Anda di halaman 1dari 6

BAB II

KONGRUEN
Setelah memahami

sifat-sifat

bangun datar, melalui

pengamatan,

identifikasi dan analisis unsur-unsur pada bangun datar yang terkait dengan sisi
dan sudut beserta ukurannya. Selanjutnya kita dapat meningkatkan pemahaman
bangun datar terhadap kekongruenan. Beberapa bangun yang dapat kita amati
melalui konsep kongruen akan menemukan apakah bangun-bangun datar memiliki
bentuk dan ukuran yang sama. Karena itu pada Bab II ini akan dibahas tentang
kongruen yang menunjukkan dua bangun yang memiliki bentuk dan ukuran yang
sama.
Dalam mempelajari bangun-bangun yang kongruen diperlukan alat tulis
lengkap dan minimal dua orang yang belajar. Alat tulis yang diperlukan yaitu
kertas, pensil, penggaris, jangka, dan busur derajat. Dua orang yang belajar
masing-masing melakukan kegiatan yang sama untuk memudahkan pemahaman
kongruen.
A. Kongruen
Bangun datar yang digunakan adalah bangun segitiga. Dua segitiga
dikatakan kongruen atau dua segitiga bentuk dan ukurannya sama akan
menunjukkan unsur-unsur pada kedua bangun segitiga itu yang sama
besar(ukuran)nya. Terdapat beberapa syarat yang menunjukkan dua segitiga
kongruen. Syarat dua segitiga kongruen dapat dipahami dengan mudah melalui
bantuan membuat gambar segitiga. Terdapat beberapa cara untuk membuat gambar
segitiga yang dikehendaki.
Beberapa persyaratan yang diajukan berikut, harus ditunjukkan melalui
perbuatan. Kemudian apakah hasilnya dapat membentuk gambar segitiga atau
tidak. Di bawah ini terdapat beberapa kondisi segitiga melalui unsur-unsur yang
diketahui melalui besaran x, y, z. Silakan besaran itu ditentukan bersama.
Pertama, apabila diketahui tiga ukuran sisi pada segitiga (s, s, s). Misal sisi
1 = x cm, sisi 2 = y cm, sisi 3 = z cm. Langkah penggambarannya:

1. Buat sisi 1 = x cm dengan bantuan pensil dan penggaris.


2. Beri nama, simpan di titik pangkal dan ujung.
3. Tentukan titik ketiga, atau buat sisi 2 = y cm dan sisi 3 = z cm dari titik
pangkal dan titik ujung sisi 1 dengan bantuan jangka sehingga ditemukan
titik ketiga.
4. Buat segmen dari titik pangkal dan titik ujung ke titik ketiga.
Apakah sudah dapat menggambarkan segitiga yang dimaksud?
Kedua,

apabila diketahui ukuran dua sisi dan satu sudut pada segitiga,

secara berurutan adalah sisi, sudut, sisi (s, sd, s). Misal, secara berurutan sisi 1 = x
cm, sudut antara dua sisi yang diketahui = y 0, sisi 2 = z cm.

Langkah

penggambarannya:
1. Buat sisi 1= x cm dengan bantuan pensil dan penggaris.
2. Beri nama, simpan di titik pangkal dan ujung.
3. Tentukan besar sudut y0 di titik pangkal atau titik ujung dengan bantuan
jangka atau busur derajat.
4. Tentukan sisi 2 = y cm di kaki sudut.
5. Beri nama di titik ujung sisi 2.
Apakah sudah dapat menggambarkan segitiga yang dimaksud?
Ketiga, apabila diketahui ukuran satu sisi dan dua sudut pada segitiga,
secara berurutan adalah sudut, sisi, sudut (sd, s, sd). Misal, secara berurutan sudut
1 = x0, sisi 1 = y cm, sudut 2 = z0. Langkah penggambarannya:
1. Buat sisi 1= y cm dengan bantuan pensil dan penggaris.
2. Tentukan titik pangkal dan ujungnya kemudian beri nama.
3. Tentukan besar sudut 1 = x0 di titik pangkal dengan bantuan jangka atau
busur derajat.
4. Tentukan besar sudut 2 = z0 di titik ujung dengan bantuan jangka atau
busur derajat.
5. Perpanjang salah satu kaki sudut 1 dan sudut 2.
Apakah sudah dapat menggambarkan segitiga yang dimaksud?

Keempat, apabila diketahui ukuran satu sisi dan dua sudut pada segitiga,
secara berurutan adalah sisi, sudut, sudut (s, sd, sd). Misal, secara berurutan sisi 1
= y cm, sudut 1= z0, sudut 2 = x0. Langkah penggambarannya:
1.
2.
3.
4.

Buat sisi 1= y cm dengan bantuan pensil dan penggaris.


Tentukan titik pangkal dan ujungnya kemudian beri nama.
Tentukan sudut 1= z0 dari titik ujung dengan bantuan jangka.
Untuk menentukan letak sudut 2 bantu dengan menentukan ukuran

sudut 3 dengan menghitung 1800 (sudut 1 + sudut 2).


5. Gambarkan sudut 3 pada titik pangkal.
Apakah sudah dapat menggambarkan segitiga yang dimaksud?
Kelima, apabila diketahui ukuran dua sisi dan satu sudut pada segitiga,
secara berurutan adalah sisi, sisi, sudut (s, s, sd). Misal, secara berurutan sisi 1 = y
cm, sisi 2 = z cm, sudut 1 = x0. Langkah penggambarannya:
1.
2.
3.
4.

Buat sisi 1 dengan bantuan pensil dan penggaris.


Tentukan titik pangkal dan ujungnya kemudian beri nama.
Tentukan panjang sisi 2 dari titik ujung dengan bantuan jangka.
Tentukan sudut 1 pada sisi 2 sehingga kaki sudut lainnya bertemu
dengan titik pangkal.

Apakah sudah dapat menggambarkan segitiga yang dimaksud?


Sekarang amati, bandingkan hasil menggambarkan segitiga melalui lima
macam cara dengan hasil kerja dari teman Anda. Apa yang terjadi? Apakah sama
atau beda bentuk dan ukurannya?
Dari paparan di atas, suatu segitiga dapat dibentuk oleh tiga unsur yang
diketahui. Tiga unsur tersebut secara berurutan adalah:
1) s, s, s;
2) s, sd, s;
3) sd, s, sd;
4) s, sd, sd;
5) s, s, sd.

Dengan demikian terdapat lima cara dalam membentuk segitiga. Setiap


cara membentuk segitiga ditentukan oleh tiga unsur segitiga. Ketiga unsur segitiga
dalam menggambarkan segitiga dinyatakan secara berurutan (urutan unsur-unsur
itu diperhatikan). Karena itu terdapat tiga unsur penentu dari suatu segitiga.
Sebagai akibatnya apabila suatu segitiga memiliki tiga unsur penentu yang sama
dimiliki oleh segitiga lainnya, maka segitiga-segitiga itu memiliki bentuk dan
besar/ukuran yang sama. Segitiga-segitiga tersebut dinamakan segitiga yang sama
dan sebangun atau kongruen.
B. Kongruen untuk Memecahkan Masalah
Kongruen dapat digunakan untuk menemukan unsur lain supaya diketahui
ukurannya, dapat pula digunakan untuk menunjukkan kebenaran teorema. Berikut
contoh yang dimaksud.
Contoh 1:
Apakah diagonal-diagonal pada trapesium sama kaki sama panjang?
D

Dari trapesium samakaki ABCD, kita mendapat informasi bahwa:


AD = BC
DC AB

DAB =
ADC =

CBA
BCD

Pembuktian:
Perhatikan ABC dan BAD
AB = BA (berimpit)

ABC = BAD (sama kaki)


AD = BC (sama kaki)
Karena unsur sisi, sudut, sisi (s, sd, s) pada ABC dan BAD sama, maka
ABC kongruen dengan BAD atau ABC BAD.

Akibatnya semua unsur pada ABC dan BAD sama besar (ukuran)nya.
Jadi AC = BD atau diagonal-diagonal trapesium samakaki ABCD sama panjang.
Contoh 2:
Terdapat suatu teorema yang menyatakan bahwa: pada segitiga siku-siku, panjang
garis berat ke sisi miring sama dengan setengah panjang sisi miring.
Pembuktian:
Dengan menggunakan persegipanjang (dua segitiga siku-siku)
D

C
J

Diketahui:
DAB siku-siku
AE garis berat (BE = ED)
AC = BD (diagonal persegipanjang)
Dicari:
Apakah AE = BE = ED atau AE =

1
2

BD

Bukti:
Perhatikan ADE dan BCE
AD = BC (sisi berhadapan persegipanjang)
ADB =
CBE (sudut dalam bersebrangan)
DEA =
BEC (sudut bertolak belakang)
Ditemukan unsur sisi, sudut, sisi (s, sd, sd) pada ADE dan BCE yang sama,
maka ADE kongruen dengan BCE atau ADE

BCE.

Akibatnya semua unsur pada ADE dan BCE sama besar (ukuran)nya.
Karena AC = BD (diagonal persegipanjang)
AE = CE (kongruen)
AE + CE = AC
2AE = AC = BD
2AE = BD

AE =

1
2

BD

Terbukti bahwa panjang garis berat terhadap sisi miring pada segitiga siku-siku
ukurannya setengah panjang sisi miring.

Anda mungkin juga menyukai