Anda di halaman 1dari 13

KATEGORI SINTAKSIS, FUNGSI GRAMATIKAL DAN PERAN TEMATIS PADA

KALIMAT BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS


(ANALISIS X-BAR THEORY)

Tugas Akhir Mata Kuliah Syntac


Dosen Pengampu: Drs. Agus Hari Wibowo, M.A. Ph.D

Oleh:

NURUL AINI
NPM: T111908017

PROGRAM STUDI LINGUISTIK


PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2019
1. X-bar Theory
a. Definisi X-bar theory
Teori X-bar dibahas di hampir semua buku teks sintaksis modern. Chomsky
(1977) mencoba mengidentifikasi sintaksis fitur. Ia mengklaim bahwa di antara
kategori phrasal, bahwa semua bahasa memiliki kesamaan struktural tertentu yang
tidak muncul dalam tata bahasa tradisional bahasa Inggris. Teori X-bar pertama kali
diusulkan oleh Chomsky pada tahun 1970 dan selanjutnya dikembangkan oleh Ray
Jackendoff pada tahun 1977. Pemahaman teori X-bar tentang struktur kalimat hanya
dimungkinkan dalam tata bahasa berbasis konstituensi.
Huruf X digunakan untuk menandakan bagian dari ucapan; saat menganalisis
penggunaan ucapan tertentu dan kategori tertentu. Maka, X dapat menjadi N untuk
kata benda, V untuk kata kerja, A untuk kata sifat, atau P untuk preposisi. Istilah X-
bar berasal dari notasi yang mewakili struktur baru. Struktur tertentu dapat diwakili
oleh X (sebuah X dengan bilah lebih). Karena ini sulit untuk diketik, maka sering
ditulis dengan X′. Dalam Bahasa Inggris, lambang tersebut dibaca sebagai "X-bar".
Istilah XP adalah singkatan dari X Phrase, dan setara dengan X-bar bilah (X dengan
bilah ganda di atas), ditulis X′′, biasanya dibaca dengan lantang sebagai bilah ganda.
Diperlukan tiga tingkat struktur untuk mengekspresikan hubungan antara head dan
komplemen lainnya.
Di bawah simpul tertinggi frasa apa pun (XP) turun ke ZP yang akan menjadi
specifier, yang merupakan opsional, selanjutan yang memodifikasi semua dihasilkan
di bawah X' di sebelah kanan.

Dari diagram diatas, ungkapan yang sering didominasi oleh XP (ZP yang yang
dimaksud) adalah specifier. Sedangkan, frasa yang didominasi oleh X′ (yang
dimaksud YP) adalah tambahan (adjunct). Selanjutnya, frasa yang merupakan WP
adalah pelengkap (complement).

Secara umum, teori X-bar menawarkan pendekatan terpadu untuk semua struktur
phrasal dan menyederhanakannya kedalam konsep kategori sintaksis serta sifat
sintaksis dari komplemen dan tambahan. diagram pohon di atas dapat membedakan
secara sintaksis antara pelengkap, penentu, dan tambahan dalam frasa. Dari uraian di
atas tentang teori X-bar, menganalisis kalimat menggunakan X-bar dapat
menghindari penggunaan berulang kategori phrasal (NP, VP, PP, AdvP atau AdjP)
dalam satu kalimat. Dengan demikian dapat membedakan hubungan kata yang
berbeda dalam NP. Dalam tata bahasa tradisional, ketika menggunakan X-bar, maka
dapat mengenali ambiguitas. Misalnya:

Dalam bahasa indonesia, sebuah frasa “seorang guru dari Iman Kristen”dapat
dengan jelas dibedakan dalam sintaks X-bar dengan cara diatas. Dalam diagram
pohon pertama, makna kalimatnya adalah “guru mengajarkan iman Kristen”. Yang
kedua, “guru adalah seseorang yang memiliki iman Kristen”. Pelengkap paling dekat
dengan Head Noun yang merupakan pecahan dari N, dan adjunct adalah pecahan dari
N'.
b. Analisis X-bar Theory dan Jenis Kalimat (Simple, Compound, Complex,
Compound-Complex Sentence)
X-bar membedakan secara sintaksis antara pelengkap, penentu, dan tambahan.
Berikut ini contohnya struktur yang akan menghasilkan X´ sebagai berikut:
1) The American always listen a story about the Uncle Sam.

Kalimat 1 merupakan contoh kalimat kompleks, dimana subjeknya merupakan


Frasa nomina (NP) dan terlihat pada VP terdapat V´ yang merupakan cabang dari VP
itu sendiri. Bahkan, V´ terbagi lagi menjadi dua yaitu V´ dan PP sebagai konstruksi V
´ dalam kalimat (listen a story about the Uncle Sam). Penjelasan singkatnya, The
merupakan specifier yang memodifikasi N American maka memiliki kategori
sintaksis NP. Selanjutnya, Always merupakan specifier yang memodifikasi V listen
maka disebut VP. About merupakan preposisi yang menjadi specifier dan
memodifikasi NP sehingga disebut PP.
2) A student of linguistics at stage with a great smile in plaid shirt

Kalimat 2 ini memiliki kesamaan struktur kalimat dengan kalimat 1. Kalimat ini
juga merupakan kalimat kompleks karena dalam X´ memiliki lebih dari dua frasa
yang membentuk makna kalimat. Perluasan N´ terdiri dua PP dengan P sebagai
specifier yang memodifikasi NP.

3) The governon of Jakarta with a great attitude.


Kalimat 3 ini merupakan kalimat sederhana dalam bahasa Inggris. Disebut
demikian karena kalimat tersebut dibentuk dari head noun governon dengan
keterangan with a great attitude. Kalimat ini hanya sebatas menjelaskan
keterangan dan adjunct dalam sebuah kalimat karena tidak memiliki kata hubung.

4) Sebagian orang berfikir positif pada musibah banjir, selebihnya


menganggap ini tidak adil.

Kalimat 4 ini merupakan kalimat majemuk (compound sentence). Dalam


analisis kalimat dalam bahasa Indonesia ini, X´ terbagi menjadi dua kalimat
ditunjukkan dengan adanya dua S´ dalam diagram pohon diatas. Dalam kedua
kalimat tersebut sama-sama memiliki S dan P. Kedua kalimat tersebut merupakan
klausa yang mampu berdiri sendiri-sendiri.

5) Yulia yang berolahraga tiga kali seminggu, ia merasa nyaman dengan tubuhnya,
karena itu dia sangat bahagia sepanjang waktu.
Kalimat 5 ini merupakan kalimat majemuk setara (compound-complex
sentence). Dianggap demikian karena terdapat tiga independent clause yang
dijabarkan dalam diagram diatas. Masing-masing kalimat mempunyai S dan P
serta O. Keseluruhan kalimat mempunyai kategori dan fungsi gramatikal masing-
masing kalusa.

2. Analisis Kategori Sintaksis, Fungsi gramatikal, Peran tematis


a. Contoh Kalimat
Pada poin ini, penulis akan membahasa tentang kategori sintaksis (KS), fungsi
gramatikal (FG), dan peran tematis (PT) beberapa kalimat contoh dibawah ini. Kategori
sintaksis ialah kategori yang tidak merubah gramatikal sebuah kalimat. Verhar (1996)
mengatakan, bahwa kategori sintaksis adalah apa yang sering disebut ‘kelas kata’, seperti
nomina, verba, adjektiva, dan adverbia. Selain itu, Alwi (1998) mengklasifikasikan kelas
kata tersebut menjadi lima yaitu; kata benda (nomina), kata kerja (verbal), kata sifat
(adjektiva), kata keterangan (adverbia), dan kata tugas. Kemudian, fungsi gramatikal
adalah fungsi kata sebagai subjek, objek, dan pelengkap dalam sebuah kalimat.
Sedangkan peran tematik (Theta Role) adalah argumen yang peran nya ditunjukkan oleh
kata kerja. Analisis kalimat berdasarkan peran mengacu pada makna pengisi unsur-unsur
fungsional kalimat. Verhar (1996) mengatakan, bahwa ‘peran’ adalah segi semantis dari
peserta-peserta verba. Unsur peran ini berkaitan dengan makna grametika/sintaksis.
Dengan pengisian unsur peranan ini, dapat diketahui makna yang ada pada masing-
masing unsur fungsional tersebut. Beberapa contoh kalimat dalam bahasa Indonesia dan
Bahasa Inggris sebagai berikut:
Kalimat 1

The American always listen a story about the Uncle Sam


Orang Amerika selalu mendengarkan sebuah cerita tentang Uncle Sam.

Kalimat 2

A student of linguistics at stage with a great smile in plaid shirt


Seorang siswa linguistik di panggung dengan senyum lebar di baju kotak-kotak

Kalimat 3

The governon of Jakarta with a great attitude.


Gubernur Jakarta dengan perilaku yang baik.

Kalimat 4

Some people think positively of the flood disaster, others think this is unfair.
Sebagian orang berfikir positif pada musibah banjir, selebihnya menganggap
ini tidak adil.

Kalimat 5

Yulia yang berolahraga tiga kali seminggu, ia merasa nyaman dengan tubuhnya,
karena itu dia sangat bahagia sepanjang waktu.
Yulia, who works out three times a week, she feels comfortable with her body, so
she is very happy all the time.
b. Analisis Kalimat

Kalimat 1

Sentence The American always listen a story about the Uncle Sam
the Ame always listen a story about the Uncle Sam
rican
KS Det N Adv V NP P Det N
FG S V O Com
PT Agent Patient Theme
Semua orang Amerika selalu mendengarkan sebuah sebuah cerita tentang Detektif Conan.

Sentence Orang Amerika selalu mendengarkan sebuah tentang Uncle Sam


cerita
KS NP adv P NP PP
FG S P O Pelengkap
PT Agent Patient Theme

Pada kalimat 1 di atas, versi Inggris sama dengan versi Indonesia, dalam semua
aspeknya baik realisasi dari kategori sintaksis (KS) dari kata-kata yang membentuk
kalimat, fungsi-fungsi mereka (fungsi gramatika, FG) atau pun dari peran tematisnya
(PS). Sesuai dengan hasil analisis diatas bahwa pelaku pada kalimat adalah orang
amerika dan objeknya adalah sebuah cerita. Dalam hal ini, tidak terdapat perubahan atau
peralihan baik dari unsur KS hingga PT.

Kalimat 2

Sentence A student of linguistics at stage with a great smile is in plaid shirt

A student of linguistics at With a is in Plaid shirt


stage great
smile
KS Det N PP PP PP V P Adj N
FG S O V Com
PT Agent Patient Theme
Seorang siswa linguistik di panggung dengan senyum lebar adalah yang berbaju
kotak-kotak
Sentence Seorang siswa linguistik di panggung adalah yang berbaju kotak-
dengan kotak
senyum lebar
KS NP N PP V PP
FG S P O

PT Agent Patient

Pada kalimat 2 di atas, versi bahasa Inggris berbeda dengan versi bahasa
Indonesia. Perbedaannya terlihat pada pergeseran fungsi frasa setelah verba yang dalam
bahasa Inggris menjadi pelengkap namun dalam bahasa Indonesia menjadi sebuah objek
kalimat. Kemudian, padanan kata a yang dalam bahasa Inggris sebagai Det memiliki
makna seorang ketika memodify kata student yang dalam bahasa Indonesia diartikan
sebagai siswa. Maka dalam bahasa Indonesia kata seorang siswa menjadi satu yaitu
subjek kalimat/induk kalimat. Sedangkan bahasa Inggris lebih detail dengan banyak
preposisi dalam kalimat.

Kalimat 3

Sentence The governon of Jakarta has a great attitude.

The governo of Jakarta has a great attitude


n
KS Det N PP V Det Adj N
FG S V O
PT Experiencer Patient

Gubernur Jakarta mempunyai perilaku yang baik.


Sentence Gubernur Jakarta mempunyai Perilaku yang baik
KS NP V NP
FG S P O
PT Experiencer Patient
Kelimat 3 ini memiliki perbedaan pada PT. Dalam bahasa Inggris S disebut
Experiencer karena kata has menunjukkan kepemilikan. Pada bagian objek disebut
sebagai patient karena PP menunjukka great attitude untuk the governon. Sejauh analisis
ini, tidak terdapat perbedaan pada KS dan FG baik dalam kalimat bahasa Inggris maupun
Bahasa Indonesia.

Kalimat 4

Sentence Some people think positively of the flood, others think this is unfair.

Some Indonesian think positively of the others think This is unfair


flood
KS Det N V Adv PP N V AdjP
FG S O S V C
PT Experiencer Patie Experienc Theme
nt er
Sebagian orang Indonesia berfikir positif pada musibah banjir, selebihnya
menganggap ini tidak adil.
Sentence Sebagian Orang berfikir Pada musibah selebihnya menganggap Ini tidak
Indonesia Positif banjir adil
KS N N N PP N PP AdjP
FG S V C S V O
PT Experiencer Theme Experiencer patient

Kalimat 4 merupakan kalimat majemuk yang terdiri dari dua klausa yang dapat berdiri sendiri
jika dipisah, maka dalam aplikasi KS, FG dan PT juga terdapat dua experiencer. Namaun
perbedaan terlihat pada kalimat bahasa Indonesia kalusa kedua yang berperan sebagai patient,
karena tidak adil merupakan objek kalimat, bukan peengkap.
Sentence Yulia, who works out three times a week, she feels comfortable with her body, so she is very happy
all the time.
Yulia who three she feels comfortable With her So she is very
works times a body happy
out week
KS N VP Adv N V Adj PP P N V AdjP
FG S V C S V O C S V C
PT Agent Theme Exp Patient Theme Agent Theme
erie
ncer

Yulia yang berolahraga tiga kali seminggu, ia merasa nyaman, karena itu dia sangat
bahagia sepanjang waktu.
Sentence Yulia Yang Tiga ia merasa Nyaman Karena itu Dia Sangat Sepanj
berolahrag kali bahagia ang
a seming waktu
gu
KS N V AdvP N V Adj PPN AdjP NP
FG S P K S P O KS O K
PT Agent Theme Experiencer patient Theme
Experi patient Theme
encer
Kalimat 5 adalah kalimat majemuk setara (compound-complex sentence) yang terdiri tiga klausa yang mampu berdiri sendiri
jika dipisahkan. Namun terdapat penambahan V (is) dalam bahasa Inggris sebagai pelengkap N/S (she dalam klausa terakhir). Dalam
PT kalimat bahasa Inggris, terdapat 2 agent dan satu experiencer, namun dalam bahasa indonesia terdapat satu agent dan dua
experiencer. Halini dikarenakan pergeseran makna kata dalam bahasa Indonesia yang tidak menunjukkan aktivitas pada klausa ketiga
sehingga disebut experiencer.
.

3. Referensi
Alwi, H. et, al. 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Fromkin, V., Roadman, R., Hyams, N. 2011. An Introduction to Language. New York:
Wadsworth
Hagegeman, Liliane. M.V. 1994. Introduction to Goverment and Binding Theory.
UK:Blackwell Publisher Ltd.
Katamba, Francis. 1993. Modern Linguistics: Morphology. New York:St. Martin’s Press,
Inc.
Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gajah Mada
Universitas Press..

Anda mungkin juga menyukai