ISOLASI SOSIAL
Disusun Oleh:
NIM P1337420921055
JURUSAN KEPERAWATAN
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
ISOLASI SOSIAL
A. Masalah Utama:
Isolasi sosial
2. Faktor presipitasi
Stressor pencetus pada umumnya mencakup kejadian kehidupan yang penuh stress
seperti kehilangan yang mempengaruhi kemampuan indifidu untuk brhubungan
dengan orang lain dan menyebabkan ansietas, antara lain:
a. Stressor sosial kultur
Stress dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas keluarga dan berpisah dengan
orang yang berarti dalam kehidupannya.
b. Stressor psikologis
Ansietas berkepanjangan seperti berpisah dengan orang yang terdekat atau
kegagalan orang lain untuk bergantung, merasa tidak berarti dalam keluarga
sehingga menyebabkan klien berespons menghindar dengan menarik diri dari
lingkungan (Stuart and Sundeen, 2007).
D. Akibat.
Klien dengan perilaku menarik diri dapat berakibat terjadinya resiko perubahan sensori
persepsi (halusinasi). Halusinasi ini merupakan salah satu orientasi realitas yang
maladaptif, dimana halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus
yang nyata, artinya klien menginterprestasikan sesuatu yang nyata tanpa
stimulus/rangsangan eksternal.
Tanda dan gejala:
1. Bicara, senyum dan tertawa sendiri.
2. Menarik diri dan menghindar dari orang lain.
3. Tidak dapat membedakan mana yang nyata dan tidak nyata.
4. Tidak dapat memusatkan perhatian.
5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya), takut.
6. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung.
E. Pohon Masalah.
b. Data Objektif
Klien berbicara dan tertawa sendiri.
Klien bersikap seperti mendengar/melihat sesuatu.
Klien berhenti bicara ditengah kalimat untuk mendengarkan sesuatu.
Disorientasi
Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi
terapetutik
sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
Perkenalkan diri dengan sopan
Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
Jelaskan tujuan pertemuan
Jujur dan menepati janji
Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya
Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien.
Tindakan Keperawatan
a. SP 1 : Isolasi Sosial
Membina hubungan saling percaya.
Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.
Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.
Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain.
Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang.
Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang
dengan orang lain dalam kegiatan harian.
b. SP 2 : Isolasi Sosial
Mengevalusi jadwal kegiatan harian pasien.
Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan
dengan satu orang.
Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang
lain sebagai salah satu kegiatan harian.
c. SP 3 : Isolasi Sosial
Mengevaluasi jadwal harian pasien.
Memberikan kesempatan kepada pasien berkenalan dengan dua orang atau
lebih.
Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.
Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya dengan komunikasi terapeutik:
Salam terapeutik
Perkenalkan diri
Jelaskan tujuan interaksi
Ciptakan lingkungan yang tenang
Buat kontrak yang jelas
Tepati waktu
Rasional : Hubungan saling percaya sebagai dasar interaksi yang terapeutik antara
perawat dan klien.
b. Perhatikan sikap menerima sesuatu yang menciptakan lingkungan yang tidak
mengancam untuk mengekspresikan perasaan klien.
Rasional : Sikap menerima disampaikan kepada klien bahwa perawat percaya ia
adalah pribadi yang berguna, dapat meningkatkan rasa percaya klien.
c. Identifikasi fungsi dimana marah, frustrasi, dan kekerasan membantu klien.
Rasional : Pengungkapan perasaan secara verbal dalam suatu lingkungan dapat
menolong klien sampai pada persoalan-persoalan yang belum tercapai.
d. Gali bersama klien sumber kemarahan yang sebenarnya
Rasional : Rekonsiliasi perasaan dalam tahap ini adalah penting sebelum dalam
proses berduka dilanjutkan.
e. Jelaskan prilaku yang berhubungan dengan proses berduka yang normal dan
abnormal
Rasional : Dapat menolong klien untuk mengurangi beberapa rasa bersalah bahwa
respon - respon ini disebabkan oleh dirinya
f. Bantu klien untuk mengerti cara yang tepat untuk mengekpresikan kemarahan
yang konstruktif
Rasional : Penguatan positif meningkatkan harga diri dan mendorong pengulangan
perilaku yang diharapkan
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, LJ. (2006). Buku Saku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8, Jakarta: EGC
Depkes RI. (2000). Keperawatan Jiwa : Teori Dan Tindakan Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Depkes RI.
Keliat, Budi Anna. (2009). Model praktik keperawatan professional jiwa. Jakarta. ECG
Stuart GW, Sundeen SJ. (2007) Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC