HEMODIALISA DI RUANG HD
Oleh :
Apri Dwi Putri Sitompul
( 202007024 )
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gangguan. ginjal. akut. (GGA) . atau. Acute. kidney. injury. (AKI) . yang.
Gagal. ginjal kronik atau. penyakit renal. tahap akhir End Stage Renal
atau juga disebut. retensi. urea dan sampah nitrogen lain dalam
ventrikel kiri), anemia, dan disfungsi seksual bahkan yang. terburuk bisa
mungkin dengan cara melakukan. terapi pengganti ginjal, salah satu yang
normal lagi dan penderita biasanya. merasa tidak sehat (Sutini 2018)
tindakan dialisis adalah pasien gagal ginjal dengan Laju Filtrasi Glomerulu
(LFG) < 15 mL/menit, namun apabila sudah (LFG) < 5 mL/menit fungsi.
10% dari populasi atau secara global. lebih dari. 500 juta orang
selain itu sekitar 2.62 juta orang harus menjalani hidup. bergantung pada
per satu juta penduduk, 60 % nya adalah usia. dewasa dan usia lanjut.
Pada tahun 2015, dari total 4.898 mesin hemodialisis yang terdata,
proporsi terbanyak terdapat di wilayah DKI Jakarta. (26%) dan Jawa Barat
(22%). Provinsi Jawa Tengah 12%, Jawa Timur. 11%, Sumatera Utara 7%,
Bali 4%, Sumatera Barat 4%, Sumatera Selatan 4%, DI Yogyakarta 3%,
Kalimantan 2%, dan provinsi .lainnya sekitar 1%. (Kemenkes RI, 2017)
pasien secara psikologis, hal ini bisa saja menjadi penghalang besar dalam
namun. hal tersebut masih bisa diatasi dengan dukungan dari lingkungan.
dirasakan oleh pasien hal ini dikarenakan perawat hampir setiap saat
bersama dengan pasien dan peran. perawat adalah memberi edukasi yang
terapi - terapi untuk kecemasan baik itu Farmakologi yaitu dengan obat
Salah .satu teknik relaksasi.. yang paling gampang dan mudah. untuk
Relaxation karena selain. gampang dilakukan .di mana saja dan kapan saja,
tidak ada gejala, Skor Satu = ringan (satu gejala), Skor Dua=
sedang(dua gejala), Skor Tiga = berat (lebih dari dua gejala) dan Skor
HD
B. Rumusan Masalah
maka rumusan .masalah yang menjadi fokus penelitian ini adalah apakah
C. Tujuan penelitian
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
ruang HD .
ruang HD .
3) Mengetahui ga mb ar an frekuensi pemberian. terapi progressive
ruang HD.
D. Manfaat penelitian
d. Bagi perawat
E. Ruang Lingkup
tindakan pada jenis kelompok yang tidak sama. Populasi yang digunakan
TINJAUANPUSTAKA
A. Kerangka Teori
1. Hemodialisa
a. Pengertian
Aliran darah pada hemodialisis yang. penuh dengan toksin. dan limbah
artificial berongga. yang berisi ribuan. tubulus sel ofan. yang halus dan
bergerak dari daerah dengan. tekanan yang lebih tinggi. (tubuh pasien)
.ke tekanan yang lebih .rendah (cairan dialisat) .Gradient. ini dapat
Akses pada sirkulasi. darah pasien terdiri. atas sub klavikula dan
sementara.(Rinirahayu, 2018)
tetap .dalam gizi yang baik. .Gizi kurang merupakan prediktor yang
penting. untuk terjadinya. kematian pada. pasien hemodialisis .Asupan
dengan. jumlah urin yang. ada ditambah insensi blewater loss. Asupan
darah. dan edema. Asupan tinggi. natrium akan menimbulkan rasa .haus
2. Kecemasan
a. Pengertian
Menurut Kaplan & Saddock (2015) dalam (Ulfah, 2021) beberapa teori
1) Teori genetik
kecemasan.
2) Teori katekolamin
dalam badan.
3) Teori James-Lange
(superegoanxiety).
pikir maladaptif. .
9) Teori sosial.
ketegangan. .
berarti. .
b. Tingkat .kecemasan
1) Kecemasan ringan
2) Kecemasan sedang
3) Kecemasan. berat.
yang lain. .
a) Usia .pasien.
.kecemasan.
b) Pengalaman .pasien menjalani pengobatan . (operasi)
3) Tingkat .pendidikan
4) Akses .informasi.
.proses administrasi. .
5) Proses .adaptasi.
yang .baru..
psikiatrik. .
7) Jenis tindakan.medis
8) .Komunikasi .terapeutik
1) Respon adaptif
2) Responmal. adaptif
obat terlarang. .
tidak ada (tidak ada gejala sama. sekali); 1 = .ringan (satu gejala dari
(lebih dari separuh dari .gejala yang .ada) ; 4 = sangat .berat (semua
1) Penatalaksanaan. farmakologi.
imaginasi .
.adalah
metabolik.
6) Mengatasi .insomnia.
.kegiatan sehari-hari.
3) Persiapan.
a) Ruangan.yang.nyaman
b) Musik .lembut.
4) Pelaksanaan.
lembut.
pergi”.
pergi” .
dan pergi” .
5. Kerangka Teori
Respon Adaptif
(Sugimin, 2017)
Tingkat Kecemasan
pasien Hemodialisa Respon
(Silen, 2018)
(Setyowaty, 2019) Penanganan Cemas
Respon Maladaptif
(Nurhuda, 2019)
(Sugimin, 2017)
Relaxation Muscle
Progresif
(Silitonga, 2019)
(Yolanda, 2017)
(Tabel. 5.1. Kerangka Teori)
BAB III
A. Kerangka konsep
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Tingkat
kecemasan pasien
hemodialisa
Tingkat
kecemasan
pasien
Pretest heodiaisa
masih tinggi
Penelitian ini dilakukan di RS. Mitra Keluarga Bekasi Barat pada Bulan
1. Populasi
2. Sampel
Soedigdo (2015).
Kriteria Sampel :
1. Kriteria Inklusi
2. Kriteria Eksklusi
lain
penelitian
D. Etika Penelitian
penelitian.
Bekasi Barat.
3. Surat izin penelitian diberikan kepada pihak yang terkait,
Bekasi Barat.
yang diperoleh.
penelitian.
berikan intervensi.
F. Pengolahan Data
sebagai berikut:
1. Editing
di dapat.
2. Coding
3. Processing
4. Cleaning
data.
5. Analisis
Hasil data yang telah diolah kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan
1. Analisis Univariat
f
P x100%
n
Keterangan :
P : Presentase
F : frekuensi
n : Jumlah
2. Analisis Bivariat
Adha, D., Efendi, Z., Afrizal, A., & Sapardi, V. S. (2020). Hubungan
Ariesti, E., Luhung, M., Sigit, N., & Others. (2020). Hubungan Terapi
Yogyakarta.
2(1), 42–59.
Juniarti, I., Nurbaiti, M., & Surahmat, R. (2021). Pengaruh Relaksasi Otot
121.
Kamil, I., Agustina, R., & Wahid, A. (2018). Gambaran Tingkat Kecemasan
Resources/Download/Pusdatin/Infodatin/Infodatin-Ginjal-2017.Pdf
Muhammadiyah Malang.
Muhammadiyah Magelang.
Muhammadiyah Ponorogo.
Rokawie, A. O. N., Sulastri, S., & Anita, A. (2017). Relaksasi Nafas Dalam
Kendari.
Sari, D. P., Dewi, E., & Others. (2018). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif
Septiwi, C., & Setiaji, W. R. (2020). Penerapan Model Adaptasi Roy Pada
Hemodialisa. Deepublish.
Ruang Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Pusat Dokter Soeradji
Kemenkes Yogyakarta.
Magelang.