Anda di halaman 1dari 19

askep anemia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  PENGERTIAN

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb dan atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal.

Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht < 37 % pada wanita.

Memungkinkan terjadinya :

Penurunan kuantitas hemoglobin

Penurunan komponen eritrosit

1.2  ETIOLOGI

Dikelompokkan menjadi 2 faktor utama, yaitu :

Penurunan produksi eritrosit, dapat terjadi karena :

Kerusakan sumsum tulang

Berkurangnya bahan pembentuk eritrosit

Peningkatan kehilangan eritrosit dalam sirkulasi

percepatan penghancuran eritrosit

Perdarahan

1.3  PATOFISIOLOGI

Produksi SDM sumsum tulang terganggu atau SDM yang terbentuk rusak/hilang.       

Kapasitas sel-sel pembawa oksigen berkurang yang dipengaruhi oleh invasi sel-sel tumor, racun, obat-obatan/bahan kimia.
Kurang nutrisi pembentuk SDM dan zat besi asam folik, B12 atau kekurangan exytroprotein akibat penyakit ginjal. SDM
dapat dirusak juga oleh sel-sel pagosit pada RES (Retikulo Endotel Sistem) dalam hati dan lien.

 
SDM rusak/pecah  terbentuk bilirubin yang masuk aliran darah. Billirubin diekskresikan melalui kulit  kuning

Kehilangan darah 1000 ml atau lebih  hilangnya beberapa struktur darah yang akut.

Kehilangan darah 30 % atau lebih  diaphoresisi, gelisah, takikardi, nafas tersengal-sengal, shock.

                                                      HYPOXIA

                                          Tubuh mengadakan kompensasi

Cardiac output < pernafasan meningkat untuk memperbanyak jumlah oksigen ke jaringan

Meningkatkan pelepasan oksigen oleh hemoglobin

Meningkatkan volume plasma dengan cara mengeluarkan cairan dari jaringan

Distribusi ulang darah ke organ-organ vital

Cerebral Hypoxia                                                        Hypoxia
kronis
Gangguan
mental                                                        Gejala GIT

Mengantuk                                                                  Anoreksia

Sakit kepala                                                                 Nausea

Pusing                                                                         Konstipasi/diare

Finitas                                                                         Stematitis

1.4  MANIFESTASI KLINIS

Sistem cardiovascular : sianosis/pucat, tachycardia

Sistem respirasi : dyspnea

Sistem syaraf pusat : pusing/sakit kepala, tinnitus

Sistem pencernaan : diare/konstipasi, anoreksia, nausea, stomatitis.

1.5  PEMERIKSAAN PENUNJANG

Uji Hematologi/Lab. Darah : untuk menentukan jenis dan penyebab anemia

-          Kadar Hb/Hmt

-          Indeks eritrosit, leukosit dan trombosit

-          Kadar Fe, asam folat, Vitamin B12

-          Waktu pendarahan, waktu protrombin dan waktu tromboplastin

Aspirasi dan biopsy sumsum tulang

Penatalaksanaan

-          Ditujukan untuk mencari penyebab

-          Mengganti darah yang hilang

Dan penatalaksanaan tergantung dari jenis anemia (Aplasti, hemolitik, defisiensi besi, megaloblastik, dll)

1.6  KOMPLIKASI

Komplikasi  gagal jantung
                               parestesia

                                           kejang

BAB II

ASKEP

(Asuhan Keperawatan)

1.1  PENGKAJIAN

Riwayat Kesehatan

         Keluhan utama : kelemahan, kelelahan, malaise

         Riwayat konsumsi obat

         Riwayat minum alcohol

         Riwayat terjadinya kehilangan darah berlebihan

         Riwayat keluarga

         Riwayat nutrisi : kekurangan nutrisi esensial seperti besi, Vitamin B12 dan asam folat.

Pemeriksaan Fisik

         Status perfusi jaringan : kulit/mukosa pucat

         Status respirasi : dispnea

         Status cardiovaskuler : takikardi, palpitasi

         Status saraf pusat : parestesia, gangguan koordinasi dan kejang

         Status gastrointestinal : mual, muntah, diare, anoreksia, stomatitis.

1.2  DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Intoleransi aktivitas
         Tanda : kelemahan, banyak istirahat, palpitasi, takikardi, peningkatan TD, dispnea.

         Kriteria evaluasi : peningkatan toleransi aktivitas ; nadi, pernafasan dan tekanan darah normal.

         Intervensi :

-          Kaji kemampuan melakukan tugas, catat adanya kelelahan dan kesulitan melakukan tugas

-          Kaji gangguan keseimbangan jalan dan kelemahan otot

-          Awasi vital sign selama dan sesudah aktivitas

-          Ubah posisi perlahan, pantau terhadap pusing

-          Beri bantuan aktivitas/ambulasi bila perlu

-          Anjurkan menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, nafas pendek, kelemahan dan pusing.

2.      Perubahan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

         Tanda : penurunan BB, perubahan mukosa mulut ; kehilangan tonus otot

         Kriteria evaluasi : peningkatan BB/stabil dengan nilai Laboratorium normal ; tidak ada tanda malnutrisi

         Intervensi :

-          Observasi dan catat masukan makanan

-          Timbang berat badan setiap hari

-          Observasi mual/muntah, flatus dan gejala lain

-          Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik

-          Berikan pencuci mulut yang diencerkan bila mukosa oral luka

-          Pantau hasil lab : Hb/Hmt, protein, besi, B12, asam folat dan elektrolit serum

-          Beri obat sesuai interuksi : vitamin, mineral, besi oral

-          Beri diet halus, rendah serat, tidak merangsang

3.      Resiko tinggi terhadap infeksi

         Kriteria evaluasi : mengidentifikasi perilaku untuk mencegah resiko infeksi, meningkatkan penyembuhan luka dan
bebas demam.

         Intervensi :

-          Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh pemberi perawatan dan klien

-          Pertahankan tehnik aseptic

-          Berikan perawatan kulit, perianal dan oral

-          Tingkatkan masukan cairan adekuat

-          Pantau dan batasi pengunjung, beri isolasi

-          Pantau suhu
-          Ambil spesimen untuk kultur sesuai indikasi

-          Berikan antiseptic topical ; antibiotic sistemik

4.      Kerusakan integritas kulit/resiko kerusakan integritas kulit

         Kriteria evaluasi : Mengidentifikasi factor-faktor perilaku untuk mencegah cidera kulit.

         Intervensi :

-          Catat adanya perubahan pada turgor, warna, hangat local, eritema

-          Ubah posisi secara periodic

-          Ajarkan agar kulit tetap kering dan bersih

-          Bantu latihan rentang gerak pasif

-          Gunakan alat pelindung ; kasur tekanan udara, bantal sesuai indikasi

5.      Konstipasi/diare berhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan pencernaan, efek samping terapi oral.

         Tanda : perubahan frekuensi, karakteristik dan jumlah feces ; mual/muntah ; anoreksia; nyeri abdomen tiba-tiba,
gangguan bunyi usus.

         Kriteria evaluasi : fungsi usus normal ; perubahan perilaku hidup yang diperlukan sebagai penyebab.

         Intervensi :

-          Observasi warna, konsistensi, frekuensi, jumlah.

-          Auskultasi bunyi usus

-          Awasi masukan/keluaran

-          Dorong masukan 2500-3000 ml

-          Konsul dengan ahli gizi : diet tinggi serat

-          Berikan pelembek feces atau enema sesuai indikasi

-          Berikan obat anti diare sesuai indikasi

6.      Perubahan perfusi jaringan

         Kemungkinan dibuktikan oleh : palpitasi, kulit pucat, membrane mukosa kering, kuku dan rambut rapuh, ekstremitas
dingin, penurunan haluaran urine, penurunan tekanan darah capilari refill melambat, disorientasi.

         Kriteria evaluasi : menunjukkan perfusi adekuat ; tanda vital stabil, membrane mukosa berwarna merah muda,
capilari refill baik, mental baik.

         Intervensi :

-          Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane mukosa dan kuku

-          Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi

-          Awasi upaya pernafasan : auskultasi bunyi nafas

-          Selidiki keluhan nyeri dada dan palpitasi


-          Kaji respon verbal melambat, agitasi bingung

-          Catat keluhan dingin, pertahankan suhu lingkungan sesuai indikasi

-          Awasi pemeriksaan laboratorium : Hb, Mmt dan jumlah eritrosit

-          Berikan sel darah merah sesuai indikasi

-          Berikan oksigen sesuai indikasi

1.3  ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN HEMATOLOGI DENGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI

Pengkajian dimulai tanggal           : 20 Desember 2005

Pengkajian berakhir tanggal          : 22 Desember 2005

PENGKAJIAN

I.                                                                                     IDENTITAS KLIEN

Nama klien                  : Nn. “MR”

Umur                           : 20 tahun

Jenis kelamin               : Perempuan

Agama                         : Kristen

Status perkawinan       : Belum kawin

Pendidikan                  : SMA

Pekerjaan                     : Wiraswasta

Alamat                                    : Ds. Pasarlegi-Kec. Sambeng. Lamongan

II.                STATUS KESEHATAN

         Riwayat Penyakit Sebelumnya

Pasien mengatakan seelumnya pernah menderita panyakit yang sama dan pernah MRS di RSUD Dr. Soegiri LMG.

         Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga pasien yang mempunyai penyakit sama dengan pasien adalah ibu pasien. Sedangkan dalam keluarga pasien
tidak ada penyakit menurun (seperti Diabetes Millitus, epilepsy, dll) maupun penyakit menular (seperti TBC, lepra, dll)

         Riwayat penyakit sekarang


Pasien mengatakan badan lemas, nafsu
makan berkurang, pusing, tidak bias beraktivitas dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari, mual, muntah. Hal ini sudah
dirasakan sejak 2 hari yang lalu.

Keterangan :

                  :           (wanita)

                  :           (pria)

                  :      Pasien

                  :      Tinggal bersama pasien

                  :                     yang menderita penyakit

                  :                     sama dengan pasien

III.                                                                               POLA FUNGSI KESEHATAN

a.       Pola Aktivitas dan Latihan

         Sebelum sakit  : Pasien dapat melakukan segala aktivitas sendiri

         Saat ini            : Pasien untuk keperluan mandi, berpakaian, eliminasi, makan pasien memerlukan bantuan orang lain,
sedang untuk mobilisasi ditempat tidur bisa sendiri.

b.      Pola Istirahat tidur

         Sebelum sakit  : Pasien tidur siang ± 1 jam, tidur pada malam hari ± 5-6 jam. Kebiasaan tidur pasien tidak
mempengaruhi kehidupannya, karena tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan untuk pemenuhan kebutuhan tidur.

         Saat ini            : Pasien tidur siang ± 2-3 jam, tidur pada malam hari ± 6-8 jam. Karena kondisi pasien yang lemah maka
pasien tidurnya agak sedikit terganggu dan tidak nyenyak.

c.       Pola Nutrisi
         Sebelum sakit  : Pasien makan biasa sehari 3 kali (pagi, siang, malam) tidak teratur jamnya, terkadang makan cuma 2
kali bahkansering 1 kali makan, lauk sering seadanya, minum 5-6 gelas perhari air putih dan the manis/susu sehari 1 kali.

         Saat ini            : Makan pada awal sakit selama 2 hari tidak mau makan karena perutnya mual dan muntah jika diberi
makanan, tapi setelah hari ke 2 itu pasien sudah mulai makan dan makanan yang disajikanpun bergizi tapi sering tidak
dihabiskan, makan Cuma 5 sendok serta terlihat makan sate kambing.

d.      Pola Eliminasi

         Sebelum sakit  : BAB : 1x /hari

                          BAK : 3-5x /hari

         Saat ini            : BAB : 2x /hari

                          BAK : 2-4x /hari

e.       Pola Koping

         Sebelum sakit  : Pasien tidak ada masalah dalam beraktivitas

         Saat ini            : Masalah utama yang dirasakan selama sakit yaitu merasa capek, badan merasa lemas, kepala pusing,
nafsu makan menurun, berat badan menurun, perut mual, sering muntah.

f.       Pola Konsep diri

         Sebelum sakit  : Harga diri inggi, disiplin dan mandiri

         Saat ini            : Harga diri tinggi berusaha untuk mandiri, tapi pasien mengalami kesulitan jadi dibantu oleh
keluarganya.

g.      Personal Hygiene

         Sebelum sakit  : Pasien dapat membersihkan tubuh secara bersih dan mandiri

         Saat ini            : Pasien berkeadaa tubuh bersih, mandi (muka dan tangan) dibersihkan keluarga pagi dan sore, gosok
gigi tidak mampu, hanya berkumur saja.

h.      Pola Psikologis

         Sebelum sakit  : Pasien tidak ada masalah dalam psikologisnya

         Saat ini            : Pasien merasa cemas dan gelisah karena tidak bias/sulit tidur, karena kondisi yang lemah dan perut
kembung

i.        Pola Peran dan berhubungan

         Sebelum sakit  : Pasien dapat berhubungan/berkomunikasi dengan siapapun, baik keluarga maupun teman.

         Saat ini            : Pasien dalam berhubungan/berkomunikasi tetap baik dengan siapapun, Cuma pasien tidak bias main
keluar.

j.        Pola Kognitif

         Sebelum sakit  : Pasien tidak ada masalah dalam hal kecerdasan.

         Saat ini            : Pasien masih mampu berbicara, membaca, berfikir, menghitung, daya ingat juga baik, bias berinteraksi
dengan orang-orang yang berada di sebelahnya.

k.      Pola Seksual dan Reproduksi


         Sebelum sakit  : Pasien tidak ada masalah dalam BAK tetap lancer dan normal. Pasien juga lancer setiap bulan dalam
menstruasi.

         Saat ini            : Pasien dalam hal BAK dan menstruasi juga tidak masalah sama seperti sebelum sakit.

l.        Pola Nilai dan Kepercayaan

         Sebelum sakit  : Pasien tidak ada masalah, tetap bias beribadah setiap hari minggu ke gereja dan seminggu 1x ikut
ibadah pemuda.

         Saat ini            : Pasien hanya bias beribadah dirumah karena tidak bias ikut ibadah di gereja.

IV.                                                                               PEMERIKSAAN FISIK

1.                                                                        Keadaan Umum

Pasien bedrest di tempat tidur, keadaan tampak lemah, muka pucat, bibir kering, serta kerapian diri sangat kurang, pasien
masih mampu menjawab pertanyaan dengan spontan dan pasien tampak cemas dengan penyakit yang ia derita.

2.                                                                        Tanda-tanda Vital

Tensi (TD)       : 100/70 mmHg

Nadi                : 100x/menit

Pernafasan       : 28x/menit

Suhu                : 37º C

TB                   : 155 cm

BB                   : 47 Kg, sebelum sakit ± 49 Kg

3.                                                                        Tingkat Kesadaran

Kesadaran umum pasien tampak lemah dan kesadaran GCS Compos Mentis (15) :

-          motorik      : 5

-          verbal        : 5

-          mata          : 5

4.                                                                        Pemereiksaan Tubuh

a.       Pemeriksaan Kepala dan Rambut

Bentuk kepala       : bulat, besar, simetris dan kulit kepala : tidak ada luka, tidak berbau, berketombe dan tidak berkutu.

Rambut                 : pertumbuhan baik, hitam, agak rontok dan tidak berbau.

Wajah                    : bulat oval, struktur wajah simetris, wajah pucat.

Kelainan lain         : -

b.      Pemeriksaan Mata

Kelengkapan         : lengkap kanan dan kiri


Kesimetrisan         : kedua mata simetris dan tidak juling

Konjungtiva          : putih pucat

Seklera                  : putih

Pupil                      : reflek cahaya baik untuk mengecil dan melebar sama besar.

Kelainan lain         : -

c.       Pemerikaan Hidung

Tulang                   : normal, idak ada pembengkakan

Lubang                  : tidak ada secret, tidak ada sumbatan, tidak ada pendarahan

Cuping                  : bernafas normal, cuping tidak bergerak

Daging tumbuh     : tidak ada polip

Kelainan lain         : -

d.      Pemeriksaan Telinga

Bentuk                  : simetris

Lubang                  : sedikit ada serumen, tidak ada pendarahan, tidak ada benda asing

Ketajaman             : normal

Ukuran                  : sedang

Kelenturan                        : normal, lentur

Kelainan lain         : -

e.       Pemeriksaan Mulut

Keadaan bibir                    : kering dan pucat

Gigi                                   : caries gigi tidak ada, warna : kekuningan, disela-sela gigi ada sedikit sisi makanan

Gusi                                   : tidak ada pendarahan, tidak ada pembengkakan

Lidah                                 : Warna merah, sedikit kotor, tidak ada pendarahan

Kemempuan menelan        : bias menelan tanpa hambatan (normal)

Kelainan lain                     : -

f.       Pemeriksaan Kulit

Kebersihan            : bersih

Kehangatan           : kulit terasa dingin dan pucat

Warna                    : pucat

Tekstur                  : halus

Tugor                     : sedikit turun


Kelainan lain         : -

g.      Pemeriksaan Dada

Bentuk dada                     : simetris

Pernafasan                         : frekuensi = 28 x / menit

Tanda kesulitan bernafas  : tidak ada

Irama                                 : regular

Kelainan lain                     : -

h.      Pemeriksaan Jantung

Palpitasi                             : tidak ada pulsasi

Ictus cordis                       : normal

Pembesaran jantung          : tidak ada pembesaran (normal)

Auskultasi                         :

      Bunyi jantung I           : suara “lub”

      Bunyi jantung II         : suara “dub”

Bunyi jantung tambahan         : tidak ada bunyi

Suara bising                       : tidak ada suara

      Frekuensi denyut jantung : 100x/menit

Kelainan lain                     : -

i.        Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi                 : tidak ada distensi (kembung)

Benjolan                : normal

      Benjolan                                  : tidak ada benjolan

      Banyangan pembuluh darah   : tidak ada

      Auskultasi                               : peristaltic usus 10x/menit (normal)

Palpasi                   :

      Tanda nyeri tekan       : tidak ada

      Benjolan                      : tidak ada

      Tanda acites                : tidak ada

      Hepar                          : tidak teraba

      Lien                             : tidak teraba

Kelainan lain         : -        


j.        Pemeriksaan Genetalia

Tidak dilakukan pemeriksaan

k.      Pemeriksaan Neurologi

Tingkat kesadaran             : kompos metis (sadar penuh) GCS (15)

Tanda rangsangan otak     : suhu normal, kepala tidak nyeri, tidak kaku kuduk, terasa mual dan muntah

Saraf otak                          : semua saraf berfungsi dengan baik (normal)

Reflek                               :  normal

Kelainan lain                     : -

l.        Pemeriksaan Status Mental

Kondisi emosi perasaan    :  biasa (tidak terlalu senang dan tidak terlalu susah), biasa menerima keadaannya.

Orientasi                            :  pasien dapat berorientasi dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan

Proses berfikir                   :  ingatan baik, dapat berfikir dengan baik, dapat ambil keputusan dengan cepat, diajak bicara bias
sambung.

Persepsi                             :  persepsi klien kepada dirinya sendiri, orang lain, lingkungan baik

Bahasa                               :  bahasa dan kata-kata yang digunakan jelas mudah dimengerti

Kelainan lain                     :  -

V.                                                                                  DATA PENUNJANG

Menurut pasien, pasien pernah datang ke RS sebelumnya dan di diagnosa, lalu pasien mengatakan menderita penyakit
Anemia Defisiensi Besi. Hb saat masuk RS 7,6 g/dl, Hb saat keluar RS 11,2 g/dl.

VI.                                                                               TERAPI MEDIS

_
PRIORITAS MASALAH

I.       Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhibungan dengan intake kurang, akibat Hb rendah

II.    Intoleransi Aktivitas berdasarkan tidak seimbangnya antara 02 dan kebutuhan.

III. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengoatan berdasarkan kurangnya informasi.

ANALISA DATA
No Analisa Data Problem Etiologi

I DS =  Klien mengatakan merasa berat Ketidakseimbangan Intake kurang


akibat HB turun
          badannya menurun. Nutrisi kurang dari

DO = BB turun sebelum sakit = 49 kg Kebutuhan tubuh

          Saat sakit = 47 kg.

-    Mengeluh mual muntah, nafsu


Tidak seimbang
makan berkurang. antara O2 dan
kebutuhan.
II DS =   Klien mengatakan dalam aktivitas Intoleransi aktivitas

           pemenuhan kebutuhan tidak bisa

          dilakukan sendiri.

DO = -  Pasien trebaring di tempat tidur.

-     Pasien lemah dan merasa lelah.


Kurang informasi
-     Nadi = 100 x per menit

-     Penafasan = 28 x per menit

-     TD = 90 / 70 mmHg

III DS = Klien selalu menanyakan penyebab Kurang pengetahuan


tentang penyakit dan
          penyakitnya dan kapan ia bisa pengobatan

          sembuh.

DO = - Pasien nampak lemas

-          Pasien kurang bersemangan dalam


program pengobatan
Dx Tanggal Implementasi

I 20-12-05         Memerlukan observasi tanda-tanda vital

T = 100/70 mmHg

N = 100 x / memnit

R = 28 x / menit

        SH = 370C

        Membantu memberikan makanan dalam porsi kecil dan hangat

        Mengkonsultasikan dengan ahli gizi

        Mengkaji riwayat makanan yang disukai pasien lebih suka makanan yang
ada kuahnya beserta lauknya terserah, tidak suka makan sayuran hijau.

II 21-12-05         Mengkaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas

        Pasien merasa lelah dan letih serta kesulitan setelah turun dari dari tempat
tidur.

        Mengobservasi tanda-tanda vital setelah aktivitas

TD : 110/80 mmHg

N   : 92 x / menit

R   : 24 x / menit

SH : 370C

        Membantu klien makan

        Memberi anjuran pada klien

III 22-12-05         Mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit dan pengobatan

        Menjelaskan penyebab penyakitnya pada klien

        Menjelaskan tujuan pemeriksaan dan pengobatan

        Memberikan pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan amemia.

CATATAN PERKEMBANGAN

Dx Tanggal Implementasi

I 20-12-05 S :  Klien mengarahkan keadaan masih lemas tapi agak membaik

      dari yang kemarin.

O : -  K.U lemah di tempat tidur

      - Terdapat sedikit makanan yang belum habis di meja makan


- Berat badan menunjukkan sedikit perubahan

- Tanda-tanda Vital

    TD              : 100 / 70 mmHg

    Nadi           : 100 x  / menit

    Pernafasan : 28 x / menit

    Suhu           : 370C

A :   -  Masalah klien belum teratasi

        -  Makan belum dihabiskan

        -  K.U masih keliahtan lemah

P :    Lanjutkan intervensi

       -  Memberikan makanan keadaan hangat

       -  Menimbang berat badan

II 21-12-05 S :    Klien mengatakan bisa duduk dan bisa merapikan tempat

        tidurnya sendiri dan bajunya sendiri dan mengarah pada

        kondisi yang sudah membaik, bisa beraktivitas tapi sedang.

O :  -  Pasien rapi

       - Makan dan minum dihabiskan

 - Pasien duduk dan merapikan rambutnya

 - Tanda-tanda Vital

    TD              : 110 / 80 mmHg

    Nadi           : 92 x / menit

    Pernafasan : 24 x / menit

    Suhu           : 370C

A :   Masalah teratasi sebagian

P :   Langkah intervensi

       -  Observasi tanda vital

       -  Membantu dalam aktivitas agak berat.

III 22-12-05 S :    Klien mengangguk sudah mengerti dan mengatakan sudah

        mampu berjalan ke kamar mandi sendiri

O :  -  Cemas berkurang dan lebih aktif dalam beraktivitas


       - Posisi duduk

 - Lebih santai dan tenang

 - Bisa teratasi

A :   Masalah teratasi

P :    Intervensi dihentikan

BAB III

PEMBAHASAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN  PADA PASIEN ANEMIA DEFISIENSI BESI

  Diagnosa Keperawatan menurut teori Keperawatan :

Intoleransi aktivitas

Perubahan Nutrisi

Resiko tinggi terhadap infeksi

Kerusakan integritas kulit / resiko kerusakan integritas kulit.

Konstipasi / diare berhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan proses pencernaan, efek samping terapi obat.

Perubahan perfusi jaringan.

  Diagnosa Keperawatan yang muncul pada pasien :

Ketidakseimbang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake kurang, akibat Hb rendah.

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tidak seimbang antara O2 dan kebutuhan.

Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.

  Antara Diagnosa Keperawatan menurut teori Keperawatan disbanding dengan Diagnosa Keperawatan ynag muncul
pada pasien, ternyata ada perbedaan, yaitu :

         Pada pasien Nn “MR” tidak muncul diagnosa :

1.      Resiko tinggi terhadap infeksi


Hal ini dikarenakan pasien sudah dapat menjaga kebersihan dirinya (personal Hygiene) dengan baik.

2.      Kerusakan integritas kulit / Resiko kerusakan integritas kulit.

Hal ini dikarenakan pasien masih ada pergerakan atau tidak bedrest di temapt tidur sehingga sirkulasi darah masih sedikit
lancar dan kemungkinan terjadi resiko kerusakan integritas kulit atau dikupitus.

3.      Konstipasi / diare brhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan proses pencernaan, efek samping terapi
obat.

Hal ini dikarenakan pasien menyukai makanan yang berkuah sehingga mendapatkan suplai cairan yang cukup.

4.      Perubahan Perfusi Jaringan

Hal ini dikarenakan pasien ini kemungkinan menderita anemia masih dalam tingkat yang ringan sehingga penurunan suplai
darah kapiler belum begitu besar.

         Dan Muncul Diagnosa Baru, yaitu :

1.      Kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi.      

Hal ini dikarenakan pasien kurang mendapatkan informasi kesehatan khususnya tentang penyakit yang ia derita, yaitu
kesehatan khususnya tentang penyakit yang ia derita, yaitu anemia defisiensi besi.

  Jadi Diagnosa yang ada pada teori tidak selalu muncul pada diagnosa pasien, hal ini dikarenakan kondisi pasien antara
satu dengan yang lain berbeda.

Anda mungkin juga menyukai