Anda di halaman 1dari 64

TATA LAKSANA AWAL GIZI BURUK

Yoga Devaera – FKUI RSCM RSUI

1
OUTLINES

Diagnosis Konsekuensi Tata laksana


▪ Epidemiologi ▪ Etiologi ▪ emergency
▪ Kriteria ▪ Patofisiologi ▪ diet awal
diagnosis
▪ pemantauan

2
Pendahuluan
Definisi dan epidemiologi

3
Definisi

Kuis 1
Apakah seorang anak yang
ditimbang di Posyandu dan
berada di bawah garis merah
mengalami gizi buruk?

4
Definisi WHO

5
Definisi
Riskesdas 2018

6
Definisi ICD10

7
Permenkes RI
2/2020

8
Epidemiologi

9
10
Ilustrasi kasus
• Dua orang bayi berusia 9 bulan dibawa ke
Puskesmas karena BGM.
• Ani: BB 6,4 Kg PB 69 cm
• Joko: BB 6,5 kg PB 70 cm

11
Joko

• Ani

12
Pengukuran yang benar?

13
Weight measurement

14
Height//length measurement

15
Jenis gizi buruk

Kuis 2
Kriteria BB/PB < -3 SD TIDAK
berlaku untuk?

16
17
Kondisi khusus
Berat badan Panjang/tinggi badan
• Organomegali • Kontraktur
• Edema • Skoliosis/kifosis
• Hidrosefalus • Amputasi kedua tungkai
• Masa tumor • Hidrosefalus
• Amputasi

18
Alternatif pengukuran
Status gizi Panjang badan
• Lingkar lengan atas • Armspan
• Knee height
• Tibial length

19
Manakah yang mengalami malnutrisi?
Kuis 4

20
Kuis 5

Seorang bayi berusia 2 bulan, berat lahir 3,5 kg, Panjang lahir
50 cm.
Saat ini BB 3,6 kg, 51 cm tanpa edema.
Apakah status gizi bayi?
A. Baik
B. Kurang
C. Buruk

21
Gizi buruk < 6 bulan
Indian J Pediatr 87, 699–705 (2020)

Am J Clin Nutr. 2017;105(6):1415-1423

• BB/TB < - 3 SD
• Nutritional edema

• WAZ < -3 SD
• No evidence of nutritional
edema

22
Perkembangan otak

adult brain
(2% of BW) 20– 25% BMR
newborn brain
(13% FFM) 60% BMR
child brain at age 10
years
( 5– 10% FFM) 50% BMR

Ann Nutr Metab 2019;75(suppl 1):8–18


23
Kriteria neonatus

24
Patofisiologi
Etilogi dan konsekuensi gizi buruk

25
Konsep gizi buruk

26
Penyakit penyerta balita dengan gizi buruk yang dirawat di rscm

27
Konsekuensi gizi buruk

28
Patofisiologi

29
30
Refeeding syndrome
Terjadi di awal terapi akibat pemberian
makan yang terlalu cepat, sehingga
timbul gangguan elektrolit
Gejala: kelemahan akut, letargis,
delirium,edema, aritmia, gagal
jantung/organ, kematian
Hati hati dalam pemberian makan awal

31
TATA LAKSANA AWAL
Subtitle

32
TATALAKSANA PERAWATAN

• Pada saat masuk rumah sakit:


• anak dipisahkan dari pasien infeksi
• ditempatkan di ruangan yang hangat
(25–30°C, bebas dari angin)
• dipantau secara rutin
• memandikan anak dilakukan seminimal
mungkin dan harus segera keringkan.

33
34
1. Hipoglikemia

Jika tidak bisa memeriksa kadar gula darah, maka semua anak gizi buruk harus dianggap
menderita hipoglikemia

Tatalaksana

• Segera beri F-75 pertama atau modifikasinya

• Bila F-75 tidak dapat disediakan dengan cepat, berikan 50 ml larutan glukosa atau gula
10% (1 sendok teh munjung gula dalam 50 ml air) secara oral atau melalui NGT.

• Lanjutkan pemberian F-75 setiap 2–3 jam

• Bila masih mendapat ASI teruskan pemberian ASI di luar jadwal pemberian F-75.

• Jika anak tidak sadar, berikan larutan glukosa 10% iv (bolus) sebanyak 5 ml/kg BB, atau
larutan glukosa/larutan gula pasir 50 ml dengan NGT.

• Beri antibiotik.
35
1. HIPOGLIKEMIA
Pemantauan
• Jika kadar gula darah awal rendah, ulangi pengukuran kadar
gula darah setelah 30 menit.
• Jika kadar gula darah di bawah 3 mmol/L (< 54 mg/dl), ulangi
pemberian larutan glukosa atau gula 10%.
• Jika suhu rektal < 35.5° C atau bila kesadaran memburuk,
mungkin hipoglikemia disebabkan oleh hipotermia, ulangi
pengukuran kadar gula darah dan tangani sesuai keadaan
(hipotermia dan hipoglikemia).

Pencegahan
• Beri makanan awal (F-75) setiap 2 jam, mulai sesegera
mungkin atau jika perlu, lakukan rehidrasi lebih dulu.
Pemberian makan harus teratur setiap 2-3 jam siang malam.

36
2.HIPOTERMIA
• Suhu aksilar < 35.5° C

Tatalaksana
• Segera beri makan F-75 (jika perlu, lakukan rehidrasi lebih
dulu).
• Pastikan bahwa anak berpakaian (termasuk kepalanya).
Tutup dengan selimut hangat dan letakkan pemanas (tidak
mengarah langsung kepada anak) atau lampu di dekatnya,
atau letakkan anak langsung pada dada atau perut ibunya
(dari kulit ke kulit: metode kanguru). Bila menggunakan
lampu listrik, letakkan lampu pijar 40 W dengan jarak 50 cm
dari anak
• Beri antibiotik sesuai pedoman.

37
2. HIPOTERMIA
Pemantauan
• Ukur suhu aksilar anak setiap 2 jam sampai
suhu meningkat menjadi 36.5° C atau lebih.
Jika digunakan pemanas, ukur suhu tiap
setengah jam. Hentikan pemanasan bila
suhu mencapai 36.5° C
• Pastikan bahwa anak selalu tertutup pakaian
atau selimut, terutama pada malam hari
• Periksa kadar gula darah bila ditemukan
hipotermia

38
2. HIPOTERMIA
Pencegahan

• Letakkan tempat tidur di area yang hangat, di bagian


bangsal yang bebas angin dan pastikan anak selalu tertutup
pakaian/selimut

• Ganti pakaian dan seprai yang basah, jaga agar anak dan
tempat tidur tetap kering

• Hindarkan anak dari suasana dingin (misalnya: sewaktu dan


setelah mandi, atau selama pemeriksaan medis)

• Biarkan anak tidur dengan dipeluk orang tuanya agar tetap


hangat, terutama di malam hari

• Beri makan F-75 atau modifikasinya setiap 2-3 jam, mulai


sesegera mungkin
39
3. DEHIDRASI
• Sulit menentukan status dehidrasi hanya
dengan menggunakan gejala klinis saja.
• Anak gizi buruk dengan diare cair, bila
gejala dehidrasi tidak jelas, anggap
dehidrasi ringan.

• Gejala syok:
• akral dingin, capillary refill > 3 detik, nadi cepat
dan lemah
40
3. DEHIDRASI
• Jangan gunakan infus untuk rehidrasi, kecuali pada
kasus dehidrasi berat dengan syok.
• Beri ReSoMal, secara oral atau melalui NGT.
• beri 5 ml/kgBB setiap 30 menit untuk 2 jam pertama
• setelah 2 jam, berikan ReSoMal 5–10 ml/kgBB/jam
berselang-seling dengan F-75 dengan jumlah yang sama,
setiap jam selama 10 jam. Jumlah yang pasti tergantung
seberapa banyak anak mau, volume tinja yang keluar
dan apakah anak muntah.
• Selanjutnya berikan F-75 secara teratur setiap 2 jam
• Jika masih diare, beri ReSoMal setiap kali diare. Untuk
usia < 1 th: 50-100 ml setiap buang air besar, usia ≥ 1 th:
100-200 ml setiap buang air besar.

41
4. Gangguan elektrolit
• Defisiensi kalium dan magnesium perlu
waktu > 2 minggu untuk
memperbaikinya.
• Terdapat kelebihan natrium total dalam
tubuh, walaupun kadar natrium serum
mungkin rendah. Edema dapat
diakibatkan oleh keadaan ini. Jangan
obati edema dengan diuretikum.
• Mineral-Mix ditambahkan ke dalam F-75,
F-100 atau ReSoMal
42
5. INFEKSI
• Semua anak dengan gizi buruk kemungkinan besar
mengalami infeksi saat mereka datang ke rumah sakit
dan segera tangani dengan antibiotik. Jika tidak ada
komplikasi atau tidak ada infeksi nyata, beri
Kotrimoksazol per oral selama 5 hari
• Jika ada komplikasi (hipoglikemia, hipotermia, atau
anak terlihat letargis atau tampak sakit berat), atau
jelas ada infeksi, beri:
• Ampisilin (50 mg/kgBB IM/IV setiap 6 jam selama 2 hari),
dilanjutkan dengan Amoksisilin oral (15 mg/kgBB setiap 8
jam selama 5 hari) ATAU beri Ampisilin per oral (50
mg/kgBB setiap 6 jam selama 5 hari) sehingga total
selama 7 hari, DITAMBAH:
• Gentamisin (7.5 mg/kgBB/hari IM/IV) setiap hari selama 7
hari.

43
5. INFEKSI
• Jika ditemukan infeksi spesifik lainnya
(seperti pneumonia, tuberkulosis, malaria,
disentri, infeksi kulit atau jaringan lunak), beri
antibiotik yang sesuai.
• Beri obat antimalaria bila pada apusan
darah tepi ditemukan parasit malaria.
• Walaupun tuberkulosis merupakan penyakit
yang umum terdapat, obat anti tuberkulosis
hanya diberikan bila anak terbukti atau
sangat diduga menderita tuberkulosis.
44
6. DEFISIENSI MIKRONUTRIEN
• Semua anak gizi buruk mengalami defisiensi vitamin dan mineral.
• Tunda zat besi hingg fase rehabilitasi, karena zat besi dapat
memperparah infeksi.
• Berikan setiap hari paling sedikit dalam 2 minggu:
• Multiv itamin

• Asam folat (5 mg pada hari 1, dan selanjutnya 1 mg/hari)

• Ferosulfat 3 mg/kgBB/hari setelah fase rehabilitasi


• Vitamin A: diberikan secara oral pada hari ke 1 (kecuali bila telah
diberikan sebelum dirujuk), dengan dosis seperti di bawah ini :
• <6 bulan 50.000 (1/2 kapsul biru)

• 6-12 bulan 100.000 (1 kapsul biru)

• 1-5 tahun 200.000 (1 kapsul merah)

45
7. Pemberian makan awal

• Makanan dalam jumlah sedikit tetapi sering dan


rendah osmolaritas maupun rendah laktosa
• Berikan secara oral atau melalui NGT, hindari
penggunaan parenteral
• Energi: 100 kkal/kgBB/hari
• Protein: 1-1.5 g/kgBB/hari
• Cairan: 130 ml/kgBB/hari (bila ada edema berat
beri 100 ml/kgBB/hari)
• Jika anak masih mendapat ASI, lanjutkan, tetapi
pastikan bahwa jumlah F-75 yang ditentukan
harus dipenuhi.
46
Pemasangan NGT

47
F75 dan F100

48
Malnutrisi pada bayi < 6 bulan

• Pada fase stabilisasi, urutan pilihan


diet adalah:
• ASI (jika tersedia dalam jumlah cukup)
• Susu formula bayi (starting formula)
• Pada fase rehabilitasi, dapat
digunakan F-100 yang diencerkan
(tambahan air pada formula menjadi
1500 ml, bukan 1000 ml).
49
Pemantauan

• Pantau dan catat setiap hari:


• Jumlah makanan yang diberikan dan
dihabiskan
• Muntah
• Frekuensi defekasi dan konsistensi
feses
• Berat badan.

51
8.Tumbuh kejar

52
Evaluasi
Jika kenaikan berat badan:
• kurang (< 5 g/kgBB/hari), anak membutuhkan
penilaian ulang lengkap
• sedang (5-10 g/kgBB/hari), periksa apakah target
asupan terpenuhi, atau mungkin ada infeksi yang
tidak terdeteksi.
• baik (> 10 g/kgBB/hari).

53
9. STIMULASI SENSORIS

• aktivitas fisik segera setelah anak


cukup sehat
• keterlibatan ibu sesering mungkin
• ungkapan kasih sayang
• lingkungan yang ceria
• terapi bermain terstruktur selama 15–
30 menit per hari

54
10. Persiapan pulang
• Anak:
• telah menyelesaikan pengobatan antibiotik

• mempunyai nafsu makan baik

• menunjukkan kenaikan berat badan yang baik

• edema sudah hilang atau setidaknya sudah berkurang.

• Ibu atau pengasuh:


• mempunyai waktu untuk mengasuh anak

• memperoleh pelatihan mengenai pemberian makan yang tepat (jenis,


jumlah dan frekuensi)

• mempunyai sumber daya untuk memberi makan anak. Jika tidak mungkin,
nasihati tentang dukungan yang tersedia.

55
10. Persiapan pulang
Penting untuk mempersiapkan orang tua dalam hal perawatan di rumah. Hal ini mencakup:

• Pemberian makanan seimbang dengan bahan lokal yang terjangkau

• Pemberian makanan minimal 5 kali sehari termasuk makanan selingan (snacks) tinggi kalori di
antara waktu makan (misalnya susu, pisang, roti, biskuit ). Bila ada, RUTF dapat diberikan pada
anak di atas 6 bulan

• Bantu dan bujuk anak untuk menghabiskan makanannya

• Beri anak makanan tersendiri/terpisah, sehingga asupan makan anak dapat dicek

• Beri suplemen mikronutrien dan elektrolit

• ASI diteruskan sebagai tambahan.

Jika anak dipulangkan lebih awal, buatlah rencana untuk tindak lanjut sampai anak sembuh:

• Anak harus ditimbang secara teratur setiap minggu. Jika ada kegagalan kenaikan berat badan dalam
waktu 2 minggu berturut-turut atau terjadi penurunan berat badan, anak harus dirujuk kembali dirawat

56
Contoh kasus

Seorang bayi laki-laki usia 15 bulan BB


6,5 Kg, PB 75 cm berobat ke
PUSKESMAS karena diare beruang.
Dia terlihat sangat kurus, pada
pemeriksaan terdapat baggy pants.

• Diagnosis?
• Tata laksana?
57
58
Nutritional Status

59
60
…Tatalaksana

Kebutuhan kalori awal


6,5 Kg x 80 – 100 = 520 – 650 Kcal

Formula 75 : 100 mL = 75 Kcal


Volume F 75 = (520:0,75) – (650:0,75)
= 693 – 866 mL

61
…Tatalaksana
• Frekuensi setiap 2-3 jam
• Tolerance

→ 8 x 100 mL

• Fase transisi dan fase rehabilitasi tingkatkan volume dan konsentrasi

Target: BB ideal x RDA = 110 x 9,5 kg = 1045 kkal

→ F100 8 x 125 ml

→ Ubah ke bentuk makanan biasa bila nafsu makan baik

62
Penggunaan Formula khusus (special medically
purposed)
• Formula BBLR
• Formula bebas laktosa
• Formula hidrolisat ekstensif
• Formula hidrolisat parsial
• Formula tinggi MCT

63
Simpulan

Gizi buruk merupakan


suatu keadaan yang
memerlukan
penangangan SEGERA,
mempengaruhi
morbiditas dan
mortalitas anak
Tata laksana
memerlukan kerjasama
lintas profesi

64
THANK YOU

65

Anda mungkin juga menyukai