Anda di halaman 1dari 40

1.

Jumlah dari seluruh barisan aritmatika berikut adalah 1901 + 1902 + 1903 +
1904 + 1905 ...... + 1920 + 1920 adalah ...

a. 37.111

b. 38.110

c. 38.210*

d. 37.211

2. Berapa sudut kemiringan bumi terhadap garis tegak lurus ....

a. 23 ½ *

b. 23 ¼ 

c. 24 ½ 

d. 24 ¼ 
Dapat menjelaskan kompas, menaksir tinggi dan lebar (SKU
Penggalang Ramu; kecakapan nomor ke-24)
Dapat membuat peta perjalanan, peta lapangan,  menjelaskan
rumus menaksir: tinggi, lebar, kecepatan dan kedalaman (SKU
Penggalang Terap; kecakapan nomor ke-24)
Oleh karena itu, materi dan tata cara menaksir tinggi wajib dikuasai
oleh setiap pramuka terutama bagi pramuka penggalang.
Menaksir sendiri dapat diartikan sebagai “menentukan sesuatu
(harga, banyaknya, jumlah, ukuran, dan sebagainya) dengan kira-
kira”. Sehingga menaksir tinggi dapat diartikan sebagai menentukan
ukuran tinggi sebuah obyek dengan kira-kira. Karena sifatnya yang
“kira-kira” maka menaksir jelaslah berbeda dengan mengukur.
Dalam menaksir tinggi kita dituntut untuk mengetahui (menentukan)
sebuah ukuran tinggi sebuah obyek dengan menggunakan alat
seadanya.
Melakukan Penaksiran Tinggi Dengan Metode Perbandingan
Segitiga
Dalam menaksir tinggi terdapat berbagai cara dan metode seperti
metode menaksir tinggi dengan menggunakan bantuan bayangan,
metode segitiga siku-siku (45 derajat), dan lain sebagainya. Pada
kesempatan ini kita akan mempelajari menaksir tinggi dengan
menggunakan metode perbandingan segitiga. Metode ini
memanfaatkan teori kesebangunan segitiga. Dengan menggunakan
metode menaksir ini, hasil yang didapat akan lebih akurat serta
memudahkan dalan verifikasi ulang ataupun pengecekan kembali
(termasuk penilaian) karena menggunakan rumus yang sistematis.
Namun menaksir tinggi dengan menggunakan metode
perbandingan segitiga ini hanya bisa dilakukan jika kondisi tanah di
sekitar obyek yang ditaksir dalam kondisi datar. Jika kontur tanah
miring harus menggunakan metode yang lain karena hasilnya
dipastikan tidak akan akurat.
Diumpamakan sedang menaksir tinggi sebuah pohon. Untuk
mempermudah penjelasan, perhatikan gambar berikut:
Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
Satu berdiri di bawah pohon, lalu melangkah maju misalnya 8
meter.
Baru saja melangkah ke 8 meter satu fajar dan mengarah ke ujung
pohon.
Seorang pria lain yang memegang tongkat 2 meter melangkah
perlahan ke arah pohon di bawah komando komandan komando.
Jika Anda memiliki tembakan lurus antara ujung tongkat dan ujung
pohon, si pengintai berteriak berhenti.
Setelah itu ukur jarak tongkat berdiri dengan posisi pejalan kaki (bila
dalam panjang 3 meter)
Selanjutnya, cari tahu kesimpulan berikut:
Jarak pohon dengan kurator: 8 meter.
Panjang tongkat: 2 Meter.
Jarak tongkat dengan pemicu: 3 Meter.
Dengan demikian hasilnya adalah: 2 X 8: 3 = 5 1/3.
Pohon yang begitu tinggi diperkirakan / diperkirakan +: 5 1/3 meter
Dengan RUMUS: AB: AD = BC: DE
Keterangan:
AB : Pengukur jarak dengan tongkat
BC : Jarak tongkat dengan pohon
AD : AB + BC
BE  : Panjang tongkat
DC : Tinggi Pohon
Yang perlu diperhatikan agar dalam melakukan penaksiran tinggi
mendapatkan hasil yang paling akurat adalah:
Saat melakukan pengintaian, posisi mata harus sedekat mungkin
dengan tanah. Untuk itu sentuhkan kepala ke tanah dan pejamkan
mata yang sebelah atas sehingga pengintaian (pembidikan)
menggunakan satu mata yang terdekat dengan tanah.
Posisi tongkat (BE) saat pembidikan harus benar-benar tegak lurus
dengan tanah jangan miring.
Pada langkah-langkah di atas posisi titik BE tidak berubah. Jika
pengintaian belum menghasilkan garis “AED” yang lurus, lokasi
pengintaian (titik A) yang diubah maju atau mundur. Bagi beberapa
pramuka ada yang memilih titik A (lokasi pengintaian) sebagai titik
statis statis yang tidak berubah-rubah lokasinya sebaliknya titik “BE”
(tongkat) berubah maju mundur hingga pengintaian menghasilkan
garis “AED” yang lurus. Jika memilih langkah yang demikian
pengukuran titik AB dan BC dilakukan setelah pengintaian selesai.
Itulah langkah-langkah dan rumus menaksir tinggi dengan
menggunakan metode perbandingan segitiga. Di samping
membutuhkan ketelitian juga dibutuhkan kerja sama antar anggota
regu agar proses penaksiran berjalan
Mari Pelajari Kesebangunan Segitiga Disini
 16 MARET 2021

 2 MINUTE READ
 KELAS PINTAR

ED
ITED WITH CANVA
Bangun datar yang memiliki 3 buah sisi sudut biasa kita sebut sebagai
segitiga. Jika ada 2 buah segitiga yang sebangun, dan dibuat persamaan
yang akan bisa menyatakan perbandingan dari sisinya, maka kita akan
mendapatkan perbandingan kesebangunan segitiga. Secara sederhananya,
kesebangunan adalah dua buah bangun yang memiliki sudut serta panjang
sisi yang sama. Kesebangunan juga memiliki notasi khusus, yaitu ≈. Untuk
mencari hal ini, akan dibutuhkan rumus tertentu. Oleh karena itu mari kita
pelajari mengenai kesebangunan dari segitiga secara lebih lanjut.

Mengenal Kesebangunan Segitiga

Ada dua syarat yang harus dipenuhi oleh 2 bangun datar agar bisa disebut
sebangun. Yang pertama adalah sudut – sudut yang bersesuaian antara
kedua bangun datar sama besar. Syarat kedua adalah panjang sisi – sisi yang
bersesuaian harus mempunyai perbandingan yang sama.

Kesebangunan pada segitiga bisa kita lihat dari tiap sisi dan sudut yang
bersesuai sehingga:

Rumus Kesebangunan Segitiga

Akan ada 3 rumus yang akan kita pelajari kali ini. Perhatikan gambar segitiga
berikut ini:
Sebuah segitiga siku – siku ABC dengan sudut siku – siku di B dan memiliki
sebuah sebuah garis tinggi pada sisi AC dan titik siku – siku lainnya di D. Bila
diperhatikan ada dua buah segitiga yang membentuk segitiga ABC ini. Bisa
segitiga ABC dan BDC, atau segitiga ABC dan segitiga ABD, atau juga
segitiga ADB dan segitiga BDC. Semuanya akan memiliki rumus
kesebangunan yang berbeda-beda.

Rumus Kesebangunan Segitiga ABC dan BDC

Kuadrat sisi BC sama dengan hasil kali panjang sisi CD dan panjang sisi CA.
Persamaan rumus kesebangunan pada segitiga bentuk pertama adalah
sebagai berikut ini:
Rumus Kesebangunan Segitiga ABC dan ABD

Kuadrat sisi BA sama dengan hasil kali panjang sisi AD dan panjang sisi AC.
Persamaan rumus kesebangunan pada segitiga bentuk pertama adalah
sebagai berikut ini:

Rumus Kesebangunan Segitiga ADB dan BDC

Kuadrat sisi BD sama dengan hasil kali panjang sisi AD dan panjang sisi CD.
Persamaan rumus kesebangunan pada segitiga bentuk pertama adalah
sebagai berikut ini:
Contoh Soal

Sisi CA memiliki panjang 8 cm, CD memiliki panjang 2 cm. Berapakah


panjang dari sisi BC?

Solusi:
Untuk menyelesaikan permasalahan yang satu ini, maka kita akan bisa
menggunakan rumus:
Kumpulan Sandi Pramuka Terlengkap Untuk Kegiatan Pendidikan
Kepramukaan

Amongguru.com. Sandi merupakan tulisan yang dirahasiakan. Huruf atau


kata sandi sulit dimengerti, kecuali kalau kita mengetahui kunci atau cara
memecahkannya.

Secara teknis, sandi merupakan kata utuh yang dapat menggantikan kata


lain. Seni dan ilmu membuat kode atau komunikasi rahasia yang aman
disebut Cryptography. Cryptography berasal dari bahasa Yunani, kryptos, yang
artinya rahasia.

Sandi berfungsi untuk menjaga kerahasiaan suatu pesan. Dapat dibayangkan,


apabila sistem yang dipergunakan oleh bank tidak memakai sandi, maka akan
sangat mudah untuk dibobol data para nasabahnya.

Terdapat banyak tipe tulisan rahasia, termasuk sandi dan stegano (tulisan


rahasia yang tersembunyi).

Cara pembuatan dan pemecahannya selalu memakai kunci, yang tersusun


secara alfabetis, numeris (angka), komputerisasi, atau metode acak lainnya.

Sandi Pramuka menjadi salah satu materi wajib dalam kegiatan kepramukaan.
Menerjemahkan sandi Pramuka merupakan bagian dari rangkaian kegiatan
dalam Pramuka yang dapat melatih ketelitian, daya ingat, kecerdasan, dan
konsentrasi.

Sandi Pramuka berfungsi untuk komunikasi rahasia dalam kepramukaan.


Penggunaan sandi Pramuka disesuaikan dengan golongan pramuka seperti
siaga, penggalang, penegak, maupun pandega.

Berikut ini adalah kumpulan sandi Pramuka terlengkap untuk kegiatan


Pendidikan Kepramukaan.

1. Sandi Abjad (Sandi Balik)


Cara menggunakan :

Kunci : A = Z atau Z = A, dapat juga ditulis a = z atau sebaliknya.

Contoh :

GUDEP akan dituliskan menjadi TFWVK (G ada di atas huruf T, lalu U di atas
huruf F, dan begitu seterusnya)

2. Sandi Koordinat (Sandi Merah Putih)


Cara menggunakan :

Buatlah perkataan kunci, misalnya MERAH PUTIH (kata-kata ini yang nanti
menjadi kuncinya, ingat kata kunci harus dua kata dan jumlah hurufnya 10 buah
tidak kurang tidak lebih. Masing-masing kata terdiri dari 5 huruf).

Setiap kotak isi dengan huruf-huruf


alfabet yaitu huruf a – y (huruf z tidak dimasukkan). Masukkan MERAH PUTIH
pada kotak tersebut (juga dengan kata-kata lainnya seperti RUMAH BESAR,
PANDU CERIA dan sebagainya)
Terlihat pada gambar tersebut, dapat kita lihat koordinat-koordinatnya, huruf A
akan diwakili PM (garis P, Kolom M). Huruf S diwakili garis I dan Kolom A, jadi
ditulisnya IA.

Contoh : menulis kata PRAMUKA menjadi IM, IR, PM, TR, HM, TM, PM.

3. Sandi Napoleon
Sandi ini diambil dari nama kaisar Perancis Napoleon Bonaparte yang terkenal.
Sandi ini tidak mempunyai kunci khusus, tetapi cara merangkai huruf-huruf itu
yang menjadikan sandi ini jadi begitu menarik.

Contoh :  Kita akan menulis kalimat “SELAMATKAN JIWA KAMI” Cara


mengerjakannya : mula-mula hitung dahulu semua hurufnya, lalu jumlahnya kita
bagi menjadi beberapa bagian yang jumlahnya sama (ada 10 huruf, dapat dibagi
menjadi 3 atau 2 atau 6). Misalnya kita bagi 3, maka 18 : 3 = 6. Jadi Sandi
Napoleon dari “SELAMATKAN JIWA KAMI” yaitu:

Pertama kita tulis enam


huruf biasa, kemudian enam huruf selanjutnya ditulis dari kanan ke kiri, begitu
seterusnya, Setelah selesai kita dapat menulis sandi “SELAMA IJNAKT
WAKAMI”.

4. Sandi Jam
 Untuk membuat sandi jam, kita harus menentukan terlebih dahulu jam
berapa sebagai patokannya (kunci). Misalnya, pukul 07.00 sebagai huruf A,
kemudian huruf B ditulisa 07.05 (jika beda tiap huruf 5 menit) maka kita
tinggal menggeser setiap huruf lima menit sekali.
 Contoh : ABDI di tulis menjadi 07.00 – 07.05 – 07.20 – 07.045. itu jika 5
menit dapat juga beda setiap huruf itu 10 menit, 15 menit atau bisa waktu
lainnya.

5. Sandi Angka/Nomor
Sandi ini sama mudahnya dengan sandi balik, kita cukup memberi nomor A
sampai Z dengan angka 1 sampai dengan 26.
Setelah tersusun demikian, maka kita dapat membuat sandi nomor dengan baik
dan bisa kita lihat setiap huruf mempunyai nomor. Misal A = 1, J = 10, P =16, T =
20, dan seterusnya. Contoh : PRAMUKA = 16-18-1-13-21-11-1

6. Sandi Geser
Sandi ini digeser ke kiri maupun ke kanan, jika menulis A = N sebagai kuncinya,
maka B = O, C = P, dan seterusnya, misalnya PANCASILA digeser menjadi
CNAPNFVYN.

Sandi ini tidak terlalu sulit, dan hampir sama dengan sandi balik. Kunci dan
susunan dapat kita ubah untuk mempersulit. Contoh :

GENERASI akan tertulis menjadi LNENARZJ, (cara pemecahannya diberikan


kunci E = N dan T = Y).

7. Sandi Huruf Berjasa


Sandi ini adalah termasuk sandi yang mudah, karena tidak terdapat perubahan
pada huruf-hurufnya.
Sandi ini dapat dibongkar apabila susunan huruf-hurufnya membentuk suatu
bentuk huruf yang dimakasudnkan oleh kunci, misalnya Z, N, L, C, M, V, W, dan
sebagainya. Contoh :

Tampak susunan hurufnya membentuk huruf Z dengan kalimat “TERUSLAH


JALAN”, maka berarti kuncinya disebut “Z Berjasa”.

8. Sandi Panas dan Sandi Dingin


Sandi panas dan sandi dingin adalah sandi yang cara penulisannya pada kertas
yang hasilnya tidak tampak (seolah-olah kertas kosong tidak bermakna), disebut
juga sebagai steganografi. Padahal kertas tersebut sudah ditulisi dengan
benda/bahan tertentu, seperti misalnya minyak goreng, mentega, lilin, tinta
rahasia, dan sebagainya.

Cara Pemecahannya : Sandi Panas; Kertas harus dipanasi dengan api atau di
lihat dengan bantuan matahari (diterawang), dan diharapkan hati-hati agar kertas
tidak ikut terbakar. Sandi Dingin; Kertas di basahi (Diciprati ata dimasukkan
kedalam air, tapi harus hati-hati agar kertasnya tidak rusak).

9. Sandi Semaphore (Matematika)


Sandi yang merupakan aplikasi dari huruf semaphore. Dapat juga ditulis sebagai
sandi Matematika.

Ditulis berupa angka-angka dan pecahan-pecahan. Posisi akan diganti dengan


angka-angka dari 1 sampai 7.

Berikut urutan alfabet Sandi Semaphore :

A – G    = 1 – 7

H – N    = ½ – 1/7 (kecuali huruf J)


O – S     = 2/3 – 2/7

T, U, Y   = 3/4 , 3/5 , 3/6

J, V        = 4/6 , 4/7

W, X      = 5/6 , 5/7

Z            = 6/7

Catatan :

Untuk menulis angka atau bilangan digunakan tanda kurung misalnya jumlah 25
maka ditulis menjadi (25).

Contoh :

PRAMUKA

2/4 , 2/6 , 1 , 1/6 , 3/5 , ¼ , 1

10. Sandi AND


Sandi AND adalah sandi yang dimana kunci AND tersebut nantinya akan
dihilangkan hingga akhirnya nanti akan mendapatkan pemecahan dari sandi
tersebut.

Contoh: PANDU ANDA SANDA, Maka akan menjadi : PUASA

11. Sandi Datar


Caranya : Hitung jumlah huruf dalam kalimat yang akan kita buat kemudian bagi
menjadi beberapa bagian lalu beri kata kuncinya, misalnya 8 D (artinya 8
datar/huruf mendatar).

Contoh :
Kunci 8D, “GNRETDAG AGURUENU LTSSANTH AEPANGEX”. Kita tinggal
menyusun kata-kata tadi menjadi beberapa baris yang setiap barisnya terdiri dari
8 huruf mendatar.

Setelah itu buatlah garis bayangan untuk membaca sandi tersebut, maka kita
dapat menjawab sandi itu, yaitu : “GALANG TERUS PERSATUAN DENGAN
TEGUH”. Catatan : Huruf X adalah untuk menambah/pelengkap.

12. Sandi Kotak 1


Terdiri dari palang-palang/kotak dan sudut-sudut. Untuk membedakan antara
kedua huruf tiap kotak, maka huruf kedua/sebelah kanan diberi titik, maka
sebagai contoh penulisannya:

13. Sandi Kotak 2


Terdiri dari kotak-kotak saja tanpa sudut-sudut, hanya setiap kotakm sekarang
diisi oleh 3 huruf, seperti pada gambar di bawah. Huruf kedua diberi 1 titik ( . )
dan huruf ketiga diberi 2 titik ( . . )
14. Sandi Kotak 3
Merupakan kombinasi dari sandi kotak 1 dengan sandi kotak 2.

15. Sandi China


Pada sandi China kita harus pandai dalam menjumlah banyak angka dan
berusaha untuk mengingat setiap urutan angka tiap-tiap alfabet.
16. Sandi Braille

Pada dasarnya huruf-huruf Braille terdiri dari titik-titik yang terdiri dari enam titik.
Setiap huruf mempunyai titik-titik yang timbul (untuk tunanetra) atau berwarna
bagi kita.

17. Sandi Helen Keller


Jika Braille digunakan untuk para tuna netra, maka huruf-huruf Helen digunakan
oleh para tuna rungu dan tuna wicara.

Cara menggunakannya adalah dengan menggerakkan jari-jari tangan sesuai


pola huruf berikut.
18. Sandi Sungai 
Sandi Sungai bisa juga di katakan sandi, akan tetapi ada sedikit perbedaan, yaitu
terdapat kata SUNGAI pada baris atas yang dilanjutkan huruf Alfabet.

Urutannya pembuatannya mulai dari bagian atas, kanan, bawah, dan kiri. Sandi
Sungai terdiri atas 5 baris dan 8 kolom, terlihat seperti gambar berikut.

19. Sandi Morse


Sandi Morse adalah sandi yang diciptakan oleh “Samuel Finley Breese Morse”.
Sandi ini terdiri dari kumpulan titik-titik dan garis yang membentuk suatu huruf
atau kalimat jika dirangkai dengan sesuai kode sandinya.

Sandi yang merupakan aplikasi dari huruf Morse disebut sebagai Morse
Terapan. Banyak sandi yang dapat dibuat dari huruf Morse, dengan tahap atau
tingkat kesulitan yang berbeda-beda.

20. Sandi Rumput


Sandi rumput dibuat menyerupai rumput (rumput pendek berarti titik, sedangkan
rumput panjang berarti garis).

Contoh :

21. Sandi Bangun (Bentuk)


Sandi ini dapat dipecahkan dengan menguasai alfabet Morse, Sandi bangun
mudah sekali dibuat dan dipecahkan, asalkan kita mengetahui kunci morse itu
sendiri.
Contoh :

22. Sandi Kimia


Sandi kimia adalah sandi yang penulisan huruf-hurufnya menyerupai susunan
unsur-unsur, molekul atau senyawa kimia.

Contoh :

H2O = air, CO2  = Karbon Dioksida, H2 = Hidrogen, O2 = Oksigen, KOH =


Kalium Hidroksida, NaCl = natrium khlorida (garam dapur), dan sebagainya.

Pada sandi Kimia, huruf-huruf morsenya diubah, yaitu titik akan diganti huruf
hidup (vokal yaitu : A, I, U, E, O) sedangkan garis akan diganti huruf mati
(konsonan, seperti P, R, M, K dan lain-lain).

Contoh :

KAMI = -.- / .- / — / ..

          = KOH + OH + HH + OO

          = KOH + OH + H2 + O2

Catatan: Jika ada dua huruf atau lebih, dapat digantikan dengan angka, dan
nominal angkanya harus sesuai dengan jumlah huruf yang sama tersebut.

23. Sandi Morse 1/ ((Morse Satu : Strip Miring)


Tanda . (Titik) diganti dengan angka. Misalnya   . = 1 ; .. = 2 ; … = 3 dan
seterusnya. Tanda – (Garis) diganti dengan strip miring (/)

Misalnya   – = / ; — = // ; — = /// dan seterusnya.

Contoh:

Menulis Huruf L = .-.. menjadi ½

           Huruf H = …. menjadi 4

           Huruf O = — menjadi ///

Keterangan untuk pemisahan huruf pergunakan tanda titik (.)

Kata   MICKEY = — / .. / -.-. / -.- / . / -.—

           Menjadi = // . 2 . /1/1 . /1/ . 1 . /1//

24. Sandi Bendera Semaphore

Pada Sandi Bendera Semaphore, kita harus membentuk suatu pola dengan
kedua tangan sekaligus memegang bendera semaphore itu sendiri,

Bendera Semaphore biasanya digunakan untuk melakukan Parade Sempahore


(Penampilan Tarian Bendera unik dan kreatif yang membentuk susunan kata).

25. Sandi Gambar


Di dalam mengerjakan sandi gambar, maka kita harus menghafal gambar-
gambar tertentu yang masing-masing mewakili huruf-huruf.

26. Sandi Kompas

Sandi ini merupakan sandi yang menyerupai seperti jarum kompas, sehingga
dinamakan sandi kompas.
27. Sandi Bata 
Sandi bata adalah sandi yang meyerupai seperti tumpukan bata  yang disusun.

28.  Sandi Datar
Sandi dasar artinya susunan huruf ditulis mendatar dan dibaca menurun
kuncinya. Untuk menemukan kunci, jumlah huruf dalam satu kata bagi ke dalam
kelompok yang sama( kalau kelompok yang terakhir jumlahnya kurang, maka
harus ditambah huruf X).

29. Sandi Tanggal


Sandi ini dibuat dengan menggunakan kunci : 17-08-1945. Susunan huruf
melangkah sesuai dengan angka pada urutannya.memecahnya adalah
sebaliknya.

Contoh :

LANJUTKAN

170819451

Jadi 1 huruf sesudah L adalah M,

7 huruf sesudah A adalah H,

0 huruf sesudah N adalah N,

8 huruf sesudah J adalah R,

1 huruf sesudah U adalah V,

9 huruf sesudah T adalah C,

4 huruf sesudah K adalah O,

5 huruf sesudah A adalah F,

1 huruf sesudah N adalah O.

Dan seterusnya………
30. Sandi Langkah
31. Sandi Barang
32. Sandi Ular

33. Sandi Baca Silang


Referensi : https://pramukasolid.blogspot.com
Baca juga :

 Tunas Kelapa sebagai Lambang Gerakan Pramuka Indonesia dan


Maknanya
 Bentuk-bentuk Keterampilan Kepramukaan Siaga, Penggalang, Penegak.
dan Pandega
 Jenis Kode Kehormatan Pramuka Siaga Penegak dan Pandega
 Sejarah Lengkap dan Urutan Pelaksanaan Raimuna Nasional Indonesia

Demikian kumpulan Sandi Pramuka terlengkap untuk kegiatan Pendidikan


Kepramukaan. Semoga bermanfaat.
Kumpulan Materi Peta Lengkap Pramuka
Peta Lapangan dan Peta Pita
Peta Lapangan - Peta lapangan adalah peta yang menggambarkan luas dan
bentuk lapangan suatu tempat (arena perkemahan, lokasi, dan
sebagainya).Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu
lapangan dan daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil.
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Peta Lapangan.
Penentuan Skala
Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar dan kertas
gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan
daerah sekitarnya yang dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar
semuanya.
Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan
Setelah diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari
tengah lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas
lapangan tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap ke utara.
Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu agar diketahui
dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut lapangan dan juga jarak antara
sudut yang satu dengan sudut yang lainnya.
Penggambaran lapangan
Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket yang telah didapat dari
pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar. Untuk mempermudah
pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan keterangan
lainnya.
Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan contoh gambar peta lapangan berikut :

Peta Pita - Peta pita adalah laporan perjalanan suatu pengembaraan, yang


dibuat pada waktu mulai berangkat hingga ke tempat tujuan. Tujuan pembuatan
peta pita ini adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah
dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya. 
Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah :
Pensil Teknik 2BPenggaris PanjangKertas Pita PetaKompas BidikMeja Kerja
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Peta Pita.
Penentuan Skala
Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama melakukan
perjalanan dengan kertas yang ada.
Pembuatan Keterangan
Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama melakukan
perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan,
yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting
atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat
dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.
Contoh Keterangan Gambar :

Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu


Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan
berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu
bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.
Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita
gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Gambar
keterangan peta dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Untuk lebih jelasnya bisa diperhatikan contoh berikut
Materi Peta Pita, Peta Lapangan , Dan
Peta Panorama Terpadu
By Sagara  Post a Comment

SagaraRupa – dalam artikel kali ini merupakan materi pramuka yang


jarang sekali tersampaikan kepada peserta didik disekolah, mengapa
demikian ada beberapa faktor salah satunya adalah materi peta terlihat
sangat sulit untuk dipelajari.

Namun sebenarnya materi ini sangat mudah dan menyenangkan, ditambah


lagi materi peta dalam materi pramuka sering sekali digunakan dalam
kegiatan kepramukaan baik itu perkemahan ataupun lomba – lomba
pramuka.
Dan hari ini admin akan berbagi terkait metari tersebut. Peta pita, peta
lapangan, dan peta panorama menjadi salah satu teknik kepramukaan
tentang menggambar keadaan alam yang sudah selayaknya diketahui dan
dikuasai oleh pramuka.

1.  Peta Lapangan
Peta lapangan adalah peta yang menggambarkan luas dan bentuk
lapangan suatu tempat (arena perkemahan, lokasi, dan sebagainya).
Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan
dan daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil.

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Peta Lapangan


adalah :
Penentuan Skala : Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan
digambar dan kertas gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang
ada di lapangan dan daerah sekitarnya yang dekat dengan lapangan
tersebut dapat tergambar semuanya.

 Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan : Setelah diketahui


batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari tengah
lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas
lapangan tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap
ke utara.
 Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan :
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu
agar diketahui dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut
lapangan dan juga jarak antara sudut yang satu dengan sudut yang
lainnya.
 Penggambaran lapangan : Pengerjaan terakhir adalah
menggambarkan sket yang telah didapat dari pengukuran-
pengukuran tadi ke dalam kertas gambar. Untuk mempermudah
pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan
keterangan lainnya.

Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan contoh gambar peta lapangan


berikut :
2.  Peta Pita
Peta pita adalah laporan perjalanan suatu pengembaraan, yang dibuat
pada waktu mulai berangkat hingga ke tempat tujuan. Tujuan pembuatan
peta pita ini adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah
dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah :

 Pensil Teknik 2B
 Penggaris Panjang
 Kertas Pita Peta
 Kompas Bidik
 Meja Kerja

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan Peta Pita.


Penentuan Skala : Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan
ditempuh selama melakukan perjalanan dengan kertas yang ada.

Pembuatan Keterangan : Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang


dilihat selama melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun
yang ada di sebelah kanan.

Dan yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-


bangunan penting atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan
sesuatu yang mudah dilihat dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam
bentuk gambar peta dan tulisan. Contoh Keterangan Gambar :

Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu : Arah utara digambarkan


sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan ukuran
yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat
dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.

Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus
kita gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju.
Gambar keterangan peta dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

3.  Peta Panorama
Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk menggambarkan
keadaan suatu daerah dengan range atau sudut pandang tertentu.

Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta panorama ini


adalah :

 Pensil Teknik 2B
 Penggaris panjang
 Kertas buffalo
 Kompas bidik
 Meja kerja

Yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :

Arah Pandang atau Sudut Pandang : 


Batas sudut pandang yang diberikan dalam pembuatan peta panorama
dapat berupa satu sudut atau dua sudut sebagai arah untuk
penggambaran panorama atau pemandangannya. 

Untuk dua sudut pandang tidak akan menjadi masalah yang berarti karena
kita tinggal membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut untuk batas
penggambaran panorama.
BACA JUGA

 Membuat Tandu Darurat Pramuka Terbaru


 Materi SKK dan TKK Pramuka Terbaru
 5 Menit Hafal Sandi Morse
 Pendidikan Pramuka Melawan Covid 19
Untuk satu sudut pandang maka untuk menentukan batas sudut pandang
yang akan kita gunakan untuk menggambar panorama kita harus
menambahkan sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kanan dan
mengurangi sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kiri. Kemudian baru
menggambar peta panoramanya.

Penggambaran Batas Daerah : 


Setelah diketahui batas daerah yang akan digambar, maka langkah
selanjutnya adalah membuat sket batas daerah satu dengan daerah
lainnya, antara satu perbukitan dengan perbukitan atau perumahan dan
lain sebagainya.

Untuk penggambaran sket ini dibuat setipis mungkin karena hanya untuk
pembatas dalam pembatas dalam penafsiran nanti.

Pembuatan Arsiran : 
Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam membuat
peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk daerah yang dekat
dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat berdekatan, sekali,
demikian seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling atas
dibuat renggang. 
Arsiran horisontal dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran tegak atau
vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti
perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring (mendekati
horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti perbukitan atau jurang
terjal) maka arsiran dibuat miring mendekati tegak.

Pembuatan Arah Utara : 


Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar kita dan
juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang digambar itu sudah
benar. Biasanya arah utara dibuat pada posisi pojok kiri atas dengan
gambar anak panah dan arahnya disesuaikan dengan arah kompas

Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas : 


Untuk sudut pandang sebelah kiri dan kanan hendaknya dicantumkan
sekaligus dengan keterangan gambar yang sesuai dengan keadaan
kemudian jangan lupa untuk memberikan penomeran pada masing-masing
daerah sehingga mempermudah untuk pemberian keterangan nantinya.

Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh berikut ini.

Nah setelah mempelajari cara dan teknik membuat peta pita, peta
lapangan, dan peta panorama, sekarang saatnya untuk
mempraktekkannya. Teknik kepramukaan, peta pita, peta lapangan, dan
peta panorama, harus sering-sering dilatih dan dipraktekkan tentunya
dengan bimbingan kakak-kakak pembina.

Anda mungkin juga menyukai