DOSEN PEMBIMBING:
DI SUSUN OLEH:
193110168
KELAS:2B
TP.2020/2020
DEMAM TIFOID/ TYPHUS ABDOMINALIS
A. Definiss
Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella typhi. Penyakit ini ditandai oleh panas berkepanjangan,
ditopang dengan bakteremia tanpa keterlibatan struktur endothelia atau endokardial
dan invasi bakteri sekaligus multiplikasi kedalam sel fagosit monocular dari hati,
limpa, kelenjar limfe usus dan peyers patch dan dapat menular pada orang lain
melalui makanan atau air yang terkontaminasi.
B. Etiologi
Salmonella typhi sama dengan salmonela yang lain adalah bakteri Gram-negatif,
mempunyai flagella, tidak berkapsul, tidak membentuk spora.Etiologi dari demam
tifoid adalah salmonella typhi, termasuk dalam dalam genus salmonella. Salmonella
bersifat bergerak, berbentuk batang, tidak membentuk spora, tidak berkapsul, gram
(-). Tahan terhadap berbagai bahan kimia, tahan beberapahari / minggu pada suhu
kamar, bahan limbah, bahan makan kering, bahan farmasi dan tinja. Salmonella mati
pada suhu 54.4° C dalam 1 jam, atau 60° C dalam 15 menit.
C. Manifestasi klinis
1. Gejalan pada anak : inkubasi antara 5-40 hari dengan rata rata 10-14 hari
3. Demam turun pada minggu keempat, kecuali demam tidak tertangani akan
menyebabkan syok, stupor dan koma.
8. Batuk
9. Epistaksis
10. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi dan ujung merah serta tremor)
11. Hepatomegali, splenomegali, meteorismus
14. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
sebagai penyakit demam akut dengan disertai syok dan hipotermia.
Pemeriksaan penunjang
Dapat dilakukan leukopeni, dapat pula leukositosis atau kadar leukosit normal.
SGOT dan SGPT sering meningkat, tetapi akan kembali normal setelah sembuh.
Uji widal dilakukan untuk mendeteksi adanya antibodi terhadap bakteri Salmonella
typhi.
4. Kultur
Kultur feses : bisa positif dari minggu kedua hingga minggu ketiga
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi secara dini infeksi akut Salmonella
typhi, karena antibody IgM muncul pada hari ke-3 dan 4 terjadinya demam.
Penatalaksanaan
1. Non farmakologi
− bed rest
− diet ; diberikan bubur saring kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai
dengan tingkat kesembuhan pasien
2. Farmakologi
− kloramfenikol, dosis 50 mg/kgBB/hari terbagi dalam 3-4 hari kali pemberian, oral
atau IV selama 14 hari
− pada kasus berat, dapat diberikan seftriakson dengan dosis 50 mg/kgBB/kali dan
diberikan 2 kali sehari atau 80 mg/kgBB/hari, sekali sehari, intravena, selama 5-7
hari
− pada kasus yang diduga mengalami MDR, maka pilihan antibiotika adalah
meropenem, azithromisin dan fluoroquinolon.
D. WOC/Patofisiologi
Salmonella typhi
Saluran pencernaan
Tukak
Pendarahan dan
Preforasi perubahan nutrisi
Analgesic Administration
Faktor yang Berhubungan 1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas
1. agen cidera (mis,
dan derajat nyeri
biologis, zat kimia, fisik,
sebelum pemberian obat
psikologis)
2. Cek instruksi dokter
tentang jenis obat, dosis
dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang
diperlukan atau
kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih
dari satu
5. Tentukan pilihan
analgesik tergantung tipe
nyeri dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian
dan dosis optimal
7. Pilih rute pemberian
secara cara IV,IM untuk
pengobatan nyeri secara
teratur
8. Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
9. Berikan analgesik tepat
waktu terutama saat
nyeri hebat
10. Evaluasi efektivitas
analgesik & gejala
Sumber :