Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN SEMINAR AKHIR STASE KEPERAWATAN

GERONTIK PADA KLIEN “Ny. S” DENGAN


DIAGNOSA MEDIS “HIPERTENSI”
DI UPTD PUSKESMAS
BIROBULI PALU

SATASE KEPERAWATAN GERONTIK

Di Susun Oleh

Kelompok III
Herianti, S.Kep 2020032030
Aldina, S.Kep 2020032004
Maria, S.Kep 2020032044
Clara Nofrianda, S.Kep 2020032014
Marlin, S.Kep 2020032045
Marsuji Utami, S.Kep 2020032046
Bambang Irawan, S.Kep 2020032013
Arif roni, S.Kep 2020032012
Hermansyah 2020032031
Ferdi Iswanto 2020032025

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTA PALU
2021

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN SEMINAR AKHIR STASE KEPERAWATAN
GERONTIK PADA KLIEN “Ny. S” DENGAN
DIAGNOSE MEDIS “HIPERTENSI”
DI UPTD PUSKESMAS
BIROBULI PALU

SATASE KEPERAWATAN GERONTIK

Telah disahkan
Pada Tanggal Oktober 2021

Mengetahui

CI LAHAN Ci Institusi

Suhardi James Walean, S.St., M.Kes


NIP. 198304022007011004 Nik. 200809011003

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2021

ii
KATA PENGANTAR

            Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah Swt.  Karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan seminar kasus ini dalam
bentuk maupun isinya yang sederhana. Maksud dan tujuan dibuat laporan seminar
kasus ini adalah agar lebih memahami materi mengenai hipertensi yang akan kami
bahas dalam laporan seminar kasus ini.

            laporan seminar kasus ini dibuat berdasarkan beberapa sumber yang


bersangkutan dengan materi. Dalam penyusunan laporan seminar kasus ini, tentulah
kami banyak menemukan berbagai hambatan dan kendala karena keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang kami punya. Kami menyadari bahwa laporan
seminar kasus ini jauh dari sempurna baik secara penyajian ataupun kelengkapannya.
Oleh karena itu, kami siap menerima segala kritik dan saran demi sempurnanya
makalah-makalah yang lainnya.

Tak lupa, kami juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penyusunan laporan seminar kasus ini. Semoga laporan
seminar kasus ini bermanfaat bagi semua pihak di bidang keperawatan dan bidang
kesehatan pada umumnya.

Palu, Oktober 2021

KELOMPOK III

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................i


LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ......................................................................................... 3
E. Metode Penulisan........................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. KONSEP MEDIS..................................................................................................
1. Definisi .......................................................................................................... 4
2. Anatomi Fisiologi........................................................................................... 4
3. Etiologi .......................................................................................................... 8
4. Patofisiologi...................................................................................................10
5. Pathway……………………………………………………………………..12
6. Manifestasi Klinik..........................................................................................13
7. Pemeriksaan Penunjang.................................................................................13
8. Penatalaksanaan.............................................................................................14
9. Komplikasi.....................................................................................................16
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian......................................................................................................17
2. Diagnosa Keperawatan...................................................................................18
3. Intervensi Keperawatan..................................................................................19
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian ..................................................................................................... 22
B. Pathway Kasus .............................................................................................. 34
C. Diagnosa Keperawatan .................................................................................. 35
D. Intervensi Keperawatan.................................................................................. 36
E. Implementasi Keperawatan............................................................................ 37
F. Evaluasi Keperawatan.................................................................................... 39
BAB IV PENUTUP...................................................................................................
A. Kesimpulan.................................................................................................... 43
B. Saran............................................................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hipertensi menjadi masalah kesehatan di seluruh dunia. sedangkan
menurut Wijaya, (2017) hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara abnormal dan berulang dalam pemeriksaan
tekanan darah yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam mempertahankan
tekanan darah di keadaan normal. Hipertensi atau yang biasa dikenal di
masyarakat sebagai tekanan darah tinggi terjadi akibat adanya peningkatan
tekanan darah pada pembuluh arteri yang mengalirkan darah dari jantung ke
seluruh tubuh selama terus menerus dari satu periode (Irianto, 2014).
Hipertensi tahap 1 apabila tekanan darah sistolik dalam rentan 140-159
mmHg dan tekanan darah diastolik dalam rentan 90-99 mmHg, seseorang
memiliki tekanan darah dalam rentan tersebut maka orang tersebut dapat
dikatakan hipertensi ( Kim et al, 2013). Data World Health Organization (WHO)
tahun 2013, menyatakan bahwa orang yang menderita hipertensi mengalami
peningkatan dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi 1 milyar pada tahun 2008.
Orang dewasa dengan hipertensi diperkirakan akan terus meningkat sekitar 1,56
miliar pada tahun 2020 (Karim et al, 2018). Sedangkan menurut Jaszcz et al,
2016 hipertensi termasuk penyakit yang umum, dewasa mempunyai prevelansi
26% pada tahun 2000 dan diperkirakan akan bertambah menjadi 29,2% pada
tahun 2025 di seluruhdunia. Dari data Riset Kesehatan Dasar (2013) angka
terjadinya hipertensi di indonesia yang diperoleh melalui pengukuran pada
populasi kelompok umur ≥ 18 tahun sebanyak 25,8% dari populasi atau sekitar
65 juta orang yang menderita hipertensi. Daerah Bangka Belitung menjadi daerah
dengan angka kejadian hipertensi terbesar yaitu sebanyak 30,9% dan angka
kejadian terendah yaitu sebanyak 16,8% terdapat di daerah Papua (Bisnu, 2017).
Perlu perhatian pada kasus ini karena hipertensi dapat menimbulkan
komplikasi yang memunculkan masalah baru, yaitu stroke. Penderita dengan

1
penyakit apapun relatif memiliki masalah pada fisiologis, sosial dan spiritual.
Penyakit kronis memiliki ikatan dengan masalah psikologis (Widakdo & Besral
2013). Dan banyak penderita penyakit kronis memiliki perasaan cemas, tertekan,
stress, dan mengalami masalah gangguan tidur (Satrianegara, 2014). Penyakit
keronis dan masalah psikologis mampu mempengaruhi kualitas hidup seseorang.
Konsep kualitas hidup merupakan multidimensi, mencangkup bidang dasar
kehidupan: fisik, psikologis, sosial, spiritual, dan ekonomi.

B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimana pengkajian pada klien ny. S Dengan kasus hipertensi ?
2. Bagaimana diagnosa pada klien ny. S Dengan kasus hipertensi ?
3. Bagaimana intervensi pada klien ny. S Dengan kasus hipertensi ?
4. Bagaimana implementasi pada klien ny. S Dengan kasus hipertensi ?
5. Bagaimana evaluasi pada klien ny. S dengan kasus hipertensi?

C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penulisan ini adalah untuk menerapakan asuhan keperawatan
pada klien Ny S dengan diagnosa medis hipertensi dengan menggunakan
proses keperawatan.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan penulisan ini adalah :
a. Agar perawat memahami dalam melakukan intervensi pada klien ny.S
dengan kasus hipertensi.
b. Agar perawat memahami dalam melakukan implementasi pada klien ny S
dengan kasus hipertensi.
c. Agar perawat memahami dalam melakukan evaluasi pada klien ny.S
dengan kasus hipertensi.

2
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat penulisan ini adalah :
1. Untuk kelompok sendiri, hasil karya tulis ini dapat digunakan sebagai
pengalaman yang nyata dalam memberikan keperawatan pada Ny.S dengan
kasus hipertensi.
2. Untuk institusi pendidikan kesehatan, sebagai referensi dan tambahan
informasi dalam peningkatan dan mutu pendidikan dimasa yang akan dating
tentang asuhan keperawatan Ny.S dengan kasusu hipertensi.
3. Untuk uptd urusan pukesmas kawatuna palu, hasil karya tulis ini diharapkan
menjadi informasi, saran, dan evaluasi untuk peningkatan mutu pelayanan
yang lebih kepada UPTD Puskesmas Birobuli Palu yang akan datang
E. Metode Penulisan
Tehnik pengumpulan data :
1. Wawancara/anamnesa
Tehnik pengumpulan data dengan wawancara adalah dengan melakukan
anamnesa atau wawancara secara langsung kepada klien lansia Ny.S dan
keluarga untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan kasus hipertensi.
2. Pemeriksaan fisisk
Tehnik pengumpulan data dengan cara pemeriksaan fisisk adalah memeriksa
seluruh bagian tubuh dengan metode per sistem dengan tujuan mencari
kelainan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Medis
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal secara
terus menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik diatas 90mmHg. (Aspiani 2015).
2. Anatomi Fisiologi
a. Anatomi
Sistem kardiovaskuler adalah system transport (peredaran) yang
membawa gas -gas pernafasan , nutrisi, hormon - hormon dan zat lain ke
dari dan jaringan tubuh. Sistem kardiovaskuler di bangun oleh :
1) Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot
jantung meupakan jaringan istimewa karena di lihat dari bentuk dan
susunanya sama dengan otot lintang, tetapi cara kerjanya sama otot
polos yaitu di luar kemauan kita ( dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom) . Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian
atasnya tumpul (pangkal jantung) dan di sebut basis kordis. Di
sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis.
Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan ( kavum
mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga
dada, d atas diafragma , dan pangkalnya terdapat di belakang kiri
antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat
ini teraba adanya jantung yang di sebut iktus kordis. Ukuran jantung
kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira –
kira 250 – 300 gram.

4
2) Lapisan jantung
Endokardium merupakan lapisan jantung yang terdapat di
sebelah dalam sekali yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput
lender yang melapisi rongga endotel atau selaput lender yang
melapisi permukaan rongga jantung. Miokardium merupakan lapisan
inti dari jantung terdiri dari otot – otot jantung, otot jantung ini
membentk bundalan – bundalan otot yaitu:
 Bundalan otot atria , yang terdapat di bagian kiri/ kanan dan
basis kordis yang membentuk serambi atau aurikula kordis.
 Bundalan otot ventrikel , yang membentuk bilik jantung, di
ualai dari cincin atrioventrikular sampai di apeks jantung.
 Bundalan dari otot ventrikuler merupakan dinding pemisah
antara ruang serambi dan bilik jantung.
3) Katup – katup jantung
Di dalam jantung terdapat katup – katup yang sangat penting
artinya dalam susunan perdaran darah dan pergerakan jantung
manusia.
 Valvula biskuspidalis , terdapat antara atrium dextra dengan
ventrikel dextra terdiri dari 3 katup.
 vena biskuspidalis, terletak antara atrium sinistra dengan
ventrikel sinistra terediri 2 katup.
 vulva semilunaris artei pulmonalis, terletak antara ventrikel
dextra dengan arteri pulmonali , tempat darah mengalir menuju
ke paru – paru.
 vena semilunaris aorta, terletak antara ventrikel sisnistra dengan
aorta tepat darah mengalir menuju keseluruh tubuh.

5
4) Pembuluh darah
a) Pembuluh darah arteri
Arteri merupakan Jenis pembuluh darah yang keluar dari
jantung yang membawa darah ke seluruh dari ventrikel sinistra
di sebut aorta. Arteri mempunyai 3 lapisan yang kuat dan tebal
tetapi sifatnya elastic dan trdiri dari 3 lapisan.
 Tunika intima / interna. Lapisa paling dalam sekali
behubungan dengan darah dan terdiri dari jaringn endotel.
 Tunika media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan
otot yang terdiri dari jaringan otot yang polos.
 Tunika eksterna / adventesia. Lapisan yang palng luar
sekali trdiri dari jaringan ikat lembur yang menguatkan
dinding arteri.
b) Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil teraba dari
cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari
bawah mikroskop. Kapiler pembentuk anyaman di seluruh
jaringan tubuh. Kapiler selanjutnya bertemu satu dengan yang
lain menjadi darah yang lebih besar disebut vena
c) Vena ( pembuluh darah balik )
Vena membawa darah kotor kembali ke jantung Beberapa vena
yang penting :
 Vena cava superior Vena balik yang memasuki atrium
kanan membawa darah kotor dari daerah kepala, thorax dan
ektremitas atas.
 Vena cava inferor Vena yang mengembalikan darah kotor
ke jantung dari semua organ tubuh bagian bawah.

6
 Vena cava jugularis Vena yang mengembalikan darah kotor
dari otak ke jantung
Khusus sistem pengantar atrium ke ventrikel
terdapat perlambatan 1/10 detik antara jalan implus jantung
dan atrium ke dalam ventrikel. Hal ini memungkinkan
atrium berkontraksi mendahului ventrikel , atrium bekerja
sebagai pompa primer bagi ventrikel dan ventrikel
kemudian menyediakan sumber tenaga utama bagi
pergerakan darah melalui sistem vaskular.
3. Klasifikasi Hipertensi
Menurut (WHO 2018) batas normal tekanan darah adalah tekanan
darah sistolik kurang dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik kurang dari
80 mmHg. Seseorang yang dikatakan hipertensi bila tekanan darah sistolik
lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa Berusia 18 Tahun Ke Atas

Kategori Sistolik, mmHg Diastolik, mmHg

Normal <130 <85

Normal tinggi 130-139 85-89

Hipertensi

Stadium 1 (ringan) 140-159 90-99

Stadium 2 (sedang) 160-179 100-109

Stadium 3 (berat) 180-209 110-119

Stadium 4 ( sangat berat) ≥210 ≥120

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya yaitu hipertensi


primer dan hipertensi sekunder (Aspiani 2015). Hipertensi primer adalah
peningkatan tekanan darah yang tidak diketahui penyebabnya. Dari 90%

7
kasus hipertensi merupakan hipertensi primer. Beberapa faktor yang diduga
berkaitan dengan berkembangnya hipertensi primer adalah genetik, jenis
kelamin, usia, diet, berat badan, gaya hidup. Hipertensi sekunder adalah
peningkatan tekanan darah karena suatu kondisi fisik yang ada sebelumnya
seperti penyakit ginjal atau gangguan tiroid. Dari 10% kasus hipertensi
merupakan hipertensi sekunder. Faktor pencetus munculnya hipertensi
sekunder antara lain: penggunaan kontrasepsi oral, kehamilan, peningkatan
volume intravaskular, luka bakar dan stres (Aspiani 2015).
4. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi dua golongan menurut
(Aspiani 2015) :
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi
idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang memengaruhi
yaitu : (Aspiani 2015)
1) Genetik
Individu yang mempunyai riwayat keluarga dengan hipertensi,
beresiko tinggi untuk mendapatkan penyakit ini. Faktor genetik ini
tidak dapat dikendalikan, jika memiliki riwayat keluarga yang
memliki tekanan darah tinggi.
2) Jenis kelamin dan usia
Laki - laki berusia 35- 50 tahun dan wanita menopause
beresiko tinggi untuk mengalami hipertensi. Jika usia bertambah
maka tekanan darah meningkat faktor ini tidak dapat dikendalikan
serta jenis kelamin laki–laki lebih tinggi dari pada perempuan.
3) Diet
Konsumsi diet tinggi garam secara langsung berhubungan
dengan berkembangnya hipertensi. Faktor ini bisa dikendalikan oleh
penderita dengan mengurangi konsumsinya, jika garam yang
dikonsumsi berlebihan, ginjal yang bertugas untuk mengolah garam

8
akan menahan cairan lebih banyak dari pada yang seharusnya
didalam tubuh. Banyaknya cairan yang tertahan menyebabkan
peningkatan pada volume darah. Beban ekstra yang dibawa oleh
pembuluh darah inilah yang menyebabkan pembuluh darah bekerja
ekstra yakni adanya peningkatan tekanan darah didalam dinding
pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah meningkat.
4) Berat badan
Faktor ini dapat dikendalikan dimana bisa menjaga berat badan
dalam keadaan normal atau ideal. Obesitas (>25% diatas BB ideal)
dikaitkan dengan berkembangnya peningkatan tekanan darah atau
hipertensi.
5) Gaya hidup
Faktor ini dapat dikendalikan dengan pasien hidup dengan pola
hidup sehat dengan menghindari faktor pemicu hipertensi yaitu
merokok, dengan merokok berkaitan dengan jumlah rokok yang
dihisap dalam waktu sehari dan dapat menghabiskan berapa putung
rokok dan lama merokok berpengaruh dengan tekanan darah pasien.
Konsumsi alkohol yang sering, atau berlebihan dan terus menerus
dapat meningkatkan tekanan darah pasien sebaiknya jika memiliki
tekanan darah tinggi pasien diminta untuk menghindari alkohol agar
tekanan darah pasien dalam batas stabil dan pelihara gaya hidup
sehat penting agar terhindar dari komplikasi yang bisa terjadi.
b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder terjadiakibat penyebab yang jelas.salah satu contoh
hipertensi sekunder adalah hipertensi vaskular rena, yang terjadiakibat
stenosi arteri renalis. Kelainan ini dapat bersifat kongenital atau akibat
aterosklerosis. Stenosis arteri renalis menurunkan aliran darah ke
ginjalsehingga terjadi pengaktifan baroreseptor ginjal, perangsangan
pelepasn renin, dan pembentukan angiostenin II. Angiostenin II secara
langsung meningkatkan tekanan darahdan secara tidak langsung

9
meningkatkan sintesis andosteron dan reabsorbsi natrium. Apabiladapat
dilakukan perbaikan pada stenosis,atau apabila ginjal yang terkena
diangkat,tekanan darah akan kembalike normal (Aspiani 2015).

5. Patofisiologi
Tekanan arteri sistemik adalah hasil dari perkalian cardiac output
(curah jantung) dengan total tahanan prifer. Cardiac output (curah jantung)
diperoleh dari perkalian antara stroke volume dengan heart rate (denyut
jantug). Pengaturan tahanan perifer dipertahankan oleh sistem saraf otonom
dan sirkulasi hormon. Empat sistem kontrol yang berperan dalam
mempertahankan tekanan darah antara lain sistem baroreseptor arteri,
pengaturan volume cairan tubuh, sistem renin angiotensin dan autoregulasi
vaskular (Udjianti 2015).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di vasomotor, pada medula diotak. Pusat vasomotor ini bermula pada
saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah korda spinalis dan keluar dari
kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang
bergerak kebawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Titik
neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf paska ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah (Padila 2016)
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsangan vasokontriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi (Padila 2016). Meski etiologi
hipertensi masih belum jelas, banyak faktor diduga memegang peranan dalam
genesis hiepertensi seperti yang sudah dijelaskan dan faktor psikis, sistem
saraf, ginjal, jantung pembuluh darah, kortikosteroid, katekolamin,
angiotensin, sodium, dan air (Aspiani 2015).

10
Sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan
aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah
(Padila 2016).
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran keginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron
oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua
faktor ini cendrung mencetuskan keadaan hipertensi (Padila 2016).

11
6. Pathway

umur jenis kelamin gaya hidup obesitas

stimulasi baroreseptor dari sinus karotis & arkus aorta

saraf simpatis ( pelepasan kolekolamin)

aktivitas epineprin dan norepineprin

vasokontriksi

peningkatan tekanan darah

gangguan sirkulasi

otak retina pembuluh darah

spasme artriole sistemik


resistensi
pembuluh vasokontriksi
darah otak diplopia
afterload meningkat
aliran darah Resiko Injuri
ke otak akan
Penurunan
terganggu
Curah Jantung

suplai O2 sinkop fatique


CO2
Gangguan Intoleransi
Terjadi metabolisme Perfusi Jaringan Aktivitas
anaerob Otak

asam laktat

menstimulasi peka Nyeri


nyeri kapiler pada muncul sensasi nyeri
Kronis
otak
Gangguan Pola
Tidur

12
7. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala utama hipertensi adalah (Aspiani 2015)
menyebutkan gejala umum yang ditimbulkan akibat hipertensi atau tekanan
darah tinggi tidak sama pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa
tanda gejala. Secara umum gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi
sebagai berikut:
a. Sakit kepala
b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
c. Perasaan berputar seperti tujuh keliling serasa ingin jatuh
d. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
e. Telinga berdenging yang memerlukan penanganan segera
Menurut teori (Brunner dan Suddarth 2017) klien hipertensi
mengalami nyeri kepala sampai tengkuk karena terjadi penyempitan
pembuluh darah akibat dari vasokonstriksi pembuluh darah akan
menyebabkan peningkatan tekanan vasculer cerebral, keadaan tersebut
akan menyebabkan nyeri kepala sampe tengkuk pada klien hipertensi.

8. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan darah. Untuk memeriksa kadar kalium, glukosa, kreatinin,
sodium, kolestrol, trigliserida, dan nitrogen urea (BUN) dalam darah.
b. Pemeriksaan urine. Untuk memeriksa adanya kondisi kesehatan lain
yang memicu naiknya tekanan darah.
c. Ultrasonografi. Untuk mendapatkan gambaran ginjal dan arterinya
menggunakan gelombang suara.
d. Elektrokardiogram. Untuk memeriksa fungsi jantung, apabila ada
kecurigaan bahwa gangguan jantung merupakan penyebab hipertensi.

13
9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan nonfarmakologis dengan modifikasi gaya hidup sangat
penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian
yang tidak dapat dipisahkan mengobati tekanan darah tinggi , berbagai
macam cara memodifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah
yaitu : (Aspiani 2015)
1) Pengaturan Diet
a) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan
darah pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi
garam dapat mengurangi stimulasi sistem renin- angiostensin
sehingga sangata berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah
asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara
dengan 3-6 gram garam per hari.
b) Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi
mekanismenya belum jelas. Pemberian kalium secara intravena
dapat menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh
oksidanitat pada dinding vaskular.
c) Diet kaya buah sayur.
d) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung
koroner.
2) Penurunan berat badan
Mengatasi obesitas, pada sebagian orang dengan cara
menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan
dengan mengurangi beban kerja jantung dan voume sekuncup. Pada
beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi, penurunan
berat badan adalah hal yangs angat efektif untuk menurunkan
tekanan darah. Penurunan berat badan (1 kg/minggu) sangat
dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-
obatan perlu menjadi perhatian khusus karenan umumnya obat

14
penurunan penurunan berat badan yang terjual bebas mengandung
simpasimpatomimetik, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah,
memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjadinya
eksaserbasi aritmia.
3) Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda
bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki
kedaan jantung.. olahraga isotonik dapat juga meningkatkan fungsi
endotel, vasoldilatasin perifer, dan mengurangi katekolamin plasma.
Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4 kali dalam satu
minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
Olahraga meningkatkan kadar HDL, yang dapat mengurangi
terbentuknya arterosklerosis akibat hipertensi.
4) Memeperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti
merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk
mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat
meningkatkan kerja jantung.
b. Penatalaksanaan Farmakologis
1) Terapi oksigen
2) Pemantauan hemodinamik
3) Pemantauan jantung
4) Obat-obatan :
Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone, Dyrenium
Diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi
curah jantung dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi
garam dan airnya. Sebagai diuretik (tiazid) juga dapat menurunkan
TPR. Penghambat enzim mengubah angiostensin II atau inhibitor
ACE berfungsi untuk menurunkan angiostenin II dengan
menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah angiostenin I
menjadi angiostenin II. Kondisi ini menurunkan darah secara

15
langsung dengan menurunkan TPR, dan secara tidak langsung
dengan menurunakan sekresi aldosterne, yang akhirnya
meningkatkan pengeluaran natrium.

10. Komplikasi
Tekanan darah tinggi bila tidak segera diobati atau ditanggulangi,
dalam jangka panjang akan menyebabkan kerusakan ateri didalam tubuh
sampai organ yang mendapat suplai darah dari arteri tersebut. Komplikasi
yang dapat terjadi pada penderita hipertensi yaitu : (Aspiani 2015)
a. Stroke terjadi akibat hemoragi disebabkan oleh tekanan darah tinggi di
otak dan akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak yang
terpajan tekanan darah tinggi.
b. Infark miokard dapat terjadi bila arteri koroner yang arterosklerotik tidak
dapat menyuplai cukup oksigen ke miokardium dan apabila membentuk
12 trombus yang bisa memperlambat aliran darah melewati pembuluh
darah. Hipertensi kronis dan hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen
miokardium tidak dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark. Sedangkan hipertrofi ventrikel dapat menyebabkan
perubahan waktu hantaran listrik melintasi ventrikel terjadilah disritmia,
hipoksia jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan.
c. Gagal jantung dapat disebabkan oleh peningkatan darah tinggi. Penderita
hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan
mengendor dan berkurang elastisitasnya, disebut dekompensasi.
Akibatnya jantung tidak mampu lagi memompa, banyak cairan tertahan
diparu yang dapat menyebabkan sesak nafas (eudema) kondisi ini disebut
gagal jantung.
d. Ginjal, tekanan darah tinggi bisa menyebabkan kerusakan ginjal.
Merusak sistem penyaringan dalam ginjal akibat ginjal tidak dapat
membuat zat-zat yang tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalui aliran
darah dan terjadi penumpukan dalam tubuh.

16
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Fokus pengkajian menurut Wijayaningsih (2016) asuhan keperawatan pada
pasien hipertensi dilaksanakan melalui proses keperawatan yang terdiri dari :
a) Aktivitas atau istirahat
Kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton, frekuensi jantung
meningkat, perubahan irama jantung, takipnea.
b) Integritas ego
Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria atau marah
kronik. Faktor faktor stress multiple (hubungan, keuangan yang berkaitan
dengan pekerjaan).
c) Makanan dan cairan
Makanan yang disukai, dapat mencakup makanan tinggi garam, tinggi
lemak, tinggi kolesterol (seperti makanan yang digoreng, keju, telur)
gula- gula yang berwarna hitam, kandungan tinggi kalori. Mual, muntah.
Perubahan berat badan akhir-akhir ini (meningkat atau menurun).
d) Nyeri atau ketidak nyamanan
Angina (penyakit arteri koroner /keterlibatan jantung), nyeri hilang timbul
pada tungkai, sakit kepala oksipital berat seperti yang pernah terjadi
sebelumnya, nyeri abdomen.
e) Gangguan ginjal saat ini atau masa lalu seperti infeksi, obstruksi atau
riwayat penyakit ginjal.
f) Neurosensori
Pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan, perubahan keterjagaan,
orientasi pola atau isi bicara efek proses pikir atau memori (ingatan),
respon motorik (penurunan kekuatan genggaman tangan), perubahan
retina optik.

17
g) Pernapasan
Dispnea, takipnea, dispnea nocturnal paroksimal, riwayat merokok, batuk
atau dengan tanpa sputum, distress respirasi atau penggunaan otot
aksesori pernapasan.

2. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) tahun
2017,. Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), tahun 2019 dan
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) tahun 2018. Rencana
asuhan keperawatan yang dapat diangkat yaitu :

a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis


b. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload
vasokontriksi
c. Gangguan pola tidur berhubungan dengan restraint fisik

18
3. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NYERI
dengan agen pencedera keperawatan selama …. Jam a. Observasi
fisiologis tingkat nyeri menurun - Identifikasi lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi, kualitas,
dengan kriteria hasil : intensitas nyeri
Ds : Mengeluh nyeri - Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
Do : - Ekspresi meringis - Identifikasi respons nyeri non verbal
menurun - Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan
- Tampak meringis - Sikap protektif menurun nyeri
- Bersikap protektif - Gelisah menurun -
- Kesulitan tidur menurun b. Terapeutik
- Gelisah
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
- Frekuensi nadi nyeri
meningkat - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Sulit tidur
c. Edukasi
- Jelaskan penyebab,periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan tekhnik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri

d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik

19
2. Penurunan curah jantung Setelah dilakukan tindakan PERAWATAN JANTUNG
berhubungan dengan keperawatan selama ….. jam a. Observasi
peningkatan afterload Penurunan curah jantung - Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung
vasokontriksi meningkat dengan kriteria - Monitor tekanan darah
Ds : hasil : - Monitor intake dan output cairan
- Dyspnea - Kekuatan nadi perifer - Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
Do : meningkat - Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan
- Tekanan darah membaik sesudah aktivitas
- Tekanan darah - Capillary refill time - Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum
meningkat/menurun membaik pemberian obat
- Nadi perifer teraba - Dyspnea menurun b. Terapeutik
lemah - Oliguria menurun - Posisikan pasien semi fowler atau fowler dengan kaki
- Capillary refill time >3 kebawah atau posisi nyaman
detik - Berikan diet jantung yang sesuai
- Oliguria - Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup
- Warna kulit pucat dan sehat
atau sianosis - Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
c. Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
- Anjurkan pasien dan keluarga mengukur berat badan
harian
- Anjurkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output
cairan
d. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
- Rujuk keprogram rehabilitasi jantung

20
3. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan DUKUNGAN TIDUR
berhubungan dengan keperawatan selama ….. jam a. Observasi
restraint fisik gangguan pola tidur - Identifikasi pola tidur aktivitas dan tidur
Ds : membaik dengan kriteria - Identifikasi faktor penganggu tidur
- Mengeluh sulit tidur hasil : - Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu
- Mengeluh sering - Keluhan sulit tidur tidur
terjaga membaik - Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
- Mengeluh tidak puas - Keluhan sering terjaga
tidur membaik b. Terapeutik
- Mengeluh pola tidur - Keluh tidak puas tidur - Modifikasi lingkungan
berubah membaik - Batasi waktu tidur siang, jika perlu
- Mengeluh istirahat - Keluhan pola tidur berubah - Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
tidak cukup membaik - Tetapkan jadwal tidur rutin
- Keluhan istirahat tidak - Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan
Do : - cukup membaik - Sesuaikan jadwal pemberian obat dan atau tindakan untuk
menunjang siklus tidur-terjaga
c. Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
- Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
- Anjurkan menghindari makanan/minuman yang
mengganggu tidur
- Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
gangguan pola tidur
- Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfarmakologi
lainnya

21
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Data Biografi
Nama : Ny. S
Tempat & Tanggal Lahir : Palu, Tanggal ? Bulan? Tahun 1952 (65 tahun)
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan Terakhir : SR
Status Perkawinan : Cerai Mati
Agama : Islam
Suku : Kaili
Alamat : JL. Kasuari
Orang yang dekat dihubungi : Tn.A
Hubungan dengan lansia : Saudara
Alamat : JL. Kasuari
2. Riwayat Keluarga
a. Susunan Anggota Keluarga
No NAMA L/P HUBUNGAN PENDIDIKAN PEKERJAAN Ket
. KELUARGA
1 Tn. A L Anak SMA Wiraswasta
2 Ny. S P Anak SMA Pegawai swasta
3 Ny. A P Menantu SMA URT
4 An. B L Cucu SD Pelajar
5 An. D L Cucu - -

22
b. Genogram
A B

C D

Keterangan:
A : Orang tua suami : : Laki-laki
B : Orang tua Klien : Perempuan
C : Suami bersaudara : Meninggal
D : Klien bersaudara : Klien
E : Anak Klien : Tinggal serumah
3. Riwayat Pekerjaan
Pekerjaan saat ini : Tidak ada
Alamat pekerjaan : Tidak ada
Pekerjaan sebelumnya : IRT
Sumber pendapatan dan kecukupan : Dari kedua anak klien yang masih
tinggal terhadap kebutuhan
serumah dengan klien
4. Riwayat Lingkungan Hidup
Tipe tempat tinggal : Rumah milik sendiri
Jumlah kamar : Empat kamar
Kondisi tempat tinggal : Rumah dan lingkungan tampak bersih
Jumlah orang yang tinggal : 6 orang
5. Riwayat Rekreasi
Hobby : Klien mengatakan bermain dengan cucu
Organisasi : Klien ikut pengajian dan kelompok lansia

23
Liburan : Klien mengatakan jarang liburan
6. Sistem Pendukung
Klien mengatakan jarang ke dokter atau puskesmas hanya berobat atau berkunjung
ke posyandu lansia
No Nama Obat Dosis Keterangan
1 Amlodipin 10 mg 1x1/oral Bekerja dengan cara
melemaskan dinding
pembuluh darah dan akan
memperlancar aliran darah
menuju jantung dan
mengurangi tekanan darah.

2 Captopril 25 mg 1x1/oral Berfungsi untuk mengurangi


hipertensi dan gagal jantung

7. Diskripsi Harian Khusus


Kebiasaan harian klien sholat dan bezikir sesuai agama yang di anut

8. Status Kesehatan Saat Ini


a. Status kesehatan umum setahun yang lalu
Klien mengatakan setahun yang lalu tidak pernah dirawat di RS,
pasien mengatakan hanya mengontrol kesehatannya di puskesmas. Klien
mengatakan sudah mengalami hipertensi 1 tahun yang lalu.
b. Status kesehatan umum 5 tahun yang lalu
Pasien mengatakan tidak ada.
9. Keluhan Utama
Sakit kepala
Klien mengatakan penyebab nyerinya jika terlalu banyak pikiran dan pada
saat tekanan darahnya tinggi. Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti
tertimpa benda berat dan berputar putar. Klien juga mengatakan nyeri pada
kepala dan menjalar hingga ke leher bagian belakang. Klien mengatakan
nyeri yang dirasakan berada diskala 5 (nyeri sedang). Klien juga mengatakan
nyeri yang dirasakan hilang timbul, nyeri mulai muncul pada saat klien

24
banyak pikiran dan pada saat tekanan darahnya naik, dan hilang pada saat
klien tidur dan minum obat. Selain itu klien mengatakan mudah lelah pada
saat beraktivitas.
10. Alergi
Obat-obatan : Klien mengatakan tidak ada alergi pada obat-obatan
Makanan : Klien mengatakan tidak ada alergi makanan
Faktor lingkungan : Klien mengatakan tidak ada alergi
11. Penyakit Yang Di Derita
Hipertensi
12. Aktivitas Hidup Sehari-Hari
a. Indeks katz
Pasien masuk kriteria A karena klien masih mampu dalam hal makan,
kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan mandi secara
mandiri.
b. Oksigenasi
RR : 24x/menit dan CRT <3 detik
c. Cairan dan Elektrolit
Klien mengatakan sebelum sakit dan saat sakit pasien tetap minum air
putih 6-7 gelas setiap hari.
d. Nutrisi
- Klien mengatakan sebelum sakit makan 3x sehari
Nasi : Nasi putih
Lauk : Tahu, tempe, telur, dan ikan
Sayur : Semua jenis sayur
- Klien mengatakan saat sakit makan 3x sehari
Nasi : Nasi putih
Lauk : Ikan dan telur
Sayur : Wortel dan labu siam

e. Eliminasi

25
- Klien mengatakan sebelum sakit
BAB
Jumlah : 2x sehari
Warna : Kecoklatan
Bau : Khas
Konsistensi : Lunak
BAK
Jumlah : 3-4x sehari
Warna : kuning
Bau : amoniak
- Klien mengatakan saat sakit
BAB
Jumlah : 1x sehari
Warna : kecoklatan
Bau : khas
Konsistensi : keras
BAK
Jumlah : 4-5x sehari
Warna : kuning
Bau : amoniak
f. Aktivitas Istirahat Dan Tidur
- Klien mengatakan sebelum sakit
siang : 11.30-13.30
malam : 21.30-05.00
- Klien mengatakan saat sakit
siang : Klien mengatakan jarang tidur siang dan pada saat
kunjungan rumah pasien didapatkan tidak pernah
tidur siang.
malam : 23.00-03.00 dan klien mengatakan bangun sholat
tahajud sampai pagi tidak bisa tidur lagi.

26
g. Personal Hygiene
- Klien mengatakan sebelum sakit
Frekuensi mandi : 3x sehari
Frekuensi cuci rambut : 2x seminggu
Frekuensi gosok gigi : 3x sehari
Keadaan kuku : Pendek dan bersih
- Klien mengatakan saat sakit
Frekuensi mandi : 2x sehari
Frekuensi cuci rambut:1x seminggu
Frekuensi gosok gigi : 2x sehari
Keadaan kuku : Pendek dan bersih
h. Rekreasi
Klien mengatakan setiap liburan atau ada waktu luang pasien dan
keluarga berlibur ke pantai.
i. Psikologis
Klien mengatakan merasa bersyukur karena disaat umurnya yang
sekarang pasien masih bisa berkumpul dengan anak, cucu dan
menantunya.
j. Persepsi Klien
Klien mengatakan menyadari bahwa dirinya sudah tua, sehingga harus
lebih banyak beribadah dan berikhtiar.
k. Konsep Diri
Klien mengatakan menyadari bahwa dirinya sudah tua, dan perubahan
fisik yang klien alami saat ini adalah hal yang wajar serta menerima
dengan keadaannya sekarang.
l. Emosi
Emosi baik, klien selalu tersenyum dan ramah pada semua orang yang
berinteraksi dengannya.

m. Adaptasi

27
Klien mengatakan masih mampu mengingat apapun, mampu beradaptasi
dengan keadaan perubahan fisik yang ia alami sekarang dan mampu
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.
n. Mekanisme Pertahanan Diri
Klien mampu melawan semua stresnya dalam keadaan apapun dan klien
selalu ikhlas dengan semua keadaan yang pasien hadapi.
o. Keadaan umum
Keadaan umum klien baik, ekspresi wajah tampak sesekali meringis,
tingkat kesadaran composmentis dengan nilai GCS E4V5M6=15.
p. Tanda-Tanda Vital
TD : 180/100 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36 oC
TB : 148 cm
BB : 45 kg
13. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada pembesan jantung, ictus cordis tidak tampak pada ICS 5
midclavikula, ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra, tidak
tampak adanya pembesaran vena jugularis, CRT < 3 detik, TD 180/100,
HR 80 x/menit.
b. Sistem pernapasan
Tidak ada pembengkokkan pada tulang hidung, tidak ada perdarahan,
tidak ada peradangan, tidak ada sekret yang menghalangi penciuman,
posis septum nasi baik tidak ada pembengkokan, tidak ada polip, bentuk
dada normal chest, bentuk dada simetris antara kiri dan kanan, tidak ada
retraksi dada, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada lesi pada
dada, tidak ada pembengkakan pada dada kiri dan kanan, vocal
vremitus/getaran antara kiri dan kanan teraba sama, pengembangan

28
dinding dada simetris saat inspirasi dan ekspirasi, suara napas vesikuler,
tidak ada suara napas tambahan seperti wheezing, ronchi, stridor, RR 22
x/menit.
c. Sistem integumen
Kulit tampak keriput, warna kulit sawo matang, tidak ada jaringan parut,
tidak tampak adanya luka, tidak tampak adanya edema, S 36oC.
d. Sistem perkemihan
Klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam berkemih. Pasien
mengatakan BAK 4-5 x/menit.
e. Sistem muskuloskeletal
Ekstremitas atas dan bawah simetris kiri dan kanan, jumlah jari-jari
lengkap, tidak tampak adanya edema, tidak tampak adanya deformitas,
tidak tampak adanya luka, pasien mengatakan tidak sulit bergerak tetapi
jika nyerinya muncul lututnya muncul pasien susah beraktivitas, refleks
positif, kekuatan otot T1 5 5 T2
K1 5 5 K2
Keterangan :
T1 : tangan kiri dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan
maksimal
K1: kaki kiri dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan
maksimal
T2 : tangan kanan dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan
maksimal
K2: kaki kanan dapat melawan tahanan pemeriksa dengan kekuatan
Maksimal
f. Sistem endokrin
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe

g. Sistem gastrointestinal

29
Pergerakan dinding abdomen simetris, tidak tampak adanya luka, tidak
tampak adanya pembengkakan, BAB 1x sehari, peristaltik usus 10
x/menit.
h. Sistem reproduksi
Tidak dilakukan pemeriksaan, namun pasien saat ini sudah mengalami
menopause.
i. Sistem persarafan
Tidak dilakukan pemeriksaan pada 12 saraf cranial
j. Sistem penglihatan
Kedua mata lengkap dan simetris antara kiri dan kanan, tidak tampak
adanya eksoftalmus, tidak tampak adanya endofthalmus, tidak tampak
adanya edema pada palpebra, tidak tampak adanya ptosis, tidak ada
peradangan, bulu mata tidak rontok, konjungtiva ananemis, sclera
berwarna putih, warna iris coklat, reaksi pupil terhadap cahaya miosis,
pupil kiri dan kanan isokor, tidak tampak adanya nightasmus, tidak
tampak adanya strabismus, pasien mengatakan saat tensinya naik
penglihatannya kabur, VOD 5/60, VOS 5/60.
k. Sistem pendengaran
Kedua daun telinga simetris, kedua daun telinga bersih, tidak tampak
adanya luka, tidak ada peradangan, tidak tampak adanya pengeluaran
cairan dari telinga, pasien masih mendengar dengan baik, tidak ada nyeri
tekan pada area telinga.
l. Sistem pengecapan
Warna lidah merah mudah, tidak ada kelainan kongenital, tidak ada lesi,
terdapat karies gigi, dan fungsi pengecapan baik.
m. Sistem penciuman
Tidak ada kelainan dan fungsi penciuman baik
n. Tactil respon
Pasien masih dapat menerima respon, tactil vremitus kiri dan kanan
teraba sama.

30
14. Data Penunjang
Laboratorium
Asam urat 3,8 mg/dl
GDS 104 mg/dl
Kolesterol 209 mmol
15. Terapi
a. Amlodipin 10 mg 1x1 berfungsi melemaskan dinding pembuluh darah
dan memperlancarkan aliran darah menuju jantung dan mengurangi
tekanan darah.
b. Captopril 25 mg 1x1 berfungsi untuk menangani hipertensi dan gagal
jantung.

PENGUMPULAN DATA

31
1. Klien mengatakan sudah mengalami hipertensi 1 tahun yang lalu
2. Klien mengatakan sakit kepala
3. Klien mengatakan penyebab nyerinya jika terlalu banyak pikiran dan pada saat
tekanan darahnya tinggi
4. Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertimpa benda berat dan berputar
putar.
5. Klien juga mengatakan nyeri pada kepala dan menjalar hingga ke leher bagian
belakang
6. Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berada diskala 5 (nyeri sedang)
7. Klien juga mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
8. Klien mengatakan mudah lelah saat beraktivitas
9. Klien mengatakan jarang tidur siang, tidur malam hanya 4 jam
10. Klien mengatakan jika bangun sholat tahajud sampai pagi tidak bisa tidur lagi
11. Saat kunjungan rumah klien didapatkan tidak pernah tidur siang
12. Ekspresi wajah tampak sesekali meringis
13. Tanda-tada vital
TD : 180/100 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36 oC

KLASIFIKASI DATA

32
Data Subjektif Data Objektif
1. Klien mengatakan sudah mengalami 1. Saat kunjungan rumah klien
hipertensi 1 tahun yang lalu didapatkan tidak pernah tidur siang
2. Klien mengatakan sakit kepala 2. Ekspresi wajah tampak sesekali
3. Klien mengatakan penyebab nyerinya meringis
jika terlalu banyak pikiran dan pada 3. Tanda-tada vital
saat tekanan darahnya tinggi TD : 180/100 mmHg
4. Klien mengatakan nyeri yang N : 80 x/menit
dirasakan seperti tertimpa benda berat RR : 22 x/menit
dan berputar putar. S : 36 oC
5. Klien juga mengatakan nyeri pada - Klien tampak bersikap protektif
kepala dan menjalar hingga ke leher - Klien nampak gelisah
bagian belakang - Skala nyeri 5 (sedang)
6. Klien mengatakan nyeri yang
dirasakan berada diskala 5 (nyeri
sedang)
7. Klien juga mengatakan nyeri yang
dirasakan hilang timbul
8. Klien mengatakan mudah lelah saat
beraktivitas
9. Klien mengatakan jarang tidur siang,
tidur malam hanya 4 jam
10. Klien mengatakan jika bangun sholat
tahajud sampai pagi tidak bisa tidur
lagi

ANALISIS DATA
NO Data Fokus Etiologi Masalah

33
1 DS : Umur, jenis kelamin, gaya
hidup, obesitas
- Klien mengatakan sudah
mengalami hipertensi 1 tahun Stimulasi baroreseptor dari
sinus karotis & arkus aorta
yang lalu
- Klien mengatakan sakit kepala Saraf simpatis ( Pelepasan
kolekolamin)
- Klien mengatakan penyebab
nyerinya jika terlalu banyak Aktivitas epineprin dan
norepineprin
pikiran dan pada saat tekanan
darahnya tinggi Vasokontriksi
- Klien mengatakan nyeri yang
Peningkatan tekanan darah
dirasakan seperti tertimpa
Gangguan sirkulasi otak
benda berat dan berputar putar.
- Klien juga mengatakan nyeri Retensi pembuluh darah otak
pada kepala dan menjalar
Aliran darah ke otak akan
hingga ke leher bagian belakang terganggu
- Klien mengatakan nyeri yang
sulpai O2 dan CO2
dirasakan berada diskala 5
Peningkatan asam laktat
(nyeri sedang)
- Klien juga mengatakan nyeri Menstimulasi peka nyeri
kapiler pada otak
yang dirasakan hilang timbul
Muncul sensasi nyeri
DO:
- Ekspresi wajah tampak sesekali
meringis
- Tanda-tada vital
TD : 180/100 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36 oC
- Klien tampak bersikap protektif

34
- Klien nampak gelisah
- Skala nyeri 5 (sedang)
2 DS: Peningkatan tekanan darah Gangguan Pola
- Klien mengatakan jarang tidur Tidur
siang, tidur malam hanya 4 jam Gangguan sirkulasi otak

- Klien mengatakan jika bangun Retensi pembuluh darah otak


sholat tahajud sampai pagi
Aliran darah ke otak akan
tidak bisa tidur lagi terganggu

Suplai O2 dan CO2


DO:
- Saat kunjungan rumah klien Terjadi metabolisme anaerob

didapatkan tidak pernah tidur Peningkatan asam laktat


siang
Menstimulasi peka nyeri
- Tanda-tanda vital kapiler pada otak
TD : 180/100 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36 oC

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perjalanan penyakit

35
36
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil Perencanaan Rasional


1 Nyeri kronis berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Ukur tanda-tanda vital 1. Mengetahui keadaan umum
agen cedera biologis 3x ±3jam diharapkan nyeri dapat berkurang pasien
dengan kriteria hasil : 2. Kaji nyeri secara komprehensif 2. Mengetahui perkembangan
a. Mampu mengontrol nyeri nyeri dan dapat menentukan
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan intervensi selanjutnya
skala 1-3 (nyeri ringan) 3. Ajarkan tehnik non farmakologi 3. Tehnik non farmakologi dapat
c. Tanda-tanda vital dalam batas normal merilekskan otot-otot dan
TD : 130/80 mmHg mengurangi rasa nyeri
N : 60-100 x/menit 4. Anjurkan pasien dan keluarga 4. Agar pasien dan keluarga dapat
RR : 18-24 x/menit untuk menghindari makanan memperhatikan pola makan
o
S : 36,5-37,2 C yang dapat meningkatkan pasien sehingga tidak
tekanan darah memperberat penyakitnya
5. Anjurkan pasien untuk istirahat 5. Pembatasan aktivitas untuk
yang cukup mengontrol nyeri
6. Anjurkan pasien untuk minum 6. Mengurangi nyeri secara
obat sesuai instruksi dokter farmakokinetik
2 Gangguan pola tidur berhubungan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1. Ukur tanda-tanda vital 1. Mengetahui keadaan umum
dengan perjalanan penyakit 3x±3jam diharapkan gangguan pola tidur dapat pasien
teratasi dengan kriteria hasil : 2. Catat kebutuhan tidur pasien 2. Untuk mengetahui
a. Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam setiap hari dan jam tidur perkembangan pola tidur pasien
b. Perasaan segar sesudah bangun tidur 3. Jelaskan pentingnya tidur 3. Memberikan informasi kepada

37
adekuat pasien dan keluarga pasien
4. Anjurkan pasien menggunakan 4. Mengurangi gangguan tidur
aroma terapi

D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Keperawatan Respon Pasien / Hasil Paraf

38
Kamis, Nyeri kronis berhubungan 1. Mengukur tanda-tanda vital 1. TTV
21 Oktober 2021 dengan agen cedera biologis TD : 180/100 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36 oC
2. Mengkaji nyeri secara komprehensif 2. Klien mengatakan penyebab nyerinya jika
terlalu banyak pikiran dan pada saat tekanan
darahnya tinggi. Klien mengatakan nyeri
yang dirasakan seperti tertimpa benda berat
dan berputar putar. Klien juga mengatakan
nyeri pada kepala dan menjalar hingga ke
leher bagian belakang. Klien mengatakan
nyeri yang dirasakan berada diskala 5 (nyeri
sedang). Klien juga mengatakan nyeri yang
dirasakan hilang timbul.
3. Klien diajarkan menggunakan tehnik
3. Mengajarkan tehnik non farmakologi relaksasi napas dalam. Caranya letakkan
kedua tangan pada uluhati, kemudian tarik
napas dalam melalui hidung secara perlahan
dan tahan selama 3-5 detik kemudian
keluarkan melalui mulut dengan
menguncupkan bibir. Ulangi 5-10 kali,
dilakukan sehari 3-4 kali. Dengan hasil klien

39
mengerti dan dapat mempraktekkannya.
4. Klien dan keluarga diberi penjelasan tentang
4. Menganjurkan klien dan keluarga pantangan atau makanan yang dapat
untuk menghindari makanan yang meningkatkan tekanan darah seperti
dapat meningkatkan tekanan darah mengkonsumsi garam berlebihan, makan
gorengan dan makanan yang bersantan dan
lain sebagainya. Klien dan keluarga mengerti
semua makanan yang harus dihindari.
5. Klien mengatakan susah tidur tidur pada
malam hari dan tidur siang pun jarang.
5. Menganjurkan pasien untuk istirahat 6. Pada saat klien memeriksakan kesehatannya
yang cukup di UPTD Puskesmas Birobuli , dokter
6. Anjurkan pasien untuk minum obat memberikan obat amlodipin 10 mg 1x1 dan
sesuai instruksi dokter captopril 25 mg 1x1. Klien mengatakan
minum obat sesuai anjuran dokter.

Kamis, Gangguan pola tidur 1. Mengukur tanda-tanda vital 1. TD : 180/100 mmHg


21 Oktober 2021 berhubungan dengan N : 80 x/menit
perjalanan penyakit RR : 22 x/menit
S : 36 oC
2. Mencatat kebutuhan tidur pasien setiap 2. Siang : pasien mengatakan jarang tidur siang

40
hari dan jam tidur Malam : pasien mengatakan tidur mulai jam
23.00-03.00 (4 jam)

3. Menjelaskan pentingnya tidur adekut 3. Klien dijelaskan bahwa tidur yang cukup bagi
lansia dapat memperbaiki fungsi kognitif,
mempertajam ingatan, membuat nafsu makan
meningkat dan memperkuat sistem kekebalan
tubuh serta terhindar dari berbagai penyakit.
Klien mengerti dengan penjelasan yang
diberikan tentang pentingnya istirahat tidur
yang cukup.
4. Menganjurkan pasien menggunakan 4. Klien baru merencanakan menggunakan aroma
aroma terapi terapi (freshcare).

E. EVALUASI
Hari Pertama
Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan Evaluasi Paraf
Senin Nyeri kronis berhubungan S:
25 Oktober 2021 dengan agen cedera biologis - Klien mengatakan sakit kepala
- Klien mengatakan penyebab nyerinya jika terlalu banyak pikiran dan

41
pada saat tekanan darahnya tinggi
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertimpa benda berat dan
berputar putar.
- Klien juga mengatakan nyeri pada kepala dan menjalar hingga ke leher
bagian belakang
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berada diskala 5 (nyeri sedang)
- Klien juga mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
- Ekspresi wajah tampak sesekali meringis
- Klien nampak gelisah
- Skala nyeri 5 (sedang)
- Tanda-tanda vital
TD : 180/100 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36 oC
A : Masalah Nyeri Belum Teratasi
P : Pertahankan Intervensi
1. Ukur tanda-tanda vital
2. Kaji nyeri secara komprehensif
3. Ajarkan tehnik nonfarmakologi
4. Anjurkan pasien dan keluarga untuk menghindari makanan yang
dapat meningkatkan tekanan darah

42
5. Anjurkan untuk istirahat yang cukup
6. Anjurkan pasien untuk minum obat sesuai instruksi dokter
Senin Gangguan pola tidur S:
25 Oktober 2021 berhubungan dengan perjalanan - Klien mengatakan jarang tidur siang, tidur malam hanya 4 jam
penyakit - Klien mengatakan jika bangun sholat tahajud sampai pagi tidak bisa tidur
lagi
O:
- Saat kunjungan rumah pasien didapatkan tidak pernah tidur siang
- Tanda-tanda vital
TD : 180/100 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36 oC
A : Masalah gangguan pola tidur belum teratasi
P : Pertahankan Intervensi
1. Ukur tanda-tanda vital
2. Catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam tidur
3. Jelaskan pentingnya tidur adekuat
4. Anjurkan pasien menggunakan aroma terapi

Hari Kedua

Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan Paraf


Selasa , Nyeri kronis berhubungan S:

43
26 Oktober 2021 dengan agen cedera biologis - Klien mengatakan masih sakit kepala
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan seperti tertimpa benda berat dan
berputar putar.
- Klien juga mengatakan nyeri pada kepala dan menjalar hingga ke leher
bagian belakang
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan berada diskala 4 (nyeri sedang)
- Klien juga mengatakan nyeri yang dirasakan hilang timbul
O:
- Ekspresi wajah masih tampak sesekali meringis
- Tanda-tanda vital
TD : 150/90 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,5 oC
A : Masalah Nyeri Belum Teratasi
P : Pertahankan Intervensi
1. Ukur tanda-tanda vital
2. Kaji nyeri secara komprehensif
3. Anjurkan pasien untuk minum obat sesuai instruksi dokter
Selasa , Gangguan pola tidur S :
26 Oktober 2021 berhubungan dengan perjalanan
- Klien mengatakan sudah tidur siang 1 jam, tidur malam masih 4 jam
penyakit
O:
- Saat kunjungan rumah klien didapatkan baru bangun tidur

44
- Tanda-tanda vital
TD : 150/90 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 22 x/menit
S : 36,5 oC
A : Masalah Gangguan Pola Tidur Belum Teratasi
P : Pertahankan Intervensi
1. Ukur tanda-tanda vital
2. Catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam tidur

Hari Ketiga

Hari / Tanggal Diagnosa Keperawatan Catatan Perkembangan Paraf


Senin Nyeri kronis berhubungan S :
31 agustus 2020 dengan agen cedera biologis - Klien mengatakan sudah tidak sakit kepala
- Klien mengatakan nyeri yang dirasakan sudah berada diskala 3 (nyeri
ringan)
O:
- Ekspresi wajah tampak rileks
- Tanda-tanda vital
TD : 140/80 mmHg
N : 83 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,2oC
A : Masalah nyeri teratasi

45
P : Hentikan Intervensi
Senin Gangguan pola tidur S :
31 agustus 2020 berhubungan dengan perjalanan - Klien mengatakan sudah tidur siang 2 jam, tidur malam 6 jam
penyakit O:
- Saat kunjungan rumah pasien didapatkan baru bangun tidur
- Tanda-tanda vital
TD : 140/80 mmHg
N : 83 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,2oC
A : Masalah gangguan pola tidur teratasi
P : hentikan Intervensi

46
BAB IV
PEMBAHASAN

A. PENGKAJIAN
Pada pengkajian didapatkan keluhan yang dirasakan klien semenjak pasien
memeriksakan kesehatannya di pukesmas yaitu keluhan utamanya sakit kepala,
kemudian dilanjutkan pengkajian di rumah pasien dengan cara melakukan home
visite atau kunjungan rumah, didapatkan data pasien atau keluhan lainnya yaitu
sering pusing, tegang bagian belakang leher dan sussah tidur. Didukung dengan
data dari keluarga pasien.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pada teori didapatkan banyak diagnose keperawatan yang muncul dari
kasus hipertensi yaitu:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload
vasokontriksi
3. Resiko injuri berhubungan dengan kesadaran menurun
4. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan dengan sirkulasi
darah yang kurang ke otak
5. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kondisi fisik
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan umum
Pada laporan kasus diagnose keperawatan yang didapatkan sesuai dengan
keadaan pasien dengan kasus hipertensi adalah:
1. Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan perjalanan penyakit

C. PERENCANAAN
Pada laporan kasus HIPERTENSI di pukesmas kawatuna diangkat 2
diagnosa keperawatan, dari kedua diagnosa keperawatan selanjutnya dibuat
rencana asuhan keperawatan sebagai tindakan pemecahan masalah keperawatan
dimana kelompok membuat rencana keperawatan berdasarkan diagnose
keperawatan kemudian menetapkan tujuan , selanjutnya menetapkan tindakan yang
tepat. Pada perencanaan ini tidak jauh berbeda antara tinjauan teori dan tinjauan
kasus yan dilaksanakan atas dasar teori yang dimuat pada Bab II sebelumnya.

D. PELAKSANAAN
Semua tindakan yang dilaksanakan selalu berorientasi pada rencana yang
telah dibuat terdahulu dengan mengantisipasi seluruh tanda-tanda yang timbul
sehingga tindakan keperawatan dapat tercapai pada asuhan keperawatan yang
dilaksankan dengan menerapkan komunikasi terapeutik. Pada kasus ini tidak jauh
beda dengan teori –teori yang ada dalam rencana keperawatan.
Pelaksanaan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut:
1) Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera biologis: Lakukan pengkajian
nyeri yang kompherensif meliputi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan factor presipitasiya, Observasi
reaksi non verbal dari ketidaknyamanan, Observasi tanda-tanda vital, Berikan
informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung
atau antisipasi ketidak nyamanan akibat prosedur, Ajarkan teknik non
farmakologi.
2) Gangguan pola tidur berhubungan dengan perjalanan penyakit: lakukan
pengukuran tanda tanda vital, catat kebutuhan tidur pasien setiap hari dan jam
tidur, jelaskan pentingnya tidur yang adekuat, dan anjurkan pasien
menggunakan aroma terapy. Di lakukan sesuai prosedur

E. EVALUASI
Evaluasi merupakan langkah terakhir dalam proses keperawatan, evaluasi
meliputi hasil dan proses dari asuhan keperawatan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada tujuan pada laporan kasus hipertensi pada Ny. S maka dapat
disimpulkan beberapa hal antara lain :
1. Pengkajian pada pasien hipertensi terfokus pada pengkajian nyeri, nutrisi, dan
aktivitas pasien. Semua pengkajian diperoleh lansung dari pasien dan keluarga
pasien dengan metode wawancara dan pemeriksaan fisik.
2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien Ny. S ada 2 yaitu:
- Nyeri kronis berhubungan dengan agen cedera fisik
- Gangguan pola tidur berhubungan dengan perjalanan penyakit

B. Saran

Berdasarkan kasus yang diambil oleh kelompok dengan judul asuhan


keperawatan pada Pasien “Ny. S” Dengan Diagnosa Medis “Hipertensi” Di Uptd
Pukesmas Birobuli Palu. Demi kebaikan selanjutnya maka kelompok
menyarankan kepada:
1. Instasi pelayanan kesehatan mampu meningkatkan kinerja perawat dan tenaga
medis yang lain sehingga mampu meningkatkan asuhan keperawatan pada
pasien dengan kasus hipertensi.
2. Tenaga kesehatan khususnya perawat diharapkan untuk melanjutkan asuhan
keperawatan yang sudah dibuat oleh kelompok yang bertujuan untuk
pemulihan kesehatan pasien dengan kasus hipertensi sehingga dapat
melakukan aktifitas sehari-hari seperti orang sehat pada umumnya.
3. Pasien dan keluarga pasien diharpkan mampu mengenali atau mengetahui
bagaimana tindak lanjut perawatan pada kasus hipertensi dan terapi yang
diberikan oleh tenaga kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani R Y. 2015. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler.


Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Brunner dan Suddarth. 2017. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC

Padila. 2016. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika

Udjianti W J. 2015. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika

World Health Organization (WHO). 2018. Data Hipertensi Global. Asia Tenggara:
WHO

Wijayaningsih K S. 2016. Standar Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Trans Info


Media

Anda mungkin juga menyukai