Anda di halaman 1dari 15

LITERASI DIGITAL PADA PEREMPUAN PELAKU USAHA

PRODUKTIF DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Dhyah Ayu Retno Widyastuti, Ranggabumi Nuswantoro,


dan Thomas Adi Purnomo Sidhi
Universitas Atma Jaya Yogyakarta Jalan Babarsari Nomor 6 Yogyakarta 55281,
Telp 0274-487711.
Email: ayucahindu@gmail.com

Abstract
This research aims at identifying the reality of women activities in using digital media. This research was
conducted at Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) in Daerah Istimewa Yogyakarta. Using qualitative
research approach to observe information among informants, this resaerch found that women have limited
access to information and communication technology. Women used digital media to get information to support
their activities. They used mobile phone and personal computer to access the internet. The use of mobile phone
was more than personal computer. Based on the result, this research recommends that digital literacy played
important role to sustain women activities. The process of adoption of innovative technologies enhances women
capability to improve UMKM activities. In addition, internet access enhances women’s economic sustainability.

Keywords: literacy, digital, media, women, UMKM.

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi realitas kegiatan perempuan dalam
menggunakan media digital. Subjek penelitian adalah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) di Daerah Istimewa Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan kualitatif untuk
mengamati informasi di antara temuan informan. Hasil penelitian ini adalah perempuan telah
membatasi akses teknologi informasi dan komunikasi. Perempuan menggunakan media digital
untuk mendapatkan informasi yang mendukung kegiatan responden. Responden menggunakan
ponsel dan komputer pribadi untuk mengakses internet. Responden menggunakan ponsel lebih
sering dibanding komputer pribadi. Penelitian ini memberikan masukan kebijakan bahwa melek
digital memainkan peran penting guna kelanjutan kegiatan perempuan. Proses adopsi sebuah
teknologi inovatif meningkatkan kemampuan perempuan untuk meningkatkan kegiatan UMKM.
Selain itu, akses internet meningkatkan keberlanjutan ekonomi perempuan.

Kata kunci: literasi, digital, media, perempuan, UMKM.

Pendahuluan penduduk miskin sebanyak 57106.36 ribu


Menghapus kemiskinan merupakan satu jiwa yang terperinci atas 21272,5 berada di
tujuan yang menjadi agenda dalam Tujuan perkotaan dan 35833,86 untuk perdesaan
Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable (bps.go.id). ini menunjukkan bahwa masih
Development Goals/ SDGs) 2015–2030. banyak warga Indonesia yang memiliki
Indonesia adalah satu dari 193 negara yang pendapatan di bawah garis kesejahteraan,
turut mengesahkan kesepakatan pembangunan umumnya lebih rendah dari masyarakat di
global ini (infid.org). Hal ini tentu beralasan, sekelilingnya. Warga seperti ini biasanya
Indonesia merupakan negara yang masih juga tidak terjangkau pembangunan sehingga
dililit dengan persoalan kemiskinan. Data terjadi ketimpangan pendapatan. Hal yang
Badan Pusat Statistik menunjukkan jumlah memperparah kemudian adalah adanya

1
2 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 1, Juli 2016, hlm 1-15

budaya malas, boros, dan tidak kreatif, selain sektor pengolahan jumlah perempuan
juga terbatasnya akses untuk memperoleh pelaku ada 896.047 (40,79%), dan angka
berbagai macam hal yang membuatnya maju. tersebut diyakini lebih besar lagi mengingat
Perempuan dan anak-anak menjadi pihak yang bahwa data tersebut dibuat berdasarkan
paling dirugikan dalam persoalan kemiskinan kepemilikan formal, bukan pelaku (riil)
tersebut. Hal tersebut ditunjukkan dengan usaha. Walaupun demikian dominasi
posisi pekerjaan perempuan yang mengalami laki-laki terhadap perempuan juga
proses pemiskinan karena dianggap alamiah masih muncul, setidaknya dari beberapa
dan berupah rendah. Pekerjaan-pekerjaan pengalaman menunjukkan bahwa usaha
perempuan yang kebanyakan berada di sektor yang semula dirintis oleh perempuan,
domestik, belum dianggap sebagai pekerjaan setelah usaha tersebut berkembang,
yang memiliki status sosial-ekonomi, sehingga pengelolaan dan kepemilikan formalnya
perempuan belum mendapat penghargaan bergeser pada laki-laki. Alasannya karena
yang layak. membutuhkan mobilitas yang tinggi.
Pemberdayaan masyarakat merupa­ Sementara di sisi lain terdapat fakta
kan upaya yang bisa dilakukan guna bahwa sektor UMKM telah terbukti
mem­fasilitasi ketercapaian tujuan mampu hidup dan berkembang dalam
untuk membawa masyarakat menuju menghadapi badai krisis selama lebih dari
suatu keberlanjutan secara ekonomi. enam tahun. Keberadaannya telah dapat
Gambaran mikro yang menjadi pijakan memberikan kontribusi terhadap Produk
bisa berawal dari penyikapan individu Domestik Bruto (PDB) dalam penyerapan
akan keberadaan Usaha Mikro Kecil tenaga kerja dan peningkatan ekspor. Maka
dan Menengah (UMKM). Dalam hal ini peningkatan kinerja UMKM berbasis
penulis memberikan gambaran UMKM di perempuan menjadi urgen untuk dilakukan.
Daerah Istimewa Yogyakarta. Data Dinas Peningkatan kapasitas manajerial berbasis
Koperasi dan UKM DIY menunjukkan gender mutlak dilakukan, apalagi melihat
jumlah UMKM sebanyak 137.267 hingga kenyataan bahwa sebenarnya UMKM di
tahun 2015. Jumlah ini akumulasi dari Indonesia banyak yang digerakkan oleh
tingkat pertumbuhan UMKM yang selalu perempuan. Meskipun awalnya UMKM
mengalami peningkatan 10% pada setiap yang dilakukan perempuan lebih banyak
tahunnya (harianjogja.com). Hal yang sebagai pekerjaan sampingan untuk
menarik adalah terdapat fakta bahwa membantu suami dan untuk menambah
perempuan memiliki peranan besar dalam pendapatan rumah tangga, namun dalam
pengembangan Usaha Mikro, Kecil, perkembangannya justru menjadi sumber
dan Menengah di Indonesia, khususnya pendapatan rumah tangga utama apabila
dalam konteks pengentasan kemiskinan. dikerjakan dengan sungguh-sungguh.
Pada tahun 2010 BPS melakukan sensus Capacity building berbasis teknologi
terhadap 2.002.335 UMKM, ternyata di komunikasi dan informasi, dalam hal ini
Dhyah Ayu R W, Ranggabumi N, Thomas A P S. Literasi Digital Pada... 3

adalah literasi digital dilakukan untuk implikasi bagi masyarakat. Artinya bahwa
mengembangkan kualitas tata kelola UMKM masyarakat dan pemerintah merupakan dua
berbasis kesadaran gender. Pada tahun 2009 aktor yang harus selaras dan akan mengisi
dan 2010, data Indeks Pembangunan Gender satu dengan lainnya. Peluang dan tantangan
(IPG) menunjukkan bahwa DIY mendapatkan bagi masyarakat menjadi tantangan dan
nilai 72,24 dan 72,51. Nilai ini membawa peluang pemerintah untuk memfasilitasi
DIY menempati peringkat nomor 2 di level dan masyarakat sebagai subjek pelaku
nasional. Selain itu menurut data Dinas untuk memenuhinya.
Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Harapannya pengembangan UMKM
DIY potensi UMKM berbasis perempuan yang didasarkan pada penerapan teknologi
yang bisa dikembangkan mencapai 53% dari digital akan disertai dengan kemampuan
total jumlah UMKM keseluruhan di DIY. menggunakan teknologi tersebut untuk
Jumlah yang besar ini pun, masih sangat mengakses, mengelola, mengintegrasikan,
sedikit yang dikelola dengan pendekatan menganalisis dan mengevaluasi informasi,
teknologi komunikasi dan informasi, apalagi membangun pengetahuan baru, serta mem­
yang berperspektif gender. Sebagaimana buat dan berkomunikasi dengan orang lain.
dinyatakan oleh Holzer dan Kathe Callahan Akan terjadi optimalisasi kinerja organisasi
(1998: 24), adaptasi teknologi menjadi salah UMKM berbasis digital, serta memiliki
satu hal pokok yang bisa dilakukan untuk keberpihakan terhadap perempuan(atau
meningkatkan produktivitas sektor publik. dengan kata lain berperspektif gender).
Maka dalam hal ini pengintegrasian tata Tulisan ini merupakan paparan hasil
kelola UMKM dengan teknologi komunikasi penelitian mengenai serangkaian usaha
dan informasi relevan dilakukan. ilmiah dan akademis untuk membangun
Dalam konteks pemberdayaan perem­ gerakan literasi digital dalam rangka
puan, maka usaha tersebut harus disertai memberdayakan potensi UMKM berbasis
dengan penyertaan kesadaran isu gender gender di Daerah Istimewa Yogyakarta
di dalamnya. Upaya ini dilakukan untuk (DIY) dengan lokasi spesifiknya di Dukuh
membangun kapasitas untuk memahami Krebet, Kabupaten Bantul.
keberadaan media digital, pemanfaatannya, Kemiskinan menjadi persoalan struk­
hingga implikasi yang ditimbulkan. tural dan kultural menahun di Indonesia.
Aksi yang bisa dilakukan dalam tataran Usaha pengentasan kemiskinan yang
keterampilan berupa kemahiran dalam dirintis pemerintah tidak membuahkan
menggunakan media komputer berbasis hasil yang maksimal. Bahkan semakin
jaringan kabel yang sangat familiar dikenal membuat jurang antara warga miskin
dengan internet. Semua upaya ini lebih dengan warga kaya. Menurut catatan Bank
jauh berkontribusi untuk memperbaiki Indonesia (BI), angka tingkat kesenjangan
kondisi masyarakat secara ekonomi. Pada ekonomi (rasio gini) penduduk Indonesia
pelaksanaannya, upaya ini tentu membawa meningkat dibandingkan tahun 2012. Rasio
4 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 1, Juli 2016, hlm 1-15

Gini tahun 2013 lebih tinggi dibandingkan penadapatan rumah tangga, namun
tahun 2012, yakni 0,41 persen. Kondisi akhirnya bisa menjadi sumber pendapatan
ini menggambarkan dengan jelas bahwa utama apabila dikerjakan dengan sungguh-
kemiskinan dan tingkat kesenjangan sungguh.
penduduk Indonesia semakin lebar. Dalam Pengembangan UMKM dalam
kesenjangan tersebut, perempuan dan anak- konteks ini harus diletakkan sebagai usaha
anak menjadi pihak yang paling tertekan. peningkatan produktivitas sektor publik.
Secara struktural dan kultural, posisinya Holzer & Callahan (1998 dalam Ismi 2015: 4)
paling lemah sehingga menanggung akibat mengemukakan bahwa integrasi manajemen
kemiskinan lebih banyak daripada laki-laki. yang berkualitas, pengembangan sumber
Walaupun demikian dalam penelitian yang daya manusia, adaptasi teknologi, kemitraan
dilakukan Sukesi (2014: 23) di masyarakat strategis dan ukuran kinerja organisasi, akan
Jawa Timur, perempuan tidak menyerah menghasilkan peningkatan produktivitas
begitu saja dengan kondisi ini. Sukesi sektor publik apabila disinergikan dengan
menyatakan bahwa perempuan tergerak modal, tenaga kerja dan energi. Mengingat
untuk bangkit dari kondisi miskin dengan saat ini dunia, termasuk Indonesia, masuk
cara bekerja. Mereka bekerja karena dalam era informasi berbasis teknologi
adanya dorongan kebutuhan, kemauan dan yang oleh Alvin Toffer didefinisikan sebagai
kemampuan serta kesempatan kerja yang gelombang ketiga manusia (Toffler, 1980).
tersedia dan akses wanita atas kesempatan Maka titik tekan peningkatan kualitas atau
tersebut. Walaupun terbatas namun pada pengembangan UMKM diletakkan pada
titik ini perempuan mulai merintis Usaha adaptasi teknologi. Holzer & Callahan
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), menyatakan bahwa adaptasi teknologi
yang menjadi titik tekan dalam penelitian dilakukan dengan 5 cara yakni: (1) adanya
ini. keterbukaan akses terhadap data; (2)
Dipta (2009: 13) menyatakan bahwa manajemen organisasi berbasis teknologi
peran perempuan di sektor UMKM digital; (3) membuka informasi publik
umumnya terkait dengan bidang per­ lewat media-media baru; (4) penerapan
dagangan dan industri pengolahan aplikasi hemat biaya; dan (5) teknik cross-
seperti: warung makan, toko kelontong, cutting. Dengan kata lain rekomendasi
pengolahan makanan, industri kerajinan, Holzer & Callahan menitikberatkan pada
dan lain sebagainya. Bidang ini digeluti digitalisasi organisasi, dalam konteks ini
karena keleluasaannya untuk dilakukan di adalah UMKM. Digitalisasi organisasi
rumah sehingga tidak melupakan perannya hanya mungkin dilakukan ketika anggota
sebagai ibu rumah tangga. Namun UMKM organisasi tersebut sudah melek digital,
yang dilakukan perempuan lebih banyak yakni suatu kondisi ketika teknologi sudah
sebagai pekerjaan sampingan, yakni untuk menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
membantu suami dan untuk menambah Namun jika kondisi ini belum tercapai, maka
Dhyah Ayu R W, Ranggabumi N, Thomas A P S. Literasi Digital Pada... 5

untuk mengembangkan UMKM berbasis Shaw, 2011). Literasi digital bermakna


digital perlu dilakukan literasi digital. kemampuan untuk berhubungan dengan
Adam dan Hamm (2001) mengatakan informasi hipertekstual dalam arti bacaan
bahwa literasi merupakan kemampuan tak berurut berbantuan komputer. Istilah
untuk membaca, menulis, berbicara, literasi digital pernah digunakan pada
mendengar, berpikir dan melihat. Kress tahun 1980-an (Davis & Shaw, 2011),
(2003) juga mengatakan bahwa literasi ketika teknologi komputasi mulai
digunakan ketika membuat pesan-pesan digunakan untuk menunjang kehidupan
dengan huruf-huruf dengan tujuan merekam sehari-hari. Gilster (1997) kemudian
pesan tersebut. Dalam kaitannya dengan memperluas konsep literasi digital sebagai
literasi digital, konsep James Potter paling kemampuan memahami dan menggunakan
jelas dan gamblang untuk bisa diterapkan informasi dari berbagai sumber digital
dalam makalah ini. Definisi literasi digital untuk kepentingan pengembangan diri dan
menurut James Potter ialah sebagai berikut organisasi. Dengan kata lain kemampuan
“A set of perspectives that we actively expose untuk membaca, menulis, dan berhubungan
ourselves to the media to interpret the meaning dengan informasi akan menentukan
of the messages we encounter. We build our
perspectives from knowledge structures. To bagaimana seorang individu dan organisasi
build our knowledge structures, we need tools
and raw material. These tools are our skills.
berkembang.
The raw material is information from the media Kemampuan individu untuk bisa
and the real world. Active use means that we
are aware of the messages and are consciously mengakses informasi di era digital
interacting with them (Potter, 2005: 22).” merupakan hal penting, termasuk bagi
perempuan. Dalam penelitian sebelumnya,
Literasi digital menurut Potter adalah
tim menemukan bahwa aktivitas menulis di
ketertarikan, sikap, dan kemampuan
blog yang dilakukan oleh para perempuan/
individu dalam menggunakan teknologi
ibu di emak2blogger, khususnya yang
digital dan alat komunikasi untuk
menjadi finalis Srikandi Blogger 2015,
mengakses, mengelola, mengintegrasikan,
telah mereduksi keterbatasan perempuan
menganalisis dan mengevaluasi informasi,
dalam akses media digital. Walaupun
membangun pengetahuan baru, membuat dan
secara kuantitas masih minim, termasuk
berkomunikasi dengan orang lain agar dapat
hal-hal publik yang diinformasikan dan
berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.
didiskusikan di sana, tetapi setidaknya
Dalam konsepsi Potter usaha untuk meliterasi
lewat penelitian telah terbukti bahwa
masyarakat berbasis digital berarti tidak
aktivitas politik yang dilakukan oleh para
sekadar mengenalkan media digital, tetapi
perempuan di komunitas emak2blogger
juga menyinergikan dengan kegiatan sehari-
berefek positif. Perempuan mampu
hari (termasuk organisasi) yang berujung pada
menyampaikan aspirasi, perempuan punya
peningkatan produktivitas.
ruang untuk menyampaikan problematika
Istilah literasi digital sendiri mulai
hidup sehari-hari. Pada titik ini perempuan
popular sekitar tahun 2005 (Davis &
6 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 1, Juli 2016, hlm 1-15

mampu memberdayakan dirinya lewat membantu merangkai kehidupan sehari-


informasi yang diperoleh dari dunia digital. hari, mendominasi proyek proyek hiburan,
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, membentuk opini politik dan perilaku sosial,
perempuan yang menggerakkan UMKM bahkan memberikan suplai materi untuk
hendaknya memiliki tingkat literasi digital membentuk identitas seseorang (Fakih
yang baik. Sehingga pengembangan 1996: 164). Media cetak, radio, televisi,
UMKM bisa dilakukan dengan optimal. film, internet, dan bentuk-bentuk akhir
Hal ini bisa diadopsi dari hasil penelitian teknologi media lainnya telah menyediakan
Kervin (2016) bahwa penggunaan media defenisi-defenisi untuk menjadi laki-laki
digital potensial untuk memperkaya dan atau perempuan, dan membedakan status-
menawarkan kesempatan untuk belajar dan status seseorang berdasarkan kelas, ras,
melakukan literasi dengan mudah. Sebab maupun seks (Hartiningsih, 2003).
menggunakan media digital memungkinkan Dalam konteks ini, literasi digital
sasaran untuk menggunakan, aktif, yang dilakukan berbasis pada berperspektif
membangun kedekatan dan mendorong gender. Harapannya akan terjadi sinergi
kemampuan untuk belajar (Kervin, 2016). konsep antara adaptasi teknologi, literasi
Jika UMKM sudah dikembangkan digital, pengembangan UMKM, dan
dengan pendekatan literasi digital, maka perspektif gender. Teori difusi inovasi
konsep selanjutnya yang harus dipaparkan menjadi relevan digunakan sebagai salah
adalah pengembangan komunitas, dalam satu telaaah pustaka untuk memperkaya
hal ini UMKM, yang berperspektif gender. pembahasan realitas ini. Teori difusi
Gender merupakan atribut yang dilekatkan dan inovasi dikembangkan oleh Everett
secara sosial maupun kultural, baik pada Rogers. Difusi adalah proses inovasi yang
laki-laki maupun perempuan. Gender dikomunikasikan melalui saluran-saluran
bukan merupakan kodrat, tetapi merupakan tertentu kepada anggota sistemm sosial.
konstruksi sosial, budaya, agama, dan Komunikasi adalah sebuah proses dimana
ideologi tertentu yang mengenal batas peserta menciptakan dan berbagi informasi
ruang dan waktu sehingga gender sangat satu sama lain untuk mencapai pemahaman
tergantung pada nilai-nilai masyarakat bersama. Inovasi merupakan sebuah ide,
dan berubah menurut situasi dan kondisi praktek, atau obyek yang dipahami sebagai
(Fakih, 1996: 132). sesuatu yang baru oleh masing-masing
Gender dibentuk oleh aspek sosial dan individu atau unit pengguna lainnya
tidak bisa dilepaskan oleh budaya media (Rogers, 2003).
yang perkembangannya semakin pesat. Dalam teori ini dijelaskan bahwa proses
Budaya media (media culture), seperti yang inovasi terdiri dari serangkaian tindakan
dituturkan oleh Kellner menunjuk pada yang meliputi (1) Pengetahuan yakni
suatu keadaan yang tampilan audio visual kesadaran individu akan adanya inovasi
atau tontonan-tontonannya yang telah dan adanya pemahaman tertentu tentang
Dhyah Ayu R W, Ranggabumi N, Thomas A P S. Literasi Digital Pada... 7

bagai­mana inovasi tersebut berfungsi; proses di mana kelompok sosial berusaha


(2) Persuasi terkait dengan individu melakukan studi masalah mereka secara
memiliki sifat yang menyetujui atau tidak ilmiah dalam rangka mengarahkan,
menyetujui adanya inovasi; (3) Keputusan, memperbaiki, dan mengevaluasi keputusan
dalam hal ini bahwa individu terlibat dalam dan tindakan mereka. Metode PRA dipilih
aktivitas yang membawa pada suatu pilihan karena tim peneliti menyadari pentingnya
untuk mengadopsi adanya inovasi: (4) keterlibatan aktif masyarakat. PRA juga
Pelaksanaan yakni individu melaksanakan mewajibkan tim peneliti untuk terlibat
keputusannya sesuai dengan pilihannya; dan langsung dengan masyarakat lokal dengan
(5) Konfirmasi yakni individu akan mencari tujuan untuk memperkuat kapasitas yang
pendapat yang akan menguatkan keputusan dimiliki warga untuk membuat rencana,
yang telah diambilnya, namun individu mengambil keputusan, dan bertindak nyata
tersebut dapat berubah dari keputusan untuk meningkatkan kondisi masyarakat
yang telah diambil sebelumnya jika pesan- setempat (Cavestro: 2003). Artinya pene­
pesan mengenai inovasi yang diterimanya litian ini melibatkan secara aktif semua
berlawanan satu dengan lainnya (Wardhani, pihak-pihak yang relevan terutama subjek
2009). sasaran dalam mengkaji tindakan yang
Teori difusi inovasi secara umum sedang berlangsung (di mana pengamalan
digunakan untuk menjelaskan alasan mereka sendiri sebagai persoalan) dalam
mengapa adopsi terjadi dan sebagaian orang rangka melakukan perubahan dan perbaikan
percaya bahwa ini belum tentu lebih baik ke arah yang lebih baik melalui program
(Dearing, 2004). Menurut pandangan Dearing yang selanjutnya dirancang.
(2004) bahwa studi mengenai difusi inovasi Guna memenuhi ketepatan program
ini digunakan untuk meningkatkan difusi yang dilakukan maka pada penelitian ini
yang dapat membantu untuk menyelesaikan diperlukan teknik penelitian lain yang
persoalan praktis. Empat elemen utama dalam
menunjang kebutuhan penelitian. Dalam
teori difusi inovasi meliputi karakteristik dari
hal ini peneliti akan menggunakan teknik
inovasi, saluran komunikasi, sistem sosial,
Focus Group Discussion (FGD) untuk
dan periode waktu (Rogers, 2003).
menggali persoalan dan kebutuhan dari
Metode Penelitian subjek sasaran. FGD merupakan teknik
Realitas yang menjadi persoalan pengumpulan data yang mengandalkan
di komunitas perempuan pelaku usaha perolehan data atau informasi dari
mikro kecil dan menengah di Kabupaten suatu interaksi informan atau responden
bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini berdasarkan hasil diskusi dalam suatu
selanjutnya diselesaikan menggunakan kelompok yang berfokus untuk melaku­
metode Participatory Action Research kan bahasan dalam menyelesaikan per­
(Partisipasi Riset Aksi – PRA). Menurut masalahan tertentu. Data atau informasi
Corey (1953), metode riset aksi adalah yang diperoleh melalui teknik ini, selain
8 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 1, Juli 2016, hlm 1-15

merupakan informasi kelompok, juga untuk mengoptimalkan produktivitas


merupakan suatu pendapat dan keputusan UMKM. Dalam hal ini ialah manajemen
kelompok tersebut. Teknik ini digunakan organisasi berbasis digital dan
karena untuk menggali data mengenai pengembangan usaha berbasis digital yakni
persepsi, opini, kepercayaan dan sikap digital marketing. Penekanan manajemen
terhadap suatu produk, pelayanan, konsep berbasis digital dilakukan pada konteks
atau ide, karena relatif lebih mudah dan bagaimana teknologi, lebih khusus lagi
cepat selesai. teknologi informasi, mempengaruhi kerja
Hasil dari FGD digunakan sebagai komunikasi anggota organisasi. Teknologi
dasar dalam membangun riset aksi. informasi akan meningkatkan kemampuan
Dalam hal ini PAR terdiri dari tiga kata manajer memantau kinerja tim, memperluas
yang selalu berhubungan seperti daur akses untuk mendapatkan informasi, dan
(siklus), yaitu partisipasi, riset, dan aksi. memperbanyak peluang kerja sama. Selain
Hasil riset secara partisipatif yang diawali itu teknologi informasi memungkinkan
dengan FGD maupun observasi kemudian anggota organisasi saling terhubung satu
diimplementasikan ke dalam aksi. Aksi sama lain dengan lebih intensif, sehingga
yang didasarkan pada riset partisipatif akan proses kerja bisa dilakukan dengan lebi
tepat sasaran, yakni menjawab persoalan efisien. Maka terdapat dua dampak yang
dan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan paling utama dari teknologi informasi ini
ini akan terus berkesinambungan hingga yakni adanya sistem komputer jaringan dan
terbangun sebuah siklus tahapan dalam kemampuan nirkabel (Robbins & Coulture
model cycle yang memiliki empat tahapan 2002: 294).
yaitu rencana, tindakan, observasi, dan Sedangkan digital marketing yang
refleksi sebagaimana konsep dari Stephen ditekankan di sini merupakan usaha
Kemmis. Hasil dari evaluasi dan refleksi promosi UMKM dengan menggunakan
pada riset pertama yakni pada kelompok media digital yang dapat menjangkau
sasaran yang akan menjadi focal point konsumen secara tepat waktu, pribadi,
kemudian akan menjadi bahan untuk dan relevan. Media digital yang dimaksud
riset kondisi subjek penelitian setelah berfokus pada media-media elektronik
aksi. Penerapan model pada focal point baru yang terhubung dengan internet.
dilakukan sebagai aksi pengujian model Sedangkan aplikasinya nanti lebih banyak
yang selanjutnya akan diterapkan pada menggunakan media sosial seperti
subjek sasaran di wilayah lainnya. facebook, twitter, youtube, dan sebagainya.
Selanjutnya hasil yang diperoleh Hasil Penelitian dan Pembahasan
dari riset yang dilakukan sebelumnya
UMKM yang menjadi gambaran dalam
menggunakan metode PRA akan dijadikan
kajian ini adalah masyarakat di wilayah
dasar untuk membangun sebuah model
Krebet, Kabupaten Bantul, DIY. Potensi
pemanfaatan media digital khususnya
sumber daya manusia yang unggul dan
Dhyah Ayu R W, Ranggabumi N, Thomas A P S. Literasi Digital Pada... 9

menonjol adalah keterampilan masyarakat maupun ruah, dan ada juga tradisi tahunan
dalam berinovasi dan menghasilkan karya merti dusun (Yulianto, 2016).
batik dengan media kayu. Jika biasanya Selain itu juga melakukan rintisan
batik dilakukan lewat media kain, maka usaha melalui pembentukan Koperasi
masyarakat di Krebet menggunakan Serba Usaha (KSU) Sido Katon. Koperasi
media kayu sebagai medium batik. Inovasi ini sebagai wadah bagi pelaku Usaha
sederhana ini menjadikan desa Krebet Mikro Kecil dan Menengah yang ada di
sebagai sentra kerajinan batik kayu yang wilayah desa wisata Krebet. Ini didirikan
menjadi daya tarik tesendiri dan merupakan dengan modal bersama para pelaku
ciri khas dari desa tersebut. Atas dasar ini UMKM dengan tujuan agar para pengrajin
wilayah Krebet berkembanng menjadi desa dapat memenuhi kebutuhan kerajinan kayu
wisata. mereka. Koperasi ini menyediakan bahan-
Berawal dari keprihatinan kondisi bahan untuk para pengrajin membuat
sosial ekonomi warga yang cenderung kerajinan batik kayu, seperti menyediakan
ber­
kekurangan secara ekonomi. Mereka bahan baku seperti kayu, bambu, dan
selanjutnya terdorong untuk melakukan kain, bahan putihan yang belum dibatik
terobosan yang kreatif dengan membuat atau diwarnai, bahan cat, pewarna batik,
tangkai pisau yang berbentuk kepala peralatan membatik, amplas, mata gergaji,
manusia yang ternyata disukai dan dibeli material finishing, material packing, dan
orang. Selanjutnya kativitas itu mulai tekun bahan penolong lainnya.
membuat kerajinan kayu seperti Topeng Pada bulan Juni tahun 2010 KSU
dan Lara Bloyo. Usaha terus berkembang Sido Katon diresmikan oleh Gubernur
dan memotivasi warga lain membuat untuk Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada Rapat
memproduksi kerajinan kayu. Inovasi Anggota Tahunan (RAT) tutup buku
kerajinan mulai bermunculan seperti Tahun 2012, disepakati bahwa Paguyuban
topeng kayu dan wayang klithik, hingga Perajin Krebet (P2K) dijadikan satu
akhirnya sebagian besar warga Desa Krebet untuk pengelolaannya, dan menjadi
menggantungakn usahanya pada kerajinan salah satu Bidang di kepengurusan KSU
batik kayu. Sido Katon. Adapun kepengurusan KSU
Guna menunjang keberlangsungan Sido Katon ada 3 bidang, yaitu : Bidang
usaha ini, warga juga mendirikan Kelompok Usaha, Bidang Industri, dan Bidang
Sadar Wisata (Pokdarwis). Kelompok ini Simpan Pinjam. Bidang Usaha meliputi
mencoba mengelola potensi wisata dari kegiatan usaha pertokoan yang menjadi
Dusun Krebet. Pokdarwis menjadikan Desa sumber pendapatan keuntungan di KSU
Krebet menjadi sebuah destinasi wisata Sido Katon. Bidang Industri meliputi
perdesaan yang menyuguhkan potensi seni kegiatan yang bersifat pengembangan.
dan budaya misalnya, batik kayu, tradisi Pengembangan yang dimaksud adalah
sesaji seperti pada bulan suro, maulid, pengembangan jaringan KSU Sido Katon,
10 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 1, Juli 2016, hlm 1-15

pengembangan sumber daya manusia, dan Temuan awal yang menjadi dasar dalam
pengembangan pemasaran bagi perajin mengembangkan program literasi digital
anggota KSU Sido Katon. Bidang Simpan diantaranya tentang kepemilikan fasilitas
Pinjam meliputi kegiatan keuangan untuk digital terutama komputer, kemampuan
penyaluran pinjaman kepada anggota dan dalam mengaksesnya, dan kemampuan
mengurusi untuk simpanan (tabungan) dalam mengakses dan memanfaatkan
anggota. Data UMKM di Dukuh Krebet media sosial.
yang terlibat dalam aktivitas literasi digital
sebagai berikut:
Tabel 1. Data UMKM

No Nama Pengelola Jenis


Pengusaha Kelamin
1 Akbar Jaya Windarsih P
2 Sari Mekar Endang P
Supeni
3 Ninik Ninik P
4 Triyono Enggar L
Batik Gambar 1. Kepemilikan Fasilitas Komputer
5 Harun Sidodadi L
Mebel
6 Omi Agus Tamarin Craft L
Setiawan
7 Siti Aminah Erlangga P
Batik
8 Sumiati Sanggar P
Mama
9 Tikto Mahameru L
10 Kemiskidi Sanggar Peni L
11 Yulianto Yuan Art L
12 Jumidal JUST L
Gambar 2. Menggunakan Komputer
13 Adustina Ida Prima Batik P
Paulina
14 Painten Adjie Craft P
15 Ngatini Sanggar P
Teratai
16 Sumilah Rama Shinta P
17 Ismiyati Estu Batik P
18 Tri Wahyuni Aditya Batik P
19 Paryanti Devia Art P
20 Sarjilah Batik P
Ramadani
21 Menik Salsa Mebel P
Gambar 2. Menggunakan Komputer Seminggu
Sumber: Data Penulis, 2016 Terakhir
Dhyah Ayu R W, Ranggabumi N, Thomas A P S. Literasi Digital Pada... 11

Berdasar data gambar 1 menunjukkan memanfaatkan internet atau media sosial.


dari kelompok sasaran yang merupakan Berdasar data pada gambar 2 bahwa
pelaku UMKM Dukuh Krebet sebanyak kecenderungan tidak menggunakan komputer
52% tidak memiliki fasilitas media digital namun realitasnya mereka mempunyai
yang berupa komputer sehingga dalam kesempatan dalam mengakses internet. Tabel
jumlah yang sama mereka tidak memiliki 6 menunjukkan fasilitas yang digunakan untuk
pengalaman dalam menggunakan komputer akses internet adalah handphone yaitu 605,
seperti yang disajikan dalam gambar 2. sedangkan yang mengakses menggunakan
Gambar 3 menunjukkan frekuensi kelompok komputer sebanyak 36%. Informasi yang
sasaran yang menggunakan komputer dicara masih relevan dengan aktivitas yang
yakni sebanyak 13% menggunakan 5 s.d mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari
6 kali seminggu, 3 sd 4 sebanyak 13% yaitu informasi mengenai kerajinan kayu
dan sebanyak 17% emggunakan 1-2 dan kerajinana batik yang masing-masing
kali seminggu. Atas dasar data ini maka sebanyak 14%. Sedangkan sosial media yang
mempengaruhi kelompok sasaran dalam cenderung dominan diakses oleh mereka
memahami fungsionalitas dari komputer adalah sosial media facebook.
dan kemampuan mengoperasikannya. Upaya Keberlanjutan Usaha Pro­
Selain itu penulis menyajikan duktif. Pemberdayaan perempuan dalam
data terkait dengan kesempatan akses pengelolaan usaha di Dukuh Krebet
media baik media berjaringan internet berdasar data yang ada bisa dikatakan
maupun media sosial yang dilakukan sudah muncul sejak lama, salah satunya
oleh kelompok sasaran (pelaku UMKM). digawangi oleh Koperasi Sido Katon yang
Secara spesifik data yang tersaji berkaitan menaungi semua pengrajin dan pemilik
dengan penggunaan dan cara mereka dapat usaha batik kayu. Sebagaimana dinyatakan

Gambar 4. Gambar 5 Gambar 6


Media untuk Mengakses Informasi yang Diakses Kanal media yang Diakses
Internet
12 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 1, Juli 2016, hlm 1-15

oleh Yulianto selaku Ketua Koperasi Sido Banyak diantara mereka yang masih
Katon, bahwa peserta baik perempuan menjalankan bisnis dengan sekadarnya,
maupun laki-laki yang hadir dalam focus tanpa perencanaan yang matang dan
group discussion merupakan pioneer pembagian kerja yang jelas. Meskipun
kerja sama antara perempuan dan laki-laki sudah ditemukan sebagian kecil dari mereka
dalam mengelola unit usaha batik kayu di yang sudah mengelola unit usahanya
Krebet. Anggota koperasi yang pada tahun dengan pendekatan manajemen mulai dari
2016 berjumlah sekitar 56 unit usaha, 40% perencanaan, eksekusi, dan evaluasi.
diantaranya merupakan unit usaha yang Lebih jauh bahwa realitas temuan awal
dikelola berdua antara bapak dan ibu dan 8 terkait dengan kemampuan mengakses
diantaranya dikelola murni oleh perempuan media digital terutama komputer,
(ibu-ibu). Jadi mereka adalah pemilik kemampuan manajerial dalam pengelolaan
usaha sekaligus orang yang menjalankan usaha digunakan sebagai dasar dalam
usaha tersebut. Laki-laki (suami) menjadi melakukan literasi digital. Dalam konsep
pihak yang berada di belakang untuk difusi inovasi, bahwa adopsi untuk inovasi
membantu dan memberikan dukungan. teknologi terjadi ketika masyarakat
Artinya bahwa dalam kepemilikan usaha, menyadari keberadaan dan paham akan
kesetaraan perempuan dan laki-laki sudah fungsi dan kemanfaatan dari inovasi yang
mulai menjadi perhatian bagi masyarakat dihadirkan (Rogers, 2003). Dalam hal
di Dukuh Krebet. Ini sebagai pijakan yang ini pembangunan yang diarahkan untuk
tentunya akan mempermudah tercapainya perubahan masyarakat ke arah yang
kesetaraan gender. lebih baik bisa dilakukan secara bottom
Kondisi ini tentu sebagai awalan yang up. Artinya pemimpin menjadi orang
baik untuk menggerakkan perempuan di utama yang memberikan arahan kepada
Desa Wisata Krebet untuk lebih terlibat masyarakat menuju perubahan. Namun
aktif dalam pengelolaan usaha. Dalam demikian dalam proses adopsi inovasi perlu
hal ini, mereka perempuan diharapakan melihat latar belakang masyarakat yang
tidak hanya sebagai pemilik unit usaha akan menerima perubahan tersebut. Need
namun mereka mampu mengelola usaha assesment yang dilakukan bertujuan untuk
mereka dengan manajemen yang sesuai menggali persoalan yang memang dihadapi
dengan idealnya. Sebagaimana konsep dari masyarakat dalam mengadopsi perubahan
manajemen usaha bahwa mereka mampu teknologi informasi an komunikasi
melakukan perencanaan, pengorganisasian, terutama dalam hal penggunaan komputer
implementasi program, hingga melakukan untuk menunjang aktivitas mereka.
monitoring dan evaluasi. Berdasar data Temuannya bahwa sebagian besar dari
temuan, terdapat beberapa persoalan perempuan pelaku usaha justru belum
seputar kapasitas manajerial pada pernah menggunakan komputer karena
perempuan pelaku usaha di Dukuh Krebet. terkendala kepemilikan infrastrukturnya.
Dhyah Ayu R W, Ranggabumi N, Thomas A P S. Literasi Digital Pada... 13

Hal yang jauh lebih penting terkait mereka ingin menggunakan komputer
dengan literasi digital adalah pemahaman maka warga harus mengusahakannya
mereka akan keberadaan perkembangan sendiri tanpa ada subsidi dari pemerintah.
teknologi informasi dan komunikasi Kurangnya program pelatihan yang
dengan berbagai jenis media dan kanalnya. ditawarkan oleh pemerintah. Namun
Hasil penelitian menunjukkan masih sebaliknya bahwa mereka memperoleh
terdapat keterbatasan masyarakat akan penawaran yang sering untuk mengikuti
arti penting pemanfaatan media yang kegiatan pameran dan pemasaran dari
ada. Kecenderungan media yang mereka Dinas Koperasi & UMKM Kabupaten
gunakan untuk mengakses informasi adalah Bantul. Implikasinya bahwa manajemen
handphone dan diikuti oleh komputer. Akan usaha yang ada di Krebet masih cenderung
tetapi ketika fasilitas ini terhubung dengan bersifat manual seperti pengelolaan usaha
jaringan internet, pelaku UMKM belum memakai aktivitas tulis-menulis di buku
memanfaatkan secara maksimal. Mereka besar.
mengakses program seperti facebook, Bagi sebagian pelaku usaha yang sudah
whatsapp, blackberry messenger, dan email mampu mengases internet untuk pemasaran
terbatas untuk mengisis waktu luang untuk produk, mereka bisa menjalin relasi secara
memperoleh hiburan. Meskipun terdapat global. Sebagi contoh Mila, perempuan
temuan bahwa melalui jaringan sosial yang memiliki usaha batik kayu, dia bisa
media ini, mereka mengakses informasi mendapatkan pesanan produk dari konsumen
yang berdomisili di Amerika Serikat. Lewat
terkait dengan kerajinan kayu, kerajinan
facebook calon konsumennya melihat
batik, namun tidak dikembangkan untuk
produk batik kayu yang dia tawarkan dan
aktivitas produktif mereka dan masih dalam
bisa memperolah pesanan dari konsumen di
jumlah terbatas dari penggunanya. Melalui
Amerika Serikat dan Malaysia.
literasi digital, masyarakat tidak hanya
mengenalkan media digital, secara lebih “Saya pemasaran itu lewat pameran-pameran terus
handphone. Cuma karena saya gaptek ya saya
mendalam mereka mampu menyinergikan tidak begitu bisa memahami internet apalagi bisnis
online gitu. Saya cuma lewat BBM, WA, email,
dengan kegiatan sehari-hari terutama untuk lewat facebook. Kemarin memang saya ada dapat
menunjang aktivitas usaha produktifnya buyer dari kenalan orang USA, Amerika Serikat.
Terus saya itu pameran di Jakarta.Ya akhirnya dia
(Potter, 2005). itu nemuin saya juga. Itu membeli produk-produk
Media digital Kondisi yang terbatas saya untuk percobaan dulu, gitu. Mau dipasarkan
di kebun binatang di Amerika sana. Ya terus kalo
dalam mengakses media digital dipengaruhi saya memang sekarang rutinnya baru Malaysia”
(Mila, FGD 28 April 2016)
oleh beberapa faktor diantaranya kurang
adanya fasilitasi komputer dari pemerintah. Senada dengan Mila, Retno selaku
Harapan mereka bahwa infrastruktur yang pengelola Sanggar Peni juga memanfaatkan
digunakan untuk mengembangkan potesi internet untuk berkomunikasi dengan
masyarakt seharusnya memperoleh support pelanggan.B ahkan tidak hanya lewat
dari pemerintah namun realitasnya ketika facebook atau whatsapp tetapi juga instragram.
14 Jurnal ASPIKOM, Volume 3 Nomor 1, Juli 2016, hlm 1-15

Retno rutin memotret produk Sanggar Peni berupa masukan kebijakan mengenai gerakan
dan memajang di akun instagram miliknya. yang dilakukan dengan menempatkan
Komunikasi dengan pelanggan dilangsungkan kelompok sasaran dalam hal ini perempuan
di instagram tesebut. pelaku usaha sebagai subjek dalam kegiatan
“Sementara ini masih bantu bapak ya sebisanya yang terus berjalan.
aja, dalam artian mungkin pembukuannya,
pemasarannya. Kalau pemasarannya mungkin Daftar Pustaka
ke temen-temen kuliah, kalo nggak lewat
instagram.Kalau dari instagram kan sementara Davis, Charles H. Shaw, Debora.
dulu kan akun pribadi, terus followernya (2011). Introduction to Information
banyak atau temannya banyak, jadi terus
diganti jadi Sanggar Peni. Kalau untuk website Science and Technology. New York:
masih pengembangan soalnya masih gaptek. Medford Information Today.
Iya, pengen bantu-bantu, nyoba-nyobanya gitu.
Jadi saya bantu bapak dalam bidang pemasaran Dearing, J. (2004). Improving the State
biar lebih global lagi.” (Retno, FGD 28 April of Health Programming by Using
2016) Diffusion Theory. Journal of Health
Communication, 9,21-36.
Kedua gambaran itu hanya sebagian
Dipta, I Wayan. (2009). Mengangkat
kecil bisa ditemukan, sehingga program
Peran Perempuan Pengusaha Dalam
literasi digital bagi masyarakat pelaku Mengatasi Pengangguran. Jakarta:
UMKM memiliki kontribusi tidak hanya Kementerian Negara Koperasi dan
pada aspek kognitif namun hingga UKM.
membekali mereka pada aspek keterampilan Fakih, Mansour. (1996). Analisis Gender
untuk memanfaatkan media digital dalam dan Transformasi Sosial. Yogyakarta:
mengembangkan usaha produktifnya. Pustaka Pelajar
Gilster, P. (1997). Digital literacy. New York:
Simpulan
Wiley.
Perkembangan media digital yang
Hartiningsih, Maria. (2003). Gender dan
membawa dampak perubahan pada berbagai Media Massa. Jakarta: Penerbit Buku
bidang kehidupan ini membawa konsekuensi Kompas.
bagi kesiapan sumber daya manusia untuk Kervin, Lisa. (2016). Powerfull and
mengiringi laju perkembangannya dan Playfull Literacy Learning with Digital
dibutuhkan upaya untuk mengantisipasi Technology. Australian Journal of
dampak yang bersifat negatif. Literasi Language and Literacy, 39(1),64-73.
Tersedia dari: (httpweb.a.ebscohost.co
digital dilakukan sebagai upaya membangun
mehostpdfviewerpdfviewersid=ada7b
pemahaman dalam tataran pengembangan e9b-c2c1-4564-b9b6-88afbd77bcdd%
sumber daya manusia terkait dengan 40sessionmgr4006&vid=0&hid=4104)
pemahaman akan keberadaan media digital. Retrieved 9 Agustus 2016.
Selain pada tataran aspek kognitif, upaya Kress, Gunther. (2003). Literacy in the New
yang dilakukan hingga pada implementasi Media Age. New York: Routledge.
pemanfaatan media digital secara praktis ke Potter, James W. (2005). Media Literacy.
arah yang positif. Kontribusi penelitian ini London: Sage Publication
Dhyah Ayu R W, Ranggabumi N, Thomas A P S. Literasi Digital Pada... 15

Robbins, Stephen P., & Mary Coulter. (2002). Wardhani, Diah dan Afdal Makkuraga Putra.
Management, seventh edition. New Jersey: (2012). The Repotition of Communication
Prentice Hall. in the Dynamic of Convergence: Reposisi
Sukesi, Keppi. (2014). Perempuan Pekerja Komunikasi dalam Dinamika Konvergensi,
Rumah Tangga di Provinsi Jawa Timur Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
dalam Buku Gender dan Kemiskinan di Sumber Lain
Indonesia. Malang: UB Press http://bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1119
Roger, E.M. (2003). Diffusion and . Diakses pada 9 Agustus 2016.
Innovations. 5th Ed. New York: Free Press http://infid.org/wp-content/uploads/2015/11/
Sukesi, Keppi. (2015). Gender dan Kemiskinan FA_PANDUAN-SDGs-print-web-ok.pdf.
di Indonesia. Malang: Universitas Diakses pada 9 Agustus 2016.
Brawijaya (Laporan Penelitian: Unpublish) http://www.harianjogja.com/baca/2016/01/19/
Toffler, Alvin. (1980). The Third Wave: The usaha-kecil-menengah-umkm-diy-
Classic Study of Tomorrow. New York: tumbuh-hingga-10-per-tahun-682072.
Bantam Books Diakses pada 9 Agustus 2016.

Anda mungkin juga menyukai