Lapsus Gea Dehidrasi Ringan Sedang-Andy Rafdi Al Bagiz-K1b121008
Lapsus Gea Dehidrasi Ringan Sedang-Andy Rafdi Al Bagiz-K1b121008
Oleh :
Andy Rafdi Al Bagiz, S.Ked
K1B1 21 008
Pembimbing
dr. Hasniah Bombang, M.Kes., Sp.A
Oleo.
STATUS PASIEN
A. Identitas Pasien
Umur : 3 Tahun
Alamat : Punggolaka
Agama : Islam
No RM : 1 08 24 40
B. Anamnesis (Alloanamnesis)
1. Keluhan Utama
BAB cair
2. Anamnesis terpimpin
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun masuk rumah sakit diantar oleh orang
tuanya dengan keluhan BAB cair (+), ampas (+), lendir (-), darah (-) dengan
frekuensi ± 4 kali dalam sehari yang dialami sejak 3 hari SMRS. Keluhan ini
disertai dengan sakit perut (+), lemas (+), muntah (+), nafsu makan menurun
dan anak tampak ingin minum (haus). 3 hari SMRS pasien sempat demam dan
diberi paracetamol oleh ayahnya dan muntah sebanyak 1 kali. Keluhan lain
mata cekung (+), turgor kulit melambat, sakit kepala (-), batuk (-), flu (-), sesak
(-), nyeri menelan (-), BAK dalam batas normal, Riwayat alergi (-). Pasien telah
diberikan zinc sirup oleh ayahnya. Pasien pernah mengeluhkan hal yang sama 1
tahun yang lalu. Ibu pasien mengatakan tidak ada yang mengeluhkan hal sama
di rumah. Sehari-hari menurut ibu pasien satu keluarga biasa minum air yang
berasal dari sumur dan telah dimasak. Seluruh alat makan dicuci menggunakan
air sumur yang sama. Botol susu biasanya hanya dicuci dengan menggunakan
air biasa bukan air mendidih. Ayah pasien mengatakan biasa membelikan
Riwayat Kehamilan : Pasien merupakan anak kedua dan ibu rutin melakukan
disangkal.
Riwayat Kelahiran : Pasien lahir normal, cukup bulan sesuai masa kehamilan,
berat bayi lahir 3200 gram langsung menangis kuat dan tidak biru.
Riwayat Nutrisi tidak pernah diberikan ASI, dari lahir minum susu formula.
C. PemeriksaanFisik
Antropometri : BB : 14 kg │ TB : 104 cm
N : 120x/menit S : 36,4 oC
SpO2 : 99 %
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-), Edema palpebra (-/-),
Cekung (+/+)
Mulut : Bibir Kering (+), sianosis (-), kering (-), Lidah Kotor (-)
Jantung :
Perkusi : Pekak
Abdomen
Perkusi : Tymphani
Palpasi : distensi (-), nyeri tekan (+) regio epigastrium, Turgor
melambat
Tasbeh : (-)
KPR : (+)
APR : (+)
E. Resume
Seorang anak laki-laki usia 3 tahun masuk rumah sakit diantar oleh orang
tuanya dengan keluhan BAB cair (+), ampas (+), lendir (-), darah (-) dengan
frekuensi ± 4 kali dalam sehari yang dialami sejak 3 hari SMRS. Keluhan ini
disertai dengan sakit perut (+), lemas (+), nafsu makan menurun dan anak tampak
ingin minum (haus). 3 hari SMRS pasien sempat demam dan diberi paracetamol
oleh ayahnya dan muntah sebanyak 1 kali. Keluhan lain mata cekung (+), turgor
kulit melambat, sakit kepala (-), batuk (-), flu (-), sesak (-), nyeri menelan (-),
BAK dalam batas normal, Riwayat alergi (-). Pasien telah diberikan zinc sirup oleh
ayahnya. Pasien pernah mengeluhkan hal yang sama 1 tahun yang lalu. Ibu pasien
mengatakan tidak ada yang mengeluhkan hal sama di rumah. Sehari-hari menurut
ibu pasien satu keluarga biasa minum air yang berasal dari sumur dan telah
dimasak. Seluruh alat makan dicuci menggunakan air sumur yang sama. Botol
susu biasanya hanya dicuci dengan menggunakan air biasa bukan air mendidih.
Ayah pasien mengatakan biasa membelikan jajanan diluar rumah untuk anaknya.
Riwayat Kehamilan : Pasien merupakan anak kedua dan ibu rutin melakukan
Riwayat Kelahiran : Pasien lahir normal, cukup bulan sesuai masa kehamilan,
berat bayi lahir 3200 gram langsung menangis kuat dan tidak biru.
Riwayat Nutrisi tidak pernah diberikan ASI, dari lahir minum susu formula
120x/menit, S:36,4oC dan SpO2 : 99%. Didapatkan mata cekung (+/+), bibir
kering (+), Nyeri Tekan Epigastrium (+), peristaltik (+) Kesan meningkat, Turgor
7,8x103/µL, RBC 4,29x 106/µL, HGB 11 g/dL, HCT 29,3 %, PLT 214x103/µL.
F. DIAGNOSA
G. PERENCANAAN
1. Rencana Diagnostik
Observasi tanda-tanda vital, keadaan umum, dan balance cairan, pemeriksaan
darah rutin.
2. Rencana Terapi
a. Non Medikamentosa
b. Medikamentosa
H. PERKEMBANGAN PASIEN
O: • Lanjutkan pemberian
• TD : 100/60 mmHg
• Nadi: 120x/menit
• Pernapasan: 22 x/menit
• Suhu: 36,4 oC
• Spo2: 99 %
• Respirasi:
Wheezing -/-
Murni
• Abdomen : Peristaltic
melambat
Pucat (-)
sedang
04/10/2021 S: BAB Cair ± 2 kali, ampas (+) P:
• Pernapasan: 34 x/menit
• Suhu: 36,2 oC
• Spo2: 99 %
• Abdomen : peristaltik
sedang
05/10/2021 S: BAB Cair ± 1 kali, ampas (+), P:
• Pernapasan: 36 x/menit
• Suhu: 36,5 oC
• Spo2: 99 %
ikterik (-)
kesan meningkat
(-)
I. PROGNOSIS
Ad Vitam: bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
pencernaan dan ditandai dengan diare dan muntah. Diare adalah buang air besar
(defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau setengah cair (setengah padat), kandungan
air tinja lebih banyak dari biasanya lebih dari 200 gram atau 200 ml/24 jam. 1
B. EPIDEMIOLOGI
Gastroenteritis akut merupakan salah satu penyakit yang sangat sering
Penyakit ini mengenai 3-5 miliar anak setiap tahun dan menyebabkan sekitar 1,5-
2,5 juta kematian per tahun atau merupakan 12 % dari seluruh penyebab
Pada orang dewasa, diperkirakan 179 juta kasus gastroenteritis akut terjadi
setiap tahun, dengan angka rawat inap 500.000 dan lebih dari 5000 mengalami
kematian. Secara umum , negara berkembang memiliki angka rawat inap yang
fakta bahwa anak-anak di negara maju memiliki status gizi dan layanan
Di Indonesia pada tahun 2010 diare dan gastroenteritis oleh penyebab infeksi
rawat inap di Indonesia yaitu sebanyak 96.278 kasus dengan angka kematian
C. ETIOLOGI
1. Faktor Infeksi
1) Virus
diidentifikasi pada feses anak yang mengalami diare akut. Sejak saat itu,
meningkat.3
a. Rotavirus
pernah terinfeksi virus ini pada usia 3-5 tahun (Parashar dan Glass,
2012). Virus ini tercatat menyebabkan sekitar 1/3 kasus diare yang
usus halus dan menyebabkan atrofi epitelium vilus, hal ini dikompensasi
b. Enterik Adenovirus
dan 41, yang termasuk dalam subgenus F. Lebih jarang lagi, serotipe 31,
cairan.4
c. Astrovirus
dilhat dengan mikroskop elektron. Genom virus ini terdiri dari single-
d. Human Calcivirus
Infeksi human calcivirus sangat sering terjadi dan kebanyakan
orang dewasa sudah memiliki antibodi terhadap virus ini. Virus ini
2) Bakteri
species, Shigella species and Yersina species. Beberapa bakteri yang dapat
a. Salmonella
b. Shigella
Ada dua bentuk yaitu bentuk diare (air) dan bentuk disentri. Shigella
tertentu melekat pada tempat perlekatan pada permukaan sel mukosa usus.
c. Campylobacter
d. E.Coli
E. coli terdapat sebagai komensal dalam usus manusia mulai dari lahir
b) Enterotoxigenic (ETEC)
c) Enteroinvasive (EIEC)
hystolitica.
a. Lamblia
jalur fekal-oral melalui makanan atau air yang terkontaminasi feses. Setelah
b. Cryptosporadium
fekal- oral, tangan ke mulut, dan orang ke orang melalui makanan, air, atau
c. Entamoeba Hystolitica
Protozoa ini ditransmisikan melalui jalur fekal-oral. Infeksi protozoa
ini dimulai dengan tertelannya dalam bentuk kista. Eksitasi terjadi pada
4) Faktor Makanan
1. Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
2. Keracunan Makanan
yang dimakan, masa inkubasi sekitar satu sampai enam jam. Ada dua bakteri
yang tahan panas. Kebanyakan pasien mengalami mual dan muntah yang
berat.2
D. GAMBARAN KLINIS
a. Mual (93%)
b. Muntah (81%)
c. Diare (89%)
d. Nyeri abdomen(76%)
Gejala klinis diatas adalah gejala yang paling sering dilaporkan oleh
kebanyakan pasien. Tanda- tanda dehidrasi sedang sampai berat, seperti membran
mukosa yang kering, penurunan turgor kulit, atau perubahan status mental, terdapat
pada <10 % pada hasil pemeriksaan. Gejala pernafasan, yang mencakup radang
tenggorokan, batuk, dan rinorea, dilaporkan sekitar 10% . Beberapa gejala klinis yang
a. Diare
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 gram atau 200 ml dalam 24 jam. Pada kasus gastroenteritis diare
secara umum terjadi karena adanya peningkatan sekresi air dan elektrolit.5
b. Mual Muntah
vasomotor, dan fungsi otonom lain. Pusat-pusat ini juga memiliki peranan
dalam terjadinya muntah. Stimuli emetic dapat ditransmisikan langsung ke
Muntah dikoordinasi oleh batang otak dan dipengaruhi oleh respon dari
itu sendiri belum sepenuhnya diketahui, tetapi diduga terdapat peranan korteks
stimulus perifer dari saluran cerna melalui nervus vagus atau melalui serotonin
yang menstimulasi reseptor 5HT3 pada usus. Pada gastroenteritis akut iritasi
c. Nyeri Perut
banyak jenisnya. Hal yang perlu ditanyakan adalah apakah nyeri perut yang
Lokasi dan kualitas nyeri perut dari berbagai organ akan berbeda, misalnya
pada lambung dan duodenum akan timbul nyeri yang berhubungan dengan
makanan dan berpusat pada garis tengah epigastrium atau pada usus halus
punggung bagian tengah bila rangsangannya sampai berat. Bila pada usus
besar maka nyeri yang timbul disebabkan kelainan pada kolon jarang
bertempat di perut bawah. Kelainan pada rektum biasanya akan terasa nyeri
d. Demam
Demam adalah peninggian suhu tubuh dari variasi suhu normal sehari-
hari yang berhubungan dengan peningkatan titik patokan suhu ( set point ) di
hipotalamus.
sinyal, satu dari saraf perifer yang mengirim informasi dari reseptor
hangat/dingin di kulit dan yang lain dari temperatur darah. Kedua sinyal ini
metabolic rate manusia menghasilkan panas yang lebih banyak dari kebutuhan
(bakteri) atau pirogen endogen (IL-1, IL-6, TNF), zat metabolik asam
arakidonat dilepaskan dari sel-sel endotel jaringan pembuluh darah ini. Zat
peristiwa yang meningkatkan set point hipotalamus. Dengan adanya set point
kulit.5
E. PENEGAKKAN DIAGNOSA
a. Anamnesis
Pasien dengan diare akut infektif datang dengan keluhan khas yaitu
mual, muntah, nyeri abdomen, demam dan tinja yang sering, bisa air,
konsistensi tinja menjadi lebih berair, dan/atau muntah yang terjadi tiba-tiba.
Pada anak biasanya diare berlangsung selama 5-7 hari dan kebanyakan berhenti
muntah
menilai perubahan pada tekanan darah dan nadi, temperatur tubuh dan tanda
penting dilakukan.6
c. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan tinja
b) Pemeriksaan darah
F. KOMPLIKASI
a. Dehidrasi
Catatan :
asam laktat, produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak
Kuszmaull.7
c. Hipoglikemia
d. Gangguan sirkulasi
dalam otak, kesadaran menurun dan bila tidak segera ditangani penderita dapat
meninggal.7
G. PENATALAKSANAAN
b. Tangani dehidrasi
semua kasus diare yang diderita anak balita baik yang dirawat di rumah maupun
oralit ini sama dengan oralit yang selama ini digunakan, namun efektivitasnya
lebih baik daripada oralit formula lama. Oralit baru dengan low osmolaritas
hingga 30%. Selain itu, oralit baru ini juga telah direkomendasikan oleh WHO
b) Larutkan 1 bungkus oralit formula baru dalam 1 liter air matang untuk
persediaan 24 jam
c) Berikan larutan oralit pada anak setiap kali buang air besar, dengan
ketentuan: Untuk anak berumur < 2 tahun: berikan 50-100 ml tiap kali
BAB Untuk anak 2 tahun atau lebih: berikan 100-200ml tiap BAB
d) Jika dalam waktu 24 jam persediaan larutan oralit masih tersisa, maka
beberapa tahun terakhir karena memilik evidence based yang bagus. Beberapa
mortalitas pasien. Lebih lanjut, ditemukan bahwa pemberian zinc pada pasien
anak penderita kolera dapat menurunkan durasi dan jumlah tinja/cairan yang
memelihara kehidupan yang optimal. Meski dalam jumlah yang sangat kecil,
dari segi fisiologis, zinc berperan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel, anti
serta nafsu makan. Zinc juga berperan dalam system kekebalan tubuh dan
didasarkan pada efeknya terhadap fungsi imun atau terhadap struktur dan fungsi
saluran cerna dan terhadap proses perbaikan epitel saluran cerna selama diare.
Pemberian zinc pada diare dapat meningkatkan absorpsi air dan elektrolit oleh
rendah dan daya imunitas yang kurang memadai. Pemberian zinc dapat
menurunkan frekuensi dan volume buang air besar sehingga dapat menurunkan
Anak di bawah umur 6 bulan : 10mg (½ tablet) per hari Anak di atas
sembuh dari diare. Untuk bayi, tablet zinc dapat dilarutkan dengan air matang,
ASI , atau oralit, Untuk anak-anak yang lebih besar, zinc dapat dikunyah atau
Sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat untuk
mencegah kehilangan berat badan serta pengganti nutrisis yang hilang. Pada diare
d) Antibiotik selektif
atau kolera. Pemberian antibiotic yang tidak rasional justru akan memperpanjang
lamanya diare karena akan megganggu keseimbangan flora usus dan Clostridium
difficile yang akan tumbuh dan menyebabkan diare sulit disembuhkan. Antibiotika
pada umumnya tidak diperlukan pada semua diare akut oleh karena sebagian besar
diare infeksi adalah rotavirus yang sifatnya self-limited dan tidak dapat dibunuh
dengan antibiotika. Hanya sebagian kecil (10-20%) yang disebabkan oleh bakteri
Campylobacter,dan sebagainya.8
Tabel 5. Antibiotik Selektif
Kembali segera jika demam, tinja berdarah, berulang, makan atau minum
sedikit, sangat halus, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3 hari.
H. PENCEGAHAN
dapat dilakukan melalui berbagai cara salah satunya adalah dengan pemberian
penyakit ini. Selain itu hal lain yang dapat kita lakukan ialah dengan
makanan karena makanan merupakan salah satu sumber penularan virus yang
menyebabkan gastroenteritis.8
BAB III
ANALISIS KASUS
Kasus Analisis
Anak laki-laki 3 tahun keluhan • Gastroenteritis akut merupakan salah satu
BAB cair (+), ampas (+) penyakit yang sangat sering ditemui. Penyakit
dan elektrolit. 5
Keluhan ini disertai dengan Tanda-tanda dehidrasi sedang sampai berat,
sakit perut (+), lemas (+), nafsu seperti mata cekung, membran mukosa yang
tampak ingin minum (haus), perubahan status mental, terdapat pada <10 %
mata cekung (+), turgor kulit pada hasil pemeriksaan. Gejala pernafasan,
demam dan diberi paracetamol Beberapa gejala klinis yang sering ditemui
oleh ayahnya dan muntah adalah diare, mual, muntah, nyeri perut,
sebanyak 1 kali. demam. 5
Sehari-hari menurut ibu pasien • Faktor lingkungan diare berkaitan dengan
satu keluarga biasa minum air sanitasi meliputi sarana air bersih (SAB),
yang berasal dari sumur dan jamban, kualitas bakterologis air, saluran
telah dimasak. Seluruh alat pembuangan air limbah (SPAL), dan kondisi
biasanya hanya dicuci dengan diare pada anak adalah faktor lingkungan.
pernah diberikan ASI, dari lahir • Kebiasaan tidak mencuci tangan dengan
Nutrisi tidak pernah diberikan pada makanan yang dimakan, masa inkubasi
ASI, dari lahir minum susu sekitar satu sampai enam jam. Ada dua bakteri
berat.2
menderita diare. 9
Pada pemeriksaan fisik • Tanda-tanda dehidrasi sedang sampai berat,
didapatkan keadaan umum sakit seperti mata cekung, membran mukosa yang
sedang, pemeriksaan tanda vital kering, penurunan turgor kulit, atau perubahan
didapatkan TD:100/60 mmHg, P: status mental, terdapat pada <10 % pada hasil
bibir kering (+), Nyeri Tekan gejala klinis yang sering ditemui adalah diare,
Kesan meningkat, Turgor kulit • Pada keadaan diare akan terjadi hipermotilitas
organ.9
gasteoenteritis.5
Pada pemeriksaan penunjang • Pemeriksaan laboratorium dikerjakan secara
darah rutin tanggal 03 Oktober rutin pada kasus diare, untuk mengevaluasi
2021 : WBC 7,8x103/µL, RBC gangguan darah dan elektrolit pada pasien
4,29x 106/µL, HGB 11 g/dL, yang dapat memperberat kondisi pasien. Pada
ketidakseimbangan elektrolit. 9
makanan. 8
Indonesia.
3. WGO, 2012. Acute Diarrhea in Adults and Children : A Global Perspective.
6. WHO. Diare. Buku Pelayanan Anak di Rumah Sakit. IDAI. 2009. Hal 132-
146
10. Adisasmito, W. 2007. Faktor Risiko Diare Pada Bayi Dan Balita Di