Anda di halaman 1dari 4

Penyakit Paru Obstruktif Kronik

COPD adalah penyakit yang dicirikan oleh keterbatasan aliran udara yang tidak dapat pulih
sepenuhnya. Keterbatasan aliran udara biasanya bersifat progresif dan dikaitkan dengan
respon inflamasi si paru yang abnormal terhadap partikel atau gas berbahaya, yang
menyebabkan penyempitan jalan nafas, hipersekresi mukus, dan perubahan pada sistem
pembuluh darah paru. Penyakit lain seperti kistik Fibrosis, bronkiektasis, dan asma yang
sebelumnya diklasifikasikan ke dalam jenis COPD ini diklasifikasikan sebagai gangguan paru
kronis, meskipun gejala dapat tumpang tindih dengan yang lain. Merokok sigaret, polusi
udara dan pajanan di tempat kerja (batubara,katun,biji-bijian padi) merupakan faktor risiko
penting yang menyebabkan terjadinya COPD, yang dapat terjadi dalam rentang waktu 20
sampai 30 tahun. Komplikasi COPD beragam namun mencakup insufisiensi pernapasan dan
gagal nafas (komplikasi utama) serta Pneumonia, atelektasis, dan pneumothoraks.

Manifestasi klinis
● COPD dicirikan oleh batuk kronis, produksi sputum,dan dispnea saat mengerahkan
tenaga kerap memburuk seiring dengan waktu.
● Penurunan berat badan sering terjadi di.
● Gejala yang spesifik dengan penyakit. Lihat "manifestasi klinis" pada "asma",
"bronkiektasis", "bronkitis" dan "emfisema".

Pertimbangan Gerontologik
COPD menonjolkan banyak perubahan fisiologis yang berkaitan dengan penuaan dan
dimanifestasikan dalam obstruksi jalan nafas (pada bronkitis) dan penurunan drastis daya
regang paru (pada emfisema). Terjadi perubahan tambahan pada rasio ventilasi-perfusi.

Penatalaksanaan medis
● Berhenti merokok Jika perlu.
● Bronkodilator, kortikosteroid dan obat lain (misalnya, terapi augmentasi alfa,
antitripsin, agen antibiotik, agen mukolitik, agen antitusif, vasodilator, narkotik).
Vaksin mungkin juga efektif.
● Terapi oksigen termasuk oksigen di malam hari.
● Terapi beragam sesuai dengan penyakit. Lihat "penatalaksanaan medis" pada
"Anemia", "Bronkiektasis", "Bronkitis", dan "Emfisema".
● Pembedahan: bulektomi untuk mengurangi dispnea; penurunan volume paru untuk
meningkatkan elastisitas dan fungsi lobus; transplantasi paru.

Penatalaksanaan Keperawatan
Pengkajian
Dapatkan informasi mengenai gejala saat ini serta manifestasi penyakit sebelumnya. Selain
riwayat perawat juga meninjau hasil pemeriksaan diagnostik yang tersedia.

Mencapai Bersihan Jalan Napas


● Pantau adanya dispnea dan hipoksemia pada pasien.
● Jika bronkodilator atau kortikosteroid diprogramkan, berikan obat secara tepat dan
waspadai kemungkinan efek sampingnya.
● Pastikan bronkospasme telah berkurang dengan mengukur peningkatan kecepatan
aliran ekspirasi dari volume (kekuatan ekspirasi, lamanya waktu untuk ekshalasi, dan
jumlah udara yang di ekshalasi) serta dengan mengkaji adanya dispnea dan
memastikan bahwa dispnea telah berkurang.
● Dorong pasien untuk menghilangkan atau mengurangi semua iritan paru, terutama
merokok sigaret.
● Instruksikan pasien untuk melakukan batuk terarah atau terkontrol.
● Fisioterapi dada dengan drainase postural pernapasan tekanan positif intermiten
peningkatan asupan cairan, dan uap aerosol ringan (dengan larutan salin normal atau
air) mungkin berguna untuk Beberapa pasien COPD.

Meningkatkan Pola Pernapasan


● Latihan otot inspirasi dan latihan ulangan pernapasan dapat membantu meningkatkan
pola pernapasan.
● Latihan pernapasan diafragma dapat mengurangi kecepatan respirasi, meningkatkan
ventilasi alveolar, dan terkadang membantu mengeluarkan udara sebanyak-banyaknya
selama ekspirasi.
● Pernapasan melalui bibir (pursed-lip) membantu memperlambat ekspirasi, mencegah
kolaps jalan napas kecil, dan mengontrol kecepatan serta kedalaman pernapasan;
pernapasan ini juga meningkatkan relaksasi.
Meningkatkan Toleransi Aktivitas
● Evaluasi toleransi pasien terhadap aktivitas dan keterbatasannya serta gunakan
strategi pendidikan kesehatan untuk meningkatkan aktivitas hidup sehari-hari secara
mandiri.
● Tentukan apakah pasien merupakan kandidat untuk menjalani latihan fisik untuk
menguatkan otot ekstremitas atas dan bawah dan untuk meningkatkan toleransi dan
daya tahan terhadap latihan fisik.
● Rekomendasikan penggunaan alat bantu berjalan, jika perlu, untuk meningkatkan
tingkat aktivitas dan ambulasi.
● Konsultasikan dengan profesional kesehatan lain (terapis rehabilitasi, terapis
okupasional, terapis fisik) sesuai kebutuhan.

Memantau dan Menangani Komplikasi


● Kaji pasien untuk mengetahui adanya komplikasi (insufisiensi dan kegagalan
pernapasan, infeksi pernapasan dan atelektasis).
● Pantau perubahan kognitif, peningkatan dispnea, takipnea dan takikardia.
● pantau nilai oksimetri nadi dan berikan oksigen sesuai kebutuhan.
● Ajarkan pasien dan keluarga mengenai tanda dan gejala infeksi atau komplikasi lain
dan laporkan perubahan pada status fisik atau kognitif.
● Anjurkan pasien untuk di imunisasi untuk melawan influenza dan Pneumonia
streptokokus.
● Ingatkan pasien untuk tidak pergi keluar rumah Jika jumlah serbuk sari banyak atau
jika terdapat banyak sekali polusi udara dan untuk menghindari pajanan terhadap suhu
luar ruangan yang tinggi dengan kelembaban tinggi.
● Jika awitan sesak nafas terjadi, segera evaluasi pasien untuk mengetahui
kemungkinan pneumothoraks dengan mengkaji simetrisitas pergerakan dada,
perbedaan suara nafas dan oksimetri denyut nadi.

Meningkatkan Asuhan di Rumah dan di Komunitas


Mengajarkan Pasien Tentang Perawatan Diri
● Berikan instruksi tentang penatalaksanaan mandiri; kaji pengetahuan pasien dan
anggota keluarga mengenai perawatan diri dan regiment terapeutik.
● Ajarkan pasien dan anggota keluarga anda dan gejala awal infeksi dan komplikasi lain
sehingga mereka mencari layanan kesehatan yang tepat.
● Instruksikan pasien untuk menghindari panas dan dingin yang ekstrem dan polutan
udara (misal; bau, asap, debu, bedak tabur, bahan lint dan aerosol semprot) .Daratan
tinggi memper buruk hipoksemia.
● Dorong pasien untuk mengadopsi gaya hidup aktivitas moderat atau sedang, idealnya
dalam iklim yang memiliki perubahan suhu dan kelembaban minimal; pasien harus
menghindari gangguan emosional dan situasi penuh stres; pasien harus dianjurkan
untuk berhenti merokok.
● Tinjau informasi edukasional dan minta pasien mendemonstrasikan penggunaan
inhaler dosis terukur (MDI) yang benar sebelum pulang, selama kunjungan tindak
lanjut, dan selama kunjungan di rumah.

Melanjutkan Asuhan
● Rujuk pasien untuk mendapatkan perawatan dirumah jika perlu.
● Arahkan pasien ke sumbar komunitas (misal; program rehabilitasi pulmonal dan
program berhenti merokok); Ingatkan pasien dan keluarga mengenai pentingnya
berpartisipasi dalam aktivasi promosi kesehatan umum dan skrining kesehatan.
● Tangani kualitas kehidupan dan isu-isu seputar akhir hayat pada pasien COPD
stadium akhir (misal; penatalaksanaan gejala kualitas hidup, kepuasan terhadap
asuhan, informasi atau komunikasi, penggunaan profesional kesehatan, penggunaan
fasilitas kesehatan, masuk ke rumah sakit, dan tempat kematian).

Anda mungkin juga menyukai