Anda di halaman 1dari 23

A.

Definisi
Dyspepsia merupakan nyeri atau rasa tidak enak pada abdomen bagian
atas dan dada bagian bawah sering disertai rasa perih di ulu hati (“heart-
burn”) mual reguritasi dan flatulensi. Dispepsia adalah sekumpulan gejala
berupa nyeri, perasaan tidak enak pada perut bagian atas yang menetap atau
berulang disertai dengan gejala lainnya seperti rasa penuh saat makan, cepat
kenyang, kembung, bersendawa, nafsu makan menurun, mual, muntah, dan
dada terasa panas yang telah berlangsung sejak 3 bulan terakhir, dengan awal
mula gejala timbul dalam 6 bulan sebelumnya. (Abdullah, 2016).

B. Anatomi Fisiologi
Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal (mulai dari mulut
sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk
menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi kedalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh.
Saluran Pencernaan Terdiri Dari :
1. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan
air pada manusia dan hewan. Mulut biasanya terletak dikepala dan
umumnya merupakan  bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang
berakhir di anus Makanan dipotong oleh gigi depan (incisivus) dan
dikunya oleh gigi  belakang, menjadi bagian-bagian kecil yang lebih
mudah dicerna. Palatum adalah langit-langit mulut. Palatum kertas
tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah depan tulang maxilaris,
dibelakangnya terdapat palatum lunak yang merupakan lipatan
menggantung yang dapat bergerak terdiri atas jaringan fibrus dan selaput
lendir. Ludah dari kelenjar ludah (saliva) akan membungkus bagian-
bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai
mencernanya. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara
otomatis . epiglottis akan tertutup agar makanan tidak masuk kedalam
pipa udara (trakea) dan keparu- paru, sedangkan bagian atap mulut

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


sebelah belakang (palatum mole, langit-langit lunak) terangkat agar
makanan tidak masuk kedalam hidung.
2. Tenggorokan (Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan.
Dalam lengkungan faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe
yang banyak mengandung kelenjar limfoit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi, disini terletak bersampingan antara jalan nafas dan jalan
makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan
ruas tulang belakang. Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga
hidung, dengan  perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak
berhubungan dengan rongga mulut dengan perantara lubang yang disebut
ismus fausium. Tekak terdiri dari : bagian superior disebut nasofaring,
pada naso faring  bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan
ruang gendang telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini
berbatas kedepan sampai diakar lidah  bagian inferior disebut laring
gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.
3. Kerongkongan (Esofagus)
Merupakan saluran berotot yang berdinding tipis dan dilapisi oleh
lapisan lendir. Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya
tarik bumi, tapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmit yang
disebut peristaltik.
Esophagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang.
Esophagus di bagi menjadi tiga bagian :
a. Bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka).
b. Bagian tengah (campur otot rangka dan otot halus).
c. Serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus.
4. Lambung
a. Anatomi Lambung (Gaster) merupakan salah satu organ pencernaan
yang terdapat dalam tubuh manusia. Untuk lebih jelasnnya apa itu
lambung atau gaster, akan membahas anatomi lambung terlebih
dahulu. tidak hanya anatomi lambung, disini juga akan membahas
anatomi dan fisiologi lambung. Anatomi dan fisiologi lambung yang
di bahas di sini meliputi: lapisan lambung, persarafan dan aliran darah
Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX
pada lambung, fungsi motorik dari lambung, fungsi pencernaan dari
lambung, fungsi sekresi dari lambung,  proses pencernaan makanan di
lambung, serta enzim dan hormon yang  berperan dalam pencernaan
di lambung.
Gaster terletak di bagian atas abdomen, terbentang dari
permukaan bawah arcus costalis sinistra sampai regio epigastricaan
umbilicalis. Sebagian besar gaster terletak di bawah costae bagian
bawah. Secara kasar gaster berbentuk huruf J dan mempunyai dua
lubang, ostium cardiacum dan ostium pyloricum; dua curvatura,
curvatura major dan curvatura minor; dan dua dinding yaitu paries
anterior dan paries posterior. Secara umum lambung di bagi menjadi 3
bagian :
1) Kardia / kelenjar jantung ditemukan di regia mulut jantung. Ini
hanya mensekresi mucus.
2) Fundus / gastric terletak hampir di seluruh corpus, yang mana
kelenjar ini memiliki tiga tipe utama sel, yaitu :
a) Sel zigmogenik/ chief cell,mesekresi pepsinogen. Pepsinogen
ini diubah menjadi pepsin dalam suasana asam. Kelenjar ini
mensekresi lipase dan renin lambung yang kurang penting.
b) Sel parietal, mensekresi asam hidroklorida dan factor intrinsic.
Faktor intrinsic diperlukan untuk absorbsi vitamin B12 dalam
usus halus.
c) Sel leher mukosa ditemukan pada bagian leher semua kelenjar
lambung. Sel ini mensekresi barier mukus setebal 1 mm dan
melindungi lapisan lambung terhadap kerusakan oleh HCL
atau autodigesti.
3) Pilorus terletak pada regia antrum pilorus. Kelenjar ini mensekresi
gastrin dan mukus, hormon peptida dalam proses sekresi
lambung.
Lambung terdiri atas empat lapisan:
1) Lapisan peritoneal luar atau lapisan serosa

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


Yang merupakan bagian dari peritoneum viseralis. Dua lapisan
peritoneum visceral menyatu pada kurvatura minor lambung dan
duodenum, memanjang kearah hati membentuk omentum minus.
Lipatan peritoneum yang kelaur dari organ satu menuju organ lain
disebut ligamentum. Pada kurvatura mayor  peritoneum terus
kebawah membentuk omentum mayus.
2) Lapisan berotot yang terdiri atas tiga lapis :
a) Serabut longitudinal, yang tidak dalam dan bersambung
dengan otot esophagus.
b) Serabut sirkuler yang paling tebal dan terletak di pilorus serta
membentuk otot sfingter dan berada di bawah lapisan pertama.
c) Serabut oblik yang terutama dijumpai pada fundus lambung
dan berjalan dari orifisium kardiak, kemudian membelok ke
bawah melalui kurvatura minor (lengkung kecil).
3) Lapisan submukosa Yang terdiri atas jaringan areolar berisi
pembuluh darah dan saluran limfe. Lapisan mukosa yang terletak
di sebelah dalam, tebal, dan terdiri atas  banyak kerutan atau
rugue, yang hilang bila organ itu mengembang karena  berisi
makanan.
4) Membran mukosa dilapisi epitelium silindris dan berisi banyak
saluran limfe Semua sel-sel itu mengeluarkan sekret mukus.
Permukaan mukosa ini dilintasi saluran saluran kecil dari
kelenjar-kelenjar lambung. Semua ini berjalan dari kelenjar
lambung tubuler yang bercabang-cabang dan lubang-lubang
salurannya dilapisi oleh epithelium silinder. Epithelium ini
bersambung dengan  permukaan mukosa dari lambung.
b. Fisiologi Lambung
Secara umum gaster memiliki fungsi motorik dan fungsi
pencernaan & sekresi, berikut fungsi Lambung:
1) Fungsi motorik
a) Fungsi reservoir Menyimpan makanan sampai makanan
tersebut sedikit demi sedikit dicernakan dan bergerak ke

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


saluran pencernaan. Menyesuaikan  peningkatan volume tanpa
menambah tekanan dengan relaksasi reseptifotot polos yang
diperantarai oleh saraf vagus dan dirangsang oleh gastrin.
b) Fungsi mencampur, memecahkan makanan menjadi partikel-
partikel kecil dan mencampurnya dengan getah lambung
melalui kontraksi otot yang mengelilingi lambung.
c) Fungsi pengosongan lambung, diatur oleh pembukaan sfingter
pylorus yang dipengaruhi oleh viskositas, volume, keasaman,
aktivitas osmotis, keadaan fisisk, emosi, obat-obatan dan kerja.
2) Fungsi pencernaan dan sekresi
a) Pencernaan protein oleh pepsin dan HCL
b) Sintesis dan pelepasan gastrin. Dipengaruhi oleh protein yang
di makan,  peregangan antrum, rangsangan vagus.
c) Sekresi factor intrinsik. Memungkinkan absorpsi vitamin B12
dari usus halus bagian distal.
d) Sekresi mucus. Membentuk selubung yang melindungi
lambung serta  berfungsi sebagai pelumas sehingga makanan
lebih mudah untuk diangkut.
5. Usus Halus (Usus Kecil) adalah bagian dari saluran pencernaan yang
terletak diantara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan
pembulu darah yang mengangkut zat-zat yang diserap dihati melalui vena
porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air
(yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna).
Lapisan usus halus : lapisan mukosa (sebelah dalam), lapisan otot
melingkar (sirkuler), lapisan otot nmemanjang (longitudinal) dan lapisan
serosa (sebelah luar).
Usus halus terdiri atas 3 bagian yaitu :
a. Usus dua belas jari (Duodenum) Adalah bagian dari usus halus yang
terletak setelah lambung dan menghubungkannya keusus kosong
(jejunum).
b. Usus kosong (Jejenum) Adalah bagian kedua dari usus halus, diantara
usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum).

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


c. Usus penyerapan (Ileum) Adalah bagian terakhir dari usus halus.
6. Usus Besar (Kolon) adalah bagian usus antara usus buntu dan rectum.
Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses. Usus besar terdiri
dari :
a. Kolon asendens (kanan)
b. Kolon transversum
c. Kolon desendens (kiri) 
d. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rectum)
7. Rektum dan Anus adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus
besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir dianus. Organ ini berfungsi
sebagai tempat  penyimpanan sementara feses.
8. Pangkreas adalah organ pada system pencernaan yang memiliki dua
fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa
hormon seperti insulin.Pangkreas terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu:
a. Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
b. Pulau pangkreas, menghasilkan hormone.
Pangkreas melepaskan enzim pencernaan kedalam duodenum dan
melepaskan hormon kedalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh
pangkreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Hormon yang
dihasil oleh  pangkreas adalah :
a. Insulin, yang berfungsi menurunkan kadar gula dalam darah.
b. Glukagon, yang berfungsi menaikkan kadar gula dalam darah.
c. Somatostatin, yang berfungsi menghalangi pelepasan kedua hormone
lainnya (insulin dan glukagon).
9. Hati merupakan sebuah organ yang terbesar didalam badan manusia dan
memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan
pencernaan. Organ ini memainkan peran penting dalam metabolism dan
memiliki  beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen,
system protein  plasma, dan penetralan obat.
10. Kandung Empedu
Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan,
yang selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum.

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari
kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu
umum. Duktus pangkreatikus bergabung dengan saluran empedu umum
dan masuk kedalam duodenum. Empedu memiliki 2 fungsi penting :
a. Membantu pencernaan dan penyerapan lemak.
b. Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama
hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan
kelebihan kolesterol.
Secara spesifisik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:
1) Garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan
vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses
penyerapan.
2) Garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk
membantu menggerakkan isinya.
3) Bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang kedalam empedu
sebagai limbah dari sel darah merah yang hancur.
4) Obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya
dibuang dari tubuh.
5) Berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang
didalam empedu.
(Hadi, 2015)

C. Etiologi
Penyebab dari dispepsia antara lain menelan udara (aerofagi),
regurgitasi (alir balik, refluks) asam dari lambung, iritasi lambung (gastritis),
ulkus gastrikum atau ulkus duodenalis, kanker lambung, peradangan kandung
empedu (kolesistitis), intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu
dan produknya, kelainan gerakan usus, kecemasan atau depresi, perubahan
pola makan dan  pengaruh obat- obatan yang dimakan secara berlebihan dan
dalam waktu yg lama, alcohol nikotin rokok (Taufan, 2017).

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


D. Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas,
zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres,
pemasukan makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong,
kekosongan lambung dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat
gesekan antara dinding-dinding lambung, kondisi demikian dapat
mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang akan merangsang terjadinya
kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di medulla
oblongatamembawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan (Corwin, 2016).

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


E. Pathway

Dyspepsia

Dyspepsia Organik Dyspepsia Fungsional

Stress Kopi dan Alkohol

Peransang saraf simpatis NV Respon mukosa lambung


(Nervus Vagus)

Vasodilatasi mukosa Ekspeliasi


gaster (Pengelupasan)

↑produksi HCL
dilambung

HCL kontak
dengan mukosa Ansietas
Mual
gaster

Muntah Perubahan pada


Nyeri
kesehatan
epigastrium
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Kekurangan Kurang
kebutuhan tubuh volume cairan Nyeri Akut informasi

Iritasi mukosa Kurang


Anoreksia
dinding lambung pengetahuan

Hcl menginfeksi Nausea Hipotalamus Merangsang


dinding esofagus syaraf lambung

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


F. Manisfestasi Klinis
1. Nyeri perut (abdominal discomfort)
2. Rasa perih di ulu hati
3. Mual. Kadang-kadang sampai muntah.
4. Nafsu makan berkurang
5. Rasa lekas kenyang
6. Perut kembung
7. Rasa panas di dada dan perut

G. Komplikasi
1. Malnutrisi
2. Dehidrasi
3. Syok bila perdarahan massif

H. Pemeriksaan diagnostik
Berbagai macam penyakit dapat menimbulkan keluhan yang sama,
seperti halnya pada sindrom dyspepsia, oleh karena dyspepsia hanya
merupakan kumpulan gejala dan penyakit disaluran pencernaan maka perlu di
pastikan  penyakitnya. Untuk memastikan penyakitnya maka perlu dilakukan
beberapa  pemeriksaan, selain pengamatan jasmani, juga perlu di periksa:
laboratorium , radiologis, endoskopi, USG, dan lain-lain. 
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak di tekankan
untuk menyingkirkan penyebab organic lainya seperti: pancreatitis
kronik, diabetes mellitus, dan lainya. Pada dyspepsia fungsional biasanya
hasil laboratorium dalam batas normal.
2. Radiologi
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang diagnosis suatu penyakit
disaluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan
radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya
menggunakan kontraks ganda.
3. Endoskopi (Esofago-gastro- Duodenoskopi).

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


Sesuai dengan definisi bahwa pada dyspepsia fungsional gambaran
endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik.
4. USG (Ultrasonografi)
Merupakan diagnostic yang tidak infasif, akhir-akhir ini makin banyak
dimanfaatkan untuk membantu menentukan diagnostic dari suatu
penyakit, apa lagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat
digunakan setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat
dimanfaatkan
5. Waktu pengosongan lambung.
Dapat di lakukan dengan scintigafi atau dengan pellet Radioopak. Pada
dyspepsia fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30-40% kasus.

I. Penatalaksanaan
1. Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung.
2. Menghindari factor resiko seperti alcohol, makanan yang pedas, obat-
obatan yang berlebihan, nikotin rokok dan stress.
3. Atur pola makan
4. Kebiasaan makanan teratur dengan makanan sedikit-sedikit dan sering,
duduk atau berjalan-jalan setelah makan; naikan kepala setelah
berbaring.
5. Pemberian antacid secara intensif untuk 2 minggu pertama, kemudian
kurangi berangsur-angsur untuk mengendalikan gejala-gejala. 
6. Hilangkan ansietas dan rasa tegang.

J. Pencegahan
1. Makan dengan porsi kecil, tetapi sering.
2. Cobalah hindari hal-hal yang bisa memicu dispepsia.
3. Berhenti atau tidak merokok.
4. Menjaga berat badan agar tetap ideal

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


KONSEP ASKEP TEORITIS

A. Pengkajian
IDENTITAS
1. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama,
pekerjaan, pendidikan, alamat.
2. Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama,
pekerjaan, hubungan dengan pasien, alamat.
PENGKAJIAN
1. Alasan utama datang ke rumah sakit
2. Keluhan utama (saat pengkajian)
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat kesehatan dahulu
5. Riwayat kesehatan keluarga
6. Riwayat pengobatan dan alergi
PENGKAJIAN FISIK
1. Keadaan umum : sakit / nyeri, status gizi, sikap, personal hygiene dan
lain-lain.
2. Data sistemik
a. Sistem persepsi sensori : pendengaran, penglihatan, pengecap /
penghidu, peraba, dan lain-lain
b. Sistem penglihatan : nyeri tekan, lapang pandang, kesimetrisan mata,
alis, kelopak mata, konjungtiva, sklera, kornea, reflek, pupil, respon
cahaya, dan lain-lain.
c. Sistem pernapasan : frekuensi, batuk, bunyi napas, sumbatan jalan
napas, dan lain-lain.
d. Sistem kardiovaskular : tekanan darah, denyut nadi, bunyi jantung,
kekuatan, pengisian kapiler, edema, dan lain-lain.
e. Sistem saraf pusat : kesadaran, bicara, pupil, orientasi waktu, orientasi
tempat, orientasi orang, dan lain-lain.

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


f. Sistem gastrointestinal : nafsu makan, diet, porsi makan, keluhan,
bibir, mual dan tenggorokan, kemampuan mengunyah, kemampuan
menelan, perut, kolon dan rektum, rectal toucher, dan lain-lain.
g. Sistem muskuloskeletal : rentang gerak, keseimbangan dan cara jalan,
kemampuan memenuhi aktifitas sehari-hari, genggaman tangan, otot
kaki, akral, fraktur, dan lain-lain.
h. Sistem integumen : warna kulit, turgor, luka, memar, kemerahan, dan
lain-lain.
i. Sistem reproduksi : infertil, masalah menstruasi, skrotum, testis,
prostat, payudara, dan lain-lain.
j. Sistem perkemihan : urin (warna, jumlah, dan pancaran), BAK, vesika
urinaria.
3. Data penunjang
4. Terapi yang diberikan
5. Pengkajian masalah psiko, sosial, budaya dan spiritual
a. Psikologi
- Perasaan klien setelah mengalami masalah ini
- Cara mengatasi perasaan tersebut
- Rencana klien setelah masalahnya terselesaikan
- Jika rencana ini tidak terselesaikan
- Pengetahuan klien tentang masalah/penyakit yang ada
b. Sosial
- Aktivitas atau peran klien di masyarakat
- Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai
- Cara mengatasinya
- Pandangan klien tentang aktivitas sosial di lingkungannya
c. Budaya
- Budaya yang diikuti oleh klien
- Aktivitas budaya tersebut
- Keberatannya dalam mengikuti budaya tersebut
- Cara mengatasi keberatan tersebut

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


d. Spiritual
- Aktivitas ibadah yang biasa dilakukan sehari-hari
- Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan
- Aktivitas ibadah yang sekarang tidak dapat dilaksanakan
- Perasaaan klien akibat tidak dapat melaksanakan hal tersebut
- Upaya klien mengatasi perasaan tersebut
- Apa keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang
sekarang sedang dialami

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


B. Diagnosa keperawatan dan Intervensi
1. Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi.

Diagnosa Keperawatan/ Rencana keperawatan


Masalah Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Nyeri akut berhubungan dengan : NOC : NIC :
Agen injuri (biologi, kimia, fisik,  Pain Level, 1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
psikologis), kerusakan jaringan  pain control, termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
 comfort level kualitas dan faktor presipitasi
DS: Setelah dilakukan tinfakan keperawatan selama 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
 Laporan secara verbal …. Pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria 3. Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan
DO: hasil: menemukan dukungan
 Posisi untuk menahan nyeri 1. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab 4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri

 Tingkah laku berhati-hati nyeri, mampu menggunakan tehnik seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan

 Gangguan tidur (mata sayu, nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri

tampak capek, sulit atau gerakan mencari bantuan) 6. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan

kacau, menyeringai) 2. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan intervensi


menggunakan manajemen nyeri 7. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala,
 Terfokus pada diri sendiri
3. Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
 Fokus menyempit (penurunan
frekuensi dan tanda nyeri) 8. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
persepsi waktu, kerusakan proses
4. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri 9. Tingkatkan istirahat
berpikir, penurunan interaksi
berkurang 10. Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri,

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


dengan orang dan lingkungan) 5. Tanda vital dalam rentang normal berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi
 Tingkah laku distraksi, contoh : 6. Tidak mengalami gangguan tidur ketidaknyamanan dari prosedur
jalan-jalan, menemui orang lain 11. Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
dan/atau aktivitas, aktivitas analgesik pertama kali
berulang-ulang)
 Respon autonom (seperti
diaphoresis, perubahan tekanan
darah, perubahan nafas, nadi dan
dilatasi pupil)
 Perubahan autonomic dalam
tonus otot (mungkin dalam
rentang dari lemah ke kaku)
 Tingkah laku ekspresif (contoh :
gelisah, merintih, menangis,
waspada, iritabel, nafas
panjang/berkeluh kesah)
 Perubahan dalam nafsu makan
dan minum

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukkan nutrisi yang tidak adekuat.

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan
Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Ketidakseimbangan nutrisi kurang NOC: 1. Kaji adanya alergi makanan
dari kebutuhan tubuh a. Nutritional status: Adequacy of nutrient 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
Berhubungan dengan : b. Nutritional Status : food and Fluid Intake kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
Ketidakmampuan untuk c. Weight Control 3. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
memasukkan atau mencerna nutrisi Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama untuk mencegah konstipasi
oleh karena faktor biologis, …. nutrisi kurang teratasi dengan indikator: 4. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
psikologis atau ekonomi. 1. Albumin serum harian.
2. Pre albumin serum 5. Monitor adanya penurunan BB dan gula darah\
DS: 3. Hematokrit 6. Monitor lingkungan selama makan
 Nyeri abdomen 4. Hemoglobin 7. Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
 Muntah 5. Total iron binding capacity makan

 Kejang perut 6. Jumlah limfosit 8. Monitor turgor kulit

 Rasa penuh tiba-tiba setelah 9. Monitor kekeringan, rambut kusam, total protein, Hb

makan dan kadar Ht

DO: 10. Monitor mual dan muntah


11. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan
 Diare
konjungtiva
 Rontok rambut yang berlebih
12. Monitor intake nuntrisi
 Kurang nafsu makan
13. Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


 Bising usus berlebih nutrisi
 Konjungtiva pucat 14. Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan suplemen

 Denyut nadi lemah makanan seperti NGT/ TPN sehingga intake cairan
yang adekuat dapat dipertahankan.
15. Atur posisi semi fowler atau fowler tinggi selama
makan
16. Kelola pemberan anti emetik:.....
17. Anjurkan banyak minum
18. Pertahankan terapi IV line
19. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah
dan cavitas oval

3. Ansietas berhubungan dengan pengobatan.


Rencana keperawatan

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kolaborasi
Ansietas berhubungan dengan NOC : NIC :
Faktor keturunan, Krisis situasional, - Kontrol kecemasan Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
Stress, perubahan status kesehatan, - Koping 1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
ancaman kematian, perubahan Setelah dilakukan asuhan selama .… klien 2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien
konsep diri, kurang pengetahuan dan kecemasan teratasi dgn kriteria hasil: 3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
hospitalisasi 1. Klien mampu mengidentifikasi dan selama prosedur
mengungkapkan gejala cemas 4. Temani pasien untuk memberikan keamanan dan
DO/DS: 2. Mengidentifikasi, mengungkapkan dan mengurangi takut
 Insomnia menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas 5. Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
 Kontak mata kurang 3. Vital sign dalam batas normal tindakan prognosis

 Kurang istirahat 4. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh 6. Libatkan keluarga untuk mendampingi klien

 Berfokus pada diri sendiri dan tingkat aktivitas menunjukkan 7. Instruksikan pada pasien untuk menggunakan tehnik
berkurangnya kecemasan relaksasi
 Iritabilitas
8. Dengarkan dengan penuh perhatian
 Takut
9. Identifikasi tingkat kecemasan
 Nyeri perut
10. Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
 Penurunan TD dan denyut nadi
kecemasan
 Diare, mual, kelelahan
11. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
 Gangguan tidur
ketakutan, persepsi

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


 Gemetar 12. Kelola pemberian obat anti cemas: ........
 Anoreksia, mulut kering
 Peningkatan TD, denyut nadi, RR
 Kesulitan bernafas
 Bingung
 Bloking dalam pembicaraan
 Sulit berkonsentrasi

4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan secara aktif

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


Diagnosa Keperawatan/ Masalah Rencana keperawatan
Kolaborasi Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Kekurangan volume cairan NOC: NIC :
Berhubungan dengan:  Fluid balance 1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
 Kehilangan volume cairan secara  Hydration 2. Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa,
aktif  Nutritional Status : Food and Fluid Intake nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika
 Kegagalan mekanisme pengaturan Setelah dilakukan tindakan keperawatan diperlukan
selama….. defisit volume cairan teratasi dengan 3. Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan
DS : kriteria hasil: (BUN , Hmt , osmolalitas urin, albumin, total protein )
 Haus 1. Mempertahankan urine output sesuai dengan 4. Monitor vital sign setiap 15menit – 1 jam

DO: usia dan BB, BJ urine normal, 5. Kolaborasi pemberian cairan IV

 Penurunan turgor kulit/lidah 2. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas 6. Monitor status nutrisi
normal 7. Berikan cairan oral
 Membran mukosa/kulit kering
3. Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas 8. Berikan penggantian nasogatrik sesuai output (50 –
 Peningkatan denyut nadi,
turgor kulit baik, membran mukosa lembab, 100cc/jam)
penurunan tekanan darah,
tidak ada rasa haus yang berlebihan 9. Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
penurunan volume/tekanan nadi
4. Orientasi terhadap waktu dan tempat baik 10. Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
 Pengisian vena menurun
5. Jumlah dan irama pernapasan dalam batas meburuk
 Perubahan status mental
normal 11. Atur kemungkinan tranfusi
 Konsentrasi urine meningkat
6. Elektrolit, Hb, Hmt dalam batas normal 12. Persiapan untuk tranfusi
 Temperatur tubuh meningkat
7. pH urin dalam batas normal 13. Pasang kateter jika perlu

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


8. Intake oral dan intravena adekuat 14. Monitor intake dan urin output setiap 8 jam

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX


DAFTAR PUSTAKA

Abdullah M. dan Gunawan J., 2014, Dispepsia, Jurnal IDI, Vol. 39 No. 9.
Corwin E.J., 2016. Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran
EGC,Jakarta.
Hadi S, 2015. Gastrointerologi. Bandung. P.P. Jakarta.
Haryono, Rudi, 2012. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan.
Yogyakarta.
Johnson, M.,et all, 2017. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition.
IOWA Intervention Project: Mosby.
Khoirul Hikari, 2015 https://www.scribd.com/doc/283909452/Pathway-Dispepsia.
Muttaqin, Arif, 2011. Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan Keperawatan
Medikal Bedah. Jakarta: Salemba Medika
Nugroho, Dr. Taufan, 2014. Asuhan keperawatan Maternitas, Anak, Bedah,
Penyakit  Dalam.Nuha Medika; Yogyakarta.

Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX

Anda mungkin juga menyukai