Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL

Disusun Oleh:
DESY LESTARI SARAGIH
NIM P1337420921055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN
KERUSAKAN KOMUNIKASI VERBAL

A. Masalah Utama
Kerusakan Komunikasi Verbal

B. Proses Terjadinya Masalah


Kerusakan komunikasi verbal merupakan suatu keadaan dimana individu
mengalami penurunan, keterlambatan atau ketidakmampuan dalam menerima atau
memproses komunikasi dalam berinteraksi dengan orang lain.

Karakteristik:
1. Tidak mampu berbicara dengan bahasa yang dominan
2. Tidak mau bicara
3. Menolak untuk bicara
4. Kesulitan dalam mengungkapkan maksud atau mengekspresikan secara verbal
(aphasia, dysphasia, apraxia, dyslexia)
5. Kesulitan dalam membuat kata-kata atau kalimat (aphonia, dyslalia, dysarthria)
6. Berbicara tidak sesuai (inkoheren, asosiasi longgar, flight of idea)
7. Tidak ada kontak mata
8. Disorientasi tempat, waktu dan orang
9. Kesulitan dalam menggali dan memahami pola komunikasi yang biasanya
10. Menggunakan kata-kata yang tidak berhubungan atau tidak berarti
11. Pengulangan kata-kata yang didengar
12. Tidak mampu atau kesulitan dalam menggunakan ekspresi wajah atau tubuh
13. Ungkapan verbal (verbalisasi) yang tidak tepat
14. Defisit visual sebagian atau total
15. Bicara atau verbalisasi yang sukar

16. Bicara gagap


17. Sengaja menolak berbicara

Faktor yang berhubungan:


1. Perbedaan budaya
2. Hambatan psikologis (psikosis, kurang stimuli)
3. Waham
4. Perubahan persepsi
5. Kurang informasi
6. Perubahan konsep diri
7. Stress
8. Kondisi emosional
9. Kondisi fisik
10. Penurunan sirkulasi ke otak
11. Hambatan fisik (trakeostomi, intubasi)
12. Perubahan dari sistem syaraf pusat
13. Kelainan anatomi (cleft palatum, perubahan sistem neuro muskuler, sistem
auditori)
14. Perbedaan yang berhubungan dengan perkembangan usia
15. Efek samping pengobatan
16. Hambatan lingkungan
17. Kelelahan sistem muskuloskletal

Untuk menegakkan diagnosa ini perlu didapatkan data utama:


1. Bahasa tidak sesuai (asosiasi longgar, inkoheren, flight of idea)
2. Tidak ada kontak mata
3. Menggunakan kata-kata yang tidak punya arti/tidak berhubungan

C. Pohon Masalah
Risiko..........
?

Kerusakan Komunikasi Verbal

Gangguan Proses Pikir

D. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


1. Risiko..........................
2. Kerusakan Komunikasi Verbal
Data Utama:
 Bicara tidak sesuai (assosiasi longgar, inkoherensi, flight of ideas, ekolalia,
neoligisme, tangensial, sirkumtansial, logore, dsb).
 Tidak ada kontak mata
 Menggunakan kata–kata yang tidak punya arti atau tidak berhubungan.
3. Gangguan Proses Pikir
Data Utama:
 Waham
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Defisit memori
 Disorientasi waktu, tempat dan orang
 Kelainan rentang perhatian

E. Diagnosa Keperawatan
1. Kerusakan komunikasi verbal
2. Gangguan proses pikir
3. Risiko.................

F. Rencana Tindakan
Tujuan Umum:
Klien tidak mengalami kerusakan komunikasi verbal dan menunjukkan kemampuan
melakukan komunikasi verbal dengan orang lain dengan cara yang sesuai dan
dapat diterima.

Tujuan Khusus:
1. Setelah berinteraksi selama …..kali, klien mampu bertahan pada satu topik
pembicaraan dengan indikator/kriteria hasil :
a. Kata-kata/kalimat-kalimat yang digunakan tepat/sesuai dengan topik
pembicaraan.
b. Kontak mata baik, mau menatap lawan bicara.
2. Setelah dilakukan interaksi selama …….kali, klien mampu menerima pesan
komunikasi dengan indikator/kriteria hasil :
a. Klien dapat menginterpretasikan pembicaraan orang lain.
b. Klien dapat menginterpretasikan bahasa non verbal (isyarat tubuh/gesture,
senyuman, kontak mata, dsb).
c. Klien bisa menjelaskan maksud dari gambar, simbol-simbol, atau tulisan-
tulisan.
d. Klien dapat menginterpretasikan/ menilai pesan yang diterima dengan tepat.
3. Setelah dilakukan intertaksi selama ……kali, klien mampu mengekspresikan
informasi/pesan dengan jelas dan tepat, dengan indikator/kriteria hasil :
a. Klien mampu mengungkapkan perasaannya secara verbal.
b. Klien mampu menggunakan bahasa non verbal dengan tepat (gerak
tubuh/gesture, senyum, kontak mata).
c. Klien mampu mengekspresikan perasaannya lewat tulisan, gambar, atau
simbol.
4. Setelah dilakukan interaksi selama ……kali, klien mampu berkomunikasi secara
baik dengan orang lain dengan indikator/kriteria hasil :
a. Kata-kata/kalimat yang digunakan untuk berkomunikasi tepat, jelas, dan
mudah dimengerti orang lain.
b. Bahasa yang di pakai tidak membingungkan lawan bicara.
c. Tidak terdapat neoligisme, ekolalia, assosiasi longgar, flight of ideas,
inkoherensi, logore, sirkumtansial, tangensial, blocking, reming, dsb.
d. Dapat mengekspresikan bahasa non verbal dengan tepat (gesture, kontak
mata, senyuman, dsb).
5. Setelah berinteraksi dengan keluarga selama ……kali, klien mendapat dukungan
dan dapat memanfaatkan dukungan keluarga dalam perawatan dirinya dengan
indikator/kriteria hasil :
a. Klien mendapat dukungan keluarganya selama dalam perawatan.
b. Keluarga mengunjungi klien secara periodik/teratur.
c. Klien mampu mengungkapkan perasaan dan pikirannya.
d. Keluarga mampu menjelaskan kembali cara merawat klien dengan kerusakan
komunikasi verbal

Tindakan Keperawatan:
Kemampuan Generalis
1. Mendengar Aktif (Active Listening)
a. BHSP
 Prinsip komunikasi terapetik.
 Pertahankan konsistensi sikap (terbuka, tepati janji, hindari kesan negatif)
 Gunakan tahap-tahap interaksi dengan tepat.
b. Buat tujuan interaksi yang jelas.
c. Buat suasana tenang, jauhkan dari gangguan-gangguan yang akan
menghambat proses interaksi.
d. Hindari hal-hal yang negatif selama interaksi (mis : memotong pembicaraan,
bicara tentang diri sendiri, dsb).
e. Dengarkan pembicaraan klien lalu identifikasi tema/topik yang dominan.
f. Gunakan teknik validasi dan klarifikasi untuk mengetahui pola komunikasi
klien (misalnya: “Apa yang Anda maksud?” atau “Saya tidak mengerti yang
Anda maksudkan, bisakah Anda jelaskan kembali maksud Anda?”).
g. Gunakan teknik “Mengatakan secara tidak langsung” (misalnya: “Sepertinya
sangat sulit bagi Anda untuk mengungkapkan perasaan ……”, dst) untuk
klien-klien yang autistik.
h. Fokuskan pembicaraan pada satu topik atau satu tema.
i. Anjurkan untuk berbicara pelan-pelan, tenang dan jelas.
j. Gunakan bahasa yang konsisten pada saat berinteraksi (satu bahasa).
k. Anjurkan/dorong klien untuk mempertahankan kontak mata saat berinteraksi.

2. Stimulasi Kognisi + Restrukturisasi Kognisi (Cognitive Stimulation + Cognitive


Restructuring)
a. Kaji kemampuan klien menginterpretasikan/menilai pesan/ pembicaraan
orang lain.
b. Kaji kemampuan klien menangkap dan menerima isyarat non verbal dari
orang lawan bicara.
c. Bantu klien mengidentifikasi pesan/informasi yang diterima.
d. Bantu klien mengidentifikasi interpretasi yang salah terhadap pesan/informasi
yang diterimanya.
e. Bantu klien memperbaiki interpretasi yang salah.
f. Berikan informasi yang tepat, singkat, dan berurutan, dari yang sederhana
sampai dengan yang kompleks.
g. Kuatkan dan ulangi informasi/pesan yang diberikan.
h. Minta klien untuk mengulang pesan/ informasi yang diterimanya tersebut.
i. Gunakan alat bantu untuk menstimulasi memori klien, misalnya cek list,
jadwal aktivitas, gambar, simbol, acara TV. Minta klien untuk menjelaskan
maksud dari gambar, simbol, acara TV tersebut, dst.
j. Beri reinforcement kepada klien.
k. Libatkan klien dalam TAK SS.

3. Latihan Daya Ingat (Memory Training)


a. Uji kemampuan klien memberikan pesan/informasi dengan cara meminta
klien mengungkapkan perasaannya secara verbal atau melalui tulisan,
gambar, simbol secara singkat dan jelas.
b. Bantu klien mengingat kembali pesan/informasi yang sudah disampaikan
kepada orang lain.
c. Beri klien kesempatan untuk berkonsentrasi.
d. Anjurkan klien untuk menerapkan teknik mengingat yang tepat melalui
gambar, tulisan, simbol, dsb.
e. Dorong klien untuk mempertahankan postur terbuka (kontak mata, posisi
sejajar, berhadapan, dsb)
f. Berikan reinforcement atas keberhasilan/kemajuan klien.

4. Mendengar Aktif + Fasilitasi Proses Belajar (Active Listening + Learning


Facilitation)
a. Atur tujuan komunikasi yang jelas dan realistis sesuai dengan kemampuan
yang sudah dicapai klien.
b. Pertahankan postur terbuka saat berkomunikasi.
c. Dengarkan pembicaraan klien dengan penuh perhatian.
d. Catat adanya flight of ideas, reming, sirkumtansial, asosiasi longgar,
inkoherensi, ekolalia, blocking, neoligisme, dan logore.
e. Monitor pesan non verbal klien.
f. Fokuskan pembicaraan pada satu topik yang konkrit. Gunakan tehnik
fokusing.
g. Anjurkan/dorong klien untuk berkonsentrasi pada topik pembicaraan.
h. Gunakan bahasa yang familiar dan mudah dimengerti.
i. Koreksi interpretasi yang salah terhadap informasi/pesan dengan
menggunakan teknik klarifikasi dan validasi.
j. Beri kesempatan kepada klien untuk bertanya. Jawab pertanyaan dengan
singkat, jelas, dan tepat.
k. Dukung klien mengungkapkan/ mengekspresikan perasaannya.
l. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan klien.
5. Tingkatkan Keterlibatan Keluarga (Family Involvement Promotion)
a. Kaji persepsi keluarga terhadap kejadian dan situasi yang menjadi faktor
pencetus
b. Kaji pengetahuan keluarga tentang cara merawat klien dengan kerusakan
komunikasi verbal.
c. Identifikasi kemampuan dan keterlibatan keluarga dalam upaya perawatan
klien.
d. Berikan informasi tentang kondisi klien, faktor pencetus dan cara merawat
klien dengan kerusakan komunikasi verbal kepada keluarganya.
e. Dorong keluarga untuk menjaga dan mempertahankan interaksi dengan klien
secara tepat.
f. Jelaskan pentingnya keterlibatan keluarga dalam perawatan klien.
g. Jelaskan strategi/cara merawat dan berkomunikasi dengan klien
h. Dorong keterlibatan keluarga terhadap perawatan selama klien di rumah
sakit.
i. Fasilitasi pertemuan klien dan keluarga secara periodik/teratur.

Kemampuan Spesialis
1. Lakukan Terapi Individu: Terapi Kognitif
2. Lakukan Terapi Kelompok: TAK Stimulasi Sensori
3. Lakukan Terapi Kelompok Terapeutik: Terapi Deviasi Perkembangan Usia 26 - 40
tahun
4. Lakukan Terapi Keluarga: Terapi Komunikasi
5. Lakukan Terapi Komunitas: Terapi Komunitas Asertif (ACT)

PERTEMUAN DENGAN KLIEN


SP I
a. Mendengarkan klien secara aktif
b. Melakukan stimulasi kognitif & melakukan restrukturisasi kognitif klien
c. Mealtih daya ingat klien
d. Memberi kesempatan pada klien untuk melatih teknik daya ingat
e. Membantu klien untu memasukkan kegiatan latihan daya ingat sebagai salah satu
kegiatan harian

SP II
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien pada pertemuan sebelumnya
b. Mendengarkan secara akitf dan memfasilitasi proses belajar klien
c. Memberi kesempatan pada klien untuk belajar berkomunikasi dengan orang lain
d. Membantu klien untuk memasukkan kegiatan belajar berkomunikasi sebagai salah
satu kegiatan harian
e. Memotivasi klien untuk belajar berkomunikasi dengan orang lain sesuai jadual

SP III
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien pada pertemuan sebelumnya
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi I (Mengungkapkan pikiran otomatis)

SP IV
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien dalam Terapi Kognitif Sesi I
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi II ( Mengungkapkan alasan pikiran otomatis)

SP V
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien dalam Terapi Kognitif Sesi II
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi III (Tanggapan terhadap pikiran otomatis)

SP VI
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien dalam Terapi Kognitif Sesi III
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi IV (Menuliskan pikiran otomatis)

SP VII
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien dalam Terapi Kognitif Sesi IV
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi V (Penyelesaian masalah)

SP VIII
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien dalam Terapi Kognitif Sesi V
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi VI (Manfaat tanggapan)

SP IX
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien dalam Terapi Kognitif Sesi VI
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi VII (Mengungkapkan hasil)

SP X
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai klien dalam Terapi Kognitif Sesi VII
b. Melakukan Terapi Kognitif Sesi VIII (Catatan harian)
c. Memotivasi klien untuk terus melakukan kegiatan sesuai jadual
d. Mengikutsertakan klien untuk TAK Stimulasi Sensori
PERTEMUAN DENGAN KELUARGA
SP I
a. Menjelaskan kondisi klien kepada keluarga
b. Menjelaskan faktor pencetus masalah yang dihadapi klien
c. Menjelaskan keterlibatan keluarga dalam merawat klien
d. Menjelaskan cara merawat klien dengan kerusakan komunikasi verbal
e. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk mempraktikkan cara merawat klien
dengan kerusakan komunikasi verbal dihadapan perawat
f. Melakukan Terapi Kognitif Sesi IX (Support system)

SP II
a. Mengevaluasi pencapaian Terapi Kognitif Sesi IX
b. Memberikan kesempatan pada keluarga untuk mempraktikkan cara merawat klien
dengan kerusakan komunikasi verbal secara langsung pada klien
c. Melakukan Terapi Deviasi Perkembangan Untuk Usia Dewasa (26 – 40 tahun)
SP III
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai keluarga pada pertemuan
sebelumnya
b. Melakukan Terapi Keluarga: Komunikasi Sesi I (Identifikasi hambatan komunikasi
dalam keluarga)

SP IV
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai keluarga pada pertemuan
sebelumnya
b. Melakukan Terapi Keluarga: Komunikasi Sesi II (Melakukan komunikasi secara
sehat dengan klien dan anggota keluarga lain)
c. Membantu keluarga untuk membuat jadual aktivitas untuk berkomunikasi secara
sehat (Discharge Planning)
d. Merencanakan untuk persiapan pulang klien bersama keluarga

SP V
a. Mengevaluasi kemampuan yang telah dicapai keluarga pada pertemuan
sebelumnya
b. Melakukan Terapi Komunitas: Assertive Community Therapy (ACT)

Anda mungkin juga menyukai