Anda di halaman 1dari 3

Assalamu’alaikum dr.Muhammad Ali Shodikin,M.Kes.,Sp.A.

Mohon maaf mengganggu waktunya,


saya DM Syahda, DM Pediatri jaga aster pagi hari ini. Mohon izin melampirkan pr thalasemia nggih
dokter.

Thalasemia adalah penyakit kongenital herediter, diturunkan secara autosomal recessive,


disebabkan karena defek genetik pada pembentukan rantai globin (berkurang atau bahkan tidak ada
dibandingkan rantai globin yang normal). Bila terdapat pasien thalasemia sedangkan orangtuanya
tidak menderita sakit yang sama, kemungkinan besar masing-masing orangtuanya adalah carier
(karena tanpa gejala dan keluhan, jarang sekali disadari).

Pada dewasa normal, memiliki susunan HbA yang terdiri dari subunit alfa dan beta (α2β2), HbF
(terdiri subunit alfa dan gamma),HbA2 (subunit alfa dan delta). Defek pada subunit alfa disebut
thalasemia alfa, defek pada subunit beta disebut thalasemia beta.

Thalasemia Alfa

Defek pada rantai globin sebagai salah satu penyusun hemoglobin dapat menyebakan penurunan
Hb, diikuti RBC juga menurun, terjadi anemia. Rantai yang berlebihan (didominasi) pada thalasemia
alfa adalah subunit gamma pada tahun pertama kehidupan dan subunit beta pada saat dewasa
(mampu membentuk homotetramer), tidak stabil namun mampu bertahan. Adanya RBC yang
abnormal ini dideteksi oleh makrofag lien untuk dihancurkan, dapat terjadi hemolisis RBC. RBC yang
semakin menurun, direspon oleh bone marrow untuk meningkatkan produksi RBC namun karena
terdapat kelainan pembentukan globin, maka eritropoiesis terjadi secara tidak efektif.

Thalasemia alfa diklasifikasikan menjadi :

- Silent carrier : hanya ditemukan penurunan RBC. Diagnosis tidak dapat dipastikan melalui
elektroforesis
- Trait Thalasemia : biasanya keluhan anemia ringan dan RBC yang rendah. Tidak terbentuk 1-
2 loci subunit alfa.
- HbH disease : anemia sedang-berat, splenomegali, icterus dan jumlah RBC abnormal. Tidak
terbentuk 3 loci subunit alfa. Pada HDT dengan pewarnaan supravital  eritrosit terdapat
inklusi presipitasi rantai tetramer B4 (Hb H)  gambaran golf ball  dinamakan Heinz
bodies
- Hydrops fetal (thalasemia alfa mayor) : karena HbA, HbA2, HbF membutuhkan subunit alfa
 tidak satupun Hb terbentuk. Hb bartz (subunit 4-gamma) mendominasi  memiliki
afinitas oksigen tinggi sehingga oksigen tidak dapat terdeliver ke jaringan  bayi mengalami
hipoksia berat  mayoritas lahir mati.

Thalasemia Beta

Terdapat gangguan/defek pada pembentukan subunit beta, sebagai kompensasi dibuat subunit
gamma dan delta, tetapi kompensasi ini tidak mencukupi sehingga kadar Hb turun. Kurangnya rantai
beta ini berakibat meningkatnya subunit alfa, namun subunit/rantai alfa ini tidak mampu
membentuk Hb tetramer (tidak larut) akhirnya terhadi denaturasi dan presipitasi di dalam eritrosit
(heinz bodies/inclusion bodies). Heinz bodies menimbulkan kerusakan pada membrane sel menjadi
lebih permeable, sel mudah pecah (hemolisis) terjadi anemia hemolitik. Rantai alfa akan bergabung
dengan gamma membentuk HbF  HbF meningkat  afinitas oksigen tinggi  hipoksia.

Adanya inclusion bodies juga menyebabkan pengerusakan eritrosit di lien  anemia + kombinasi
peningkatan HbF  hipoksia berat  stimulasi produksi eritropoietin  peningkatan masa eritorid :
perubahan pada tulang, absorbs besi dan metabolisme tinggi  akumulasi besi. Transferin akan
tersaturasi penuh hingga overload  akibatnya ditemukan besi bebas pada plasma  berbahaya
karena mempunyai material untuk produksi hidroksil radikal dan akan terakumulasi di organ-organ
 organ damage. Penimbunan lien dengan eritrosit abnormal  splenomegali.

Dibagi menjadi

- Thalasemia beta minor : anemia ringan, RBC abnormal, elektroforesis abnormal dengan
peningkatan HbA2 atau HbF.
- Thalasemia beta mayor/cooley anemia : anemia hemolitik kronis setelah 6 bulan

Anamnesis

Pucat yang lama (kronis), nafsu makan menurun, pertumbuhan terhambat, perut membesar, terlihat
kuning, riwayat transfusi berulang (jika sudah pernah melakukan transfuse sebelumnya), riwayat
keluarga yang menderita thalasemia

Pemeriksaan fisik

Anemia/pucat, bentuk muka facies cooley, gizi kurang/buruk, perawakan pendek, pertumbuhan
terhambat, tengkorak tampak struktur hairs-on-end, hepatosplenomegali, ginjal juga kadang
membesar disebabkan oleg hemopoiesis ekstrameduler.

Pemeriksaan penunjang

- DL : Hb menurun, retikulosit meningkat, MCV menurun, MCHC menurun, RDW meningkat


- HDT : mikrositer, hipokrom, anisositosis, poikilositosis, eritosit muda/normoblast,
fragmentosit, sel target
- Konfirmasi dengan analisis hemoglobin menggunakan elektroforesis hemoglobin (tidak
ditemukannya HbA dan meningkatnya HbA2, HbF)

Tatalaksana

1. Transfusi darah : pertama kali diberikan bila :


- Hb <7 g/dL yg diperiksa 2x berurutan dg jarak 2 minggu
- Hb >/= 7 g/dL disertai gejala klinis facies cooley, fraktur tulang, curiga ada hematopoietik
seperti adanya masa mediastinum.
Lalu berikutnya, transfusi darah diberikan bila Hb </= 8 g/dL sampai kadar Hb 10-11 g/dL.
Bila tersedia, diberikan dalam bentuk PRC rendah leukosit.
2. Medikamentosa
- Asam folat 2x1 mg/hari
- Vit E 2x200 IU/hari
- Vit C 2-3 mg/kg/hari (maks 50 mg pada anak <10 tahun dan 100 mg pada anak >/= 10 tahun,
tidak melebihi 200 mg/hari) dan hanya diberikan saat pemakaian deferioksamin (DFO)
3. Kelasi besi
Diberikan bila ferritin >/= 1000 mikrogram/mL,atau saturasi ferritin >/= 55%, atau bila pasien
sudah menerima 3-5 liter/10-20 kali transfusi
4. Terapi kombinasi (desferioksamin dan deferiprone) hanya diberikan pada keadaan : ferritin
>/= 3000 mikrogram/dL yg bertahan minimal selama 3 bln, ada gangguan fungsi
jantung/kardiomiopati akibat kelebihan besi, untuk jangka waktu tertentu (6-12 bln)
tergantung pada kadar feritin dan fungsi jantung saat evaluasi

Pemantauan
Selain pemantauan efek samping pengobatan, thalasemia perlu pemantauan rutin :

- Sebelum transfusi : darah perifer lengkap, fungsi hati


- Setiap 3 bulan : pertumbuhan (BB, TB)
- Setiap 6 bulan : ferritin
- Setiap tahun : pertumbuhan dan perkembangan, status besi, fungsi jantung, fungsi endokrin,

Anda mungkin juga menyukai