ABSTRAK
Masalah yang banyak dialami oleh usia dewasa awal yaitu harus membuat keputusan mengenai karir,
pernikahan, stres pekerjaan & keluarga, ansietas, dan depresi. Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya stres yaitu faktor internal dan eksternal, faktor eksternal terdiri dari keadaan fisik, konfik,
emosional, dan perilaku. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan
pekerjaan, lingkungan masyarakat, lingkungan keluarga, masalah ekonomi, dan masalah hukum.
Beban stres yang dirasa berat dapat memicu seseorang untuk berperilaku negatif, seperti merokok,
alkohol, tawuran, seks bebas bahkan penyalahgunaan napza. Penelitian ini bertujuan mengetahui
karakteristik mahasiswa tingkat akhir dan mengetahui tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir di
Universitas Muhammadiyah Magelang. Penelitian ini menggunakan desain deskritif kualitatif dengan
pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling,
sampel sebanyak 101 mahasiswa. Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitan
menunjukkan bahwa rata-rata usia mahasiswa 22,01 tahun. Rata-rata masa studi untuk program
Diploma III (D3) adalah 6,00 semester, untuk program Sarjana (S1) rata-ratanya adalah 8,05 semester.
Tingkat stres pada mahasiswa menunjukkan stres ringan sebanyak 35,6%, stres sedang 57.4 %, dan
stres berat sebanyak 6,9 %. Tingkat stres tertinggi dialami oleh jenis kelamin perempuan dengan hasil
stres sedang 33,6 %, dan tingkat stres berat 4,0%. Gambaran tingkat stres pada mahasiswa di
Universitas Muhammadiyah Magelang menunjukkan stres sedang sebanyak 33,6 %.
ABSTRACT
The problem that many experienced by the early adult age is having to make decisions about career,
marriage, job & family stres, anxiety, and depression. Factors that because stres are internal and
external factors, external factors consist of physical condition, conflicts, emotional, and behavior.
While external factors consist of physical environment, work environment, community environment,
family environment, economic problems, and legal issues. Heavily burdened stres can trigger a person
to behave negatively, such as smoking, alcohol, brawl, free sex and even drug abuse. This study aims
to determine the characteristics of college student and know the level of stres in the college student at
the university of muhammadiyah magelang. This research used descriptive qualitative design with
cross sectional approach with sampling technique using purposive sampling, 101 college student
samples. Instrument used is a questionnaire. Indicated that the average age of college student was
22.01 years. The average duration of program for Diploma III (D3) was 6,00 semesters. For the
undergraduate program (S1) the average was 8.05 semesters. The college student stres level showed a
mild stres of 35.6 %, moderate stres 57.4 %, and severe stres as many as 6.9 %. The highest level of
stres experienced by female with moderate stres 33.6 %, and Severe stres 4.0 %. Description of stres
level in college student at Muhammadiyah University of Magelang shows moderate stres as much as
33.6%.
perlu menjadi perhatian bagi semua orang, stres karena tugas skripsi yang belum kunjung
baik kesehatan fisik maupun kesehatan selesai padahal waktu sudah mepet. Selain itu
psikologisnya. Tingginya beban ekonomi, juga karena dosen yang sulit ditemui untuk
semakin lebarnya kesenjangan sosial dan proses bimbingan, dan selalu banyak revisi
ketidakpastian situasi sosial membuat sehingga menimbulkan rasa cemas dan takut
masyarakat mengalami gangguan psikologis. jika tidak bisa menyelesai tugas akhir dengan
Tuntutan akademis yang harus dihadapi dan tepat waktu.
tidak siapnya individu untuk menghadapinya
juga dapat mengakibatkan gangguan Selain data yang diperoleh secara langsung
psikologis seperti stres. dilapangan, kecenderungan terjadinya stres
pada mahasiswa juga tampak pada dampak
Stres merupakan suatu keadaan yang dapat stres yang terjadi pada mahasiswa. Dampak
disebabkan oleh tuntutan fisik, lingkungan, dan tersebut yaitu mahasiswa mengalami
situasi sosial yang tidak terkontrol. Prevalensi kemunduran dalam kelulusan atau lulus tidak
kejadian stres cukup tinggi dimana hampir tepat waktu sehingga, mendapat konversi dari
lebih dari 350 juta penduduk dunia mengalami pihak universitas. Dari 16 program studi di
stres dan merupakan penyakit dengan Universitas Muhammadiyah Magelang,
peringkat ke-4 di dunia menurut WHO. Studi terdapat 53 mahasiswa yang mendapat
prevalensi stres yang dilakukan oleh Health konversi. Data tersebut terdiri dari kelas
and Safety Executive di Inggris melibatkan regular dan kelas pararel. Untuk kelas regular
penduduk Inggris sebanyak 487.000 orang terdapat 20 mahasiswa dan kelas pararal
yang masih produktif dari tahun 2013-2014. terdapat 33 mahasiswa.
Didapatkan data bahwa angka kejadian stres
lebih besar terjadi pada wanita (54,62%) Mahasiswa mengalami stres dapat berdampak
dibandingkan pada pria (45,38%). positif atau negatif. Peningkatan jumlah stres
akademik akan menurunkan kemampuan
Data dari Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi akademik yang berpengaruh terhadap indeks
Jawa Tengah tahun 2006 tercatat 704.000 prestasi. Bahkan yang dirasa terlalu berat dapat
orang yang mengalami gangguan kejiwaan, memicu gangguan memori, konsentrasi,
608.000 orang mengalami stres, dan 96.000 penurunan kemampuan penyelasaian masalah,
terdiagnosa menderita kegilaan. Terkait dan kemampuan akademik. (Goff. A.M, 2011).
dengan data dari Badan Kesehatan Dunia Beban stres yang dirasa berat juga dapat
(WHO) menyebutkan bahwa 3 per mil dari memicu seseorang untuk berperilaku negatif,
sekitar 32 juta penduduk di Jawa Tengah seperti merokok, alkohol, tawuran, seks bebas
menderita kegilaan dan 19 per mil lainnya bahkan penyalahgunaan NAPZA. Stres tidak
menderita stres. Jika dipresentasikan, maka hanya berdampak negatif tetapi juga memiliki
jumlahnya mencapai sekitar 2,2 persen dari dampak positif, yaitu berupa peningkatan
total penduduk Jawa Tengah (Pemerintah kreativitas dan memicu pengembangan diri,
Sosial Budaya, 2007). selama stres yang dialami masih dalam batas
Penelitian mengenai tingkat stres pada kapasitas individu. Stres tetap dibutuhkan
mahasiswa sesuai pilihan fakultas mereka telah untuk pengembangan diri mahasiswa
dilakukan pada beberapa universitas di dunia. (Smeltzer & Bare, 2008).
Prevalensi mahasiswa di dunia yang
mengalami stres didapatkan sebesar 38-71%, Berdasarkan penelitian (Sugiarto, 2012)
sedangkan di Asia sebesar 39,6-61,3% ditemukan hasil adanya hubungan positif
(Habeeb 2010, Koochaki 2009). Sementara itu, antara kecerdasan emosi dengan daya tahan
prevalensi mahasiswa yang mengalami stres di mahasiswa terhadap stres, jika kecerdasan
Indonesia sendiri didapatkan sebesar 36,7- emosi meningkat maka daya tahan terhadap
71,6% (Fitasari 2011). stres mahasiswa akan mengalami peningkatan
dan jika kecerdasan emosi menurun maka daya
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tahan terhadap stres menurun. Berdasarkan
dengan metode wawancara pada 10 mahasiswa hasil wawancara yang dilakukan pada
tingkat akhir di Universitas Muhammadiyah mahasiswa tingkat akhir di Universitas
Magelang 7 diantaranya mengatakan Muhammadiyah Magelang,mahasiswa juga
mengalami gejala-gejala stres seperti tidur mengalami dampak stres. Dampak positif dari
tidak teratur, nafsu makan menurun, cemas, stres yang dialami mahasiswa seperti,
gelisah, dan rasa takut. Mereka mengatakan meningkatkan kreativitas dan menjadikan
41
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 40 - 47, Mei 2017
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
42
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1 Hal 40- 47, Mei 2017
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Pada masa dewasa awal ini mahasiwa memiliki tingkat stres yang lebih tinggi
mengalami stres dikarenakan faktor internal dibandingkan pria. Secara umum wanita
yaitu kurang bisa memahami dan menyikapi mengalami stres 30 % lebih tinggi dari pada
masalah dengan baik, sedangkan dari faktor pria.
eksternal yaitu bertambahnya beban kuliah dan
mendapatkan nilai lebih kecil dari yang Penelitian ini didukung juga oleh penelitian
diharapkan. Penelitian ini didukung oleh Sutjiato (2015), bahwa mahasiswa dengan
penelitian milik Yeni (2012), didapatkan hasil jenis kelamin perempuan mengalami stres
data bahwa mayoritas mahasiswa berada dalam berat sebanyak 2,7 kali lebih besar dibanding
rentang dewasa awal dan memiliki tingkat dengan jenis kelamin laki-laki. Sehingga
stres rendah sebanyak 14 orang (56%), diantara tingkat stres ringan sedang, berat
sedangkan mahasiswa yang usianya dewasa persentase perempuan yang mengalami jauh
menengah memiliki tingkat stres tinggi lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Penelitian
sebanyak 4 orang (80%). ini diperkuat oleh penelitian Sundari (2012),
bahwastres rendah dan stres tinggi pada
Berdasarkan hasil penelitian menurut masa perempuan lebih besar dari laki-laki. Hal ini
studi didapatkan bahwa untuk program studi disebabkan karena mahasiswa jenis kelamin
diploma III semuanya menempuh masa studi 6 perempuan lebih banyak dari pada mahasiswa
semester dan tertinggi mengalami stres sedang jenis kelamin laki. Dimana mahasiswa
sebanyak 16 mahasiswa. Untuk program studi perempuan pada penelitian ini sebanyak
sarjana terdapat dua masa studi yaitu 8 56orang dan mahasiswa jenis kelamin laki-laki
semester dan 10 semester, akan tetapi lebih sebanyak 33 orang. Namun, dalam penelitian
dominan dengan masa /studi 8 semester Pathmanathan (2013)menyatakan bahwa rata-
dengan stres sedang yang berjumlah 48 rata stres lebih tinggi pada kelompok pria
mahasiswa. Sedangkan mahasiswa dengan (6,1%) dibanding dengan wanita (2.0%), yang
masa studi 10 semester mengalami stres ringan didukung oleh pendapat Edward yang
terdapat 2 mahasiswa. Tingkat sarjana lebih menyatakan pria membutuhkan waktu yang
mendominasi karena di Universitas lebih lama untuk kembali membaik setelah
Muhammadiyah Magelang program Sarjana suatu peristiwa berlalu dibanding dengan
berjumlah 12 program studi dan program wanita sehingga tingkat stres pada pria
Diploma III hanya berjumlah 4 program Studi. menjadi lebih tinggi.
Menurut Peraturan Mentri Ristek & Dikti
Nomor 44 Tahun 2015 untuk memenuhi Karakteristik agama didapatkan hasil 101
capaian pembelajaran lulusan program, mahasiswa beragama islam. Hal ini
mahasiswa menempuh beban belajar maksimal dikarenakan pada saat pengambilan data
dalam masa studi untuk Sarjana 7 tahun dan mahasiswa yang bersedia menjadi responden
Diploma III 5 tahun. beragama islam, walaupun sebenarnya di
Universitas Muhammadiyah Magelang tidak
Berdasarkan hasil penelitian menurut jenis menuntut mahasiswanya harus beragama
kelamin didapatkan bahwa jenis kelamin islam. Status perkawinan didapatkan hasil 101
perempuan lebih dominan mengalami stres mahasiswa belum menikah. Hal ini sesuai
sedang dan berat, dengan jumlah yang dengan kriteria inklusi penelitian yaitu
mengalami tingkat stres sedang sebanyak 34 mahasiswa aktif kelas regular yang belum
mahasiswa (33,6%) dan untuk tingkat stres menikah. Begitu juga dengan status pekerjaan
ringan paling banyak pada jenis kelamin laki- didapatkan hasil 101 mahasiswa belum
laki, yaitu sebanyak 19 mahasiswa (18,8%), bekerja, hal ini juga sesuai dengan kriteria
Sedangkan yang mengalami tingkat stres berat inklusi penelitian yaitu mahasiswa aktif kelas
sebanyak 4 mahasiswa (4,0%). Penelitian ini regular yang belum bekerja.
didukung oleh teori menurut Kaplan & Sadock
(2005) yang menyatakan bahwa stres lebih Tingkat Stres Pada Mahasiswa
banyak terjadi pada perempuan dibandingkan Berdasarkan hasil penelitian tingkat stres pada
dengan laki-laki. Perempuan beresiko dua kali mahasiswa di Universitas Muhammadiyah
lebih besar mengalami stres. Alasannya adalah Magelang didapatkan hasil mayoritas
terdapat perbedaan hormonal dan perbedaan mahasiswa mengalami tingkat stres sedang
stresor psikososial bagi wanita dan laki-laki. yang berjumlah 58 mahasiswa (57,4%). Akan
Didukung juga oleh Penelitian di Amerika tetapi ada juga yang mengalami stres berat
Serikat menyatakan bahwa wanita cenderung dengan jumlah 7 mahasiswa(7,0%). Hal ini
43
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1, Hal 40 - 47, Mei 2017
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
dikarenakan faktor internal yaitu kurang bisa eksternal yaitu bertambahnya beban kuliah dan
memahami dan menyikapi masalah dengan mendapatkan nilai lebih kecil dari yang
baik dan dari faktor eksternal yaitu adanya diharapkan. Penelitian ini didukung oleh
permasalahan di lingkungan masyarakat, penelitian milik Yeni (2012), didapatkan hasil
keluarga maupun yang berkaitan dengan data bahwa mayoritas mahasiswa berada dalam
hubungan dengan orang lain dan juga karena rentang dewasa awal dan memiliki tingkat
beban kuliah yang semakin tinggi tingkatannya stres rendah sebanyak 14 orang (56%),
maka semakin sulit mata kuliah yang sedangkan mahasiswa yang usianya dewasa
dijalaninya.Pada masa ini mahasiswa semester menengah memiliki tingkat stres tinggi
akhir juga cenderung mengalami burnout / sebanyak 4 orang (80%).
masa kebosanan. menurut Pines dan Aronson
dalam Nursalam (2015) burnout merupakan Berdasarkan hasil penelitian menurut masa
kelelahan secara fisik, emosional, dan mental studi didapatkan bahwa untuk program studi
yang disebabkan keterlibatan jangka panjang diploma III semuanya menempuh masa studi 6
dalam situasi yang penuh dengan tuntutan. semester dan tertinggi mengalami stres sedang
Pada mahasiswa tingkat akhir situasi yang sebanyak 16 mahasiswa. Untuk program studi
penuh dengan tuntutan tersebut diakibatkan sarjana terdapat dua masa studi yaitu 8
oleh proses menyusun skripsi dan KTI. semester dan 10 semester, akan tetapi lebih
dominan dengan masa /studi 8 semester
Hasil pengukuran tingkat stres pada mahasiswa dengan stres sedang yang berjumlah 48
tingkat akhir ini didapatkan hasilyaitu mahasiswa. Sedangkan mahasiswa dengan
mahasiswa mengalami stres sedang. Hal ini masa studi 10 semester mengalami stres ringan
dikarenakan pengukurannya hanya dalam satu terdapat 2 mahasiswa. Tingkat sarjana lebih
titik waktu saja, yaitu hanya diukur pada mendominasi karena di Universitas
tengah semester genap. Hasil pengukuran ini Muhammadiyah Magelang program Sarjana
hanya yang dirasakan mahasiswa pada saat berjumlah 12 program studi dan program
pengukuran / pengisian kuesioner itu saja, Diploma III hanya berjumlah 4 program Studi.
belum mencakup tiga titik waktu, sehinggaini Menurut Peraturan Mentri Ristek & Dikti
menjadi kelemahan dalam penelitian ini. Nomor 44 Tahun 2015 untuk memenuhi
capaian pembelajaran lulusan program,
PEMBAHASAN mahasiswa menempuh beban belajar maksimal
Pada pembahasan kali ini akan dijelaskan dalam masa studi untuk Sarjana 7 tahun dan
mengenai gambaran tingkat stres pada Diploma III 5 tahun.
mahasiswa di Universitas Muhammadiyah
Magelang. Hal yang tercantum dalam Berdasarkan hasil penelitian menurut jenis
pembahasan adalah membandingkan antara kelamin didapatkan bahwa jenis kelamin
hasil penelitian dengan konsep dan hasil perempuan lebih dominan mengalami stres
penelitian sebelumnya. sedang dan berat, dengan jumlah yang
mengalami tingkat stres sedang sebanyak 34
Karakteristik Mahasiswa mahasiswa (33,6%) dan untuk tingkat stres
Berikut ini merupakan pembahasan mengenai ringan paling banyak pada jenis kelamin laki-
karakteristik mahasiswa tingkat akhir. laki, yaitu sebanyak 19 mahasiswa (18,8%),
Berdasarkan hasil penelitian menurut usia Sedangkan yang mengalami tingkat stres berat
didapatkan bahwa usia 22 tahun lebih dominan sebanyak 4 mahasiswa (4,0%). Penelitian ini
mengalami stres dengan jumlah 48 mahasiswa didukung oleh teori menurut Kaplan & Sadock
(47,5%). Dengan hasil yang mengalami tingkat (2005) yang menyatakan bahwa stres lebih
stres ringan 14 mahasiswa (13,8%), stres banyak terjadi pada perempuan dibandingkan
sedang 30 mahasiswa (29,7%), dan stres berat dengan laki-laki. Perempuan beresiko dua kali
4 mahasiswa (4,0%). Hal ini dikarenakan lebih besar mengalami stres. Alasannya adalah
peneliti hanya meneliti tingkat stres pada terdapat perbedaan hormonal dan perbedaan
mahasiswa tingkat akhir. Pada mahasiswa stresor psikososial bagi wanita dan laki-laki.
tingkat akhir lebih dominan berusia 22 tahun. Didukung juga oleh Penelitian di Amerika
Usia 22 tahun termasuk usia dewasa awal. Serikat menyatakan bahwa wanita cenderung
Pada masa dewasa awal ini mahasiwa memiliki tingkat stres yang lebih tinggi
mengalami stres dikarenakan faktor internal dibandingkan pria. Secara umum wanita
yaitu kurang bisa memahami dan menyikapi mengalami stres 30 % lebih tinggi dari pada
masalah dengan baik, sedangkan dari faktor pria.
44
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1 Hal 40- 47, Mei 2017
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
46
Jurnal Keperawatan Jiwa, Volume 5 No 1 Hal 40- 47, Mei 2017
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
Notoadmodjo. (2010). Metode Penelitian Stuart, & Sundeen. (2007). Buku Saku
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Keperawatan Jiwa. Edisi 4. Jakarta:
EGC.
Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Sugiarto, D (2012). Hubungan Kecerdasan
keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Dengan Daya Tahan Stres Mahasiswa
Medika UIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta.Skripsi.ha1-19
Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan
Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Sukoco, A. S. (2014). Hubungan Sense of
Jakarta:Salemba Medika. Humor Dengan Stres Pada Mahasiswa
BaruFakultas Psikologi. Jurnal Ilmiah
Olpin, M., Hesson, M., (2009). Stres Mahasiswa Universitas Surabaya, 1-10
management for life. 2th edition. USA:
Wadswot Cengage Learning Sundari, J. (2012). Hubungan Antara Tingkat
Stres Dengan Intensitas Olahraga Pada
Pathmanathan, V & Husada, S.(2013). Mahasiswa Reguler 2008 Fakultas
Gambaran Tingkat Stres Pada Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Alam Universitas Indonesia. Skripsi.
Universitas Sumatera Utara Semester Depok: FIK UI.
Ganjil TahunAkedemik 2012/2013. E-
Journal FK USU Vol. 1 No.1, 2013 Sutjiato, Margareth, Kandou, G. D., Tucunan,
A. A. T. (2015).HubunganFaktor-
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan faktorInternaldan eksternal Dengan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Tingkat Stres PadaMahasiswa Fakultas
(PERMENRISTEKDIKTI) Nomor 44 Kedokteran UniversitasSam Ratulangi
Tahun 2015 Manado. Artikel ilmiah.Manado: FKM
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Potter & Perry, A.G. (2009). Fundamental
Keperawatan. Edisi 7. Jakarta: Swarjana, I Ketut. (2012). Metodologi
Salemba Medika. Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
CVANDI OFFSET.
Potter & Perry. (2005). Fundamental
Keperawatan. Jakarta: EGC. Weiten, W. & Lloyd, M.A. (2006). Psychology
Applied Modern Life: AdjustmentInThe
Psychology Foundation of Australia., (2010). 21st Century. (8th Ed.).California:
Depression anxiety stres scale. Thomson Higher Education.
http://www.psy.unsw.edu.au/group/das
s. [Diakses: 10 Maret 2017]. Yusuf, LN. Syamsu. (2006). Psikologi
Perkembangan Anak & Remaja.
Sastroasmoro, S. (2008). Pemilihan Subyek Bandung: Rosida.
Penelitian. Dalam: Sastroasmoro,
S.,Ismael,S., ed. Dasar-Dasar
Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta:
CV. Sagung Seto.
47