Anda di halaman 1dari 3

Contoh Otobiografi

Saya adalah seorang laki laki yang ketika lahir tanggal XXXXXXX diberi nama XXXXX. Lahir
dan tinggal di Tanjungkarang dan menyelesaikan pendidikan dasar (SD) hingga pendidikan
lanjutan pertama (SMP) di salah satu sekolah swasta di Tanjungkarang.
Prinsip tentang arti pentingnya kedisiplinan, pentingnya pendidikan, prestasi dan
pembelajaran sepanjang hayat telah ditanamkan sejak kecil. Setelah dewasa, barulah
dapat memaklumi tuntutan ini dengan mencoba mendalami latar belakang dan perjalanan
hidup kedua orang tua yang memang tidak banyak memiliki kesempatan mengenyam
pendidikan tinggi di negri ini, memilih bertransmigrasi dari daerah asal di Pulau Jawa ke
Pulau Sumatra yang saat itu belum begitu berkembang, tuntutan pekerjaan yang
mengharapkan keahlian di berbagai bidang (multi skill), kemampuan berkomunikasi yang
baik, dan beberapa tuntuan lain yang harus dihadapi sebagai pendatang dari luar daerah
untuk dapat beradaptasi.
Perjalanan berikutnya yang banyak membawa perubahan karakter dan kemandirian saat
memilih untuk berpisah dan jauh dari kedua orang tua. Saya memilih untuk melanjutkan
ke sekolah menengah atas di Yogyakarta dengan harapan memperoleh kesempatan
mendapat pendidikan dan pengalaman lebih baik dibandingkan di daerah. Akhirnya
memilih SMAN 4 Yogyakarta sebagai tempat 3 tahun mengenyam pendidikan menengah
atas dengan mengambil jurusan A1 (Fisika). Dipilihnya SMAN 4 sedikit banyak mendapat
pengaruh dari orang tua tentang bersekolah di “SMA B” dimana sekitar tahun 1950-an ada
pengklasifikasian SMA Bagian A (Sastra) dan SMA Bagian B (Eksakta). SMAN 4 Yogyakarta
secara histori termasuk dalam SMA Bagian B atau AMS Sie B yang mengutamakam
pelajaran Matematika dan Fisika.
Pada tahun 1996, saya memilih untuk melanjutkan jenjang pendidikan tinggi ke Institut
Teknologi Bandung (ITB) karena antusiasme terhadap dunia keteknikan dimana menurut
penilaian pribadi, ITB sebagai perguruan tinggi teknik terbaik di Indonesia menjadi tempat
yang sesuai untuk mempelajari aspek aspek keilmuan di bidang teknik. Akhirnya Teknik
Mesin dipilih menjadi bidang yang ingin dipelajarinya. Studi diselesaikan pada tahun 2001
dan memperoleh gelar Sarjana Teknik setelah menyelesaikan tugas akhir pada kelompok
bidang keahlian Konversi Energi.
Memulai karir di dunia kerja dengan bergabung di SIEMENS Indonesia, fabrikator peralatan
pembangkit listrik siklus kombinasi (Combine Cycle Power Plant) dan pembangkit listrik
tenaga nuklir, sebagai Project Engineer yang bertugas mempersiapkan dokumen teknis
produksi (arbeitsplan/workplan, single part drawing, assembly drawing, welding joint record
dan inspection, prosedur perlakuan panas (PWHT), blasting dan painting). Sebagian besar
proyek yang ditangani adalah pembangkit listrik di luar negri seperti Vorratsmachine di
Jerman, Salem di USA, Olkiluoto di FInlandia, PhuMy 3 di Vietnam.
Di sela sela pekerjaan, disempatkan untuk membagian keilmuan yang dimiliki dengan
menjadi staf pengajar Jurusan Teknik Mesin di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
(UNTIRTA). Keinginan untuk terus mempelajari keilmuan di bidang keteknikan, saya
menyempatkan diri untuk mempelajari teknik pengujian tidak merusak (Non Destructive
Test) dengan empat metode pada waktu luang selepas bekerja dan mengajar dan
kompetensi ini sangat membantu pada saat pengambilan keputusan terkait NDT pada
proses fabrikasi.
Pada tahun 2004 mendapat tanggung jawab lebih sebagai Technical Welding Coordinator di
departemen Engineering, yang bertugas untuk menguji dan menyiapkan prosedur
pengelasan, melakukan pengujian kualifikasi welder, impelementasi teknologi baru
pengelasan dan sebagai advisor perawatan peralatan pengelasan di pabrik. Bersamaan
dengan ini, memperoleh kesempatan untuk mendalami keilmuan terkait pengelasan dari
pelatihan dan sertifikasi diploma International Welding Engineering.
Sebagai engineer muda yang terus ingin maju, saya berusaha untuk mempelajari keilmuan
lain selain di bidang manufaktur yang akhirnya membawanya ke industri migas setelah
mendapat tawaran bekerja pada tahun 2005 di Geographe Energy, perusahaan jasa
perawatan dan engineering di bidang pipeline yang berpusat di Perth, Australia Barat, yang
juga spesifik menangani valve dan joint integrity management. Spesialisasi bidang inspeksi
quality mendukung tugas pertama sebagai HSEQ Manager untuk mempersiapkan dan
implementasi standard quality dan melakukan sertifikasi perusahaan untuk memenuhi
kesesuaian (compliance) terhadap standarisasi dan regulasi di industri tersebut. Kembali di
sini saya mendapat kesempatan untuk belajar lebih dalam terkait teknologi valve, pipeline,
standarisasi kompetensi personel, dan juga penerapan sistem Keselamatan & Kesehatan
Kerja dengan standarisasi yang tinggi.
Menjalani Tour of Duty di perusahaan, saya diminta mengemban tugas sebagai Workshop
Manager dan Training & Competency Coordinator. Selain terus memantau proses valve
repair dan maintenance di workshop dan site berjalan dengan baik, saya juga diminta terus
melakukan pengembangan sistem kompetensi personal untuk memastikan perusahaan
memiliki sumber daya manusia yang kompeten menjalankan fungsi pekerjaannya. Tidak
jarang dikarenakan spesialisai yang dimiliki mengharuskan untuk tetap terjun ke lapangan
baik di darat maupun fasilitas lepas pantai, di dalam negri maupun luar negri untuk
memberikan solusi teknis terkait valve dan pipeline integritytermasuk saat diminta untuk
mengembangkan kompetensi lokal masyarakat Timor Leste untuk dididik sebagai teknisi
perawatan fasilitas produksi.
Pada tahun 2011, saat Geographe Energy diakuisisi oleh CAMERON, manufaktur peralatan
produksi dan penyedia jasa industry migas terbesar di dunia, saya kembali diberikan
tanggung jawab yang berat menjadi tim integrasi dan akuisisi, terutama terkait bisnis
proses dan compliance. Ini suatu hal yang positif, menunjukkan bahwa kinerja tim kami
sangat baik sehingga membawa perubahan ke arah yang lebih baik bagi perusahaan. Di
struktur organisasi baru, mendapat kepercayaan sebagai Operation Manager dan tim kami
diberikan mandat untuk mendukung operasi di beberapa negara lain.
Lompatan karir berikutnya saat di tahun 2013 menerima tawaran untuk mengembangkan
bisnis MIR VALVE, salah satunya di Indonesia. Ini salah satu kesempatan berharga dimana
banyak sekali ide dan kreativitas yang dapat dijawantahkan dalam proses pengembangan
suatu unit bisnis baru. Selama hampir satu tahun mempersiapkan rencana bisnis,
presentasi di beberapa investor, merekrut tim yang kompeten dan akhirnya pada
Desember 2013 entitas MIR VALVE di Indonesia dapat berdiri dan mulai berjalan, saya
diberikan tanggung jawab sebagai Direktur Utama. Pencapaian yang patut disyukuri saat
itu pada usia 36 tahun dan hingga kini terus berkembang dan mempersiapkan fasa
selanjutnya untuk pendirian pabrik pembuatan Engineered Valve di Indonesia dengan
spesialisasi valve pada aplikasi cryogenic/low temperature, high temperature, dan subsea
termasuk memenuhi kebutuhan industry di untuk standard pipeline valve.

Anda mungkin juga menyukai