Disusun Oleh :
Nim: 433131440119047
Penyebab KPD masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti.
Beberapa laporan menyebutkan factor- factor yang berhhubungan erat dengan
KPD, namun faktor mana yang lebih berperan sulit di ketahui.
- Infeksi : Infeksi yang terjadi secara langsung pad selaput ketuban maupun
senderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan
terjadinya KPD.
- Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena
kelainan pada servik uteri (akibat persalinan, curettage).
- Tekanan intra uteri yang meninggi atau meningkat secara berlebih
(overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion, gamelli.
- Trauma yang di dapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam,
maupun amniosintesis menyebabkan terjadinya KPD karea biasanya disertai
infeksi
- Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang
menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap
membrane bagian bawah.
- Keadaan social ekonomi
- Faktor golongan darah, akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak seuai
dapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan jaringan kuit
ketuban.
- Faktor disproporsiantara kepala janin dan panggul ibu.
- Faktor multi gravviditas, merokok dan perdarahan antepartum
Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina,
aroma air ketuban berbau, berwarna pucat, cairan ini tidak akan berhenti atau
kering karena uterus diproduksi sampai kelahiran mendatang. Tetapi, bila duduk
atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya “mengganjal”
atau “menyumbat” kebocoran untuk sementara. Sementara itu, demam, bercak
vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah capat
merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi (Sunarti,2017).
4. Patofisiologi
5. Phatway
Pembesaran uterus
Aktifitas Il-1 dan
prostaglandin
Kontraksi uterus
dan peregangan
berulang
Kolagenase jaringan
Gerakan janin
MMP tidak
seimbang Depolimerasi kolagen Ketuban tipis, lemah
pada selaput (rapuh)mudah pecah
korion/amnion spontan
6. Pemeriksaan penunjang
c. Pemeriksaan laboratorium:
7. Penatalaksannan Medis
- Ketuban pecah dini pada kehamilan aterm atau preterm dengan atau
tanpa komplikasi harus dirujuk ke rumah sakit.
- Bila janin hidup dan terdapat prolaps di tali pusat, ibu
dirujuk dengan posisi panggul lebih tinggi dari badannya,
bila mungkin dengan posisi bersujud.
- Jika perlu kepala janin didorong ke atas dengan dua jari
agar tali pusat tidak tertekan kepala janin
- Jika Tali pusat di vulva maka di bungkus kain hangat
yang dilapisi plastic
- Jika ada demam atau di khawatirkan terjadi infeksi saat
rujukan atau KPD lebih dari 6 jam, berikan antibiotik.
- Bila keluarga ibu menolak dirujuk, ibu diharuskan
beristirahat dengan posisi berbaring miring, berikan
antibiotik.
- Pada kehamilan kurang dari 32 minggu dilakukan tindakan
konservatif, yaitu tirah baring dan berikan sedatif,
antibiotik dan tokolisis.
- Pada kehamilan 33-35 minggu dilakukan terapi
konservatif selama 24 jam lalu induksi persali
1. Induksi
Induksi adalah proses stimulasi untuk merangsang kontraksi
rahim sebelum kontraksi alami terjadi, dengan tujuan untuk
mempercepat proses persalinan. (Alodokter, 2018).
2. Persalinan secara normal/pervaginam
Persalinan normal adalah proses persalinan melalui kejadian
secara alami dengan adanya kontraksi rahim ibu dan dilalui
dengan pembukaan untuk mengeluarkan bayi (Wikipedia,
2018).
3. Sectio caesarea.
Menurut (Heldayani, 2009), sectio caesarea adalah suatu cara
melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding
uterus melalui dinding depan perut untuk melahirkan janin
dari dalam
Asuhan keperawatan ibu hamil dengan KPD
1. Pengkajian
Identitas atau biodata klien
Meliputi, nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, suku bangsa, status
perkawinan, pekerjaan, pendidikan, tanggal masuk rumah sakit nomor
register , dan diagnosa keperawatan.
Keluhan utama
Riwayat kesehatan:
- Kepala
bagaimana bentuk kepala, kebersihan kepala, kadang-kadang
terdapat adanya cloasma gravidarum, dan apakah ada
benjolan
- Leher
Kadang-kadang ditemukan adanya penbesaran kelenjar
tioroid, karena adanya proses menerang yang salah
- Mata
Terkadang adanya pembengkakan paka kelopak mata,
konjungtiva, dan kadang-kadang keadaan selaput mata pucat
(anemia) karena proses persalinan yang mengalami
perdarahan, sklera kuning
- Telinga
Biasanya bentuk telingga simetris atau tidak, bagaimana
kebersihanya, adakah cairan yang keluar dari telinga.
- Hidung
Adanya polip atau tidak dan apabila pada pos partum
kadang-kadang ditemukan pernapasan cuping hidung
- Dada
Terdapat adanya pembesaran payu dara, adanya hiper
pigmentasi areola mamae dan papila mamae
2. Diagnose keperawatan
3. Perencanaan
Intervensi
No Diagnose Tujuan dan Intervensi Rasional
keperawatan criteria hasil
1 Resiko infeksi b.d Setelah dilakukan Kaji tanda- Untuk
tindakan keperawatan tanda infeksi .
ketuban pecah dini mengetahui
selama 3×24 jam di Pantau
harapkan pasien tidak keadaan tanda-tanda
menunjukan tanda- umum pasien infeksi yang
tanda infeksi . dengan Bina
criteria hasil : hubungan muncul.
saling percaya
Tanda-tanda Untuk melihat
melalui
infeksi tidak komunikasi perkembangan
tidak ada. therapeutic.
Tidak ada lagi kesehatan
Berikan
cairan ketuban pasien.
lingkungan
yang keluar dari yang nyaman Untuk
pervaginaan. untuk pasien
DJJ normal memudahkan
Kolaborasi
Leukosit pasien dengan dokter
kembali normal perawat
untuk
Suhu 36-37 memberikan melakukan
obat antiseptik tindakan.
sesuai terapi.
Agar istirahat
pasien
terpenuhi.
Untuk proses
penyembuhan
pasien
2 Gangguan rasa Setelah dilakukan Kaji tanda- Untuk
nyaman : nyeri b.d tindakan keperawatan tanda Vital mengetahui
ketegangan otot selama 3×24 jam di pasien. keadaan
rahim harapkan nyeri Kaji skala umum pasien.
berkurang / nyeri hilang nyeri (1-10) Untuk
dengan criteria hasil : Ajarkan mengetahui
Tanda-tanda pasien teknik derajat nyeri
vital dalam batas relaksasi pasien dan
normal. Atur posisi menentukan
TD :120/80 mm pasien tindakan yang
Hg Berikan akan
N : 60-120 X/ lingkungan dilakukan.
menit. yang nyaman Untuk
Pasien tampak dan batasi mengurangi
tenang/rileks. pengunjung. nyeri yang
Pasien dirasakan
mengatakan pasien.