Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

Tafsir ayat-ayat tentang Kejujuran

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir


Dosen Pengampu : Ghufron Toni, M. Ag

Disusun oleh :

Gefita Rahmawati ( 2031030108 )

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AJARAN 2021/2022


PEMBAHASAN
Tafsir ayat-ayat tentang Kejujuran
1. Tafsir QS. Al-Ahzab ayat 70-71
٧٠ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ ال َس ِديدًا‬
٧١ ‫يُصْ لِحْ لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هَّللا َ َو َرسُو َل‬
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah
dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu
amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Dan barang siapa
menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat
kemenangan yang besar.
Tafsir Ibnu Katsir
Allah Swt. Memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman
agar tetap bertakwa kepada-Nya dan menyembah-Nya dengan penyembahan
sebagaimana seseorang yang melihat-Nya, dan hendaklah mereka
mengucapkan perkataan yang benar, yang jujur, tidak bengkok, tidak pula
menyimpang. Lalu Allah menjanjikan kepada mereka jika mereka melakukan
perintah-perintah-Nya ini, Dia akan memberi mereka pahala dengan
memperbaiki amal perbuatan mereka. Yakni Allah memberi mereka taufik
untuk mengerjakan amal-amal yang saleh, dan bahwa Allah akan mengampuni
dosa-dosa mereka yang terdahulu. Sedangkan dosa yang akan mereka lakukan
di masa mendatang, Allah akan memberi mereka ilham untuk bertobat
darinya.
Dalam firman selanjutnya Allah Swt. Mengatakan:
‫َو َم ْن ي ُِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا َع ِظي ًما‬
Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah
mendapat kemenangan yang besar. (Al-Ahzab: 71)
Demikian itu karena dia dihindarkan dari neraka Jahim dan dimasukkan ke
dalam surga yang penuh dengan kenikmatan yang kekal.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku,
telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Auf, telah menceritakan kepada
kami Khalid, dari Lais, dari Abu Burdah, dari Abu Musa Al-Asy’ari yang
mengatakan bahwa kami salat Lohor bersama Rasulullah Saw. Setelah selesai
dari salatnya beliau berisyarat kepada kami dengan tangannya, lalu kami
duduk, dan beliau Saw. Bersabda: Sesungguhnya Allah Swt. Telah
memerintahkan kepadaku agar aku memerintahkan kepada kalian untuk
bertakwa kepada Allah dan berkata yang benar. Kemudian beliau Saw.
Mendatangi kelompok kaum wanita, lalu bersabda: Sesungguhnya Allah Swt.
Telah memerintahkan kepadaku agar aku memerintahkan kepada kalian
untuk bertakwa kepada Allah dan berkata yang benar.
Ibnu Abud Dunia telah mengatakan di dalam Kitabut Taqwa, dari
Aisyah r.a. yang menceritakan bahwa tidaklah Rasulullah Saw. berdiri di atas
mimbar, melainkan ia selalu mendengarnya mengucapkan firman-Nya: Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah
perkataan yang benar. (Al-Ahzab: 70)
Abdur Rahman ibnu Zaid yang tuna netra telah menceritakan dari
ayahnya, dari Muhammad ibnu Ka’b, dari Ibnu Abbas secara mauquf, bahwa
barang siapa yang ingin menjadi seorang yang paling mulia, hendaklah ia
bertakwa kepada Allah.
Ikrimah mengatakan bahwa yang dimaksud dengan perkataan yang benar
adalah kalimah ‘Tidak ada Tuhan selain Allah’. Selain Ikrimah mengatakan,
makna yang dimaksud adalah perkataan yang benar. Mujahid mengatakan
bahwa makna yang dimaksud adalah perkataan yang jujur, sedangkan yang
lain mengatakan perkataan yang benar. Semua pendapat dalam hal ini
dibenarkan.
Maka dari itu kita hendak lah senantiasa selalu berkata jujur dalam
segala perbuatan, karena dengan berkata jujur merupakan salah satu bentuk
ketaqwaan kita kepada Allah, selain itu juga dengan memiliki sifat jujur akan
membawa kita kedalam keberkahan hidup.
Adapun hikmah dari berkata jujur yaitu antara lain :
a. Perilaku Jujur Jalan ke Surga
b. Dapat Dipercaya Orang
c. Perilaku Jujur Tanda Orang Bertakwa
d. Kejujuran Membimbing Kebaikan
e. Perilaku Jujur Membawa Ketenangan
f. Terhindar dari Sifat Munafik
g. Dikumpulkan Bersama Para Nabi
h. Dikumpulkan Bersama Orang-Orang Jujur dan masih banyak hikmah yang
lainnya.
2. Tafsir Surat At-Taubah, ayat 119
َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو ُكونُوا َم َع الصَّا ِدقِين‬
Artinya : Sesungguhnya Allah-lah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha
Penyayang. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan
hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar.
Tafsir Ibnu Katsir
Pada saat perang badar berlangsung kaab Ibnu malik, Hilal ibnu
Umayyah, dan Mararah ibnu Rabi’, mereka pemuda dari kalangan Ansar.
Yang mana mereka bertiga adalah orang-orang yang berbeda dengan diterima
uzurnya oleh Rasulullah Saw, ketika mereka tidak ikut perang, lalu Rasulullah
Saw membaiat mereka dan memohonkan ampun kepada Allah atas perbuatan
mereka. Sedangkan terhadap mereka bertiga, Rasulullah Saw hanya bisa
menanggguhkan urusan mereka bertiga hingga Allah Swt sendiri yang
menerima taubat mereka.
Setelah Allah menyebutkan jalan keluar yang telah diberikan-Nya
kepada mereka dari kesempitan dan musibah yang menimpa mereka, yaitu
diasingkan oleh kaum muslim selama lima puluh hari, dalam masa-masa itu
jiwa mereka terasa sempit dan bumi yang luas ini terasa sempit oleh mereka.
Semua jalan dan semua pemikiran tertutup bagi mereka sehingga mereka tidak
menemukan petunjuk tentang apa yang harus mereka lakukan. Tetapi mereka
tetap bersabar kepada perintah Allah dan tenang menunggu perintah-Nya serta
bersikap teguh, sehingga Allah memberikan jalan keluar bagi mereka berkat
kejujuran mereka terhadap Rasulullah Saw. Dalam mengemukakan alasan
ketidakikut-sertaan mereka. Mereka mengatakan bahwa ketidakikutsertaan
mereka dalam perang bukanlah karena beruzur, sehingga mereka mendapat
hukuman selama masa itu. Kemudian pada akhirnya Allah menerima tobat
mereka, dan ternyata akibat yang baik bagi mereka adalah berkat kejujuran
mereka hingga tobat mereka diterima. Karena itulah dalam firman Allah :
َ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َو ُكونُوا َم َع الصَّا ِدقِين‬
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah, dan
hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar. (At-Taubah: 119)
Yakni jujurlah kalian dan tetaplah kalian pada kejujuran, niscaya
kalian akan termasuk orang-orang yang jujur dan selamat dari kebinasaan
serta menjadikan bagi kalian jalan keluar dari urusan kalian.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu
Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Syaqiq. Dari
Abdullah (yaitu Ibnu Mas’ud r.a.) yang mengatakan bahwa Rasulullah Saw.
Pernah bersabda: Jujurlah kalian, karena sesungguhnya kejujuran itu
membimbing ke arah kebajikan; dan sesungguhnya kebajikan itu membimbing
ke arah surga. Dan seseorang yang terus-menerus melakukan kejujuran serta
berpegang teguh kepada kejujuran pada akhirnya dia akan dicatat di sisi Allah
sebagai orang yang jujur (benar). Hati-hatilah kalian terhadap kebohongan,
karena sesungguhnya bohong itu membimbing kepada kedurhakaan; dan
sesungguhnya kedurhakaan itu membimbing ke arah neraka. Dan seseorang
yang terus-menerus melakukan kebohongan serta bersikeras dalam
kebohongannya, pada akhirnya dia akan dicatat di sisi Allah sebagai seorang
pembohong (pendusta).
Imam Bukhari dan Imam Muslim mengetengahkan hadis ini di dalam
kitab shahihnya.
Syu’bah telah meriwayatkan dari Amr ibnu Murrah bahwa ia pernah
mendengar Abu Ubaidah menceritakan hadis dari Abdullah ibnu Mas’ud r.a.
yang mengatakan bahwa dusta itu tidak layak dilakukan, baik dalam keadaan
sungguhan maupun dalam keadaan bersenda gurau. Bacalah oleh kalian
firman Allah Swt. Yang mengatakan: Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-orang
yang benar. (At-Taubah: 119) Demikianlah bunyi ayat seperti yang dibacakan
oleh Nabi Saw. Maka apakah kalian menjumpai padanya suatu rukhsah
(kemurahan) bagi seseorang?
Diriwayatkan dari Abdullah ibnu Amr sehubungan dengan firman-
Nya: Bertakwalah kalian kepada Allah, dan hendaklah kalian bersama orang-
orang yang benar. (At-Taubah: 119) Yaitu bersama Muhammad Saw. Dan
para sahabatnya.
Menurut Ad-Dahhak, bersama Abu Bakar dan Umar serta teman-
teman keduanya. Al-Hasan Al-Basri mengatakan, “Jika engkau ingin bersama
orang-orang yang benar, maka berzuhudlah kamu terhadap duniawi, dan
cegahlah dirimu dari (menyakiti) saudara seagamamu.”

Anda mungkin juga menyukai