SKRIPSI
Diajukan Oleh
NURIL AQLIMA
NIM. 161209341
pilihannya, Nabi Muhammad SAW. Melalui agama ini terbentang luas jalan lurus
akhirat.
Rasulullah SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan
hingga ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat sekarang ini
yang kita rasakan, dan beliau selalu mengembang tugasnya dalam menjaga dan
Islam. Alhamdulillah telah dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu, pada
kepada semua pihak yang telah ikut terlibat dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu:
2. Bapak Dr. Mukhtasar, S. Ag., MA, selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
i
3. Ibu Ismaulina, SE, M. Si sebagai pembimbing I yang telah memberikan
5. Dosen Wali dan seluruh dosen IAIN Lhokseumawe yang telah memberikan
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini mendapat balasan yang setimpal dari
( NURIL AQLIMA)
Nim: 161209341
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian .............................................................. 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
E. Defenisi Operasional ................................................................ 7
F. Kajian Terdahulu ...................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORITIS............................................................... 17
A. Budidaya Lobster...................................................................... 17
1. Pengertian Budidaya ............................................................ 17
2. Cara Budidaya Lobster ........................................................ 17
3. Pengertian Lonster ............................................................... 18
4. Cara menangkap Lobster ..................................................... 19
5. Jenis-Jenis Lobster............................................................... 23
B. Etika Produksi Islam................................................................. 25
1. Pengertian Etika ................................................................ 25
2. Pengertian Produksi dalam Islam ..................................... 30
3. Prinsip Produksi dalam Islam ........................................... 31
4. Prinsip-Prinsip Etika Produksi dalam Islam...................... 34
5. Tujuan Produksi dalam Ekonomi Islam ........................... 40
6. Etika Jual Beli dalam Produksi Islam................................ 40
iii
B. Pemahaman Nelayan Lobster di Gampong Simeulue Cut
Pantai Teluk Kabupaten Simeulue Terhadap Etika Produksi
Islam ...................................................................................... 55
C. Produksi Para Nelayan Lobster Di Gampong Simeulue Cut
Pantai Teluk Kabupaten Simeulue Ditinjau dari Etika
Produksi Islam .......................................................................... 66
D. Kendala Bagi Nelayan Lobster Di Kecamatan Simeulue Cut
Pantai Teluk Kabupaten Simeulue Untuk Menjalankan Etika
Produksi Islam .......................................................................... 77
BAB V : PENUTUP.................................................................................. 81
A. Kesimpulan............................................................................... 81
B. Saran-Saran............................................................................... 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Pedoman Wawancara
2. Surat Keputusan Dosen Pembimbing Skripsi
3. Surat Izin Penelitian
4. Surat Keterangan Telah Melakukan penelitian
5. Dokumentasi Hasil Penelitian
6. Lembaran Bimbingan Skripsi
7. Daftar Riwayat Hidup
vii
ABSTRAK
Etika dalam produksi Islam sangatlah perlu untuk diterapkan sebagaimana dengan
etika produksi Islam yang dilakukan oleh nelayan lobster di Kecamatan Simeulue
Cut Pantai Teluk Kabupaten Simeulue yang memenuhi lima prinsip yaitu prinsip
tauhid, kemanusiaan, keadilan, kebajikan, kebebasan dna tanggung jawab.
Dengan demikian tujuan penelitian yaitu: 1) Untuk Mengetahui pemahaman
nelayan lobster di Kecamatan Simeulue Cut Pantai Teluk Kabupaten Simeulue
terhadap etika produksi Islam, 2) Untuk Mengetahui produksi para nelayan lobster
di Kecamatan Simeulue Cut Pantai Teluk Kabupaten Simeulue ditinjau dari etika
produksi islam, 3) Untuk mengetahui kendala bagi nelayan lobster di Kecamatan
Simeulue Cut Pantai Teluk Kabupaten Simeulue untuk menjalankan etika
produksi islam. Adapun jenis penelitian yang penulis gunakan di sini adalah jenis
penelitian kualitatif dengan pendekatan studi lapangan (field study), serta teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa: 1) Pemahaman
nelayan lobster di Kecamatan Simeulue Cut Pantai Teluk Kabupaten Simeulue
terhadap etika produksi Islam bahwa dari kelima etika produksi Islami, yaitu
hanya dua etika yang kurang dipahami oleh nelayan lobster yaitu prinsip tauhid
dikarenakan banyak nelayan lebih leluarsa meninggalkan shalat dengan alasan
malas atau pakaian dan tempat yang ada saat itu tidak suci, sedangkan prinsip
keadilan juga kurang dipahami dikarenakan adanya kenaikan harga lobster antara
yang dikenal dengan tidak dikenal atau dengan penduduk setempat dan penduduk
diluar daerah. 2) Etika produksi para nelayan lobster di Kecamatan Simeulue Cut
Pantai Teluk Kabupaten Simeulue ditinjau dari etika produksi islam, maka
berdasarkan hasil penelitian nelayan lobster di Kecamatan Simeulue Cut Pantai
Teluk ditemukan bahwa para nelayan menerapkan prinsip kemanusiaan, prinsip
kehendak bebas dan tanggung jawab, serta prinsip kebajikan namun tidak
menerapkan prinsip tauhid, dan prinsip keadilan. 3) Kendala bagi nelayan lobster
di Kecamatan Simeulue Cut Pantai Teluk Kabupaten Simeulue untuk
menjalankan etika produksi islam karena: a) Kurangnya iman seseorang sehingga
malas dalam melakukan segala anjuran dalam agama, dan b) Peluang keuntungan
yang tidak stabil.
vii
ABSTRACT
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
mengakibatkan kerugian dalam jumlah besar bagi hasil kelautan yang dilakukan
oleh beberapa perusahaan benih lobster demi mendapat keuntungan secara cepat,
lobster, kepiting, dan ranjungan dari negara indonesia. Alasan yang kuat dari
benih atau telur dalam upaya pembudidayaan kembali di luar negeri, sehingga
kembali ke negara Indonesia. Dalam hal ini keuntungan yang didapatkan bukan
untuk negara Indonesia, melainkan negara yang menjadi sasaran ekspor Indonesia
Pada tahun 2016 Menteri kelautan ikut membantu para nelayan dalam budi
daya lobster baik dari segi pelatihan maupun dari segi modal usaha sehingga para
negeri sendiri dan mendapat keuntungan dalam jumlah besar dengan mengekspor
ke negeri lain. Selama adanya larangan pengekspor benih total ekspor lobster
1
Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan RI Tentang Larangan Penangkapan Atau
Pengeluaran Lobster, Kepiting, Dan Ranjungan Dari Negara Indonesia, Tahun 2016. Nomor
12/Permen-KP.
2
pengekspor lobster terbesar dunia pada 2018. Pada 2015, Indonesia masih berada
dengan jumlah 7.490/ton2 Peningkatan tersebut dapat dilihat pada data Badan
Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya dengan sumberdaya alam yang
dimilikinya baik laut maupun darat. Salah satunya yaitu Kabupaten Simeulue
merupakan salah satu pulau yang memiliki potensi cukup besar pada subtansi
Samudera Hindia. Untuk sekarang ini potensi yang dapat ditonjolkan adalah hasil
laut dalam bidang lobster. Di dalam satu dasawarsa terakhir hasil pulau Simeulue
yang sangat terkenal adalah Lobster (udang laut) yang cukup besar ukurannya dan
2
Ruslam Gilmashin, Benih dilarang Ekspor Lobster Benderang, Online. Dipublikasikan 04
Januari 2020. https://katadata.co.id/0/analisisdata/5e9a57af96532/benih-dilarang-ekspor-lobster-
benderang. dikases pada 15 Desember 2020.
3
Suhana, Lobsternomics (2): Kinerja Ekspor Lobster Triwulan 1 2019. Dipublikasikan 07
Mei 2019. https://suhana.web.id/2019/05/07/lobsternomics-2-kinerja-ekspor-lobster-triwulan-1-
2019/. Diakses pada 15 Desember 2020.
3
telah diekspor ke luar daerah seperti Medan, Jakarta dan bahkan ke luar negeri
potensial dan masuk dalam kategori ekonomis tinggi. Lobster terkenal dengan
dagingnya yang halus serta rasanya yang gurih dan lezat. Jika dibandingkan
dengan udang jenis lainnya, lobster memang jauh lebih enak. Tidak salah jika
terletak antara 02° 02’ 03’’- 03° 02’ 04’’ Lintang Utara dan 95° 22’ 15’’ – 96° 42’
45’’ Bujur Timur. Merupakan daerah kepulauan terdiri dari ± 57 buah pulau besar
dan kecil, Panjang pulau Simeulue ± 100,2 km dan lebar antara 8 – 28 km.
Dengan luas wilayah daratan pulau besar dan pulau-pulau kecil adalah 212.512
ha. Cakupan wilayah Kabupaten Simeulue, memiliki 138 jumlah desa yang
Cut, Simeulue Tengah, Simeulue Barat, Teupah Tengah, Teupah Selatan, Teupah
Barat, Salang, Alafan dan Teluk Dalam. Data Jumlah Penduduk Kabupaten
4
Kabupaten Simeulue, https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Simeulue, diakses pada 10
Juli 2020.
5
http://www.simeuluekab.go.id/index.php/page/5/letak-geografis, diakses pada 2 Oktober
2019
4
Kecamatan Seumeulu Cut bahwa budidaya lobster yang paling banyak terdapat di
Simeulue Cut di Pantai Teluk yang hasil budidayanya mencapai 20 ton setiap
bulannya.6
selama ini terdapat dalam dua bentuk yaitu dengan budidaya secara tambak dan
secara manual. Budidaya secara tambak dilakukan oleh kalangan masyarakat yang
bawah yang pengharapannya hanya pada kondisi laut untuk dapat ditemukannya
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh pemilik tambak lobster yaitu
Bapak Zainal bahwa budidaya lobster dengan cara yang berbeda tergantung dari
jenis lobsternya dan cara penaburan lobster. Disamping itu diperlukan juga
keahlian dari penjaga tambak dalam menjaga lobster. Apabila budidaya lobster
sudah tepat maka hasilnya juga akan meningkat. Begitu juga dengan nelayan yang
pecari lobster langsung ke laut, tergantung dari kondisi pasang surut air laut, jika
kondisi laut stabil atau dalam keadaan yang baik untuk melakukan penangkapan
lobster maka nelayan yang mencari lobster mampu mendapatkan lobster yang
6
Firdaus, Panglima Laut di Simeulue Cut Kabupaten Simeulue, (Wawancara: 27 Oktober
2020)
7
Ibid
5
melimpah, namun begitu juga sebaiknya jika kondisi laut sedang pasang, maka
segi pelatiha bagi para budidaya lobster berbasis tambak, baik dari segi alat dan
mengingat jumlah modal yang ada tidak mampu untuk membagun sebuah
saja yang mampu melakukannya, maka perekonomian yang ada di Simeulue Cut
Risiko yang tinggi selalu di dapatkan oleh pencari lobster tangkap seperti
tersengat ubur-ubur, banyak batu karang yang terjang dan berbahaya, bahkan
adanya ikan hiu dan binatang laut lainnya. Hal ini disebabkan minimnya peralatan
yang dimiliki para nelayan lobster dan mahalnya nelayan untuk membayar sewa
baik dari dalam maupun luar negeri. Pemberhentian ini karena pemesan lobster
8
Zainal, Pembudidaya Lobster di Simeulue Cut Kabupaten Simeulue, (Wawancara: 27
Oktober 2020)
6
dari kalangan restoran, hotel maupun rumah makan lainnya ikut terhenti akibat
banyaknya konsumen yang harus berdiam diri dirumah saja. Akibatnya para
benih lobster secara ilegal. Adanya pengeksporan benih lobster secara ilegal
sangat merugikan negara triliun rupiah/ tahun ekspor benih lobster dengan kode
US$19,49 juta.9
dari pihak nelayan dalam kesulitan, karena secara produksi Islam seseorang harus
aturan dalam Islam. Namun mematuhi aturan dari pemimpin negara menjadi salah
satu kewajiban bagi setiap muslim yang ada di bawah pemerintahannya. Etika
jawab.10
9
Eko Wahyuni, Naik Hampir Dua Kali Lipat, Ekspor Bneih Lobster Agustus 2020 capai
USS 6,4 Juta. Dipublikasikan pada 21 Sesptember 2020.
https://bisnis.tempo.co/read/1388665/naik-hampir-dua-kali-lipat-ekspor-benih-lobster-agustus-
2020-capai-us-64-juta/full&view=ok. Diakses pada 12 Sesptember 2020.
10
Fahrudin Sukarno, Etika produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam. (Jakarta: AlAzhar
Pres, 2010), h. 154.
7
B. Rumusan Masalah
Cut Pantai Teluk Kabupaten Simeulue ditinjau dari etika produksi Islam?
3. Apa saja kendala bagi nelayan lobster di Kecamatan Simeulue Cut Pantai
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan Rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
produksi Islam.
Islam.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
pesisir dalam memperoleh bantuan dari segi material maupun non materi
c. Bagi Pihak Lain. Dapat dijadikan bahan referensi dalam membuat karya
E. Definisi Operasional
judul.
9
Etika produksi Islam yang peneliti maksud dalam penelitian ini yaitu
mematuhi setiap etika yang ada dalam sebuah produksi antara lain yaitu prinsip
F. Kajian Terdahulu
menemukan beberapa kajian terdahulu yang bisa penulis kaji, antara lain:
(KUB) dan pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan kota Bengkulu. Teknik
10
analisis data meliputi reduksi data, display data dan verifikasi data. Hasil
Pesisir (PEMP) di Pantai Jakat melalui dana PUMP dalam fiqih ekonomi
dalam analisis data yaitu mereduksi data, penyajian data dan penarikan
kontribusi budidaya kerang hijau adalah sebesar 32% dan termasuk dalam
11
Ramadhani, Pemberdayaan hasil Perikanan masyarakat pesisir Pantai Jakat Dalam
meningkatkan pendapatan perspektif Ekonomi Islam. Prodi Syariah, Fakultas ekonomi dan Bisnis
islam IAIN Bnegkulu, 2017.
11
hijau di pulau Pasaran ini tetap taat pada aturan-aturan yang ada menurut
dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei 2019 di Desa
12
Taufik Hidayat, Analisis Konstribusi Budidaya kerang Hijau terhadap Pendapatan
Masyarakat Perspektif Ekonomi Islam (studi di Pulau Pasaran Kelurahan Kota Karang
Kecamatan Teluk Betung Timur Kota Bandar Lampung. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lmapung, 2019.
12
4. Hasil penelitian Armen Zulham dan Zahri Nasution (2016) dengan judul
19% dari total nilai transaksi Rp. 914,1 Juta setiap bulan. Oleh sebab itu,
tulisan ini. Informasi bisnis Lobster diperoleh dari hasil survey pada bulan
Selatan dan 3 Pedagang Besar (antar pulau) di Sinabang dan Teluk Dalam.
dan bertelur masih tetap ditemukan. Suplai Lobster asal Simeulue ke pasar
tujuan sekitar 2,4 Ton per Bulan dan kemampuan suplai itu terus menurun
13
Yana Lestari, Analisis Pendapatan masyarakat Pesisir Melalui Budidaya Lobster
(Penulirus sp) pada fase pembesaran di Desa Tanjung Luar kecamatan Keruak Kabupaten
Lombok Timur. Prodi Pemanfaatn Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan, Universitas
Gunung Rinjani Selong, 2019.
13
dari Januari 2016 sampai Juli 2016. Oleh sebab itu diperlukan kebijakan
6. Hasil penelitian Riesti Triyanti dan Risna Yusuf (2015) dengan judul “
14
Armen Zulham dan Zahri Nasution, Bisnis Lobster di Simeulue: Keragaan
Perdagangaan dan Kabijakan Inovasi Budidaya. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan, 2016.
15
Martahadi, Potensi Ekonomi Perikanan dan Kontribusinya Terhadap Produk Domestik
Regional Bruto Kabupaten Simeulue. Prodi Ekonomi Pembagunan, Fakultas Ekonomi Universitas
Samudera, 2017, vol. 1.
14
lobster lebih tinggi. Manajemen rantai pasok lobster dapat menjadi bahan
lobster.16
potensi perikanan dan perikanan bidang ilmu kelautan. Salah satu sumber
daya laut dari Pulau Simeulue adalah Gurita. Harga gurita di pasaran
sebesar 0,61.17
penelitian terdahulu dengan penelitian ini yaitu dalam budidaya lobster yang
dikaji sesuai dengan ekonomi syariah, dalam hal ini budidaya yang dilakukan
selama ini apakah sesuai dengan etika produksi islam sehingga hasil produksi
17
T. Amarullah, dkk, strategi Peningkatan Pendpatan Nelayan Skala Kecil Berkelanjutan
Mlelaui Pemanfaatan Potensi Gurita di Kabupaten Simeulue Provinsi Aceh). Prodi Perikanan dan
Ilmu Kleautan, Jurnal Volume 7, 2020.
BAB II
LANDASAN TEORITI S
A. Budidaya Lobster
1. Pengertian Budidaya
bermanfaat dan memberi hasil. Suatu sistem yang digunakan untuk memproduksi
disebut juga sebagai budidaya Perairan atau akuakultur mengingat organisme air
yang dibudidayakan bukan hanya dari jenis ikan saja tetapi juga organisme air lain
bahwa budidaya adalah suatu usaha atau tindakan terencana dimana menjaga,
pada suatu areal lahan untuk diambil manfaat atau hasilnya mulai dari
metode seperti: jaring yang dilengkapi dengan lampu; perangkap dari karang dan
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia , Edisi Ketiga,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002).h,121
2
Indonesia, Undang-Undang tentang Perikanan,UU No. 31 Tahun 2004. LN 25
16
17
karet; serta menyelam dan menangkap. Produksi tokolan lobster dilakukan dalam
keramba jaring apung dan keramba jaring tancap. Pembesaran lobster dapat
dilakukan dalam keramba jaring apung, keramba jaring tancap, dan bak beton
adalah berupa udang, kerang, tiram, cumi-cumi, dan ikan rucah, di mana sebagian
besar dari pakan tersebut digunakan ikan rucah terutama pada pembesaran lobster.
jaring apung yang cukup signifikan berdampak pada penurunan kualitas perairan
produksi. Hal ini juga memengaruhi kuantitas dan kualitas benih lobster yang juga
3. Pengertian Lobster
Lobster (Panulirus sp.) adalah hewan laut yang termasuk dalam Crustacea
atau udang –udangan memiliki kulit keras dan tergolong dalam kelompok
arthropoda. Memiliki lima fase hidup mulai dari proses produksi sperma telur,
kemudian fase atau larva, post larva, juvenil dan dewasa. Lobster termasuk hewan
nokturnal yang aktif pada malam hari, pada waktu siang hari lebih suka berdiam
pada lubang-lubang karang dan nanti pada malam hari keluar dari
pada waktu air pasang. Lobster laut tinggal di daerah perairan yang berbatu,
18
berkarang dan berpasir. Banyaknya batu karang akan membantu lobster untuk
bersembunyi.3
crustacea ini. Lobster di alam liar termasuk hewan yang memiliki pola makan
omnivora atau pemakan segalanya, memakan ikan kecil, berbagai jenis moluska
kecil dan udang- udang kecil lain serta makan ganggang serta tanaman laut.
adalah alat tangkap yang bersifat aktif seperti jerat atau menangkap langsung
dengan sambil menyelam. Ada juga alat tangkap yang bersifat pasif seperti:
krendet, bubu dan trammel net (jaring tiga lapis). Masing-maisng alat tangkap
dalam bubu yang diberi umpan daN lobster terjebak di dalamnya. Bubu
lipat yang bisa digunakan berbentuk persegi panjang atau oval. Bubu
3
Yana Lestari, Analsiis Pendapatan Masyarakat Pesisir Melalui Budidaya Lobster
(penulirus sp) pada Fase Pembesaran di Desa Tanjung Luar Kecamatan Keruak Kabupaten
Lombok Timur. Prodi Pemnafaata Sumber Daya perikanan, Fakultas Perikan Universitas Gunung
Rinjani Selong, 2019, h. 6.
4
Ibid…, h. 15
19
desai bubu lipat sudah cenderung seragam, namun bisa juga dibuat
lebih dari krendet karena mempunyai ruang perangkap yang lebih besar
lebih besar saat berada di perahu, biaya pembuatannya lebih mahal dari
kecil atau ikan jenis lainnya yang telah dipotong-potong kecil. Dalam
satu armada terdapat 20-25 bubu lipat. Setiap bubu dilengkapi dengan
lobster yang aktif pada malam hari dan penarikan bubu dilakukan pada
5
Ibid…, h. 17.
20
mengangkat bubu satu demi satu, mengeluarkan lobster dari dalm bubu,
hasil tangkap diletakkan pada wadah khusus yang diberi serbuk gergaji
b. Krendet
jaring dan terbuat dari monofilamen dengan ukuran mata jaring 5,5 inci,
kecil, dapat merusak habitat bila tertinggal atau tersangkut dan diangkat
keluar dari karang, yaitu dengan cara menyinari lobster dengan cahaya
tali ris atas dan tali ris bawah. Hasil tangkapan dilepaskan dari
lainnya juga, seperti ikan karang, udang dll. Juga berakibat buruk bagi
5. Jenis-Jenis Lobster
salah satu bagian dari empat family lobster yang tersebar di berbagai belahan
berikut:
Filum : Arthrophoda
Subfiilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
23
Bangsa : Decaphoda
Suku : Palinuridae
Genus : Panulirus
Lobster yang secara dominan menghuni Samudera Pasifik ada tiga jenis
perairan Simeulue di kenal dengan nama lokas “lahok” atau “Lahuak” yang setiap
yaitu bagian yang selalu terkena hampasan ombak. Spesies ini suka
6
Ibid…, h. 11.
7
Ibid…, h. 13-14.
24
oseanik. Spesies ini tinggal di lubang-lubang batu atau karang dan naik
pada dasar laut yang berlumpur dan hidup di perairan agak dalam.
daerah pasang surut yang kuat. Spesies ini juga ditemykan di terumbu
ini terdapat di perairan terumbu karang yang agak dangkal dan juga
1. Pengertian Etika
beragam arti: pertama, sebagai analisis konsep-konsep terhadap apa yang harus
25
mesti, tugas, aturan-aturan moral, benar, salah, wajib, tanggung jawab dan lain-
adalah ilmu yang menjelaskan arti yang baik dan buruk, menerangkan apa yang
tujuan yang harus dicapai oleh manusia dalam perbuatan mereka dan menunjukan
jalan untuk melakukan apa yang harus di perbuat.9 Bisnis adalah pertukaran
barang, jasa atau uang yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat
kepada seluruh pelaku bisnis yang ada didunia. Menurut arti dasarnya, bisnis
memiliki makna sebagai “ the buying and selling of goods and service”, bisnis
sosial.10
kelompok. Tujuan etika yang dimaksud merupakan tujuan akhir dari setiap
membatasi, dan membenarkan kewajiban, hak, cita-cita moral dari individu dan
8
Sofyan s. Harahap, Etika Bisnis dalam perspektif Islam, (Jakarta: Salemba, 2011), h. 58.
9
Ahmad Mustaq, Etika Binis dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Al Kautsar,2011), h.15.
10
Ika yunia Fauziah, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: Kecana, 2013), h. 3
26
hal: 11
a. Kebaikan jiwa, yaitu ilmu, bijaksana, suci diri, berani dan adil.
b. Kebaikan dan keutamaan badan. Ada empat macam, yakni, sehat, kuat,
kesadaran dan kepahamannya. Sadar dan paham atas apa yang dilakukannya, dan
langsung dapat membuat manusia menjadi lebih baik. Etika adalah pemikiran
kritis sistemasit tentang moralita. Ada empat alasan mengapa di zaman ini kita
11
Istigfarotul Rahmaniyah, Pendidikan Etika, (Malang: UIN-Maliki Press, 2017), h. 62.
12
Mohammad Muslih, Pengantar Ilmu Filsafat, (Ponorogo: Darussalam University Press,
2018), h. 74.
27
d. Etika juga diperlukan oleh kaum agama yang di satu pihak menemukan
berubah itu.13
dengan moralitas yang membingungkan. Sehingga dengan etika yang baik akan
terbentuk kepribadian yang baik pula dengan sama manusia, makhluk lain dan
13
Franz Magniz, Suseno, Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral,
(Yogyakarta: Kanisius, 2017) h. 15
28
Jika pengertian etika dan moral dihubungkan satu sama lain kita dapat
mengatakan bahwa etika dan moral memiliki objek yang sama. Namun demikian
dalam beberapa hal antara etika dan moral memiliki suatu perbedaan. 14 Pertama,
etika, untuk menentukan suatu nilai perbuatan manusia baik dan buruk
menggunakan tolak ukur akal fikiran atau rasio, sedangkan moral tolak ukur yang
digunakan adalah norma-norma yang ada. Dengan demikian dapat kita pahami
bahwa etika lebih bersifat filosofis dan berada di dalam dataran konsep-konsep,
sedangkan moral berada didalam suatu dataran realitas yang muncul dalam
tingkah luku masyarakat. Dengan demikian, tolak ukur yang digunakan moral
untuk mengukur tingkah laku baik buruk seseorang adalah adat istiadat, kebiasaan
perbuatan yang secara umum dapat diterima oleh masyarakat, sebagai hal yang
objektif dan dapat diperlakukan secara universal, artinya dapat disetujui, berlaku
pada setiap waktu dan tempat bagi setaip orang yang berada dalam siatusi yang
sejenis.
Ketiga, Kesadaran moral dapat pula muncul dalam bentuk kebebasan. Atas
menentukan suatu perilaku dan dalam penentuan itu sekaligus terpampang nilai
14
Muhammad Abdurrahman, Akhlak Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2016). h. 263
15
Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf dan Karakter Mulia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), h.
78.
29
perlakuan tidak jujur dari sesamanya. Praktek manipulasi tidak akan terjadi jika
dilandasi dengan moral tinggi. Moral dan tingkat kejujuran rendah akan
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan
yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah
kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu. 17
Manusia mengerti apa yang baik dan apa yang buruk dan ia dapat
adalah suatu kenyataan yang tak bisa dipungkiri. Pengertian itu tidak dicapai
melalui pengalaman, tetapi telah ada padanya sebelum ia mengalami, yaitu sejak
Hal ini dengan firman Allah dalam surat Al-maidah (5) ayat 1 seperti
tertera diatas,selain itu terdapat pula dalam surat QS. Al-Isra (17) ayat 34:
16
Buchari Alma, Dasar-Dasar Etika Bisnis islam, (Bandung: Alfabeta, 2003), h. 64
17
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Asy-syifa, 1998 ), cet.
ke-1, h.67
18
Muhammad Alfan, pengantar Filsafat Nilai, (Bandung: Pustaka Setia, 2016), h. 45.
30
etika yang bersumber dari nilai-nilai dasar agama yang menjunjung tinggi tentang
kejujuran dan keadilan. Fakta menunjukkan bahwa Rasullullah SAW telah banyak
memberikan contoh dalam melakukan perdagangan secara adil dan jujur. Prinsip
pasar dalam perdagangan, kedua belah pihak dapat saling menjual dan membeli
barang secara ikhlas artinya tidak ada campur tangan serta intervensi pihak lain
memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materialnya, tetapi juga moralitas, sebagai
sarana untuk mencapai tujuan hidup sebagaimana digariskan dalam agama islam,
mashlahah bagi manusia. Oleh karena itu, produksi juga mencakup aspek tujuan
19
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Asy-syifa, 1998 ), cet.
ke-1, h.156
31
dan hasilnya.20
Syari’at Islam, dimana seluruh kegiatan produksi harus sejalan dengan tujuan dari
konsumsi itu sendiri. Konsumsi seorang muslim dilakukan untuk mencari fallah
berikut:
bumi dengan ilmu dan amalnya. Allah menciptakan bumi dan langit
20
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3EI), Ekonomi Islam, (Jakarta:
Rajawali, 2013), h. 230-231
21
Ibid…, h. 230.
22
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h.
102.
32
beserta segala apa yang ada diantara keduanya karena sifat Rahmaan
apa yang dimilikinya, baik berupa sumber daya alam dan harta dan
Islam.
manusia.
manfaat.
33
material.
pengembangan peradaban.
23
Mustofa Edwin Nasution, Analisis Teori Produksi Dalam Ekonomi Islam dan
Konvensional, (Skripsi Program Sarjana Ekonomi Islam IAIN, Lampung, 2011), h. 14.
34
a. Prinsip Tauhid
SWT dan termotivasi beribadah kepada-Nya. Berdasarkan prinsip ini Allah SWT
menetapkan batasan, aturan dan hukum atas aktivitas produksi yang dilakukan
prinsip tauhid dalam kegiatan produksi terwujud dari produksi yang dihasilkan
berupa produk produk yang halalan toyiban dan terhindar dari unsur ribawi,
konsumen.
24
Fahrudin Sukarno, Etika produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam. (Jakarta: AlAzhar
Pres, 2010), h. 158.
35
sebagainya.
proporsional.25
b. Prinsip Kemanusiaan
manusia dalam islam sebagai hamba Allah dan wakil-Nya di muka bumi. .
identitas manusia ini menjadi penting karena kehidupan dunia diperuntukkan bagi
manusia sebagai ajang untuk menguji coba tingkat keimanan dan ketakwaannya
Allah SWT dan memakmurkan bumi adanya perbedaan kapasitas dan kemampuan
semata-mata berkaitan dengan kegiatan ekonomi tapi juga bentuk pengabdian atau
penyembahan manusia kepada Allah SWT serta relasi antar manusia dengan alam.
25
Fahrudin Sukarno, Etika Produksi Perspektif Agama Islam, di edit dalam Dewan
Pengurus Nasional Fordeby dan Adesy, Ekonomi Dan Bisnis Islam Seri Konsep dan Aplikasi
Ekonomi dan Bisnis Islam, (Jakarta: Raja Grafindo, 2016), h. 267.
36
Di samping itu ada tugas kolektif manusia untuk saling membantu atau bekerja
ini adalah:
c. Prinsip Keadilan
26
Fahrudin Sukarno, Etika Produksi Perspektif Agama Islam, di edit dalam Dewan
Pengurus Nasional Fordeby dan Adesy, h. 258.
37
hidup manusia akan tercapai jika disertai upaya menegakkan keadilan dalam
dan tanggung jawab dan berkewajiban menjalankan semua aspek itu. Di samping
itu keadilan atau keseimbangan adalah karakter alam semesta dan karakter
produksi Islam, bentuk keadilan adalah distributif yang memiliki dua pengertian.
beruntung.
27
Ibid…, h. 259
38
d. Prinsip Kebajikan
kegiatan produksi dalam Islam yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia secara
28
Ibid…, h. 169.
29
Ibid…, h. 261-262
39
disertai larangan merusak dan bertanggung jawab untuk melestarikannya. Hal ini
menjadi manusia yang berkualitas maka setiap perbuatan bebas manusia harus
mengandung implikasi moral dan psikologis yaitu tanggung jawab kepada diri,
a. Shidiq (Jujur)
Seorang pedagang wajib berlaku jujur dalam melakukan usaha jual beli.
Jujur dalam arti luas. Tidak berbohong, tidak menipu, tidak mengada-ngada fakta,
tidak berkhianat, serta tidak pernah ingkar janji dan lain sebagainya. Dalam jual
beli kejujuran adalah hal yang sangat mutlak, karena berbagai tindakan tidak jujur
selain merupakan perbuatan yang jelas-jelas berdosa, jika biasa dilakukan dalam
berdagang juga akan mewarnai dan berpengaruh negatif kepada kehidupan pribadi
dan keluarga pedagang itu sendiri. Bahkan lebih jauh lagi, sikap dan tindakan
30
Adiwarman Karim, Ekonomi Mikro Islam,.., h. 130.
31
Izuddin Khatib At-Tamimi, Bisnis Islami, (Jakarta: Fikahati Aneska, 2004), h. 89
41
Dalam Al-Quran , keharusan bersikap jujur dalam berdagang, berniaga dan atau
berjual beli, sudah diterangkan dengan sangat jelas dan tegas yang antara lain
Artinya: “dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang
lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah
takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban
kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila
kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun ia
adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah yang demikian itu
diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat”.(QS: Al-An’am (6):
152). 32
muamalah pada khususnya untuk berlaku jujur dalam menimbang, menakar dan
yamg sangat keji dan culas lantaran tindak kejahatan tersebut tersembunyi pada
hukum dagang yang telah disahkan baik oleh pemerintah maupun masyarakat atau
mengatasnamakan jual beli atas dasar suka sama suka atau juga disahkan oleh
agama. Selain ancaman azab atau siksa yang di akhirat kelak. Dalam menimbang,
32
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Asy-syifa, 1998 ), cet.
ke-1, h.89
42
Allah.33
Pelaku bisnis wajib berlaku jujur dalam melakukan usaha jual beli. Dalam
arti tidak berbohong dan tidak mengada-ngada berdasarkan fakta tidak berkhianat,
serta tidak pernah ingkar janji. Pelaku bisnis yang curang dan bersikap tidak jujur
tentu dapat merugikan orang lain. Sifat jujur adalah salah satu sifat pada
Al-quran dengan tegas meletakkan konsep dasar halal dan haram yang
dengan harta hendaknya dilihat dan dihukumi dengan kedua kriteria halal dan
haram. Al-Quran membangun konsep halal dan haram dengan penegasan bahwa
jual beli adalah dihalalkan, sedangkan riba diharamkan. Pengharaman riba apapun
mencederai rasa keadilan. Sebab semua bentuk transaksi yang dilakukan dengan
praktik jahat dilarang oleh Islam. Semua larangan itu berdasarkan prinsip “jangan
ada ketidakadilan dan jangan ada penipuan dalam segala aktivitas jual beli yang
dilakukan oleh siapapun, esensi dari bisnis dari bisnis yang tidak dihalalkan
adalah suatu bisnis yang mengandung cara konsumsi yang tidak halal atau
33
Yusuf Qaradhawi, Norma Dan Etika Ekonomi, (Jakarta: Rabbani Press,2001), h. 285
34
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Al-kautsar,2003), h. 125
43
Jual beli yang objeknya yang dilarang dalam syariah atau mengandung
unsur menyeleweng dari Islam yaitu, Khamar, narkoba, daging babi dan hewan
yang disembelih tanpa menyebut nama Allah merupakan hal yang dilarang oleh
Allah.
c. Menepati Janji
Pelaku bisnis juga dituntut untuk selalu menepati janjinya, baik kepada
pembeli maupun pedagang, dan lebih utama lagi menepati janji kepada Allah Swt.
Janji yang harus dilakukan oleh pedagang kepada pembeli dalam bisnis yaitu tepat
waktu dalam pengiriman barang, barang yang berkualitas, warna ukuran dan
jumlah waktu yang tepat. Sementara itu janji kepada Allah yang ditepati oleh
urusan dagang, urusan bisnis jual beli yang sedang ditangani sebagai pedagang
muslim jangan pernah sekali-kali meninggalkan shalat. Lantaran Allah Swt, masih
memberi kesempatan luas untuk mencari dan mendapatkan rezeki setelah shalat,
yakni yang tercermin melalui perintahNya. Bertebaran dimuka bumi ini dengan
bagi penjual, tetapi keberkahan harta dari jual beli harus dijadikan prioritas utama
35
Yusuf Qaradhawi, Norma Dan Etika Ekonomi, (Jakarta: Rabbani Press,2001), h. 289
44
oleh penjual. Salah satu dengan menyembunyikan cacat barang yang diperjual
belikan. Cacat dapat berupa segala sesuatu yang terdapat pada barang atau jual
yang menyebabkan nilai, mutu dan harganya berkurang baik dalam jumlah besar
pembeli tentang barang yang dibeli tidak adanya cacat. Jika penjual tidak
Gharar merupakan sesuatu yang tidak diketahui dengan pasti. Jual beli
gharar ialah jual beli yang tidak pasti hasilnya, kerena tergantung kepada sesuatu
yang belum diketahui yang kadang terjadi, kadang-kadang tidak. Jual beli yang
dilarang dalam Islam sebagai usaha menutup pintu perbuatan maksiat, karena ini
merupakan lubang yang membawa pertentangan apabila barang yang dijual itu
tidak diketahui atau karena ada unsur penipuan, yang memungkinkan salah satu
f. Bersikap Amanah
adalah aset yang sangat berharga di dunia bisnis. Amanah memiliki makna
tanggung jawab melaksanakan setiap dan tugas kewajiban moral yang dibebankan
kepada setiap orang. Baik dalam melaksanakan tugas penghambaan kepada Allah
menjadi kata kunci yang sangat penting, sampai dimana sebuah proses usaha
36
Ibid..., h. 288
37
Mustaq Ahmad, Etika Bisnis Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Al-kautsar,2003), h. 130.
45
ditangani dengan jujur, transparan dan akuantabel. Seorang yang amanah akan
yang tinggi dan sikap penuh tanggung jawab pada setiap individu muslim.
Kumpulan individu dengan kredibilitas dan tanggung jawab yang tinggi akan
fundamental dalam ekonomi dan bisnis, karena tanpa kredibilitas dan tanggung
Pedagang yang Islami harus bertanggung jawab atas setiap usaha, perkerja,
dan jabatan sebagai pedagang atau profesinya. Setiap amanah yang dibebankan
kepada pundak seseorang akan diminta pertanggung jawaban di sisi Allah, oleh
menjadikan sosok yang disegani dalam berbagai kalangan, baik muslim maupun
non muslim, termasuk dalam urusan bisnis. Dengan sifat amanah, para pihak
terkait seperti penjual, pembeli, dan kurir akan memiliki sifat tidak saling
bisnis biasanya atas dasar kepercayaan. Oleh karena itu, amanah adalah
38
Ibid..., h. 131.
BAB III
METODE PENELITIAN
Adapun yang menjadi jenis penelitian ini, adalah studi lapangan (field
pengumpulan data pada lokasi penelitian tertentu, dimana lokasi penelitian yang
dan bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
kelompok-kelompok.2
1
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 15.
2
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 60.
46
47
Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Adapun dalam penelitian ini
populasi yang digunakan adalah seluruh nelayan Lobster yang ada di Gampong
dilakukan dengan pertimbangan bahwa populasi yang ada sangat besar jumlahnya,
sehingga tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh populasi yang ada, sehingga
nelayan lobster yang terdiri dari 5 nelayan lobster tambak yaitu Jul, Baim, Robin,
Hairul, Juan, dan 5 orang nelayan penangkap lobster yaitu Faizal, Lalan, Febri, Jul
dan Sandi.
3
Ibid., 80.
4
Hasil Wawancara dengan Geuchiek Gampong Simeulue Cut Pantai Teluk Kabupaten
Semeulue, pada tanggal 3 Januari 2020.
48
D. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subjek dari
mana data tersebut dapat diperoleh. Sumber data penelitian ini dibedakan menjadi
dua, yaitu:5
1. Data Primer
dari sumber pertama. Yaitu data yang diperoleh langsung dari wawancara dengan
2. Data Sekunder
penulisan hasil penelitian atau bersumber dari media-media baik media masa atau
media lain yang mendukung data utama, seperti: jurnal, artikel, dan lain-lain.
1. Observasi
Sutrisno Hadi, observasi adalah metode ilmiah yang diartikan sebagai pengamatan
5
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek ( Jakarta: Rineka
Cipta,2012), h. 107.
6
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,
(Bandung: Alfabeta, 2013), h. 63.
7
Sutrisno Hadi, Metodologi Research II (Jakarta : Andi Offset, 2011), h. 136.
49
2. Wawancara
informan, disinilah letak yang utama dari penelitian, yakni mengetahui secara
langsung dari objek yang sedang diteliti. Pedoman wawancara yang digunakan
wawancara yang hanya memuat garis besar hal-hal yang akan ditanyakan.
8
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek … h. 158.
9
Lexy J. Moleong, Metodologi Peneltian Kualitatif …h. 186.
50
dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan
penting. Karena pada tahap ini data dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa
telah penulis peroleh dari hasil metode pengumpulan data. Menurut Seiddel proses
3. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
temuan-temuan umum.11
telah diperoleh dari berbagai sumber tidak jauh beda dengan langkah-langkah
analisa data diatas, yaitu: 1) mencatat dan menelaah seluruh hasil data yang
ikhtisar dan mengklasifikasikan data sesuai dengan data yang dibutuhkan untuk
G. Teknik Penulisan
Dalam hal ini penulis mengambil teknik penulisan pada buku panduan
Semeulue
terletak antara 02° 02’ 03’’- 03° 02’ 04’’ Lintang Utara dan 95° 22’ 15’’ – 96° 42’
45’’ Bujur Timur. Merupakan daerah kepulauan terdiri dari ± 57 buah pulau besar
dan kecil, Panjang pulau Simeulue ± 100,2 km dan lebar antara 8 – 28 km.
Dengan luas wilayah daratan pulau besar dan pulau-pulau kecil adalah 212.512
ha. Cakupan wilayah Kabupaten Simeulue, memiliki 138 jumlah desa yang
Cut, Simeulue Tengah, Simeulue Barat, Teupah Tengah, Teupah Selatan, Teupah
Barat, Salang, Alafan dan Teluk Dalam. Data Jumlah Penduduk Kabupaten
Simeulue Cut merupakan salah satu kecamatan yang ada dengan luas
b. Tala Bano terdiri 5 desa yaitu Luas Balu, Sambay, Kuala Baru,
1
http://www.simeuluekab.go.id/index.php/page/5/letak-geografis, diakses pada 2 Januari
2021.
54
55
Kabupaten Semeulue
Tabel 4.1
Jumlah Penduduk Gampong Kecamatan Simeulue Cut Pantai Teluk
Kabupaten Semeulue
Jumlah Penduduk
No. Kecamatan
L P L+P
1 Simeulue Cut 1.666 1.535 3.201
Sumber: Statistik Kabupaten Simeulue Tahun 2020
keseluruhan 3.201.
Setiap melakukan usaha maka tidak luput dari etika produksi yang harus
dilakukan, dalam hal ini memahami akan etika produksi secara Islam sangatlah
Simeulue Cut Pantai Teluk Kabupaten Simeulue dalam menangkap lobster dilaut
yaitu:
2
Ibid.
56
1. Prinsip Tauhid
Prinsip tauhid merupakan salah satu bentuk prinsip yang ada dalam
hubungannya dengan Allah SWT dalam termotiv asi beribadah, maka menyikapi
akan prinsip tauhid setiap nelayan menyikapi dengan pandangan yang berbeda
Sebagai nelayan yang sudah hampir 12 tahun, maka waktu sebagian besar
dihabiskan di dalam laut untuk mencari lobster, terkadang bagi nelayan
berangkat disaat subuh dan kembali menjelang magrib, maka dalam hal ini
sebagai nelayan kurang mampu mengerjakan apa yang diperintahkan dalam
agama karena banyaknya shalat yang ditinggalkan lantaran malas dilakukan
ketika berada di tengah laut, terlebih lagi perahu yang dimiliki tidaklah suci
dari bau amis atau bagus untuk melaksanakan shalat.3
nelayan tersebut terhadap prinsip tauhid belum sempurna dikarenakan shalat bisa
dilakukan di tengah laut, sedangkan perahu yang terkena darah ikan dapat
disucikan dengan air laut. Semestinya para nelayan harus memahami prinsip
tauhid jauh lebih luas yang bukan hanya dengan melakukan ibadah shalat saja,
namun memenuhi setiap perintah Allah SWT juga menjadi inti dari prinsip
ketauhidan.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh nelayan yang memiliki tambak
lobster yaitu:
3
Hasil Wawancara dengan bapak Faizal, Nelayan Penangkap Lobster di Kecamatan
Seumeulu Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 5 Januari 2021.
57
karena melakukan shalat maka harus mengantikan pakaian yang saya miliki
lantaran bau amis yang sangat menyengat, oleh sebab itu saya malas
mengerjakannya .4
tambak mengakui dan memahami bahwa beribadah kepada Allah SWT wajib
dilakukan, namun dengan alasan repot mengganti pakaian setiap masuk waktu
shalat.
Secara hakikat, baju yang dikenakan oleh para penambak lobster bisa
dijaga dengan baik, dengan cara membawa ganti ke lokasi tambak, pemilik
kamar ganti, dengan demikian pemilik tambak dapat membuat peraturan tentang
2. Prinsip Kemanusiaan
produksi islam karena produksi yang dilakukan adalah hubungan manusia dengan
Sesama manusia kita harus saling membantu jika ingin menerapkan prinsip
kemanusiaan, seperti saya membantu nelayan lainnya yang kekurangan alat
dalam menangkap lobster atau memberikan bantuan jika adanya nelayan
yang membutuhkan perahu motor, selama nelayan tersebut juga menjaga
setiap barang yang diminta, mengingat sayapun bukan seorang nelayan yang
memiliki penghasilan lebih banyak hanya saja terkadang ada penghasilan
lebih saya sisihkan hingga mampu saya sediakan setiap alat-alat yang
4
Hasil Wawancara dengan bapak Jul, Pemilik Tambak Lobster di Kecamatan Seumeulu
Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 6 Januari 2021.
58
prinsip yang dijalan dengan tidak saling merugikan antara satu nelayan dengan
nelayan lainnya, namun adanya kerjasama atau saling membantu dalam mencari
satu kunci kesuksesan dalam mengais rezeki, karena dengan silaturrahmi yang
tinggi berdampak kepada hubungan yang saling membantu ketika ada saudara
tidak luput dari suka maupun duka, oleh karena itu bantuan sesama manusia
menjadi salah satu bentuk amal yang terkandung dalam prinsip kemanusiaan.
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh nelayan yang memiliki tambak
lobster yaitu:
5
Hasil Wawancara dengan bapak Faizal, Nelayan Penangkap Lobster di Kecamatan
Seumeulu Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 7 Januari 2021.
59
tambak memahami akan prinsip kemanusia dan dapat dilihat bapak Baim
berusaha menjaga habitat laut agar dapat dirasakan oleh generasi manusia
dikemudian hari.
cara melakukan budidaya namun tidak paham cara menangkap lobster ke laut,
saling berdampingan dan bekerja sama untuk menjaga kelestarian laut, meskipun
3. Prinsip Keadilan
diterapkan dalam dunia produksi, karena prinsip keadilan dalam sebuah produksi
meliputi penetapan harga yang sesuai dengan keadaan pasar sehingga tidak
Harga lobster yang selama ini ada di pasaran merupakan harga menurut
tingkat permintaan dan jumlah barang yang tersedia, seperti di masa covid
jumlah lobter melimpah lantaran minimnya konsumen yang meminta
kiriman lobster baik dari dalam negeri maupun luar negeri, sehingga harga
6
Hasil Wawancara dengan bapak Baim, Pemilik Tambak Lobster di Kecamatan Seumeulu
Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 7 Januari 2021.
60
sangat murah, namun jika jumlah lobter dipasar sangat minim, maka harga
lobster akan meninggi.7
Lalan memahami tentang keseimbangan harga. Pada masa covid-19 harga lobster
lobster tinggi karena tingginya permintaan. Dia memahami bahwa covid-19 ini
kehendak Allah SWT, sehingga harga lobster yang terjadi sesuai dengan keadaan.
Secara kurva permintaan dan penawaran, maka harga jual lobster dapat
P S
(P,Q)
P E
P1 E
1
D1
Q1 Q Q
Keterangan :
P = Harga
Q = Jumlah Barang
7
Hasil Wawancara dengan bapak Lalan, Nelayan Penangkap Lobster di Kecamatan
Seumeulu Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 9 Januari 2021.
61
(Equilibrium) harga lobster sebelum covid 19 terjadi pada saat supplay dan
demand berpotongan pada titik (P,Q). Setelah adanya covid-19, maka jumlah
permintaan menurun sehingga demand shitfting ke bawah menjadi D1. Setelah itu
Menurut saya keadilan itu bisa dilihat dari pemberian harga lobster yang
serupa antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lainnya, namun
harga tersebut akan sedikit dinaikkan jika pembeli dalam jumlah besar yang
berasal dari luar daerah, supaya hasil lobster dapat dirasakan oleh
masyarakat setempat dengan harga yang murah, bukan memperbanyak
pemasokan keluar daerah.8
tambak mengetahui bahwa pemahaman terhadap keadilan itu bisa dilihat dari
harga yang diberikan antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lainnya
setiap konsumen, karena harga jual ikut serta dalam meningkatkan kemakmuran
dari setiap nelayan jika harga dapat ditingkatkan akan memberikan kemudahan
bagi nelayan dalam memenuhi setiap permintaan yang diajukan, namun jika harga
jual dalam ukuran minim, nelayan harus melakukan peminjaman modal yang
8
Hasil Wawancara dengan bapak Robin, Pemilik Tambak Lobster di Kecamatan Seumeulu
Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 6 Januari 2021.
62
4. Prinsip Kebajikan
diterapkan dalam dunia produksi, karena prinsip kebajikan adalah salah satu
prinsip agar tidak melakukan eksploitasi akan sumber daya lobster yang ada di
memahami kalau prinsip kebajikan itu bisa dilakukan melalui penjualan lobster
tanpa harus mengandung bahan pengawet, karena bahan tersebut jika dikonsumsi
secara terus menerus akan berakibat kepada kesehatan manusia. Hal yang serupa
Menurut saya prinsip kebajikan dalam hal ini yaitu dengan memelihara
lobster dengan menggunakan bahan makanan yang tidak berdampak buruk
kepada para konsumsi ketika hendak dijual, seperti formalin atau bahan
lainnya yang sangat besar dampak buruk kepada para konsumen yang
mengkonsumsinya.10
9
Hasil Wawancara dengan bapak Febri, Nelayan Penangkap Lobster di Kecamatan
Seumeulu Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 13 Januari 2021.
10
Hasil Wawancara dengan bapak Hairul, Pemilik Tambak Lobster di Kecamatan
Seumeulu Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 6 Januari 2021.
63
Saya sebagai nelayan selalu berusaha untuk menangkap lobster dengan cara
ramah lingkungan, karena jika menangkap lobster menggunakan bahan
peledak kemungkinan besar terumbu karang rusah dan mengakibatkan
populasi berkurang, namun ada juga para nelayan yang melakukan dengan
cara peledak, namun akan ditangkap oleh pihak kelautan jika ketahuan.11
memahami jika menangkap lobster yang baik harus dengan ramah lingkungan
agar terjaga hingga anak cucuk dimasa mendatang. Hal yang serupa juga
tambak memahami akan prinsip kebajikan itu patut dilakukan karena dengan
prinsip yang harus ada di dalam produksi Islam, sebagaimana pemahaman salah
11
Hasil Wawancara dengan bapak Baim, Nelayan Penangkap Lobster di Kecamatan
Seumeulu Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 7 Januari 2021.
12
Hasil Wawancara dengan bapak Jul, Pemilik Tambak Lobster di Kecamatan Seumeulu
Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 7 Januari 2021.
64
lobster memahami akan prinsip kebebasan itu salah satunya dengan tidak
besar akibat yang dirasakan, dalam hal ini kebebasan tetap dalam batas kewajaran
selama tidak merugikan alam maupun manusia yang lainnya, karena bebas
bersifat umum yang dapat dikaitkan dengan berbagai aspek, begitu halnya dengan
kebebasan dalam melakukan penangkapan tanpa ada sifat percaloan, atau sifat
area dan wilayah tertentu yang dikuasai oleh kelompok tertentu sangatlah
Usaha yang baik adalah usaha yang dilakukan atas bentuk kerjasama tanpa
seseorang tidak ada yang dapat diketahui kapan ada dan tiada, begitu halnya
rezeki seorang nelayan lobster tidak bisa ditebak mengingat musim, dan keadaan
laut yang berubah-rubah maka tidak diherankan jika sehari dapat menghasilkan
lebih banyak ketika nelayan yang satu melakukan penangkapan, namun akan jauh
13
Hasil Wawancara dengan bapak Sandi, Nelayan Penangkap Lobster di Kecamatan
Seumeulu Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 10 Januari 2021.
65
berbeda dihari kemudian ketikan nelayan lain yang ikut menangkapnya secara
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh nelayan yang memiliki tambak
lobster yaitu:
setempat, tidak hanya itu pemilik tambah memahami kalau prinsip kehendak
bebas itu dilakukan dengan tidak mengekang para pekerja jika hendak keluar dari
tempat pekerjaannya, selain itu tanggung jawab yang harus dimilikinya yaitu
jangan menjual hasil lobster yang tidak berkualitas atau mengandung bahan yang
berbahaya.
masyarakat akan indah dirasakan jika masyarakat di sekitar juga ikut merasakan
kemelaratan yang diberikan bagi lingkungan sekitar, maka dalam hal ini pihak
14
Hasil Wawancara dengan bapak Juanl, Pemilik Tambak Lobster di Kecamatan Seumeulu
Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 7 Januari 2021.
66
penangkap lobster dan penambak lobster, maka peneliti mengetahui bahwa para
nelayan lobster paham akan etikan produksi Islam, hanya saja dari seluruh etika
yang ada masih terdapat nelayan lobster yang tidak memahami secara sempurna
prinsip tauhid dan prinsip keadilan, ditambah dengan dorongan sifat pemalas yang
kepada Allah SWT dianggap tidak terlalu penting, begitu halnya dengan prinsip
keadilan yang sebagian besar nelayan lobster memberikan harga yang bervariasi
Etika produksi seorang nelayan tidak terlepas dari ketentuan dalam agama,
seperti halnya dengan etika produksi yang harus dimiliki oleh setiap nelayan
1. Prinsip Tauhid
Prinsip tauhid merupakan salah satu prinsip yang sebagian besar para
kepada sang maha pecipta, sebagaimana ungkapan dari salah satu nelayan bahwa:
67
berusaha untuk tetap melaksanakan shalat, dengan cara yang dibolehkan di dalam
Islam, sehinga tidak ada waktu shalat yang terlewatkan atau terlupakan. Hal yang
Setiap keinginan ada dalam berusaha untuk melakukan shalat, namun hal ini
tidak terwujud, karena sifat malas yang saya miliki, namun untuk sekarang
ini saya akan berusaha untuk dapat menjalankan perintah agama karena
selama bekerja perintah tersebut terabaikan, dan saya mengakui akan hal
tersebut.16
tambak belum mampu untuk dilakukan secara maksimal karena sifat malas yang
dimilikinya belum mampu untuk dirubah atau belum mampu untuk menjadi
kurang (one day fishing), jika turun melaut di waktu subuh/pagi atau sore/malam
hari mereka akan kernbali lagi di waktu pagi hari besoknya, begitu juga nelayan
biasanya rnereka turun di atas jam tujuh malam dan akan kernbali lagi di waktu
pagi hari untuk langsung menjual hasil tangkapan lobster dalam kondisi hidup.
15
Hasil Wawancara dengan bapak Baim, Pemilik Tambak Lobster di Kecamatan Seumeulu
Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 7 Januari 2021.
16
Hasil Wawancara dengan bapak Jul, Pemilik Tambak Lobster di Kecamatan Seumeulu
Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 6 Januari 2021.
68
20 hari dalam sebulan dengan empat hingga enam bulan musim penangkapan
lobster, namun ada juga beberapa nelayan melakukan penangkapan kurang dari
waktu tersebut tapi ada juga nelayan yang melakukan penangkapan sepanjang
Tindakan seperti itu yang dilakukan oleh para nelayan lobster bisa
dikatakan hampir seluruhnya dan alasan yang sama ketika peneliti menanyakan
ketimbang keuntungan dunia. Seperti firman Allah SWT dalam surat An- Nur: 37
sebagai berikut:
(dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari
akhirat. Sehingga jika datang waktu shalat, mereka harus menghentikan aktivitas
hanya satu nelayan yang berusaha untuk melakukan shalat walaupun dalam
bentuk jamak sedangkan yang lain masih dalam berusaha atau masih belum
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa para nelayan lobster yang ada
di Kecamatan Seumeulu Cut sebagian besar tidak sesuai dengan prinsip tauhid,
karena shalat tidak tepat waktu lantaran sibuk mencari lobter di tengah laut
cara agar tidak meninggalkan shalat karena keuntungan akhirat pasti lebih utama
19
Johan Arifin, Etika Bisnis Islami, (Semarang: Walisongo Press, 2009), h. 162.
70
kepada Allah dan rasulnya sehingga mereka tega meninggalkan Rasulullah yang
2. Prinsip Kemanusiaan
adalah menjaga sumber daya alam agar tetap terjaga dengan baik hingga dapat
melihat kalau para nelayan yang ada di Kecamatan Pantai Cut melakukan
lobster sangat bervariasi dari tanpa armada (berenang secara manual dengan
bantuan alat apung ban), perahu dayung, parahu motor dan kapal motor (boat).
hasil penelitian umumnya dengan menggunakan perahu motor atau dalam bahasa
daerah lebih dikenal dengan robin, armada lainnya seperti dengan bantuan ban
dalam mobil atau berenang manual serta yang menggunakan perahu dayung dan
armada perahu benmotor berbobot kurang dua gross tonase ini sesuai dengan
habitat dari lobster itu sendiri yang umumnya berada pada daerah terumbu karang
tangkapan tidak terlalu jauh bahkan di daerah tertentu nelayan dapat melakukan
20
Veithzal Rivai, Islamic Marketing, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012), h. 96.
21
Hasil Observasi, Nelayan Lobster di Kecamatan Seumeulu Cut Kabupaten Seumeulu,
pada tanggal 8 Januari 2021.
71
maka sudah sepatutnya nelayan lobster harus menjaga kondisi ekosistem terumbu
karang sebagai fishing ground area mereka sehingga keberlanjutan usaha meraka
sedangkan alat tangkap lainnya sangat jarang digunakan, dimana untuk jaring,
penggunaan alat tangkap lobster jenis-jenis alat tangkap sama dengan jawaban
menyelam kondisi ini telah dilakukan nelayan semenjak komoditi lobster laku
diperjualbelikan hal ini selain faktor kebiasaan juga menurut nelayan dengan
metode ini lebih pasti untuk memperoleh hasil tangkapan lobster yang terutama
menyelam secara kesehatan sangat beresiko apalagi menyelam dengan alat bantu
kompresor angin yang secara peraturan telah dilarang .clan serin mengakibatkan
dengan memberikan pelatihan penyelaman yang sehat dan benar untuk itu
22
Ibid
23
Firdaus, Panglima Laut di Simeulue Cut Kabupaten Simeulue, (Wawancara: 27 Oktober
2020)
72
nelayan lobster.24
bahwa para nelayan lobster yang ada di Kecamatan Seumeulue Cut melakukan
prinsip kemanusiaan, karena alat yang digunakan dan teknik penangkapan masih
sangat tradisional, sehingga lobster dan terumbung karan dapat terjaga dengan
baik.
3. Prinsip Keadilan
dikatakan kurang adil. Hal ini di sebbakan adanya perbedaan harga antara
pelanggan sekitar daerah dengan pelanggan yang berasal dari luar daerah, karena
ketidak adilan harga yang akan dikurangi jika pembelinya adalah kerabat, maka
Harga lobster semestinya itu harus adil dilakukan, baik bagi warga di
daerah sendiri maupun warga yang berasal dari luar daerah, karena keadilan harga
sangat besar pemicu keinginan pembeli untuk membelinya kembali, begitu halnya
konsumen jika kedapatan timbangan yang kurang pas, namun alangkah baiknya
24
Ibid
25
Hasil Observasi, Nelayan Lobster di Kecamatan Seumeulu Cut Kabupaten Seumeulu,
pada tanggal 9 Januari 2021.
26
Firdaus, Panglima Laut di Simeulue Cut Kabupaten Simeulue, (Wawancara: 27 Oktober
2020)
73
benar, karena hal itu merupakan perilaku yang terbaik dan membawa akibat yang
Artinya: dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah
dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih
keseimbangan atau keadilan dalam menjalankan transaksi jual beli, karena harga
yang diberikan dipasaran sesuai dengan keinginan nelayan dan orang yang
dikenalnya.
4. Prinsip Kebajikan
kegiatan produksi dalam Islam yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia secara
adalah menjaga kualitas lobster yang diperjual belikan dan juga tidak
menggunakan alat yang dapat merusak terumbu karang yang ada di laut.
27
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Asy-syifa, 1998 ), cet.
ke-1, h. 94
74
lobster selalu menjaga kesegaran lobster dengan tidak memberikan bahan yang
berbahaya kedalam lobster, hanya dengan memberikan es batu atau sejenis garam
konsumen.28
konsumen
kebebasan itu sudah ada sejak manusia dilahirkan dimuka bumi ini. Namun, sekali
lagi perlu ditekankan bahwa kebebasan yang ada dalam diri manusia bersifat
terbatas, sedangkan kebebasan yang tak terbatas hanyalah milik Allah SWT
semata.
Prinsip kehendak bebas yang diwujudkan oleh pihak nelayan lobster yang
ada di Seumeulu Cut dengan memberikan kebebasan penjual lain untuk berjualan
di dekatnya serta tidak memberikan harga dibawah harga standar untuk menarik
pembeli dan jika pembeli hendak membeli di tempat lain, maka tidak ada unsur
paksaan bagi konsumen tersebut. Selain itu masyarakat dapat bekerja di tempat
budidaya lobster itu dilakukan, dan tidak ada paksaan jika hendak menjadi
28
Hasil Observasi, Nelayan Lobster di Kecamatan Seumeulu Cut Kabupaten Seumeulu,
pada tanggal 7 Januari 2021.
75
UU N0.8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen pada Pasal 15, menyatakan
bahwa “pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa yang dilarang
melakukan pemaksaan atau cara lain yang dapat menimbulkan gangguan baik
Perlu disadari oleh setiap muslim, bahwa dalam situasi apa pun, ia di
karena itu ” kebebasan memilih” dalam hal apa pun, termasuk dalam bisnis.30
Dan semua aspek kehidupannya bukan suatu aspek kehidupannya bukan suatu
yang terbebas dari sebuah tanggungjawab. Rasa tanggung jawab itu tentunya
kehidupan sehari-hari melalui perbuatan. Dalam dunia bisnis hal semacam itu
juga sangat berlaku. Setelah melaksanakan segala aktifitas bisnis dengan berbagai
bentuk kebebasan, bukan berarti semuanya selesai saat tujuan yang dikehendaki
29
Hasil Wawancara dengan bapak Juanl, Pemilik Tambak Lobster di Kecamatan Seumeulu
Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 7 Januari 2021.
30
Muhammad Djakfar, Etika Bisnis dalm Perspektif islam, (Malang:UIN Malang Press,
2007), h. 16
76
tercapai, atau ketika sudah mendapatkan keuntungan. Semua itu perlu adanya
Prinsip tanggung jawab yang sangat jelas harus dimiliki adalah dengan
tidak merusak lingkungan laut dan habitat di dalamnya. Potensi lingkungan yang
rusak di akibatkan dari tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Sering
Makna yang terkandung dari ayat tersebut adalah dari semua nikmat dan
karunia yang telah Allah berikan kepada manusia untuk dapat dikelola menjadi
31
Departemen Agama RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang: Asy-syifa, 1998 ), cet.
ke-1, h.69
77
Berdasarkan hasil peneliti diketahui dari lima prinsip yaitu prinsip tauhid,
prinsip keadilan dan juga prinsip tauhid, maka oleh sebab itu peneliti menkaji
kembali kendala yang didapatkan sehingga sangat sulit untuk menerapkan kedua
prinsip tersebut.
ketentuan yang ada dalam agama, sangatlah besar dampak atas keinginan dan
dalam memenuhi setiap aturan yang semestinya dilakukan, oleh karena itu peneliti
32
Hasil Wawancara dengan bapak Faizal, Nelayan Penangkap Lobster di Kecamatan
Seumeulu Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 5 Januari 2021.
78
kendala yang utama dalam ketidak mampuan nelayan lobster dalam menjalani
prinsip tauhid yaitu kurangnya iman dalam hati, akibatnya kewajiban yang
dikenakan tidak layak, lokasi yang jauh dari pemukiman di saat berada di tengah
laut, tempat yang kurang bersih dan alasan yang lainnya, namun pada intinya sifat
malas yang kurang iman dalam hati seseorang menjadi pemicu ketidak mampuan
Selain dari ibadah shalat, peneliti juga mengali kembali tentang prinsip
tauhid yang lainnya dan itu jelas terlihat dilakukan dengan tidaknya ketika waktu
tiba yaitu ibadah puasa. Maka kendala yang sama juga diungkapkan oleh nelayan
dalam hati dan sifat malas yang dibudidayakan sehingga prinsip tauhid tidak bisa
33
Hasil Wawancara dengan bapak Sandi, Nelayan Penangkap Lobster di Kecamatan
Seumeulu Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 10 Januari 2021.
79
harga lobster kepada setiap konsumen yang membelinya, ketika konsumen yang
datang merupakan penduduk luar, maka harag lobster akan dinaikkan, berbeda
dengan konsumen setempat yang akan diberikan harga yang miring, sehingga
Hal yang serupa juga diungkapkan oleh nelayan yang memiliki tambak
lobster yaitu:
34
Hasil Wawancara dengan bapak Jul, Nelayan Penangkap Lobster di Kecamatan
Seumeulu Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 7 Januari 2021.
35
Hasil Wawancara dengan bapak Baim, Pemilik Tambak Lobster di Kecamatan Seumeulu
Cut Kabupaten Seumeulu, pada tanggal 7 Januari 2021.
80
tidak secara maksimal diterapkan yang semestinya harus ada mengingat sesama
A. Kesimpulan
berikut:
kebebasan dan tanggung jawab hanya dua etika yang kurang dipahami
oleh nelayan lobster yaitu prinsip tauhid dikarenakan banyak nelayan lebih
leluarsa meninggalkan shalat dengan alasan malas atau pakaian dan tempat
yang ada saat itu tidak suci, sedangkan prinsip keadilan juga kurang
dengan tidak dikenal atau dengan penduduk setempat dan penduduk diluar
larangan sesama nelayan untuk pekerjaan yang sama serta selalu berusaha
81
82
B. Saran-saran
1. Untuk Nelayan
perintah Allah SWT demi kekayaan dari meraut rezeki dari Allah SWT.
Buku
Al-Kaaf, Abdullah Zaky, Ekonomi dalm Perspektif Islam, Bandung: Pustaka Setia
Pertama, 2002.
Alfan, Muhammad, Pengantar Filsafat Nilai, Bandung: Pustaka Setia, 2016.
Alma, Buchari, Dasar-Dasar Etika Bisnis islam, Bandung: Alfabeta, 2003.
Nasution, Mustafa Edwin, Analisis Teori Produksi Dalam Ekonomi Islam dan
Konvensional, Skripsi Program Sarjana Ekonomi Islam IAIN, Lampung,
2011.
Naqvi, Syed Nawab Haider, Menggagas Ilmu Ekonomi Islam, terj. M. Saiful
Anam dan Muhammad Ufuqul Mubin, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2009.
Putong, Iskandar, Economics Pengantar mikro dan Makro, Jakarta,Mitra Wacana
Media, 2010.
Qaradhawi, Yusuf, Norma Dan Etika Ekonomi, Jakarta: Rabbani Press,2001.
Rahmaniyah, Istigfarotul, Pendidikan Etika, Malang: UIN-Maliki Press, 2017.
Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula,
Bandung: Alfabeta, 2013.
Rivai, Veithzal, Islamic Marketing, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2012.
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012.
Sukarno, Fahrudin, Etika produksi dalam Perspektif Ekonomi Islam. Jakarta:
AlAzhar Pres, 2010.
Sukarno, Fahrudin, Etika Produksi Perspektif Agama Islam, di edit dalam Dewan
Pengurus Nasional Fordeby dan Adesy, Ekonomi Dan Bisnis Islam Seri
Konsep dan Aplikasi Ekonomi dan Bisnis Islam, Jakarta: Raja Grafindo,
2016.
Sukmadinata, Nana Syaodi, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung:Remaja
Rosdakarya, 2013.
Suseno, Franz Magniz, Etika Dasar Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral,
Yogyakarta: Kanisius, 2017.
Tadjoedin, Achmad Ramzy , dkk, Berbagai Aspek Ekonomi Islam,
Yogyakarta: Tiara Waca, 2012.
Website
Eko Wahyuni, Naik Hampir Dua Kali Lipat, Ekspor Bneih Lobster Agustus 2020
capai USS 6,4 Juta. Dipublikasikan pada 21 Sesptember 2020.
https://bisnis.tempo.co/read/1388665/naik-hampir-dua-kali-lipat-ekspor-
benih-lobster-agustus-2020-capai-us-64-juta/full&view=ok. Diakses pada
12 Sesptember 2020.
http://www.simeuluekab.go.id/index.php/page/5/letak-geografis, diakses pada 2
Oktober 2019
Kabupaten Simeulue, https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Simeulue, diakses
pada 10 Juli 2020.
Ruslam Gilmashin, Benih dilarang Ekspor Lobster Benderang, Online.
Dipublikasikan 04 Januari 2020.
https://katadata.co.id/0/analisisdata/5e9a57af96532/benih-dilarang-
ekspor-lobster-benderang. dikases pada 15 Desember 2020.
Suhana, Lobsternomics (2): Kinerja Ekspor Lobster Triwulan 1 2019.
Dipublikasikan 07 Mei 2019.
https://suhana.web.id/2019/05/07/lobsternomics-2-kinerja-ekspor-
lobster-triwulan-1-2019/. Diakses pada 15 Desember 2020.
Surya Pos, Pengertiaan Ekonomi Islam, Artikel di akses pada tanggal 10 Mei
2018 dari http://www.suryapost.com/2010/12/pengertian-ekonomi-islam-
html.
Jurnal
Armen Zulham dan Zahri Nasution, Bisnis Lobster di Simeulue: Keragaan
Perdagangaan dan Kabijakan Inovasi Budidaya. Pusat Penelitian Sosial
Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 2016.
Indonesia, Undang-Undang tentang Perikanan,UU No. 31 Tahun 2004. LN 25.
Martahadi, Potensi Ekonomi Perikanan dan Kontribusinya Terhadap Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten Simeulue. Prodi Ekonomi
Pembagunan, Fakultas Ekonomi Universitas Samudera, 2017, vol. 1.
Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2007.
Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan RI Tentang Larangan Penangkapan
Atau Pengeluaran Lobster, Kepiting, Dan Ranjungan Dari Negara
Indonesia, Tahun 2016. Nomor 12/Permen-KP.
Ramadhani, Pemberdayaan hasil Perikanan masyarakat pesisir Pantai Jakat
Dalam meningkatkan pendapatan perspektif Ekonomi Islam. Prodi
Syariah, Fakultas ekonomi dan Bisnis islam IAIN Bnegkulu, 2017.
Riesti Triyanti dan Risna Yusuf, Analisis Manajemen Rantai Pasok Lobster (Studi
Kasus di Kabupaten Simeulue, Aceh), Balai Besar Penelitian Sosial
Ekonomi Kelautan dan Perikanan, 2015.
Taufik Hidayat, Analisis Konstribusi Budidaya kerang Hijau terhadap
Pendapatan Masyarakat Perspektif Ekonomi Islam (studi di Pulau
Pasaran Kelurahan Kota Karang Kecamatan Teluk Betung Timur Kota
Bandar Lampung. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negeri Raden Intan Lmapung, 2019.
T. Amarullah, dkk, strategi Peningkatan Pendpatan Nelayan Skala Kecil
Berkelanjutan Mlelaui Pemanfaatan Potensi Gurita di Kabupaten
Simeulue Provinsi Aceh). Prodi Perikanan dan Ilmu Kleautan, Jurnal
Volume 7, 2020.
Yana Lestari, Analsiis Pendapatan Masyarakat Pesisir Melalui Budidaya Lobster
(penulirus sp) pada Fase Pembesaran di Desa Tanjung Luar Kecamatan
Keruak Kabupaten Lombok Timur. Prodi Pemnafaata Sumber Daya
perikanan, Fakultas Perikan Universitas Gunung Rinjani Selong, 2019.
PEDOMAN WAWANCARA
3 Apa saja kendala bagi nelayan 1. Apa saja yang kendala bapak dapatkan
lobster di Gampong Simeulue dalam menerapkan etika produksi islam?
Cut Pantai Teluk Kabupaten 2. Apa terasa sulit untuk bapak menerapkan
Simeulue untuk menjalankan etika produksi islam seperti prinsip tauhid
etika produksi islam? dan keadilan?
TRANSKRIP PEDOMAN WAWANCARA
1. Bapak : Faizal
Pertanyaan :
1. Sejak kapan anda menjadi nelayan lobster?
2. Apakah anda menangkap lobster setiap hari?
3. Selain menangkap lobster di laut lepas, apakah anda
juga melakukan budidaya lobster?
4. Apakah anda memahami tentang prinsip tauhid dalam
produksi secara islam?
5. Apakah anda memahami tentang prinsip kemanusiaan
dalam produksi secara islam?
6. Apa saja yang kendala bapak dapatkan dalam
menerapkan etika produksi islam?
7. Apa terasa sulit untuk bapak menerapkan etika
produksi islam seperti prinsip tauhid dan keadilan?
Jawaban :
a. Keseharian yang dilakukan di tambak lobster adalah merawat lobster dan
pekerjaan ini sudah dilakukan hampir 15 tahun yang sebelumnya
pekerjaan hanya menjadi nelayan penangkap lobster di laut lepas, maka
menurut prinsip tauhid saya sendiri masih kurang memahaminya dan itu
bukan hanya saya sendiri tapi juga sebagian besar nelayan yang ada,
termasuk saya, karena melakukan shalat maka harus mengantikan pakaian
yang saya miliki lantaran bau amis yang sangat menyengat, oleh sebab itu
saya malas mengerjakannya.
b. Sesama manusia kita harus saling membantu jika ingin menerapkan
prinsip kemanusiaan, seperti saya membantu nelayan lainnya yang
kekurangan alat dalam menangkap lobster atau memberikan bantuan jika
adanya nelayan yang membutuhkan perahu motor, selama nelayan
tersebut juga menjaga setiap barang yang diminta, mengingat sayapun
bukan seorang nelayan yang memiliki penghasilan lebih banyak hanya
saja terkadang ada penghasilan lebih saya sisihkan hingga mampu saya
sediakan setiap alat-alat yang dibutuhkan dalam penangkapan lobster,
bahkan saya sendiri dulunya sebelum memiliki alat sendiri sering
meminjam atau meminta bantua kepada nelayan yang lainnya, sehingga
hubungan yang terjalin di antara kami harus saling menjaga.
c. Melakukan shalat merupakan hal kewajiban, namun namanya manusia
yang kurang iman sangat sulit untuk menuruti akan anjuran agama,
padahal di dalam Islam sangat memudhakan umat nya untuk dalam segala
usuran begitu halnya dalam urusan shalat hanya saja sebagian besar para
nelayan tidak mmapu melakukannya dengan alasan karena lokasi yang
jauh dari pemukiman, lupa membawa baju ganti, tempat yang kurang
bersih dan kurangnya iman dalam hati
Tanda Tangan
Faizal
TRANSKRIP PEDOMAN WAWANCARA
2. Bapak : Lalan
Pertanyaan :
1. Apakah anda memahami tentang prinsip keadilan
dalam produksi secara islam?
Jawaban : Harga lobster yang selama ini ada di pasaran
merupakan harga menurut tingkat permintaan dan
jumlah barang yang tersedia, seperti di masa covid
jumlah lobster melimpah lantaran minimnya konsumen
yang meminta kiriman lobster baik dari dalam negeri
maupun luar negeri, sehingga harga sangat murah,
namun jika jumlah lobtser dipasar sangat minim, maka
harga lobster akan meninggi
Tanda Tangan
Lalan
TRANSKRIP PEDOMAN WAWANCARA
3. Bapak : Febri
Pertanyaan :
1. Apakah anda memahami tentang prinsip kebajikan
dalam produksi secara islam?
Jawaban : Harga lobster yang selama ini ada di pasaran
merupakan harga menurut tingkat permintaan dan
jumlah barang yang tersedia, seperti di masa covid
jumlah lobster melimpah lantaran minimnya konsumen
yang meminta kiriman lobster baik dari dalam negeri
maupun luar negeri, sehingga harga sangat murah,
namun jika jumlah lobtser dipasar sangat minim, maka
harga lobster akan meninggi
Tanda Tangan
Febri
TRANSKRIP PEDOMAN WAWANCARA
4. Bapak : Baim
Pertanyaan :
1. Apakah anda memahami tentang prinsip kebajikan
dalam produksi secara islam?
2. Bagaimana cara bapak menerapkan prinsip tauhid pada
saat budidaya dan menangkap lobster?
3. Apa saja yang kendala bapak dapatkan dalam
menerapkan etika produksi islam?
4. Apa terasa sulit untuk bapak menerapkan etika
produksi islam seperti prinsip tauhid dan keadilan?
Jawaban :
a. Saya sebagai nelayan selalu berusaha untuk menangkap lobster dengan
cara ramah lingkungan, karena jika menangkap lobster menggunakan
bahan peledak kemungkinan besar terumbu karang rusah dan
mengakibatkan populasi berkurang, namun ada juga para nelayan yang
melakukan dengan cara peledak, namun akan ditangkap oleh pihak
kelautan jika ketahuan.
b. Sebagai nelayan lobster sesekali pernah melakukan shalat tepat waktu,
namun mengingat lokasi dan tempat terkadang yang tidak memungkinkan
maka keseringan melakukan shalat jamak, misalnya shalat dhuhur di jama’
keashar karena lokasi untuk menangkap lobster sangatlah jauh dari daratan
jadi ketika menjelang sore hari baru pulang walaupun lobster yang
didapatkan masih kurang, mengingat shalat dhuhur maupun ashar yang
belum dilakukan.
c. Saya penambak lobster harus mengunrangi karyawan selama pandemi
covid-19, mengingat budidaya lobster yang saya lakukan selama ini
kurangnya peminat, sehingga para karyawan menjadi akibat dari
minimnya penjualan maka pengurangan karyawan juga harus dilakukan
dalam menutupi kerugian yang besar, maka karyawan yang biasanya saya
keluarkan diluar dari kerabat yang dekat, maka dalm hal ini keadilan
kurang diterapkan.
Tanda Tangan
Baim
TRANSKRIP PEDOMAN WAWANCARA
5. Bapak : Sandi
Pertanyaan :
1. Apakah anda memahami tentang prinsip kehendak
bebas dna tanggung jawab dalam produksi secara
islam?
2. Apa saja yang kendala bapak dapatkan dalam
menerapkan etika produksi islam?
3. Apa terasa sulit untuk bapak menerapkan etika
produksi islam seperti prinsip tauhid dan keadilan?
Jawaban :
a. Menurut saya pahami prinsip kebebasan itu dilakukan dengan tidak
membatasi produksi atau larangan kepada nelayan lain untuk melakukan
pekerjaan yang sama, sehingga tidak ada kebencian diantara sesama
nelayan, karena rezeki sudah diatur oleh yang maha kuasa, sedangkan
tanggung jawab itu dilakukan dengan tidak luput dari membayar zakat,
infak dan menjaga kelestarian alam agar tidak rusak dan kesejahteraan
dapat dirasakan oleh masyarakat sekitar.
b. Dibulan Ramadhan, saya mengakui banyak puasa yang saya tinggalkan,
karena terlalu capek melakukan penangkapan lobster di laut lepas,
ditambah lagi ketidakmampuan saya menjaganya ketika berada di dalam
air, sehingga banyak hal yang terlupakan, padahal itu merupakan hal yang
wajib dilakukan oleh umat Islam, mengingat puasa hanya ada dalam
setahun satu bulan, maka dalam hal ini bukan hanya saya saja, namun
sebagian besar masyarakat melupakan hal tersebut, dan perlu adanya
pembinaan lebih lanjut dari diri sendiri untuk dapat mengubah setiap hal
yang buruk menjadi lebih baik.
Tanda Tangan
Sandi
TRANSKRIP PEDOMAN WAWANCARA
1. Bapak : Jul
Pertanyaan :
1. Sejak kapan anda menjadi nelayan lobster?
2. Apakah anda menangkap lobster setiap hari?
3. Selain menangkap lobster di laut lepas, apakah anda
juga melakukan budidaya lobster?
4. Apakah anda memahami tentang prinsip tauhid dalam
produksi secara islam?
5. Apakah anda memahami tentang prinsip kebajikan
dalam produksi secara islam?
6. Bagaimana cara bapak menerapkan prinsip tauhid pada
saat budidaya dan menangkap lobster?
7. Apa saja yang kendala bapak dapatkan dalam
menerapkan etika produksi islam?
8. Apa terasa sulit untuk bapak menerapkan etika
produksi islam seperti prinsip tauhid dan keadilan?
Jawaban :
a. Keseharian yang dilakukan di tambak lobster adalah merawat lobster dan
pekerjaan ini sudah dilakukan hampir 15 tahun yang sebelumnya
pekerjaan hanya menjadi nelayan penangkap lobster di laut lepas, maka
menurut prinsip tauhid saya sendiri masih kurang memahaminya dan itu
bukan hanya saya sendiri tapi juga sebagian besar nelayan yang ada,
termasuk saya, karena melakukan shalat maka harus mengantikan pakaian
yang saya miliki lantaran bau amis yang sangat menyengat, oleh sebab itu
saya malas mengerjakannya
b. Saya melakukan budidaya lobster karena menjaga kelestarian lobter untuk
bisa berkembak biak melalui penetasan benih-benih lobter yang bukan
hanya berdasarkan dari populasi yang ada di laut lepas, oleh karena itu
budidaya lobter sangatlah perlu dilakukan agar terjaga habitatnya hingga
dikemudian hari generasi penerus dapat menemukan dan merasakan lobter
yang melimpah di Simeulue
c. Setiap keinginan ada dalam berusaha untuk melakukan shalat, namun hal
ini tidak terwujud, karena sifat malas yang saya miliki, namun untuk
sekarang ini saya akan berusaha untuk dapat menjalankan perintah agama
karena selama bekerja perintah tersebut terabaikan, dan saya mengakui
akan hal tersebut.
d. Harga lobster untuk sekarang ini tidak stabil mengingat minimnya
permintaan baik di dalam daerah maupun luar daerah, sehingga ketika ada
peluang besar yang datang dari luar dearah dengan permintaan yang tinggi,
maka harga yang semestinya diberikan sedikit harus ditambahkan lantaran
peluang tersebut tidak akan datang kedua kalinya.
Tanda Tangan
Jul
TRANSKRIP PEDOMAN WAWANCARA
2. Bapak : Robin
Pertanyaan :
1. Apakah anda memahami tentang prinsip keadilan
dalam produksi secara islam?
Jawaban :
a. Menurut saya keadilan itu bisa dilihat dari pemberian harga lobster yang
serupa antara konsumen yang satu dengan konsumen yang lainnya, namun
harga tersebut akan sedikit dinaikkan jika pembeli dalam jumlah besar
yang berasal dari luar daerah, supaya hasil lobster dapat dirasakan oleh
masyarakat setempat dengan harga yang murah, bukan memperbanyak
pemasokan keluar daerah
Tanda Tangan
Robin
TRANSKRIP PEDOMAN WAWANCARA
3. Bapak : Hairul
Pertanyaan :
2. Apakah anda memahami tentang prinsip kebajikan
dalam produksi secara islam?
Jawaban :
a. Menurut saya prinsip kebajikan dalam hal ini yaitu dengan memelihara
lobster dengan menggunakan bahan makanan yang tidak berdampak buruk
kepada para konsumsi ketika hendak dijual, seperti formalin atau bahan
lainnya yang sangat besar dampak buruk kepada para konsumen yang
mengkonsumsinya
Tanda Tangan
Hairul
TRANSKRIP PEDOMAN WAWANCARA
4. Bapak : Juan
Pertanyaan :
1. Apakah anda memahami tentang prinsip kehendak
bebas dna tanggung jawab dalam produksi secara
islam?
Jawaban :
a. Menurut saya pemahaman terhadap kebebasan itu dilakukan dengan
membebaskan masyarakat sekitar bekerja di tambak milik saya, dalam
hal ini saya membantu masyarakat sekitar dalam urusan perekonomian
keluarga, tidak hanya itu saya membebaskan karyawan untuk bekerja
dengan saya atau memilih tambak lain, karena saya akan
memperkerjakan karyawan yang bekerja sesuai dengan harapan saya
selain itu saya juga memiliki tanggung jawab dengan melakukan
transaksi jual beli yang halal melalui barang lobster yang saya miliki
Tanda Tangan
Juan
LEMBAR OBSERVASI
PENELITI
MEWAWANCARAI
NARA SUMBER
PENELITI
MEWAWANCARAI
NARA SUMBER
Loaksi Budidaya
Lobster
PENELITI
MEWAWANCARAI
NARA SUMBER
PENELITI
MEWAWANCARAI
NARA SUMBER
PENELITI
MEWAWANCARAI
NARA SUMBER
PENELITI
MEWAWANCARAI
NARASUMBER