Anda di halaman 1dari 203

Daisho

(Marc Olden)

KERAS.KEJAM DAN BERAPI-API...


Suatu kisah pembalasan dendam yang diwarnai olen
merah darah.
ISTANA IKUBA EDO. JEPANG
Pukul 2 pagi, 15 Agustus
Samurai Gongoro Benkai berjalan ke jendela ista-I na,
melangkah ke kiri dan menghilang dikegelapan ma I am.
Dengan jeli matanya melirik ke sana ke mari. Tak
terdenger bunyi jangkrik di celah-celah dinding benteng.
Tangan kanannya menggenggam katana Mu-ramasa-
nya, pedangnya yang panjang.
Begitu sepi . .. ini yang membuatnya curiga. Tapi tak ada angsa yang
memekikkan suaranya yang nya-ring. Katak pun tak berhenti bernyanyi.
Pertanda tak ada penjahat yang mencoba menyeberangi jembatan istana.
Pedangnya yang panjang tetap dalam sarung. Pe-dang yang sudah tertarik
mempunyai hak untuk mi-num darah. Pedang tak boleh disarungkan tak terpa-
kai! Di mana ksatrianya dapat menyembunyikan wa-jahnya? la tak akan bisa
disebut pahlawan lagi.
Pedang ini adalah simbol llahi. Dahulu seorang de-wa mencelupkan pedangnya
ke dalam lautan, kemu-dian diacungkan di bawah sinar matahari. Tetes-tetes air
laut yang berjatuhan membentuk pulau-pulau Je-pang sekarang ini.
Pedang ini adalah jiwa samurai... Sebegei seorang samurai Benkai tergolong
orang-orang yang berkedudukan, sehingga diijinkan mem-bawa dai-sho, pedang
panjang dan pedang pendek, disisipkan di pinggang dengan bagian tajam ke
atas.
Pegengan pedang itu ditutupi dengan enamel dan emas dihiasi dengan enam
butir permata kecil. Ukur-annya 36 inci, agak melengkung dan sisi yang tajam
diperoleh dengan menyatukan duapuluh lapis baja se-tipis kertas dengan
kekerasan yang berbeda-beda.
Alhasil diperoleh pedang yang bukan saja indah dan berseni, tetapi mampu
menebas besi begaikan buah semangka saja. Dengan pedang ini Benkai sudah
membunuh 36 orang.
Hujan beru berhenti dan kabut yang samar-samar meliputi kegelapan malam,
sedangkan di sana-sini tampak lampu kelap-kelip dari pondok petani yang miskin
di sisi sungai Sumida, dan perkampungen orang kaya di tengah ladang buah pir
dan kersen.

1
Benkai melatih diri di ruang anggar, juga tengah malam ini. Seribu kali bebatan
dan dua ratus lima pu-luh kali tusukan.
Dojo, pemusik yang buta, memberanikan diri un-tuk berlutut di depan pintu
masuk. Kepelanya ditun-dukkan sampai mengenai lantai. Begitu takutnya ia!
Setiap samurai memang berhak untuk membunuh siapa pun di tempat, tanpa
parlu mempertanggungja-wabkan perbuatannya . . . hak kirisute gomen.
"Yang mulia Lord Benkai . . . mistressku. Saga . . . memohon Anda untuk datang
. . . segera. la me-ngetahui komplotan yang bersekongkol untuk membunuh
paduka kita. Lord Saburo . . . Menurut Mistress hanya Anda yang dapat
dipercaya sebegai pe-lindung daimyo."
Karena ia buta tak dilihatnya mata Benkai me-nyempit. Kalau kabar Dojo banar,
berarti kehormat-an Benkailah yang sedang dipertanyakan. la harus membela
atasannya tanpa pamrih. Dalam kemenang-an ataupun kekalahan.
Karena kesetiaan dan keahliannya berpedang itu-lah ia diangkat menjadi Lord
Saburo.
Gongoro Benkai berusia limapuluh tahun, ber-jenggot, berotot kekar, dengan
rambut hitamnya ter-ikat gaya samurai . . . dililit dan diminyaki kemudian diatur
ke depan di atas kepalanya yang dicukur klimis itu. Matanya berkilau begaikan
mata srigala. lalah yang disebut orang putra Shinigama, Dewa Kematian yang
mempunyai bentuk srigala.
Tapi yang lebih ditakuti daripada keinginannya untuk membunuh adalah
kecepatan ke luarnya Iki-ryo dari dalam benak Benkai.
Memang orang gemetar membeyangkan Shi-ryo, jiwa-jiwa yang gentayangan
tanpa mempunyai tempat beristirahat. Tetapi yang paling ditakuti adalah Iki-ryo,
setan yang mengambil bentuknya dari pikiran ja-hat manusia ... marah, benci,
balas dendam, haus da-rah . . . semua yang kalau menyatu akan mencipta-kan
Iki-ryo, mengeluarkannya dari pikiran manusia ke dunia yang nyata untuk
menghancurkan
makhluk hidup.
Saat ini Benkai tampak tegang. Dalam perang ia tak pernah segelisah ini. la
yang dikatakan memiliki Iki-ryo. Kalau tidak, bagaimana mungkin ia dapat
membunuh duabelas orang sekaligus?
Jangkrik berhenti mengerik.
Benkai meneliti lagi pertahanan istana. Sisi istana ditumbuhi daun cemara yang
lebat, memungkinkan tentara penjaga hilir mudik tanpa dilihat. Dinding ter-buat
dari.'batu seratus orang', disebut demikian karena satu batu perlu diangkat oleh
seratus orang bersa-ma-sama. Tidak, konon yang paling besar pun tak akan
menembusi dinding ini.
Benkai sendiri yang memilih pemanah dan me-nempatkannya di yagura,
menara-menara sudut. Me-reka ini akan mendapat jatah beras tiga kali lipat
untuk setiap musuh yang terbunuh.

2
Dibagian dalam benteng selalu dipatroli oleh tentara bersenjata siap dengan
anjing buldog yang terla-tih. Parit berair di sekeliling istana dalam dan leber,
sedangkan jembatan terbuat dari besi.
Sungguh, ini cukup kuat... hail
Tetapi kebanyakan istana bukan diserang dari luar tapi dari dalam. Karena itulah
selalu ada lorong-lorong rahasia menuju tempat yang aman di luar, ka-lau-kalau
daimyo terpaksa harus melarikan diri.
Lord Takemori Saburo memang membutuhkan sarana pertahanan yang kuat dan
penjaga seperti Benkai. Prilakunya yang licik telah menimbulkan amarah
Toyotomi Hideyoshi, dan tak ada lawan yang lebih berbahaya daripeda dia.
Memang Jepang memiliki kekaisaran dan pemerin-tahannya sendiri di Kyoto.
Tetapi secara praktis selu-ruh negara diatur oleh Hideyoshi.
Tige tahun yang lalu ia masih berfungsi sebagai jenderal di bewah Shogun,
diktator militer Oda Nobu-naga. Didampingi dengan kebijaksanaan Hideyoshi-lah
diktator ini berhasil menumpas habis para panglima pemberontak yang puluhan
jumlahnya itu.
Sesudah pembunuhan Nobunaga ia bersumpah pa-da diri sendiri untuk
menggantikan junjungannya, menjadi orang yang terbesar.
"Akan kusatukan Jepang. Tiongkok dan Korea . .." demikian ia sesumbar.
"Semudah menggulung ti-kar dan mengangkatnya dengan sebelah tanganku
la mulai dengan Jepang.
Mereka yang tak berhasil ditumpas dimenangkan-nya dengan taktik. la memang
seorang pemimpin ala-mai, mampu menarik kepercayaan orang lain. Karena
itulah ia mendapat julukan 'Monyet Bermahkota".
Bahkan mereka yang menyebut dirinya musuh be-buyutan akhirnya terbujuk juga
oleh Hideyoshi yang mempunyai karisma ini.
Memang harus diakui . . . ialah yang mengubah gaya Jepang berperang! la
mempunyai bala tentara mata-mata yang tak terhitung jumlahnya, dikirim ke
segala penjuru, segala pelosok.
Setiap agen juge mengawasi agen yang lain dan setiap laporan selalu
disamakan. Hideyoshi merupakan pemuka pertama alam intelegensia militer. la
me-ngumpulkan segala macam data . . . mengenai panen dan perikanan,
mengenai tentara dan moralnya, mengenai cuaca dan persediaan pangan. Dan
setiap data juga dimanfaatkannya.
la juga menyiapkan taktik psychologis terhadap semua jenderal-jenderal di
Jepang. Hideyoshi adalah pahlawan yang berani dan pandai menilai orang lain,
juga memiliki dua sifat unggul . . . kesabaran dan ke-jelian untuk memilih 'timing'
yang tepat.
Dan 'Monyet Bermahkota' ini memiliki segalanya yang tak dimiliki oleh Lord
Saburo, seorang lelaki ge-muk empatpuluh tahun.

3
"Kurang ajar ..." demikian katanya pada Benkai. "Aku diminta membuka istanaku
untuk dia? Dan pa-jakku dinaikkan berlipat-lipat! Hail la hendak meng-hancurkan
aku ..."
Benkai mengangguk.
"Tapi ia tak bisa dikalahkan dengan kekuatan . . ." katanya dengan bijaksana
"Begitu banyak yang bersumpah setia padanya, seperti aku bersumpah setia
padamu ..."
Benkai tahu bahwa orang-orang seperti IMobunaga dan Hideyoshilah yang
berhasil menghentikan perang saudara di Jepang yang sudah berkecamuk
selama tiga ratus tahun.
Benkai menghormati Hideyoshi sebagai panglima perang. Tapi karena ia adalah
musuh Saburo, maka ia adalah musuh Benkai. Karma telah menentukan ia
sebagai pengikut Saburo yang setia dan ia tak mau me-lawan karma Setiap
orang harus meneguk anggur yang sudah disediakan baginya.
Jangkrik berhenti mengerik
Benkai menatap wanita yang duduk berlutut di lantai itu, mengaduk teh yang
dimasak di atas hibachi dengan kayu bambu.
Wanita ini tinggal di rumah yang indah, penuh de-ngen patung kayu dan lukisan.
Di sini karpet diganti setiap hari Benkai tidak betah dalam lingkungan seperti ini.
la orang yang sederhana.
Wanita itu bernama Saga . . . seorang selir tujuh-belas tahun yang dua tahun
yang lalu dihadiahkan pa-da Saburo oleh seorang tuan tanah, sobet sekongkol
Saburo.
Wanita ini elegan dan eksotis, langsing dengan gigi dihitamkan sebagaimana
modenya saat itu, alis tercu-kur habis, dan bedak putih di wajahnya.
Benkai berlutut di sisinya, bertumpu pada perge-langan kaki, telapak tangan di
atas paha. Sesudah be-berapa detik diterimanya juga cangkir teh yang diju-
lurkan padanya, tapi tidak diminumnya.
"Tuliskan nama-nama orang yang berkhianat itu ..." katanya dengan tenang.
"Hai..."
Saga berdiri dan pergi mengambil alat-alat tulis-nya yang disimpan di balik tirai
berlukiskan naga.
la memilih kertas kuning dan kwas yang baru.
"Orang-orang ini penting . . . masing-masing ber-kedudukan dan mereka senang
bahwa Lord Saburo sudah mendapatkan kesayangan baru ..."
Benkai hampir saja tersenyum. Malam ini Saburo memang menikmati anak lelaki
duabelas tahun itu
pandai menari dan menyanyi. Kalau saja tidak dida-hului oleh daimyo pasti
Benkai sendiri akan melahap-nya.

4
"Bagaimana kau tahu nama orang-orang ini?" "Ichiro mendengar mereka
berbisik-bisik di kan ang kuda..."
"Mengepa tak kau sampaikan sendiri pada tuan-mu?"
Saga menunduk.
"Aku sudah bukan lagi kekasihnya. Aku hanya perempuan cemburu, tidak lebih
dari itu. Apakah pe-rempuan seperti ini tak akan berusaha merebut kem-bali
kasih tuannya? Tidak, lebih baik kau yang me-nyampaikan kabar ini padanya ..."
"Perempuan seperti itu bisa berdusta . ."
Saga tersenyum.
"Hail Mungkin juga menipu. Tapi biar Lord Saburo sendiri yang menilai
kesetiaanku . . . aku sudah menempuh risiko memanggilmu dan menulis nama-
nama mereka. Kalau mereka tahu aku yang mati..."
Sambil menarik napas panjang ditaruhnya kwas-nya dan diangkatnya cangkir
tehnya ke bibir. la me-neguk sedikit dan menunggu Benkai untuk minum
bersamanya.
Benkai mengangkat cangkirnya dan di saat itu tampak mata Saga membesar . . .
Samurai itu menci-cipi tehnya dan dahinya tampak berkerut.
Tiba-tiba ia berpaling. Mengapa banyak nyamuk berkerumun di depan tirai
tempat Saga tadi mengam bit alat-alat tulisnya? Ada orang di belakangnya!

Dan teh ini keruh ... racun! Benkai melempar teh itu ke sisi. Perangkap.
Saga berdiri. Senyumnyi sekarang kejam dan ber nada kemenangan. la
merogoh kimononya dari me ngeluarkan dari balik lengannya sebuah kipas
perang, lessen. Dengan gerakan pergelangan tangannya kipas itu pun terbuka,
memperlihatkan cahaya kelap-kelip terpantul oleh rangka besinya.
"Terlambat. . ." katanya "Kau tak akan berhasil menolongnya ... selamanya."
Sekarang Benkai tahu siapa perempuan ini. Ku-noichininja perempuan. Ninja
yang terkenal sebagai tukang teluh dan mata-mata!
Dalam dua langkah ia sudah sampai ke depan tirai dan dengan sekali kebas
kepala ninja di belakangnya terbelah dua. Dengan jatuhnya orang itu ke depan
ninja di belakangnya perutnya terbelah dua. Dengan mata membelalak lelaki
yang memegeng tongkat kayu itu melihat ususnya berceceran.
Tiga ninja lagi lompat masuk dari jendela yang terbuka dan turun ke lantai tanpa
bersuara.
Ninja yang pertama mengayunkan shinobi-zue, tongkat bambunya ke depan, tapi
pedang Benkai sudah menembus ketiak lengannya, yang kemudian di-tusukkan
lagi ke dalam tenggorokan ninja di belakangnya.

5
Sekarang Benkai menghadapi ninja yang memba-wa shuriken, pedang gepeng
berbentuk bintang. Di saat itulah kepalanya seakan-akan hancur berkeping
menahan sakit. la mencoba untuk berdiri dan tetap berperang, diilhami oleh
kekuatan orang gila yang menyatukan tubuh dan pikirannya sehingga ma-sih
mampu menerima rasa sakit akibat panah yang menancap di mata kirinya itu.
la harus mati sebagai pahlawan. Inilah yang mem-berikan kekuatan padanya
untuk bertahan. Seorang samurai jiwanya dimiliki oleh tuannya . . . dan seorang
pahlawan akan menyerahkan jiwa itu tanpa pe-nyesalan.
Setengah buta Benkai mengeluarkan napas dari mulutnya, bagaikan aungan
hewan yang terkurung dan menghadapi sekarat.
"Bunuh dia!" terdengar teriakan Saga yang ber-lindung di belakang empat ninja
lagi. Ninja-ninja itu bersemangat melihat mata Benkai yang tertusuk panah.
Sementara Benkai tak ubahnya srigala tertembek meraung menyambut mereka.
Seminggu sebelumnya para ninja sudah mulai me-masuki istana.
Mereka masuk sebegai pendeta Budha, sebagai pe-ngemis dan petani. Dan di
malam Jumat itu ninja-ninja berenang mempergunakan bambu untuk berna-pas.
lengkap dengan pancang besi untuk naik tembok benteng.
Semua bebak dan angsa sudah diracuni. Dengan gesit mereka memanjat ke
atas. Mereka sudah tahu papan mana tak boleh diinjak, bagaimana menghin-dari
jebakan dengan bambu runcing, jebekan dengan pedang terpancang, juga
sudah tahu apa dan bagaimana liku-liku jalan rahasia di istana itu.
Di sebuah kuil Budha di sebelah timur istana itu sembilan orang ninja membuka
bajunya sampai telan-jang bulatdan meminyaki seluruh tubuhnya.
Masuklah mereka ke dalam lorong bawah tanah, tanpa senjata, tanpa lentera.
Dua ninja menunggui di atas mengenakan baju pendeta Budha yang berhasil
digeletakan di lantai dengan leher tercekik tali. Dengan tenang kedua pendeta
Budha samaran itu kemu-dian berdoa ...
Keempat ninja telanjang turun ke dalam dan ber-jalan melalui lumpur dan debu
vulkanis, ke arah ba-rat. Hanya dengan berpegangan ke dinding mereka dapat
berjalan maju, dengan pedoman: siapa pun yang berbaju ... bunuh!
Duabelas penjaga bertugas di dalam terowongan rahasia, seorang di antaranya
pemuda enambelas tahun. Ini adalah malam pertama ia bertugas, dan malam
terakhir baginya.
Di sisi kiri, kanan, depan dan belakang istana sudah bersemut tentara Hideyoshi.
Seperti juga para ninja Koga, mereka ini menggunakan hujan dan kegelapan
sebagai tameng.
Sementara itu Benkai mengikuti persiapan Saburo untuk berseppuku,
pemotongan perut sendiri sebagai jalan bunuh diri . . disiplin samurai yang tu-run
temurun.

6
Saburo yang ketakutan itu tampak berlutut di atas karpet merah dan dengan
tangan gemetar mem-permainkan kimononya. Benkai menunggu sampai Saburo
sudah membuka telanjang dadanya sendiri. Baru dipanggiinya empat penjaga
yang memang sudah tahu apa tugas mereka.
Seorang langsung membuka sandal Saburo. Terka-dang ia yang akan bunuh diri
begitu gemetar sehingga sandal terlepas.
Ini dianggap kurang terhormat. Benkai sendiri sungguh menakutkan. Wajah dan
dadanya berlumuran darah. Belum lagi kepala Saga yang diikatkan ke
pinggangnya! Samurai Muramasa terhunus tinggi di atas kepalanya.
Penjaga itu sendiri baru menyaksikan bagaimana Muramasa menghabiskan
sekitar enam ninja yang ke luar dari terowongan rahasia.
Benkai tahu bahwa masih banyak lagi ninja yang akan masuk. Tapi sekarang tak
ada Saga yang akan membukakan pintu. Para penjaga ini lebih takut pada
Benkai jika dibendingkan ninja atau Hideyoshi.
Benkai menjelaskan pada penjaga itu bahwa tuan mereka akan melakukan
seppuku, cara terhormat un tuk meninggalkan dunia. Kalau tertangkap ia akan
di-salib atau disiksa sampai mati. "Hail" sahut para penjaga.

Ruangan itu indah gemerlapan dengan banyaknya barang emas di dalamnya,


disemerbakkan oleh par-fum bunga-bunga alami. Tapi bebeuan itu sudah ter-
cemari oleh bau mayat para ninja dan mayat Hayama, si anak duabelas tahun
itu. Anak itu menerima tebes-an pedang yang ditujukan pada Saburo. Daimyo
me-nangisi anak itu . . . tanda lemah mental, menurut pandangan Benkai.
Keempat penjaga diangkat oleh Benkai sebagai kenshi, saksi mata atas bunuh
diri Saburo sekarang ini.
Asano, penjaga yang tertua, menyalakan dua lilin mati yang tinggi. Yang seorang
lagi mengambilkan hachimaki, tulban putih yang melambangkan kesedia-an
spintuil. Benkai melihtkan kain putih di sekeliling pedangnya, sedangkan penjaga
ketiga mengambilkan anggur beras. Daimyo meneguk empat kali. Empat di-baca
shi dalam bahasa Jepang, sama artinya dengan mati. Penjaga lain
menyembunyikan tangan Saburo yang gemetar di belakang punggungnya, agar
tak tampak oleh mata.
Saburo berlutut dan menggigit bibirnya sampai berdarah. la harus mati
terhormat... apakah ia mam-pu?
Sementara itu ninja berpakaian tentara Daimyo sudah membabat habis
pengikutnya dan akan muncul di ruang ini ... tak lama lagi.
Asano mengeluarkan pisau panjang terbungkus kain putih, menempatkannya di
atas baki emas dan dengan gemetar meletakkannya di depan Saburo. Sekarang
tugasnya sudah selesai. la mundur ke belakang.
Benkai maju dan berlutut di sisi kiri tuannya, kaki kiri datar di lantai dan lutut kaki
kanak ditegakkan.

7
"My Lord . . ." demikian bisiknya "Taruh baki itu di bewah kepalamu ... Baru kau
bisa memilih saat yang tepat untuk menggunakan pisaumu ..."
Ini dusta, Benkai juga tahu. Sudah tak ada lagi waktu tersisa. Para ninja pasti
berusaha mati-matian untuk menangkap musuhnya hidup-hidup!
Benkai tahu bahwa tuannya tak akan kuat men-talnya. la akan memalukan diri
sendiri! Mungkin apa yang akan dilakukannya ini melawan hukum seppuku tapi
Benkai tak mau tuannya dipermalukan.
Saburo dengan air mata menggenang mengambil baki itu. Begitu tangan
menyentuh baki Benkai berdi-ri dan mengayunkan samurainya di atas leher
daimyo.
Sedetik kemudian kepala sudah jatuh di atas kar-pet, dan darah mengucur ke
luar dari leher ... meski-pun tubuh masih tetap berlutut! Benkai menunduk
memberi hormat, lalu membersihkan pedangnya dengan saputangan.
Satu penjaga berpaling, yang lain muntah-muntah. Saburo mengatur posisi
mayat Lord Saburo, dan pedang ditusukannya melalui telinga kepala yang pu-tus
itu.
"Tatap!" perintahnya.
Setiap penjaga di situ menatap kepala tersebut se-cara bergantian. Baru
kemudian disatukan lagi di atas lehernya yang masih juga mengucurkan darah.
Pintu mulai didobrak. Dengan tenang Benkai mengambil pisau yang masih juga
tergeletak di atas baki berlutut menghadap pintu itu. Penjaga memperhatikan
upacara dai-sho ini . . . penempatan dua pisau di pinggang kanan. Kemudian
Benkai membuka kimononya . . la siap untuk mengeluarkan jiwanya . . .
membuktikan kehormat-annya di depan anjing-anjing biadab musuhnya.
la harus bergabung dengan tuannya di akhirat. Kalau dewa-dewa mengetahui
ketulusannya, pasti mereka akan mengabulkan permintaannya ... membalas
dendam mereka yang berkhianat terhadap Lord Saburo .. . biarpun untuk itu ia
harus lahir kembali seribu ali! Darah untuk darah . . . jahat dengan jahat!
Pintu hancur dan ninja-ninja berlari masuk. Mereka tersentak begitu melihat
Benkai dengan posisinya yang akan khas itu.
Sesungguhnya mereka masih sempat menghalangi, tapi panah yang menancap
di mata kiri itulah yang membuat mereka kebingungan.
Benkai meletakkan dulu pisaunya dan memotong panah itu dekati dahi . . .
ujungnya masih juga di dalam. Wajahnya tertarik kesakitan tapi tak ada suara ke
luar dari mulutnya.
Sesudah menarik napas dalam-dalam ia berteriak. "Akan kuperlihatkan
bagaimana seorang ksatria me-ninggal dunia! Tak akan berhasil kalian menebas
ke-palanya! Percuma aku membunuh kalian . . . tuanku sudah pergi. Aku
meninggal untuk ikut dengannya . supaya dewa-dewa tahu kemurnianku. Akan
ku-

8
hukum mereka yang mengkhianati tuanku . . . aku meninggal dengan suka rela,
pilihanku sendiri . . ."
Tanpa ragu-ragu diambilnya pisau Saburo dan dengan tangan ditusukkannya
dalam-dalam di pinggang kiri. Tubuhnya bergetar, tapi tak ada suara . .. Pisau
ditarik perlahan ke sisi kanan . . . lalu dikembelikan ke tengah, ditarik ke atas dan
ke bawah . . . bentuk salib! Bukti keberanian yang luar biasa.
Keringatnya bercucuran, lehernya tampak tegang dengan urat-urat yang
menonjol ke luar. Dengan tangan gemetar ditariknya lagi pisau itu, lalu ditempat-
kannya di depan mulutnya . . . kemudian menjatuh-kan diri dengan tertelungkup
ke bawah ...! Semua berdiri terpaku ... Dan di saat itulah awan menjadi gelap,
kilat ber-gantian, hujan turun tak tertahan dan gempa meng-goncangkan istana!
Semua barlarian ke luar.
Malam itu Hideyashi kehilangan sepertiga bala tentaranya, dan setengah harta
bendanya. Baru sete-lah tubuh Benkai diberi penghormatan pahlawan dan abu
ditebarkan keempat penjuru maka gempa berhen-ti...
Semua pemimpin ninja tahun itu mati mengeri-kan sedangkan Hideyoshi kalah
perang di Korea. Korea dibantu Tiongkok dengan pemimpinnya yang di nyatakan
sebagai Benkai. Benkai dengan Muramasa dan Ike-ryo.

BAG IAN PERTAMA


ZANSHIN
Konsentrasi mental yangkuat Keinginan untuk berjuang sampai akhir tanpa
penurunan daya tahan dan kecermatan
BAB SATU HONG KONG, JUNI 1982
Tembakan di Aberdeen Harbour menandai awal perlombaan. Todd Hansard
yang berusia sebelas tahun itu memperhatikan ibunya dari geladak kapal yang
berlabuh terombang-ambing kecil. Perutnya te-rasa tergelitik karena tegang.
Wanita-wanita di sekelilingnya acuh saja. Mereka adalah istri pengusaha yang
sedang berkonperensi di ruang bawah, dikawal oleh dua orang sumotori, bekas
pegulat sumo. Masih ada beberapa orang Jepang yang bertubuh lebih kecil dan
menyandang Ingram M-11, berjaga di papan penyeberang. Mereka ini yang
terma-suk kelompok Tokyo yang menyebut dirinya Kitaro.
Semua penjaga itu mengawasi massa yangberkum-pul di daratan hendak
menyaksikan Dragon Boat Festival, tetapi hanya dari pandangan bertugas saja.
Bagi
hukum mereka yang mengkhianati tuanku . . . aku meninggal dengan suka rela,
pilihanku sendiri . . ."
Tanpa ragu-ragu diambilnya pisau Saburo dan dengan tangan ditusukkannya
dalam-dalam di pinggang kiri. Tubuhnya bergetar, tapi tak ada suara . .. Pisau

9
ditarik perlahan ke sisi kanan . . . lalu dikembalikan ke tengah, ditarik ke atas dan
ke bawah . . . bantuk salib! Bukti kebaranian yang luar biasa.
Keringatnya bercucuran, lehernya tampak tegang dengan urat-urat yang
menonjol ke luar. Dengan tangan gemetar ditariknya lagi pisau itu, lalu ditempat-
kannya di depan mulutnya . . . kemudian menjatuh-kan diri dengan tertelungkup
ke bawah ...! Semua berdiri terpaku ... Dan di saat itulah awan menjadi gelap,
kilat bar-gantian, hujan turun tak tertahan dan gempa meng-goncangkan istana!
Semua berlarian ke luar.
Malam itu Hideyashi kehilangan sepertiga bala tentaranya, dan setengah harta
bandanya. Baru sete-lah tubuh Benkai diberi penghormatan pahlawan dan abu
ditebarkan keempat penjuru maka gempa berhen-ti...
Semua pemimpin ninja tahun itu mati mengeri-kan sedangkan Hideyoshi kalah
perang di Korea. Korea dibantu Tiongkok dengan pemimpinnya yang di-nyatakan
sebagai Benkai. Benkai dengan Muramasa dan Ike-ryo.
BAGIAN PERTAMA
ZANSHIN
Konsentrasi mental yanqkuat Keinginan untuk berjuang sampai akhir tanpa
penurunan daya tahan dan kecermatan

BAB SATU HONG KONG, JUNI 1982


Tembakan di Aberdeen Harbour menandai awal perlombaan. Todd Hansard
yang barusia sebelas tahun itu memperhatikan ibunya dari geladak kapal yang
berlabuh terombang-ambing kecil. Perutnya te-rasa tergelitik karena tegang.
Wanita-wanita di sekelilingnya acuh saja. Mereka adalah istri pengusaha yang
sedang berkonperensi di ruang bawah, dikawal oleh dua orang sumotori, bekas
pegulat sumo. Masih ada babarapa orang Jepang yang bertubuh lebih kecil dan
menyandang Ingram M-11, berjaga di papan penyebarang. Mereka ini yang
terma suk kelompok Tokyo yang menyebut dirinya Kitaro.
Semua penjaga itu mengawasi massa yangberkum-pul di daratan hendak
menyaksikan Dragon Boat Festival, tetapi hanya dari pandangan bertugas saja.
Bagi mereka tak ada Festival, tak keramaian, tak ada upa-cara memperingati
hantu dari Tiongkok.
Pertandingan itu disebut Tuen Ng, diadakan se-tiap bulan Juni untuk
memperingati Chu Yuan, se-orang politikus barkebangsaan Tionghoa yang bar-
abad yang lalu menenggelamkan diri sebagai protes atas korupsi
pemerintahnya.
Perahu-perahu naga yang panjang dan sempit membawa duapuluh pemuda
yang disponsori oleh po-lisi, pemadam kebakaran serikat buruh, wartawan, bank

10
. . . baik orang Tionghoa maupun orang Eropa. Sebagai lambang mereka yang
waktu itu berusaha me-nyelamatkan nyawa Chu.
Todd Hansard menghirup udara barbau serbuk gergaji itu. Kapal ditambatkan di
Apleichau, sebuah pulau kecil tempat para pembuat kapal dan perahu Hong
Kong berkumpul.
Tampak sekitar delapan puluh bakal perahu dan kapal yang belum selesai.
Semuanya dibuat hanya berdasarkan naluri, tanpa pola ataupun denah.
Untuk menghormati arwah nenek moyang semua kegiatan dihentikan. Juga
karena alasan barjudi. Ta-ruhan pada pertandingan itu besar sekali!
Abardeen adalah sebuah perkampungan di pulau Hong Kong, menghadap
kepulauan Apleichau. Ber-bondong-bondong orang Tionghoa dan turis Eropa
bardatangan ke sana untuk mengikuti pertandingan, sambil melemparkan
bungkusan nasi terbungkus kain sutera ke laut, untuk membari makan jiwa Chu
yang hari ini khusus dihidupkan kembali itu. Terdengar teriakan-teriakan
penggugah semangat, dalam bahasa Kanton, Mandarin, Shanghai dan Inggris.
Sementara mereka yang dikenal dengan sebutan 'boat people', orang-orang
perahu . . . membunyikan gong bertalu-talu dari sampan dan perahu mereka. Itu
memang perlu untuk mengusir roh-roh jahat.
Todd Hansard memperhatikan ibunya yang sibuk bercengkerama dengan
wanita-wanita Jepang, Tionghoa dan Eropa itu. Terdengar dialek Timur dan
Inggris bercampur aduk. Mereka ini tergolong tai-tai, istri orang-orang kaya.
Bebarapa di antaranya telah mencoba merayu Todd, sungguh menyebalkan!
Helikopter polisi tampak berputar-putar di atas kapal Kitaro. Todd menutupi
telinganya. Suara gong dari sampan, bunyi irama beduk dari perahu-perahu
naga yang bertanding dan raungan helikopter sungguh tak tertahan lagi.
Mengapa sakit kepala ini tak juga hi-lang?
Semua ini mulai dirasakannya dua bulan yang lalu. Mimpi buruk, bayangan aneh
di siang hari dan pra-sangka ngeri dan menakutkan ke masa depan.
la terhuyung-huyung. Apakah ia akan pingsan dan tertidur? Tidak! la tak mau
tidur. Tidur adalah nera-ka . . . di mana ia terus-menerus memandang tugas
masa lampaunya yang belum terselesaikan. la memang percaya pada karma
dan tahu bahwa hidupnya adalah gabungan dari semua kehidupannya di masa
lalu.
Tapi ia tak tahu apa tugas yang belum rampung itu, bukan?
la hanya tahu bahwa horor sedang menjulurkan tangan untuk mencengkeramnya
. . . dan ia tak tahu mengapa. Semua ini tak pernah diceritakannya pada orang
lain, juga tidak pada ibunya meskipun ia anak satu-satunya. Bagaimana mungkin
mengatakan: aku takut pada setan dan impian burukku, tapi aku terta-rik dengan
janji kekuasaan yang dijanjikannya!
Todd Hansard adalah putra ibu Tionghoa dan ayah kulit putih. Seorang lelaki
kurus tinggi, dengan rambut hitam dan wajah sayu. Matanya semanis ma-ta

11
perempuan. Terkadang barcahaya biru terang, ter-kadang ungu . . . Terkadang
ia diam, terkadang ra-mah, terkadang menyendiri. Enersinya pun ulang-alik
antara hiperkinetis dan super sampai pada kadar yang paling rendah.
Untuk mengetahui masa depannya ibu Todd Sudan berkonsultasi dengan para
astrolog, para penasi-hat spirituil dan entah siapa lagi. Ayahnya sering ma-rah.
"Ampun!" serunya "Kapan kau akan belajar . . . untuk tahu apa yang boleh
dipercaya dan apa yang tak boleh dipercaya?"
la lebih marah lagi ketika seorang peramal mengatakan Todd sebagai anak yang
memiliki kekuatan psychis, suatu kemampuan yang begitu mengerikan sehingga
peramal itu langsung angkat kaki tanpa me-minta bayaran!

Sampai setahun yang lalu ia sering diperolok dan diganggu oleh teman-
temannya. Memang orang Tionghoa kurang senang dengan anak-anak gweilo.
campur-an.
Tapi sekarang semuanya berubah. Todd sering di-bawa oleh pelayan-pelayan
Tionghoanya menghadiri latihan tat chi chuan, gerakan-gerakan menyerupai ba-
let yang merupakan hasil kalistenis dari para pendeta Budha.
Tapi entah mengape Todd selalu tertarik pada be-la diri gaya Jepang, terutama
kendo. Dan kemajuan-nya begitu cepat sehingga gurunya menolak menerima
bayaran dan member! latihan pribedi. Sesuatu yang jarang sekali terjadi.
Sekarang pertengkarannya dengan teman-teman sebaya atau yang lebih besar
pun sudah berubah wajah. Sebulan sebelum pesta arwah Chu ini seorang
inspektur polisi bertugas ke rumah keluarga Hansard yang mewah di sisi pantai.
Dengan agak depresi inspektur duduk di depan ibu Todd. Wanita Shanghai
berambut setinggi bahu ini begitu cantik, sesuatu yang tak pernah dapat di-
nikmatinya. Ini yang membuatnya stres.
"Meretakan tulang pinggang dan menghancurkan tulang pipi yang satu, memukul
yang lain sampei tak sadar dan menyobek urat lutut yang ketiga . . ."
Demikian laporan yang dibacanya dari buku notes, la tersenyum.
"Kerja hebat dalam sehari. Berapa usia anak nyo-nya?"
Katherine Hansard tidak tersenyum "Sebelas, inspektur. Aku tak mengerti
mengapa kau ke sini. Kata-mu anak-anak itu gang jalanan . . . jadi mereka yang
menyerang anakku."
"Memang. Anak-anak itu membawa pisau, dan putra nyonya merebut sapu
perempuan di pinggir jalanan dan memakainya seperti orang kesetanan. Pada-
hal di sekolah ia baik dan pendiam, bukan?"
Inspektur itu mempermainkan kumisnya yang merah dan membayangkan
bagaimana kalau ia tidur dengan Katherine yang telanjang?

12
"Bukan pertama kali. Selama tiga bulan terakhir ini ia sering terlibat perkelahian
..." "la setengah putih ..."
"Aku tahu . . ." Senyumnya tak juga dibalas. "Karena itu ia dimusuhi..." "Mungkin
mula-mula. Tapi akhir-akhir ini tidak! Di mana ada perkelahian, di situ ada putra
nyonya." "Todd membela diri. .."
"Ya. Aku ke sini hanya berdasarkan hebatnya beta dirinya itu! la selalu memakai
senjata ..."
Dari pancaran mata Katherine inspektur itu tahu bahwa wanita ini sudah marah.
"Begini . . ." katanya memperbaiki ucapannya ta di." Memang putra nyonya
menggunakan tinju, tetapi di mana ada kayu, bambu atau apa saja ... itu yang
dimanfaatkannya. Juga shinai . . . pedang kendo itu! Memang terbuat dari
bambu, tapi bisa berbahaya. Dan putra nyonya seperti setan kecil. la baik kalau
tak diganggu, tapi begitu bendera hitam dikibarkan ia

kehilangan kontrol."
, Katherine berdiri dan inspektur itu tahu bahwa ia terlalu banyak berbicara.
"Anda dipersilakan pulang..."
"Mrs Hansard, bukan maksudku ..."
"Kalau ada yang hendak dibicarakan, silakan menghubungi suamiku. Kau tahu
siapa dia, bukan?"
Memang inspektur itu tahu. Mr Hansard adalah bankir, dan para bankirlah yang
menguasai Hong Kong. Setahun lagi ia akan pensiun dan ia tak mau merusak
masa tuanya sendiri.
Dengan seribu satu maaf ia pun pergi.
Katherine langsung mencari anaknya. Mulutnya ternganga ketakutan ketika
melihat ulah anaknya. Anak itu menangis, berteriak dan membelalak. Keri-
ngatnya bercucuran dan dadanya naik turun. Katherine lari mendekat dan
memeluk putranya itu.
Ditanyakan apa yang diimpikannya, tapi Todd hanya ingat satu saja: takut.
***
Katherine Hansard pada usia tigapuluh tahun sudah berhenti bekerja sebagai
perawat dan seluruh hi-dupnya diabdikannya pada putranya dan karyanya
sebagai pemahat. la dilahirkan dari keluarga yang kaya dan berkedudukan.
Kemudian menikah dengan orang Inggris, Ian Hansard, presiden bank Hong
Kong yang mempunyai cabang hampir di semua negara.
Kehidupan Katherine tak pernah kekurangan sesuatu. Tapi ia penuh dengan
derita yang memang me-rupakan pilihan jalan hidupnya sendiri. la mencintai
seorang Amerika dan Todd adalah putranya. Tapi ayah Todd menghilang di saat

13
Todd akan dilahirkan. Untuk memberi nama pada anaknya ia menikah dengan
Ian Hansard.
Ian seorang lelaki Inggris bertubuh kecil dan pi-rang, dengan niat teguh untuk
mengatasi kegagalan ci-ta-cita sosialis ayahnya di Inggris. la beremigrasi ke
Hong Kong dan kerjanya adalah hidupnya.
Dalam usahanya ini prinsip dan moralitas hanya akan mencelakakan saja.
Karena itu kedua-duanya di jauhinya sedapat mungkin. Pada usia 35 tahun ia
Sudan tergolong sukses.
la tak pernah dekat dengan Todd. Memang anak itu bukan anaknya. la tak
senang melihat hubungan Todd yang begitu akrab dengan istrinya. Apalagi kalau
keduanya berbicara dalam dialek Kanton. la menikah dengan Katherine karena
kecantikannya yang begitu eksotis ... ia senang mehgalahkan semua saingan-
nya yang mengagumi istrinya itu.
Dan apa yang telah menjadi miliknya tak direla-kannya terbagi dengan yang lain.
Lagi pula anak itu terlalu cerdik menurut pendapatnya sendiri.
"Anak itu jenius . . ." demikian katanya pada Katherine waktu itu "Seharusnya ia
menjadi pencetus ide-ide untuk duapuluh tahun yang akan datang. Co-ba lihat
saja minatnya pada Jepang, sekarang ini!"
Hansard memang cukup hati-hati kalau berbicara tentang Todd. Salah omong
saja dan istrinya akan ka-lap.
"Dan orang Jepang memang begitu sopan tapi begitu licik dan cerdik! Kalau saja
aku mau menulis, pasti berbuku-buku bahanku mengenai orang-orang itu. Tapi
tutup mulut tak pernah disesali, buka mulut. itu yang disesali..."

Troli dengan makanan dan minuman dingin mulai diedarkan, disambut dengan
gembira oleh semua di atas geladak Kitaro.
Todd yang dipanggil oleh ibunya tetap bungkam.
Drum itu ... gong, gong, gong ...
la jatuh berlutut dengan tangan memegangi mata kirinya. Sakit di kepalanya tak
ubahnya gigitan ma-can, la terguling ke kiri dan ke kanan kesakitan, baju-nya
basah kuyup berkeringat. Sebelum pingsan ia hanya teringat: betapa hangatnya
aliran darah di wajah dan tangannya.
la berada di Jepang, di dalam istana yang dite-rangi dengan lentera kertas dan
obor. Istana diserang dan ninja sudah menemukan jalan masuk. Semakin dekat .
. . tubuh hitam kotor pembawa kematian.
Diayunkannya katana ke atas menunggu ... ia juga memakai kimono hitam
dengan lambang keluarga di dada dan punggung. Tetapi mengapa matanya
begitu sakit? Tapi ia tak boleh gagali la haws bertahan dan berjuang. Hai.

14
Dari ruang lain terdengar suara pedang dan pedanlang beradu dan teriakan
orang-orang kesakitan. Ter-cium bau asap dan langkah-langkah lari terdengar
menggema. Kepa/a perempuan itu terikat di pinggang-nya, dengan mata tertutup
dan bibir terbuka... Me-ngapa perempuan itu dibunuhnya? la harus ke kamar
atas, lantai atas! la harus mencari jalan menembus ninja-ninja ini! Orang di atas
membutuhkan bantuan-nya. Siapa? la tidak tahu. la hanya tahu bahwa ia harus
maju dan membunuh... membunuh ...
Todd berbaring di geladak, dokter di sisinya dan ibunya barlutut dengan tangan
memegang dahinya. Dokter berkebangsaan Jepang itu berbicara pada Todd
dalam bahasa aslinya.
"Todd . . . jawab dial" seru ayahnya dengan jeng-kel. la baru menghadapi
keputusan penting dan sekarang dipanggil gara-gara ulah anak ini.
Anak itu tak mengerti.
"Tadi kau entah bicara apa bahasa Jepang!" seru Hansard lagi "Baru tahu kau
belajar bahasa itu . . ."
Dengan letih Todd mencoba duduk, tapi gagal.
"Aku tak bisa Jepang..." katanya.
"Ya ampun . . . Todd, semua di sini mendengar sendiri! Untuk apa berdusta?"
Tapi kesempatan ini dapat dimanfaatkannya untuk mengirim Todd ke luar negeri/
sekolah. Mungkin Inggris atau Swiss. Ini balasan untuk Katherine!
Perempuan itu memang istrinya, tapi cintanya bu-kan untuknya . . . tapi untuk
lelaki Amerika itu! Katherine tak pernah menyembunyikan surat-suratnya.
Mereka masih terus berkorespondensi, bah-kan Ian pernah sekali ikut membaca.
la tahu bahwa hubungan kedua orang itu masih dekat.
"Katanya kau buta? Tapi matamu tak apa-apa."
"la berdarah, Dokter ..." kata Katherine.
Suaminya menyela "Dokter Orino berkata Todd tak kekurangan apa-apa.
Physiknya sehat. Juga kedua matanya. Jaga, jangan sampai Todd kambuh
miste-rius lagi kalau kita konperensi dengan orang film minggu depan! Bawa ke
dokter!"
Disekanya bajunya yang didatangkan khusus dari Turnbull dan Asser, London
seharga seratus pound itu." Katherine . . . nanti kalau pulang harus kita ba-has
serius masa depan anak ini! la harus disiplin dengan baik. Maaf ... aku harus
rapat..."
la ke luar dari kabin.
Orino menutup tas dokternya dan berkata pada Katherine dalam bahasa Inggris.
"Putramu . . akhir-akhir ini sering sakit?" "Memang sering bermimpi buruk, buruk
sekali." "Apa ia minum obat?" "Tidak.. ."

15
"Oh. Mungkin imajinasinya kuat sekali. Barusan ini ia bercerita tentang ninja,
istana dan perempuan . . ." Orino tersenyum "Mungkin ia pernah meng-ingat-
ingat bahasa Jepang, tapi tak diperhatikan ..."
Todd yang berbaring di pangkuan ibunya itu membuka mata dan bertatapan
dengan ibunya. Ibu-nya tersenyum dan Todd tertidur.
Katherine terharu dan menangis. Akan kuatkah putranya menahan penderitaan
ini? Melihat air mata itu Orino tak banyak berbicara lagi. Esok memang di tangan
dewa-dewa Memang yang terburuk tak akan selalu terjadi, tapi kemungkinan
selalu ada.
la pergi tanpa memberitah Katherine apa yang dikatakan putranya tadi dalam
mengigau. Bahwa nin-ja akan membunuh Katherine dan suaminya.

BAB DUA
Di Tokyo yang sudah modern ini masih dapat di temukan pemujaan I nan, dewa
padi, dan semua sriga-la misterius yang menghamba padanya.
Dan sekarang ini diadakan upacara Ta-asobi, di sa wah-sawah perkampungan
miskin, meskipun penda langnya adalah para industrialis kaya yang ingin men
dapatkan kemakmuran usaha.
pat batang kayu ditancapkan di tanah oleh ke empat pendeta tua mengenakan
kimono putih. Ke mudian keempat batang itu dililit dengan tali. Ini pe lambang
sawah, tempat pemukiman dewa-dewa padi di rr sim panas. Roh jahat akan
memerangi mereka dan sekarang mereka akan berdoa untuk membantu para
dewa.
Sebuah drum ditempatkan di tengah tengah dan empat anak laki kecil yang
melambangkan saotome, gadis penanam padi, dilemparkan melewati drum itu
Melalui pantomim orang Jepang m»nghadupi du» elemen dirinya: daging dan
jiwa, materi dan m t phy sik, hidup dan kematian, dewa dan manuiia k baiknn dan
kejahatan, yang baru dan yang lama hubungun masa lampau dan sekarang .. .
Matahari baru terbit.
Dua orang tampak mengangkat koper koper hi tarn, keluar dari istana Ikuba.
Salah seorang di antara nya adalah Kon Kenpachi, salah seorang sutradara film
Jepang yang paling kontroversial. Di sisinya adalah Nosaka, seorang industrialis
kaya yang mempu nyai kekuasaan besar di antara zaikai, gabungan pe-ngusaha
Jepang. Keduanya mengenakan kimono dan geta, selop kayu Jepang.
Keduanya tak lupa untuk mengangguk menghor-mati tahta kecil di kebun luar
yang diberi cermin dan pedang, simbol kebijaksanaan dan keberanian Amate-
rasu, ratu Matahari.
Ikuba sekarang menjadi milik Kenpachi, letaknya antara jalan raya dan shinjuku,
salah satu daerah di Tokyo yang banyak dikunjungi sekarang ini. Toko-toko di
situ juga memutar film terbaru di teater ter-modern. Juga ada rumah mandi dan

16
club jazz. Semua ini menarik anak muda, artis, homo seksuil dan gang-gang . .
sehingga memberikan warna tersendiri pada Kenpachi dan istananya.
Parit di sekeliling koiam sudah lama ditumbuhi rerumputan, tapi sebagian dibuat
kolam yang luks. Masih dapat ditemui lagi rumah tamu khusus, teater tem-pat
Kenpachi dapat menikmati film dan pertunjukan bersama tamu-tamu. Sedangkan
kandang-kandang ku-da menjadi garasi tempat Kenpachi menyimpan Mercedes
dan Rolls Royce.
Hanya dua bangunan yang masih orisinil buatan Lord Saburo waktu itu ... istana
dengan atap bergen-teng hitam dan do jo tempat duiu Benkai berlatih ang-gar.
Kenpachi berdiri di depan pintu masuk dojo dan dari jendela kiri memperhatikan
menara Tokyo di tengah merahnya cahaya matahari. Tak lama lagi se-muanya
akan tertutup oleh polusi dan tak akan nam-pak apa-apa sebelum esok pagi di
kala semua industri telah tidur semalam suntuk.
Waktu ia kecil Tokyo begitu indah dan jernih. Sekarang bunga liar dan hewan
alam mati tercekik udara beracun.
Semakin lama amarah Kenpachi semakin memba-ra. la benci pada semua yang
kebarat-baratan, benci pada para pengusaha Jepang dan Barat yang menye-
barluaskan kultur Amerika. Beberapa bulan yang lalu ia te'"h memutuskan untuk
mulai membenahi mereka itu, .an jalan yang harus ditempuhnya adalah jalan
samurai, hidup dan mati.
Kon Kenpachi berdiri tegak, seorang lelaki lima kaki tujuh inci dengan rambut
hitam, mata coklat dan bekas luka dari telinga kiri sampai ke pipi. Usianya ti-ga
puluh delapan dengan tubuh kurus tapi berotot, hasil tempaan latihan karate
kondo dan angkat basi.
Kenpachi dalam I tihannya selalu membayangkan diri sebagai samurai,
pahlawan perang yang mengikuti ajaran Bushido, kode kehormatan, kesetiaan
dan ke-beranian. Dan pada setiap konperensi internasional pun ia akan
mengenakan kimono, dai-sho dan kaca-mata hitam.
Meskipun sudah menikah ia tak pernah menyem-bunyikan selera dan nafsunya
akan omnagata, para aktor yang memainkan peran perempuan di teater Ka-buki.
Dan Kenpachi memang sudah beberapa kali menjadi berita. Pernah disebutkan
di surat-surat kabar ba-gaimana ia dan omnagata-nya memotong-motong kur-si
dan meja dengan samurai, sehingga seluruh bar han cur berkeping-keping la
disebutkan sebagai keledai memakai kulit macan, Mr Dai-sho. Dai-sho dalam hal
ini merupakan sebutan khusus, berarti bi seksual.
Kenpachi sudah memenangkan dua oskar, seorang tokoh ang mempunyai
karisma, arogan, intelektuil dan mempunyai sifat nakal yang memukau dan me-
rangsang. Tanpa sembunyi sembunyi ia mengajak ber-main para aktor maupun
aktris di tempat tidurnya yang mewah di istana Ikuba.
la hidup bagaikan seorang daimyo.

17
Kecuali itu ia juga menyandang nama sebagai aktor, pujangga, artis dan
penggubah lagu. Tetapi ia tahu bahwa hidup sempurna bukanlah hidup sesuai
dengan apa yang dapat dikerjakan, tapi hidup sesuai dengan apa yang digemari.
Sekarang di puncak kejaya-annya ini ia sedang menyutradarai sebuah film Holly
wood diputar di Amerika dan Jepang. Ini yang dijad walkan sebagai karyanya
terbesar. Hanya Kenpachi sendiri dan beberapa orang terdekat yang tahu . film
ini adalah filmnya yang terakhir.
Kalau film sudah selesai ia ingin ber-seppuku.
Nosaka adalah mentor dan pelindung Kenpachi sejak dulu. Lelaki itu sudah
berusia delapan puluh • dua tahun, tetapi masih juga sehat walafiat. la adalah
salah seorang zaikai yang paling ditakuti.
Nosaka adalah salah seorang keturunan kapten Hi-deyoshi yang paling terkenal.
Dulu Nosaka juga yang pernah menolong Kenpachi dari kebangkrutan. Keti-ka
sekali Kenpachi dilanda skandal, Nosakalah yang membebaskannya dari
ancaman penjara, hinaan dan malu.
Nosaka sebagai ahli kendo dan kolektor samurai telah menumbuhkan bibit
beranggar dalam hati Kenpachi muda. Bahkan dulu mereka juga pernah menja-
lin hubungan cinta mencintai.
Memang sejak kecil Kenpachi selalu mencari baha-ya dan tantangan. Dan
seppuku merupakan tantangan terbesar.
"Aku ingin melakukan bunuh diri kanshi," demi-kian katanya pada Nosaka. "Ini
protes terhadap nasib Jepang sekarang ini Nosaka-san. Aku bersedia me
ngorbankan darahku demi kebangsaannya. Akan ku-buka hara-ku untuk
menyadarkan Jepang dan me ngembalikannya pada kejayaan Nipon dulu kala.'
la memejamkan matanya.
Nosaka mempermainkan untaian manik-manik di lehernya. Dipelajarinya wajah
Kenpachi lama sekali Bagi Nosaka kematian itu memang sudah seharusnya
sesuatu yang biasa dan alami.
Siapa yang lebih bahagia kecuali ia yang tahu ka pan ia akan mati? Apakah
Kenpachi-san juga dianu gerahi kurnia itu?
Nosaka memang pembimbing dan pendidik sutra dara ini. Tapi ia tak pernah
berhasil menghapus keke cewaan pemuda ini karena gagal berjuang sebagai sa
murai. Samurai adalah tak berfungsi lagi di jaman ini
Kenpachi paling menghargai keindahan dan usi. muda. Dan ini dikaitkannya
dengan kematian. Bagi Kenpachi meninggal pada usia muda di mana sese-
orang masih memiliki keindahan merupakan yang paling membahagiakan...
Memang ia terkenal sebagai seorang lelaki yang paling menjaga keindahannya
sendiri. Tubuhnya, pe rutnya, wajahnya, rambutnya . . . dan keindahannya ini
pula yang telah membawanya pada pemimpin.

18
Nosaka belum pernah mencintai lelaki lain seperti ia mencintai Kenpachi. Dan
hanya mereka berdua yang tahu betapa besar nafsu Nosaka, tak ubahnya
sebagai candu yang mendarah daging.
Karena itu Kenpachi juga tahu bahwa Nosaka pas ti berkeinginan
mempertahankan keindahan itu mela lui seppuku. Tak ingin apa yang dicintainya
itu men-
jadi tua dan jelek.
Nosaka tahu bahwa Kenpachi mempunyai kele-mahannya sendiri, bahwa suatu
hari kelak ia tak akan bisa lagi menguasai keinginan untuk merusak. Nosaka
adalah orang bijaksana yang tahu bagaimana caranya menjadi tua. Kenpachi
tidak.
Sudah saatnyalah Kenpachi mengajak Nosaka ikut erjuang bersamanya.
"Nosaka-san . . . Jude Golden sedang menghadapi ajalnya. Kuminta kau ikut
menghidupkan kembali Blood Oath League ..."
Nosaka tersentak dan manik-manik di lehernya tertarik getaran tangannya
sehingga jatuh tersebar. Pandangannya tampak jauh ke depan dan Kenpachi
tahu apa yang dipikirkannya.
la kembali ke masa lampau, jaman kejayaan tenta-ra Jepang yang bercita-cita
mengalahkan Tiongkok, juga Asia. Maka orang-orang seperti Zenzo Nosaka ini-
lah yang memegang peran. Mereka mendirikan kelom-pok mata-mata
internasional, mencakup para oraruj patriot, para orang kulturil dan ahli sihir.
Mereka menangani spionase, pemerasan dan pem-bunuhan. Korbannya adalah
pemimpin serikat buruh. wartawan, diplomat asing, politikus dan pengusaha.
Nosaka sebagai ahli kendo dan judo termasuk pendiri Blood Oath League. Tapi
kekejamannya sebagai anggota Kempai Tai setelah perang usai akhirnya
menjatuhkan hukuman mati baginya. Dan pimpinan penuntutnya waktu itu
adalah Jude Golden.
Hanya berkat kekuatan magisnyalah Nosaka ber-
hasil hidup dan menghindari tiang gantungan Dnn ke kuatan batinnya hasil
gemblengan sebagni ahli karate , judo dan kendo menolongnya untuk keluar dari
pen jara sebagai lelaki barpribadi utuh dan montup, tiduk hancur seperti semua
teman-temannya.
Satu musuh besarnya sampai sekarang, Jude Hoi den.
Sekarang Nosaka menatap Kenpachi dan Kenpachi merasa gelisah. la
mencintai, membutuhkan dan menakuti mentornya ini! la mulai memunguti manik
manik yang barjatuhan.
"Apa yang kau takutkan?" tanya lelaki tua itu. "Aku ingin menghapus noda yang
mencoreng wa jahmu Nosaka-san ... Kau juga tahu bahwa aku takut
menghadapi memburuknya tubuhku ini. Aku takut sakit, takut tua dan takut

19
rusak. Karena itu aku sung guh-sungguh akan memilih saatku berharakiri. Tapi
sebalumnya aku ingin membangunkan kembali Blood Oath League ..."
Sekarang ia menatap Nosaka dengan berani. "Aku ingin League ini membunuh
sepuluh orang .. sebelum aku sendiri mati."
la menunggu reaksi, tapi reaksi tak kunjung tiba "Kau tahu siapa mereka
Nosaka-san . . . mereka adalah musuh Jepang, bankir, wartawan, pengusaha
dan politikus yang kita benci. Karena merekalah Jepang menjadi seperti
sekarang ini. Ada yang tinggal di Jepang, ada yang di Eropa dan Amerika
"Kalau aku menolak membantu . . kau kerjakan juga?"
Hai."
"Aku mengerti. Kita berdua tahu siapa orang-orang yang bisa membunuh,
bukan?"
Kenpachi mengangguk. Sesungguhnya kata-kata Nosaka ini mengandung
implikasi sinis. Orang tua itu tahu bahwa Kenpachi sudah pernah membunuh,
dua kali. Sekali untuk upacara beragama, sekali lagi karena senang membunuh
...
"Ucapanmu adalah ucapanku waktu muda. Aku mengerti. Bahkan mungkin
benciku lebih besar dari bencimu ..." kata Nosaka lagi.
Dipungutnya salah satu manik-manik yang telah dikumpulkan Kenpachi, manik-
manik hitam berkilat.
"Anggota League tak mengenal takut. Kita tahu bahwa mati untuk Jepang
merupakan kehormatan terbasar Kita yakin pada geba bahwa setiap pahla-wan
yang meninggal dalam tugas akan memperoleh imortalitas sebagai bintang di
Orion."
Ditatapnya pemuda kekasihnya itu.
"Memang ada yang harus kuselesaikan sebalum aku pun meninggal..."
Sutradara itu menjawab dengan agak parau.
"Ada tiga orang yang mengadilimu waktu itu dan Jude Golden adalah
pemimpinnya . . . aku tak lupa nama-nama mereka."
Nosaka mengangguk.
"Waktu aku diadili hukum gantung aku telah ber sumpah akan membunuh Jude
Golden, Salvatore Ver na dan Duncan Ivy "
Memang aneh, demikian Nosaka merenung sendi ditawari kebabasan kalau
bersedia memban tu dalam gerakan mata-mata untuk Amerika. la dibari ijin
untuk barusaha lagi sebagaimana orang lain, dan mengadakan hubungan
dengan Ameri ka. Ketiga orang itu pun menjadi orang penting, yang seorang
pemimpin serikat buruh di New York, yang dua lagi direktur bank.

20
Ketiganya jago korupsi dan serakah. Tak ada yani sadar bahwa Nosaka masih
tetap menaruh dendam Bahwa dalam impiannya ia sudah membunuh mereka
mungkin seribu kali.
Bagaimana kau tahu Jude Golden akan mati?" tanyanya.
"Dari putrinya yang barnama Jan. la adalah pro duser dari film Amerika yang
ditawarkan padaku, yang akan dimainkan di Jepang, Filipina dan Hong Kong, la
akan datang ke Tokyo esok pagi, mendisku sikan proyek itu. Tapi ia harus
mengkensel kebarang-atannya. Ayahnya terserang jantungnya "
Nosaka memejamkan mata dan bardiri tegang, dengan kedua tangan di atas
pahanya. Kenpachi me nunggu dengan sabar. Akhirnya orang tua itu berkata:
"Terima saja tawaran orang Amerika itu."
la telah menyatakan barsedia membantuku! pikir Kenpachi dengan gembira. la
membungkuk dalam.
"Ha sensei," sensei bararti tuanku . . .! Nosaka
membuka matanya "Berikan padaku daftar orang-orang yang menurut
pandanganmu bisa mengerjakan tugas ini. Kuselidiki dulu sampai tuntas ... juga
nama sepuluh orang yang akan kau bunuh. Bagaimana dengan seppuku itu?
Kapan?"
"Sesudah filmku selesai..."
Nosaka menunduk.
"Seppuku harus kau selesaikan secara sempurna. Anggur, saksi saputangan
putih ... Hati-hati memilih kaishaku, ia yang akan membantu mengakhiri saatmu
kalau sakit sudah tak tertahankan lagi . . . Posisi itu penting sekali. Yang bisa
melakukannya hanya ahli pedang yang jitu, seorang bushi "
Kenpachi serasa di awan impian. la mengembali-kan anggukan orang tua itu
dengan hormat. la seakan-akan berada di atas meteor menuju ke angkasa luas.
Bushido. Kata itulah yang kemudian menampar-nya dengan tajam. Tiba-tiba saja
ia merasa takut tanpa mengarti mengapa!
"Tapi dengan bargabung bukan bararti aku mem beri hak padamu untuk berbuat
sekehendak hati. Kau akan mengikuti instruksi. Mengerti?"
"Hai sensai."
"Kau harus mencari dulu kebenaran. Waktu di penjara aku sudah akan
meninggal kalau tak kukeluar-kan semua kekuatan di dalam pikiranku, yang
tersem-bunyi di dalam jiwaku ... Tembus batas kamampuan-mu sendiri dan kau
akan menemukan kekuatan tubuh pikiran dan kemauan ..."
"Bagaimana?"
"Bushido Berlatih kendo dan karate, digabung dengan zazen, meditasi. Cari
dalam-dalam di jiwamu cari jalan untuk menyentuh pikiran yang universal.. satu
pikiran utuh di alam semesta yang merupakar kesatuan pikiran kita semua. Di

21
situlah akan kau te mukan ia yang akan menjadi kaishaku-mu." Nosaka menarik
napas panjang. "Seratus tahun yang lalu orang harus berlatih zen-zen minum
sepuluh tahun sebalum boleh belajar karate ataupun ilmu physik lainnya! Dan
kekuatan mereka sungguh bisa menghancurkan gunung dan menge-ringkan
lautan. Apa bunyi kebenaran zen pertama?"
"Bahwa tak ada kesatuan atau satu, bahwa satu itu semua dan semua itu satu.
Tetapi semua tetap semua sedangkan satu tetap satu . .."
Nosaka mengangguk dan menjelaskan "Mengeta-hui dan bertindak itu satu.
Semua hidupmu di masa lalu menjadi satu. Tubuh dan jiwa menjadi satu ..."
la berdiri dan mengambil kotak panjang tertutup sutera. la berlutut di depan
Kenpachi dan menyerah-kan isinya.
"Ini Muramasa milik Benkai . . ." katanya sambil menyampaikan pedang panjang.
Mata Kenpachi memutih.
"Dan ini pisau Saburo . . . yang dipakai Benkai untuk seppuku empat ratus tahun
yang lalu. Melalui mereka inilah aku mencapai kejayaan. Sekarang ku-serahkan
padamu ... Pergunakan dengan penuh tang-gung jawab. Jangan lupa kau bawa
kalau kau menger-jakan zen ..."
Kenpachi yang air matanya menggenang hanya mampu mengangguk saja.
"Sekarang ini . . ." katanya sambil memberikan sebuah kotak kecil hitam berlapis
emas dan perak Bagian atasnya kasar sekali.
"Letakan tanganmu di atasnya . . ." Nosaka me-merintahkan "Abu Benkai ada di
bagian atas kotak ini.. ."
Kenpachi menutup mata dan gemetar.
"Jangan kau buka . . ." kata Nosaka. "Kau harus menyucikan diri sendiri . . .
mempersiapkan diri untuk kaishaku-mu. Kau akan tahu sendiri siapa dia di saat
ia bisa mengatakan apa isi kotak ini. Orang yang akan menjadi orangmu ke dua
akan tertarik padamu melalui isi kotak ini . . . Jangan kau lalaikan kata kataku ini
. . . karena dengan melihat wajahmu saja aku sudah tahu kelemahanmu ...
"Hai sensai."
"Pertahankan kotak ini biar dengan membunuh sekali pun .. ." "Hai."
"Waktumu tidak banyak untuk menghadapi ke-nyataan, mencari jalan baru untuk
menyadari kenya taan itu. Praktekan Bushido seperti dulu aku di pen-jara . . .
kirim spiritmu untuk menemui spirit, arwah Samuraimu, dan mintalah bantuannya
. . Biarkan arwah mereka memilih kaishaku-mu."
Kenpachi memegang kotak itu dan tiba-tiba menyadari kekuatan yang
sesungguhnya dimiliki oleh-nya, dimiliki semua orang.
tanpa mengetahui dan mana ata kata itu ia ke-mudian berkata:
"Benkai akan datang padaku. ia yang akan menjadi kaishaku. Benkai yang akan
membawa hormat dan kemuliaan padaku ..."

22
Dojo. Ruangan itu masih tetap sebaga mana empat ratus tahun yang lalu, tanpa
penerangan listrik, tanpa pintu otomatis. Cahaya hanya dari jendela dan lentera
kertas.
Tempat itu penuh dengan bau keringat dan jera-mi, tempat di mana kematian
dan masa lalu sudah membaur.
Kenpachi dan Nosaka berlutut berhadapan mem-persiapkan diri untuk kendo.
Shinai, senjata bambu yang digunakan sebagai pengganti anggar sudah siap di
depan mereka.
Wajah Kenpachi berkeringat. Zasen yang baru di-lakukannya tak berhasil
menenangkannya. la baru berpuasa dua puluh empat jam, sibuk menyutradarai
film seminggu lamanya dan setiap hari letih berlatih Bushido.
la juga semakin jengkel memikirkan kotak hitam itu! Mana mungkin ada orang
yang bisa menyebut-kan isinya tanpa melihatnya dulu? la ingin membuka-nya
sekarang juga tapi takut akan amarah Nosaka.
Latihan Bushido dan berjam jam zasen membuat-nya tegang. Dan dalam mimpi
dilihatnya gua-gua pi
kirannya sendiri, melihat kejahatan dalam bentuk yang paling indah dan paling
buruk ...
Mulailah mereka saling serang menyerang. Dan ternyata lelaki tua itu masih
lebih unggul. Di saat yang lengah bambunya selalu berhasil masuk.
"Sabar . . ." demikian ia memberi instruksi. Nosaka jarang memberi instruksi.
Tapi apa yang dika takannya betul-betul mengena.
Memang saat itu Kenpachi sedang gelisah dan tak sabar lagi "Sabar ..."
demikian Kenpachi mengulang kembali instruksi gurunya. Kata itulah yang
menjadi dasar kejayaan Hideyoshi dan semua pengikutnya.
Mereka yang paling berhasil dalam hidup ini adalah mereka yang mengenal
makna kesabaran. Sedikit demi sedikit kata itu meresap dalam kafbunya.
Sekarang serangannya berubah. Setiap tusukan mempunyai makna dan
perhitungan waktu. Satu jam kemudian Nosaka menghentikan latihan. Dengan
letih Kenpachi membuka topengnya menarik napas panjang dan menunggu
kritik.
"Bagus . . ." kata Nosaka, tak lebih tak kurang.
Tapi pujian ini sudah tinggi sekali bagi Kenpachi.
la membungkuk sedalam pinggang.
"Domo arigato gozai mashite, sensei . . ." terima kasih banyak, tuanku ..."
"Spiritmu sudah semakin kuat. Sekarang sudah
asakan Seppuku dari orang seperti ini sangat ber-harga bagi Jepang..."
"Kata-katamu adalah prinsip hidupku. Nosaka-san. Tapi aku belum juga berhasil
mendapatkan kaishaku ku. Sudah tiga bulan ini aku mencari. Seben tar lagi film

23
selesai dan aku ingin meninggal dua puluh empat jam sesudahnya. Sebentar lagi
League juga akan habis tugasnya dan kematianku sungguh pen ting. Ada orang-
orang di League bersedia menjadi kaishaku. Tapi mereka tak tahu isi kotak itu."
Nosaka dengan tenang membereskan pedang bam bunya.
"League sudah membunuh lima. Dua di Jepang, satu di Roma, satu di Sao
Paulo. Duncan Ivy sudah tak ada lagi. Bagaimana dengan yang lain?" ia berta-
nya.
Kenpachi yang berlutut di bawah menengadah memandang pemimpin zaikai ini.
"Orang-orang kita sudah di Paris. Minggu ini semua tugas akan selesai. Esok
Henri Labuchere akan mati, tak sanggup membiayai konstruksi reaktor di
Jepang. Sedangkan Salvatore Verna akan menyusul."
"Oh ... Mr Verna ..." Nosaka ingat betul orang itu. Bukan saja Verna mencoba
menggantungnya, tapi juga merebut sebagian besar harta kekayaannya.
Ditatapnya muridnya dengan tajam. "Dengarkan baik-baik kataku ini. Hari ini
Minggu. Esok kau akan bertemu dengan putri Jan Golden, produser filmmu itu.
Akan ada diskusi apakah kau akan mengadakan pemutaran di Hong Kong."
"Hai. la tak setuju. Setiap hari memakan biaya lima puluh ribu dollar Amerika,
dan kita di Hong Kong 7 sampai 10 hari. la hendak menghemat waktu dan uang."
"Kau harus memaksa ke Hong Kong. Entah bagaimana caramu ..."
"Miss Golden datang dari Los Angeles esok sore. Kita akan makan malam
bersama ..."
"la perempuan dan ia akan mengikuti kehendak-mu ..."
Kenpachi tersenyum.
"la jengkel karena menyadari... ia tertarik padaku."
Nosaka mengangguk.
"Kuasai nona itu . . . seperti nafsumu untuk meninggal terhormat..."
Dipandangnya Kenpachi dalam dalam.
"Sekarang akan kujelaskan mengapa kau harus ke Hong Kong secepat mungkin.
Aku baru ke sana, juga ke Manila, Singapura dan Indonesia. Tapi di Hong
Konglah aku melihat anak itu. Waktu ada pertemuan di kapalku, Kitaro."
"Anak?"
"Ya, anak laki-laki. Orito yang menangani anak itu. Rupanya ia mendapat visiun,
melihat yang aneh-aneh. Entahlah, mungkin bisa disebut juga lamunan di siang
hari. Tapi begitu Orito mengisahkan apa yang didengarnya dari bibir anak itu,
aku sendiri naik ke geladak untuk mengamati. Tapi aku belum berbicara
dengannya, itu tugasmu ...
Lelaki tua itu menyeka keringatnya dengan hacki-maki yang terlipat rapi.

24
"Namanya Todd Hansard . . . Yuk, akan kujelaskan sedikit mengenai anak itu
sementara kita mandi

BAB TIGA
Di bulan Juli 1972 yang panas itu Frank di Palma masuk ke dalam Rolls Royce,
mobil termewah yang pernah dilihatnya.
Interiornya bukan main. Langit-langitnya dihiasi dengan anyaman karpet tangan
jaman kuno, lukisan kebun dan wanita-wanita cantik. Dahulu mobil ini mi-lik
Victor Emmanuel III, raja Italia yang mengangkat Musolini sebagai perdana
menteri. Sekarang menjadi milik Salvatore Verna, pemimpin serikat buruh di New
York yang ikut duduk dengannya di belakang.
Tempat duduk di samping pengemudi tak terisi. Tempat pengemudi juga kosong.
Memang tak periu. Sore ini mobil menjadi tempat pertemuan.
Mobil di parkir di garasi rumah Verna di Long Island. Dari rumah itu dapat
dinikmati danau-danau sepanjang pantai Atlantis.
Sebulan yang lalu mereka mungkin akan adu jo-tos begitu bertemu. Waktu itu
DiPalma adalah detektip narkotika, dan lalah y«ng berhasil memaksakan masa
percobaan satu tahun pada Verna!
Sekarang Frank adalah reporter kejahatan di TV, sedangkan Sally Verna masih
juga pemimpin buruh yang korup. la memerlukan DiPalma kalau ingin tetap
hidup.
Dari pintu garasi Frank dapat mengintip keme-wahan lelaki korup ini. Tampak
koleksi hewan hewan mati, tampak juga kolam dari marmer tempat cucu-cucu
Verna bermain. Apalagi yang tak dimilikinya? la punya pelabuhan laut sendiri.
entah berapa motor boat dan kapal pesiar. Kapal itu khusus untuk istrinya yang
baru enam belas tahun.
DiPalma membela kayu coklatnya yang dibawa nya ke mana mana itu. la
memang ahli kendo, dan ahli escrima dan amis: permainan kayu gaya Filipina
tradisionil. Pikirannya tak di tempat, tetapi berada di Hong Kong, dengan
kekasihnya dulu Katherine Hansard. Gadis Tionghoa ini yang dulu memberikan
senja-ta kendo ini padanya. Meskipun sekarang ia bukan lagi gadis kekasihnya
tapi Ny Hansard. Sebelas tahun mereka tak bertemu.
Pikirannya juga melayang ke Todd, anaknya. DiPalma belum pernah bertatap
muka dengannya tapi sudah sering melihat potret putr inya itu. Kema-rin
menerima te lepon dari KAthrun Dengan nada ketakutan ia meminta DiPalma
datang ke Hong Kong, ia takut akan keselamatan nyawan naaknya Anak itu
dalam bahaya mengancam
DiPalma letih sekali. Memang tak semudah itu mengatur jadwal agar ia dapat
pergi beberapa hari. la tak punya waktu untuk lelaki di mobil ini, meskipun telah
dijanjikan bahwa ia akan diantarkan ke lapangan terbang secepat mungkin.

25
Tiba-tiba ia teringat juga pada Lynn, istrinya yang sudah meninggal. la terbunuh
akibat sanderaan yang ditujukan sebagai pembalasan dendam padanya.
la juga membayangkan kembali ayah Katherine yang telah bersumpah akan
membunuhnya kalau ia menginjakkan kaki di bumi Hong Kong. Tapi ia sudah
gagal melindungi istrinya yang pertama dulu, dan ia tak mau lagi gagal untuk
kedua kalinya.
Frank usianya empat puluh tahun, tinggi enam kaki bertubuh besar dan
berjenggot tebal. Wajahnya apa yang biasa disebut tampan oleh para wanita. Ja-
lannya agak pincang sedangkan matanya tampak selalu mengantuk . .
berbayang ancaman seksualitas yang memukau.
la bekerja untuk kepolisian New York selama dua puluh tahun, melawan
narkotika. Kemudian diangkat menjadi letnan detektip, bekerja untuk DEA dan
FBI dan juga sebagai penasihat dibidang obat terlarang de-partemen polisi luar
negeri.
Meskipun sudah pensiun pun pendapatnya masih selalu diminta dan tulisannya
dibaca orang.
Sekarang ia menjadi reporter televisi yang menga-dakan siaran khusus. Memang
karisma yang hebat. Ketenangan seorang polisi, suara dan sikap seorang
detektip dan keberanian yang tak takut mati. Akibat-nya ia menjam orang
terKenai, dihargai, aipuja aan ai-musuhi. Musuhnya adalah televisi dan
pengusaha ad-vertensi lainnya yang tak diindahkannya sementara ia terus
melaporkan apa yang dianggapnya benar, dari mistress seorang anggota senat
sampai kepala depar-temen kehakiman atau kepala. Studio film Roma sekali
pun.
"Kamu membiarkan dirimu dipengaruhi oleh orang yang memang ingin kau
senangkan . . ." demikian katanya pada atasannya.
"Maksudmu?"
"Aku hidup empat puluh tahun tanpa harus membiarkan diri dipengaruhi bukan?
Tapi aku bisa makan dan bisa berpakaian! Aku bisa saja pergi dari televisi ini
sekarang juga dan aku tak akan menoleh ke bela-kang..."
Memang, atasannya juga tahu. Kalau mereka bera-ni menyuruhnya memakai
dasi lain, atau tersenyum lebih banyak . . . mungkin Frank akan ke luar. Kalau
mereka berani mengritik apa pun, Frank akan ke luar. Orang ini memang berani
berdiri sendiri dan bebas di mana-mana, kalau perlu melawan semuanya.
Karena itu ia dibiarkan sendiri, dan semakin dicari-cari.
Atasanya Iri hiti ia tau bahwa Frank memiliki sesuatu
yang mungkin bsa juga dimilikinya,tapi nyatanya tidak
ngan tangan gemetar. Verna seorang lelaki enam puluh tahun yang sudah mulai
membotak, dengan se-nyum gelisah dan tubuh kekar dengan latihan angkat
besi.

26
Selama tiga puluh tahun ia berkuasa diperburuh-an. Kecuali memimpin ribuan
pekerja dari Timur ia dan semua teman-temannya menguasai juga kuli pela-
buhan, penjaga keamanan, pegawai entah diberapa banyak lapangan terbang.
Belum lagi bank pribadi, real estate dan pergadaian. Kasinonya tersebar di pu-
luhan kota.
Biasanya orang seperti Verna mempunyai bodyguard dan tukang bunuh. Tetapi
Verna memang lain daripada yang lain. DiPalma tahu bahwa lelaki ini sudah
membunuh paling tidak dua kali. Bukan karena harus membela diri, tetapi karena
memang ingin membunuh.
Seorang bawahannya mengkhianati lalu lari ke New York. Delapan belas tahun
kemudian ia kembali dengan wajah'lain, nama lain dan suara lain, la me-rasa
aman. Tapi sekali waktu ia ditembak dari bela-kang tiga kali, tepat di kepala. Dua
puluh orang menjadi saksi, tapi tak seorang'pun melihat Verna mena-rik pelatuk.
ISatu orang pernah menjadi informan dan mem-bantu DiPalma menyeret Verna
ke depan pengadilan

Nasib orang itu sungguh mengerikan. la digantung pada kaitan penggantung


daging, dan dibiarkan tiga hari tiga malam kesakitan mengapung di udara Se-
tiap kali ia bergerak, setiap kali pula kaitan besar itu semakin dalam masuk ke
dagingnya.
Dan tiga hari itu Verna menaikkan listrik untuk menyengat orang itu, setelah
terlebih dulu diguyur dengan air.
DiPalma tak tahu apakah Verna pernah menye-sali perbuatannya itu atau tidak.
Atau setidak-tidaknya takut dihukum di akhirat?
"Mau minum?" tanya Verna.
DiPalma menggelengkan kepalanya. la belum pernah minum sejak sebelas
tahun yang lalu, ketika pelu-ru telah menghantam paha kirinya, hampir mematah-
kan lengannya, serta menimbulkan sakit maag sampai kini.
"Aku di sini untuk mendengar dongeng. Katamu ada berita bagus."
"Siapa yang akan berdusta? Aku tak mau istriku melihatmu. la tahu kita
bermusuhan dan ia gelisah setiap kali melihatmu. la sedang berlayar dengan
putri dan mantu lelakiku . . . Katamu kau akan ke Hong Kong."
"Sejak kapan kau memperhatikan kepergianku?"
"DiPalma , tak mudah bagiku untuk menghu-bungimu! Aku tak mau keluargaku
terlibat, itu sebab-nya. Istriku baru dioperasi jantungnya . . . DiPalma, kalau kau
ke Hong Kong, kemungkinan besar kau akan terlibat dengan orang-orang yang
berbahaya ..tapi kau satu-satunya orang yang tak bisa dibeli atau digosok. Tak
ada yang lain ..." "Orang-orang apa?"
"Seperti orang Jepang yang kuat dan teman-teman Amerikanya ..."

27
DiPalma menatap jam tangannya.
"Sally ... 27 menit lagi! Aku harus berangkat
Verna menggosok kepalanya yang botak itu. "OK . . . begini. Aku minta kau
mengambilkan barangku. Nanti kuberikan dongeng yang paling menarik
sekarang ini. Sungguh, tidak ada yang ilegal, bukan obat, bukan apa-apa.
Periksa saja sendiri nanti di sana."
Senyum bekas detektip itu tampak dingin.
"Isinya?"
"Berkas . . . catatan bank, korespondensi, surat-surat."
"Ada apa dengan pak Pos? Atau menyuruh orang orangmu yang berhitung
melengkung itu?"
Verna menarik napas panjang.
"Orang yang mengambilkan data itu untukku orang bank, la tak mau terlibat
dengan pengiriman. Terlalu berbahaya lewat pos. Orang yang membawa nya
juga akan menghadapi bahaya."
Jadi aku diperingati? pikir DiPalma.
Sekarang naluri polisinya yang bekerja. la bisa menilai bahwa orang ini
ketakutan. Jarang orang ke takutan seperti ini akan berdusta.
"Kisah seberapa besar?
"Besar, sumpah . . . Kalau kau bayar kau akan mendapatkan cerita itu."
DiPalma mengetuk lutut Verna perlahan dengan tongkatnya "Kau lupa . . . kau
yang memanggilku. Kau yang harus membayar dulu, baru aku mau berpi-kir-
pikir."
Verna menarik napas panjang.
"Pernah mendengar tentang Blood Oath League?"
DiPalma menggelengkan kepala.
"Beberapa minggu yang lalu Duncan Ivy meninggal."
DiPalma mengangguk "Ya, aku ingat. Dibunuh juga istrinya, putrinya dan
pengacara yang kebetulan di sana. Dicincang habis . . . Tak ada tertuduh dan
yang bisa dicurigai, tak ada motivasi "
Verna menyalakan rokok dengan gemetar. . "Lalu masih ada lagi presiden dari
perusahaan aerospace yang kebetulan keSao Paulo ..."
"Ya, aku juga tahu ..."
"Lalu bagaimana dengan wartawan Jepang di Tokyo? Atau ahli sipil di Osaka?
Atau bangsawan Italia di Roma yang sedang mengadakan transaksi pembuatan
lapangan terbang terbesar di Jepang?"
DiPalma menunggu.

28
"Blood Oath League. Mereka yang membunuh nya .. ."
"Kau seperti Injil sua saja . . . lebih baik kau ka-takan dulu dari mana datangnya
informasi."
"Informasiku benar, percayalah. Aku tak mau memberi tahu nama informanku.
Kau sendiri tahu

ketika kita. Pokoknya, ia temanku di Jepang. Tergo-long yang intelegen. Kita


sebutkan saja Mr O" "Dan Mr O mempunyai kontak dengan polisi Pe-rancis?"
"Dengan siapa saja. Dan pembunuh bukan dari Perancis, dari Jepang ..."
Verna mengisahkan mengenai Blood Oath League, yang dulu dan yang
sekarang.
"Siapa pendiri yang sekarang?"
"Zenso Nosaka ... Sama. la juga pendiri yang dulu .. ."
"Yesus!" seru Di Palma dan bersandar dengan santai.
"Kau kenal dia?"
Bukan hanya dia, tapi juga temannya, Kon Kenpachi! Dua orang Jepang itu
bersahabat setia dan mempunyai politik kanan yang sama kuatnya. DiPalma
sendiri belum pernah bertemu muka dengan Nosaka, tapi sudah lebih dari sekali
dengan Kenpachi. Dan mereka benci membenci, gara-gara samurai.
Sejak DiPalma akan dibunuh di Hong Kong tapi gagal ia belajar Kendo untuk
memulihkan kekuatan tangan kirinya. Ternyata bakatnya dalam pedang dan
tongkat hebat sekali. Disertai ketekunan dan kesabar-an polisi tak lama
kemudian ia sudah ahli dalam hai samurai, sampai-sampai ke pembuatannya,
pemalsu-annya, orang-orangnya, pemiliknya ...
la mulai diminta memberikan ceramah di mana-mana. la juga yang menyebutkan
pedang terkenal di Jepang sebagai pedang palsu, dan ternyata ia benar.

Pedang itu milik kanpachi maka mulailah permusuhan itu.


Dil njutkan d.ngan tantangan Kendo di clubnya di New York, oleh orang
bertopeng yang misterius. Ternyata orang itu Kenpachi yang menyembunyikan
identitasnya dan khusus terbang dan Jepang! Ternyata Kenpachi kalah.
Sekarang Kenpachi menjadi mu-suh seumur hidup.
"Nama Kenpachi juga terbawa?"
"Tidak. Siapa dia?"

29
"Teman Nosaka ... aku memang tahu siapa Nosa-ka. Usianya delapan puluh
tahunan, dan ahli Kendo
"Aku sendiri bertemu dengannya selama peranq dunia kedua .. ."
Sekarang DiPalma mulai percaya.
Memang pantas kalau orang seperti dia takut pada Nosaka. Otaknya sebagai
detektip mulai berputar. Mengapa Nosaka ingin membunuh Sally? Dan apa hu
bungannya dengan rekor bank dan korespondensi di Hong Kong? Bagaimana
surat-surat itu dapat menye-lamatkan Sally?
Entah siapa informan yang dilindungi oleh Sally. Mr O yang mengumpulkan
misteri, tetapi dia lagi orang misterius di Hong Kong yang menunggu dengan
bungkusan itu.
"Aku sudah memberikan Nosaka dan Blood Oath League. Sekarang kau harus
memberikan bungkusan ku itu padaku di sini."
"Bagaimana kalau kuteliti, dan ternyata kau dan Mr O bermain curang?"

"Ya Tuhan . .. DiPalma! Apa tak cukup kau r narikku sekali di depan hakim?
Mungkin ada permain an sedikit dengan angka . . . tapi apa artinya itu? Ka-rena
apa yang akan kusampaikan tentang Nosaka jauh lebih penting .. . Tapi janji
bahwa nama kita tak dise but-sebut!"
"Begini . . ." kata DiPalma mencari jalan tengah. "Jangan janji-janji dulu."
"Aku tak punya pilihan, bukan? Kalau kau men-jatuhkan Nosaka maka seluruh
dunia gelap interna-sional ikut jatuh."
"Kenapa?"
"Ampun! Usahanya jelas melawan Yesus! Suap entah ke negara mana saja ...
dari Washington sampai ke India. Belum spionasi industri, pemerasan ... Kalau
tidak, mana mungkin Jepang sekaya ini?"
"Tak ubahnya seperti pekerjaanmu sendiri, bukan?"
"Dengarkan. Kukatakan bahwa ia membunuhi orang! Tak ada orang kedua di
dunia ini yang begitu ahli menyogok seperti dia. la menyebutkannya shieh-lei.
Dan untuk itu ia perlu banyak uang ..
"Yang dikeluarkan melalui banknya."
"Tepat. Dan pembunuh-pembunuhnya. Karena Itu sudah kukatakan, kau harus
hati-hati. .."
Tidak semudah itu, pikir DiPalma. Nosaka memi-liki bank di sekitar 50 negara,
pabrik elektronik, truk dan mobil. Belum real estate dan koneksinya di mana-
mana, juga di Washington.
"Sally . aku tak mau dongeng setengah-

30
setengah. Ceritakan dulu bagaimana kau bisa bermu-suhan dengan dia."
Sally menatap ke depan, lupa akan rokok di ta-ngannya.
"Saat itu tahun 1946. Aku masih ikut perang dan bertugas di Tokyo, bekerja
dengan kelompok Interna-sional untuk Timur jauh. Kita mencari penjahat perang
Jepang. Kita masih muda . . penuh semangat menegakkan demokrasi."
"Aku, Mr O dan yang lain. Kita mencari orang-orang Jepang yang paling jahat,
Dojo, Dohihara, Ita-gaki, Kumura, Mutto, dan yang paling dicari adalah Nosaka.
la anggota Kempetai dan orang yang paling kejam menginterogasi. Tak perduli
laki, perempuan atau anak-anak."
Verna berpaling menyeringai.
"Di hari ia dinyatakan dihukum mati ia berkata: Jasamu akan diingat selalu.
Penerimanya sungguh ber-terima kasih! Bayangkan, demikian sopannya orang
Jepeng itu! Yang dimaksudkannya: ia akan membunuh kita semua."
"Bagaimana ia selamat?"
"Karena tangannya dibutuhkan setelah keadaan berubah. Jepang anti komunis.
Dan kita juga anti ko-munis. la yang tahu segala, agen komunis, liku-liku rahasia
mereka, segala-galanya . . . siapa mata-mata Jepang di Afghanistan pun ia tahut
Jangan pula lupa . . Jerman banyak memberikan data-data Rusia pada mereka.
Orang Jepang merencana segala keputus-an mereka dengan pertimbangan 30
tahun di depan.

Jadi kalah atau tidak kalah, mereka sudah mempu nyai data yang diperlukannya
sampai sekarang . .
"Orang bernama Hideyoshi yang memulai taktik itu," sela DiPalma. la melihat
jam tangannya "Ba gaimana Nosaka sampai menguasaimu?"
"Mengapa kau berkata begitu?"
"Karena kalau tidak begitu kau sudah lama m
ti."
Verna menggigit kuku ibu jarinya "la membutu kan koneksi di Amerika, untuk
memperlancar usah nya ... bankir. orang Kongres ... Aku yang membe sogokan."
"Bukan hanya untuk dia. Juga untukmu sendir Sally. Kau dan teman-temanmu ..
."
"Hei . . . kau mau dunia dikuasai komunis? Kalau Jepang kuat komunis tak akan
bergarak ..." kata Sally diplomatis.
"Bankmu ini... berapa sahammu?"
Verna berkedip. Orang ini memang jeli!

31
"Apa aku semudah itu kau baca? Memang aku dan Mr O termasuk direksi. Kita
membayar operasi mata-mata Amerika, militer . . . semua juga ada kait-annya
dengan Pentagon dan CIA. Siapa saja yang mau memasukkan uang di bank
Nosaka diterima dengan bebas. Juga laporan spionase industri. "
"Obat terlarang? Senjata?"
Sally tak menjawab.
"Sekarang kau menjengkelkan dia, bukan?" Orang di sisinya mengangguk
"Soami,-saingan Nosaka terbesar ingin mendirikan pabrik mobil di Long
Island, maka aku yang disuruh menghalangi. la me-ngancam Soami dengan
pelbagai cara, sampai masalah politis di Albani dan Washington. Juga masalah
imi-grasi. Maka perusahaan Nosaka yang masuk . . ." DiPalma tersenyum.
"Lalu kau mencoba memeras Nosaka? Sungguh serakah . . . Kau suruh dia
pergi, atau akan kau umumkan perlakuannya terhadap Soami."
"Pokoknya dia tidak senang. Juga kaisar Jepang yang memperoleh daftar orang
yang dibunuh. Dise-butkan bahwa pembunuhan itu untuk kehormatan nya . . .
Demi tegaknya Jepang jaman dulu. Aku tak mengerti kaitannya ..."
"Tanyakan saja pada Mr O-mu itu. Begini Sally. Aku tak mau mengambil
keputusan sekarang. Nanti di Hong Kong kau akan kuhubungi, setuju atau tidak
setuju. Kalau aku setuju, suruh orangmu mengantar-kannya padaku di hotel. Aku
tinggal di hotel Mandarin. Tapi ingat, aku tak mau keluar uang sepeser pun."
"Bagaimana dengan namaku? Kau berjanji . "Aku tidak .. " "Katamu .. ."
"Aku tidak berjanji apa-apa. Begini, kalau memang mungkin k u tak akan
kubawa-bawa."
"DiPalama kalau namaku kau sebut, aku mati."
Detekktip itu teringat Katherine, Lynn, istri Sally. ia mengalah 'Ok Dan
penjagaanmu di sini cukup ketat bukan? Kau tak usah terlalu takut..."
Suara Sally tinggal bisikan lirih.

"Mereka itu ninja ... Mereka tidak perduli terbu-nuh mati sekali pun. Kalau tidak,
untuk apa mereka memilih nama itu? Sumpah Darah? Blood Oath?"
"Orang-orang ini memang senang membunuh. Aku tak mau anak-anakku, istri
dan cucuku terlibat ... tapi apa yang bisa kulakukan? Apa?"
Di perjalanan menuju Kennedy air port, Frank Di Palma bersandar letih. la akan
menangani dulu urus-an Katherine dan Todd, baru menangani urusan Sally.
Kalau Verna benar, bankir di Hong Kong juga akan terbunuh mati.
la bermimpi___terlihat Kenpachi dan bankir ber-

32
sama-sama bertopeng, tertawa memanggilnya. Semen-tara Katherine tak
terjangkau olehnya, tersenyum ma-nis merangkul Todd yang berbaring begitu
diam.
65
BAB EMPAT
Di Paris, Henri Labouchere meneguk Kir Royale, campuran champagne dan
Creme de cassis dengan nikmatnya, lalu merendam diri dalam bak mandi. Ha-ri
ini ia mandi bersama Nicholas, putranya yang baru berusia tiga tahun.
Pintu sorong memisahkan kamar mandi itu dari teras. Di situ bodyguardnya
berjaga, asyik memperha-tikan wanita-wanita pelacur yang hilir mudik di jalan-
an.
Dari seluruh istananya di Avenue Doch, kamar mandi inilah kesayangan
Labouchere. Dulu kamar mandi ini merupakan hadiah bagi istrinya yang perta-
ma, Delphine.
Esok pagi ia dan Nicholas akan berangkat ke Le Haver. Di sana mereka akan
mengikuti upacara pele-pasan kapal-kapal ke Jepang, mengangkut para ahli,
peralatan dan material, juga selusin tehnisi atom. Ju-ga lusinan botol anggur,
hadiah Henry untuk orang

orang itu.
Tadi ia merayakannya sendiri di rumah makan Vietnam menikmati masakan babi
yang lezat, juga ayam goreng dengan sayuran. Sekali-kali larangan dokter bisa
diabaikan. la memang harus diet.
Siapa yang tak akan berpesta? la berhasil men-sukseskan kontrak Kyoto!
Mengalahkan lawan-lawannya dengan menyogok hampir semua orang pen-ting
di Perancis. Suksesnya memang terletak pada ke-beraniannya. la berani dan
tahu kapan, kepada siapa dan senjata apa yang harus dimainkannya. Aneh . . .
ia merasa betah di dunia yang tidak adil ini. Tak ada rasa bersalah ... la tak mau
seperti ayahnya, dikhia-nati habis-habisan karena terlalu percaya pada orang
lain.
Dalam bercinta pun Labouchere memperlihatkan keberaniannya. Sebegai istri
pertama dipilihnya orang wanita jelek, asisten manejernya di Marseilles. Semua
kaget . . . siapa mengira ia akan mengikat diri dengan perempuan seperti itu?
Tapi sampai saat kematian Delphine akibat aneu-risma perkawinan mereka ini
sukses. Delphine setia dalam segala-galanya. Sayang ia tak berhasil membe-
rikan anak.
Istrinya yang kedua, Sylvie, baru 20 tahun, dini-kahinya ketika ia berusia 53. Dan
lahirlah Nicholas. Aneh, tetapi ia sama sekali tidak sedih mengetahui
ketidaksetiaan istrinya ini. Yang tahu hanyalah Paul.

33
"Esok akan kukirimkan dia ke New York, ia boleh belanja sesuka hati untuk
apartemen kita yang ba

ru. Mungkin ia di sana dua minggu, kecuali kalau ke-kasihnya menyusul. Paul
mengangguk.
"Kau minta bukti tertulis dari kedua kekasihnya! Dan kalau ia pulang nanti
perceraian sudah harus teres, dengan ganti uang minimum sebulannya, sedang
Nicholas hakku ..."
"Beres."
"Bon. Kau bisa kuandalkan, sobat?" "Apakah aku pernah gagal. Monsieur?"
Memang proses proyek Kyoto ini cukupsulit. Je-pang tak semudah itu menerima
kehadiran urusan atom di negaranya, mengingat pengalaman mereka dengan
Hiroshima, Nagasaki dan Bikini . . . percobaan atom di tahun 1954. Tapi tak
mungkin orang-orang Jepang yang anti itu bisa menggagalkan proyek orang-
orang terkemuka di Jepang sendiri, bukan?
Tapi beberapa hari yang lalu Paul yang tampak kuatir menghadap dan berkata.
"Ada sesuatu monsieur . . . aku kurang mantap. Polanya semua sama, dan ada
hubungannya dengan Jepang . . ." Diceritakannya mengenai kelima pembu-
nuhan itu. Tiga orang Jepang, satu Amerika, satu Ero-pa . .. Semua pengusaha.
Dibunuh tidak dengan bedil atau bom, tapi dengan pisau dan tangan.
GayaNinja."
Paul Gaspare sesungguhnya tak mudah takut. la lelaki berusia enam puluh
tahun, besar tinggi ... la
mendapat medali karena keberaniannya berjujng di Dien Bien Phu dan Algeria,
la juga anggota kelompok Corsica yang jauh lebih hebat dari mafia Sicilia.
Dulu ia bodyguard De Gaulle, anggota CIA, dan ada hubungan dengan dinas
intelegensia luar negeri. Sudah dua belas tahun ia bekerja untuk Henry.
"Kata polisi Tokyo pembunuhan dilakukan oleh Blood Oath League yang
diperang dunia terkenal dengan pembunuhan dan mata-matanya."
"Mengapa? Oleh siapa?"

Paul mengangkat bahunya. la lebih mementing-kan keselamatan. "Penjagaan


sudah kulipatgandakan . . ." katanya lagi. "Dua puluh empat jam. Tapi entah
dengan atap ini? Apa cukup aman?"
"Seharusnya. Dua puluh kaki ke jendela teratas, tak ada tangga, tak ada tempat
untuk melompat! ..."

34
"Tapi ninja ..."
"Aku punya kau sobet . . . aku punya kau . . ."
Sekarang Labouchere berdiri mencari anduk. Baru ia akan memanggil Paul
ketika dilihatnya tiga orang berpakaian hitam melompat dengan mulus ke
belakang Paul di teras! Dua menangani Paul, yang se-orang langsung lari ke
kamar mandi.
Paul dicekik dengan kabel. Paul berontak dan berdua dengan ninja yang hendak
memotong leher-nya itu mereka jatuh menembus pintu kaca masuk ke kamar
mandi . .." Keduanya berdarah hebat... Paul mencoba melepaskan diri, tapi
penyerangnya makin memperketat lingkaran kabel itu. Paul dengan sekuat
tenaga masih bisa menahan kabel, sementara tangan
lain mencari pistol nya.
Di saat itulah penyerang yang lain bertindak Dengan sekali tebas kepala
bodyguard itu hancur, tu langnya beterbangan.
Penyerang yang menghampiri kamar mandi sesaat tertegun melihat Labouchere
yang menggendong anaknya itu. Tetapi keraguannya tidak lama. Dengan
samurai di tangan ia mulai beraksi
Labouchere menggunakan punggungnya untuk melindungi anaknya dan samurai
menyobek bahunya. la berteriak dan terjatuh ke dalam air. Pedang diayun kan
dua tiga kali lagi dan Nicholas menjerit... Labouchere yang tinggal sosok
berdarah masih mencoba merangkak menyelamatkan anaknya. Tapi pedang di
ayunkan dua kali lagi dan semuanya sunyi-senyap.

Di Bois de Boulogne kedua orang Jepang yang masih juga bertopeng itu berdiri
di sisi temannya yang sedang sekarat. Lelaki itu berlutut dengan telapak ta ngan
di atas paha. la gemetar kesakitan sementara ma tanya tertutup dan bibir komat
kamit berdoa.
Suatu ketika kepalanya tertunduk kesakitan dan di saat itulah seorang temannya
mengayunkan pe-dangnya. Kepala terpental putus.
Pemenggalan masih diteruskan. Kini kedua tangan yang diputus. Lalu kepala
dan tangan dimasukkan ke dalam sweater orang itu, sedangkan sisa tubuh diku
bur sebisanya.
Tak lama kemudian mereka menghilang memba-
BAB LIMA
Ketika Todd bangun hari sudah hampir gelap. Per-tama tama matanya tertuju
pada bokken, pedang ka yu yang melengkung dengan pegangan terukir bagai-
kan samurai asli. Todd menggunakannya untuk ber|a-tih Koryu . . . pedang kuno
yang tak mempergunakan pelindung.

35
Dengan demikian gerakan lebih bebas, tapi lebih bahaya, membutuhkan
konsentrasi yang ihtensip. Se-tiap gerakan dilakukan dengan kebanggaan yang
ting-gi...
Todd berdin sambil memegangi kerongkongan-nya. Seluruh tubuhnya masih
juga kesakitan. wajah-nya seakan-akan terbakar.
Diangkatnya bokken itu dan ia berjalan ke teras. Tampak di bawah tamu-tamu
turun dari mobil yang mewah dan berjalan masuk ke rumah Hansard, dite-rangi
dengan cahaya lampu lentera yang erotis.
Di depan pergoda dilihatnya ibunya, tampak can-

tik sekali mengenakan tunik Grecian putih dan sabuk keemasan. la sibuk
bercengkerama dengan gubernur Hong Kong, istri dan dua aktor Amerika.
Sementara ayahnya tak jauh dari situ sibuk berunding dengan Jan Golden dan
aktris Jepang yang manis.
Diperhatikannya juga bagaimana ayahnya mema-lingkan tubuhnya begitu masuk
seorang bintang film kung fu dan istrinya yang cantik jelita Istri ini yang pernah
tidur bersama ayah tirinya, pengganti pinjam-an berbunga rendah yang
membiayai film suaminya.
Memang Ian Hansard selalu tertarik pada parem uan perempuan Timur.
Todd memegangi bokkennya kuat-kuat. Ada hu-bungan menakutkan antara dia
dan orang di sini? Siapa? Mengapa? Dan ninja-ninja itu! la memang tak
memberitahu ibunya apa yang diimpikannyadi kapal waktu itu. Tapi ia juga tahu
bahwa ia tak berdaya. Apa yang dapat dilakukannya? Karma adalah karma . . .
Bahkan dewa-dewa pun harus menyerah pada na-sib.
Tiba-tiba rasa sakit di lehernya semakin hebat. Ada orang yang menyebabkan
sakitnya ada di sini, di rumah ini Todd mulai melatih Koryu dengan musuh yang
tak terlihat olehnya, tapi seolah olah benar-benar ada...
Kenpachi memaksakan senyum ketika ia di pot ret bersama kedua aktor
Amerika. Tidak, ia tak senang dipenntah, diperalat seperti mereka. Lagi pula rasa
artistiknya terganggu oleh rumah yang serba acak-acakan ini.

Setiap kunjungannya ke Tiongkok selalu mem-buatnya gelisah. Bagaimanapun


ia tahu bahwa seluruh kebudayaan, bahasa dan seni Jepang diambil dari
mereka. Bahkan kata seppuku tulisannya masih juga tu-lisan Tionghoa yang
berarti bunuh diri.
Akibatnya timbul rasa rendah diri dan ketergan-tungan psychologis yang sulit
dihindarkan. Serangan mereka ke Tiongkok selalu gagal.

36
Bahkan ada legenda mengatakan: orang Jepang berasal dari putri-putri
Tionghoa yang diculik oleh monyet!
Kenpachi memang sudah tak sabar lagi. Dua be-las jam ia di Hong Kong tanpa
melihat anak bernama Todd itu. Apakah ia telah menyucikan diri selama
berminggu-minggu hanya untuk dipaksa membawa kotaknya ini ke anak
setengah Eropa setengah Cina? Ya . . . Nosaka harus ditaati. Menu rut ajaran
Konfu-cius orang yang tinggi itu mudah dilayani tapi sulit dipuaskan.
Apakah malam ini ia akan menemukan kaishaku?
Dengan jenuh Kenpachi memperhatikan Ian Hansard yang dipotret bersama
dengan Jan Golden dan gubernur. Hansard adalah anggota dewan legislatif
yang membuat undang-undang di Hong Kong, me-ngatur kebijaksanaan
ekonomi dan memberi ijin per-filman. Kenpachi mau berbuat apa pun untuk
mence-gah kemiskinan dan sifat yang sama ditemukannya pada Hansard.
Karena itu ia tahu: orang itu tak dapat dipercaya.
Pandangannya lebih terarah pada Jan Golden. Wa-
nita tiga puluh tahun itu berambut kemerahan semen-tara matanya abu-abu
hijau. Pengetahuannya menge-nai dunia Timur jauh lebih hebat dibandingkan
semua wanita lain. Yang paling menarik adalah seksua-litas perempuan ini!
Kenpachi tahu bahwa Jan ter -rik padanya, sekaligus ngeri dan takut...
Kenpachi mencari Wakaba, supir sekaligus body-guardnya. Memang orang itu
ideal sekali sebagai pe-ngawal. la menyanjung Kenpachi dan cemburu sekali
kalau ada orang lain yang dekat dengannya.
Wakaba sudah menawarkan diri menjadi kaishaku dan ikut ber-seppuku. Tapi ia
gagal dalam tes kotak hitam itu.
Di saat itu Tom Gennaro menghampirinya, meme gang bahunya dan berkata
pada para wartawan di si tu.
"Aku bersedia bermain untuk orang ini tanpa me lihat skenarionya ... tak pernah
kulakukan dengan sutradara yang lain." Kenpachi mengangguk hormat Memang
pujian yang besar.
Tapi ia merasa pujian itu memang haknya. Semua orang Amerika harus merasa
bangga apabila diijinkan bekerja untuknya!
Tapi ia memang menghargai aktor ini, juga Keighley berambut putih yang
memiliki daya tarih seksualitas sinis yang digemari masyarakat Jepang
Kedua orang ini memang memiliki kecintaan pada dunia Timur. Ironisnya,
Nosaka dan Kenpachi yang hendak memperalat Jan Golden sebagai produser
ter nyata juga berhasil diparalat. Dengan memakai name

mereka Jan berhasil menarik kedua aktor mahal ini dengan bayaran yang cukup
murah!

37
Skrip asli dibuat oleh seorang wartawan Vietnam. Tapi kemudian diubah oleh
Kenpachi sedemikian ru-pa sehingga sesuai dengan seleranya.
"Aku terharu ..." begitu kata Jan Golden setelah membaca skrip yang
diperbaharui itu "Begitu roman-tis, keras, sedih . . . segalanya. Tapi apakah
akhirnya bisa dikurangi tragedinya? Memberi sedikit harapan?"
Kenpachi menggelengkan kepallanya.
"Tidak. Tragedi adalah motip film ini dan tragedi adalah kesedihan. Kita
menangani nasib yang ditentu-kan oleh tindak-tanduk semua pelakunya. Kalau
kau perhatikan baik, sesungguhnya ada suatu kejayaan .. . Kematian tak dapat
mengalahkan kejayaan itu. Keka-sih itu, lelaki Amerika dan perempuan Jepang,
seka-rang keduanya memiliki keyakinan. Dan keyakinan memang membawa
penderitaan ..."
Jan Golden terdiam. la percaya penuh pada ba-" kat orang ini. Kecuali itu ia juga
tak dapat menahan nafsu seksualitasnya setiap kali bertatap muka dengan dia!

KORYU
Todd Hansard melupakan rasa sakit di lehernya. Di ruangan yang disinari bulan
anak yang telanjang itu mulai menyerang lagi musuhnya. la berada dalam
keadaan mimpi, bebas dari pikiran dan tubuhnya ...

semua eksistensi hilang kecuali apa yang dikerjakan-nya saat itu!


Todd begitu konsentrasi menangkis dan melawan serangan musuhnya sehingga
ia mengarungi waktu dan ruang, jauh melampauinya! Karena semuanya begitu
nyata Todd berjuang mempertahankan nyawa . . . suatu ketegangan yang tak
dikenal oleh para pe-main anggar modern.
Sesaat kamarnya terang, kemudian gelap lagi. Tapi Todd tak perduli.
Konsentrasinya tak buyar. Tak ada di depannya kecuali pedang dan orang yang
harus dibunuhnya.
Kenpachi cepat-cepat masuk ke kamar Todd, lalu menutupnya kembali. Wakaba
menunggu di luar Kenpachi tegang karena ia akan menemui orang yang
dikatakan oleh Nosaka, tetapi ia juga yakin bahwa anak sebelas tahun tidak
masuk dalam rencananya. la akan menunjukkan kotak itu dan ...
Tetapi kemudian ia tersentak kaget. Belum per nah ia menyaksikan kesatuan
tubuh, pikiran dan teh-nik seperti ini! Bahkan juga tidak pada Nosaka sendi-ri!
Apakah ia bermimpi?
Todd begitu menghidupi permainan anggarnya sehingga Kenpachi merasakan
bahaya mengancam. Kalau ia maju sekarang, pasti ia akan terbunuh. la takut
tapi tak mau menghindari bahaya. Diambilnya kotak dalam tasnya.

38
la tak kuat menunggu lebih lama lagi. la maju se-tindak dan menyodorkan kotak
itu ke depan.
Pengaruhnya pada anak itu cepat sekali. Pedang
terjatuh Matanya seakan-akan ke luar dan ia mundur selangkah. Di saat itulah
orang Jepang itu sadar akan isi kotak yang dibawanya
Todd tampak kesakitan dan menggelengkan kepa-lanya.
Kenpachi gembira sekali dan membungkuk serta berkata dalam bahasa Jepang
"Ini milikmu . . ."
Todd pun menjawab dalam bahasa Jepang.
"Aku tak mau tulang itu ..."
Memang menurut adat Budha sesudah kremasi abu akan diteliti untuk mencan
tulang kecil yang bia sa ditemukan di tenggorokan
Bentuk dari tulang itu yang meramalkan nasib ji-wa pemiliknya. Kalau tulang itu
menyerupai bentuk Budha kecil maka hidupnya kemudian akan bahagia. Tapi
kalau hidup berikutnya tidak bahagia, tulang itu bentuknya buruk dan tak
menentu.
Tangan Kenpachi gemetar ketika membuka kotak
itu.
Tulang itu seukuran separo kelingking, kuning dan tak berbentuk.
Todd bergidik Sedang Kenpachi hanya mampu berbisik "Benkai..."
Todd menutupi wajahnya "Pergikan ki-ryo itu! Jangan biarkan kembali padaku .. .
jangan!"
Mendengar kata-kata ini Kenpachi merasakan ba hagianya kekuasaan itu.
Praktek bushido dan medita sinya atas kematian telah berhasil menciptakan Iki
ryo yang sekarang mengganggu anak ini. Karena itu Todd mau tak mau harus
mengabdi pada orang yang
78
mengontrol eksistensmya, Kenpachi.
"Kau harus menjawabku. Bagaimana pedang Mu-ras Benkai? Melengkung atau
lurus ..."
Suara Todd parau sekali "Fukura tsuku." Melengkung.
"Apa yang tertuhs pada pedang itu?"
"T . . . tanggal dan nama Muramasa, propinsinya dan namaku ... namaku ..."
Todd menutup mata dan berlutut.
"Kelima hubungan sebutkan ..."
"Ayah dan putra, suami dan istri, kakak adik, tua muda, teman dan teman dan ..."

39
"Sebutkan!"
"Master dan abdinya ..."
Mata Kenpachi tampak bersinar. "Karma sudah membentuk hubungan tuan dan
abdinya di tiga dunia. Apa itu?"
"Masa lampau, sekarang dan yang akan datang
"Kau sudah hidup berpuluh kehidupan. Memang kau tak ingat apa apa, dalam
tingkatan normal. Tapi malam ini lain. Karena ia kuminta kau menyebutkan nama
kedua mata-mata Hideyoshi yang paling utama
Napas Todd terengah-engah Darah tampak ke luar dari mata kirmya "Hirano
Nagayusu. Kasuya Ta kemori . . . mereka kerja sama dengan pendeta Budha
Kenyo."
Nagayusu adalah kakek kakek dari Nosaka ... en-tah berapa keturunan.
Kenpachi memang telah mene-

nemukan ka shaku nya, tapi ia belum tahu kwalitasnya Ternyata ia mendapat


peringatan "Perempuan itu berbahaya ..." kata Todd "Hati-iti ma . . . mas . .."
Todd ragu-ragu, tapi kemudian uskan "master". Master! Siapa yang lebih
bahagia lagi? "Siapa perempuan itu?"
"la adalah milikmu ketika aku mengabdi padamu. Sejak itu ia hidup berulang kali
dan kini sekali lagi bersamamu. Perempuan itu orang Barat..."
Hanya satu orang Barat dalam hidupnya, Jan Golden Tapi mana mungkin ia
berbahaya? Kecuali kalau ia adalah Saga, pengkhianat Saburo. Dan dilahirkan
kembali untuk sekali lagi mengkhianati Lord Istana Ikuba . . . Aku adalah Lord
Ikube, pikir Kenpachi tapi ia tak akan mengkhianati aku. Wakaba membuka
pintu. "Ibunya ..." bisiknya.
Kedua orang itu cepat pergi, melewati Katherine Hansard tanpa mengangguk
atau member salam. Se mentara Todd tergeletak pingsan. Katherine memper
hatikan kedua orang itu sampai menghilang di belok an gang, la tak parcaya
pada obrolan mereka yang pu-ra-pura mencari telepon dan tersesat. Bahkan
Kenpachi sempat menampar pipi Wakaba, memarahi pe-ngawalnya..

BAGIAN KEDUA
CHIKAI
Bahasa Kendo, berarti: "Berhadapan langsung dengan musuh"
BAB ENAM

40
Ian Hansard tiba di rumah makan ular itu pukul 5 sore. Di situ hanya ditawarkan
anggur ular, empedu ular dan makanan daging ular. Imlah daerah yang di sebut
oleh istrinya "Hong Kong sejati"
Hanya satu yang menarik Ian ke daerah ini, warn ta Timur yang cantik! Bukan
main perempuan itu. Siapa namanya? Yoshiko Mara. Baru datang dari Jepang
dan berniat membuka usaha di Hong Kong.
Tadi pagi Yoshiko datang ke kantornya meminta nasihat, atas anjuran orang-
orang penting di Hong Kong sahabatnya. Dan ternyata permmtaan minta to-long
itu berakhir dengan janji untuk makan bersama sore ini.
Terbayang kembali gadis itu . . . rambutnya yang hitam, matanya yang bundar,
baju abu-abunya yang ketat dengan sobekan kecil di sisi . . . Dan kakinya! ***
-
Ternyata rumah makan itu masih kosong. Yang dilihatnya hanyalah tiga pelayan
yang asyik main mahyong di sudut dapur. Memang Ian bukan sekali ini masuk ke
rumah makan ular, tapi belum parnah ditemuinya yang seperti ini. Bahkan meja
kursinya se-akan-akan baru diambil dari gudang buangan. Ada satu lemari
berlaci banyak, dan dari situ terdengar desis-desis ular hidup.
Sepanjang rak di sisi tampak botol-botol anggur ular yang besar. Sesungguhnya
alkohol biasa, tapi da-lamnya terisi ular.
Meskipun ia tak betah dengan hewan reptil ini, ia tetap percaya sebagaimana
penduduk Hong Kong pada umumnya: daging ular adalah obat penangkal sakit.
Bahkan empedu segar yang dimasukkan ke cognac dikatakan dapat membuat
lelaki awet muda!
Kegelisahannya baru hilang ketika dilihatnya Yoshiko muncul
"Kau cantik sekali . . ." sambutnya dengan se-nyum lega.
Yoshiko mengenakan baju berleher tinggi dan ber-lengan panjang, dengan ikat
rambut yang sesuai war-nanya. Bau parfumnya merangsang sekali. Hansard
menatap perempuan ini dengan nafsu yang tak disem-bunyikan lagi.
"Aku haus ..." kata Yoshika "Seharian lari ke sa-na ke mari..."
"Tapi kau semakin cantik ..."
"Terima kasih. Kau baik sekali. Aku jadi betah tinggal di Hong Kong."

"Aku yang harus berterima kasih. Bagaimana kalau kita pesan minuman?"
Yoshiko memegang tangan Hansard.
"Begitu banyak omongan orang tentang empedu ular. Kita coba? Dongengnya
banyak ..."
"Dongeng apa?"

41
"Bahwa minuman itu akan membuat orang relaks
." Yoshiko tertawa "Dan berumur panjang . . ."
Bukan itu maksudnya dan Hansard tahu. Digeng-gamnya tangan Yoshiko
dengan lembut. Penjaga yang dipanggil datang dan mengangguk mengerti. la
lang-sung menuju ke lemari sisi, membuka laci dan menge-luarkan seekor cobra.
Sebelumnya sudah disediakan-nya cangkir teh kecil terisi Remy Martin. Cobra itu
panjangnya enam kaki. Dengan ahli dijepitnya leher-nya sedemikian rupa
sehingga cobra tak bisa menggi-git, kemudian ekor ditariknya kencang.
la mengeluarkan kaitan serupa kail pancing yang besar dan tebal dan dengan
kail itu disobeknya perut ular itu. Cobra mendesis kesakitan dan marah. Dengan
ahli pelayan itu mengodok perut ular dan mengeluarkan empedunya.
Kemudian ia mundur dan pelayan yang lain maju ke meja mereka, membuka
kantung empedu itu dan menuangkan isinya ke dalam cangkir teh.
Yoshika tersenyum manis sekali, dan mencelup-kan jari manisnya ke cangkir itu
dan menjilatnya. Kemudian disentuhnya bibir Hansard yang langsung menjilati
jari manis parempuan itu.
Bersama mereka kemudian meneguknya. Terasa
83
oleh Hansard darahnya panas sementara penisnya ber-diri tegak.
"Ian sayang . . ." bisik Yoshika sambil memegang kedua tangannya.
Hansard membungkuk sedikit untuk mencium nya. Tiba-tiba dengan kekuatan
yang mengejutkan Yoshiko menarik Hansard sehingga perutnya terba ring di
atas meja. la begitu kaget sehingga tak sempat berteriak.
la tak tahu bahwa pintu sudah dikunci dari dalam dan para panjaga sudah
berjalan mendekat. Yang satu tetap membawa cobra yang kesakitan itu.
Yoshiko memukul pelipisnya; hampir saja ia ping-san . . . la terjatuh ke lantai dan
terguling kesakitan. Di saat itulah ular Cobra dijatuhkan ke atas tubuhnya.
Ular menyerang tanpa ragu-ragu. Pipi Hansard di-gigit dalam-dalam Hansard
berteriak sakit dan menarik ular itu. Tapi cobra bagaikan terisap di situ, me-
ngeluarkan bisanya sepuas hatinya ...
Racun bekerja dengan cepat. Tak lama kemudian direktur bank yang sekarat itu
sudah tak bergerak lagi-
Yoshiko ke luar, tak memperhatikan para pelayan memotong kepala ular dan
memasukkannya ke dalam alkohol. Pikirannya sudah tertuju pada orang kedua
yang harus dibunuhnya. la memanggil taksi dan me-nyebutkan alamat Katherine
Hansard di Victoria Peak.

42
Todd Hansard sedang berlatih di sebuah do/o di Queen's Road, la berlutut dan
berkonsentrasi pada la-tihan ke sepuluh. Tiba-tiba matanya membuka lebar dan
wajahnya meringis kesakitan. Kepalanya terdo-rong ke belakang dengan
sentakan kuat, seakan-akan menahan pukulan di pelipisnya.
Dipegangnya lehernya dan ia berjuang keras untuk dapat bernapas. Tapi
kemudian sakit itu hilang. Yang dirasakannya hanyalah panas api.
la berdiri dan lari ke luar. Sensei dan beberapa ahli Kendo lain melihat dari
jendela, tapi Todd sudah menghilang di tengah orang banyak.
Todd masih mengenakan pakaian Kendonya. la seorang diri di bawah pergola di
depan rumahnya. Di situ ia terlindung dari pandangan orang banyak. Di sisi
kirinya tampak bungalow di tempat ibunya membuat patung dilalap api. Air
pemadam kebakaran mencoba menangani, tapi percuma.
Ibu Todd memang di situ, dan Todd tahu bahwa ia sudah dibunuh dan mati.
Polisi, pelayan dan te-tangga, semuanya menyesali tragedi ini. Tetapi mereka
tak tahu apa yang sesungguhnya terjadi.
Anak itu tahu bahwa ia tak bisa membagi kesedih-annya dengan orang lain,
siapa pun juga. Beban ini harus ditanggungnya sendiri...
Tapi dalam dirinya ada kesadaran bahwa sakit dan mati memang tak dapat
dipisahkan dari kehidupan.
Menolak kematian dan sakit sama dengan menolak hidup itu sendiri.
Dan suatu kebijaksanaan yang lebih dalam lagi menyelinap ke dalam kalbunya.
Kebijaksanaan itu mengisahkan tentang mujo kekekalan hidup ini. Se-gala yang
hidup dan ditemukan di antara syurga dan dunia akan menjadi umpan derita,
sakit, kerusakan dan kematian. Segala yang hidup harus berubah dan akan
berubah. Seorang samurai harus ingat pada mujo dan tetap tabah. Hidup
hanyalah parsiapan untuk menghadapi kematian. Seorang ksatria harus meng
hayati dan memikirkan mujo setiap hari . . . setiap saat.
Tetapi Todd Hansard masih anak . . . sebelas tahun. la hidup separo dalam
keremajaannya yang masih belia, separo lagi dalam karma masa lalu yang te rus
berusaha menguasainya.
Cinta ibunya memberikan sepercik harapan bahwa karma itu bisa dikuasai dan
diatasi. Tetapi sekarang ia sudah meninggal dunia dan Todd tertinggal seorang
diri . . . Maka yang malam itu berlutut dan menangis bukanlah seorang ksatria
tapi seorang anak kecil, han-cur dibebani rasa sakit yang begitu kejam.
BAB TUJUH
DiPalma yang letih dan tampak tak terurus itu meneliti studio Katherine Hansard.
Di rumput itu ia mencoba membayangkan kembali kekasihnya, dari patung besi
yang meleleh karena panas, dipan yang selamat tapi terendam air. Dilihatnya
pula kacamata Katherine yang pecan lensanya.
Diambilnya rangka kacamata itu, dibungkusnya dengan saputangan dan
dikantungmya Sesudahnya ia berjalan kembali ke tempat Todd menunggu.

43
Di bawah pohon itu ayah dan anak berdiri ber-dampingan. Todd mengacuhkan
DiPalma dan terus menatap bungalow yang sekarang hanya tinggal puing dan
abu itu.
Lelaki ini memiliki kecantikan Katherine, tubuh tingginya sendiri dan mata yang
aneh. Satu biru, satu ungu, masing masing begitu hidup dan dalam. Katherine
pernah menyebutkan ICU-nya yang tinggi, minat-nya akan Kendo dan kultur
Jepang dan prilakunya

yang aneh. Bahwa anak ini seakan-akan memiliki ke-mampuan magis... psychis!
Waktu bertemu pertama kali pun DiPalma sudah merasakan 'anehnya' anak ini,
menggunakan istilah yang digunakan sendiri oleh ibunya pada suratnya yang
terakhir.
la tidak menemukan Todd yang sedih dan hancur akibat dua kematian itu. Tapi
ditemukannya anak yang bermata kering dan dingin, jauh dan acuh. Apakah
anak ini dalam keadaan shock? Atau hanya me-niru gaya samurai yang begitu
dipujanya itu?
DiPalma dijemput oleh Roger Tan di lapangan terbang. Roger Tan adalah
keturunan Amerika Tionghoa, seorang agen DEA yang sudah parnah bekerja sa-
ma dengannya di New York dulu.
lalah yang memberitahu parihal kematian kedua orang itu. Tan cukup sensitif
untuk kemudian me ninggalkan Frank sendiri, membeli majalah dan mem-
bacanya di sudut. Baru setelah Frank sendiri menga-jaknya pargi ia beringsut
dari tempat duduknya.
la tahu Frank beru menangis. la juga tahu Frank dilanda penyesalan dan rasa
bersalah. Frank dalam keadaan parang melawan diri sendiri dan parang mela-
wan orang lain, la bersyukur tidak ikut terlibat dalam paparangan ini.
Roger Tan seorang agen yang baik. Usianya 30 tahun dengan wajah kekanakan
dan gigi putih bersih. la merasa diperlakukan tak adil dikirim sejauh ini ke Timur.
Dari Roger Tan yang memang senang gossip inilah

ia mendapat banyak berita. Bahwa Ling Shen, ayah Katherine sudah tahu ia
menginjak kembali bumi Hong Kong. Juga bahwa kematian Katherine sudah
dipastikan sebagai kecelakaan. Bagaimana suaminya ditemukan di daerah
perumahan orang-orang parahu, dengan wajah biru membusa tergigit ular.
Dengan sedikit memancing DiPalma tahu bagaimana seluk-beluk usaha Ian
Hansard. Hansard direk-tur dan kepala eksekutif dari Eastern Pacific
Amalgamated Limited Bank. Ada sekitar 500 bank di Hong Kong, tapi esatern
yang paling besar. Cabangnya di sekitar 60 negara.

44
Uang itu banyak digunakan dan dimanfaatkan oleh orang lain. Ian jatuh terlibat
dengan Chiu Chau, sindikat yang mengontrol hampir seluruh jalur da-gang di
Asia. Karena mendapat parlindungan dari pe jabat tinggi pemerintah Hong Kong
maka Chiu Chau juga merupakan organisasi kejahatan yang rapi. Su-sunannya
begitu baik sehingga hampir tak ada yang tahu nama pamimpinnya sendiri.
"Bagaimana dengan Big Circle dan Red Guards?" tanya DiPalma.
Big Circle adalah sindikat Tiongkok yang berope-rasi di Shanghai, terutama
mengenai parampokan bank. Kemudian uang itu dimasukkan dalam real estate
di Hong Kong, rumah pelacuran dan pelbagai usaha lainnya. Bahkan kabar
mereka sudah memiliki beberapa bank. Sedangkan yang disebut Red Guards
adalah orang-orang komunis yang sudah tak terpakai di Tiongkok sendiri.
Mereka mengacau di mana-mana.
89
"Begini . . . Hansard itu melakukan apa saja, asal ia mendapat bagiannya, satu
parsen. Juga spionase industri dan kasus berat-berat lainnya ..."
DiPalma yang dari tadi menutupi wajahnya dengan kedua tangannya sekarang
mengangkatnya. Mereka sedang dalam parjalanan menuju rumah Katherine.
"Siapa di balik eastern?" ia bertanya Tan tertawa.
"Memang dikelabui sebagai bank Inggris, tetapi sesungguhnya milik Zenzo
Nosaka." Mata Frank menyempit.
"Ada potret ia bersama Nosaka. la juga mengha-diri rapat di kapal Nosaka
seminggu atau beberapa minggu yang lalu, di kapal Kitaro.
la memang diperalat oleh Nosaka itu. la hanya bisa hidup dan berusaha selama
ia mengikuti perin-tahnya. Berarti ia harus mencuri rahasia parusahaan. la juga
harus mengeluarkan banyak uang bagi teman-teman Nosaka dari sayap kanan.
"Kau beruntung . . ." sahut Frank DiPalma. Kau mulai dengan urusan Hansard
dan akhirnya mem-bongkar kejahatan ikan kakapnya. Siapa tahu kau nanti akan
mendapat promosi..."
"Ya, siapa tahu ..."
"Tapi coba ceritakan dulu bagaimana bank bisa dipakai untuk membuntuti
rahasia perusahaan orang lain."
"Itu gampang. Bank selalu dimintai pinjaman. Mereka mengeluarkan cek kredit
dan tak lama kemudian

pasti sudah tahu segala-galanya tentang paminjam itu Belum lagi peraturan
anehnya: kalau bisa memberi kan informasi tertentu pinjaman akan langsung
dike luarkan, mungkin juga gratis. Kau tahu sendiri. Ada sekretaris yang butuh
uang karena ibunya sakit. Maka catatan rapat panting tentu saja diberikannya

45
dengan rela. Orang lain dibagian penelitian ingin mempunya mobil balap dan
begitu seterusnya."
"Dan Hansard yang mengumpulkan informasi?"
Mobil berhenti.
"Dari segala penjuru dunia, enam puluh cabang bank. Jalinan kerja spy yang
sungguh supar!" "Siapa direksinya?"
"Kebanyakan bekas militer Amerika, ada yang dari pentagon, ada jenderal ada
admiral . . . Juga Sally Verna."
Sekarang DiPalma mengerti. Hansard memang tahu mengenai hubungannya
dengan istrinya. Melalui Katherine ia tahu bahwa DiPalma dalam perjalanan ke
Hong Kong. Maka diteleponnya Sally Verna, yang memilihnya menjadi tukang
suruh."
"Apa yang kau ketahui tentang Blood Oath League?" ia bertanya lagi.
"Orang-orang gila. Entah dari mana mereka men-dapatkan uang . . . jelas bukan
melalui narkotika. Mungkin ke luarnya dari Jepang, bahkan mungkin juga dari
Nosaka! Kudengar mereka tak pernah menggu-nakan senjata api."
Jadi semua ini akibat Nosaka, pikir DiPalma. Kematian Katherine, kematian
suaminya ... Blood Oath
91
League, Bank Eastern, Sally Verna dan semua informasi spionase industri.
"Bagaimana dengan Ling Shen?"
"Lawan saja . . . tangkap kalau parlu. Coba cari-kan nama-nama semua
pemegang saham bank Eastern. Juga negara-negara cabang mereka.
"Kau hendak apa Frank?"
"Aku? Mencari Nosaka tentu saja . . . ia yang membunuh Katherine."
DiPalma memejamkan mata kepanasan. Udara memang menyengat sekali. Tapi
panas itu yang meng-ingatkannya pada Katherine.
la memejamkan mata. Tak ada kematian yang lebih sakit daripada mati dibakar
hidup-hidup! Bagaimana juga dengan anak ini? Todd tidak ramah, tapi juga tidak
kasar. la harus bertanggung jawab sebagai ayahnya, bukan? Tetapi ia sudah
berhenti berfungsi sebagai ayah ketika putrinya yang berusia 3 tahun di-bunuh
oleh pedagang narkotika.
Kata Todd tiba-tiba: "Ibu sudah mati sebelum api menyala..."
DiPalma membuka matanya. Mereka masih juga berdiri di kebun di depan
bungalow yang hangus.
"Apa katamu?"
"la tidak menderita . . ." suara anak ini mempu-nyai sedikit aksen Inggris. la formil
dan sikapnya so-pan. Apakah Todd membaca pikirannya? Gila!

46
"la selalu mencintaimu . . ." kata anak itu lagi." la tahu kau akan datang, dan itu
yang memberikan harapan padanya ..."
DiPalma memaksakan diri tersenyum.
'Trims. Bagaimana kalau kau memanggil aku Frank? Kalau tidak, apa lagi
sebutan yang cocok? Aku tak pernah menjadi ayahmu dan Mr DiPalma terlalu
formil..."
Todd mengangguk
"Baik."
"Kata ibumu kau agak lain . . . tentang kekuatan psych is."
Todd mengerutkan dahi.
"Memang terkadang aku melihat yang aneh-aneh . . . tidak seperti hidup
sekarang ini. Tapi di saat lain aku normal, seperti anak sebayaku ..."
"Kau tidak sulit bergaul dengan anak-anak atau orang tua, bukan?"
Todd tersenyum.
"Tidak . . . tapi kita tak selalu bisa menceritakan apa yang kita pikirkan, bukan?
Apalagi kalau kita tak yakin tentang apa yang kita lihat! Kau mengerti?"
"Ya. Tapi cobalah untuk mengatakan apa yang ingin kau katakan denganku.
Jangan tegang atau ragu-ragu ... kau harus jujur. Aku akan mencoba bersikap
sama..."
"Aku tahu ... Frank."
DiPalma maju setindak.
"Todd, katamu ibumu meninggal sebelum api ber-kobar. Bagaimana kau tahu?"
Anak itu ragu-ragu sesaat dan menatap pohon cypress di kejauhan. Lalu ia
memandang ayahnya. "Katamu aku harus jujur, bukan?" "Ya, selalu ..
"Aku melihatnya . . dalam pikiranku. Aku juga merasakannya. Pukulan di kepala
dan di leher . . ."
DiPalma memparhatikan anaknya. Todd telah be-rani menempuh risiko dengan
mengatakan semua ini secara jujur. Risiko ditertawakan! Apa yang akan di-
katakan olehnya sekarang ini bisa memelihara komu-nikasi atau
memutuskannya untuk selamanya. "Todd. Kau tahu siapa yang melakukannya
..."
"Aku tak melihatnya, tapi aku tahu . . . kehadir-annya..."
DiPalma menunggu selama Todd mengerutkan da hinya. Lalu ia berkata
parlahan.
"Kunoichi... ninja perempuan."

47
"Perempuan?"
"Ya ... satu parempuan."
"Todd, ibumu tidak merokok, bukan?"
"Tidak Sir. la benci rokok."
"Trims . . . Dan namaku Frank . . . ingat!"
Todd tersenyum untuk pertama kali.
Frank memegang bahu anak itu. la merasa cang-gung, tapi ini adalah anaknya!
"Kau tak usah bingung memikirkan nama. Aku sudah biasa dipanggil macam-
macam. Todd ... bagaimana rasanya tidur di rumah seorang diri?"
Todd tak menjawab tapi menunduk.
"Sudah kuduga . . aku pun separasaan. Bagaima-

na kalau kita tidur di hotel berdua? Kalau perlu kita bisa berbincang-bincang.
Tapi terserah kau . . . Terus terang, aku juga enggan banyak bicara ..." Todd
tersenyum lagi.
Memang satu nol, pikir DiPalma dalam hati. Tapi dari kebenaran yang baru
sekarang timbul keraguan yang baru pula. Bagaimana satu jam lagi, satu minggu
lagi, satu bulan lagi? Tidak semudah itu untuk me-nyesuaikan hidup dengan
seorang anak sebelas tahun yang baru ditemuinya satu jam yang lalu.
Mereka berjalan menuju rumah dan sampai di de-pan pintu ketika sebuah
Limousine masuk dan Roger Tan yang sementara itu menunggu di rumah ikut ke
luar bergabung dengan mereka.
Tampak bibir Frank terkatup ketat melihat tamu yang turun. Kon Kenpachi,
Geoffrey Laycock seorang wartawan Inggris dan seorang wanita yang enggan
turun dari mobil. Tapi akhirnya Jan turun juga dan dengan kacamata hitamnya
yang besar berdiri menunduk di belakang Kenpachi.
Kenpachi tersenyum manis.
"Todd ..."
Anak itu berdiri tegak seakan-akan menunggu pe-rintah. DiPalma merasa
tersinggung. Senyum itu menghilang begitu pandangan beralih pada DiPalma.
DiPalma tahu bahwa anaknya sudah berhubungan dengan Kenpachi, ia
cemburu dan berniat mencegah ke-lanjutan relasi yang tidak normal ini.
Mengapa Todd begitu enggan dan hormat padanya?
Kenpachi berbicara pada DiPalma tapi matanya
95
tetap tertuju pada Todd.

48
• "Kau ayah Todd." "Ya," sahut DiPalma. "Kita cocok sekali, bukan begitu
Todd?" Bagaikan terhipnotis anak itu mengangguk "Ya." "Kita bertemu di pesta
waktu itu dan sejak itu setiap hari kita selalu bertemu . . . aku yang menghi-
burnya pertama-tama mendengar kematian kedua orang tuanya. Kau masih
akan tinggal bersamaku di istana Ikuba, bukan begitu Todd?" DiPalma maju
selangkah.
"Aku yang menentukan ke mana Todd akan pergi sesudah ini..."
Kenpachi memperhatikan lelaki tinggi besar itu.
"Ah . . . ayah biologis muncul juga akhirnya. Dan biasanya memang baru muncul
kalau semua yang lain sudah tidur ..."
Sebelum DiPalma sempat menjawab Geoffrey maju ke depan dan mengulurkan
tangannya.
"Apa kabar, sobet! Sudah sepuluh tahun kita tak bertemu . . ya ampun, dan kau
masih juga tak berubah!"
Geoffrey adalah seorang wartawan yang bekerja untuk beberapa surat kabar
London dan sejak perang dunia II tinggal di Hong Kong. Seorang kecil berperut
besar, orang yang penakut tapi bermulut besar.
Dengan kipasnya ditepuknya dada DiPalma.
"Sungguh kau semakin jantan saja . .. Bisa kuba-yangkan perempuan-
perempuan yang mengejarmu seperti mengejar steak. Bayangkan aku sedang
mewa-

wancarai dua orang ini... mendadak mau lari ke sini! Todd matanya bagus,
bagus sekali." la menatap ke sekeliling.
"Bagaimana kalau kuparkenalkan dulu? Ini Jan Golden, nona produser ..."
"Kita sudah kenal . . ." kata Jan "Apa kabar Frank?"
"Apa kau tak tahu?" katanya gugup "Aku membuat film dengan sutradara Kon,
sudah kenal juga? Seminggu shooting di Hong Kong ..."
Entah mengapa semua merasakan adanya kete-gangan antara kedua orang ini.
DiPalma jugalah yan memutuskan ketegangan itu.
"Kenalkan putraku . . Todd. Todd, kenalkan, Jan Golden."
"Senang bertemu Todd . . . kata Geoffrey. Frank adalah ayahmu?"
Sekarang senyum Todd betul-betul tulus.
"Ya ... ia ayahku."
la membelakangi Kenpachi ketika menengadah ayahnya dan berkata "Ibu ingin
dimakamkan sesuai Fung Shui. Kau mau mengurusnya?"

49
Ini adalah suatu kepercayaan dan Frank tahu ia ham menghargainya.
"Ya ..."
Fung Shui adalah hukum rohaniah Tionghoa yang memberi petunjuk mengenai
Yin dan Yang, elemen pasip perempuan dan elemen aktip seorang lelaki. Ke-
biasaan kuno yang diikuti waktu mendirikan rumah, kantor, jalan raya maupun
makam. Tempat harus di-
97
pilih dengan baik dan roh jahat haruslah disenangkan. "Todd . . . bisa kubantu?"
tanya Kenpachi. "Tjdak ..." sahut DiPalma dengan tegas. Sebelum direktur
sutradara itu bisa menjawab se-buah mobil polisi memasuki jalan raya dan
berhenti tepat di belakang Limousine. Dua polisi Inggris turun meninggalkan
sopir Tionghoa di dalam mobil.
"Inspektur Jenkins ... ini opsir Cole . . ." kata yang satu memperkenalkan diri
setelah dengan mata berkilau melirik Jan dari atas sampai ke bawah.
Jenkins adalah polisi yang waktu itu mem car kan masalah.
Todd dengan Katherine. Sekarang ia hendak membalas dendam diperlakukan
sehina itu oleh Katherine. Sekarang anak ini menjadi ngsan a "Aku adalah ayah
Todd dan aku ingin tahu kena-pa dia kau bawa ..." ujar DiPalma setelah
mendengar maksud polisi itu. Jenkins tak menjawab tapi menarik r Todd dengan
kasar.
Tiba-tiba kayu yang dibawa DiPalma ke mana-mana mulai bergerak secepat
kilat. Leher Jenkins ter-dorong begitu keras sehingga matanya melotot ke luar.
Diikuti dengan pukulan pada pergelangan tangan ketika ia mencoba menarik
pistol. Temannya dihalangi oleh Roger Tan. "Tenang ..." katanya.
"Minggir . . ." seru agen DEA itu "Kutembak kau
Geoffrey juga mencoba melerai.
"Kau . .. bedebah, kau sekarang juga ikut ke kan-
tor polisi . . . kau kutahan!" seru Jenkins marah. Ke-bencian memancar tajam
sekali. DiPalma mengacuh-kan.
"Inspektur?" tanya Jan Golden tiba-tiba.
Senyum parempuan itu sinis sekali, "Aku adalah saksi mata. Aku melihat
bagaimana kau yang bersikap kasar terhadap putri DiPalma. Semua ini bisa saja
ku-laporkan ke konsulat Amerika. Juga gubernur . . ."
Jenkins menggelengkan kepalanya.
"Perempuan liberal ... untuk apa kau bawa-bawa kebebasanmu ke sini? Ini timur
nyonya ... Kalau kau tak tutup mulut kau pun akan kutahan .
Tapi Jan tak bisa digertak.
"Mister . . . kalau kau menahan DiPalma maka akan kutelepon gubernur
sekarang juga. Aku akan membatalkan produksi film yang di shooting di sini

50
sekarang juga. Lalu akan kutelepon kedutaan Amerika dan kujelaskan
alasannya. Lalu kupanggil lagi semua wartawan dalam konparensi pers kilat . . .
pasti mereka ingin tahu mengapa uang sebanyak satu juta * dollar setengah
melayang begitu saja ..."
"Wah . . . wah . . . sungguh publikasi buruk sekali untuk kepolisian Hong Kong . .
." komentar Geoffrey dengan nada datar.
"Ada suami istri menunggu di kantor polisi. Mereka adalah paman dan bibi Todd
dan akan menuntut hak anak ini. Mereka mempunyai surat bukti. Menu-, rut
peraturan Hong Kong, Todd adalah hak mereka
"Aku adalah ayahnya!" seru DiPalma "Keluarga

Katherine sudah tidak menganggapnya keluarga lagi begitu anak ini lahir."
"Apa bukti bahwa kau adalah ayahnya . . ."
"Periksa saja di rumah sakit. Periksa ..."
Jenkins menggelengkan kepala.
"Mister . . . aku tak parlu mengecek apa-apa. Aku mendapat tugas. Dan siapa
yang menghalangi tugas ini melanggar hukum."
Roger Tan mencoba menyadarkan DiPalma. "Frank . . . lebih baik biarkan Todd
dibawa mereka. Kalau kau halangi mereka akan membawa seluruh pa-sukan.
Todd juga yang rugi. Kalau kau ingin menun tut hakmu maka kau harus
mengindahkan hukum. Tak mungkin menyelundupkan Todd ke luar Hong Kong,
bukan? Lebih baik kita cari bukti bahwa kau betul ayahnya ..."
"Sebelas tahun yang lalu aku harus pergi berdasar-kan hukum, tidak boleh
melihat Katherine, tak boleh melihat anakku. Aku ke sini tapi terlambat. Percuma
mencari bukti. Peraturan mereka ubah seenaknya saja! Todd . . . ikut saja. Nanti
aku yang akan meng-ubah peraturan itu!"
Semua tak melihat bagaimana Kenpachi sementa-ra itu sibuk berbicara sendiri
dengan Wakaba yang menjadi sopir Limousine, merundingkan sesuatu dalam
bahasa Jepang.
Todd ikut Jenkins dan Roger bersama DiPalma masuk ke dalam rumah.
Geoffrey menghampiri Jan.
"Sayangku . . ." katanya dengan simpatik "Orang hanya bisa bahagia kalau tak
mempunyai hati bukan?

Aku tahu bahwa kau pernah mencintai Frank. Kau tak bisa menyembunyikan
pancaran matamu ... Mu-la-mula perempuan jatuh cinta, tapi kemudian me

51
ninggalkannya. Itulah dua peristiwa terpenting dalam hidup seorang perempuan.
Kau sayang . . . pasti juga pernah mengalaminya."
Jan tak berusaha menyembunyikan isi hatinya.
"la pernah melamarku, aku mengatakan 'ya'. Kemudian aku pargi..."
la menatap Laycock.
"Pasti kau ingin mengetahui mengapa, bukan?" Laycock mendengarkan penuh
parhatian. Jan tersenyum melalui air matanya "Silakan cari tahu sendiri..." dan ia
pargi.
101
BAB DELAPAN
Limousine yang membawa Jan Golden, Kon Kenpachi dan Geoffrey Laycock
masuk ke Statue Square, tempat bank-bank Hong Kong yang termegah.
Laycock sibuk menjelaskan.
"Duapuluh persen dari deposito Hong Kong di-kuasai Cina! Siapa yang tak
gelisah? Apalagi mengha-dapi tahun 1997, habisnya kontrak dengan Inggris!
Siapa tak takut dikuasai oleh Komunis?"
Sementara itu Kon Kenpachi sibuk mempelajari skrip filmnya yang tertulis dalam
bahasa Jepang, men-catat dan mencoret di sana sini. Kalau catatan itu untuk
dirinya sendiri, OK . . . tapi kalau sudah me-nyangkut naskah atau adegan . . . ia
harus tahu sebagai seorang produser.
Tapi Jan juga tahu bahwa saat itu Kon tak mau diganggu. Jan sendiri juga
enggan berbicara dengan Kon. Siapa yang mengira bahwa DiPalma ada di Hong
Kong? Dan bahwa Frank adalah musuh Kon? Jelas

kedua orang itu saling membenci! Inikah jalan hidup nya? Memilih antara orang
yang dibutuhkannya dan orang yang diinginkannya? Dan sebagaimana biasa
Jan akan menentukan pilihan sesuai dengan nafsu dan suara hatinya.
Jan mempunyai def inisi sendiri mengenai kebaha-giaan. Bahwa cinta dan
kebahagiaan memang satu, tapi cinta itu hanya temporer. Itulah sebabnya ia me-
ninggalkan DiPalma yang ingin memperoleh cinta yang abadi! la tak mau
berubah tapi ia tak bisa melu-pakan Frank.
Satu yang masih harus diselesaikannya. la ingin tahu apa yang dimaksudkan
oleh Kon tadi. ca n nya yang ada hubungannya dengan Frank dan 'tidur' Kon
begitu tenggelam dalam dunianya sendiri sehinggatanyaan diajukannya pada
Geoffrey.
"Aku tahu bahwa orang Jepang dan Tionghoa se ring menyembunyikan
kebenaran dalam kata katanya menggunakan perumpamaan sebanyak mungkin.

52
Apa yang dimaksudkannya tadi dengan 'tidur'? Bahwa Frank datang dikala orang
tidur?"
Mata Laycock membesar.
"Kematian sayang, kematian. Tidur di sini meru pakan euphemisme untuk
kematian. Pasti kau tahu sendiri reputasi DiPalma, bukan? Orang-orang di se
kelilingnya semua mati . . . semua yang dikasihinya."
Rasanya ingin Jan menampar Kon. Tapi sekarang ini ia enggan berargumentasi
dengan siapa pun juga.
"Belum lagi tiga orang partnernya yang meninggal 1 selama bertugas
dengannya. la sendiri juga sudah par-
103
"la membunuh untuk menolong yang lain!" Jan membela.
"Hei, jangan marah. Aku hanya mengemukakan fakta. Kau tahu kematian istri
dan putrinya, bukan?"
"Mereka dijadikan sandera orang-orang padagang narkotika lalu dibunuh Apa
itu salah Frank?"
"Hei! Aku hanya menjawab pertanyaanmu saja . , ." wartawan itu membela diri
"Bagaimana kau kenal dia?"
"Aku yang mengatur semua film untuk TV dari New York, sedangkan Frank saat
itu bekerja sebagai penyelidik kasus kejahatan ..."
"Ya . . . dan ia cukup berhasil, aku tahu. Kisah nya banyak dimuat sampai di
Hong Kong ... Caranya mengungkapkan kejahatan memang tak tahu takut . .
Dan katamu ia tak berpendidikan wartawan"'
"Tidak. Orang tuanya imigran Sisilia yang mem punyai toko kecil. la sendiri
menjadi supir truk ayahnya, lalu beradu dengan mafia yang merongrong
ayahnya. Pernah mengikuti kuliah beberapa tahun, lalu masuk tentara."
Laycock menarik hidungnya tinggi-tinggi.
"Huh ... kurang formil."
"Pendidikan apa yang lebih formil daripada di tentara?" bantah Jan membela lagi
"Aku dilahirkan di Jepang. Ayahku dari tentara dan aku ikut dengan-nya ke
mana-mana. Sesudah lulus SMA aku belajar di tiga perkuhahan yang berbeda
dan pernah tinggal di enam negara. Tapi tak ada pendidikan sehebat penga-

laman di tentara ..."


"Lalu? Kenapa kau jadi produser film?"
"Karena aku ingin uang, nama, kekuasaan dan ke-bebasan."

53
Laycock sesungguhnya sudah banyak tahu.
"Frank ini berbeda sekali dengan suamimu yang dulu, bukan? Tidak keberatan
kan, aku bertanya seperti ini?"
Jan menggelengkan kepala.
"Kenapa keberatan? Ron nihil dalam segala-galanya kecuali judi. Sedangkan
Frank positip dalam segala-galanya kecuali judi..."
Kenpachi menutup buku naskah filmnya
"Mengapa tak kau ceritakan padanya mengapa Frank DiPalma itu tidak mungkin
meninggalkan Hong Kong hidup-hidup?"
Mata Jan membelalak sementara Laycock mulai bercerita:
"Sebelas tahun yang lalu Frank berhasil mem bongkar pardagangan narkotika di
Manhattan, dida-langi oleh orang Tionghoa bernama Nickie. Suatu ketika Nickie
digerebek di Kanada, tatkala ia berbulan madu bersama bini mudanya. Memang
berhasil, dan entah berapa banyak narkotika yang tersita. Tapi sa-yang istrinya
terbunuh secara tak disengaja. la sendiri berhasil Ian ke New York dan
menyandera istri dan putri Frank, lalu membunuhnya. Kemudian ia me-
nyerahkan diri...
Tapi dengan tebusan satu juta dollar ia lepas dan sekarang berada di Hong
Kong. Frank marah sekali
105
dan mengejarnya. Berhasil men gkapnya tapi di la-pangan terbang Kai Tak
Frank diserang oleh pengi-kut Nickie. Semua pembunuh bayaran Frank memang
akan dibunuh dan menurut dugaan mereka sudah mati. Tapi orang itu memang
Hat betul.
Masih bisa mengaluarkan pistol dan menembaki. Kena tangki bens dan mobil
Nickie meledak . . .
"Bagaimana dengan polisi Hong Kong?" tanya Jan penasaran "Mengapa mereka
diam saja?"
"Mengapa? Siapa yang tak mau diberi emas? Mereka juga yang memberitahu
teman-teman Nickie di mana Francis berada!"
la menarik napas panjang.
"Sekarang kita sampai di bagian yang romantis. Di rumah sakit Francis
tergaletak tanpa harap dan tujuan hidup lagi. Seharusnya ia mati kalau tidak
bertemu dengan perawat yang bernama Katherine Shen ... Ayahnya, Ling Shen
adalah pemilik dari Triad. Triad adalah ..."
"Aku tahu. Ayahku pernah hubungan dengan Triad sebelum pecan perang.
Orang-orang patriot yang berkumpul di kuil-kuil, bukan? Sekarang mereka hanya
tukang main uang saja ..."

54
Sementara itu Kon seakan-akan terkantuk-kantuk, meskipun matanya tampak
berkilau tajam. Entah apa yang sedang dipikirkannya.
"Bisa kau bayangkan sendiri betapa marahnya ia ketika Katherine hamil! Ling
Shen berniat membu-nuh Frank ... Francis kita ini. Kebetulan pemerintah
Amerika memang juga kurang senang dengan tindak-

"Hei nak . . . jangan lupa, saat itu tahun 1970-an. Presiden Nikson dan Henry
Kissinger ... kau lupa? Bagaimana mereka dan Cina mengadakan hubungan
rahasia? Hubungan diplomatis yang terputus sejak ko-munis berkuasa akan
dijalin lagi."
"Ya ampun ... teruskan," desah Jan.
"Tentu saja mereka tak ingin ada peris a Katherine-Francis yang akan merusak
lagi hubungan itu. Maka Francis harus keluar dari Hong Kong dan tak pernah
diijinkan mendapat visa kembali ke Hong Kong, la tak dapat berbuat apa-apa.
Akhirnya masing-masing memulai hidup sendiri-sendiri, meskipun masih terus
berhubungan dengan surat-menyurat. Memang dunia tidak adil terhadap dua
sejoli ini . . ."
"Dan baru sekarang Frank melihat anaknya . "
"Ya."
"Tapi Frank ke sini dengan kesadaran akan segala bahaya. Pasti ada alasannya
ia ke sini..."
"Itu aku tak tahu. Aku hanya tahu bahwa Katherine yang memberikan alasan
padanya untuk hidup terus waktu itu, juga memberinya semangat untuk belajar
Kendo. Kendo itu yang menolongnya memperoleh kekuatan physiknya kembali."
"Dan ia tak pernah mengatakannya padaku ..."
"Gaijin!" seru Kon marah.
Laycock berniat menjelaskan "Gaijin berarti..."
"Aku tahu," sela Jan "Gaijin berarti 'orang luar' bukan? Sebutan Jepang untuk
orang asing. Kau salah
107
Kon. Kalau kau kenal DiPalma, kau juga tahu bahwa ia tak perdu li apa pun
sebutan padanya ..."
"Yang penting, Shen yang tak akan melupakan nya..."
"Kau seakan akan menginginkan ia mati Kon ... sungguh, aku tak senang kau
bersikap seperti itu!" Laycock menyela.
"Kon Kenpachi tidak berlebih lebihan dengan ucapannya itu Jan. Shen memang
terus menurun pa mornya akhir-akhir ini. Kalau ia terus gagal maka ia akan

55
disingkirkan. Dan kita tahu bahwa penyingkiran seperti itu seringkali merupakan
penyingkiran yang nyata .. . dari dunia ini."
"Dan gagal membunuh DiPalma merupakan kesa-lahan?"
"Ya ampun nak . . . kau tak tahu behwa kita ini di Hong Kong? Baru baru ini
pembantu setia Shen di-tangkap dan dikembahkan hidup-hidup, tanpa tangan
dan kaki..."
"Ya Tuhan ..."
la menatap kedua orang di si nya dengan mata menyala.
"Jadi kalian tahu bahwa Prank dalam bahaya dan * kalian hanya duduk saja
tenang ten g di sini? Sama sekali tak mau membantu?"
"Apa yang harus kita lakukan?" tanya Laycock. "Kalau Frank perlu bantuan pasti
ia akan mencarinya sendiri. la tak dipaksa ke sini dan juga tak diharuskan tinggal
di sini, bukan?"
Jan menarik napas panjang.

"Aku kenal dia . . . orangnya bukan tanpa alasan dan sebab. la tak akan pergi
sebelum ia betul betul siap. la merasa bersalah atas kematian Katherine. Pasti ia
ingin mengurus Todd sebagai bukti balas jasanya. Tidak, taruhan . . . kali ini tak
semudah itu ia diusir dari Hong Kong, dengan Shen ataupun tanpa Shen. Frank
akan menyelesaikan niatnya. Dan ia baru akan pergi kalau ia selesai, dengan
membawa Todd."
Jan memasukkan kacamata hitamnya ke dalam tas. la tak tahu bagaimana
Kenpachi menatap Jan dengan penuh perasaan hina ... la juga tak tahu
bagaimana sutradara dan wartawan itu saling berkedip mata.
Sekarang Jan mulai membenci Hong Kong, la juga menyesal meninggalkan
Frank. Tapi ia bukanlah orang yang mudah menarik kembali hasil keputusan-
nya, terutama soal lelaki.
Apa yang dapat diperbuatnya? la hanya berkewa-jiben ingat betapa banyak ia
berhutang budi pada Frank dan berdoa agar Frank cepat meninggalkan Hong
Kong.
Jan lega ketika Limousine berhenti di tempat shooting, la tak mau berpikir lagi. la
juga tak mau berpikir mengapa ia sangat menguatirkan keselamatan Frank, tapi
mempunyai nafsu untuk tidur dengan Kenpachi.
BAB SEMBILAN
Frank DiPalma yang juga dipanggil Francis itu berdiri di depan jendela besar
rumah keluarga Hansard dan memperhatikan Limousine yang membawa Jan
pergi.

56
Waktu. Waktu telah berhasil menghilangkan rasa sakit ditinggalkan oleh Jan,
juga menghilangkan ma-rahnya. Satu hal yang belum berhasil dilakukannya.
Membebaskannya dari Jan.
Sejak dari awal mereka memang sudah berbeda pendapat. Frank
menghubungkan cinta dengan kese-tiaan dan sikap serius sedang Jan
menghubungkannya dengan perasaan dan keinginan nafsu yang membera. Sulit
mengerti perempuan itu, tetapi Frank mencin-ainya la jujur, penuh kasih sayang
dan murah hati. Tapi ia juga ambisius, tidak sabar dan tidak pat di "percaya.
Mala terakhir itu Jan memang sudah berusaha untuk menyadarkan Frank.
ebook gratis

I
"Frank . . . aku selalu kekurangan waktu. Begitu banyak yang kuinginkan dari
hidup ini . .. aku tidak bisa memberika seluruh waktuku untuk sesuatu atau
seseorang saja. Kau mengerti, Frank?"
"Kau ingin banyak dan selalu berlari dari yang satu ke yang lain . . . Dan
sekarang kita memiliki begitu banyak. Apa lagi yang harus dicari?"
"Frank . . . kau tahu. Denganku kau selalu me-ngejar dua kelinci. Tak mungkin
menangkap satu pun kalau kita serakah mengejar dua!"
Frank hanya menatapnya saja.
"Aku selalu dalam keadaan perang dengan diriku sendiri Frank. Aku sendiri tak
tahu mengapa. Aku belum pernah bertemu dengan lelaki sekuat kau . .. le-bih
kuat dari aku. Dan aku tak tahu apakah ini beik atau buruk bagiku ..."
"Kau mencintaiku?"
"Ya, sekarang ..."
"Sekarang aku melamarmu ..."
"Ya Tuhan ..."
"Ya atau tidak?"
"Ya ..."
Dan Jan merangkulnya, menciumnya. Bersama Frank lenyap segala keraguan
dan ketakutan.
Tapi ketika keesokan harinya ia bangun Jan sudah tak ada di sisinya. Kemudian
ia baru tahu bahwa Jan lari ke Los Angeles dan di sana mulai membuat film '
baru. Percuma meneleponnya. Jan me a ikah apa yang diinginkannya, begitulah
perempuan itu. DiPalma harus belajar melupakan.
ebook gratis

57
Sementara itu Roger Tan sibuk menanyai para pe-layan Tionghoa dalam bahasa
Mandarin. Dan cukup banyak yang berhasil diketahuinya. Bahwa beberapa hari
sebelum kematiannya Ian terlihat bersama se-orang ahli mode Jepang yang
cantik sekali... Yoshi-ko Mara.
Seorang perempuan membunuh ibuku, demikian kata Todd. Tak mungkin ada
sesuatu terjadi di Hong Kong tanpa diketahui orang-orang Cina di situ. Biar yang
sekecil dan seremeh pun!
Telepon yang disambungkan dengan kantor pusat DEA telah menghasilkan
suatu daftar para direktur pemilik saham bank Eastern. Tapi DiPalma belum
sempat membacanya. Sekarang ini ada sesuatu lain yang harus dilakukannya. la
ingin mendapatkan putranya kembali.

"Hallo Frank?" terdengar jawaban melalui telepon yang tersandang di bahunya.


"Ya senator . . . maaf membangunkan kau, tapi aku perlu sekali bantuanmu ..."
"Pasti butuh sekali, bukan? Sekarang pukul 1 ma-lam. Kebetulan aku memang
belum tidur . . . Tapi tanpa kau aku bukan senator lagi. Mungkin aku sudah
mabuk sampai mati..."
"Orang tua kita sahabat lama, senator. Pasti ayah-ku ingin aku membentumu ..."
"Bukan sahabat saja Frank. Mereka adalah pa-sangan imigran yang senasibdan
berhasil dalam hidup ini. OK . . . apa yang harus kulakukan untukmu?" 'Tidak
banyak senator hanya satu telepon saja
ebook gratis

"Beres. Telepon ke mana?"


"Begini senator. Pertama-tama perlu kujelaskan dulu bahwa ini menyangkut
putraku ..."
"Yesus! Aku tak tahu kau sudah menikah . . ."
"Memang belum. Ibu anak itu meninggal . . . ke-marin. Senator, kau sudah
pernah ke Cina. bukan?"
"Ya ... tiga kali."
"Katanya Cina membutuhkan senjata?" "Ya."
Senator tertawa.
"Mereka membutuhkannya seperti orang di nera-ka membutuhkan es cream ...
Kenapa?"
"Senator, aku ingin memiliki anakku. Kau harus menelepon mereka untukku.
Malam ini juga . . ."
"Siapa?"

58
Frank menyentuh kacamata Katherine di saku ba-junya "Peking ..." jawabnya.
Di hotelnya Yoshiko Mara mandi, mengeringka tubuhnya dan tak lupa
memercikan parfum la sudah mencukur ketiak dan kakinya, dan sekarang
sedang mengatur kembali wignya dengan blow dryer. Kuku jari tangan dan kaki
dicat biru muda. Mulailah ia dengan make up mata yang memakan waktu 45
menit.
Tubuhnya langsing, bahunya lebar, sedangkan ta-ngannya langsing meskipun
berotot. Kakinya seperti kaki seorang atlit. Dengan senyum kecil dielusnya pe-
rutnya yang datar itu. Tubuhnya telah memuaskan entah berapa benyak lelaki
maupun perempuan.
Tetapi melihat bekas luka yang menjulur dari per-gelangan tangan sampai ke
sikunya wajahnya tampak agak muram. la mendapat luka buruk ini tatkala na-
manya belum Yoshiko, ketika ia masih tinggal di Ha-kone di daerah parawisata di
sebelah Tenggara Tokyo.
Hakone merupakan daerah peristirahatan yang ideal, dan selalu penuh di musim
panas maupun mu-
sim dingin. Kedua orang tuanya memiliki perumahan kecil yang disewakan pada
para tamu.
Yoshiko adalah anak satu-satunya dan sejak kecil sudah diharuskan membantu.
la yang membersihkan kamar mandi, membersihkan kamar, mengapel lantai dan
menunggui di meja makan. Kalau pekerjaannya kurang baik maka ia dipukuli dan
diharuskan tidur tanpa makan.
Di sekolah ia sungguh tidak acuh. Semakin dima-rahi semakin ia berontak. la
menulisi surat cinta seca-ra berani pada lelaki-lelaki yang lebih tua. Yang dise-
anginya hanya olahraga, karate dan Kendo.
Pada usia 13 tahun mulailah ia menjadi pemandu untuk para turis. la senang
menjadi pemandu karena dapat meninggalkan orang tuanya yang semakin lama
semakin dibencinya itu, biar untuk sehari dua hari saja.
Pada usia 14 tahun ia dicumbu oleh salah seorang turis yang bernama Zenzo
Nosaka, seorang pedagang kaya raya yang datang ke sana untuk berendam di
air panas mineral. Nosaka yang merebut keperawanan-nya untuk pertama kali.
Bagi Yoshiko pengalamannya itu merupakan pe-ngalaman yang tak terlupakan .
. . suatu kenikmatan badani yang melebihi segala kenikmatan lain. Inilah indikasi
pertama bahwa ia bisa menguasai orang lain. Dalam hati kecilnya ia dapat
merasakan . Nosaka memang betul-betul tergoda dan terpuaskan olehnya. Sejak
saat itu seks bukan hanya menjadi sumber ke-kuasaannya, tapi juga menjadi
candu yang memper-
ebook gratis

59
Setiap ada kesempatan Yoshiko menyelinap ke kamar Nosaka ataupun tamu-
tamu lain. Dan ia tak mempunyai rasa bersalah. la merasa gelisah ketika Nosaka
berhenti datang. Tetapi sebagai gantinya mun-cullah Kon Kenpachi.
Kenpachi yang tampan, penuh wibawa dan terna ma itu dalam sekejap mata
sudah berhasil mengambii hati dan tubuh Yoshiko. Untuk pertama kali pula ia
bukan merasa sebegai yang berkuasa tapi sebagai yang dikuasai di tempat tidur.
la tahu bahwa orang ini akan selalu menjadi tuannya ...
Mulailah Yoshiko diam-diam menemuinya di Tokyo dan di sanalah Yoshiko
belajar bukan saja seni seks, tetapi juga obat-obatan, musik dan melukis. Di-
berikannya persenjataan Kendo yang baru dan dila-tihnya seni anggar. Inilah
cinta pertama bagi Yoshiko, meskipun bagi Kenpachi hanya merupakan salah
satu dari sekian banyak kisah percintaannya.
Suatu ketika orang tuanya pergi ke luar kota, dan bersama Yoshiko dan
Kenpachi mendaki gunung Fuji. Menempuh delapan stasiun dengan berjalan
kaki, 12.350 kaki.
Malam hari mereka berlindung di gubuk batu dan bercinta . . . tidur berpelukan.
Yoshiko belum pernah sebahagia ini.
Malam terakhir mereka sudah kembali ke pengi-napan orang tua Yoshiko dan
tidur berdua di tempat tidur Kenpachi. Yoshiko tak ingin malam ini ber-akhir. la
ingin bebas bersama Kenpachi..
Ketika mendengar pintu terbuka kuncinya, kedua orang itu bagaikan membeku.
Dan ayah Yoshiko tam-pak berdiri di ambang pintu, membawa pisau di ta-
ngannya. Wajahnya bagaikan setan terbayangi oleh re-mang-remang lampu
lentera kertas.
Dengan tenang ia berjalan menghampiri.
"Kalian mempermalukan rumahku ... kalian berdua harus dihukum ..."
la menghantam Yoshiko yang berbaring lebih de-kat. Yoshiko menutupi
wajahnya dengan kedua le-ngannya, berteriak kesakitan ketika pisau memotong-
nya dari pergelangan tangan sampai ke siku. Kenpachi berguling ke lantai dari
sisi tempat tidur yang lain, mengambii tongkat yang tergeletak di atas kursi dan
lari ke sisi yang lain untuk menghadapi ayah Yoshiko.
"Kiaiii!" terdengar teriakannya.
Ketika pisau di arahkan ke perutnya kayu turun menghantam pergelangan
tangan ayah Yoshiko dan mematahkannya. Kenpachi menggunakan kayu itu se-
bagaimana seorang samurai mempergunakan pedang-nya.
Ayah Yoshiko terbelah di batok kepala, dekat hi-dung terus sampai ke rongga
rusuk la terjatuh berda-rah dari hidung dan telinga ...
Kenpachi langsung lari ke pintu kamar dan menu-tupnya. Ketika berpaling
menatap Yoshiko yang ber-lumur darah itulah matanya membelalak.

60
Gadis itu duduk dengan tegak dan tenang, wajahnya yang cantik tersenyum
puas menatap ayahnya yang tergeletak di lantai. Tetapi Kenpachi hanya ter-
ebook gratis

ingat pada karir dan penjara. Dengan gametar tong-kat itu terjatuh ke lantai.
Kemudian ia teringat pada Nosaka, pelindung dan penyelamatnya selama ini.
Dan satu jam kemudian isi dua mobil yang dikirim oleh Nosaka dari Tokyo telah
menyelesaikan tugasnya. Seluruh penginapan itu telah dibumihanguskan, berikut
ibu Yoshiko.
Yoshiko tinggal di Tokyo bersama Kenpachi, di istana Ikuba. Dua tahun ia
bertahan dan semakin hari semakin cantik . . . dibantu oleh nasihat-nasihat Kon
Kenpachi mengenai make up dan mode. Tetapi gadis itu tetap tak berdisiplin
dalam kerja dan belajar.
la gagal dalam ikebana, seni merangkai bunga dan sado upacara penyajian teh.
Baik Kenpachi maupun gadis itu keduanya penuh nafsu birahi, gegabah dan
tidak sabar. Tetapi Yoshiko tak memiliki inteligensia dan bakat seni, juga daya
kerja Kon Kenpachi.
Semakin lama semakin berkuranglah waktu ber-cinta. Kon sibuk dengan
pekerjaannya, sedangkan lingkungan pergaulannya tidak sesuai dengan gadis
itu. Belum lagi kekasih-kekasih Kon yang lain.
Mulailah gadis itu mengembara mencari hiburan di Tokyo. Keramaian kota
menakutkannya, tapi malam hari ia betah menjelajahi tempat-tempat hiburan.
Tak lama geisha-gaisha, para penari telanjang dan pe-lacur homoseksuil sudah
menjadi sobat sobatnya. Dan di Shinjuku yang letaknya sebelah timur istana
Ikube ia berkenalan dengan para mahasiswa dan homoseksuil yang tertarik oleh
film asing, bar dan kebebasan seks. Berkenalanlah ia dengan Juro, seorang
mahasis-
ebook gratis

wa yang kemudian menjadi kekasihnya. Anak itu tampan dan langsing, sekitar
dua puluh dua tahun. Bersama Juro ia dapat bergembira dan tertawa dengan
bebas.
Akhir-akhir ini harga dirinya bersama Kon semakin hancur. Sesungguhnya Kon
memang lebih senang gadis-gadis yang intelektuil dan anggun. la disebutnya
yabo dusun dan tak berpendidikan.
Dengan Juro harga diri Yoshiko mulai tergugah kembali. Tetapi Kon mengetahui
permainannya ini dan membalas dendam secara mengarikan.
Suatu malam diajaknya Yoshiko makan bersama, sesuatu yang sudah lama tak
dilakukannya. Kemudian diajaknya gadis itu ke kamarnya, dan dari situ mema-
suki lorong rahasia yang sudah dibukanya kembali.

61
Sambil bergandengan tangan mereka masuk, dan akhirnya sampai ke suatu
ruangan dari tanah. Suatu bagian kecil dari dindingnya tampaknya belum selesai
dibangun, masih bertumpuk bata dan semen.
Ruangan itu hampir tak diterangi, remang-remang gelap, Kenpachi menyalakan
lampu senter yang diba-wanya, dan menyoroti salah satu sudutnya. Yoshiko
berteriak ngeri, Juro.
Dengan mata membelalak ketakutan mahasiswa itu terikat dan disumbat
mulutnya, menangis melihat Yoshiko. Dua lelaki berdiri di sisinya. Juro hampir
tertutup oleh bata dan semen baru, kecuali bahu dan kepalanya.
Yoshiko berniat lari tapi Kenpachi memegang pergelangan tangannya. "Ini
pelajaran yang harus kau
ebook gratis

ingat seluruh hidupmu . . ." katanya dengan tenang. "Pembangunan harus


disertai nyawa sebagai korban-nya . . . tonggak manusia. Orang-orang yang
dikubui hidup-hidup dalam pondasi bangunan utamanya. Membantu mencegah
setan dan mendatangkan berkal
Disorotinya wajah Juro.
"Memang dilarang, tetapi diam-diam tetap dijalan kan. Coba pikirkan . . . berton-
ton tanah dan batu menghimpit tubuhnya sedikit demi sedikit . . . dan orang itu
tak bisa bergerak ..."
Sekarang Yoshiko yang disorotinya.
"Aku memberikan hidup padamu, membawamu pergi dari tempat yang kau
benci... Tetapi begini ba-lasanmu? Kau milikku dan aku berhak memperlaku-
kanmu sekehendak hatiku. Kau harus diajar. Ayo ... berdiri di depan kekasihmu
itu!"
Yoshiko hanya menggelengkan kepalanya, tak sanggup berbicara. Kenpachi
mendorongnya dan ia terjatuh.
"Kau tak akan mati, tetapi kau yang harus me-nyelesaikan tonggak manusia ini .
. . ini bukan yang pertama kali, bukan begitu, sayang?"
Yoshiko menangis. Pertama kali. Ketika Kenpachi membunuh ayahnya, Yoshiko
tergerak oleh nafsu da-rah mengambii pisau ayahnya dan lari ke kamar ibu-nya .
. . dan memotong tenggorokan ibunya itu ... .
"Ayo . . . selesaikan!" perintah Kon Kenpachi.
Juro memohon dengan matanya, sementara Yoshiko hanya bisa menatapnya
dengan mata meng-
ebook gratis

genang.

62
"Kalau dua puluh detik lagi kau belum mulai be-kerja, kau akan ikut bersamanya
..."
Perlahan-lahan Yoshiko berdiri dan menyelesai-kan dinding itu. Kenpachi
memperhatikan bagaimana ia mengambii bata dan menyemennya di sekeliling
ke-pala Juro.
Tetapi ketika ia harus memenuhi tubuh Juro dengan kerikil dan pasir ia menjerit
dan pingsan.
Malamnya Kon mengadakan hubungan seks seca-ra paksa dengan Yoshiko,
tetapi Yoshiko di luar ke-mauannya sendiri menerimanya dengan gejolak nafsu
yang sama besarnya! Meskipun ia tahu bahwa ia mem-punyai tiga pilihan, tutup
mulut, penjara atau mati di tangan Kenpachi.
Ternyata ia diharuskan pergi dari istana itu.
Dengan terkesima ia bertanya "Mengapa?"
"Karena aku akan kawin ..."
Yoshiko memegang lengannya "Apa jadinya kau? Apa yang harus kukerjakan?
Aku harus ke mana ...?"
"Kau kuberi uang . . . mungkin sekali-kali kuberi peran kecil dalam film . . . tetapi
kau tak boleh kembali ke sini kalau tidak sengaja kupanggil. Mengerti?"
"Aku takut . . . aku tak bisa hidup sendiri . . ."
"Kau akan belajar..."
...
Ternyata melalui kecantikan dan kejeliannya Yoshiko bertahan juga hidup
sendiri. la bekerja seba-
gai chindonya, pemain musik jalanan yang bertugas menank langganan ke
rumah-rumah makan atau tempat hiburan. Di situ ia mencuri perhiasan yang
empu-nya rumah makan, lalu lari.
Di tempat lain ia bekerja sebagai sutorippu, penari telanjang dan bergaya di
depan kamera untuk majalah orno. Ada hubungan dengan pramugari Australia
yang kemudian bunuh diri. Ada lagi hubungan dengan seGrang penari yang
kemudian dipenggal waktu per-tengkaran antara saingan yakuza lainnya. Seks
adalah kekuasaannya, tapi merupakan konsep yang mahal harganya.
la tak berbakat main film, tapi Kon masih bisa mencarikan pekerjaan sebagai
penari Kabuki, dan ke-lompok tari lainnya. la dapat menari, tetapi selalu di-usir
karena tidak disiplin dan mencuri. Dan setiap kali menemui kesulitan. setiap kali
pula Kon membantu-nya.
Ketika usianya sudah 21 tahun ia diperintahkan oleh Kon untuk mengabdi pada
Zenzo Nosaka. Mulailah ia bergerak di spionase industri, berhubungan dengan
para eksekutip terkemuka, para peneliti, para orang pemerintah, diundang ke
konperensi dan bisa menyelinap ke file-file dan dokumen yang paling ra-hasia.
(Jang bergalimpangan tapi ia diliputi ketakut-an.

63
Dengan Kenpachi ia masih menaruh harap ... belum tentu Kenpachi akan tega
membunuhnya. Antara mereka ada suatu ikatan, suatu masa lalu yang tak ingin
mereka lepaskan. Tapi tidak demikian halnya
ebook gratis

dengan Nosaka. la tahu behwa kalau perlu ia akan dibunuh tanpa kedipan mata.
Dan rasa takut inilah yang menjadikannya mata-mata dan ninja yang ulung,
cekatan dan tak mengenal prikemanusiaan. Karena itu pula ia hanya menjawab:
"Hai Nosaka-shan", ketika diperintahkan membunuh suami istri Hansard dan
membewa Todd ke Tokyo, la tak perlu tahu mengapa anak itu perlu sekali
diantar-kan ke Kenpachi. Itulah giri, tugasnya.
Yoshiko sudah siap menunggu di kamar hotelnya. la tinggal menunggu kabar
dari pasangan Tionghoa yang disewanya untuk berpura-pura menjadi keluarga
Todd. Maka ia tinggal turun, naik ke dalam taksi dengan Todd sudah di
dalamnya, dan langsung menuju ke lapangan terbang Kai Tak.
Kenpachi berkeras agar Yoshiko meneleponnya dulu sebelum meninggalkan
Hong Kong, la harus ya-kin bahwa Todd memang berhasil dibawanya. Untuk itu
Wakaba menunggu di Wanchai, duduk di depan telepon.
Apakah Kon akan menggunakan anak itu sebagai tonggak manusia lagi? Kon
memiliki sesuatu tersem-bunyi yang tak dapat dipahaminya, bukan berdarah
dingin dan berkalkulasi separti Nosaka . . . tetapi di-warnai dengan bakat artistik
yang hewani dan tidak alami!
Ada ketukan di pintu.
ebook gratis

"Siapa?"
"Soon ..." Suami istri Tionghoa yang akan mem-bawakan Todd! Yoshiko tak
membuka pintu "Kau akan meneleponku dari bawah . . ." desisnya . . .
"Teleponmu rusak ..."
Yoshiko memeriksa teleponnya. Memang tak ada hubungan. Dengan lega
dibukanya pintu.
"Miss Mara? Yoshiko Mara? Aku kapten Fuller, polisi Hong Kong. Ini inspektur
Jenkins. Maaf meng-ganggumu seperti ini, tetapi kita boleh rrasuk, bukan?
Lalu ia berpaling.
"Cukup Deng . . ." katanya pada polisi di bela-kangnya "Bawa tuan nyonya Soon
ke bawah . . ."
Dengan terkesiap Yoshiko mundur selangkah. la ditipu! Seberapa banyak yang
mereka ketahui?

64
Kedua opsir itu diikuti dengan seorang polisi Tionghoa berseragam dan seorang
Amerika berambut abu-abu yang matanya mengingatkan Yoshiko pada ular
cobra yang menggigit Ian.
Fuller seorang opsir empat puluh tahun, tinggi dan agak bungkuk, tampaknya
ramah.
la yang bertanya.
"Mungkin Anda bisa membantu memberi infor-masi? Mengenai kematian Mrs
dan Mr Hansard dan claim dari keluarga Soon bahwa Todd adalah keluar-
ganya..."
Mereka mengkhianati aku, pikir Yoshiko Atau-kah ia yang salah langkah?
Tiba-tiba ia teringat. Orang Amerika ini musuh
ebook gratis

Kon! Apakah untuk balas dendam ia meminta putra-nya?


Fuller mencoba membujuk dengan sabar "Keluarga Soon sudah menarik diri dari
tuntutannya dan juga mengaku terus terang, kau yang menyuruhnya . . ."
Yoshiko tak menjawab tapi membuka kipasnya yang terbuat dari besi itu.
"Maaf . . ." katanya dengan tersenyum "Aku tak mengenai mereka. Juga tak
mengenai keluarga Hansard ..."
Jenkins yang masih jengkel pada DiPalma ikut berbjcara "Mungkin kau harus
kuberitahu dulu . DiPalma ini koneksinya bukan main. Kita dapat telepon dari
Peking, dari London, malah juga dari guber-nur kita sendiri! Semuanya
menyuruh kita membantu DiPalma sebisa-bisanya. Dan teorinya juga luar bia-sa.
Katanya kau yang secantik ini yang membunuh keluarga Hansard ..."
Senyum DiPalma sulit ditebek maksudnya.
"Begini . . . ada yang melihatmu memukul Kathe-rine Hansard sampai mati, lalu
membakar bungalow-nya..."
"DiPalma!" seru Jenkins "Mengapa tak kau kata-kan pada kita sebelumnya?"
"Kunoichi .. ."kata DiPalma tiba-tiba dengan na-da mengancam, sedemikian rupa
sehingga Yoshiko be-tul-betul terancam dan kehilangan keseimbangan.
Bagaimana mungkin dia tahu? Pasti ia mempunyai roh Jahat.
Kipas di tangannya itu suatu ressen, kipas perang
ebook gratis

yang tajam sekali, ketajaman besinya tersembunyi di-balik cat emas. Bukannya
senjata perempuan ... tetapi dipakai perang oleh para jenderal jaman dulu.

65
Yoshiko menghadap kapten Fuller sebagai korban pertama. Senyum Yoshiko
yang lembut dan gelisah meminta tolong itu menghilangkan kewaspadaan
kapten Fuller yang memang bersimpati dengan perempuan ini. Pinggiran kipas
yang tajam itu membelah ke-rongkongannya menjadi dua sehingga darah
menyem-prot ke luar membasahi Yoshiko dan polisi Tionghoa itu.
Fuller terjatuh menghantam meja dan Yoshiko menyepak opsir Tionghoa itu di
kemaluannya lalu menancapkan kakinya keras-keras di pergelangan kaki
Jenkins. Keduanya membungkuk kesakitan dan tak sadar akan bahaya
selanjutnya. Sekali tusuk mata Jenkins tertusuk dan orang Inggris itu hanya bisa
menjerit kesakitan. Yoshiko melompati opsir Tionghoa itu dan mulai menyerang
DiPalma.
Pukulan ke arah kemaluan disambut oleh DiPalma dengan hantaman kayu
tongkatnya ke paha Yoshiko. Yoshiko terjerembab dan di bawah mencoba
menu-suk kaki Frank dengan kipasnya.
Ambil fang yang dimiliki ular itu dan habislah ular yang paling berbahaya sekali
pun.
Dengan sekali pukul pergelangan tangan Yoshiko terpatahkan. Gadis itu berdiri
dengan ragu-ragu tapi terjatuh lagi ketika dadanya ditembusi peluru.
"Jangan!" seru DiPalma, tapi percuma, semakin
Jenkins tampak memegang pistol itu sambil me-ngumpat tak karuan "Bedebah!
Bedebah! ...
DiPalma lari menghampirinya "Kau menghancur-kan saksi mata dan informan
kita ..."
Jenkins memalingkan. wajahnya "Mataku . . . se-tan, mataku!" Mata kanannya
berdarah dan tampak-nya memang tak akan tertolong lagi. Jenkins terjatuh
kesakitan dan dibantu oleh DiPalma ke atas tempat tidur.
Sementara itu polisi berlarian masuk.
"Panggil ambulance . . ." kata DiPalma . . ." Fuller meninggal, perempuan itu
juga. Jenkins dan polisi di bawah itu perlu dibawa ke rumah sakit . . . Bagaimana
dengan teleponnya?"
"Sudah kita sambungkan lagi, menurut perintah-mu tadi..."
DiPalma memperhatikan Yoshiko. Sayang, perempuan ini hanya kurir . . .
hubungan antara Todd dengan entah siapa . .. dan ini yang ingin diselusurinya.
Memang ia dapat mengerti amarah Jenkins tapi dengan caranya sendiri ia telah
memutuskan segala in-formasi.
Wig yang dikenakan Yoshiko terlepas. DiPalma berlutut di sisinya dan
memperhatikannya dengan le-bih teliti. Ya ampun . . . apa memang mungkin? Di-
angkatnya rok perempuan itu.
Seorang polisi Tionghoa menghampirinya.

66
"Kapten Fuller meninggal dan inspektur Jenkins rusak mata kanannya. Chang
tidak apa-apa . . ."
"Chang opsir yang disepak kemaluannya?"
ebook gratis

"Ya . . . kata Jenkins perempuan ini yang menye-paknya? Kau tahu siapa dia?"
Dipalma menggelengkan kepala.
tidak....aku tak tahu,tapi satu hal aku tahu.
kapten fuller bukan satu satunya lelaki yang meninggal diruang ini.
yoshiko mara bukan perempuan.......
ia lelaki
ebook gratis

***
BAB SEBELAS
Kon Kenpachi berjalan hilir mudik dengan gelisah di Wanchai, di depan tembil
kuil. Sementara itu orang-orang berkerumun ingin menyaksikan pemutar-an
adegan. Sekarang ini pikirannya hanya pada Yoshiko dan anak itu.
Satu lagi yang membuatnya jengkel. Suatu prosesi kematian lewat kuil itu, arak-
arakan panjang memba-wa cymbal dan oboe yang dimainkan keras-keras,
dengan berbagai pengorbanan untuk para dewa.
Adegan yang difilm menggambarkan Tom Gen-naro yang meninggalkan sebuah
cermin di kuil itu bers ma kekasih Jepangnya, sebagai pertanda terima kasih
atas kesembuhannya di Vietnam.
Memang kuil itu adalah kuil seribu cermin. Setiap orang yang menyatakan
syukurnya meninggalkan sebuah cermin bertulis doa dalam kuil itu.
Mengapa belum juga ada berita dari Wakaba? Ber-arti belum ada telepon dari
Yoshiko, atau Sakon ..
129
nama lelakinya. Memang Yoshiko sebagai Sakon sama sekali tak dapat
diandalkan, tak ada artinya ... sebagai Yoshikolah ia menjadi pribadi yang
menarik.
Nosaka dan Yoshiko hanya mempunyai hubungan tuan dan budak. Itu mudah
dicerna. Tapi bagaimana hubungan antara dia dengan Sakon? Sakon bukan
hanya sumber kesenangan nafsu . . . tapi suatu sumber kebahagiaan yang terus
menerus menggenggamnya dengan kuat. Di dalam hati kecilnya Kon tahu

67
mengapa ia membutuhkan anak itu. Karena hanya Sakonlah yang mencintainya
dengan cinta yang tulus dan mur-ni.
Di saat itu didengarnya raungan mobil polisi! Tiga polisi turun dan berhenti di
depan Kon Kenpachi.
"Mr Kon Kenpachi?" seorang opsir Inggris sekitar empat puluh tahun bertanya.
"Ya..."
"Anda diminta untuk ikut ke kantor polisi. Anda mungkin bisa membantu kita .. ."
"Aku tak mengerti..."
"Akan dijelaskan sesampainya kita di sana. Salah seorang opsir kita terbunuh,
dua lagi terluka, yang satu cukup parah..."
"Apa hubungannya dengan Kenpachi?" kata Jan Golden yang lari mendatangi
dan sekarang berdiri di sisi sutradara Jepang itu. Tampak ia berapi ingin me
lindungi.
"Ini urusan kita dengan Mr Kenpachi..."
Kon memaksa diri tetap tenang.
"Begini . . pembunuhan polisi merupakan masa-
ebook gratis

lah serius. Orang yang melakukannya sudah meninggal. Memang agak


membingungkan, terutama soal je-nis kelaminnya. Dan Anda agaknya ada
hubungan dengan orang itu. Itulah yang ingin kita bereskan "
Baru beberapa saat kemudianlah Kenpachi sadar bahwa orang yang
dimaksudkan itu adalah Sakon. Dengan terbingung ia membiarkan diri diajak ke
mobil. Di situlah ia duduk di antara dua orang polisi, me nempatkan kedua
tangannya di atas pahanya, menu-tup mata dan melakukan zazen, meditasi
untuk menghilangkan kesedihan dan ketakutannya.
Jan hanya bisa menatap saja dan melihat begaima na sebuah mobil lain
mengikuti dari belakang. Tapi sekilas ia melihat siapa penumpangnya, Frank
DiPal-
BAB DU ABE LAS
DiPalma dan Todd duduk berdua di sebuah ru-mah makan di lantai kelima
gedung yang megah itu. Sebelas tahun yang lalu DiPalma pernah mengajak
Katherine ke sini. Dan menurut pengakuan Todd ini-lah rumah makan
kesayangan ibunya.
DiPalma menyodorkan tongkatnya, ingin menga-cek kemahiran anak ini
berkendo. Ternyata pegang-annya cukup baik. Tidak terlalu keras sehingga
dapat dipukul oleh lawan, tapi juga tak terlalu lemah sehingga tak dapat dipakai
untuk memukul lawan.

68
Todd mengangkatnya ke atas kepalanya, kemudian menurunkannya sampai
hampir menyentuh me-ja. Ini dilakukannya lima kali.
la tersenyum dan DiPalma membalas senyumnya. "Jodan, bukan?"
Jodan adalah gaya penarikan pedang Katori, gaya bermain pedang abad
keenambelas dan ketujuhbelas yang jarang dipraktekkan sekarang ini.
ebook gratis

"Aku cocok dengan jodan," Todd menjelaskan. "Seolah olah shinai-ku adalah
pedang betul. Kutarik ke luar seperti Katori menarik ke luar anggar dari sa-
rungnya..."
DiPalma mengangguk. la memang tahu gaya itu.
"Mengapa kau senang dengan nito?" tanya Todd tiba-tiba. "Memakai dua
pedang sekaligus?"
DiPalma mengaduk tehnya.
"Aku senang memakai dua shinai sekaligus. Dengan yang pendek kupukul
senjata lawan dan ia tak bisa melawan lagi senjataku yang panjang."
Todd mengangguk
"Kata Kenpachi-san aku harus memakai dua shinai. .."
Lagi-lagi Kenpachi. Sikap anak ini terhadap Kenpachi sungguh tak menentu.
Sekali takut, sekali hor-mat bagaikan bawah an terhadap atasan . . . sebagai
daimyo!
DiPalma memang menjelaskan perkelahian di hotel Yoshiko Mara, tapi ia tak
mau menghubungkan Kenpachi dengan lelaki itu. la tak mau menjelekkan
Kenpachi di depan anak ini. Apakah betul ini beru hari pertama mereka
bersama?
Memang sulit membicarakan kematian Katherine apabila dengan polisi Hong
Kong. Bagaimana menga-takan bahwa ia tahu semua itu dengan saksi mata
Todd, melalui persepsi indera ke enam? Tapi polisi tak akan menerimanya.
Kalau ia sendiri jadi polisi, ia pun tak mau menerima alasan apa pun juga ke-
cuali fakta.
1ebook gratis

Karena itu tak banyak yang hendak dikemuka-kannya pada mereka "Aku hanya
memancing saja, ternyata berhasil..." demikian katanya.
Pembicaraannya dengan inspektur polisi waktu itu memang cukup panjang.
Pertama-tama, bagaima-na sampai DiPalma mencurigainya Kedua, bahwa tidak
mungkin Yoshiko yang dajam file polisi hanya melakukan kejahatan murahan
seperti mencuri dan menipu dapat melakukan kejahatan yang setinggi ini

69
tingkatannya! Ketiga, dari mana kipas itu? Kipas seperti itu hanya mungkin
didapatkan di musium, |tu pun tidak mudah didapatkan. Keempat hubungan
Kenpachi dengan Yoshiko.
Yang keempat inilah yang tak bisa diterima oleh inspektur polisi. la tak bisa
menahan Kenpachi karena kurangnya bukti. Memang diketahui bahwa Kenpachi
sering membantu Yoshiko apabila gadis atau pria itu terlibat urusan polisi juga
bahwa nomor telepon mobil Kenpachi ada di notes Yoshiko.
"Lagi pula kita tidak seperti orang Barat..." demikian Inspektur itu menjelaskan
lebih lanjut."
Hubungan seksuil antara lelaki dan lelaki atau perempuan dan perempuan tak
dianggap sehina itu. Menurut pandangan Timur, segala yang ada hubungan
dengan nafsu adalah urusan daging. Dan memperibut-kan bentuknya sama saja
dengan menghukum orang karena makan dengan tangan kiri, bukan dengan
tangan kanan..."
DiPalma hanya mengangguk saja. la tahu, percu-ma mendorong dan memaksa
lebih lanjut. Kenpachi
ebook gratis

adalah urusannya sendiri. la akan berjuang sendiri.


Polisi itu masih cukup baik untuk memberi pe-tuah terakhir pada DiPalma
"Jangan lupa . . . kau masih harus menghadapi Shen!" katanya. Triad yang
dikuasainya memerintah Hong Kong . .. bukan pemerintah kita sendiri. Dan ia
membencimu ...
DiPalma tak menjawab.
"Sebaiknya kau cepat pergi dari sini, Bawa Todd."
"Aku sudah berjanji untuk mengurus pemakaman Katherine, tiga hari lagi ... dan
janjiku akan kupe-nuhi. Kau tahu sendiri apa makna Fung Shui . ."
"Aku tak memaksa. Tapi hati-hati. Sebelas tahun ia tak menghubungi putrinya . .
.! Bukan main . . . pasti Katherine betul betul mencintaimu, sampai be-rani
mengorbankan ayahnya dan menanggung amarah dan benci sehebat itu ..."
Mereka berjabatan tangan. Polisi itu teringat pada istrinya yang belum lama ini
meninggalkannya dan ia tahu bahwa mencintai dengan baik berarti tak mudah
melupakan ... dan menanggung sakit yang cukup lama!
...
"Kau benar Todd ..." kata DiPalma "Benkai ahli sekali memainkan dua senjata.
Dari mana kau tahu?"
"Aku banyak membaca riwayat para samurai. Ha-yashizaki, Ittosai, Shimpachi
Nikai, Bokuden, Mu-sashi dan Benkai . . . Kenpachi-san memberiku buku
ebook gratis

70
riwayat Benkai . . . Benkai pernah tinggal di istana Kenpachi-san, sebagai
pengawal Lord Sabura yang mendirikan istana itu."
"Bukunya dalam bahasa apa?"
"Jepang..."
"Kapan kau belajar bahasa Jepang?"
Todd tampak agak canggung.
"Mungkin memang bakat. Aku mulai menangkap sedikit-sedikit dari guru
Kendoku. Ketika ia tahu aku berminat ia mulai berbicara dalam bahasa Jepang.
Aku juga tak tahu mengapa semudah itu aku belajar Jepang..."
Tidak demikian dengan DiPalma. la pernah berta hun-tahun belajar apa yang
diperuntukan untuk anak-anak yang terbelakang mentalnya, tapi belum juga
menguasai huruf Mandarin itu. Apafagi Jepang. Tapi anaknya begitu lancar
berbahasa Jepang dan entah menguasai berapa dialek Tionghoa.
"Kenpachi pernah menyebutkan bahwa kau akan ke istana Ikuba ... apa
maksudnya?"
"Kenpachi-san menceritakan mengenai dojo orisi-nil tempat dulu Benkai berlatih.
Juga ruangan tempat Lord Saburo dan Benkai melakukan seppuku. Aku harus
ke sana, aku harus..."
Matanya melebar dan ia menahan napas. Tapi tiba-tiba pula ia relaks kembali.
"Benkai adalah kaishaku Lord Saburo."
"Kau mengerti arti kaishaku?"
Todd mengangguk.
"Ya. Kaishaku bertindak sebagai wakil dari orang
ebook gratis

ig melakukan seppuku. la bertugas menghentikan derita orang pelaku seppuku


itu. Kaishaku harus ber-watak kuat dan pandai berpedang ..."
"Seppuku sudah begitu lama . . ." ujar DiPalma. "Ya, mungkin sejak seribu lima
ratus tahun yang lalu."
"Maksudmu bahwa semua pelaku seppuku masih hidup sampai sekarang?"
"Jiwa tak dapat mati. Kita dilahirkan berulang kali sampai kita dapat
membebaskan diri dari roda kela-hiran dan kematian, dan menjadi satu dengan
realitas yang abadi..."
DiPalma tersenyum.
"Memang ibumu sering membicarakannya. la per-caya pada reinkarnasi...
entahlah, tapi aku masih su-lit menerimanya. Bagiku mati itu mati..."

71
"Tidak . .. mati tak mungkin dapat dibayangkan! Kita tak pernah akan mati."
"Aku bisa membayangkan aku sendiri mati. Di dalam peti dan berbaring tangan
terlipat di dada ..."
Todd tersenyum.
"Itulah . . . kau membayangkan dan melihat sendiri di dalam peti. Kau menjadi
saksi mata. Dan tak mungkin orang menjadi saksi mata dan menjadi yang mati
sekaligus. Berarti kau tak bisa membayangkan diri mati..."
"Hei!" seru DiPalma "Kau tajam sekali . . ." la tertawa. "Nanti kupikir dan
kurenungkan dulu, OK?" "Aku senang berbicara denganmu," kata Todd. DiPalma
berpaling dan melihat Jan Golden di sisi-
ebook gratis

nya.
"Jan ... kenalkan Todd ..."
Todd berdiri "Miss Golde , . . ." katanya dengan sopan. Tapi Jan
mengacuhkannya "Kita harus bicara Frank, sekarang juga ..."
"Ini hari pertamaku dengan Todd. Bagaimana kalau besok saja?"
"Ini penting?" seru Jan dan duduk tanpa dipersi-lakan "Kau apa kan aku ini?"
DiPalma memandang tak mengerti.
"Maksudmu?"
"Mengapa Kon kau suruh tangkap? Filmmu ter-hambat."
"Mengapa aku?" "Kon menghilang ..."
DiPalma memperhatikan Todd yang duduk dengan tenang memperhatikan.
Sikapnya sungguh mengagumkan.
"la tak muncul lagi sepulangnya dari polisi! Satu hari shooting gagal berarti lima
puluh juta Ya am-pun!"
DiPalma memesankan minuman.
"Kata Kon ini ada hubungannya dengan kalian sebagai saingan kendo?"
DiPalma tahu bahwa Todd memperhatikan nya.
"la dusta . . ." katanya dengen tenang tanpa menatap anaknya.
Jan mengeluarkan rokoknya dengan gelisah.
"Mengapa ia kau suruh tangkap?"
"Aku? Aku tak ada urusan dengan dia. la juga bu-
ebook gratis

72
kan ditangkap, tapi diminta informasi. Karena ada polisi yang meninggal karena
ulah seseorang yang merupakan teman karibnya. Dan nomor telepon Kon ada di
notesnya ...
Jan mempermainkan rokoknya.
"Kon tahu sesungguhnya kita mempunyai renca-na untuk menikah. la mengira
kau cemburu aku dan Kon kerja sama ..."
"Kau percaya omongannya?"
Jan berpaling.
"Aku memang menceritakan padanya mengenai hubungan kita. Kurasa ia
memang seharusnya tahu, terutama dengan masalah ibu Todd, Frank. Kon ber-
sumpah ia tidak ikut campur."
Minuman datang dan dengan sekali teguk dihabis kan oleh Jan.
"Aku memang sial. Bank dan departemen store menarik kembali ijin shooting di
tempatnya, aktorku mengundurkan diri dan ... Kon ..."
Lama Jan memperhatikan gelasnya yang kosong.
Akhirnya Toddlah yang memecahkan keheningan.
"Aku ikut menyesal mengenai ayahmu, Miss Golden..."
Kepala Jan yang tertunduk itu tertengadah ke atas. Ditatapnya Todd kemudian
beralih lagi pada DiPalma.
"Bagaimana ia tahu mengenai ayahku? Frank ... kau katakan padanya? Kau
memata-matai aku?"
DiPalma harus memaksa diri untuk tidak memperhatikan anaknya itu. la tak
pernah membahas masa-
lah Jan dengan Todd.
Mata Jan menggenang air mata.
"Ya ... ini pun masih harus kutanggung! la ma-suk di rumah sakit lagi. Entah apa
yang salah dengan pemacu jantungnya. Frank, maaf ... tak seharusnya aku
melabrakmu. Tak seharusnya aku dulu mening-galkanmu. Tapi film sudah
merupakan bagian dari hi-dupku. Maksudku, melalui film aku mendapat kesem-
patan untuk menjadi seseorang ... melakukan sesuatu! Kau dan Kon . . . jangan
kalian berdua merusak aku. Bagaimana kalau segala apa ditangguhkan sampai
film selesai?"
Jan memegang tangannya dan Frank menerima-nya karena ia letih, letih sekali.
la memang mencintai perempuan ini, tapi ia juga tak mempercayainya. Karena
cinta itu lah dulu ia begitu mudah dipercaya.
Frank tahu bahwa sekarang ini ia tertarik pada Kon. Karena itulah ia menemui
DiPalma dan menco-ba menolongnya. la juga membutuhkan orang itu agar f
ilmnya sukses. Hollywood tak semudah itu membe-rikan kesempatan kedua
kalinya pada mereka yang gagal. Dan Jan yang sudah mulai jatuh cinta sulit me-

73
ngontrol diri sendiri dan sulit mengenai batas. Sekarang ia akan berjuang untuk
Kon meskipun harus me-lawan DiPalma.
la ingat apa yang dulu pernah dikatakan oleh ayahnya. Dalam bercinta tak ada
pilihan lagi.
Jan berdiri.
"Sayang kita harus bertemu seperti ini . . . aku sampai tak serapat mengucapkan
selamat datang dan
mengatakan bahwa kau semakin tampan, Frank ...'
ebook gratis
"Kau juga ..."
"Aku juga mendengar kau cukup berhasil dengan produksi filmmu ..."
"Trims ... sukses dengan filmmu ..."
Jan tersenyum pada Todd yang berdiri untuk me-nyalaminya. Kemudian ia
mencium pipi Frank dan pergi. Frank mengikutinya sampai ia ke luar.
Kemudian ia berpaling pada Todd untuk mena-nyakan dari mana ia tahu bahwa
ayah Jan sakit.
Tapi Todd sudah tak nampak di mana-mana.
Hari sudah gelap ketika Kon Kenpachi berlutut di depan meja rendah di ruang
kecil itu, menyalakan ko-rek dan menyulut keempat lilin putih yang ditegak-kan di
situ. Nyala lilin itu menimbulkan bayangan panjang di langit-langit rumah makan
ular, tempat dulu Jan menemukan ajalnya.
Yang ada di tempat hanyalah Kenpachi dan pe-ngawalnya, Wakaba.
Upacara ini untuk Sakon yang diwakili oleh peti mati yang kosong, dengan potret
Sakon di dalamnya ketika ia masih remaja dulu, diambil di puncak gu-nung Fuji.
Mau tidak mau. Mayat masih di kantor polisi dan mungkin sekarang sedang di
otopsi.
Dibantu oleh orang-orang Jepang dari bank Eastern milik Nosaka ia telah
menyiapkan upacara ini. Upacara untuk menghormati Sakon dan memberi-tahu
rohnya bahwa kematiannya akan dibalas. Tak ada ampun bagi polisi yang telah
membunuhnya! Sa-
ebook gratis

kon meninggal sebagai samurai, dalam pengabdiannya pada Nosaka dan


Kenpachi. Sekarang ia telah menjadi Kami, seorang dewa San, para dewa akan
ditemuinya kalau ia mati nanti. la tak mau menemui Sakon tanpa menunaikan
tugas Bushido ini.
Karena Kenpachi telah menyucikan dirinya untuk seppuku, ia berhak bertindak
sebagai pendeta Budha. Mulailah ia dengan segala seluk-beluk upacara ini.

74
Membakar hio, menempelkan moshu sebagai tanda duka cita di depan pintu,
menggambarkan simbol ke-tiga harta kekayaan Budha . . . Budha, ajarannya dan
pengikutnya, berlutut di meja doa dan menyerahkan hadiah-hadiah terbungkus
kertas putih.
Di luar ia tak memperlihatkan kesedihannya tapi di sinilah air matanya mengalir
dengan bebas. Setelah menyanyikan lagu-lagu Budha mulailah ia menutup
matanya dan melakukan kuji kiri, gerakan-gerakan magis yang dilakukan para
ninja untuk mendapatkan kembali kekuatan dan kepercayaan diri sendiri di saat
bahaya.
la menghadapi bahaya, DiPalma. Memang Shen akan mematikannya. Tapi kalau
Shen sampai gagal
Melalui gerakan-gerakan kuji kiri itulah daya tangkap indera seorang ninja akan
semakin kuat, sanggup membaca pikiran orang lain, melihat ke masa depan dan
meramalkan kematian. Melalui kuji kiri seorang ninja akan memiliki 'mata Tuhan',
serba tahu dan ser-ba bijaksana.
Dengan mata tertutup Kenpachi mengucapkan ka-
ta-kata mistik itu. Lengannya terjulur ke depan dan jari-jari tangannya rapat
mengait. la membayangkan jigoku, neraka Budha untuk membakar polisi yang
menembak Sakon . . tapi yang dilihatnya sesuatu lain!
Perlahan-lahan ia membuka matanya dan mengambii dua buah senjata Benkai
yang tadi ditem-patkannya di dalam peti mati. Pedang panjang Benkai dan pisau
seppuku milik Lord Saburo.
"Buka jendela sebelah kiri lalu mundurlah ke be-lakang bisiknya pada Wakaba.
Kedua senjata itu dikeluarkannya dari jendela.
Di tempat yang gelap Todd berdiri dan menatap rumah makan itu. Dilihatnya
pedang dan pisau seppuku yang dipegang Kenpachi. Ditimpa cahaya lilin kedua
pedang itu berkilau dan berkelap-kelip. Todd gemetar dan kedua matanya tak
bisa melepas-kan diri...
Kenpachi sama sekali tak berusaha mendekatinya, tapi hanya menatap saja
anak itu sampai akhirnya Todd sendiri yang berpaling dan pergi.
Dengan wajah bersinar bahagia Kenpachi kembali ke peti matinya. Di dalam
kematian pun Sakon masih berhasil membawa anak itu padanya.
Frank DiPalma berbaring di tempat tidur dan mendengarkan. la terbangun oleh
ketukan perlahan di pintu. Sudah pukul sebelas lebih.
ebook gratis

la bangun dan membukakan pintu.


la berhenti sesaat sebelum membukanya lebar-tebar "Hallo Todd ..."
"Maaf mengganggu," katanya dengan sopan.

75
Frank menyalakan lampu dan menutup pintu. Anak itu seperti baru bergulung-
gulung di antara batu arang dan debu. Kedua lengannya tergores. la membawa
suatu bungkusan yang didekapnya di dada . . . ukurannya sebesar koper kecil
dan terbungkus kain minyak kuning.
DiPalma' duduk dan menunggu. la tahu bahwa putranya ini memiliki sesuatu
yang tidak nyata ... sesuatu yang sulit dikaitkan dengan alam di dunia ini. la
memang terkejut tak melihat Todd di rumah makan sore tadi, tapi entah
mengapa ia tak merasa kuatir. la tahu bahwa Todd bisa mengurus dirinya
sendiri.
Yang mengganggu DiPalma adalah kemampuan anak ini untuk mengontrol diri
sendiri. Kedua orang tuanya dibunuh mati dan ia hendak diculik. Tapi ke-
tenangannya melebihi dokter ahli bedah jantung. Seorang pejuang samurai . ..
atau anak ini memang ber-hati beku atau pandai menyembunyikan semua pera-
saan jauh di lubuk hati.
"Ini yang kau cari..."
"Betul?"
"Ya ... kertas-kertas di bank ayah tiriku. Kau harus mengembalikannya ke New
York."
Frank DiPalma tetap duduk tanpa bergerak. la belum pernah terkejut dan
tertangkap basah seperti ini, seumur hidupnya!"
ebook gratis

"Di mana kau dapat kan?"


"Disembunyikan di balik pintu besi di lantai studio ibu .
"Karena itu kau kotor ..."
"Ya . . . dulu rumah utama mempergunakan bungalow itu sebagai rumah es dan
menyimpan opium, la pedagang opium. Pintu besi di lantai itu untuk melindungi
segala apa di dalamnya, jangan sampai terbakar. Tapi rupanya tas ini dikunci
dan hanya ayah tiriku yang punya kuncinya ..."
DiPalma mengambii bungkusan itu.
"Jangan sekarang tak ada yang terkunci . . ."
DiPalma membuang bungkusan yang kotor itu dan mengambii pembuka surat
"Dari mana kau tahu semua ini kuperlukan? Aku tak pernah mengatakan-nya
pada Katherine ..."
Sesaat hening. Terlihat olehnya Todd menunduk, seakan-akan telah melakukan
sesuatu yang memalu-kan.
"Kau juga terganggu bukan . . ." kata DiPalma mengerti "Memiliki telepati dan
persepsi ekstrasenso-ris ini...

76
"Ibu menyebutkannya penglihatan kedua atau peralihan pikiran . . . Katanya
kemampuan ini suatu •nugerah tapi juga suatu kutukan. Di rumah makan »ku
melihat sesuatu tentang ayah Miss Golden, la kan meninggal..."
"Jantungnya payah ..."
"la tak akan meninggal seperti itu."
"Bagaimana?"
ebook gratis

"Ninja.
Mata Frank menyempit "Namanya juga disebut-kan di sini? Karena itu kau lari
dari rumah makan itu?"
"Ya ... namanya ada juga di sini. Juga ada didaf-tar yang diberikan padamu oleh
Roger Tan, temanmu itu ..."
Daftar itu! Ingin rasanya DiPalma memukul kepa lanya sendiri. la sudah
melupakan daftar itu sama sekali. Bukankah di rumah Hansard Roger telah
mem-berikan daftar nama-nama direktur bank Eastern? Dan dilihat pun olehnya
belum! Ternyata kertas itu masih ada di jacketnya.
Tertulis nama Jude Leonard Golden, ayah Jan sebagai nama ke lima dari atas.
Juga disebutkan Salva-gore Verna dan Duncan Ivy, bersama serentetan mili-ter
yang sudah pensiun. Kalau apa yang dikatakan oleh Sally Verna benar, maka
nama-nama ini semua-nya terlibat dalam spionase industri.
BAB EMPATBELAS LONG ISLAND, NEW YORK
Badai bulan Juli itu menempa New York, memba-wa udara yang hangat dengan
tetesan hujan yang lem-bab kuku. Tetapi banjir yang melanda begitu hebat
sehingga polisi Manhattan harus naik perahu dayung dan menolong para
pengendara motor yang terperang kap di Central Park.
Badai menyerang daerah Karibia mulai dari Barat, kemudian ganti arah Timur
Laut.
Radio terus mengumandangkan peringatan di daerah New Jersey, Long Island
dan bagian New England. Sekolah dan pelabuhan sementara waktu di-tutup .
Pasang naik tinggi sekali sementara sungai sungai membanjiri daratan. Rumah-
rumah terancam demikian juga lalu lintas jalan raya ataupun kereta api.
Telepon terputus, sedangkan aliran listrik juga mati.
Bukan badai atau angin hujan yang memutuskan ebook gratis

hubungan rumah Sally dengan semua rumah lain sekelilingnya. Tetapi hubungan
alarm, telepon dan listrik memang sengaja dimatikan oleh orang-orang
berpakaian hitam itu . . . semuanya enam orang.

77
Mereka ini menyelinap melalui bebukitan pasir dan pantai yang basah sampai
mereka berhasil menca pai dinding pelindung sebelah Barat.
Siapa yang akan berjaga di malam seperti ini? Tak da pula penjaga di luar
dinding
Dengan menggunakan tali dan pengait mereka berhasil naik dinding bagaikan
monyet. Dan tak lama kemudian ninja-ninja sudah melompat turun di kebun
dalam. Rumah diterangi oleh generator khusus dari garasi. Ketiga ninja bagaikan
hewan malam berjalan menuju generator. Yang tiga memisahkan diri dan
menghampiri target yang kedua. penjaga yang patroli di dalam.
Anjing
Di luar garasi dan anjing menyalak terus. Salah seorang ninja merangkak maju
sampai ia bisa melihat anjing anjing itu. Anjing penggembala Jerman dengan
telinga dekat ke kepala, bulu hitam terkena hujan, gi gi berkilat di tengah mulut
yang membuka marah.
Tidak ada penjaganya, hanya anjing saja. Tetapi loiong dan gonggong mereka
tak mungkin bisa mela-wan deru badai. Dan mereka cukup ragu-ragu,
menyerang atau tidak . . . Keraguan ini yang dimanfaat-kan untuk melemparkan
daging beracun.
Anjing-anjing itu menciumi daging segar itu dan melahapnya.
ebook gratis

Semua ninja memperhatikan dan menunggu.


Begitu anjing sudah terjatuh dengan mulut berbu-sa mereka langsung lari,
mengangkat satu dari hewan itu dan menyampaikannya pada temannya yang
kemudian melemparkannya ke kolam Demikian nasib mereka satu per satu.
Anjing yang tenggelam tak akan terlalu mencurigakan.
Di garasi ninja yang satu mengamati dari jendela. Tampak dua orang asyik
bermain kartu. la memberi t tanda pada temannya . . . ada dua orang! Memang
setiap ninja membawa samurai, tapi itu hanya akan di-gunakan apabila perlu.
Samurai akan meninggalkan * darah dan darah menarik perhatian.
Ada dua jalan menuju garasi. Satu cukup lebar untuk jalan mobil, dan yang satu
lagi menghadap rumah. Dua ninja menempatkan diri di sisi pintu, se-dangkan
yang ketiga mengatuknya.
Dari dalam terdengar jawaban jengkel.
"Ya ... ya ... tunggu sebentar ..."
Pintu terbuka dan seorang lelaki gemuk melihat ke luar "Cepat masuk sebelum
kita semua basah ku-yup . . ." Satu orang menarik bajunya, yang lain membantu
menyeretnya ke garasi. Orang itu sudah di-cekik mati.

78
Di garasi sendiri penjaga yang kedua dibunuh se-ketika. Seorang ninja
menghampiri dari belakang dan menarik kepalanya ke belakang sedemikian rupa
se-hingga lehernya patah.
Kedua penjaga itu mati disembunyikan di dalam Rolls Royce. Sekarang satu
ninja merangkak di pintu
ebook gratis

masuk, yang lain mematikan generator. Garasi gelap gulita.


Gerutu yang terdengar dari pintu rumah merupa kan pertanda bahwa rumah pun
ikut gelap.
Terdengar seseorang memanggil nama teman temannya di garasi.
Di pintu masuk ketiga orang Jepang itu menunggu dengan sabar. Yang
terdengar hanyalah lolongan anjing yang semakin hebat. Tapi kemudian
pemimpin nya mendengar apa yang sedang dinantikannya. Lem paran batu
karang di sisi garasi. Berhenti sesaat, lalu dua buah batu lagi menimpa pintu
garasi. Semua signal sudah diterima ... semuanya beres.
Empat penjaga di luar sudah dibereskan dan anjing sudah diracuni. Semua
tubuh disembunyikan. Terdengar raungan radio baterei kecil. Para ninja tak
memperdulikan radio di bangku kayu itu dan semuanya lari ke luar ke tengah
badai, bersembunyi di balik pagar dan merangkak ke sekitar rumah. Semuanya
terlindung oleh angin, hujan dan kegelapan malam.
Sally Verna menyandang lampu senter di tangan dan memandang Petey George
yang sedang naik ke atas. Pete seorang lelaki empat puluh tahun bertubuh kekar
dan berwajah tampan.
la yang diserahi keamanan rumah. Sekarang ini ia sedang memindahkan lukisan
berharga, kalau-kalau kena benjir di lantai bawah.
ebook gratis

Petey berjalan melintasi Verna, terus ke kegelapan di belakangnya. Verna


menghargai lelaki ini. Jalannya bagaikan srigala dan matanya bagaikan burung
hantu. Petey tak mempunyai lemak satu ons pun pada tubuhnya, semuanya
hanyalah otot yang kekar.
Verna belum pernah mengalami badai seperti ini sejak Huricane Agnes di tahun
1972 yang membunuh beberapa orang. Diperhatikannya dua orangnya me-maku
pintu teras agar tak terbuka tertiup angin. Orang yang ketiga membawa senapan
dan lampu sen-ter, mengawasi dari sisi.
Di karpet tampak pecahan kaca. Beberapa menit yang lalu pintu terus terbuka
oleh angin dan meng-hancurkan sebuah patung berharga buatan Nichel Angelo.

79
Verna memang jengkel. Ruang bawah tanahnya terendam air dan pationya
porak-poranda. Atap ba nyak yang bocor dan entah kapal-kapalnya semua ter-
bawa ombak ke mana. Tidak ada listrik, tidak ada telepon.
Istrinya, Chiara sedang berbaring sakit di tempat tidur, tetapi ia mencoba
bersikap tabeh dan tak me-ngeluh sama sekali.
Memang wanita Italia bermata biru itu yakin dan berprinsip optimis la diajar untuk
tidak pernah ber-putus asa sejak kecil. Karena itulah ia masih bisa hi dup
gembira dengan jantung yang semakin lama semakin lemah. Wanita ini telah
memberikan tiga anak pada Sally, juga memberikan cintanya pada siapa saja
yang membutuhkannya.
Sally tak dapat membayangkan hidup tanpa Admiral, demikianlah julukannya
pada istrinya. Memang Chiara adalah keturunan Admiral Andrea Do-ria.
"George . . ." kata Verna pada George yang sudah mendampinginya lagi "Ada
apa dengan orang-orang di garasi itu? Begitu galap ..."
"Kirim Enzo dan Rummo untuk melihat . . ."
Tangan Vernasudah memegang pistolnya.
"Dan kalau mereka tidak kembali?"
"Kalau tidak kembali aku yang ke sana sendiri
"Jangan, jangan kau sendiri . . . Suruh saja orang lain. Kau yang menjaga dari
sini."
"Kukira mereka tidak berjaga keliling . . . badai seperti ini . . . dan anjingnya juga
diam saja. Mungkin mereka bersembunyi dan tidur dengan nyaman dan hangat .
. . mudah saja mengatakan: badai yang me-matikan lampu, bedai yang tak
memungkinkan ronda
"Jadi kau kira kekuatiranku ini tak beralasan ..."
"Hei . . . siapa yang mau mencuri di malam seperti ini? Dan jangan lupa . . .
siapa yang bisa menjalan-kan perahu di tengah pasang dan ombak tinggi?"
Petey merapikan rambutnya.
"Tak usah kuatir. Ada selusin orang berjaga di rumah ini. Mereka bukan orang
sembarangan. Ada orang-orang menjaga di sisi kamarmu dan kamar istri-mu.
Begitu melihat orang mencurigakan . . . tembek di tempat. Itu instruksiku ..."
ebook gratis

Sally menepuk bahunya.


"Kalau begitu aku ke anak anak dulu. Mungkin cucuku itu ketakutan mendengar
kilat. Untung Chiara bisa beristirahat. Katanya hujan itu menenangkannya . . .
Putriku masih sempat menelepon sebelum hubungan putus. Katanya ia dan Jim
tak mungkin ke sini di tengah badai, jadi tinggal di hotel. Itu pun hampir tak
mendapat kamar. Tapi kutenangkan ... anak anak aman di sini.. ."

80
Petey tersenyum.
"Mungkin aku juga harus menikah. Yang kupacari sekarang ini baru delapan
belas tahun. Tapi nanti kalau dua puluh lima akan mendapat warisan besar. Lu-
ma..."
Di saat itu terdengar tembakan, satu kali ... dari belakang rumah. Petey langsung
menyandang pistol dan mendorong Sally ke atas.
"Cepat masuk ke kamarmu Sal! Kunci pintu dan jangan ke luar kalau bukan aku
yang mengetuk. Cepat!
Di dapur seorang penjaga bernama Gino Riviere mencari bir. Diletakkannya
pistolnya di atas lemari es. la berkeringat sampai basah kuyup. Beginilah kalau
tidak ada AC! Sedang semua jendela dan pintu tertutup!
Disenternya lemari es itu dari atas ke bawah. Tak dilihatnya ada bayangan yang
menyelinap ke bawah
ebook gratis

meja dapur. Tak lama kemudian pergelangan kakinya tercengkeram keras


sekali. Dan Gino terlempar ke udara. Tangannya masih mencoba memegang
pistol tapi dihantam keras. Inilah yang menyebabkan pistol itu meledak sendiri .. .
Gino sesaat kemudian sudah tergeletak dengan ke pala pecah.
Terdengar langkah-langkah lari menghampiri dapur. Bayangan itu melangkahi
tubuh Gino dan lari masuk ke ruang bawah tanah. la berenang di dalam
genangan air banjir. Dengan pakaian dan topeng serba hitam tak akan semudah
itu mencarinya. Tugasnya adalah menarik perhatian orang . dan tugasnya telah
berhasil.
Di dapur Petey mencari di mana-mana tapi tak ada yang ditemukan. Ada juga
yang mencari di kamar bawah, tapi juga tak melihat apa-apa. Memang ninja itu
masih begitu cekatan untuk menyembunyikan tubuh Gino di bawah meja. Siapa
yang akan mencari di bawah meja?
"Cari Gino!" hardik Petey marah "Mungkin ia mabuk entah di mana .. "
Di tengah curahan hujan dua penjaga mempergu-nakan poncho dan berlindung
di pintu depan. Bukan main . . . cuaca seperti ini dan harus bertugas di luar? Tapi
ini perintah Petey. Angin begitu kencang sehing-ga serasa dapat menerbangkan
orang sekali pun.
ebook gratis

salah seorang dari mereka menunjuk.


ada dua orang mengenakan phonco menghampiri
enzo dan rummo enak benar,mereka di garasi

81
hei rummo!ada apa dengan generator digarasi?
ayo gantian,kalian juga disini..."
Kedua orang mengenakan poncho berjalan semak
in dekat kemudian menyerang.
Ruang tengah terbakar. IMyala oranye tampak ber-main dengan manis berlatar
belakang gelap seperti ini. Asap naik ke atas ke langit-langit.
"Ayo cepat . . . ambil alat penyemprot!" seru Petey "Di mana kalian semua?
Mana Enzo dan Rummo?"
"Di belakang..."
"Bagaimana aku tak tahu mereka datang? Mengapa mereka tak melapor
mengenai generator . . ."
"Yesus! Mengapa kau bertanya padaku Petey? Mereka datang begitu api
menyala ..."
Petey memandang ke luar pintu.
"Hei . . . siapa yang melihat Enzo dan Rummo
masuk?"
"Ivan ... Richie ..." "Panggil mereka ke sini..." "Sekarang?"
"Sekarang! Jangan takut mengenai api itu ... ada
"Bagaimana kalau tak bisa dikendalikan?"
"Gampang . . . dikencingkan saja . . . Ayo ce| Dan jangan lupa lihat juga di dapur
. .. kutinggalkan Paulie dan Dee di sana . . . Lihat apa semuanya beres
ebook gratis

Petey memperhatikan api itu.


la gelisah. Entah mengapa malam ini segalanya tak beres. Generator mati,
lampu dan listrik putus, dan entah ke mana para penjaganya. Radio penghu
bung mereka juga tak jalan. Dan Gino sudah ditemu kan meninggal . ..! Tak ada
bekas, tapi jelas meninggal...
Pesuruh tadi kembali.
"Mereka tidak ada ..."
"Tidak ada?"
"Tidak di dapur ...!"
Sekarang Petey baru curiga betul-betul. Dengan menyandang pistol ia berkata
"Lupakan api itu. Kau Tony dan Abe, ikut aku ke atas ..."

82
Di kamar utama Sally Verna duduk di tempat tidur. Asap. Di sisinya istrinya tidur
dengan tenang la tak bisa tinggal diam. la harus bertanggung jawab atas
keselamatan Chiara dan cucu-cucunya.
Tak mungkin membawa mereka ke luar di tengah badai. Mungkin alarm asap ini
salah?
"Kek ..."
Cucu kesayangannya muncul, Vanessa ... lima ta-
ebook gratis

nun.
"Kakek ..." pinta anak itu lagi.
Ada yang tak beres! Anak itu kesakitan! Atau mungkin takut karena ada api?
Tapi kemudian ia menjerit.
Lupalah Sally akan nasihat Petey tadi. Dengan senter di tangan ia berlari ke luar.
Ketiga cucunya berdiri di depan kamarnya, menangis . .. Tampak wajah Vanessa
bengkak merah. la baru dipukul, keras sekali.
Verna maju ke gang dan berlutut, hendak meng-gendong Vanessa. Tapi
Vanessa tidak berlari meng-hampiri tetapi menatap sesuatu di belakangnya
dengan mata membelalak ketakutan. Sally mengikuti pandangan anak itu dan
melihat dua orang mengena-kan poncho ...
Yang seorang memegang samurai tinggi-tinggi. Samurai diturunkan tepat di
leher Sally dan samurai yang kedua membacok bahunya, memotong sampai
tangannya putus. Darah membasahi anak-anak kecil yang menjerit-jerit itu.
Kemudian samurai turun naik lagi beberapa kali.
Ketika semua sudah selesai ninja itu semuanya lari turun dan menghilang di
tengah asap.
Petey George lari ke atas dan melihat anak-anak yang berlurfturan darah. Juga
melihat Chiara berjalan terhuyung-huyung melihat bekas suaminya yang tak
berbentuk itu. Wanita itu membelalak dan terjatuh.
Petey berlari dan membungkuk di atasnya, men-coba meraba denyut nadi. Yang
lain lari mencari sam-bil membuka setiap pintu.
ebook gratis

"Ya Tuhan . . . semua mati . . . semua mati," se-ru mereka.


"Mereka memukuli kita . . ." teriak cucu yang satu histeris "Untuk memaksa
kakek ke luar . . ."
Anak-anak itu memang dibiarkan hidup oleh para ninja. Mereka hanya
mempunyai satu tugas: Sally Verna.

83
Tetapi Petey tak mendengar apa apa.
Dipangkunya Chiara Verna dan dengan lembut ditutupnya matanya dengan
ujung jarinya. Air matanya yang hangat menetes ke pipinya. Dipeluknya wanita
itu dan dibelinya, diayunkannya ke kiri dan ke kanan . . Api panas sekali tetapi
Petey belum pernah merasa sedingin dan sesendiri itu seumur hi-dupnya.
BAB LIMABELAS
HONG KONG
DiPalma dan Jan Golden berdua mendaki tangga yang sudah kumal itu dan
memasuki kuil Chai Kung Woot Fat. Saat itu matahari terik sekali dan kecuali
beberapa anggota crew Amerika dan Inggris kuil itu cukup kosong. Semua
anggota crew lainnya sedang makan siang.
Crew yang sedang berjaga duduk bersila dekat pintu masuk, melahap makanan
Tionghoa dari karton kertas dan meneguknya masuk dengan coca cola. Mereka
mengeluh . . . kuil ini memang mempunyai pan-tangan: tak boleh minum bir dan
anggur.
Orang itu memberi tanda salib di atas coca cola-nya "Tuhan mengubah air
menjadi anggur, bukan?" kata orang Inggris itu . . ." Semoga siang ini pun aku
bisa menikmati anggur."
"Di dalam kuil cukup dingin. Setidak-tidaknya di situ bisa menghindari keributan
dan panas Hong Kong di siang hari.
Memang di luar terdengar suara hiruk pikuk pem-bangunan, para penyanyi
Opera Kanton yang menarik suara sekeras mungkin, para penjual di jalanan dan
juga tukang jual obat.
"Di kota seperti ini kita bukan hidup . ." pikir DiPalma "Tapi harus bertahan hidup
..."
Jan mengantarkan DiPalma melalui kamera, ka-bel, lampu dan segala macam
peralatan yang berserak-an, dan masuk terus ke kuil Budha. Ini pertama kali
DiPalma masuk dan ia terkesan.
Ribuan dan ribuan cermin dari pemuja yang ber-terima kasih dan mereka yang
sembuh dari penyakit berjajar di situ. Dan terkena cahaya lilin, cermin-cermin itu
sungguh tak ubahnya berlian berkelap-kelip.
Dalam hati kecil DiPalma berontak. Tak seharusnya kuil dimasuki crew film
seperti ini! Tapi pikiran ini tak dibaginya bersama Jan.
Jan sendiri betah di situ wajahnya tampak anggun dan misterius . . . DiPalma
mau tak mau membayang-kannya sebagai dewi kuil, dengan tangan terentang
memberkati panen. Pakaiannya merupakan rancangan Jepang.
Di antara bebayangan lilin Jan menjadi wanita yang menarik dan menggugah
nafsu ...!

84
Jan mengenakan jacket putih Miyake dengan T shirt Rei Kawakubo hitam, dan
membawa tas merah tua. Timbullah kesan percaya akan diri sendiri yan i
mantap.
DiPalma terus memperhatikan dari sisi dan mau
ebook gratis

tak mau ia harus mengakui . . . sebagai manager dan produser gadis ini memang
istimewa la pandai mem-beri semangat crewnya mencambuk di mana perlu dan
mencari saat yang tepat serta improvisasi yang te pat.
Dan sepanjang pagi itu keputusan yang diambil nya memang bukan sedikit.
Melalui telepon jarak jauh ke Amerika ia telah menentukan pengiriman film
Kenpachi yang lama untuk retrospektip yang akan di adakan di New York,
mengurus arangement musiknya menyewa ruangannya, menutup buku baru dan
dua sandiwara . . . juga berdebat mengenai tanggal pemu taran premiere Ukiyo.
Di set ia harus menghadapi aktris Tionghoa yang menangis tak terkontrol karena
dikritik oleh Kenpachi. Dan ia berhasil menenangkan mereka dengan mengajak
penonton luar yang bisa berbahasa Tionghoa untuk ikut nonton pengambilan
adegan dari de kat.
Mereka ini tentu bertepuk tangan huh dan mem beri dukungan dalam bahasa
mereka sendiri. Maka pu-lihlah lagi suasana yang baik.
DiPalma tahu bahwa orang-orang yang bekerja untuk Jan memang mencintainya
...
Di kuil Jan mengeluarkan sebuah cermin dan me-nempatkannya di antara
ratusan cermin yang lain.
"Untuk ayahku . . ." ujarnya perlahan "Memang seharusnya yang sembuh saja
yang menempatkan cer-minnya di sini. Tapi tak ada salahnya, bukan?"
Dan aku yang harus mengungkapkan kenyataan
ebook gratis

pahit? Tentang ayahnya dan Todd?


Jan menatap cerminnya itu
"Aku hanya minta satu tahun .. . satu tahun dan pada tidak sama sekali. Aku
minta tolong orang Tionghoa menuliskan tulisan itu . ."
DiPalma berkata:
"Jan . .. sesuatu terjadi di New York kemarin ... kau harus tahu. Karena itu aku
meneleponmu pagi tadi ..."
"Dan kau tak bisa membicarakannya melalui telepon."

85
"Memang tidak ada kaitannya dengan orang ber nama Sally Verna ... Salvatore
Verna." "la teman ayahku ..."
Jan melink DiPalma dengan sudut matanya.
"Aku tahu . .. atau tepatnya, aku tahu malam tadi. la sudah tiada, Verna. Dibunuh
dengan cucu-cucunya dengan biadab. Istrinya kena serangan jan-tung . . . tak
tahan melihat sisa tubuh suaminya ..."
"Kau bergurau ..."
Tampak tangan Jan terkepal.
"Yesus!" Kau tidak bergurau bukan? Tidak! O Tuhan . . . Kasihan Sal dan Chiara
. . . siapa yang mel ukan perbuatan gila seperti itu? Apakah mereka tahu?
"Tidak . . ." kata DiPalma "Tapi aku tahu . . ."
Jan mengedipkan matanya.
Kata DiPalma lagi "Sebelum aku meninggalkan New York aku dipanggil Sally, la
mengaku diancam oleh Blood Oath League ..."
ebook gratis

"Apa?"
"Blood Oath League. Suatu himpunan rahasia se-lama perang dunia II, orang
orang Jepang. Mereka melakukan pembunuhan, penganiayaan, spionase . .
mereka berhubungan dengan orang orang yang kaya raya dari masyarakat
Jepang yang berhalauan kanan. Juga dengan Kempei Tai... gastapo Jepang."
"Ayahku pernah menceritakan tentang Kempei Tai. Orang-orang sadis yang
kejam .. ."
"Menurut Sally Blood Oath League itu sekarang didirikan lagi, dan orang yang
dulu mendalanginya kembali, mendalangi untuk kedua kalinya. Orang yang
seharusnya digantung tetapi tak dilaksanakan hukumnya ... Zenzo Nosaka ..."
Jan mengangguk.
"Lalu kau hendak mengatakan bahwa Kon terli-bat dalam semua ini, bukan?
Karena Kon dan Nosaka adalah teman baik."
"Jan dengarkan dulu ... aku ke sini bukan untuk membicarakan Kon ..."
"Ya ampun . . . kalau saja aku bisa percaya! Jangan sakit hati Frank. Tapi kau
memang mempunyai reputasi membalas siapa saja yang memang pantas di-
balas. Dan kau masih menaruh dendam pada Kon ..."
"Memang aku tahu membalas orang-orang terten-tu sesuai dengan keadilan. I nf
or man yang memper-mainkan aku, dealer yang hendak menyepak aku ... orang
yang membunuh partnerku dan membiarkan aku menyampaikan berita itu pada
istri dan keempat anaknya. Dan orang yang membunuh istri dan putri-
ebook gratis

86
ku .. ."
Jan memegang lengannya.
"Maaf Frank ... tak seharusnya aku seperti itu Pikir DiPalma:
Kenpachi . . . ia tidur dengan Kenpachi! Perutnya serasa mual.
"Aku ke sini hanya untuk memberi peringatan, mengenai ayahmu. Aku mendapat
berita ini dari Sally yang tampaknya memang jujur denganku saat itu. Se-sudah
perang teman Kenpachi yang bernama Nosaka itu telah bersumpah untuk
membunuh tiga orang. Sally, Duncan Ivy dan ..."
"Ayahku ..."
"Sally sudah meninggal, juga Duncan Ivy."
"Aku tak tahu menganai Sally, tapi Duncan dibu-nuh oleh orang gila di California
..."
"Itu hanya tebakan polisi dan media ..."
Jan melepaskan lengan DiPalma.
"Apa kau tak tahu bahwa Sal, Duncan, Nosaka dan ayahku telah mengadakan
hubungan usaha sela-ma bertahun-tahun? Aku memang tak tahu detailnya,
tetapi kalau tidak salah ada hubungannya dengan bank dan pekerjaan Nosaka di
USA. Ayahku dan Nosaka jelas bukan musuh ..."
DiPalma teringat pada record bank rahasia yang dibacanya tadi malam, juga apa
yang dipersiapkan oleh Sally Verna dan Jude Golden untuk dipakai me lawan
Nosaka.
"Bulan madu mereka sudah bubar ." kata
DiPalma lagi. Kemudian diceritakannya juga mengenai record bank rahasia dari
Sally Verna dan peram-pasnya oleh seorang Australia berambut putih.
"Australia?"
"Kau kenal dia?"
"Mungkin. Rolf IMullabor . . . ia bekerja untuk ayahku."
"Tangan kidal, rambut abu-abu, mata abu-abu dan orangnya tega membunuh
kucing dan memasuk kannya ke dalam minumannya ..."
Jan menarik napas panjang.
"Betul ... itu Rolf. Mesin yang kejam
"Apa kerjanya untuk ayahmu?"
"la menjadi pengawal, bodyguard, pesuruh ... Je-las tak ada yang senang
berteman dengan dia. Sad is sekali. Pernah ada anak kecil salah menjalankan
kere-ta saljunya masuk ke kebun kita. Anak lima belas tahun. Anjingnya
langsung dibakarnya hidup-hidup dan anak itu dipatahkan tulang punggungnya!

87
Aku benci padanya dan mulai mencari kelemahannya. Aku tahu nafsu seksnya
besar sekali.
Maka sekali kuganggu "Kau mau seks dan jalan-jalan?" la menyeringai lebar
sekali . . . "Tentu . . ." katanya. Kujawab "Kalau begitu silakan jalan-jalan mencari
di jalanan . .." Wajahnya merah padam dela-pan warna. la tak dapat berbuat
apa-apa karena aku putri bossnya. Tapi sejak saat itu ia meninggalkan su rat-
surat kotor di mana-mana . . . di lemariku, di lemari es, di kamar mandiku . ..
bahkan di atas bantal-ku!"
ebook gratis

la bergidik mengingat kembali.


"Masuk ke kamarku seenaknya saja meskipun ku-kunci tiga lapis. Dan sekali
ditinggalkannya fotoku te-lanjang!"
"Bagaimana ia bisa mendapatkan potretmu seperti itu? Kau sendiri di
apartemenmu?"
"Bagaimana aku tahu! Tentu saja kau sendiri. Apa kau kira aku berpose untuk
orang seperti itu?"
"Mungkin ia mempunyai kamera tersembunyi dengan timer . . . miniatur. Mungkin
juga ia mengikuti-mu ketika kau berpacaran ..."
"Aku hanya tahu bahwa aku hampir bangkrut hanya mengganti-ganti kunci saja .
. . Akhirnya aku ke polisi."
"Lalu?"
"Lalu? Seperti yang kau bukan polisi saja. Tentu saja tidak ada apa-apa ... tak
ada sidik jari di mana-mana. Tak ada bukti, tak ada saksi. Polisi hanya asyik
melihat potretku! Tapi rupanya ia jenuh sendiri dan tidak lagi mempermainkan
aku. Tapi setiap kali bertemu ia selalu memanggilku 'Butch Cassidy . . . putri
Hopaling yang disembunyikan ...'
DiPalma mengetuk lantai dengan tongkatnya. Mengapa ia harus mencuri file
kalau memang akan dian-tarkan? "Rolf yang aneh. Begini . . . Jan. Bagaimana
kalau kau sampaikan peringatanku ini pada ayahmu? Blood Oath League berniat
membunuhnya . . ."
"Frank . . . dengarkan dulu. Katamu Sal sudah meninggal. OK, tapi sulit bagiku
untuk percaya bahwa ia akan dibunuh oleh teman selama empat puluh
167
tahun terakhir ini! Kau mengerti?"
"Mungkin aku juga tak akan percaya. kecuali satu hal ini... Todd."
"Todd, di mana dia?"
"Di seberang sana, dengan Roger Tan. Kuberi uang untuk membeli kaset stereo
..." Jan tersenyum. "la mau kaset stereo?"

88
"Aku juga heran ... tapi jangan lupa, ia juga anak
"Apa maksudmu Frank? la juga anak? la memang anak, bukan?"
DiPalma menunggu sesaat sebelum menjawab. "Todd mempunyai keunikannya
sendiri ... mungkin juga pedang itu yang unik. Terus terang, aku masih belajar
menyesuaikan diri dengan dia. la yang menga takan siapa yang membunuh
ibunya. Polisi tidak tahu dan tidak ada bukti. Todd bermil-mil jauhnya dari ke
jadian itu. Tetapi ia tahu ... Ninja, begitu katanya. la juga berkata bahwa ninja
akan membunuh Sally Verna ..."
Jan tampak ragu-ragu.
"Jadi Todd memberitahumu sebelum Sal dibunuh
"Sebelumnya. Kuhubungi New York pagi ini, tetapi menemui kesulitan akibat
badai tadi malam . . . Ya Tuhan. Aku sendiri sulit percaya . . .! Tapi cucu-cucunya
menjadi bukti. Mereka melihat sendiri ka-keknya dibunuh dengan pedang . . .
Memang begitu caranya Blood Oath League membunuh korbannya.
ebook gratis

Dan itulah yang dikatakan Todd mengenai nasib ayahmu ..."


"Aku tak percaya ..."
"Jan . . . Waktu aku di Hong Kong, ia yang me-ngatakan padaku untuk
mengambii record bank rahasia ayah angkatnya. la yang mengatakannya
padaku! Aku tak pernah menceritakan pada siapa pun juga! Juga tidak pada
Katherine ... Dan kau juga ingat tadi malam, bukan? la menyatakan menyesal
ayahmu sakit.. . tapi kau tahu bahwa bukan aku yang mengatakannya bukan?
Aku sendiri tidak tahu ..."
"Kon memang juga pernah menyebut bahwa Todd itu lain daripada yang lain.
Katanya Todd seorang Samurai sejati . . . juga mengatakan mengenai hubungan
dia dan Todd. Aneh . . . padahal mereka baru berkenalan ..."
la menatap DiPalma. "Jadi kau ingin aku percaya bahwa Todd itu pshychis, bisa
melihat masa depan
"Sampai sekarang ia selalu benar ..."
"Mungkin kebetulan sekali? Begini... aku tak bi sa menelepon ayahku dan
mengatakan agar ia hati-hati terhadap Blood Oath League ..."
"Blood Oath League ..."
"Terserah. Jadi kuceritakan juga bahwa ada anak kecil yang mendapat impian
atau halusinasi, terserah juga . . . bahwa ia akan dibunuh oleh sahabatnya sela-
ma empat puluh tahun ini?"
"Aku sudah mencoba, pikir DiPalma. Aku sudah membukakan pintu. la harus
masuk sendiri.
169

89
kewajibanku hanya mengatakannya padamu. aku tak bisa memaksamu untuk
percaya. Terus te rang,aku juga bukan orang yang mudah percaya hal seperti
itu, Tapi aku tak bisa mengabaikan apa yg telah dibuktikannya . . .! Lagipula ia
tak mere ngek membentahu kita. Tidak, kita yang harus kebe tulan
memancingnya ke luar..."
Kata Jan "Frank . . . mengenai masalah hotel itu. Mengapa tak diberitakan sama
sekali di koran?" Ru-panya Jan menganggap topik tadi telah selesai.
"Padahal kau tahu sendiri. Tak ada rahasia di Hong Kong. Semua orang tahu ..."
"Ya, mengapa?" kata DiPalma "Memang ulah polisi. Mereka tak mau menarik
perhatian. Kematian mereka pasti dikaitkan dengan kematian Katherine dan Ian
Hansard, sehingga akhirnya menyangkut orang-orang bank juga. Dan semua
sudah tahu juga, bukan? Mengenai bank tak boleh ada berita jelek apa pun juga
..."
"Rasanya masih ada yang kau sembunyikan .. ujar Jan perlahan.
"Sembunyikan? Oh ya ... Pers mungkin juga menunggu akhir kisah itu . . Ini
yang dikatakan polisi daku." "Aku tak mengerti..."
"Akhir kisahnya, mengenai aku dan Ling Shen. Itu yang ditunggu-tunggu orang
..."
Jan menggigit bibir bawahnya dan tampak gelisah. "Kau bisa pergi dari Hong
Kong, sekarang juga
"Memang bisa, tapi aku sudah berjanji untuk menghadiri penguburan Katherine,
esok lusa ..." kata DiPalma. "Lalu aku akan ke Tokyo .., untuk mencari tahu siapa
yang mengirim banci untuk membunuh Katherine. Dan mengapa ..."
ebook gratis

Sebetulnya ia akan menyebutkan nama Kenpachi, tapi Jan melangkah dekat dan
nama sutradara itu ter-lupakan. DiPalma membayangkan bagaimana rasanya
kalau tangannya dihangatkannya pada rambut Jan yang merah hangat itu ... la
juga tak bergerak karena takut mengobarkan ke luar api di dadanya yang begitu
besar itu nyalanya, api nafsu dan rindu . . . pangkal segala kesedihan dan
kesengsaraan di dunia.
Jan menyentuh wajahnya.
Tampak setetes air mata menggenang dan menetes turun.
"Jangan mata Frank . . kalau itu sampai terjadi
la merangkulnya dan mendekapnya . . . kukunya menusuk kulit punggung.
Jantung DiPalma seakan-akan putus ... Perlahan-lahan ia menggerakkan tangan
untuk membelainya. Tapi Jan sudah melepaskan diri dan berjalan ke luar. la tak
pernah melihat ke belakang ... Memang Jan tak pernah melihat ke belakang!
DiPalma berdiri di ujung atas tangga itu dan memperhatikan putranya. Tampak
Todd memperlihatkan radionya yang baru pada Kenpachi. Mereka berdiri di

90
dasar tangga kuil, bersama dengan Jan, Roger Tan dan Wakaba, sopir
Kenpachi.
Wakaba memalingkan diri dan membelakangi selu ruh kelompok, seakan-akan
jengkel dengan apa yang dilihatnya. Sekali ia melirik ke belakang dan tatapan
nya itu begitu liar . . . bagai akan menekuk leher Todd sampah patah. Tapi
sesaat kemudian sudah kembali menghadap ke orang-orang di sekeliling
mereka. Bagi DiPalma Wakaba tak ubahnya seorang istri yang sedang jengkel
dan marah. Memang dengan Kenpachi segala itu mungkin!
Kenpachi mencoba radio itu, kemudian mengem-balikannya pada Todd yang
tampaknya gembira sekali. la mengatakan sesuatu pada anak itu yang
mengangguk setuju. Sekarang giliran DiPalma untuk cem bum! Tapi bukan saja
cemburu. la curiga, hat i-hat i dan was-was ...
Dua puluh tahun pengalaman sebagai polisi mem berikan naluri keenam yang
biasanya cukup jitu. Dan sekarang ini suara hatinya mengatakan: Kenpachi tahu
tentang pembunuhan Katherine dan Sakon Chiba! Lalu apa yang dimauinya
dengan Todd? Apakah ia hanya tertarik pada kepandaian Todd berkendo? Atau
membalas dendam padanya melalui anaknya ini?
Memang sulit menebak orang ini. DiPalma tahu bahwa ia ingin jadi samurai dan
cinta segala sesuatu yang mistik. la juga tahu bahwa Kenpachi fanatik dengan
segala yang indah serta berambisi mengembali kan kejayaan IMipon jaman dulu.
ebook gratis

Dan dari buku Kenpechi yang pertama DiPalma juga tahu bahwa ia menjunjung
tinggi Mishima yang melalui seppuku di tahun 1970 telah berhasil meng-kekalkan
keindahan tubuh dan jiwanya.
Satu hal lagi yang tak disenangi DiPalma. la men-dengar petikan-petikan kabar
bahwa orang ini pernah membunuh orang, bahkan lebih dari satu. Tak ada yang
tahu tepatnya berapa. Kenpachi memang tak bisa dianggap enteng, demikian
juga pengaruhnya terhadap Todd dan Jan.
Sementara itu Roger Tan berkeringat berbutir-butir besar dan melambaikan
tangannya pada DiPalma. Entah apa yang hendak dikatakan agen DEA ini
secara pribadi?
"Panas sekali . . . Begini, barusan aku menelepon kantor. Ada pesan dari
Geoffrey Laycock la ingin bertemu sendiri denganmu ..."
"Tidak kau katakan bahwa kita sedang mengecek segala urusan pemakaman
Katherine esok hari?"
"Ya . . . sudah kukatakan. Katanya jangan kuatir. Peking telah bekerja dengan
baik . . . tapi ia ngotot ingin bertemu denganmu. Katanya perihal kipas itu ...
Kipas perang."
"Kenapa sih?"

91
"Hilang, hilang tak berbekas. Jalan-jalan ke luar dari stasiun polisi..."
DiPalma tampak agak marah. Todd dan Jan mena-tapnya, demikian juga
Kenpachi.
Kata Roger Tan: "Kata Laycock ia berani berta-ruh kipas itu sudah dalam
perjalanan kembali ke Je-
173
pang..."
"Yuk . .. kita bicara dengan dia ..."
Todd mematikan radionya, melambaikan tangan-nya pada Kenpachi dan
mengikuti ayahnya. Kenpachi tersenyum manis sekali pada anak itu tapi tidak
mengacuhkan DiPalma.
Jan masih sempat berkata dari balik kacamatanya yang gelap itu "Hati-hati Frank
.. "
DiPalma mengangguk.
Entah mengapa ia enggan berbicara dengannya kalau ada Kenpachi. Tapi
karena Kenpachi berjalan pergi maka ia masih sempat mengirimkan senyum.
Tiba-tiba DiPalma tersentak. la tak senang dengan cara Wakaba menatap
anaknya. Mengapa ia begitu membenci Todd? DiPalma sengaja maju
menghalangi, berdiri di antara kedua orang itu. Dan nyatanya dia yang mendapat
pandangan hina dan dengki itu.
Terdengar Kenpachi memanggil dalam bahasa Jepang.
"Hail" seru Wakaba bagaikan prajurit menerima perintah atasan. la berdiri di
belakang Kenpachi dengan tangan tersilang, sikap tegap dan mata tertutup.
DiPalma kenal sifat orang seperti ini. Mudah marah, emosionil dan sanggup
membenci orang menda-rah daging.
Dan Kenpachi memperhatikan adegan itu dengan senyum sinis.
la bisa membunuhmu. Aku ingin bisa menghadiri saat itu.
DiPalma menanggapi permainan peran tak ber-
ebook gratis

suara ini. la tidak berkata apa-apa, tapi keduanya sa-ling mengerti. la tidak
senang pada Kenpachi dan Kenpachi membencinya. Dan hubungan ini tak akan
berubah, sampai kapan pun juga.
Kalau Wakaba lain, la bukan orang yang bisa di-ajak berpikir atau berperasaan.
Mereka atau mengacuhkan orang atau membencinya. Dan kalau sekali
membenci kata-kata tak ada maknanya lagi, hanya tindakan.

92
DiPalma menghampiri Todd yang menatapnya dengan mata bersinar dan terima
kasih.
"Trims Frank ..." katanya.
Tapi lebih dari itu, jauh lebih dari itu . . . Mungkin hanya Todd dan mungkin juga
Wakaba yang bisa mengerti. Mendengar anaknya mengucapkan terima kasih
padanya membuat DiPalma senang . . . belum pernah ia sesenang ini selama
entah berapa puluh tahun ini...
I
BAB ENAMBELAS MYSTIC, CONNECTICUT Jude Golden tahu bahwa ia akan
menang malam
Nijo, gadis Jepang pelayannya yang paling muda dan paling manis itu telah
menjadi seorang saingan yang cukup tangguh. Setelah berminggu minggu dila-
tih ia telah menjadi ahli dalam strategi, tak dapat di-duga geraknya dan sulit di
tangkap Go, permainan yang sudah berusia empat ribu tahun dan me gguna kan
papan kotak-kotak batu-batu hitam putih itu ... salah satu permainan peling
menarik yang pernah di-ciptakan orang.
Orang Barat tak dapat- memainkannya dengan baik. Hanya orang Timur yang
mengenai variasi-variasi yang jumlahnya melebihi jumlah atom di alam
Nijo memang tak berpengalaman, tetapi ia mem punyai bakat yang luar biasa.
Tipuan-tipuannya sulit diduga.
ebook gratis

Jantung Jude Golden yang sudah lemah itu me-maksanya tinggal dengan
nyaman di rumahnya yang berbata merah gaya Victoria itu . . . di pinggiran
Mystic Seaport. Dan setiap tingkat dari rumah ber tingkat tiga ini
menggambarkan cinta kasihnya akan kekayaan dan kenikmatan . . . cintanya
pada Inggris dan Jepang.
Lantai pertama dibuat gaya Inggris, dengan pera bot mahoni tahun 1830-an
Lantai kedua dan ketiga tertutup untuk pengunjung dan merupakan gaya Jepang
yang menjadi tempat tinggal pribadi Jude Golden.
Satu lantai terisi ruang-ruang beralaskan tikar je-rami, terbatasi dengan pintu
dorong, layar gulung dan shoji, rangka kayu yang ditutupi kertas merang.
Golden makan dan tidur di sana, dilayani hanya oleh nona-nona Jepang saja.
Sedangkan lantai teratas adalah goa Ali Baba ter-buat dari ruang-ruang
beralaskan tikar jerami terisi sa rana upacara, kotak permata, pedang samurai,
porse-len, berbagai baju Kabuki dan permainan Noh . . .
Mungkin bisa disebutkan: Inggris adalah istrinya, tapi Jepang adalah selirnya.
la dilahirkan dan dibesarkan sekitar enam puluh mil sebelah barat New Haven,
tetapi selalu tertarik pada mistik melihat ke luar masuknya kapal kapal dari
Timur.

93
Di New Haven ia menjadi direktur dan pemegang saham utama dari bank Inggris
paling sukses, juga me-miliki rumah besar gaya Italia dengan kebun luas di-
ebook gratis

rancang khusus oleh para arsitek taman yang paling terkemuka. Letaknya di
Hillhouse Avenue . . . jalan yang oleh Charles Dickens disebutkan sebagai jalan
paling indah di Amerika.
Belum lagi condominium dengan tamannya yang hijau lebat.
Tapi jantung hatinya adalah Mystic. Dari rumah-nya di sana ia dapat menghirup
udara asin dari Long Island. Di situ pula ia dapat sendiri dalam suasana Je-
pangnya.
la senang pula berjalan-jalan seorang diri di antara jalan-jalan berkerikil, rumah-
rumah pelabuhan yang sederhanaan, studio pembuat layar yang artistik dan
kehidupan aquarium marinenya. Tetapi yang paling menarik adalah kapal-kapal
bertiang tinggi di pelabuhan Mystic.
Jude Golden adalah pemilik kapal kuno yang paling cantik di pelabuhan itu. la
telah mengeluarkan ti-ga perempat juta dollar hanya untuk memperbaiki Jan
Amy yang dahulu merupakan kapal Tiongkok. Kapal ini diberinya nama sesuai
dengan nama putri sa-tu-satunya.
Dahulu kapal ini digunakan untuk membawa opium dan teh, dan sebelumnya
juga pernah membawa budak-budak, mengarungi pantai Atlantik di seki-tar Cape
Horn sampai ke pertambangan emas California.
Sekarang tampak kapal itu berlabuh dengan me-gahnya, panjang, langsing dan
anggun. Inilah miliknya yang paling dibanggakannya.
ebook gratis

Di tingkat kedua itulah Jude Golden memperhatikan Nijo menggerakkan lagi


batunya. Kalau ia me nang berarti Nijo telah berhasil memperoleh tiga buah batu.
Malam ini ia betul betul hebat.
Tetapi Golden sudah berkeras untuk mengakhiri permainan ini sebagai
pemenang. Untuk pertama kali-nya pula ia menyadari bahwa gadis tujuh belas
tahun ini mengenakan cat kuku yang berbeda-beda warna-nya, untuk setiap jari.
Mungkin merupakan suatu pujaan tersendiri bagi Nijo, seorang wanita anggun
Kyoto yang dahulu me-nyalin tulisan Budha sebagai persembahan pada Shinto.
Memang cat kuku merupakan gambaran dari tulisan Budha, suatu simbol yang
memang jauh tapi khas. Bagi Jude Golden Jepang memang merupakan suatu
campuran antara mistik dan tehnologi yang khas sekali, gabungan antara ilusi
dan realitas ... Segala sesuatu bukan hanya seperti yang nampak oleh mata,
tetapi memiliki makna yang jauh lebih dalam.

94
Jude Golden memang sudah terperangkap dan ter-ikat oleh kehidupan Jepang
yang sederhana tapi kom-pleks, tersembunyi tapi terbuka.
Tapi tak mungkin baginya tinggal di sana. la ter-ikat oleh keluarga Amerika dan
karirnya Tetapi ia tak mau kehilangan segala ciri khas Jepang yang begitu
misterius dan erotismenya yang anggun. la akan mengumpulkan uang di
Amerika tapi mencari kepuas-an di Jepang.
Selama mudanya Jude mencari uang dengan se-
mangat yang berkobar-kobar. Tapi mendekat ajalnya sekarang ini ia mulai sadar
bahwa ia mengejar uang se-sungguhnya karena rasa takut Takut gagal, takut
akan ayahnya ...
Dan ia terlambat menyadari apa yang telah dila-kukannya untuk mendapatkan
harta itu . . . Nosaka. Karena ia kaya berkat Nosaka maka sekarang ia tak dapat
melepaskan diri dari orang itu. Nosaka menja-dikan masa lampaunya masa kini .
. . mengingatkan-nya pada rasa sakit dan bayangan yang gelap.
Jude sekarang sekitar enam puluh tahun, bertu-buh tinggi, keturunan Yahudi
Rusia, rambut abu-abu dan dengan sikap yang sopan . -.
la adalah pemimpin tiga bank di Timur, didirikan oleh ayahnya. Sebelum ia
mengalami serangan jan-tung ia biasa bepergian ribuan mil setiap tahunnya,
selalu memperbesar anggota banknya dengan para poli-tikus dan usahawan
yang dikenalnya secara pribadi, di seluruh dunia ...
Di bawah pengawasan dan pimpinannya bank-bank di luar negeri terus maju.
Stoknya meningkat dua kali lipat. Dan credit card serta traveler-check yang
dikembangkannya ternyata betul betul diterima dan berkembang biak.
Ayahnya mendirikan bank itu bersama imigran-imigran Yahudi lainnya di tahun
1920, tahun kelahir-an Jude Golden.
Ayahnya sering memberi nasihat pada Jude Golden kecil "Dulu aku yakin bahwa
hanya uang yang berarti di dunia ini. Waktu itu aku memang be-
ebook gratis

nar ... dan sekarang pun aku masih benar.


Kita orang Yahudi menciptakan jaman keemasan kita dengan uang. Sungguh ...
mungkin uang itu aga ma kita, tapi kita terlalu tolol untuk menyadarinya."
Ayahnya tak pernah melupakan suatu hinaan. Jude Golden tumbuh menjadi
dewasa sambil melihat bagaimana ayahnya membalas dendam pada WASP dan
perbankannya.
Bank mereka adalah bank yang pertama kali memberi pinjaman pada
perusahaan-perusahaan mul-tinasional. Sayang Jude Golden tidak seperti
ayahnya. la tidak begitu keras dan prinsipiil, sebaliknya kese-hatannya sering
rapuh, sedangkan pribadinya kurang mantap, suka menutup perasaannya, tetapi
cerdik dan penuh akal.

95
Satu keahliannya yang paling utama: la pandai mengumpulkan informasi dan
memanfaatkannya. la memiliki gelar sarjana hukum dan dengan pengaruh
ayahnya ia masuk ke perang dunia II dan diperbantu-kan pada bidang hukum.
Mula-mula ia ditempatkan di Hawaii, tapi ketika perang usai ia dikirim ke Jepang
untuk mengadili para tawanan perang.
Bagi Jude Golden masa itu adalah masa terbaha-gia dalam hidupnya. la
mendapat hak dan wewenang penuh untuk menghukum para pemimpin perang
Jepang ini, para jenderal dan admiral yang dulu mente-ror dunia.
Belum pernah ia bekerja sekeras masa itu. Zenzo Nosaka merupakan salah
seorang tawanan paling be-sar yang ditangani oleh Golden, orang yang hampir
se-
1ebook gratis

taraf dengan Himmler dan Martin Bormann.


Di hari Nosaka dinyatakan mendapat hukuman mati ia dan anggota regunya
berpesta dengan sake sampai tidak sadarkan diri di rumah-rumah geisha.
Tapi Nosaka tidak digantung.
Amerika Serikat membutuhkannya untuk perang baru, perang dingin.
"Sekarang dunia berbalik ..." demikian kata Sal-vatore Verna "Kita bersatu
dengan Uncle Joe untuk membunuh Jepang. Sekarang sebaliknya, kita bersatu
dengan Jepang untuk melawan Uncle Joe. Apa aku ini gila?"
"Salvatore, sobat . . . begitulah hidup ini. Menji-lati kaca yang sudah pecah . . ."
kata Duncan Ivy.
"Hei Dunk! Mungkin kau sudah terlalu lama di sini sehingga kacau pikiranmu.
"Aku hanya ingin mengatakan bahwa dalam hidup ini segalanya bisa berjalan
baik, bisa juga salah. Naik turun, pasang surut, terang dan hujan ... selalu
berubah."
"Aku tetap tidak puas. Nosaka tidak jadi digantung, tapi entah mendapat
keringanan apa ... Mungkin dua puluh tahun di penjara. Padahal begitu hebat ia
membunuh orang ..."
"Nosaka akan dibebaskan!" kata Jude Golden.
"Gila!" seru Verna "Tak mungkin!"
"Bebas . . . sepenuhnya bebas. Perhatikan kata-kataku ini. Nosaka bagaikan
unta yang hidungnya sudah di tenda. Sedikit demi sedikit ia masuk sampai
akhirnya kita yang harus ke luar kedinginan, sedang ia
ebook gratis

enak-enak di dalam tenda. Percayalah . . . dan lihat saja sendiri nantinya ..."

96
Ayah Jude Golden sering menjelaskan pada anaknya bagaimana mereka bisa
menguasai perbankan. Orang Yahudi tak mempunyai tentara, tetapi mereka
mempunyai otak. Maka didirikanlah sistim mata-mata yang paling efisien. Semua
sudah tahu. Bank yang acuh akan mati. Bank yang tak memiliki jaringan mata-
mata sudah pasti hancur.
Mengetahui suatu informasi pada saatnya yang te-pat jauh lebih ampuh daripada
bala tentara.
Jude Golden tahu bahwa apa yang diketahui Nosaka memang bermanfaat
sekali. Karena itu ia juga ya-kin bahwa orang ini tak akan digantung.
Orang-orang Amerika ingin ia hidup agar mereka mengetahui rahasia tentang
Rusia. Golden tahu. Nosaka akhirnya akan ke luar dari penjara dengan keli-
haian mulutnya. Begitu bebas maka dalam ruang ling-kup tradisi Jepang dan
dengan bantuan semua orang lain yang setia ia akan balas dendam dan
membunuh mereka yang telah mencoba membunuhnya sekarang ini.
Mulailah dengan bantuan kecil-kecil yang semakin lama semakin besar. Unta itu
memang penuh dengan hadiah. Tetapi Jude Golden juga tahu bahwa unta itu
masih ingin berjalan sekehendak hati sendiri. Hubungan usaha Golden, Verna,
Evy dan Nosaka begitu mak-mur sehingga orang-orang Amerika itu tidak sadar
bahwa suatu hari kelak akan datang bon penagihan yang cukup tinggi.
ebook gratis

Ayah Jude Goldenlah yang sudah dapat melihat-nya sejak dini.


"la adalah komplotan Nazi . . ." demikian katanya.
Bagi ayah Jude Golden memang tidak ada yang lebih buruk daripada sebutan
Nazi.
"Seharusnya tetap ada sesuatu yang tak akan di-lakukan oleh manusia biar
mendapat uang seberapa banyak pun ..."
"Nosaka tidak melanggar hukum, dipandang dari negaranya sendiri..."
"Apa itu berarti kau melanggar hukum?" tanya lelaki tua itu sambil memegang
dadanya "Kau melanggar hukum di sini ... di dadamu. Kau tahu siapa-siapa yang
ikut mata-mata industri ini . . . dan kau mempergunakan mereka untuk
memperkaya si Jepang itu dan kau sendiri!"
"Aku melakukannya untuk bank . . . bankmu, yah."
"Jangan kau tipu aku nak . . . kau melakukannya untuk kepuasanmu sendiri.
Mungkin juga untuk gadis-gadis Jepangmu itu. Kau merasa ada hubungan
dengan bank. Ku kira kau sayang pada seekor babi, padahal sesungguhnya
uanglah yang kau cari . . ."
"Kalau aku tak sayang pada bank itu, mana mungkin bank itu terus maju seperti
sekarang?"

97
"Karena kau senang menyusun rencana, meran-cang, menggerakkan, lalu duduk
dan melihat apa yang terjadi. Kau memang ahli berorganisasi . . . Sungguh
mungkin tak seharusnya aku berkata seper-
ebook gratis

ti ini pada anakku sendiri. Tapi orang Jepang itu lebih buruk daripada anjing dan
ia tak akan berubah, percayalah. la masih juga penjahat yang dulu . . ."
Mungkin Jude Golden ingin berdebat dengan ayahnya. Menegaskan bahwa
jaman telah berubah. Tapi ia tak berkata apa-apa. Ayahnya tahu bahwa 1 Jude
Golden memang lemah dan selama berusaha dengan Nosaka ia masih juga
lemah.
Sesudah kematian ibu Jan, Nosakalah yang mengi rim gadis-gadis Jepang untuk
menghiburnya. Kemudian diganti lagi dengan gadis yang lain sesuai dengan
anjuran teman-teman pengusaha Jepangnya.
Akhirnya Golden juga berkenan untuk memilih sendiri. Selama di Amerika
mereka diperlakukan dengan baik. Semuanya sekitar 24 tahun, cantik, pandai
menyanyi, menari dan memainkan musik Jepang.
Hidup menjadi enak. Golden mempunyai uang, mempunyai suasana Jepang di
rumahnya dan sumpah Nosaka untuk membunuhnya tak mempunyai makna lagi.
Sampai suatu ketika ia terkena serangan jantung. la tahu bahwa serangannya ini
cukup serius. Dua kali serangan jantung dalam jangka waktu sebulan! Para
spesialis sudah tidak berpengharapan lagi. la sudah menjelang wafatnya dan
semua uang tak bisa meno-longnya.
Maka mulailah ia menyadari makna hidup ini. la telah membiarkan manipulasi
Nosaka menjadi kutuk-annya sendiri. Sekarang segalanya sudah terlambat.
Yang dicintainya adalah Jan, tapi Jan sudah tak mem-
ebook gratis

butuhkannya lagi.
Putrinya sudah berdiri sendiri, seorang produser film televisi yang berkeras ingin
membuat filmnya sendiri. la membantu mengirimkan check ke Israel,
mempekerjakan orang-orang miskin di banknya dan membantu karyawannya
membeli saham.
Apa lagi sekarang? la teringat pada ayahnya. Akhirnya ia mengambii keputusan
untuk menghan-curkan Nosaka sebelum ia meninggal.
Begitu ia membentuk ide itu bantuan pun menga-lir dari mana-mana. Laporan
pribadi dari Jepang me-nyebutkan mengenai pembunuhan dua pengusaha
Jepang. Mungkin hasil karya Blood Oath League.
Belum lagi yang dibunuh di Roma. Sao Paulo dan Buones Aires, la memiliki bukti
bahwa organisasi itu memang sudah mulai bergerak lagi

98
Jelas Nosaka juga yang menjadi dalangnya. Tapi Nosaka tak mungkin
dilawannya tanpa bukti yang kuat. Karena itu Jude berusaha mendapatkan bukti
itu.
Golden sebagai otak organisator mulai menyusun rencana. Nosaka pun sudah
tua dan juga menghadapi kematian. Maka masing masing pasti ingin memberes-
kan jalan menuju akhirat. Orang Jepang itu keturunan samurai, seorang
ultranasionalis dan pertumpahan darah demi kemuliaan Jepang bukanlah
sesuatu yang baru baginya.
la tahu bahwa itu jugalah tujuan Blood Oath League, la juga yakin bahwa Nosaka
sekarang akan menagih janjinya . . . membunuh mereka yang waktu
ebook gratis

itu berniat membunuhnya.


Golden harus bertindak, sekarang juga. Tapi bagaimana? Bagaimana ia dapat
menghancurkan orang yang merupakan ahli mata mata Jepang nomor satu
sejak jaman Hideyoshi?
Inilah salah satu tujuan hidup yang hendak dita-namkan ayahnya waktu itu.
Ternyata jawaban datang dari seorang direktur bank Inggris di Hong Kong, salah
satu cabang bank Nosaka. Golden telah membantunya mendirikar bank itu, dan
juga pernah duduk sebagai direksi bersama Verna dan Ivy. Mereka berhasil
menarik banyak orang Amerika penting lainnya, orang-orang yang memiliki
informasi.
Pada pertemuan terakhir dengan Hansard sudah mulai terlihat ketidakpuasan
pada orang Inggris itu. Dan ketidakpuasan itu tertuju pada Nosaka.
"Nosaka perlahan-lahan mulai menggeserku . . ." demikian keluh Hansard
"Sekarang beberapa dari tu-gasku sudah mulai dialihkan ke bank Jepang . . ."
"Kau gaijin'kata Golden singkat.
"Aku mengerti. Aku juga tidak senang. Aku yang mensukseskan bank ini . . .
bukan Nosaka! Otakku, keringatku, kerja kerasku . . ." keluh Hansard lagi.
Kata Jude Golden: "Sudahlah jangan dramatis seperti itu. Bagaimana kalau kau
perlihatkan dulu account di Panama, Zurich dan Amsterdam ... itu baru berita."
"Aku tak mengerti..."
"Tentu saja kau tak mengerti. Kita adalah korban
ebook gratis

seumur hidup kita! Tapi kita tak perlu melebih-lebihkan, bukan? Aku betul tidak ...
no account itu tidak ada yang tahu, bahkan Nosaka sendiri juga tidak. Kalau dia
tahu . . . kau juga yang payah . . ."
Hansard menggigit kuku ibu jarinya.

99
"Menarik sekali..." ujarnya perlahan.
"Kau cerdik Hansard. Di Hong Kong kau memang tak berbuat apa-apa. Tapi
pancurian dilakukan di tempat lain."
"Hidungmu panjang sekali . . ." kata Hansard. "Tapi sebetulnya kau ini mau
apa?"
"Tidak ... aku tak akan berbuat apa-apa. Kejutan bukan?"
ebook gratis

Hansard menunggu.
"Bukan aku yang akan berbuat apa-apa, tapi kau. Aku tahu segalanya Hansard.
Juga mengenai hubung anmu dengan masalah Marijuana di Bekaa Valley, Li-
banon. Aku tahu caramu menghapus data di computer, caramu mengatur surat
palsu. Sekarang sebagai balas jasa tutup mulutmu, aku minta kau mencari
segala apa yang kau ketahui tentang Eastern Pacific, mengenai kegiatan spy
industri dari Nosaka, penyuap-annya, pemerasannya, segalanya ..."
"Hanya itu? Kau gila! Sama dengan aku teken mati. Bagaimana kalau aku
menolak?"
"Percuma aku memerasmu, aku tak mau. Aku hanya ingin jasamu, masuk akal
menu rut pendapatku.
Sebelum aku meninggal aku ingin menghancurkan Nosaka . . . Mengapa?
Karena ia hendak membunuh-ku ..."
Hansard tersenyum.
"Begitu? Kasihan ..."
"Kau tak heran ..."
"Tentu saja tak heran. Kau tidak menjadi sobatku sejak percakapan beberapa
menit ini..."
"Sikapmu lain kalau kau dengar tawaranku Kalau kau sudah berhasil
mengirimkan informasi hubungi aku . . . tapi jangan lewat telepon atau surat.
Nanti kuganti usahamu itu dengan tiga juta dollar. Cash."
Hansard mengedipkan mata.
"Mau atau tidak, percaya atau tidak, terserah ... bagaimana pun kau tetap
berhadapan dengan Nosaka
Hansard berpikir sesaat. Memang Golden sanggup mengeluarkan uang
sebanyak itu . . . Mungkin ini na-sib baikku?
Selagi ia dan Nijo asyik bermain terdengar bunyi telepon. Telepon itu rahasia,
hanya bisa dihubungkan melalui kunci kode.
Golden menarik laci berisi telepon dan memutar dulu kodenya, disaksikan oleh
Nijo.

100
"Yah? Ini Jan ... Hallo?"
"Hei, hallo! Mengapa kau telepon malam-malam begini?"
ebook gratis
189
"Kau tidak apa-apa yah?" terdengarnya Jan cukup kuatir.
"Sehat walafiat. Tapi di sini badai besar . . . Ada apa?"
"Aku mencoba menghubungi rumah sakit ... tapi katanya kau sudah ke luar
sendiri..."
"Ah tidak apa-apa. Salah duga. Aku hanya sesak sekian menit saja . . . isap saja
oksigen, bukan?"
"Yah ... Rolf di mana sekarang?"
"Kenapa? Jatuh cinta padanya?"
"Aku tak perduli apakah ia hidup atau mati. Yang penting, apakah ia di Hong
Kong atau tidak . . ."
Golden menatap Nijo dengan ragu-ragu. Apakah tidak lebih baik gadis ini di
suruh ke luar? Tapi Nijo tampak dengan tenang memijat-mijat buah dadanya
yang dibukanya telanjang ...
"Yah ... kau di situ?"
"Betul... ia di Hong Kong ..."
"Ya Tuhan ... jadi ia benar ..."
"Apa maksudmu, Jan? Siapa yang benar . . ."
"DiPalma . . . mengenai Blood Oath League dan Nosaka . . . mengenai kau dan
file-file itu ... mengenai Hansard . .. mengenai segalanya .. "
Jan terengah-engah.
"Jan .."
"Yah Nosaka akan membunuhmu, hati-hati . . ."
Golden menu tup matanya. la tak mau melihat Nijo yang sekarang berlutut di
depannya dan menjilati telapak kakinya, menggosok-gosok penisnya!
"Begini Jan . . Sal hanya ingin menggunakan file
ebook gratis

itu untuk memeras Nosaka . . . untuk menakutinya sehingga jangan mengganggu


kita. Sebaliknya dengan aku. Aku ingin membunuhnya ..."
"Jadi kau menipu Sal? Seakan-akan kau dan dia itu partner padahal kau
mempunyai rencana sendiri ...?"

101
"Jan! Kalau memang betul Nosaka akan membu-nuhku ... maka tak ada sesuatu
pun yang dapat men-cegahnya. Aku tahu orang itu. Cara Sal tak ada guna-nya,
percayalah. Dengan Nosaka, ya atau tidak ..."
"Bagaimana dengan Kenpachi? la terlibat?"
"Di sinilah Golden mendapatkan kesulitan. Kalau ia mengatakan ya, berarti ia
harus membeberkan semua usahanya yang jelek di depan putrinya sendiri! Dan
mungkin membahayakan Jan yang sedang beker-ja sama dengan orang itu juga!
Maka ia mencari jalan yang aman.
"Tidak ..."
Sementara itu Nijo semakin erotis, mengecupi se-luruh paha dan kemaluannya
...
Dengan susah payah Golden memaksa diri berbicara dengan anaknya.
"Jan ... Ian Hansard yang mengambilkan file itu. Tetapi ia meninggal sebelum
DiPalma datang. Bagaimana bisa sampai di tangannya
"Anaknya . . . anaknya yang meramalkan kematian Sal, dan juga meramalkan
kesulitan antara kau dan Blood Oath League. Rupanya anak itu mempunyai
kemampuan melihat masa yang akan datang . . ."
Nijo membuka kimononya. la mulai bermasturba-
ebook gratis

si sambil menggosok-gosok penis Golden.


"Aku tak ta'hu DiPalma sudah kawin ..."
"Memang tidak. Tapi itu tetap anaknya, dengan perempuan Tionghoa ..."
"O ya ... Katherine Hansard yang juga meninggal baru-baru ini."
"Dibunuh oleh perempuan Jepang, ninja ... rupa-nya Todd banyak membantu
Frank dengan ramalan-ramalannya. Yah ... kau jaga dirimu sendiri baik-baik
Ok?"
"Jangan takut... ada televisi, penjaga, alarm ..."
Nijo bergerak semakin cepat dan penis Golden keras sekali di tangannya.
"Jan ... aku harus suntik dulu nih. Jangan kuatir, OK? Akan kujaga diriku sendiri
baik-baik. Yang pen-ting, aku hendak melihat filmmu sebelum aku me* ninggal..."
"Tentu yah, tentu ..."
"Satu hal lagi nak . . . kalau DiPalma datang dengan ramalan lagi, telepon aku!"
Begitu telepon terputus keduanya bergulingan di lantai dan mencapai puncak
bersama-sama.
ebook gratis

102
Nijo terbangun dan membelakangi Golden yang mendengkur perlahan.
Disekanya mulutnya dengan wajah jijik. la sungguh tak kuat menahan bau obet,
bau orang tua, kulitnya yang putih ... orang ini gaijin orang asing! la tak mungkin
mengerti orang Jepang,
192
meskipun ia pura-pura tahu begitu banyak ...
Nijo menangis . . . kapan ia akan kembali ke Jepang? la tak lagi hidup di saat ini..
. terbayang masa yang akan datang bersama Nosaka-san. Janji Nosaka-san jika
nanti gaijin yang terbenci ini sudah binasa.
la bergoyang-goyang ke kiri dan ke kanan, menco-ba untuk tidak mengingat
kampung halamannya. Mencoba menahan rindunya.
Frank DiPalma merasa ingin tertawa melihat ke-dua opsir polisi itu duduk
masing-masing di sudut ruangan, sibuk main fan-tan. Mereka pura-pura tak
memperhatikannya. Seragamnya hijau dengan tanda merah di bahu. Itu
merupakan pertanda bahwa mereka bisa berbahasa Inggris.
Kedua-duanya bukan aktor yang baik. DiPalma langsung menebak peran
mereka begitu ia masuk. Bahkan hampir semua tamu berulang kali alih me-
mandang, dari DiPalma ke polisi itu. Memang di Hong Kong tak ada yang dapat
dirahasiakan.
Permainan fan-tan menggunakan sejumlah kan-cing yang ditempatkan di bawah
cangkir yang dibalik-kan, lalu dipindahkan dalam empat kelompok. Maka para
pemain bertaruh, berapa kancing yang tersisa di kelompok terakhir yang akan
dipindahkan.
Jelas mereka tak tertarik pada permainan itu. Maka apa tujuannya? DiPalma.
ebook gratis

Polisi yang muda mengangkat cangkirnya, menge-luarkan kancing kancing baju


itu lalu mengintip DiPalma dengan sebelah mata seakan-akan hendak bertanya:
Lihat nih ... aku cukup cerdik, bukan?
Yang satu lagilah yang akhirnya bosan berpura-pura. la minum tehnya dengan
sekali teguk dan seca ra terbuka menatap DiPalma.
DiPalma tersenyum lebar dan mengangkat ta ngannya untuk memberi hormat.
Tapi polisi itu ha nya memandangnya saja seolah olah tak melihat siapa pun
juga. Lumayan . . . seorang profesional.
Tapi tidak setenang itulah Geoffrey Laycock. Se-jak DiPalma, Todd dan Roger
Tan masuk ke kedai minum kecil di Pottinger Street, wartawan Inggris itu tampak
gelisah sekali...

103
la duduk seorang diri di antara tumpukan poci teh, cangkir dan pisin. Dengan
gelisah jari-jari tangan-nya bergerak-gerak tak menentu ...
Bahkan sesudah ada yang menemaninya pun ia masih gelisah. Sekarang
cangkir dan pisin yang di-mainkannya. Laycock tampak menyolok dengan baju
nya yang putih-putih di antara hijau pohon palm dalam pot, kayu kursi dan meja
yang kehitam-hitaman dan cahaya lampu lentera.
DiPalma teringat pada seorang kolonial pula ter-pencil yang tiba-tiba ingin
menjadi pribumi, meskipun tetap tak dapat menyesuaikan diri.
Orang Inggris itu sekarang sibuk membaca menu yang bertuliskan tulisan
Tionghoa dan membacanya
dengan lancar. Orang ini mengingatkan DiPalma bah-wa Inggris dulu memang
menguasai hampir seperem-pat permukaan bumi.
Pelayan datang membawakan teh segar.
"Malam ini aku jadi tuan rumah . . ." kata Laycock dan mulai menuangkan teh ke
cangkir ma-sing-masing.
Mengingat perut DiPalma yang memang agak pe-rasa itu Laycock hanya
menghidangkan teh hijau, se-dikit harum, diminum panas, tanpa gula ataupun je-
ruk. Apalagi susu. Cangkir itu bertutup dan diatur se-demikian sehingga cairan
hanya akan mengalir ke dalam mulut tanpa mengotori yang lain.
Laycock betul-betul menikmati tehnya.
"Orgasm is . . ." katanya seraya menarik napas panjang. la memandang ke
sekeliling ruangan sebelum memusatkan perhatian pada Todd dan DiPalma.
Todd sendiri hanya memperhatikan radio baru di pangkuan-nya.
Laycock berbisik: "Kontak dengen stasiun polisi mengatakan kipas yang dipakai
ninja itu hilang tadi malam! Heran . . tak ada yang tahu bagaimana mungkin ..."
"Oh . . ." kata DiPalma. Tapi ia sama sekali tidak heran Hong Kong adalah Hong
Kong dan hampir sega-la sesuatu di situ bisa dijualbelikan, termasuk juga polisi.
Kipas perang seperti yang digunakan Sakon Chiba tak sulit diselusuri sampai
pada pemiliknya. Tentu sa-ja ini harus dihalangi, bukan?
DiPalma menggaruk sebelah alis matanya. Perse-
ebook gratis

tan! Kalau mau masih bisa juge diselusuri. la tahu bagaimana bentuk kipas itu. la
tinggal ke luar saja dari Hong Kong hidup hidup, terbang ke Tokyo dan mulai
bertanya-tanya.
Tetapi ia tak mau pergi sebelum pemakaman Katherine esok lusa. Biar saja
dengan Ling Shen bede-bah itu. la berhutang budi pada Katherine dan ia ingin
membalas budi itu. Dan masih ada Todd, la juga harus memenuhi janjinya pada
Todd. Apa daya. Selama dua hari ini ia harus mengadu nasib dan berha-rap dua

104
polisi konyol yang ditugaskan melindunginya itu dapat membantu mengusir
orang-orang Ling Shen.
Meskipun terus terang kemungkinan itu sangatlah meragukan. DiPalma tahu
bahwa Shen harus bertin-dak. Kalau tidak wajahnya akan tercoreng arang. la tak
akan menarik kata-katanya kembali kalau berbaik dengan putrinya pun ia tak
bersedia. Sampai putrinya itu tiada.
Laycock tersenyum.
"Kau punya sobat . . . Tuh, Albert dan Victoria pura-pura main fan-tan. Terlalu
transparan, bukan?"
"Soalnya orang akan terharu kalau aku hancur di sudut Hong Kong tanpa
diketahui orang. Kedua orann itu sebagai tameng kecil saja ..."
"Percuma, bukan?"
"Hei . . . mengapa kalian begitu pesimis?" tany* Roger Tan "Apa karena itu kalian
begitu tegang? Kau tampak begitu gelisah Laycock ..."
"Aku? Mau tahu kenapa? Karena perrhohonanku untuk ke luar dari Hong Kong
ditolak ..'."
ebook gratis

"Memang itu sudah pantas untuk kumismu yang seperti kumis kucing . . ." ujar
Roger Tan "Kau men-cari cintamu di tempat yang salah, sih! Tapi masih ju-ga
mencoba untuk tersenyum . . . Sungguh, tak ada yang lebih bahagia daripada
ratu bermahkota emas yang hanya bisa sampai di tempat orang menjual bir
seharga satu sen ..."
la tertawa sendiri.
Tapi tatapan mata DiPalma yang jeli telah berha-sil menangkap sesuatu lain.
Dilihatnya mata Laycock menipis dan pandangannya sedingin baja. Wajah yang
tak ubahnya topeng tak berperasaan ...
DiPalma sudah pernah melihat pandangan itu! Orang-orang yang menyebut
dirinya pembunuh ber-hati besi. Orang Kuba yang membunuh ibunya, lalu
memasak dagingnya dan diberikan pada anjing . . .
Tetapi pandangan itu begitu sekilas . . . bahkan Roger pun tak melihatnya.
Sekarang Laycock sudah tampak relaks kembali, dan memegang lengan Roger
Tan.
"Maaf mengganggu dengan dongeng sekolahku pribadi. Soalnya aku tak pernah
jitu dari matahari terbit sampai terbenam .. ."
Kemudian ia berpaling pada DiPalma. "Aku sesungguhnya bukan ingin
mengeluarkan ra-hasia diriku, tapi ingin mendapat rahasia dirimu. Kalau saja aku
bisa memperoleh kisahmu yang lengkap dan utuh . . . termasuk juga kisah

105
tentang Shen! Kita semua menunggu sepatunya jatuh. Kau tahu mak-sudku?
Kita juga mempunyai kepentingan dalam ma-
ebook gratis

salah ini..."
"Maksudmu?" tanya DiPalma.
"Maksudku? Kau dijadikan taruhan umum. Ada yang bertaruh kau hanya akan
hidup satu jam ... ada yang bertaruh satu hari..."
"Kalau kau?"
"Moi?"
Tangan Laycock didekapkan di jantungnya. "Berapa banyak?"
Wartawan itu menatap langit-langit "Berapa banyak? Dipandangnya DiPalma
dengan melamun." Aku bertaruh dua ribu dollar Hong Kong dengan per-
bandingan sepuluh banding satu, bahwa kau bisa hidup sampai Sabtu ...
"Sehari sesudah pemakaman Katherine . . . Yah . . . mungkin juga. Trims atas
kepercayaanmu ..." ia meneguk teh di cangkirnya "Sekarang ceritakan sedi-kit
mengenai kipas itu ..."
"Tak banyak yang dapat diceritakan. Hilang, begitu saja ... tak ada yang tahu
apa-apa. Tapi mayat Chiba tak ada yang menuntut..."
"Kenpachi juga tidak?"
"Tidak. O ya . . . satu hal lagi. Chiba banyak ber-petualang ke mana-mana . . .
sampai ke Amerika dan Timur Tengah."
"Nanti akan kucari informasinya di Tokyo . . ." kata DiPalma.
"Satu pesanku . . . cari hubungan pengaruh Je-pang dengan Triad dari Tiongkok
..." sela Roger Tan.
"Triad?"
ebook gratis

'Ya. Karena Triad begitu besar pengaruhnya, juga di kepolisian. Entah siapa saja
di antara kita yang menjadi pemuka Triad sendiri! Jadi berhadapan dengan polisi
kadang-kadang sama dengan menghadap Triad sendiri..." Roger Tan berdiri.
"Aku akan lapor ke kantor dulu. Bisa dimaki-maki nantinya. Frank . . . sampai
nanti r . ." la juga menepuk bahu Todd dan anak itu tersenyum.
Ketika Roger Tan sudah pergi Laycock berkata: "Roger kita semakin sensitif,
bukan? Tapi mungkin ia benar. Mengenai Triad dan kipas itu ..."
DiPalma menghabiskan tehnya dan meletakkan pocinya. Laycock hendak
mengisinya kembali, tapi DiPalma menolak.

106
"Roger orangnya cukup tajam . . . pandai di bi-dang informasi dan intelegensia,
tetapi tidak diploma-tis. la sungguh-sungguh frustrasi karena tidak juga
dipromosi! Tapi ia tahu apa tugasnya . . . Aku dan Todd harus pergi juga nih. Kita
masih harus mem-bereskan segala persiapan penguburan Katherine . . . Entah
apa yang harus kulakukan kalau tidak dibantu oleh Peking."
Jawab Laycock:
"Enak bukan, mempunyai pengaruh seperti itu. Kadang kala semua itu memang
meragukan . . . un-tung tidak untungnya. OK . . . sampai bertemu lagi. Dan satu
hal . . . jangan meninggal sebelum Sabtu! Nanti aku kalah taruhan!"
la menuang lagi teh untuk dirinya sendiri .
200
"Kata orang berjudi akan merusak milik dan ke-pribadian. Dan sekarang ini aku
ingin mempertahan-kan kedua-duanya."
ebook gratis

DiPalma muntah-muntah di dalam taksi. Kemu-dian dengan gemetar ia


bersandar dan mencoba mem-buka matanya. Kelopak matanya serasa berat
satu ton. la tak bisa melihat apa-apa kecuali lututnya sendiri
Telinganya mengiang dan terdengar suara bersiul yang keras sekali. Mengapa ia
kedinginan? Apakah ia telanjang di tengah salju?
Tadi ia berkeringat basah kuyup, bukan? la mencoba mengangkat tangannya . . .
mengapa kedua ta-ngannya sudah kehilangan rasa?
Belum pernah ia sesakit ini!
Dari kejauhan didengarnya suara sopir memaki-maki karena ia mengotorkan
taksi, juga suara Todd yang gelisah. Entah apa yang dikatakan Todd pada sopir
taksi itu dalam bahasa Kanton!
Rupanya sopir yang sudah mengantarkan Todd dan ayahnya selama berjam-jam
di Hong Kong itu sudah kehilangan kesabaran. la belum juga mendapat
upahnya, bukan?
Todd dan DiPalma baru membereskan segala se-suatu untuk penguburan besok
dan sekarang sedang menuju ke hotel. Dari rumah makan mereka menghu-
bungi orang Fung Shui, orang yang khusus dipilih
ebook gratis

oleh Peking untuk berkonsultasi dengan roh-roh alam dan hewan, dan memilih
tanggal dan waktu yang paling tepat.
Sesudahnya selama 45 menit mereka menuju Stanley Village, mengunjungi
salah satu kuil tertua di Hong Kong, kuil Tin Hau.

107
Kuil yang khusus dipersembahkan untuk dewa-dewa laut itu penuh terisi patung-
patung dewa kesa-yangan Katherine. Sering ia datang ke sini berdoa, juga untuk
kesembuhan DiPalma sebelas tahun yang lalu. Dan setiap tahun ia tak lupa
berkunjung untuk mengucap syukur.
Ini adalah kuil mujizat dari Hong Kong. Selama perang dunia II bom jatuh tepat di
atas atapnya teta pi kuil tetap utuh.
Dan di sinilah bertahta dewa Wong Tai Shin yang selalu murah hati
mengabulkan permintaan semua pe-ngikutnya. la yang menyembuhkan orang
sakit dan memberi nasihat mengenai nomor pacuan kuda.
Katherine telah meminta upacara pemakaman di kuil ini sesuai dengan
pesannya pada Todd. Dan ia ingin dikuburkan di daratan Tiongkok, tak jauh dari
batas negara di luar kota Shenzhen ...
"Bagi ibu penting dikubur di sana . . . Fung Shui yang baik," demikian Todd
menjelaskan "Ini harus dituruti, sesuai dengan nasihat Fung Shui tadi ... la telah
menggunakan ch'i, napas dari Yin dan Yang untuk menentukan tempat dan
tanggalnya ..."
"Ya . . ." kata DiPalma, tak mengerti apa-apa.
la teringat waktu itu, ketika pertama kali ia harus
ebook gratis

hatikan saja tanpa barusaha menolong


Lalu ia mencoba barjalan . .. mungkin anak kecil masih lebih pandai. Langkah-
langkah yang sulit dan sakit . . . Kemudian satu penopang jatuh ke bawah dunia
kehilangan keseimbangan . . . sakitnya bukan main!
Dan ia menyerah ... putus asa. la merangkak menuju tempat tidur.
Katherine menghadang di tengah jalan.
"Merangkaklah ke jendela . . . jangan ke sini!"
DiPalma memang marah dan marahnya harus di-keluarkan, bukan? Kepada
siapa kalau bukan pada nya?
"Minggir! Persetan!" serunya kasar.
"Silakan pukul aku karena aku tak akan minggir. Kau boleh merangkak,
berguling-guling atau apa saja . . . tetapi jangan kembali ke tempat tidur ini . . ."
Ingin rasanya memukulnya waktu itu.
"Kau senang melihat orang terhina? Tidak? Aku bukan badut. Ayo, minggir! Aku
tak mau ke jendela ... kembali saja esok kalau kau mau!..."
"Aku ingin melihatmu jalan sekarang. Biar terpin cang pincang sekali pun."

108
DiPalma berhasil berdiri dan memegang peno pangnya. Ditatapnya Katherine
dengan pandangan benci, meskipun tahu bahwa gadis ini yang hari ini telah
memberikan sesuatu padanya. jauh melebihi pe-ngorbanan semua yang lain.
la berpaling dan berjalan terpincang pincang me-
203
nuju jendela . . . sepuluh langkah terpanjang bagi DiPalma. Setiap langkah
disertai rasa sakit. Ingin rasa-nya tidur dan istirahat... tetapi gadis itu mengawasi-
nya!
Dan di jendela itulah ia melihat matahari, melihat pelabuhan, melihat laut . . . ia
letih dan sedih ... la berpaling dan menangis. Mungkin di saat lain ia akan malu
menangis di hadapan perempuan. Tapi tidak saat ini. Dan Katherine menangis
bersamanya.
DiPalma tahu, kalau ia kembali ke tempat tidur, ia tak akan berjalan lagi
selamanya. Dan ia tak akan mencintai lagi selamanya.
Di dalam taksi DiPalma berhasil menarik napas melalui mulutnya. Kepalanya
seakan terpecah beribu keping dan seluruh lengannya sudah mati rasa, la haus
sekali! Dikiranya haus sejak tadi itu hanya dikarena-kan panas matahari.
la juga rajin menjaga diet, bukan? Tak pernah ku-rang sayuran dan tak pernah
berlebihan.
Mengapa ia sehaus ini? Sejak ke luar dari rumah makan ia sudah minum
setengah gelas susu, dua botol soda ... tapi hausnya tak juga hilang.
Ketika taksi berhenti di depan lampu merah DiPalma terserang kejang dan
membungkuk-bungkuk di tempat duduk kesakitan.
Yesus.
Apakah ia sudah meninggal?
ebook gratis

Terdengar Todd memanggilnya ... ah tidak. la se-dang beradu mulut dengan


sopir taksi. Atau menyu-ruhnya berjalan lebih cepat lagi?
Sopir menggelengkan kepala. Dan Todd meng-acungkan radionya tinggi tinggi . .
. Hening. Lalu ada beberapa patah kata dalam bahasa Kanton dan sopir itu
mengangguk-angguk. Telah terjalin transaksi antara Todd dan sopir itu.
Taksi meluncur lebih cepat, dan berputar kembali ke arah semula.
DiPalma menatap anaknya.
"Ru ... rumah sakit..."
"Kau akan meninggal yah . . ." kata Todd "Ling Shen meracunimu .. ."
"Rum . .. rum ..." DiPalma tak sanggup lagi me-nyebutkan kata rumah sakit.

109
"Tidak . .." kata Todd sambil menggelengkan kepala.
Mata Todd seakan-akan menembus ayahnya yang ingin berteriak dan berteriak.
Tetapi matanya terpe-jam dan ia serasa mendaki gunung di kegelapan malam . .
. malam yang gelap gulita tak berbintang dan tak berbulan.
205
Geoffrey Laycock dengan penuh semanget mem-persiapkan sendiri makanan
yang lezat, makanan Tionghoa kesukaannya.
Karena masakan Tionghoa memang sudah dikenal sebagai seni yang terindah
Geoffrey telah berusaha untuk melakukannya dengan kemahiran seorang ahli. la
spesialisasi dalam masakan Kanton.
Sesudah masak berjam-jam ia siap untuk menik-mati makanan yang pasti akan
memuaskan ratu atau-pun raja, kaisar ataupun permaisuri jaman dinasti Ching!
Laycock membeli sekantong katak hidup dan pa-sar, memotong kakinya dan
menggorengnya dengan tepung, dicampur dengan buah amandel. Kemudian
digorengnya udang yang sudah direndam dalam ang-gur dan bawang putih. Ini
adalah masakan Shanghai
Selesai masak ia mandi dan mencukur rambut ka-
ebook gratis

kinya. Kemudian dikenakan baju santai dan sandal keemasan, hadiah dari
seorang penyanyi opera Hong Kong yang paling terkenal. la sering mengisap
opium berdua dengan perempuan itu.
Disiapkannya meja kecil di depan jendela. Di sini ia dapat menikmati
makanannya sambil memandang ke luar. Sudah disiapkannya pula musik.
la bertepuk tangan sendiri. Sungguh . . . baginya masak memberi suatu
kepuasan seperti seorang pelu-kis melukis. Suatu seni yang indah sekali...
Ketika bel berbunyi Geoffrey betul-betul merasa terganggu. Siapa yang berani
bertamu di saat seperti ini? Sudah sepantasnya ia menikmati saat santai ini
setelah bekerja siang malam selama 24 jam terakhir!
Laycock mengintip dari lubang intip di pintu. la mengerutkan dahinya, tetapi
kemudian sadar bahwa cara itu tak baik untuk keserasian kulit. Maka dite-
nangkannya kembali wajahnya dan dibukanya pintu.
Roger Tan berdiri di depan pintu.
"Timingnya sungguh tidak tepat ." kata Laycock. "Katakan dengan ringkas ..."
Agen itu menatap Geoffrey dari atas sampai ke bawah. Bukan main! Kimono
merah dan sandal emas.
"Wah . . . kau pakai yang beginian?" ia bersiul panjang.

110
"Hei . . . apa sih salahnya? Kejantanan semakin nampak! Ayolah Roger, apa
maumu? Mengapa tak bisa menunggu sampai esok pagi? Atau menelepon
saja?"
"Begini ... aku hanya mampir untuk mengatakan
bahwa kau gagal. Gagal total..."
Laycock menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Sungguh . . .
kesombongan terkadang menye-balkan. Apa yang kau ketahui yang tak
kuketahui?"
"Frank DiPalma masih hidup ... kau tak berhasil membunuhnya ... mungkin Frank
itu jelmaan kucing dengan sembilan nyawa."
Laycock menarik napas panjang, mengatupkan gi ginya dan mencoba untuk
menahan diri... Tanpa di sadarinya ia mundur ke belakang. Lupa sudah segala
makanan.
Tan masuk ke apartemen dan menutup pintu dengan kakinya.
"Wah sedap sekali... ada pesta?"
Laycock berkata dengan parau "Aku sendiri .. ."
"Wah . . . memang cocok kalau kau berpesta. Frank masih segar bugar di tengah
kita. Maksudku, ia memang sakit, tapi bertahan . . . dan kalau ia masih bertahan
terus hidup, kau tahu sendiri apa artinya! Kau dan Ling Shen gagal dan harus
menanggung aki batnya ... kalian berdua ...!"
"Aku duduk dulu .. ."
"Hei! mengapa tidak? Kita berdua duduk bersa ma-sama. "Laycock duduk lesu
sementara Roger Tan duduk di atas meja. Dikeluarkannya sebuah Baretta dari
jacketnya dan di tempatkannya di atas kursi di si-si nya.
Suaranya jengkel ketika ia berkata lagi "Kau tak akan menyulitkan aku, bukan?"
Laycock menunduk "Tidak . . ." gumamnya per
ebook gratis

lahan.
Tan bersandar ke dinding di belakangnya, dengan kedua tangan di belakang
leher. "Entahlah..."
la menatap ke langit-langit dan tak melihat bagai-mana orang Inggris itu berbalik
memandangnya dengan rasa benci ... pancaran yang serupa ketika ia di-hina
oleh Roger Tan di tempat minum teh.
Tapi kemudian ia tersenyum manis.
Kemudian ia tersenyum "Jadi kau kira aku yang membunuh DiPalma?"
"Memang kau ... nona."

111
"Alasannya?"
Tan tetap menatap langit-langit "Kau memainkan poci teh dan cangkir waktu kita
datang sore ini. Kau memberi aba-aba pada seseorang . .. Entah siapa dari
orang-orang Ling Shen?"
Laycock melipat tangannya di bawah dagu.
"Moi? Aku?"
"Kau adalah anggota Triad Tionghoa. Jangan kira kita tidak tahu ..."
"Hei! Mana mungkin? Triad hanya menerima orang Tionghoa, bukan gweilos."
"Memang tak banyak orang Eropa yang berhasil. Tapi satu di antaranya kau . . .
Kenapa kau pandang terus pistolku?"
"Dilihatnya tidak enak. Ada apa sih dengan orang Amerika? Pistol dianggap
sebagai kejantanan atau ke-maluan?"
"Tak usah bingung dengan ulah kita. Yang pen-
ebook gratis

ting ulahmu sendiri. Frank tidak mati. Berarti kau akan dibunuh oleh Ling Shen .
. . begitu, kan?
"Aku duduk di sini mendengarkan retorik-mu. Hebat sekali. Apa mungkin aku ini
salah taksir . . . tentang dirimu, maksudku?" balik Laycock berta-nya.
"Aku? Sebutkan saja aku orang inteligen."
Mulailah ia menceritakan riwayat ihteligensianya, dikaitkan dengan buku Zhong-
guo Bi-mi, yang ditulis oleh seorang agen rahasia bernama Hiraya Amane ...
Kuliahnya memakan waktu seperempat jam lebih.
Setelah mendengarkan dengan sabar, Laycock bardiri "Maafkan dulu sobat, aku
hendak makan. Sa-yang kalau makanku dingin ..."
Kata Tan "Aku yang mengambilkan makanan. Kau tetap di kursi itu!"
Dikantonginya Barettanya. "Satu persatu ... mau yang mana dulu ..."
"Sup ... Tolong dipanaskan dulu panci yang ber-bunga itu." Dan jangan lupa
ambilkan serbetdan gar-pu . . . Jangan lupa juga untuk menjaga napas selama
melayani aku. Jadi katamu Frank DiPalma masih hidup?"
Tan berjalan ke dapur.
"Setengah hidup. Anaknya yang menolongnya. Anak itu tahu bahwa ayahnya tak
akan sempat ke rumah sakit lagi. Pasti terlambat. Tahu racunnya apa pun rumah
sakit belum tentu bisa. Karena itu dibawa-nya ayahnya ke tukang rempah-
rempah, yang mem-buatkan teh khusus. Teh itu dicekokkannya ke mulut Frank,
sehingga sebagian besar racun termuntahkan
ebook gratis

112
Laycock masih juga duduk di kursi tadi dan mengangguk "Cerdik . . . cerdik
sekali Todd itu ..." Roger Tan kembali membawa panci sup. Disuruhnya Laycock
mengambil mangkuk dan sendok. Roger Tan memperhatikannya dengan mata
menyempit tajam sambil mengisahkan lagi.
"Teh dua puluh empat rasa ... segala macam akar jamur dan rumput. Todd
mencampurkannya sendiri. Lalu dimasukkan paksa ke mulut Frank, baru me-
manggil mobil polisi. Kalau tidak ada anak itu Frank pasti sudah mati..."
Laycock menghembus sendoknya agar sejuk sebelum mulai makan sup sirip
ikan hiunya.
"Bagaimana aku bisa meracuni DiPalma?" tanya-nya. "Tehnya tak baracun . ..
aku sendiri meminum-nya. Mungkin juga ia diracuni sebelumnya."
"Poci kita tidak sama ... jangan lupa," kata Tan. "Kau membari aba-aba pada
orang yang menunggui-mu. Mengatakan: lampu hijau! Maka Frank masuk dan
kau sodorkan poci yang sudah kau ulasi racun
Laycock menyeka mulutnya.
"Banyak racun seperti itu . . . menimbulkan rasa haus tak tertahan . . . makin
banyak ia minum makin hebat racunnya nantinya. Apa kau tak berpikir . . untuk
apa kubunuh DiPalma? la sobatku ..."
"Persetan!" kata Tan.
Ditatapnya orang yang makan dengan tenang itu. "Kau termasuk Trian dan kau
harus setia. Dan te-
rus terang, setia pun kau tidak ... Kau hanya menu-rut apa yang diperintahkan
satu orang . .."
"Hei... siapa dia?"
Roger Tan berdiri.
"Siapa lagi? Nosaka ..."
"Kau tidak mau ikut makan?"
Roger menerima ajakan itu.
Semakin enak Laycock makan, semakin jengkel-lah ia diganggu seperti ini.
Dasar Roger Tan tak tahu diri.
"Kau sungguh ahli mempermainkan poci teh itu. Tak semua orang kulit putih
bisa. Tak satu pun kesa-lahan! Siang tadi aku menyelesaikan pekerjaan ru-
mahku dengan file dan komputer. Tahu apa yang ku-peroleh? Data . . . bahwa
kau ini tahanan Inggris selama perang. Dan kau berkhianat . . . mengkhianati
bangsamu. Kau sungguh nakal, nakal sekali . . ."
Laycock menjilati jari tangannya.

113
"Aku ingin hidup ... sederhana, bukan? Dan aku terus terang memang terpesona
dengan kolonel Nosaka. Orang itu pandai sekali membujuk ... dan aku be-tah
hidup di Timur."
"Kau hidup karena mengisapi penis Nosaka . . ."
Laycock mengangkat alisnya.
"Kau memang pandai sekali menggunakan kata-kata, sobat. Aku memang
mencintainya . . . kita ke-kasih Waktu muda aku memang tergolong cukup
tampan ... atau cantik? Terserah kau."
Roger Tan tertawa.
"Kau tidak bisa pulang ke negaramu, jadi terpak-
sa tetap di Hong Kong dan menjadi orang Nosaka di dalam Triad Ling Shen."
Laycock minum anggur dengan nikmat sekali.
"Waktu itu memang tampaknya menarik. Mengapa harus ke Inggris mencari
hukuman? Orang tuaku juga tak mau mengakui aku. Dan tahu sendirilah . ..
Barat tak mau menerima orang-orang seperti aku ini . . . ditertawakan di depan
umum. Tentu saja lebih bijaksana tinggal di sini..."
la mempermainkan pancinya.
"Ada tiga jenis Triad selama perang. Yang satu setia pada Chang Kai Shek . . .
Orang itu tergolong salah satu yang menang ..."
Laycock menyilangkan kakinya.
"Aku sudah memasak bebek di dapur . . . enak sekali. Dimasak dengan anggur.
Bagaimana kalau kau ambilkan? Masih ada anggur ekstra di lemari es . . .
Rasanya tak ada salahnya kita minum bersama . . ."
Begitu bebeknya tiba ia makan lagi dengan enak-nya. Roger ikut mencicipi.
"Mau tahu golongan Triad kedua?" kata Laycock lagi. "Mereka ini tetap setia
pada usaha tanpa ikut campur dengan perang. Tapi melakukan mata-mata . . .
menyerahkan lelaki perempuan pada polisi mili ter Jepang, membunuh yang
harus dibunuh oleh Je pang dan begitu seterusnya ..."
la menunjuk dengan garpunya pada Roger Tan.
"Sampailah kita pada Triad ketiga. Seratus persen setia pada Jepang. Mereka
mencari untung di sana sini. Tapi sesungguhnya mereka ini tangan polisi militer
ebook gratis

Jepang. Tapi satu hal yang ingin kuketahui. Dan ma-na kau tahu aku ada
hubungan dengan Nosaka?"
"Tinggal telepon saja ..."
"Ke siapa?"

114
"Jude Golden..."
"Oh.. ."
"Computer juga mempunyai data cukup banyak mengenai Nosaka, termasuk
kejahatan perang dan orang-orang yang mengadilinya. Dua sudah mati . . .
Menurut Frank Nosakalah pembunuhnya. Entah. Tapi Golden yang terakhir. la
yang menceritakan ten-tang pangadilan itu. la juga menceritakan tentang
seorang Inggris yang menjadi pengkhianat dan lepas . . . Dan Nosaka ikut
menyelamatkannya. Kalau mereka ingin bantuan Nosaka, orang itu juga harus
di-selamatkan..."
Laycock menarik kaki bebek itu.
"Betul ... aku beruntung ..."
"Memang begitu Mr Phillip Tibber ..."
"Wah, kau cukup rajin, bukan?"
"Golden cerdik. la tahu banyak. Putrinya sekarang di Hong Kong sini .. . Jude
bercerita bahwa kau dulu namanya lain lalu mengambil alias Geoffrey Laycock
dari seorang anak kecil usia dua tahun yang dikubur di sebuah kota kecil di
Inggris."
Laycock meneguk anggurnya.
"Aku tak tahu Mr Golden sebanyak itu datanya . . . Tapi aku cukup cerdik bukan?
Data seorang anak kecil sulit diikuti dan jarang dicurigai.. .
"Surat palsu dan kau bebas seperti burung di uda-
214
ra. Kata Golden kau juga menjalani operasi plastik." "Wah, wah ...-"
"Golden memang cukup banyak mengeluarkan isi hati. Ada lagi sesuatu lain.
Katanya Nosaka mempunyai koleksi senjata Jepang tua yang antik sekali . ..
Musium pun kalah. Dan kau yang akan memang-gil Frank untuk membicarakan
kipas kuno yang menghilang. Apakah semua ini tidak berkaitan secara kebetulan
sekali?"
Laycock tertawa kecil.
"Wah . . . sekali lagi wah! Kau kira kipas itu milik Nosaka? Dan aku yang
mencurinya dari kantor polisi? Betul... betul. Sekarang cukup puas?"
"Tapi bukan kau sendiri. Kau dan seorang polisi, entah siapa . . . Kau tak
mungkin masuk begitu saja ke kantor polisi. Pasti ada orang yang membawanya
padamu ..."
Laycock berdiri sedikit terhuyung dengan gelas di satu tangan, dan botol di
tangan yang lain, la tertawa cekikikan.

115
"Apa kau kira polisi tak bisa dibeli? Di Hong Kong segala bisa dibeli. Nosaka
memberitahuku, aku memberi tahu Ling Shen, Ling Shen memberi tahu polisi . . .
dan Voila. Kipas jalan-jalan ke luar . . ."
Tan menggelengkan kepalanya dengan sedih.
Orang ini sudah tak waras.
"Mengapa benci itu membunuh Katherine Hansard?"
"Katherine? Bukan hanya dia kedua-duanya
"Ya . . . keduanya ... Little Toddie harus menja-di anak yatim piatu ..."
"Mengapa?"
Laycock menggalengkan kepala.
"Kau tak akan mengerti sayang . . . tapi tak apa-lah. Kenpachi ingin anak itu
menjadi pemimpin upa-cara seppuku. Mengerti?"
Tan menggaruk dagunya.
la tidak senang dengan apa yang didengarnya sekarang ini. Ini permainan ilmu
sihir.
"Tapi satu hal lagi. Ian bukan saja meninggal karena anaknya harus menjadi
yatim. Ada alasan lain, la hendak memeras Nosaka, dengan file-file bank. Kalau
Kenpachi tidak memerlukan Todd pun, Ian akan dibunuh ... itu karma."
la minum lagi.
"Kalau DiPalma mati semua ini tak bisa kau ceri-takan padanya, bukan? Dan kau
ke sini sendiri? Apa maksudmu? Sekarang giliranku untuk bertanya . . ."
"Sederhana sekali," kata Tan "Aku ingin ke luar dari Hong Kong. Dan kau sobat,
adalah karcisku. Aku sudah menyusun pernyataan, segalanya. Tak akan ku-
beritahukan pada polisi atau agan. Aku tidak setolol itu ..."
"Sayang . . . kau terlalu barat sebelah ke Amerika nak . . . kau kurang barsikap
tradisionil dan pasrah. Sayang."
"Kau akan kukaitkan pada pembunuhan Hansard, juga pada perdagangan obat
terlarang Ling Shen. juga
216
dengan spionase industri dari Nosaka ... Sekarang ce-ritakan dulu apa yang
akan dilakukan Kenpachi dengan Todd."
Laycock menatap bajunya.
"Wah . . . kena kuah nih! Kalau saja kau bisa me-ngatakan pada DiPalma bahwa
masa lalu itu tidak bisa dikembalikan. la merasa bersalah karena kematian dua
perempuan."
"Itu gaya Frank ..."

116
"la memang baik, tapi baik ada batasnya. Kubur-kan masa lampau----itu lebih
baik."
"Setuju . . . Masa sekarang yang penting. Kalau kau memperlihatkan mukamu di
jalan maka Ling Shen akan menembakmu sampai hancur . . . jadi kau tak
mempunyai pilihan lain, bukan? Bagaimana kalau berbalik ke DEA? Di sana kau
bisa membarsihkan ba-jumu yang kotor."
"Hei . . . aku tak mau menjadi ratu cantik yang sudah mati... Lebih baik aku
setuju saja dengan akal bulusmu ..."
"OK. Kau sudah kenyang bukan?"
Roger Tan menyeringai.
"Sekarang kau berbalik dulu supaya tanganmu bisa kuborgol. Jangen bertingkah
..."
Laycock meletakkan botol anggur dan gelasnya. la menarik napas panjang dan
berpaling, membela-kangi Tan.
"Bukan main . . .- rahasiaku semuanya terbongkar ke luar. Sayang .. . sayang . ..
Tapi sudahlah mungkin nasibku memang buruk."
217
la berpaling ke belakang.
Tampak Roger Tan berjalan mendekat dengan borgol di tangan. Tangan satunya
kosong. Laycock kembali menatap ke depan dan tertawa.
Kaki kanannya disepak ke belakang, langsung me-ngenai kemaluan Roger Tan.
Agen itu menjatuhkan borgolnya dan mencoba menarik Barettanya.
Laycock membalik cepat sekali dan dengan sekali pukul jarinya menusuk mata
Tan.
Agen itu memegangi matanya kesakitan dan pu kulan Laycock menghantam
hidungnya, dagunya dan pelipisnya. Agen itu terjatuh bagaikan batu.
Laycock mengeluarkan Baretta, mengembalikan bekas makanan, piring dan
gelas ke dapur lalu duduk di kursi menunggu Roger Tan bergulung sadar dan
mengerang.
Kata Laycock "Bagaimana pendapatmu mengenai ratu tua ini? Masih pandai
berkelahi, bukan? Jangan dikira aku tidak berlatih. Untuk apa di Jepang kalau
tidak bisa membela diri? Mengapa kau tidak mela-wan?"
Tan mencoba duduk.
Laycock minum anggur lagi.
"Apa kau tidak tahu bahwa wing chun dikarang dan diciptakan oleh seorang
pendeta perempuan? Ba-yangkan! Lalu diperindah oleh perempuan lain lagi
. padahal itulah gaya perang yang paling memati-kan. Bruce Lee juga berlatih
wing chun .."

117
Tan mencoba bernapas.
"Ling Shen ... akan membunuhmu .
Laycock berdiri.
"Kau mengingatkan aku. Aku masih harus mene-lepon nih. Lebih baik kau tetap
di sana dan jangan mencoba untuk muntah di situ ... Baunya tidak bisa hilang.
Sayang computermu tidak memberi peringat-an bahwa ratu-ratu seperti aku tidak
bisa dianggap gampang . . . Memang wing chun-ku tidak kupamer-kan. Itu
rahasia pribadi!"
Laycock menelepon.
la bicara dalam bahasa Kanton, singkat dan ring-
kas
"Kau mengerti apa yang kubicarakan?"
"Kau harus membunuh DiPalma malam ini . . ."
"Ya . . . tepat sekali. Ling Shen memang ingin se-galanya cepat, demikian juga
aku. Ha . . . kau ingin menghalangi aku membunuh dia? Bagaimana?
"Penjaga ... pintu DiPalma ..."
"Semua beres ... jangan takut .."
DiPalma melihat jam tangannya.
"Lima menit lagi tak ada satu orang penjaga pun yang masih tersisa di sana ..
semua pergi . . ."
la menyeringai sendiri.
Perlahan ia menarik kotak coklat dari sisi meja dan mengeluarkan kipas perang
Nosaka. Disentaknya terbuka dan dihampirinya Roger Tan "Selamat jalan
BAB SEMBILAIMBELAS
Telanjang Kenpachi menyeberangi ruangan dan mematikan lampu. Saat itu
hampir tengah malam. Ke-cuali dua lilin yang menyala di ruang tengah semua
nya gelap gulita. Di ruang tengah itu Kenpachi me-nempatkan karpet merah luas
empat kaki persegi dan ditutupi di tiga sisi dengan layar putih bersih. Lilin di
depan layar itu tingginya empat kaki, ditutupi dengan sutera putih dan berdiri di
atas tempat bambu.
Muramasa masih di dalam sarungnya tergeietak di atas bangku kayu kecil,
sedangkan pegangannya di tutup dengan kain sutera putih. Sebelah kanannya
ada meja kecil terisi anggur beras, pisau seppuku Sa-buro yang sudah tak
bersarung dan sebuah kotak hi-tam terisi sisa abu Benkai dan juga Hotoke-san,
tulang kerongkongan Benkai setelah upacara kremasi.
Sekarang saatnya melakukan zazen, meditasi hari-ary yang mempersiapkan
Kenpachi untuk seppuku. la berlutut di atas karpet menghadap Muramasa
220

118
dan membungkuk, dahi menyentuh lantai. Lalu dengan mata tertutup dan
berlutut tegak, telapak tangan di atas paha mulailah ia bermeditasi. la seorang
diri.
Wakaba berjaga di depan ruangan, sedangkan tele pon akan ditahan dulu
sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Zazen.
Kenpachi mencoba melepaskan diri dari segala apa yang mengikatnya ke dunia
ini, di kelilingi oleh alat-alat yang dulu dipakai Saburo untuk seppuku. la teringat
instruksi Nosaka:
Lihatlah ke dalam jiwamu . . . jelajahi kematian. Hilangkan rasa takut. Carilah
jalan untuk menyentuh pikiran universil, pikiran yang merupakan pe nyatu kita
semua. Dari situ kau bisa menemukan dia yang akan menjadi kaishakumu.
Lampaui batas-batas manusiawimu Kenpachi memikirkan anak laki-laki yang
akan menjadi kaishaku-nya. Todd bukan saja gambaran da ri keindahan masa
muda, tetapi juga memperingatkan akan kejelekan masa tua. Bukankah kode
seorang ksatria didasarkan pada Bushido? Dan bukankah Bushido
mempergunakan tiga peringatan Budha me ngenai kematian dan usia tua?
Pernahkah kau melihat di dunia ini seorang wani-ta atau pria delapan puluh atau
sembilan puluh tahun? Tua, lemah, bungkuk, langkah terbata-bata, gigi patah,
rambut putih atau botak? Pernahkah terpikir olehmu bahwa kita pun akan
221
hancur seperti itu? Tak terelakkan?
Pernahkah terlihat olehmu lelaki atau wanita yang
tua dan sakitan, diangkat angkat oleh orang lain?
Pernahkah terpikir olehmu bahwa kita pun akan
sedemikian? Tak terelakkan?
Pernahkah terlihat olehmu mayat-seorang lelaki
atau wanita yang sudah dua hari, membengkak,
biru kehitaman, penuh korupsi?
Pernahkah terpikir olehmu bahwa kita pun akan
mati seperti itu? Tak terelakkan?
Tidak. Kenpachi tidak mau seperti ibunya yang mati sedikit demi sedikit karena
kanker. la akan menghindari kehancuran dan kebusukan. la akan meninggal
sesuai dengan saat pilihannya sendiri, menaik-an derajatnya ke suatu kemuliaan
dan kekekalan . .. dan suaranya akan didengar di Jepang untuk selamanya.
Kenpachi seperti juga Nosaka parcaya akan Hotoke-san. Melihat itu saja Todd
sudah kerasukan Benkai. Dan timbul rasa takut diperbudak oleh setan
Iki-ryo.

119
Malam ini Kenpachi merasakan kehadiran Iki-ryo di dalam tulang, meskipun tidak
sekuat si Todd waktu itu. Iki-ryo yang dilahirkan oleh pikiran jahat sekarang
menjadi setan yang mencari rumah di sesuatu yang sejahat dia sendiri . . .
Praktek Kenpachi ber zazen ini memungkinkannya merasakan keinginan
222
Iki-ryo untuk ke luar dari tulang dan hidup bebas bergabung dengan jiwa dan
pikiran Benkai.
Anak itu lebih sensitif dari Kenpachi dan lane sung merasakannya. Itulah
sebabnya ia ketakuta waktu Kenpachi memperlihatkan kotak tersebu Todd
menolak keinginan Iki-ryo untuk menguasai nya. Tetapi anak itu seorang bushi,
ksatria. la harus disatukan dengan rohnya, setannya . . . dan menjadi Benkai
yang tak terkalahkan, bersedia mengabdi pada tuannya.
Untuk sesaat pikiran Kenpachi berontak. la pun takut pada Iki-ryo. Apakah ia
masih dapat mengon-trol anak itu kalau ia dikuasai oleh Iki-ryo itu?
Film tinggal 5-6 minggu lagi. Kenpachi masih ku-kuh ingin ber-seppuku sesudah
film selesai. Agar pe-ngaruhnya maksimum maka pekerjaan dan hidupnya harus
berakhir bersama-sama. Begitu jugalah kematian ibunya waktu itu.
la akan mengeluarkan zankanjo, suatu testamen khusus untuk menyatakan
kejijikannya melihat Jepang modern saat ini, dan keinginannya untuk kem-
balinya Nippon Imperial. Salinannya akan dikirim-kannya ke media pres. Dengan
sendirinya filmnya akan dinyatakan sebagai film terhebat dengan akhir seperti
itu! Suatu peringatan abadi bagi Jepang.
Yang penting: ia harus menemukan kaishaku yang sejati. la tak ingin dipenggal
oleh Wakaba atau anggota Blood Oath League lainnya. Memang itulah harapan
Wakaba. Bahkan orang itu mengemis untuk diijinkan ikut ber-seppuku.
123
Tidak. Kenpachi ingin mendapatkan kaishaku se-jati, Benkai yang hidup di dalam
diri Todd. Dengan demikian ia tak perlu takut pada Iki-ryo pada ke-cemburuan
Wakaba dan segala yang lain, termasuk juga DiPalma. Seorang samurai tak
boleh menjadi pe-ngecut. Zazen.
Kenpachi memusatkan perhatian pada Hotoke-san, membuang pikiran akan
keluarga, karir, kematian dan hidup. Mulailah perasaan akan keadaan tumbuh di
dunia lelap antara ada dan tiada. Mulai timbul rasa takut . . . ia tidak sendiri di
ruangan ini! la men-dengar suara menyayat yang bukan manusia ataupun
hewan. Mula-mula perlahan, tapi kemudian semakin lama semakin kuat. Jendela
dan pintu tertutup tapi terasa tiupan angin yang dingin sekali sehingga lilin pun
padam. Tertinggallah Kenpachi sendiri dalam ke-gelapan.
Tiba-tiba suara menghilang, tetapi ruangan tetap dingin dan tercium bau busuk.
Dengan letih Kenpachi tergeletak di atas lantai dan pingsan . . . tetapi di saat
itulah ia sadar: ia berhasil mengusir Iki-ryo dari tulang itu ... dan sekarang
setannya berkeliling mencari Benkai.

120
**•
Jam menunjukkan pukul dua belas lebih lima ketika Laycock meninggalkan
rumahnya dan sampai di rumah sakit tak lama kemudian. la mengenakan baju
224
seorang letnan, lengkap dengan tongkat kecil dan pistol. Juga dilengkapi dengan
kumis palsu kacamata ge-lap dan topi ditarik sedemikian rendahnya sehingga
hampir menutupi hidungnya.
la dalam misi khusus: membunuh DiPalma. Ling Shen memang tak senang
dengan pekerjaan setengah setengah. Atau dia atau DiPalma yang akan mati.
Di gang Laycock bertemu dua perawat Tionghoa.
Keduanya tidak memperhatikannya. la juga tak lupa membawa surat kabar untuk
menutupi wajahnya di mana perlu.
Akhirnya ia sampai di lantai ke delapan.
Gangnya kosong. Tercium bau obat dan sakit yang sangat dibencinya.
Resepsionis tak terlihat. Lagi pula . . . siapa yang akan curiga? Bukankah
DiPalma terbaring sakit? Sudah sepantasnya ia mendapat pen-jagaan khusus.
Kebetulan kamar DiPalma tidak dijaga . . . sesuai dengan apa yang dikatakan
Ling Shen. Tapi itu memang sudah diatur. Ling Shen dapat memerintah siapa
pun juga.
Laycock menutup pintu dan menunggu di ruang Exit yang baru saja
dimasukinya. Menunggu saat yang tep . la sudah siap dengan kotak kecil terisi
jarum suntikan. Jarum itu mengandung racun, sama seperti racun yang
diulasnya di cangkir DiPalma waktu itu. Hanya sekarang racun kadarnya jauh
lebih banyak ... Suntikan saja di kepala . . . siapa yang tahu? Laycock memaksa
diri untuk bersabar. Tentu saja segalanya akan berjalan dengan lancar sesuai
rencana.
225
Mengapa tidak? Bukankah ia cukup sabar di flat ke marin itu? Makan dengan
tenang untuk memperdaya-kan Roger Tan?
Bukankah ia juga bersabar berdua bersama mayat Roger Tan sampai orang-
orang Ling Shen datang? Tapi tak ada salahnya minum sedikit heroin putih yang
selalu dibawanya, ke mana pun ia pergi. Tapi Laycock bukanlah orang yang
kecanduan. la hanya mem" m nya di saat penting seperti sekarang ini.
Tak lama kemudian terdengar orang berteriak api! Inilah saatnya. Laycock ke
luar dari pintu exit, lang-sung menuju kamar DiPalma. Sementara orang-orang
berlarian ke arah asap mengepul.
la memang bernasib baik. Tak ada orang di dekat kamar DiPalma. Juga tidak
ada orang yang memper-hatikannya. Maka ia masuk ke dalam kamar tanpa
terlihat siapa-siapa, menutup pintu lagi dan berjalan menuju Frank DiPalma yang
terbaring pingsan.

121
Jan Golden menyalakan lampu kecil di sisi tempat tidurnya, duduk dan
mematikan rokok di tangannya. Lalu diambilnya sebatang lagi, dinyalakan dan
diisap dalam-dalam. Dipakainya kacamatanya dan dipu-ngutnya arlojinya yang
ter atuh di atas karpet.
Tengah malam lewat sedikit.
Diletakkannya kembali arloji itu di atas meja di si-si tempat tidurnya. la berdiri
dan mengenakan mantel. Malam yang panjang . . . apalagi kalau Frank
226
DiPalma dalam keadaan sekarat.
Jan tidur di kamar di sisi kamar DiPalma, dengan AC kecil yang hampir tidak
jalan lagi. Ada kama mandi pribadi, tapi toiletnya kotor.
Cerminnya pecah sedangkan keranjang sampah di bawahnya hampir tak dapat
menampung lagi segala macam isinya. Ini adalah kamar paling buruk yang
pernah ditinggalinya sejak ia tidur bersama artis Yu goslavia yang tinggal di sisi
rel kereta api, bernam; Dali.

Mungkin itukah yang dinamai cinta? Sehingga ia tahan tinggal di situ selama
berminggu-minggu. Dar cinta pulalah yang mendorongnya sekarang ini untuk
berjalan hilir mudik di lantai rumah sakit Hong Kong di sebuah kamar khusus
untuk para penunggu. .Men«w pa? Karena dengan caranya sendiri ia mencintai
Frank DiPalma.
Dunia tanpa dia sungguh mengerikan dan mena kutkan.
Todd berada di kamar di sisinya. Di mana lagi mereka harus tidur kecuali di sini?
Menunggu. Jan terba-yang kembali wajah Frank ketika ia baru diperiksa oleh
dokter. Wajahnya kebiruan karena kurang la-»-carnya sirkulasi darah.
Cyanosis . . . demikian kata dokter. Kekurangan oksigen dalam aliran darah.
Narcosis merupakan efek lain dari racun. Maka Frank terbius sedemikian rupa
227
sehingga tak ada yang tahu apakah ia masih dapat sa-dar kembali.
Kalau tidak ada Todd ...
"Bedebah Ling Shen itu!" gumamnya dalam hati.
la berjalan ke jendela dan menatap ke luar. Dili-hatnya dua orang internis
bersepeda meninggalkan tempat parkir. Sopirnya sendiri telah disuruhnya pu-
lang, dengan instruksi untuk meneleponnya pukul 7.00 a.m. dan membawanya
ke tempat shooting.
Tapi kalau Frank meninggal . .. Jan menutup kedua matanya. Sekarang ini film
sudah tidak dalam be-naknya lagi. Frank meninggal ... la menyandar ke kaca
jendela yang dingin.

122
Manakah yang lebih buruk? Tidak mencintai atau mencintai, atau tidak
mengatakan bahwa mencintai. Tidak . . . Frank tak boleh meninggal sebelum ia
sem-pat berbicara lagi dengannya!
Teringat kembali olehnya segala apa yang telah di-lakukan Frank untuknya.
Menangani Ray yang mencoba memerasnya. Menangani para eksekutif yang
mencoba untuk memperkosanya. Memberi bantuan dalam bahan dokumenter
mengenai pelacuran sehingga ia berhasil meraih award. Juga memberi
kesempat-an baginya untuk terjun di business film.
Frank selalu mendukung dan membantu, mengikuti dan melindungi. la tidak
pernah bertanya, tidak pernah menuduh dan menyalahkan.
Tapi apa balasannya? Menyakiti hati Frank.
Sekarang ini ia tidur bersama Kon. Semua ini di-mulai di saat ia mencari Frank di
rumah makan dan
Kon muncul di kamar hotelnya sesudah menghilang dari stasiun polisi.
Jan memang mendapatkan apa yang dicarinya ... kepuasan physik. Tetapi ada
sesuatu yang kurang. Kon seakan-akan berada di luar dirinya sendiri: mem-
perhatikan dan mengikuti dirinya sendiri melakukan persetubuhan itu.
Dan meskipun physik betul-betul memuaskan, se-sudahnya Jan malah merasa
dirinya jauh sekali . . tak ada hubungan batin antara dia dan Kon.
Itulah aku ... pikirnya dalam hati.
Aku lari dari orang-orang yang mencintaiku dan mencari mereka yang tidak
mencintaiku, dan mem benci serta mengutuki diri sendiri . .. Cinta memiliki satu
musuh besar, yaitu hidup itu sendiri.
Akal sehat dan pandangan luas Jan mengatakan: Frank DiPalma yang paling
baik untuknya. la bisa berada dengan Frank tanpa perlu menghilangkan pri-
badinya sendiri.
Tidak demikian dengan Kon. Segala sesuatu pada Kon bersifat erotis. Bakatnya,
prilakunya yang tak menentu, ketidaksediaannya untuk berubah Jan tahu bahwa
akan tiba saatnya orang itu mencelakakan dia. Seperti juga bedebah-bedebah
lainnya. Tapi keliaran Kon ternyata menjadi daya tariknya yang paling besar.
Kedua orang itu mengetahui rahasianya. Apabila Jan jatuh cinta maka ia akan
memberikan segalanya, menahan segalanya. Frank tak akan menyalahguna-kan
semua itu. Tidak demikian dengan Kon v
229
Dan di dalam saat kesulitan. Siapa yang dapat di-andalkannya? Tentu saja
Frank. Kenpachi hanya me-mikirkan diri sendiri . . . kasus klasik seorang lelaki
yang cinta pada dirinya sendiri yang paling utama di dunia ini.
Tapi mengapa ia harus mempertolol diri sendiri? Kon merupakan suatu
tantangan! Mengapa ia tak ka-win dengan Frank? Karena berarti ia harus
menuntut sesuatu dari dirinya sendiri, sesuatu yang belum berhasil dimilikinya.

123
la berjalan ke kamar mandi dan menatap cermin. Ya Tuhan! Itukah wajahnya
sendiri? la membutuh-kan tidur, tidur yang banyak sekali . . . Kapan ia ter-akhir
kali makan? Entah berapa lama ia hanya minum kopi dan merokok?
Disentuhnya hidungnya. Seharusnya gadis Yahudi yang berhidung panjang
melakukan operasi plastik seperti kebanyakan teman-temannya. Tidak demikian
dengan Jan. Kata Frank ia mirip Meryl Streep . . .
Aku membutuhkan Frank. Aku mendambakan Kon.
Mungkin kalau film selesai, hubungannya dengan Kon juga akan berakhir.
Apakah tidak lebih baik me mutuskan hubungan sebelumnya?
Orang itu selalu membicarakan magis, reinkarnasi dan keindahan kematian. Jan
tidak melihat apa pun yang indah pada kematian Frank!
Dialirkannya air dingin di bak, dan dibasuhnya wajahnya. Kemudian
dikeringkannya dan ia beru me ngambil cream ketika didengarnya suara kaca
pecah
230
dari kamar Todd. Apakah Todd jatuh?
"Tidak! Tidak," terdengar teriakan Todd yang ke-takutan.
Jan mendengarnya mengerang. la lari dari kamar mandi, masih ingat untuk
mengenakan bajunya, lalu lari ke gang. Tak diperhatikannya bahwa kamar Frank
tidak berpenjaga.
Di depan pintu kamar Todd ia berdin gelisah. Mu-la-mula mengetuk sejenak, lalu
membuka pintu. Pintu macet! Sekarang dipegangnya tubuhnya untuk men-
dorong pintu dan ia lari ke Todd yang tampak berba-ring di lantai, di sudut kamar
dan gemetar ketakutan.
Lampu, piring dan kaca terpecah, tersebar di mana-mana. Jan berlutut di sisinya
dan memeluknya Anak itu hampir histeris ketakutan.
Mimpi buruk . . . tentu. Mula-mula ibunya meninggal, lalu ayah apgkatnya dan
sekarang ayahnya sendiri dalam keadaan kritis karena diracuni. Jan sungguh-
sungguh merasa kasihan.
Tetapi Todd dengan lutut terangkat sekarang mencoba menjauhinya. "Iki-ryo,"
katanya. "Apa?"
Tidak ada peringatan sebelumnya. Tiba-tiba saja Todd mendorongnya dengan
keras dan Jan terpental ke atas tempat tidur. Siku tangannya terbentur keras.
Todd lari ke luar.
Jan marah tapi kuatir, dan memaksakan diri me-ngejar Todd. Todd melepaskan
diri dengan melempar-kannya ke bawah. Ya ampun! Anak itu kuat sekali.
Sekarang Todd berhasil lari ke gang ...!

124
Diperhatikannya bagaimana Todd membuka kamar Frank, kemudian mundur
selangkah dengan menutupi wajahnya, seakan-akan ada sesuatu di kamar itu
yang tak ingin dilihatnya.
Jan dengan terpincang-pincang lari mendekat. Di pegangnya bahu anak itu
untuk menenangkannya. Tak ada gunanya lari ke kamar ayahnya seperti ini,
bukan?
Di saat itulah Jan merasakan udara yang dingin itu. Dingin yang menimbulkan
syok! la mundur bebe rapa langkah ke belakang.
Teringat olehnya masa dingin terburuk di Inggris, dengan salju setebal dua puluh
enam inci dan angin yang cukup kuat untuk membalikkan mobil. Mungkin AC
Frank rusak! Atau gila!
Dan ada lagi sesuatu yang lain. Bau yang tak ter-sembunyikan oleh dingin
menyengat itu. Bau terba-kar yang begitu memualkan sehingga Jan ingin mun-
tah. Dengan mata tertutup ia mundur setindak dan tangan menutupi hidung dan
mulutnya.
Tapi kemudian ia terhenti dan memandang ke tengah ruangan dengan mata
membelalak.
la menjerit.
Apakah ia bangun atau tidur? Todd tidak tahu. Tetapi kulitnya menjadi hitam dan
berambut . . . le-ngannya berotot sedangkan Muramasa berada di kedua
tangannya. la seorang Jepang berjenggot dan siap
untuk membunuh Frank DiPalma yang berbaring di sana tak sadarkan diri. Ayah
Todd dalam b^ihaya. Todd harus menyelamatkannya.
Tapi pedang itu tak mau turun. Tangan Todd tetap di atas. la mulai takut. Tak
seharusnya ia takut, bukan?
Lalu dirasakannya kehadiran Iki-ryo, kebencian dan kekejamannya. la menolak
dengan pikirannya ... kembalilah ke masa lampau! Aku tak mau menerima mu!
Tapi dengan Iki-ryo ia akan berkuasa.
Kata Iki-ryo: Terimalah aku . .. aku adalah setan dari segala yang hidup dan
hanya aku bisa menyela-matkan ayahmu . . . aku akan membebaskannya dari
shi, kematian. Tapi kau harus menerimaku . . .
Dan dilihatnya lelaki itu mengambil suntikan. Suntikan terisi racun.
"Ya - . " kata Todd. "Selamatkan dia. Aku mau menerimamu, tapi selamatkan
ayahku ..."
Tiba-tiba anak itu serasa terbakar dan menjerit! Seakan-akan ia di tempatkan
dalam api, pedang yang dibakar untuk menjadikannya samurai yang berharga.
Dilihatnya semua hidup lampaunya, dan semua waktu menyatu dalam dirinya.
Yang tidak diketahui di masa lampau dan sekarang telah menyatu. Namanya
bukan Todd tapi Benkai, samurai

125
Tinggal mendorong ibu jarinya saja dan DiPalma akan naik ke akhirat. Laycock
sudah mengarahkan suntikan ke kepala DiPalma yang akan didorongnya ke sisi.
la sedang mencari tempat yang paling tepat di ba-
233
gian bawah kepalanya. Tidak mudah memiringkan orang ini. la harus
menggunakan kedua tangannya.
Dingin ...! Bau busuk!
Dari mana datangnya? Laycock merasa din ter-cengkeram dengan pegangan
membesi dan membuka mulutnya untuk berteriak. Tak ada suara ke luar dari
bibirnya. la berpaling ke belakang. Mengapa tidak ada orang sama sekali?
Kalau memang tidak ada orang, siapa yang meme gangnya begini keras
sehingga ia hampir tak bisa ber napas? Tubuhnya serasa tertarik ke jendela . ..
keras dan cepat! Dan tiba-tiba ia terlempar begitu hebat sehingga melayang di
udara! la melihat dirinya sendiri terbang, terbang menuju jendela!
Seorang wanita berteriak.
Laycock menembus kaca dan terasa sakit sekali ketika kaca menyayat
tubuhnya. Untuk sesaat ia melayang di ketinggian delapan tingkat, lalu jatuh
sambil menjerit ke tempat parkir di bawahny ...
Terdengar olehnya bunyi angin menderu, terasa sakit yang begitu hebat,
menusuk tubuh dan pikiran-nya. Lalu ia tak merasakan apa-apa lagi.
la jatuh di atas tiang bendera yang berujung metal menembus punggungnya lalu
ke luar dari perutnya. Orang Inggris itu terus meluncur di tengah tiang bendera
itu, dan terhenti di tengah-tengahnya
Tubuhnya yang berdarah itu terayun-ayun di tengah tiang bendera yang kini
menunduk keberatan. Tangan dan kakinya menggelantung sedangkan matanya
terbuka, menatap bulan di atasnya.
234
BAB DUAPULUH TOKYO
Hari sudah terang ketika Frank DiPalma dan Obata Shuko, seorang kapten polisi
Tokyo berjalan berdampingan di gang yang sempit di daerah Roku-bancho . . .
salah satu perumahan sepi di pinggiran.
Mobil tak mungkin masuk sedangkan jalan jalan tak bernama lagi. Memang ini
menjengkelkan tamu, tetapi memberikan rasa aman bagi penduduknya sendiri.
Sekarang ini mereka melewati jalan yang memihki beberapa kuil di sisinya,
melalui toko-toko dan rumah yang rendah. Juga villa yang penuh dengan
pepohon-an. Burung-burung mengapakan sayapnya ... burung ierpati liar.
DiPalma memang sudah beberapa kali melihat potret dari lembah tersembunyi
dan hampir terlarang ini. Memang jarang sekali ada orang asing yang diijin-kan

126
masuk dengan bebas. Mungkin ia adalah orang Barat pertama yang
menginjakkan kakinya di sini.
235
Shuko mengantarkannya ke pandai besi untuk mengikuti proses pembuatan
pedang, sesuatu yang sudah lama diidam-idamkannya.
la tahu bahwa pembuatan pedang di Jepang me-rupakan upacara yang suci.
Pandai basi harus menyu-cikan diri terlebih dahulu, mengenakan kimono, ber-
doa pada dewa-dewa dan mengucilkan diri dari kera-maian dunia sampai
tugasnya selesai.
Sejak awal sejarah setiap guru pengajar pembuatan pedang berusaha
merahasiakan cara-caranya. Hampir tak ada catatan tertulis. Semua instruksi
disam-paikan dari ayah ke anak, dari guru ke murid. Begitu banyak orang yang
terbunuh karena berusaha mencu-ri informasi rahasia itu.
Para pujangga dan seniman, pendekar dan shogun ... semuanya memuji para
pandai besi.
DiPalma mengetahui mistik yang menyelimuti para pandai besi. Tapi ia telah
mengambil keputusan untuk bersikap realistis. Apakah sebetulnya magisnya?
Mereka memiliki keahlian yang hebat, hanya itu.
Pedang itu sendiri baru mulai berarti dan berjiwa ape bila dipermainkan oleh
pemiliknya yang memang mempunyai keahlian berpedang. la menganggap pe-
mujaan ken, pedang, ini sebagai suatu takhayul.
Percobaan di Hong Kong untuk membunuhnya bukan saja membuatnya lemah
physik, tetapi juga mempengaruhi pikiran dan kemauannya. Ini yang
membuatnya enggan. Malam hari ia sulit tidur. Bahkan terus terang, takut
memejamkan mata ... kalau-kalau ia meninggal malam itu juga karena dibunuh
musuh tak terlihat. la sulit makan dan tak bernafsu. Tubuhnya semakin kurus ...
Apakah ia berimajinasi saja? Ataukah betul sesuai dengan pengamatannya . . .
Todd pun telah berubah? Anaknya telah berubah menjadi orang dewasa!
DiPalma memang berhutang nyawa pada anaknya ini. Todd telah memberikan
radionya yang baru pada supir Hong Kong, asalkan supir itu mau
mengantarkannya ke tempat penjual rempah-rempah.
Todd juga yang memaksakan ramuan teh melalui kerongkongan DiPalma, dan
dengan demikian berhasil menolongnya dari mati. Mungkin anak ini hanya
mengalami reaksi lamban dari kematian kedua orang tuanya?
Dai-sho, demikian Shuko menyebutkan dia dan anaknya. Pedang besar pedang
kecil .. . Shuko sudah tak sabar lagi. la ingin melihat kemampuan Todd
berpedang. Dan terus terang, demikian pula ayahnya sendiri.
Racun yang hampir mematikannya ternyata belum berhasil diidentifikasi oleh
rumah sakit. Mungkin selamanya tak akan terungkapkan.

127
Racun yang dipermainkan di Tiongkok ada yang berusia ribuan tahun dan orang-
orang yang tahu ra-muannya pandai menutup mulut. Bruce Lee dikabar-kan mati
karena racun itu juga, diberikan oleh para gangster yang sakit hati karena Bruce
Lee tak mau main film untuk mereka.
Begitu hebatnya racun itu sehingga apabila dise lidiki korbannya tak akan
tertemukan bekasnya sama
Ternyata racun itu lebih banyak mempengaruhi mental DiPalma jika
dibandingkan dengan physiknya. Sekarang ia sering dilanda depresi, tanpa
kekuatan mental ataupun nyala spirituil... semua elemen yang dulu
menjadikannya seorang polisi yang baik dan di-segani.
la bukannya mencoba menghubungi Nosaka, tapi sebaliknya menghindari kontak
dengan orang lain! Apalagi mengajukan pertanyaan dan penelitian. la juga
mengacuhkan saja berita yang mengabarkan Ling Shen meninggal terapung di
pelabuhan dengan sekitar lima puluh tusukan pisau di sekujur tubuhnya.
DiPalma hanya sekali menghubungi kantornya di pusat. la juga tak
memperdulikan regu peneliti yang sengaja mencari tahu sebab musabab
keracunannya. Mereka mencoba menghubungkannya dengan Nosaka tetapi tak
berhasil. Hanya Roger Tan yang sesudah-nya masih berusaha
menghubunginya.
Shuko memberikan informasi yang cukup banyak. Ternyata Sakon Chiba bukan
saja teman baik Kenpachi, tetapi juga mata-mata industri Nosaka. Seharusnya
DiPalma melonjak-lonjak kesenangan. Tetapi sekarang ia hanya sibuk dengan
satu soal saja. Bagaimana caranya agar ia tak ketakutan menghadapi malam
hari? Ketakutan dibunuh di kala ia memejam-kan mata?
Jan akan tiba di Tokyo keesokan harinya. Shooting dialihkan di Tokyo selama
empat lima minggu ini. Jan mendampinginya selama upacara penguburan.
238
memegang tangannya yang gemetar itu. Sekarang ia memang membutuhkannya
... tetapi Jan sudah menjadi milik Kenpachi. la betul-betul haus!
Sudah tiga hari ia di Jepang, tapi sama sekali belum berlatih Kendo, la hanya
menemui satu teman-nya saja, Shuko. DiPalma pernah bertemu dengan Shuko
pada konperensi penyatuan polisi internasional di Hawaii dan keduanya
langsung merasa seia sekata.
Keduanya senang Kendo dan menghormati Duke Ellington. Di antara koleksi
Ellington milik Shuko ada piano besar yang dimainkannya ketika ia memulai karir
sebagai musikus jazz di tahun 1916.
Keduanya terus bersahabat melalui surat, telepon dan kunjung mengunjungi.
Dan persahabatan ini ber-arti sekali ketika Nori, kakak kandung Shuko diculik di
New Jersey.
Melalui DiPalma Shuko mendapat bantuan dari FBI dan polisi. Kemudian
DiPalma sendiri menjadi perantara antara penculik dan polisi. Nori dikembali-kan

128
selamatdua puluh empat jam kemudian. Bantuan ini tak akan dilupakan oleh
Shuko dan suami Nori se-umur hidup mereka.
DiPalma juga mendapat surat terima kasih dan gu-bernur dan duta Jepang di
Washington.
Pagi ini Shuko ingin membalas budi.
Kedua orang ini memang tampak lucu, DiPalma yang tinggi besar dengan
rambut abu-abu dan wajah serius, sedangkan Shuko tampak semakin pendek
dengan tubuhnya yang kecil dan agak bongkok itu.
239
DiPalma berhenti sesaat.
"Shuko . . . aku tak yak in. Aku menghargai ban-tuanmu. Tapi apa gunanya
melihat cara orang mem-buat pedang?"
"Jangan melihat. Kau yang harus membuat pedang itu . . . membuang racun dari
pikiranmu. Kau akan menjadi bushi lagi."
la berjalan mendahului di depan dan tak pernah menoleh ke belakang. Mau tak
mau DiPalma harus mengikutinya.
"Mungkin untuk orang lain Shuko, tapi tidak un tukku," kata Shuko.
"Menurut Duke Ellington masalah adalah kesem-patan bagi kita untuk berusaha
sedapat-dapatnya ..."
"Tapi Duke Ellington tak pernah minum teh di Hong Kong, tidak seperti aku ..."
"Ada beberapa hal mengenai pedang yang mungkin belum kau ketahui..."
"Shuko-san . . ." kata Frank tiba-tiba "Ada beberapa hal mengenai anakku yang
tak kumengerti. la menyelamatkan nyawaku karena memberi aku rem-pah-
rempah Dari mana ia belajar semua itu? la dan Jan berkata pada polisi bahwa
Laycock melompat ke luar jendela ... kalau tidak mungkin aku dipenjara di-tuduh
membunuh . . . polisi sulit percaya bahwa orang bisa melompat melalui kaca
setengah inci tebal-nya. Tapi saksi mengatakan begitu ..."
Shuko mengangguk.
"Memang begitu ..."
"Shuko seperti kesetanan . . . orang itu gila! Tapi
240
mimpi anakku juga semakin gila. Mimpinya sama terus. la mengira ia adalah
Benkai... atau dikejar-kejar Benkai..."
"Kau tahu bahwa Benkai dikuasai oleh setan makhluk hidup?"
"Iki-ryo. Ya . . . aku tahu. Pikiran rahasia dan ja-hat yang ke luar dari orangnya
dan mengganggu di luar..."
"Kau percaya?"

129
"Tidak. Tidak logis, bukan? Lagi pula soal rein-karnasi itu . . . begitu banyak
orang menerimanya. Mengapa?"
Shuko tersenyum.
"Rasionil saja. Kalau gereja mengakui reinkarnasi, ia akan kehilangan kekuasaan
. .. Maka karma dan reinkarnasi ditolak."
"Mengapa kita tak ingat kehidupan kita di masa lampau?"
"Mengapa? Apa kau ingat segala apa yang kau alami masih bayi? Sederhana
DiPalma-san." Sekarang DiPalma yang tersenyum.
Sampailah mereka di tempat Tendrai. Pembuat pedang paling terkemuka di
Jepang yang kemudian menghilang tanpa ada bekasnya. Ada yang mengatakan
ia meninggal karena sakit, ada yang mengatakan dibunuh oleh entah siapa ...
ada pula yang mengatakan ia bunuh diri.
Tendrai seorang lelaki sekitar tujuh puluh tahun, berambut putih dan bertangan
kuat . . . Ditatapnya DiPalma dengan pandangan tajam ...
DiPalma mengangguk dalam sebatas pinggang.
"Sense/..."
Tendrai tak mengacuhkan. Kemudian ia mengangguk pada kedua sakite,
pembantunya yang siap di de pan api. Dan DiPalma langsung diajak ikut
membuat pedang.
Mula-mula mereka harus menyucikan diri terlebih dahulu dengan upacara
berbasuh air dingin. Kemudian mengenakan pakaian khusus, baju kimono long-
gar berwarna oranye, dengan topi hitam diikat di ba wah dagu. Semuanya
dilaksanakan tanpa berbicara sepatah kata pun.
Sampailah mereka di depan api. Semuanya membungkuk sedalam pinggang
dan tetap pada posisi itu. DiPalma mengikuti Apa salah-nya? Lima menit
kemudian baru Tendrai berdiri te-gak kembali dan menarik napas dalam-dalam.
Baja sebesar buah semangka dipanaskan di open terbuka kemudian
digepengkan. Dengan palu besar bergantian mereka memukulnya.
Bertalu-talu ... Ternyata palu itu jauh lebih berat daripada yang diduganya
semula. la tahu bahwa tangannya akan melepuh dan seluruh tubuhnya sakit
pegal.
242
Suatu saat DiPalma memijat bahunya . . dan mendapat pandangan keras dan
tusukan di pinggang oleh seorang sakite DiPalma mengerti. Pada latihan Kendo
pun perasaan sakit tak boleh diungkapkan! Melemahkan diri, memperkuat lawan.
DiPalma memukul, memukul dan memukul. Ter-lupakan segala keletihan
meskipun ia tahu bahwa ia sudah hampir tak kuat lagi. Paru-parunya bagai
terba-kar dan perutnya naik turun tak terkontrol lagi.

130
Tiba-tiba seseorang menarik palu dari tangannya. Tangannya berdarah . . .
Tendrai masih juga menatap tak berperasaan, tetapi matanya tampak lebih
lembut ... Ataukah itu hanya imajinasinya sendiri?
Sekarang DiPalma memegang spatula yang panas sekali, membakar tangannya
yang sudah berdarah itu. Tetapi ia tidak akan menyerah! Akan diselesaikannya
sampai tuntas. Tidak, ia tak mau mempermalukan diri
Dipegangnya spatula itu dan ditatapnya api di de-pannya. Tibe-tiba api itu
menjadi suatu gaya hipnotis yang kuat ... ia tak boleh tertidur! Tidak! Mulailah ia
mengingat-ingat para ahli pembuat pedang jaman dulu . . . Enshin, Chi Kamura
dan sederetan lagi . . .
Seseorang menyentuh bahunya.
Sudah saatnya mulai memukul lagi baja itu.
Sekarang mereka menggunakan kacamata pelin-dung. la dan Tendrai berdiri
berhadapan. DiPalma yang memegang dan Tendrai yang memukulnya. Pu-kulan
itu begitu hebat sehingga seluruh tubuhnya ber-getar. Percikan api terbang ke
mana-mana . . . suatu
243
pemandangan yang sulit dilukiskan indahnya.
Mereka terus bekerja sampai siang hari. Kemudian berhenti sebentar untuk
makan siang.
Selesai makan dalam keheningan pekerjaan lang-sung dilanjutkan. Baja yang
sudah gepeng dipanaskan, dipotong di tengah, dilipet dan digepengkan lagi . . .
DiPalma basah kuyup berkeringat. Baju dan tangen-nya berdarah
Kemudian di bawah tangan ahli Tendrai baja itu sedikit demi sedikit mulai
berbentuk! Dan baja itu seakan-akan menjadi hidupnya . . . ekstensi dari tangan
dan tubuhnya. la mengalami kebenaran-kebenaran hidup yang sulit dilukiskan
bagi mereka yang belum pernah menyaksikan sendiri. Percayalah pada perasa-
an ... percayalah pada hatimu ...
DiPalma memukulkan palu itu sampai seseorang menggoyangkannya. la
membuka matanya. Sudah malam! Dan iatertidurdi lantai! la dibangunkan oleh
seorang sakite.
Dengan terkejut ia terbangun. la tertidur! Apa yang terjadi? Ditemukannya
Tendrai duduk di depan perapian, membentuk baja itu . . . DiPalma menggo-sok
matanya. Mengapa ia tertidur? Apa tanggapan Tendrai sekarang? Tapi tidak . . .
Tendrai tidak ma-rah. Mungkin ia tahu bahwa tidur pun merupakan obat jiwa.
Tidur! la tidur tanpa merasa takut mati! la tidak
memikirkan Ling Shen ataupun racun! la tertidur ba-gaikan anak kecil yang polos
...
Seorang asisten berdiri dan membungkuk.

131
DiPalma tahu. Tugasnya telah selesai. Dengan se-dih ia menatap Tendrai yang
mengangguk kecil. DiPalma ke luar. Terngiang kata-kata Tendrai tadi.
"Apa yang menyentuhmu ketika kau terbaring se-karat sudah terusir ... pergilah
bushi..."
DiPalma menunggu di luar dan teringat kembali apa yang dikatakan Jan di saat
penguburan Katherine. Udara menjadi dingin sekali dan timbul bau yang tak
terlukiskan. Dab Laycock terlempar ke luar!
Tapi sekarang ia siap.
la mengangguk sekali lagi ke arah rumah Tendrai sambil berbisik:
"Domo arigato gozaimashita, Sensai.
BAB DUAPULUH SATU

Jan Golden berdiri di atas dinding yang berfungsi sebagai benteng Istana Ikuba.
Diperhatikannya tamu-tamu yang berdatangan.
Sebuah mobil Cadillac Eldorado yang membawa gaijin compurekksu, orang-
orang Barat di mata orang Jepang. Jan meneguk habis Campati dan sodanya.
Apakah betul segala yang Barat itu lebih baik?
Diperhatikannya siapa yang turun . . . ternyata pasangan Jepang. Pasangan
Jepang yang mengenakan segala-galanya ala Barat.
Jan seorang diri di sana. la lega dapat menarik napas segar . . . menghindari
semua tamu-tamu, pengagum dan kenalan Kenpachi yang memadati istana.
Sesungguhnya pesta ini hanya direncanakan untuk anggota crew sendiri. Makan
sederhana lalu tour di istana bagi siapa yang belum pernah mengunjunginya.
Memang ini merupakan adat istiadat Jepang: tak senang memanggil orang asing
ke rumahnya karena takut terlalu hina untuk mereka. Tetapi entah mengapa tiba-
tiba saja Kenpachi menyertakan hampir wakil semua media masa di Jepang,
anggota perkumpulan film Jepang, para pegulat sumo, pemain baseball, orang-
orang homo, yakuza, pemain Kabuchi dan beberapa orang laki-laki dengan
rambut pendek dan mata kejam.
Yang terakhir ini selalu menyendiri, memberikan kesan golongan yang elite dan
berkedudukan. Mereka tak pernah tersenyum ataupun menyapa orang lain.
Jan langsung mengecap mereka jahat ketika dilihatnya mereka mempermainkan
seorang pelayan tua . .. disepak dan dipermainkan.
Apa reaksi Kon? Mengutuki pelayan itu!
Jan tak tahan lagi dan keluar.
Di atas sini ia merasa bagaikan burung layang-layang yang terbang tak menentu.
Tapi satu hal harus diakuinya. Istana ini memang terurus dengan baik.
Semua lantai dan pintu tergosok mengkilat, dan hampir di mana-mana dilihatnya
sarana yang berkilau dilapisi emas. Kalau karir Kon memang menurun seperti

132
kata orang, maka Kon agaknya memilih menurun dengan sikap yang anggun
dan megah.
Tetapi kadangkala seleranya sulit diterima.
Seperti malam ini, ketika Kon memilih muncul dan mempertunjukan
kemampuannya untuk menjadi onnagata . . . muncul di pesta sebagai seorang
perempuan!
Jan mengira ia hanya main-main saja, sampai dilihatnya Kon mengenakan
make up perempuan. De-
ngan terpukau diperhatikannya lelaki itu mengulas cream pelunak pada alis dan
wajahnya.
Kemudian mata diberi eye shadow, dibedakinya mukanya, ditariknya garis mata
dan dilapisinya bibirnya dengan lipstick. Dan Jan harus mengakui: lelaki ini
cantik.
Bagaimana kalau ia bercinta dengannya sekarang? Jan menutup matanya.
Tidak! Itu tidak boleh, bukan? Melawan moral! Jepang memang pandai
memutarbalikkan pikiran seseorang.
Sekarang Kon dibantu pelayan mengenakan kimono, terbuat dari suter putih,
biru dan hitam, dengan rancangan burung, bunga dan pemandangan yang manis
sekali.
Apakah Kon betul-betul serius?
Apakah ia memandang dunia ini hanya dari sudut pandangannya sendiri?
Bagaimana kalau ia dipandang sedemikian oleh orang lain? la akan marah,
bukan?
Wig merupakan sarana terakhir, dihiasi dengan mahkota kecil dan rambut terurai
sampai ke bahu. Kemudian Kenpachi mengulas lengannya dan jari-jarinya
dengan cream pelembut dan mengeluarkan kipasnya.
Ditatapnya Jan tanpa senyum.
Kemudian ia mulai berjalan, bukan sebagai lelaki tapi sebagai perempuan. Lutut
berdekatan, kaki agak dijinjitkan. Tubuh bergontai sebagaimana layaknya dan
kepala sesekali tergerak ke sisi...
Kon Kenpachi menghilang, diganti oleh seorang wanita begitu feminim sehingga
Jan yang mengetahuinya sendiri masih ragu-ragu .. .!
la merasa canggung dan risau. Seksualitas Kon selalu menggelisahkannya.
Menurut Kon segala yang physik memang mungkin tak layak disebutkan sebagai
sesuatu yang tidak halal.
Tapi akhirnya Jan tak tahan lagi. Apalagi setelah melihat Kon bercumbuan dan
merayu beberapa lelaki di pesta itu, apalagi sikapnya yang kejam terhadap
pelayan yang disepak teman-teman biadabnya itu.
Maka dibawanya minumannya dan ia lari ke atas ... Di situ terbayang olehnya:
Bagaimana kalau Frank mengenakan baju perempuan?

133
Mau tak mau ia tersenyum sendiri. Satu hal Jan pasti. Bagaimana pun hebatnya
Frank, tak pernah ia akan menyakiti seorang pelayan tua.
Teman-teman Kon sekarang mengingatkan Jan pada Wakaba. Di mana dia
sekarang? Kata Kon Wakaba masih harus menyelesaikan tugasnya di Hong
Kong. Tetapi Jan semakin senang kalau Wakaba memang tak akan muncul lagi
selamanya.
Mengapa Wakaba membenci Todd? Itu pun Jan tahu. Juga pesan tak
terucapkan dari Frank pada bodyguard itu: jangan ganggu anakku!
Jan berhutang budi pada anak itu. Tanpa Todd Frank sudah akan mati
keracunan, la juga yang menghalangi Laycock membunuh Frank untuk kedua
kalinya. Sekian kali ia mencoba mencari penjelasan mengenai apa yang
dialaminya malam itu, sekian kali pula ia menyerah. Akhirnya ia tak perduli lagi.
Yang penting, Frank hidup.
Dicarinya di antara para tamu, kalau ada istri Kon dan anak-anaknya. Tapi
mereka tidak datang. Kon memuji anak-anaknya, juga istrinya . . . tetapi pada
akhirnya ia menyimpulkan.
"Bagaimana pun aku harus memilih: setia pada orang lain atau pada diriku
sendiri.. ."
Saat itulah Jan bagaikan tertusuk duri. Bukankah itu moto hidupnya sendiri?
Betulkah ia seperti Kon ini? Tak perduli apakah ia menyakiti hati orang lain?
Sekarang dilihatnya Kon berjalan ke luar, seakan-akan memang selamanya ia
seorang wanita. Anehnya tamu-tamu yang berdatangan menerimanya tanpa
rasa canggung atau geli!
Kon berjalan mendekatinya!
Jan mematikan rokoknya dan bersembunyi di balik bebayangan dinding. Malam
ini ia enggan berada bersamanya. Untung, Kon tidak melihatnya! la berjalan
menuju dojo yang diterangi dengan lampu lentera. Jan melihat seseorang lain di
dalamnya.
Todd.
Mengapa ia di sini? Sendiri tanpa Frank? Bagaimana kalau Frank marah?
Filmnya juga yang akan menjadi korban pertengkaran kedua orang itu. Mengapa
Kon tidak bisa membiarkan anak itu sendiri?
Dilihatnya Kon menjelaskan sesuatu dan Todd mengangguk setuju.
Di saat itu sebuah taksi meluncur masuk, membawa seseorang yang sungguh
tak dinantikan oleh Jan: Wakaba. Lelaki itu turun dengan tangan terbebat. Jan
semakin mundur. Jangan sampai dia melihatku!
Kepala Wakaba juga diperban di sana sini. Apakah luka-luka itu ada kaitannya
dengan tugasnya di Hong Kong? Dan Todd, bagaimana kalau Wakaba
melihatnya.

134
Teringat oleh Jan pandangan benci yang dilemparkan Wakaba pada Todd
sewaktu mereka di Hong Kong. Bagaimana kalau Wakaba berdua dengan Todd
di kebun istana seluas ini? Todd lebih aman di dalam istana ...
Orang-orang biadab Kon tampak ke luar dan menyambut Wakaba dengan
gembira. Mereka saling bertepuk bahu ... Jan bergidik. Orang-orang itu
mengingatkannya pada Frankenstein.
Tiba-tiba lampu di dalam dojo dipadamkan.
Ya Tuhan! Todd masih anak-anak. Apa urusannya dengan lelaki yang
mengenakan baju perempuan dan bersikap seperti perempuan?
Mungkin lebih baik ia masuk ke dojo dan menghentikan entah apa permainan
mereka. Pasti Kon tidak senang. Tetapi ia harus memikirkan keselamatan jiwa
Todd! la harus membantu Frank!
la baru melangkah turun tangga ketika pintu dojo terbuka. Jan bagaikan
membeku. Kon ke luar seorang diri. Wakaba menyambutnya dan
memperlihatkan tangannya yang terbebat itu dan tersenyum. Sebelumnya ia tak
lupa membungkuk sedalam pinggang.
Frankenstein-Frankenstein lainnya menunggu dengan penuh hormat di sisi. Kon
menyentuh dahi Wakaba yang diperban itu dan mulai bertanya.
Sementara itu dua tukang potret muncul diikuti
oleh seorang perempuan Jepang yang nampak kelela-kian mengenakan fedoran
dan tuksedo seperti itu. Wanita itu memanggil Kon yang mengangkat kipasnya
tanda salam.
Tak lama kemudian semuanya masuk ke dalam istana, kecuali Wakaba! Wakaba
tidak melihat Jan karena seluruh pandangannya terarahkan pada dojo, pada
Todd.
Anak itu berdiri di ambang pintu, tampak begitu kurus dan kekanak-kanakan . . .
Jan menatap Todd dan Wakaba silih berganti.
Tapi di saat itu dua motor lalu dengan knalpot dibuka, ribut sekali. Teriakan Jan
tak terdengar oleh Todd.
Jan lari menuju dojo bersamaan dengan Wakaba.

**#

DiPalma berjalan cepat di antara gang-gang Roku-bancho yang sempit itu.


Shuko yang berjalan di depannya tiba-tiba berhenti dan bersandar ke dinding . . .
DiPalma langsung mengikuti jejaknya.
Seorang pelayan membawa baki penuh champagne lalu, diikuti oleh pelayan lain
membawa makanan.

135
Kedua orang ini sekarang berjalan lebih hati-hati. Mereka mengintip di dalam
ruang pachinko, di bar, di toko-toko ... mencari Todd yang menghilang dari
rumah Shuko.
Sementara itu Shuko mengisahkan hubungan antara Tendrai dengan Nosaka
dan Muramasa.
Tadi Shuko mengajak Todd ke club Kendo, lalu sesudah latihan membawa anak
itu pulang. Sementara Todd tinggal bersama istri dan kedua anaknya ia berjalan
menuju bengkel Tendrai menjemput DiPalma.
Tetapi ketika pukul seputih mereka sampai di rumah Shuko Todd sudah tak ada.
Tak ada yang melihatnya pergi dan di antara jalan-jalan tanpa nama dan dengan
cahaya satu dua orang asing mudah sekali tersesat.
Shuko betul-betul merasa bertanggung jawab sedangkan DiPalma mulai panik,
la menelepon hotelnya, New Otani . . . tetapi tak ada yang mengangkat telepon
di kamarnya.
Shuko telah mengirim anak-anak remajanya untuk mencari Todd sementara
mereka berdua mencari ke arah lain. Untuk menenangkan diri DiPalma
menanyakan riwayat Tendrai. Bagaimana Shuko tahu tempat tinggal orang
ternama seperti itu? Yang telah mengasingkan diri dari keramaian dan dunia?
"Tendrai adalah pamanku . .." kata Shuko tanpa rasa bangga atau sombong.
DiPalma terhenti heran. Bukan main! Dan selama ini tak satu pun ucapan yang
mengarah ke sana. Betul-betul khas orang Jepang: lebih baik menutup mulut
daripada membukanya!
"Jadi kakak perempuanmu adalah keponakannya?"
"Hai."
Tapi Shuko maupun Tendrai tak melupakan budi-
nya pada DiPalma.
Dan budi itu hari ini telah dibalas. Dengan membuat pedang itu DiPalma telah
menemukan kembali kekuatannya yang murni, kepercayaannya akan diri sendiri
dan semangatnya yang berapi-api. Sekarang ia serasa tak sabar untuk mencari
Nosaka, pembunuh Katherine.
Kata Shuko: "Tendrai tahu bahwa kau tertarik pada pedang, la tahu dari tulisan-
tulisan dan penelitianmu . . . dan ia juga tahu bahwa kau konflik dengan
Kenpachi. Sekarang aku di sini sebagai wakilnya . . . meminta suatu bantuan
bagi sensei. .."
"Katakan pada Tendrai-sensei bahwa permintaannya adalah kehormatan bagiku
.. ."
Shuko berhenti.
Dengan perlahan ia berkata "la meminta padamu untuk menghancurkan
Muramasa milik Benkai . . ."

136
DiPalma menggelengkan kepalanya.
"Pedang itu sudah tidak ada lagi. Hancur karena gempa bumi tahun 1923."
Menurut takhayul orang Jepang seekor ikan lele besar telah kehilangan
kesabaran karena dosa-dosa manusia dan begitu marah sehingga timbul gempa
bumi di tahun 1923 yang menghancurkan hampir separo kota Tokyo. Hirohito
sebagai putra Taisho yang kemudian merekonstruksinya kembali.
"Tidak . . . Muramasa tak pernah hancur. Sekarang berada di tangan Kenpachi."
"Kau yakin?"
"Begitu kata Tendrai-sensei dan aku tak menanyakan kebijaksanaannya, la
sensitif sekali mengenai segala urusan pedang ..."
"Katakan pada sensei aku berjanji untuk menghancurkan Muramasa. Bagaimana
bisa jatuh di tangan Kenpachi?"
Lama Shuko tak menjawab.
"Sesudah Hiroshima dan Nagasaki di bom, Hirohito memaklumkan diri menyerah
pada sekutu. Sekelompok opsir fanatik memutuskan untuk menculiknya. Mereka
tak mau menyerah. Nosaka salah satu di antara mereka.
Tetapi Gappo yang lebih muda menolak dan membujuk yang lain untuk setia
pada Hirohito. Ini membuat Nosaka marah, la memutuskan untuk menghukum
Gappo dan melakukan shini-mono-gurui, pembunuhan seluruh sanak keluarga
untuk membebaskan seorang ksatria dari segala tanggung jawab dan siap untuk
bertempur sampai titik darah terakhir.
Maka sewaktu Gappo tak di rumah ia membunuh istri Gappo, ibunya dan kedua
anaknya yang tertua. Dua anak lagi berhasil lari karena istri Gappo mengulur-
ulur waktu dan menyelundupkan mereka.
Kemudian Nosaka menghampiri Gappo dan menawarkan padanya kesempatan
untuk bergabung. Seluruh keluarganya sudah tiada, demikian kata Nosaka,
sekarang Gappo bebas untuk berjuang. Tapi Gappo hanya ingat akan balas
dendam, la menarik pedang tapi kalah cepat dan pedang Muramasa membabat
kepalanya.
Gappo adalah ayahku, kakak Tendrai-sensei. la
pun ingin membalas dendam, tapi kaisar sendiri menyuruhnya bersumpah untuk
tidak menyakiti Nosaka yang saat itu menjadi tokoh penting demi penyelamatan
Jepang. Komplotan untuk menyuliknya gagal, tetapi keadaan kritis sekali .. .
Kematian Nosaka akan menjadikannya pahlawan dan ini semakin menyudutkan
posisinya. Sesudah perang berakhir Nosaka membantu Amerika. Maka tak ada
pilihan lain bagi Tendrai untuk mengasingkan diri, demi mengontrol nafsunya
untuk membunuh Nosaka ... tak ada pilihan lain ..."
Shuko meneruskan perlahan: "Aku dan kakakku hidup berkat pengorbanan ibu . .
. tapi Tendrai lebih besar lagi pengorbanannya .. ."

137
Kata DiPalma "Tapi ia mendapatkan buah berlipat ganda. Melalui
pengorbanannya itu ia menjadi pembuat pedang terbesar di dunia . . . Mana
yang lebih mulia? Membunuh Nosaka atau menjadi Tendrai-sensei?" Kemudian
ia menambahkan "Kalau Mura-masa hancur .. apakah Nosaka ikut hancur?"
Shuko tak menjawab langsung "Sensei hanya mengatakan bahwa kau akan
berhadapan dengan Mura-masa . . . dan kalau tak kau hancurkan maka ia yang
akan menghancurkan kau .. .pedang jahat akan mencari tuannya lagi, dan ..."
Di saat itu terdengar teriakan perempuan dalam bahasa Inggris.
"Lari... lari!"
DiPalma maju ke depan dan mendengarkan ... la kenal suara itu!
"Todd! Lari! Lari! ..." Wanita itu Jan dan ia ketakutan sekali! DiPalma dengan
memegang tongkat kayunya di tangan kanan lari menghampiri arah suara itu . .
."
***
BAB DUAPULUH DUA

Dari ujung atas tangga Wakaba memperhatikan gang buntu di mana Todd dan
perempuan itu sekarang sudah terperangkap. Mereka tidak bisa melarikan diri
lagi.
Di tangannya Wakaba sudah siap dengan balisong, pisau 'kupu-kupu' gaya
Filipina. Dengan bernapsu dikeluarkannya pedang itu. Bagian yang tajam
diarahkannya ke bawah.
Perlahan-lahan Wakaba berjalan turun, melalui toko-toko yang tertutup.
Bayangannya karena lentera jalanan tampak tinggi gelap, menyelimuti
perempuan itu yang ketakutan. Wajahnya tampak pucat pasi di-terang cahaya
bulan.
Wakaba menyeringai ketika melihat bagaimana perempuan itu memeluk anak
lelaki itu dan mendekapnya, mencoba bersembunyi di balik jendela toko sutera
yang gelap.
Percuma . . . mau lari ke mana mereka sekarang?
Keduanya sudah terperangkap di ujung jalan. Tidak, Wakaba tidak merasa
kasihan pada mereka. Mereka inilah yang menghancurkan impiannya,
kehidupannya dengan Kenpachi di alam kini dan alam yang akan datang.
Perempuan itu mulai memohon "Jangan ... jangan . .. jangan bunuh kita . .."
la menyeka air matanya dan dengan liar menatap ke sekeliling mencari bantuan.
Baka, pikir Wakaba, tolol!
Toko semua sudah ditutup. Tak ada lagi orang yang lewat. Di sini juga tak ada
rumah pribadi, tak ada night club, tak ada orang yang lalu. Yang lewat mungkin
hanya orang yang mabuk. Siapa yang bisa membantu?

138
Wakaba tak tahan melihat Todd dan Kenpachi berdua di pintu ambang dojo. la
bersumpah tak akan mengijinkan gaijin ikut campur dengan kematian tuannya
yang semulia itu. Mengapa Kenpachi-san tak sadar bahwa dengan
menggunakan anak itu ia akan menistakan kematiannya sendiri?
Wakaba cemburu pada siapa pun yang dekat dengan Kenpachi. la merasa
hanya ia sendiri yang berhak membantu Kenpachi dalam perbuatan mulia
terakhir itu.
Kalau perlu ia bersedia ber-seppuku bersamanya, membuka haranya sendiri
sehingga dunia bisa mengetahui kekuatan jiwanya
Maka cinta kasih murni pada tuannya itulah yang mendorong Wakaba untuk
membunuh gaijin ini.
Sebelum Kenpachi memperteman Wakaba, hidupnya kosong dan gelap. Ibu
Wakaba seorang pelacur sedangkan ayahnya salah satu langganannya.
Pada usia tiga belas tahun ia sudah harus berdiri sendiri. Kekuatan physik dan
sifatnya yang psychotis itu menjadikannya anak yang sulit terkontrol, la sering
diserang sakit kepala, epileptis dan mempunyai reputasi sadis sehingga disegani
oleh orang dewasa sekalipun.
Sejak pertemuan pertama di sebuah night club, Wakaba langsung
mempermuliakan Kenpachi. Dengan jalan itu ia juga mengangkat dirinya sendiri,
lebih tinggi dari posisinya selama ini. Yang menjadi daya ikat antara kedua orang
ini adalah kekejaman. Keduanya tidak menahan naluri kejahatan dan kekejaman
ini . . . dan melalui nafsu itulah mereka merasa puas.
Wakaba pun bersumpah akan setia sampai mati. Sentuhan Kenpachi
menghilangkan sakit kepalanya, obat yang diberikan adalah obat mujarab dan
kata-katanya merupakan penenang. Semakin lama serangan epileptis semakin
berkurang. Akhirnya di bawah didikan Kenpachi Wakaba bisa membaca dan
menulis.
Dan Kenpachi juga tidak mentertawakannya ketika Wakaba mengemukakan
keinginannya . . . bagaimana sejak dulu ia ingin menciptakan sesuatu yang indah
dari tangannya yang besar dan kasar itu.
Kenpachi malah menyuruhnya ke suatu bengkel kerja keluarganya dan di situ
Wakaba belajar mengukir dari kayu yang harum dan manis. Ternyata hasilnya
sungguh di luar dugaan. Kenpachi juga menyediakan tempat khusus untuk
menjual hasil karyanya ... bahkan berhasil terjual pada orang-orang ternama
pengagum seni.
Wakaba tak memikir bahaya di mana menyangkut kepentingan Kenpachi.
Terbukti di Hong Kong ketika dengan brutal ia menghadapi polisi Inggris yang
membunuh Yoshiko. Untung Wakaba sendiri tak menjadi korban. Tetapi ia telah
berhasil menyelamatkan Yoshiko dari neraka Budha, jigoku.
Dan malam ini ia akan membunuh anak itu.

139
Wakaba meminjam mobil dari anggota Blood Oath League dan mengikuti mobil
wanita itu sampai ke Tok bancho. Memang ia dilindungi dewa. Jalan yang sempit
memaksa perempuan dan anak itu berjalan kaki.
Hai! Memang sudah takdirnya mereka mati.
Pengemudi Limousine tetap di belakang kemudi, karena enggan tersesat di
antara jalan-jalan Roku bancho yang sulit diikuti dan ditebak itu. Lagi pula anak
itu mengatakan tahu jalan menuju rumah teman ayahnya.
Biar saja kedua orang asing ini mengembara di jalan-jalan Tokyo sendiri . . .
padahal daerah itu hanya dikuasai oleh penghuninya sendiri, mereka yang
pernah dilahirkan di situ. Pengemudi itu menutupkan peci ke depan matanya dan
tidur.
la tak pernah melihat Wakaba turun dari mobil di belakangnya.
Wakaba tahu bahwa Kenpachi memang berniat membunuh perempuan ini. Tak
ada salahnya dikerja-
kan dulu, bukan? la pun musuh . . . reinkarnasi dari Saga yang dijaman dulu
telah mengkhianati Lord dari
istana Ikuba.
Wakaba mendengar langkah-langkah di belakangnya. Ditariknya pisaunya dan
dipegangnya di depan wajahnya. Tak lama kemudian muncul DiPalma dan
Ahuko dari sudut. Mereka melihat Wakaba, Jan dan Todd dan memperlambat
langkahnya. DiPalma menyuruh Shuko mundur.
"la bawa pisau . . ." bisik orang Amerika itu.
Wakaba memperhatikan perempuan itu. Memang tamu yang tak diundang itu
pasti mendengar teriakan minta tolong perempuan itu, tapi tak mungkin
membantu lagi. Kematian kedua orang ini adalah hadiah terakhir darinya, bagi
Kenpachi.
Tapi Wakaba bukan bermaksud untuk meninggal. Anak dan perempuan itu
bukanlah tandingan, la hanya kuatir menghadapi gaijin Amerika tinggi besar itu.
Orang itu memang bisa bermain pedang . .. bahkan pernah mengalahkan
Kenpachi! Tapi Wakaba juga tahu bahwa tuannya tak bisa mengalahkan
kepandaian berpedang dari Wakaba sendiri.
DiPalma perlahan-lahan mendekat, la betul-betul letih. Tetapi saat ini ia relaks
dan tenang. Perasaannya bahwa Todd dalam bahaya ternyata benar . . .! Tetapi
rasa bahaya itu sekarang sudah menghilang. Seperti api di tempat bengkel
Tendrai yang melintasinya, kemudian menghilang tak berbekas.
Matanya terus memperhatikan wajah Wakaba. Diwajah bodyguard itu tak
dilihatnya apa-apa, hanya keinginan untuk membunuh.
DiPalma mengayunkan kayunya ke kanan. Wakaba menganggap enteng.
Balisong sudah sering menghadapi lawan yang lebih tangguh.
Dilemparkannya pisaunya dari tangan ke tangan, lalu mulai menyerang.

140
Serangan itu cepat dan tak terduga. "Tuhan!" seru Jan. Wakaba melompat ke
depan dan mengarah ke lutut kiri DiPalma. DiPalma bergerak tanpa berpikir, la
melangkah ke kanan dan memukul Wakaba di hidungnya. Sekarang orang
Jepang yang berdarah itu mengarahkan pisau ke jantung DiPalma.
Sekali lagi DiPalma mengelak dan berhasil memukul lutut kanan Wakaba.
DiPalma ingat akan latihannya. Lihat musuhmu . . . lihat pikirannya, lihat keta-
kutannnya, keraguannya, kelemahannya . . . Jangan terlalu perhatikan ukuran
lawan dan ketangguhan physiknya!
Dan terlihat oleh DiPalma amarah yang mengganggu konsentrasi Wakaba. la
juga tahu kelemahannya: orang ini tidak bisa berpikir. Sedang kekuatan terletak
pada tehnik ...
Dan DiPalma melakukan apa yang sama sekali tak terduga oleh Wakaba ... ia
menyerang terlebih dahulu! Dalam sekejap saja tangan kiri Wakaba sudah
hancur, diikuti dengan serangan ke kepala.
Tapi Wakaba berhasil mundur mengerang. Tangan kirinya sudah tak mungkin
digunakan lagi selamanya. Sekarang ia baru sadar. Musuhnya tak seringan yang
diduganya semula.
Mulai timbul akal . . . mengapa ia tak mencari cara lain untuk menjatuhkan
semangat musuhnya? la tak akan menyerah . . . lebih baik mati. Wakaba
bermaksud membunuh anak orang Amerika itu di depan mata ayahnya ...
Bukankah kemauan gaijin itu tidak bebas? Terikat pada anaknya? Tetapi untuk
bisa mencapai anak itu ia harus melalui orang Amerika ini!
Di saat itulah salah satu kakinya tersandung kaleng tempat sampah yang
bertumpuk di sisinya. Hai. Masih ada kesempatan!
DiPalma maju selangkah demi selangkah. Kayunya dipegang setinggi bahu
dengan kedua tangannya, la sudah tahu bahwa perkelahian harus diakhiri
secepat mungkin, sebelum keraguan lawan dapat diatasi, la masih berbahaya,
pikir DiPalma . . . keras kepala dan tolol.
Tiba-tiba Wakaba menjatuhkan pisaunya dan mengangkat sebuah tempat
sampah dan melemparkannya ke arah DiPalma. DiPalma terhempas di paha
sehingga kehilangan keseimbangan. Yang kedua mengenai dada dan yang
ketiga sedang melayang turun. DiPalma berusaha mengalahkan panik tetapi
tetap masih terpukul di bagian bahu sehingga terjatuh tersungkur.
Masih juga kaleng sampah berdatangan! la berguling-guling di tanah. Shuko
melompat turun dan menghadang Wakaba. Tapi dengan sekali pukulan di perut
polisi itu melayang ke atas dan terjatuh terengah-engah kesakitan.
Wakaba mengambil kembali pisaunya dan berlari pincang menuju Todd.
DiPalma sudah berdiri lagi, terlalu takut dan frustrasi . .. sehingga air mata tak
terasa mengucur turun. Ditatapnya kayu tak jauh darinya. Percuma, Todd tak
mungkin tertolong lagi. Wakaba berdiri di antara dia dan Todd! Todd sudah
terhitung nasibnya, kecuali

141
DiPalma lari ke pintu toko. "Todd!" serunya.
Dengan sepenuh kekuatan dilemparkannya tongkatnya ke anak itu, terbang jauh
di atas kepala Wakaba.
Hatinya luluh. Tidak ... lemparannya terlalu perlahan. Tak mungkin sampai ke
anaknya . . . tongkat itu terbang perlahan, berputar dua kali dan mulai melayang
turun Todd lari menghampiri untuk menangkapnya.
Sementara itu sedikit demi sedikit Wakaba beringsut di sisi jendela toko-toko
yang gelap. Begitu berhasil sampai di belakang Wakaba ia lari menghampiri
DiPalma.
Tongkat itu menyentuh tanah, terpantul dua kali dan menggelinding menjauhi
Todd!
Wakaba berseru.
"Tidak! Kau tak boleh jadi kaishaku Kenpachi-san! Kau tak akan mengganggu
dan menodai seppuku-nya!"
la sudah hampir sampai ke anak itu.
Todd mengelak dan melompat meluncur di atas tanah.
la menjulurkan tangannya dan memegang tongkat DiPalma.
Wakaba memukul punggung Todd. Tapi anak itu berdiri dan melompat ke sisi.
Sekarang ia berada di antara ayahnya dan Wakaba dan bisa lari kalau ia mau.
Tapi ia tetap tegak di situ dan memegang tongkat di depan dada.
"Lari. ..!" seru DiPalma "Lari."
Tetapi DiPalma tak dapat berbuat apa-apa kecuali memegangi Jan di sisinya.
Dilihatnya Wakaba berpaling menghadapi musuh yang baru ini . . . dan Todd
malah maju setindak!
DiPalma mendorong Jan ke sisi.
"Mundur Todd! Mundur!"
Anak itu tak menjawab, tak juga berpaling, la hanya menatap saja lelaki itu dan
mulai bergerak ke depan.
Wakaba sudah mencapai jarak yang tepat. Dipukulnya leher Todd sekuat
tenaga. Jan berteriak, Todd melangkah ke kiri dan merangkak. Pisau lalu di atas
kepalanya dan di saat itu juga dipukulkannya tongkatnya ke lutut Wakaba
sehingga lelaki itu terbungkuk.
Wakaba yang jatuh berlutut mencoba menahan keseimbangan dengan tangan
yang memegang pisau. Sekarang kepalanya dan kepala Todd seketinggian.
Seakan-akan sudah biasa melakukannya setiap hari Todd melangkah menginjak
tangan Wakaba, dan menghimpitnya keras ke bawah. Lalu dengan teriakan liar
yang membuat bulu roma berdiri ia memukulkan tongkatnya ke arah leher
Wakaba.

142
Orang itu terjatuh bagaikan batu, mata ke luar.
"Tuhan . .. Tuhan ..." isak Jan memegang lehernya sendiri.
DiPalma lari ke anaknya yang menatap Wakaba dengan kepuasan yang dingin
sekali... Matanya hampir tertutup dan senyum membayang di bibirnya, la berdiri
yakin sepenuhnya akan diri sendiri ... Seorang pahlawan perang yang telah
menentukan keadilan dan menjalankan hukuman.
DiPalma mengambil tongkatnya, tapi Todd memegangnya erat sekali dan
menatap ayahnya dengan mata membelalak. Tapi sesaat kemudian ia pingsan di
tangan ayahnya.
DiPalma berlutut, menurunkan anak itu di tanah dan meraba denyut lehernya.
Erotis tapi kuat.
Diusapnya keringat dari dahinya dan disekanya rambut anak yang lembab itu.
Katherine memahami anak ini, jauh di luar kemampuan ayahnya . . . apakah ia
bisa memahami anak ini? Anaknya sendiri?
Dilihatnya Jan berdiri di sisi Shuko, gemetar. Tapi sebelum ia sempat berkata
apa-apa Wakaba berpaling dan menghadap Todd. Beberapa menit yang lalu ia
masih berteriak.
Aku tak akan membiarkan kau menjadi kaishaku Kenpachi-san.
DiPalma menatap bodyguard itu dan di saat itu juga ia mengerti . .. Rasa ngeri
yang meliputinya saat itu menyebabkan tubuhnya lemah lunglai. Jadi Ken-
pachi telah berencana bunuh diri dan ingin agar Todd menjadi pemenggal
kepalanya. Jadi putra DiPalma akan dijadikannya kaishaku-nya.
Wakaba harus menjawab pertanyaannya! Sekarang juga!
Tetapi orang itu sedang sekarat.
Matanya tampak bercahaya terang dan wajahnya hitam karena kekurangan
oksigen. Todd telah menghancurkan laring orang ini dan sekarang ia terbenam
dalam darahnya sendiri.
Bodyguard itu mencoba memegang Todd dengan tangan gemetar dan berhasil
mengeluarkan satu kata.
"Benkai..."
Lalu tangannya terkulai dan ia tak bergerak lagi.

*#*
BAB DUAPULUH TIGA

ZURICH

143
Ken Shiratori melangkah turun dari Mercedesnya dan berhenti sesaat untuk
mendengarkan bunyi lonceng Brossmunster, katedral delapan ratus tahun
usianya itu.
Memang gereja bermenara dua ini menjadi lambang kota Swiss, la sudah
terlambat untuk pertemuannya pukul delapan pagi ini. Tapi lonceng itu
mengingatkannya pada sesuatu. Pengusaha Jepang itu sesaat menatap kembali
ke masa lalunya . . . tetapi kemudian ia menggelengkan kepala. Tidak ... ia tak
mempunyai waktu untuk yang telah tiada ...
la hidup di saat ini dan termasuk masa yang akan datang...
Begitu bel berhenti berdentang Shiratori diapit oleh dua bodyguard
berkebangsaan Swiss masuk ke kantor miliknya di Bahnhofstrasse.
Gedung ini merupakan gedung bank yang anggun dan luks. Biasanya ia hanya
membawa satu bodyguard
saja. Tapi pembunuh orang-orang Jepang dan para industrialis Eropa akhir-akhir
ini cukup mengejutkannya.
ia tidak tahu apakah ia percaya pada omongan rahasia bahwa Blood Oath
League telah lahir kembali! Tapi orang yang bijaksana tak bisa mengabaikan
bahaya begitu saja.
Pagi ini angin cukup dingin dan kencang. Tapi Shiratori tidak mengenakan topi,
jacket ataupun sweater. Pemanas di mobil juga tidak dijalankan.
Bahkan jendela dilarang ditutup.
Para bodyguardnya hanya bisa menaikan leher jacket mereka saja dan
mengumpat perlahan dalam bahasa Romansh. Para bodyguard mempunyai
nama julukan sendiri untuk atasannya. "Old Split Foot.. ." Nama apa lagi yang
lebih cocok untuk orang seperti ini!
Perjalanan dari istananya yang indah di puncak bukit ke kantornya tidaklah jauh.
Tapi Shiratori tetap berkeringat meskipun cuaca sedingin itu.
Ini adalah gejala yang dialaminya setiap kali akan mengadakan konperensi.
Bukan berarti ia lemah atau mempunyai kelainan physik.
Shiratori cukup menguasai diri, bahkan sudah sejak kecil, la tahu bahwa
kekuasaannya terletak dalam kemauan dan pengontrolan diri.
Pagi ini ia akan menemui pengusaha Italia dan Pe-rancis yang akan
menginvestasikan sekitar dua ratus juta dollar dalam proyeknya yang cukup
ambisius: sebuah taman hiburan terbesar di Eropa, menyangkut sekitar 500 juta
dollar uang Tokyo.
Uang memang sudah tersedia. Uang tak pernah menjadi masalah. Yang sulit
adalah: tanah! Proyek ini akan didirikan di Tokyo dan ia tahu betapa sulitnya
mendapatkan tanah di Tokyo.
Dengan membeli tanah seluas itu mau tak mau ia merusak tradisi Jepang dan
membuat musuh di mana-mana ...

144
Ken Shiratori sekitar empat puluh tahun, seorang lelaki langsing dengan wajah
manis. Bibir atasnya agak sumbing dan ini disembunyikan di balik kumis.
la adalah putra seorang pilot Jepang dan aktris Pe-rancis. Terciptalah seorang
anak dengan keberanian dan kelicikan Jepang, dan kecintaan akan uang seperti
ibunya. Dalam beberapa tahun saja ia sudah menguasai entah berapa banyak
hotel di Jepang, juga real estate di mana-mana ... Timbullah rumah-rumah
apartemen di Jepang yang dikenal dengan sebutan danchi.
Untuk ini ia terpaksa mengusir entah berapa banyak keluarga termiskin kelas
terendah/menebang pohon-pohon suci dan taman kecil, la tidak menaruh hormat
pada segala tradisi yang dianggapnya kuno dan tak masuk akal itu.
"Obsesi Jepang dengan masa lampau sungguh melemahkan," demikian katanya
pada sekelompok pengusaha Jepang muda. "Janganlah yang sudah mati
mengatur yang masih hidup . . . jangan pula kebiasaan dan tradisi melebihi
segala naluri alami."
Shiratori juga tidak menyembunyikan keyakinan-
annya akan gaijin kompurekksu, bahwa kultur Barat lebih tinggi daripada kultur
Jepang.
la memakai pakaian yang dibeli dan di Beverley Hills dan mempunyai istri
Amerika, la juara dalam pertandingan speddboat dan merupakan promotor aktor
dan aktris Amerika.

*#*

Shiratori mengelak semua kritik, la sedang dalam tahap pembangunan Jepang


baru ... Jepang modern.
Sekarang ini ia sedang mengosongkan tanah, membongkar rumah-rumah kayu
yang murah, pagoda yang manis, kebun kecil dan kuil Budha yang kabarnya
memiliki lonceng yang pernah diberkati oleh Budha sendiri.
Para kaisar dan shogun dulu menyembah di sini ... dan banyak yang mengalami
mujizat di tempat itu juga. Shiratori tak mengindahkan segala permohonan untuk
mempertahankan kuil itu.
Ribuan orang Jepang yang tinggal di dekat kuil menandatangani surat
pernyataan, memohon penyelamatan kuil itu. Dan utusan yang terdiri dari para
rabi, para wartawan dan penduduk mencoba menyampaikannya ke kantor
Shiratori. Tapi Shiratori pribadi menolak menemui mereka.
la sudah membeli tanah itu secara sah dan pemerintah menyetujui proyeknya.
Bukankah proyek ini akan menarik turis dari seluruh dunia? Di situ nanti akan
didirikannya lapangan golf terbesar di dunia, ia sudah menghubungi semua
perkumpulan golf yang mempunyai pengaruh dalam arena golf internasional.
Turnamen-turnamen terbesar akan dilangsungkan di Jepang.

145
Tapi kemudian penasehat hukumnya memperlihatkan surat itu.
"Aku menerimanya tadi pagi . . ." katanya "Tak beralamat, dan diposkan kemarin
. . . tiga pendeta Budha akan membakar diri di hari kau menghancurkan kuil itu
..."
"Aku harus berterima kasih. Ada tiga orang yang membuktikan diri lebih bodoh
dari aku ... biar saja! Perdu I i apa ulah mereka? Itu hanya publisitas!"
"Bagaimana kalau mereka serius? Kalau mereka betul-betul membakar diri?"
"Semoga Tuhan mengampuniku ... ini namanya dunia usaha."
Tetapi mau tak mau hatinya gelisah juga di hari pembongkaran kuil. Apalagi
melihat ribuan masa yang berkumpul, dijaga oleh polisi.
Tapi di luar ia tampak tenang-tenang saja. Inilah nasib hidup. Tak ada yang
kekal di dunia ini . .. Tetapi ia mulai gelisah ketika lonceng berdentang!
Hening seketika. Semua menatap ke pintu kuil. Tampak setengah lusin pendeta
dengan kepala gundul mereka ke luar dengan menunduk, lalu menyanyikan
lagu-lagu pujian. Banyak lagi yang berbaris membunyikan drum, seruling dan
cymbal. Dan pada baris terakhir nampak ketiga pendeta yang berdoa dengan
memegang jalinan manik-maniknya.
Ketiga pendeta itu berlutut di depan pintu masuk sementara lonceng terus
berdentang tak henti-hentinya. Ingin rasanya ia menutup telinganya!
la memberi perintah pada orang-orangnya untuk melaksanakan tugas mereka. Di
saat itulah massa berontak. Mereka berteriak dan menjerit... -
Shiratori menatap kuil dan merasa mual.
Semuanya berlangsung cepat sekali. Tak seorang pun dapat menghalangi.
Ketiga pendeta yang berlutut itu menyalakan korek dan membakar gaunnya
yang memang sudah dibenamkan dalam minyak tanah itu.
Ketiganya langsung terlelap dalam kobaran api. Shiratori berdiri tertegun
sementara orang-orang menghalangi polisi yang ingin menolong.
Orang-orang berteriak marah sementara ketiga pendeta itu terjatuh terselimuti
api biru pucat.
Lonceng masih juga berdentang sementara pendeta-pendeta lain memperkeras
nyanyian mereka ... bagaikan palu memukul kepala Shiratori. Batu dan botol
dilemparkannya padanya. Untung ia sendiri tidak jauh dari mobilnya.
Para awaknya sendiri tampak mundur teratur, menatapnya dengan mata
memohon. Shiratori tahu kapan ia harus lari. Mereka semua langsung meluncur
pergi naik mobil masing-masing, meninggalkan peralatan dan buldoser di
tempat, dimakan amukan massa.
Bayangcn ketiga pendeta itu terus menghantuinya berhari-hari. Demikian juga
dentang lonceng kuil.

146
Seminggu kemudian kuil dibongkar. Shiratori telah berhasil. Tapi ia sendiri
tidak mengerti mengapa ia tidak merasa senang ...
***

Shiratori dan kedua bodyguardnya berjalan menuju lift yang sudah dibuka oleh
seorang berkebangsaan Turki yang bisa berbicara enam bahasa. Dulu ia bekerja
di universitas Istambul sebelum lari karena ditekan pemerintah Turki.
Lift ini milik Shiratori pribadi, tak boleh digunakan orang lain. Orang Turki ini yang
bertugas memegang kuncinya, la begitu berterima kasih diberi pekerjaan
sehingga bersumpah mempertahankan kunci itu dari siapa pun juga.
Keringat Shiratori meleleh turun.
Setiap kali menjelang konperensi bukan saja keringat godaannya, tetapi nafsu
seksuilnya pun terangsang, la tersenyum. Ini merupakan aba-aba tubuhnya
bahwa ia akan menghadapi lawan di ruang konperensi dan menang.
Shiratori masuk bersama kedua bodyguardnya, tak menghiraukan orang Turki
yang tersenyum ramah menyambutnya itu. la masih harus ganti baju ... pikirnya
dalam hati.
Mereka meluncur ke atas, tiga puluh tiga lantai. Mengapa tidak lebih cepat?
Serasa tak sabar ia menghadapi konperensi ini.
Tiba-tiba lift berhenti!
Dengan marah Shiratori menekan semua tombol, tapi lift tetap berhenti.
"Bedebah!" serunya dalam bahasa Inggris "Coba telepon orang Turki di bawah
sana ... ia yang bertanggung jawab, bukan? Katakan untuk menjalankan lift...
cepat!"
Felix, bodyguardnya, membuka tempat telepon di sisi kiri lift. Sesaat ia
termenung di situ.
Mr Shiratori . . ." katanya kemudian "Tidak ada telepon di sini..."
Telepon sudah dibuka dan dibuang entah ke mana!
Felix dan Stephan bertukar pandang. Mereka curiga ...
Shiratori mundur ke sudut dan menggosok pahanya, la mulai gugup. Pukul
delapan dua puluh! Diambilnya rokoknya.
Felix mencegah.
"Lebih baik jangan Mr Shiratori... kita tak tahu berapa lama akan di sini. Lebih
baik menghemat udara .. . ada pintu darurat di atas . . . mungkin salah satu dari
kita bisa memanjat ke atas. Entah kita berada di dekat lantai ke berapa?"
la berpaling pada Stephan.
"Kau dulu ahli senam, bukan? Waktu sekolah ..."

147
Stephan tersenyum "Akan kucoba ..."
Shiratori sudah hampir histeris.
"Apa saja . .. aku tak tahan tertutup seperti ini!"
Stephan naik ke atas punggung Felix dan mencoba membuka pintu di langit-
langit lift. Suara pintu ke-
cil itu terbuka menggema ke mana-mana ... Stephan berhasil naik.
"Gelap sekali..." katanya "Tolong korekku ..." Tapi tiba-tiba lift bergoyang keras
sekali. "Stephan . . ." seru Felix yang sesungguhnya tak ingin mengritik
temannya di depan orang Jepang ini. Shiratori marah sekali.
"Gila kau? Ayo turun . . .kalau tidak . . ."
Sesuatu merah dan basah dilemparkan ke bawah . .. mengenai bahu Shiratori
dan menggelinding di bawah.
Kepala Stephan. Dengan mata membelalak tak percaya.
Shiratori bergidik dan menutup telinganya. Suara lonceng itu!
Sementara itu Felix menatap tak mengerti. Felix mencoba mengonsentrasikan
diri . . . tembak . . . amankan! Tapi ninja itu lebih cepat, la melompat ke
punggung Felix dan dalam sekejap kerongkongannya sudah tergolok putus.
Sekarang ninja menyerang Shiratori.
Tak lama kemudian ninja itu naik kembali ke atas dan menghilang. Di dalam
terowongan lift yang gelap itu tiga orang ninja naik bagaikan akrobat, memanjati
kabel penahan lift...
***
BAB DUA PULUH EMPAT

TOKYO

Bau itu membuat Jan mual. la berpaling dan menutupi hidungnya dengan tissue.
Ah sudahlah .. . tak ada yang mengharuskan produser selalu harus di tempat,
bukan?
Dilindunginya matanya dari terik matahari dan ia melintasi kebun dan mencari
tempat yang agak teduh di sisi kolam yang penuh bunga teratai dan dilindungi
pohon gingko yang sudah menguning.
Dari sini diperhatikannya pemutaran adegan dua pendeta Budha yang
membakar kumpulan boneka-boneka di tengah kebun di depan kuil. Wanita dan
gadis berkerumun di sekeliling pendeta itu, membantu melemparkan boneka-
boneka ke suatu perapian. Upacara ini kuno dan menyentuh hati, tetapi bau
plastik terbakar sungguh menusuk hidung.

148
Bagi orang Jepang boneka memang bukanlah boneka mainan biasa. Mereka
juga menuntut cinta kasih dan perhatian. Karena itu wanita yang tak menikah
sering menyimpan boneka-boneka untuk membantu mengatasi kesepian,
diperlakukan sebagai bayi sesungguhnya. Dahulu dikatakan bahwa cinta kasih
akan menciptakan jiwa dalam tubuh boneka itu. Karena itu boneka yang sudah
rusak tak bisa dibuang begitu saja.
Mereka harus dihargai dengan memberikan pemurnian terakhir dengan api atau
air. Ada yang mengapungkan boneka tuannya di sungai atau membiarkan
ombak membawanya ke tengah lautan.
Dengan memberi sumbangan mereka diijinkan mengikuti upacara pembakaran
boneka di daerah te-pian, dengan rumah-rumah kayu yang murah dan pintu dari
kertas.
Karena pintu seperti itu tak mungkin berkunci maka satu anggota' keluarga harus
selalu berada di rumah untuk menunggui. Sekarang ini setiap rumah pun tampak
ditunggui oleh penghuni yang mengintip dari jendela atau berdiri di ambang pintu
memperhatikan kegiatan mereka.
Untuk mendapatkan kerja sama yang baik para crew Jepang sengaja
menghampiri mereka dan menceritakan jalannya film dari awal sampai akhir.
Kalau perlu dengan acting.
Saat itu Jan sungguh-sungguh jengkel pada Kon. Untung ada manager
produksinya yang cukup berini-siatip dan efisien, Sam.
Tanpa adanya Kon ia berinisiatip mengadakan shooting yang memang tak
banyak memerlukan sutradara, seperti upacara sekarang ini.
Juga pelbagai adegan di luar, adegan massa.
adegan kejar mengejar mobil, adegan badai dan laut. Adegan boneka ini ada
kaitannya dengan adegan di mana Tom Gennaro dan Kelly Keighley membahas
uang jakuza yang dicuri oleh putri Jepang teman Gennaro.
Tetapi Jan juga tahu bahwa aktor dan aktrisnya tak akan betah berpangku
tangan lama-lama. Sekarang ini Gennaro sedang bermain bola dengan salah
satu crew Amerika, sedangkan Keighley santai berjalan-jalan dengan seorang
kekasih remaja dari Venezuela yang dibawanya ke mana-mana.
Sementara itu Kon terus menerus di kantor polisi. Ini adalah hari kelima ia
berangkat ke kantor polisi pukul 8 pagi dan tetap di sana sampai larut malam.
Seakan-akan orang itu sudah tak perdu li lagi dengan nasib film mereka. Tak
mungkin membuat film tanpa adanya sutradara yang kuat dan berwibawa.
Sebentar saja semua akan kehilangan minat dan semangat.
Semua ini terjadi sejak kematian Wakaba.
Akhirnya Kenpachi mendapat julukan "Orang Monopoli..."
"Kalau ia tak berhasil melewati —GO—, ia tak bisa mengambil uang dua ratus
dollar dari bank. la harus langsung di penjara . . ." kata mereka bergurau.

149
Tapi bagi Jan semua ini sungguh tidak lucu. Tanpa Kenpachi tidak ada film bagi
Jan. la tak boleh gagal dengan produksi yang pertama ini, bukan? Di Hollywood
tak ada balas kasihan bagi yang gagal. Siapa pun yang gagal akan digorok
habis-habisan.
"Jangan sesekali maju di sini dan tidak berhasil menggapai . . . nak . . ."
demikian ia dulu dinasehati. "Kalau begitu sama saja dengan kau mengakui
sendiri bahwa kakimu bau, bau badanmu busuk dan kau tidak cinta pada Yesus
Kristus ..."
Mengapa polisi begitu getol dengan Kon? Bukan dia yang membunuh Wakaba!
Todd yang membunuhnya. Sebagai bela diri dan di depan orang banyak. Cukup
saksi.
Todd memang anak yang baik. Tapi setelah melihat apa yang dilakukannya
terhadap Wakaba, Jan sendiri mulai sangsi.
Satu hal sudahlah jelas, la tidak sesuci yang dikira semula. Di Hong Kong Jan
hampir pingsan melihat Geoffrey Lay cock tertembus di tengah tiang bendera
rumah sakit.
la sendiri tak begitu yakin. Tapi ketika Todd melihat ke luar Jan seakan-akan
melihat senyum tersungging di bibirnya! Apakah anak itu bisa tersenyum melihat
pemandangan yang sedemikian mengerikan?
Para polisi di Hong Kong pun belum pernah melihat kematian seperti itu. Dan
para staf rumah sakit yang bertugas malam itu banyak yang harus diberi obat
penenang, seperti juga Jan.
Todd sendiri tenang sekali.
la berdiri di sisi tempat tidur ayahnya dan menatap ayahnya itu seakan-akan
ialah pelindung dan ayahnya, sedangkan yang berbaring di situ adalah yang
dilindungi dan anaknya.
Di Tokyo ia juga yang berhasil membunuh se-
orang lelaki dewasa berpisau dengan berat lebih dari seratus pound. Semua ini
menyebabkan bulu kuduk Jan berdiri.
Jan mencoba menenangkan diri. Anak itu memang kuat pengendalian dirinya.
Tetapi semakin dipikirkannya kembali adegan di Hong Kong itu, ia semakin yakin
bahwa Todd memang tahu apa yang diperbuatnya! Bahwa kejadian itu bukan
karena tekanan emosi atau saraf!
Todd memang sekarang bukan seperti anak kecil yang lucu lagi. la lebih
menyerupakan orang besar yang sulit ditebak tutur katanya. Pasti Frank juga
tahu.
Lalu mengapa Wakaba begitu membenci Todd? Kedua orang itu belum pernah
saling berkenalan sebelumnya! Baru beberapa minggu yang lalu, ketika Ukijo
pindah shooting di Hong Kong.
Tetapi DiPalma tak mau menjelaskan ketika ditanya.

150
"Ah . . . orang itu memang gila. Biar saja . .." demikian DiPalma mengelak.
Dari situ Jan tahu bahwa ada sesuatu yang dirahasiakan oleh Frank. Bahkan
Frank seakan-akan menantang Jan untuk meragukan jawabannya itu.
Waktu minum bersama Kon di istana Ikuba ia mengajukan pertanyaan yang
sama. Jawaban Kon lebih terperinci, tapi sederhana.
"Iri hati . . . apa lagi? Aku menawarkan peran pada Todd, tapi tidak pada
Wakaba.
Jan tidak tahu apakah ia harus menangis atau tertawa.
"Kon . . . aku memang tahu bahwa orang kadang-kala bersedia setengah mati
untuk mendapatkan peran dalam film. Tapi membunuh? Tidak Kon . . . ataukah
Wakaba setolol dan sebodoh itu? Membunuh hanya untuk peran dalam film?"
"Memang ada sesuatu lain . .."
Jan meneguk minumannya.
"Denganmu selalu ada sesuatu lain, Kon . . ."
"Tapi serius, aku ingin menjadikan Todd bintang film tapi bukan dalam film ini.
Film khusus mengenai dirinya sendiri ..."
"Kau serius?"
"Ya. Aku belum mau membicarakannya dengan siapa pun juga, tapi aku sudah
mulai memikirkan sua-tu proyek untuk anak itu. Aku tertarik pada gaya Steven
Spielberg kalau menangani anak-anak ... la bisa menceritakan suatu kisah dari
sudut pandangan seorang anak, tetapi tetap menarik perhatian orang dewasa.
Kisah seperti itu yang kuangankan untuk Todd . . . Anak itu memiliki suatu
magnetisme . . . suatu pemikiran yang dalam sekali. Sudah dapat kubayangkan
bagaimana sikap seperti itu di layar putih. Karismatik ..."
Kata Jan "Tapi ia belum pernah acting. Bagaimana kau tahu ia bisa?"
"Itu masalahku . . . lagi pula kau tahu sendiri... hampir semua filmku hanya
menggunakan mereka yang belum kehilangan keindahannya . .. keindahan,
kecantikan, usia muda dan kematian. Semua ini begi-
tu memukau ..."
"Maksudmu seperti James Dean, Valentino, Jean Harlow."
la mengangguk.
"Ya ... itu maksudku. Sekarang mereka tetap dikenang sebagai yang indah dan
yang tampan, bukan? Begitu juga Yukio Mishima yang dipandang sebagai dewa.
Melalui kematian orang bisa mencapai apa yang tak dapat dicapainya di dunia
ini."
Jan tak senang dengan pembicaraan seperti ini. Tapi Kon seorang artis, dan
semua artis memang agak fanatik.
"Kau belum membicarakannya dengan Frank?"

151
Kenpachi menghabiskan minumannya dan mengisinya kembali.
"Hidupku dan hidup DiPalma bertentangan dalam segala-galanya, la tak senang
putranya di dekatku ..."
Jam memegang lengan Kenpachi.
"Sayang . . . kau juga harus mengakui. Hidupmu memang tak selalu berhalaman
putih bersih . . ."
"Ya . . . tapi aku bukannya orang yang mencari kepuasan seksuil dengan anak
itu. Kalau itu yang kau maksudkan . . . Wakaba memang iri hati. Tetapf tak ada
satu persahabatanku yang disetujuinya, la tak bisa menerima semua teman-
temanku ..."
"Seksuil atau hubungan lain?"
"Seksuil atau hubungan lain."
"Jadi kau dan Wakaba itu kekasih?"
Kenpachi tersenyum, tapi Jan tak dapat menyimpulkan apa-apa dari senyum itu.
"Kesenangan akan mencari jalannya sendiri. Tapi kemudian tiba saatnya suara
itu tak berbunyi lagi. Daya tarik itu tak selamanya bertahan .. . Sulit bagi Wakaba
untuk menerima kenyataan ini .. ."
"Aku mengerti. Hari ini ayam, besok bulu-bulu ayam untuk menghilangkan debu
•. . . Jadi pada saatnya setiap orang dalam kehidupan Kenpachi harus berdiri
dan mundur teratur, memberikan tempatnya pada yang lain . .."
la minum lagi seteguk dan merasa relaks, la ingin menantang Kon. Mengapa
tidak? Untuk apa ada percintaan kalau sesekali tidak bisa saling memancing dan
saling menggoda?
"Kalau kunilai, Wakaba itu setia sekali padamu ..." kata Jan lagi "la
mencintaimu .. . tapi kau memperlakukan kematiannya seperti membuang roti
bakar ke tempat sampah. Tidak ada air mata, tidak ada wajah yang sedih ...
Ataukah semua ini demi kehidupan nyata? Bahwa hidup jalan terus dan
perasaan tak boleh diperlihatkan ke luar?"
Kenpachi menatapnya jengkel.
"la hendak membunuh Todd, Itu tak bisa ku-maafkan."
"Dan tentang film kita .. ." kata Jan mengalihkan percakapan "Kita sudah
terlambat banyak. Kau terus menerus di polisi!"
"Itu harus kau bicarakan dengan temanmu DiPalma Shuko adalah sahabat
karibnya."
"Maksudmu?"
"Apa kau buta, perempuan? la merasa bersalah

152
atas kematian Katherine. Apa aneh kalau ia ingin membuang rasa bersalah itu
dan menjatuhkannya ke pundak orang lain? Kau tahu apa alasannya ia di Tokyo
sini .. ."
"Menyelidiki kematian Katherine."
"Dan menyalahkan Nosaka. la menggangguku sampai aku bersedia
membantunya menjatuhkan Nosaka."
"Kata DiPalma Nosaka melakukan spionase industri."
Kenpachi menggebrak meja sehingga Jan pucat pasi. "Sekarang ini kau di
Jepang, nona. Di sini tidak ada istilah spionase industri. Informasi yang
didapatkan adalah untuk kepentingan negara dan bangsa. Kita tidak memata-
matai! Mengerti?"
"Hei . . . aku tak mau dibentak seperti ini," kata Jan kemudian dengan tenang
"Apa kau lupa bahwa Shuko juga orang Jepang? DiPalma adalah orang asing..."
"Ayah Shuko dihukum dan dieksekusi oleh Nosaka karena mengkhianati Jepang.
Keduanya, Shuko dan DiPalma sekarang hendak menyalahkan Nosaka untuk
menutupi kelemahan mereka ..."
"Frank tak pernah menyebut begitu ..."
"Silakan kau cari tahu sendiri, wanita liberal. Akan kau ketahui bahwa kaisar
sendiri merestui pembunuhan ayah Shuko. Shuko juga tak bisa mengganggu
gugat Nosaka ... selama ia masih mentaati Jepang. Maka orang lain
dimanfaatkannya."
"Frank?"
"la sudah merasa bersalah karena kematian dua perempuan, bukan? Bahkan
ayahmu juga ingin diba-wa-bawanya ..."
"Ayah memang terlibat. Aku tahu sendiri . . ."
"Karena ayahmu dan Nosaka teman berusaha bukan berarti mereka terlibat
kriminil, bukan? Apa tak mungkin file yang berada di tangan ayahmu itu palsu?"
"Siapa yang mau bersusah payah memalsukan file di bank Nosaka?"
Kenpachi tertawa menyeringai.
"DiPalma ..."
Jan menarik napas panjang.
"Tapi bagi ayah file itu tidak palsu! Dan bukan Frank yang mengambil file itu,
bukan? Ayah angkat Todd, Ian Hansard. Ayah cukup repot melindungi file itu ..."
"Apa saja yang dilakukannya?"
Jan menarik napas panjang kedua kalinya.
"la masuk rumah sakit. Kata Nullabor lebih aman di sana. Lebih mudah dijaga ...
Kalau tidak salah file tak terlalu jauh dari situ .. ."

153
Kenpachi mencium telapak tangannya.
"Maksudmu dilindungi dari Blood Oath League?"
Jan mengangguk.
"Ya . . . aku sungguh tak mengerti apa yang terjadi sekarang ini. Bagian dariku
mengatakan: ayah sudah linglung karena tua. Tapi bukankah Salva dan Duncan
teman-temannya? Jadi? Apakah ayahku itu benar atau tidak benar?"
"Aku mengerti kau bingung . .. Apa lagi yang dikatakan DiPalma mengenai
ayahmu?"
"Aku dan Frank tidak bertemu lagi sejak kematian Wakaba .. . Lagi pula ia
kurang mau membuka diri padaku ..."
"Karena ia iri . .. la tak bisa menerima hubungan kita. Kau juga masih selalu
teringat padanya, bukan?"
Senyum Jan lemah sekali.
Kenpachi yang tadi berlutut di sisinya mulai menciumi telapak tangan Jan
sementara Jan mengalihkan pembicaraan pada film dan cuaca.
Jan bergidik, mengingat kembali kesenangan nafsu bersama Kon ... dan rasa
hina yang dipikulnya sesudahnya. Kata-kata Jan mengenai film dihentikan oleh
Kon dengan ciuman, la takut tidur bersama Kenpachi, tapi mendambakannya di
hati kecil. Apakah perasaan hina yang didambakannya? Atau cara mendapatkan
kepuasan itu sendiri? Satu hal tak dapat dipungkiri: penguasaan seksuil
Kenpachi sungguh menggelisahkannya karena penguasaan dan daya kontrol
Kenpachi itulah yang membuatnya serasa hina.
Jan selalu dibawa ke jenjang orgasme, tapi kemudian setiap kali pula Kenpachi
menarik diri... sengaja mengundurkan klimaks itu. Sesudah tiga sampai empat
kali Jan menurut perintah Kenpachi. la mulai mengemis . . . Sesudahnya baru
Kenpachi bersedia menciumnya, matanya, mulutnya, lehernya, buah dada dan
perutnya. Dan ketika kecupannya sampai di klitoris Jan hanya mampu
memejamkan mata dan mengepalkan tangannya. Tapi di saat seperti itu pun
Kenpachi masih menahan diri dan mencegah orgasme.
Tapi kali ini ia tak perlu mengemis. Kenpachi memasukkan ri-no'tama. dua bola
metal ke dalam vaginanya. Yang satu bergetar dengan lidah buatannya, yang
satu lagi mengandung mercury. Gerakan sedikit saja sudah merangsang Jan
melebihi cobaan. Mulailah kedua kakinya digerak-gerakkan sendiri sampai ia
mencapai orgasme yang tak henti-hentinya .
Akhirnya ia akan terbaring kelelahan . . . terengah-engah. Selama itu Kenpachi
menatapnya dengan tak acuh. Tetapi Jan tak bisa berpikir dengan normal karena
obat yang diminumnya bersama anggur.
Baru sekarang Kenpachi mengeluarkan bola-bola itu dan sendiri memasukinya.
Membawanya kembali ke klimaks. Sekali lagi Kon mengecup klitorisnya dan
sekali lagi ia menahan diri.

154
Jan hanya bisa memanggil-manggil namanya tak berdaya. Di saat seperti itu ia
tak perduli apa-apa lagi . . . Ketika namanya dipanggil ia membuka matanya.
Dilihatnya Kon berdiri di sisinya . . . Dilihatnya pula lelaki perempuan Jepang
berlutut di sisinya dan memain! nnya. Jan ingin berteriak dan mendorong
mereka. Tetapi ia begitu hangat, begitu nikmat . . . dan Kon menyuruhnya minum
anggur lagi.
Ketika keesokan paginya ia terbangun tidak ada Kon, tidak ada siapa-siapa, la
seorang diri. la tidak tahu siapa lelaki dan perempuan Jepang tadi malam itu.
Belum pernah ia berbuat seperti ini!
la harus mengakui . . . pengalaman tadi malam sungguh memuaskan. Tapi
sampai di saat ia mandi pun ia masih gemetar ketakutan. Bukan akan apa yang
telah terjadi, tapi akibatnya bagi dia di kemudian hari. Apa yang telah terjadi tak
dapat ditiadakan lagi.
***

Kalau tidak ada Sam Jonas, mungkin film sudah lama dihentikan. Kon tak pernah
muncul.
"la ke luar dari stasiun polisi pukul setengah sebelas," demikian laporan dari
Neil "Katanya ia mendapat berita buruk dari seorang pesuruh, lalu langsung ke
istana Ikuba."
"Kau ikut aku!" seru Jan "Orang itu sudah saatnya harus dipukul pantatnya! Apa
dikiranya ia itu pensiun? Menerima bayaran seenaknya?
Neil yang cukup bijaksana memutuskan untuk menelepon dulu.
"Tidak ada di sana .. ." jawabnya.
"Apa maksudmu tidak ada? Kata polisi ia ke sana, bukan?"
Neil memandang ke luar jendela.
"Kau tahu sesuatu?"
"Ya ... tak ada direktur sutradara .. ."
"Dan semua balatentaranya .. ."
Neil benar! Beberapa orang yang lebih mirip bodyguard memang ditempatkan
oleh Kon di sana sini. Sebagai ekstra, supir atau bagian keamanan. Mereka
pernah mendapat julukan 'Banana' oleh para aktor. Wakaba adalah salah satu di
antaranya . ..
Kon sering berlatih Kendo dengan mereka. Semua tahu . .. orang-orang itu
bukan orang-orang biasa! Sekarang semuanya menghilang!
"Kon di istana . . . dan Banana semuanya mengikuti ke sana. Panggil supirku . .
."
"Kutemani ..."

155
la berada di belakang Neil dan Neil tidak melihat wajahnya yang ketakutan. Tadi
pagi para Banana itu mengintipnya dengan menyeringai. Dan Jan tak bisa
berbuat apa-apa. Salah seorang di antara mereka telah memainkannya tadi
malam, bukan? Bedebah Kon!
"Tunggu saja di sini. Supirku tahu jalannya . . ."
Neil menatap ke bawah dan menggaruk kepalanya. Jadi kau juga tahu .. . pikir
Jan.
la lari ke luar mencari supirnya.

#**

Dan ditemukannya Kon di kebun sisi istana dalam keadaan telanjang. Berlutut di
atas karpet merah. Samurai tergeletak di depannya dan di sekelilingnya tampak
unggukan api berkobar tinggi.
Jan diusir ke luar oleh Banana yang menjaga, seolah-olah ingin dibunuh saat itu
juga. Jan tahu bahwa seharusnya ia tak melihat semua ini. la lari kembali tanpa
menoleh lagi.

»#*

BAB DUAPULUH LIMA


Dari kursi depan Datsun milik Shuko itu DiPalma dan kapten polisi itu
memperhatikan jalan raya yang penuh sesak di depan bangunan Takeshi, kantor
pusat
Zenzo Nosaka.
Bangunan itu berlantai delapan dan mirip gaya Victoria. Letaknya di sudut
Marunouchi Square, pusat perbankan dan industri Jepang.
Entah mengapa bangunan yang lebih menyerupai kuburan besar itu
mengalahkan pengaruh semua bangunan di sekelilingnya.
Dari tempat DiPalma dan Shuko memparkir mobilnya mereka bisa
memperhatikan gedung itu dengan bebas. Polusi di siang hari itu sungguh
memedihkan mata.
DiPalma teringat kembali masa dulu menjadi polisi . . . ketika ia sering bertugas
mengintai dan mengamat-amati seperti ini.
Dan nasihat berharga yang diterimanya: Jangan lupa untuk buang air kecil dulu
sebelum bertugas. Dan jangan lupa membawa kaleng kecil di mobil . .. kalau-
kalau ingin buang air kecil lagi selama bertugas.

156
Di kursi belakang duduk ahli kamera mereka, sibuk memotret dan membuat film
mengenai bangunan itu. Mereka memang tak mungkin bergerak lebih dekat lagi.
Perusahaan itu terjaga ketat.
Sedangkan Nosaka sendiri hampir tak pernah dipotret kecuali pada pertandingan
Kendo. Itu pun atas persetujuannya.
Ahli kamera ini seorang pelajar film Tokyo berusia dua puluh satu tahun yang
menyebut dirinya sendiri Ford Higashi, karena penghargaannya pada John Ford.
Ford dapat berbicara bahasa Inggris, mempergunakan aksen Amerika dan
sekarang ini sibuk mendengarkan lagu-lagu Barat melalui headphonenya.
Ford memang banyak berjasa bagi Donald Turner koresponden mereka di
Tokyo. Donald Turner bertubuh kurus kering ini putra seorang diplomat Kanada
yang ikut berperang dalam penyelamatan sandera Amerika di Iran waktu itu.
Turner tak pernah berhenti mencoba mencari berita yang bisa mengalahkan
ketenaran ayahnya . . . karena itu ia memaksa DiPalma untuk melibatkannya.
"Kata Ford apa yang kau film ini ada hubungannya dengan Nosaka . .." kata
Turner.
la mencoba bernada memerintah.
DiPalma baru hendak meninggalkan hotelnya ketika telepon berbunyi, la tidak
senang dengan nada anak ini "Aku mau pergi nih .. ."
"DiPalma ... aku mau ikut.. ."
"Kau mengganggu jadwalku ..."
"Hei! Kau sekarang bukan di rumah! Di sini kau - anak nasib ... kau hanya orang
asing yang mudah tersesat dan terganggu ... Mengerti maksudku, bukan?"
"Selamat tinggal Mr Turner.. ."
"Silakan saja, sobat . . . tapi aku akan menelepon New York sekarang juga. Nanti
kita lihat siapa yang tersenyum terakhir ..."
***

Keesokan harinya Turner menelepon lagi. Sekarang ia tidak segagah kemarin.


"Kata New York kita disuruh mencoba bekerja sama . . . Mungkin memang ada
yang menarik di sini

"New York mengatakan persetan denganmu, bukan? Mereka menyuruhmu tutup


mulut dan tidak menggangguku . . . Aku tak membutuhkan kau . .."
"Hei... tak takut diganggu di kota ini?"
"Kalau kau berani ... jangan sampai kau bertemu muka denganku. Telepon saja
New York dan tanyakan apa arti kata-kataku ini..."

157
Telepon ditutupnya dengan keras.
Sebelum mahasiswa film itu datang DiPalma menceritakan pada Shuko hasil
penelitiannya selama ini.
"Nosaka kurang populer di sini ... meskipun tak ada yang mau terus terang
menentangnya. Ada dua orang yang mau berbicara asal identitas mereka
dirahasiakan . . . Dan aku memf ilmkan mereka dalam gelap, tanpa
memperlihatkan wajah.
"Aku tak mau tahu namanya, tapi ingin tahu apa yang mereka katakan .. ." kata
Shuko.
"Aku kenal mereka melalui teman Rakan Omura..." Pedagang antik itu?"
DiPalma mengangguk.
"Pedangku kubeli dari dia. Mereka yakin Nosaka memang mendalangi Blood
Oath League. Dua dari mereka yang dibunuh adalah saingannya berusaha.
Antara lain Ken Shiratori.. ."
"Yang dibunuh di Zurich minggu yang lalu . . ."
"Hai. Rupanya Nosaka minta lima puluh persen andil dalam taman rekreasi yang
dibangun oleh Shiratori. Ditolak mentah-mentah. Nosaka tersinggung sekali. Di
sini bukan saja masalah Jepang baru atau Jepang kuno ... ini pembunuhan demi
uang . . ."
"Apa kata orang kedua?" tanya Shuko.
"la mempunyai kisah pribadi. Sebutkan saja nama orang ini John. John dan aku
sudah pernah berlatih Kendo bersama, tapi kita tak saling mengenal di luar do/o.
la membaca tulisanku mengenai pedang, la setuju dan tidak setuju, tapi itu
masalah pribadi, bukan? Memang dalam soal ken tak mudah memuaskan hati
orang Jepang. John menghubungi Omura-san dan ingin berbicara denganku . ..
"John ini menceritakan tentang bank milik Nosaka. Dulu ia pernah bekerja di
sana . . . katanya bank itu hanya membuang uang tapi mengumpulkan informasi.
Tapi bagi John ini bukan haram. Mencari kepandaian itu memang biasa ..." Kata
Shuko:
"Aku tak mengerti . . . kalau memang John setuju, mengapa ia mencarimu?"
"la menyalahkan Nosaka atas kematian anaknya. Anak itu pandai main anggar
dan anggota dojo Takeshi, la tertarik juga pada keyakinan bahwa Jepang harus
menjadi kekuasaan militer yang besar . . ."
"Nosaka yang mempengaruhinya?"
DiPalma mengangguk.
"Menurut John anaknya mendengar pidato patriots dari Nosaka dan Kon
Kenpachi. Semua anggota club itu memang super patriot. ..
Kemudian anak itu suatu waktu mengatakan pada ayahnya, ia telah menjadi
anggota kelompok superna-sionalistis . . . bertujuan menghidupkan kejayaan

158
Jepang dulu. Kenpachi ikut di dalamnya, demikian kata anak itu . .. Tapi anak itu
telah diikat sumpah tak boleh mengatakan apa-apa."
"Blood Oath League . .."
DiPalma -melepaskan dasinya dan mencari Ford Higashi.
Mula-mula John cukup bangga.
Mungkin memang itu yang dibutuhkan Jepang, demikian pikirnya. Lalu mulailah
pembunuhan-pembunuhan itu. Tiba-tiba John menjadi gelisah. Tidak seharusnya
darah sampai tertampahkan begitu, bukan? Lalu apa yang dapat dikerjakannya?
la takut pada Nosaka dan anaknya sendiri terlibat. Akhirnya John memaksa diri
mempercayai Nosaka sampai anaknya itu meninggal. "Kapan?"
"Ketika Labouchere terbunuh di Paris. Mayatnya ditahan polisi Perancis.
Kepalanya hilang, juga kedua tangannya. Tak ada yang bisa mengidentifikasi,
kecuali bahwa ia orang Jepang .. . anak itu putra John.
Sekarang John sudah tidak berlatih Kendo lagi dan seharian berdoa untuk
keselamatan jiwa anaknya

"Nosaka menghubungi John?"


"Ya. Ayahnya mencari di dojo ketika putranya tak muncul untuk eksebisi Kendo.
Semua tutup mulut. Tapi ia semakin gelisah membaca surat-surat kabar. Nosaka
menghubunginya dan melarangnya meminta kembali mayat anaknya .. . Nosaka
tak mengatakan mengapa."
Shuko menatap ke depan.
"Dan ayahnya menurut, bukan? Apa agama orang tua anak itu?" "Shinto ..."
"Bagi mereka setiap hari merupakan neraka selama anaknya belum mendapat
upacara penguburan selayaknya .. ."
"Hai."
DiPalma menatap ke depan.
Itulah karma anak John. Seperti juga karma Wa-kaba yang mengantarkan ia dan
Shuko ke bangunan ini. Di mayat Wakaba mereka temukan pasport dengan
tanggal kedatangan dari Hong Kong hanya dua jam sebelum kematiannya.
Juga karcis untuk berangkat ke Geneva esok harinya, di sana ia akan bergabung
dengan Takeshi untuk eksebisi.
Seperti juga kantor Jepang lainnya Takeshi menganjurkan pegawainya untuk
berlatih bela diri untuk memperkuat jiwa mereka sehingga dapat bekerja dengan
lebih baik.
Orang luar tak pernah boleh bergabung. Tapi rupanya peraturan ini tak berlaku
bagi Kon Kenpachi.

159
Percakapannya dengan John meyakinkan Frank bahwa Takeshi inilah
sesungguhnya Blood Oath League. Dan Kenpachi adalah anggotanya.
Shuko juga menarik kesimpulan yang sama.
Sementara itu luka-luka Wakaba dan kehadirannya di Hong Kong
menggelisahkan DiPalma. Seharusnya ia menjaga Kon Kenpachi bukan?
Luka itu pasti oleh senjata tajam . .. Semakin lama ia semakin ingin tahu. Dari
kantor Shuko DiPalma akhirnya menelepon polisi Hong Kong.
"Jenkins berusaha melawan . . ." demikian kata polisi Hong Kong "Tapi ia kalah.
Garpu kebun yang ada di sisinya dipakainya untuk melawan. Dan penyerangnya
terluka . . . ada daging dan darahnya tersisa
"Jenkins?"
"Lidah dipotong, mata dibutakan . . . urat saraf punggung diputus sehingga ia tak
bisa bergerak dari pinggang ke bawah. Hidupnya neraka ..."
Ketika DiPalma memutuskan hubungan ia berkata pada Shuko:
"Kukatakan pada dia bahwa, kau akan mengirimkan contoh darah dan kulit
Wakaba . . . Mungkin Wakaba disuruh Kenpachi untuk membalas dendam pada
Jenkins . . . atas kematian Sakon Chiba."
"Hai."
Shuko terdiam sejenak.
"Kon tidak bisa dibiarkan saja. la harus diinterogasi. Nanti laporannya kukirim ke
Hong Kong . . . Aku juga ingin tahu apa alasannya ia membenci anakmu .. ."
DiPalma mengenang putranya yang kini dilindungi di kantor polisi. DiPalma yang
meminta bantuan ini dengan alasan, mungkin teman Wakaba akan membalas
dendam. Tapi sesungguhnya ia hanya takut akan pengaruh Kenpachi.
Kenpachi bersedia membunuh untuk mendapatkan anaknya. Karena itu juga ia
menyuruh bunuh Katherine.
Aku tak akan membiarkan kau menjadi kaishaku Kenpachi. Kau tak akan
mengotori seppuku-nya . . . demikian kata-kata Wakaba.
Jan memang mendengar tapi tak mengerti. Sedangkan Shuko berdiri terlalu
jauh. DiPalma sendiri sesungguhnya hampir tak percaya. Tapi ia tahu bahwa
kata-kata itu benar.
Dan ia tak dapat mengatakannya pada siapa-siapa, bukan? Juga tidak pada
Shuko. la datang ke sini untuk menyelidiki kematian Katherine. Tapi akhirnya
terbentur dengan kegilaan Kenpachi. Percuma menantangnya. Kenpachi akan
menyangkal . . . Dan agaknya kematian Katherine juga mengarah pada orang
itu!
DiPalma merasa tak perlu menceritakan pada Shuko apa yang didengarnya dari
Andy Pazadian, seorang agen DEA Tokyo. Mereka membicarakan Roger Tan.

160
"la meninggal . . ." kata Andy "Tak berbekas ... tapi rupanya terakhir berada di
Laycock ..."
"Aku tahu orang itu . .."
"Ya. Roger masih mengadakan telepon ke Jude Golden . . . kemarinnya.
Rupanya membicarakan identifikasi Laycock sesungguhnya. Ternyata ia tahanan
perang di Hong Kong dengan nama lain . . . Dan di notes Roger juga ditemukan
nama Nosaka dan alamatnya ..."
Dan dari Andy banyak yang diketahui oleh DiPalma. Mengenai operasi di
Jepang, pendidikan ahli mata-mata yang berkedok pengusaha dan segala
laporan lain yang berguna untuk disampaikan kelak ke atasannya di New York.
***

DiPalma berpaling dan menatap Ford Higashi. Anak itu terlambat. Ke mana saja
dia? Rupanya non-ton film dulu, disutradarai oleh John Ford . . . pujaannya.
Higashi telah memfilmkan gedung Takeshi dari atas sampai ke bawah, semua
yang keluar masuk, semua penjaga, juga mobil-mobil dan penumpangnya yang
ke luar masuk.
"Orang seperti Nosaka . . ." komentar anak itu. "Mempunyai segalanya . . . uang,
mobil, perempuan. Dan semua yang bekerja padanya adalah samurai . . ."
la berbicara dalam bahasa Inggris.
Shuko setelah mendengar terjemahannya dari DiPalma langsung mengangguk.
"Samurai yang mengalahkan dunia dengan tas koper mereka ..."
Higashi mengangguk dan meneruskan tugasnya. "Karena itu jugalah Amerika
dan Eropa penuh dengan Datsun, Honda dan Sanyo . .."
DiPalma tersenyum.
"Hei . . ." seru anak itu tiba-tiba. "Ini dia claim-yo!"
Semua ikut memandang . ..
Anak itu benar. Nosaka tampak turun dari Limousine. Orang kecil itu
mengenakan baju hitam dan memegang tongkat, la berkata sesuatu pada
supirnya yang membukakan pintu. Dua bodyguard mendampinginya.
Semua orang disuruh menepi dan Nosaka masuk. Tak ubahnya Daimyo asli.
"Wow .. ." seru anak itu lagi.
Mau tidak mau DiPalma terkesan juga. Cara jalan orang itu tak ubahnya seorang
kaisar . . . tokoh Jepang kuno yang menjelma kembali! Sementara itu Shuko
menatap dengan tangan mengepal, la melihat jauh ke masa lalu . . . ayahnya,
ibunya, kakak-kakaknya . . . dan ia terikat pada sumpah yang telah berlangsung
selama empat puluh tahun.
#**

161
Dari lantai keempat Nosaka memperhatikan Datsun itu meluncur pergi . . .
Sekretarisnya sedang menerima telepon.
"Ya Mr Turner . .. sudah kusampaikan permintaan Anda untuk interview dengan
Mr Nosaka ... akan dipertimbangkan dulu. la berterima kasih atas perhatian Anda
terhadap Mr DiPalma. Tidak . .. tidak ada pernyataan. Semua diatur oleh
penasihat hukum kita
rt
la mendengarkan.
"Namanya? Mr Yoshinaka . . . alamat? Tidak ... Mr Yoshinaka tak menerima
telepon untuk wawancara ..."
Telepon ditutup.
***

BAB DUAPULUH ENAM

Nosaka melihat dari mejanya ke kebun berdinding di belakang villanya. Pintu


dorong menuju ruang senjatanya terbuka dan tercium olehnya bau hio yang
dibakarnya di sebuah jambang.
Di kebun tampak kolam penuh terisi ikan emas yang besar-besar. Seorang
pelayan tampak sedang melemparkan makanan ke dalamnya. Nosaka yakin
bahwa ikan emas yang dipuja oleh Jepang karena keberanian dan sikap yang
tegas itu akan memberikan keberuntungan padanya.
la sendiri ikut merasa tegas dan kuat.
Sekarang ini ia berdiri di ambang pintu, menikmati pepohonan bambu kerdil,
peonies dan kamelia yang menyala merah terbayangi matahari yang terbenam.
Di mana dunia seakan-akan menjadi lawannya, di kebun inilah ia menemukan
kebahagiaan dan ketenangan. Di kelilingi oleh keindahannya, ketenangan-nya . .
. maka segala nafsu akan terlupakan dan ia bahagia dalam dirinya sendiri.
Memang di sinilah ia bisa merasa puas, di mana ia tak ingin memperoleh lebih
daripada apa yang telah dimilikinya.
Jam menunjuk pukul 6.30 Kenpachi terlambat 30 menit. Tak sebagaimana
biasanya! Mengapa ia tak juga sadar bahwa kesalahan dan dosa mereka yang
terlambat akan selalu dihitung-hitung oleh yang menunggu?
Sejak memiliki pedang Muramasa itu sutradara itu memang semakin sombong
dan kurang menghormat. Orang itu begitu yakin bahwa seppuku-nya akan me-
mogokkan Jepang, akan menimbulkan semangat patriotisme yang belum pernah
terlihat lagi sejak perang dunia II.

162
"Kaisar akan tergerak hatinya melihat kematian-ku . .." demikian kata orang itu
"la akan memaklumkan aku sebagai pahlawan . . . aku akan dikuburkan di
Yasukuni Shrine bersama dengan para pahlawan lain yang telah memberikan
hidupnya untuk Jepang . .."
Kesombongan seperti ini yang menggerakkan hati anggota Blood Oath League.
Tapi Nosaka sama sekali tak menganggap Kenpachi sebagai orang yang
bertambah bijaksana.
Nosaka kembali ke meja tulisnya dan meneruskan memperhatikan pelana yang
baru didapatkannya. Kalau dibeli mungkin harganya lebih daripada semua
koleksi senjatanya yang lain.
Pelana ini diukir dari kayu gelap dan ditutupi dengan hiasan beremas. Bagian
depan keperakan dan mempunyai pelapis biru. Pelana ini sudah lebih dari empat
ratus tahun usianya, dan merupakan gabungan dari seni dan keindahan yang
sulit ditiru. Ini adalah salah satu dari ketiga pelana yang dibuat oleh Muramasa.
Seperti juga pedang dan pisaunya, pelana Muramasa dikatakan terhantui oleh
setan. Setan itu pulalah yang dulu menghantui Muramasa yang begitu jenius tapi
kurang seimbang pribadinya itu. Selama memiliki pelana itu istri kolektor antik
terjatuh dan terluka berat, la sendiri mengalami kecelakaan lalu lintas sedangkan
cucu putri yang paling dikasihi meninggal tak diketahui sebabnya.
la mengakui . . . baginya kutukan Muramasa terlalu berat.
Nosaka sendiri tidak takut menghadapi kejahatan yang menyelimuti semua hasil
karya Muramasa. Nosaka seorang samurai dan sebagai samurai tidak takut
pada apa pun juga. Takut adalah sumber takhayul, dilahirkan dari
ketidakyakinan. Tidak . . ia tak pernah takut atau panik.
Selama ini koleksinya jugalah yang memberikan padanya kekuatan dan
kekayaan. Nanti ada kemati-annya semua hasil koleksinya akan dibagi-
bagikannya ke berbagai musium di seluruh dunia.
Sementara itu barang-barang yang paling disenanginya disimpannya di sebuah
villa tersendiri. Dibelainya pelana itu Hai. Dengan memiliki pelana ini lengkaplah
sudah siklus koleksinya, la akan memiliki satu macam dari segala jenis hasil
karya Muramasa.
Kenpachi tiba sepuluh menit terlambat, mengenakan baju putih dan celana putih,
lengkap dengan kacamata gelap, la sama sekali tak mengucapkan maaf karena
datang terlambat, la juga tak menukar pakaian dengan kimono sebagaimana
biasanya kalau menghadap Nosaka.
la mengangguk biasa, sehingga menimbulkan kesan kurang hormat. Tawaran
teh dari Nosaka pun ditolaknya.
Mereka kemudian duduk di atas lantai bertikar seberang menyeberang sebuah
meja. Di atasnya terdapat sebuah tape recorder kecil. Kenpachi yang gelisah
mempermainkan kalungnya dan menatap menembus Nosaka, ke kebun di
belakangnya. Mengapa ia dipanggil ke sini? Apakah ia berbuat salah?

163
Kenpachi menggigit kuku ibu jarinya sementara Nosaka menunjuk tape recorder
itu.
"Mereka bertemu di taman dekat Toshogu Shrine . . ." demikian katanya "Salah
satu orangku pura-pura menjadi ibu yang membawa bayinya jalan-jalan, ia
duduk tiga bangku jauhnya dari mereka. Tapi tape ini dapat menangkap suara
sejarak dua ratus yard. Coba dengarkan sendiri .. ."
la menekan tombol di atas tape itu dan mendorongnya ke arah Kenpachi.
***

Terdengar suara-suara. Suara anak-anak sekolah main baseball. Suara pesawat


terbang laju di atas. Juga radio kaset dengan lagu Elton John.
". . . Dinding pun mempunyai telinga . . ." kata Frank DiPalma, terutama di Tokyo.
"Katamu kau dibuntuti? Kau serius?" suara Jan Golden.
"Aku sekarang ini menendang batu karang dan mengintip kehidupan Nosaka.
Tentu, aku serius, la adalah guru mata-mata terhebat jaman ini. Hideyoshi yang
hidup kembali, la tolol kalau tak memata-matai aku. Kalau aku jadi dia pun aku
akan berbuat begitu. Bukan maksudku memburumu, tapi aku harus ke stasiun
polisi dan menjemput Todd. Kita akan makan bersama Shuko. Ini malam terakhir
kita di Tokyo, besok kita ke New York."
Kata Jan Golden "Entahlah . . . mungkin ada baiknya aku meneleponmu.
Terutama karena aku tak yakin apakah kau akan meneleponku. Aku hendak
menanyakan sesuatu tentang Kon .. ."
"Kau menanyakan sesuatu mengenai Kon Kenpachi padaku? Ya Tuhan . . .
orang Jepang memang benar. Katanya yang tak mungkin pun bisa terjadi

"Frank ... ia sangat kubutuhkan. Tinggal tiga empat minggu shooting! Aku butuh
sutradara, bukan? Sayang ia terlalu sering di stasiun polisi itu . . . sampai-sampai
ia disebut orang Monopoli. Kau tahu bukan: 'jangan lewat -GO-, jangan
mengumpulkan dua ratus dollar ..."
Frank tertawa.
"Dan langsung ke penjara, begitu? Lucu." "Kata Ken kau yang jadi gara-gara .. .
kau sedang merencanakan akal bulus bersama Shuko ..." "Apa katamu?"
"Begini . .. terasa aneh bukan? Kau sebagai orang asing dapat memerintah polisi
seperti itu . .."
"Hei . .. Shuko polisi yang baik. la tak pernah diperintah orang, ia tahu apa yang
dikerjakannya, la mengintai Kenpachi karena alasannya sendiri. Wakaba
mencoba membunuh anakku .. . dan kecuali itu ia juga terlibat sesuatu yang
kotor. Karena itulah Shuko terus menghubungi Kenpachi."

164
"Melibatkan Kon?"
"Aku ingin tahu mengapa kau mencariku . . ."
"Siang tadi Kon belum muncul dan aku mampir di istana Ikuba. Aku tak berhasil
meneleponnya, dan kurasa sudah saatnya ia membuka kartu. Diam-diam aku ke
sana dan apa yang kulihat itu sungguh tak seharusnya kulihat. Kon telanjang,
berlutut di kebun di atas karpet merah ..."
"Di tengah empat api . . . siang hari, bukan? Masuk akal. Itulah upacara
tradisionil,"
"Tradisionil apa?"
Hening.
Kata DiPalma "Kau melihat upacara Budha. Mungkin Kenpachi belajar dari
ibunya? Ibunya seorang imam, pendeta Budha. Dan kau benar . . . memang tak
seharusnya kau melihatnya. Kenpachi sedang mengadakan persetujuan dengan
dewa-dewa, untuk hidupnya di alam baka kelak."
"Di... apa?"
"Pertama-tama ia menghukum diri sendiri dengan api dan sinar matahari, la
harus menderita. Itu memang syaratnya, la menderita untuk ganti apa yang akan
diterimanya kelak. Ini memang soal mati dan hidup."
Kata Jan "Jadi Kon hendak kecap mati? Aneh . . . orang itu memiliki segala-
galanya yang patut dipertahankan dalam hidup ini. Tidak . . . tak mungkin, la tak
akan bunuh diri... Aku tahu."
Hening.
Lalu Jan berkata lagi "Aku membutuhkannya, Frank."
"Setiap orang mengkhayalkan impiannya sendiri, bukan?"
"Aku dalam bahaya, bukan? Maksudku, dengan Kon? Karena itu kau
menghindari aku .. . karena itu juga kau tak mengacuhkan aku waktu Wakaba
terbunuh. Kau mengetahui sesuatu tentang Kon dan kau tak mau
mengatakannya padaku."
Hening.
"Frank, aku bisa menyimpan rahasia. Kalau kau ingin agar aku tutup mulut, OK.
Tapi katakan padaku . .. katakan Frank."
Kata DiPalma:
"Kalau aku berkata padamu agar kau meninggalkan Kenpachi, meninggalkan
Tokyo dan ikut denganku ke New York . .. apa kau mau?"
"Meninggalkan film?"
"Kau tak mau bukan? Tak ada orang yang me-

165
ninggalkan film. Yesus! Untuk apa aku membuang-buang waktuku? Seumur
hidupmu kau akan melakukan apa yang kau kehendaki, tak memperdulikan apa
yang baik dan apa yang buruk." Kata Jan:
"Aku takut satu hal: aku takut ada orang-orang yang sama sekali tak sebaik aku
tapi berhasil dalam usaha di mana aku gagal. Kalau penderitaan memang
jawabannya, pasti dunia ini sudah indah sekali. Karena itu jangan minta padaku
untuk menderita lebih banyak lagi. Aku hanya butuh satu bulan. Mungkin kurang,
kalau Kon bisa bekerja cepat. Hanya itu yang kubutuhkan . .."
la menangis.
"Frank . . . aku sudah begitu dekat.. . begitu dekat. Tidak, aku tak dapat
meninggalkan semua ini. Jangan sekarang. Mintalah sesuatu yang lain."
"Hanya itu yang kuminta. Kau tak memintaku untuk mengerti, kau hanya
memintaku untuk menyetujui. Wakaba juga akan membunuhmu kalau saja ia
mempunyai kesempatan. Dan kau ingat Sakon Chi-ba?"
"Ratu naga yang mencoba membunuhmu di Hong Kong."
"la berhasil membunuh polisi sebelum ia sendiri dibunuh oleh Jenkins. Jenkins
sekarang sungguh merana sesudah Wakaba mengunjunginya. Kau tahu bahwa
Wakaba masih tetap di Hong Kong sementara kalian pergi?"
Kata Jan "Menurut Kenpachi Wakaba harus melakukan suatu tugas untuknya ..
."
"Ya, memang dilakukannya tugas itu dengan baik. la memotong lidah Jenkins ..."
"Kau serius?"
"la juga menusuk mata Jenkins yang satu lagi, lalu memotong urat punggungnya.
Sekarang Jenkins lumpuh seumur hidupnya, dan buta, dan tak dapat berbicara."
"Frank .. . aku ingin muntah." Kata DiPalma: "Jelas Wakaba pelakunya. Contoh
darah dan jaringan kulitnya sama dengan apa yang ditemukan di sebuah cangkul
dekat Jenkins . . . Wakaba juga anggota Blood Oath League yang membunuh
Sally Verna, Duncan Ivy dan merencanakan membunuh ayahmu."
"Bagaimana kau tahu?"
"Pada tubuh Wakaba ditemukan karcis pesawat terbang yang dijadwalkan untuk
pertunjukan Kendo dengan teman-temannya. Dan di mana Kendo mengadakan
pertunjukan, tak jauh di situ orang meninggal dicincang. Itu alasan cukup untuk
memanggil Kenpachi ke kantor polisi. Jangan lupa, Wakaba adalah orangnya .. .
pengawal kepercayaannya."
Jan semakin gelisah.
"Perlahan sedikit . . . jadi menurut pendapatmu Kenpachi juga termasuk anggota
Blood Oath League. Bagaimana dengan Nosaka?"
"la juga dalam daftarku. Kenpachi dan Wakaba berlatih Kendo di regu Nosaka,
yang disebut regu Takeshi. Regu ini ada hubungannya dengan Blood Oath

166
League. Kenpachi memang harus menjelaskan sesuatu . . . pada banyak orang.
Jan, ayahmu dalam bahaya. Dan kalau kau tetap juga di situ ..."
"Kau memaksaku! Kau menyudutkan aku. Tidak . . . aku tak mau mendengar
lagi. Aku bisa mendengarkan siapa pun juga, tapi aku harus melakukan apa
yang harus kulakukan. Hanya itu . . . hanya itu!"
Nosaka mematikan tape recorder itu. Menarik, pikirnya. Sekarang Kenpachi
sudah kehilangan keti-dakacuhannya. Ditatapnya mesin itu dengan wajah kuatir.
Kata Nosaka:
"Ini di tape dua jam yang lalu. Miss Golden lari menangis, tapi DiPalma tidak
mengejarnya. Orang itu tahu bahwa kau akan melakukan seppuku. la tahu ...
dari cara-caranya dapat kutarik kesimpulan: ia memang tahu. Dan melalui
perempuan itu ia langsung berhubungan dengan Blood Oath League. Semakin
dekat ke kita ..."
Kenpachi melipatkan tangannya di depan dada.
"la tak tahu apa-apa. Mana mungkin . . . mana mungkin perempuan itu ..."
"Coba pikirkan apa yang kau dengar tadi. Analisa apa yang dikatakan dan apa
yang dikatakan. Miss Golden yang menyebabkan kematian Wakaba. la
mengganggu rencananya untuk membunuh Todd, sehingga tak langsung
Wakaba juga meninggal. Mengapa kau tak meminta ijinku dulu sebelum
membalas dendam pada polisi Jenkins itu?"
Kenpachi menunduk.
"Sungguh, ketidakacuhan membuat orang tolol . . ." kata Nosaka
"Luka Wakaba di tangan Jenkins menimbulkan prasangka. Maka mulailah
informasi dikumpulkan. DiPalma bekas polisi dan ia cerdik. Apalagi sekarang . . .
bagaimana kau akan menerangkan pada perempuan itu? Mengenai tingkah
lakumu itu?"
"Kujelaskan bahwa semua itu upacara penghormatan bagi arwah Wakaba ..."
"Kalau ia memang percaya padamu ia tak akan menghubungi DiPalma. Lelaki itu
tertarik pada perempuan. Sekarang pun ia berusaha menasehati dan memberi
peringatan. Tetapi dasar ambisius ... ia tak sadar!"
Nosaka tersenyum.
"DiPalma tak mau Jan Golden itu meninggal seperti dua perempuan lain yang
dicintainya, la bersedia mengorbankan jiwanya demi dia. Itu sebabnya kedua
orang itu berbahaya . . . berbahaya bagi kita. Apa kau tak bisa membuat film itu
tanpa dia?"
Kenpachi menggelengkan kepalanya.
"Tidak sensai. Semua yang perlu untuk film itu datangnya dari dia. Uang, aktor,
ijin, studio . . . aku membutuhkannya."
"Dan Jan Golden juga membutuhkan kau ... tapi aku yakin DiPalma akan
menemukan cara untuk menggunakan perempuan itu sebagai senjata

167
melawanmu, la bisa menggagalkan rencanamu untuk mati terhormat dan
menggangguku."
Nosaka berdiri dengan anggun dan membelakangi Kenpachi yang menatap ke
kebun. Sinar matahari menyinari wajah Nosaka, sehingga wajah yang tua itu
tidak tampak tua, dan kemanusiaannya pun sudah tidak kemanusiaan lagi.
"Dua lelaki satu perempuan . . . tak mungkin kedua-duanya memilikinya . .."
la berpaling dan memperhatikan Kenpachi.
"Akan kuceritakan mengapa DiPalma selamat selama di Jepang, la akan
membawakan file Hansard padaku. Jude Golden memang cermat menjaga diri,
dan terlalu banyak orang yang sekarang tahu mengenai Blood Oath League .. .
DiPalma, Shuko, Jude Golden, putrinya. Sebaiknya League itu sekarang jangan
dipakai dulu ..."
la mengangguk puas dengan pemikirannya sendiri.
"Kau harus membujuk dan mempengaruhi Jan Golden bahwa file-file milik
ayahnya jauh lebih aman dan efektip kalau diberikan pada DiPalma. DiPalma
adalah wartawan, bukan?"
Nosaka sekarang menghadap matahari.
"Kalau file sudah kita ambil dari DiPalma, kau bebas untuk membunuhnya. Di
Amerika. Lebih baik sejauh mungkin dari kita . . . Karena kau sudah memiliki
kekuatan dan kekuasaan, maka kuanjurkan agar kau pengaruhi anaknya untuk
membunuh ayahnya sendiri. Iki-ryo telah berhasil kau adakan di Hong Kong
untuk membunuh Laycock. Sekarang pergunakan lagi untuk membunuh DiPalma
. .."
Nosaka berjalan ke dinding terdekat, mengambil sebuah tessen dan mulai
mengipasi dirinya sendiri. Kipas perang ini sama dengan apa yang dipergunakan
oleh Yoshiko untuk membunuh polisi Hong Kong.
***

BAB DUAPULUH TUJUH

Ikuba masih diselimuti kabut pagi. Di cakrawala tampak matahari menyinarkan


refleksinya yang tajam ke puncak bebukitan yang biru dan sungai Sumi-da yang
berlumpur ... air masih juga memenuhi daratan di sisinya. Di mana-mana tampak
tentara Hide-yoshi bergerak maju . . menghitam membengkak!
Seperti juga para ninja yang telah mendahuluinya, Hideyoshi juga
mempergunakan hujan dan kegelapan untuk menyelinap masuk istana Ikuba.
Tak mungkin lagi ada yang bisa melarikan diri.
Di ruang daimyo Todd yang kini menjadi Benkai sedang memperhatikan Lord
Ikuba mempersiapkan seppuku. Tuannya berlutut di depan layar putih, membuka

168
kimono dan membiarkan dadanya terbuka. Todd mengangguk dan seorang
penjaga berhelm baja maju dan membuka sandal tuannya.
Mata penjaga yang penuh kengerian itu menyadarkan Todd akan rupanya
sendiri. Sebuah panah menusuk mata kirinya dan kimononya penuh darah.
Kepala seorang perempuan tergantung di pinggangnya. Memang Benkai yang
ditakuti, lebih daripada ninja ataupun pasukan Hideyoshi. Semua harus patuh
pada Todd yang menjadi Benkai.
Asap masuk dari balik pintu tebal di sudut ruang itu. Juga dari langit-langit
menandakan terbakarnya lantai atas maupun ruang-ruang lain di depan. Ninja
menyerang dari mana-mana ...
Tapi asap itu tak menyembunyikan para ninja yang tergeletak dibunuh Todd
ketika mereka mencoba masuk dari terowongan rahasia.
Sementara itu ninja-ninja lain terus mencoba masuk dari terowongan itu juga!
Tiba-tiba ruang sunyi sejenak, dan diikuti dengan suara orang-orang berlarian
dari segala arah.
Daimyo akan binasa, la hanya bisa mempertahankan kehormatannya dan
menghindari malu akibat dihina dan ditangkap hanya dengan menjalankan sep-
puku.
Todd yang sekarang menjadi Benkai berkata: "Samurai harus memilih antara
penghinaan dan kemuliaan ... Seppuku jalannya ..."
"Hai!" kata para penjaga.
Todd menatap tuannya yang tersenyum dan menyerahkan katana padanya,
sebuah pedang panjang dengan kain putih melilit pegangannya. Putih, warna
kematian.
Kedua tangannya memegang pedang itu sekuat mungkin, ditatapnya cahaya
berkilau yang dipancarkan baja itu.
Daimyo menunduk dan menunggu.
Todd memperhatikan, menunggu lalu dengan cepat menurunkan katana itu ke
leher Kenpachi.
*** NEW YORK
Todd membuka matanya, la ketakutan, terengah-engah dan tak bisa melihat
apa-apa. la berontak mencoba mencari udara . . . Kemudian cahaya
menyilaukan pandangannya . . . Apakah ini berarti pedang itu ada di sisinya lagi?
la takut pada pedang itu . . . ia ingin bersembunyi ... ia tak mau membunuh . . . ia
tak mau membunuh!
"Tenang . . ." kata DiPalma yang baru saja menyalakan lampu kamar Todd
"Mimpi buruk? Relaks ... kau sekarang sudah bangun relaks . .."
la duduk di samping anaknya. Hampir saja ia mengatakan 'Jangan dirisaukan .. .
semua itu sudah lalu' Tapi ia tahu bahwa kata-kata itu tak ada maknanya,

169
demikian juga Todd. Ini bukan impian buruk pertama yang dialami anak itu
selama sepuluh hari tinggal di New York.
Mereka berada di rumah DiPalma yang cukup menyenangkan di New York,
dekat Manhattan.
Kata Todd akhirnya "Mungkin lebih baik menerima apa yang memang harus
terjadi .. ."
Tidak, anak ini tidak sembarang omong.
"Kenpachi?" tanya DiPalma.
"Baru pertama kali ini kupegang pedang itu dan aku membunuhnya. Aku menjadi
kaishaku, aku Benkai . . . begitu nyata . . . baunya, teriakan orang yang
meninggal . . . dan lembabnya hujan, wewangian bunga kamelia . . ."
DiPalma mengangguk.
"Kulihat juga kuda-kuda di kebun, dengan darah di pelananya . . . kulihat seorang
jenderal terbaring di depan jendela daimyo. la mengenakan kabuto, helm besi
dengan tanduk, la membawa saihai. Ninja telah membunuhnya pada serangan
pertama .. ."
Todd berkeringat.
"Aku disuruh membunuh untuk kedua kalinya."
DiPalma menyeka dahi Todd. "Mimpi hanya nyata selama ia ada ... sekarang
kau bangun. Suatu waktu ia harus melepaskan kau ... harus ..."
"Malam ini begitu nyata ..." kata Todd lagi "Sekarang aku yakin bahwa aku ini
Benkai... Aku adalah aku sendiri, tapi juga dia .
Apakah aku tak bisa membantunya? Pikir DiPalma. Sama sekali tak bisa
membantunya?
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan?"
Todd menatap jam tangannya. Pukul 3.35.
"Sekarang?"
DiPalma mengangkat bahunya.
"Mengapa tidak? Mungkin ada baiknya untuk kita berdua." la tak mengatakan
bahwa ia ingin menghindari apa yang dialaminya di Hong Kong dan Tokyo . . .
Todd ke luar sendiri malam-malam.
Todd tersenyum, bagaikan anak kecil lagi.
"OK . . ." katanya gembira "Aku senang keheningan malam. Bisa kita makan ice
cream?"
"Repot juga pagi seperti ini . . . tapi kita coba, ok? Tunggu sebentar, aku ganti
baju .. ."

170
Di kamarnya sendiri DiPalma menatap tongkatnya tapi memikirkan untuk
membawa pistolnya. Apa yang ditunggu Kenpachi? Mengapa ia tak mencoba
menculik Todd waktu mereka di New York. Mengapa Blood Oath League tidak
mencoba membunuhnya?
la mencari sepatu karet yang enak dipakai. Akhirnya dipilihnya sepatu mokasin
yang ringan.
Sepuluh hari yang lalu sepatu ini juga yang dipakainya pada pertemuan pertama
sejak kembali dari Jepang, la menghadap regu penelitian yang dikepalainya,
produser, editor dan manager stasiun penyiarannya. Dan di situlah
diceritakannya mengenai alasan ia ke Hong Kong, spionase industri Nosaka,
percobaan untuk membunuhnya, kisah Blood Oath League dan file yang bisa
menarik Nosaka ke depan pengadilan.
Lalu diceritakannya juga mengenai Katherine dan Todd.
Tapi tidak diceritakannya mengenai impian Todd, juga tidak mengenai
kemungkinan reinkarnasi oleh seorang samurai yang meninggal empat ratus
tahun yang lalu.
la menyebutkan Jude Golden, tapi tak menyinggung mengenai Jan ataupun
seppuku.
Seluruh ruangan hening.
"Ku kira kau masih akan dibunuh . . . dicoba dibunuh oleh Blood Oath League
atau Kon Kenpachi?" "Ya."
"Karena file itu?"
DiPalma mengangguk "Kukira kalian semua tahu tentang nasib Sally dan
Duncan. Maka Anda bisa membayangkan permainan organisasi itu. Aku satu-
satunya yang akan membawa file itu dan menghubungi Jude Golden ..."
Wakil direktur berkata "Bukankah Jude Golden adalah ayah Jan?" kata-kata itu
diucapkan seakan-akan hendak mengatakan: Nah . . . terperangkap kau
sekarang.
DiPalma menatapnya sedemikian rupa sampai orang-orang di sisinya ikut
merasa canggung dan gelisah.
"Aku dulu tak pernah lupa . . . sekarang pun tak pernah lupa ..."
la memandang ke sekelilingnya.
"Team-ku sudah menangani ini selama tiga ming-gu. Sekarang sebaiknya kalian
dengarkan juga apa yang kita temukan. Tapi semua harus tutup mulut selama
kisah belum selesai diajukan."
"Satu pertanyaan sebelum kau mulai . . ." tanya yang lain "Sudah beberapa
minggu kita tak memutar acaramu . . . dan terus terang . . . minat orang terus
merosot. Ini tentu saja suatu penghargaan tersendiri bagimu. Tapi kita ingin
mendapatkan kepastian . .."

171
"Aku akan mengudara nanti malam ... untuk itu aku kalian bayar . . ." kata Frank
dengan nada datar.
Wakil direktur memaksakan senyum kecil. "Jangan sakit hati Frank . . . kita
membutuhkan kau, itulah. Mungkin bisa kau katakan apa yang akan kau
siarkan?"
"Sesuatu yang kita kumpulkan sebelum aku berangkat ke Hong Kong. Mengenai
seorang manager yang menjadi pedagang obat terlarang ..."
Wakil direktur mengambil pinsilnya dan membuat lingkaran-lingkaran kecil di
notesnya.
"Itu sudah pernah kita bahas sebelumnya, bukan?" lalu disambung lagi "Jangan
tersinggung . . ."
"Anak ini tujuh belas tahun, seorang countess Brasilia, la memiliki rumah di East
Side, penuh dengan orang Eropa dan Amerika Selatan yang kaya raya. Obatnya
datang melalui kalangan diplomatis dan ia hanya menjualnya pada club pribadi
atau hartawan luar negeri, la berada disampul depan Vogue, menolak dua
kontrak film dan berhasil mengumpulkan satu juta dollar dalam setahun.
Keluarganya kaya raya ... Bagaimana, ok?"
"Ok . . . acara diteruskan. Selamat datang, Frank ..." kata wakil direktur itu.
"Aku pernah melihat filmnya . .." kata Rafaella. "Edan cantiknya ...J''
"Bagaimana kau bisa mendapatkan dia?" tanya yang lain . ..
DiPalma mengacuhkannya. Sekarang baru tahu rasa, gumamnya dalam hati.
Cari saja sendirj...
"Sekarang kita kembali ke Nosaka dan Blood
Oath League. Ada beberapa hal yang harus kalian dengarkan. Akan kita singkat
sebisanya, dan sesudahnya ada film yang harus kalian lihat."
Produser DiPalma, Marshall Harris, bergabung dengan team yang kini mulai
membahas semua fakta yang berhasil mereka kumpulkan mengenai relasi
Nosaka selama ini . . . para pengusaha, wartawan, orang kongres, politikus dan
juga cara-caranya membangun kerajaan industrinya sekarang ini.
Dan klip surat kabar mengisahkan beberapa kali penangkapan mata-mata
industri Nosaka, di Amerika dan di luar negeri. Memang mereka semua
dikenakan denda, tapi tak ada satu pun yang dipenjarakan.
Kemudian giliran DiPalma. Dikisahkannya mengenai peran pemerintah Jepang
dalam mendukung spionase industri ini. Dilaporkannya peran Nosaka sebagai
kriminil perang, bagaimana Amerika telah menggunakannya sebagai mata-mata
perang, bagaimana Nosaka menjalankan banknya sebagai jalinan kerja mata-
mata yang terarah.
Lalu diperlihatkannya film mengenai kantor pusat Nosaka pabrik-pabrik, usaha
dan rumahnya. Juga mengenai agen detektip, perdagangan, biro penelitian dan

172
pabrik-pabrik yang berspesialisasi dalam jaringan mata-mata, dengan dukungan
pemerintah.
Ada juga interview dengan 'Joe' dan 'John'. Dan adegan sekolah managemen
Jepang untuk calon pengusaha. "Nosaka berminat sekali dengan sekolah ini . . ."
kata DiPalma. "Tersembunyi di hutan-hutan utara Tokyo .. . pribadi sekali dan tak
banyak diketahui. Di situ pengusaha Jepang lelaki dan perempuan dilatih
menjadi pejuang dan ksatria perang."
Di kamar tidurnya DiPalma membuka pengisap debu dan mengambil pistolnya.
DiPalma tahu bahwa Todd jenius dalam berpedang, la bangga tapi ngeri... tak
seharusnya anak sebelas tahun seahli itu! la terlalu baik, terlalu!
Sekali DiPalma berpedang dengannya. Dan DiPalma merasa gelisah. Gaya anak
itu begitu agresip. Dari mana ia memiliki kekuatan "seperti ini? Dari mana ia
belajar memegang shinai selincah ini? Todd mengalahkannya dua kali.
Akhirnya hanya Hidiya-sense/, pimpinan do/o di New York itu yang berhasil
mengalahkan Todd satu' kali. Tapi beberapa kali ia terdesak cukup hebat.
Ketika pertarungan selesai semua di situ bertepuk tangan. Mereka berhenti
berlatih hanya untuk menyaksikan. Hidiya membuka helmnya dan melakukan
sesuatu yang belum pernah dilakukannya selama ini ... la tersenyum! Ditatapnya
Todd seakan-akan baru sekali ini melihatnya. Di tengah hiruk pikuk sorak so rai
itu keduanya tampak bertukar kata. DiPalma tahu bahwa Hidiya tidak
menganggap pertarungan tadi se-baga latihan biasa.
Kata Hidiya pada DiPalma "Anakmu pandai sekali bicara bahasa Jepang!
Pengajarnya rupanya menyisipkan kata-kata Jepang kuno yang sudah tak
pernah dipakai lagi ... la sering melatih diri di jaman dulu . .. di kehidupan dulu."
DiPalma mengangguk dan tak menjawab. Benkai,kata Wakaba. Apakah orang
yang akan meninggal berkata sejujurnya?
DiPalma mengenakan ikat pinggang khusus di sekitar pergelangan kakinya
ketika Todd muncul dan berkata "Kau tak perlu memakainya ..."
DiPalma menatap anaknya yang berdiri di ambang pintu itu dengan heran.
"Selama ia belum memberikan file itu padamu kau masih aman ..."
"la?"
"Ya .. . miss Golden."
DiPalma bersandar dan menatap anaknya itu. Percaya atau tidak percaya, nasib
agaknya menarik kita melalui jalur tertentu, memaksakan kekuasaannya dan ikut
mempermainkan jalan hidup kita. Apakah anaknya juga melihat kematian di
wajah ayahnya? DiPalma tak berani bertanya.
Dibukanya kembali ikatan pistol itu, dan disembunyikan kembali di tempat
pengisap debu.
Kemudian ayahnya dan anak keduanya ke luar di-kegelapan malam.
***

173
BAB DUAPULUH DELAPAN TOKYO

Bunyi hujan yang terus menerus itu membawa Jan ke dalam tidur lelap sekali . . .
dengan susah payah ia berhasil membuka matanya.
Sedikit demi sedikit ruangan itu mulai berbentuk. Ada langit-langit dengan panel
yang tinggi dan lukisan air terjun dan pantai. Ada layar berbentuk tirai dari
bambu, ada tikar di atas lantai dan bau hio.
Di sudut ruangan dilihatnya Kenpachi dalam keadaan telanjang, berdiri di dekat
jendela memperhatikan halaman istana Ikuba.
Sampai sekarang orang ini memang tak ubahnya seorang ahli sihir. Mereka
berada di pertengahan bulan Agustus hanya dengan sepuluh hari shooting
tersisa, dan mereka hanya ketinggalan satu hari jadwal.
Memang ada adegan yang dipotong, tapi ada yang ditulis ulang. Semua anggota
crew bagaikan dikuasai oleh setan dan semua bekerja mati-matian.
Dan film mereka pasti berhasil.
Jan tahu karena hampir setiap hari ia menerima telepon yang memuji hasil
olahan shooting mereka di studio sana. Bahkan sudah tersiar berita bahwa Jan
akan memenangkan award.
Beberapa minggu yang lalu Kon masih dibawa ke kantor polisi dan seluruh
proyek terancam bangkrut total. Tetapi sekarang ia hampir yakin. Film ini akan
berhasil.
Minggu depan ia dan Kon harus ke New York untuk mengadakan perundingan,
dan mungkin juga penandatanganan kontrak baru. Jan tahu bahwa sekarang ia
cukup berharga, la sudah membuktikan kemampuannya selama beberapa
minggu terakhir ini, berdasarkan karya Kon.
Agennya di New York juga menelepon. Tawaran sudah berdatangan.
Kon, Kon . . . mengapa tak kau suruh berhenti hujan itu?
Sebelum hujan turun Tokyo panasnya tak tertahankan lagi. Mereka tak pernah
berhenti berkeringat. Tapi sekarang masih harus dilakukan opname empat kali
diluar . . . bagaimana kalau hujan terus turun?
la duduk tegak dan menyalakan rokok. Seharusnya tak boleh merokok dengan
perut kosong. Ah per-duli! Tangannya bergetar. Mungkin ia terlalu banyak minum
obat. Mengapa ia tak bisa mengatakan tidak pada Kon? Mengapa ia menurut
terus? Pertanyaan yang sederhana jawabannya pun sederhana. Tapi Jan tak
mau menjawab.
Ketika mereka mulai membuat film Jan memang betul-betul mendambakan Kon
di tempat tidur. Tetapi sekarang ia merasa mual dengan segala yang dipaksakan
Kon di tempat tidur... Tentu saja Jan mempunyai alasan yang kuat: film. la
membutuhkan Kon.

174
Tapi dalam hati kecil ia tahu ... ia memang ingin lepas dari setempat tidur dengan
Kon, tapi tak tahu bagaimana caranya.
la betul-betul merasa malu, seluruh emosinya hancur dan habis terkuras, la tak
berdaya dan tergantung pada orang lain. Tapi semua ini tak bisa diputuskannya,
la menghargai bakat Kon dan ketampanannya memang sulit disangkal.
Hujan terus mengganggu sehingga akhirnya Jan menutupi kedua matanya.
Mengapa harus hujan sekarang ini? Mengapa harus menghalangi filmnya dan
menghalangi ia cepat-cepat ke luar dari negara ini? Ke luar dari Kon?
"Sebentar lagi juga berhenti... katanya.
Jan menurunkan tangannya.
Kon tampak tersenyum dan rambutnya basah.
"Kau ke luar di hujan seperti ini?" tanyanya.
"Ya ... aku ke dojo, bermeditasi..."
"Kalau kau bisa bermeditasi dan menghentikan hujan ini?"
"Pakai bajumu. Hujan berhenti satu jam lagi..."
Jan menggelengkan kepala.
"Tak mungkin, ini baru hari pertama. Dan menurut ramalan cuaca masih akan
berlangsung beberapa hari lagi..."
"Hujan akan berhenti. Kita bekerja menurut jadwal hari ini. .,"
"Kon ... aku tahu kau memang pandai magis dan bermeditasi . . . tapi dari mana
kau tahu hujan akan berhenti?"
"Aku tahu. Apa itu tidak cukup? Aku juga tahu bahwa kau akan menemui orang-
orang penting di New York minggu depan ..."
"Ayolah . . . pasti itu kau dengar dari orang-orang film."
"Tidak ..."
Kurang ajar orang ini. Semakin lama semakin banyak yang diketahuinya.
Mengenai cuaca, mengenai film, mengenai dia sendiri ... Jan. Tapi Jan harus
mengakui, Kon memang luar biasa. Berkat dia semuanya berhasil.
Minggu depan mereka akan ke New York, ia akan mengunjungi ayahnya,
kembali ke Tokyo untuk shooting 3 hari, lalu pesta di istana Ikuba dan pulang

Kon memperhatikan gadis itu dan membelai dahinya dengan lembut dan Jan
merasa relaks sekali. Rasa takutnya hilang.
"Ada yang ingin kubicarakan denganmu . .." katanya "Kalau aku sampai di New
York nanti, DiPalma ada di sana ... la menunggu untuk mencelakakan aku

175
Jan menjadi tegang.
Mengapa harus selalu kembali ke Frank? "Tak ada yang perlu kusembunyikan . .
." kata Kenpachi. "Demikian juga Nosaka-san. Ini bisa saja
dibuktikan, dengan bantuanmu ..." "Bantuanku?"
"Ya ... ayahmu mempunyai file-file tertentu, bukan? Kau sendiri yang
mengatakannya padaku ... Bagaimana kalau DiPalma kau beri file-file itu? Dan
dalam file itu dapat dibuktikan bahwa aku dan Nosaka-san sama sekali tak
terlibat. Bebas dari segala kejahat-an.
Obat itu! Mengapa ia begitu letih?
Dalam keadaan seperti itu Jan mencoba untuk mengalihkan pandangannya, la
tak mau menatap Kon. Tetapi apa daya? la tak kuat.
Kon berjalan mendekat sambil memandangnya tak berkedip "File itu . . . ayahmu
... DiPalma ..." Kata-kata itu terus terngiang di telinga Jan.
***

1 BAB DUAPULUH SEMBILAN

DiPalma naik ke geladak kapal milik Jude Golden yang tersohor indahnya itu
'Jan Amy'. Tiga orang yang mengenakan topi baseball dan membawa bedil
menahannya. Mereka itu polisi dan terkesan sekali dengan ketenaran DiPalma.
DiPalma juga polisi, bagian dari dunia mereka juga. Tapi mereka mempunyai
tugas dan Rolf Nullabor yang berdiri di dekat tiang sedang memperhatikan
mereka semua.
DiPalma harus digeledah untuk kedua kalinya sebelum diijinkan menemui Jude
Golden. Pistolnya sementara waktu ditahan, la begitu ternama melalui siaran
televisinya sehingga muncul kepala-kepala penjaga dan polisi lainnya, ingin
mengintip orang yang namanya DiPalma itu.
Hanya Rolf Nullabor sendiri yang tampaknya tidak acuh.
Seorang penjaga mengantarkan DiPalma yang sudah menjalani penelitian
menyeluruh dan juga dengan detektor metal itu ke kamar Jude Golden.
Tapi Nullabor menghadang di tengah jalan.
"Ada yang terlupakan, bukan?" tanyanya.
Penjaga itu mengerutkan dahi.
"Tongkat itu tolol!" seru Nullabor.
"Tongkatku selalu denganku . . ." kata DiPalma.

176
Nullabor menggelengkan kepala "Tidak di atas kapal ini, sobat. Dan satu hal lagi.
Kau tak keberatan membuka celana dan membuka bajumu, bukan? Jangan-
jangan kau membawa microphone kecil . . ."
DiPalma menatapnya tajam sekali.
"Golden tahu di mana ia dapat menemuiku . . ."
la berbalik dan berjalan turun.
Nulfabor mengikuti.
"Kau akan ke mana?"
DiPalma tak menjawab dan terus berjalan pergi.

**#

Jude Golden mengulurkan tangannya. "Boleh?"


DiPalma menyerahkan tongkat itu. Bankir tinggi itu memperhatikannya dengan
teliti. "Bagus sekali . . . dan kuat. Katherine mempunyai citra rasa yang baik."
Dikembalikannya tongkat itu pada DiPalma.
Mereka berdua berada di bawah dek, di tempat kapten . . . sebuah ruangan kecil
berlangit-langit rendah.
DiPalma masih dapat mencium bau parfum kedua gadis Jepang yang baru saja
meninggalkan kamar sempit itu. la juga mencium bau marijuana.
"Jangan menyesali Rolf ..." kata Golden, "la hanya melakukan tugasnya saja .. ."
"Demikian juga Martin Bormann . . ." kata DiPalma tak memperdulikan Nullabor
yang mendengarnya. "Di Hong Kong Nullabor memang terpukul karena mau
mencoba senjata lasernya . . . Sekarang aku memilih pergi daripada
menyakitinya lebih hebat lagi
11
Golden memperhatikan DiPalma.
"Aku percaya padamu ... memang Rolf bisa-bisa salah ulah." la minum beberapa
pil dan memejamkan matanya." Putriku menelepon empat kali minggu yang lalu.
Katanya file-file itu harus diberikan padamu. Katanya penting baginya, tapi tak
mau mengatakan mengapa ..."
la membuka matanya lagi.
"la seakan-akan . .. bukan Jan yang kukenal. Kau mengerti? Seperti orang yang
berdiri di ujung bangunan tinggi, tapi tak tahu bagaimana ia sampai ke sana
Terdengar suara helikopter berkeliling di atas kapal.

177
"Punyaku ... ide dari Rolf. -Takut ada serangan dari udara ..." Bankir itu
tersenyum "Tapi lebih baik sekarang kita bicarakan dulu putriku."
"Lebih baik jangan ..." kata DiPalma.
"Kau sudah tidak menaruh perhatian lagi padanya?"
"Dulu aku pun mencintai Gene Autry. Waktu me-rubah perasaan, Mr Golden.
Aku ke sini untuk file itu
II
Golden bersandar dan mempermainkan ibu jarinya. "Frank . . . kau tahu bahwa
aku tak akan semudah itu berpisah dengan barang milikku, apalagi yang
memang ingin kusimpan. Putriku begitu kukuh aku harus menemuimu.
Mengapa? Itu yang ingin kutanyakan . . ."
"la di sana. Aku di sini . . . bagaimana aku bisa tahu apa yang dipikirkannya?"
"Wah . . . wah, jangan sedramatis itu. Apa kau kira aku akan begitu terpengaruh
dan terkesan oleh sikapmu sehingga file itu kuberikan begitu saja? File itu
DiPalma . . . yang memberikan kekuatan padaku. Dengan file itu aku merasa
kuat. Bisa kuputuskan Nosaka itu seperti ini..." digerakannya tangannya seperti
orang menebang pohon.
"Mengapa tidak?"
"Ada alasan .. ."
"Kau menunggu sampai Jan ke luar dari Jepang dan tidak terlibat lagi dengan
Kenpachi . . . tapi mungkin sudah agak terlambat.. ."
"Jelaskan!"
"la sudah tertarik pada Kenpachi. Tak semudah itu bagi Jan untuk melepaskan
diri ..."
"Aku tahu tentang kehidupan pribadi dia, meskipun tak pernah kita bicarakan.
Esok dia ke sini, bukan? Ada hubungannya dengan film Kenpachi. Mungkin bisa
kubujuk agar jangan kembali ke Tokyo . . . jangan kembali ke Kenpachi."
DiPalma menggelengkan kepala.
"Jan tak bisa dibujuk seperti itu. Karena itu kau belum bertindak melawan
Nosaka. la dalam bahaya selama masih di sana, di antara teman-teman Nosaka.
Kau juga tak mau tercemar jadi kau mencoba membersihkan dulu namamu . . ."
Golden menarik napas panjang.
"Baru sekarang aku sadar begitu banyak orang yang terlibat . . . bukan hanya
aku. Sal dan Duncan. Bahkan orang-orang itu sudah tak bisa lagi tanpa Nosaka
..."
"Maksudmu orang-orang CIA?"

178
"Antara lain. Aku ingin Jan puas dengan satu film sebelum aku bermain sebagai
Tuhan. Satu hal lagi mengapa belum kuserahkan juga file itu padamu. Karena
ada organisasi dan pribadi-pribadi mulai menyelidiki kau DiPalma. Kau tahu?"
"Tidak ... aku tak tahu."
"Mereka cukup berkedudukan . . . kau akan dijatuhkan sebelum memegang file-
file ini. Aku tak tabu apa kau bisa bertahan . . . Bahkan ada di antara mereka
yang sudah menghubungi tempat kau bekerja! Kau tak tahu, bukan? Begitulah
dunia ini, DiPalma . . . Dan terus terang . . . aku tidak senang melihat sikapmu
terhadap Jan. Seakan-akan Jan tak ada artinya. Yang penting hanya file ini saja
.. ."
"Apa tak kau rasakan? Bahwa Jan itu ketakutan?"
"Ketakutan? Apa maksudmu?"
"Kau tahu apa artinya takut..."
Wajah Golden merah padam.
"Kau tahu sesuatu bukan? Yang tak kuketahui ... Kalau saja aku tak memikirkan
Jan . .."
"Kau tak akan menemuiku . . . aku tahu." DiPalma bersandar ke depan.
"Kapan Jan akan kembali ke Tokyo ...?"
"Sehari sesudah pertemuan dengan orang-orang di sini... Orang itu memang
keras kepala!"
"Kenpachi sobat Nosaka. Apa ia tahu mengenai Blood Oath League?"
Golden duduk tegak.
"Kenpachi akan melakukan seppuku," kata DiPalma "Kalau film sudah selesai."
"Golden menggosok rahangnya dan memegang jantungnya "Bagaimana kau
tahu?"
"Bodyguardnya yang mengatakan sebelum ia
mati..."
"Yang dibunuh anakmu itu? Mana anakmu?"
"Di do/of dengan teman-teman ..."
"Kudengar dia istimewa ..."
"Kenpachi hendak menggunakannya sebagai kaishaku. Aku yakin kau tahu
Kenpachi menaruh minat pada anakku. Kau tahu begitu banyak. Kau juga tahu
bahwa kalau Jan di dekat Kenpachi selama seppuku maka mungkin ia akan
terbunuh? Kau tahu bahwa Nosaka tak pernah berhenti membencimu selama
empat puluh tahun? Bahwa mungkin ia juga membenci Jan?"
"Kau katakan semua ini padanya?"
DiPalma menarik napas panjang.

179
"Apa masalahnya? Begini ... kau sendiri yang mengatakan Jan tampaknya aneh.
la tahu bahwa ada sesuatu tak beres antara dia dan Kenpachi ... Di Jepang
pikiran kadang-kadang memang tak bisa diandalkan lagi... Segalanya tampak
aneh."
"Ya . . ." kata Golden "Kenpachi memang mengirim omnagata untuk membunuh
Hansard . . ."
la menatap DiPalma.
"Katamu anakmu itu istimewa ..."
"Jan juga istimewa ..."
Lama Golden berdiam diri "Kau masih mencintainya, bukan?"
Masih satu jam DiPalma di sana. la ke luar membawa file keluarga Hansard.
***

BAB TIGAPULUH NEW YORK

Di suatu cafe di sudut Bprakdway dan Sixty Four Str, Jan terlihat berjalan menuju
sederetan kotak telepon dan memasuki salah satu di sudut dapur.
Di sudut dekat telepon itu ditemukannya segelas champagne, sebotol Dom
Perignon dan satu mawar di dalam vas kristal tinggi.
Dibacanya kartu di bawahnya. Di situ dibacanya tulisan Trims Frank.
Jan mengeluarkan sapu tangan dan menyeka air matanya. Ditunggunya telepon
dari Frank. Tiba-tiba ia teringat pada champagne dan duduk lega. Diminumnya
sedikit-sedikit sambil memperhatikan orang-orang yang berkerumun di bawah
dekat Lincol Center, sementara polisi berkeliaran untuk menjaga keamanan.
Bagi ratusan orang yang berkumpul di depan Avery Fisher Hall malam ini tak ada
hubungannya dengan kultur. Jumlah mereka semakin membengkak

dengan bubarnya teater, balet dan konser dan orang di jalanan semuanya
menunggu keluarnya Kenpachi.
Rasanya ingin Jan mengatakan pada mereka: percuma kalian menunggu.
Sebelum tengah malam tak ada bintang, tak ada aktris, tak ada pemuka Jepang,
tak ada kritikus film yang akan meninggalkan bangunan sebelum tengah malam.
Proyektor rusak, pidato panjang sekali sedangkan konperensi pers baru mulai
pukul 11 malam.
Telepon berbunyi sementara Jan sedang menuang gelas champagne yang
kedua.
"Jan?"

180
"Frank? Frank? Itu kau?" Mengapa ia ingin menangis tanpa sebab musabab?
"Kau berhasil juga . . ." katanya "Bagaimana champagnenya?" "Trims ..."
"Aku ingin mengucapkan terima kasih untuk file itu ..."
Jan memikirkan Kenpachi.
"Kalau memang bisa membantumu, mengapa tidak? Kata ayah kau berjanji
untuk melindunginya.
"Akan kuusahakan sebisa-bisanya ..."
Jan mempermainkan mawar di depannya.
"Aku senang bisa kembali ke New York. Senang membaca menu dalam bahasa
Inggris, meskipun aku kehilangan taksi Tokyo dengan supirnya yang baik hati itu.
Semuanya memakai jacket, sarung tangan putih, dasi dan sopan sekali..."
"Aku tak yakin kau akan datang ke tempat telepon. Kata ayahmu malam ini
malam penting bagimu
it
Jan menggelengkan kepalanya.
"Bukan untukku . . . tapi untuk Kon. Kita memutar empat puluh lima menit dari
pelbagai filmnya, ditambah suatu adegan dari Ukiyo. Sekarang ini ia sedang
dikerumuni orang-orang penting, semua memujinya ..."
"Bagaimana kau bisa ke luar?"
Jan tertawa.
"Satu lompatan saja sudah cukup . . . Tidak Frank. Aku hanya minta diri ke
belakang . . ." Kata DiPalma:
"Kebetulan juga bukan . . . aku mendapatkan file itu sementara Kon masuk ke
kota."
Jan memainkan kabel telepon.
"Itu yang kupikirkan, sobat. Kalau saja semua ini bisa kubicarakan dengan Kon.
Aku menghargai bakatnya dan aku membutuhkannya untuk film ini... tapi sudah
akan selesai tiga hari lagi."
Jan menatap ke depan.
"Akhir-akhir ini Frank ... ia begitu aneh. Seperti memiliki suatu kekuatan sehingga
mau tidak mau kita mengikuti jalan pikirannya, mau tidak mau. Aneh, bukan?
Tapi begitu kenyataannya ..."
"Aku mengerti . . ." kata DiPalma "Mungkin lebih dari yang kau kira ..."
"Tahu Frank? Di New York ia sama sekali tak berkuasa. Tapi di Jepang, ya
ampun ... di situ ia sungguh-sungguh istimewa. Apa karena pengaruh negaranya
aku sungguh tak tahu ..."
Jan menatap kembali mawar itu.

181
"Tiga hari . .. lalu selesai. Syukur! Akan kuhabiskan waktuku di London, untuk
musik dan tidur, pulang ... pulang!
"Tapi sebetulnya kau di mana Frank?"
"Di hotel. Mengapa kau bertanya?"
"Karena DiPalma . . . kau kedengarannya agak jengkel. Begini, kalau kau mau . .
. semua ini tak kukatakan pada Kon. Kukatakan saja file ada di tanganmu ..."
"Percayalah. Sebentar lagi ia juga pasti tahu. Aku hanya ingin orang lain jangan
tahu sebelum file itu bisa kutangani. Dua puluh empat jam untuk membacc
semuanya. Aku hampir tak tidur . .. Jan! Rasanya bisa aku tidur lima hari
sekarang ini."
Jan mengerutkan dahinya.
"Mengapa terburu-buru?"
"Menurut ayahmu ada orang-orang tertentu yang mencoba mencegah aku
menangani file-file itu. Sekarang ini aku tak bisa mempercayai siapa pun juga.
Aku ingin tahu apa isinya .. . Todd tak keberatan dengan hotel ini. la senang
sekali makan-makanan hotel, apalagi ice cream .. ."-
"Bagaimana Todd? Masih suka mimpi . . ."
"Sudah berkurang . .."
Jan masih juga memainkan kabel telepon.
"Frank . . . aku ingin bertemu denganmu . . ."
Frank tak langsung menjawab.
"Kapan?"
"Malam ini . . . Aku tak mempunyai waktu lagi. Esok pagi-pagi ada pertemuan
dengan orang studio, lalu aku dan Kon langsung kembali ke Tokyo."
"Apa film tak pernah ada akhirnya?"
"Aku sudah banyak bertingkah, bukan begitu Frank? Kadang-kadang aku
berpikir. Pasti lebih senang kalau aku tak perlu kembali, bukan?"
Hening sesaat.
Lalu DiPalma berkata "Kau tak perlu kembali . . . Bagaimana kalau kita berdua
sekarang bertingkah? Kau bawa champagne itu ke sini ke hotel, dan kita duduk
berpikir sampai menemukan alasan yang kuat sehingga kau tak perlu kembali ke
Tokyo."
"Kau serius?"
"Orang Italia selalu serius kalau membicarakan masalah champagne."
"Kau tahu apa yang kau katakan?"

182
"Hotel Buckland, East six dari taman, kamar nomor 309. Mintalah bertemu
dengan Harry Rigby, kalau ada yang menanyakan sesuatu, katakan saja kau
dari dinas pengontrolan pers."
Jan menutup telepon dengan air mata berlinang. Belum pernah ia bahagia
seperti ini. la bebas dari Kenpachi. la sudah mendapatkan manager produksi
kelas satu, Sam Jonas. Biar dia yang mengurus segalanya selama tiga hari ini .
Biar saja ia tak ikut dengan pesta di istana Ikuba. la akan berdusta dan mencari
alasan apa saja untuk memutuskan hubungan dengan Kenpachi.
Malam ini Jan Amy Golden akan lompat melaluitembok penghalangnya selama
ini. la bebas dari Kon!
Frank.
Jan mengambil champagne di depannya tetapi kemudian menjatuhkannya
kembali. Dengan terkejut ia terduduk lagi. Kenpachi dikawal oleh dua orang
Jepang berotot masuk ke dalam tempat telepon dan mengambil mawar di tangan
Jan. Kon tersenyum manis sekali lalu menghancurkan mawar itu.

Todd memasukkan file ke dalam koper kecil yang dulu milik ayah angkatnya dan
menatap Frank DiPalma. Bekas polisi itu tertidur di mejanya. Mata anak itu
tampak terang sekali dan seakan-akan menembus punggung ayahnya. Ada
sebuah pistol kaliber 38 dekat tangan polisi itu, dan tongkat kayunya tampak
tergeletak di sisinya.
Todd mendengarkan dengan teliti. Terdengar suara untuk membunuh ayahnya .
. . menyuruh Iki-ryo ke luar seperti dulu di Hong Kong.
Anak itu berdiri tegak dengan mata tertutup dan menarik napas terengah-engah.
Keringatnya bercucuran.
Ruang terasa dingin sekali dan angin bertiup dengan kencang.
Beberapa menit kemudian Todd meninggalkan hotel membawa koper kecil itu. la
berjalan ke sudut Park Avenue dengan Sixtieth Str. dan menunggu di situ
dengan tenang.
Sebuah bis berhenti dan kemudian berjalan lagi, diganti oleh sebuah Limousine.
Todd masuk ke dalam mobil itu yang langsung meluncur pergi.
Todd bergidik melihat pemandangan sekitar mereka. Rumah porno, pelbagai
bank darah tak halal, segala pelacuran dan kehidupan malam.
Di tengah-tengah blok Limousine berhenti dan seorang Jepang berotot besar
turun dan menghampiri seorang anak langsing bermata besar dan hitam. Entah
apa yang mereka bicarakan, tapi kemudian anak itu ikut naik ke dalam mobil.
***

183
Telepon berdering dan DiPalma terbangun, la duduk dan mencari Todd. Mungkin
tidur di kamar sebelah? Mungkin Jan yang meneleponnya? Mungkin ia berubah
pendapat dan tak jadi datang.
la masih grogi dan dengan terhuyung mengangkat telepon.
"Frank?" didengarnya suara lelaki yang sudah dikenalnya.
"Charlie Griffith ... aku diminta untuk meneleponmu . . ."
Kepala Frank seakan-akan terpukul. Apa yang terjadi? Griffith adalah anggota
pemadam kebakaran yang dikenalnya sejak dulu ...! Teman baik yang pada
akhirnya berhasil juga mendapatkan pangkat kapten.
"Ada kebakaran di club Kendo . . ." ia memberitakan dengan perlahan "Dan ada
satu tubuh yang ditemukan, masih anak. Seperti anakmu Frank ... aku menyesal,
sungguh ikut menyesal."
DiPalma memandang ke kamar tidur.
"Griff, tunggu sebentar ..."
la berdiri dan membuka pintu.
Di ambang pintu itu bulu kuduknya berdiri. Dilihatnya tempat tidur masih utuh
kedua-duanya.
Dengan gontai DiPalma kembali ke tempat telepon.
"Yah Griff ... ceritakan semuanya."
"Anak itu membawa kartu identifikasinya dan sebuah kunci hotel Buckland di
celananya . . . Kulihat namamu dan nomor kamarmu. Aku sudah berharap ia tak
mempunyai hubungan denganmu. Beberapa orang Kendo berlarian datang
begitu mendengar ada kebakaran . . . Menurut keterangan mereka hanya satu
anak yang mempunyai kunci ke do/o itu. Hanya satu anak yang mendapat ijin
untuk datang sendiri dan berlatih kapan -saja ..."
Suara DiPalma parau sekali.
"Aku akan segera datang ... trims ..."
Ditutupnya telepon dan ditatapnya kamar tidur di sisinya itu. Kemudian
didekapnya wajahnya sendiri dan ia menangis.

###

BAB TIGAPULUH SATU

TOKYO

184
Tengah malam, di do/o, istana Ikuba. Nosaka meninggalkan dinding tempat ia
bersandar dan maju ke tengah ruangan tempat Todd berdiri di atas lantai yang
diberi beralas tikar.
Todd berdiri seorang diri dalam keadaan telanjang kecuali sebuah fundoshi, kain
putih penutup kemaluannya. Anak itu mengenakan rambutnya seperti gaya
samurai kuno, bagian belakang dijalin, diminyaki lalu ditarik ke depan di
sekeliling bagian atas kepalanya yang telah dicukur gundul.
Matanya liar bagaikan mata srigala. Suatu pancaran kekuasaan dan kekuatan
memenuhi seluruh ruangan, terpantul ke luar dari tubuh anak ini.
Sementara itu di luar angin selatan mengembuskan hujan yang kencang. Air
bercucuran dari atap istana turun ke kebun pasir dan batu-batu karang,
mengubahnya menjadi kolam. Pohon-pohon cemara menunduk terembus angin
yang begitu kuat. Jembatan diangkat dan pagar besi besar di luar tertutup rapat.
Seluruh bagian istana gelap gulita kecuali do/o itu sendiri, dengan dua orang
menjaga di pintu masuk.
Di dalam Kenpachi dengan setengah lusin anggota Blood Oath League berdiri
dalam bebayangan lampu lentera kertas dan memperhatikan bagaimana Nosaka
akan menyelesaikan upacara rituil yang memaklumkan Todd sebagai seorang
samurai.
Nosaka telah terpilih sebagai sponsor anak ini, suatu kehormatan yang sama
tingkatannya dengan ayah angkat atau ayah pembaptisan.
Nosaka mengenakan kimono abu-abu tradisionil dari clainnya sendiri, juga
mengenakan hachimaki yang dibelitkan di sekeliling dahinya.
Pengusaha itu kemudian menyampaikan hakama pada Todd sebuah celana
hitam panjang yang biasa dipakai oleh para samurai jaman dulu. Todd
mengenakannya.
Kemudian disusul lagi dengan pemberian gaun hijau berhiaskan sulaman burung
bangau dan kura-kura, simbol usia panjang.
Burung bangau dikatakan hidup sampai seribu tahun, sedangkan kura-kura
sampai sepuluh ribu tahun. Nosaka kemudian mengangkat mangkuk anggur
beras terbuat dari tanah.
Nosaka mengecapnya tiga kali, lalu menyampaikannya kembali pada Todd yang
melakukan hal yang serupa. Kilat bersambaran dan seluruh halaman bagaikan
siang. Kemudian turunlah kilat sambar menyambar.
Nosaka menggenggam tangannya dan mencoba untuk bersikap tenang. Kilat
dan guntur itu menimbulkan badai dan gelombang dalam pikirannya sendiri . ..
semakin lama ia semakin gelisah.
Perasaan seperti ini mulai menghantuinya setelah ia membeli pelana Muramasa.
Tapi dalam hati kecil ia masih dapat menerima kenyataan itu. Apa hubungannya
dengan pelana?

185
Tapi ia juga sadar bahwa suatu siklus kejahatan telah terbentuk dengan
sempurna di saat ia membeli pelana itu. Bahwa sekarang ini ia dikelilingi oleh
barang-barang yang tak dapat memberikan sesuatu lain padanya kecuali
kesengsaraan.
Tetapi bukankah selama ini ia telah berhasil menarik manfaat dan kekuatan dari
senjata Muramasa? Terutama dari pedang Benkai.
Selama tiga hari terakhir ini Nosaka tinggal di istana Ikuba, memperhatikan
Kenpachi yang agaknya berhasil menarik kekuatan dan kekuasaan yang serupa
dari pedang dan tulang tenggorokan Benkai.
Kekuasaan inilah yang digunakan oleh Kenpachi untuk mengontrol dan
memanipulasi pikiran anak itu sampai akhirnya Benkai yang ditakuti dan sudah
lama terpendam dalam jiwanya itu telah muncul.
Memang sulit mengelak Kenpachi.
la berhasil membujuk wanita Amerika itu untuk pergi ke Jepang, di luar
kemauannya. Nosaka tak senang dengan segala yang lemah. Perempuan ini
mudah dimanipulasi! Pikiran Barat di tubuh orang-orang tolol yang hidup sebagai
budak perasaannya sendiri.
Tapi malam ini Nosaka pun terancam bahaya kelemahan. Untuk pertama kali ia
merasakan usianya dan keletihan, seakan-akan mendorongnya masuk kuburan,
la mulai mera.sa takut menghadapi kejahatan, la gemetar kedinginan di dalam
do/o yang sepanas itu.
Semua yang lain berkeringat, juga Todd.
Nosaka merasa dingin . . . dingin yang telah memasukkan Iki-ryo ke dalam
pikirannya dan alasan yang serupa pulalah yang menyebabkan Iki-ryo itu tak
berhasil membunuh DiPalma meskipun Kenpachi telah berhasil mengontrol
anaknya.
Kata Nosaka:
"Iki-ryo telah menyelamatkan nyawa DiPalma di Hong Kong karena anak itu
merasa setia pada ayahnya. Dan Iki-ryo yang telah memberi kehidupan tak bisa
menyitanya kembali. Iki-ryo tak pernah bisa digunakan untuk membunuh nyawa
yang telah diselamatkannya .. ."
Kenpachi marah sekali waktu itu "Kalau begitu DiPalma tak mungkin terkalahkan
..."
"Tidak ... ia masih bisa dibunuh. Ingat. .. waktu itu anak itu belum menjadi
Benkai. Kesetiaannya pada atasannya tak seperti sekarang ini. Memang Iki-ryo
menolak untuk membunuh. Mungkin ia juga telah disucikan di perapian Tendrai .
. . memang ke-kekuasaan pedang itu bisa terwujudkan dalam pelbagai bentuk.
Tapi ia tetap mortal dan dapat dibunuh .. ."
Di dalam do/o kilat sekali lagi mengejutkan Nosaka. Nosaka gemetar sedangkan
yang lain saling pandang memandang dengan gelisah. Hanya Todd sendiri yang
tenang menunggu. Kalau upacara ini selesai ia akan menjadi Benkai.

186
Sekarang pun kemampuannya beranggar sudah melebihi siapa pun anggota
Blood Oath League. Hanya Nosaka dan Kenpachi saja yang belum terkejut-kan.
Dengan mengisap darah dari ketiga lawannya Todd juga telah berhasil
memperoleh penghargaan dari semua anggota.
Sekarang tak seorang pun ingin bermain anggar lagi dengannya. Pedang kayu
pun bisa berarti kema-tian. Dua dipukulnya pingsan dan yang ketiga hanya
kebetulan saja tercegah dari kematian.
Esok sorenya Kenpachi akan melengkapi filmnya dengan perempuan Amerika
yang sekarang tidur terbius di kamarnya. Kemudian ia akan merayakan pesta di
istana untuk semua anggota crew dan aktor aktris. Mungkin juga ada tamu lain,
termasuk Nosaka.
Semua kemudian akan dijadikan sandera sampai Kenpachi selesai
melaksanakan seppuku dan seppuku itu disiarkan ke seluruh dunia dalam
bahasa Jepang dan Inggris.
Semua anggota Blood Oath League telah bersumpah, tidak menyerah dan juga
tidak meminta pertimbangan atau pengampunan. Nosaka tahu bahwa mereka
semua takut dipermalukan dan dianggap hina. Semua akan setia sampai mati.
Itulah kekuatan League ini sejak dulu. Itu pula sebabnya League ini akan
bertahan sampai kelak, jauh sesudah seppuku terlaksana-
kan. Benkai telah hidup selama ratusan tahun dan akan terus hidup.
Kilat menyambar lagi diikuti dengan guruh.
Dan sesuatu lain! Nosaka dengan kaget memandang ke sekeliling do/o. Apakah
orang lain tak ada yang mendengarnya?
Bisikan itu begitu parau, begitu mengerikan! Bulu kuduk Nosaka berdiri.
"Shini-mono-gurui."
Saat kematian amarah kematian .. . memberi tanpa memikirkan apa-apa lagi,
memberi segala-galanya . . . sesuatu yang hanya dituntut dari samurai yang
tertinggi . . . Membunuh semua yang paling dicintai dan dekat dengannya, dan
membebaskan dirinya agar dapat berjuang sampai tetes darah terakhir.
Kata-kata itu membuat Nosaka mual. Dengan susah payah ia memaksa diri
memandang Kenpachi yang sedang menyerahkan pedang Muramasa padanya.
Ini adalah bagian terakhir dari upacara. Sebagai sponsor ia harus
menyerahkannya pada anak itu, dan dengan demikian secara resmi
menjadikannya samurai.
Tiba-tiba Nosaka mundur selangkah. Hati kecilnya mengatakan: jangan terima
pedang itu! Kenpachi tercengang. Semua memperhatikan dengan mulut
ternganga bagaimana Nosaka membuka pintu dan membiarkan hujan serta
angin masuk menerjang. Baju Todd dan seluruh rambut dan wajahnya basah
kuyup. Semua yang lain melindungi diri dari badai tetapi

187
Todd berdiri tegak dengan tangan disila di depan dada . . . mata terus menatap
pedang yang dipegang oleh
Kenpachi.
Nosaka lari ke luar . ..
Tercium olehnya bau Iki-ryo yang busuk, didengarnya suara Kenpachi
memanggil namanya, begitu dingin . . . Nosaka seharusnya menjadi zankanjo,
saksi kematian Kenpachi . . . juga di saat Kenpachi menandatangani
testamennya!
Tetapi dengan wajah pucat pasi Nosaka lari ke dalam Limousine-nya dan tak
lama kemudian meluncur pergi .. .

BAB TIGAPULUH DUA

NEW YORK

Ketika DiPalma membuka matanya hari sudah hampir gelap, la tidur tak
bergerak, mendengar suara Todd. Untuk ketiga kalinya malam itu ia bermimpi
mengenai anaknya. Tapi malam ini yang paling jelas. Todd meminta pada
ayahnya untuk datang ke Jepang dan membebaskannya dari maut.
DiPalma terduduk, menyalakan lampu dan melihat jam digitalnya. Hampir
setengah lima pagi. Dikenakannya bajunya dan ia berjalan ke luar ke balkon, dan
menatap pelabuhan New York di bawahnya. Dari jauh terdengar bunyi klakson
kapal yang berat . . .
DiPalma menatap ke Timur ke arah matahari terbit. Ke arah Jepang, ke arah
Todd.
»*#

Terlihat olehnya rambut yang dijalin dan ditarik ke depan kepala Todd yang
digundul bersih di sekelilingnya. Di tangannya yang terjulur ke depan tampak
sebilah pedang dengan pegangan berpermata, terbungkus kain sutera putih.
Todd menangis dan meminta pada ayahnya untuk datang ke istana Ikuba
sebelum terlambat.
Lalu Kenpachi masuk dalam impiannya. Sutradara itu berlutut di depan putranya
dan tersenyum . .. Bagaikan diperintah Todd memegang pedang itu, mengangkat
tinggi dan menjatuhkannya ke leher sutradara itu.
Darah terpercik ke mana-mana dan membasahi wajah anaknya. Ketika darah
sudah menetes turun dan yang tampak hanyalah tengkorak kepalanya.

188
DiPalma mendengar suara Katherine di belakang, tetapi ketika ia berpaling
hanya api yang nampak, la kembali menatap Todd tapi sekarang Todd tinggal
tengkorak saja ...
Dan tengkorak itu mulai berbicara.
"Ada jalan ayah ... ada jalan. Masuklah seperti dulu Yamabushi masuk . . ." dan
impian itu pun hilang.
Di atas balkon itu DiPalma berdiri dan memejamkan matanya, la mencoba untuk
berkonsentrasi. Dalam setiap impian anaknya berada di istana Ikuba. Tapi ada
sesuatu pada impian terakhir ini yang merisaukannya.
Lalu ia teringat.
Todd pernah menceritakan impiannya . . . memang ada perbedaan sedikit
dengan impiannya sekarang ini, tapi pada dasarnya sama. Sampai sekarang ia
menganggap Todd telah meninggal. Tetapi dengan impian terakhir itu ia tahu
bahwa Todd masih hidup! Todd yang mencoba menggapainya dengan suatu ke-
mauan yang begitu kuat ... tak kalahnya dengan ke-mauan teguh pembuat
pedang Tendrai.
DiPalma membuka matanya lagi.
Anak mati. yang terbakar hidup-hidup itu bukanlah putranya. Sekarang ia baru
sadar. Karena itu tak ada data-data dokter gigi putranya di Hong Kong! Begitu
lamban juga mereka menyerahkan riwayat medisnya.
Todd masih hidup dan DiPalma tahu di mana ia dapat menemukannya.
la lari ke tempat tidurnya. Cepat-cepat dicarinya suatu alamat di buku notesnya
dan duduk tegak di tempat tidur, la telah menemukan nama yang diinginkannya
dan langsung di teleponnya alamat itu di Tokyo.

*#*

MYSTIC, CONNECTICUT

Rolf Nullabor memperhatikan jam tangannya dan memperhatikan pula perawat


Jude Golden. Mereka berdiri di depan pintu ke kamar Golden, di lantai ke dua
rumah Victorianya yang besar dan megah itu.
Golden tertidur dan perawatnya mulai jengkel, la senang dengan segala yang
beres dan teratur, tepat pada waktunya. Bukankah sudah waktunya Jude Golden
disuntik? Nullabor yang ditugaskan untuk membantunya.
Nullabor benci dengan perawat ini, seperti |ugi ll membenci semua orang Irlandia
yang berkulit hitam
la yang seharusnya berhak menyuntik pasien tetapi pasti perawat ini akan
mendahuluinya kalau ia dan Nijo sedang sibuk ini dan itu.

189
Lebih baik Golden diberitahu dulu, kalau-kalau si Jepang cantik itu mengganggu
pasiennya.
Nullabor membuka sepatunya, demikian juga perawat Irlandia di sisinya. Ini
merupakan salah satu kebiasaan Golden yang tak disukainya; seperti juga
kebiasaannya untuk mengadakan koleksi selir orang-orang bermata sipit.
Nullabor mengetuk pintu.
"Mr Golden? Bangun ..."
la tersenyum pada perawat di sisinya "Mungkin ia dan temannya begitu asyik
berdiskusi?"
Perawat itu menyilangkan tangan di depan dada dan menatap Nullabor dengan
jengkel.
Nullabor mengetuk sekali lagi.
"Bagaimana?" tanya perawat.
Nullabor membuka pintu. Tampak Jude Golden berbaring membelakangi
mereka.
'Mr Golden . . . Princess Di ada di sini dengan suntikannya ..."
Mengapa begitu sepi? Begitu mengerikan? Hanya satu maknanya!
la berjalan mendekat dan membalikkan tubuh Go{den. Terlihat bibir yang biru
dan wajah yang tak menentu warnanya. Racun. Kematian yang sungguh
menyakitkan.
Rumah diselidiki dan ternyata Nijo yang menghilang.
Nullabor berhasil menemukan kedua gadis Jepang tapi mereka tak bisa
mengatakan apa-apa. Mereka pun telah diracuni. Nijo telah menghilangkan
segala jejak.

BAB TIGAPULUH TIGA

TOKYO, SORE HARI

Di Palma tak banyak bicara ketika Shuko mengendarai mobil itu melalui jalan
yang licin dari New Tokyo International ke kota. Tanpa hujan pun perjalanan
akan memakan waktu satu jam. Pelabuhan udara modern yang berbentuk huruf
U itu letaknya 40 mil dari Tokyo di Naria, sebuah kota yang dibangun di sekeliling
kuil yang khusus dipersembahkan untuk Fudi, dewa api.

190
Hujan turun lebat sekali. Mobil beberapa kali selip. Memang badai rasanya
belum pernah sehebat ini. Ada truk di pinggir jalan yang terbalik dan di tempat
lain mobil dan truk bertemu muka.
la telah menceritakan segala-galanya pada Shuko. Mengenai reinkarnasi dari
Todd, mengenai rencana Kenpachi untuk ber-seppuku dan mimpi DiPalma
sendiri.
"Lingkarannya sudah sempurna .. ." kata Shuko. "Aku tak mengerti..."
"Esok adalah hari terakhir pengambilan film. Dan esok adalah tepat hari Lord
Saburo melakukan seppuku empat ratus tahun yang lalu, dengan Benkai
sebagai kaishaku. Karma, DiPalma-san . . .itulah . . . karma! Apa yang memang
telah terjadi akan terjadi. Masa laiu, sekarang dan yang akan datang .. . sama
saja."
DiPalma menggosok lehernya, la tak mendapat mimpi lagi. Apakah itu berarti
Todd telah mati? Apa tak mau lagi mengadakan kontak dengannya? Satu hal ia
sudah yakin: ia harus menerima apa yang tak diketahuinya, menerima apa yang
dihasilkan dan ditempa oleh Tendrai dan menerima Jepang yang tak terlihat tapi
hanya terasakan.
"Bagaimana kalau Kenpachi meninggal tak terhormat? Di tangan orang yang tak
berharga menjadi orang keduanya? "Karma yang buruk sekali ... maka terserah
pada para dewalah untuk menentukan apakah ia akan bahagia atau tidak
bahagia di kehidupannya yang berikut. Kematiannya percuma dan tak ada
harganya. Bahkan Mishima pun bukan pahlawan di mata semua orang .. ."
Truk penuh babi hampir saja menubruk mereka dari belakang.
"Kau tahu jalannya masuk ke istana?"
DiPalma ragu-ragu.
"Mungkin . . . tapi yang kuketahui itu hanya dari mimpi . . . dan apa yang
dikatakan Todd padaku beberapa minggu yang lalu . .."
"Tapi terowongan rahasia katanya sudah dimusnahkan . . . atau tepatnya, hancur
karena gempa. Kalau memang dibangun lagi, pasti secara diam-diam dan tidak
sah . .."
"Tak ada masalah bagi Kenpachi .. ."
"Masuklah seperti dulu Yamabushi masuk . . . Apakah mimpinya ini benar?
"Sesudah kau meneleponku, aku meminta nasihat Tendrai-sensei. Kuceritakan
mengenai percakapan kita, mengenai mimpi itu."
DiPalma menunggu.
"Tendrai-sense/ menyuruhku untuk membantumu. Tanpa bertanya apa-apa lagi
.. ."
"Ada lagi yang dikatakannya?"
"Kurasa memang tak perlu .. ."

191
DiPalma telah mendapatkan jawabannya. Jadi mimpinya memang benar.
"Berapa lama pesta itu sudah berlangsung?"
"Setengah jam yang lalu. Yang diundang kebanyakan orang-orang film. Juga
teman-temannya . . ."
"Mereka pasti langsung pulang kalau tahu ia akan membunuh diri seperti itu ..."
"Mereka akan disandera. Kenpachi membutuhkan penonton."
DiPalma mengangguk.
"Kita harus hati-hati . .."
"Aku bawa enam orang. Mereka membawa senjata otomatis. Sayang aku tak
boleh memberimu pistol. Kau tahu aturan kita, DiPalma-san . . ."
"Ya. Kalau saja di Amerika ada peraturan seperti itu!" la mengangkat tongkatnya
"Kau ceritakan pada orang-orangmu apa yang akan kita lakukan?" Shuko
tersenyum.
"Tak perlu. Mereka akan menurut semua perintahku. Juga kukatakan bahwa
gaijin akan menjadi pemimpin kita ..."
DiPalma tertawa.
"Mereka mempunyai tugas terhadapku, seperti kau mempunyai tugas terhadap
putramu ..."
Dan terhadap Jan, pikir DiPalma. la tak datang ke hotel, juga tak menelepon.
Apakah ia mulai lagi bertingkah atau memang sudah dikuasai, seperti juga Todd
dikuasai? Kenpachi yang menjadi gara-gara tingkahnya yang tak karuan akhir-
akhir ini. DiPalma tak mau memikirkan kemungkinan yang terjelek: bahwa Jan
mungkin akan dibunuh oleh Kenpachi.
Mobil terhenti lalu lintas yang macet.
"Ya ampun . . . kita akan terlambat . . ." seru DiPalma kuatir.
"Karma akan mengantarkan kita ke istana tepat pada saatnya, atau memang
akan mencegah kita datang ..." kata Shuko dengan tenang.
la memejamkan matanya.
DiPalma meniru jejaknya.

**#

Bergandengan tangan Kenpachi dan Jan berjalan menyelusuri gang yang


panjang. Di sana sini ada lentera dan obor menerangi. Mereka jalan tanpa
berbicara, demikian juga orang-orang yang ikut di belakang.
Jan mengenakan pakaian kimono dan rambut pun diatur gaya perempuan
Jepang kuno. Wajahnya dicat putih dengan bibir merah kecil.

192
Kenpachi sendiri yang mendandaninya, bahkan make upnya juga!
"Malam ini kau harus berperan sebagai mistress daimyo," katanya.
Jan bagaikan terhipnotis oleh hujan yang tak henti-hentinya, terutama lagi oleh
anggur yang sejak tadi diminumnya atas anjuran Kenpachi.
Kenpachi selama ini seakan-akan berbicara padanya tanpa menggunakan kata-
kata. Seperti ketika ia terbangun di tempat tidurnya dan sadar bahwa New York
dan Frank hanya tiga hari yang lalu ditinggalkannya, la ketakutan dan dilanda
depresi, dan dengan ketakutan keliling istana mencari telepon. Ketika
ditemukannya telepon ia tak berani menelepon ... ia terlalu lemah dan malu ...
la berteriak dalam hati kecil mencari Frank, tapi ia sudah mengkhianatinya untuk
kedua kalinya, la sudah seharusnya dihukum. Dan ia menghukum diri sendiri
dengan menjauhi telepon dan menurut apa yang diperintahkan oleh Kon.
la mencoba menganalisa diri sendiri. Film sudah selesai ... ya. Tapi di mana
kepuasannya? Dan ke mana mereka sekarang ini? Ke pesta ... betul, ke pesta
perpisahan.
Langkahnya gontai, tetapi Kon membantunya berdiri. Apakah ia dapat
melepaskan diri dari orang ini? Apakah Kon mau melepaskannya? Frank! Air
la mengangguk memanggil salah seorang penjaga yang maju ke depan dan
dengan manis memenggal kepala orang itu. Perempuan-perempuan menjerit
histeris sementara Jan sendiri hampir pingsan, la dipegangi oleh dua orang
Kenpachi.
Kenpachi menepukkan tangannya.
Todd maju ke depan dan mengangkat kepala itu tinggi-tinggi, dan sebelah
tangan yang lain mengacungkan pedangnya, la berjalan hilir mudik di depan
para tamu.
"Perhatikan!" seru Kenpachi "Kalian akan dibunuh seperti ini kalau tidak menurut.
Jangan kau tutup matamu dan jangan berpaling kalau aku berbicara padamu .. ."
la menunggu sampai semua tamu memperhatikan ulah Todd.
"Aku akan menunggu datangnya crew televisi. Dan setiap jam satu di antara
kalian akan kupenggal. Jangan mencoba lari."
la menepuk tangannya lagi dan seorang penjaga menarik beberapa orang ke
depan, termasuk di antaranya Nosaka. Kenpachi memperhatikan mereka.
"Kalian kuberi kehormatan menghadiri seppuku . . . Yang lain tinggal di sini. Di
masa yang akan datang semua orang akan menghormatiku sebagai dewa . . .
Kalian akan bangga dapat hadir di sini malam ini. Hidup kaisar! . .."
Di luar ia berkata pada Jan yang ketakutan itu. "Malam ini Saga . . . kau akan
kubunuh sebelum kau mendapat kesempatan mengkhianati aku ..."
la menunjukkan jalan melalui gang yang berkelak kelok. Dan Jan ditarik dengan
kasar oleh Todd yang kuat, kuat sekali.

193
***

BAB TIGAPULUH EMPAT

TOKYO, MALAM HARI

DiPalma berdiri di depan gudang yang gelap dan berbau busuk itu.
Diperhatikannya bagaimana dua orang polisi Jepang membuka lantai dengan
arit.
Begitu ada papan terlepas, langsung dilemparkan ke luar. Di dalam gudang itu
tak ada tempat bagi papan, juga tak ada tempat bagi orang lain. Maka semua
polisi yang lain menunggu di luar di tengah hujan lebat.
Gudang kecil itu merupakan pondok penjaga di ujung taman Shinjuku. Di situ tak
ada listrik, tak ada pemanasan. Sebuah pintu yang terkunci melindungi sebuah
ruangan kecil penuh dengan sarang laba-laba dan berak tikus.
Begitu masuk DiPalma dengan paksa membuka jendela dan menatap ke luar.
Shuko berdiri di sisinya. Mula-mula mereka tak melihat apa-apa. Tapi kemudian
kilat menyambar dan di tengah-tengah cahaya itu tampak istana Ikuba . ..
seperempat mil dari situ.

36B
DiPalma masih juga menatap ke luar sementara Shuko memerintahkan
orangnya membongkar papan lantai gudang itu. Semua orang tahu apa yang
dipikirkan oleh DiPalma, tapi tak ada yang berani mengucapkannya di depan
Shuko.
Mereka mau menggali karena gaijin yang memerintahkan, karena ia merasa ada
suatu bahaya di istana. Bahaya apa? Sungguh, mereka semua orang tolol dan
yang paling tolol adalah Shuko. Mengapa ia membiarkan karirnya hancur hanya
karena persahabatan dengan gaijin ini? Tentu saja karirnya hancur kalau semua
tahu bagaimana ia masuk diam-diam ke istana orang yang begitu ternama
seperti Kon Kenpachi-san.
Hai! Kehidupan orang tolol lebih berat daripada mati.
Yang paling beruntung adalah polisi yang menjaga radio di mobil.
Biar saja mereka tak menyenangi aku, pikir DiPalma. Yang penting, mereka
terus menggali. Tapi begitu terlihat pintu rahasia yang ditutup besi suasana
langsung berubah. Dua orang menarik pintu itu, yang satu lagi sibuk berbicara
dengan penjaga radio yang lari masuk dengan wajah tegang.
Shuko mengangguk.

194
"Kenpachi sudah bertindak . . ." katanya dengan tenang "la mengirimkan salinan
zankanjo ke kaisar dan kepala terpenggal dilempar ke luar dari jendela istana . . .
seorang Barat. Kita masuk sekarang?"
"Ya . . . tapi beritahu dulu orang di kantor pusatmu. Kita juga tak bisa membawa
terlalu banyak, paling banyak 4 orang. Dua lagi suruh berjaga di sini sambil
menunggu bantuan. Kalau-kalau kita diserang dari belakang. Kita membutuhkan
paling tidak lima belas menit . . . sebelum ada yang bisa mengikuti kita
DiPalma berkata dalam bahasa Jepang yang sempurna dan semua menurut
tanpa menunggu komando lagi dari Shuko. DiPalma melepaskan jacket baju dan
dasinya, juga sepatu dan kaos kaki, diikuti jejaknya oleh yang lain.
la pulalah yang masuk pertama dalam lorong yang gelap gulita itu.

**#

Kenpachi berdiri di depan jendela, mengintip dinding batu yang membentengi


istana Ikuba ...
Hai! gumamnya sendiri. Hujan ini yang kurang menyenangkan. Empat ratus
tahun yang lalu hujan jugalah yang membantu menghancurkan Saburo! Melalui
hujan itulah serangan ninja tidak diketahui dan tentara Hideyoshi dapat
mendekat terselubung.
Mengapa juga pers media belum menghubunginya? Kenpachi sudah berbicara
dengan polisi, juga mengirimkan salinan zankanjo pada kaisar. Pasti kaisar
mengerti dan menyetujui, la sudah menyucikan diri dan sekarang pantas menjadi
korban untuk Jepang ...
la harus tetap tenang sebagai daimyo dan nanti kalau televisi datang akan
diperlihatkannya bagaimana caranya mati sebagai pahlawan.
Dilihatnya Todd meninggalkan kamar para sandera dan menuju ke depan pintu
terowongan rahasia. Kenpachi tak menyebutkan soal terowongan rahasia itu,
tetapi pasti anak itu tahu.
Todd berkata dengan suara seorang lelaki. "Ninja . . . ninja masuk dari
terowongan . . ." Kenpachi mengepalkan tangannya ke pelipisnya. Tidak! Tak
boleh terjadi lagi! Bagaimana mereka tahu? la menatap penuh harap pada
Nosaka yang berdiri dengan senyum yang aneh. Dengan susah payah Kenpachi
dapat menahan diri dan tak bertanya pada Nosaka apa yang harus dilakukannya
sekarang.
Bukankah Kenpachi adalah daimyo dari istana Ikuba.
la menunjuk ke pintu itu.
"Bunuh mereka Benkai! Jangan biarkan mereka menangkapku hidup-hidup . .."
***

195
Di dalam terowongan DiPalma yang memimpin jalan melalui air setinggi
pergelangan kaki itu. Cahaya lampu senter mengagetkan tikus-tikus. Udara
sungguh memualkan dan baru sekarang ini perutnya terasa mual. la lemah
karena kekurangan makan. Kakinya sakit tersayat batu karang, tetapi ia tak
berani berhenti.
Sekali ia terjatuh dan termakan olehnya air berlumpur. Hampir saja ia muntah.
Tidak ... ia harus berkonsentrasi ... berkonsentrasi pada Katherine, pada Tendrai.
Teringat juga pada Kendo ... bagaimana ia terus berlatih meskipun tangan sudah
tak mampu mengangkat pedang.
Ke mana mereka? Apakah ia mengantarkan lima orang ke kematian hanya gara-
gara mimpinya? Mere ka akan mati kelaparan di sini.
la mulai berlari. Mengapa? Karena kalau ia berhenti berlari ia akan tertidur di
bawah air yang hangat itu dan membiarkan diri tertelan oleh kekekalan abadi.
Teringat pula rumah sakit di Kowloon, ketika Katherine memaksanya jalan. Jalan
. . . katanya, kalau perlu merangkak . . . tapi jangan tetap berbaring di bawah.
Mereka orang biasa, bukan ninja. Tapi dengan pimpinan yang baik mereka bisa
menjadi ninja rohani.
Di saat ia merasa sudah tak mampu berjalan lagi, seakan-akan seluruh udara
terhempas ke luar tubuhnya dan dikala kakinya sudah tak bisa bergerak lagi ... di
saat itulah dirasakannya udara segar.
Dengan kekuatan terakhir ia naik ke ruangan kecil itu dan terbaring kehabisan
tenaga. Shuko dan keempat orang yang kemudian muncul lebih setengah mati
daripada setengah hidup.
DiPalma tiba-tiba tegang. Terdengar olehnya sesuatu. Tangannya diangkat ke
atas dan semua lampu senter dipadamkan. Semua mencoba menyembunyikan
diri sedapat mungkin. Dalam kegelapan DiPalma bersandar pada tangga di
depannya dan terasa tangga itu bergetar... seseorang turun ke bawah!
Begitu orang itu sampai di bawah DiPalma langsung menarik baju dan menutupi
mulutnya, lalu memukulnya sampai pingsan.
Suara di belakangnya merupakan pertanda bahwa orang kedua yang turun
sudah ditangani oleh orang Shuko. Terdengar dering jatuhnya pedang ke bawah.
Kemudian terdengar teriakan yang lebih hewani daripada manusiawi dan
seseorang melompat turun ke bawah. Cepat-cepat DiPalma menyalakan senter.
Todd.
Berdiri di mulut terowongan itu ia berdiri dengan mulut beringas, samurai
terangkat tinggi ke atas . . . Muramasa.
"la anakku! Jangan ditembak!" serunya.
la berhasil memungut pedang di bawah.

196
"Silaukan dia!" serunya "Dan jangan dekat-dekat! la berbahaya ... la tak tahu apa
yang dikerjakannya!"
Dua orang Shuko naik tangga ke atas untuk menghindar, sedangkan yang lain
tetap berjaga dengan pistol dan menyandarkan dinding sedapat mungkin.
Dengan cekatan anak itu lari ke kiri menghindari lampu senter dan sebelum
lampu berhasil menemukannya kembali ia sudah melompat menyerang ayahnya.
Anak itu menyerang lutut kiri ayahnya. Klang. Kedua pedang mereka bertempur.
DiPalma merasakan getaran yang keras menyelusup sampai ke lengannya .. .
Todd pura-pura menyerang perut tapi ditujukan pada pergelangan tangannya, la
masih sempat berkelit meskipun pergelangan tetap tersayat. Kurang cepat
sedikit saja dan pergelangan tangannya pasti putus.
Sekarang ia harus menerima kenyataan. Todd lebih ahli! Dan kekuatan
physiknya setaraf.
Dan yang lebih mengerikan lagi, Todd bukanlah anaknya dan bukan anak
Katherine. la adalah samurai yang berjuang habis-habisan untuk membela
Kenpachi sebagai daimyo-nya, sampai mati. Dai-sho, dua pedang. Karma.
Nasib.
Ayah dan anak saling berhadapan, masing-masing memegang pedang.
Karena Todd hanya memikirkan membunuh maka orang-orang Shuko sempat
lari ke belakang DiPalma dan menyalakan lampu senter semua terarah ke mata
Todd.
Anak itu tampak putih dan wajahnya memancarkan kebencian . . . Tangan satu
melindungi matanya dan itulah saatnya yang lemah.
DiPalma memindahkan pedang ke kiri dan tongkatnya ke tangan kanan. Lalu
dengan teriakan keras dipukulnya Muramasa yang dipegang Todd,
mematahkannya menjadi dua.
Todd berteriak kesakitan seakan-akan tertusuk, la mundur ke belakang dan
DiPalma memukul pergelangan tangannya. Pedang itu terjatuh. Dipegangnya
bahu anak itu dan diangkatnya ke atas. Tapi Todd dengan kekuatan luar biasa
dapat menjatuhkan ayahnya ke bawah dan memukul hidungnya sampai patah.
Todd bisa memukulnya sampai mati!
Dengan darah mengucur dari hidungnya ia berteriak "Shuko ... Shuko".
Kapten polisi itu datang dengan semua orang-orangnya, ditantang oleh Todd
yang kalap. Dan sungguh istimewa . . . anak sekecil itu berhasil menangkis
serangan enam orang dewasa.
Yang satu didorongnya ke air, yang lain lagi terhempaskan ke bawah, yang
ketiga dipukul kemaluannya dan yang keempat disepak wajahnya.
Mula-mula DiPalma ragu-ragu, tapi kemudian diserangnya Todd dari sisi. Todd
jatuh dan Shuko berpegangan pada lengannya. Tiga orang memegangi kakinya.
Seorang polisi lain memborgolnya dari belakang.

197
Todd memberontak dan borgol itu patah.
"Borgol lagi!" seru DiPalma . . . dan disuruhnya memasang tiga sekaligus.
Kemudian kaki anak itu diikatnya dengan tali pinggangnya sedangkan sobekan
kimono untuk membungkam mulutnya. DiPalma memperhatikan putranya
dengan ngeri/
"la Benkai . . ." bisik Shuko . . ." Dan ia diperkuat oleh Iki-ryo... pikiran jahat dan
gelap."
"Kenpachi."
"Dan Nosaka yang memberikan Muramasa padanya."
DiPalma mencari senter dan mencari sisa Muramasa, lalu disaksikan oleh yang
lain menghancurkan pedang itu ke dinding.
Todd tampak lebih tenang, dan diperhatikannya semua gerak gerik ayahnya.
DiPalma berdiri di depan terowongan dan sesudah sekali lagi memandang
putranya ia melempar pegangan pedang jauh-jauh di kegelapan. DiPalma
memungut tongkatnya dan tanpa berkata apa-apa menaiki tangga.
***

Di dalam kamar Kenpachi cahaya satu-satunya datang dari keempat lilin putih di
depan layar yang dipersiapkan sebagai latar belakang kematian Kenpachi.
Nosaka mengonsentrasikan diri pada satu cahaya lilin dan mempersiapkan diri
untuk tugasnya yang terakhir tugas seorang pahlawan perang. Hilang
ketakutannya 24 jam yang lalu / hilang malunya karena lari meninggalkan dojo.
Aku tahu anak itu Benkai. Aku tahu bahwa ia adalah musuhku . . . mengapa?
Karena ia berhamba pada Lord dari istana Ikuba . . . seperti dulu nenek
moyangku berhamba pada Hideyoshi. Aku mohon maaf karena melarikan dari
Benkai yang tak mungkin terkalahkan.
Inilah kata-kata Muramasa. Diucapkan oleh Nosaka dan diterima oleh Kenpachi.
Jadi sekarang Nosaka adalah sandera untuk menyaksikan kekuasaan Kenpachi
yang telah menghidupkan kembali Benkai.
Tapi sesungguhnya ia di sini untuk mengikuti perintah Muramasa. la di sini
karena sudah sampailah saat kemarahan dan kematian terakhir ... Sudah
saatnya ia harus mencelupkan tangannya dalam darah.
Menurut Muramasa Kenpachi bukanlah samurai, la tidak pantas meninggal
dengan terhormat.
Di dalam tempat tidur itu ia mendatangi seorang penjaga dan merebut
pedangnya. Penjaga itu mengangguk dengan hormat, mengira bahwa permainan
sandiwara di mana Nosaka pura-pura menjadi sandera sudah berakhir.
Lelaki tua berambut putih itu mengangkat pedang itu dan tersenyum. Mengetahui
berarti bertindak. la tersenyum pada semua sandera dan penjaga di situ dan
mulai membunuhi mereka.

198
Seorang politikus ditusuknya perutnya, dibelah-nya kepala seorang penjaga, dan
pergelangan tangan seorang penjaga lain.
Seorang wartawan Jepang yang mencoba lari dihancurkannya tengkorak
kepalanya. Seorang aktris Amerika yang lari ke arah pintu dibelahnya leher
belakangnya.
Muramasa puas tapi menuntut lebih banyak korban lagi.
"Nosaka-san!" teriak Kenpachi.
la terhentak tak mengerti, la berdiri di depan layar dengan air mata tergenang.
Mengapa? Sungguh misteri yang tak mungkin terungkapkan olehnya . . .
Nosaka yang membawakan anak itu padanya. Nosaka yang memberikan tulang
tenggorokan Benkai. Dan Nosaka yang memberikan pedang Muramasa.
Kenpachi harus berbicara dengannya sebelum terlambat! Tidak, Nosaka tak
akan menyakitinya. Orang tua itu mencintainya . . . dan dengan cinta itu ia akan
sadar kembali. Semua yang dibunuh oleh Nosaka tidak meninggal dalam
perang. Mereka meninggal di tangan orang yang tak tahu akal sehat lagi
sehingga tidak mati dengan murni ...
Kenpachi menjulurkan tangannya. "Sensei, berikan padaku pedang itu. Kau
mendapat penghargaan dan cintaku . . . jangan kotorkan ruang ini yang telah
dimurnikan .. ."
Nosaka memperhatikan ruangan itu. Tinggal dua orang yang masih hidup.
Kenpachi dan putri Golden itu, yang berlutut di dekat pintu masuk terowongan.
Mereka yang belum terbunuh olehnya sudah berhamburan lari ke luar.
Kenpachi, orang pura-pura yang ingin menjadi samurai dan pelacur itu . . .
keduanya harus mati. Itu perintah Muramasa.
Nosaka maju dengan lamban dan Kenpachi menghindar dari rasa takut yang
mulai menyelinap, la pun maju setindak dengan senyum di bibir. Nosaka tidak
menjawab senyum itu. Kenpachi membungkuk memberi hormat, la tak perlu
takut, bukan? Nosaka adalah pelindungnya ... la tak mau memikirkan karma dari
mereka yang dibunuh oleh orang yang menyebutkan diri Nosaka ini. Satu
kematian seperti itu berarti ribuan tahun derita.
Pedang Nosaka terangkat perlahan. Dan ketika Kenpachi hendak menarik
pedangnya Nosaka langsung bertindak. Wajahnya penuh rasa mual. la tak tahan
lagi melihat lelaki yang tak berharga ini. Dengan sekali pukul kepala Kenpachi
menggelinding putus...
Di dalam kegelapan tubuh Kenpachi masih sempat berdiri tegak sesaat sebelum
terjatuh. Dan diterangi oleh cahaya lilin mata Kenpachi tampak bersinar aneh.
Bibirnya seakan-akan masih komat-kamit meminta pertimbangan Nosaka.
Jan berteriak-teriak histeris menarik perhatian lelaki tua itu. Dengan tersenyum
bahagia lelaki tua itu sekarang menghampiri Jan. Jan mundur menuju pintu
masuk terowongan. Nosaka terus mendekat.

199
Jan menjatuhkan layar bambu dan menggelengkan kepalanya. Tapi Nosaka tak
perduli . . . Diangkatnya pedangnya.
Pintu terowongan hancur berkeping dan masuklah DiPalma ke dalam.
"Frank! Ya Tuhan! Frank!" Mata Nosaka menyempit dan ia berpaling pada
musuhnya yang baru ini.'
Bunuh dia ... demikian perintah Murasa, dan Nosaka menurut.
DiPalma memegang tongkatnya dan maju mendekati lelaki tua itu.
Dibayangkannya kembali Katherine dan Todd, Shuko dan Tendrai . . . dan masih
banyak lagi yang lain.
Nyawa untuk nyawa . . . luka untuk luka. Sekaranglah saat keadilan harus
berjalan.
Nosaka merasa besar hati. Tongkat tak akan bisa
melawan pedang! la menyeringai dan mengarahkan pedangnya pada leher
DiPalma. Tiba-tiba DiPalma memadamkan lilin dengan pukulan tongkatnya dan
seluruh kamar gelap gulita.
Nosaka kebingungan, la mulai menyerang mem-babi buta sambil memanggil-
manggil nama M u rasa. Kilat menyambar dan dalam sekilas ia melihat jendela <
di depannya, tapi tak melihat DiPalma di belakangnya.
DiPalma mengangkat tongkatnya.
Kilat menyambar lagi ketika tongkat itu dihan-tamkannya ke bawah dan sesaat
kemudian ruangan kembali gelap gulita.
Nosaka mengerang.
Pedangnya terlepas dan jatuh ke bawah.
Dalam kegelapan tongkat diangkat dua kali lagi. Dan setiap kali berhasil
menemukan sasarannya.
Shuko dan orang-orangnya masuk ke dalam kamar dari terowongan dan dengan
sinar lampu senter mereka melihat DiPalma dekat jendela, merangkul Jan yang
sedang terisak-isak.
Perintah dari Shuko dan orang-orangnya ke luar menemui langkah-langkah para
orang Nosaka yang berlari mendekat. Satu tembakan dan semua pedang
dilemparkan ke lantai. Mereka menyerah.
Di dalam kamar Kenpachi Shuko menyalakan lampu senternya dari mayat ke
mayat, dari yang meninggal sampai yang sekarat. Diperhatikannya kepala
Kenpachi yang putus, lalu Nosaka.
DiPalma menunjuk ke arah jendela dengan gerak
an kepalanya. Shuko melihat ke luar. Terlihat olehnya jembatan sedang
diturunkan oleh orang-orangnya.

200
Dan tak jauh dari dinding bawah dilihatnya tubuh Nosaka terbasahi oleh hujan,
dan sesuatu basah dan gelap mengalir ke luar dari kepalanya, tapi kemudian
terbersihkan lagi oleh air hujan.
Shuko menatap pengusaha yang ternama itu, sementara DiPalma membelai
rambut Jan.
"Tenanglah . . ." katanya "Semuanya sudah beres Jan."
Tapi ia tahu bahwa semuanya belumlah beres .. .
#**
EPILOG

DESEMBER

DiPalma memegang tangan Jan dan Todd mengikuti dari belakang. Mereka
sedang melihat-lihat mu-sium seni di Manhattan Metropolitan.
Musium ini resminya ditutup, tapi sore ini adalah pesta khusus sebagai
kelanjutan acara premier dari film Ukiyo. Dan sebagaimana premier-premier
lainnya selalu ada yang kacau.
Ada yang mencoba membuat karcis palsu. Kuda seorang polisi tak sengaja
menginjak tukang potret, sedangkan filmnya sendiri lambat datang karena studio
VIP mengalami kelambanan. Karena belum ada acara yang dimulai, tamu-tamu
banyak yang berkeliling menikmati dulu musium itu.
Aneh bin ajaib . . . tapi DiPalma kali ini mau mengenakan tuxedo. Jan sendiri
tampak manis dengan baju hitamnya dan bahu terbuka. Perhiasan satu-satunya
hanyalah kalung permata imitasi biru yang manis dan cincin kawin.
Sesungguhnya DiPalma ingin berbulan madu, tapi ia tak mau memaksa Jan.
Bagi Jan film ini penting sekali artinya. Mungkin bulan depan mereka akan ke
Aruba, kalau Jan memang bisa mencari waktu senggang.
DiPalma sesungguhnya agak enggan mengijinkan Jan menonton sendiri film
yang telah rampung itu.
Kenangan pahitnya terlalu banyak. Serama pemutaran tadi malam ia duduk
tenang sekali tapi terus menerus memegangi tangannya.
Perkawinan telah berhasil menenangkannya, la tak senang lagi pergi ke pesta
dan kehilangan minat sama sekali mengenai Jepang.
la telah menjual rumah ayahnya dan sekarang ini terus menggantungkan diri
pada DiPalma. Entah karena cinta atau karena kebutuhan, DiPalma sendiri juga
tak tahu.
Tapi ia tak perdu Ii.
Di musium itu mereka memperhatikan suatu koleksi mata uang Yunani.

201
"Aku tak mau ikut tour . . ." katanya tiba-tiba. Rupanya ia enggan berpisah
dengan DiPalma.
"Terserah kau . . ." sahut DiPalma "Aku ikut saja dengan segala keinginanmu ..."
Jan menyentuh kaca yang menutupi mata-mata uang itu.
"Apakah Nosaka gila?"
"Ya. la membunuh dulu istri Kenpachi dan anak-anaknya sebelum pergi ke
istana. Kata Shuko itu memang sudah merupakan bagian dari acara samurai ...
Katanya Kenpachi matinya tidak sempurna. Tapi sudahlah, percuma
membicarakan semua itu lagi. Mengapa kau tiba-tiba mengenang dia?"
"Aku teringat pada ayahku . . . aku kangen. Aku teringat pada segala jasamu
padanya ..."
"Aku hanya ingin menyelamatkan file itu untuk mengajukan Nosaka ke
pengadilan dengan segala kegiatan mata-matanya. Tidak lebih dan tidak kurang.
Kata Shuko file-file itu memang milikku . . . Nosaka tak akan
mempergunakannya. Tak ada gunanya menyakiti siapa pun juga ..."
DiPalma tersenyum sendiri.
"Mungkin Shuko ingin memperhebat karma buruk Nosaka itu ..."
Jan mencari ke sekeliling.
"Mana Todd?"
DiPalma mencari ke kiri dan ke kanan.
"Mungkin melihat di tempat yang lain. la belum tersenyum sejak kita kembali dari
Jepang . . ."
la berhenti sesaat dan mengambil segelas champagne dari pelayan yang terus
berkeliling membawa baki, dan memberikannya pada Jan.
"Tapi hasil kerjanya di sekolah memuaskan sekali. Kumasukkan di sekolah
khusus. Tapi mungkin ia mengalami kejutan kulturil. la masih senang main
Kendo tapi semua pekerjaan rumah dikerjakan sampai tuntas ..."
la memandang jauh ke depan.
"Anak yang baik. Satu kejelekannya, ia tak mau tersenyum! Tapi satu hal bisa
kuramalkan. la akan jadi pemuda yang tampan. Pasti pangkal patah hati... Yuk,
kita cari dia ..."
Mereka berkeliling dari satu ruangan ke ruangan lain. Banyak dari ruangan-
ruangan itu menggambarkan suasana pemakaman Yunani.
Ternyata Todd mereka temukan di galerei terakhir, la sedang berdiri menatap
senjata kuno Jepang.
DiPalma merasakan jari tangan Jan menggenggam lengannya keras-keras. Tapi
Jan tak berkata apa-apa.

202
Tiba-tiba Jan gemetar. DiPalma pun kedinginan! Di dekat pintu berdiri seorang
penjaga yang memperhatikan termostat.
"Yesus!" serunya "Aneh sekali!"
Tiba-tiba saja DiPalma merasa takut. ^
"Apa yang aneh?"
Jan berdiri semakin dekat padanya.
Penjaga itu gemetar dan terus memperhatikan termostat tadi.
"Tadi panas sekali ... mana mungkin semenit kemudian di dalam ruangan bisa
turun sampai hampir lima derajat?"
la berpaling pada DiPalma.
"Maaf ... apa katamu tadi?"
DiPalma memperhatikan Todd yang sekarang berdiri di depan sebuah lemari
kaca yang menyimpan sebuah pelana Jepang kuno.
"Pelana itu . . ." kata DiPalma "Yang diparhati
kan anak itu ..." "Ya, kenapa?"
"Coba ceritakan sedikit mengenai pelana itu "Memang semua orang tertarik pada
bnndn itu Baru datang minggu yang lalu dari Jepang, dikirim bersama pelbagai
barang lainnya . . . Pinjaman dari musium di sana. Rupanya ada orang yang
menlnwinl dan ia berhutang pada pemerintah. Jadi barang-barangnya disita.
Memang biasa begitu ..." DiPalma tahu.
Dari seberang ruangan tampak Todd menatap mereka dan tersenyum,
tersenyum pada ayahnya dan pada ibu tirinya. Ruangan semakin lama semakin
dingin.
Penjaga itu mendekap dadanya sendiri dan berdiri gelisah, dari kaki yang satu ke
kaki yang lain ... kedinginan.
"Pelana itu yang paling jarang di Jepang, juga di dunia. Dibuat oleh seorang ahli .
. . namanya Muramasa ..."

TAMAT

203

Anda mungkin juga menyukai