Jumlah dari seluruh barisan aritmatika berikut adalah 1901 + 1902 + 1903 +
1904 + 1905 ...... + 1920 + 1920 adalah ...
a. 37.111
b. 38.110
c. 38.210*
d. 37.211
a. 23 ½ *
b. 23 ¼
c. 24 ½
d. 24 ¼
Dapat menjelaskan kompas, menaksir tinggi dan lebar (SKU
Penggalang Ramu; kecakapan nomor ke-24)
Dapat membuat peta perjalanan, peta lapangan, menjelaskan
rumus menaksir: tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman (SKU
Penggalang Terap; kecakapan nomor ke-24)
Oleh karena itu, materi dan tata cara menaksir tinggi wajib dikuasai
oleh setiap pramuka terutama bagi pramuka penggalang.
Menaksir sendiri dapat diartikan sebagai “menentukan sesuatu
(harga, banyaknya, jumlah, ukuran, dan sebagainya) dengan kira-
kira”. Sehingga menaksir tinggi dapat diartikan sebagai menentukan
ukuran tinggi sebuah obyek dengan kira-kira. Karena sifatnya yang
“kira-kira” maka menaksir jelaslah berbeda dengan mengukur.
Dalam menaksir tinggi kita dituntut untuk mengetahui (menentukan)
sebuah ukuran tinggi sebuah obyek dengan menggunakan alat
seadanya.
Melakukan Penaksiran Tinggi Dengan Metode Perbandingan
Segitiga
Dalam menaksir tinggi terdapat berbagai cara dan metode seperti
metode menaksir tinggi dengan menggunakan bantuan bayangan,
metode segitiga siku-siku (45 derajat), dan lain sebagainya. Pada
kesempatan ini kita akan mempelajari menaksir tinggi dengan
menggunakan metode perbandingan segitiga. Metode ini
memanfaatkan teori kesebangunan segitiga. Dengan menggunakan
metode menaksir ini, hasil yang didapat akan lebih akurat serta
memudahkan dalan verifikasi ulang ataupun pengecekan kembali
(termasuk penilaian) karena menggunakan rumus yang sistematis.
Namun menaksir tinggi dengan menggunakan metode
perbandingan segitiga ini hanya bisa dilakukan jika kondisi tanah di
sekitar obyek yang ditaksir dalam kondisi datar. Jika kontur tanah
miring harus menggunakan metode yang lain karena hasilnya
dipastikan tidak akan akurat.
Diumpamakan sedang menaksir tinggi sebuah pohon. Untuk
mempermudah penjelasan, perhatikan gambar berikut:
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
Satu berdiri di bawah pohon, lalu melangkah maju misalnya 8
meter.
Baru saja melangkah ke 8 meter satu fajar dan mengarah ke ujung
pohon.
Seorang pria lain yang memegang tongkat 2 meter melangkah
perlahan ke arah pohon di bawah komando komandan komando.
Jika Anda memiliki tembakan lurus antara ujung tongkat dan ujung
pohon, si pengintai berteriak berhenti.
Setelah itu ukur jarak tongkat berdiri dengan posisi pejalan kaki (bila
dalam panjang 3 meter)
Selanjutnya, cari tahu kesimpulan berikut:
Jarak pohon dengan kurator: 8 meter.
Panjang tongkat: 2 Meter.
Jarak tongkat dengan pemicu: 3 Meter.
Dengan demikian hasilnya adalah: 2 X 8: 3 = 5 1/3.
Pohon yang begitu tinggi diperkirakan / diperkirakan +: 5 1/3 meter
Dengan RUMUS: AB: AD = BC: DE
Keterangan:
AB : Pengukur jarak dengan tongkat
BC : Jarak tongkat dengan pohon
AD : AB + BC
BE : Panjang tongkat
DC : Tinggi Pohon
Yang perlu diperhatikan agar dalam melakukan penaksiran tinggi
mendapatkan hasil yang paling akurat adalah:
Saat melakukan pengintaian, posisi mata harus sedekat mungkin
dengan tanah. Untuk itu sentuhkan kepala ke tanah dan pejamkan
mata yang sebelah atas sehingga pengintaian (pembidikan)
menggunakan satu mata yang terdekat dengan tanah.
Posisi tongkat (BE) saat pembidikan harus benar-benar tegak lurus
dengan tanah jangan miring.
Pada langkah-langkah di atas posisi titik BE tidak berubah. Jika
pengintaian belum menghasilkan garis “AED” yang lurus, lokasi
pengintaian (titik A) yang diubah maju atau mundur. Bagi beberapa
pramuka ada yang memilih titik A (lokasi pengintaian) sebagai titik
statis statis yang tidak berubah-rubah lokasinya sebaliknya titik “BE”
(tongkat) berubah maju mundur hingga pengintaian menghasilkan
garis “AED” yang lurus. Jika memilih langkah yang demikian
pengukuran titik AB dan BC dilakukan setelah pengintaian selesai.
Itulah langkah-langkah dan rumus menaksir tinggi dengan
menggunakan metode perbandingan segitiga. Di samping
membutuhkan ketelitian juga dibutuhkan kerja sama antar anggota
regu agar proses penaksiran berjalan
Mari Pelajari Kesebangunan Segitiga Disini
16 MARET 2021
2 MINUTE READ
KELAS PINTAR
ED
ITED WITH CANVA
Bangun datar yang memiliki 3 buah sisi sudut biasa kita sebut sebagai
segitiga. Jika ada 2 buah segitiga yang sebangun, dan dibuat persamaan
yang akan bisa menyatakan perbandingan dari sisinya, maka kita akan
mendapatkan perbandingan kesebangunan segitiga. Secara sederhananya,
kesebangunan adalah dua buah bangun yang memiliki sudut serta panjang
sisi yang sama. Kesebangunan juga memiliki notasi khusus, yaitu ≈. Untuk
mencari hal ini, akan dibutuhkan rumus tertentu. Oleh karena itu mari kita
pelajari mengenai kesebangunan dari segitiga secara lebih lanjut.
Ada dua syarat yang harus dipenuhi oleh 2 bangun datar agar bisa disebut
sebangun. Yang pertama adalah sudut – sudut yang bersesuaian antara
kedua bangun datar sama besar. Syarat kedua adalah panjang sisi – sisi yang
bersesuaian harus mempunyai perbandingan yang sama.
Kesebangunan pada segitiga bisa kita lihat dari tiap sisi dan sudut yang
bersesuai sehingga:
Akan ada 3 rumus yang akan kita pelajari kali ini. Perhatikan gambar segitiga
berikut ini:
Sebuah segitiga siku – siku ABC dengan sudut siku – siku di B dan memiliki
sebuah sebuah garis tinggi pada sisi AC dan titik siku – siku lainnya di D. Bila
diperhatikan ada dua buah segitiga yang membentuk segitiga ABC ini. Bisa
segitiga ABC dan BDC, atau segitiga ABC dan segitiga ABD, atau juga
segitiga ADB dan segitiga BDC. Semuanya akan memiliki rumus
kesebangunan yang berbeda-beda.
Kuadrat sisi BC sama dengan hasil kali panjang sisi CD dan panjang sisi CA.
Persamaan rumus kesebangunan pada segitiga bentuk pertama adalah
sebagai berikut ini:
Rumus Kesebangunan Segitiga ABC dan ABD
Kuadrat sisi BA sama dengan hasil kali panjang sisi AD dan panjang sisi AC.
Persamaan rumus kesebangunan pada segitiga bentuk pertama adalah
sebagai berikut ini:
Kuadrat sisi BD sama dengan hasil kali panjang sisi AD dan panjang sisi CD.
Persamaan rumus kesebangunan pada segitiga bentuk pertama adalah
sebagai berikut ini:
Contoh Soal
Solusi:
Untuk menyelesaikan permasalahan yang satu ini, maka kita akan bisa
menggunakan rumus:
Kumpulan Sandi Pramuka Terlengkap Untuk Kegiatan Pendidikan
Kepramukaan
Sandi Pramuka menjadi salah satu materi wajib dalam kegiatan kepramukaan.
Menerjemahkan sandi Pramuka merupakan bagian dari rangkaian kegiatan
dalam Pramuka yang dapat melatih ketelitian, daya ingat, kecerdasan, dan
konsentrasi.
Contoh :
GUDEP akan dituliskan menjadi TFWVK (G ada di atas huruf T, lalu U di atas
huruf F, dan begitu seterusnya)
Buatlah perkataan kunci, misalnya MERAH PUTIH (kata-kata ini yang nanti
menjadi kuncinya, ingat kata kunci harus dua kata dan jumlah hurufnya 10 buah
tidak kurang tidak lebih. Masing-masing kata terdiri dari 5 huruf).
Contoh : menulis kata PRAMUKA menjadi IM, IR, PM, TR, HM, TM, PM.
3. Sandi Napoleon
Sandi ini diambil dari nama kaisar Perancis Napoleon Bonaparte yang terkenal.
Sandi ini tidak mempunyai kunci khusus, tetapi cara merangkai huruf-huruf itu
yang menjadikan sandi ini jadi begitu menarik.
4. Sandi Jam
Untuk membuat sandi jam, kita harus menentukan terlebih dahulu jam
berapa sebagai patokannya (kunci). Misalnya, pukul 07.00 sebagai huruf A,
kemudian huruf B ditulisa 07.05 (jika beda tiap huruf 5 menit) maka kita
tinggal menggeser setiap huruf lima menit sekali.
Contoh : ABDI di tulis menjadi 07.00 – 07.05 – 07.20 – 07.045. itu jika 5
menit dapat juga beda setiap huruf itu 10 menit, 15 menit atau bisa waktu
lainnya.
5. Sandi Angka/Nomor
Sandi ini sama mudahnya dengan sandi balik, kita cukup memberi nomor A
sampai Z dengan angka 1 sampai dengan 26.
Setelah tersusun demikian, maka kita dapat membuat sandi nomor dengan baik
dan bisa kita lihat setiap huruf mempunyai nomor. Misal A = 1, J = 10, P =16, T =
20, dan seterusnya. Contoh : PRAMUKA = 16-18-1-13-21-11-1
6. Sandi Geser
Sandi ini digeser ke kiri maupun ke kanan, jika menulis A = N sebagai kuncinya,
maka B = O, C = P, dan seterusnya, misalnya PANCASILA digeser menjadi
CNAPNFVYN.
Sandi ini tidak terlalu sulit, dan hampir sama dengan sandi balik. Kunci dan
susunan dapat kita ubah untuk mempersulit. Contoh :
Cara Pemecahannya : Sandi Panas; Kertas harus dipanasi dengan api atau di
lihat dengan bantuan matahari (diterawang), dan diharapkan hati-hati agar kertas
tidak ikut terbakar. Sandi Dingin; Kertas di basahi (Diciprati ata dimasukkan
kedalam air, tapi harus hati-hati agar kertasnya tidak rusak).
A – G = 1 – 7
J, V = 4/6 , 4/7
W, X = 5/6 , 5/7
Z = 6/7
Catatan :
Untuk menulis angka atau bilangan digunakan tanda kurung misalnya jumlah 25
maka ditulis menjadi (25).
Contoh :
PRAMUKA
Contoh :
Kunci 8D, “GNRETDAG AGURUENU LTSSANTH AEPANGEX”. Kita tinggal
menyusun kata-kata tadi menjadi beberapa baris yang setiap barisnya terdiri dari
8 huruf mendatar.
Setelah itu buatlah garis bayangan untuk membaca sandi tersebut, maka kita
dapat menjawab sandi itu, yaitu : “GALANG TERUS PERSATUAN DENGAN
TEGUH”. Catatan : Huruf X adalah untuk menambah/pelengkap.
Pada dasarnya huruf-huruf Braille terdiri dari titik-titik yang terdiri dari enam titik.
Setiap huruf mempunyai titik-titik yang timbul (untuk tunanetra) atau berwarna
bagi kita.
Urutannya pembuatannya mulai dari bagian atas, kanan, bawah, dan kiri. Sandi
Sungai terdiri atas 5 baris dan 8 kolom, terlihat seperti gambar berikut.
Sandi yang merupakan aplikasi dari huruf Morse disebut sebagai Morse
Terapan. Banyak sandi yang dapat dibuat dari huruf Morse, dengan tahap atau
tingkat kesulitan yang berbeda-beda.
Contoh :
Contoh :
Pada sandi Kimia, huruf-huruf morsenya diubah, yaitu titik akan diganti huruf
hidup (vokal yaitu : A, I, U, E, O) sedangkan garis akan diganti huruf mati
(konsonan, seperti P, R, M, K dan lain-lain).
Contoh :
KAMI = -.- / .- / — / ..
= KOH + OH + HH + OO
= KOH + OH + H2 + O2
Catatan: Jika ada dua huruf atau lebih, dapat digantikan dengan angka, dan
nominal angkanya harus sesuai dengan jumlah huruf yang sama tersebut.
Contoh:
Huruf H = …. menjadi 4
Pada Sandi Bendera Semaphore, kita harus membentuk suatu pola dengan
kedua tangan sekaligus memegang bendera semaphore itu sendiri,
Sandi ini merupakan sandi yang menyerupai seperti jarum kompas, sehingga
dinamakan sandi kompas.
27. Sandi Bata
Sandi bata adalah sandi yang meyerupai seperti tumpukan bata yang disusun.
28. Sandi Datar
Sandi dasar artinya susunan huruf ditulis mendatar dan dibaca menurun
kuncinya. Untuk menemukan kunci, jumlah huruf dalam satu kata bagi ke dalam
kelompok yang sama( kalau kelompok yang terakhir jumlahnya kurang, maka
harus ditambah huruf X).
Contoh :
LANJUTKAN
170819451
Dan seterusnya………
30. Sandi Langkah
31. Sandi Barang
32. Sandi Ular
1. Peta Lapangan
Peta lapangan adalah peta yang menggambarkan luas dan bentuk
lapangan suatu tempat (arena perkemahan, lokasi, dan sebagainya).
Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan
dan daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil.
Pensil Teknik 2B
Penggaris Panjang
Kertas Pita Peta
Kompas Bidik
Meja Kerja
Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus
kita gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju.
Gambar keterangan peta dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
3. Peta Panorama
Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk menggambarkan
keadaan suatu daerah dengan range atau sudut pandang tertentu.
Pensil Teknik 2B
Penggaris panjang
Kertas buffalo
Kompas bidik
Meja kerja
Untuk dua sudut pandang tidak akan menjadi masalah yang berarti karena
kita tinggal membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut untuk batas
penggambaran panorama.
BACA JUGA
Untuk penggambaran sket ini dibuat setipis mungkin karena hanya untuk
pembatas dalam pembatas dalam penafsiran nanti.
Pembuatan Arsiran :
Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam membuat
peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk daerah yang dekat
dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat berdekatan, sekali,
demikian seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling atas
dibuat renggang.
Arsiran horisontal dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran tegak atau
vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti
perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring (mendekati
horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti perbukitan atau jurang
terjal) maka arsiran dibuat miring mendekati tegak.
Nah setelah mempelajari cara dan teknik membuat peta pita, peta
lapangan, dan peta panorama, sekarang saatnya untuk
mempraktekkannya. Teknik kepramukaan, peta pita, peta lapangan, dan
peta panorama, harus sering-sering dilatih dan dipraktekkan tentunya
dengan bimbingan kakak-kakak pembina.