jokpin4.jpg
TAMU
untuk SS
VETERAN
MISBAR
TETANGGA
KACAMATA
UBAN
UTANG
MALIN KUNDANG
untuk Clink
Sopirnya sepuluh,
kernetnya sepuluh,
kondekturnya sepuluh,
pengawalnya sepuluh,
perampoknya sepuluh.
Penumpangnya satu, kurus,
dari tadi tidur melulu;
kusut matanya, kerut keningnya
seperti gambar peta yang ruwet sekali.
Sampai di terminal kondektur minta ongkos:
“Sialan, belum bayar sudah mati!”
(1999)
TOILET
(1)
Ia sangat mencintai toilet lebih dari bagian-bagian lain rumahnya.
Ruang tamu boleh kelihatan suram, ruang tidur
boleh sedikit berantakan, ruang keluarga boleh
agak acak-acakan, tapi toilet harus dijaga betul keindahan
dan kenyamanannya. Toilet adalah cermin jiwa, ruang suci,
tempat merayakan yang serba sakral dan serba misteri.
(2)
Nah, ia terbangun dari tidurnya yang murung dan gelisah.
Dengan meringis dan bersungut-sungut ia berjalan
tergopoh-gopoh ke toilet. Keluar dari toilet,
wajahnya tampak sumringah, langkahnya santai,
matanya cerah. “Merdeka!” Sambil senyum-senyum
ia kembali tidur. Tidurnya damai dan pasrah.
: SDD
SELIMUT
Selimut telah dilipat.
Dongeng perlu juga tamat.
Cepatlah berangkat
walau nafasmu masih tersengal
tersendat.
Musim panas telah datang
mengepak-ngepakkan sayapnya yang lunglai.
TAHANAN RANJANG
PERBURUAN
DI SEBUAH LUKISAN