Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

Tafsir Ayat -Ayat Tentang Sabar

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tafsir


Dosen pengampu : Gufron Fatoni M.Ag.

Disusun oleh :

Gefita Rahmawati ( 2031030108 )

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS USHULUDIN DAN ILMU AGAMA

PRODI ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR

TAHUN AJARAN 2021/2022


PEMBAHASAN
Pengertian Sabar
Sabar berasal dari bahasa arab yaitu ‫ صبر‬yang artinya menahan, baik fisik
maupun material. Kata sabar diindikasikan pada ketahanan yang di dasarkan pada
dinamaika jiwa, dinamika itu mengacu pada dua hal: yaitu untuk berbuat kepada
sesuatu hal yang positif, dan untuk menahan dari sesuatu yang negatif, ini
merupakan penjelasan kata sabar menurut Kamus Indonesia.
Sedangkan menurut Imam Al-Ghozali , hakikat sabar ialah tahan
menderita dari gangguan dan sikap tidak menyenangkan dari orang lain. Al-
Ghazali menegaskan bahwa sabar itu kukuhnya dorongan agama dalam
menghadapi dorongan hawa nafsu. Hal itu ada dua macam :
Pertama, seperti menderita kesukaran dalam beramal dan beribadah. Ini
terpuji bila sesuai dengan syariat. Dan Kedua, yaitu sabar menahan nafsu dari
keinginan tabiat manusiawi dan ajakan hawa nasfu serta sabara menahan syahwat
perut dan kemaluan (dinamakan iffah).
Sementara Definisi yang diambil dari Al-Qur’an menunjukkan beberapa
pengertian, seperti berpendirian, ulet, gigih, tahan, menderita tanpa tanpa
mengeluh, gelisah dan lemah. Yakni:
1. Sabar melaksanakan kewajiban terhadap Allah , yaitu mengenai ibadah dan
ketaatan, yaitu tunduk kepada perintah Allah dan mampu mengekang hawa
nafsu dan mengalahkannya dengan meninggalkan maksiat atau yang
melalaikan agama.
2. Sabar dalam membela agama dan tanah air, mencari rezeki , giat bekerja
dalam lapangan produksi dan sungguh-sungguuh menunaikan tugas dan itulah
yang menimbulkan harapan, memperbarui kegiatan serta mengukuhkan niat
dan tekad.
3. Sabar menghadapai rintangan serta omongan yang menyakitkan dalam
berdakwah kepada yang benar dan berani memberantas yang sesat , dan
mengajak masyarakat kepada kebaikan. Sabar itu laksana obor yang
menerangi manusia menuju puncak kesempurnaan,
4. Sabar dalam menerima Takdir Allah dengan hati yang tunduk kepada-Nya,
sabar ketika kehilangan teman , sabar ketika kehilangan kekasih, sabara
diserang penyakit dan ketika di timpa bencana.
Dalam hadist pun banyak yang meriwayatkan tentang kesabaranm seperti halnya
yang di sampaikan oleh baginda Rasulullah SAW :
“sesungguhnya mukmin yang ditimpa musibah, lalu ia mengucapkan sebagaimana
di perintah Allah,”Innalillahi wainnailaihi ra ji’un (Sesungguhnya kami adalah
kepunyaan Allah dan kepadaNya lah kami akan kembali)”. Lalu berdoa, “Ya
Allah berilah pahala kepadaku dalam musibahku ini dan berilah ganti kepadaku
dengan yang lebiih baik.” Maka Allah akan mengabulkan apa yang diminta.”

Tafsir Qs Al-Imran Ayat 200


َ‫صابِرُوْ ا َو َرابِطُوْ ۗا َواتَّقُوا هّٰللا َ لَ َعلَّ ُك ْم تُ ْفلِحُوْ ن‬
َ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اصْ بِرُوْ ا َو‬
Artinya:”Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah
kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan
bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.”

1. Tafsir Al-Misbah
Surat ini penuh dengan uraian tentang kesulitan, perjuangan, kepahitan,
dan gangguan. Ia juga mengandung aneka tuntutan keagamaan serta bimbingan
moral , baik dalam prinsip-prinsip dasar agama maupun dalam rinciannya.
Penutup surat ini mengajak: hai orang-orang yang berian kepada Allah dan
RasulNYA, dan semua yang di uraikan dalam surah ini, bersabarlah dalam
melaksanakann tugas-tugas, berjuang dan berperang di jalan Allah , serta
memikul petaka kamu dan kuatkanlah kesabaranmu saat menghadapi lawan yang
sabar , dan tetaplah bersiapa siaga di perbatasan negerimu dengan kekuatan yang
dapat menggentarkan musuh untuk menyerang kamu dan bertaqwalah kepada
Allah dalam seluruh aktifitas kamu supaya kamu terus menerus beruntung, yakni
memperoleh seluruh apa yang engkau harapkan.
Kata (‫)صبر‬shabar/sabar terambil dari kata yang terdiri dari huruf, Shad,ba’
dan Ra’. Maknanya berkisar pada tiga hal : petama , “ menahan” : Kedua “
ketinggian sesuatu” dan ketiga “sejenis batu”. Dari makna menahan lahir makna
“konsisten/bertahan”, karena yang bertahan itu menahan pandangannya pada satu
sikap. Seseorang yang menahan gejolak hatinya , di namai bersabar, yang di tahan
dan di penjara sampai mati di namai (‫)مصبورۃ‬mashburah. Dari makna yang kedua
lahir kata ( ‫ )صبر‬shubr ,yang berarti “puncak sesuatu”, dan dari makna yang ketiga
muncul kata (‫برۃ‬bb‫)الص‬ashsubroh , yakni “batu yang kukuh lagi kasar “ atau
“potongan besi”.
Ketiga makna tersebut dapat saling berkait, apalagi bila pelakunya adalah
manusia. Seorang yang sabar akan menahan diri. Dan untuk itu ia merlukan
kekukuhan jiwa dan mental baja agar dapat mencapai ketinggian yang di
harapkan.

2. Tafsir Al-Maraghi
Wa sabiru, artinya bertahanlah kalian dalam menghadapi hal- hal yang
kkalian tidak sukai , yang datang dari orang- orang selain kalian. Dikategorikan
dalam hal ini, yaitu menahan derita akaibat disakiti oleh keluarga dan tetangga.,
serta tidak mau membalas dendam terhadap orang yang pernah menyakitinya .
Allah SWT Sering menyebutkan kata taqwa di dalam kitab-Nya. Dan di
maksudkan taqwa ialah memelihara diri dari hal-hal yang membuat Allah murka
dan marah padanya. Hal itu tidak akan bisa tercapai kecualai setelah terlebih
dahulu mengetahui Allah dan apa-apa yang menyebabakan Allah Ridha dan
murka. Hal itu tidak akan bisa di capai kecuali oleh orang-orang yang memeahami
kitabullah dan mengetahui sunnah nabi-Nya , serta perbuatan orang-orang shalih.
Dari umat Islam.
Barang siapa yang telah melakukan hal-hal yang di sebutkan, kemudian ia
bersabar, dan mempersiapkan diri untuk membela kebenaran dan para
pemeluknya juga menyebarkan dakwah dan taqwa kepada Tuhannya, dalam
segala urusannya, berarti ia telah beruntung dan memperoleh kebahagiaan di sisi
Tuhan.
Terkadang dalam kehidupan, kita mengalami sesuatu yang telah di
turunkan oleh Al-Qur’an. Yakni sabar. Sebab bersabar dalam menghadapi
musush, bersiaga, dan bertaqwa semua itu adalah sarana-sarana yang bisa
mengantarkan seseorang kepada kemenangan ‘atas musuh di dunia ini.
sebagaimana hal-hal tersebut merupakan sebab-sebab kebahagiaan di akhirat
kelak, setelah memang niatnya baik dan tujuannya untuk menegakkan kebenaran
dan keadailan.

Tafsir QS Al Baqarah : 153


ّ ٰ ‫صب ِْر َوالص َّٰلو ِة ۗ اِ َّن هّٰللا َ َم َع ال‬
َ‫صبِ ِر ْين‬ َّ ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا ا ْست َِع ْينُوْ ا بِال‬
Artinya : Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada
Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.

1. Tafsir Muyasar
Wahai orang-orang mukmin, mintalah bentuan kepada Allah dalam segala
urusan kalian dengan bersabar atas segala musibah dan cobaan, bersabar dalam
meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan dan dosa-dosa, dan bersabar dalam
menjalankan ketaatan-ketaatan dan kebaikan-kabaikan.
Dan bersabarlah dalam menjalankan shalat di mana jiwa menjadi tenang
dengannya, serta mampu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar melalui pertolongan, taufik
dan bimbingan-Nya. Ayat ini menetapkan maiyah Allah (kebersamaan) yang
khusus bagi orang-orang mukmin yang menuntut apa yang telah disebutkan.
Adapun maiyah umum yang berarti ilmu dan pengetahuan Allah yang meliputi,
maka ia berlaku untuk seluruh makhluk-Nya.
2. Tafsir Ibnu Katsir
Setelah Allah subhanahu wa ta’ala menerangkan perintah untuk bersyukur
kepada-Nya, maka melalui ayat ini Dia menjelaskan perihal sabar dan hikmah
yang terkandung di dalam masalah menjadikan sabar dan salat sebagai penolong
serta pembimbing. Karena sesungguhnya seorang hamba itu adakalanya berada
dalam kenikmatan, lalu ia mensyukurinya, atau berada dalam cobaan, lalu ia
bersabar menanggungnya.
Sebagaimana yang disebutkan oleh sebuah hadis yang mengatakan:
Mengagumkan perihal orang mukmin itu. Tidak sekali-kali Allah menetapkan
suatu ketetapan baginya, melainkan hal itu baik belaka baginya. Jika dia mendapat
kesenangan, maka bersyukurlah dia yang hal ini adalah lebih baik baginya, dan
jika tertimpa kesengsaraan, maka bersabarlah dia yang hal ini adalah lebih baik
baginya.

Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan bahwa sarana yang paling baik


untuk menanggung segala macam cobaan ialah dengan sikap sabar dan banyak
salat, seperti yang dijelaskan di dalam firman-Nya:
َ‫صب ِْر َوالص َّٰلو ِة ۗ َواِنَّهَا لَ َكبِ ْي َرةٌ اِاَّل َعلَى ْال ٰخ ِش ِع ْي ۙن‬
َّ ‫َوا ْستَ ِع ْينُوْ ا بِال‬
Jadikanlah sabar dan salat sebagai penolong kalian. Dan sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS. Al-
Baqarah [2]: 45)
Di dalam sebuah hadis disebutkan bahwa:
Rasulullah ‫ ﷺ‬apabila mendapat suatu cobaan, maka beliau
mengerjakan salat. Sabar itu ada dua macam, yaitu sabar dalam meninggalkan hal-
hal yang diharamkan dan dosa-dosa, serta sabar dalam mengerjakan ketaatan dan
amal-amal taqarrub. Jenis yang kedua inilah yang lebih utama, mengingat ia
adalah tujuan utama. Adapun jenis sabar lainnya yaitu sabar dalam menanggung
berbagai macam musibah dan cobaan, jenis ini pun hukumnya wajib, perihalnya
sama dengan istigfar (memohon ampun) dari segala macam cela.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa sabar itu ada
dua macam, yaitu: Sabar karena Allah dalam mengerjakan hal-hal yang disukai
oleh Allah, sekalipun berat terasa oleh jiwa dan raga, dan sabar karena Allah
dalam meninggalkan hal-hal yang dibenci oleh-Nya, sekalipun bertentangan
dengan kehendak hawa nafsu sendiri. Barang siapa yang demikian keadaannya,
maka dia termasuk orang-orang yang sabar, yaitu mereka yang beroleh
keselamatan. Insya Allah.
Ali ibnul Husain Zainul Abidin mengatakan, apabila Allah menghimpun
semua manusia dari yang pertama hingga yang terakhir, maka terdengarlah suara
seruan,
"Di manakah orang-orang sabar? Hendaklah mereka masuk ke surga sebelum
ada hisab (tanpa hisab)!" Maka bangkitlah segolongan manusia, lalu mereka
bersua dengan para malaikat yang bertanya kepada mereka, "Hendak ke
manakah kalian, hai anak Adam?" Mereka menjawab, "Ke surga."
Para malaikat bertanya, "Sebelum ada hisab?" Mereka menjawab, "Ya."
Para malaikat bertanya,"Siapakah kalian?" Mereka menjawab, "Kami adalah
orang-orang yang sabar." Para malaikat bertanya, "Apakah sabar kalian?"
Mereka menjawab, "Kami sabar dalam mengerjakan taat kepada Allah dan sabar
dalam meninggalkan maksiat terhadap Allah, hingga Allah mewafatkan kami."
Para malaikat berkata, "Kalian memang seperti apa yang kalian katakan,
sekarang masuklah kalian semua ke dalam surga, maka sebaik-baik pahala
orang-orang yang beramal adalah kalian."
Menurut kami, hal ini dapat dibuktikan dengan nas firman Allah subhanahu wa
ta’ala yang mengatakan:
‫هّٰللا‬
ِ ‫قُلْ ٰي ِعبَا ِد الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوا اتَّقُوْ ا َربَّ ُك ْم ۗلِلَّ ِذ ْينَ اَحْ َسنُوْ ا فِ ْي ٰه ِذ ِه ال ُّد ْنيَا َح َسنَةٌ ۗ َواَرْ ضُ ِ َو‬
ّ ٰ ‫اس َعةٌ ۗاِنَّ َما يُ َوفَّى ال‬
َ‫صبِرُوْ ن‬
ٍ ‫اَجْ َرهُ ْم بِ َغي ِْر ِح َسا‬
‫ب‬
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa hisab (batas). (QS. Az-Zumar [39]: 10)
Sa’id ibnu Jubair mengatakan bahwa sabar itu merupakan pengakuan
seorang hamba kepada Allah atas apa yang menimpanya, dan ia jalani hal ini
dengan penuh ketabahan karena mengharapkan pahala yang ada di sisi-Nya.
Adakalanya seorang lelaki itu berkeluh kesah, tetapi dia tabah dan tiada yang
kelihatan dari dirinya melainkan hanya kesabaran semata.

Anda mungkin juga menyukai