Anda di halaman 1dari 21

PENGGOLONGAN OBAT AGEN ANTI -INFEKSI

1. Deskripsi Singkat

infeksi adalah invasi tubuh oleh patogen atau mikroorganisme yang

mampu menyebabkan sakit Agen anti-infeksi adalah obat yang dirancang untuk

bekerja secara selektif terhadap organisme asing yang telah menginvansi dan

menginfeksi tubuh pejamu manusia. Obat ini bersifat toksok pada organisme

yang menginfeksi dan tidak akan menimbulkan efek pada sel pejamu. Obat yang

digunakan untuk mengobati infeksi dikenal juga dengan antibiotika.

Antibiotika adalah zat aktif yang dihasilkan oleh mikroba, terutama fungi
yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.
Antibiotika adalah zat – zat kimia yang dihasilkan mikroorganisme terutama
fungi dan bakteri ranah.
Mekanisme kerja dan reaksi merugikan
Beberapa antibiotika bekerja terhadap dinding sel (penisilin dan
sefalosforin) atau membran sel (kelompok polimiksin), tetapi mekanisme kerja
yang terpenting adalah perintangan selektif metabolisme protein bakteri
sehingga sintetis protein dapat terhambat dan kuman musnah atau tidak
berkembang lagi misalnya : kloramfenikol dan tertrasiklin.
2. Golongan Obat
Berdasarkan aktivitasnya, antibiotika dibedakan menjadi :
antibiotika berspektrum sempit ( narrow spectrum)
Merupakan obat yang aktif terhadap beberapa jenis kuman saja, misalnya:
pebisilin G dan V, erytomicin, klindamicin, kanamicin, dan asam fusidat bekerja
pada bakteri gram positif. Sedangkan streptomicn, gentamicin, polimiksin-B dan
asam nalidiksat khusus aktif terhadap bakteri gram negatif. Antibiotik broad –
spectrum bekerja terhadap bakteri gram positif maupun negatif, serta aktif
terhadap jenis bakteri lain seperti : Rikettsia dan Chlamidia, antara lain :
sulfonamida, kloramfenol, tertrasiklin dan rifamsipin.
Antibiotik berspektrum intermediate( diperluas)
Merupakan obat yang aktif terhadap bakteri gram positif dan sebagian kelompok
bakteri gram negatif, seperti : amoksilin dan ampisilin.
a. Penisilin
Penisilin diperoleh dari jamur Penicilium chrysogeneum dari bermacam –
macam jenis yamg dihasilkan (hanya berbeda pada gugusan samping R)
benzipenisilin ternyata paling aktif. Sefalosiforin diperoleh dari jamur
Cephalorium acremonium, berasal dari Sicilia (1943) penisilin bersifat
bakterisid dan bekerja dengan cara menghambat sintesis dinding sel.
Penisilin terdiri dari :
1) Benzil Penisilin ( Penisilin G)
a) Indikasi umum : infeksi tenggorokan, otitis media, strepkokus,
endokardiotis, meningkokus meningitis, pneumia, Prokfilaksis
amputasi pada tangan atau kaki
b) Kontraindikasi : hipersensitivitas (alergi) terhadap penisilin.
c) Efek Samping : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
angioudeum, leukopenia, trombositopenia, syok anafilatik pada
pasien yang alergi, diare, pada pemberian per oral.
d) Interaksi obat : obat – obat tersebut dapat berkompetensi dengan
penisilin G pada sekresi di tubulus ginjal sehingga memperpanjang
waktu paruh penisilin dalam serum.
e) Pertimbagan Keperawatan
Pengkajian :
 Pengkajian fisik harus dilakukan untuk mendapatkan data dasar
untuk mengkaji keefektifan obat dan beberapa efek merugikan
yang terkait dengan terapi obat.
Diagnosis Keperawatan :
 Nyeri akut yang b.d sakit kepala, ketidaknyamanan pada GI,
mialgia
 Risiko cedera yang b.d efek pada SSP
 Kurang pengetahuan tentang terapi obat
Implementasi :
 Peringatkan pasien bahwa obat- obatan ini tidak boleh
digunakan selama serangan akut atau bronkospasme
 Peringatkan pasien untuk menggunakan obat secara
berkelanjutan
Evaluasi
 Pantau respon pasien terhadap obat
 Pantau adanya efek merugikan
 Evaluasi keefektifan rencana penyeluhan
2) Klosasilin
a) Indikasi : infeksi karena stafilokokus yang memproduksi
penisilinase
b) Kontraindikasi : tidak tahan terhadap asam lambung
c) Efek sampimg : reaksi alergi berupa urtikaria, demam, nyeri sendi,
angioudeum, leukopenia, trombositopenia, syok anafilatik pada
pasien yang alergi, diare, pada pemberian per oral.
d) Pertimbagan Keperawatan
Pengkajian :
 Pengkajian fisik harus dilakukan untuk mendapatkan data dasar
untuk mengkaji keefektifan obat dan beberapa efek merugikan
yang terkait dengan terapi obat.
Diagnosis Keperawatan :
 Risiko cedera yang b.d efek pada SSP
 Kurang pengetahuan tentang terapi obat
Implementasi :
 Berikan obat pada saat lambung dalam keaadan kosong
 Peringatkan pasien bahwa obat- obatan ini tidak boleh
digunakan selama serangan akut atau bronkospasme
 Peringatkan pasienn untuk menggunakan obat secara
berkelanjutan
Evaluasi
 Pantau respon pasien terhadap obat
 Pantau adanya efek merugikan
 Evaluasi keefektifan rencana penyeluhan
3) Ampisilin
a) Indikasi : infelsi saluran kemih, otitis media, sinusitis,kronis,
salmonelosis invasi bronkitis, gonore
b) Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap penisilin
c) Interaksi : ruam kulit akibat ampisilin lebih sering muncul jika
diberikan bersama dengan allpuriol daripada jika tidak dikombinasi.
d) Efek samping : mual, daire, ruam, kadang – kadang terjadi kolitis
karena antibodi.
e) Pertimbagan Keperawatan
Pengkajian :
 Pengkajian fisik harus dilakukan untuk mendapatkan data dasar
untuk mengkaji keefektifan obat dan beberapa efek merugikan
yang terkait dengan terapi obat.
Diagnosis Keperawatan :
 Nyeri akut yang b.d sakit kepala, ketidaknyamanan pada GI,
mialgia
 Risiko cedera yang b.d efek pada SSP
 Kurang pengetahuan tentang terapi obat
Implementasi :
 Berikan obat pada saat lambung dalam keaadan kosong
 Peringatkan pasien bahwa obat- obatan ini tidak boleh
digunakan selama serangan akut atau bronkospasme
 Peringatkan pasienn untuk menggunakan obat secara
berkelanjutan
Evaluasi
 Pantau respon pasien terhadap obat
 Pantau adanya efek merugikan
 Evaluasi keefektifan rencana penyeluhan
4) Amoksilin
a) indikasi : infelsi saluran kemih, otitis media, sinusitis,kronis,
salmonelosis invasi bronkitis, gonore
b) kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap penisilin
c) Interaksi : ruam kulit akibat ampisilin lebih sering muncul jika
diberikan bersama dengan allpuriol daripada jika tidak dikombinasi.
d) Efek samping : mual, daire, ruam, kadang – kadang terjadi kolitis
karena antibodi.
e) Pertimbagan Keperawatan
Pengkajian :
 Pengkajian fisik harus dilakukan untuk mendapatkan data dasar
untuk mengkaji keefektifan obat dan beberapa efek merugikan
yang terkait dengan terapi obat.
Diagnosis Keperawatan :
 Nyeri akut yang b.d sakit kepala, ketidaknyamanan pada GI,
mialgia
 Risiko cedera yang b.d efek pada SSP
 Kurang pengetahuan tentang terapi obat
Implementasi :
 Berikan obat pada saat lambung dalam keaadan kosong
 Peringatkan pasien bahwa obat- obatan ini tidak boleh
digunakan selama serangan akut atau bronkospasme
 Peringatkan pasienn untuk menggunakan obat secara
berkelanjutan
Evaluasi
 Pantau respon pasien terhadap obat
 Pantau adanya efek merugikan
 Evaluasi keefektifan rencana penyeluhan
b. Sefalosforin
Sefalosforin merupakan antibiotik betalaktan yang bekerja dengan cara
menghambat sintesis dinding sel mikroba. Farmakologi selalosforin mirp
dengan penisilin, eksresi utama melalui ginjal dan dapat dihambat probenisid.
1) Sefadoksil
a) Indikasi : infesksi bakteri gram positif dan gram negatif
b) Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap sefalosforin porfiria
c) Interaksi : nefrotoksitas aminoglikosida mungkin diperberat oleh
pemberian bersamaan dengan beberapa sefalosporin, terutama
sefalotin. Monotoring fungsi ginjal dengan ketat
d) Efek samping : diare dan colotis yang disebabkan oleh antibiotik
(penggunaan dosis tinggi), mual, dan muntah, rasa tidak enak pada
saluran cerna, sakit kepala.
e) Pertimbagan Keperawatan
Pengkajian : Pengkajian fisik harus dilakukan untuk mendapatkan
data dasar untuk mengkaji keefektifan obat dan beberapa efek
merugikan yang terkait dengan terapi obat.
Diagnosis Keperawatan :
 Nyeri akut yang b.d sakit kepala, ketidaknyamanan pada GI,
mialgia
 Risiko cedera yang b.d efek pada SSP
 Kurang pengetahuan tentang terapi obat
Implementasi :
 Berikan obat pada saat lambung dalam keaadan kosong
 Peringatkan pasien bahwa obat- obatan ini tidak boleh
digunakan selama serangan akut atau bronkospasme
 Peringatkan pasienn untuk menggunakan obat secara
berkelanjutan
Evaluasi
 Pantau respon pasien terhadap obat
 Pantau adanya efek merugikan
 Evaluasi keefektifan rencana penyeluhan
2) Sefotaksim
a) Indikasi : infeksi bakteri gram positif dan negatif. Golongan ini
umumnya kurang aktif tehadap kokus gram positif. Obat ini
diindikasikan untuk infeksi berat seperti septikemia, pneumonia dan
meningitis.
b) Kontraindikasi : hipersensitifitas terhadap sevalosporin porfiria.
c) Interaksi : nefrotoksitas aminoglikosida mungkin diperberat
oleh pemberian bersamaan dengan beberapa sefalosporin,
terutama sefalotin. Monotoring fungsi ginjal dengan ketat
d) Efek samping : diare dan kolitis yang disebabkan oleh
antibiotik mual dan muntah. Rasa tidak enak pada saluran
cerna, sakit kepala, reaksi alergi berupa ruam, pruritus,
urtikaria, anavilaksis, eritmia, nekrolisis, epidermal, toksis.
e) Pertimbagan Keperawatan
Pengkajian :
 Pengkajian fisik harus dilakukan untuk mendapatkan data
dasar untuk mengkaji keefektifan obat dan beberapa efek
merugikan yang terkait dengan terapi obat.
Diagnosis Keperawatan :
 Nyeri akut yang b.d sakit kepala, ketidaknyamanan pada GI,
mialgia
 Risiko cedera yang b.d efek pada SSP
 Kurang pengetahuan tentang terapi obat
Implementasi :
 Peringatkan pasien bahwa obat- obatan ini tidak boleh
digunakan selama serangan akut atau bronkospasme
 Peringatkan pasienn untuk menggunakan obat secara
berkelanjutan
Evaluasi
 Pantau respon pasien terhadap obat
 Pantau adanya efek merugikan
 Evaluasi keefektifan rencana penyeluhan
c. Tetrasiklin
Tetrasiklin merupakan antibiotik dengan spektrum luas.
Penggunannya semakin lama semakin berkurang karena masalah resistensi.
1) Tetrasiklin
a) Indikasi :eksaserbasi bronkitis kronis, bruselosis, klamidia,
mikoplasma dan ruketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis,
akne vulgaris.
b) Kontra indikasi : tidak boleh diberikan pada anak-anak di bawah 12
tahun, ibu hamil dan menyusui. Tetrasiklin tidak boleh diberikan
pada pasien gangguan fumgsi ginjal karena dapat menyebabkan
eksaserbasi penyakit ginjal.
c) Efek samping : mual, muntah, diare, eritmia (hentikan pengobatan),
sakit kepala, dan gangguan penglihatan.
d) Pertimbagan Keperawatan
Pengkajian :
 Pengkajian fisik harus dilakukan untuk mendapatkan data dasar
untuk mengkaji keefektifan obat dan beberapa efek merugikan
yang terkait dengan terapi obat.
Diagnosis Keperawatan :
 Nyeri akut yang b.d sakit kepala, ketidaknyamanan pada GI,
mialgia
 Risiko cedera yang b.d efek pada SSP
 Kurang pengetahuan tentang terapi obat
Implementasi :
 Berikan obat pada saat lambung dalam keaadan kosong
 Peringatkan pasien bahwa obat- obatan ini tidak boleh
digunakan selama serangan akut atau bronkospasme
 Peringatkan pasienn untuk menggunakan obat secara
berkelanjutan
Evaluasi
 Pantau respon pasien terhadap obat
 Pantau adanya efek merugikan
 Evaluasi keefektifan rencana penyeluhan
2) Dimeklosiklin hidroklorida
a) Indikasi : eksaserbasi bronkitis kronis, bruselosis, klamidia,
mikoplasma dan ruketsia, efusi pleura karena keganasan atau sirosis,
akne vulgaris.
b) Kontra indikasi : tidak boleh diberikan pada anak-anak di bawah 12
tahun, ibu hamil dan menyusui. Tetrasiklin tidak boleh diberikan
pada pasien gangguan fumgsi ginjal karena dapat menyebabkan
eksaserbasi penyakit ginjal.
c) Efek samping : mual, muntah, diare, eritmia (hentikan pengobatan),
sakit kepala, dan gangguan penglihatan.
d) Pertimbagan Keperawatan
Pengkajian :
 Pengkajian fisik harus dilakukan untuk mendapatkan data dasar
untuk mengkaji keefektifan obat dan beberapa efek merugikan
yang terkait dengan terapi obat.
Diagnosis Keperawatan :
 Kurang pengetahuan tentang terapi obat
Implementasi :
 Berikan obat pada sesudah mandi
 Peringatkan pasien bahwa obat- obatan ini tidak boleh
digunakan selama serangan akut atau bronkospasme
 Peringatkan pasienn untuk menggunakan obat secara
berkelanjutan
Evaluasi
 Pantau respon pasien terhadap obat
 Pantau adanya efek merugikan
 Evaluasi keefektifan rencana penyeluhan

d. Aminoglikosida
Aminoglokosida bersifat bakterisidal dan aktif terhadap gram positif dan
gram negatif. Amikasin, gentamisin dan tobramisin juga aktif terhadap
pseudomonas aeruginosa. Streptomisin aktif tehadap mikrobacterium
tuberculosis dan penggunaannya hampir terbatas untuk tuberkulosa.
1) Amikasin
a) Indikasi : infeksi gram negatif yang resisten terhadap gentamisin
b) Kontraindikasi : kehamilan, miastemia, gravis.
c) Efek samping : gangguan vestibuler dan pendengaran,
nefrotoksisitas, hipomagnesenia pada pemberian jangka panjang,
koalitis karena antibiotik.
d) Pertimbagan Keperawatan
Pengkajian :
 Pengkajian fisik harus dilakukan untuk mendapatkan data dasar
untuk mengkaji keefektifan obat dan beberapa efek merugikan
yang terkait dengan terapi obat.
Diagnosis Keperawatan :
 Nyeri akut yang b.d sakit kepala, ketidaknyamanan pada GI,
mialgia
 Risiko cedera yang b.d efek pada SSP
 Kurang pengetahuan tentang terapi obat
Implementasi :
 Peringatkan pasienn untuk menggunakan obat secara
berkelanjutan
Evaluasi
 Pantau respon pasien terhadap obat
 Pantau adanya efek merugikan
 Evaluasi keefektifan rencana penyeluhan
2) Gentamisin
a) Indikasi : septikimia dan sepsis pada neonatus, mengitis dan infeksi
SSP lainnya, infeksi bilier, pneumonia nosokomial.
b) Kontraindikasi : kehamilan, miastemia, gravis.
c) Efek samping : gangguan vestibuler dan pendengaran,
nefrotoksisitas, hipomagnesenia pada pemberian jangka panjang,
koalitis karena antibiotik.
d) Pertimbagan Keperawatan
Pengkajian :
 Pengkajian fisik harus dilakukan untuk mendapatkan data dasar
untuk mengkaji keefektifan obat dan beberapa efek merugikan
yang terkait dengan terapi obat.
Diagnosis Keperawatan :
 Kurang pengetahuan tentang terapi obat
Implementasi :
 Berikan obat pada saat sesudah mandi
 Peringatkan pasien bahwa obat- obatan ini tidak boleh
digunakan selama serangan akut atau bronkospasme
 Peringatkan pasien untuk menggunakan obat secara
berkelanjutan
Evaluasi
 Pantau respon pasien terhadap obat
 Pantau adanya efek merugikan
 Evaluasi keefektifan rencana penyeluhan
e. Kloramfenikol
Kloramfenikol merupakan antibiotik dengan spektrum luas, namun
bersifat toksik. Obat ini seyogyanya dicadangkan untuk infeksi berat akibat
haemophilus influenzae, demam tifoid, meningitis dan abses otak
bakteremia dan infeksi berat lainnya.
1) Kontraindikasi : untuk wanita hamil, ibu menyusui dan psien porpiria
2) Efek samping : kelainan darah yang reversibel dan ireversibel.
3) Pertimbagan Keperawatan
Pengkajian :
 Pengkajian fisik harus dilakukan untuk mendapatkan data dasar
untuk mengkaji keefektifan obat dan beberapa efek merugikan
yang terkait dengan terapi obat.
Diagnosis Keperawatan :
 Nyeri akut yang b.d sakit kepala, ketidaknyamanan pada GI,
mialgia
 Risiko cedera yang b.d efek pada SSP
 Kurang pengetahuan tentang terapi obat

Implementasi :
 Berikan obat pada saat lambung dalam keaadan kosong
 Peringatkan pasien bahwa obat- obatan ini tidak boleh digunakan
selama serangan akut atau bronkospasme
 Peringatkan pasienn untuk menggunakan obat secara
berkelanjutan
Evaluasi
 Pantau respon pasien terhadap obat
 Pantau adanya efek merugikan
 Evaluasi keefektifan rencana penyeluhan
f. Makorilida
1) Eritromisin
a) Indikasi : sebagai alternatif untuk pasien yang alergi penisilin.
b) Kontraindikasi : gangguan fungsi hati, hipersensitifitas.
c) Efek samping : gangguan saluran cerna seperti mual dan muntah
kadang diare dan reaksi ringan.
d) Pertimbagan Keperawatan
Pengkajian :
 Pengkajian fisik harus dilakukan untuk mendapatkan data dasar
untuk mengkaji keefektifan obat dan beberapa efek merugikan
yang terkait dengan terapi obat.
Diagnosis Keperawatan :
 Nyeri akut yang b.d sakit kepala, ketidaknyamanan pada GI,
mialgia
 Risiko cedera yang b.d efek pada SSP
 Kurang pengetahuan tentang terapi obat
Implementasi :
 Berikan obat pada saat lambung dalam keaadan kosong
 Peringatkan pasien bahwa obat- obatan ini tidak boleh
digunakan selama serangan akut atau bronkospasme
 Peringatkan pasienn untuk menggunakan obat secara
berkelanjutan
Evaluasi
 Pantau respon pasien terhadap obat
 Pantau adanya efek merugikan
 Evaluasi keefektifan rencana penyeluhan
g. Polipeptida
Kelompok ini terdiri dari polimiksin B, polimiksin E (= kolistin),
basitrasin dan gramisidin. Berciri struktur polipeptida siklis dengan
gugusan-gugusan amino bebas. Berlainan dengan antibiotika lainnya
yang semuanya diperoleh dari jamur, antibiotika ini dihasilkan oleh
beberapa bakteri tanah. Polimiksin hanya aktif terhadap basil Gram-
negatif. Khasiatnya berupa bakterisid berdasarkan aktivitas
permukaannya (surface-active agent) dan kemampuannya untuk
melekatkan diri pada membran sel bakteri. Kerjanya tidak tergantung
pada keadaan membelah tidaknya bakteri, maka dapat dikombinasi
dengan antibiotika bakteriostatik seperti kloramfenikol dan
tetrasiklin.Resorpsinya dari usus praktis nihil, maka hanya digunakan
secara parenteral atau oral untuk bekerja lokal di dalam usus.
h. Golongan Antimikobakterium
Golongan antibiotika ini aktif te rhadap kuman mikobakterium.
Termasuk di sini adalah obat-obat antituberculosis seperti isoniazid (INH),
rifampisisn, ethambutol, pirazinamid dan obat lepra, seperti dapson.

TABEL OBAT AGEN ANTI- INFEKSI


1. Penisilin
Obat Dosis Pemanfaatan/ Gambar
pertimbangan
Benzil Penisilin Dosis infeksi Efek samping : reaksi
(Penicillin ) Oral :200.000- alergi
500.000 berupa urtikaria,
U/setiap 6 jam, demam, nyeri
IM 500.000-5 sendi, angioudem,
juta leukopenia,
U/hari dalam trombositopenia,
dosis terbagi. diare pada
Anak : pemberian per oral.
25.000-90.000
U/hari dalam
dosis
terbagi.
Kloksasilin Dosis Oral 4 d.d Peringatan : riwayat
500 mg ac, IM alergi,
4-6 gangguan fungsi
kali sehari 250- ginjal, lesi
1000 mg (garam eritematous pada
Na). glandular fever,
leukemia limfositik
kronik, dan
AIDS.
Efek samping : reaksi
alergi
berupa urtikaria,
demam, nyeri
sendi, angioudem,
leukopenia,
trombositopenia,
diare pada
pemberian per oral.
Ampisilin Dosis Oral 250- Efek samping : reaksi
500 mg setiap 6 alergi
jam. IM/IV : 2-8 berupa urtikaria,
g/hari. Anak, demam, nyeri
oral sendi, angioudem,
50-100 leukopenia,
mg/kg/hari trombositopenia,
dalam dosis diare pada
terbagi. IM/IV pemberian per oral.
50-200
mg/kg/hari
dalam dosis
terbagi.
Amoksisilin Dosis : Oral 250- Efek samping : reaksi
500 mg setiap 8 alergi
jam, Anak, Oral berupa urtikaria,
20-40 demam, nyeri
mg/kg/hari sendi, angioudem,
dalam dosis leukopenia,
terbagi 3 trombositopenia,
diare pada
pemberian per oral.

2. Sefalosfilin
Obat Dosis Pemanfaatan/ Gambar
pertimbangan
Sefadroksil Oral 500-2 efek samping :
g/hari dalam diare dan colitis
dosis terbagi 1- yang
2. Anak 30 disebabkan oleh
mg/kg/hari antibiotic
dalam dosis (penggunaan
terbagi 2. dosis tinggi),
mual dan
muntah, rasa
tidak
enak pada
saluran cerna,
sakit kepala.
Sefotakzim Dosis : IM,IV Indikasi :
1-2 g setiap profilaksis pada
6-8 jam, Anak : pembedahan,
IM,IV : 50- epiglotitis karena
180 mg/kg
hemofilus,
setiap 4-8
jam. meningitis.

3. Tetrasiklin
Obat Dosis Pemanfaatan/ Gambar
pertimbangan
Tetrasiklin. Dosis : Oral 250-500 Sebaiknya tetrasiklin
mg setiap 6 tidak diberikan
jam atau 1-2 g dalam pada kehamilan 5
dosis bulan terakhir
terbagi 2-4. IV: 250- sampai anak berusia
500 mg/hari 8 tahun, karena
atau 1-2 g dalam menyebabkan
dosis terbagi 2. perubahan warna
Anak> 8 tahun Oral, gigi
25-50 menjadi kecoklatan
mg/kg/hari u 1-2 g dan
dalam dosis terganggunya
terbagi 4. IV :10-20 pertumbuhan
mg/kg/hari u tulang.Penggunaan
1-2 g dalam dosis tetrasiklin pada
penderita dengan
terbagi 2
gangguan fungsi
ginjal dapat
menimbulkan efek
kumulasi.
Demeklosiklin Dosis : Oral 150 mg Fotosensitivitas lebih
Hidroklorida setiap 6 jam sering terjadi,
atau 300 m setiap 12 pernah dilaporkan
jam. Anak > terjadinya
8 tahun : Oral, 6-12 diabetes insipidus
mg/kg/hari
nefrogenik.
dalam dosis terbagi 2-
Oksitetrasiklin Dosis: 250-500 mg
tiap 6 jam
Oxytetracycline
(generik) cairan
Inj. 50 mg/vial (K)
Teramycin (Pfizer
Indonesia)
cairan inj. 50 mg/
vial. Kapsul 250
mg (K).

4. Aminoglikosida
Obat Dosis Pemanfaatan/ Gambar
pertimbangan
Amikasin Dosis : Anak dan Indikasi : infeksi
Dewasa : IM,IV generatif yang
: 15 m/kg/hari resisten
dalam dosis terhadap
terbagi 2-3 tidak
gentamisin.
melebihi 1,5 g
BBL, IV : 7,5
mg/kg/hari
setiap 12 jam.
Gentamisin Dosis : injeksi Efek samping :
intramuskuler, gangguan
intravena lambat vestibuler dan
atau infus, 2-5 pendengaran,
mg/kg/hari (dalam nefrotoksik,
dosis terbagi hipomagnesemia
tiap 8 jam) pada pemberian
jangka
panjang, colitis
karena antibiotik

5. Kloramfenikol
Obat Dosis Pemanfaatan/ Gambar
pertimbangan
Kloramfenikol Dosis untuk dikontraindikasikan
typhus, dosis untuk
awal 1-2 g wanita hamil, ibu
kemudian 4 kali menyusui dan
500-750 mg. pasienporfiria. Efek
Neonatus samping, kelainan
maksimal 25 darah yang
mg/kg/hari dalam reversibel
4 dosis. Anak dan irrevesibel
diatas 2 mgg :
25-50 mg/kg/hari
terbagi dalam
2-3 dosis. Infeksi
parah IV 4 kali
500-1500 mg.

6. Makrolida
Obat Dosis Pemanfaatan/ Gambar
pertimbangan
Indikasi: sebagai Dosis
alternatif untuk oral 250-500
pasien yang alergi mg setiap 6
penisilin untuk jam. Anak,
pengobatan oral 30-50
enteritis m/kg/hari
campylobacter, dalam dosis
pneumonia, terbagi (setiap
penyakit 6
legionnaire, sifilis, jam).
uretritis
nongonokokus,
prostatitis kronik,
acne vulgaris, dan
profilaksis difteri
dan pertusis
Indikasi: infeksi Dosis : 1 dd
saluran napas, otitis
500 mg 1 jam
media, infeksi
Chlamidia daerah ac atau 2 jam
genital tanpa
pc selama 3
komplikasi.
hari

TUGAS FARMAKOLOGI
AGEN ANTI-INFEKSI
OLEH :
ADNI TAMARA
193110161
KELAS 1B

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. VERRA WIDHI ASTUTI, M.Kep

POLTEKKES KEMENKES PADANG


JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai