Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KASUS OSTEOMILITIS

PADA Tn. A RUANG KAMBOJA RSUD KOLONODALE

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1 :

AGNES YULISTIA HINGKUA


AFNI SAFITRI
ISMAIL ARIANTO
HENDRA LARUNI
WIWIT AFRISA
PUTRI RAHMATIA

POLTEKKES KEMENKES PALU

PRODI DIII KEPERAWATAN

2022
A.PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Tanggal Masuk :16 Januari 2022

Jam Masuk : 11.30 WITA

Ruangan : Kamboja

No RM : 123456

Dx : Osteomilitis

Tanggal Pengkajian : 17 januari 2022

1 Identitas pasien
Nama : Tn. A
Umur : 35 thn
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Suku : Bugis
Alamat : Desa Kalora

2 Identitas penanggung jawab


Nama : Ny. S
Umur : 30 thn
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Agama : Islam
Suku : Bugis
Alamat : Desa Klora
Hubungan dengan pasien : Istri Pasien
B.RIWAYAT PENYAKIT
1. Keluhan utama saat masuk rumah sakit : Pada kasus ini sering ditandai dengan Nyeri
pada kaki kanan dibagian lutut.
2. Riwayat keluhan utama : Pada kasus ini sering ditandai dengan 3 hari sebelum dirawat di
Rumah Sakit pasien merasakan nyeri hebat dibagian lutut, nyeri dirasakan pada skala 9-
10,nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri di rasakan hilang timbul.
3. Keluhan utama saat pengkajian : Pada kasus ini sering ditandai dengan pasien merasa
nyeri didaerah lutut. Biasanya muncul disaat bergerak dan sulit melakukan pergerakan,
nyeri biasa muncul sekitar 30 menit - 1 jam.
4. Keluhan lain yang menyertai : Pada kasus ini sering ditandai dengan pasien merasa
lemah, gelisah, dan susah tidur.
5. Riwayat kesehatan masa lalu : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit.
6. Riwayat kesehatan keluarga : Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit yang di
rasakan pasien.
7. Riwayat alergi : pasien tidak memiliki alergi obat dan makanan.

C. PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran : M : 6 V : 5 E : 4 : GCS : 15

Tanda-tanda vital :
- TD : 150/90 mmHg
- N : 90 x/m
- R : 28 x/m
- S : 36,1 °C

1. Kepala dan rambut


Inspeksi : kulit kepala bersih, tidak terdapat ketombe, betuk kepala bulat, tidak
terdapat bernjolan, rambut tipis, dan lurus.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
2. Mata
Inspeksi : mata simetris kiri dan kanan, sclera putih,konjungtifa merah muda
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada palpebral
3. Telinga
Inspeksi : daun telinga simetris kiri dan kanan,telinga bersih dan tidak terdapat
benjolan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada tulang mastoideus
4. Hidung :
Inspeksi : lubang hidung simetris kiri dan kanan,
Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada sinus maksilaris
5. Mulut dan faring :
Inspeksi : tidak terdapat karang gigi, lidah bersih, serta tidak ada pembesaran tonsil
6. Leher
Inspeksi : tidak ada pembengkakan/pembesaran pada kelenjar tiroid dan limfa
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
7. Thorax :
1. Paru –paru
Inspeksi : dada kiri dan kanan simetris
Palpasi : perkembangan dada cepat depan maupun belakang
Perkusi : terdengar bunyi sonor
Auskultasi ; terdengar bunyi nafas ronchi
2. Jantung
Inspeksi ; dada kiri dan kanan tampak simestris
Palpasi ; ictus cordis teraba
Perkusi : bunyi jantung pekak terdengar dengan jelas
Auskultasi ; tidak terdengar bunyi tambahan pada jantung
8. Abdomen
Inspeksi ; tidak terdapat luka dan benjolan
Auskultasi : terdengar bising usus 12x/m
Perkusi : terdengar suara tympani
9. Genetalia : tidak dikaji
10. Ekstremitas atas
Inspeksi : terpasang infus di tangan kanan
Palpasi ; tidak terdapat benjolan dan nyeri tekan
11. Ekstremitas bawah
Inspeksi : terdapat luka pada kaki kanan bagian lutut.
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada kaki kanan.
12. Kulit
Inspeksi :warna kulit coklat, tidak terdapat luka serta jari tangan lengkap
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan.
D.KLASIFIKASI DATA

1. Data Subjektif :
 Pada kasus ini sering ditandai dengan nyeri pada lutut bagian kanan.
 Pada kasus ini sering ditandai dengan Pasien sering merasa nyeri didaerah lutut.
Biasanya muncul disaat bergerak dan sulit melakukan pergerakan, nyeri biasa
muncul sekitar 30 menit- 1 jam.

2. Data Objektif :
 Pada kasus ini sering ditandai dengan Pasien lemas.
 Pada kasus ini sering ditandai dengan Pasien sulit bergerak.
 Pada kasus ini sering ditandai dengan Pasien meringis.
 Pada kasus ini sering ditandai dengan Pasien gelisah.
 Pada kasus ini sering ditandai dengan Pasien susah tidur.
 Pada kasus ini sering ditandai dengan Tekanan darah pasien meningkat.
 TTV : TD : 150/90 mmHg
N : 90 x/mnt
R : 28 x /mnt
S : 36,1 °C
N DATA PENYEBAB MASALAH
O
1. DS: Agen Nyeri akut.
- Pada kasus ini pencedaraan
sering ditandai fisiologis.
dengan Pasien
merasakan nyeri
pada lutut bagian
kanan.

DO:
- Pada kasus ini
sering ditandai
dengan Pasien
meringis.
- Pada kasus ini
sering ditandai
dengan Pasien
gelisah.
- Pada kasus ini
sering ditandai
dengan Pasien
susah tidur.

TTV :
TD :150/90mmHg
TD : 130/90 mmHg
N : 90 x/mnt
R : 28 x /mnt
S : 36,1 °C

2. DS : Kerusakan Gangguan mobilitas fisik


- Pada kasus ini integritas
sering ditandai struktur tulang.
dengan Pasien
merasakan nyeri
pada lutut bagian
kanan.
- Pada kasus ini
sering ditandai
dengan Pasien
merasa nyeri
didaerah lutut.
Biasanya muncul
disaat bergerak
dan sulit
melakukan
pergerakan, nyeri
biasa muncul
sekitar 30 menit-
1 jam.

DO :
- Pada kasus
ini sering
ditandai
dengan
Pasien lemas.
- Pada kasus
ini sering
ditandai
dengan
Pasien sulit
bergerak.

TTV :
TD : 150/90 mmHg
N : 90 x/mnt
R : 28 x /mnt
S : 36,1 °C
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1. Nyeri akut b.d agen Setelah dilakukan Observasi
pencedera fisiologis. - Identifikasi
tindakan keperawatan
lokasi ,karakteristik,dursi,f
DS: selama 3x24 jam rekuensi, kualitas,
- Pada kasus ini intensitas nyeri.
diharapkan masalah
sering ditandai
nyeri dapat teratasi - Identifikasi skala nyeri
dengan Pasien
merasakan dengan KH : - Identifikasi respon nyeri
nyeri pada - Keluhan nyeri non ferbal
lutut bagian
menurun. - Identifikasi faktor yag
kanan.
- Meringis memberat dan
DO: memperingan nyeri
menurun.
- Pada kasus ini
sering ditandai - Identifikasi pengetahuan
dengan Pasien dan keyakinan tentag nyari
meringis.
- Identifikasi pengaruh nyeri
- Pada kasus ini
pada kualitas hidup
sering ditandai
dengan Pasien
- Monitor keberhasilan
gelisah.
terapi komplementer yang
- Pada kasus ini
sudah di berikan.
sering ditandai
dengan Pasien - Monitor efek samping
susah tidur. penggunaan analgetik .
TTV : Teraupetik
TD :150/90mmHg - Berikan teknik non
farmakologis untuk
mmHg menguramgi rasa nyeri
N : 90 x/mnt (misalnya TENS
R : 28 x /mnt hypnosis,akupresure,terai
S : 36,1 °C music,terapi
pijat,biofeedback,aroma
terapi,teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat dingin)
- Kontrol lingkungn yang
memperberat rasa nyeri
fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi
- Jelaskan
penyebab,periode,dan
pemicu nyeri.
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
- Anjurkan memonioir
nyeri secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik non
farmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

kolaborasi.
- Kolaborasi pemberian
analgetik .
2 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Observasi
fisik b.d kerusakan tindakan keperawatan - Identifikasi adanya
integritas struktur selama 3x24 jam nyeri atau keluhan fisik
tulang. diharapkan masalah lainya
gangguan mobilitas - Identifikasi toleransi
DS : fisik dapat teratasi fisik melakukan
- Pada kasus ini dengan KH : pergerakan.
sering ditandai - Pergerakan - Monitor frekuensi
dengan Pasien ekstremitas jantung dan tekanan
merasakan meningkat. darah sebelum
nyeri pada - Kekuatan otot memulai mobilisasi
lutut bagian meningkat. - Monitor kondisi umum
kanan. - Rentang gerak selama melakukan
- Pada kasus ini (ROM) mobilisasi
sering ditandai meningkat. Teraupetik
dengan Pasien - Kaku sendi - Fasilitasi aktivitas
merasa nyeri menurun. mobilisasi dengan alat
didaerah lutut. - Gerakan tidak bantu
Biasanya berkoordinasi - Fasilitasi melakukan
muncul disaat menurun. pergerakan
bergerak dan - Kelemahan - Libatkan keluarga untuk
sulit fisik menurun. membantu pasien dalam
melakukan meningkatkan pergerakan.
pergerakan,
nyeri biasa Edukasi
muncul sekitar - Jelaskan tujuan dan
30 menit- 1 prosedur mobilisasi
jam. - Anjurkan melakukan
mobilisasi dini.
DO : - Ajarkan mobilisasi
- Pada kasus sederhana yang harus
ini sering dilakukan.
ditandai
dengan
Pasien
lemas.
- Pada kasus
ini sering
ditandai
dengan
Pasien sulit
bergerak.
TTV :
TD : 150/90 mmHg
N : 90 x/mnt
R : 28 x /mnt
S : 36,1 °C
DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
- Mengidentifiasi skala nyeri
Nyeri b.d agen - Mengidentifikasi pengaruh S: nyeri pasien berkurang
pencedera fisik. nyeri pada kualitas hidup
- Memberikan tehnik non O: - pasien masih meringis
farmakologis untuk - pasien masih cemas
mengurangi rasa nyeri
- Memfasilitasi istirahat tidur A: masalah teratasi sebagian
- Menjelaskan strategi
meredahkan nyeri P: intervensi di lanjutkan
- Menganjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
- Mengkolaborasi pemberian
analgetik

- Mengidentifikasi adanya
Gangguan nyri atau keluhan fisik S : nyeri pasien berkurang.
mobilitas fisik lainya
b.d kerusakan - Mengidentifikasi toleransi O : Pasien sudah mampu
integritas fisik melakukan pergerkan melakukan pergerakan.
struktur tulang. - Memfasiltasi aktivitas
mobilisasi dengan alat A : pasien sudah bisa
bantu (mis.pagar tempat melakukan aktivitas seperti
tidur) biasa.
- Menganjurkan melakukuan
mobilisasi dini P : Intervensi dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai