Anda di halaman 1dari 4

STARTUP DAN SHUTDOWN PERALATAN SEDERHANA

A. Pengertian Startup dan Shutdown


Startup dalam suatu alat berarti proses menghidupkan alat tersebut sampai siap
dioperasikan. Proses Startup harus mengikuti standar operasional agar tidak terjadi
kesalahan. Masing-masing alat mempunyai prosedur yang berbeda-beda. Secara umum,
proses Startup dijalankan dengan cara mencolokkan sumber listrik kemudian menekan
tombol ON lalu mengikuti prosedur sesuai alat yang dihidupkan. Proses Startup sangat
penting, kesalahan pada proses Startup dapat menyebabkan kerusakan alat atau bahkan
konsleting listrik.Adapun proses shutdown adalah kebalikan dari proses Startup. Shutdown
suatu alat adalah proses mematikan sumber energi pada suatu alat sehingga tidak
dioperasikan lagi. Seperti halnya Startup, shutdown suatu alat memiliki prosedur yang
berbeda-beda. Prosedur ini harus dipatuhi agar tidak terjadi kerusakan suatu alat. Sangat
tidak disarankan untuk melakukan proses shutdownsuatu alat dengan cara mematikan
langsung dari sumber listrik.
B. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dalam Startup dan Shutdown
Kesehatan dan keselamatan kerja dalam proses Startup dan shutdown secara prinsip
mengikuti kaidah aturan kesehatan dan keselamatan kerja pada umumnya. Dalam Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, syarat-syarat keselamatan kerja
diantaranya untuk mencegah dan mengurangi kecelakaan, mencegah, mengurangi, dan
memadamkan kebakaran, mencegah dan mengurangi bahaya peledakan, memberi
pertolongan pada kecelakaan, memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja, dan
lain sebagainya. Tujuan dan sasaran K3 yaitu menciptakan suatu sistem keselamatan dan
kesehatan kerja di tempat kerja, meliputi unsur manajemen, pekerja, kondisi, dan lingkungan
kerja dalam rangka mengelakkan dan mengurangi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
sehingga tercipta tempat kerja yang aman, efektif, dan efisien.
C. Alat Pelindung Diri dalam Startup dan Shutdown
Alat pelindung diri yang digunakan dalam Startup dan shutdown disesuaikan dengan
alat yang digunakan. Alat pelindung diri (APD) merupakan peralatan keselamatan yang
harus dipakai oleh tenaga kerja apabila berada di tempat kerja yang berbahaya, sehingga
mengurangi akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja. Alat pelindung diri dipakai
sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa dan
administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Pemakaian APD bukanlah pengganti dari
kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha terakhir. Alat pelindung diri yang biasa dipakai
meliputi sebagai berikut:
1. Sepatu Pelindung (Safety Shoes) Sepatu pelindung digunakan untuk menghindari
kecelakaan fatal yang menimpa kaki akibat benda tajam atau berat, benda panas, cairan
kimia, dan sebagainya.

2. Sarung tangan Sarung tangan digunakan sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja
di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan. Bahan dan bentuk
sarung tangan disesuaikan dengan kegunaan masing-masing pekerjaan.

3. Helm Helm digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya benturan, tertimpa benda
saat bekerja.

4. Penutup Telinga (Ear Plug atau Ear Muff)


Penutup telinga sebagai pelindung telinga pada saat bekerja di tempat yang bising.

5. Kacamata Pengaman Kacamata pengaman sebagai pelindung mata ketika bekerja.

6. Masker Masker digunakan sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat
dengan mutu udara buruk (misal berdebu, beracun, dan sebagainya).

7. Pelindung Wajah (Face shield) Pelindung wajah digunakan sebagai pelindung wajah dari
percikan benda asing saat bekerja.
8. Pelindung Badan (Wear pack)
Pelindung badan digunakan sebagai pelindung badan dari percikan benda asing saat
bekerja.

Anda mungkin juga menyukai