Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KONFLIK AFRIKA

Disusun Oleh VI :

1. NOVITA SARI
2. QURATUL AINI
3. SAKIROH
4. RISKY MAULANA

SMAN 29 KAB. TANGERANG


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Sejarah ini dengan baik dan tepat
waktu.

Tugas ini kami buat untuk memberikan  penjelasan Tentang Konflik Di Afrika. Semoga
Makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita menjadi lebih luas
lagi.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun  Makalah ini. Oleh
karena itu,  kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.

Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima kasih.

                                                                              Tangerang, Januari 2022

                                                                                         Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan.

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konflik Kongo
2.2 Konflik Sudan
2.3 Konflik Somalia
2.4 Konflik Afrika Tengah

BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Setelah berakhirnya Perang Dunia konflik baru semakin mengemuka. Konflik yang sering
terjadi tidak lagi merupakan konflik antar negara melainkan konflik yang terjadi dalam suatu
wilayah negara yang berbentuk konflik bersenjata, perang saudara, gerakan separatis, dan
peperangan domestik lainnya. Konflik-konflik tersebut merupakan suatu ancaman besar
terhadap stabilitas dan perdamaian. Sejarah sendiri telah membuktikan bahwa perang telah
mengakibatkan banyaknya korban jiwa yang berjatuhan.

Walaupun konflik-konflik tersebut mempunyai masalah di tingkat internal, akan tetapi


konflik tersebut bisa menyebar hingga jauh keluar perbatasan geografisnya sendiri. Karena
saling ketergantungan antar negara semakin besar dengan begitu masyarakat dunia telah
menyadari betapa pentingnya menciptakan suatu kerjasama internasional yang dapat
menjamin perdamaian di dunia.

Peperangan pun telah lama terjadi di wilayah Afrika. Setelah negaranegara di Afrika lepas
dari jajahan negara-negara Eropa, negara-negara di Afrika jatuh kepada para pemimpin yang
diktator. Konflik di negara-negara Afrika pun sulit untuk dicarikan solusi menuju kepada
suatu perdamaian. Negara-negara di Afrika yang kental dengan konflik yaitu antara lain
Rwanda, Kongo, Nigeria, Sudan, Kenya, dan juga Somalia yang sudah menelan korban jiwa
yang cukup mengenaskan.

Konflik di Afrika masih terus bergejolak hingga kini, Afrika merupakan wilayah yang
tidak lepas dari keterbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan akibat dari konflik yang terus-
menerus melanda. Begitu juga yang terjadi di negara Somalia, sebagai sebuah negara yang
sering dilanda konflik Somalia tidak lepas dari kekerasan, kekacauan, dan juga Somalia
merupakan negara dengan jumlah pengungsi yang besar. Somalia terus-menerus dilanda
konflik sejak tahun 1991 saat pemerintahan Siad Barre yang otoriter jatuh dan sejak saat itu
belum ada pemerintahan yang sungguh-sungguh dapat mengatur Somalia dengan baik.
Republik Demokratik Somalia adalah sebuah negara yang terletak di sebelah timur Afrika, di
Samudera Hindia dan Teluk Aden. Negara ini berbatasan dengan Djibouti, Ethiopia dan
Kenya. Keseluruhan populasi Somalia diperkirakan sekitar 6.000.000 jiwa.

1.2 Rumusan Masalah


a)      Bagaimana Konflik Kongo ?
b)      Bagaimana Konflik Sudan ?
c)      Bagaimana Konflik Somalia ?
d)     Bagaimana Konflik Afrika Tengah ?

1.3 Tujuan Penulisan


a)      Kita Dapat Mengetahui Konflik Kongo.
b)      Kita Dapat Mengetahui Konflik Sudan.
c)      Kita Dapat Mengetahui Konflik Somalia.
d)     Kita Dapat Mengetahui Konflik Afrika Tengah.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konflik Kongo


A. Sebab / Latar Belakang
ü  Mobutu telah mengeksploitasi sumber kekayaan negeri Zaire selama 30 tahun dan hasilnya
hanya di nikmati oleh segelintir elit dan rezim yang berkuasa.
ü  Muncullah kekecewaan dan ketidakpuasan dari rakyat terhadap rezim Mobutu yang korup di
tambah dengan kondisi ekonomi Zaire yang hancur.

B. Pihak Yang Terlibat


ü  Mobutu Sese Seko (Presiden Kongo)
ü  Laurent – Desire Kabila (Presiden Zaire)

C. Jalan Konflik
Pada Dekade 90-an, Muncullah kekecewaan dan ketidakpuasan dari rakyat terhadap rezim
Mobutu yang korup di tambah dengan kondisi ekonomi Zaire yang hancur. Ketidakpuasan
tersebut melahirkan sikap berontak dari pihak – pihak oposisi, salah satunya adalah
pemberontakan Popular Revolutionary Party (PRK : Partai Revolusioner Pupuler) di bawah
pimpinan Laurent – Desire Kabila. PRP kemudian bergabung dengan kelompok pemberontak
dan milisi suku Tustsi yang anti – Mobutu dan membentuk aliansi baru bernama Alliance des
Forces Democratiques pour la Liberation du Congo – Zaire (AFDL – CZ : Aliansi Pasukan
Demokratik untuk Pembebasan Kongo – Zaire). AFDL ini juga mendapatkan dukungan
pasukan tentara dari negeri Angola, Burundi, Rwanda, Uganda untuk menumbangkan Rezim
Mobutu.

Perang tak Terhindarkan antara pasukan gabungan AFDL dengan pemerintahan Zaire.
Konflik Kongo ini secara garis besar terbagi menjadi dua periode, yaitu Perang Kongo I dan
Perang Kongo II.

D. Waktu
ü  Kongo I (1996 – 1997)
ü  Kongo II (1996 – 1997)

E. Upaya Penyelesaian
Perang yang berlarut – larut dan tidak jelas akhirnya menemui jalan buntu. Pihak – pihak
yang terlibat perang sepakat untuk berunding pada Juni 1999 di Lusaka, Zambia. Negara
yang mengikuti Perundingan (RDK, Angola, Namibia, Zimbabwe, Rwanda dan Uganda)
Kemudia sepakat untuk mengakhiri konflik senjata. meskipun demikian, baku tembak dalam
skala kecil masih terus terjadi antara milisi Pro-Kabila melawan milisi Anti-Kabila.

F. Akhir Konflik
Pihak – pihak yang terlibat perang sepakat untuk berunding pada Juni 1999 di Lusaka,
Zambia. Negara yang mengikuti Perundingan (RDK, Angola, Namibia, Zimbabwe, Rwanda
dan Uganda) Kemudia sepakat untuk mengakhiri konflik senjata. meskipun demikian, baku
tembak dalam skala kecil masih terus terjadi antara milisi Pro-Kabila melawan milisi Anti-
Kabila.

2.2 Konflik Sudan


A. Sebab / Latar Belakang
ü  Pembangunan dan tingkat pendidikan di Sudan Selatan juga relatif rendah dengan Sudan
bagian Utara. Hal inilah yang membuat wilayah Sudan Selatan kurang maju dan tertinggal.
ü  Awal konflik di picu oleh Keputusan Presiden Nimeiry pada tahun 1983 yang mengumumkan
akan menjalankan hukum islam sebagai peraturan nasional dan berlaku untuk seluruh
wilayah Sudan.

B. Pihak Yang Terlibat


ü  Jhon Garang de Mabior Pemimpin Sudan People’s Liberation Army ( SPLA : Tentara
Pembebasan Rakyat Sudan)
ü  Nameiry (Presiden Sudan)
C. Jalan Konflik
Konflik mulai muncul antara pemerintah Sudan pusat utara dengan para kelompok
bersenjata dari sudan selatan yang menginginkan keadilan. Kelompok bersenjata tersebut
bernama Sudan People’s Liberation Army ( SPLA : Tentara Pembebasan Rakyat Sudan) dan
di Pimpin oleh Jhon Garang de Mabior. Awal konflik di picu oleh Keputusan Presiden
Nimeiry pada tahun 1983 yang mengumumkan akan menjalankan hukum islam sebagai
peraturan nasional dan berlaku untuk seluruh wilayah Sudan. hal ini membuat kelompok
SPLA mengangkat senjata dan menuduh presiden Nameiry memicu perpecahan etnis di
Sudan.

Konflik dan Pertempuran antara pemerintah Sudan dan SPLA terus berlansung hingga
memasuki tahun 90-an. Pemerintah Sudan mendapat Suplai persenjataan dari Uni Soviet dan
selanjutnya mendapatkan suplai persenjataan baru dari China. sementara SPLA
mengandalkan suplai persenjataan dari Israel dan dari negara tetangga Sudan di selatan
seperti Uganda, Ethiopia, dan Eritrea bahkan Amerika.

D. Waktu
Konflik dan Pertempuran antara pemerintah Sudan dan SPLA terus berlansung hingga
memasuki tahun 90-an.

E. Upaya Penyelesaian
Terlepas dari semakin kompleknya perang di Sudan, Upaya untuk mencapai kesepakatan
damai terus di lakukan dari berbagai pihak. Tepatnya pada Januari 2002, di Putuskan untuk
melakukan gencatan senjata antara pemerintahan Sudan dengan SPLA dan untuk selanjutnya
di lakukan perundingan Damai bersama. Perjanjian damai pun tercapai pada tahun 2005 di
Nairobi, Kenya, Afrika Timur. Pada Januari 2011 diadakan referendum yang menghasilkan
keputusan kemerdekaan bafi Sudan Selatan Salva Kiir Mayardit sebagai Presidennya.

F. Akhir Konflik
Meskipun antara Sudan Utara dan Sudan Selatan telah melakukan perdamaian, namun
Sudan masih di banyangi oleh beragam konflik dan perang sipil akibat beragam perbedaan,
Ketidakpuasan dengan pemerintah, maupun adanya motif kepentingan asing yang ingin
mengambil keuntungan dari kekayaan alam Sudan.

2.3 Konflik Somalia


A. Sebab / Latar Belakang
ü  Keragaman suku yang tinggal di Somalia tidak di imbangi dengan persatuan dan
keharmonisan.
ü  Perbedaan dan keragaman suku di Somalia cenderung manjadi penyebab munculnya konflik
dan perang sipil. Ketidakharmonisan ini antara lain di sebabkan oleh perebutan kekuasaan ,
Pasokan air, dan derah yang memiliki sumber daya alam.
ü  Kondisi Domestik Somalia juga semakin memburuk akibat merosotnya perekonomian negara
dan semakin jenuhnya rakyat terhadap gaya pemerintahan otoriter rezim Barre.

B. Pihak Yang Terlibat


ü  Muhammad Siad Barre (Presiden Somalia)

C. Jalan Konflik
Konflik di Somalia sudah berlansung sejak 1988 dan berkembang menjadi perang sipil
pada tahun 1991 yang bahkan masih berlansung hingga sekarang. Konflik yang berujung
perang sipil di Somalia ini dapat dikatakan sangat rumit dan kompleks karena banyaknya
pihak yang terlibat perang dengan kepentingan masing – masing.

Kepemimpinan Barre ini kemudian memunculkan kelompok – kelompok pemberontak


yang berusaha mengulingkannya, beberapa kelompok pemberontak yang menentang rezim
Barre di antaranya :

1)      Somali Salvation Democratic Front ( SSDF : Front Demokratik Keselamatan Somalia)


2)      Somali National Movement (SNM : Gerakan Nasional Somalia)
3)      Somali Patriot Movement ( SPM : Gerakan Patriot Somalia)
4)      United Somali Congress (USC : Dewan Somalia Bersatu)
Perang antarsempalan negara dan kelompok – kelompok militer tersebut diperparah
dengan keterlibatan negara yang menerjunkan pasukan untuk menangkal peperangan yang
merembet ke negaranya di antaranya adalah negara Kenya dan Negara Ethiopia yang
beraliansi dengan TFG. Pasukan perdamaian PBB maupun pasukan perdamaian yang di
bentuk Afrika yang di sebut An African Union Mission in Somali (AMISOM) pun belum
mampu menyelesaikan perang sipil yang terjadi di Somalia. sedangkan korban terus
berjatuhan akibat perang, kelaparan dan penyakit akibat buruknya kondisi di Somalia.

D. Waktu
Konflik di Somalia sudah berlansung sejak 1988 dan berkembang menjadi perang sipil
pada tahun 1991 yang bahkan masih berlansung hingga sekarang.

E. Upaya Penyelesaian
Perang antarsempalan negara dan kelompok – kelompok militer tersebut diperparah
dengan keterlibatan negara yang menerjunkan pasukan untuk menangkal peperangan yang
merembet ke negaranya di antaranya adalah negara Kenya dan Negara Ethiopia yang
beraliansi dengan TFG. Pasukan perdamaian PBB maupun pasukan perdamaian yang di
bentuk Afrika yang di sebut An African Union Mission in Somali (AMISOM) pun belum
mampu menyelesaikan perang sipil yang terjadi di Somalia. sedangkan korban terus
berjatuhan akibat perang, kelaparan dan penyakit akibat buruknya kondisi di Somalia.

F. Akhir Konflik
Pasukan perdamaian PBB maupun pasukan perdamaian yang di bentuk Afrika yang di
sebut An African Union Mission in Somali (AMISOM) pun belum mampu menyelesaikan
perang sipil yang terjadi di Somalia. sedangkan korban terus berjatuhan akibat perang,
kelaparan dan penyakit akibat buruknya kondisi di Somalia.belum ada titik temunya.

2.4 Konflik Afrika Tengah


A. Sebab / Latar Belakang
ü  Naiknya Bozize menjadi penguasa Afrika Tengah, memunculkan respon ketidakpuasan dan
pemberontakan dari kelompok – kelompok kontra Pemerintah tersebut, juga di latarbelakangi
atas ketidakpuasan mareka atas isu praktik Korupsi, Kolusi, dan nepotisme (KKN) serta
tindakan Eksploitasi tembang berlian di Afrika Tengah untuk kepentingan Bozize sendiri.
ü  Aksi Pemberontakan kelompok tersebut, kemudian di repons oleh rezim Bozize dengan
mengerahkan pasukan militer dan meletuslah “Perang Belukar Afrika Tengah”.

B. Pihak Yang Terlibat


ü  Farancois Bozize (Presiden Afrika Tengah)
ü  Para kelompok kontra pemerintah UFDR, etnis Guola, CPJP

C. Jalan Konflik
Beberapa Kelompok yang melakukan pemberontakan terhadap rezim Bozize di antaranya
adalah Unions des Forces Democratiques pour le Rassemblement (UFDR : Persatuan
Pasukan Perdamaian Untuk Kesatuan) yang berasal dari Etnis Ronga dan Convention Of
Patriots for Justice and Peace (CPJP : Konvensi Patriot Untuk Keadilan Dan Perdamaian
Yang Berasal Dari Etnis Goula).

Perang Belukar akhirnya berhenti pada tahun 2007 dengan perjanjian damai di kota Birao
antara pihak pemerintah Afrika dengan pemberontak, Dalam perjanjian damai tersebut,
disepakati bahwa persenjataan pemberontak harus di serahkan ke pemerintah dan bekas
pasukan pemberontak akan di lebur menjadi tentara resmi negara Afrika Tengah. Namun
pemerintah dianggap telah mengingkari Point kesepakatan perjanjian damai yang tidak
kunjung melakukan penrekrutan bekas pasukan pemberontak menjadi tentara Afrika Tengah.

D. Waktu
Seleka memulai aksi pemberontakannya sejak Desember 2012 dengan berturut – turut
menyerang dan menguasai kota – kota strategis di Afrika Selatan. sejak 2003 berlansung
sampai sekarang.

E. Upaya Penyelesaian
Perjanjian damai ditandatangani di Libreville, Gabon denngan point penting bahwa
pasukan Seleka harus di rekrut menjadi tentara Afrika Tengah dan Presiden Bozize harus
mengundurkan diri dari presiden Afrika Tengah, Serta segera diadakannya pemilu legislatif
baru. setelah perjanjian damai berhasil di wujudkan, muncul konflik kembali dari internal
Seleka untuk memutuskan pemimpin baru bagi Afrika Tengah.

F. Akhir Konflik
Hingga saat ini pun negara Afrika Tengah masih di landa konflik akibat perebutan
kekuasaan dan SARA. berlansung sampai sekarang.

  
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Benua Afrika merupakan benua terbesar kedua setelah Benua Asia dengan total luas
wilayah kurang lebih 30.244.050 km2 . Luas Wilayah Afrika berbentang dari tanjung Blanc,
Tunisia di bagian utara hingga di tanjung Agulhas, Afrika Selatan di bagian selatan. Luas
wilayah tersebut juga diimbangi dengan jumlah penduduk di afrika yang mencapai Lima
Ratusan Juta jiwa. di tanah Afrika yang luas, juga menyimpan beragam kekayaan alam dan
tambang yang sangat besar. Namun Luas Wilayah, Banyaknya jumlah penduduk, serta
melimpahnya kekayaan di bumi afrika tidak diimbangi dengan kemakmuran dan
kesejahteraan.Afrika Cenderung rawan dengan adanya konflik. bahkan sebagian besar negara
– negara di afrika masih bergejolak hingga saat ini .

Negara ini juga memiliki populasi pengungsi terbesar di seluruh dunia. Kelompok etnis di
negara ini mencakup Somalia (98%) dan Arab serta Asia (2%). Bahasa yang banyak
digunakan adalah bahasa Arab dan Somalia (keduanya bahasa resmi), Inggris juga Itali. Islam
(Sunni) adalah agama utama. Tingkat baca tulis diperkirakan sekitar 40%. Pemerintah negara
ini pada tahun 1990 berbentuk republik. Berdasarkan konstitusi tahun 1979, presiden
dinominasikan oleh Komite Pusat Partai Sosialis Revolusioner Somalia (Central Committee
of the Somali Revolutionary Socialist Partay) dan dipilih oleh Sidang Rakyat (People’s
Assembly) untuk masa jabatan enam tahun. Sidang ini dinominasikan oleh partai dan dipilih
oleh suara terbanyak untuk masa jabatan lima tahun, dan enam anggota yang ditunjuk oleh
presiden.

Pengadilan terdiri dari pengadilan distrik, pengadilan regional, mahkamah banding dan
mahkamah agung. Otoritas secara de facto berada di tangan pemerintah yang tidak diakui,
yaitu Somali Land, Punt Land, serta gembong militan kecil (klan) yang saling bermusuhan
dan ketiganya memimpin pemerintahan oposisi. Terjadi gonta-ganti rezim, mulai dari junta
militer, berkuasanya Ziad Barre yang otoriter, sampai perebutan pengaruh oleh berbagai klan.
Sejak ditumbangkannya pemerintahan Mohammed Siad Barre, Somalia terus dilanda konflik.
Somalia tidak pernah memiliki pemerintahan yang fungsional.

Somalia kerap diasosiasikan dengan kekerasan, konflik, kekacauan, dan kemiskinan.


Beberapa kekuatan asing baik regional maupun internasional memberikan pengaruh secara
politis di Somalia, namun tidak ada yang berhasil. Beberapa kali pemerintahan transisi telah
dibentuk namun gagal semua, karena tidak didukung oleh penduduk Somalia sendiri
walaupun telah didanai oleh lembaga internasional. Somalia adalah tanah strategis, yang
merupakan kunci regional. Di samping memiliki sumber daya alam, seperti minyak, gas dan
uranium, pantai Somalia mencakup Laut Merah sebagai jalur transportasi maritim
internasional yang penting.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa  hasil makalah ini belum lengkap dan masih jauh dari
pengharapan, Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang penulis miliki
pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman.
Adanya kritikan  yang membangun  yang bisa melengkapi makalah ini di masa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA

https://elib.unikom.ac.id/files/disk1/455/jbptunikompp-gdl-putricahay-22720-7-skripsi-1.pdf
https://nurdinalbugizi.wordpress.com/2010/12/25/konflik-afrika/
http://www.academia.edu/12865612/
UNI_AFRIKA_DALAM_HAL_PENANGANAN_KONFLIK_SUDAN
http://digilib.unila.ac.id/8257/2/BAB%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai