuk mengatasi
masalah kesehatan keluarga.
c. Tingkat komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga
dilihat dari sebagai satu kesatuan dalam komunitas.Asuhan ini diberikan
untuk kelompok berisiko atau masyarakat wilayah binaan.Pada tingkat
komunitas asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan
memandang komunitas sebagai klien.

C. Asuhan Keperawatan Komunitas


Keperawatan komunitas adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan pada masyarakat
dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi (keluarga dengan resiko tinggi,
daerah tertinggal, miskin dan tidak terjangkau) dalam upaya pencapaian derajat
kesehatan yang optimal melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit
serta tidak mengabaikan care (perawatan) dan rehabilitasi. Pelayanan yang
diberikan dapat terjangkau oleh masyarakat dan melibatkan masyarakat sebagai
mitra dalam pemberian pelayanan keperawatan.
Keperawatan komunitas ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat dan pelayanan yang diberikan sifatnya berkelanjutan dengan
menggunakan proses keperawatan dengan sifat asuhan yang menyuluruh dan
umum. Pendekatan yang digunakan dalam keperawatan komunitas.Strategi yang
digunakan untuk pemecahan masalah adalah melalui pendidikan kesehatan,
teknologi tepat guna serta memanfaatkan kebijaksanaan pemerintah.
Keperawatan komunitas bertujuan memandirikan masyarakat menang-
gulangi masalah kesehatannya sendiri. Kegiatan dilakukan secara berkesi-
nambungan atau yang berkelanjutan dan menggunakan metode proses
keperawatan komunitas yang dilakukan melalui beberapa tahap, sebagai berikut:
1. Pengkajian
Pengkajian komunitas menurut Anderson dan Mc. Forlane
(1985) yaitu terdiri dari inti komunitas yang meliputi demografi, populasi,
nilai-nilai keyakinan, riwayat individu termasuk kesehatan, faktor-faktor

vii
lingkungan adalah lingkungan fisik, pendidikan, keamanan dan transportasi,
politik dan pemerintah, pelayanan kesehatan dan sosial komunitas ekonomi
dan rekreasi.
Semua aspek ini dikaji melalui pengamatan langsung, penggunaan
data statistik, angket, wawancara dengan tokoh masyarakat, tokoh agama
dan aparat pemerintah.
2. Analisa Data Dan Diagnosa Keperawatan
Dari hasil pengkajian diperoleh data-data yang kemudian dianalisa
untuk mengetahui stressor yang mengancam masyarakat dan seberapa berat
yang muncul dalam masyarakat tersebut. Selanjutnya dirumuskan masalah
dan diagnosa keperawatan menurut Mueke (1987), yang terdiri dari :
a. Masalah sehat -  sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan
d. Perencanaan
Strategi intervensi keperawatan komunitas mencakup tiga aspek, yaitu
primer, sekunder dan tersier, melalui pendidikan kesehatan dan kerjasama
(partnership). Untuk meningkatkan kerjasama dan proses kelompok serta
mendorong peran serta masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan,
yang dihadapi yang akhirnya untuk menumbuhkan kemandirian masyarakat,
maka diperlukan pengorganisasian komunitas yang dirancang untuk
membuat perubahan. Menurut Rhotman (1986), ada tiga model pendekatan
pengorganisasian komunitas yaitu pendekatan perencanaan sosial (social
planning), pendekatan social action, namun yang dominan adalah dengan
pendekatan locality development yang berarti mengembangkan masyarakat
berdasarkan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki, serta mampu
mengurangi hambatan yang ada.
Pendekatan pengembangan masyarakat (locality development)
dirancang untuk menumbuhkan kondisi kemajuan sosial dan ekonomi
masyarakat dengan partisipasi aktif masyarakat dan penuh percaya diri
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi, dan memotivasi

vii
mereka untuk partisipasi aktif dalam memecahkan masalah kesehatannya
sendiri.
3. Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan praktek keperawatan komunikasi berfokus pada
tiga tingkat pencegahan (Anderson dan Mc. Forlane, 1985).
a. Pencegahan primer
Pencegahan primer dalam arti sebenarnya, dilakukan sebelum terjadi
sakit.Pencegahan ini mencakup peningkatan kesehatan dan
perlindungan khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan sekunder
Pencegahan pada diagnosa dini dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses penyakit atau kelainan, sehingga memperpendek
masa sakit dan tingkat keparahan.
c. Pencegahan tersier
Pencegahan ini dimulai pada saat cacat atau tidak dapat diperbaiki
lagi (irreversibel). Kegiatan rehabilitasi selain bertujuan menghambat
proses penyakit juga mengembalikan individu ke fungsi yang optimal,
intervensi atau tindakan yang dilakukan untuk pencapaian tujuan
dengan cara :
1) Aktifitas atau kegiatan program
2) Pembentukkan kelompok dasawisma
4. Evaluasi
Evaluasi merupakan respon komunitas atau masyarakat terhadap
program kesehatan yang telah dilaksanakan meliputi masukan (input),
pelaksanaan (process), hasil (output).Sedangkan fokus evaluasi pelaksanaan
asuhan keperawatan komunitas adalah :
a. Relevansi antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan.
b. Perkembangan proses apakah sesuai dengan perencanaan, bagaimana
dengan peran staf atau pelaksanaan tindakan, fasilitas dan jumlah
peserta.
c. Efisiensi biaya : pencarian sumber dana dan penggunaannya.

vii
d. Efektifitas kerja : apakah tujuan tercapai dan apakah klien atau
masyarakat puas.
e. Dampak : apakah status kesehatan meningkat setelah dilakukan
intervensi.
Untuk mengimplementasikan  konsep keperawatan komunitas yang
telah dipelajari, maka mahasiswa melakukan praktek keperawatan di RW 4
Kelurahan Buluri Kecamatan Banawa Kabupaten Donggala. Laporan
kegiatan praktek mahasiswa akan dilaporkan secara rinci pada BAB
selanjutnya.

BAB III

vii
PEMBAHASAN HASIL PENGKAJIAN

A. Keadaan Geografi
1. Letak Wilayah
Huntap Balaroa di Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota
Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
2. Batas-Batas Wilayah
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Gunung
b. Sebelah Barat berbatasan dengan Kel.Donggala Kodi
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kel.Bayaoge
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kel.Duyu
3. Iklim
Iklim daerah Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu
Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah adalah iklim tropis dimana
hanya mengenal dua musim yaitu :
a. Musim hujan
b. Musim kemarau

B. Data Demografi
1. Dari data yang didapatkan Di kantor Kelurahan Balaroa, jumlah
penduduk Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota
Palu, Provinsi Sulawesi Tengah dengan perincian menurut jenis kelamin
dari 10 KK sebagai berikut :
a. Laki-laki : 19 Jiwa
b. Perempuan : 12 Jiwa
2. Jumlah kepala keluarga : 10 Kepala Keluarga
3. Jumlah penduduk : 31 Jiwa

C. Hasil Tabulasi Data


Tabulasi data yang dilakukan berdasarkan jumlah kepala keluarga yang
dikaji dalam kurung waktu mulai dari tanggal 12 Januari 2021 - 14 Januari 2021,
dengan jumlah 10 KK dengan 31 jiwa . Hasil ini jauh dari harapan kami sebab

vii
jumlah kepala keluarga yang seharusnya adalah 50 KK, hal ini disebabakan oleh
beberapa masalah yaitu adanya Pandemi Virus Covid-19 yang membuat tidak
terjangkaunya seluruh keluarga yang ada di Huntap Balaroa dikarenakan kami
juga harus tetap mengikuti Protokol Kesehatan serta kebijakan Pemerintah saat
ini yang melarang segala aktivitas yang melibatkan banyak orang.
Pada saat pendataan, dari 10 KK di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa,
Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, hasil pendataan
dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Struktur Dan Sifat Keluarga
Tabel 1 : Klasifikasi jenis kelamin kepala keluarga dan anggota keluarga di
Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
No Jenis Kelamin Frekuensi %
1 Laki-Laki 19 61,29
2 Perempuan 12 38,71
Jumlah 31 100,00
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 1. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (61,29 %).

Tabel 2 : Klasifikasi umur kepala keluarga dan anggota keluarga di Huntap


Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Umur Frekuensi %
1 1 - 5 tahun 6 19,35
2 6 - 12 tahun 5 16,13
3 13 - 18 tahun 1 3,23
4 19 - 25 tahun 6 19,35
5 26 - 35 tahun 7 22,58
6 36 - 59 tahun 3 9,68
7 > 60 tahun 3 9,68
Jumlah 31 100,00
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021

vii
Berdasarkan tabel 2. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar berumur 26 - 35 (22,58 %).

Tabel 3 : Klasifikasi jenis kelamin kepala keluarga dan anggota keluarga di


Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah..
N
Agama Frekuensi %
o
1 Islam 31 100
Jumlah 31 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 3. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah seluruhnya memeluk agama Islam (100 %).
Tabel 4 : Klasifikasi suku kepala keluarga dan anggota keluarga di Huntap
Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
N
Suku Frekuensi %
o
1 Kaili 31 100
Jumlah 31 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 4. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah seluruhnya bersuku kaili (100 %).
Tabel 5 : Klasifikasi pendidikan kepala keluarga dan anggota keluarga di
Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
No Pendidikan Frekuensi %
1 SD 7 22,58
2 SMP 3 9,68
3 SMA 13 41,94
5 Sarjana 2 6,45
6 Tidak Sekolah 6 19,35
Jumlah 31 100,00
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021

vii
Berdasarkan tabel 5. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar berpendidikan SMA (41,94 %).

Tabel 6 : Klasifikasi pekerjaan kepala keluarga dan anggota keluarga di


Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
N
Pekerjaan Frekuensi %
o
1 Buruh 4 12,90
2 PNS 1 3,23
3 Honorer 3 9,68
4 URT 8 25,81
5 Pelajar 9 29,03
6 Tidak bekerja 6 19,35
Jumlah 31 100,00
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 6. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar bekerja sebagai Pelajar (29,03 %).

2. Kebutuhan Nutrisi
Tabel 7 : Klasifikasi kebiasaan cara penyajian makanan di Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
No Cara Penyajian Makanan Frekuensi %
1 Terbuka 0 0,00
2 Kadang Tertutup 0 0,00
3 Tertutup 10 100
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 7. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan melakukan cara penyajian makanan dengan tertutup
(100 %).

vii
Tabel 8 : Klasifikasi kebiasaan dalam mengelola air minum di Huntap
Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Kebiasaan Dalam Mengelolah Air Minum Frekuensi %
1 Kadang Dimasak 0 0,00
2 Dimasak 10 100
3 Tidak Dimasak 0 0,00
4 Lain-Lain 0 0,00
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 8. Diketahui bahwa penduduk Huntap
Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah keseluruhan mengelola air minum dengan dimasak
(100%).
3. Aktivitas Dan Olahraga
Tabel 9 : Klasifikasi kebiasaan keluarga senang berolahraga di Huntap
Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Keluarga Senang Berolahraga Frekuensi %
1 Ya 6 60
2 Tidak 4 40
Jumlah 94 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 9. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar senang berolahraga (60 %).
4. Ekonomi
Tabel 10 : Klasifikasi penghasilan rata-rata keluarga setiap bulan di
Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
No Penghasilan Rata-Rata Keluarga Setiap Bulan Frekuensi %
1 < Rp. 1.000.000 3 30,00
2 Rp. 1.000.000 - 3.000.000 7 70,00
3 > Rp. 3.000.000 0 0,00
Jumlah 10 100,00
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021

vii
Berdasarkan tabel 10. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar berpenghasilan Rp. 1.000.000 - 3.000.000 (70 %).

Tabel 11 : Klasifikasi jaminan kesehatan keluarga di Huntap Balaroa,


Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
No Sumber pendanaan kesehatan keluarga Frekuensi %
1 BPJS 9 90,00
2 KIS 1 10,00
3 Asuransi Kesehatan  0 0,00
4 Tabungan  0 0,00
Jumlah 10 100,00
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 11. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar memiliki jaminan kesehatan BPJS (90 %).

5. Sosial
Tabel 12 : Klasifikasi hubungan antar anggota keluarga di Huntap
Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Hubungan Antar Anggota Keluarga Frekuensi %
1 Dekat 10 100
2 Kurang Dekat 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 12. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan memiliki hubungan dekat antar anggota keluarga
(100%).

vii
Tabel 13 : Klasifikasi anggota keluarga yang terlibat aktif dalam kegiatan
di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
Apakah Anggota Keluarga Terlibat Aktif
No Frekuensi %
Dalam Kegiatan Di Masyarakat
1 Ya 10 100
2 Tidak 0 0,00
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 13. Diketahui bahwa penduduk di Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar anggota keluarga terlibat aktif dalam kegiatan
(100%).
6. Psikologis
a. Pola Komunikasi
Tabel 14 : Klasifikasi pola komunikasi dalam keluarga di Huntap
Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Pola Komunikasi Dalam Keluarga Frekuensi %
1 Terbuka 10 100
2 Tertutup 0 0,00
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 14. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar pola komunikasi terbuka (100 %).

Tabel 15 : Klasifikasi bahasa yang digunakan dalam keluarga di Huntap


Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Bahasa Yang Digunakan Frekuensi %
1 Bahasa Indonesia 0 0
2 Bahasa Daerah 10 100
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021

vii
Berdasarkan tabel 15. Diketahui bahwa penduduk di Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar keluarga menggunakan bahasa daerah (100 %).

b. Pola Pertahanan
Tabel 16 : Klasifikasi mekanisme penanggulangan masalah dalam
keluarga di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat,
Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
Mekanisme Penanggulangan Masalah Dalam
No Frekuensi %
Keluarga
1 Mandiri 0 0,00
2 Bersama-Sama 10 100
3 Minta Bantuan Orang Lain 0 0,00
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 16. Diketahui bahwa penduduk di Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan penanggulangan masalah dalam keluarga dilakukan
secara bersama-sama (100 %).

7. Faktor Lingkungan
a. Perumahan
Tabel 17 : Klasifikasi jenis rumah di Huntap Balaroa, Kelurahan
Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Jenis Rumah Frekuensi %
1 Tersendiri 10 100
2 Lain-Lain 0 0
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 17. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan keluarga memiliki jenis rumah tersendiri (100 %).

vii
Tabel 18 : Klasifikasi Jenis bangunan di Huntap Balaroa, Kelurahan
Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Jenis Bangunan Frekuensi %
1 Permanen 10 100
2 Semi Permanen 0 0
3 Non Permanen 0 0
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 18. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan keluarga memiliki jenis bangunan permanen (100%).

Tabel 19 : Klasifikasi status rumah di Huntap Balaroa, Kelurahan


Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Status Rumah Frekuensi %
1 Milik Sendiri 8 80
2 Lain-Lain 2 20
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 19. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar keluarga memiliki rumah milik sendiri (80 %).

Tabel 20 : Klasifikasi atap rumah di Huntap Balaroa, Kelurahan


Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Atap Rumah Frekuensi %
1 Sirap 0 0
2 Seng 10 100
3 Lain-Lain 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 20. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan keluarga memiliki atap rumah seng (100 %).

vii
Tabel 21 : Klasifikasi jendela rumah dibuka setiap hari di Huntap
Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Jendela Dibuka Setiap Hari Frekuensi %
1 Ya 10 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 21. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan membuka jendela setiap hari (100 %).

Tabel 22 : Klasifikasi pencahayaan rumah di Diketahui bahwa


penduduk di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat,
Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Pencahayaan Rumah Frekuensi %
1 Baik 10 100
2 Kurang 0 0
3 Cukup 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 22. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar pencahayaan rumah baik (100 %).

Tabel 23 : Klasifikasi penerangan rumah di Diketahui bahwa penduduk


di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
No Penerangan Rumah Frekuensi %
1 Listrik 10 100
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 23. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah penerangan rumah seluruhnya menggunakan listrik (100 %).

vii
Tabel 24 : Klasifikasi Lantai rumah di Huntap Balaroa, Kelurahan
Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Lantai Rumah Frekuensi %
1 Tanah 0 0
2 Papan 0 0
3 Plester 8 80
4 Ubin 2 20
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 24. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar memiliki lantai rumah plester (80 %).
Tabel 25 : Klasifikasi vektor yang banyak disekitar rumah dan
membahayakan bagi kesehatan di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa,
Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
Vektor Yang Banyak Disekitar Rumah Dan
No Frekuensi %
Membahayakan Kesehatan
1 Lalat 3 30
2 Nyamuk 7 70
3 Kecoa 0 0
4 Anjing 0 0
5 Kucing 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 25. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar vektor yang banyak disekitar rumah dan
membahayakan kesehatan adalah nyamuk (70 %).
Tabel 26 : Klasifikasi kebersihan dalam rumah di Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
No Kebersihan Didalam Rumah Frekuensi %
1 Bersih 6 60
2 Cukup Bersih 4 40
3 Tidak Bersih 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021

vii
Berdasarkan tabel 26. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar kebersihan didalam rumah bersih (60 %).

Tabel 27 : Klasifikasi kebersihan halaman di Diketahui bahwa penduduk


di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
No Kebersihan Halaman Frekuensi %
1 Bersih 0 0
2 Tidak Bersih 10 100
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 27. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan kebersihan halaman tidak bersih (100 %).
b. Sumber Air
Tabel 28 : Klasifikasi keluarga mempunyai sumber air sendiri di Huntap
Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Keluarga Mempunyai Sumber Air Sendiri Frekuensi %
1 Ya 10 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 28. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan keluarga mempunyai sumber air sendiri (100 %).

Tabel 29 : Klasifikasi jenis sumber air di Huntap Balaroa, Kelurahan


Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Jenis Sumber Air Frekuensi %
1 Mata Air 10 100
2 Ledeng 0 0
3 Sumur Pompa 0 0
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021

vii
Berdasarkan tabel 29. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar jenis sumber air keluarga adalah mata air (79,07 %).

Tabel 30 : Klasifikasi tempat penampungan air di Diketahui bahwa


penduduk di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat,
Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Tempat Penampungan Air Frekuensi %
1 Terbuka 10 100
2 Tertutup 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 30. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan keluarga tidak mempunyai tempat penampungan air
tertutup (100 %).

Tabel 31 : Klasifikasi pengurasan tempat penampungan air di Diketahui


bahwa penduduk di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu
Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Pengurasan Tempat Penampungan Air Frekuensi %
1 Tidak Pernah Dilakukan 0 0
2 < 3 hari 0 0
3 > 3 hari 10 100
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 31. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan keluarga menguras tempat penampungan lebih dari 3
hari (100 %).

vii
Tabel 32 : Klasifikasi penggunaan air minum di Diketahui bahwa
penduduk di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat,
Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Penggunaan Air Minum Frekuensi %
1 Dimasak 10 100
2 Tidak Masak 0 0
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 32. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar penggunaan air minum dimasak (100 %).

Tabel 33 : Klasifikasi kualitas sumber air di Huntap Balaroa, Kelurahan


Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Kualitas Sumber Air Frekuensi %
1 Berwarna 0 0
2 Tak Berbau, Tak Berasa, Tak Berwarna 10 10
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 33. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar kualitas sumber air tak berbau, tak berasa, tak
berwarna (100 %).

c. Pembuangan Air Limbah


Tabel 34 : Klasifikasi rumah yang mempunyai saluran pembuangan
limbah di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat,
Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
Rumah Mempunyai Saluran Pembuangan
No Frekuensi %
Limbah
1 Ya 10 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 34. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi

vii
Tengah keseluruhan rumah mempunyai saluran pembuangan limbah
(100%).

Tabel 35 : Klasifikasi jenis saluran pembuangan limbah di Huntap


Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Jenis Saluran Pembuangan Limbah Frekuensi %
1 Got 10 100
2 Selokan 0 0
3 Dibuang Sembarang 0 0
4 Bak Penampungan 0 0
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 35. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan jenis saluran pembuangan limbahnya di got (100 %).

Tabel 36 : Klasifikasi kondisi saluran pembuangan limbah di Huntap


Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Kondisi Saluran Pembuangan Limbah Frekuensi %
1 Tertutup Lancar 0 0
2 Tertutup Tergenang 0 0
3 Terbuka Lancar 0 0
4 Terbuka Tergenang 10 100
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 36. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan kondisi saluran pembuangan limbah terbuka tergenang
(100 %).

d. Pembuangan Sampah

vii
Tabel 37 : Klasifikasi cara pembuangan sampah keluarga Huntap
Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Cara Pembuangan Sampah Keluarga Frekuensi %
1 Dibakar 2 20
2 Disungai 0 0
3 Disembarang Tempat 8 80
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 37. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar cara pembuangan sampah keluarga disembarang
tempat (80 %).

Tabel 38: Klasifikasi keadaan tempat penampungan sampah di Huntap


Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Keadaan Tempat Pembuangan Sampah Frekuensi %
1 Terpelihara 0 0
2 Tidak Terpelihara 10 100
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan table 38. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan keadaan tempat pembuangan sampah terpelihara
(100%).
e. Kepemilikan Kandang Ternak
Tabel 39 : Klasifikasi pemilikan kandang ternak di Diketahui bahwa
penduduk di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat,
Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Pemilikan Kandang Ternak Frekuensi %
1 Ada 0 0
2 Tidak 10 100
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021

vii
Berdasarkan tabel 39. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan keluarga tidak memiliki kandang ternak (100 %).

f. Tempat Pembuangan Tinja


Tabel 40 : Klasifikasi keluarga mempunyai tempat pembuangan tinja di
Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
Keluarga Mempunyai Tempat Pembuangan
No Frekuensi %
Tinja
1 Ya 10 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 40. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan keluarga mempunyai tempat pembuangan tinja (100%).

Tabel 41 : Klasifikasi kondisi tempat pembuangan air besar di Huntap


Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
Frekuens
No Kondisi Tempat Buang Air Besar %
i
1 Terpelihara 10 100
2 Tidak Terpelihara 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 41. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan kondisi tempat buang air besar terpelihara (100 %).

vii
Tabel 42 : Klasifikasi jarak pembuangan tinja dengan sumber air di
Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
2Provinsi Sulawesi Tengah.
< 10 meter 0 0
Jumlah 10 100

Berdasarkan tabel 42. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,


Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan jarak pembuangan tinja dengan sumber air lebih dari 10
meter (100 %).

8. Komunikasi Dan Transportasi


Tabel 43 : Klasifikasi keluarga menerima informasi tentang kesehatan di
Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
Keluarga Menerima Informasi Tentang
No Frekuensi %
Kesehatan
1 TV 2 20
3 Media Internet 8 80
4 Radio 0 0
5 Penyuluhan Di Puskesmas/Posyandu 0 0
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 43. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar keluarga menerima informasi tentang kesehatan dari
Media Internet (80 %).

Tabel 44 : Klasifikasi sarana transportasi umum yang digunakan oleh


keluarga di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat,
Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.

vii
Sarana Transportasi Umum Yang Digunakan
No Frekuensi %
Oleh Keluarga
1 Angkutan Umum 0 0
2 Kendaraan Sendiri 10 100
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 44. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah keseluruhan sarana transportasi umum yang digunakan oleh
keluarga adalah kendaraan sendiri (100 %).
9. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial
Tabel 45 : Klasifikasi anggota keluarga yang sakit pada satu tahun terakhir
di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
No Anggota Keluarga Yang Sakit Saat Ini Frekuensi %
1 Ya 3 30
2 Tidak 7 70
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 45. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar anggota keluarga yang sakit saat ini tidak ada (70%).

Tabel 46 : Klasifikasi jenis penyakit yang diderita satu tahun terakhir di


Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
No Jenis Penyakit Yang Diderita Saat Ini Frekuensi %
1 Gout 1 10
2 Asma 1 10
3 Rheumatik 0 0
4 Hipertensi 5 50
5 Lain-Lain 3 30
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 46. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi

vii
Tengah sebagian besar jenis penyakit yang diderita saat ini Hipertensi (50
%).

Tabel 47 : Klasifikasi cara mengatasi sakit saat ini di Huntap Balaroa,


Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
No Cara Mengatasi Sakit Saat Ini Frekuensi %
1 Berobat Ke Puskesmas 8 80
2 Di Obati Sendiri 2 20
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 47. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar cara mengatasi sakit saat ini adalah berobat ke
Puskesmas (80 %).

Tabel 48 : Klasifikasi anggota keluarga yang meninggal pada satu tahun


terakhir di Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota
Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
Anggota Keluarga Yang Meninggal Pada
No Frekuensi %
Satu Tahun Terakhir
1 Ya 0 0
2 Tidak 10 10
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 48. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar anggota keluarga yang meninggal pada satu tahun
terakhir tidak ada (100 %).

10. Masalah Maternitas / Kesehatan Ibu Dan KB


a. Kesehatan Ibu Hamil

vii
Tabel 49 : Klasifikasi anggota keluarga dalam kondisi hamil di Huntap
Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Anggota Keluarga Dalam Kondisi Hamil Frekuensi %
1 Ya 0 0
2 Tidak 10 10
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 49. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah tidak mempunyai ibu hamil (100 %).
b. Ibu Menyusui
Tabel 50 : Klasifikasi ibu yang menyusui dalam keluarga di Huntap
Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Dalam Keluarga Ada Ibu Menyusui Frekuensi %
1 Ya 0 0
2 Tidak 10 10
Jumlah 10 10
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 50. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah tidak ada ibu menyusui.

c. Pasangan Usia Subur/ KB


Tabel 51 : Klasifikasi dalam keluarga ada pasangan usia subur/PUS di
Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
Dalam Keluarga Ada Pasangan Usia
No Frekuensi %
Subur/PUS
1 Ya 2 20
2 Tidak 8 80
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 51. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi

vii
Tengah sebagian besar dalam keluarga tidak ada pasangan usia subur/PUS
(80 %).

Tabel 52 : Klasifikasi PUS berdasarkan umur di Huntap Balaroa,


Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
No Usia PUS Frekuensi %
1 < 20 tahun 0 0
2 20 - 30 tahun 2 100
3 31 - 40 tahun 0 0
4 41 - 50 tahun 0 0
Jumlah 2 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 52. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar terdapat PUS umur 20-30 tahun (100 %).

Tabel 53 : Klasifikasi PUS yang menjadi akseptor KB di Huntap


Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
No Menjadi Akseptor KB Frekuensi %
1 Ya 0 0
2 Tidak 2 100
Jumlah 2 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 53. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar terdapat PUS yang tidak menjadi akseptor KB
(100%).

11. Bayi (1 Bulan – 12 Bulan)

vii
Tabel 54 : Klasifikasi dalam keluarga ada bayi di Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
No Dalam Keluarga Ada Bayi Frekuensi %
1 Ya 0 0
2 Tidak 10 100
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 54. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah dalam keluarga keseluruhan tidak terdapat bayi (100 %).

12. Balita
Tabel 55 : Klasifikasi dalam keluarga terdapat balita di Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
No Dalam Keluarga Terdapat Balita Frekuensi %
1 Ya 0 0
2 Tidak 10 100
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 55. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah dalam keluarga tidak terdapat balita (100 %).

13. Usia Sekolah


Tabel 56 : Klasifikasi dalam keluarga ada anak usia sekolah di Huntap
Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi
Sulawesi Tengah.
Frekuens
No Dalam Keluarga Ada Anak Usia Sekolah %
i
1 Ya 4 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 4 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021

vii
Berdasarkan tabel 56. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah dalam keluarga terdapat anak usia sekolah berjumlah 4 orang
(100%).

14. Remaja
Tabel 57 : Klasifikasi dalam keluarga ada remaja di Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
No Dalam Keluarga Terdapat Remaja Frekuensi %
1 Ya 8 100
2 Tidak 2 20
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 57. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah dalam keluarga terdapat remaja berjumlah 8 orang (80 %).

Tabel 58 : Klasifikasi remaja yang sedang sakit di Huntap Balaroa,


Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
No Ada Remaja Yang Sedang Sakit Frekuensi %
1 Ya 0 0
2 Tidak 8 100
Jumlah 1 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 58. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah tidak terdapat remaja yang sakit (100 %).

15. Orang Lanjut Usia / Lansia

vii
Tabel 59 : Klasifikasi ada lansia dikeluarga di Huntap Balaroa, Kelurahan
Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Ada Lansia Di Keluarga Frekuensi %
1 Ya 3 30
2 Tidak 7 70
Jumlah 10 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 59. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah terdapat lansia dikeluarga (30 %).

Tabel 60 : Klasifikasi umur lansia dikeluarga di Huntap Balaroa, Kelurahan


Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Usia Lansia Frekuensi %
1 65 - 70 tahun 2 66,67
2 > 70 tahun 1 33,33
Jumlah 3 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 60. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar usia lansia 65 – 70 tahun (66,67 %).

Tabel 61 : Klasifikasi lansia yang sakit daat ini di Huntap Balaroa,


Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah.
No Lansia Yang Sakit Saat Ini Frekuensi %
1 Ya 2 66,67
2 Tidak 1 33,33
Jumlah 3 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 61. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah terdapat lansia yang sakit (66,67 %).

Tabel 62 : Klasifikasi jenis penyakit lansia di Huntap Balaroa, Kelurahan


Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.

vii
No Jenis Penyakit Lansia Frekuensi %
1 Gout Athritis 0 0
2 Hipertensi 2 100
Jumlah 2 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 62. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah jenis penyakit lansia Hipertensi (100 %).

Tabel 63 : Klasifikasi tindakan yang dilakukan pada penyakit lansia di


Huntap Balaroa, Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu,
Provinsi Sulawesi Tengah.
Tindakan Yang Dilakukan Pada Penyakit
No Frekuensi %
Lansia
1 Di Obati Sendiri 2 100
Jumlah 2 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 63. Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah tindakan yang dilakukan pada penyakit lansia adalah berobat
kesarana pelayanan kesehatan (100 %).

Tabel 64 : Lansia rutin periksa kesehatanya di Huntap Balaroa, Kelurahan


Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah.
No Lansia Rutin Periksa Kesehatannya Frekuensi %
1 Ya 2 100
2 Tidak 0 0
Jumlah 2 100
Sumber : Hasil Survey Mahasiswa Program Studi Ners Profesi Ners Tahun 2021
Berdasarkan tabel 64 Diketahui bahwa penduduk Huntap Balaroa,
Kelurahan Balaroa, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Provinsi Sulawesi
Tengah sebagian besar lansia rutin periksa kesehatanya (100 %).

D. Analisa Data
No Data Masalah Penyebab

vii
1. DS : Hipertensi Pola Hidup yang
- Sebagian besar warga mengatakan tidak sehat
sering mengalami penyakit
Hipertensi terutama pada lansia
- Sebagian besar warga mengatakan
sering makan makanan yang
berlemak
DO:
Hasil Kuisioner :
- Kasus Penyakit yang diderita
masyarakat saat ini di Huntap
Balaroa adalah Hipertensi 5 KK
(50%)
- Lansia yang menderita Hipertensi 2
orang (100%).

2. DS: Resiko Tidak adanya


- Warga mengatakan belum adanya meningkatnya Tempat
tempat pembuangan sementara di kejadian penyakit pembuangan
sekitar Huntap pada masyarakat sampah sementara
DO: di Lingkungan
Hasil Kuisioner :
- Terdapat (30 %) vektor lalat
dipemukiman
- Terdapat vektor nyamuk (70 %)
- Kebersihan di halaman rumah
(100%) tidak bersih
- Tempat penyimpanan air terbuka
(100 %)
- Pembuangan sampah keluarga (80
%) dibuang disembarang tempat
- Tempat pembuangan tidak
terpelihara (100%)

vii
3 DS: Resiko Kurangnya
- Warga mengatakan banyak remaja Penyalahgunaan Pengetahuan
yang sering nongkrong sampai larut NAPZA pada orang tua tentang
malam anak usia Remaja NAPZA
- Warga mengatakan kurang
mengontrol setiap aktifitas anak-
anak remaja mereka
- Pernah ada anak remaja yang
menyalahgunakan obat-obatan
terlarang dan minuman keras
DO:
Hasil Kuisioner
- Terdapat anak usia remaja di
lingkungan Huntap (80%)
-

E. Prioritas Masalah Keperawatan Komunitas Di Huntap Balaroa Kelurahan


Balaroa Kecamatan Palu Barat Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah
Masalah
A B C D E F G H Total Prioritas
Keperawatan

vii
Resiko Hipertensi 4 2 4 2 3 3 3 4 25 I
Resiko
meningkatnya
4 2 4 2 3 3 3 3 24 II
kejadian penyakit
pada masyarakat
Resiko
Penyalahgunaan
3 3 2 2 3 3 3 3 22 III
NAPZA pada anak
usia Remaja
Keterangan : Pembobotan :
A : Resiko Keparahan 1 : Sangat Rendah
B : Minat Masyarakat 2 : Rendah
C : Kemungkinan Di Atasi 3 : Cukup
D : Waktu 4 : Tinggi
E : Fasilitas 5 : Sangat Tinggi
F : Sumber Daya
G : Tempat
H : Dana

F. Berdasarkan penentuan prioritas masalah tersebut kami merencanakan


beberapa masalah yang di prioritaskan menjadi program kerja yang di
laksanakan yaitu sebagai berikut :
1. Hipertensi pada masyarakat berhubungan dengan pola hidup yang tidak sehat
2. Resiko meningkatnya kejadian penyakit pada masyarakat berhubungan
dengan Tidak adanya Tempat pembuangan sampah sementara di Lingkungan.
3. Resiko Penyalahgunaan NAPZA pada anak usia Remaja berhubungan dengan
Kurangnya Pengetahuan orang tua tentang NAPZA

vii
G. Planning Of Action
Masalah Sumber Penanggung
Tujuan Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Media
Keperawatan Dana Jawab
1. Hipertensi TUM : • Memberikan Seluruh Minggu Huntap Dari • Liflet 1. Rahayu
pada Untuk menambah penyuluhan masyarakat Ke 3 (Hari Balaroa Mahasiswa Ningsih,
masyarakat pengetahuan tentang yang Kamis) S.Kep.
berhubungan masyarakat yang penyakit berjumlah 10 Pukul 2. Merry
dengan pola berkaitan dengan Hipertensi KK di Huntap 09.00 Kristin
hidup yang penyakit Hipertensi Balaroa WITA s/d Sasea,
tidak sehat TUK : Kel.Balaroa Selesai S.Kep.
• Terjadi Kec.Palu Barat 3. Ira Astuti,
peningkatan Kota Palu S.Kep.
pengetahuan
masyarakat tentang
penyakit Hipertensi
• Terjadi
penurunan penyakit
Hipertensi
• Terjadinya
peningkatan

KELOMPOK IV 48
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
kesadaran pada
masyarakat tentang
pentingnya untuk
menjaga kestabilan
tekanan darah
2. Resiko TUM : Melakukan Seluruh Minggu Huntap Dari • alat 1. Wardayuni
meningkatnya Untuk meningkatkan pembagian masyarakat Ke 3 (Hari Balaroa Mahasiswa peraga Sukarto,
kejadian kesadaran Tempat yang Kamis) S.Kep.
penyakit pada masyarakat tentang sampah untuk berjumlah 10 Pukul 2. Ni Putu
masyarakat pentingnya menjaga dijadikan KK di Huntap 09.00 Suarnadi,
berhubungan kebersihan tempat Balaroa WITA s/d S.Kep.
dengan Tidak lingkungan. pembuangan Kel.Balaroa Selesai
adanya TUK : sementara di Kec.Palu Barat
Tempat • Terjadi lingkungan Kota Palu
pembuangan peningkatan Huntap
sampah kesadaran Balaroa
sementara di masyarakat tentang
Lingkungan. pentingnya menjaga
kebersihan
• Terjadi
KELOMPOK IV 49
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
peningkatan
kesadaran pada
masyarakat tentang
pentingnya
membuang sampah
pada tempatnya
3. Resiko TUM : • Memberikan Seluruh anak Minggu Huntap Dari • Cerama 1. Jalaluddin
Penyalahgunaa Untuk meningkatkan penyuluhan remaja yang Ke 3 (Hari Balaroa Mahasiswa h Shakti,
n NAPZA kesadaran orang tua tentang berada di Kamis) • Diskusi S.Kep
pada anak usia agar selalu waspada NAPZA Huntap Pukul 2. Fatma
Remaja terhadap penyebaran Balaroa 09.00 Djakatara,
berhubungan NAPZA Kel.Balaroa WITA s/d S.Kep.
dengan TUK : Kec.Palu Barat Selesai
Kurangnya • Terjadi Kota Palu
Pengetahuan peningkatan
orang tua kesadaran orang tua
tentang agar selalu
NAPZA memantau aktivitas
anaknya
• Terjadi
KELOMPOK IV 50
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
peningkatan
kesadaran pada
orang tua agar
selalu memberikan
nasehat agar
anaknya tidak
terjeremus ke dalam
dunia Narkoba
4. Program TUM: • Memberikan Seluruh Minggu Huntap Dari • Liflet 1. Paula,
tambahan Untuk menambah penyuluhan masyarakat Ke 3 (Hari Balaroa Mahasiswa S.Kep
tentang Covid- pengetahuan tentang yang Kamis) 2. Muhlis
19. masyarakat Covid- Covid-19 berjumlah 10 Pukul R.Miu,
19 • Pembagian KK di Huntap 09.00 S.Kep.
TUK: Masker Balaroa WITA s/d
Terjadinya Kel.Balaroa Selesai
peningkatan Kec.Palu Barat
pengetahuan Kota Palu
masyarakat tentang
hal-hal apa saja yang
harus dilakukan pada
KELOMPOK IV 51
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
masa Pandemi
seperti saat ini
Terjadi peningkatan
pengetahuan tentang
kebijakan terbaru
dalam penerpan 3M
menjadi 5M dalam
memutus mata rantai
penyebaran Covid-
19
5. Program TUM: • Melakukan Seluruh Minggu Huntap Dari • Alat TIM
Tambahan Untuk deteksi dini pemeriksaan masyarakat Ke 3 (Hari Balaroa Mahasiswa Peraga Kelompok
Pemeriksaan dalam upaya tekanan darah yang Kamis) (Tensim 4
Tekanan pencegahan berjumlah 10 Pukul eter)
Darah pada Hipertensi KK di Huntap 09.00
masyarakat di TUK: Balaroa WITA s/d
Huntap Agar Masyarakat Kel.Balaroa Selesai
Balaroa dapat mengetahui Kec.Palu Barat
tekanan darah saat Kota Palu
itu.
KELOMPOK IV 52
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
KELOMPOK IV 53
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
H. Implementasi Dan Evaluasi
N Diagnosa Waktu Dan
Implementasi Evaluasi
o Keperawatan Tempat
1. Resiko Kamis, 28 a. Memberikan  Evaluasi Struktur
Hipertensi pada Januari 2020 penyuluhan Dalam perencanaan
masyarakat Pukul 09.00 tentang kegiatan telah di organisir
berhubungan WITA s/d penyakit dengan baik mencakup
dengan pola Selesai Hipertensi penunjukan penanggung
hidup yang jawab / kepanitiaan, job
tidak sehat description,
pemberitahuan kepada
warga tentang adanya
kegiatan penyuluhan
dengan harapan kegiatan
tersebut akan
berlangsung dengan baik.
 Evaluasi Proses
Pada pelaksanaan
kegiatan (implementasi)
masyarakat sangat
antusias dan berespon
sangat baik karena karena
keingintahuan
masyarakat sangat tinggi
tentang Penyakit
Hipertensi
Evaluasi Hasil
Kegiatan dihadiri 10
orang warga. Kegiatan
yang berhasil di
laksanakan umumnya
karena dukungan tokoh

KELOMPOK IV 54
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
masyarakat, masyarakat
itu sendiri dan swadana
mahasiswa sendiri.
Partisipasi masyarakat
umumnya baik namun
hanya beberapa
masyarakat saja yang
hadir dikarenakan
pembatasan dalam
mengumpulkan orang
akibat dari pandemi Virus
Corona / Covid-19, dan
masyarakat yang hadir
juga dalam pengawasan
kami serta mengikuti
protocol kesehatan yang
diterapkan oleh
pemerintah.
2. Resiko Kamis, 28 a. Pembagian  Evaluasi Struktur
meningkatnya Januari 2020 Tempat Dalam perencanaan
kejadian Pukul 09.00 sampah yang kegiatan telah di organisir
penyakit pada WITA s/d diakan oleh dengan baik mencakup
masyarakat Selesai kelompok penunjukan penanggung
berhubungan untuk jawab / kepanitiaan, job
dengan Tidak masyarakat description,
adanya Tempat Huntap pemberitahuan kepada
pembuangan Balaroa warga tentang adanya
sampah kegiatan penyuluhan
sementara di dengan harapan kegiatan
Lingkungan. tersebut akan
berlangsung dengan baik.
 Evaluasi Proses

KELOMPOK IV 55
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Pada pelaksanaan
kegiatan (implementasi)
masyarakat sangat
antusias dan berespon
sangat baik.
Evaluasi Hasil
Kegiatan dihadiri 10
orang warga. Kegiatan
yang berhasil di
laksanakan umumnya
karena dukungan tokoh
masyarakat, masyarakat
itu sendiri dan swadana
mahasiswa sendiri.
Partisipasi masyarakat
umumnya baik namun
hanya beberapa
masyarakat saja yang
hadir dikarenakan
pembatasan dalam
mengumpulkan orang
akibat dari pandemi Virus
Corona / Covid-19, dan
masyarakat yang hadir
juga dalam pengawasan
kami serta mengikuti
protocol kesehatan yang
diterapkan oleh
pemerintah.
3. Resiko Kamis, 28 a. Memberikan  Evaluasi Struktur
Penyalahgunaan Januari 2020 penyuluhan Dalam perencanaan
NAPZA pada Pukul 09.00 tentang kegiatan telah di organisir

KELOMPOK IV 56
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
anak usia WITA s/d NAPZA dengan baik mencakup
Remaja Selesai penunjukan penanggung
berhubungan jawab / kepanitiaan, job
dengan description,
Kurangnya pemberitahuan kepada
Pengetahuan warga tentang adanya
orang tua kegiatan penyuluhan
tentang NAPZA dengan harapan kegiatan
tersebut akan
berlangsung dengan baik.
 Evaluasi Proses
Pada pelaksanaan
kegiatan (implementasi)
masyarakat sangat
antusias dan berespon
sangat baik karena karena
keingintahuan
masyarakat sangat tinggi
tentang NAPZA
Evaluasi Hasil
Kegiatan dihadiri 10
orang warga. Kegiatan
yang berhasil di
laksanakan umumnya
karena dukungan tokoh
masyarakat, masyarakat
itu sendiri dan swadana
mahasiswa sendiri.
Partisipasi masyarakat
umumnya baik namun
hanya beberapa
masyarakat saja yang

KELOMPOK IV 57
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
hadir dikarenakan
pembatasan dalam
mengumpulkan orang
akibat dari pandemi Virus
Corona / Covid-19, dan
masyarakat yang hadir
juga dalam pengawasan
kami serta mengikuti
protocol kesehatan yang
diterapkan oleh
pemerintah.
4. Program Kamis, 28 a. Memberikan  Evaluasi Struktur
tambahan Januari 2021 penyuluhan Dalam perencanaan
Penyuluhan Pukul 09.00 tentang kegiatan telah di organisir
tentang Covid- WITA s/d Covid-19 dengan baik mencakup
19. Selesai b. Pembagian penunjukan penanggung
Masker jawab / kepanitiaan, job
description,
pemberitahuan kepada
warga tentang adanya
kegiatan penyuluhan
dengan harapan kegiatan
tersebut akan
berlangsung dengan baik.
 Evaluasi Proses
Pada pelaksanaan
kegiatan (implementasi)
masyarakat sangat
antusias dan berespon
sangat baik karena karena
keingintahuan
masyarakat sangat tinggi

KELOMPOK IV 58
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
tentang Virus Corona/
Covid-19 serta ingin
mengetahui update
terbaru tentang kebijakan
apa saja yang dikeluarkan
pemerintah saat ini.
Evaluasi Hasil
Kegiatan dihadiri 10
orang warga. Kegiatan
yang berhasil di
laksanakan umumnya
karena dukungan tokoh
masyarakat, masyarakat
itu sendiri dan swadana
mahasiswa sendiri.
Partisipasi masyarakat
umumnya baik namun
hanya beberapa
masyarakat saja yang
hadir dikarenakan
pembatasan dalam
mengumpulkan orang
akibat dari pandemi Virus
Corona / Covid-19, dan
masyarakat yang hadir
juga dalam pengawasan
kami serta mengikuti
protocol kesehatan yang
diterapkan oleh
pemerintah.
5. Program Kamis, 28 a. Pemeriksaan  Evaluasi Struktur
Tambahan Januari 2021 tekanan Dalam perencanaan

KELOMPOK IV 59
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
Pemeriksaan Pukul 09.00 darah kegiatan telah di organisir
Tekanan Darah WITA s/d dengan baik mencakup
pada Selesai penunjukan penanggung
masyarakat di jawab / kepanitiaan, job
Huntap Balaroa description,
pemberitahuan kepada
warga tentang adanya
kegiatan penyuluhan
dengan harapan kegiatan
tersebut akan
berlangsung dengan baik.
 Evaluasi Proses
Pada pelaksanaan
kegiatan (implementasi)
masyarakat sangat
antusias dan berespon
sangat baik karena
masyarakat ingin
mengetahui tekanan
darahnya.
Evaluasi Hasil
Kegiatan dihadiri 10
orang warga. Kegiatan
yang berhasil di
laksanakan umumnya
karena dukungan tokoh
masyarakat, masyarakat
itu sendiri dan swadana
mahasiswa sendiri.
Partisipasi masyarakat
umumnya baik namun
hanya beberapa

KELOMPOK IV 60
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
masyarakat saja yang
hadir dikarenakan
pembatasan dalam
mengumpulkan orang
akibat dari pandemi Virus
Corona / Covid-19, dan
masyarakat yang hadir
juga dalam pengawasan
kami serta mengikuti
protocol kesehatan yang
diterapkan oleh
pemerintah.

KELOMPOK IV 61
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan keperawatan komunitas yang diberikan bertujuan untuk
meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat yang bersifat komprehensif
melalui kerjasama lintas sektor dan peran serta aktif masyarakat. Sasaran
keperawatan komunitas mencakup individu, keluarga, dan masyarakat yang
menekankan pada upaya pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan
dengan tidak mengabaikan aspek kuratif dan rehabilitatif. Dari hasil asuhan
keperawatan komunitas dapat di kemukakan beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Masalah kesehatan dan keperawatan yang di temukan pada wilayah binaan
adalah :
a. Hipertensi pada masyarakat berhubungan dengan pola hidup yang tidak
sehat
b. Resiko meningkatnya kejadian penyakit pada masyarakat berhubungan
dengan Tidak adanya Tempat pembuangan sampah sementara di
Lingkungan.
c. Resiko Penyalahgunaan NAPZA pada anak usia Remaja berhubungan
dengan Kurangnya Pengetahuan orang tua tentang NAPZA
2. Untuk menggerakan partisipasi aktif menuju kemandirian masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan di perlukan pengorganisasian
masyarakat dalam melaksanakan berbagai program kesehatan
3. Tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat
wilayah binaan dilakukan serangkaian kegiatan melalui penggalangan
masyarakat, kerjasama lintas sektor dan program diantaranya adalah
penyuluhan kesehatan dan gerakan hidup bersih melalui kerja bakti serta
pada masa pandemi seperti saat ini agar masyarakat selalu menjalankan
protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah serta selalu menerapkan 5M
yaitu; Memakai Masker, Menjaga jarak, Mencuci Tangan, Menghindari
kerumunan, dan Mengurangi mobilitas.
KELOMPOK IV 62
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
4. Hasil yang di capai dalam setiap kegiatan belum memenuhi secara optimal
dikarenakan kesibukan masyarakat dalam mengatur waktu setiap kali
pelaksanaan kegiatan.

B. Saran
Setelah seluruh kegiatan asuhan keperawatan komunitas telah
dilaksanakan, maka dengan ini kami mengajukan beberapa saran, sebagai berikut
:
1. Kepada pihak puskesmas untuk lebih proaktif dalam memberikan pelayanan
diluar gedung sesuai dengan paradigma baru orientasi pelayanan dari kuratif
dan rehabilitatif ke promotif dan preventif dalam upaya penggerakkan
kesehatan berbasis masyarakat.
2. Kepada pemerintah daerah dan kelurahan di harapkan meningkatkan
pelayanan dalam memfasilitasi masyarakat mengakses pelayanan kesehatan,
dan berbagai kegiatan pembangunan kesehatan desa dan mempercepat
ketersediaan sarana poskesdes / Pustu.
3. Kepada kader kesehatan di harapakan dapat menjadi promotor gerakan
hidup bersih dan sehat,dan proaktif melakukan berbagai kegiatan dalam
rangka mewujudkan terciptanya kelurahan sehat.
4. Kepada seluruh lapisan masyarakat untuk kembali menggiatkan semangat
gotong royong khususnya dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)
serta tetap menjalankan protokol kesehatan disetiap aktivitas sehari-hari
agar dapat memutus mata rantai penyebaran virus corona / Covid-19.

KELOMPOK IV 63
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU
LAMPIRAN

KELOMPOK IV 64
PROGRAM STUDI NERS PROFESI NERS ANG. VIII STIKes WIDYA NUSANTARA PALU

Anda mungkin juga menyukai