Anda di halaman 1dari 3

1.

Screening Sifilis Pada Ibu Hamil


Skrining sifilis pada kehamilan merupakan aspek penting yang harus dilakukan selama
masa kehamilan. Deteksi dini yang memadai pada masa kehamilan, berperen secara efektif
dalam mengobati dan mencegah transmisi sifilis. Skrining sifilis pada kehamilan mencakup:
a. Semua wanita hamil harus diskrining sifilis pada kunjungan pertama pelayanan antenatal.
b. Wanita yang berisiko tinggi mengalami sifilis dan wanita yang tinggal di daerah dengan
morbiditas sifilis yang tinggi harus melakukan pemeriksaan ulang antara minggu ke-28 dan
32 kehamilan serta saat melahirkan.
c. Pada ibu yang tidak mendapatkan pemeriksaan adekuat selama masa kehamilan,
pemeriksaan Rapid Plasma Reagin (RPR) harus dilakukan pada saat melahirkan.
d. Setiap ibu dan bayi yang tidak memiliki status sifilis maternal terdokumentasi, tidak dapat
meninggalkan rumah sakit tanpa dilakukannya skrining.
e. Setiap ibu yang mengalami kematian janin setelah usia 20 minggu kehamilan harus
dilakukan pemeriksaan sifilis.
f. Ibu hamil yang seropositif harus mendapatkan terapi, kecuali mereka memiliki
dokumentasi pengobatan yang adekuat dengan respon serologis yang tepat sesuai dengan
pengobatan dan titers dinyatakan rendah serta stabil.
g. Ibu paska terapi sifilis, apabila memiliki respon yang baik terhadap pengobatan dan
memiliki titer serofast rendah (Venereal Disease Research Laboratory (VDRL) < 1: 2 dan
RPR < 1:4), tidak memerlukan terapi ulang.
h. Wanita dengan titer antibodi yang persisten dan lebih tinggi dapat mengindikasikan
terjadinya infeksi ulang.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC) 2015, rekomendasi
skrining sifilis pada ibu hamil meliputi:24
a. Skrining dilakuan pada semua ibu hamil pada kunjungan pertama prenatal.
b. Jika ibu hamil memiliki risiko tinggi, maka tes ulang secara dini dilakukan pada trimester
ketiga kehamilan dan pada saat persalinan.
Skrining antepartum dapat dilakukan dengan pengujian antibodi nontreponemal
manual (misalnya, RPR) dengan menggunakan algoritma skrining sifilis tradisional atau
dengan pengujian antibodi treponemal (misalnya, immunoassays) menggunakan algoritma
urutan terbalik.
Wanita hamil dengan tes skrining treponemal positif (misalnya, EIA, CIA, atau
imunoblot) harus memiliki tes nontreponemal kuantitatif tambahan karena titer sangat
penting untuk memantau respon pengobatan. Tes serologi juga harus dilakukan dua kali
selama trimester ketiga: pada usia kehamilan 28 minggu dan saat melahirkan untuk wanita
hamil yang tinggal di komunitas dengan tingkat sifilis yang tinggi dan untuk wanita yang
berisiko tertular sifilis selama kehamilan.
Faktor risiko ibu untuk sifilis selama kehamilan termasuk hubungan seks dengan
banyak pasangan, hubungan seks dengan penggunaan narkoba atau seks transaksional, masuk
terlambat ke perawatan prenatal (yaitu, kunjungan pertama selama trimester kedua atau
setelahnya) atau tidak ada perawatan prenatal, penggunaan metamfetamin atau heroin,
penahanan wanita atau pasangannya, dan perumahan atau tunawisma yang tidak stabil. Selain
itu, sebagai bagian dari manajemen ibu hamil yang menderita sifilis, penyedia layanan harus
memperoleh informasi mengenai perilaku berisiko yang sedang berlangsung dan pengobatan
pasangan seks untuk menilai risiko infeksi ulang.
Setiap wanita yang memiliki kematian janin setelah usia kehamilan 20 minggu harus
diuji untuk sifilis. Tidak ada ibu atau neonatus yang harus meninggalkan rumah sakit tanpa
status serologi ibu yang telah didokumentasikan setidaknya sekali selama kehamilan. Setiap
wanita yang pada saat melahirkan tidak memiliki riwayat perawatan prenatal atau berisiko
tertular sifilis selama kehamilan (misalnya, penyalahgunaan obat-obatan; pernah mengalami
IMS lain selama kehamilan; atau memiliki banyak pasangan seks, pasangan baru, atau
pasangan dengan IMS) harus memiliki hasil tes serologi sifilis yang didokumentasikan
sebelum dipulangkan.
Sumber:

1. Centers for Disease Control and Prevention. Syphilis During Pregnancy. 2021. MMWR
Recomm Rep 2021
2. Centers for Disease Control and Prevention. Screening Recommendations Referenced in in
Sexually Transmitted Diseases Treatment Guidelines, 2015. MMWR Recomm Rep 2015;64(No.
RR-3): 45-7

Giovani, G. A. V. M. Infeksi Sifilis Pada Kehamilan. 2016. Denpasar: Bagian/SMF Ilmu


Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran UNUD/RSUP Sanglah Denpasar

Anda mungkin juga menyukai