Anda di halaman 1dari 13

MINI CEX

ODS GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP PRIMER

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus

Disusun oleh:

Istiqomah Syarifah Nabila

30101700080

Pembimbing :

dr. Kasihana Hismanita S, Sp.M

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2021
LEMBAR PENGESAHAN

ODS GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP PRIMER

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Ujian Kepaniteraan Klinik

Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus

Telah disetujui dan dipresentasikan

Pada tanggal: 28 Juli 2021

Disusun oleh:

Istiqomah Syarifah Nabila

30101700080

Dosen Pembimbing,

dr. Kasihana Hismanita S, Sp.M

BAB I
A. IDENTITAS
Nama penderita : Ny. M
Umur : 60 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
No. CM : 844 XXX
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kudus
Status : Menikah
Tanggal kunjungan : 26 Juli 2021
Ruang : Poli Mata

B. ANAMNESIS
Dilakukan anamnesis pada Senin, 26 Juli 2021 pukul 09.00 di poli klinik mata
RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus.

● Keluhan utama
Mata kanan dan kiri cekot-cekot
● Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli mata RSUD dr. Loekmono Hadi Kudus pada 16 Juli 2021
dengan keluhan mata kanan dan kiri cekot-cekot sudah lama sejak ± 2 minggu
yang lalu. Pasien merasakan mata semakin gelap hingga menabrak dinding dan
pintu saat berjalan serta sakit kepala. Mual dan muntah disangkal. Pasien
sebelumnya sudah pernah berobat. Pasien tidak memiliki riwayat memakai
kacamata.
● Riwayat Penyakit Dahulu
○ Riwayat hipertensi : disangkal
○ Riwayat DM : (+)
● Riwayat Penyakit Keluarga
○ Riwayat hipertensi : disangkal
○ Riwayat DM : disangkal
○ Riwayat penyakit yang sama : disangkal
● Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai karyawan swasta. Biaya pengobatan ditanggung oleh
BPJS. Kesan sosial ekonomi cukup.
C. PEMERIKSAAN FISIK
○ STATUS UMUM
● Keadaan umum : Baik
● Kesadaran : Composmentis
● Status gizi : Baik

Vital sign
● Tekanan darah : 135/70 mmhg
● Nadi : 88 x/menit
● Laju napas : 20 x/menit
● Suhu : 36oC

○ STATUS OPTHAMOLOGI

OD OS

Pemeriksaan Visus

Keterangan OD OS

Visus

Tajam penglihatan 0 1/∞


Koreksi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pemeriksaan TIO

TIO 54 mmhg 50 mmhg

Pemeriksaan lokalis
PEMERIKAAN RUTIN UMUM MATA

OD OS

Bulbus okuli Gerak bola mata simetris, Gerak bola mata simetris,
enoftalmus (-), eksoftalmus (-), enoftalmus (-), eksoftalmus
strabismus (-) (-), strabismus (-)

Supersilia Rontok (-), rapat (+), simetris (+) Rontok (-), rapat (+), simetris
(+)

Palpebra Edema (-), hiperemis (-), nyeri Edema (-), hiperemis (-),
tekan (-), blefarospasme (-), nyeri tekan (-), blefarospasme
lagoftalmus (-), ptosis(-), (-), lagoftalmus (-), ptosis(-),
ektropion (-), entropion (-) ektropion (-), entropion (-)

Cilia Rapat (+), rontok (-), sekret (-) Rapat (+), rontok (-), sekret
(-)

Konjungtiva - Konjungtiva - Konjungtiva


palpebra :injeksi (-), edem palpebra : injeksi (-),
(-), papil (-), folikel (-), edem (-), papil (-),
Sekret (-) folikel (-), Sekret (-)
- Konjungtivs fornix : - Konjungtivs fornix :
injeksi (-), edem (-), injeksi (-), edem (-),
sekret (-) sekret (-)
- Konjungtiva bulbi : - Konjungtiva bulbi :
injeksi (-) edem (-), injeksi (-) edem (-),
jaringan fibrovaskuler (-), jaringan fibrovaskuler
nodul (-), sekret (-) (-), nodul (-), sekret (-)

Sklera Putih Putih

Kornea Jernih, edem (-), keratik presipitat Jernih, edem (-), keratik
(-), infiltrat (-), sikatriks (-) presipitat (-), infiltrat (-),
sikatriks (-)

Camera Oculi Anterior Van Herick grade 1 : <¼ Van Herick grade 1 : <¼
ketebalan kornea, sudut sangat ketebalan kornea, sudut
sempit sangat sempit

Iris Warna : hitam, atrofi (-), masa Warna : hitam, atrofi (-),
(-), synekia (-) masa (-), synekia (-)

Pupil Bulat, diameter ± 4 mm, letak Bulat, diameter ± 4 mm, letak


sentral, refleks pupil direk (+) sentral, refleks pupil direk (+)
menurun, refleks pupil indirek (+) menurun,refleks pupil indirek
menurun, RAPD (-) (+) menurun, RAPD (-)

Lensa Jernih Jernih

Reflex fundus Cemerlang Cemerlang

Funduskopi - Papil N II : CDR 0,9 exc - Papil N II : CDR 0,9


glaucomatous exc glaucomatous

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
E. DIAGNOSIS BANDING
ODS Glaukoma primer sudut terbuka
ODS glaukoma absolut
F. DIAGNOSIS KERJA
ODS glaukoma primer sudut tertutup
G. TERAPI
Timolol 0,5 % fl 2x1 ODS
C.lyteers fl 4x1 ODS
Glaucon 3x250 mg
KCl 3x250 mg
Rujuk ODS trabekulektomi
H. EDUKASI
● Menjelaskan mengenai penyakitnya
● Menjelaskan perlu dirujuk ke RS Kariadi Semarang untuk dilakukan
trabekulektomi

I. PROGNOSIS

Oculus dexter Oculus sinister

Quo ad sanam ad malam ad malam

Quo ad functionam ad malam ad malam

Quo ad cosmeticam Ad bonam Ad bonam

Quo ad vitam Dubia ad bonam Dubia ad bonam


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Humor aquos
1.1. Komposisi humor aqueous
Humor aquos merupakan cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan
belakang, volume humor aqueous sekitar 250 μl dan kecepatan pembentukannya
2,5 μl/menit. Tekanan osmotik humor aquous sedikit lebih tinggi daripada plasma.
Komposisi humor aqueous mirip dengan plasma, namun memiliki konsentrat
askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi; protein, urea, dan glukosa yang
lebih rendah.
1.2. Aliran humor aquos
Humor aqueous diproduksi oleh corpus ciliaris. Ultrafiltrat plasma yang
dihasilkan stroma processus ciliaris dimodifikasi oleh fungsi sawar dan processus
sekretorius epitel siliaris, setelah masuk ke bilik mata belakang, humor aqueous
mengalir melalui pupil ke bilik mata depan lalu ke anyaman trabekular meshwork
di sudut bilik mata depan.

Gambar 1 bagian segmen anterior mata. Tanda panah arah aliran humor aqueous

Anyaman trabekular terdiri dari jaringan kolagen dan elastik yang


dibungkus oleh sel-sel trabekular, membentuk saringan dengan ukuran pori yang
semakin kecil saat mendekati kanal schlemm. Kontraksi otot siliaris akan
memperbesar ukuran pori-pori anyaman trabekular sehingga kecepatan drainase
humor aqueous meningkat. Sejumlah kecil sekitar 10 % humor aqueous keluar
dari mata antara berkas berkas otot siliaris ke ruang suprakororid dan ke dalam
sistem vena corpus ciliaris, koroid, dan sklera (sistem uveoskleral).
2. Glukoma
2.1. Definisi
Glukoma yaitu suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai dengan
pencekungan (cupping) diskus optik, dan penyempitan lapang pandang yang
biasanya disertai peningkatan tekanan intraocular.
2.2. Klasifikasi
2.2.1. Berdasarkan etiologi
2.2.1.1. Glaukoma primer
2.2.1.2. Glaukoma kongenital
2.2.1.3. Glaukoma sekunder
2.2.1.4. Glaukoma absolut
2.2.2. Berdasarkan sudut bilik mata
2.2.2.1. Glaukoma sudut terbuka
2.2.2.2. Glaukoma sudut tertutup
2.3. Epidemiologi
Sebanyak 2,7 % gangguan penglihatan di dunia disebabkan oleh
glaukoma. Glaukoma menjadi penyebab kedua kebutaan di dunia setelah katarak.
Prevalensi glaukoma meningkat seiring dengan pertambahan populasi penduduk
dan usia mereka. Di Indonesia, menurut RISKESDAS (2007), prevalensi
glaukoma sebesar 0,46 % artinya 4-6 dari 1000 pendunduk Indonesia mengalami
glaukoma. Jumlah kasus baru glaukoma pada pasien rawat jalan di rumah sakit
Indonesia tahun 2017 sebanyak 80.548 kasus, yangmana penderita glaukoma
wanita lebih banyak daripada laki-laki. Menurut SIRS online (2017) jumlah
penderita glaukoma pada pasien rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit
indonesia tertinggi pada kelompok usia 44-64 tahun, diikuti kelompok usia > 64
tahun, dan 14-44 tahun.
2.4. Faktor risiko
Semua orang berisiko menderita glaukoma. Adapun beberapa golongan
dengan risiko lebih tinggi :
● Memiliki riwayat keluarga glaukoma
● Bilik mata depan dangkal
● Ras Afrika dan Asia
● Penderita rabun jauh atau rabun dekat
● Pemakaian steroid
● Usia > 40 tahun
● Penderita cedera mata
● Riwayat penyakit degeneratif : DM, hipertensi, kelainan kardiovaskuler
● Penderita migrain
● Vasospasme
2.5. Manifestasi klinik
2.5.1. Glaukoma sudut terbuka primer
Gambaran patologi utama pada glaukoma sudut terbuka primer
yaitu proses degeneratif pada trabecular meshwork, deposisi material
ekstraseluler yang akan mengakibatkan menurunnya drainase humor
aqueous yang menyebabkan meningkatnya TIO. diagnosis ditegakkan
dengan adanya perubahan diskus optik atau perubahan lapang pandang,
yang berhubungan dengan meningkatnya TIO, sudut bilik mata tampak
normal, terbuka, dan tidak ada penyebab lain meningkatnya TIO. satu
pertiga pasien glaukoma sudut terbuka primer datang dengan TIO normal,
sehingga perlu dilakukan pengulangan pemeriksaan tonometri.
2.5.2. Glaukoma sudut tertutup primer
2.5.2.1. Akut
Ditandai dengan onset tiba-tiba hilangnya penglihatan
diikuti nyeri, halos, dan mual muntah. Selain itu ditemukan
TIO naik, COA dangkal, pupil middilatasi, dan injeksi
ciliar
2.5.2.2. Kronik
Gejala mirip dengan glaukoma sudut terbuka, sering diikuti
hilangnya lapang pandang luas pada kedua mata. Pada
pemeriksaan didapatkan TIO naik, sudut bilik mata sempit,
perubahan diskus optik dan lapang pandang.
2.6. Pemeriksaan mendekteksi glaukoma
2.6.1. Tekanan bola mata
2.6.1.1. Pemerikaan tekanan bola mata dengan alat
2.6.1.1.1. Tonometri schiotz
Memiliki keuntungan seperti mudah digunakan, murah,
tidak memerlukan alat lain, dan tidak perlu baterai atau
listrik dengan kerugian yaitu tonometri ini kurang teliti,
hanya dapat dilakukan pada pasien dengan posisi supinasi,
membutuhkan tetes mata anestesi, dan pengukuran
dipengaruhi oleh rigiditas sklera.
2.6.1.1.2. Tonometri aplanasi goldman
Keuntungan menggunakan tonometer ini yaitu alat ini
akurat dan teliti, mudah digunakan, merupakan standar
baku emas. Kerugian yang dimiliki seperti dipengaruhi oleh
CCT, alat yang mahak, membutuhkan slit lamp sata
digunakan, membutuhkan tetes mata anestesi dan fluoresin,
serta dapat menimbulkan permasalahan yang berhubungan
dengan disinfeksi prisma.
2.6.1.2. Pemeriksaan tekanan bola mata dengan alat nonkontak
Pemeriksaan ini sering disebut “air-puff tonometer”.
2.6.2. Pemeriksaan lapang pandang
2.6.2.1. Tes perimeter
Standard automated perimetry (SAP) merupakan metode yang
rutin digunakan. Standard automated perimetry (SAP) yang sering
digunakan seperti Humphrey Field Analyser (HFA), the Octopus,
Medmont, Henson and Dicon
2.6.3. Pemeriksaan Sudut bilik mata depan
2.6.3.1. Gonioskopi direk dan indirek
Gonioskopi merupakan metode untuk mengevaluasi sudut bilik
mata depan, dapat digunakan terapi untuk prosedur laser
trabeculoplasty dan goniotomi.
2.6.3.2. Grading penilaian sudut bilik mata
Ada beberapa sistem untuk menilai sudut bilik mata, salah staunya
metode Van Herick. Metode Van Herick menggunakan slit lamp
untuk mengevaluasi sudut bilik mata.

Tabel 1 metode Van Herick


Anterior chamber Descriptio Grade Comment
depth as a n
proportion of
corneal thickness

>= 1 Peripheral 4 Wide open


AC space
equal to
full
corneal
thickness
or larger

¼-½ Space 3 Incapable of


between closure
one-fourth
and one-
half
corneal
thickness

1/4 Space 2 Should be


equal to gonioscoped
one-fourth
corneal
thickness

<¼ Space less 1 Gonioscopy


than one- will usually
fourth demonstrate a
corneal dangerously
thickness narrowed
angle

2.6.4. Struktur saraf mata


2.6.4.1. Funduskopi
Kerusakan glaucomatous memiliki tanda pada papil n.optik, area
peripapillary, retinal nerve fibre layer (RNFL).
2.7. Tatalaksana
2.7.1. Medikamentosa
2.7.1.1. Derivat prostaglandin
Berperan dalam meningkatkan keluaran humor aqueous.
Contoh agen : latanoprost 0,0005 %.
2.7.1.2. Beta bloker
Menurunkan TIO dengan menurunkan produksi humor
aqueous melalui efeknya pada epitel ciliaris, contoh agen : timolol
topikal 0,5 % 2 x 1.
2.7.1.3. Alpha-2 agonist
Stimulasi alpha-2 reseptor pada mata menurunkan sintesis
humor aqueous melalui efeknya pada epitel ciliaris dan
meningkatkan keluaran uveoscleral. Contoh agen : brimonifine 0,2
% 2x1.
2.7.1.4. Carbonic anhydrase inhibitor
Dapat diberikan secara topikal atau oral. Contoh agen :
acetazolamide 250 mg tablet (250 - 1000 mg sehari dosis terbagi)
2.7.1.5. Miotikum
Miotik akan menstimulasi otot sphincter pupil sehingga
menjauhi trabekulum sehingga akan melebarkan sudut,
menurunkan TIO dengan kontraksi otot siliaris, yang akan
meningkatkan keluaran humor aqueous melalui trabecular
meshwork. Contoh agen : pilocarpin 2 % 4x1
2.7.1.6. Diuretik
Menurunkan TIO dengan membuat gradien osmotik
sehingga air dikeluarkan dari vitreous ke darah. Contoh agen :
manitol 20 % intravena 5ml/kgbb dalam 30-60 menit, glycerin 50
% oral 2 ml/kgbb.
2.7.2. Nonmedikamentosa
2.7.2.1. Laser trabeculoplasty
2.7.2.1.1. Indikasi
2.7.2.1.1.1. Dapat digunakan pada glaukoma sudut terbuka
primer
2.7.2.1.1.2. Terapi utama
2.7.2.1.1.3. Kegagalan kepatuhan terapi medikamentosa
2.7.2.1.1.4. Terapi tambahan untuk mencegah polifarmasi
2.7.2.1.1.5. Intoleran terhadap obat topikal termasuk alergi
2.7.2.1.1.6. Gagal terapi medikamentosa
2.7.2.2. Laser iridotomy
Merupakan terapi utama pada glaukoma sudut tertutup
primer, dapat menjadi infikasi pada glaukoma sekunder sudut
tertutup dengan blok pupil.
2.7.2.3. Laser iridoplasty
Dilakukan untuk melebarkan sudut bilik anterior dengan
kontraksi iris perifer menjauh dari sudut recessus. Memiliki
komplikasi ringan, namun dapat berhubungan dengan peningkatan
TIO persisten.
2.7.2.4. Trabeculectomy
Menurunkan TIK dengan membuat fistula, yang dilindungi
oleh superficial scleral flap, yang akan membuat aliran humor
aqueous dari bilik mata depan ke ruang sub-Tenon.
2.7.2.4.1. Indikasi
2.7.2.4.1.1. Kegagalan terapi konservatif untuk mengontrol TIK
2.7.2.4.1.2. Menghindari polifarmasi
2.7.2.4.1.3. Mengalami perburukan
2.7.2.4.1.4. Terapi primer
2.7.2.4.1.5. Keinginan pasien

BAB III

DAFTAR PUSTAKA

1. Bowling, Brad, and Jack J. Kanski. Kanski’s Clinical Ophthalmology: A


Systematic Approach. 8. ed, Elsevier, 2016
2. Choplin, Neil T., and Carlo E. Traverso, editors. Atlas of Glaucoma. 3. ed,
CRC Press, 2014.
3. Riordan, Paul-Eva, and James J. Augsburger. Vaughan & Asbury’s
GENERAL OPHTHALMOLOGY. 19th ed., McGraw-Hill Education,
2018.
4. Info DATIN, PUSAT DATA DAN INFORMASI KEMENTRIAN
KESEHATAN RI. Situasi Glaukoma Di Indonesia. 2019.

Anda mungkin juga menyukai