Anda di halaman 1dari 43

MODUL

Manajemen
Asuahan
KONSEPPada
Kehamilan
KEBIDANAN

Dosen Pengampu :

KELOMPOK 8 :
Risma Hara
Lubis,SST,M.Kes Nurjannah Batubara (P075244190
Toipah Hapsiah : (P075244190420)
Kelas : DIV / 3A

OLEH:
Tim Pengajar POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN
Konsep PROGRAM STUDI DIV KEBIDANAN MEDAN
kebidanan
PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan modul ini dengan lancar
sebagai pemenuh tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Modul ini berisi
tentang “Manajemen Pada Kehamilan”.
Dengan mempelajari materi tersebut, pembaca bisa lebih memahami lebih merinci
mengenai hal yang menyangkut dengan kebidanan.
Modul ini disusun untuk kebutuhan mahasiswa dan sebagai salah satu pemenuh tugas
mata kuliah Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.Penyusun juga menyampaikan terimakasih
kepada Bapak/Ibu dosen pengampu mata kuliah tersebut serta semua pihak yang mendukung
proses pembuatan modul ini.
Penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca karena penyusun
menyadari bahwa modul ini masih jauh dari kesempurnaan.Semoga modul ini dapat
digunakan dengan baik dan dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.Amin.

Medan, 15 Agustus 2021

Penulis

DAFTAR ISI
Judul............................................................................................................................. 1

Kata Pengantar.............................................................................................................. 2

Daftar Isi........................................................................................................................ 3

Bab I Pendahuluan

Latar Belakang…............................................................................................................. 4

Rumusan Masalah......................................................................................................... 4

Tujuan /Manfaat....................................................................................................... 5

Bab II Pembahasan

a. Model asuhan kebidanan................................................................................... .. 6

b. Women centered care dlam pengambilan keputusan......................................... .. 7

c. Persiapan kelahiran baik fisik, dan lainnya....................................................... .. 8

d. Persiapan menjadi orang tuan............................................................................ .. 9

e. Kehamilan yang sehat........................................................................................ .. 12

f. Manajemen pada ketidaknyamanan yg sering terjadi pada kehamilan.............. .. 14

g. Pemeriksaan antenatal........................................................................................ .. 16

Bab III Penutup

Kesimpulan............................................................................................................... 22

TesFormatif ………………………………………………………………………. 23

Daftar Pustaka.......................................................................................................... 24
BAB I
PENDAHULUAN

I. LatarBelakang

Dalam rangka mengurangi angka kematian ibu dan kematian bayi maka sebagai
seorang bibdan harus memiliki manajemen yang baik dan tersistematis dalam
mengelola, memberikan asuhan kebidanan kehamilan untuk ibu hamil, manajemen
kebidanan asuhan kehamilan yaitu memberikan pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil yang dikelola degan sistematis sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh
klien,baik secara mandiri, kolaborasi maupun rujukan sehingga ibu hamil
mendapatkan pelayanan komprehensif, bermutu, terjangkau untuk tercapainya
tujuan yang diharapkan yaitu kesejahteraan ibu dan janin.

Pelayanankesehatanmasyarakat pada
prinsipnya
mengutamakanpelayanankesehatanpro
motif dan preventif.
Pelayananpromotifadalahupayamenin
gkatkankesehatan
masyarakatkearah yang lebihbaiklagi
dan yang preventif
mencegah agar
masyarakattidakjatuhsakit agar
terhindar
daripenyakit.
Sebabitupelayanankesehatanmasyarak
atitu
tidakhanyatertuju pada
pengobatanindividu yang sedang
sakitsaja, tetapi yang
lebihpentingadalahupaya-upaya
pencegahan (preventif) dan
peningkatankesehatan
(promotif). Sehingga,
bentukpelayanankesehatanbukan
hanyapuskesmasataubalkesmassaja,
tetapi juga bentuk-
bentukkegiatanlain, baik yang
langsungkepadapeningkatan
kesehatan dan pencegahanpenyakit,
maupun yang secara
tidaklangsungberpengaruhkepadapeni
ngkatankesehatan.
(Juanita, 2002).
Pelayanankesehatandibedakandalamd
uagolongan,
yaitu :
1. Pelayanankesehatan primer
(primary health care), atau
pelayanankesehatanmasyarakatadalah
pelayanan
kesehatan yang paling depan, yang
pertama kali
diperlukanmasyarakat pada
saatmerekamengalami
ganggunankesehatanataukecelakaan.
2. Pelayanankesehatansekunder dan
tersier (secondary and
tertiary health care),
adalahrumahsakit, tempat
masyarakatmemerlukanperawatanlebi
hlanjutatau
rujukan. Di Indonesia
terdapatberbagaitingkatrumah
sakit, mulaidarirumahsakittipe D
sampaidengan
Rumahsakitkelas A. (Juanita, 2002).
Untukmemenuhikebutuhan dan
tuntutanmasyarakat
terhadapkesehatanbanyakhal yang
harusdilakukan, salah
satunyaadalahpenyelenggaraanpelayan
ankesehatan. Secara
umumdapatdibedakan 9 (sembilan)
syaratpenyelenggaraan
pelayanankesehatan yang baik,
yaknitersedia (available),
menyeluruh (comprehensive),
berkesinambungan (countinues),
terpadu (integrated), wajar
(appropiate), dapatditerima (accept-
able), bermutu (quality), tercapai
(accessible) sertaterjangkau
(affordable). (AzwarAzrul ,1999).
Dampakkrisisekonomi di Indonesia
sampaisaatini
meluaskeseluruhbidangkehidupan,
termasukbidang
pelayanankesehatan. Dilema yang
dihadapipelayanan
kesehatan,
disatupihakpelayanankesehatanharu
s
menjalankanmisisosial, yaknimerawat
dan menolong yang
sedangmenderitatanpamemandangsosia
l, ekonomi, agama
dan sebagainya. Namundipihak lain
pelayanankesehatan
harusbertahansecaraekonomidalamme
nghadapibadai
krisistersebut. Oleh
sebabitupelayanankesehatanharus
melakukanreformasi, reorientasi dan
revitalisasi. (Juanita,
2002).
Reformasikebijakanpembangunankese
hatantelah
selesaidilakukansebagaimanatelahtertu
angdalamVisi,
Misi, Strategi dan
Paradigmabarupembangunankesehata
n
yang populerdengansebutan Indonesia
Sehat. Reformasi
SistemKesehatan Nasional (SKN)
telahmemberiarahbaru
pembangunankesehatan di Indonesia.
Jikadiperhatikan
kebijakan dan
sistembaruhasilreformasitersebuttamp
ak
banyakperubahan yang akandilakukan,
duadiantaranya
yang terpentingadalahperubahan pada
subsistemupaya
kesehatan dan perubahan pada
subsistempembiayaan
kesehatan. (Gotama I, Pardede D,
2010).
Penggalian, pengalokasian dan
pembelanjaansumber
dayakeuangandalamsubsistempembiay
aankesehatan
dilakukanuntukmembiayai UKM dan
UKP penduduk
miskin denganmobilisasi dan
darimasyarakat, pemerintah
dan public-private mix.
Sedangkanuntukpendudukmampu,
pembiayaankesehatanmasyarakatteruta
madarimasyarakat
itusendiridenganmekanismejaminanke
sehatanbaikwajib
maupunsukarela. (Gotama I, Pardede
D, 2010
II.RumusanMasalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang dapat disimpulkan adalah
1. Bagaimanakah model asuhan kebidanan pada kehamilan
2. Apakah yang dimaksud dengan women centered care dalam pengambilan kepuusan
3. Apa sajakah persiapan kehamilan baik fisik dan lainnya
4. Bagaimanakah persiapan menjadi orang tua
5. Bagaimanakah yang dimaksud dengan kehamilan yang sehat
6. Bagaimanakah yang dimaksud dengan manajemen pada ketidaknyamanan yang
sering terjadi pada kehamilan
7. Apakah yang dimaksud dengan pemeriksaan antenatal

III. TujuanMasalah

Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang pendokumentasia Manajemen


Kebidanan Pada Kehamilan mahasiswa mampu menjelaskan Manajemen Kebidanan Pada
Kehamilan
M
an
aje
me
n
As
uh
an
Pa
BABdaII
Ke
PEMBAHASAN
ha
mil
an

A. Manajemen Asuhan pada Kehamilan


1. Pengertian
Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis
untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada klien (Asrinah dkk, 2010).
2. Prinsip Proses Manajemen Kebidanan
a) Menurut Mufdlillah (2011) prinsip manajemen kebidanan sebagi berikut :
Secara sistematis mengumpulkan dan memperbarui data yang lengkap dan
relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan
setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan
fisik.
b) Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan intepretasi data
dasar.
c) Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan
masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien.
d) Memberi informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan dan
bertanggung jawab terhadap kesehatannya.
e) Membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien.
f) Secara pribadi bertanggung jawab terhadap implementasi rencana individu.
g) Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanakan manajemen dengan
kolaborsi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya.
h) Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu, dalam situasi darurat
dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal.
i) Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan dan
merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan.
3. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
Proses Manajemen Kebidanan menurut Varney (2007) terdiri dari 7 langkah yang
secara periodik disaring ulang, proses manajemen ini terdiri dari pengumpulan data,
antisipasi atau tindakan gawat daruratan, rencana tindakan, pelaksanaan dan
evaluasi.
a. Langkah I (pertama) : Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua
data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap
(Asrinah, 2010).
1) Data Subyektif
Merupakan Informasi yang dicatat dan diperoleh dari hasil wawancara
langsung kepada pasien/klien atau dari keluarga dan tenaga kesehatan
(Hidayat, 2009).
a) Identitas pasien
Identitas ini untuk mengidentifikasi pasien dan menentukan status sosial
ekonominya yang harus kita ketahui seperti anjuran apa yang akan
diberikan (Hani, dkk.2010)
1) Nama pasien
Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap untuk menghindari
adanya kekeliruan atau untuk membedakan dengan pasien yang
lain (Wulandari,2008).
2) Umur
Umur penting untuk dikaji karena ikut menentukan prognosis
kehamilan. Jika umur terlalu tua atau terlalu muda, maka
persalinan lebih banyak resikonya (Hani, dkk. 2010)
3) Suku/Bangsa
Ditujukan untuk mengetahui adat istiadat yang menguntungkan
dan merugikan bagi pasien (Wulandari, 2008).
4) Agama
Untuk mempermudah bidan dalam melakukan pendekatan di
dalam melaksanakan asuhan kebidanan (Wulandari, 2008).
5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual karena tingkat pendidikan
mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang (Wulandari, 2008).
6) Pekerjaan
Untuk mengetahui pekerjaan pasien dan tanggung jawabnya
dalam rumah sehingga dapat mengidentifikasi resiko yang yang
berhubungan dengan pekerjaan pasien (Varney, 2006).
7) Alamat pasien
Untuk mempermudah hubungan jika diperlukan dalam keadaan
mendesak sehingga bidan mengetahui tempat tinggal pasien
(Wulandari, 2008) .
b) Alasan masuk RB/RS : Adalah alasan yang membuat pasien datang
berhubungan dengan kehamilannya (Saifudin, 2008).
c) Keluhan Utama : Alasan pasien mengunjungi ke klinik dapat
berhubungan dengan sistem tubuh (Varney, 2006). Pasien mengeluhkan
mengeluarkan cairan dari jalan lahir, berbau khas, belum ada kenceng-
kenceng dan belum ada pengeluaran lendir darah (Nugroho, 2012).
d) Riwayat Kesehatan :
1) Riwayat Kesehatan Sekarang Adalah riwayat kesehatan yang
diderita saat ini oleh pasien. Penyakit menular seperti TBC,
hepatitis, Malaria, HIV/AIDS, Penyakit keturunan seperti jantung,
hipertensi, DM, Asma, Alergi Obat (Janah, 2011)
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Merupakan riwayat penyulit yang dahulu pernah diderita seperti
Jantung, Hipertensi, DM, Asma, Hepar dan HIV/AIDS (Kusmiyati,
2008).
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Adalah riwayat kesehatan yang pernah diderita keluarga seperti
Jantung, Asma, Hipertensi, DM, Kembar, kanker, penyakit ginjal,
TB, epilepsi (Hani, 2011).
e) Riwayat Perkawinan
Penting untuk dikaji karena akan mendapatkan gambaran mengenai
suasana rumah tangga pasangan. Nikah berapa kali, status pernikahan
syah/tidak, menikah pada umur berapa tahun, dengan suami umur
berapa tahun, lama pernikahan berapa tahun (Sulistyawati, 2009).
f) Riwayat Obstetri
1) Riwayat Menstruasi
Data yang diperoleh sebagai gambaran tentang keadaan dasar dari
organ reproduksinya. Menarche (pertama kali haid), siklus (jarak
antara menstruasi yang dialami dengan menstruasi berikutnya),
lamanya menstruasi, banyaknya darah, bau, warna, konsistensi, ada
dismenorhe dan flour albus atau tidak, keluhan (keluhan yang
dirasakan ketika mengalami menstruasi) (Sulistyawati, 2009).
2) Riwayat kehamilan,
Persalinan dan Nifas yang lalu Tanggal kelahiran, usia kehamilan
aterm atau tidak, bentuk persalinan (spontan, SC, forcep atau
vakum), penolong, tempat, masalah obstetri dalam kehamilan
(preeklamsi, ketuban pecah dini, dll ), dalam persalinan
(malpresentasi, drip oksitosin, dll), dalam nifas (perdarahan, infeksi
kandungan, dll), jenis kelamin bayi (laki-laki/perempuan), berat
badan bayi, adakah kelainan kongenital, kondisi anak sekarang
(Hani, 2011).
3) Riwayat Kehamilan Sekarang
a) HPHT
Untuk mengetahui usia kehamilan (Hani, 2011)
b) HPL
Untuk mengetahui perkiraan kelahiran (Nursalam,2009).
c) ANC (Antenatal Care)
Untuk mengetahui periksa teratur atau tidak, tempat ANC
dimana (Prawirohardjo, 2010).
Pergerakan janin dirasakan pertama kali pada usia kehamilan
berapa minggu, dalam 24 jam berapa kali, dalam 10 menit
berapa kali, TT berapa kali, Obat-obat yang di konsumsi selama
kehamilan, kebiasaan negatif ibu terhadap kehamilannya
(merokok, narkoba, alkohol, minum jamu), keluhan (Janah,
2011).
4) Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah dipakai, lamanya pemakaian kontrasepsi,
alasan berhenti, rencana yang akan datang (Janah, 2011).
g) Pola kebutuhan sehari-hari
1) Pola Nutrisi
Penting untuk diketahui supaya kita mendapatkan gambaran
bagaimana pasien mencukupi
asupan gizinya selama hamil (Sulistyawati, 2009).
Makanan : Frekuensi, banyaknya, jumlah, pantangan, keluhan.
Minuman : Frekuensi, banyaknya, jenis minuman, keluhan.
2) Pola Eliminasi
Untuk memastikan keadaan kesehatan keluarga (Sulistyawati,
2009). Dikaji BAB berapa kali/hari, BAK berapa kali /hari, keluhan.
3) Pola Istirahat
Untuk mengetahui hambatan yang mungkin muncul jika didapatkan
data yang senjang tentang pemenuhan kebutuhan istirahat
(Sulistyawati, 2009). Dikaji tidur siang dan tidur malam berapa jam,
keluhan.
4) Pola Aktivitas
Memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas yang
dilakukan di rumah (Sulistyawati,2009). Dikaji pekerjaan dirumah
atau pekerjaan yang dikerjakan sehari-hari.
5) Personal Hygiene
Data yang mempengaruhi kesehatan pasien dan bayinya
(Sulistyawati, 2009). Dikaji mandi berapa kali/hari, keramas berapa
kali/minggu, ganti baju berapa kali/hari, ganti celana dalam berapa
kali/hari, sikat gigi berapa kali/hari, potong kuku berapa
kali/minggu.
6) Aktivitas Seksual
Untuk mengetahui keluhan dalam aktivitas seksual yang
mengganggu (Sulistyawati, 2009). Dikaji frekuensi, keluhan.
7) Psikososial Spiritual
Perlu dikaji untuk kenyamanan psikologis ibu (Sulistyawati, 2009).
Dikaji respon terhadap kehamilan ini senang atau tidak, respon
suami terhadap kehamilan ini mendukung atau tidak, respon
keluarga terhadap kehamilan ini, adat istiadat.
2) Data Obyektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus
kebidanan, data penunjang yang dilakukan sesuai dengan beratnya masalah
(Hidayat, 2009).
a) Pemeriksaan umum
Bertujuan untuk menilai keadaan umum pasien, status gizi, tingkat
kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan (Hidayat &
Uliyah, 2008).
b) Kesadaran
Pemeriksaan yang bertujuan menilai status kesadaran pasien (Hidayat &
Uliyah, 2008).
c) Tanda vital sign
1) Tekanan darah : Untuk menilai sistem kardiovaskuler berkaitan
dengan hipertensi (Kusmiyati, 2007). Hipertensi dalam kehamilan
dengan kenaikan ≥ 140/90 mmHg (Mitayani,2009).
2) Nadi : Untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai (Takikaedi)
(Mitayani, 2009). Frekuensi normal 60-90X/ menit (Kusmiyati,
2007).
3) Suhu : Untuk mengetahui suhu tubuh pasien normal atau tidak
(Kusmiyati,2007). Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi,
Suhu normal adalah 36,5-37,6oC (Mitayani, 2009).
4) Pernafasan : Untuk mengetahui sistem fungsi pernafasan
(Kusmiyati, 2007). Frekuensi normal 16-24X/menit (Mitayani,
2009).
5) Mata : anemis atau tidak, sklera ikterik atau tidak).
6) Telinga : Bersih atau tidak, adakah gangguan pendengaran, adakah
masa didalam telinga.
7) Hidung : Bersih atau tidak, adakah pernafasan cuping hidung,
adakah polip.
8) Mulut dan gigi : Mulut, lidah dan gigi bersih atau tidak, adakah
caries gigi, adakah perdarahan gusi, bibir stomatitis atau tidak.
9) Leher : Adakah pembesaran kelenjar tyroid, adakah pembesaran
vena jugularis, adakah pembesaran getah bening.
10) Dada : Adakah retraksi dada, denyut jantung teratur atau tidak,
adakah whezzing paru-paru.
11) Ekstremitas atas : Ujung jari pucat atau tidak, turgor ikterik atau
tidak tangan dan kuku bersih atau tidak.
12) Ekstremitas bawah :Turgor baik atau tidak, adakah oedem,
bagaimana reflek patella.
13) Anus : Adakah varises, adakah tanda chadwick, adakah hemoroid.
d) Pemeriksaan khusus
1) Inspeksi
Proses pengamatan atau observasi untuk mendeteksi masalah
kesehatan pasien (Hidayat & Uliyah, 2008).
a) Muka : Adakah oedem, kloasma gravidarum.
b) Payudara : Bagaimana pembesaran payudara, puting susu
menonjol atau tidak, hiperpigmentasi aerola atau tidak.
c) Abdomen : Adakah bekas luka operasi, adakah striae
gravidarum, adakah linea nigra.
d) Genetalia : Adakah pengeluaran per vagina lendir darah, air
ketuban, darah dll) (Janah, 2011). Pada kasus cairan keluar dari
jalan lahir (Nogroho,2011).
2) Palpasi
Digunakan untuk menentukan besarnya rahim, dengan menentukan
usia kehamilan serta menentukan letak janin dalam rahim (Hidayat
& Uliyah, 2008).
a) Payudara : Adakah benjolan abnormal, adakah rasa nyeri,
adakah pengeluaran kolostrum (Janah, 2011).
b) Abdomen :
Leopold I : Digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan
bagian apa janin yang ada dalam fundus.
Leopold II : Digunakan untuk menetukan letak punggung anak
dan letak bagian kecil pada anak.
Leopold III : Digunakan untuk menentukan bagian apa yang
terdapat dibagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah
masuk atau belum ke PAP.
Leopold IV : Digunakan untuk menentukan apa yang menjadi
bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke
dalam rongga panggul (Hidayat & Uliyah, 2008).
c) TFU (Tinggi Fundus Uteri)
d) TBJ (Tafsiran Berat Janin)
Jika belum masuk Panggul (TFU-12) X 155 Jika sudah masuk
Panggul (TFU-11) X 155 (Janah, 2011).
3) Auskultasi
Digunakan untuk mendengarkan bunyi jantung janin, bising tali
pusat, bising usus. Dalam keadaan sehat bunyi jantung janin 120-
140 X/menit (Hidayat & Uliyah, 2008).
4) Pemeriksaan dalam Untuk mengetahui keadaan vagina, porsio (tebal
atau tipis), pembukaan, ketuban (utuh atau tidak), penurunan kepala
(bidang Hodge berapa), ubun-ubun kecil, dan untuk mendeteksi
kesan panggul (Nursalam, 2007). Pada kasus selaput ketuban sudah
tidak teraba, dinding vagina teraba lebih hangat, adanya cairan di
sarung tangan (Varney, 2006)
e) Pemeriksan Penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
Uji Ferning : dengan hasil positif disebabkan karena pada kaca
objek mikroskop terdapat natrium klorida dan protein dalam cairan
amnion (Varney, 2008).
2) tes Nitrazin (tes kertas lakmus) merah menjadi biru.
3) Pemeriksaan USG Dapat mengidentifikasi pada janin mengenai
ukuran, bentuk dan posisi. Pada kasus untuk pemeriksaan
oligohidramnion atau pengurangan cairan ketuban (Varney, 2008).
b. Langkah II (Kedua) : Intepretasi Data
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data
yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan dinterpretasikan
sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik (Arsinah, 2010).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosis yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur (tata nama) diagnosa kebidanan (Purwandari,
2008).
Diagnosa : Ny X G...P...A... umur ... tahun, hamil ... minggu, janin ... hidup
intra uteri, letak ... puka/puki, divergen/konvergen dengan ketuban pecah dini.
Data subjektif
a) Ibu mnengatakan berusia berapa tahun
b) Ibu mengatakan hamil ke .. keguguran ...kali
c) Ibu mengatakan sudah mengeluaran cairan sejak tanggal ..jam ...
d) Ibu mengatakan cemas dengan keadaan bayinya karena ibu belum
merasakan kenceng-kenceng
Data objektif
a) TTV (TD, N, S, RR), BB, TB, LILA.
b) Pemeriksaan palpasi abdomen LI, LII, LIII, LIV
c) Tampak cairan keluar dari jalan lahir
d) Pembukaan .... cm
e) Belum merasa kenceng-kenceng
f) Pemeriksaan tes Nitrazin (tes lakmus).
2) Masalah
Adalah kesenjangan yang diharapkan dengan fakta atau kenyataan (Sari,
2012).
Masalah yang dialami oleh pasien dengan ketuban pecah dini adalah cemas
dan gelisah dalam menghadapi persalinan.
3) Kebutuhan.
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan
dan masalahnya (Sulistyawati,2009).
Kebutuhan pasien bersalin dengan ketuban pecah dini adalah pemberian
dukungan moral dan informasi berkaitan dengan persalinan dengan ketuban
pecah dini.
c. Langkah III (Ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial.
Pada langkah ini Kita mengidentifikasi masalah atau diagnosis potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisispasi, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan (Arsinah dkk. 2010). Pada langkah ini penting sekali untuk
melakukan asuhan yang aman (Sari, 2012).
Pada kasus persalinan dengan ketuban pecah dini berpotensi terjadi
korioamnionitis, malpresentasi, prolaps tali pusat, partus lama, perdarahan post
partum, endometritis pasca persalinan, prematuritas, sindrom gawat nafas.
d. Langkah IV (Keempat) : Mengidentifikasi dan Menetapkan
Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera
Tahap ini dilakukan oleh bidan dengan melakukan identifikasi dan
menetapkan beberapa kebutuhan setelah diagnosa dan masalah ditegakkan.
Kegiatan bidan pada tahap ini adalah konsultasi, kolaborasi, dan melakukan
rujukan (Sari, 2012).
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan. Jadi manajemen kebidanan bukan hanya selama asuhan primer
periodik atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama perempuan tersebut
bersama bidan terus- menerus (Arsinah dkk. 2010).
Antisipasi ketuban pecah dini :
1) Rawat di Rumah Sakit
2) Berikan antibiotic
3) Oksitosin drip
4) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan akhiri
persalinan
e. Langkah V (Kelima) : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh
Setelah beberapa kebutuhan pasien ditetapkan, diperlukan perencanaan secara
menyeluruh terhadap masalah dan diagnosa yang ada (Sari, 2012).
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah
teridentifikasi dari kondisi klien, atau dari setiap masalah yang berkaitan, tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap perempuan tersebut (Arsinah
dkk. 2010).
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus
rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang up to
date serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak dilakukan oleh
klien (Sari, 2012).
Rencana asuhan kebidanan pada ketuban pecah dini menurut (Saifuddin, 2008)
:
1) Rawat di Rumah Sakit
2) Berikan antibiotik (Ampisilin 4 x 500 mg dan metronidazol 2 x 500 mg
selama 7 hari.
3) Lakukan perawatan selama air ketuban masih keluar.
4) Lakukan tes busa negatif : beri dekametason, observasi tanda- tanda
infeksi, dan kesejahteraan janin jika belum in partu dan tidak ada infeksi.
5) Berikan tokolitik (salbutamol), dekametason, dan induksi sesudah 24 jam
jika sudah in partu dan tidak ada tanda infeksi.
6) Beri antibiotik dan lakukan induksi jika ada infeksi.
7) Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).
8) Berikan steroid untuk memacu kematangan paru.
f. Langkah VI ( Keenam ) : Melaksanakan Perencanan
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efiensi dan aman (Arsinah dkk.
2010). Pelaksaan ini dapat dilakukan oleh bidan secara mandiri maupun
berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya
sendiri, ia tetap memikul tanggunga jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya
(Sari, 2012).
Implentasi pada kasus ketuban pecah dini :
1) Merawat di Rumah Sakit
2) Memberikan antibiotik (Ampisilin 4 x 500 mg dan metronidazol 2 x
500 mg) selama 7 hari.
3) Melakukan perawatan selama air ketuban masih keluar
4) Melakukan tes busa negatif : memberi dekametason, mengobservasi
tanda-tanda infeksi, dan kesejahteraan janin jika belum in partu dan
tidak ada infeksi.
5) Memberikan tokolitik (salbutamol), dekametason, dan induksi sesudah
24 jam jika sudah in partu dan tidak ada tanda infeksi.
6) Memberikan antibiotik dan melakukan induksi jika ada infeksi.
7) Menilai tanda-tanda infeksi (suhu, lekosit, tanda-tanda infeksi
intrauterin).
8) Memberikan steroid untuk memacu kematangan paru.
g. Langkah VII (tujuh) : Evaluasi
Pada langkah ke 7 ini dilakukan evaluasi efektivitas dari asuhan yang telah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan telah apakah benar-
benar telah terpenuhi sesuai dengan apa yang telah diidentifikasi dalam masalah
dan diagnosis. Rencana tersebut bisa dianggap efektif jika memang benar efektif
dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah
efektif sedang sebagian belum efektif (Arsinah dkk.2010).
Evaluasi dari pelaksanaan asuhan kebidanan pada pasien ketuban pecah dini
menurut (Varney, 2006) :
1) Persalinan berjalan normal dan bayi lahir normal
2) Tidak terjadi infeksi
3) Ibu dan bayi dalam keadaan baik.

A. Model Asuhan Kebidanan


Menurut Bryar dalam bukunya of midwifery practice ada 4 midel/tipe asuhan kehamilan
yaitu :
1. Tipe medical model
Model ini mempunyai andil besar dalam asuhan kebidanan. Model ini disebut juga
sebagai model kedokteran, yang banyak menyokong praktik kebidanan. Konsep
asuhan ini menjelaskan bagaimana proses timbulnya penyakit dan cara
pengobatannya dan terfokus pada individu yang menjelaskan proses timbulnya
penyakit dan pengobatan.
2. Tipe bounding model
Model ini mempunyai konsep yaitu membina kedekatan antara petugas kesehatan
dengan klien seperti hubungan ibu dan bayi yang penuh perhatian. Hangat dan kasih
sayang. Model asuhan ini digunakan karena memandang manusia sebagai pribadi
secara utuh (biopsikososial) yang dipengaruhi oleh keluarga, lingkungan dan
masyarakat dengan pendekatan secara psikososial. Tipe ini bidan dituntut untuk
mempunyai komunikasi interpersonal yang baik, terfokus pada wanita sebagai
individu.
3. Tipe health for all
Model/tipe ini dipelopori oleh WHO (Wordl Health Organitation) pada tahun 1978
dalam konferensi ALMA ATTA dan digunakan oleh hampir semua bidan
didunia.terfokus pada wanita, keluarga, masyarakat, kelompok khusus (bayi,balita,
remaja dan usia lanjut). Contoh kegiatannya adalah pendidikan tentang perilaku dan
masalah kesehatan, pemenuhan makanan dan pemanfaatannya, mampu memenuhi
kebutuhan air dan sanitasi dasar, kesehatan ibu dan anak termasuk KB, pencegahan
terhadap penyakit infeksi, control yang tepat untuk penyakit biasa dan berbahaya dan
ketepatan dalam pemberian obat.
4. Tipe pertisipation in care
Tipe ini menjelaskan wanita harus ikut berperan aktif dalam menentukan atau
mengambil keputusan mengenai kesehatannya. Keputusan bisa pada tahap individu,
keluarga dan masyarakat. Contohnya menentukan kapan seorang wanita akan hamil
(individu), suami memutuskan di mana istrinya akan bersalin (keluarga) dan
masyarakat menyediakan ambulan desa dan tabungan ibu bersalin (tabulin)
B. Women Centered Care Dalam Pengambilan Keputusan
Women centered care merupakan suatu filosofi dasar dan suatu pendekatan
praktis yang secara sadar dipilih untuk diterapkan dalam melakukan asuhan kebidanan
pada perempuan usia reproduksi. Filosofi ini membutuhkan adanya hubungan kolaboratif
yang kuat antara bidan dengan perempuan atau kliennya.
Pelayanan yang terpusat pada wanita (women centered) serta keluarga (family
centered) wanita (ibu) menjadi pusat asuhan kebidanan dalam arti bahwa asuhan yang
diberikan harus berdasarkan pada kebutuhan ibu, bukan kebutuhan dan kepentingan
bidan. Asuhan yang diberikan hendaknya tidak hanya melibatkan ibu hamil saja
melainkan juga keluarganya, dan itu sangat pening bagi ibu sebeb keluarga menjadi
bagian integral/ tak terpisahkan dari ibu hamil sangat dipengaruhi oleh kularga. Kondisi
yang dialami oleh ibu hamil juga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga. selain itu,
keluarga juga merupakan unit sosial yang terdekat dan dapat memberikan dukungan yang
kuat bagi anggotanya. (Lowdermilk,Perry,Bobok,2000).
Dalam hal pengambilan keputusan haruslah merupakan kesepakatan bersama antara
ibu, keluarganya, dan bidan, dengan ibu sebagai penentu utama dalam proses pengambilan
keputusan. Ibu mempunyai hak untuk memilih dan memutuskan kepada siapa dan dimana
ia akan memperoleh pelayanan kebidanannya.
Asuhan kehamilan menghargai hak ibu hamil untuk berpartisipasi dan memperolehpen
getahuan / pengalaman yang berhubungan dengan kehamilannya. Tenaga professional
kesehatan tidak mungkin terus menerus mendampingi dan merwat ibu hamil, karenanya
ibu hamil perlu mendapat informasi dan pengalaman agar dapat merawat diri sendiri
secara benar. perempuan harus diberdayakan untuk mampu mengambil keputusan tentang
kesehatan diri dan keluarganya melalui tindakan KIE dan konseling yang dilakukan bidan.

7
C. Kesiapan Persalianan Baik Fisik Maupun Lainnya

Menurut Huramawati (2012), menyatakan bahwa dalam persalinan ada empat hal yang
perlu dipersiapkan, yaitu :
1. Persiapan fisik
Persiapan fisik persiapan persalinan meliputi kesiapan kondisi kesehatn ibu,
meliputi kesiapan hal-hal yang berkaitan dengan perubahan fisiologis selama
kehamilan sampai menjelang persalnan. Pengaturan kebutuhan nutrisi saat
kehamilan, serta upaya perencanaan persipan persalinan dan pencegahan komplikasi
yang mencakup tanda-tanda bahaya dan tanda-tanda persalinan (Depkes, 2010).
Dalam menyiapkan kondisi fisik, ibu perlu menyiapkan makan makanan
bergizi dan minum yang cukup banyak.. tetap melakukan aktivitas seperti berjalan
pagi, atau kegiatan rumah lainnya, dan tetap istirahat yang cukup juga merupakan
persiapan fisiologis yang dibutuhkan oleh itu. Dengan mengetahui teknik mengedan
dan bernafas yang baik juga dapat memperlancar dan memberikan ketenangan dalam
proses persalinan (Isnandi dalam Huramawati, 2012).
Penting untuk ibu menjaga kebersiahn badan dan kesesuaian pakaian.
Kebersihan badan menjelang persalinan bermanfaat karena dapat mengurangi
kemungkinan adanya kuman yang masuk selama persalinan dan dapat mengurangi
terjadinya infeksi sesudah melahirkan. Ibu akan merasa nyaman selama menjalani
proses persalinan (Iskandar dalam Haruwati, 2012).
2. Persiapan psikologis
Salah satu harus dipersiapkan ibu menjelang persalinan yaiu hindari kepanikan
dan kekuatan dan bersikap tenang,dimana ibu hamil dapat melalui saat-saat
persalinan dengan baik dan lebih siap serta meminta dukungan dari orang-orang
terdekat. Perhatian dan kasih sayang tentu akan membantu memberikan semangat
untuk ibu yang akan melahirkan dan merupakan motivasi tersendiri sehingga lebih
tabah dan lebih siap dalam menghadapi persalinan (Sjafriani dalam Haruwati,2012).
Perasaan takut dalam persalinan dapat diatasi dengan meminta keluarga atau
suami untuk memberikan sentuhan kasih sayang, meyakinkan ibu bahwa persalinan
dapat berjalan lancar, mengikutsertakan keluarga untuk memberikan dorongan moril,
cepat tanggap terhadap keluhan ibu atau keluarga (Sjafriani dalam
Harumawati,2012).
3. Persiapan financial
Persipan financial bagi ibu yang akan melairkan merupakan suatu kebutuhan
yang mutlak harus disiapkan, dimana berkaitan dengan penghasilan atau keuangan
yang dimiliki untuk mencukipi kebutuhan selama kehamilan berangsung sampai
persalinan seperti menyiapkan biaya persalinan, menyiapkan popok bayi dan
perlengkapan lainnya (Sjafriani dalam Harumawati,2012). Menyiapkan pendonor

7
darah ketika dibutuhkan transfuse darah setelah persalinan merupakan hal yang perlu
dipertimbangkan dan disiapkan (Gtitanurani,2017).
4. Persiapan cultural
Ibu harus mengetahui adat istiadat, kebiasaan, dan tradisi yang kurang baik
terahadap kehamilan agar persiapan yang berhubungan dengan kebiasaan tidak baik
selama kehamilan dapat dihindari. Kepercayaan dan budaya akan perilaku yang
pantas selama masa kehamilan akan mempengaruhi respon suami maupun petugas
kesehatan terhadap kebutuhan ibu (Bobak, 2004).
Menurut kemenkes RI dalam buku saku pelayanan kesehatan ibu (2013)
menyebutkan bahwa yang termasuk persiapan persalinan, yaitu pernyataan-
pernyataan mengenai siapa yang akan menolong persalinan, dimana akan
melahirkan, siapa yang akan membantu dan menemani dalam persalinan,
kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul permasalahan, metode transportasi
bila diperlukan rujukan, dan dukungan biaya.

D. Persiapan Menjadi Orang Tua


Orangtu merupakan seseorang yang mempunyai tanggung jawab besar dalam
mempersiapkan seoarnga anak yang berkualitas. Menjadi orangtua adalah suatu anugrah
yang tiada duanya. Namun untuk menjadi orangtua yang tidaklah mudah. Memerlukan
banyak pengalaman dan juga harus mempelajari banyak ilmu pengetahuan dalam
mengasuh anak yang tealh diberikan oleh sang maha pencipta,agar kualitas hidup dan
masa depan anak menjadi lebih baik.
Untuk menjadi orang tua, para calon orangtua wajib mempelajari diri mereka masing-
masing, yakni dengan cara melakukan
1. Persiapan fisik
a. Hentikan kebiasaan merokokdan minum minuman beralkohol. Himbauan ini
berlaku bagi calon ayah dan ibu. Perokok aktif dan pasif dapat membuat janin
mengalami gangguan pertumbuhan. Asap rokok yang terhirup olehcalon ibu
dapat menghambat suplai oksigen, sehingga resiko janin lahir premature
menjaddi lebih tinggi. Minuman beralkohol membuat calon ibu menghadapai
resiko keguguran karena kandungan menjadi lemah. Sedangkan para pria,
kadar alcohol yang tinggi membuat jumlah sel sperma sedikit jumlahnya
sehingga tidak cukup untuk pembuahan.
b. Calon orangtua harus mulai mengonsumsi makanan dengan gizi
tinggi.membatasi asupan makanan bergalau dan berlemak tinggi sangat

7
dianjurkan.usahakanlah dalam kondisi berat badan yang ideal agar pembuahan
berlangsung sempurna.
c. Lakukanlah tes kesehatan untuk memastikan kondisi kesehatan calon ibu. Jika
dalam pemeriksaaan calon ibu dinyatakan mengalami gangguan kesehatan
tertentu, biasanya dokter akan menyarankan agar pasangan menunda dulu
kehamilan sampai calon ibu dinyatakan sehat.
d. Melakukan vaksinasi yang perlu dilakukan leh ibu untuk melindungi janinnya
selama kehamilan dan menjalin proses persalinan
2. Persiapan psikologis
Bagi calon ayah dan ibu, proses kehamilan hingga melahirkan akan menjadi
pengalaman istimewa. Namun, pengalaman yang luar biasa akan dirasakan ketika
pasangan suami-istri menjadi orangtua.jadi sebelum memiliki anak sebaiknya
diskusikan perubahan dan tentang hidup yang akan dialami sehinga calon orantua
telah siap dengan segala kemungkinan yang akan terjadi.
3. Persipan financial
Selain dua hal di atas, persiapan financial memang bukan segalanya. Namun faktor
ini bisa dikatakan paling penting. Persiapan yang dimaksud adalah perencanaan
keuangan untuk mencukupi keperluan anak sejak masih berada dalam kandungan
hingga lahir. Kehadiran seorang bayi berarti pertambahan biaya tetap bagi sebuah
keluarga, yang secara tetap akan meningkatkan seiring kebutuhan anak. Orangtua
adalah penentu kehidupan anak selanjutnya dan orang itulah yang memiliki
tanggung jawab untuk mendidik anak agar baik dalam hal kepribadian, sosialisasi,
penyesuaian dan pengendalian diri, kemampuan berpikir dan lain hal yang kelak
akan menentukan keberhasilan dan kemandirian anak yang juga menentukan
keberhasilan anak saat menjadi orangtua. Untuk menjadi orangtua yang sukses
akan sangat sulit, namun apabila untuk menjadi rangtua yang efektif sehingga
dapat mengerti keadaan anak, dapat dilakukan dengan cara seperti berikut :
1. Mengenali anak
Orangtua harus memperlakukan anak sesuai karakternya, pemalu, periang, dan
lain sebagainya. Jangan paksa anak untuk menjalani karakter lain. Kenali pula
perasaan anak saat ia sedang mengalami masalah. Hal ini bisa dilakukan
dengag berempati pada anak. Yang tak kalah penting. Orangtua mesti
mengenali perkembangan anak sesuai usia.
2. Hargai perilaku baik anak
Oraangtua perlu merupakan positive parenting, yaitu menghargai perilaku baik
sebanyak-banyaknya dan menghukum sesedikit mungkin. Sebaiknya, orangtua
memberikan pujian terhadap semua hal baik yang dilakukan anak. Hendaknya
pujian diberikan langsung, tanpa ditunda. “jangan menunggu hingga anak

7
melakukan hal yang special”,misalnya member sesuatu yang disenangi anak
bila ia melakukan tugasnya dengan baik atau menambah jangka waktu untuk
mengembangkan perilaku baik.
3. Melibatkan anak
Anak termasuk dalam keluarga. itu sebabnya selalu libatkan anak dalam
kegiatan dan keputusan keluarga. conthnya, saatmerencanakan liburan
bersama. Anak juga perlu dilibatkan dalam tuga rumah sehari-hari yang tentu
saja mesti disesuaikan dengan usia.
4. Selalu mendekatkan diri dengan anak
Gunakan setiap kesempatan untuk mendekatkan diri pada anak.pada saat
seperti ini orangtua dapat menanamkan nilai-nilai moral pada anak.sehinggga
anak dapat membedakan antara baik dan buruk maupun benar salah.

5. Sediakan waktu khusus


Berikan waktu khusus hanya berdua dengan anak. Bila anak lebih dari satu
maka berikanlah waktu khusu secara bergiliran.hal ini dilakukan untuk
menjalin kedekatan anak dengan rangtua. Sehingga anak tidak pernah berpikir
bahwa mereka kekurangan kasih sayang dari kedua orangtua.
6. Tegakkan disiplin
Menjadi rang tua yang baik bukan berarti orangtua harus menuruti keinginan
anaknya. Bila hari ini dilakukan maka anak akan menjadi manja, sehingga para
orangtua juga harus menegakkan disiplin agar anak bisa belajar atas
perilakunya yang tidak baik. Namun, orangtua sebaiknya tidak langsung
memberikan sanksi apabila anak baru melakukan perilaku tidak baik untuk
pertama kali dan belum pernah diberitahu sebelumnya bahwa perilakunya itu
buruk.
7. Panutan bagi anak
Anak adalah peniru yang ulung, segala gerak-gerik orangtua akan
ditirunya.oleh karena itu, jika ingin anak berperilaku baik maka orangtua harus
mencontohkannya terlebih dahulu.
8. Ungkapkan kasih sayang
Orangtua semestinya mengungkapkan kasih sayangnya dan hal tersebut dapat
dilakukan dengan berbagai cara misalnya, dengan pelukan,ciuman,
9. Komunikasi dengan tepat
Saat berbiacara dengan anak, orangtua harus melakukan kontak mata dengan
anak. Bila ingin memberikan perintah, berikan sepesifik mungkin. Perintah
yang umum akan membingungkan anak. Yang harus dihindari oleh orangtua
adalah mengomeli, membentak, berteriak, apalagi memberikan ceramah yang
panjang lebar.

7
lan
Yan
g
Seh
at

1) Kebutuhan nutrisi
Pada saat ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu
tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal. Gizi pada waktu hamil harus
ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi
makanan yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup cairan (menu
seimbang)
a. Kalori
Di Indonesia kebutuhan kalori untuk orang tidak hamil adalah 2000 Kkal,
sedangkan untuk orang hamil dan menyusui masing-masing adalah 2300 Kkal.
Kalori diperguankan untuk produksi energy. Bila kurang energy akan diambil
dari pembekaran protein yang mestinya dipakai untuk pertumbuhan. Asupan
makanan ibu hamil pada triwulan I sering mengalami keadaan tersebut tetapi
asupan makanan harustetap diberikan seperti biaa. Pada triwulan ke II nafsu
makan biasanya sudah mulai meningkat, kebutuhan zat tenaga banyak
dibandingkan kebutuhan saat hamilmuda. Demikian juga zat pembangunan dan
zat pengatur seperti lauk pauk, sayuran dan buah-buahan berwarna. Pada
trimester ke III, janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan janin yang
pesat ini terjadi pada 20 minggu terakhir kehamilan. Umumnya nafsumakan ibu
sangat baik dan ibu sangat merasa lapar (Seminem, 2008).
b. Protein
Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah kehamilan yaitu untuk
pertumbuhan janin, uterus plasenta, selain itu untuk ibu penting untuk
pertumbuhan peyudara dan kenaikan sirkulasi ibu (protein plasma,
hemoglobin,dan lain-lain). Bila wanita tidak hamil, konsumsi protein yang ideal
adalah 0,9 gram/kg BB/hari tetapi selama kehamilan dibutuhkan tambahan
protein hingga 30 gram/hari. Protein yang dianjurkan adalah protein hewani
seperti daging,susu, telur, keju dan ikan karena mereka mengandung komposisi
asam amino yang lengkap. Susu dan produk susu disamping sebagai sumber
protein adalah juga kaya kalsium (Seminem,2008).
c. Mineral
Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan makanan sehari-
hari yaiyu buah-buahan, sayur-sayuran dan susu. Hanya besi yang tidak
terpenuhi dengan makanan sehari-hari. Kebutuhan akan besi pada pertengahan

13
kedua kehamilan kira-kira 17 mg/hari.untuk memenuhi kebuthan ini dibutuhkan
suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, feroofumarat atau feruglukonat perhari
pada kehamilan kembar atau wanita yang sedikir anemia dibutuhkan 60-100
gr/hari. Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satuliter
susu sapi mengandung kira-kira 0,9 gram kalisum. Bila ibu hamil tidak dapat
minum susu, suplemen kalsium dapat diberikan dengan dosis 1 gram/hari. Pada
umumnya dokter selalu member suplemen mineral dan vitamin prenatal untuk
mencegah kemungkinan terjadinya defesiensi (Saminem,2008).
d. Vitamin
Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah-buah, tetapi
dapat pula diberikan ekstra vitamin, pemberian asam folat terbukti mencegah
kecacatan pada bayi (Saminem,2008).
2) Istirahat/ tidur
Kebutuhan istirahat /tidur pada malam hari kurang lebih 8 jam dan istirahat
dalam keadaan rileks pada siang hari selama 1 jam.
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya berat pada perut
hingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami
kelelahan,oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Pada
trimester akhir kehamilan sering diiringi dengan bertambahnya ukuran janin,
sehingga terkadang ibu kesulitan untuk menentukan posisi yang paling baik dan
nyaman untuk tidur, posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke
kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal, dan
untuk mengurusi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut bawah
sebelah kiri (Seminem,2008).

3) Aktivitas
Seorang wanita boleh mengerjakan aktivitas sehari hari asal hal tersebut tidak
memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita pekerja ia boleh tetap masuk
kantor sampai menjelang partus (Seminem,2008).

4) Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat
penyakit seperti :
a) Sering abortus dan kelahiran premature.
b) Perdarahan pervaginam
c) Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada minggu terakhir
kehamilan
d) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan
infeksi janin intrauteri. (Seminem,2008).

13
5) Olahraga
Senam hamil
Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan cara berjalan-jalan di pagi hari,
renang, olah raga ringan dan senam hamil. Senam hamil dimulai pada umur
kehamilan setelah 22 minggu yang bertujuan untuk mempersiapkan dan melatih otot-
otot sehingga dapat berfungsi secara optimal dalam persalinan normal serta
mengimbangkan perubahan titik berat tubuh. Senam hamil dianjurkan untuk ibu
hamil tanpa komplikasi/kelainan.
6) Sosial support
Sosial support (dukungan sosial) menurut Rokk (1985, dalam Smet, 1994)
adalah salah satu fungsi pertalian sosial yang menggambarkan tingkat dan kualitas
umum dari hubungan interpersonal yang akan melindungi individu dari konsekuensi
stress. Dukungan sosial yang diterima F. dapat membuat individu merasa tenang,
diperhatikan, timbul rasa percaya diri dan kompeten. Tersedianya dukungan sosial
Ketidak
akan membuat individu merasa dicintai, dihargai dan menjadi bagian dari kelompok.
Nyama
Hal senada juga diungkapkan oleh diamtteo
nan (1991) yang mendefinisikan dukungan
sosial sebagai dukungan atau bantuan Padayang berasal dari orang lain seperti teman,
tetangga, teman kerja dan orang-orang lainnya.
Masa
Menurut Rook (1985, dalam Smet,
Kehami1994) dukungan sosial merupakan salah
satu fungsi dari pertalian sosial yang
lan dapat menjadi gambaran dari tingkat dan
kualitas umum suatu hubungan interpersonal yang menjadi pelindung individu dari
konsekuensi stress. Dukungan sosial yang diterima oleh individu dapat menimbulkan
rasa tenang, diperhatikan, rasa percaya diri dan kompeten. Adanya dukungan sosial
membuat individu merasa dicintai, dihargai dan menjadi bagian dari kelompok.

Menurut varney (2007), keluhan ringan yang dijumpai pada kehamilan seperti edema
dependen, nokturia, konstipasi, sesak napas, nyeri ulu hati, kram tungkai serta nyeri
punggung bawah.
a) Edema dependen
Edema dependen fisiologis yang dialami ibu hamil trimester 3, edema terjadi karena
penumpang mineral natrium yang bersifat menarik air, sehingga terjadi
penummpukan cairan di jaringan. Hal ini ditambah dengan penekanan pembuluh
darah besar di pusat sebelah kanan (vena kava) oleh rahim yang membesar, sehingga
darah yang kembali ke jantung berkurang dan menumpuk di tungkai bawah,
penekanan ini terjadi saat ibu berbaring terlentanng atau miring ke kanan. Oleh
karena itu, ibu hamil trimester 3 disarankan untuk berbarign kea rah kiri (Varney
al,2007).

13
b) Nokturia
Nokturia atau sering kencing yaitu suatu kondisi pada ibu hamil yang mengaami
peningkatan frekuensi untuk berkemih dimalam hari yang dapat mengganggu
kenyamanan pasien sendiri karena akan terbangun beberapakali unutuk buang air
kecil. Hal ini terjadi karena adanya aliran baik vena dari eksremitas difasilitasi saat
wanita sedang berbaring pada posisi lateral rekumben karena uterus tidak lagi
menekan pembuluh darah panggul dan vena inferior (Varney et al,2007).
c) Konsipasi
Konsipasi/sembelit pada ibu hamil terjadi akibat penurunan gerakan peristaltic yang
disebabkan relaksasi oto polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan jumlah
progesterone. Selain itu, pergeseran dan tekanan yang terjadi pada usus akibat
pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat menyebabkan konstipasi
(varney et al,2007).
d) Sesak napas
Seiring bertambahnya usia kehamilan, uterus mengalami pembesaran hingga terjadi
penekanan diagfragma.selain itu diagfragma ini akan mengalami elevasi kurang lebih
4 cm selama kehamilan (Varney et al, 2007)
e) Nyeri ulu hati
Nyeri ulu hati sangat umum ditemukan selama kehamilan terutama pada trimester 3.
Gejalanya berupa rasa terbakar atau nyeri pada area retrosternum dada, terutama saat
sedang berbaring. Jika berkepanjangan, nyeri ini mungkin merupakan gejala refluks
esofagitis akibat regurgitasi isi lambung yang asam. Pada ibu hamil nyeri ulu hati
disebabkan oleh pengaruh berat uterus selama kehamilan yang menganggu
pengosongan lambug, juga karena pengaruh progesterone yang merelaksasi spingter
esophagus bawah (kardiak).salah satu penangannya yaitu menganjurkan ibu untuk
menggunakan bantalan saat tidur, caranya menompang uterus dengan bantal
dibawahnyadan sebuah bantal diantara lutut pada waktu berbaring miring (Varney et
al,2007).
e) Kram tungkai
Pembesaran uterus menyebabkan penekanan pada pembuluh darah pangggul,
sehingga dapat mengganggu sisitem sikulasi atau sistemsaraf,semnetara sistem saraf
ini melewati foramen obsturator dalam perjalanan menuju ekstremitas bagian bawah
(Varneyet al, 2007)
f) Nyeri punggung bawah
Nyeri punggung bawah adalah nyeri punggung yang terjadi pada daerah
lumbosakral/lumbar (daerah tulang belakang punggung bawah).nyeri ini disebabkan
oleh berat uterus yang semakin membesar yang mengakibatkan pergeseran pusat
garvitasi mengarah kearah depan, seiring dengan ukuran perut yang semakin
membuncit.hal ini menyebabkan postur tubuh ibu berubah, dan memberikan
penekakanan pada panggul (Varney, at, al 2007).

13
G.PemeriksaanANC

Pemeriksaan antenatal care merupakan pemeriksaan kehamilan yang


bertujuan untuk meningkatkan kesehatan fisik dan mental pada ibu hamil secara
optimal,hingga mampu menghadapi persiapan pemberian ASI secara ekslusif,serta
kembalinya kesehatan alat reproduksi dengan wajar.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan minimal 4 kali selama masa kehamilan, yaitu 1 kali
pemeriksaaan pertama, 1 kali pemeriksaan pada trimester kedua, dan 2 kali pemeriksaan
pada trimester 3.
a. Tujuan ANC
1) Memantau kemajuan proses kehamilan demi memastikan kesehatan pada ibu
serta tumbuh kembang janin yang ada di dalamnya.
2) Mengetahui adanya komplikasi kehamilan yang mungkin saja terjadi saat
kehamilan sejak dini, termasuk adanya riwayat penyakit dan tindak
pembedahan.
3) Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan inbu dan bayi

4) Mempersiapkan proses persalinan sehingga dapat melahirkan bayi dengan


selamat serta meminimalkan trauma yang dimungkinkan terjadi pada masa
persalinan.
5) Menurunkan jumlah kematian dan angka kesakitan pada ibu
6) Mempersiapkan peran sang ibu dan keluarga untuk menerima kelahiran anak
agar mengalami tumbuh kembang dengan normal.
7) Mempersiapkan ibu untuk melewati masa nifas dengan baik serta dapat
memberikan ASI ekslusif pada bayinya.
b. Manfaat Pemeriksaan Kehamilan (ANC/Antenatal Care)
Menurut Purwaningsih & Fatmawati (2010) menjelaskan bahwa pemeriksaan
antenatal juga memberikan manfaat terhadap ibu dan janinnya, antara lain :
1) Bagi ibu
a) Mengurangi dan menegakkan secara dini komplikasi kehamilan dan
mengurangi penyulit masa antepartum
b) Mempertahankan dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani ibu
hamil dalam menghadapi proses persalinan

12
c) Dapat meningkatkan kesehatan ibu pasca persainan dan untuk dapat
memeberikan ASI,
d) Dapat melakukan proses persalinan secara aman
2) Bagi janin
Sedangkan manfaat untuk janin adalah dapat memelihara kesehatan ibu
sehingga mengurangi kejadian prematuritas, kelahiran mati dan berat bayi lahir
rendah.
c. Jadwal Pemeriksaan Kehamilan/ANC
Pemeriksaan kehamilan/ANC (Antenatal Care) sangatlah dibutuhkan guna
memantau kondisi kesehatan ibu dan janinnya. Sehingga diperlukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin, menurut Saifudin (2007, dalam Ai Yeyeh & Yulianti,2014)
pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Minimal 1 kali pada trimester ke 1 (kehamilan < 14 minggu)
2) Minimal 1 kali pada trimester ke 2 (kehamilan 14-28 minggu)
3) Minimal 2 kali pada trimester ke 3 (> 28 minggu sampai kelahiran)

Program kesehatan ibu di Indonesia menganjurkan agar ibu hamil


melakukan paling sedikit empat kali kunjungan untuk pemeriksaan selama
kehamilan, menurut jadwaal 1-1-2 yaitu paling sedikit sekali kunjungan dalam
trimester pertama, `paling sedikit dua kali kunjungan dalam trimester ketiga
(Kemenkes, 2012). Selain untuk ibu hamil sebaiknya melakukan kunjungan
ANC minimal sebanyak 4 kali, yaitu sebagai berikut :
1) Kunjungan 1/K1 ( Trimester 1)
K1/kunjungan baru ibu hamil yaitu ibu hamil yang pertama kali pada
masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal dalah sendini
mungkin ketika ibu hamil mengalami terlambat datang bulan. Adapun
tujuan pemeriksaan pertama pada antenatal care adalah sebagai berikut:
a) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan
b) Mengenali dan menangani penyulit-penyulit yang mungkin terjadi
pada masa kehamilan, persalinandan nifas
c) Mengenali dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita
sedini mungkin
d) Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak
e) Memeberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehari-hari,
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas serta laktasi.

12
Pada kunjungan pertama juga merupakan kesempatan untuk memberikan
informasi bagi ibu hamil supaya dapat mengenali factor resiko ibu dan janin.
Informasi yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan fisik yang dapat dilakukan dalam batas normal
b) Kebersihan pribadi khususnya daerah genetalia,karena selama
kehamilan akan terjadi peningkatan secret di vagina
c) Pemilihan makanan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi
d) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan
e) Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya

2) Kunjungan 2/K2 (Trimester 2)


Pada periode ini, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan
kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun
tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II antara lain :
a) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
b) Penapisan pre-eklamsia gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan
c) Mengulang perencanaan persalinan
3) Kunjungan 3 dan 4 /K3 dan K4 (Trimester 3)
Pada periode ini sebaiknya ibu hamil melakukan pemeriksaan
kehamilan dilakukan setiap 2 minggu jika tidak mengalami keluhan
yang membahayakan dirinya atau kandungannya.tujuan kunjungan
pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu :
a) Mengenali adanya kelainan letak janin
b) Memantau rencana persalinan
c) Mengenali tanda-tanda persalinan

Sedangkan menurut Manuaba (2000,dalam Wagiyo & Putrono,2016)


mengemukakan bahwa untuk mengetahui perkembangan janin maka
pemeriksaan kehamilan dilakukan sesuai dengan standar pemeriksaan
kehamilan. Pemeriksaan kehamilan pertama dapat dilakukan setelah
mengetahui adanya keterlambatan haid atau menstruasi. Idealnya
pemeriksaan ulang dapat dilakukan pada setiap bulan sampai usia
kehamilan 7 bulan, kemudian setiap 2 minggu sekali setelah usia
kehamilan mencapai 9 bulan sampai pada proses persalinan.

12
Jadwal tersebut di atas merupakan jadwal pemeriksaan dalam kondisi
kehamilan yang normal, karena biasanya penyulit kehamilan baru akan pada
trimester ketiga hingga menjelang akhir kehamilan. Jika kehamilan tidak
normal, maka jadwal pemeriksaan kehamilanakan disesuaikan dengan kondisi
ibu hamil (Purwaningsih & Fatmawati,2010).

d. Standar Asuhan Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan/ANC


Adapun standar asuhan pelayanan pemeriksaan kehamilan menurut Wagiyo
(2016) adalah sebagai berikut :
1) Timbang Berat Badan (T1)
Pengukuran berat badan diwajibkan setiap ibu hamil melakukan kunjungan.
Kenaikan berat badan normal pada waktu kehamilan sebesar0,5 kg per minggu
mulai trimester kedua.
2) Ukur Tekanan Darah (T2)
Tekanan darah yang normal adalah 110/80 hingga 140/90 mmHg, apabila
diketahui tekanan darah ibu hamil melebihi 140/90 mmHg maka perlu
diwaspadai adanya preeklamsi
3) Ukur Tinggi Fundus Uteri (T3)
Merupakan suatu cara untuk mengukur besar rahim dari tulang kemaluan ibu
hingga batas pembesaran perut tepatnya pada puncak fundus uteri. Dari
pemeriksaan tersebut dapat diketahui pertumbuhan janin sesuai dengan usia
kehamilan
4) Pemberian tablet Fe sebanyak 90 tablet selama kehamilan (T4)
Tablet Fe merupakan tablet penambah darah. Selama masa pertengahan
kehamilan, tekanan sistolik dan diastolic menurun 5 hingga 10 mmHg. Hal ini
biasa terjadi karena vasodilatasi perifer akibat perubahan hormonal selama
kehamilan (Indriyani,2013).
5) Pemberian imunisasi tetanus toxoid (T5)
Pemberian imunisasi ini sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya infeksi
tetanus neonatorum. Penyakit tetanus neonatorum yang disebabkan oleh
masuknya kuman clostridium tetani ke tubuh bayi merupakan penyakit infeksi
yang dapat mengakibatkan kematian bayi dengan gejala panas tinggi, kaku
kuduk, dan kejang. Imunisasi TT dianjurkan 2 kali pemberian selama
kehamilan, yaitu TT1 dberikan pada kunjungan awal dan TT2 dilakukan pada
4 minggu setelah suntikan TT1 (Bartini,2012).
6) Pemeriksaan Hb (T6)
7) Pemeriksaan VDRL (T7)
8) Perawatan payudara, senam payudara, dan pijat tekan payudara (T8)
9) Pemeliharaan tingkat kebugaran atau senam ibu hamil (T9)

12
10) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan (T10)
Biasanya dokter atau bidan akan memberikan informasi mengenai rujukn
apabila diketahui adanya masalah dalam kehamilan termasuk rencana
persalinan
11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi (T11)
12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi (T12)
13) Pemberian terapi kapsul yodium untuk daerah endemis gondok (T13)
14) Pemberian terapi anti –malaria untuk daerah edemis malaria (T14)
e. Tempat Pelayanan /ANC
Menurut Prasetyawati (2011), pelayanan ANC bisa diperoleh di :
1) Klinik bersalin
2) Rumah sakit bersalin
3) Dokter umum dan puskesmas
4) Organisasi sukarela
5) Bidan
6) Perawatan mandiri
f. Tenaga Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan /ANC
Dalam pelayanan juga dapat dilakukan oleh tenaga kesehatn yang kompeten
seperti dokter, bidan, dan perawat terlatih,sesuai dengan ketentuan pelaynan
antenatal yang berlaku (Kemenkes RI,2010).

12
BAB III
PENUTUPAN

Kesimpulan

Support sistem yang mendukung ibu hamil tidak hanya dari keluarga, tetapi
juga tenaga kesehatan, yang berperan dalam member pelayanan kesehatan
khususnya tentang kehamilan. Penatalaksanaan dalam pemberian pelayanan asuhan
kebidanan ibu hamil oleh tenaga kesehatan di mulai dari ibu hamil trimester I
sampai dengan ibu hamil trimester 3. Hal ini adalah upaya yang dilakukan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu, menghindari ibu dari risiko tinggi
kehamilan dan mempersiapkan diri dalam menghadapi masa nifas dan menyusui.
IV. TEST FORMATIF

Ny. Etik umur 25 tahun GI P0 A0 hamil 32 minggu. Mengeluh nafas pendek, tangan
oedema, nyeri di punggung, susah buang air besar. Ia cemas menghadapi
persalinannya. Hasil investigasi tinggi fundus uteri 30 cm pertengahan px sentra
preskep, letak memanjang, Djj 140 x/menit, TD 140/90 mmHg.
1. Pemeriksaan penunjang yang sempurna dilakukan menurut keluhan pada tangan Ny.
Etik adalah……
a. Protein urine
b. Urine reduksi
c. Kadar plasma darah
d. Kadar Haemoglobin
2. Untuk mengurangi keluhan nafas pendek Ny. Etik dianjurkan…………
a. Latihan kegel
b. Latihan jongkok
c. Latihan mengedan
d. Latihan pernafasan
3. Untuk mengatasi kecemasan yang dialami Ny. Etik adalah…………
a. Ceritakan perihal pengalaman merawat anak
b. Beritahu kepada ibu perihal proses persalinan
c. Ajarkan mendapatkan perubahan bentuk ibu untuk tubuh
d. Anjurkan ibu untuk banyak membaca buku perihal kehamilan
4. Keluhan pada punggung Ny. Etik disebabkan oleh……………..
a. Pembesaran uterus yang menekan diafragma
b. Dilatasi pada otot-otot tempat lumbosakral
c. Ajarkan mendapatkan perubahan bentuk ibu untuk tubuh
d. Anjurkan ibu untuk banyak membaca buku perihal kehamilan
5. Seorang perempuan datang periksa menanyakan “ bagaimana posisi tidur yang aman
untuk ibu hamil ? bagaimanakah jawaban anda sebagai seorang bidan ?
a. Posisi miring ke kanan
b. Posisi miring ke kiri
c. Posisi kepala lebih tinggi
d. Posisi kaki lebih tinggi
6. Olah raga yang tidak dianjurkan pada ibu hamil adalah
a. Berenang dilaut
b. Jalan-jalan
c. Yoga
d. Senam aerobic ringan
7. Pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi tanda bahaya pada ibu hamil adalah kecuali?
a. Golongan darah
b. Hb
c. Proteinurinaria
d. Urine glukosa
Prodi D-IV Kebidanan Medan Page 41
8. Seorang perempuan datang periksa ke Puskesmas untuk periksa hamil, mengeluh takut
menghadapi persalinan. Dukungan apakah yang perlu diberikan dari suami ?
a. Suami membelikan perhiasan sebagai rasa sayang yang sangat besar
b. Suami berjanji akan mendampingi ketika istri melahirkan
c. Suami mengatakan bangga mendapat keturunan
d. Suami memuji istrinya adalah orang yang sangat disayangi
9. Bentuk dukungan suami menerima kehadiran bayinya adalah :
a. Suami mengatakan senang kalau anaknya laki – laki
b. Suami mengatakan senang kalau anaknya perempuan
c. Suami mau menerima bayinya baik laki maupun perempuan
d. Suami mengantar istri ketika periksa hamil
10. Untuk mendapatkan rasa nyaman pada ibu hamil, apakah yang harus dilakukan ?
a. Makan bergizi untuk kecukupan kebutuhan ibu dan janinnya
b. Orangtua sering menjenguk untuk memperhatikan kehamilannya
c. Perasaan pasrah terhadap kehamilan.
d. Latihan relaksasi untuk mengurangi nyeri pinggang akibat pembesaran
uterus.
e. Berpikir positif dan melakukan pekerjaan rumah tangga setiap hari

Prodi D-IV Kebidanan Medan Page 42


DAFTAR PUSTAKA

Febriyeni,dkk. 2021.”Asuhan Kebidanan Kehamilan Komprehensif”.yayasan kita


menulis. Di unduh pada tanggal 28 agustus pada google e-book

Lusiana dan Julietta.2020.”Asuhan Kebidanan Kehamilan”.sidoarjo:Zifatama


Jawara. Di unduh pada tanggal 28 agustus pada google e-book
chapter 2.pdf

chapter 2.pdf penelitian yohanes didhi christianto utamo, 2018

Prodi D-IV Kebidanan Medan Page 43

Anda mungkin juga menyukai