Anda di halaman 1dari 121

KAJIAN LAGU BERITA KEPADA KAWAN KARYA EBIET G.

ADE
DITINJAU DARI PERSPEKTIF HERMENEUTIK

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni


Univesitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Resta Sulastri
NIM 12208241023

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
OKTOBER 2016
ii
iii
PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:


Nama : Resta Sulastri
NIM : 12208241023
Program Studi : Pendidikan Seni Musik
Fakultas : Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri. Sepanjang
pengetahuan saya karya ilmiah ini tidak berisi materi yang ditulis oleh orang lain,
kecuali bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan dengan mengikuti tata
cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.
Apabila ternyata terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya
menjadi tanggung jawab saya.
Yogyakarta, 10 Oktober 2016
Penulis,

Resta Sulastri

iv
PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan untuk:


1. Rahmat Sukarni (Ayahanda)
2. Evata Estalata (Ibunda)

v
MOTTO

Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu sendiri yang
mengubah apa yang ada pada diri mereka.
-QS. Ar-Ra’d: 11-

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya yang telah memberikan pertolongan atas segala hal, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa tanpa uluran tangan dan doa dari
berbagai pihak, maka penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud. Oleh karena itu,
perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Dr. A.M. Susilo Pradoko, M.Si, selaku Dosen Pembimbing I yang selalu
memberikan bimbingan, arahan, dan memotivasi saya, sampai akhirnya skripsi ini
terselesaikan;
2. Dr. Ayu Niza Machfuzia, M.Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang penuh
kesabaran, kearifan, dan bijaksana dalam membimbing saya, sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan dengan baik;
3. Ebiet G. Ade, selaku narasumber utama yang telah bersedia untuk meluangkan
waktunya dalam membantu penelitian ini;
4. Group band Combination dan komunitas MemBers EGA Korwil Jabodetabek
selaku narasumber lainnya yang telah bersedia membantu penelitian ini;
5. Ganda Gempata, adik penulis yang telah memberikan semangat selama proses
pembuatan tugas akhir ini;
6. Restika, Ifath, Retno, kak Narnie, Ranti, Cita, Friska, dan Kiki yang selalu
memberikan dukungan, semangat, serta menemani dalam proses pembuatan tugas
akhir ini;
7. Teman-teman Pendidikan Seni Musik Angkatan 2012, khususnya kelas A yang
selalu mendukung dan memberikan motivasi selama empat tahun masa
perkuliahan;
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, yang telah membantu
penyusunan tugas akhir ini.

vii
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir skripsi ini masih
terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima saran, komentar
ataupun kritik yang membangun. Semoga tugas akhir skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi banyak pihak.

Yogyakarta, 10 Oktober 2016

Resta Sulastri

viii
DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………….. i
Persetujuan………………………………………………………………… ii
Pengesahan………………………………………………………………… iii
Pernyataan…………………………………………………………………. iv
Halaman Persembahan……………………………………………………. v
Motto………………………………………………………………………. vi
Kata Pengantar……………………………………………………………... vii
Daftar Isi…………………………………………………………………… ix
Daftar Gambar…………………………………………………………….. xi
Daftar Tabel……………………………………………………………… xii
Daftar Lampiran…………………………………………………………... xiii
Abstrak…………………………………………………………………… xiv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………… 1
B. Fokus Masalah………………………………………………….. 6
C. Rumusan Masalah……………………………………………… 6
D. Tujuan Penelitian………………………………………………. 7
E. Manfaat Penelitian…………………………………………… . 7
BAB II. KAJIAN TEORI
A. Pengertian Bentuk Lagu………………………………………. 9
B. Pengertian Struktur Lagu……………………………………… 10
C. Pengertian Struktur Puisi……………………………………… 15
D. Musikalisasi Puisi……………………………………………… 22
E. Makna Denotatif dan Konotatif……………………………….. 23
F. Hermeneutika…………………………………………………. 25
G. Penelitian yang Relevan……………………………………… 29

ix
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian…………………………………………. 31
B. Tahap-tahap Penelitian……………………………………….. 31
C. Data Penelitian……………………………………………….. 33
D. Instrumen Penelitian………………………………………….. 33
E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………... 34
F. Teknik Analisis Data………………………………………… 37
G. Validitas Data……………………………………………….. 39
BAB IV. KAJIAN LAGU BERITA KEPADA KAWAN KARYA EBIET G. ADE
A. Struktur Bentuk Lagu dan Syair Berita kepada Kawan……. 40
1. Struktur Bentuk Lagu Berita kepada Kawan…………… 40
2. Struktur Syair Berita kepada Kawan…………………… 46
B. Pengaruh Ekspresi Atas Syair dan Melodi Lagu Berita kepada Kawan.. 53
C. Riwayat Pengarang Lagu………………………………………….. 60
D. Susana Penciptaan dan Analisis Makna Lagu Dari Berbagai Sumber.. 63
1. Suasana Penciptaan Lagu……………………………………… 63
2. Analisis Makna Lagu Dari Berbagai Sumber…………………. 64
E. Analisis Makna Denotatif Lagu Berita kepada Kawan…………… 66
F. Analisis Makna Konotatif Lagu Berita kepada Kawan…………… 72
G. Pembahasan………………………………………………………... 79
BAB V. Penutup
A. Simpulan…………………………………………………………… 84
B. Saran……………………………………………………………… 86
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………… 87
LAMPIRAN………………………………………………………………… 89

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan polisemis Ricouer………………………………………… 27


Gambar 2 Bagan polisemi fenomena objek material seni…………………... 28
Gambar 3 Bagan polisemi makna lagu………………………………………. 38
Gambar 4 Bagian A lagu Berita kepada Kawan ……………………...…….. 41
Gambar 5 Bagian A’ lagu Berita kepada Kawan……………………………. 42
Gambar 6 Bagian B lagu Berita kepada Kawan……………………………. 43
Gambar 7 Bagian C lagu Berita kepada Kawan…………………………… 44
Gambar 8 Bagian C’ lagu Berita kepada Kawan……………………………. 45
Gambar 9 Bagian coda lagu Berita kepada Kawan…………………………. 46
Gambar 10 Bagian A dan syair bait pertama lagu Berita kepada Kawan …… 54
Gambar 11 Bagian A’ dan syair bait kedua lagu Berita kepada Kawan……… 55
Gambar 12 Bagian B dan syair bait ketiga lagu Berita kepada Kawan………. 56
Gambar 13 Bagian C dan syair bait keempat lagu Berita kepada Kawan……. 57
Gambar 14 Bagian C’ dan syair bait kelima lagu Berita kepada Kawan…….. 58
Gambar 15 Coda dan syair bait lagu Berita kepada Kawan………………….. 59

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kisi-kisi instrument penelitian………………………. ………….. 34


Tabel 2 Analisis makna denotatif per kalimat bait pertama……………… 67
Tabel 3 Analisis makna denotatif per kalimat bait kedua………………... 68
Tabel 4 Analisis makna denotatif per kalimat bait ketiga……………….. 69
Tabel 5 Analisis makna denotatif per kalimat bait keempat……………… 70
Tabel 6 Analisis makna denotatif per kalimat bait kelima……………….. 71
Tabel 7 Analisis makna konotatif per kalimat bait pertama …………….. 73
Tabel 8 Analisis makna konotatif per kalimat bait kedua……………….. 75
Tabel 9 Analisis makna konotatif per kalimat bait ketiga……………… 76
Tabel 10 Analisis makna konotatif per kalimat bait keempat……………. 77
Tabel 11 Analisis makna denotatif per kalimat bait kelima……………….. 78
Tabel 12 Transkrip data pendapat berbagai pihak terkait makna
lagu Berita kepada Kawan………………………………………. 82

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Bukti wawancara dengan Ebiet G. Ade…………………………... 90


Lampiran 2 Bukti wawancara dengan Combination Band……………………. 91
Lampiran 3 Hasil wawancara 1 Ebiet G. Ade…………………………………. 92
Lampiran 4 Hasil wawancara 2 Ebiet G. Ade…………………………………. 96
Lampiran 5 Hasil wawancara Combination Band…………………………….. 98
Lampiran 6 Surat keterangan bukti wawancara……………………………….. 100
Lampiran 7 Hasil wawancara penggemar Ebiet G. Ade……………………… 101
Lampiran 8 Bukti artikel berita………………………………………………. 103
Lampiran 9 Partitur lagu Berita kepada Kawan……………………………… 104

xiii
KAJIAN LAGU BERITA KEPADA KAWAN KARYA EBIET G. ADE
DITINJAU DARI PERSPEKTIF HERMENEUTIK

Oleh:
Resta Sulastri
12208241023

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk struktur lagu dan


struktur syair, serta mengungkap makna denotatif dan konotatif lagu Berita kepada
Kawan melalui perspektif hermeneutik Paul Ricouer. Digunakannya teori
hermeneutik Paul Ricouer sebagai landasan analisis dikarenakan dalam hermeneutik
Paul Ricouer, terdapat bagan polisemi makna teks yang dapat mempermudah dalam
mengkaji makna sebuah teks.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan
hermeneutik. Subjek penelitian ini adalah lagu Berita kepada Kawan karya Ebiet G.
Ade. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, dokumentasi, dan studi
kepustakaan. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan teknik analisis
hermeneutika. Dalam melakukan analisis data, format bagan polisemi makna teks
Paul Ricouer diaplikasikan ke dalam objek penelitian, yaitu lagu Berita kepada
Kawan. Hasil analisis dikonfirmasikan dengan pendapat-pendapat dari narasumber
untuk selanjutnya dapat dideskripsikan makna lagu Berita kepada Kawan. Validitas
data dalam penelitian ini menggunakan cara menyesuaikan logis antara pernyataan
satu dengan pernyataan lainnya dan menyesuaikan kalimat argumentasi dengan fakta.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) lagu Berita kepada Kawan terdiri
atas tiga bagian, dengan urutan kalimat A A’ B C C’ Coda. Pengolahan motif yang
terdapat pada lagu didominasi oleh pembesaran dan pemerkecilan nilai nada, (2) syair
lagu Berita kepada Kawan merupakan puisi yang memiliki pola rima bebas dengan
tema bencana alam, (3) secara denotatif, lagu Berita kepada Kawan memiliki makna
tentang seseorang yang menceritakan kisah perjalanan yang dilakukannya seorang
diri di sebuah tempat yang sedang terjadi bencana, (4) secara konotatif, lagu Berita
kepada Kawan memiliki makna tentang seseorang yang bersimpati dan berempati
pada bencana alam yang menimpa tanah kelahirannya.

Kata kunci: kajian lagu, makna lagu, hermeneutika

xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Musik tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Melalui musik,

seorang manusia dapat merasa gembira atau sedih. Sunarko (dalam Widhyatama,

2012: 2) mengatakan bahwa musik adalah penghayatan isi hati manusia yang

diungkapkan dalam bentuk bunyi yang teratur dalam melodi atau ritme serta

mempunyai unsur atau keselarasan yang indah. Prier (2013: 1) mengatakan bahwa

musik mirip dengan bahasa. Dalam musik terdapat kalimat-kalimat musik. Kalimat

musik sendiri diartikan sebagai sejumlah ruang birama (biasanya 8 atau 16 birama)

yang merupakan satu kesatuan yang tampak. Tidak jauh beda dari bahasa, dalam

kalimat musik juga terdapat kalimat tanya dan jawab. Fakta bahwa stuktur musik

tidak berbeda jauh dengan stuktur dalam bahasa, dikarenakan musik juga berfungsi

sebagai alat komunikasi.

Musik bukan hanya dipandang sebagai sebuah seni, melainkan juga sebuah

ilmu. Musik erat kaitannya dengan ilmu matematika. Pythagoras adalah tokoh utama

yang mengembangkan penerapan teori matematika ke dalam musik. Bahkan teori

matematika dalam musik yang dicetuskannya menjadi dasar lahirnya musik diatonis

(Sunarto, 1997: xiii).

Selain dipandang sebagai ilmu, musik juga dijadikan sebagai alat komunikasi.

Saat ini banyak musisi menjadikan lagu sebagai alat komunikasinya untuk

1
menyuarakan perasaan, bahkan kritik untuk lingkungan atau orang-orang sekitarnya.

Sunarto (1997: ix) menjelaskan bahwa Ludwig van Beethoven pernah menyampaikan

kritik dan kekecewaannya pada Napoleón muda (Bonaparte) yang mengangkat

dirinya menjadi kaisar Perancis, lewat sebuah simfoni yang berjudul Sinfonia

Eroica/Sinfoni Heroik. Padahal sebelumnya simfoni itu berjudul Sinfonia Grande

Intitolata Bonaparte (Simfoni Besar Atas Nama Napoleón Bonaparte). Sebuah

simfoni yang awalnya mewakili perasaan kagum pada Bonaparte atas semangat

kepahlawanannya, beralih menjadi sebuah simfoni yang dinilai mencekam dan berisi

mars kesedihan yang berkesan radikal.

Melalui musik musisi dapat menyampaikan aspirasinya, dan keberadaan syair

dalam sebuah lagu membantu musisi untuk memperjelas aspirasi yang disampaikan.

Syair dalam lagu dapat membantu musisinya untuk mempertegas maksud dan tujuan

dari lagu tersebut. Hanya saja syair yang digunakan biasanya menggunakan kalimat

kiasan untuk menambah nilai estetika pada sebuah karya. Selain itu sebagai sarana

untuk meningkatkan kemampuan menafsirkan bagi pendengarnya.

Pesan-pesan dalam musik seringkali diungkapkan secara konotatif (makna

kias) dan denotatif (makna sebenarnya) lewat syair lagu atau video klip yang

diciptakan. Syair lagu Bento dari Iwan Fals misalnya, yang secara tak langsung

adalah kritik terhadap pejabat di masa Orde Baru yang dianggap lebih sibuk

memperkaya diri sendiri. Contoh lain adalah lagu Kritis BBM dari grup band Slank,

yang secara terang-terangan mengkritik pemerintah akan keputusannya menaikkan

harga BBM.

2
Unsur-unsur dalam musik modern, seperti syair, atau video klip, sering

menjadi sarana favorit para musisi untuk menyuarakan isi hatinya. Dalam musik, para

musisi berani mengangkat isu yang masih dianggap tabu di masyarakat. Lagu Polly

dari Nirvana misalnya, yang terinspirasi dari kisah nyata tentang penculikan dan

pemerkosaan pada seorang gadis (anonim) empat belas tahun (Adhityo, 2012: 2).

Musik diketahui memiliki fungsi komunikasi. Melalui lagu, musisi

menjadikan musik sebagai media komunikasi untuk menyampaikan apa yang ada

dalam benaknya (Fajri, 2014: 3). Sebagai satu kesatuan dengan eksitensi manusia,

musik merupakan ‘alat’ pengungkapan ekspresi ataupun maksud dari penciptanya,

manusia. Dalam menulis syair lagu musisi kerap menggunakan metafora. Metafora

adalah sesuatu yang mengacu kepada gejala penggantian sebuah kata yang harfiah

dengan sebuah kata lain yang figuratif (Budiman, 2003: 170).

Penggunaan metafora dalam syair lagu menyebabkan tidak semua orang dapat

memahami maksud yang sebenarnya dari pencipta lagu. Hal ini disebabkan setiap

orang memiliki pandangan yang berbeda dalam menafsirkan sebuah kata. Pandangan

yang berbeda tersebut dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan yang berbeda.

Perbedaan interpretasi tersebut tidak jarang menimbulkan perdebatan. Padahal lagu

yang tepat dapat membentuk akar yang kuat pada penikmatnya, mengajak

penikmatnya untuk berpikir dan lebih bijak dalam bersikap.

Saat ini perkembangan tema lagu dalam industri musik Indonesia terkesan

monoton dengan musisi yang mengobral tema cinta yang sama dalam setiap syair

lagunya. Musik kemudian hanya dijadikan sebagai alat untuk mencari popularitas dan

3
kekayaan. Demi kepentingan pasar, para musisi rela menyampingkan ideologi

bermusiknya. Musisi tersebut menjadi tidak bersungguh-sungguh dalam menciptakan

sebuah karya, asalkan dapat terkenal dengan cepat dan dapat menghasilkan banyak

uang, sehingga sekarang sering dijumpai musisi yang hanya muncul dengan satu lagu

lalu tenggelam dan tak pernah terdengar lagi kabarnya.

Namun tidak semua musisi terperangkap dalam tema lagu cinta saja. Meski

tidak banyak, namun masih ada musisi yang menciptakan karya dengan tema lain,

misalnya tema tentang realita sosial. Dengan kemampuan kreatifnya, musisi mampu

menjadi media untuk menyajikan realita sosial yang terjadi sehari-hari di kehidupan

masyarakat. Salah satu musisi yang aktif menciptakan lagu berdasarkan realita sosial

lingkungan sekitarnya adalah Ebiet G. Ade.

Abdul Ghoffar Abdullah atau yang lebih dikenal dengan nama Ebiet G. Ade,

merupakan salah satu musisi Indonesia yang kerap mengangkat tema sosial dan

lingkungan ke dalam lagu-lagunya . Penyanyi yang memulai karirnya dari menjadi

penyair ini sering menyisipkan ‘pesan’ dalam lagu-lagu secara tersirat, sehingga para

penikmatnya perlu melakukan interpretasi untuk dapat memahaminya. Hal ini dapat

diasumsikan karena dipengaruhi oleh latar belakangnya sebagai seorang penyair,

sehingga syair dalam lagu-lagu Ebiet banyak menggunakan kiasan.

Berdasarkan artikel yang dimuat di harian Republika edisi 13 januari 2014,

diketahui bahwa saat ini Ebiet G. Ade sudah menghasilkan 22 album studio, terhitung

sejak awal karirnya di dunia musik pada tahun 1979 sampai 2015, dan sedikitnya 25

album kompilasi yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan rekam (Subarkah, 2014:

4
27). Ebiet G. Ade telah mendapatkan sejumlah penghargaan selama berkarir di

belantika musik tanah air, diantaranya 18 Golden dan Platinum Record dari Jackson

Record. Keaktifannya dalam menciptakan lagu yang bertemakan lingkungan juga

sukses membawanya menjadi Duta Lingkungan Hidup pada tahun 2006 dan

penghargaan Lingkungan Hidup satu tahun sebelumnya.

Salah satu lagunya yang kerap menjadi backsound dalam warta berita di TV

jika ada liputan bencana alam di negeri ini adalah Berita kepada Kawan. Lagu yang

sebenarnya dirilis pada akhir tahun 1979 dan terdapat dalam album Camelia II yang

juga album kedua Ebiet ini, seolah tidak lekang dimakan masa. Berita kepada

Kawan bahkan dinobatkan sebagai salah satu dari “150 Lagu Indonesia Terbaik

Sepanjang Masa” oleh Majalah Rolling Stone, sebuah majalah musik didirikan di San

Francisco pada 1967 oleh Jann Wenner dan Ralph J. Gleason, dan mulai terbit di

Indonesia sejak juni 2005 oleh JHP Media.

Lagu Berita kepada Kawan merupakan lagu inspiratif yang selalu dikaitkan

dengan bencana alam yang terjadi di tanah air. Namun makna sesungguhnya dari lagu

tersebut tidak dapat ditebak hanya dengan mendengar lagunya sekali atau dua kali.

Tentu masih banyak dugaan makna lain yang dapat disematkan pada lagu itu. Boleh

jadi lagu itu ditujukan untuk merefleksi diri agar lebih dekat dengan Sang Pencipta.

Seperti teori yang diungkapkan oleh Ricouer (dalam Hardiman, 2015: 243), bahwa

makna sebuah teks tidak hanya tentang teksnya saja melainkan juga dapat dilihat dari

unsur eksistensinya. Berdasarkan hal itulah, maka menarik untuk melakukan

5
penelitian terhadap lagu Berita kepada Kawan, dan mengetahui serta mengungkapkan

makna sesungguhnya dari lagu tersebut.

B. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka masalah

penelitian ini difokuskan pada stuktur dan bentuk lagu, struktur syair, serta makna

lagu Berita kepada Kawan. Penelitian ini menggunakan teori hermeneutik simbol

dari Paul Ricouer untuk mengungkap makna lagu. Digunakannya teori hermeneutik

simbol dari Paul Ricouer sebagai landasan analisis dikarenakan dalam hermeneutik

simbol Paul Ricouer, terdapat bagan yang dapat mempermudah dalam mengkaji

makna sebuah teks.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut.:

1. Bagaimanakah struktur dan bentuk lagu Berita kepada Kawan?

2. Bagaimanakah struktur syair lagu Berita kepada Kawan?

3. Makna denotatif apakah yang terdapat pada lagu Berita kepada Kawan, jika dikaji

dengan teori hermeneutik?

4. Makna konotatif apakah yang terdapat pada lagu Berita kepada Kawan, jika

dikaji dengan teori hermeneutik?

6
D. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan, penelitian ini bertujuan

untuk hal-hal berikut:

1. Mendekskripsikan bentuk dan struktur lagu Berita kepada Kawan sebagai dasar

dalam proses penggarapan dan interpretasi karya.

2. Mendeskripsikan struktur syair lagu Berita kepada Kawan sebagai dasar untuk

mengkaji makna karya.

3. Mengungkapkan makna denotatif yang terkandung dalam lagu Berita kepada

Kawan melalui perspektif hermeneutik Paul Ricouer.

4. Mengungkapkan makna konotatif yang terkandung dalam lagu Berita kepada

Kawan melalui perspektif hermeneutik Paul Ricouer.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis

maupun praktis.

1. Secara Teoretis,

Hasil penelitian ini dapat menambah literatur penelitian tentang analisis karya

seni musik yang menggunakan hermeneutik sebagai metode analisis dan sebagai

sumber bagi yang membutuhkan uraian makna dalam lagu Berita kepada Kawan

karya Ebiet G. Ade.

7
2. Secara Praktis,

Secara praktis penelitian ini dapat menjadi dasar interpretasi bagi orang yang

akan membawakan lagu Berita kepada Kawan. Selain itu, penelitian ini juga

diharapkan dapat membantu pihak lain, khususnya mahasiswa seni musik dalam

penyajian informasi untuk mengadakan penelitian yang serupa.

8
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Pengertian Bentuk Lagu

Musik terdiri atas beberapa bentuk yang memiliki ciri khas tersendiri. Prier

(2013: 5) menyatakan bahwa bentuk musik adalah suatu gagasan / ide yang tampak.

Ide ini mempersatukan nada-nada musik terutama bagian-bagian komposisi yang

dibunyikan satu per satu sebagai kerangka. bentuk lagu memperlihatkan suatu

kesatuan utuh dari satu atau beberapa kalimat dengan penutup yang meyakinkan.

Menurut jumlah kalimat, maka dibedakan menjadi:

1. Bentuk lagu satu bagian

Bentuk lagu satu bagian merupakan lagu yang memiliki satu kalimat / periode

saja. Prier (2013: 6) menyatakan bahwa lagu dengan satu bagian sangat tebatas

jumlahnya. Terdapat hanya dua kemungkinan untuk bervariasi. Kemungkinan

pertama ialah A (a a’), artinya pertanyaan diulang dengan vaiasi dalam jawabannya.

Kemungkinan kedua adalah A (a x), yaitu pertanyaan dan jawaban berbeda.

2. Bentuk lagu dua bagian

Bentuk lagu dua bagian merupakan lagu yang memiliki dua kalimat / periode

yang berlainan. Bentuk ini adalah bentuk yang paling banyak digunakan dalam musik

sehari-hari. Ada banyak kemungkinan variasi dari lagu dua bagian. Bentuk lagu dua

bagian terdiri atas dua kalimat lagu yang dikombinasikan untuk membentuk pola-pola

yang lebih luas (Muttaqin, 2008: 134). Bila sebuah anak kalimat / frase diulang

9
10

dengan variasi, maka lagu tersebut tidak bisa digolongkan dalam bentuk lagu dua

bagian. Prier (2013: 8) menyatakan bahwa dalam lagu dua bagian, kalimat pertama

(A) dan kalimat kedua (B) tidak harus memiliki jumlah birama yang sama panjang.

Umumnya kalimat A ditutup dengan akor T atau dengan modulasi ke dominan,

sedangkan kalimat B ditutup dengan akor tonika. Namun meskipun berbeda, sering

terdapat pula unsur yang sama dalam kalimat A dan B.

3. Bentuk lagu tiga bagian

Bentuk lagu tiga bagian merupakan lagu yang terdiri atas tiga pola bagian

yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Muttaqin (2008: 136) berpendapat bahwa

bentuk lagu tiga bagian, terdiri atas bagian pertama yang disebut bagian A, bagian

kedua disebut bagian B, dan bagian ketiga disebut bagian C. Prier (2013: 12)

mengatakan bahwa lagu yang berbentuk tiga bagian tentu saja memiliki birama yang

lebih banyak dan kontras yang nampak dalam irama, arah melodi, jenis tangga nada,

dan modulasi ke dominan / minor.

B. Pengertian Struktur Lagu

Menurut Prier (2013: 1), “lagu berarti sejumlah nada yang tersusun dalam

ruang-ruang birama”. Di lain pihak, Martaningrum (2012: 7) menyatakan bahwa lagu

adalah wujud musik berupa suatu kerangka termasuk dari melodi dan berirama yang

tersusun dalam norma, tempo dan dinamika.. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
11

disimpulkan bahwa lagu adalah melodi pokok yang tersusun dalam ruang-ruang

birama.

Untuk memahami sebuah lagu lebih dalam, maka diperlukan kemampuan

untuk menganalisis lagu tersebut secara detil. Hal-hal yang perlu dianalisis dalam

sebuah lagu adalah bentuk dan struktur lagu. Struktur lagu bisa dipahami sebagai

unsur-unsur yang terdapat dalam sebuah lagu. Secara garis besar, unsur-unsur yang

terdapat dalam sebuah lagu yaitu:

1. Irama

Muttaqin (2008: 101) menyatakan bahwa irama adalah susunan di antara

durasi nada-nada yang pendek dan panjang, nada-nada yang bertekanan dan yang

tidak bertekanan, menurut pola tertentu yang berulang-ulang. Menurut Sumaryo

(dalam Joseph, 2005: 52), irama secara populer adalah unsur-unsur dalam musik

sebagai pembagian berlangsungnya waktu yang memberi pernyataan hisup kepada

musik, irama musik terasa mempunyai gerak. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat

diambil kesimpulan bahwa irama adalah susunan panjang pendeknya not-not yang

berurutan dalam tempo yang tetap dan pola tertentu yang berulang-ulang.

2. Melodi

Melodi merupakan salah satu unsur yang membentuk sebuah lagu. Rochani

(2012: 2) menyatakan bahwa melodi merupakan gerak keseluruhan dari nada-nada

dalam sebuah lagu. Di lain bagian, Tagg (2015: 9) menyatakan bahwa “Melodic is

part of music that have aspect like register; pitch range; rhythmic motifs; tonaity,
12

contour; timbre”. Berdasarkan pernyataan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa

melodi memiiki unsur ritme dan nada yang tersusun dan bergerak secara keseluruhan

dalam sebuah lagu. Menurut Rochani (2012: 3) unsur-unsur yang terdapat dalam

sebuah melodi antara lain adalah motif dan frase. Berikut penjelasan lebih lanjut

terkait unsur-usur dalam sebuah melodi:

a. Motif

Istilah motif dalam musik merupakan bagian terkecil dan kalimat musik yang

sudah memiliki arti (Joseph, 2005: 59). Menurut Prier (2013: 3), motif lagu adalah

unsur lagu yang terdiri atas sejumlah nada yang dipersatukan dengan suatu gagasan /

ide. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa motif adalah bagian

terkecil dalam musik yang dipersatukan dalam satu gagasan / ide. Biasanya motif

lagu diulang-ulang dan divariasi. Secara normal, sebuah motif lagu memenuhi dua

ruang birama. Menurut Prier (2013: 27-33) terdapat tujuh cara untuk pengolahan

motif, antara lain:

1. Ulangan harafiah

Ulangan harafiah merupakan ulangan motif yang tidak disertai perubahan apa

pun, dimana motif satu dengan motif yang diulang sama persis. Tujuan dari ulangan

harafiah adalah untuk menegaskan suatu kesan yang ingin disampaikan dalam lagu.

2. Ulangan pada tingkat lain (sekuens)

Sekuens memiliki dua kemungkinan: Sekuens naik: Sebuah motif yang

diulang pada tingkat nada yang lebih tinggi. Dalam pengembangan motif ini nada

harus disesuaikan dengan tangga nada dan harmoni lagu, sehingga beberapa interval
13

mengalami perubahan. Meskipun demikian, motif asli dengan mudah dapat dikenali.

Sekuens turun: Sebuah motif yang diulang pada tingkat nada yang rendah.

3. Pembesaran Interval (augmentation of the ambitus)

Pembesaran interval merupakan pengolahan motif dimana salah satu interval

dalam lagu dapat diperbesar saat diulang. Tujuan dari pembesaran interval ini adalah

untuk menciptakan suatu peningkatan ketegangan. Kalimat pengolahan motif seperti

ini biasanya dijumpai di bagian pertanyaan kalimat atau juga pada ulangan kalimat A’

dalam lagu A B A’.

4. Pemerkecilan Interval (diminuation of the ambitus)

Pemerkecilan interval merupakan pengolahan motif dimana salah satu interval

dalam lagu dapat diperkecil saat diulang. Namun pengolahan ini mengurangi

ketegangan, maka biasanya terdapat di kalimat jawaban. Sebuah interval dapat

diperkecil sampai menjadi ‘nol’ (prim) hingga melodinya menghilang dan tinggal

unsur irama saja. Berbeda dengan pembesaran interval, biasanya pemerkecilan

interval tidak terjadi berulang-ulang. Hal ini pun biasanya tidak terjadi dalam satu

kalimat, tetapi dengan jarak yang tertentu.

5. Pembalikan (inversion)

Dalam pembalikan, setiap interval naik dapat dijadikan interval turun dan

setiap interval dalam motif asli yang menuju ke bawah, dalam pembalikannya

diarahkan ke atas. Bila pembalikannya bebas, maka besarnya interval tidak

dipertahankan, tetapi disesuaikan dengan harmoni lagu, asalkan arah melodi tetap

terbalik dengan arah melodi dalam motif asli.


14

6. Pembesaran nilai nada (augmentation of the value)

Pembesaran nilai nada merupakan pengolahan motif dimana masing-masing

nilai nada digandakan. Pembesaran nilai nada dapat mempengaruhi tempo lagu,

sehingga tempo dapat menjadi lambat atau lebih cepat. Pengolahan seperti ini sering

terjadi dalam musik instrumental.

7. Pemerkecilan nilai nada (diminuation of the value)

Dalam pemerkecilan nilai nada, nilai nada dibagi menjadi dua dengan nada-

nada melodi tetap sama. Pemerkecilan nilai nada ini mempengaruhi irama sebuah

lagu.. Pengolahan motif ini juga sering dijumpai dalam musik instrumental.

Berdasarkan uraian tentang tujuh cara dalam pengolahan motif tersebut maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan mengolah nilai nada, tingkatan nada, interval,

dan pembalikan, dapat menghasilkan beragam musik yang berbeda. Berbagai macam

cara pengolahan motif ini juga berperan penting dalam mempertegas pesan atau kesan

suatu musik. Dengan adanya pengolahan motif maka musik akan menjadi lebih

menarik.

b. Frase

Frase dapat diartikan sebagai suatu seksi dalam suatu alur musikal yang

merupakan satu kesatuan (unit) terpendek yang diakhiri oleh kadens (Muttaqin, 2008:

125). Di lain pihak, Joseph (2005: 59) menyatakan bahwa istilah frase dalam musik

merupakan gabungan beberapa motif menjadi satu. Dari pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa frase adalah satu kesatuan yang terdiri atas beberapa motif dan
15

diakhiri oleh sebuah kadens. Frase memiliki dua fungsi yaitu sebagai kalimat

pertanyaan dan kalimat jawaban.

3. Harmoni

Harmoni adalah hubungan nada-nada dalam akor (Marzoeki, 2004: 45).

Pendapat lain diutarakan oleh Prakosa (2015: 12) yang menyatakan bahwa harmoni

merupakan elemen musikal yang didasarkan atas penggabungan nada secara

simultan, sebagaimana dibedakan oleh rangkaian nada-nada dan melodi. Dari kedua

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa harmoni adalah rangkaian nada-nada

yang digabungkan secara simultan sehingga membentuk akor.

C. Pengertian Struktur Puisi

Menurut Salad (2012: 32), puisi adalah susunan kata-kata indah yang tertuang

di kertas. Di lain pihak, Waluyo (dalam Wisang, 2014: 13) mengatakan puisi adalah

karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan

bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata kias (imajinatif). Berdasarkan pengertian

tersebut dapat disimpulkan bahwa puisi adalah susunan bahasa yang dipadatkan

dengan kata-kata kias yang diberi irama dengan bunyi yang padu.

Untuk memahami sebuah puisi lebih dalam, maka perlu mengetahui unsur-

unsur yang terdapat pada puisi. Unsur puisi terdiri atas unsur intrinsik dan unsur

ekstrinsik. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai unsur intrinsik dan ekstrinsik

puisi.
16

1. Unsur intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun puisi dari dalam (Wiyanto,

2005: 102). Menurut Wisang (2014: 20), unsur intrinsik adalah hakikat puisi yang

meliputi struktur fisik dan struktur batin sebuah puisi. Berdasarkan pernyataan

tersebut maka dapa disimpulkan bahwa unsur intrinsik adalah unsur dalam sebuah

puisi yang meliputi struktur fisik dan batin. Unsur yang terdapat pada struktur fisik

puisi meliputi diksi, citraan atau imajinasi, kata-kata konkret, bahasa figuratif, rima,

baris, bait, dan tipografi, sedangkan unsur yang terdapat pada struktur batin meliputi

tema, rasa, nada, dan tujuan (Wisang, 2014: 20). Berikut penjelasan lebih lanjut

mengenai unsur struktur fisik dan batin puisi.

a. Diksi

Diksi adalah pilihan kata yang merupakan pergumulan penyair antara

kecakapan, kecermatan, ciri khas yang dapat dilihat pada puisi yang diciptakan

(Wisang, 2014: 20). Menurut Wicaksono(2014: 22), diksi adalah kemampuan

membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari suatu gagasan yang ingin

disampaikan. Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa diksi

adalah pilihan kata yang mampu membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari

suatu gagasan yang ingin disampaikan.


17

b. Citraan (Imajinasi)

Citraan atau imajinasi adalah gambaran pengalaman indra yang diungkapkan

lewat kata-kata (Wicaksono, 2014: 49). Menurut Rokhmansyah (2014: 18), imajinasi

merupakan susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris di

mana pembaca seolah-olah dapat melihat, mendengarkan, dan merasakan seperti apa

yang dilihat, didengar, dan dirasakan penyair dalam puisinya secara imajinatif

melalui pengalaman dan rasa kita. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa citraan adalah kata-kata yang dapat menggambarkan pengalaman indra

penyair kepada pembaca. Menurut Rokmansyah (2014: 19) imajinasi dibagi atas:

1) Imajinasi penglihatan (Visual Imagery)


Imajinasi yang menyebabkan pembaca seolah-olah seperti melihat sendiri apa
yang diceritakan oleh penyair. Contoh: daun-daun berguguran.

2) Imajinasi pendengaran (Auditory Imagery)


Imajinasi yang menyebabkan pembaca seperti mendengar sendiri apa yang
dikemukakan oleh penyair. Suara dan bunyi yang dipergunakan tepat sekali untuk
melukiskan hal yang diungkapkan. Contoh: suara letusan senjata memekakkan
telinga.

3) Imajinasi Olfaktory
Imajinasi penciuman atau pembawaan dengan membaca kata-kata tertentu dapat
menyebabkan pembaca atau pendengar merasa seolah mencium bau sesuatu.
Contoh: bau amis darah mengungkung udara.

4) Imajinasi gustatory
Imajinasi pencicipan. Dengan membaca kata-kata tertentu menyebabkan pembaca
atau pendengar seolah merasakan rasa-rasa tertentu. Contoh: kata-katamu pahit di
lidah.

5) Imajinasi faktual
Imajinasi rasa kulit, yang menyebabkan pembaca atau pendengar seolah
merasakan sesuatu menyentuh kulitnya. Contoh: kasarnya jemari tangan.
18

6) Imajinasi kinastetik
Imajinasi gerak, yang menyebabkan pembaca atau pendengar seolah merasakan
atau melihat gerakan-gerakan. Contoh: langkah lunglai menuju peraduan malam.

7) Imajinasi organik
Imajinasi badan, yang menyebabkan pembaca atau pendengar seolah melihat atau
merasakan sesuatu di badannya. Contoh: tubuhku terguncang.

Berdasarkan uraian tentang macam-macam citraan tersebut maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa setiap indera yang dimiliki manusia dapat dituangkan dalam puisi

melalui citraan. Citraan juga membantu pembaca atau pendengar dalam

menginterpretasi sebuah puisi. Dari kata citraan, makna yang abstrak dapat menjadi

makna konkret, nyata lewat daya bayang pembaca.

c. Kata-kata konkret

Kata-kata konkret adalah kata-kata yang dapat menyarankan kepada arti yang

menyeluruh, dengan demikian pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa,

keadaan, maupun sesuatu yang digambarkan penyair sehingga pembaca dapat

memahami arti puisi (Rokmansyah, 2014: 20). Di lain pihak, Wisang (2014: 25)

berpendapat bahwa kata-kata konkret adalah kata-kata yang dilihat secara denotatif

sama tapi secara konotatif tidak sama menurut kondisi dan situasi pemakainya.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kata-kata konkret

adalah kata yang maknanya tergantung pada kondisi dan situasi pemakainya.

d. Bahasa figuratif

Menurut Wisang (2014: 27), bahasa figuratif merupakan gaya bahasa berupa

kiasan, perbandingan, pertentangan, persamaan, dan penegasan. Di lain pihak,

Waluyo (2014: 21) berpendapat bahasa figuratif adalah bahasa yang digunakan oleh
19

penyair untuk menyatakan sesuatu dengan cara yang tidak biasa, yakni secara tidak

langsung mengungkapkan makna kata atau katanya bermakna kias. Berdasarkan

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa bahasa figuratif adalah gaya bahasa

berupa kiasan yang digunakan oleh penyair untuk menyatakan sesuatu secara tidak

biasa. Menurut Rokmansyah (2014: 22), bahasa kias yang umumnya terdapat pada

puisi antara lain:

1) Simile
Kata kias yang menyamakan satu hal dengan hal lainnya dengan menggunakan
kata-kata pembanding seperti bagai, bak, laksana, dan kata-kata pembanding
lainnya. Contoh: parasmu cantik bak dewi venus.
2) Metafora
Kata kias yang menyamakan satu hal dengan hal lain yang sebenarnya tidak sama.
Contoh: kembang desa yang kesepian
3) Personifikasi
Kiasan yang menyamakan benda dengan manusia. Contoh: siang ini awan
menangis.
4) Hiperbola
Kiasan yang melebih-lebihkan suatu hal. Contoh: gedung itu telah mencapai
langit biru.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kata kiasan yang

digunakan dalam puisi memiliki banyak ragamnya tergantung dengan fungsi dari kata

tersebut. Penggunaan beragam kata kiasan tersebut disesuaikan dengan maksud dari

penyair ketika menciptakan puisinya.

e. Rima

Rima adalah persamaan bunyi dalam suatu kata atau kalimat (Wisang, 2014:

28). Menurut Waluyo (2014: 23), rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk

membentuk musikalisasi atau orkestrasi sehingga puisi menjadi menarik untuk

dibaca. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa rima adalah


20

persamaan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalisasi. Menurut tempatnya

rima dibedakan menjadi rima awal, tengah, dan akhir (Wisang, 2014: 28).

Rokmansyah (2014: 23) menyatakan bahwa berdasarkan bunyinya rima dibedakan

menjadi:

…(a) rima sempurna bila seluruh akhir suku kata sama bunyinya; (b) rima tak
sempurna bila sebagian akhir suku kata tidak sama bunyinya; (c) rima mutlak bila
seluruh bunyi kata itu sama; (d) asonansi yaitu perulangan bunyi vokal dalam satu
kata; (e) aliterasi yaitu perulangan bunyi konsonan di depan setiap kata secara
berurutan; (f) prisonansi yaitu bila konsonan yang membentuk kata itu sama
tetapi vokalnya berbeda…

Uraian tersebut menandakan bahwa perbedaan pada letak dan bunyi rima

memiliki pengaruh pada sebuah puisi. Adanya rima dalam puisi memberikan kesan

yang berbeda. Tiap rima yang berbeda mampu memberikan kesan yang berbeda pula.

f. Baris

Baris dalam puisi disebut larik. Menurut Soedjarwo dkk (2001: 27), larik

adalah satu kesatuan ritma yang terdiri atas beberapa periode, suku, dan kata.

Aminuddin (dalam Wisang, 2014: 31) mengatakan bahwa baris dalam puisi pada

dasarnya merupakan pewadah, penyatu, pengemban ide penyair yang diawali dengan

kata. Berdasarkan pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa baris adalah

satu kesatuan yang menjadi wadah dan penyatu ide penyair.

g. Bait

Bait merupakan satuan yang lebih besar dari baris (Wisang, 2014: 32).

Menurut Soedjarwo dkk (2001: 27), bait adalah suatu kesatuan gagasan yang terdiri

dari beberapa baris atau larik. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
21

bahwa bait adalah satuan yang lebih besar dari baris dan membentuk suatu gagasan

tertentu.

h. Tipografi

Tipografi adalah susunan penulisan dalam puisi (Rokmansyah, 2014: 26).

Menurut Siswanto (2014: 113), tipografi adalah pengaturan dan penulisan kata, larik,

dan bait dalam puisi. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat disimpulkan

bahwa tipografi adalah susunan penulisan dalam puisi yang meliputi kata, larik, dan

bait.

i. Tema

Menurut Waluyo (dalam Wisang, 2014: 36), tema adalah gagasan pokok yang

dikemukakan penyair melalui puisinya. Tema adalah sesuatu yang digambarkan

penyair dalam puisinya (Rokmansyah, 2014: 29). Berdasarkan pengertian tersebut

dapat ditarik kesimpulan bahwa tema adalah gagasan pokok pada sebuah puisi.

j. Perasaan

Perasaan merupakan sikap penyair terhadap pokok pikiran (Wisang, 2014:

35). Menurut Rokmansyah (2014: 29), perasaan adalah sikap penyair terhadap pokok

persoalan yang ditampilkan dalam puisinya yang merupakan gambaran perasaan yang

dialami penyair saat menciptakan puisinya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa perasaan adalah sikap penyair terhadap puisinya.

k. Nada

Menurut Wisang (2014: 35), nada merupakan sikap penyair terhadap pembaca

atau penikmat karya sastra. Menurut Tjahjono (dalam Rokmansyah, 2014: 29), nada
22

adalah sikap penyair terhadap pembaca berkenaan dengan pokok persoalan yang

dikemukakan dalam puisinya. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa nada adalah sikap penyair terhadap pembaca berkenaan dengan

puisinya.

l. Tujuan

Berkaitan dengan tujuan penyair menciptakan puisi. Menurut Rokmansyah

(2014: 30), tujuan adalah maksud yang hendak disampaikan atau himbauan pesan

tujuan yang hendak disampaikan penyair melalui puisinya. Tujuan sangat bergantung

dari pandangan hidup, cita-cita, dan keyakinan penyair (Wisang, 2014: 35).

2. Unsur Ekstrinsik

Wiyanto dkk (2005: 102), unsur ekstrinsik adalah unsur yang terdapat di luar

puisi. Menurut Wisang (2014: 35), unsur ekstrinsik meliputi pengarang, proses

kreatif, latar belakang kehidupan, situasi, lingkungan sosial masyarakat, peristiwa,

zaman yang melatari lahirnya puisi dari pengarang bersangkutan, termasuk nilai-nilai

yang terkandung dalam puisi. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa unsur ekstrinsik adalah unsur yang berkenaan dengan kehidupan

pengarang dan proses penciptaan karyanya.

D. Musikalisasi Puisi

Musikalisasi puisi adalah bentuk seni perpaduan antara puisi dan musik

(Salad, 2012: 92). Menurut Wisang (2014: 7), musikalisasi puisi adalah membacakan
23

puisi dengan cara dilagukan. Berdasarkan pengertian tersebut maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa musikalisasi puisi adalah salah satu cara membacakan puisi

dengan cara dilagukan atau diiringi musik. Menurut beberapa catatan, istilah

musikalisasi puisi dimunculkan pertama kali oleh beberapa penyair dan musikus di

Yogyakarta pada awal 1970. Nama-nama yang dikenal melalui pertunjukan

musikalisasi puisi diantara lain, Deded El Murad, Emha Ainun Nadjib, Ebiet G. Ade,

dan Ary Sudibyo (Salad, 2012: 102).

E. Makna Denotatif dan Konotatif

Denotatif dan konotatif termasuk dalam diksi atau gaya bahasa. Makna

denotatif dan konotatif dibedakan berdasarkan pada ada atau tidaknya nilai rasa.

Denotatif dan konotatif dapat berbentuk kata maupun kalimat (Widjono, 2007: 104).

Berikut penjelasan lebih lanjut tentang makna denotatif dan konotatif.

1. Makna Denotatif

Makna denotatif dikenal sebagai bagian dari diksi atau gaya bahasa. Widjono

(2007: 105) menyatakan bahwa makna denotatif adalah

… Kata yang lebih menekankan tidak adanya nilai rasa. Makna denotatif
biasanya disebut makna konseptual, makna sebenarnya, dan makna lugas.
Makna konseptual yaitu makna yang sesuai dengan hasil observasi
(pengamatan) menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau
pengalaman yang berhubungan dengan informasi (data). Makna sebenarnya
adalah makna sebenarnya kata, misal, kata kursi yaitu tempat duduk yang
berkaki empat. Makna lugas yaitu makna apa adanya, lugu, polos, makna
sebenarnya, bukan makna kias.
24

Pengertian tersebut menandakan bahwa makna denotatif merupakan makna

yang sebenarnya dari sebuah kata. Di lain pihak, Putrayasa (2007: 10) berpendapat

bahwa denotatif adalah sebuah kata yang hanya mengacu pada makna dasar.

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa makna denotatif adalah

sebuah kata yang mengacu pada makna sebenarnya. Contoh kalimat denotatif: setiap

hari ibu selalu merawat bunga di pekarangan depan rumah. Kata bunga dalam kalimat

tersebut merujuk pada tumbuhan bunga.

2. Makna Konotatif

Makna konotatif berarti makna kias, bukan makna sebenarnya. Putrayasa

(2007: 10) berpendapat bahwa, “makna konotasi dibedakan atas dua bagian, yaitu

konotasi positif dan konotasi negatif. Konotasi positif berarti makna tambahan yang

bernilai rasa tinggi, sedangkan konotasi negatif adalah makna tambahan yang bernilai

rasa rendah.” Menurut Widjono (2007: 106), makna konotasi cenderung bersifat

subyektif dan lebih banyak digunakan dalam situasi tidak formal. Berdasarkan

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa makna konotasi adalah makna kias

yang dapat bernilai positif maupun negatif tergantung dengan nilai cita rasanya.

Contoh kalimat konotatif: Bunga desa tersebut telah dipinang oleh pemuda dari pulau

seberang. Kata bunga pada kalimat tersebut merujuk pada gadis cantik.
25

F. Hermeneutika

Kata hermeneutika berasal dari istilah Yunani dari kata kerja hermeneunein,

yang berarti menafsirkan, dan kata benda hermeneia, yang berarti interpretasi

(Palmer, 2005: 14). Pendapat lain mengatakan bahwa hermeneutik diartikan sebagai

sebuah kegiatan atau kesibukan untuk menyingkap makna sebuah teks, sementara

teks dapat dimengerti sebagai jejaring makna atau struktur simbol-simbol, entah

tertuang sebagai tulisan ataupun bentuk-bentuk lain (Hardiman, 2015: 12).

Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hermeneutik adalah

kegiatan interpretasi yang bertujuan untuk menyingkap makna teks, simbol-simbol,

ataupun bentuk-bentuk lain. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai hermeneutik;

1. Kajian Hermeneutik

Menurut Hardiman (2015: 14), hermeneutik pada mulanya merupakan sebuah

kegiatan yang sangat khusus, yaitu menafsir teks-teks sakral. Schleiermacher (dalam

Palmer, 2005: 95) membuka proyek hermeneutika umum, dengan meletakkan

hermeneutika umum dalam seni pemahaman. Seni pemahaman yang diinginkan

Schleiermacher pada hakekatnya sama, antara dokumen hukum, kitab-kitab

keagamaan, atau karya sastra.

Selain teks bahasa, hermeneutika juga dapat digunakan untuk menganalisis

musik. Savage (2010: 4) menyatakan bahwa “music as the object of social and

cultural processes”. Hal tersebut dikarenakan musik digunakan oleh beberapa orang

untuk berkomunikasi dan beribadat. Sebagai satu kesatuan dengan eksitensi manusia,

musik merupakan ‘alat’ pengungkapan ekspresi ataupun maksud dari penciptanya,


26

manusia (Suhardjo. 1997: xv). Jika musik dipandang sebagai bagian dari sosial dan

proses budaya maka musik juga dapat dianalisis menggunakan hermeneutik.

2. Hermeneutika Paul Ricouer

Ada 8 orang tokoh hermeneutik yang terkenal yakni, Scheleiermacher,

Gadamer, Dilthey, Heidegger, Bultmann, Habermas, Ricouer, dan Derrida. Dari

kedelapan tokoh tersebut, pemikiran Ricouer tentang hermeneutik cukup menarik

karena Ricouer (2014: 193) berpendapat bahwa dalam hermeneutik pengertian teks

menjadi sangat penting untuk mendukung pengkajian maknanya. Lebih lanjut

Ricouer (dalam Hardiman, 2015: 23) menyatakan bahwa teks dipahami dengan

memahami kaitannya dengan penulis (produsen teks), lingkungannya (fisik, sosial

budaya), dan dengan teks lain (intertekstualitas). Maka teks juga harus dipahami

dalam konteks dialog antara pembaca dan teks yang dibacanya itu.

Dengan demikian hal yang menonjol dalam hermeneutik ialah bahwa

pengertian bahwa teks itu pada dasarnya polisemis, sehingga tidak mungkin hanya

satu makna. Jadi maknanya tergantung pada berbagai faktor tersebut. Menurut

Ricouer (dalam Hardiman, 2015: 270) ada dua hal penting dalam aktivitas

memahami. Hal pertama adalah memahami terarah bukan pada intensi pengarang

teks, melainkan pada “persoalan” teks itu. Hal kedua adalah refleksi filosofis

pembaca. Memahami dalam pengertian Ricouer tidak terbatas pada hal yang tertulis

dalam teks, melainkan melibatkan sebuah diskursus filosofis yang ditimbulkan oleh
27

teks. Dalam arti ini memahami adalah merenungkan makna, yaitu menyingkap makna

itu lewat refleksi.

Untuk mempermudah dalam memahami dan mengurai makna teks, Ricouer

membuat bagan teks polisemis yang didalamnya terdapat langkah-langkah untuk

menganalisis makna polisemis sebuah teks. Melalui bagan teks polisemis tersebut

diharapkan makna teks yang diurai akan lebih mendekati makna sebenarnya dari

maksud penulis teks tersebut. Langkah-langkah tersebut meliputi informasi terkait

penulis teks, lingkungan dari penulis teks, teks lain yang mempengaruhi teks tersebut,

dan dialog dengan pembaca teks. Berikut bagan teks polisemis Ricouer:

Penulis
dialog

Lingkungan Teks Pembaca

Operta aperta

Teks lain

Gambar 1.
Bagan polisemis Ricouer
(Hoed, 2011 dalam Pradoko, 2015: 24)

Bagan teks tersebut kemudian diadaptasi oleh Pradoko (2015: 25), untuk

mengkaji fenomena sosial objek budaya material seni. Teks digantikan dengan gejala

fenomena objek material seni. Konteks yang diperhatikan selanjutnya adalah penulis,
28

yang dalam hal ini adalah seniman pembuat karya seni. Lingkungan di dalam hal ini

adalah masyarakat pendukung yang hidup dan menghidupi objek material tersebut,

masyarakat etnis setempat, dan lingkungan geografis tempat tinggal masyarakatnya.

Teks lain dalam hal ini adalah teori-teori yang ada berkaitan dengan fenomena sosial

objek kebudayaan seni yang sedang diteliti, serta sumber bacaan tentang objek

budaya seni tersebut. Pembaca dalam hal ini adalah peneliti itu sendiri dan komunitas

para seniman yang mengalami objek seni, serta seniman yang tinggal di daerah

setempat. Proses pemahaman hermeneutika teks dari Paul Ricouer diterapkan dalam

fenomena objek material seni, yang bila digambarkan dalam bagan menjadi sebagai

berikut:

Praktik Berkesenian
Seniman
Pembuat
Karya

dialog
Penonton,
Lingkungan Fenomena Masyarakat
Sosial, Budaya, Objek Material Pendukungnya
Alam Seni

Objek Kebudayaan
Material Sejenis
Keterbukaan Perspektif Budaya

Gambar 2.
Bagan polisemi fenomena objek material seni
(Pradoko. 2015: 25)
29

Bagan polisemi makna objek material seni ini, kemudian diadaptasi untuk

menganalisis makna lagu. Hal ini dilakukan untuk lebih memudahkan lagi proses

analisis makna lagu. Dengan berbagai konteks permasalahan guna mengurai makna

lagu maka akan menghasilkan pemahaman dan hasil interpretasi yang lebih baik dan

ketajaman melakukan konteks berbagai aspek sehingga membuahkan hasil penelitian

yang mendalam.

G. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan telah dilakukan oleh Harnas Hijriyah (2010) yang

berjudul Kajian Lagu Indonesia Raya Ditinjau Dari Perspektif Hermeneutik yang

hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: (1) Lagu Indonesia Raya merupakan refleksi

kebangsaan W.R Supratman karena hasil dari akumulasi pengalaman hidup yang

selama ini ia rasakan, (2) dengan berdasar pada struktur dan polanya, lagu ini adalah

lagu yang bercirikan seni musik Eropa Barat, dan (3) banyaknya perubahan yang

terjadi pada lagu Indonesia Raya, menjadikan lagu ini semakin jauh dari

keontetikannya.

Relevansi penelitian tersebut terhadap penelitian ini adalah dalam hal tujuan

dan landasan analisis penelitian. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan

bentuk dan struktur, serta makna lagu Indonesia raya. Dalam penelitian tersebut

menggunakan landasan analisis hermeneutik untuk mendeskripsikan makna lagu.

Tujuan dan landasan analisis tersebut juga digunakan dalam penelitian ini. Dalam

penelitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk dan struktur, serta makna
30

lagu Berita kepada Kawan. Landasan analisis dalam penelitian ini juga menggunakan

hermeneutik untuk mendeskripsikan makna lagu.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Suharsimi (2005: 234) menyatakan bahwa penelitian deskriptif

merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai

status atau gejala yang ada, yaitu gejala menurut apa adanya pada saat penelitian

dilakukan. Denzin dan Lincoln (dalam Moleong, 2007: 18) menyatakan bahwa

penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan

maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan

berbagai metode yang ada.

Penelitian ini menggunakan pendekatan hermeneutik. Pendekatan ini

bertujuan untuk mengungkap makna sebuah teks. Pemikiran hermeneutik yang

digunakan adalah pemikiran Ricouer, dimana hermeneutik mampu menguraikan dan

menemukan polisemi makna pada sebuah teks.

B. Tahap-tahap Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat tahap-tahap penelitian yang bertujuan untuk

mengarahkan penelitian menjadi lebih terarah dan sistematis. Moleong (2007: 127-

143) menyatakan bahwa ada empat tahapan dalam pelaksanaan peneltian yaitu

sebagai berikut:

31
32

1. Tahap pra lapangan

Dalam tahap ini ditentukan fokus penelitian, studi kepustakaan, mencari

sumber berupa partitur, audio, dan video lagu Berita kepada Kawan. Selain itu,

dilakukan wawancara secara informal dengan group band yang pernah memainkan

karya tersebut dan penggemar Ebiet G. Ade sebagai pelengkap analisis data melalui

pendekatan hermeneutik Ricouer. Tahap pra lapangan dilakukan pada bulan Januari

2016.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Pada tahap ini, dipelajari partitur lagu Berita kepada Kawan karya Ebiet G.

Ade. Selain itu, dilakukan wawancara dengan Ebiet G. Ade dan anggota dari

members ega sebagai komunitas penggemar Ebiet G. Ade, juga dilakukan upaya

konfirmasi ilmiah melalui penelusuran literatur buku dan referensi pendukung

penelitian. Tahap pekerjaan lapangan dilakukan pada bulan Mei 2016.

3. Tahap analisis data

Pada tahap ini, data yang diperlukan yang berupa teks partitur lagu Berita

kepada Kawan karya Ebiet G. Ade dianalisis untuk mengetahui bentuk dan struktur

lagunya. Berikutnya dilakukan penyajian data serta penarikan kesimpulan.


33

4. Tahap evaluasi dan pelaporan

Pada tahap evaluasi dan pelaporan, dilakukan konsultasi dan bimbingan

dengan dosen pembimbing yang telah ditentukan. Selain itu, dilakukan juga diskusi

dengan pihak yang lebih ahli dalam bidang kajian hermeneutik untuk mendapatkan

hasil penelitian yang lebih baik.

C. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini berupa partitur lagu Berita kepada Kawan karya

Ebiet G.Ade, ditambah dengan data-data pendukung berupa audio lagu Berita kepada

Kawan, buku-buku, artikel, jurnal, dan wawancara dengan narasumber untuk

kepentingan analisis makna lagu.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Moleong (2007: 19) dalam penelitian kualitatif, peneliti sendiri atau

bantuan orang lain adalah alat pengumpul data utama. Peneliti sebagai instrumen

penelitian berfungsi dalam mengambil inisiatif yang berhubungan dengan penelitian.

Inisiatif ini meliputi pencarian data, pembuatan pertanyaan untuk wawancara, dan

sebagai pengolah data. Berdasarkan pengertian tersebut, maka instrumen penelitian

dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri.

Namun peneliti juga harus menggunakan pedoman dalam mengumpulkan

sebuah data. Baik itu pedoman wawancara maupun pedoman studi dokumen yang

membantu peneliti dalam mengumpukan data dilapangan. Oleh karena itu, kisi-kisi
34

instrumen disusun untuk menjadi landasan dalam pengumpulan data. Berikut ini kisi-

kisi yang dibuat oleh peneliti:

Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Penelitian


Pedoman Wawancara Pedoman Observasi
No Sub Variabel
Ebiet Fans Band Ebiet Fans Band

1 Pengetahuan √ √ √ √ √ √
tentang lagu Berita
kepada Kawan

2 Pengetahuan √ √ √ √ √ √
tentang latar
belakang lagu
Berita kepada
Kawan
3 Pendapat terkait √ √ √ √ √ √
makna lagu Berita
kepada Kawan

E. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian diperoleh dari dokumentasi penelitian, evaluasi, pengamatan,

dan pernyataan dari narasumber-narasumber. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mempelajari partitur dan

mendengarkan lagu Berita kepada Kawan karya Ebiet G. Ade, mempelajari artikel

yang membahas tentang lagu yang sedang dikaji, serta melakukan wawancara

terhadap pelaku berkesenian, penggemar, dan Ebiet G. Ade sebagai pengarang lagu.
35

Oleh karena itu, dalam mengumpulkan data dilakukan wawancara, dokumentasi, dan

studi kepustakaan. Berikut dijelaskan teknik-teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini.

1. Wawancara

Menurut Moleong (2007: 186) wawancara adalah percakapan dengan maksud

tertentu. Untuk melengkapi data analisis dalam hermeneutik Ricouer, peneliti

melakukan wawancara kepada Ebiet G. Ade selaku pengarang lagu, kemudian group

band Combination selaku pelaku berkesenian, dan penggemar Ebiet G. Ade selaku

penikmat karya seni.

Wawancara dilakukan kepada bapak Ebiet G. Ade pada bulan Mei 2016.

Dalam wawancara tersebut diperoleh informasi berupa latar belakang lagu Berita

kepada Kawan. Selain itu, Ebiet G. Ade juga mengutarakan pendapatnya terkait

makna lagu tersebut. Hasil wawancara menunjukkan bahwa tujuan pengarang

menciptakan lagu ini adalah untuk menceritakan tentang bencana alam dari sudut

pandang korban.

Wawancara selanjutnya dilakukan kepada Combination Band pada bulan

Januari 2016. Combination merupakan band asal Malaysia yang menjadi penggemar

Ebiet G. Ade dan terkenal di sosial media karena video-video yang menampilkan

pertunjukan musik band tersebut. Salah satu lagu Ebiet yang pernah dibawakan oleh

Combination adalah Berita kepada Kawan. Informasi yang diperoleh berupa

pendapat para personil Combination Band tentang karya-karya Ebiet G. Ade dan

interpretasi mereka atas lagu Berita kepada Kawan. Hasil wawancara menunjukkan
36

bahwa mereka berpendapat bahwa lagu Berita kepada Kawan mrupakan lagu tentang

ketuhanan dan bencana alam.

Wawancara lain juga dilakukan kepada bapak Faisal Singarimbun selaku

anggota aktif members ega, komunitas penggemar Ebiet G. Ade. Informasi yang

diperoleh berupa pendapat narasumber tentang makna lagu Berita kepada Kawan.

Hasil wawancara dengan Faisal Singarimbun menunjukkan bahwa makna lagu Berita

kepada Kawan merupakan lagu yang menceritakan tentang teguran Tuhan pada umat

manusia yang tidak peduli akan lingkungan sekitarnya.

2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk menunjang data hasil penelitian. Dokumentasi

merupakan bahan tertulis atau film lain dari rekaman yang disiapkan karena adanya

permintaan seorang penyidik (Moleong. 2007: 161). Dokumentasi yang digunakan

dalam penelitian ini berupa partitur, rekaman video group band Combination selaku

pelaku berkesenian, dan audio berupa mp3 lagu Berita kepada Kawan yang

dibawakan oleh Ebiet G. Ade.

3. Studi Kepustakaan

Studi pustaka dilakukan dengan tujuan untuk melengkapi data penelitian

melalui penelusuran literatur mengenai analisis bentuk struktur musik dan teori

tentang hermeneutik, baik berupa buku, jurnal, maupun artikel dari internet untuk

mendapatkan data yang menunjang penelitian ini.


37

F. Teknis Analisis Data

Menurut Creswell (2010: 275), analisis data merupakan proses berkelanjutan

yang membutuhkan refleksi terus menerus terhadap data, mengajukan pertanyaan-

pertanyaan analisis dan menulis catatan singkat sepanjang penelitian. Selain itu,

analisis data melibatkan pengumpulan data yang terbuka didasarkan pada pertanyaan-

pertanyaan umum, dan analisis informasi dari para partisipan. Keterkaitan hal-hal

tersebut berpengaruh pada tingkat pemahaman dan interpretasi. Seperti dijelaskan

oleh Creswell (2010: 274) bahwa peneliti perlu mempersiapkan data tersebut untuk

diteliti, melakukan analisis-analisis yang berbeda, memperdalam pemahaman data

tersebut, menyajikan data, dan membuat interpretasi makna yang lebih luas terhadap

data tersebut.

Data yang telah terkumpul dalam penelitian ini dianalisis dengan metode

penelitian deskriptif kualitatif. Analisis ini juga menggunakan pendekatan

hermeneutik. Dalam pendekatan ini, format bagan polisemi makna teks diaplikasikan

ke dalam objek penelitian yaitu lagu Berita kepada Kawan yang bila digambarkan

sebagai berikut:
38

Orang yang Membawakan Lagu

Ebiet. G Ade

dialog
Lingkungan
saat diciptakan Berita kepada Penggemar
Kawan

Analisis Teks Lagu dari


Berbagai Sumber
Polisemi Makna

Gambar 3.
Bagan polisemi makna lagu
Sumber: (Resta, 2016)

Dalam penelitian ini konteks yang harus diperhatikan guna ketajaman analisis

makna lagu tersebut adalah lagu Berita kepada Kawan dan lingkungan saat lagu

tercipta, Ebiet G. Ade sebagai seniman pembuata karya, analisis teks lagu Berita

kepada Kawan dari berbagai sumber, interaksi dialetik antara peneliti, pengarang

lagu, penggemar, serta orang yang pernah membawakan lagu tersebut. Jadi data yang

telah didapatkan kemudian dianalisis dan dideskripsikan dengan kenyataan yang ada,

tujuannya yaitu untuk mendeskripsikan makna lagu Berita kepada Kawan.

Dalam melakukan analisis data, dicoba memahami dan menerjemahkan apa

yang ada di dalam teks lagu. Selanjutnya, teks lagu Berita kepada Kawan diamati

dari segi bentuk dan struktur musik dengan acuan buku-buku analisis musik. Peneliti

membagi berdasarkan pembagian terbesar dalam struktur musik yaitu bentuk sampai
39

kepada pembagian frase dan motif. Langkah ini dilakukan agar sebuah teks musik

menjadi jelas antara kalimat satu dengan kalimat yang lain. Kemudian peneliti

menganalisis kalimat dan bait dalam syair lagu Berita kepada Kawan untuk

mengetahui makna lagu.

Setelah melakukan analisis bentuk dan struktur dalam teks lagu Berita kepada

Kawan, dilakukan wawancara kepada beberapa narasumber. Hasil analisis

dikonfirmasikan dengan pendapat-pendapat dari narasumber untuk selanjutnya dapat

dideskripsikan makna lagu Berita kepada Kawan.

G. Validitas Data

Menurut Rohman (2013: 29), validitas data dalam penelitian hermeneutik

dapat diperoleh melalui tiga cara yaitu dengan menyesuaikan penelitian dengan

desain penelitian hermeneutik yang sudah ada sebelumnya, menyesuaikan logis

antara pernyataan satu dengan pernyataan lainnya, dan menyesuaikan kalimat

argumentasi dengan fakta-fakta. Dalam penelitian ini, validitas data dilakukan

dengan cara menyesuaikan logis pernyataan satu dengan pernyataan lainnya, dan

menyesuaikan kalimat argumentasi dengan fakta-fakta yang ada.


BAB IV
KAJIAN LAGU BERITA KEPADA KAWAN KARYA EBIET G. ADE

A. Struktur Bentuk Lagu dan Syair Berita kepada Kawan

Lagu Berita kepada Kawan merupakan lagu populer karya Ebiet G. Ade yang

terdapat dalam album Camelia II. Dalam proses mengungkap makna lagu diperlukan

analisis secara keseluruhan pada lagu, baik itu pada struktur bentuk lagu ataupun

struktur syair. Analisis pada struktur bentuk lagu bertujuan untuk memahami konteks

lagu secara keseluruhan yang meliputi, bentuk, frase tanya dan jawab, serta motif

lagu. Analisis pada struktur syair bertujuan untuk memahami tema, diksi, citraan,

kata-kata konkret, rima, bahasa figuratif, perasaan penyair, serta amanat dan tujuan

lagu. Kedua analisis tersebut dilakukan dalam rangka mengkaji lagu Berita kepada

Kawan lebih dalam lagi. Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai struktur bentuk

lagu dan kalimat dalam syair:

1. Struktur bentuk lagu Berita kepada Kawan

Lagu Berita kepada Kawan terdiri atas 115 ruang birama. Lagu ini terdiri atas

tiga bagian, dengan urutan kalimat A A’ B C C’ Coda. Pada lagu ini bagian pertama

diulang dengan variasi kemudian dilanjutkan dengan bagian kedua, lalu bagian

terakhir yang juga diulang dengan variasi, kemudian ditutup dengan coda. Keunikan

dari lagu ini terdapat pada kalimat lagu yang tidak simetris yang menyebabkan

terjadinya penyimpangan berupa anak frase yang terlalu panjang. Hal tersebut dapat

dilihat dari penjelasan berikut.

40
41

a. Bagian A

Gambar 4: Bagian A lagu Berita kepada Kawan


Sumber: (Resta, 2016)

Bagian A terdiri atas 23 ruang birama (birama 1-23). Birama 1-8 merupakan

frase tanya (a) dengan motif m. Motif m merupakan motif induk dari lagu ini. Birama

9-23 merupakan frase jawab (x) yang memiliki dua motif, m1 dan m2. Birama 9-15

dengan motif m1 merupakan pembesaran nilai nada (augmentation of the value) dari

motif m. Selanjutnya birama 16-19 merupakan perpanjangan dari anak kalimat


42

dengan motif baru, m2 yang diulang sehingga mengakibatkan frase jawab menjadi

lebih panjang.

b. Bagian A’

Gambar 5: Bagian A’ lagu Berita kepada Kawan


Sumber: (Resta, 2016)

Bagian A’ terdiri atas 18 ruang birama (birama 24-41). Birama 24-31

merupakan frase tanya (a) dengan motif m3, yang merupakan pembesaran nilai nada

(augmentation of the value) dari motif m. Frase jawab (x’) pada birama 32-41 adalah

motif m4 yang merupakan pemerkecilan nilai nada (diminuation of the value) dari

motif m1 dan m2.


43

c. Bagian B

Gambar 6: Bagian B lagu Berita kepada Kawan


Sumber: (Resta, 2016)

Bagian B terdiri atas 15 ruang birama (birama 41-56). Birama 41-49 dengan

motif n merupakan frase tanya (b), yang merupakan motif baru. Frase jawab (b’) pada

birama 50-56 adalah motif n1 yang merupakan frase tanya yang divariasi dengan

pemerkecilan nilai nada (diminuation of the value). Bagian B merupakan satu-satunya

bagian dalam lagu yang simetris, dimana jumlah birama pada frase tanya dan frase

jawab hanya memiliki perbedaan satu birama.


44

d. Bagian C

Gambar 7: Bagian C lagu Berita kepada Kawan


Sumber: (Resta, 2016)

Bagian C terdiri atas 18 ruang birama (birama 57-74). Birama 57-65

merupakan frase tanya (c) dengan motif p yang merupakan motif baru. Frase jawab

(c’) pada birama 65-74 merupakan perkembangan dari frase tanya (c) dari nada dan

ritmisnya. Frase jawab (c) memiliki dua motif , p1 dan p2. Motif p1 adalah

pemerkecilan nada (diminuation of the value) dan sekuens turun sedangkan motif p2

adalah sekuens naik


45

e. Bagian C’

Gambar 8: Bagian C’ lagu Berita kepada Kawan


Sumber: (Resta, 2016)

Bagian C’ terdiri atas 24 ruang birama (birama 75-98). Frase tanya (y) pada

birama 75-82 memiliki dua motif, q dan q1. Motif q1 merupakan motif baru

sedangkan motif q2 adalah sekuens turun dari motif q. Birama 83-98 merupakan frase

jawab (x) dengan motif q2. Motif q2 lebih panjang dari motif lainnya karena

memiliki fungsi mengantarkan pergerakan melodi ke akhir lagu.


46

f. Coda

Gambar 9: Bagian Coda lagu Berita kepada Kawan


Sumber: (Resta, 2016)

Bagian coda terdiri atas 17 ruang birama (birama 99-115) yang memiliki dua

motif, m2 dan m5. Motif m2 yang sebelumnya ada di bagian A, diulang kembali pada

bagian coda. Motif m5 merupakan pengembangan dari motif m2. Kedua motif ini

diulang sebanyak dua kali sebagai tanda berakhirnya lagu.

2. Struktur syair Berita kepada Kawan

Syair lagu Berita kepada Kawan berbentuk puisi yang terdiri atas lima bait.

Untuk mengkaji syair maka perlu memandang syair sebagai sebuah puisi sehingga
47

unsur-unsur yang terdapat dalam lagu dapat dianalisis dengan baik. Berikut syair lagu

Berita kepada Kawan:

Perjalanan ini terasa sangat menyedihkan


Sayang engkau tak duduk disampingku kawan
Banyak cerita yang mestinya kau saksikan
Di tanah kering bebatuan

Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan


Hati tergetar menapak kering rerumputan
Perjalanan ini pun seperti jadi saksi
Gembala kecil menangis sedih oooo

Kawan coba dengar apa jawabnya


Ketika ia kutanya mengapa
Bapak ibunya telah lama mati
Ditelan bencana tanah ini

Sesampainya di laut
Kukabarkan semuanya
Kepada karang kepada ombak kepada matahari
Tetapi semua diam tetapi semua bisu
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit

Barangkali disana ada jawabnya


Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang
Sumber: http://www.ebietgade.com/

Untuk dapat memahami syair diperlukan analisis pada unsur pembangun syair

Berita kepada Kawan. Unsur pembangun syair terdiri atas unsur intrinsik dan

ekstrinsik. Unsur intrinsik merupakan unsur dalam yang membangun keutuhan syair

Berita kepada Kawan menjadi syair yang sarat makna dan kaya nilai. Kemudian

unsur ekstrinsik merupakan unsur luar, yakni latar belakang penyair dan suasana saat
48

terciptanya karya. Berikut pembahasan lebih lanjut terkait unsur pembangun syair

Berita kepada Kawan;

1. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik merupakan unsur dalam yang membangun keutuhan syair

Berita kepada Kawan menjadi syair yang sarat makna dan kaya nilai. Pada unsur

intrinsik terdapat dua sisi yang saling melengkapi yakni struktur fisik dan struktur

batin. Struktur fisik terdiri atas diksi, daya bayang atau citraan, bahasa figuratif, dan

rima. Kemudian struktur batin terdiri atas tema, perasaan penyair, dan amanat atau

tujuan. Berikut pembahasan lebih lanjut terkait unsur intrinsik syair Berita kepada

Kawan;

a. Diksi

Dalam syair lagu Berita kepada Kawan terdapat beberapa diksi. Hal ini

disebabkan oleh syair tersebut berupa puisi, dimana dalam puisi keberadaan diksi

sangat penting. Beberapa diksi yang ditemukan dalam syair Berita kepada Kawan

antara lain;

1) Diksi tubuhku terguncang pada larik pertama bait kedua menggambarkan

rasa khawatir akan sesuatu hal .

2) Diksi hati tergetar pada larik kedua bait kedua menggambarkan perasaan takut

akan sesuatu hal.

3) Diksi bertanya pada rumput yang bergoyang pada larik terakhir bait kelima

menggambarkan suasana dimana seseorang yang berpasrah diri.


49

Ketiga diksi tersebut menggambarkan keadaan seseorang yang merasa

khawatir dan takut akan sesuatu hal kemudian berpasrah diri dalam menerima

keadaan yang ada. Diksi tersebut juga dapat menggambarkan kehidupan manusia

yang dipenuhi rasa takut dan khawatir hingga akhirnya berpasrah diri dan berhasil

melenyapkan rasa takut dan khawatir tersebut.

b. Daya bayang atau citraan

Dalam syair lagu Berita kepada Kawan terdapat beberapa citraan yaitu citraan

penglihatan, pendengaran, rabaan dan badan. Citraan tersebut membantu untuk

memahami makna lagu. Berikut penjelasan terkait citraan yang ada di dalam syair

Berita kepada Kawan.

1) Citraan penglihatan

Kata karang, matahari, dan langit pada bait keempat. Ketiga kata tersebut dapat

dilihat dengan mata bukan dengan indra yang lain. Kemudian kata menatap dan

saksikan yang berarti melihat.

2) Citraan pendengaran

Gembala kecil menangis sedih pada larik terakhir bait kedua. Kata menangis

disini dapat didengar. Kata dengar juga terdapat pada larik pertama bait ketiga.

Kemudian kata laut dan ombak pada larik pertama dan ketiga juga dapat didengar.

3) Citraan rabaan

Di tanah kering bebatuan pada larik terakhir bait pertama. Kemudian kata

menapak pada larik kedua bait kedua berarti memijakkan telapak kaki. Rasa

kering yang ada pada kata hanya bisa dirasakan oleh indra peraba.
50

4) Citraan badan

Tubuhku terguncang pada larik pertama bait kedua. Kata terguncang disini berarti

terganggu keseimbangan pada tubuh.

c. Bahasa figuratif

Pada syair Berita kepada Kawan terdapat majas personifikasi. Majas

personifikasi tersebut terdapat pada bait ketiga dan terakhir. Kalimat-kalimat yang

mengandung majas personifikasi adalah rumput yang bergoyang, alam mulai enggan

bersahabat, dan ditelan bencana.

d. Rima

Syair lagu Berita kepada Kawan memiliki pola rima bebas. Pada baris dan

bait pertama syair Berita kepada Kawan ada asonansi a dan i (Perjalanan ini terasa

sangat menyedihkan); baris kedua (Sayang engkau tak duduk di sampingku kawan).

Pada bait kedua baris pertama terdapat asonansi u dan e (Tubuhku terguncang); baris

kedua terdapat aliterasi r dan k (tergetar-menapak-kering-rerumputan). Pada bait

ketiga baris kedua terdapat asonansi a (ketika ia kutanya mengapa); baris keempat

terdapat aliterasi n (ditelan bencana tanah ini). Pada bait keempat baris ketiga terdapat

asonansi a (kepada karang kepada ombak kepada matahari); baris kelima terdapat

aliterasi t (terpaku menatap langit). Pada bait kelima baris ketiga terdapat aliterasi n

(mungkin-tuhan-bosan).

Pada bait pertama terdapat 51 bunyi vokal dan 75 bunyi konsonan. Terdapat

pula bunyi berat seperti u = 6, g = 6, j = 1, d = 5, b = 3, ng = 5 (26 bunyi berat).

Kemudian bunyi ringan seperti i = 10, e = 6, p = 2, t = 7, k = 6, s = 7 (38 bunyi


51

ringan). Diketahui bahwa pada bait pertama lebih banyak terdapat bunyi ringan yaitu

38 huruf, sedangkan bunyi berat 26 huruf. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa bait pertama memiliki bunyi yang ringan.

Pada bait kedua terdapat 52 bunyi vocal dan 76 bunyi konsonan. Terdapat

pula bunyi berat seperti u = 8, g = 6, j = 3, d = 2, b = 3, ng = 3 (25 bunyi berat).

Kemudian bunyi ringan seperti i = 11, e = 13, p = 1, t = 7, k = 4, s = 5 (41 bunyi

ringan). Diketahui bahwa pada bait kedua lebih banyak terdapat bunyi ringan yaitu 41

huruf, sedangkan bunyi berat 25 huruf. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa bait kedua memiliki bunyi yang ringan.

Selanjutnya, pada bait ketiga terdapat 43 bunyi vocal dan 51 bunyi konsonan.

Terdapat pula bunyi berat seperti u = 2, g = 2, j = 1, d = 2, b = 5, ng = 2 (14 bunyi

berat). Kemudian bunyi ringan seperti i = 7, e = 6, p = 1, t = 5, k = 4, s = 0 (23 bunyi

ringan). Diketahui bahwa pada bait ketiga lebih banyak terdapat bunyi ringan yaitu 23

huruf, sedangkan bunyi berat 14 huruf. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa bait ketiga memiliki bunyi yang ringan.

Pada bait keempat terdapat 64 bunyi vocal dan 75 bunyi konsonan. Terdapat

pula bunyi berat seperti u = 8, g = 2, j = 0, d = 5, b = 3, ng = 2 (20 bunyi berat).

Kemudian bunyi ringan seperti i = 9, e = 9, p = 6, t = 7, k = 9, s = 7 (47 bunyi ringan).

Diketahui bahwa pada bait keempat lebih banyak terdapat bunyi ringan yaitu 41

huruf, sedangkan bunyi berat 25 huruf. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa bait keempat masih sama dengan bait-bait sebelumnya yakni

memiliki bunyi yang ringan.


52

Pada bait kelima terdapat 88 bunyi vocal dan 123 bunyi konsonan. Terdapat

pula bunyi berat seperti u = 8, g = 12, j = 2, d = 8, b = 9, ng = 7 (46 bunyi berat).

Kemudian bunyi ringan seperti i = 9, e = 11, p = 2, t = 11, k = 6, s = 6 (45 bunyi

ringan). Diketahui bahwa pada bait kelima lebih banyak terdapat bunyi berat yaitu 46

huruf, sedangkan bunyi ringan 45 huruf. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat

disimpulkan bahwa bait kelima berbeda dari bait-bait sebelumnya yakni memiliki

bunyi yang berat.

f. Tema

Dalam syair Berita kepada Kawan, tema yang dikemukakan oleh penyair

adalah bencana alam yang terjadi di tanah air. Secara garis besar dapat dijelaskan

dengan terjadinya bencana alam, banyak korban yang kehilangan orang berharganya.

Perasaan terhadap bencana disebutkan dalam bait-bait syairnya. Adanya kata bencana

dalam syair mempertegas tema syair ini.

g. Perasaan penyair (Feeling)

Feeling dari syair Berita kepada Kawan mengungkapkan rasa simpati dan

empati penyair terhadap korban bencana alam. Rasa simpati dan empati tersebut

menyebabkan penyair menginstropeksi diri dan memikirkan penyebab terjadinya

bencana. Berikut kutipannya: /Mungkin tuhan mulai bosan melihat tingkah kita yang

selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa/ atau alam mulai enggan bersahabat

dengan kita// (bait kelima). Dari kutipan tersebut penyair menyinggung soal tingkah

laku manusia yang buruk terahdap lingkungan sekitarnya.


53

h. Amanat atau tujuan

Melalui syair Berita kepada Kawan, penyair memberikan emosi, pikiran, dan

kepekaan melalui kata-kata pilihannya yang mengantar pembaca atau pendengar

untuk ikut merasakan kesedihan yang dialami korban bencana. Pesan yang

terkandung dalam syair Berita kepada Kawan yang ingin disampaikan penyair

kepada pembaca adalah; sebagai manusia harus terus mengingat Tuhan dan selalu

ingat untuk instropeksi diri karena kehidupan hanya sementara.

B. Pengaruh Ekspresi Atas Syair dan Melodi Lagu Berita kepada Kawan

Ekspresi yang diungkapkan melalui syair dapat terlihat melalui pilihan kata

yang digunakan, sedangkan ekspresi pada lagu dapat terlihat melalui pilihan melodi

yang digunakan. Untuk mengetahui ekspresi atas syair dan melodi lagu Berita kepada

Kawan maka perlu dikaitkan antara hasil analisis bentuk dan struktur lagu dengan

analisis struktur syair Berita kepada Kawan. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait

perbandingan hasil analisis bentuk dan struktur lagu dengan analisis struktur syair

Berita kepada Kawan;

1. Bagian A dan bait pertama

Pada bagian A terdapat 23 ruang birama, yang meliputi frase tanya dan jawab.

Frase tanya memiliki 8 ruang birama, sedangkan frase jawab memiliki 15 ruang

birama. Bait pertama dalam syair mengisi bagian A dalam lagu. Bait pertama sendiri

memiliki 4 baris, yang menjadi awal pembuka ide pokok dalam syair. Berdasarkan

syair, frase tanya diisi oleh 2 baris awal bait pertama yakni / perjalanan ini terasa
54

sangat menyedihkan / sayang engkau tak duduk disampingku kawan //. Jika dilihat

dari analisis rima maka frase tanya pada bagian ini memiliki bunyi yang ringan. Hal

ini ditegaskan oleh kadens yang bersifat feminine pada beberapa birama yakni birama

2 dan 8. Kemudian interval yang digunakan frase tanya adalah interval prime (P1),

secondo (M2), terts (M3), kuart (P4), dan sekst (M6), dimana interval prime lebih

mendominasi. Interval yang terdapat pada frase tanya semakin mempertegas bunyi

dari syair yakni ringan.

Gambar 10: Bagian A dan syair bait pertama Lagu Berita kepada Kawan
Sumber: (Resta, 2016)

Pada frase jawab, kadens yang digunakan lebih tegas atau bersifat maskulin

diantaranya pada birama 16 dan 19. Kemudian interval yang digunakan tidak jauh

beda dengan frase tanya, namun pada frase jawab interval kuart (P4) dan sekst (M6)
55

tidak digunakan, dan interval yang mendominasi adalah interval secondo (M2). Jika

dilihat dari analisis rima maka frase tanya pada bagian ini memiliki bunyi yang

ringan. Frase jawab memiliki ruang birama yang lebih banyak dibandingkan dengan

frase tanya, dimana birama tambahan tersebut diisi dengan senandung kata oh untuk

mempermanis lagu.

2. Bagian A’ dan bait kedua

Pada bagian A’ terdapat 18 ruang birama, yang meliputi frase tanya dan

jawab. Frase tanya memiliki 8 ruang birama, sedangkan frase jawab memiliki 10

ruang birama. Bait kedua dalam syair mengisi bagian A’ dalam lagu. Bait kedua

sendiri memiliki 4 baris. Berikut potongan bagian A’ dan bait kedua;

Gambar 11: Bagian A’ dan syair bait kedua Lagu Berita kepada Kawan
Sumber: (Resta, 2016)
Pada frase tanya dan jawab, interval yang digunakan adalah interval prime

(P1), secondo (M2), terts (M3), kuart (P4), dan sekst (M6). Interval secondo (M2)

mendominasi keseluruhan bagian ini. Hal ini tidak jauh berbeda dari bagian A, karena
56

bagian A’ merupakan pengulangan dari bagian A yang divariasi. Bunyi rima pada

bagian ini juga masih ringan yang didukung dengan interval dalam lagu.

3. Bagian B dan bait ketiga

Gambar 12: Bagian B dan bait ketiga Lagu Berita kepada Kawan
Sumber: (Resta, 2016)

Pada bagian B terdapat 15 ruang birama, yang meliputi frase tanya dan jawab.

Frase tanya memiliki 9 ruang birama, sedangkan frase jawab memiliki 8 ruang

birama. Bait ketiga dalam syair mengisi bagian B dalam lagu. Pada frase tanya dan

jawab, interval yang digunakan adalah interval prime (P1), secondo (M2), terts (M3),

kuint (P5), dan sekst (M6). Pada bagian ini interval prime (P1) lebih mendominasi.
57

Sama seperti bagian-bagian sebelumnya, bagian ini juga memiliki bunyi yang ringan

jika dilihat dari analisis rimanya. Hal ini dikarenakan ide pokok pikiran lagu belum

mencapai puncaknya pada bagian ini.

4. Bagian C dan bait keempat

Gambar 13: Bagian C dan bait keempat Lagu Berita kepada Kawan
Sumber: (Resta, 2016)
Pada bagian C terdapat 18 ruang birama, yang meliputi frase tanya dan jawab.

Frase tanya memiliki 9 ruang birama, sedangkan frase jawab memiliki 9 ruang

birama. Bait keempat dalam syair mengisi bagian B dalam lagu. Pada frase tanya dan
58

jawab, interval yang digunakan adalah interval prime (P1), secondo (M2), terts (M3),

kuart (P4), dan kuint (P5). Pada bagian ini interval prime (P1) dan secondo (M2)

lebih mendominasi. Pada kata langit dari baris terakhir bait keempat, nada re tinggi

dinyanyikan dalam 9 ketuk yang menandakan adanya perubahan yang signifikan pada

emosi lagu. Hal ini sekaligus mengantarkan pada puncak ide pokok pikiran lagu.

5. Bagian C’ dan bait kelima

Gambar 14: Bagian C’ dan bait kelima Lagu Berita kepada Kawan
Sumber: (Resta, 2016)
Pada bagian C’ terdapat 24 ruang birama, yang meliputi frase tanya dan

jawab. Frase tanya memiliki 8 ruang birama, sedangkan frase jawab memiliki 16

ruang birama. Bait terakhir dalam syair mengisi bagian C’ dalam lagu. Pada frase
59

tanya dan jawab, interval yang digunakan adalah interval prime (P1), secondo (M2),

terts (M3), kuart (P4), dan kuint (P5). Pada bagian ini interval secondo (M2) lebih

mendominasi. Bagian ini menjadi puncak lagu, dimana bunyi rimanya berat dan

menyaratkan emosi tertinggi dari keseluruhan lagu.

6. Coda

Gambar 15: Coda dan syair Lagu Berita kepada Kawan


Sumber: (Resta, 2016)

Lagu diakhiri dengan coda ringan yang menjadi melodi senandung kata oh.

Interval yang digunakan pada coda adalah interval prime (P1) dan secondo (M2).

Seperti bagian A dan A’, senandung kata oh dalam syair digunakan penyair untuk

mempermanis lagu. Selain itu kata tersebut juga membuat akhir lagu terasa lebih enak

didengar.
60

C. Riwayat Pengarang Lagu

Riwayat pengarang lagu termasuk dalam unsur ekstrinsik puisi. Selain itu,

mengetahui riwayat pengarang lagu juga penting dalam musik agar bisa lebih

memahami karya. Berikut penjelasan lebih lanjut terkait riwayat pengarang lagu;

1. Ebiet G. Ade

a. Riwayat hidup dan pendidikan

Ebiet G. Ade adalah seorang penyanyi dan penulis lagu yang lahir di

Wanadadi, Banjarnegara, Jawa Tengah 21 April 1954. Ebiet merupakan bungsu dari

enam bersaudara. Nama asli dari penyanyi ini adalah Abid Ghoffar. Ebiet lahir dalam

keluarga sederhana dimana ayahnya yang bernama Aboe Dja’far berprofesi sebagai

PNS, dan ibunya Saodah berprofesi sebagai pedagang kain (Subarkah, 2014: 27).

Nama Ebiet diperoleh dari pengalamannya kursus bahasa Inggris semasa

SMA. Gurunya orang asing, sering memanggilnya dengan nama Ebiet karena

mengucapkan A menjadi E. Berdasarkan hal tersebut, ia lebih sering dipanggil Ebiet

hingga saat ini. Sementara itu, nama Ade, berawal dari adanya nama ayah yang

digunakan sebagai nama belakang yaitu AD, dan kemudian menjadi Ade. Asal mula

nama tersebut pada akhirnya menjadi Ebiet G. Ade, yang merupakan kepanjangan

Ebiet Ghoffar Aboe Dja’far.

Ebiet melanjutkan pendidikannya ke PGAN (Pendidikan Guru Agama Negeri)

Banjarnegara setelah lulus SD. Namun Ebiet tidak menyelesaikan pendidikannya di

sana dan pindah ke SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Kemudian Ebiet


61

melanjutkan pendidikannya ke SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. Pada saat

sekolah Ebiet aktif dalam organisasi PII (Pelajar Islam Indonesia). Namun, Ebiet

tidak dapat melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dikarenakan ketiadaan biaya.

b. Karier Musik

Awalnya Ebiet belajar musik untuk menyalurkan hobinya membaca puisi

karena ia merasa tidak bisa mendeklamasikan puisi dengan baik. Kemudian Ebiet

memilih musikalisasi puisi sebagai cara untuk membaca puisi tanpa

mendeklamasikannya. Ebiet pertama kali belajar gitar dari kakaknya, Ahmad

Mukhodam, lalu belajar gitar di Yogyakarta dengan Kusbini (Subarkah, 2014: 28).

Ebiet yang akrab dengan lingkungan seniman muda Yogyakarta sering mengikuti

kegiatan seni berupa pertunjukan musikalisasi puisi dengan membawakan puisi

karyanya sendiri juga karya penyair lainnya seperti Sapardi Djoko Damono, Emha

Ainun Nadjib yang juga sahabatnya, atau penyair terkenal lainnya (Wisang, 2014: 8).

Awalnya Ebiet menganggap kegiatannya dalam musikalisasi puisi hanya

sebagai hobi. Namun dengan dukungan dari teman-teman dekatnya, Ebiet mulai

masuk dalam industri musik Indonesia. Setelah berkali-kali ditolak di berbagai

perusahaan rekaman, akhirnya Ebiet diterima di Jackson Record pada tahun 1979

(Subarkah, 2014: 27). Lagu-lagunya menjadi terkenal dan sempat merajai dunia

musik pop Indonesia pada kisaran tahun 1979-1983.

Sampai saat ini Ebiet G. Ade sudah menghasilkan 22 album studio, terhitung

sejak awal karirnya di dunia musik pada tahun 1979 sampai 2015, dan sedikitnya 25

album kompilasi yang diterbitkan oleh berbagai perusahaan rekam. Selama berkarir
62

di industri musik Indonesia, Ebiet sudah mendapatkan sejumlah penghargaan,

diantaranya 18 Golden dan Platinum Record dari Jackson Record dan label lainnya.

Keaktifannya dalam menciptakan lagu yang bertemakan lingkungan juga sukses

membawanya menjadi Duta Lingkungan Hidup pada tahun 2006 dan penghargaan

Lingkungan Hidup satu tahun sebelumnya, yakni pada tahun 2005 (Subarkah, 2014:

27).

c. Karya-karyanya

Ebiet adalah salah satu penyanyi Indonesia yang banyak menciptakan karya

tentang alam, sosial, ketuhanan, dan kemanusiaan, beberapa lagunya bahkan

terinspirasi dari kejadian bencana alam. Beberapa lagunya yang terinspirasi dari

bencana alam adalah Berita kepada Kawan, Sebuah Tragedi 1981, Untuk Kita

Renungkan, dan Masih Ada Waktu. Lagu Berita kepada Kawan terinspirasi dari

kejadian bencana gas beracun di dataran tinggi Dieng pada tahun 1978. Lagu Sebuah

Tragedi 1981 ditulisnya pada tahun 1981 yang menceritakan tentang tenggelamnya

KMP Tampomas II di Kepulauan Masalembu. Lagu Untuk Kita Renungkan

terinspirasi dari letusan gunung Galunggung pada tahun 1982. Kemudian lagu Masih

Ada Waktu ditulis setelah kejadian kecelakaan kereta api Bintaro (Triwikromo, 2006:

35). Kemampuan Ebiet dalam menulis lagu tentang bencana alam membuatnya

terpilih menjadi salah satu musisi yang mendukung album Kita Untuk Mereka, yang

merupakan album yang dikeluarkan berkaitan dengan kejadian tsunami pada tahun

2004 bersama 57 musisi lainnya.


63

D. Suasana Penciptaan Lagu dan Analisis Makna Lagu dari Berbagai Sumber

Untuk memperdalam kajian lagu Berita kepada Kawan, perlu diketahui faktor

eksternal yang mendukung terciptanya lagu tersebut. Faktor eksternal tersebut

meliputi suasana penciptaan lagu. Selain itu, pendapat dari berbagai pihak terkait

makna lagu akan sangat membantu dalam mengkaji makna lagu Berita kepada

Kawan.

1. Suasana Pencitaan Lagu

Lagu Berita kepada Kawan dirilis pada tahun 1979 dan terdapat di dalam

album kedua Ebiet G. Ade yang berjudul Camelia II. Pada tahun yang sama Indonesia

sedang dilanda duka akibat letusan beracun dari kawah Sinila di pegunungan Dieng,

kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Bencana alam itu terjadi pada tanggal 20

februari 1979 dan menewaskan ratusan korban jiwa (Rachman, dalam Republika edisi

11 juni 2011).

Bencana alam yang terjadi di Banjarnegara tersebut memberikan kesan

berbeda bagi Ebiet yang lahir dan besar di Banjarnegara. Meskipun pada saat

kejadian Ebiet sudah menetap di Jakarta akan tetapi rasa cintanya pada kampung

halaman membuat rasa simpati dan empatinya lebih besar. Dengan kemampuannya

dalam menulis syair dan bermusik maka Ebiet menuangkan rasa simpati dan

empatinya dalam sebuah lagu yang berjudul Berita kepada Kawan.

2. Analisis Makna Lagu dari Berbagai Sumber

Dalam bagan polisemi teks Paul Ricouer yang diadaptasi untuk menganalisis

makna lagu, diketahui bahwa konteks yang harus diperhatikan guna ketajaman
64

analisis makna lagu adalah analisis teks lagu Berita kepada Kawan dari berbagai

sumber, interaksi dialetik antara peneliti, pengarang lagu, penggemar, serta orang

yang pernah membawakan lagu tersebut. Berikut analisis makna lagu dari berbagai

sumber tersebut:

a. Combination Band

Combination merupakan band asal Malaysia yang pernah membawakan lagu

Berita kepada Kawan dan mengunggah videonya ke media sosial. Combination band

beranggotakan 5 orang dan terbentuk sejak tahun 2009. Fakta bahwa band dari negara

tetangga mengenal bahkan membawakan lagu tersebut membuktikan bahwa lagu

Berita kepada Kawan benar-benar menarik perhatian dan populer. Ebiet G. Ade

memang cukup populer di Malaysia, bahkan albumnya Camelia sempat menjadi

fenomena rock di sana. Hamid, salah satu perwakilan Combination band, menyatakan

bahwa lagu Berita kepada Kawan sendiri terkenal di Malaysia semenjak Ebiet

melakukan kolaborasi dengan salah satu penyanyi asal negara tersebut, M. Nasir

dalam membawakan lagu tersebut di salah satu konser yang diselelenggarakan di

Malaysia.

Combination band menginterpretasikan lagu Berita kepada Kawan sebagai

lagu yang menceritakan tentang bencana dan Ketuhanan. Setiap bait dalam syair lagu

Berita kepada Kawan memiliki pesan yang meminta siapa pun yang mendengarnya

mengingat Penciptanya. Hal ini dikarenakan kata bencana dan Tuhan disebutkan

dalam syair tersebut. Dalam syair didapati 2 kali kata bencana disebutkan dan
65

meskipun kata Tuhan hanya disebutkan sekali, mereka berkeyakinan bahwa pesan

dalam lagu tersebut erat kaitannya dengan Tuhan.

b. MemBers EGA

Ebiet G. Ade memiliki penggemar setia yang menamakan diri mereka

MemBers EGA. MemBers EGA sendiri merupakan singkatan dari membumi bersama

Ebiet G. Ade. Komunitas penggemar yang sudah terbentuk sejak album pertama

Ebiet rilis ini bertujuan untuk menjalin komunikasi, persaudaraan, dan tempat untuk

mengapresiasi karya Ebiet. Komunitas ini juga dikenal dengan kegiatan sosial yang

sering mereka lakukan, bahkan Ebiet dan keluarganya sering ikut serta dalam

kegiatan sosial yang diselenggarakan komunitas ini. Salah satu MemBers EGA, Faisal

Singarimbun menyatakan pendapat pribadinya terkait lagu Berita kepada Kawan

yang menurutnya bercerita tentang bencana alam yang merupakan teguran Tuhan

pada umat manusia yang tidak peduli akan lingkungan sekitarnya. Menurutnya, pesan

dalam lagu tersebut jelas sekali terlihat dan lagu tersebut dapat dijadikan pengingat

untuk instropeksi diri agar mejadi pribadi yang lebih baik lagi.

c. Analisis makna dari teks lain

Untuk melengkapi data penelitian analisis menggunakan hermeneutik Paul

Ricouer, maka diperlukan analisis teks lain sejenis yang bisa bersumber dari koran,

majalah, Jurnal Internasional, atau penelitian sejenis. Dalam hal ini teks lain sejenis

yang berkaitan dengan penelitian ini adalah Artikel yang berjudul “Ebiet G. Ade:

Tak Bisa Dipaksa Bikin Lagu Bencana”. Artikel ini ditulis oleh Triyanto Wikromo

dan dimuat di harian Suara Merdeka edisi 11 Juni 2011. Dalam artikel ini dijabarkan
66

hasil wawancara penulis dengan Ebiet G. Ade mengenai lagu-lagu yang karya Ebiet,

salah satunya Berita kepada Kawan.

E. Analisis Makna Denotatif Lagu Berita kepada Kawan

Lagu Berita kepada Kawan terdiri atas lima bait, dimana setiap bait terdiri

atas 4-6 kalimat. Untuk mengetahui makna denotatif lagu Berita kepada Kawan maka

dilakukan analisis makna per kata dan kalimat dalam setiap bait lagu. Berikut analisis

makna denotatif syair Berita kepada Kawan per bait:

1. Analisis makna denotatif syair pada bait pertama

Analisis makna denotatif syair lagu Berita kepada Kawan pada bait pertama

dibagi menjadi per kalimat untuk memperoleh hasil analisis yang lebih tajam. Setelah

kalimat bait pertama dianalisis makna denotatif. Selanjutnya berdasarkan analisis

makna denotatif tersebut akan ditarik kesimpulan makna denotatif secara keseluruhan

pada bait pertama. Berikut analisis makna denotatif per kalimat pada bait pertama.

Tabel 2: Analisis Makna Denotatif per Kalimat Bait Pertama

No. Kalimat Makna


1. Perjalanan ini terasa sangat Kepergian dari suatu tempat
menyedihkan. ke tempat yang lain dengan
perasaan sedih.
2. Sayang engkau tak duduk disampingku Merasa menyesal karena
kawan. duduk sendiri tanpa seorang
teman.
3. Banyak cerita yang mestinya kau Banyak kejadian yang
saksikan. seharusnya dilihat langsung.
4. Di tanah kering bebatuan. Sebuah tempat yang kering
dan tandus.
67

Pada bait pertama, pengarang lagu menjelaskan tentang sebuah perjalanan

yang dilakukan oleh seseorang. Kalimat pertama juga menjelaskan bahwa orang

tersebut melewati perjalanan dengan perasaan sedih. Pada kalimat kedua dapat

diketahui kalau orang tersebut melakukan perjalanan seorang diri dan berharap

temannya ada disampingnya saat ia melakukan perjalanan. Kemudian kalimat

selanjutnya menjelaskan perasaan orang tersebut yang berharap temannya dapat

melihat langsung hal-hal yang terjadi selama perjalanan. Selanjutnya pada kalimat

terakhir, pengarang menggambarkan suasana tempat dimana perjalanan tersebut

terjadi. Berdasarkan analisis makna bait pertama pada syair lagu Berita kepada

Kawan dapat disimpulkan bahwa pengarang lagu menceritakan tentang sebuah

perjalanan yang dilakukan seorang diri dengan perasaan sedih.

2. Analisis makna denotatif syair pada bait kedua

Analisis makna denotatif syair lagu Berita kepada Kawan pada bait kedua

dibagi menjadi per kalimat untuk memperoleh hasil analisis yang lebih tajam. Setelah

kalimat bait kedua dianalisis makna denotatif. Selanjutnya berdasarkan analisis

makna denotatif tersebut akan ditarik kesimpulan makna denotatif secara keseluruhan

pada bait kedua. Berikut analisis makna denotatif per kalimat pada bait kedua.
68

Tabel 3: Analisis Makna Denotatif per Kalimat Bait Kedua

No. Kalimat Makna

1. Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan. Tubuh bergoyang dengan


cepat karena melewati
batu jalanan.
2. Hati tergetar menampak kering rerumputan. Hati bergetar menginjak
rumput yang kering.

3. Perjalanan ini pun seperti jadi saksi. Kepergian ini seperti


melihat langsung setiap
kejadian yang terjadi.
4. Gembala kecil menangis sedih. Seorang penjaga ternak
yang masih kecil
menangis karena sedih.

Pada bait kedua, pengarang mulai menggambarkan kondisi selama perjalanan

berlangsung. Kalimat pertama dan kedua pada bait ini menggambarkan bagaimana

kondisi mental dan fisik dari orang yang melakukan perjalanan. Tokoh gembala kecil

yang disebutkan pada akhir bait kedua merupakan tokoh yang ditemui ketika berada

dalam perjalanan. Berdasarkan analisis makna bait kedua pada syair lagu Berita

kepada Kawan dapat disimpulkan bahwa pengarang lagu mendeskripsikan tentang

kondisi serta hal-hal yang ditemui selama melakukan perjalanan tersebut.

3. Analisis makna denotatif syair pada bait ketiga

Analisis makna denotatif syair lagu Berita kepada Kawan pada bait ketiga

juga dibagi menjadi per kalimat untuk hasil analisis yang lebih tajam. Setelah kalimat
69

bait ketiga dianalisis makna denotatif, akan ditarik kesimpulan makna denotatif

secara keseluruhan pada bait ketiga berdasarkan hasil analisis makna denotatif per

kalimat tersebut. Berikut analisis makna denotatif per kalimat pada bait ketiga.

Tabel 4: Analisis Makna Denotatif per Kalimat Bait Ketiga

No. Kalimat Makna


1. Kawan coba dengar apa jawabnya. Kawan coba dengar jawabannya.

2. Ketika ia kutanya mengapa. Ketika aku bertanya padanya


mengapa.
3. Bapak ibunya telah lama mati. Orangtuanya sudah lama
meninggal.
4. Ditelan bencana tanah ini. Disebabkan oleh bencana yang
terjadi di sini.

Pada bait ketiga, pengarang menceritakan tentang alasan tokoh gembala kecil

menangis. Pada kalimat pertama dan kedua pengarang memberikan pertanyaan retoris

sebelum akhirnya menjelaskan jawabannya pada kalimat berikutnya. Kalimat terakhir

memperjelas jawaban yang terdapat pada kalimat tiga. Berdasarkan analisis makna

bait ketiga pada syair lagu Berita kepada Kawan dapat disimpulkan bahwa pengarang

lagu menjelaskan tentang tokoh gembala kecil yang ditemui ketika melakukan

perjalanan. Bait ketiga juga menjadi jawaban dari kondisi yang dijelaskan pada bait

sebelumnya.

4. Analisis makna denotatif syair pada bait keempat

Pada bait keempat, analisis makna denotatif dilakukan per kalimat dalam

syair. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam menganalisis makna syair pada
70

bait secara keseluruhan. Berikut analisis makna denotatif per kalimat pada bait

keempat.

Tabel 5: Analisis Makna Denotatif per Kalimat Bait Keempat

No. Kalimat Makna


1. Sesampainya di laut, kukabarkan Ketika sampai di laut, aku
semuanya. memberitahukan tentang semua
kabarnya.
2. Kepada karang kepada ombak Kepada karang, ombak dan matahari.
kepada matahari.
3. Tetapi semua diam tetapi semua Tetapi semua diam, tidak ada yang
bisu. menjawab.
4. Tinggal aku sendiri terpaku menatap Tinggal aku sendiri yang terdiam
langit. melihat langit.

Pada bait keempat, pengarang menggambarkan tindakan yang dilakukan

orang yang melakukan perjalanan setelah mengetahui alasan tokoh gembala kecil

menangis. Kalimat pertama menjelaskan tentang tempat yang dituju oleh orang

tersebut. Kalimat berikutnya menjelaskan apa yang dilakukan oleh orang tersebut

setelah sampai di tempat tujuannya. Kemudian kalimat ketiga dan keempat

memberikan penjelasan lebih lanjut tentang apa yang terjadi setelah tindakan yang

dilakukan pada kalimat sebelumnya. Berdasarkan analisis makna bait keempat pada

syair lagu Berita kepada Kawan dapat disimpulkan bahwa rasa putus asa dan frustasi

yang dialami oleh orang yang melakukan perjalanan digambarkan dengan

tindakannya, yang menceritakan kisah yang terjadi kepada benda-benda mati.


71

5. Analisis makna denotatif syair pada bait kelima

Pada bait kelima, analisis makna denotatif dilakukan per kalimat dalam syair.

Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam menganalisis makna syair pada bait

secara keseluruhan. Berikut analisis makna denotatif per kalimat pada bait kelima.

Tabel 6: Analisis Makna Denotatif per Kalimat Bait Kelima

No. Kalimat Makna


1. Barangkali disana ada jawabnya, mengapa di Mungkin disana ada
tanahku terjadi bencana. jawabannya, alasan
mengapa terjadi bencana
di tempatku.
2. Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita Mungkin tuhan mulai
yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. bosan melihat kita yang
selalu salah dan bangga
dengan kesalahan
tersebut.
3. Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita. Atau alam mulai tidak
suka bersahabat dengan
kita.
4. Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang. Coba kita bertanya pada
rumput yang bergoyang.

Pada bait terakhir, pengarang lagu mengajak untuk merenungkan kejadian

yang diceritakannya. Pada kalimat ketiga dan keempat, pengarang menyampaikan

beberapa kemungkinan penyebab terjadinya bencana. Namun pada kalimat terakhir

terdapat kalimat yang berdialog dengan rumput, seolah tidak menemukan orang lain

untuk diajak bicara. Berdasarkan analisis makna bait kelima pada syair lagu Berita

kepada Kawan dapat disimpulkan bahwa pengarang tetap tak bisa menemukan alasan

yang tepat untuk mengetahui penyebab terjadinya bencana sehingga memutuskan


72

untuk menyerahkannya lagi pada yang mendengarkan cerita untuk menyimpulkan

sendiri penyebab dari kejadian menyedihkan yang diceritakannya.

Secara keseluruhan jika dilihat dari analisis makna per bait maka dapat

disimpulkan bahwa lagu ini menceritakan tentang seseorang yang melakukan

perjalanan seorang diri. Kemudian di tengah perjalanan, orang tersebut mendapati

tempat yang dikunjunginya terkena bencana. Dalam perjalanan tersebut, ia bertemu

dengan seorang gembala kecil yang sedang menangis dan ketika ditanya

penyebabnya gembala tersebut menjelaskan bahwa orangtuanya meninggal akibat

bencana tersebut. Setelah mendengarnya, orang yang melakukan perjalanan tersebut

bersimpati dan bertanya-tanya akan penyebab terjadinya bencana. Namun karena ia

melakukan perjalanan tersebut sendirian maka ia hanya bisa bertanya pada benda-

benda mati seperti karang, ombak, matahari, dan rumput.

F. Analisis Makna Konotatif Lagu Berita kepada Kawan

Dalam lagu Berita kepada Kawan diidentifikasi adanya makna denotatif dan

konotatif. Untuk mengetahui makna konotatif dari lagu Berita kepada Kawan, perlu

dilakukan analisis makna per kata dan kalimat untuk mengetahui makna konotatifnya

secara keseluruhan. Berikut analisis makna konotatif syair Berita kepada Kawan per

bait:

1. Analisis makna konotatif syair pada bait pertama

Analisis makna konotatif syair lagu Berita kepada Kawan pada bait pertama

dibagi menjadi per kalimat untuk memperoleh hasil analisis yang lebih tajam. Setelah
73

kalimat bait pertama dianalisis makna konotatif. Selanjutnya berdasarkan analisis

makna konotatif tersebut akan ditarik kesimpulan makna konotatif secara keseluruhan

pada bait pertama. Berikut analisis makna konotatif per kalimat pada bait pertama.

Tabel 7: Analisis Makna Konotatif per Kalimat Bait Pertama

No. Kalimat Makna


1. Perjalanan ini terasa sangat Merasa kehidupan ini begitu
menyedihkan. menyedihkan.

2. Sayang engkau tak duduk disampingku Seharusnya ia memiliki


kawan. seorang teman untuk
melewati kesedihan yang
dialami.

3. Banyak cerita yang mestinya kau Banyak hal yang seharusnya


saksikan. diketahui oleh teman
tersebut.
4. Di tanah kering bebatuan. Di sebuah tempat yang
dilanda bencana.

Bait pertama menggambarkan tentang seseorang yang merasa sedih dan

sendirian pada saat terjadinya sebuah bencana. Kata engkau dan kau pada kalimat

kedua dan ketiga merujuk pada seorang teman dekat yang dapat diajaknya berbagi

suka dan duka dengan nyaman. Kalimat terakhir pada bait ini menjelaskan salah satu

penyebab orang tersebut bersedih yakni karena di tempat tinggalnya terjadi bencana

alam. Bencana alam yang dimaksud pada syair merujuk pada bencana letusan

beracun dari kawah Sinila di pegunungan Dieng, kabupaten Banjarnegara, Jawa

Tengah, yang terjadi pada 20 februari 1979 (Rachman, dalam Republika edisi 11 juni
74

2011). Tempat terjadinya bencana alam tersebut merupakan tempat kelahiran Ebiet

G. Ade. Oleh sebab itu, lagu ini sangat bersifat personal bagi pengarang. Berdasarkan

analisis makna bait pertama pada syair lagu Berita kepada Kawan dapat disimpulkan

bahwa pengarang mendeskripsikan tentang seseorang yang ingin memberitahu

temannya tentang kesedihan yang dialami karena melihat tanah kelahirannya dilanda

bencana.

2. Analisis makna konotatif syair pada bait kedua

Pada bait kedua, analisis makna konotatif dilakukan per kalimat dalam syair.

Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam menganalisis makna syair pada bait

secara keseluruhan. Berikut analisis makna konotatif per kalimat pada bait kedua.

Tabel 8: Analisis Makna Konotatif per Kalimat Bait Kedua

No. Kalimat Makna


1. Tubuhku terguncang dihempas batu jalanan. Merasa lelah dengan
semua kesulitan hidup
yang sedang dihadapi.
2. Hati tergetar menampak kering rerumputan. Perasaan meratap dalam
menjalani kehidupan.
3. Perjalanan ini pun seperti jadi saksi. Kehidupan seolah menjadi
satu-satunya bukti atas
penderitaan yang telah
dilalui.
4. Gembala kecil menangis sedih. Seseorang menangis sedih
karenanya.
75

Pada bait kedua, pengarang menjelaskan lebih lanjut tentang perasaan sedih

yang dialaminya. Kalimat pertama dan kedua menegaskan kembali perasaannya akan

bencana yang sedang terjadi di tanah kelahirannya. Kemudian kalimat kalimat

terakhir, merujuk pada tangis sedih orang yang mengalami bencana tersebut secara

langsung. Berdasarkan analisis makna bait kedua pada syair lagu Berita kepada

Kawan dapat disimpulkan bahwa pengarang sangat berempati pada kejadian bencana

tersebut sehingga menyebabkannya merasakan perasaan sedih yang begitu dalam.

3. Analisis makna konotatif syair pada bait ketiga

Pada bait ketiga, analisis makna konotatif dilakukan per kalimat dalam syair

untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih tajam. Selain itu, hal ini bertujuan untuk

memudahkan dalam menganalisis makna syair pada bait secara keseluruhan. Berikut

analisis makna konotatif per kalimat pada bait ketiga.

Tabel 9: Analisis Makna Konotatif per Kalimat Bait Ketiga

No. Kalimat Makna


1. Kawan coba dengar apa jawabnya. Bercerita pada temannya tentang
para korban bencana tersebut.
2. Ketika ia kutanya mengapa. Berinteraksi langsung dengan
para korban bencana untuk
menunjukkan rasa simpatinya.
3. Bapak ibunya telah lama mati. Seseorang menjadi yatim piatu.
4. Ditelan bencana tanah ini. Bencana tersebut menyebabkan
banyak orang yang meninggal.

Pada bait ketiga, pengarang menceritakan tentang interaksi yang dilakukannya

dengan para korban bencana. Pada kalimat ketiga diceritakan bahwa banyak anak
76

yang menjadi yatim piatu akibat bencana tersebut. Kalimat terakhir menegaskan

adanya banyak korban jiwa yang meninggal akibat bencana tersebut. Bencana letusan

kawah Sinila yang dimaksud pada lagu memang menewaskan ratusan korban jiwa

(Rachman, dalam Republika edisi 11 juni 2011). Berdasarkan analisis tersebut, maka

makna bait ketiga pada syair lagu Berita kepada Kawan dapat disimpulkan bahwa

kejadian bencana alam tersebut menyebabkan para korbannya menderita secara fisik

mau pun batin. Hal ini lah yang menarik rasa simpati pengarang sehingga

menceritakannya dalam bentuk sebuah lagu.

4. Analisis makna konotatif syair pada bait keempat

Pada bait keempat, analisis makna konotatif dilakukan per kalimat dalam

syair. Hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam menganalisis makna syair pada

bait secara keseluruhan. Berikut analisis makna konotatif per kalimat pada bait

keempat.
77

Tabel 10: Analisis Makna Konotatif per Kalimat Bait Keempat

No. Kalimat Makna

1. Sesampainya di laut, kukabarkan Pergi mencari bantuan untuk para


semuanya. korban bencana tersebut..

2. Kepada karang kepada ombak Menceritakan kegelisahannya pada


kepada matahari. beberapa orang yang ditemui dan
diharapkan bisa membantu.

3. Tetapi semua diam tetapi semua Tetapi tidak ada satupun yang
bisu. menanggapi ceritanya dan peduli akan
bencana tersebut.

4. Tinggal aku sendiri terpaku menatap Merasa kesal dengan ketidakpedulian


langit. orang-orang terhadap korban bencana.

Pada bait keempat, pengarang menceritakan tindakan yang dilakukannya

untuk membantu para korban bencana. Kalimat pertama menjelaskan tentang

keputusannya untuk pihak-pihak yang dapat membantu korban. Kemudian kalimat

ketiga menggambarkan reaksi dari orang-orang yang ditemuinya yang kemudian

membuatnya berpikir kalau hanya ia sendiri yang berempati pada korban tersebut.

Berdasarkan analisis makna bait keempat pada syair lagu Berita kepada Kawan dapat

disimpulkan bahwa orang tersebut telah mencoba semampunya untuk membantu para

korban, akan tetapi ia tidak mendapat tanggapan dari orang sekitarnya sehingga ia

merasa kesal dengan ketidakpedulian di sekitarnya.


78

5. Analisis makna konotatif syair pada bait kelima

Pada bait kelima, analisis makna konotatif dilakukan per kalimat dalam syair

untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih tajam. Selain itu, hal ini bertujuan untuk

memudahkan dalam menganalisis makna syair pada bait secara keseluruhan. Berikut

analisis makna konotatif per kalimat pada bait kelima

Tabel 11: Analisis Makna Konotatif per Kalimat Bait Kelima

No. Kalimat Makna


1. Barangkali disana ada jawabnya, mengapa di Kejadian bencana
tanahku terjadi bencana. tersebut membuatnya
mengintopeksi diri.
2. Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita Berpikir bahwa bencana
yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. tersebut merupakan
teguran Tuhan atas dosa-
dosa yang diperbuat
selama ini.
3. Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita. Berpikir bahwa
ketidakpedulian manusia
pada lingkungan
sekitarnya mungkin
menjadi penyebab
terjadinya bencana
tersebut.
4. Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang. Memutuskan untuk
berpasrah diri pada
Tuhan atas bencana yang
telah terjadi.

Pada bait terakhir dari syair lagu Berita kepada Kawan, dijelaskan bahwa

bencana alam tersebut memicu pengarang untuk instropeksi diri. Kalimat kedua dan

ketiga menggambarkan dugaan-dugaan yang dipikirkannya sebagai penyebab

terjadinya bencana. Kemudian kalimat terakhir menunjukkan perasaan berpasrah diri


79

pada Tuhan atas bencana yang telah terjadi. Berdasarkan analisis makna bait kelima

pada syair, dapat disimpulkan bahwa pengarang mengajak pendengarnya untuk

melihat bencana tersebut sebagai pengingat manusia untuk bersama-sama

berinstropeksi diri dan selalu mengingat Tuhan.

Secara keseluruhan jika dilihat dari analisa makna per bait maka dapat

disimpulkan bahwa lagu ini menceritakan tentang seseorang yang bersimpati dan

empati pada sebuah bencana alam yang menimpa tanah kelahirannya. Orang tersebut

mencoba membantu para korban bencana tersebut dengan berbagai cara, namun

sayangnya tidak ada yang peduli sehingga orang tersebut merasa kesal. Pada akhirnya

orang tersebut melihat bencana tersebut sebagai tolak ukur instropeksi diri dan

membantunya untuk terus ingat pada Penciptanya.

G. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dipaparkan, dapat diketahui bahwa lagu

Berita kepada Kawan memiliki keunikan pada kalimat lagu yang tidak simetris yang

disebabkan oleh musik yang menyesuaikan dengan syair. Setiap bagian dalam bentuk

lagu memiliki syair yang berbeda namun terkait satu sama lain. Bagian A

dinyanyikan dengan syair dari bait pertama dengan motif induk yang terdapat pada

frase tanyanya. Kemudian pada frase jawabnya motif induk tersebut divariasikan

dengan pembesaran nilai nada. Pada bagian A, frase tanya memiliki birama yang

lebih pendek dibandingkan dengan frase jawabnya. Perbedaan jumlah birama pada

lagu dipengaruhi oleh syair, dimana pada akhir bait pertama pengarang
80

menambahkan senandung ‘oh’ yang membuat frase jawab memiliki birama yang

lebih panjang.

Bagian A’ dinyanyikan dengan syair dari bait kedua. Pada bagian A’, frase

tanya dan jawab merupakan variasi dari motif induk. Hal ini menyebabkan irama lagu

pada bagian A dan A’ tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Sementara itu frase

jawab mengalami pemerkecilan nilai nada dan sama seperti bagian A, senandung ‘oh’

di akhir bagian A’ menyebabkan jumlah biramanya menjadi lebih panjang.

Bagian B merupakan chorus lagu, dimana bait ketiga syair yang dinyanyikan

pada bagian ini. Bagian ini merupakan satu-satunya bagian dalam lagu yang simetris,

dimana jumlah birama pada frase tanya dan jawabnya sama. Pada bagian B, muncul

motif baru yang memberi warna berbeda pada suasana lagu. Frase jawab kembali

mevariasikan motif baru yang terdapat pada frase sebelumnya.

Bagian C dinyanyikan dengan menggunakan bait keempat syair. Pada bagian

ini terjadi suasana tegang dalam lagu terasa berkurang pada frase tanyanya, sesuai

dengan syair yang menceritakan pengarang mulai merasa lelah dan frustasi atas

keadaan yang ada. Penurunan ketegangan dalam lagu ditandai oleh pemerkecilan nilai

nada dan sekuens turun pada motif. Kemudian ketegangan dalam lagu kembali terasa

pada akhir lagu seolah terjadi pemberontakan diri di sana karena itu motif yang

sebelumnya mengalami sekuens turun menjadi sekuens naik.

Bait terakhir dalam syair dinyanyikan dengan menggunakan bagian C’.

Suasana tegang sudah terasa dari awal lagu. Hal ini dipengaruhi oleh suasana lagu

dari bagian sebelumnya. Namun pada saat syair menyatakan dugaan-dugaan


81

penyebab keadaan tersebut terjadi suasana lagu pun berubah menjadi lebih lemah

yang ditandai dengan adanya sekuens turun. Frase jawab pada bagian ini memiliki

jumlah birama yang lebih panjang dibandingkan dengan frase tanya karena memiliki

fungsi mengantarkan pergerakan melodi ke akhir lagu. Coda dalam lagu ini diisi

dengan senandung ‘oh’ untuk memperindah akhir lagu.

Secara keseluruhan lagu Berita kepada Kawan memiliki irama yang

sederhana. Pengulangan irama dan melodi yang sama dengan sedikit variasi

memberikan kesan yang sedikit membosankan. Namun kesan tersebut berhasil

ditutupi oleh keseluruhan syair yang utuh seperti sebuah cerita. Latar belakang Ebiet

sebagai seorang penyair sangat mempengaruhi kesan yang tercipta lewat lagu ini,

karena Ebiet menciptakan syair dalam lagu ini sebagai sebuah puisi maka rangkaian

nada yang digunakannya dalam membawakan karya tersebut sederhana. Syair

memiliki peran utama dalam lagu Berita kepada Kawan.

Syair dalam lagu Berita kepada Kawan memiliki emosi yang kuat tentang

cerita kehidupan manusia. Terdapat beberapa kesamaan pendapat dari berbagai pihak

mengenai makna dari lagu tersebut. Bagi beberapa orang lagu ini menceritakan

tentang bencana alam akan tetapi ada juga yang berpikir bahwa lagu tersebut

menceritakan tentang Tuhan. Ebiet G. Ade selaku pengarang lagu memperjelas

makna dari lagu tersebut. Tabel 12 menunjukkan transkrip data pendapat berbagai

pihak terkait dengan makna lagu Berita kepada Kawan sebagai hasil wawancara

dengan Ebiet G. Ade, penggemar, dan grup yang pernah membawakan lagu Berita

kepada Kawan yang terdapat dalam lampiran.


82

Tabel 12: Transkrip Data Pendapat Berbagai Pihak Terkait Dengan Makna

Lagu Berita kepada Kawan

Pendapat Cuplikan Dialog

Ebiet G. Ade Saya pribadi ingin menyampaikan cerita pedih tentang sebuah
peristiwa lewat lagu tersebut. Dalam membuat lagu ini, saya
lebih memposisikan diri sebagai orang-orang yang menjadi
korban dari sebuah peristiwa bencana alam. Saya mengondisikan
hati dan pikiran untuk membantu para korban dengan simpati
dan empati, sehingga rasa sedih dan pedih korban bencana
tersebut mampu saya tuangkan dalam sebuah lagu berjudul
Berita kepada Kawan.
Penggemar Berita kepada Kawan ya mba? Wah, lagu itu bagus sekali,
tentang bencana alam, teguran Tuhan pada umat manusia yang
tidak peduli akan lingkungan sekitarnya.
Combination Bagi kami lagu ni memang terbaik kerana bersifat ketuhanan dan
Band benda benda yang berkaitan dengan bencana.

Menurut Ebiet, lagu ini memang menceritakan tentang bencana alam yang

dilihat dari sudut pandang korban. Tujuan lagu Berita kepada Kawan dibuat adalah

untuk mendeskripsikan perasaan dari korban bencana alam sehingga dapat menarik

simpati dan empati dari orang yang mendengarnya. Jika dilihat dari pernyataan Ebiet

dan pendapat dari beberapa pihak lainnya, maka lagu Berita kepada Kawan adalah

lagu yang menggunakan sudut pandang orang ketiga, dimana pengarang

memposisikan dirinya sebagai orang luar yang melihat sebuah kejadian bencana dan

berinteraksi dengan korbannya sehingga menimbulkan rasa simpati dan empati yang

besar.

Lagu Berita kepada Kawan merupakan lagu yang terinspirasi dari kejadian

sebuah bencana alam. Oleh sebab itu, lagu tersebut sering menjadi soundtrack berita-
83

berita tentang kejadian bencana alam di televisi karena lagu tersebut dianggap dapat

mewakili rasa simpati dan empati bagi para korban bencana alam. Lagu tersebut juga

mengajak pendengarnya untuk selalu mengingat Penciptanya dan peduli pada

sekitarnya baik itu terhadap sesama manusia mau pun lingkungan sekitar. Dari

analisis makna konotatif dan denotatif lagu Berita kepada Kawan juga dapat

diketahui bahwa lagu tersebut memiliki makna tentang seseorang yang merasakan

rasa simpati dan empati terhadap korban kejadian bencana alam.


BAB V
PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka disimpulkan sebagai

berikut:

1. Bentuk dan struktur lagu Berita kepada Kawan

Lagu Berita kepada Kawan terdiri atas tiga bagian, dengan urutan kalimat A

A’ B C C’ Coda. Keunikan dari lagu tersebut terdapat pada kalimat lagu yang tidak

simetris yang menyebabkan terjadinya penyimpangan berupa anak frase yang terlalu

panjang. Pengolahan motif yang terdapat pada lagu didominasi oleh pembesaran nilai

nada dan pemerkecilan nada. Pengolahan motif lainnya yang muncul pada lagu

adalah sekuens naik dan turun. Dari keseluruhan bentuk lagu terdapat 3 motif yang

baru dan sisanya merupakan variasi dengan berbagai macam pengolahan motif.

Melodi lagu Berita kepada Kawan memiliki efek yang disonan atau keruh. Hal ini

disebabkan oleh pilihan interval yang digunakan tidak memiliki banyak variasi.

2. Struktur syair lagu Berita kepada Kawan

Syair lagu Berita kepada Kawan merupakan puisi yang dimusikalisasikan

dengan melodi yang sederhana. Latar belakang Ebiet sebagai seorang penyair dan

menjadikan musik sebagai caranya membawakan karya puisinya mempengaruhi

bentuk musik lagu yang tidak simetris karena harus menyesuaikan dengan syair yang

sudah ditulis terlebih dahulu. Syair tersebut memiliki pola rima bebas, dimana dari

84
85

lima bait yang telah dianalisis hanya bait terakhir yang memiliki bunyi berat. Dalam

syair, terdapat majas personifikasi yang semakin mempertegas bahwa syair tersebut

berbentuk puisi. Tema dari syair tersebut adalah bencana alam. Dimana, penyair

bertujuan untuk menimbulkan rasa simpati dan empati dari pendengar atau pembaca

syairnya.

3. Makna denotatif lagu Berita kepada Kawan

Secara denotatif dapat ditarik kesimpulan bahwa lagu Berita kepada Kawan

mememiliki makna tentang seseorang yang menceritakan kisah perjalanannya yang

dilakukan seorang diri. Pada saat di perjalanan ia melihat kejadian bencana alam

kemudian berinteraksi dengan korban dan merasakan simpati dan empati terhadap

kejadian tersebut. Rasa simpati dan empati pengarang dideskripsikan pada tiap bait

dalam syair lagu.

4. Makna konotatif lagu Berita kepada Kawan

Secara konotatif dapat ditarik kesimpulan bahwa lagu Berita kepada Kawan

memiliki makna tentang seseorang yang bersimpati dan empati pada sebuah bencana

alam yang menimpa tanah kelahirannya. Orang tersebut mencoba membantu para

korban bencana tersebut dengan berbagai cara, namun sayangnya tidak ada yang

peduli sehingga orang tersebut merasa kesal. Pada akhirnya orang tersebut melihat

bencana tersebut sebagai tolak ukur instropeksi diri dan membantunya untuk terus

ingat pada Penciptanya.


86

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan, dapat diajukan saran yakni,

Bagi mahasiswa musik, dapat mengembangkan penelitian musik yang memperdalam

kajian makna lagu dengan cara mengungkap makna tersirat dari sebuah lagu dengan

cara mengaitkan antara unsur melodi dan syair lagu melalui metode pendekatan

hermeneutik.
DAFTAR PUSTAKA

Creswell, W. John. 2010. Research Desain Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan


Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hardiman, Budi. 2015. Seni Memahami: Hermeneutik dari Scheleiermacher sampai


Derrida. Yogyakarta: PT. Kanisius.

Hijriyah, Harnas. 2010. Kajian Lagu Indonesia Raya Perspektif Hermeneutik. Skripsi
S1. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Seni Musik, FBS Universitas
Negeri Yogyakarta.

Martaningrum, Mega. 2012. Bahasa Figuratif Dalam Syair Lagu Album Camellia II
Karya Ebiet G. Ade Kajian: Stiliska. Skripsi S1. Surakarta: Program Studi
Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, FIP Universitas
Muhammadiyah Surakarta.

Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Muttaqin. 2008. Seni Musik Klasik Jilid 1 untuk SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan
Sekolah Menengah Kejuruan.

Palmer, Richard. 2005. Hermeneutika: Teori Baru Mengenai Interpretasi.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Parto. 1996. Musik Seni Barat dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Pradoko, Susilo. 2015. Hermenutik Semiotika Sosial VS Positivisme Logis dalam


Analisa Kajian Seni Masyarakat. Jurusan Seni Musik, FBS, UNY.
Yogyakarta.

Prakosa, Mardian. 2015. Makna The Spirit of Kuda Lumping (in Trance) Karya Iwan
Tanzil, Telaah Semiotik. Skripsi S1. Yogyakarta: Program Studi
Pendidikan Seni Musik, FBS Universitas Negeri Yogyakarta.

Prier, Edmund Karl. 2013. Ilmu Bentuk Analisis. Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.

Putrayasa. 2007. Kalimat Efektif: Diksi, Struktur, dan Logika. Bandung: PT. Refika
Aditama.

87
Ricouer, Paul. 2014. Teori Interpretasi: Membelah Makna dalam Anatomi Teks.
Yogyakarta:IRCiSoD

Rohman, Saifur. 2013. Hermeneutik: Panduan Ke Arah Desain Penelitian dan


Analisis. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Rokmansyah, Alfian. 2014. Studi dan Pengkajian Sastra: Perkenalan Awal Terhadap
Ilmu Sastra. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Salad, Hamdy. 2014. Panduan Wacana dan Apresiasi Seni Baca Puisi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Savage. 2010. Hermeneutics and Music Critism. New York: Routledge.

Siswanto, Wahyudi. 2014. Pengantar Teori Sastra. Jakarta: PT. Grasindo.

Soedjarwo, dkk. 2001. Puisi Mbeling: Kitsch dan Sastra Sepintas. Magelang: IKAPI.

Subarkah. 2014. “Ebiet G. Ade: Penyair yang Bernyanyi”. Republika, Edisi 13


Januari 2014. hlm. 27-29. Jakarta.

Suharsimi, Arikunto. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Sutiyono. 2011. Fenomenologi Seni: Meneropong Fenomena Sosial dalam Kesenian.


Yogyakarta: Insan Persada.

Tagg. 2015. “Analyting Popular Music: theory, method, and practice”,


https://www.amherst.edu/ . Diunduh pada tanggal 25 Desember 2015.

Wicaksono, Andri. 2014. Catatan Ringkas Stiliska. Yogyakarta: Garudhawacana.

Widhyatama, Sila. 2012. “Pola Imbal Gamelan Bali dalam Kelompok Musik Perkusi
Cooperland di Kota Semarang”. Jurnal Seni Musik Unnes No. 1, hlm. 2.

Widjono. 2007. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di


Perguruan Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo.

Wisang, Imelda Olivia. 2014. Memahami Puisi Dari Apresiasi Menuju Kajian.
Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Wiyanto, dkk. 2005. Mampu Berbahasa Indonesia Kelas IX. Jakarta: PT. Grasindo.

88
LAMPIRAN

89
90

Bukti Wawancara dengan Ebiet G. Ade


91

Bukti Wawancara dengan Combination Band


92

Hasil Wawancara 1
Ebiet G. Ade

Peneliti: Assalamualaikum. Saya Resta mahasiswa seni musik

UNY. Saya tertarik untuk meneliti lagu Berita kepada

Kawan punya bapak Ebiet G Ade untuk penelitian

tugas akhir S1 saya. Apakah bapak berkenan jika saya

menjadikan karya bapak sebagai objek penelitian

saya? Saya tunggu konfirmasi dari bapak. Terima kasih

atas perhatiannya, Wassalamualaikum.

Management Ebiet G. Ade: Waalaikumsalam. Beliau sangat senang jika ada yang

tertarik menjadikan karyanya sebagai objek penelitian

skripsi. Akan tetapi akan sulit untuk bertemu dengan

beliau saat ini dikarenakan jadwal off-air yang lumayan

padat. Apabila anda tidak keberatan silahkan

mengirimkan pertanyaan terkait penelitian anda lewat

email. Kami akan membantu untuk menyampaikan

pertanyaan anda pada beliau.

Peneliti: Assalamualaikum. Terimakasih bapak Ebiet karena

sudah mengijinkan saya untuk meneliti karya tersebut.

Terimakasih juga untuk pihak management yang sudah

berbaik hati membalas email saya. Saya memiliki

beberapa pertanyaan terkait penelitian saya. Berikut


93

adalah beberapa pertanyaan terkait dengan penelitian

saya:

1. Apakah saya boleh tahu latar belakang dari

penciptaan lagu Berita kepada Kawan?

2. Dalam penelitian ini saya memfokuskan penelitian

pada makna lagu Berita kepada Kawan, dan dari

beberapa sumber artikel di koran juga dari interpretasi

yang saya lakukan sendiri, saya berpendapat bahwa

makna lagu ini berkisah tentang peringatan pada umat

manusia agar bertindak lebih bijak lagi dalam

hidupnya. Sebagai pencipta karya, saya yakin bapak

memilki pendapat sendiri tentang makna lagu tersebut.

Apakah saya boleh tahu pendapat pribadi bapak tentang

makna lagu Berita kepada Kawan?

Saya sangat berharap pihak management dapat

membantu saya menyampaikan pertanyaan tersebut

kepada bapak Ebiet. Atas perhatian dan waktunya saya

ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya.

Wassalamualaikum.

Management Ebiet G.Ade: Selamat malam adik Resta Sulastri. Maaf sebelumnya

email anda baru kami balas, karena kesibukan


94

beliau. Beliau menitipkan pesan kepada kami atas

pertanyaan-pertanyaan yang anda berikan.

1. Saya menciptakan lagu Berita kepada Kawan ketika

terjadi bencana Sinila. Saya dibantu Tuhan

untuk menerjemahkan nilai-nilai yang terkandung

dalam sebuah peristiwa sehingga dapat menuangkannya

dalam sebuah lagu.

2. Terkait dengan makna lagu, saya yakin setiap orang

memaknai sebuah lagu dengan cara yang berbeda. Saya

pribadi ingin menyampaikan cerita pedih tentang

sebuah peristiwa lewat lagu tersebut. Dalam membuat

lagu ini, saya lebih memposisikan diri sebagai orang-

orang yang menjadi korban dari sebuah peristiwa

bencana alam. Saya mengondisikan hati dan pikiran

untuk membantu para korban dengan simpati dan

empati, sehingga rasa sedih dan pedih korban bencana

tersebut mampu saya tuangkan dalam sebuah lagu

berjudul Berita kepada Kawan.

Sekian dan terimakasih.

Peneliti: Assalamualaikum. Terimakasih banyak karena sudah

menyempatkan waktu untuk membalas dan membantu

saya untuk menyampaikan pertanyaan kepada bapak


95

Ebiet. Bantuan dari pihak management dan bapak Ebiet

sangat berarti bagi saya dalam penyelesaian tugas akhir

ini. Sekian dan terimakasih. Wassalamualaikum.


96

Hasil Wawancara 2
Ebiet G. Ade

Peneliti: Assalamualaikum. Selamat siang, saya Resta

mahasiswa seni musik UNY.

Management Ebiet G. Ade: Waalaikumsalam. Selamat siang, iya, gimana?

Peneliti: Maaf mengganggu, tapi apakah saya boleh minta

waktunya sebentar untuk bertanya terkait penelitian

saya yang berkaitan dengan bapak Ebiet?

Management Ebiet G.Ade: Oh, yang tentang lagu Berita kepada Kawan itu ya?

Peneliti: Iya mas, jadi saya masih kekurangan data tentang latar

belakang kehidupan bapak Ebiet seperti latar belakang

sekolah dan karir musiknya. Apakah mas bisa bantu

saya?

Management Ebiet G.Ade: Kalau itu coba mba lihat aja di wikipedia. Di sana kami

dari manajemen yang nulis jadi dijamin kebenarannya.

Peneliti: Oh yang di wikipedia itu info yang ditulis manajemen

ya mas? Berarti saya nanti langsung lihat di sana saja

mas. Maaf sekali mas sudah merepotkan.

Management Ebiet G.Ade: Iya, iya nggak apa-apa.

Peneliti: Kalau begitu terima kasih banyak mas untuk waktunya.

Sekali lagi maaf karena sudah mengganggu.


97

Management Ebiet G.Ade: Iya, kalau masih ada yang mau ditanyakan email saja

mba.

Peneliti: Iya mas, sekali lagi terima kasih dan maaf.

Wassalamualaikum.

Management Ebiet G.Ade: Waalaikumsalam wr.wb.


98

Hasil Wawancara Combination Band

Peneliti: Hi, im Indonesian and i really like your cover version of Berita

kepada Kawan. Do you mind if i interview about this song for

my final exam? thank's.

Combination Band: Hi, I think ok and no problem.

Peneliti: Assalamualaikum, thank you for respond my demand. I really

appreciate it.

Combination Band: Waalaikumsalam, can we talk in Malay or Indonesian

language?

Peneliti: Oke, saya sangat suka cover lagu Berita kepada Kawan yang

anda bawakan. Tidak kalah bagus dengan versi aslinya. Boleh

saya tanya pendapat anda tentang lagu ini?

Combination Band: Bagi kami lagu ni memang terbaik kerana bersifat ketuhanan

dan benda benda yang berkaitan dengan bencana. Kami suka

membawa lagu ini kerana muzik dia tidak terlalu keterlaluan

dan semua orang boleh menerima serta mempunyai mesej di

setiap bait bait syair nya.

Peneliti: Saya juga sependapat dengan anda tentang lagu ini. Kalau

boleh tahu apakah anda adalah fans ebiet g ade atau hanya

kebetulan menyukai lagu Berita kepada Kawan yang anda

cover? dan kalau boleh saya tahu sudah berapa lama band anda
99

berdiri? Apakah anggotanya hanya 5 orang laki-laki saja?

karena di beberapa video anda saya melihat ada wanita juga

Combination Band: Di Malaysia hanya lagu Berita kepada Kawan yang menjadi

siulan ramai kerana suatu masa dulu Ebiet g ade pernah

berduet bersama dato M. Nasir dan sejak itu lagu ini menjadi

popular. Band di tubukan lebih kurang 4 ke 5 tahun yang lepas

dan pemain bertukar-tukar sehinggalah 2014 baru dapat

pemain yang tetap sehingga sekarang, asalnya memang 5 orang

dan penyanyi wanita hanya penyanyi jemputan bila ada

permintaan daripada pelanggan.

Peneliti: Oh jadi pemain tetap dari band ini memang 5 orang? Saya

boleh tahu nama-nama anggota bandnya? akan sangat

membantu untuk melengkapi data penelitian saya.

Combination Band: Penyanyi utama / 3rd Gitar - Hamid 1st Gitar - Ejan 2nd Gitar -

Asrul Bass - Amal Drum - Erri Manager - Kemat Hassan.

Peneliti: Terimakasih banyak atas waktunya untuk menjawab

pertanyaan-pertanyaan saya tadi. Semoga band anda sukses

selalu. Terima kasih.

Combination Band: Sama-sama, tambahan kami minat Ebiet g ade sebab lagu

ciptaan nya Kamelia mendapat sambutan yang baik dan jadi

fenemona rock di Malaysia.

Peneliti: Terima kasih untuk tambahannya, itu sangat membantu.


100
101

Hasil Wawancara Penggemar Ebiet G. Ade

Peneliti: Selamat sore pak, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk

bertemu saya.

Faisal Singarimbun: Iya, sama-sama mba.

Peneliti: Kalau begitu saya langsung saja ya pak, sudah berapa lama

bapak menjadi penggemar bapak Ebiet?

Faisal Singarimbun: Saya jadi fans bapak Ebiet itu sudah lama. Kalau saya tidak

salah sejak album Camelia 3.

Peneliti: Kalau album Camelia 3 berarti sejak tahun 1980 ya pak. Wah,

sudah lama sekali. Apa yang bapak sukai dari lagu-lagu bapak

Ebiet?

Faisal Singarimbun: Saya suka dengan syair-syairnya. Lagu pak Ebiet itu selalu

punya syair yang indah, musiknya juga enak didengar.

Peneliti: Saya juga sependapat pak kalau soal syair lagunya pak Ebiet

yang indah. Ngomong-ngomong tentang syair, saya mau

bertanya tentang salah satu lagu pak Ebiet yang terkenal sekali,

Berita kepada Kawan. Menurut bapak apa sebenarnya makna

lagu tersebut?

Faisal Singarimbun: Berita kepada Kawan ya mba? Wah, lagu itu bagus sekali,

tentang bencana alam, teguran Tuhan pada umat manusia yang

tidak peduli akan lingkungan sekitarnya.


102

Peneliti: Kenapa bapak berpendapat seperti itu?

Faisal Singarimbun: Alasannya karena syairnya bercerita seperti itu. Lagunya sering

dipakai sebagai backsound berita bencana alam kan? Jelas

sekali kalau lagunya menceritakan tentang bencana alam.

Peneliti: Iya pak, terima kasih untuk alasannya. Kalau begitu saya mau

bertanya tentang kegiatan members ega, agenda apa saja yang

rutin dilakukan pak?

Faisal Singarimbun:Biasanya kami mengadakan kegiatan sosial, seperti menanam

pohon, atau mengunjungi panti sosial. Kadang kami juga

mengadakan pertunjukan musik.

Peneliti: Apa pak Ebiet pernah ikut dalam salah satu agenda members

ega?

Faisal Singarimbun: Oh, sering.

Peneliti: Wah, pasti senang sekali ya pak bisa melakukan kegiatan sosial

bersama idola.

Faisal Singarimbun: Ya pasti senang sekali mba.

Peneliti: Sudah hampir malam pak, saya pamit dulu. Terima kasih

banyak untuk waktu dan obrolannya. Semoga bapak sehat

selalu.

Faisal Singarimbun: Iya sama-sama mba. Semoga skripsinya mba lancar ya.

Peneliti: Amiin, sekali lagi terima kasih pak.


103

Bukti Artikel Berita


104
105
106

Anda mungkin juga menyukai