KONSEP TEORITIS
1. DEFINISI
Gastroenteritis adalah suatu keadaan dimana terdapat inflamasi pada
bagian mukosa dari saluran gastrointestinal ditandai dengan diare dan muntah
(How, C., 2010). Menurut Dennis, dkk (2016) diare adalah buang air besar
dengan frekuensi yang meningkat dari biasanya atau lebih dari tiga kali sehari
dengan konsistensi feses yang lebih lembek atau cair (kandungan air pada
feses lebih banyak dari biasanya yaitu lebih dari 200 gram atau 200ml/24jam).
Gastroenteritis akut adalah diare dengan onset mendadak dengan frekuensi
lebih dari 3 kali dalam sehari disertai dengan muntah dan berlangsung kurang
dari 14 hari (Sudoyo, 2009).
Gastroenteritis akut juga didefinisikan sebagai suatu kumpulan dari gejala
infeksi saluran pencernaan yang dapat disebabkan oleh beberapa organisme
seperti bakteri, virus, dan parasit. Beberapa organisme tersebut biasanya
menginfeksi saluran pencernaan manusia melalui makanan dan minuman yang
telah tercemar oleh organisme tersebut (food borne disease) (Mendri, 2017).
Berdasarkan hal tersebut dapat disumpulkan Gastroenteritis akut (GEA)
adalah inflamasi mukosa dari saluran gastrointestinal akibat infeksi organisme
seperti bakteri, virus, dan parasit ditandai dengan feses yang lebih lembek atau
cair dan muntah dengan onset mendadak yang frekunsinya lebih dari 3 kali
sehari dan berlansung kurang dari 14 hari.
2. ANATOMI FISIOLOGI
Menurut Syaifuddin, ( 2003 ), susunan pencernaan terdiri dari :
1) Mulut, Terdiri dari 2 bagian :
a) Bagian luar yang sempit / vestibula yaitu ruang diantara gusi,gigi, bibir,
dan pipi.
Di sebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam di tutupi
oleh selaput lendir (mukosa). Otot orbikularis oris menutupi bibir.
Levator anguli oris mengakat dan depresor anguli oris menekan ujung
mulut.
2) Bagian rongga mulut atau bagian dalam yaitu rongga mulut yang di batasi
sisinya oleh tulang maksilaris palatum dan mandibularis di sebelah
belakang bersambung dengan faring.
a) Palatum
Terdiri atas 2 bagian yaitu palatum durum (palatum keras) yang
tersusun atas tajuk-tajuk palatum dari sebelah tulang maksilaris dan
lebih kebelakang yang terdiri dari 2 palatum.Palatum mole (palatum
lunak) terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung yang
dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir.
b) Lidah
Terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot
lidah ini dapat digerakkan ke segala arah. Lidah dibagi atas 3 bagian
yaitu : Radiks Lingua =pangkal lidah, Dorsum Lingua = punggung
lidah dan Apek Lingua +11ujung lidah. Pada pangkal lidah yang
kebelakang terdapat epligotis. Punggung lidah (dorsum lingua) terdapat
putting puting pengecapatau ujung saraf pengecap. Fenukun Lingua
merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah kira-kira
ditengah-tengah, jika tidak digerakkan ke atas nampak selaput lendir.
c) Kelenjar Ludah
Merupakan kelenjar yang mempunyai ductus bernama ductus wartoni
dan duktus stansoni. Kelenjar ludah ada 2 yaitu kelenjar ludah bawah
rahang (kelenjar submaksilaris) yang terdapat di bawah tulang rahang
atas bagian tengah,kelenjar ludah bawah lidah (kelenjar sublingualis)
yang terdapat di sebelah depan di bawah lidah.Di bawah kelenjar ludah
bawah rahang dan kelenjar ludah bawah lidah di sebut koronkula
sublingualis serta hasil sekresinya berupa kelenjar ludah (saliva). Di
sekitar rongga mulut terdapat 3 buah kelenjar ludah yaitu kelenjar
parotis yang letaknya dibawah depan dari telinga di antara prosesus
Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX
mastoid kiri dan kanan os mandibular, duktusnya duktus stensoni,
duktus ini keluar dari glandula parotis menuju kerongga mulut melalui
pipi (muskulus buksinator). Kelenjar submaksilaris terletak di bawah
rongga mulut bagian belakang, duktusnya duktus watoni bermuara di
rongga 12 mulut bermuara di dasar rongga mulut. Kelenjar ludah di
dasari oleh saraf-saraf tak sadar.
d) Otot Lidah
Otot intrinsik lidah berasal dari rahang bawah (mandibularis, oshitoid
dan prosesus steloid) menyebar kedalam lidah membentuk
anyamanbergabung dengan otot instrinsik yang terdapat pada lidah. M
genioglosus merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari permukaan
tengah bagian dalam yang menyebar sampai radiks lingua.
2) Faring (tekak)
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan
kerongkongan (esofagus), di dalam lengkung faring terdapat tonsil
(amandel) yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung
limfosit.
3) Esofagus
Panjang esofagus sekitar 25 cm dan menjalar melalui dada dekat dengan
kolumna vertebralis, di belakang trakea dan jantung. Esofagus melengkung
ke depan, menembus diafragma dan menghubungkan lambung. Jalan
masuk esofagus ke dalam lambung adalah kardia.
4) Gaster ( Lambung )
Merupakan bagian dari saluran yang dapat mengembang paling banyak
terutama didaerah epigaster. Lambung terdiri dari bagian 13 atas fundus
uteri berhubungan dengan esofagus melalui orifisium pilorik, terletak
dibawah diafragma di depan pankreas dan limpa,menempel di sebelah kiri
fudus uteri.
a) Seikum
Di bawah seikum terdapat appendiks vermiformis yang berbentuk
seperti cacing sehingga di sebut juga umbai cacing, panjang 6 cm.
b) Kolon asendens
Panjang 13 cm terletak di bawah abdomen sebelah kanan membujur ke
atas dari ileum ke bawah hati. Di bawah hati membengkak ke kiri,
lengkungan ini di sebut Fleksura hepatika, di lanjutkan sebagai kolon
transversum.
c) Appendiks ( usus buntu )
Bagian dari usus besar yang muncul seperti corong dari akhir seikum.
d) Kolon transversum
Panjang ± 38 cm, membunjur dari kolon asendens sampai ke kolon
desendens berada di bawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura
hepatica dan sebelah kiri terdapat fleksura linealis.
e) Kolon desendens
Panjang ± 25 cm, terletak di bawah abdomen bagian kiri membunjur
dari atas ke bawah dari fleksura linealis sampai ke depan ileum kiri,
bersambung dengan kolon sigmoid.
f) Kolon sigmoid
Merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring dalam rongga
pelvis sebelah kiri, bentuk menyerupai huruf S.Ujung bawahnya
berhubung dengan rectum.Fungsi kolon : Mengabsorsi air dan
elektrolit serta kimus dan menyimpan feses sampai dapat dikeluarkan.
Pergerakan kolon ada 2 macam :1) Pergerakan pencampur (Haustrasi)
yaitu kontraksi gabungan otot polos dan longitudinal namun bagian
luar usus besar yang tidak terangsang menonjol keluar menjadi seperti
kantong.2) Pergarakan pendorong ”Mass Movement”, yaitu kontraksi
usus besar yang mendorong feses ke arah anus.
Aldina, S.Kep Profesi Ners STIKes WNP Angk.IX
3. ETIOLOGI
Menurut Arif Muttaqin (2011) dan Suriadi (2010), penyebab dari
gastroenteritis sangat beragam , antara lain sebagai berikut :
a. Faktor infeksi
1) Infeksi berbagai macam bakteri yang disebabkan oleh kontaminasi
makanan maupun air minum (enteropathogenic, escherichia coli,
salmonella, shigella, V. Cholera, dan clostridium).
2) Infeksi berbagai macam virus :enterovirus, echoviruses, adenovirus,
dan rotavirus. Penyebab diare terbanyak pada anak adalah virus
Rotavirus.
3) Jamur : kandida
4) Parasit (giardia clamblia, amebiasis, crytosporidium dan cyclospora)
b. Faktor non infeksi/ bukan infeksi :
1) Alergi makanan, misal susu, protein
2) Gangguan metabolik atau malabsorbsi : penyakit
3) Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
4) Obat-obatan : Antibiotik, Laksatif, Quinidine, Kolinergik, dan
Sorbital.
5) Penyakit usus : colitis ulcerative, crohn disease, enterocolitis 6)
Emosional atau stress
6) Obstruksi usus
4. PATOFISIOLOGI
Menurut Muttaqin (2011), Peradangan pada gastroenteritis disebabkan oleh
infeksi dengan melakukan invasi pada mukosa, memproduksi enterotoksin dan
atau memproduksi sitotoksin. Mekanisme ini menghasilkan peningkatan
sekresi cairan dan menurunkan absorbsi cairan sehingga akan terjadi dehidrasi
dan hilangnya nutrisi dan elektrolit.
Menurut Diskin (2008) di buku Muttaqin (2011) adapun mekanisme dasar
yang menyebabkan diare, meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Gangguan osmotik, dimana asupan makanan atau zat yang sukar diserap
oleh mukosa intestinal akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
6. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Sodikin (2011), Beberapa tanda dan gejala yang terjadi pada kasus
gastroenteritis, antara lain :
a. Gelisah
b. Suhu badan meningkat
c. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
d. Timbul diare
e. Feses makin cair, mungikn mengandung darah dan atau lendir
f. Warna feses berubah menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu.
g. Muntah baik sebelum maupun sesudah diare
h. Terdapat gejala dan tanda dehidrasi : ubun-ubun besar cekung pada bayi,
tonus otot dan turgor kulit berkurang, selaputlendir pada mulut dan bibir
terlihat kering
i. Berat badan menurun
j. Pucat, lemah
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Sudoyo (2009), pemeriksaan penunjang untuk penyakit GEA ada dua
yaitu pemeriksaan darah dan pemeriksaan feses pasien, sebagai berikut :
a. Darah Pada pemeriksaan darah yang perlu diperiksa adalah dara perifer
lengkap, serum elektrolit berupa Na+, K+, Cl-, analisa gas darah apabila
didapatkan tandatanda gangguan keseimbangan asam basa, immunoassay
untuk mengetahui organisme yang menginfeksi mukosa gastrointestinal
seperti toksin bakteri (C. difficile), antigen virus (rotavirus), antigen
protozoa (Giardia, E. histolytica).
b. Feses Pemeriksaan feses yang perlu dilakukan adalah pemeriksaan feses
lengkap, pada pemeriksaan ini dilakukan pemeriksaan mikroskopis untuk
8. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan diare akut karena infeksi pada orang dewasa terdiri atas:
rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan, memberikan terapi simptomatik,
dan memberikan terapi definitif.
a. Terapi rehidrasi
Langkah pertama dalam menterapi diare adalah dengan rehidrasi, dimana
lebih disarankan dengan rehidrasi oral. Akumulasi kehilangan cairan
(dengan penghitungan secara kasar dengan perhitungan berat badan
normal pasien dan berat badan saat pasien diare) harus ditangani pertama.
Selanjutnya, tangani kehilangan cairan dan cairan untuk pemeliharaan.
Hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang
cepat dan akurat, yaitu:
1) Jenis cairan
Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan
karena tersedia cukup banyak di pasaran, meskipun jumlah
kaliumnya lebih rendah bila dibandingkan dengan kadar Kalium
cairan tinja. Apabila tidak tersedia cairan ini, boleh diberikan cairan
NaCl isotonik. Sebaiknya ditambahkan satu ampul Na bikarbonat
7,5% 50 ml pada setiap satu liter infus NaCl isotonik. Asidosis akan
dapat 12 diatasi dalam 1-4 jam. Pada keadaan diare akut awal yang
ringan, tersedia di pasaran cairan/bubuk oralit, yang dapat diminum
sebagai usaha awal agar tidak terjadi dehidrasi dengan berbagai
akibatnya. Rehidrasi oral (oralit) harus mengandung garam dan
glukosa yang dikombinasikan dengan air (Barr, 2017).
1. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan dasar pertama atau langkah awal dari proses
keperawatan secara keseluruhan dan merupakan suatu proses yang sistematis
dan pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan pasien. Pada tahap ini semua data dan
informasi tentang klien yang dibutuhkan, dikumpulkan dan di analisa untuk
menentukan diagnose keperawatan. Adapun langkah-langkah dalam
pengkajian ini adalah sebagai berikut :
a. Identitas klien, meliputi nama, umur, berat badan, jenis kelamin, alamat
rumah, suku bangsa, agama dan nama orang tua.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama, pasien biasanya mengeluh berak encer dengan atau
tanpa adanya lender dan darah sebanyak lebih dari 3 kali sehari,
berwarna kehijau-hijauan dan berbau amis, biasanya disertai muntah,
tidak nafasu makan,dan disertai dengan demam ringan atau demam
tinggi pada anak-anak yang menderita infeksi usus.
2) Riwayat kesehatan sekarang, meliputi lamanya keluhan : masing-
masing orang berbeda tergantung pada tingkat dehidrasi, atau gizi,
keadaan social, ekonomi, hygiene dan sanitasi. Akibat timbul keluhan
: anak menjadi rewel dan gelisah, badan menjadi lemah dan aktivitas
bermain kurang. Faktor yang memperberat adalah ibu mengehntikan
pemberian makanan, anak tidak mau makan dan minum, tidak ada
pemberian cairan tambahan (larutan oralit atau larutan gula garam).
3) Riwayat kesehatan dahulu, yang perlu ditanyakan yaitu riwayat
penyakit yang pernah diderita oleh anak maupun keluarga dalam hal
ini orang tua. Apakah dalam keluarga pernah mempunyai riwayat
penyakit keturunan atau pernah menderita penyakit kronis sehingga
harus dirawat di rumah sakit.
4) Riwayat tumbuh kembang yang perlu ditanyakan adalah hal-hal yang
berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai
dengan usia anak sekarang yang meliputi motorik kasar, motorik
c. Pemeriksaan fisik
1) Secara umum Tingkat kesadaran : TTV:N,R,S
Pengukuran antropometri : BB, TB
2) Head to toe
Rambut : Turgor kulit kurang,kulit kering,tidak terdapat
clubbingfinger, warna kuku merah muda, warna rambut hitam
Kepala: Bentuk kepala oval,Ubun-Ubun cekung tidak terdapat
pembengkakan,tidak terdapat tanda-tanda infeksi,pertumbuhan
rambut rata, Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada bagian kepala
Mata: Cekung, Tidak terdapat pembengkakan pada bagian mata,
konjungtiva merah mudah,sclera putih,tidak terdpat katarak
infantir
Telinga : Warna kulit telinga sama dengan warna wajah, telinga
kiri simetris kiri dan kanan, Tidak terdapat benjolan dan nyeri
tekan pada bagian telinga
Tingkat kenyamanan komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, cocok dan untuk mengevaluasi keefektifan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan durasi, frekuensi, kualitas dan ontro dari terapi yang diberikan.
selama 3 x 24 jam, klien dapat presipitasi. 2. dengan adanya tirah baring akan mengurangi
mengatasi nyeri dengan 2. Pertahankan tirah baring dan posisi yang nyeri
1. Mengontrol nyeri, dengan 3. Ajarkan teknik relaksasi napas dalam dan membuat relaks
Mengenal faktor-faktor penyebab 5. Kolaborasi untuk pemberian analgetik 5. pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
diharapkan
Tidak ada ortostatik
hipertensi
Tidak ada tanda tanda
peningkatan tekanan
intrakranial (tidak lebih dari
15 mmHg)
2. Mendemonstrasikan kemampuan
Fluid Intake 2. Kaji input dan output cairan. 3. Agar dapat segera dilakukan tindakan jika
keperawatan selama 3x 24 jam 4. Anjurkan klien untuk banyak minum. 4. Asupan cairan sangat diperlukan untuk
defisiensi volume cairan teratasi 5. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian menambah volume cairan tubuh