Anda di halaman 1dari 7

KALOR

A. Pemuaian
Mungkin banyak di antara kita yang tidak asing lagi sama gambaran rel kereta api. Tapi,
kamu sadar atau tidak, ternyata sambungan antar tiap rel kereta itu tidak dipasang rapat-
rapat, kenapa bisa begitu? 

Gambar 1. Celah pada rel kereta api

Nah, pemasangan sambungan antar rel kereta yang tidak rapat ini, tentu ada sebabnya.
Salah satunya karena rel kereta api akan mengalami pemuaian di siang hari. Makanya,
sambungan tiap rel dipasang agak renggang, supaya tetap aman walaupun memuai. Lalu,
apa sih pemuaian itu?
pemuaian adalah bertambahnya ukuran suatu benda saat benda tersebut
mengalami kenaikan suhu akibat dipanaskan. Sementara itu, penyusutan adalah
berkurangnya ukuran suatu benda saat benda tersebut mengalami penurunan suhu akibat
didinginkan. Pemuaian atau penyusutan terjadi pada setiap benda yang mengalami
perubahan suhu, baik untuk zat padat, cair, maupun gas. Pemuaian pada zat padat terbagi
menjadi tiga jenis, yaitu pemuaian panjang, pemuaian luas dan pemuaian volume.

1. Pemuaian Panjang
Pemuaian panjang merupakan perubahan panjang suatu benda saat benda
tersebut mengalami kenaikan suhu akibat dipanaskan. Peristiwa ini terjadi pada zat
padat yang ukuran panjangnya jauh lebih besar jika dibandingkan dengan lebar atau
diameternya, seperti paku, kawat, batang besi, dan sebagainya. 

Gambar 2. Pemuaian panjang


Perhatikan gambar di atas, sebuah logam memiliki panjang awal (lo), kemudian
dipanaskan sehingga logam tersebut mengalami pertambahan panjang (Δl). Jadi panjang
total logam setelah dipanaskan (lt) merupakan penjumlahan dari panjang awal ditambah
dengan pertambahan panjang setelah dipanaskan.
Dalam pemuaian terdapat variabel penting yang disebut dengan koefisien muai.
Koefisien muai merupakan bilangan yang menunjukkan pertambahan panjang benda tiap
satu satuan panjang saat terjadi kenaikan suhu 1 oC, Setiap zat memiliki koefisien muai
yang berbeda – beda, berikut beberapa koefisien muai zat yang biasa digunakan :

Hubungan antara panjang awal, suhu dan koefisien muai dinyatakan dengan
persamaan :
Δl = lo . α . Δt (rumus ini digunakan untuk mencari pertambahan panjang),
Karena lt = lo + Δl, maka :
lt = lo + (lo . α . Δt). (rumus ini digunakan untuk mencari panjang total)
Keterangan :
lo = panjang awal (cm atau m)
α = koefisien muai panjang (/oC)
Δl = pertambahan panjang (cm atau m)
Δt = perubahan suhu (oC)
lt = panjang akhir (cm atau m)

Contoh Soal :
a. Sebuah benda yang terbuat dari baja memiliki panjang 1000 cm. Berapakah
pertambahan panjang baja itu, jika terjadi perubahan suhu sebesar 50°C?
Penyelesaian:
Diketahui :
L0 = 1000 cm
∆T = 50 °C
α = 12 × 10-6 °C-1 (lihat di tabel koefisien muai panjang)
Ditanyakan : ∆L = ...?
Jawab:
Δl = L0 . α . ∆T
Δl = 1000 × 12 × 10-6 × 50
Δl = 0,6 cm
Jadi, pertambahan panjang benda tersebut sebesar 0,6 cm

b. Pada suhu 20oC, panjang kawat besi adalah 20 m. Berapakah panjang kawat besi
tersebut pada suhu 100oC jika koefisien muai panjang besi 1,1 × 10-5/oC?
Penyelesaian:
Diketahui:
T0 = 20oC
T = 100oC
L0 = 20 m
α = 1,1 × 10-5 C-1
Ditanyakan: lt = …?
Jawab:
lt = lo + (lo . α . Δt)
lt = 20 + [20 × 1,1 × 10-5(100 – 20)]
lt = 20 + [20 × 1,1 × 10-5(80)]
lt = 20 + (20 × 8,8 × 10-4)
lt = 20 + (0,0176)
lt = 20,0176 m
Jadi, panjang kawat besi tersebut pada suhu 100oC adalah 20,0176 m

2. Pemuaian Luas
Pemuaian luas merupakan perubahan luas suatu benda saat benda tersebut
mengalami kenaikan suhu akibat dipanaskan. Pemuaian luas ini dapat diamati pada
benda yang ketebalannya jauh lebih kecil dibandingkan dengan panjang dan lebarnya.
Jadi, pemuaian arah tebalnya juga jauh lebih kecil daripada pemuaian di arah panjang dan
lebarnya, sehingga bisa diabaikan. Contohnya kaca jendela. Saat suhu udara panas, suhu
kaca menjadi naik, sehingga terjadi pemuaian. Kaca mengalami penambahan ukuran yang
lebih lebar dari sebelumnya. Akibatnya, kaca terlihat terpasang sangat rapat pada
bingkai. Pertambahan luas suatu zat bila dipanaskan akan:
a. Berbanding lurus dengan luas mula-mula.
b. Berbanding lurus dengan perubahan suhu.
c. Bergantung dari jenis zat.

Gambar 3. Pemuaian luas

Perhatikan gambar 3 di atas, luas plat sebelum dipanaskan memiliki luas awal (Ao)
kemudian setelah dipanaskan dan terjadi kenaikan suhu, luas plat bertambahan dan
memiliki luas akhir (At). Untuk mencari pertambahan luas (ΔA) dan luas akhir (At)
menggunakan rumus berikut :
ΔA = Ao . β . ∆T (rumus ini digunakan untuk mencari pertambahan luas)
Karena At = Ao + ΔA, maka :
At = Ao + (Ao . β . Δt). (rumus ini digunakan untuk mencari luas total)
Keterangan :
Ao = luas awal (cm2 atau m2)
β = koefisien muai luas (/oC) = 2 × α
ΔA = pertambahan panjang (cm2 atau m2)
Δt = perubahan suhu (oC)
At = luas akhir (cm2 atau m2)
Contoh Soal :
a. Pada suhu 30oC sebuah pelat besi luasnya 10 m 2. Apabila suhunya dinaikkan menjadi
90oC dan koefisien muai panjang besi sebesar 0,000012/ oC, maka tentukan luas pelat
besi tersebut!
Penyelesaian:
Diketahui:
A0 = 10 m2
T0 = 30oC
T = 90oC
∆T = T – T0 = 90 – 30 = 60oC
α = 0,000012/oC
β = 2α = 2 × 0,000012/oC = 0,000024/oC
Ditanyakan: At = …?
Jawab:
At = Ao + (Ao . β . Δt)
At = 10 + (10 × 0,000024 × 60)
At = 10 (0,0144)
At = 10,0144 m2
Jadi, luas pelat besi setelah dipanaskan adalah 10,0144 m2.

b. Sebuah batang aluminium memiliki luas 100 cm2. Jika batang aluminium tersebut
dipanaskan mulai dari 0oC sampai 30oC, berapakah perubahan luasnya setelah terjadi
pemuaian? (Diketahui: α = 24 × 10–6/oC).
Penyelesaian:
Diketahui:
A0 = 100 cm2 = 1 m2
ΔT = 30oC – 0oC = 30o C
β = 2α = 48 × 10–6/ oC
Ditanyakan: ∆A = …?
Jawab:
ΔA = Ao . β . ∆T
ΔA = 1 m2 × 48 × 10–6/ oC × 30o C
ΔA = 0,00144 m2
Jadi, perubahan luas bidang aluminium setelah pemuaian adalah 14,4 cm2

3. Sebuah bejana memiliki volume 1 liter pada suhu 25oC. Jika koefisien muai panjang bejana
2 × 10-5/oC, maka tentukan volume bejana pada suhu 75oC!
Penyelesaian:
Diketahui:
γ = 3α = 3 × 2 × 10-5/oC = 6 × 10-5/oC
∆T = 75oC – 25oC = 50oC
V0 = 1 L
Ditanyakan: V = …?
Jawab:
V = V0(1 + γ × ∆T)
V = 1(1 + 6 × 10-5 × 50)
V = 1(1 + 3 × 10-3)
V = 1(1 + 0,003)
V = 1 × 1,003
V = 1,003 liter
Jadi, volume bejana setelah dipanaskan adalah 1,003 liter.

5. Sekeping aluminium dengan panjang 40 cm dan lebar 30 cm dipanaskan dari 40oC sampai
140oC. Jika koefisien muai panjang aluminium tersebut (α) adalah 2,5 × 10-5 oC, tentuan luas
keping aluminium setelah dipanaskan.
Penyelesaian:
Diketahui:
A0 = 40 cm × 30 cm = 1.200 cm2
β = 2α = 2(2,5 × 10-5 oC) = 5 × 10-5 oC
∆T = 140oC – 40oC = 100oC
Ditanyakan: A = …?
Jawab:
A = A0(1 + β∆T)
A = 1.200(1 + 5 × 10-5 × 100)
A = 1.200(1 + 5 × 10-3)
A = 1.200(1 + 0,005)
A = 1.200(1,005)
A = 1206 cm2
Jadi, luas penampang aluminium setelah dipanaskan adalah 1206 cm2.

6. Sebuah besi bervolume 1 m3 dipanaskan dari 0oC sampai 1.000oC. Jika massa besi pada suhu
0oC adalah 7.200 kg dan koefisien muai panjangnya 1,1 ×10-5/oC, hitunglah massa jenis besi pada
suhu 1.000oC.
Penyelesaian:
Diketahui:
V0 = 1 m3
γ = 3α = 3(1,1 × 10-5) = 3,3 × 10-5/oC
ρ = 7.200 kg/m3
∆T = 1000oC – 0oC = 1000oC
Ditanyakan: massa jenis besi setelah dipanaskan
Jawab:
□ Volume besi setelah dipanaskan adalah:
V = V0(1 + γ∆T)
V = 1[1 + (3,3 × 10-5)(1000)]
V = 1(1 + 3,3 × 10-2)
V = 1(1 + 0,033)
V = 1(1,033)
V = 1,033 m3
□ Setelah dipanaskan, volume benda berubah tetapi massanya tetap.
m
ρ =
V
7200 kg
ρ =
1,033 m3

ρ = 6.969,99 kg/m3

Jadi, massa jenis besi menjadi 6.969,99 kg/m3.

7. Sebuah kuningan memiliki panjang 1 m. Apabila koefisien muai panjang kuningan adalah
19 × 10-6/K, tentukan pertambahan panjang kuningan tersebut jika temperaturnya naik dari 10oC
sampai 40oC?
Penyelesaian:
Diketahui:
L0 = 1 m
∆T = 40oC – 10oC = 30oC = 303 K
α = 19 × 10-6/K
Ditanyakan: ∆L = …?
Jawab:
∆L = L0α∆T
∆L = 1 × 19 × 10-6 × 303
∆L = 5,76 × 10-3
∆L = 0,00576 m
Jadi, pertambahan panjang kuningan setelah temperaturnya naik menjadi 4oC adalah 5,76 mm.

8. Sebuah batang aluminium memiliki luas 100 cm2. Jika batang aluminium tersebut dipanaskan
mulai dari 0oC sampai 30oC, berapakah perubahan luasnya setelah terjadi pemuaian? (Diketahui:
α = 24 × 10–6/K).
Penyelesaian:
Diketahui:
A0 = 100 cm2 = 1 m2
ΔT = 30oC – 0oC = 30oC = 303 K
β = 2α = 48 × 10–6/K
Ditanyakan: ∆A = …?
Jawab:
ΔA = A0βΔT
ΔA = 1 m2 × 48 × 10–6/K × 303 K
ΔA = 0,0145 m2
Jadi, perubahan luas bidang aluminium setelah pemuaian adalah 145 cm2.

9. Sebuah bola yang memiliki volume 50 m3 jika dipanaskan hingga mencapai temperatur 50oC.
Jika pada kondisi awal, kondisi tersebut memiliki temperatur 0oC, tentukanlah volume akhir bola
tersebut setelah terjadi pemuaian (diketahui α = 17 × 10-6/K).
Penyelesaian:
Diketahui:
V0 = 50 m3
∆T = 50oC – 0oC = 50oC = 323 K
γ = 3α = 3(17 × 10-6/K) = 51 × 10-6/K
Ditanyakan: V = …?
Jawab:
∆V
γ =
V0∆T
∆V = γV0∆T
∆V = (51 × 10-6)(50)(323)
∆V = 823.650 × 10-6
∆V =0,82 m3
Pertambahan volume adalah selisih volume akhir dengan volume mula-mula. Maka volume
akhirnya adalah sebagai berikut.
∆V = V – V0
V = ∆V + V0
V = 0,82 m3 + 50 m3
V = 50,82 m3
Jadi, volume akhir bola setelah pemuaian adalah 50,82 m3.

10. Sebatang besi yang panjangnya 80 cm, dipanasi sampai 50oC ternyata bertambah panjang 5
mm, maka berapa pertambahan panjang besi tersebut jika panjangnya 50 cm dipanasi sampai
60oC?
Penyelesaian:
Diketahui:
L01 = 80 cm
L02 = 50 cm
∆T1 = 50oC
∆T2 = 60oC
∆L1 = 5 mm
Ditanyakan: ∆L2 = …?
Jawab:
Karena jenis bahan sama (besi), maka:
α1 = α2
∆L1 ∆L2
=
L01∆T1 L02∆T2
5 ∆L2
=
80 × 50 50 × 60
5 ∆L2
400 =
3000
0
4000∆L2 = 5 × 3000
4000∆L2 = 15000
∆L2 = 15000/4000
∆L2 = 3,75 mm

Anda mungkin juga menyukai