Anda di halaman 1dari 44

CASE PRESENTATION

KEPATUHAN PESERTA VAKSINASI COVID-19 TERHADAP


PELAKSANAAN PROTOKOL KESEHATAN DALAM MENGHADAPI
PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS GENUK

Laporan Kesehatan Masyarakat


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Program Pendidikan Profesi
Dokter
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat di Puskesmas Genuk
Periode Kepaniteraan Desember 2021

Disusun oleh:
Nur Rahma Putri Hapsari
30101607709

Pembimbing :
dr. Rahmi
Dr. Rita Kartika, M.Kes

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM


SULTAN AGUNG SEMARANG
2021

1
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan kasus yang berjudul
KEPATUHAN PESERTA VAKSINASI COVID-19 TERHADAP PELAKSANAAN
PROTOKOL KESEHATAN DALAM MENGHADAPI PANDEMI COVID-19
DI PUSKESMAS GENUK
Oleh :
Nur Rahma Putri Hapsari
30101607709
Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui
didepan tim penilai Puskesmas Genuk Kota Semarang.

Telah disahkan
Semarang, Desember 2021
Disahkan oleh:

Pembimbing Pembimbing Bagian IKM


Puskesmas Genuk

dr. Rahmi Dr. Rita Kartika, M.Kes

Kepala Puskesmas Genuk Kepala Bagian


Ilmu Kesehatan Masyarakat

dr. Moch. Onny Pratama Dr. Siti Thomas Z., S.KM, M.Kes

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan kasus “KEPATUHAN PESERTA VAKSINASI COVID-19
TERHADAP PELAKSANAAN PROTOKOL KESEHATAN DALAM
MENGHADAPI PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS GENUK”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam rangka menjalankan
kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat. Laporan ini dapat diselesaikan
berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. Siti Thomas Zulaikhah, S.KM, M.Kes selaku Kepala bagian IKM FK
Unissula Semarang.
2. dr. Ratnawati, M.Kes selaku Koordinator Pendidikan IKM FK Unissula
Semarang.
3. Dr. Rita Kartika, M.Kes selaku pembimbing bagian IKM FK Unissula
Semarang.
4. dr. Moch Onny Pramana selaku Kepala Puskesmas Genuk Semarang.
5. dr. Rahmi selaku pembimbing di Puskesmas Genuk Semarang.
6. Dokter, Paramedis, Staf, dan teman-teman coass Puskesmas Genuk Semarang
atas bimbingan dan kerjasama yang telah diberikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan. Karena itu kami sangat
berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan penelitian ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Semarang, Desember 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ii
PRAKATA iii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL v
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 3
1.2. Rumusan masalah 3
1.3. Tujuan 3
1.3.1 Tujuan Umum 3
1.3.2 Tujuan Khusus 3
1.4. Manfaat 4
1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa 4
1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat 4
1.4.3 Manfaat Bagi Puskesmas 4
BAB II ANALISIS SITUASI 5
2.1. Cara dan Waktu Pengamatan 5
2.1.1 Latar Belakang Informan 5
2.2. Profil Puskesmas Pandanaran 6
2.3. Hasil Analisa Situasi 9
2.3.1 Data Kasus COVID-19 di Kota Semarang 9
2.3.2 Pengetahuan Mengenai COVID-19 100
2.3.3 Penerapan Protokol Kesehatan 100
BAB III PEMBAHASAN 135
3.1. Daftar Masalah 155
3.2. Prioritas Masalah 166
3.3. Urutan Prioritas Masalah 186
3.4. Analisis Penyebab Masalah 197
3.4.1. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan
menggunakan Fishbone Analysis 199
3.4.2. Analisis Penyebab Akar Masalah Berdasarkan Pendekatan
Sistem 20

3
3.5. Usulan Pemecahan Masalah 221
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 24
4.1. Kesimpulan 24
4.2. Saran 24
BAB V PENUTUP 26
DAFTAR PUSTAKA 27
LAMPIRAN 28

DAFTAR TABE

Tabel 2. 1. Data Informan Penelitian ....................................................................6


Tabel 3. 1. Kriteria USG
Tabel 3. 2. Plan of Action

4
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Wawancara 34

Lampiran 2. Soal Pengetahuan 35

Lampiran 3. Dokumentasi 36

Lampiran 4. Media Edukasi 37

5
7. BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Dunia saat ini Covid-19 adalah kasus pandemik sejak tanggal 11 Maret

2020. Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh corona virus.

Coronaviruses (CoV) merupakan bagian dari keluarga virus yang menyebabkan

penyakit mulai dari flu hingga penyakit yang lebih berat seperti Middle East

Respiratory Syndrome (MERS-CoV) and Severe Acute Respiratory Syndrome

(SARS-CoV). Penyakit yang disebabkan virus corona, atau dikenal dengan

COVID-19, adalah jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019 dan belum pernah

diidentifikasi menyerang manusia sebelumnya (Widiyani, 2020). Kasus virus

corona muncul dan menyerang manusia pertama kali di provinsi Wuhan, China.

Awal kemunculannya diduga merupakan penyakit pneumonia, dengan gejala

serupa sakit flu pada umumnya. Gejala tersebut di antaranya batuk, demam, letih,

sesak napas, dan tidak nafsu makan. Namun berbeda dengan influenza, virus

corona dapat berkembang dengan cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah

dan gagal organ serta kematian. Kondisi darurat ini terutama terjadi pada pasien

dengan masalah kesehatan sebelumnya (Mona, 2020).

Di Indonesia sendiri kasus pertama COVID-19 ditemukan pada bulan

Maret 2020 dan penyebarannya cukup cepat dimana hingga tanggal 15 Desember

2021 virus ini sudah menginfeksi 4,25 juta orang terkonfirmasi dengan 4,11 juta

orang sembuh dan 143.960 meninggal dunia. Kota Semarang sebagai ibu kota

Jawa Tengah merupakan daerah tertinggi kasus COVID-19 di Provinsi Jawa

1
2

Tengah dengan hingga tanggal 15 Desember 2021 terdapat 89.139 kasus

terkonfirmasi COVID-19, 68.997 kasus sembuh, 4.467 kasus meninggal (Kota

Semarang Siaga Corona, 2020).

Untuk mencegah meluasnya penyebaran virus ini diperlukan kebijakan

pemerintah dan keikutsertaan masyarakat. Pemerintah Indonesia awalnya

mengambil langkah dengan menetapkan kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial

Berskala Besar) yang diterapkan dalam rangka percepatan penanganan COVID-19

di Kota Semarang yang berisikan upaya - upaya seperti pembatasan kegiatan di

masyarakat. Sejak Juni 2020 pemerintah membuat kebijakan baru dengan transisi

ke penerapan Adaptasi Kebiasaan Baru yang merupakan kebijakan yang bertujuan

untuk mencegah penyebaran dan penularan COVID‐19 dengan tanpa

mengorbankan kehidupan ekonomi dan sosial. Edukasi mengenai protokol

kesehatan telah gencar dilakukan oleh berbagai pihak, salah satunya oleh

Puskesmas dengan harapan dengan mematuhi protokol kesehatan dapat

mengurangi angka COVID-19 di Indonesia.

Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk membahas kepatuhan

peserta vaksinasi covid-19 terhadap pelaksanaan protokol kesehatan dalam

menghadapi pandemi COVID-19 di Kota Semarang, Jawa Tengah, khususnya

wilayah Puskesmas Genuk.

1.2. Rumusan masalah


3

Bagaimanakah kepatuhan peserta vaksinasi covid-19 terhadap

pelaksanaan protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi COVID-19 di

Wilayah Puskesmas Genuk?

1.3. Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Memperoleh gambaran kepatuhan peserta vaksinasi covid-19

terhadap pelaksanaan protokol kesehatan dalam menghadapi

pandemi COVID-19 di Wilayah Puskesmas Genuk.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik personal peserta vaksinasi covid-

19 terhadap protokol kesehatan dalam menghadapi pandemic

COVID-19 di Wilayah Puskesmas Genuk

2. Untuk mengetahui pengetahuan peserta vaksinasi covid-19

mengenai protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi

COVID-19 di Wilayah Puskesmas Genuk

3. Untuk mengetahui sikap peserta vaksinasi covid-19 terhadap

protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi COVID-19 di

Wilayah Puskesmas Genuk.

4. Untuk mengetahui kepatuhan peserta vaksinasi covid-19 dalam

menjalankan protokol kesehatan dalam mencegah COVID-19 di

Wilayah Puskesmas Genuk


4

5. Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang memperngaruhi

kepatuhan dengan tingkat kepatuhan peserta vaksinasi covid-19 di

Wilayah Puskesmas Genuk

1.4. Manfaat

1.4.1 Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Mengetahui secara langsung permasalahan terkait kepatuhan

masyarakat terhadap pelaksanaan protokol kesehatan dalam

menghadapi pandemi COVID-19 di Wilayah Puskesmas Genuk.

2. Menjadi terampil dalam menyelesaikan masalah mulai dari

penemuan masalah sampai memberikan alternatif pemecahan

masalah.

1.4.2 Manfaat Bagi Masyarakat

Memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai protokol

kesehatan dalam menghadapi pandemi COVID-19.

1.4.3 Manfaat Bagi Puskesmas

Memberi masukan kepada tenaga kesehatan untuk lebih

memberdayakan masyarakat dalam upaya kesehatan promotif dan

preventif.
8. BAB II
ANALISA SITUASI

2.1. Cara dan Waktu Pengamatan

Penelitian ini dilakukan menggunakan analisa deskriptif metode kuantitaif

dengan pendekatan cross sectional melalui teknik in-depth interview (wawancara

mendalam) (Arikunto,2010). Obyek penelitian adalah pasien rawat jalan yang

berkunjung ke Wilayah Puskesmas Genuk. Sampel dalam penelitian ini adalah 10

responden orang dewasa di Wilayah Puskesmas Genuk. Sampel penelitian diambil

secara total sampel yaitu 10 responden. Variabel dalam penelitian ini yaitu

variabel bebas yang terdiri dari pengetahuan masyarakat, sikap, prilaku dan

karakteristik individu (jenis kelamin, usia dan tingkat pendidikan), serta untuk

variabel terikat adalah kepatuhan terhadap protokol kesehatan. Instrument

penelitian yang digunakan adalah kuesioner secara langsung dan bentuk kuisioner

ini menggunakan pertanyaan tertutup dan pilihan ganda (Budiarto,2001). Data

dikumpulkan melalui kuesioner secara langsung pada 9 Desember 2021.

Kuesioner terdiri dari aspek data responden, pengetahuan, sikap dan penerapan

protokol kesehatan pencegahan COVID-19. Para responden memberikan

informasi tentang usia dan tingkat pendidikan. Analisis data kuantitatif

menggunakan uji univariat dan uji bivariate dengan uji hubungan chisquare

(Santoso, 2000).

5
6

2.1.1 Latar Belakang Informan

Informan berjumlah 10 orang meliputi warga yang memiliki latar

belakang yang beragam yang sesuai dengan kriteria informan yang

ditetapkan oleh penulis. Data informan adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 1. Data Informan Penelitian

Nama Usia Pendidikan

Tn.R 50 tahun SD

Ny.F 36 tahun SMA

Tn.J 49 tahun SMP

Tn.K 45 tahun SMP

Tn.E 40 tahun SMA

Tn.A 28 tahun SD

Ny.M 42 tahun SMP

Nn.S 32 tahun SMA

Tn.B 30 tahun SD

Ny.L 55 tahun SMA

2.2. Profil Puskesmas Pandanaran

A. Geografis

Puskesmas Genuk adalah salah satu puskesmas di Kota

Semarang yang terletak di wilayah Semarang, tepatnya di Jalan Raya

Genuksari RT 05 RW 01, Kelurahan Genuksari, Kecamatan Genuk ,


7

Semarang 50117 , Indonesia. Dengan jumlah penduduk ±38060. Secara

Geografis Puskesmas Genuk mempunyai batas-batas sebagai berikut :

Secara Geografis Puskesmas Pandanaran mempunyai batas-batas

wilayah sebagai berikut:

Bagian Utara : Wilayah kerja Puskesmas Laut Jawa

Bagian Selatan : Wilayah kerja Puskesmas Bangetayu

Bagian Timur : Wilayah kerja Puskesmas Sayung

Bagian Barat : Wilayah kerja Puskesmas Gayamsari

Puskesmas Genuk merupakan Puskesmas Induk dengan 2

puskesmas pembantu (Pustu Gebangsari dan Pustu Muktiharjo Lor).

Puskesmas Genuk hanya memberikan pelayanan rawat jalan saja. Untuk

kebutuhan operasional Puskesmas Genuk mempunyai 1 unit mobil

puskesmas keliling.

Puskesmas Genuk mempunyai wilayah kerja meliputi 7

kelurahan yaitu:

1. Kelurahan Banjardowo

2. Kelurahan Genuksari

3. Kelurahan Trimulyo

4. Kelurahan Terboyo Wetan

5. Kelurahan Terboyo Kulon

6. Kelurahan Gebangsari
8

7. Kelurahan Muktiharjo Lor

B. Visi, Misi dan Motto Puskesmas Genuk

VISI

“Menjadikan Puskesmas Genuk sebagai pusat pelayanan dasar

kesehatan yang profesional menuju masyarakat yang mandiri untuk

hidup sehat.”

MISI

1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas

2. Meningkatkan Pemberdayaan Individu, Keluarga, dan Masyarakat

untuk memiliki kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat

TATA NILAI

Dengan moto Ikhlas Melayani Sehat Masyarakatnya. Dengan tata nilai

"SEHATI":

- S : Senyum Salam Sapa


- E : Empati
- H : Humanis
- A : Adil
- T : Tanggap
- I : Ikhlas

C. Jenis Kegiatan Puskesmas Genuk

Adapun pelayanan-pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas Genuk

meliputi Pelayanan UKP dan UKM. Pelayanan UKP (Upaya Kesehatan

Perorangan) mencakup pelayanan-pelayanan berikut: Pemeriksaan

Umum
9

1. Pemeriksaan Lansia

2. Pemeriksaan Gigi dan Mulut

3. MTBS

4. Pemeriksaan Laboratorium

5. Layanan kelas bagi calon pengantin

6. Layanan KIA

7. Konsultasi Gizi

2.3. Hasil Analisa Situasi

2.3.1 Data Kasus COVID-19 di Kota Semarang

Perkembangan data jumlah kasus COVID-19 di Kota Semarang

diperbarui setiap harinya melalui web dan akun sosial media. Kota

Semarang sebagai Ibu Kota Jawa Tengah merupakan daerah tertinggi

kasus COVID-19 di Provinsi Jawa Tengah dengan hingga tanggal 15

Desember 2021 terdapat 89.139 kasus terkonfirmasi COVID-19, 68.997

kasus sembuh, 4.467 kasus meninggal (Kota Semarang Siaga Corona,

2020). Grafik data informasi COVID-19 di Kota Semarang dapat dilihat

pada Gambar 2.1.

Gambar 2. 1. Data Informasi COVID-19 di Semarang


10

2.3.2 Karakteristik Individu Responden

Hasil analisa situasi pada tabel 2.2 menunjukkan karakteristik

responden yang meliputi umur, jenis kelamin, dan pendidikan.

Berdasarkan seluruh karakteristik responden, diperoleh informasi

bahwa responden terbanyak pada usia produktif (28 – 55 tahun) dan

sebagian besar responden laki-laki. Pendidikan responden terbanyak

adalah Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.

Untuk wilayah tempat tinggal responden berasal dari seluruh wilayah

kerja Puskesmas Genuk.

Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)


Usia
28-35 3 30
36-45 4 40
46-55 3 30
Tingkat Pendidikan
Menengah-Bawah 6 60
Menengah-Atas 4 40
Jenis kelamin
11

Perempuan 6 60
Laki- laki 4 40
Tabel 2.2 Karakteristik Individu Responden

Hasil analisis yang didapatkan pada karakteristik responden

adalah 40% responden berusia 36-45 tahun, 60% responden berjenis

kelamin perempuan, 60% responden berpendidikan menengah-bawah.


12

2.3.3 Pengetahuan Mengenai COVID-19

Pengetahuan peserta tentang Covid19 dapat diartikan sebagai hasil

tahu dari peserta mengenai penyakitnya, memahami penyakitnya, cara

pencegahan, pengobatan dan komplikasinya (Mona, 2020).

Pengetahuan memegang peranan penting dalam penentuan perilaku

yang utuh karena pengetahuan akan membentuk kepercayaan yang

selanjutnya dalam mempersepsikan kenyataan, memberikan dasar bagi

pengambilan keputusan dan menentukan perilaku terhadap objek

tertentu (Novita dkk, 2018).

Pengetahuan dinilai berdasar 10 item pertanyaan tertutup yang

kemudian dikategorikan menjadi dua, yaitu pengetahuan baik dengan

skor 8-10 dan pengetahuan kurang dengan skor 0-7.

Dari 10 hasil kuesioner peserta vaksinasi covid-19 Puskesmas

Pandanaran, didapatkan bahwa terdapat 4 peserta yang memilliki

pengetahuan terkait COVID-19 baik, dan 6 peserta dengan

pengetahuan terkait COVID-19 kurang.

2.3.4 Sikap terhadap peraturan protokol kesehatan dalam pencegahan

COVID-19

Sikap diukur dengan sikap mendukung atau menolak dengan

adanya penerapan protokol kesehatan dalam mencegah penyebaran

COVID-19 dengan kesadaran melakukan kegiatan pencegahan seperti

mencuci tangan, menjaga jarak, mengikuti etiket batuk dan bersin,

memakai masker, dan menggunakan desinfektan untuk mencegah


13

COVID-19. Sikap masyarakat yang baik akan dilaksanakan dengan

konsisten bila ada aturan yang tegas dari pemangku kebijakan dan role

model yang baik dari tokoh-tokoh publik. Sehingga penting dalam

membentuk sikap masyarakat yang didukung oleh kebijakan

pemerintah (Firda & Haksama, 2020).

Hasil analisis didapatkan dari 10 responden yang memiliki sikap

mendukung sebanyak 5 responden dan 5 lainnya menolak dengan

adanya protokol kesehatan dengan mengatakan tidak percaya dengan

adanya Covid-19.

2.3.5 Kepatuhan peserta vaksinasi covid-19 dalam menjalankan

Protokol Kesehatan

Kepatuhan adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

perilaku masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan.

Kepatuhan adalah perilaku positif yang diperlihatkan masyarakat saat

masyarakat menjalankan protokol kesehatan. Faktor – faktor yang

mempengaruhi kepatuhan tergantung pada banyak faktor, termasuk

motivasi, persepsi, dan keyakinan terhadap upaya pengontrolan dan

pencegahan penyakit, variable lingkungan, kualitas intruksi kesehatan,

dan kemampuan mengakses sumber yang ada (Sinuraya dkk, 2018).

Sedangkan, ketidakpatuhan adalah kondisi ketika individu atau

kelompok berkeinginan untuk patuh, tetapi ada sejumlah faktor yang

menghambat kepatuhan terhadap saran tentang kesehatan yang


14

diberikan oleh tenaga kesehatan (Prihantana dkk, 2016).

Ketidakpatuhan adalah sejauh mana perilaku seseorang dan atau

pemberi asuhan sejalan atau tidak sejalan dengan rencana promosi

kesehatan atau rencana terapeutik yang disetujui antara orang tersebut

(atau pemberi asuhan) dan professional layanan kesehatan (Wulandari,

2015).

Kepatuhan diteliti dengan cara melihat Perilaku peserta vaksinasi

covid-19 di Puskesmas Genuk dibedakan berdasarkan baik dan kurang

dalam menjalankan protokol kesehatan, dari hasil analisa yang

didapatkan masih banyak peserta yang tidak menjaga jarak saat diluar

rumah dan bergerombol, tidak memakai masker dengan baik dan

benar, tidak membawa handsanitizer, mencuci tangan dengan benar

dari 10 responden 5 diantaranya memiliki perilaku yang kurang dalam

menjalankan protokol kesehatan dan 5 lainnya memiliki perilaku yang

baik dalam mejalankan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-

hari.

2.4 Hasil Uji Statistik


15

Gambar 2.2 Distribusi Frekuensi Responden

Chart Title
70
60
50
40
30
20
10
0
Pengetahuan Sikap Kepatuhan

Series1 Series2

Hasil analisis deskriptif didapatkan bahwa 40% responden

memiliki pengetahuan yang baik mengenai protokol kesehatan

pencegahan COVID-19, 50% responden memiliki sikap yang

baik/mendukung protokol kesehatan dalam pencegahan COVID-19 dan

50% responden memiliki kepatuhan yang baik mengenai pencegahan

COVID-19.

Tabel 2.3 Distribusi Hubungan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat


Kepatuhan
Variable p.
Baik Kurang
Pengetahuan 0.024
Baik 4 0
Kurang 1 5
Tingkat pendidikan 0.024
Menengah-Atas 4 0
Menengah-bawah 1 5
Sikap 0.02
Mendukung 5 0
Menolak 0 5

Berdasarkan hasil uji hubungan, dapat dilihat bahwa semua

variabel memiliki nilai p-value <0,05, maka semua variabel memiliki


16

hubungan yang bermakna dengan kepatuhan masyarakat terhadap

kebijakan protokol kesehatan. Faktor yang secara statistik memiliki

hubungan dengan kepatuhan terhadap kebijakan protokol kesehatan di

wilayah Puskesmas Genuk, yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan, dan

sikap.

Hubungan bivariat antara variabel bebas dengan variabel terikat

pada penelitian ini disajikan dalam Tabel 2.3 di atas. Berdasarkan Tabel

2.3, terlihat bahwa responden dengan kepatuhan tinggi lebih banyak

dilakukan oleh responden dengan tingkat pendidikan Menengah-Atas

sebanyak 4 responden.

Penelitian ini memperlihatkan responden dengan pendidikan lebih

tinggi (Menengah-Atas) cenderung lebih patuh dibandingkan responden

dengan pendidikan lebih rendah (Menengah- Bawah). Hasil perhitungan

secara statistik menunjukkan ada hubungan pada variabel tingkat

pendidikan dengan kepatuhan terhadap kebijakan protokol kesehatan (p =

0,024). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agustine yang

menunjukkan bahwa kepatuhan akan semakin meningkat pada responden

dengan tingkat pendidikan tinggi (Law, Leung, & Xu, 2020).

Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan

responden terhadap kebijakan protokol kesehatan dengan kepatuhan

terhadap kebijakan protokol kesehatan dengan p value sebesar 0,024.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yulyana bahwa ada pengaruh


17

antara pengetahuan tentang peraturan dengan kepatuhan terhadap

peraturan kesehatan (Yulyana dewi,2018).

Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara sikap dengan

kepatuhan terhadap kebijakan protokol kesehatan dengan p value sebesar

0,02. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Ahmad dan penelitian

Firnanda mengenai kepatuhan terhadap peraturan KTR yang menyatakan

bahwa ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan terhadap peraturan

yang ada (Saroni A,2018).

Merujuk dari teori S. Nasution, tingkat pendidikan mempengaruhi

tinggi rendahnya pengetahuan seseorang. Sementara menurut

Notoatmodjo, pengetahuan seseorang akan membentuk perilaku individu

tersebut. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Pradono menunjukkan

bahwa perubahan perilaku hidup sehat ditentukan salah satunya oleh

tingkat pendidikan. Sehingga pendidikan memang memiliki peran penting

dalam pembentukan perilaku. Dapat diartikan bahwa tingkat pendidikan

akan membentuk pengetahuan seseorang yang kemudian akan menin

gkatkan sikap percaya dan perilaku patuh terhadap kebijakan protokol

kesehatan (Notoatmodjo,2013).

9. BAB III
PEMBAHASAN

Pandemi COVID-19 (Corona Virus Disease-2019) mulai mewabah di

Indonesia sejak Maret tahun 2020 dengan penyebaran yang cukup cepat dimana

per tanggal 1 Maret 2021 di Indonesia kasus aktif sebanyak 153.074, sembuh
18

1.151.915 dan meninggal 36.325 (Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-

19). Pemerintah Indonesia mengambil langkah dengan menetapkan kebijakan

Protokol kesehatan dan transisi menjadi kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru yang

berisikan himbauan agar tetap menerapkan protokol kesehatan secara ketat

sembari bekerja dan beraktifitas. Protokol kesehatan bertujuan untuk mencegah

penularan dan mengendalikan COVID-19.

Protokol kesehatan yang dimaksud dapat dilakukan dengan beberapa

tindakan, seperti :

1. Menggunakan masker saat berpergian keluar rumah dan masker harus

menutupi mulut, dagu dan hidung.

2. Menjaga jarak dengan orang lain setidaknya 1 meter untuk menghindari

terkena droplet dari orang yang batuk atau bersin.

3. Membersihkan tangan secara teratur dengan mencuci tangan menggunakan

sabun dan air mengalir selama 40-60 detik setelah menyentuh apa pun di

luar rumah.

4. Selalu menyediakan hand sanitizer (cairan antiseptik berbasis alkohol) saat

berpergian keluar rumah dan digunakan untuk mencuci tangan selama 20-

30 detik.

5. Saat tiba di rumah setelah berpergian, segera mandi dan berganti pakaian

sebelum kontak dengan anggota keluarga di rumah.

Pencegahan penularan COVID-19 pada individu juga dilakukan dengan

meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan pola hidup bersih dan

sehat (PHBS). PHBS sendiri berupa konsumsi gizi seimbang, aktivitas fisik
19

minimal 30 menit sehari, dan istirahat yang cukup. Selain itu, pada

masyarakat yang memiliki penyakit penyerta juga harus mengelola

penyakitnya tersebut agar tetap terkontrol.

Pembatasan kegiatan sosial berkelompok dipertegas dengan polisi yang

berpatroli yang membubarkan kegiatan berkelompok seperti kegiatan

berkelompok di warung makan, tempat nongkrong, pasar swalayan. Berbagai

pihak sudah melakukan upaya untuk menghimbau protokol kesehatan.

Himbauan mengenai pentingnya mematuhi protokol kesehat sudah dilakukan

dalam berbagai media seperti leaflet, penyuluhan, dan melalui sosial media.

Namun masih ada beberapa warga yang masih belum menerapkan protokol

kesehatan.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, pengetahuan tentang

protokol kesehatan sudah baik namun akan tetapi masih ada sebagian kecil

yang kurang baik dalam mematuhi prilaku protokol kesehatan, seperti

beberapa peserta yang tidak menjaga jarak saat di puskesmas, menggunakan

masker yang tidak sesuai dan hanya digunakan jika berkunjung ke puskesmas,

dan sebagian pasien masih memiliki sikap tidak percaya dengan adanya

covid-19.

Tingginya angka ketidakpatuhan terhadap protokol kesehatan tersebut

tentunya akan berdampak pada angka kasus COVID-19 yang ada di Jawa

Tengah sehingga akan memperparah keadaan darurat COVID-19 saat ini.

3.1. Daftar Masalah


20

Dari analisa situasi tersebut maka dapat disusun daftar masalah


sebagai berikut :
a. Kepatuhan dalam menerapkan prilaku sesuai dengan protokol

kesehatan

b. Sikap menolak protokol kesehatan

c. Pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai protokol kesehatan

3.2. Prioritas Masalah

Permasalahan yang teridentifikasi tersebut kemudian ditentukan

prioritas masalahnya dengan menggunakan metode Hanlon kualitatif dengan

3 Kelompok kriteria :

1. Kelompok kriteria U : Mendesak (Urgency)

Pertimbangan ini dari aspek waktu, masih dapat ditunda atau harus

segera ditanggulangi. Semakin pendek tenggang waktunya, semakin

mendesak untuk ditanggulangi.

2. Kelompok Kriteria S : Kegawatan (Seriousness)

Besarnya akibat atau kerugian yang dinyatakan dalam besaran

kuantitatif berapa rupiah, orang dll.

3. Kelompok Kriteria G : Perkembangan (Growth)

Kecenderungan atau perkembangan akibat dari suatu

permasalahan. Semakin berkembang masalah, semakin diprioritaskan.

Tabel 3. 1. Kriteria USG


TABEL URGENCY

NO PERMASALAHAN NILAI SKOR U


21

1. Sikap menolak protokol kesehatan 4

2. Kepatuhan dalam menerapkan prilaku sesuai 3


dengan protokol kesehatan

3. Pengetahuan masyarakat yang kurang 3


mengenai protokol kesehatan

TABEL

NO PERMASALAHAN
SERIOUSNESS NILAI SKOR S

1. Sikap menolak protokol kesehatan 4

2. Kepatuhan dalam menerapkan prilaku sesuai 4


dengan protokol kesehatan

3. Pengetahuan masyarakat yang kurang 3


mengenai protokol kesehatan

TABEL
NO PERMASALAHAN
GROWTH NILAI SKOR G

1. Sikap menolak protokol kesehatan 4

2. Kepatuhan dalam menerapkan prilaku sesuai 4


dengan protokol kesehatan

3. Pengetahuan masyarakat yang kurang 3


mengenai protokol kesehatan

TOTAL TABEL USG

No Permasalahan U S G TOTAL PRIORITAS

1. Sikap menolak 4 4 4 12 I
protokol kesehatan

2. Kepatuhan dalam 3 4 4 11 II
22

menerapkan prilaku
sesuai dengan
protokol kesehatan

3. Pengetahuan
masyarakat yang 3 3 3 9 III
kurang mengenai
protokol kesehatan

3.3. Urutan Prioritas Masalah

1. Sikap menolak protokol kesehatan

2. Kepatuhan dalam menerapkan prilaku sesuai dengan protokol


kesehatan

Pengetahuan masyarakat yang kurang mengenai protokol


kesehatan
3
23

3.4. Analisis Penyebab Masalah

3.4.1. Analisis kemungkinan penyebab masalah dengan menggunakan Fishbone Analysis :

MAN MONEY METHODE

Rendahnya kesadaran Tingkat pendidikan


untuk mematuhi protokol dan pemahaman yang
kesehatan dalam berbeda-beda
kehidupan sehari-hari

Sikap tidak mendukung dengan Rendahnya


protocol kesehatan yang kepatuhan prilaku
diterapkan sesuai dengan
protokol kesehatan
dan sikap
penolakan
terhadap protokol
Kurangnya pelaksanaan kesehatan di
pengawasan kehidupan sehari-
hari dalam
mencegah covid-19
Banyak beredar informasi
tidak akurat tentang
COVID-19

LINGKUNGAN MATERIAL MARKET


24

3.4.2. Analisis Penyebab Akar Masalah Berdasarkan Pendekatan Sistem

Komponen Kekurangan

Input

Man Rendahnya kesadaran untuk mematuhi protokol kesehatan dalam

kehidupan sehari-hari

Tingkat pendidikan dan pemahaman yang berbeda-beda

Sikap tidak mendukung protocol kesehatan yang diterapkan

Money -

Method -

Machine -

Material -

Market

Lingkungan Kurangnya pelaksanaan pengawasan

Banyak beredar informasi tidak akurat tentang COVID-19


25

3.5. Usulan Pemecahan Masalah

Tabel 3. 2. Plan of Action

Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksa Waktu Biaya Metode Indikator


na keberhasilan
1 - Rendahnya 1. Sosialisasi Agar masyarakat Pengunjung Dokter Desember - -Tidak
. kesadaran bahaya mengetahui Puskesmas muda 2021 - Memberi edukasi ditemukannya
untuk COVID- bahaya pandemic Genuk FK yang mudah masyarakat yang
mematuhi 19,pencegaha COVID-19 Unissula dipahami tentang tidak mematuhi
protokol
nnya dan dan mengubah pentingnya protokol kesehatan
kesehatan
dalam
pentingnya perilaku menerapkan yaitu menggunakan
kehidupan menjalankan masyarakat protokol kesehatan masker diluar
sehari-hari protokol menjalankan dikehidupan sehari- rumah, mencuci
kesehatan protokol hari tangan dan
kesehatan sebagai menjaga jarak
pencegahan
- Tingkat COVID-19
pendidikan
dan
pemahaman
yang
berbeda-
beda

2. Agar Masyarakat Pengunjung Dokter Desember - Demonstrasi dan Masyarakat mampu


26

Pembagian, menggunakan Puskesmas muda 2021 edukasi pemakaian menggunakan hand


demonstrasi masker dan hand Genuk FK hand sanitizer dan sanitizer dan
dan edukasi sanitizer dengan Unissula masker yang sesuai menggunakan
pemakaian benar dan benar masker yang sesuai
masker yang dan benar
sesuai dan
benar serta
penggunaan
hand sanitizer
2. Banyak Sosialisasi Meningkatkan Pengunjung Dokter Desember - - Melakukan edukasi Masyarakat tahu
beredar dan pengetahuan Puskesmas muda 2021 tentang covid -19 dan dapat memilah
informasi memberikan tentang pandemic Genuk FK informasi yang
yang tidak informasi Covid-19 Unissula benar
akurat mengenai dan pentingnya
tentang COVID-19 menjalankan
COVID-19 yang akurat protokol
kesehatan

3 Kurangnya Melakukan Agar Pengunjung Dokter Desember - - Memberikan Masyarakat patuh


pengawasan pengawasan meningkatkan puskesmas muda FK 2021 peringatan dan dalam menjalankan
di lingkungan dan kepatuhan dalam genuk Unissula edukasi keliling protokol kesehatan
puskesmas peringatan menjalankan puskesmas tentang
kepada protokol pentingnya protokol
peserta kesehatan kesehatan
vaksinasi dan
warga
disekitar
27

puskesmas
genuk
10. BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

4.1.1 Karakteristik personal peserta vaksinasi covid-19 diperoleh informasi

bahwa responden terbanyak pada usia produktif (28 – 55 tahun) dan

sebagian besar responden perempuan. Pendidikan responden terbanyak

adalah Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas.

Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan kepatuhan dalam

menjalankan protokol kesehatan dimana responden dengan pendidikan

lebih tinggi (Menengah-Atas) cenderung lebih patuh dibandingkan

responden dengan pendidikan lebih rendah (Menengah- Bawah).

4.1.2 Dari 10 hasil kuesioner peserta vaksinasi covid-19 Puskesmas

Pandanaran, didapatkan bahwa terdapat 4 peserta yang memilliki

pengetahuan terkait COVID-19 baik, dan 6 peserta dengan

pengetahuan terkait COVID-19 kurang. Pada penelitian ini ada

pengaruh antara pengetahuan tentang peraturan dengan kepatuhan

terhadap peraturan protokol kesehatan, dimana semakin baik

pengetahuan responden semakin patuh terhadap peraturan. Hasil

analisis didapatkan dari 10 responden yang memiliki sikap mendukung

sebanyak 5 responden dan 5 lainnya menolak dengan adanya protokol

kesehatan dengan mengatakan tidak percaya dengan adanya Covid-19.

Penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara sikap dengan

kepatuhan terhadap kebijakan protokol kesehatan, dimana responden


29

yangsikap mendukung lebih patuh dibandingkan dengan responden

yang menolak.

4.1.3 Hasil analisa yang didapatkan masih banyak peserta yang tidak

mematuhi protokol kesehatan seperti menjaga jarak saat diluar rumah

dan bergerombol, tidak memakai masker dengan baik dan benar, tidak

membawa handsanitizer, mencuci tangan dengan benar dari 10

responden 5 diantaranya memiliki perilaku yang kurang dalam

menjalankan protokol kesehatan dan 5 lainnya memiliki perilaku yang

baik dalam mejalankan protokol kesehatan.

4.1.4 Berdasarkan hasil uji hubungan, dapat dilihat bahwa semua variabel

memiliki nilai p-value <0,05, maka semua variabel memiliki hubungan

yang bermakna dengan kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan

protokol kesehatan. Faktor yang secara statistik memiliki hubungan

dengan kepatuhan terhadap kebijakan protokol kesehatan di wilayah

Puskesmas Genuk, yaitu tingkat pendidikan, pengetahuan, dan sikap.

4.2. Saran

4.2.1. Meningkatkan kegiatan edukasi mengenai pentingnya penerapan

protokol kesehatan di masa pandemi COVID-19 kepada masyarakat.

4.2.2. Meningkatkan pengawasan khususnya di lingkungan Puskesmas

Genuk dalam penerapan protokol kesehatan

4.2.3. Meningkatan kerjasama lintas sektoral dengan kelurahan guna

mempertegas pelaksanaan protokol di wilayah Puskesmas Genuk.


30

4.2.4. Meningkatkan kerjasama dengan mengajak tokoh agama dalam

membantu edukasi pencegahan dan pelaksanaan protokol kesehatan

kepada masyarakat
31

BAB V
PENUTUP

Demikianlah laporan dan pembahasan mengenai hasil peninjauan tentang

kepatuhan peserta vaksinasi covid-19 terhadap protokol kesehatan dalam

menghadapi pandemi COVID-19 di wilayah Puskesmas Genuk. Kami menyadari

bahwa kegiatan ini sangat penting dan bermanfaat bagi para calon dokter, karena

dokter juga berperan sebagai promotor kesehatan.

Akhir kata kami berharap laporan ini bermanfaat sebagai bahan masukan

dalam upaya kesehatan promotif dan preventif.


32

11. DAFTAR PUSTAKA


Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. 2021. Diakses melalui
https://covid19.go.id/

Intruksi Gubernur Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pemberdayaan


Masyarakat Dalam Percepatan Penanganan COVID-19 di Tingkat Rukun
Warga (RW) melalui Pembentukan “Satgas Jogo Tonggo”. Jawa Tengah

Kota Semarang Siaga Corona, 2021. Data Informasi Coronavirus Disease


(COVID-19) Semarang. Diakses melalui
https://siagacorona.semarangkota.go.id

Peraturan Walikota Semarang Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman


Pelaksanaan Pembatasan Kegiatan Masyarakat dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) di Kota Semarang
Republik Indonesia. 2014. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 46
Tahun 2014 Sistem Informasi Kesehatan. Jakarta
Sastroasmoro, S. 2014. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta : Sagung
Seto
Sulaeman, Endang Sutisna. 2009. Manajemen Kesehatan Teori dan Praktik di
Puskesmas. Surakarta : UNS Press

Surat Edaran Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jendral


Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor: HK.02.02/753/2020 Tentang
Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19. Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia.Jakarta

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah


Penyakit Menular.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan
Kesehatan.
World Health Organization. 2021. Global update on coronavirus disease. Diakses
melalui https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus.
Susilo A, Rumende CM, Pitoyo CW, Santoso WD, Yulianti M, Herikurniawan
H, et al. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. J Penyakit
Dalam Indones. 2020;7(1):45–67.
Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Situasi Virus Corona [Internet].
[dikutip 27 April 2020]. Tersedia pada: https:// www.covid19.go.id/situasi-virus-
corona/
Dewi YK, K FN, Lionardo A. Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi
Kepatuhan Pegawai terhadap Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Kantor
Satuan Polisi Pamong Praja Kota Palembang. 2018;1(1):8–15.
33

12. LAMPIRAN

Lampiran 1. Wawancara

No Pertanyaan Setuju/Tidak;
keterangan jika
perlu

1. Apakah anda tahu tentang protokol kesehatan pencegahan Virus


Corona 2019 (COVID-19)?

2. Saya sudah melakukan protocol kesehatan yang dianjurkan

pemerintah

3. Saya mendukung pemerintah yang memberlakukan aturan untuk

protocol kesehatan pencegahan covid-19

4. Apakah menurut anda sarana dan fasilitas dalam menjalankan


protokol kesehatan yang diberikan sudah memenuhi dan sesuai?

6 Bagaimana pengawasan protokol kesehatan yang dilakukan


pemerintah setempat? (kurang/baik)

7 Apakah anda selalu memakai masker saat keluar rumah?

8. Apakah menjaga jarak 1meter saat bicara dengan orang lain?

9. Apakah anda mencuci tangan dengan sabun atau memakai

handsanitizer saat masuk & keluar suatu tempat?

10. Apakah anda segera mandi dan mengganti pakaian sesampainya di


rumah?
34

Lampiran 2. Kuesioner Pengetahuan tentang COVID-19

1. Apa yang anda ketahui tentang COVID-19?

a. Penyakit menular pada saluran nafas

b. Penyakit yang disebabkan oleh virus yang tidak sengaja bocor dari laboratorium senjata
biologis China

c. Penyakit yang ditularkan dari unggas yang sakit

d. Penyakit yang tidak berbahaya dan sama seperti flu biasa

2. Gejala COVID-19 adalah ....

a. Anosmia (tidak dapat membau)

b. Demam, sesak nafas, dan batuk

c. Bisa tidak mengeluhkan gejala apapun

d. Semua benar

3. Apa yang menyebabkan terkena COVID-19?

a. Jarang cuci tangan

b. Tidak menjaga jarak saat bertemu orang lain

c. Berkumpul dengan teman tanpa memakai masker

d. Semua benar

4. Menurut anda, COVID-19 dapat menular melalui apa saja?

a. Percikan dari orang yang terinfeksi COVID-19 bersin/batuk

b. Percikan dari orang yang terinfeksi COVID-19 bicara tanpa pakai masker

c. Percikan dari orang yang terinfeksi COVID-19 yang jatuh di permukaan dan benda
35

d. Semua benar

5. Apakah yang anda ketahui tentang penyebab COVID-19?

a. Virus influenza

b. Virus rubella

c. Virus corona

d. Virus ebola

6. Bagaimana cara mencegah penularan virus corona?

a. Memakai masker saat di luar rumah

b. Menjaga jarak 1 meter dari orang lain

c. Menghindari kerumunan

d. Semua benar

7. Pemakaian masker yang benar yaitu menutupi ...

a. Mulut dan dagu

b. Mulut dan hidung

c. Mulut, hidung, dan dagu

d. Tidak tahu

8. Masker yang seperti apa yang sebaiknya digunakan?

a. Masker scuba

b. Masker kain 3 lapis

c. Masker kertas

d. Masker spons

9. Kapan waktu yang tepat untuk memakai masker?

a. Hanya saat sedang sakit (batuk, pilek)

b. Setiap berada di luar rumah dan di dalam ruangan dengan orang yang status kesehatannya
tidak bisa dipastikan

c. Saat pergi ke rumah sakit/puskesmas

d. Saat ada inspeksi mendadak


36

10. Bagaimana cara mencuci tangan yang benar?

a. Menggunakan sabun dan air mengalir

b. Jika tidak ada, bisa menggunakan hand sanitizer

c. A dan B benar

d. Hanya menggunakan air

Lampiran 3.Dokumentasi
37
38

Anda mungkin juga menyukai