Anda di halaman 1dari 192

BUPATI JENEPONTO

PROVINSI SULAWESI SELATAN


PERATURAN BUPATI JENEPONTO
NOMOR 15 TAHUN 2019

TENTANG

TATA NASKAH DINAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JENEPONTO,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya mewujudkan tertib administrasi


penyelenggaraan pemerintahan dan adanya
perubahan nomenklatur Perangkat Daerah di
lingkup Pemerintah Kabupaten Jeneponto, perlu
menetapkan Tata Naskah Dinas Lingkup Pemerintah
Daerah;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Tata Naskah Lingkup
Pemerintah Daerah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29


Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II
di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 1822);
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2000 tentang Perjanjian Internasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000
Nomor 185, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4012);
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4843) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 251, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5952);

1
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang
Negara, serta Lagu Kebangsaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 109,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5035);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 43
Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 152,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5071);
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5234);
8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan kedua atas Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 292, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5601);
10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 77
Tahun 2007 tentang Lambang Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 161,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4790);
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28
Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 53, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5286);
12. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5887);

2
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 54 Tahun 2009 tentang Tata Naskah Dinas di
Lingkungan Pemerintah Daerah;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 78 Tahun 2012 tentang Tata Kearsipan di
Lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan
Pemerintah Daerah;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 2036) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 120 Tahun 2018 tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2015 Tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara
RepubIik Indonesia Tahun 2018 Nomor 157);
16. Peraturan Daerah Kabupaten Jeneponto Nomor 04
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Jeneponto Tahun 2016 Nomor 246);

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI JENEPONTO TENTANG TATA


NASKAH DINAS.

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Kabupaten Jeneponto.


2. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur Penyelenggara
Pemerintah Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
3. Bupati adalah Bupati Jeneponto.
4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Jeneponto.
5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Jeneponto.
6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPRD adalah Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
7. Perangkat Daerah selanjutnya disebut PD adalah unsur pembantu
Kepala Daerah dan DPRD dalam penyelenggaraan Urusan
pemerintah daerah yang menjadi kewenangan Daerah.
8. Sekretariat Daerah adalah unsur staf yang mempunyai tugas dan
fungsi membantu Bupati dalam penyusunan kebijakan dan
pengoordinasian administratif terhadap pelaksanaan tugas
Perangkat Daerah serta pelayanan administratif.
9. Sekretariat DPRD adalah unsur pelayanan administratif dan
pemberian dukungan terhadap tugas dan fungsi DPRD.

3
10. Inspektorat Daerah adalah Unsur pengawasan penyelenggaraan
urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.
11. Dinas Daerah adalah unsur pelaksana urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah.
12. Badan Daerah adalah unsur penunjang urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan daerah.
13. Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg. Pasewang selanjutnya
disebut RSUD Lanto Dg. Pasewang adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat;
14. Direktur adalah Pimpinan Rumah Sakit Umum Daerah Lanto Dg.
Pasewang;
15. Cabang Dinas adalah unsur pelaksana yang dapat dibentuk dan
diberi kewenangan untuk mengkoordinasikan dan melaksanakan
sebagian tugas dan fungsi Dinas Daerah di bidang pendidikan
menengah dan pendidikan khusus
16. Unit Pelaksana Teknis Dinas adalah unsur pelaksana Dinas
Daerah yang melaksanakan kegiatan teknis operasional.
17. Kordinator Wilayah Kecamatan Bidang Pendidikan yang
selanjutnya disingkat KORWILCAM adalah Organisasi yang
bertugas melakukan Koordinasi layanan adminsitrasi pada satuan
pendidikan di Wilayah Kerjanya.
18. Naskah Dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi
kedinasan yang dibuat dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang
berwenang di lingkup pemerintah daerah.
19. Tata Naskah Dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang
meliputi pengaturan jenis, format, penyiapan, pengamanan,
pengabsahan, distribusi dan penyimpanan naskah dinas serta
media yang digunakan dalam komunikasi kedinasan.
20. Tata Naskah Dinas Elektronik adalah pengelolaan naskah dinas
secara elektronik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi untuk kecepatan dan kemudahan dalam proses
pengambilan keputusan.
21. Standar Operasional Prosedur yang selanjutnya disingkat SOP
adalah naskah dinas yang memuat tentang cara dan urutan
kegiatan tertentu.
22. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern yang selanjutnya disebut
surat dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas seorang
pejabat dalam menyampaikan informasi kedinasan kepada pihak
lain di luar lembaga yang bersangkutan.
23. Naskah Dinas Korespondensi intern adalah naskah dinas
pelaksanaan tugas seorang pejabat dalam menyampaikan informasi
kedinasan di didalam lembaga yang bersangkutan.
24. Format adalah naskah dinas yang menggambarkan tata letak dan
redaksional, serta penggunaan lambang/logo dan cap dinas.
25. Stempel/cap dinas adalah tanda identitas dari suatu jabatan atau
Perangkat Daerah.
26. Kop Naskah Dinas adalah kop surat yang menunjukkan jabatan
atau nama Perangkat Daerah tertentu yang ditempatkan dibagian
atas kertas.
27. Kop Dinas adalah kop surat yang menunjukkan jabatan atau nama
Perangkat Daerah tertentu yang ditempatkan dibagian atas sampul
naskah.
4
28. Kewenangan adalah kekuasaan yang melekat pada suatu jabatan.
29. Delegasi adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dari
pejabat kepada pejabat atau pejabat dibawahnya.
30. Mandat adalah pelimpahan wewenang yang diberikan oleh atasan
kepada bawahan untuk melakukan suatu tugas tertentu atas nama
yang memberi mandat.
31. Penandatanganan naskah dinas adalah hak, kewajiban dan
tanggung jawab yang ada pada seorang pejabat untuk
menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas dan
kewenangan pada jabatannya.
32. Perubahan adalah merubah atau menyisipkan suatu naskah dinas.
33. Pencabutan adalah suatu pernyataan tidak berlakunya suatu
naskah dinas sejak ditetapkan pencabutan tersebut.
34. Pembatalan adalah pernyataan bahwa suatu naskah dinas
dianggap tidak pernah dikeluarkan.

BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN PRINSIP

Pasal 2
Penyusunan Tata Naskah Dinas dimaksudkan sebagai pedoman
pengelolaan, petunjuk dan acuan penyelenggaraan Tata Naskah Dinas
di Lingkup Pemerintah Daerah.

Pasal 3

Tujuan Penyusunan Tata Naskah Dinas yaitu untuk mewujudkan


tertib administrasi penyelenggaraan tata kelola pemerintahan.

Pasal 4
Prinsip penyelenggaraan naskah dinas yaitu:
a. ketelitian;
b. kejelasan;
c. singkat dan padat; dan
d. logis dan meyakinkan.
BAB III
JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS

Pasal 5
(1) Jenis dan Format Naskah Dinas meliputi :
a. naskah Dinas Arahan;
b. naskah Dinas Korespondensi;
c. naskah Dinas Khusus;
d. naskah Dinas Lainnya;
e. laporan;
f. telaahan Staf; dan
g. naskah Dinas Elektronik.
(2) Jenis dan Format Naskah Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) sebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan
dari Peraturan Bupati ini.

5
Bagian Kesatu
Naskah Dinas Arahan

Pasal 6
Naskah Dinas Arahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a,
terdiri atas:
a. naskah Dinas Pengaturan;
b. naskah Dinas Penetapan; dan
c. naskah Dinas Penugasan.

Pasal 7
Naskah Dinas Pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf
a meliputi:
a. peraturan Daerah;
b. peraturan Bupati;
c. Peraturan DPRD;
d. instruksi Bupati; dan
e. standar Operasional Prosedur;
f. surat Edaran.

Pasal 8
Naskah Dinas Penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf
b meliputi :
a. keputusan Bupati;
b. keputusan DPRD;
c. keputusan Pimpinan DPRD; dan
d. keputusan Badan Kehormatan DPRD.

Pasal 9
Naskah Dinas Standar Operasional Prosedur sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf e, dituangkan dalam bentuk Peraturan Bupati.

Pasal 10
Naskah Dinas Penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf
c, terdiri atas;
a. surat Tugas;
b. surat Perintah;
c. surat Perintah Perjalanan Dinas; dan
d. lembar Disposisi.

Bagian Kedua
Naskah Dinas Korespondensi

Pasal 11
Naskah Dinas Korespondensi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
huruf b, terdiri atas:
a. naskah Dinas Korespondensi Intern;
b. naskah Dinas Korespondensi Ekstern; dan
c. surat Undangan.

6
Pasal 12
(1) Naskah Dinas Korespondensi Intern sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 huruf a, meliputi:
a. nota Dinas;
b. nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas; dan
c. memorandum.
(2) Naskah Dinas Korespondensi Ekstern yaitu surat biasa.

Bagian Ketiga
Naskah Dinas Khusus
Pasal 13
Naskah Dinas Khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c,
terdiri atas:
a. surat Perjanjian;
b. surat Kuasa;
c. berita Acara;
d. surat Keterangan;
e. surat Pengantar;
f. pengumuman;
g. lembaran Daerah;
h. berita Daerah;
i. nota Kesepahaman (Momerandum of Undertanding/MoU); dan
j. perjanjian Kerjasama;

Bagian Keempat
Naskah Dinas Lainnya
Pasal 14
Naskah Dinas lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf d,
terdiri atas:
a. notulen;
b. daftar Hadir;
c. rekomendasi;
d. surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;
e. surat Panggilan;
f. surat Tanda Tamat Pelatihan;
g. piagam;
h. sertifikat;dan
i. surat Izin.

Bagian Kelima
Laporan
Pasal 15
Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf e, yaitu Laporan
dari bawahan kepada atasan yang berisi informasi dan
pertanggungjawaban tentang pelaksanaan tugas kedinasan.

7
Bagian Keenam
Telaahan staf
Pasal 16
Telaahan Staf sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf f, yaitu
telaahan Staf dari bawahan kepada atasan antara lain berisi analis
pertimbangan, pendapat dan saran-saran secara sistematis.

Bagian Ketujuh
Naskah dinas Elektronik
Pasal 17

Naskah Dinas elektronik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf g,


diatur berdasarkan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

BAB IV
PENYUSUNAN DAN PENYELENGGARAAN NASKAH DINAS
Pasal 18
(1) Penyusunan dan Penyelenggaraan Naskah Dinas meliputi :
a. penyusunan Naskah Dinas;
b. penggunaan Media/sarana Naskah Dinas;
c. pengelolaan Naskah Dinas.
(2) Pengklasifikasian penomoran naskah dinas mengacu pada
peraturan tata kearsipan dilingkup Pemerintah Daerah atau
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(3) Penyusunan dan Penyelenggaraan Naskah Dinas sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam Lampiran yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

Pasal 19

(1) Naskah dinas yang karena sifat kekhususannya tidak diatur dalam
Peraturan Bupati ini, diatur tersendiri sesuai dengan Peraturan
Perundang-Undangan yang berlaku.
(2) Dalam hal terdapat naskah dinas yang ditentukan oleh Peraturan
Perundang-Undangan di tingkat Pusat dan tidak diatur dalam
Peraturan Bupati ini, maka dilaksanakan sesuai ketentuan
Peraturan Perundang-Undangan.

BAB V
KEWENANGAN PENANDATANGANAN, PERUBAHAN,
PENCABUTAN, PEMBATALAN DAN RALAT
Bagian Kesatu
Kewenangan Penandatanganan
Pasal 20
Ketentuan mengenai kewenangan penandatanganan, tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

8
Bagian kedua
Perubahan, Pencabutan, Pembatalan dan Ralat
Pasal 21
Ketentuan mengenai perubahan, pencabutan, pembatalan dan ralat
sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, maka Peraturan Bupati
Jeneponto Nomor 3 Tahun 2012 tentang Pedoman Tata Naskah Dinas
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Jeneponto (Berita Daerah
Kabupaten Jeneponto Tahun 2012 Nomor 3), dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 23
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Jeneponto.
Ditetapkan di Jeneponto
pada tanggal 20 Mei 2019

BUPATI JENEPONTO,

IKSAN ISKANDAR

Diundangkan di Jeneponto
pada tanggal 21 Mei 2019
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JENEPONTO

MUH. SYAFRUDDIN NURDIN

BERITA DAERAH KABUPATEN JENEPONTO TAHUN 2019NOMOR 15

9
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI JENEPONTO
NOMOR 15 TAHUN 2019
TENTANG
TATA NASKAH DINAS

1. JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS


A. Jenis dan Format Naskah Dinas
(1) Naskah Dinas Arahan
Naskah arahan merupakan naskah dinas yang memuat
kebijakan pokok atau kebijakan pelaksanaan yang harus
dipedomani dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan tugas
dan kegiatan setiap instansi pemerintah yang bersifat
pengaturan, penetapan, dan penugasan.
a. Naskah Dinas Pengaturan
Naskah Dinas Pengaturan terdiri dari:
1.Peraturan Daerah
a) Pengertian
Peraturan Daerah adalah naskah dinas yang
berbentuk peraturan perundang-undangan, yang
mengatur urusan otonomi daerah dan tugas
pembantuan untuk mewujudkan kebijakan baru,
melaksanakan perundang-undangan yang lebih tinggi
dan menetapkan sesuatu organisasi dilingkup
Pemerintah Daerah yang ditetapkan oleh Kepala
Daerah dengan persetujuan DPRD.
b) Susunan
1) Peraturan Daerah terdiri atas:
(a) Judul;
(b) Pembukaan;
(c) Isi Peraturan Daerah;
(d) Bagian Akhir Peraturan Daerah;
(e) Penjelasan (wajib); dan
(f) Lampiran (jika diperlukan).
2) Judul Peraturan Daerah terdiri dari:
(a) Tulisan “PERATURAN DAERAH”;
(b) Tulisan NOMOR dan TAHUN;
(c) Nama Peraturan Daerah, yang ditulis
“TENTANG .....”
3) Pembukaan Peraturan Daerah terdiri dari:
(a) Tulisan “DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
MAHA ESA”;
(b) Tulisan BUPATI JENEPONTO, yang diletakkan
di tengah lembar Naskah Dinas diakhiri dengan
tanda baca koma;
(c) Konsideran:
(1) Menimbang, memuat uraian singkat
mengenai pokok-pokok pikiran (filosofis,
sosiologis dan yuridis) yang menjadi latar
belakang dan alasan pembuatan peraturan
10
daerah, yang dirumuskan dalam satu
kalimat yang diawali dengan kata bahwa
dan diakhiri dengan tanda baca titik koma;
(2) Mengingat, yang memuat dasar hukum
kewenangan dan Undang-Undang
memerintahkannya dalam pembuatan
peraturan daerah;
(d) Dengan persetujuan bersama DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN
JENEPONTO;
(e) MEMUTUSKAN;
(f) Menetapkan;
(g) Judul Peraturan.
4) Isi Peraturan Daerah terdiri dari:
(a) Ketentuan umum;
(b) Nilai pokok yang diatur;
(c) Ketentuan pidana (jika diperlukan);
(d) Ketentuan peralihan (jika diperlukan);
(e) Ketentuan penutup.
5) Bagian akhir Peraturan Daerah terdiri dari:
(a) Bagian akhir sebelah kanan Peraturan Daerah :
(1) Nama tempat ditetapkan;
(2) Tanggal, bulan dan tahun ditetapkan;
(3) Nama jabatan pejabat yang
menandatangani;
(4) Tanda Tangan Pejabat;
(5) Nama jelas pejabat (tanpa gelar dan
pangkat); dan
(6) Stempel Jabatan.
(b) Di bawah sebelah kiri berturut-turut ditulis:
(1) Nama tempat diundangkan;
(2) Tempat dan tanggal diundangkan;
(3) Nama Jabatan Sekretaris Daerah;
(4) Tanda Tangan Sekretaris Daerah;
(5) Nama Sekretaris daerah (tanpa gelar dan
pangkat);dan
(6) Lembaran Daerah Tahun, Nomor;
(7) Nomor Registrasi;dan
(8) Tambahan Lembaran Daerah jika ada
lampiran.
(c) Untuk salinan ditulis:
(1) Disalin sesuai dengan aslinya;
(2) Sekretaris Daerah Kabupaten atau a.n
Sekretaris Daerah Kabupaten;
(3) Nama Pejabat tanpa gelar, pangkat dan NIP
(d) Dapat ditambahkan lampiran jika diperlukan.
c) Penandatanganan.
1) Peraturan Daerah Kabupaten ditandatangani
oleh Bupati.
2) Autentifikasi Peraturan daerah Kabupaten
dilakukan oleh Unit Kerja yang membidangi
hukum.
3) Peraturan daerah Kabupten dibuat di atas kertas
jenis Concorde atau Conquueror ukuran Folio
dengan Lambang Negara berwarna kuning emas.
d) Bentuk naskah dinas Peraturan daerah, sebagaimana
tertera pada halaman berikut:

11
BUPATI JENEPONTO
PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO


NOMOR ..... TAHUN …….

TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
(Nama Peraturan Daerah)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JENEPONTO,

Menimbang : a. bahwa .................................................;


b. bahwa .................................................;
c. bahwa ……………………..dan seterusnya;

Mengingat : 1. Undang-Undang ..................................;


2. Peraturan Pemerintah ..........................;
3. Peraturan Presiden……..dan seterusnya;

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN JENEPONTO
dan
BUPATI JENEPONTO

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG.............. (Nama


Peraturan Daerah).

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
(1) ……………………………………………………
(2) ……………………………………………………
(3) dst.
BAB
…………………………….
Pasal…..

12
BAB …..
KETENTUAN PENUTUP
Pasal…

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran
Daerah Kabupaten Jeneponto.

Ditetapkan di Jeneponto
pada tanggal

BUPATI JENEPONTO,

Tanda Tangan

NAMA JELAS
(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)

Diundangkan di Jeneponto
pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JENEPONTO,

Tanda Tangan

NAMA JELAS

Lembaran Daerah Kabupaten Jeneponto Tahun .... Nomor....

NOREG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO, PROVINSI


SULAWESI SELATAN : ....(Nomor Urut Perda Kabupaten), .... (Nomor
Urut Penyampaian Perda Kabupaten)/ .... (Tahun);

Salinan sesuai dengan aslinya


a.n SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JENEPONTO
KEPALA BAGIAN HUKUM,

TDD

NAMA
NIP

13
2. Peraturan Bupati
a) Pengertian
Peraturan Bupati adalah naskah dinas yang berbentuk
peraturan perundang-undangan yang dibuat dan
dikeluarkan untuk melaksanakan Peraturan
Perundang-Undangan yang lebih tinggi dan sifatnya
menetapkan. Dan mempunyai ciri-ciri yakni materi yang
diatur bersifat pengaturan dituangkan dalam bab-bab
dan pasal-pasal menggunakan angka bulat dan
ditandatangani oleh Bupati.
b).Susunan
1) Peraturan Bupati terdiri atas:
(a) Judul;
(b) Pembukaan Peraturan Bupati;
(c) Isi Peraturan Bupati;
(d) Bagian akhir Peraturan Bupati;
2) Judul Peraturan Bupai terdiri atas:
(a) Tulisan “PERATURAN BUPATI JENEPONTO”;
(b) Tulisan NOMOR dan TAHUN;
3) Pembukaan Peraturan Bupati terdiri atas:
(a) Tulisan DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA:
(b) Tulisan “BUPATI JENEPONTO,”;
4) Konsideran:
(1). Menimbang, memuat uraian singkat mengenai
pokok-pokok pikiran (filosofis dan sosiologi)
yang menjadi latar belakang dan alasan
pembuatan peraturan perundang-undangan,
yang dirumuskan dalam satu dalam satu
kalimat yang diawali dengan kata bahwa dan
diakhiri dengan tanda baca titik koma;
(2). Mengingat, memuat dasar hukum kewenangan
pembuatan peraturan perundang-undangan;
(3). MEMUTUSKAN:;
(4). Menetapkan;
(5). Judul Peraturan
5) Isi Peraturan Bupati terdiri atas:
(a) Ketentuan Umum;
(b) Materi pokok yang diatur;
(c) Ketentuan Peralihan (jika diperlukan);dan
(d) Ketentuan penutup.
6) Bagian akhir Peraturan Bupati terdiri atas:
(a) Nama tempat ditetapkan;
(b) Tanggal, bulan dan tahun;
(c) Nama Jabatan;
(d) Tanda tangan pejabat;Nama Jelas Pejabat (tanpa
gelar dan pangkat);
(e) Stempel Jabatan.
7) Di bawah sebelah kiri berturut-turut ditulis:
(a) Diundangkan dalam Lembaran Daerah;
(b) Tempat dan tanggal diundangkan;
(c) Nama Jabatan Sekretaris Daerah;
(d) Tanda tangan sekretaris Daerah;
(e) Nama Sekretaris Daerah;
(f) Berita Daerah Tahun, Nomor.
8) Dapat ditambahkan penjelasan dan lampiran (jika
diperlukan).

14
c). Penandatanganan
1) Peraturan Bupati dibuat dan ditandatangani oleh
Bupati dibuat diatas kertas jenis Concorde atau
conqueror ukuran folio, dengan menggunakan Kop
Naskah Dinas Bupati lambang Negara warna emas
dan stempel Jabatan.
2) Keabsahan salinan Peraturan Bupati yang
ditandatagani oleh Bupati dilakukan oleh Kepala
Bagian Hukum atau Pejabat yang diberi wewenang.
d).Bentuk naskah dinas Peraturan Bupati, sebagaimana
tertera pada halaman berikut:

15
BUPATI JENEPONTO
PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN BUPATI JENEPONTO


NOMOR ......... TAHUN ...........

TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
(Nama Peraturan Bupati)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JENEPONTO,

Menimbang :a. bahwa ....................................................;


b. bahwa....................................................;
c. bahwa ………………………dan seterusnya;

Mengingat : 1. Undang-Undang.....................................;
2. Peraturan Pemerintah ............................;
3. Peraturan Presiden..........dan seterusnya;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG....................


......................................................................

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I

Dalam Peraturan Bupati ini, yang dimaksud dengan;


1. ………………………………………….…………;
2. …………………………………………………….;
3. dst.

BAB II
……….……
Pasal 2
(1)………..…………………………………………………….
(2)……………..……………………………………………….
(3) dst.

16
BAB ….
KETENTUAN PENUTUP
Pasal …

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan


Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Jeneponto

Ditetapkan di Jeneponto
pada tanggal

BUPATI JENEPONTO,

Tanda Tangan

NAMA JELAS
(tanpa gelar dan pangkat)

Diundangkan di Jeneponto
pada tanggal

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JENEPONTO,

Tanda Tangan

NAMA JELAS

BERITA DAERAH KABUPATEN JENEPONTO TAHUN....NOMOR ….

17
3. Instruksi Bupati
a) Pengertian.
Instruksi Bupati adalah naskah dinas yang berisikan
perintah dari atasan kepada bawahan untuk
melaksanakan tugas-tugas pemerintahan atau untuk
melaksanakan peraturan perundang-undangan.
b) Susunan
1) Instruksi Bupati terdiri atas:
(a) Judul;
(b) Pembukaan Instruksi Bupati;
(c) Isi Instruksi Bupati;
(d) Bagian Akhir Instruksi Bupati.
2) Judul Instruksi Bupati terdiri atas:
(a) Tulisan “INSTRUKSI BUPATI”;
(b) Tulisan NOMOR dan TAHUN;
(c) Nama Instruksi Bupati.
3) Pembukaan Instruksi Bupati terdiri atas:
(a) Tulisan DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
ESA;
(b) Tulisan “BUPATI JENEPONTO”;
(c) Konsideran:
(2) Menimbang, memuat uraian singkat
mengenai pokok-pokok pikiran yang
menjadi latar belakang dan alasan
peraturan perundang-undangan;
(3) Mengingat, membuat dasar hukum berupa
surat resmi atau hasil rapat yang relevan
dengan substansi dari pembuatan
peraturan perundang-undangan;
(d) Tulisan MENGINSTRUKSIKAN.
4) Isi Instruksi Bupati terdiri atas:
(a) Kepada;
(b) untuk;
(c) Kesatu;
(d) Kedua, dan seterusnya;
Diktum menyebutkan Pejabat yang dituju dan
memuat isi yang harus dilaksanakan.
5) Bagian akhir Instruksi Bupati terdiri atas:
(a) Nama tempat dikeluarkan;
(b) Tanggal, bulan dan tahun;
(c) Nama Jabatan;
(d) Tanda Tangan Pejabat;
(e) Nama Jelas Pejabat;
(f) Stempel Jabatan Bupati;
(g) Tembusan.
c) Penandatanganan dan Penggunaan Kop Naskah Dinas.
1) Instruksi Bupati ditandatangani oleh Bupati dibuat
diatas kertas jenis Concorde dan conqueror ukuran
folio dengan menggunakan kop Naskah Dinas Bupati
dengan Lambang Negara berwarna kuning emas
serta stempel Jabatan.
2) Keabsahan salinan Instruksi Bupati yang
ditandatangani oleh Bupati dilakukan oleh Kepala
Bagian Hukum atau Pejabat yang diberikan
kewenangan.
d) Bentuk Naskah Dinas Instruksi Bupati, sebagaimana
tertera pada halaman berikut:

18
BUPATI JENEPONTO
PROVINSI SULAWESI SELATAN

INSTRUKSI BUPATI JENEPONTO


NOMOR … TAHUN …
(Nomor Urut/Kode Klasifikasi/Tahun)

TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
(Nama Instruksi Bupati)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JENEPONTO,

Menimbang : a. bahwa.............................................................;
b. bahwa..............................................................;
c. bahwa....................................dan seterusnya.;

Mengingat : 1.Undang-Undang...............................................;
2.Peraturan Pemerintah.......................................;
3.Peraturan Presiden..................dan seterusnya.;

Memperhatikan : a.mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;
b.mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.;
b.dst.
MENGINTRUKSIKAN:

Kepada : 1.mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;
2.mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;

Untuk:
KESATU : mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;

Ditetapkan di Jeneponto
pada tanggal

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS
Tembusan :
1.................

19
4. Surat Edaran
a) Pengertian
Surat Edaran adalah naskah dinas yang berisi
pemberitahuan penjelasan dan atau petunjuk cara
melaksanakan sesuatu ketentuan yang telah ada.
b) Susunan
1) Surat Edaran terdiri atas
(a) Kepala Surat Edaran;
(b) Isi Surat Edaran;
(c) Bagian Akhir Surat Edaran.
2) Kepala Surat Edaran terdiri atas:
(a) Nama tempat ditetapkan;
(b) Tanggal, bulan dan tahun;
(c) Nomor;
(d) Sifat;
(e) Lampiran;
(f) Hal;
(g) Pejabat/alamat yang dituju;
(h) Tulisan SURAT EDARAN ditempatkan pada
bagian tengah lembar Naskah.
3) Isi Surat Edaran dituangkan/dirumuskan dalam
bentuk uraian.
4) Bagian akhir Surat Edaran terdiri atas:
(a) Nama Jabatan;
(b) Tanda tangan Pejabat;
(c) Nama Jelas;
(d) Stempel Jabatan;
(e) Tembusan.
c) Penandatanganan
1) Surat edaran yang ditandatangani oleh
Bupati/Wakil Bupati dibuat diatas kertas jenis
Concorde ukuran folio, dengan menggunakan kop
naskah dinas “BUPATI” dengan lambang negara
berwarna kuning emas.
2) Surat edaran yang ditandatangani oleh kepala OPD
atas nama Bupati dibuat diatas kertas ukuran folio
dengan menggunakan kop naskah dinas OPD yang
bersangkutan.
3) Surat edaran yang ditandatangani oleh kepala OPD
atas wewenang jabatannya dibuat di atas kertas
ukuran folio dengan menggunakan kop naskah
dinas OPD yang bersangkutan.
d) Bentuk Naskah Dinas Surat Edaran sebagaimana
tertera pada halaman berikut:

20
BUPATI JENEPONTO

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun

Kepada
Yth. Mmmmmmmmm
mmmmmmmmm

Di
MMMMMM

SURAT EDARAN
Nomor ……………..
(Nomor Urut/Kode Klasifikasi/Tahun)

TENTANG
MMMMMMMMMM

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS
Tembusan :
1. ……………
2. ……………

21
BUPATI JENEPONTO

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun

Kepada
Yth. Mmmmmmmmmm
mmmmmmmmm
Di
MMMMMMMM

SURAT EDARAN
Nomor …..………..
(Nomor Urut/Kode Klasifikasi/Tahun)

TENTANG

MMMMMMMMMM

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

WAKIL BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

Tembusan :
1. .................
2. .............

22
PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
SEKRETARIAT DAERAH
Jl. Lanto dg Pasewang no.34 telp. (0419) 21022 kode pos 92311

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun

Kepada
................................................................................
Yth. Mmmmmmmmmm
mmmmmmmmm
Di
MMMMMMMM

SURAT EDARAN
Nomor …..………..
(Nomor Urut/Kode Klasifikasi/Tahun)

TENTANG

MMMMMMMMMM

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

a.n. BUPATI JENEPONTO


SEKRETARIS DAERAH,

NAMA JELAS
Pangkat
Nip.

Tembusan :
1. .................
2. .............

23
KOP NASKAH DINAS OPD
Alamat

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun

Kepada
Yth. Mmmmmmmmmm
mmmmmmmmm
Di
MMMMMMMM

SURAT EDARAN
Nomor ………………
(Nomor Urut/Kode Klasifikasi/Tahun)

TENTANG

MMMMMMMMMM

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

a.n. BUPATI JENEPONTO


KEPALA...............,

NAMA JELAS
Pangkat
Nip.

Tembusan :
1. .................
2. .................

24
b. Naskah Dinas Penetapan (Keputusan Bupati).
1. Pengertian
Naskah dinas penetapan merupakan naskah dinas yang
memuat kebijakan yang bersifat menetapkan, tidak
bersifat mengatur, dan merupakan pelaksanaan kegiatan
dalam bentuk Keputusan Bupati, digunakan untuk:
a) Menetapkan/mengubah status :
b) Kepegawaian/ personal/ keanggotaan/ material/
peristiwa;
c) Menetapkan/ mengubah/membubarkan suatu
kepanitiaan/tim; atau
d) Melibatkan pelimpahan wewenang.
Materinya bersifat penetapan dituangkan dalam
Diktum KESATU, KEDUA, dan seterusnya, dan
penandatanganannya dapat didelegasikan kepada
kepala OPD.
2. Susunan
a) Keputusan Bupati terdiri atas:
1) Judul;
2) Pembukaan Keputusan Bupati;
3) Isi Keputusan Bupati;
4) Bagian Akhir Keputusan Bupati;
b) Judul Keputusan Bupati terdiri atas :
1) Tulisan KEPUTUSAN BUPATI JENEPONTO;
2) Tulisan NOMOR dan TAHUN;
3. Nama Keputusan yang ditulis TENTANG.........
a) Pembukaan Keputusan Jeneponto terdiri atas:
1) Tulisan BUPATI JENEPONTO;
2) Konsideran;
b) Menimbang, memuat uraian singkat mengenai pokok-
pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan
peraturan-perundangan. Pada konsideran menimbang
dirumuskan dalam satu kalimat yang diawali dengan
kata bahwa dan diakhiri dengan tanda baca titik koma;
c) Mengingat, memuat dasar hukum kewenangan
pembuatan peraturan Perundang–Undangan.
d) Memperhatikan, memuat dasar hukum yang
berbentuk surat dan dokumen-dokumen tertulis
lainnya (jika diperlukan);
4) Menetapkan Judul:
a) Isi Keputusan Bupati terdiri atas :
1) MEMUTUSKAN, yang diletakkan di tengah lembar
naskah dinas dan diakhiri dengan tanda baca titik
dua;
2) KESATU;
3) KEDUA, KETIGA, dan seterusnya;
b) Bagian akhir Keputusan BUPATI terdiri atas:
1. Nama tempat ditetapkan;
2. Tanggal, bulan dan tahun;
3. Nama Jabatan;
25
4. Tanda tangan Pejabat;
5. Nama Jelas Pejabat (tanpa gelar dan pangkat);
6. Stempel Jabatan Pejabat; dan
7. Tembusan.
c) Dapat ditambahkan lampiran jika diperlukan
5) Penandatanganan.
a) Keputusan Bupati dibuat di atas yang ditandatangani
oleh Bupati/Wakil Bupati di buat di atas kertas jenis
Concorde ukuran Folio,menggunakan Kop Naskah
Dinas Bupati dengan lambang Negara berwarna kuning
emas.
b) Keputusan Bupati dibuat di atas kertas ukuran folio
dan menggunakan Kop Naskah Dinas OPD
ditandatangani oleh Pimpinan OPD atas nama Bupati.
c) Keabsahan salinan Keputusan Bupati yang
ditandatangani oleh Bupati atau Wakil Bupati
dilakukan oleh Kepala Bagian Hukum atau Pejabat
yang diberi wewenang.
6) Bentuk Naskah Dinas Keputusan Bupati, sebagaimana
tertera pada halaman berikut:

26
BUPATI JENEPONTO
PROVINSI SULAWESI SELATAN

KEPUTUSAN BUPATI JENEPONTO


NOMOR ………TAHUN ………..
(Nomor Urut/Kode Klasifikasi/Tahun)

TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
(Nama Keputusan Bupati)
BUPATI JENEPONTO,
Menimbang : a.bahwa …………………………………….…;
b.bahwa ……………………………………….;
c. dan seterusnya……………………………..;

Mengingat : 1.Undang – Undang ……………………...;


2.Peraturan Pemerintah ………………...;
3.Peraturan Presiden....dan seterusnya;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

KESATU : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmm;
KEDUA : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmm;

KETIGA : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmm;
KEEMPAT : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmm;
KELIMA : Keputusan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di……….
pada tanggal………

BUPATI JENEPONTO,
TTD

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)

Tembusan :
1. …………………;
2. …………………

Salinan sesuai dengan aslinya

KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAM


SETDA KABUPATEN JENEPONTO

Tanda tangan
NAMA
NIP.

27
(Keputusan Bupati yang ditandatangani oleh Wakil Bupati)

BUPATI JENEPONTO

KEPUTUSAN BUPATI JENEPONTO


NOMOR ………TAHUN ………..
(Nomor Urut/Kode Klasifikasi/Tahun)

TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
(Nama Keputusan Bupati)

BUPATI JENEPONTO,
Menimbang : a.bahwa …………………………………….…;
b.bahwa ……………………………………….;
c. dan seterusnya……………………………..;

Mengingat : 1.Undang – Undang ……………………...;


2.Peraturan Pemerintah ………………...;
3.Peraturan Presiden....dan seterusnya;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

KESATU : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;

KEDUA : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;
KETIGA : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;

Ditetapkan di Jeneponto
pada tanggal

WAKIL JENEPONTO,

TTD

(Nama Tanpa Gelar dan Pangkat)


Tembusan :
1. …………………

28
PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
SEKRETARIAT DAERAH

KEPUTUSAN BUPATI JENEPONTO


NOMOR……..TAHUN……..
(Nomor Urut/Kode Klasifikasi/Tahun)

TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM

BUPATI JENEPONTO,

Menimbang : a.bahwa …………………………………….…;


b.bahwa ……………………………………….;
c. dan seterusnya……………………………..;

Mengingat : 1.Undang – Undang ……………………...;


2.Peraturan Pemerintah ………………...;
3.Peraturan Presiden....dan seterusnya;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

KESATU : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;

KEDUA : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;

KETIGA : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;

Ditetapkan di Jeneponto
pada tanggal
a.n. BUPATI JENEPONTO
SEKRETARIS DAERAH,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
Tembusan :
1. ……………

29
KOP NASKAH DINAS OPD

KEPUTUSAN BUPATI JENEPONTO


NOMOR……..TAHUN……..
(Nomor Urut/Kode Klasifikasi/Tahun)

TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM

BUPATI JENEPONTO,

Menimbang : a.bahwa …………………………………….…;


b.bahwa ……………………………………….;
c. dan seterusnya……………………………..;

Mengingat : 1.Undang – Undang ……………………...;


2.Peraturan Pemerintah ………………...;
3.Peraturan Presiden....dan seterusnya;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan :

KESATU : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;

KEDUA : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm;

KETIGA : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

Ditetapkan diJeneponto
pada tanggal

a.n. BUPATI JENEPONTO


KEPALA……………….,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

Tembusan :
1. …………………
2. …………………

30
c. Naskah Dinas Penugasan
Naskah dinas penugasan terdiri dari :
1.Surat Tugas (ST)
a) Pengertian
Surat Tugas adalah naskah dinas yang berisi
penugasan dari pihak atasan kepada bawahan untuk
melaksanakan tugas atasan tersebut.
b) Susunan.
1) Surat Tugas terdiri atas:
(a) Kepala Surat Tugas.
(b) Isi Surat Tugas.
(c) Bagian Akhir Surat Tugas.
2) Kepala Surat Tugas terdiri atas:
(a) Tulisan “ SURAT TUGAS” di tempatkan di
tengah lembar isi Naskah.
(b) Nomor, Tanggal, dan Tahun atau dapat
menggunakan nomor panjang menurut
kebutuhan.
(c) Dasar Surat Tugas.
3) Isi Surat Tugas memuat dasar dan pertimbangan
penugasan, nama jabatan yang diberi tugas, jenis
tugas yang harus dilaksanakan dan waktu
pelaksanaan tugas:
(a) Tulisan MENUGASKAN ditempatkan pada
bagian tengah isi naskah yang diakhiri dengan
tanda baca titik dua.
(b) Nama Pejabat dan jabatan yang diberi tugas
(c) Jenis Tugas yang harus dilaksanakan.
(d) Waktu melaksanakan tugas.
4) Bagian Akhir Surat Tugas terdiri dari:
(a) Nama tempat dikeluarkan.
(b) Tanggal, Bulan dan Tahun.
(c) Nama Jabatan.
(d) Tanda tangan Pejabat yang memberi tugas.
(e) Nama jelas pejabat.
(f) Pangkat dan NIP bagi ASN
(g) Stempel Jabatan/OPD.
(h) Tembusan.
c) Penandatanganan.
1) Surat Tugas yang ditandatangani oleh Bupati/Wakil
Bupati dibuat di atas kertas ukuran folio, dengan
menggunakan Kop Naskah Dinas Bupati Jeneponto
dengan Lambang Negara berwarna.
2) Surat Perintah Tugas yang ditandatangani oleh
Kepala OPD atas nama Bupati atau wewenang
Jabatannya dibuat di atas kertas ukuran folio
dengan menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang
bersangkutan.
d) Hal yang perlu diperhatikan, jika tugas merupakan
tugas kolektif/berkelompok, daftar pegawai
dimasukkan ke dalam lampiran yang terdiri dari :
kolom nomor urut, nama, pangkat/golongan ruang,
NIP, Jabatan, dan keterangan (bila diperlukan) serta di
tanda tangani oleh pejabat yang berwenang dan di
stempel Jabatan /OPD.
e) Bentuk Naskah Dinas Surat Tugas, Sebagaiman tertera
pada halaman berikut:
31
BUPATI JENEPONTO

SURAT TUGAS
Nomor: …………

Dasar : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

MENUGASKAN:

Kepada :Nama : Mmmmmmmmmmmm


Nip : Mmmmmmmmmmmm
Pangkat/Gol.Ruang : Mmmmmmmmmmmm
Jabatan : Mmmmmmmmmmmm

Untuk : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
3. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

Dikeluarkan di Jeneponto
pada tanggal

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

Tembusan:
1. ………………..

32
Format Surat Tugas Untuk Berkelompok/ Kolektif
(halaman 1)

BUPATI JENEPONTO

SURAT TUGAS
Nomor: …………

Dasar :1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm


2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

MENUGASKAN:

Kepada : (Nama,Nip,Pangkat/Gol.Ruang dan Jabatan terlampir)

Untuk : 1.Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmm.
3. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmm.

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

Dikeluarkan di Jeneponto
pada tanggal

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

Tembusan:
1. ………………..

33
(halaman terakhir)

Lampiran Surat Tugas


Nomor : …………….
Tanggal : …………….

DAFTAR PEJABAT/PEGAWAI YANG DITUGASKAN

Nama Pangkal/Gol.
No Nip Jabatan
Ruang
1.

2.

dst

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

34
2.Surat Perintah
a) Pengertian
Surat Perintah adalah naskah dinas yang berisi
perintah dari pihak atasan yang ditujukan kepada
pihak bawahannya mengenai perintah untuk
melaksanakan tugas khusus.
b) Susunan.
1) Surat Perintah terdiri atas:
a) Kepala Surat;
b) Isi Surat; dan
c) Bagian Akhir Surat.
2) Kepala Surat Terdiri atas:
a) Tulisan “SURAT PERINTAH” ditetapkan di tengah
lembar isi Naskah.
b) Nomor, Tanggal, dan Tahun atau dapat
menggunakan nomor panjang menurut
kebutuhan.
c) Dasar Surat Perintah.
d) Dapat menambahkan tulisan “Menimbang” jika
diperlukan.
3) Isi Surat Perintah terdiri atas:
a) Tulisan MEMERINTAHKAN ditempatkan pada
bagian tengah isi naskah yang diakhiri dengan
tanda baca titik dua.
b) Nama Pejabat dan Jabatan yang diberi tugas
Khusus.
c) Jenis Tugas Khusus yang harus dilaksanakan.
d) Waktu Melaksanakan Tugas.
4) Bagian akhir Surat terdiri atas:
a) Nama Tempat dikeluarkan
b) Tanggal, Bulan dan Tahun.
c) Tanda tangan Pejabat
d) Nama Jelas.
e) Stempel Jabatan/OPD.
f) Tembusan.

c) Penandatanganan.
1. Surat Perintah yang ditandatangani oleh Bupati/
Wakil Bupati dibuat diatas kertas ukuran folio,
dengan menggunakan Kop Naskah Dinas Bupati
Jeneponto dengan Lambang Negara berwarna emas.
2. Surat Perintah yang ditandatangani oleh Kepala OPD
atas nama Bupati dibuat diatas kertas ukuran folio,
dengan menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang
bersangkutan.
3. Surat Perintah yang ditandatangani oleh Kepala OPD
atas wewenang Jabatannya dibuat di atas kertas
ukuran folio, dengan menggunakan Kop Naskah
Dinas OPD yang bersangkutan.

d) Hal yang perlu diperhatikan, jika perintah tugas


merupakan tugas kolektif, daftar pegawai yang
diperintahkan di masukkan ke dalam lampiran yang
terdiri dari : kolom nomor urut, nama,
pangkat/golongan ruang, NIP, jabatan, dan keterangan
serta di tanda tangani oleh pejabat yang berwenang
dan di stempel Jabatan/ OPD.
e) Bentuk Surat Perintah sebagaimana tertera pada
halaman berikut:
35
BUPATI JENEPONTO

SURAT PERINTAH
Nomor: …………

Dasar : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

MEMERINTAHKAN:

Kepada :Nama : Mmmmmmmmmmmm


Nip : Mmmmmmmmmmmm
Pangkat/Gol.Ruang : Mmmmmmmmmmmm
Jabatan : Mmmmmmmmmmmm

Untuk : 1. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
2. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
3. mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

Dikeluarkan di Jeneponto
pada tanggal

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS
Tembusan:
1. ………………..

36
Format Surat Tugas Untuk Berkelompok/ Kolektif
(halaman 1)

BUPATI JENEPONTO

SURAT PERINTAH
Nomor: ……………

Dasar : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

MEMERINTAHKAN:
Kepada :(Nama,Nip,Pangkat/Gol.Ruang dan Jabatan terlampir)

Untuk : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.
3. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

Dikeluarkan di Jeneponto
pada tanggal

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

Tembusan:
1. ………………..

37
(halaman terakhir)

Lampiran Surat Perintah


Nomor : ………….
Tanggal : ………….

DAFTAR PEJABAT/PEGAWAI YANG DIPERINTAHKAN

No Nama Pangkal/Gol.
NIP Jabatan
Ruang
1.

2.

dst

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

38
Surat Perintah untuk Pelaksana
Harian/ Pelaksana Tugas.

BUPATI JENEPONTO

SURAT PERINTAH PELAKSANA HARIAN/PELAKSANA TUGAS)


Nomor : ……………..

Dasar : 1. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

MEMERINTAHKAN:

Kepada :Nama : Mmmmmmmmmmmm


Nip : Mmmmmmmmmmmm
Pangkat/Gol.Ruang : Mmmmmmmmmmmm
Jabatan : Mmmmmmmmmmmm

Untuk : 1. Terhitung mulai tanggal (…diisi dengan tanggal, bulan,


tahun melaksanakan…) disamping jabatannya sebagai
(…diisi sesuai jabatan definitife..) juga sebagai
Pelaksana Harian/Pelaksana Tugas*) (...diisi nama
jabatan yang akan dilaksanakan...).
2. Melaksanakan Perintah ini dengan saksama dan penuh
tanggung jawab.

Dikeluarkan di Jeneponto
pada tanggal

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

Tembusan:
1. ………………..

Ket:*) pilih salah satu

39
3.Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)
a) Pengertian.
Surat Perintah Perjalanan Dinas adalah tata naskah
dinas sebagai alat pemberitahuan yang ditujukan
kepada pejabat tertentu untuk melaksanakan
perjalanan dinas serta pemberian fasilitasi perjalanan
dan pembiayaan.
b) Susunan.
1) Surat Perintah Perjalanan Dinas terdiri atas:
(a) Kepala Surat Perintah Perjalanan Dinas.
(b) Isi Surat Perintah Perjalanan Dinas.
(c) Bagian Akhir Surat Perintah Perjalanan Dinas.
2) Kepala Surat Perintah Perjalanan Dinas terdiri atas:
a) Tulisan “Lembar Ke” disebelah kanan atas.
b) Tulisan “Kode No” diketik dibawah kata “Lembar
Ke”.
c) Tulisan “Nomor” diketik dibawah kata “Kode No”.
d) Tulisan “(SPPD) “diketik secara setelah kata
“SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS”.
3) Isi Surat Perintah Perjalanan Dinas terdiri atas:
a) Nama Jabatan yang memberikan Perintah.
b) Nama dan NIP Pejabat/Pegawai yang diberi
perintah.
c) Jabatan/Pangkat dan Golongan Pegawai yang
diberi Perintah.
d) Maksud Perjalanan Dinas.
e) Alat angkut yang digunakan.
f) Nama Tempat berangkat dan tujuan Perjalanan
Dinas dilakukan.
g) Lama Perjalanan Dinas.
h) Pengikut dalam Perjalanan Dinas.
i) Pembebanan Biaya/Anggaran Perjalanan Dinas.
j) Keterangan mengetahui kedatangan dan
kepergian yang diberi perintah perjalanan Dinas
dari Pejabat yang didatangi.
4) Bagian Akhir Surat Perintah Perjalanan Dinas terdiri
atas:
a) Nama tempat, tanggal, Bulan dan Tahun.
b) Nama Jabatan Pemberi Perintah.
c) Tanda tangan pejabat serta nama jelas pejabat
pemberi perintah.
d) Stempel Jabatan/ Stempel OPD
c) Penandatanganan.
1) Surat Perintah Perjalanan Dinas yang
ditandatangani oleh Bupati/Wakil Bupati yang di
buat diatas kertas ukuran Folio HVS 80 gram,
dengan mengunakan Kop Naskah Dinas “BUPATI
JENEPONTO” dengan Lambang Negara berwarna.
2) Surat Perintah Perjalanan Dinas yang ditanda
tangani oleh Sekretaris Daerah atas nama Bupati
dan atas wewenang jabatannya dibuat di atas kertas
ukuran folio HVS 80 gram, dengan menggunakan
Kop Naskah Dinas Sekretariat Daerah/OPD.
d) Bentuk Naskah Dinas Surat Perintah Perjalanan
Dinas, sebagimana tertera pada halaman berikut:

40
(Halaman pertama)

BUPATI JENEPONTO

Nomor :
Kode No :
Lembar Ke :

SURAT PERINTAH PERJALANAN DINAS (SPPD)

1. Pejabat yang berwenang memberi


perintah
2. Nama/NIP Pegawai yang diperintahkan
mengadakan perjalanan Dinas
3. a. Pangkat/Golongan a.
b. Jabatan b.
c. Tingkat Biaya Perjalanan Dinas c.
4. Maksud Perjalanan Dinas

5. Alat Angkut yang diperintah


dipergunakan
6. a. Tempat Berangkat a.
b.Tempat Tujuan b.
7. a. Lamanya Perjalanan Dinas a.
b.Tanggal berangkat b.
c. Tanggal harus kembali c.
8. Pengikut
9. Pembebanan Anggaran Belanja Perjalanan Dinas
a. Unit Kerja/Instansi/OPD a.
b. Mata Anggaran b.
10. Keterangan

Dikeluarkan di Jeneponto
Pada tanggal, Bulan, Tahun

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

41
(halaman terakhir)

I.Berangkat dari :
(Tempat Kedudukan)
Pada tanggal :
Kepala.................

(..........NAMA JELAS........)
NIP.
II.Tiba di : Berangkat dari :
Pada Tanggal : Ke :
Kepala ................. Pada tanggal :
Kepala.................

(.......NAMA JELAS........) (..........NAMA JELAS........)


NIP. NIP.
III.Tiba di : Berangkat dari :
Pada Tanggal : Ke :
Kepala ................. Pada tanggal :
Kepala.................

(.......NAMA JELAS........) (..........NAMA JELAS........)


NIP. NIP.
IV.Tiba di : Berangkat dari :
Pada Tanggal : Ke :
Kepala ................. Pada tanggal :
Kepala.................

(.......NAMA JELAS........) (..........NAMA JELAS........)


NIP. NIP.
V. Tiba di : Telah diperiksa dengan keterangan
(Tempat Kedudukan) bahwa semata-mata untuk kepentingan
Pada tanggal : jabatan dalam waktu yang sesingkat-
singkatnya.

Pejabat Berwenang/ Pejabat Berwenang/


Pejabat lainnya yang ditunjuk Pejabat lainnya yang ditunjuk

VI.Catatan Lain-lain
VII. PERHATIAN :
Pejabat yang berwenang menerbitkan SPPD, pegawai yang melakukan
perjalanan dinas, para pejabat yang mengesahkan tanggal berangkat/tiba,
seerta bendahara pengeluaran bertanggung jawab berdasarkan peraturan
di bidang pengelolaan Keuangan Negara.

42
4.Lembar Disposisi

a) Pengertian
Lembar Disposisi adalah alat komunikasi tertulis yang
ditujukan kepada bawahan yang berisi informasi atau
perintah.
b) Susunan
1) Lembar Disposisi terdiri atas:
a) Kepala Lembar Disposisi.
b) Isi Lembar Disposisi.
c) Bagian akhir Disposisi.
2) Kepala Lembar Disposisi terdiri atas:
a) Tulisan ”LEMBAR DISPOSISI”;
b) Surat dari;
c) Nomor Surat dan Tanggal Surat;
d) Diterima Tanggal;
e) Nomor Agenda;
f) Sifat Surat;
g) Hal;dan
h) Diteruskan Kepada.

3) Isi Lembar Disposisi terdiri atas:


a) Tulisan ”LEMBAR DISPOSISI” ditempatkan di
tengah lembar naskah;
b) Isi Disposisi dirumuskan dalam bentuk uraian.
c) Penandatanganan.
1) Lembar Disposisi ditandatangani atau diparaf oleh:
a) Bupati/ Wakil Bupati;
b) Sekretaris Daerah;
c) Kepala OPD;
d) dan seterusnya
2) Lembar disposisi yang ditandatangani oleh Pejabat
dimaksud angka 1 di atas, dibuat di atas kertas
ukuran ½ folio atau A5, dengan menggunakan Kop
Naskah Dinas OPD yang bersangkutan.

d) Bentuk NASKAH DINAS LEMBAR DISPOSISI,


sebagaimana tertera pada halaman berikut :

43
BUPATI JENEPONTO

LEMBAR DISPOSISI

Surat dari : Diterima tanggal :


No. Agenda :
No. Surat : Sifat :
Sangat segera Segera Rahasia

Hal :

Diteruskan kepada : Dengan hormat harap :


Sekretaris Daerah Tanggapan/Saran
Asisten I Korelasi/Penyempurnaan
Asisten II Laksanakan
Asisten III Koordinasi/Konfirmasikan
Kepala Dinas………….. Siapkan Bahan
Kepala Badan………… Proses sesuai ketentuan
Kepala Bagian………….
Dan seterusnya…………..

Catatan :

Nama Jabatan
Paraf dan tanggal

Nama Jelas

44
(2) Naskah Dinas Korespondensi
a. Naskah Dinas Korespondensi Intern
1. Nota Dinas

a) Pengertian
Nota Dinas adalah alat Komunikasi tertulis intern
antar pejabat satuan organisasi dalam suatu OPD
yang memuat/berisi pemberitahuan, permintaan,
penjelasan, mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan proses penggarisan atau pematangan
sesuatu kebijakan atau proses penyesuaian
persoalan /masalah.

b) Susunan.
1) Nota Dinas terdiri atas:
a) Kepala Nota Dinas
b) Isi Nota Dinas.
c) Bagian akhir Nota Dinas.
2) Kepala Nota Dinas terdiri atas:
a) Tulisan ”NOTA DINAS” ditetapkan pada
bagian tengah naskah.
b) Pejabat/alamat yang dituju.
c) Pejabat yang mengirim.
d) Tanggal, Bulan dan Tahun.
e) Nomor, dapat ditambahkan kode sesuai
dengan kebutuhan.
f) Sifat, Lampiran dan Hal.
3) Isi Nota Dinas dirumuskan dalam bentuk
uraian;
4) Bagian akhir Nota Dinas terdiri atas.
a. Nama Jabatan.
b. Tanda tangan Pejabat.
c. Nama, Pangkat dan NIP.
d. Tembusan.

c) Penandatanganan.
1) Nota Dinas yang ditandatangani oleh Kepala
OPD atau pejabat lainnya dibuat di atas kertas
ukuran folio, dengan menggunakan Kop
Naskah Dinas OPD yang bersangkutan.
2) Bila Nota Dinas dalam lingkup satu unit kerja
OPD tidak perlu menggunakan Stempel OPD.

d) Bentuk Naskah Dinas Nota Dinas sebagaimana


tertera pada halaman berikut.

45
KOP NASKAH DINAS OPD

NOTA DINAS

Kepada : Yth. Mmmmmmmmmmmmmm


Dari : Mmmmmmmmmmmmmmmmm
Tanggal : Mmmmmmmmmmmmmmmmm
Nomor : Mmmmmmmmmmmmmmmmm
Sifat : Mmmmmmmmmmmmmmmmm
Lampiran : Mmmmmmmmmmmmmmmmm
Hal : Mmmmmmmmmmmmmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

KEPALA .......................,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

Tembusan:
1. .....................
2. ....................

46
2. Nota pengajuan Konsep Naskah Dinas
a) Pengertian.
Nota pengajuan konsep Naskah Dinas adalah alat
komunikasi intern yang ditujukan kepada pejabat
atasan guna penyampaian konsep Naskah Dinas
untuk mendapatkan penyelesaian atau tanda
tangan.
b) Susunan.
Nota pengajuan konsep Naskah Dinas terdiri atas:
1) Kepala Nota pengajuan konsep Naskah Dinas.
2) Isian Nota pengajuan konsep Naskah Dinas.
3) Bagian Akhir Nota pengajuan Konsep Naskah
Dinas.
4) Kepala Nota pengajuan konsep Naskah Dinas
terdiri atas:
a) Tanggal, Bulan dan Tahun.
b) Tulisan Nomor pada bagian sebelah kiri
Naskah Dinas
c) Pejabat/alamat yang dituju.
d) Tulisan ”NOTA PENGAJUAN KONSEP
NASKAH DINAS”
Ditempatkan di tengah atas lembar Naskah.

5) Isi Nota pengajuan konsep Naskah Dinas terdiri


atas:
a) Jenis Naskah yang dituju.
b) Pejabat/alamat tujuan Naskah Dinas
disampaikan.
c) Dari pejabat yang mengirimkan Naskah
Dinas.
d) Tentang isi Naskah Dinas.
e) Catatan yang diperlukan.
f) Lampiran.
g) Permohonan mendapatkan tanda tangan atas
pengesahan atau persetujuan.
6) Bagian akhir Nota pengajuan Konsep Naskah
Dinas terdiri atas.
a) Nama Jabatan;
b) Tanda tangan pejabat;
c) Nama pejabat berikut Pangkat dan NIP;
d) Tulisan”DISPOSISI PIMPINAN”.

c) Penandatanganan.
1) Nota Pengajuan Konsep Dinas yang
ditandatangani oleh Kepala OPD atau Pejabat
yang ditunjuk dibuat di atas kertas ukuran
folio, dengan menggunakan Kop Naskah Dinas
dibuat oleh Dinas, maka tidak perlu
menggunakan Stempel OPD.
2) Bentuk Naskah Dinas Nota Pengajuan Konsep
Naskah Dinas sebagaimana tertera pada
halaman berikut:

47
KOP NASKAH DINAS OPD

DD mmmm YYYY

Nomor : Kepada
Yth. Mmmmmmm
Di
Mmmmm

NOTA PENGAJUAN KONSEP NASKAH DINAS

Disampaikan dengan hormat,


Kepada : Mmmmmmmmmmmm
Dari : Mmmmmmmmmmmm
Tentang : Mmmmmmmmmmmm
Catatan : Mmmmmmmmmmmm
Lampiran : Mmmmmmmmmmmm
Untuk Mohon Tanda tangan Atas : Mmmmmmmmmmmm

DISPOSISI PIMPINAN, KEPALA ...................,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

Tindak Lanjut Staf

48
3. Memorandum

a) Pengertian.
Memorandum adalah naskah dinas yang materinya
mengandung pemberitahuan atas sesuatu
permasalahan yang dapat digunakan oleh atasan
kepada bawahan atau antar pejabat setingkat.
b) Susunan.
1) Memo terdiri atas:
a) Kepala Momerandum.
b) Isi Memorandum.
c) Bagian Akhir Momerandum.
2) Kepala Momerandum terdiri atas:
a) Tulisan ”MEMORANDUM” ditempatkan di
tengah lembar isi naskah.
b) Nama pengirim Memorandum, ditempatkan
disebelah kiri atas Naskah Dinas.
c) Nama Pejabat dan alamat yang dituju
ditempatkan disebelah bawah nama pengirim.
d) Hal ditempatkan disebelah bawah Nama
Pejabat yang dituju.
3) Isi Memorandum memuat pemberitahuan atas
sesuatu permasalahan.
4) Bagian Akhir Memo terdiri atas:
a) Nama tempat, tanggal, bulan dan tahun.
b) Nama Jabatan.
c) Tanda tangan paraf pembuat Memorandum.

c) Penandatanganan.
1) Memorandum dibuat di atas kertas ukuran folio,
dengan menggunakan.
2) Kop Naskah Dinas Bupati bagi Memorandum
yang digunakan oleh Bupati/Wakil Bupati
dengan lambang Negara berwarna kuning emas.
3) Kop Naskah Dinas OPD bagi Memorandum yang
digunakan oleh pejabat OPD yang bersangkutan.
4) Momerandum di paraf atau ditandatangani oleh
pembuat Memorandum.
5) Pembuatan Memorandum dapat diketik atau
cukup ditulis tangan.

d) Bentuk Naskah Dinas Memorandum, sebagaimana


tertera pada halaman berikut.

49
BUPATI JENEPONTO

MEMORANDUM
Nomor ...................

Dari : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Kepada : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Hal : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

DD mmmm YYYY

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

Tembusan:
1.................
2.................

50
b. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern/Surat Biasa
1. Pengertian
Naskah Dinas Korespondensi Ekstern/Surat Biasa
adalah alat penyampaian berita secara tertulis yang berisi
pemberitahuan, pertanyaan, permintaan jawaban atau
usul dan saran dan sebagainya.
2. Susunan
a) Surat terdiri atas:
1) Kepala Surat;
2) Isi Surat;
3) Bagian Akhir.
b) Kepala Surat terdiri atas :
1) Nama tempat ditetapkan.
2) Tanggal, bulan dan Tahun.
3) ”Kepada” Pejabat/alamat yang dituju.
4) Nomor.
5) Sifat.
6) Lampiran.
7) Hal.
c) Isi Surat dirumuskan dalam bentuk uraian.
d) bagian Akhir Surat terdiri atas:
1) Nama Jabatan.
2) Tanda tangan Pejabat.
3) Nama jelas Pejabat.
4) Stempel Jabatan/OPD.
5) Tembusan.
3. Penandatanganan.
a) Surat biasa yang ditandatangani oleh Bupati/Wakil
Bupati dibuat di atas kertas ukuran folio, dengan
menggunakan Kop Naskah Dinas ”BUPATI
JENEPONTO” dengan Lambang Negara berwarna
kuning emas.
b) Surat Biasa yang ditandatangani oleh Kepala OPD atas
nama Bupati dibuat di atas kertas ukuran folio dengan
menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang
bersangkutan.
c) Surat Biasa yang ditandatangani oleh Kepala OPD atas
wewenang jabatannya dibuat di atas kertas ukuran
Folio dengan menggunakan Kop Naskah Dinas OPD
yang bersangkutan.
4. Hal yang perlu diperhatikan, Naskah Dinas
Korespondensi Ekstern/Surat Biasa jika diperlukan
dapat menambahkan daftar lampiran penerima surat
pada halaman selanjutnya;

5. Bentuk Naskah Dinas Surat Biasa sebagaimana tertera


pada halaman berikutnya:

51
BUPATI JENEPONTO

DD mmmm YYY

Kepada
Nomor : Yth. Mmmmmmmmmmm
Sifat : mmmmmmmmmmm
Lampiran :
Hal : Mmmmmmm Di
Mmmmmm MMMMMMM

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmm.

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mm.

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmm.

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

Tembusan:
1...........
2...........

Jl. Lanto Dg Pasewang Nomor 34 Kode Pos 92311 tlp (0419) 21022 Website.......Email......

52
c. Surat Undangan

1. Pengertian
Surat undangan adalah Naskah Dinas yang merupakan
pemberitahuan yang meminta kepada yang bersangkutan
untuk datang pada waktu, tempat dan acara yang
ditentukan.
2. Susunan.
a) Surat Undangan terdiri atas:
1) Kepala Surat Undangan
2) Isi Surat Undangan
3) Bagian Akhir Surat Undangan.
b) Kepala Surat Undangan terdiri atas:
1) Nama tempat, tanggal, Bulan dan tahun
ditempatkan di kanan atas.
2) Alamat Undangan yang ditujukan ditempatkan di
bawah nama,Tempat,Tanggal, Bulan dan Tahun.
3) Nomor, Sifat, Lampiran dan Hal diketik secara
vertikal, ditempatkan disebelah kiri atas.
c) Isi Surat Undangan terdiri atas:
1) Maksud dan tujuan.
2) Hari Penyelenggaraan.
3) Tanggal, Jam dan tempat penyelenggaraan.
4) Acara yang akan diselenggarakan.
5) Tulisan Penutup.
d) Bagian Akhir Surat Undangan terdiri atas:
1. Nama Jabatan Pengundang.
2. Tanda tangan pejabat pengundang.
3. Nama jelas Pejabat, Pangkat, dan NIP pengundang.
4. Stempel jabatan/OPD.
5. Catatan yang dianggap perlu.

3. Penandatanganan.
a) Surat Undangan yang ditandatangani oleh
Bupati/Wakil Bupati baik yang dibuat di atas kertas
ukuran folio maupun setengah folio menggunakan kop
Naskah Dinas BUPATI JENEPONTO dengan lambang
Negara warna kuning emas.
b) Surat Undangan yang ditandatangani oleh kepala OPD
atas nama Bupati atas wewenang jabatannya dibuat di
atas kertas ukuran folio maupun setengah folio
menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang
bersangkutan.
4. Hal yang perlu diperhatikan
a) Pihak yang dikirimi undangan dapat ditulis pada
lampiran.
b) Surat undangan untuk keperluan tertentu dapat
berbentuk kartu.
5. Bentuk Naskah Dinas Surat Undangan, sebagaimana
tertera pada halaman berikut:

53
Surat undangan dengan ukuran Folio

BUPATI JENEPONTO

DD mmmm YYYY

Nomor : Kepada
Sifat : Yth. Mmmmmmm
Lampiran: mmmmmm
Hal : Undangan di
MMMMM

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Hari : Mmmmmmmmmm
Tanggal : Mmmmmmmmmm
Waktu : Mmmmmmmmmm
Tempat : Mmmmmmmmmm
Acara : Mmmmmmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

Catatan :
1.Mmmmmmm
2.Mmmmmmm

Jl. Lanto Dg Pasewang Nomor 34 kode pos 92311 tlp (0419) 21022 website.......email......

54
KOP NASKAH DINAS OPD

DD mmmm YYYY

Nomor : Kepada
Sifat : Yth. Mmmmmmmmm
Lampiran : mmmmmmmmm
Hal : Undangan di
MMMMMMM

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Hari : Mmmmmmmmmmm
Tanggal : Mmmmmmmmmmm
Waktu : Mmmmmmmmmmm
Tempat : Mmmmmmmmmmm
Acara : Mmmmmmmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

a.n. BUPATI JENEPONTO,


KEPALA............,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

Catatan :
1.Mmmmmmmmm
2.Mmmmmmmmm

55
Surat Undangan dengan ukuran setengah Folio/A5

BUPATI JENEPONTO

ddmmyy

Nomor : Kepada
Sifat : Yth. Mmmmmmm
Hal : Undangan di
Mmmmmm

Mengundang dengan hormat kepada Bapak/Ibu/Saudara


menghadiri ........................ yang akan dilaksanakan pada

Hari/Tanggal :
Waktu :
Tempat :
Acara :

Atas kehadiran Bapak/Ibu/Saudara diucapkan terima kasih.

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

Catatan :
1.Undangan hadir 15 menit sebelum acara dimulai
2.Pakaian: - TNI/POLRI :
- Sipil :
- Bapak/ibu :

56
(3) Naskah Dinas Khusus
a. Surat Perjanjian
1. Pengertian
Surat Perjanjian adalah naskah dinas yang berisi suatu
persetujuan yang dibuat dan mengikat antara Pejabat yang
berwenang di jajaran Pemerintah Kabupaten dengan pihak
lain untuk melaksanakan suatu tindakan atau perbuatan
hukum yang telah disepakati atau disetujui bersama
berkenaan pelaksanaan tugas dan fungsi masing-masing
yang bersifat rutin.
2. Susunan
a) Surat Perjanjian terdiri atas:
1) Kepala Surat Perjanjian.
2) Isi Surat Perjanjian.
3) Bagian akhir Surat Perjanjian.
b) Kepala Surat Perjanjian terdiri atas:
1) Tulisan ”SURAT PERJANJIAN” yang ditempatkan
bagian tengah Naskah Dinas.
2) Nomor dan Tahun atau dapat menggunakan nomor
panjang menurut keperluan.
3) Pemberian Nomor secara bersusun sesuai jumlah
pihak dalam surat perjanjian tersebut.
4) Tulisan :TENTANG”.
5) Nama/Judul Surat Perjanjian ditempatkan pada
bagian tengah Naskah Dinas dengan menggunakan
huruf kapital.
c) Isi Surat Perjanjian terdiri atas:
1) Hari, Tanggal, Bulan dan Tahun serta tempat
pembuatan.
2) Nama, Pangkat, NIP (bagi PNS), Pekerjaan dan Alamat
pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian.
3) Objek yang diperjanjikan, hak dan kewajiban dari
masing-masing pihak.
4) Saksi Hukum.
5) Penyelesaian Perselisihan.
Catatan:
Jika dianggap perlu bahwa uraian dapat disusun
dalam pasal dan ayat.
3. Bagian Akhir Surat Perjanjian terdiri atas:
a) Surat Perjanjian yang ditandatangani oleh Bupati/
Wakil Bupati dibuat diatas ukuran kertas folio,
dengan menggunakan Kop Naskah Dinas ”BUPATI
JENEPONTO” dengan menggunakan Lambang Negara
berwarna kuning emas.
b) Surat Perjanjian yang ditandatangani oleh Kepala
OPD atas nama Bupati dan atas wewenang
Jabatannya dibuat di atas kertas ukuran folio,
dengan menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang
bersangkutan.
c) Pada kolom tanda tangan dapat ditambahkan materi
jika diperlukan.
4. Bentuk Naskah Dinas Surat Perjanjian, sebagaimana
tertera pada halaman berikut:

57
BUPATI JENEPONTO

SURAT PERJANJIAN

NOMOR..........TAHUN.........
NOMOR..........TAHUN.........

TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm:

1. Mmmmmmmmmmmmmmmm : Mmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmm.
2. Mmmmmmmmmmmmmmmm : Mmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmm.

BAB I
MMMMMMMM

Pasal 1
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

BAB II
MMMMMMMMM
(dan seterusnya)

PIHAK PERTAMA PIHAK KE SATU


NAMA JABATAN, BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS NAMA JELAS

Saksi-Saksi
1. ............... 2. .....................

58
b. Surat Kuasa
1. Pengertian.
Surat Kuasa dalam naskah dinas sebagai alat
pemberitahuan dan tanda bukti yang berisi pemberian
mandat atas wewenang dari pejabat yang memberikan
kuasa kepada pejabat yang diberi kuasa untuk bertindak
atas nama Pejabat yang memberi kuasa.
2. Susunan.
a) Surat Kuasa terdiri atas :
1) Kepala Surat Kuasa.
2) Isi Surat Kuasa.
3) Bagian Akhir Surat Kuasa.
b) Kepala Surat Kuasa terdiri atas :
1) Tulisan ”SURAT KUASA” ditempatkan di tengah lembar
Naskah Dinas.
2) Tulisan ‟NOMOR” Surat Kuasa ditempatkan dibawah
tulisan ”SURAT KUASA”.
c) Isi Surat Kuasa terdiri atas:
1) Nama Pejabat yang memberi kuasa.
2) Nama Jabatan yang memberi kuasa.
3) Tulisan ”MEMBERI KUASA”.
4) Tulisan ”Kepada”.
5) Nama Pejabat yang diberi kuasa.
6) Nama Jabatan Pejabat yang diberi kuasa.
7) Tulisan ”Untuk”.
8) Hal-hal yang menyangkut jenis tugas dan tindakan
yang dikuasakan.
d) Bagian Akhir Surat Kuasa terdiri atas:
1) Nama Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun Pembuatan
2) Nama Jabatan Pemberi Kuasa.
3) Tanda Tangan Pemberi Kuasa.
4) Nama Jelas yang memberi kuasa (Pangkat dan NIP
bagi PNS).
5) Stempel Jabatan/OPD.
6) Nama Jabatan yang diberi kuasa.
7) Tanda Tangan pejabat yang diberi kuasa.
8) Nama jelas, Pangkat dan NIP yang diberi kuasa
3. Penandatanganan.
a) Surat Kuasa yang ditandatangani oleh Bupati/Wakil
Buapti di atas kertas ukuran folio, dngan menggunakan
Kop Naskah Dinas ”BUPATI JENEPONTO” dengan
Lambang Negara berwarna kuning emas.
b) Surat Kuasa yang ditandatangani atas nama BUPATI
atau atas wewenang jabatan Kepala OPD dibuat diatas
kertas ukuran folio, dengan menggunkan Kop Naskah
Dinas OPD yang bersangkutan.
c) Pada kolom tanda tangan dapat ditambahkan materi jika
diperlukan.
4. Bentuk Naskah Dinas Surat Kuasa, sebagaimana tertera
pada halaman berikut:

59
BUPATI JENEPONTO

SURAT KUASA
NOMOR ………...…………

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :Mmmmmmmmmmmmmmm
Jabatan :Mmmmmmmmmmmm

MEMBERI KUASA
Kepada : Nama : Mmmmmmmmmmmmm
Nip : Mmmmmmmmmmmmm
Jabatan: Mmmmmmmmmmmmm

Untuk : Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Demikian Surat Kuasa ini dibuat untuk digunakan sebagaimana


mestinya.

DD mmmm yyyy

Yang diberi kuasa yang memberi kuasa


NAMA JABATAN, BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS NAMA JELAS


Pangkat
NIP.

60
c. Berita Acara
1. Pengertian
Berita acara dalam naskah dinas yang berisi pernyataan
yang bersifat pengesahan atas sesuatu kejadian, peristiwa,
perubahan status dan lain-lain bagi suatu permasalahan
baik berupa perencanaan, pelaksanaan maupun
pengendalian kebijakan pimpinan.
2. Susunan.
a) Berita Acara terdiri atas :
1) Kepala Berita Acara.
2) Isi Berita Acara.
3) Bagian Akhir Berita Acara:
b) Kepala Berita Acara terdiri atas:
1) Tulisan “Berita Acara” ditempatkan ditengah lembar
Naskah.
2) Nomor Berita Acara.
3) Nama Berita Acara.
c) Isi Berita Acara dirumuskan dalam bentuk uraian yang
didalamnya dicantumkan :
1) Tempat, Hari, Tanggal, Bulan dan Tahun
2) Nama, NIP,Pangkat/Golongan dan Alamat
3) Permasalahan pokoknya.
d) Bagian Akhir Berita Acara terdiri atas:
1) Nama tempat, tanggal, Bulan dan Tahun.
2) Tulisan “Pihak” yang terlibat dalam berita acara.
3) Tanda Tangan pihak yang terlibat dalam Berita Acara.
4) Nama jelas pihak pejabat yang terlibat dalam Berita
Acara.
5) Stempel jabatan / OPD.
6) Tulisan “Dilakukan di hadapan........(siapa yang
menyaksikan Berita Acara Tersembunyi)”;
7) Nama jelas dan NIP bila ada.
8) Tanda tangan yang menyaksikan.
9) Tulisan “Demikian Berita Acara ini buat dalam
rangkap........‟‟.
3. Penandatanganan
a) Berita Acara yang ditandatangani oleh pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya pejabat yang menyaksikan.
b) Berita Acara yang ditandatangani oleh BUPATI dibuat
diatas kertas ukuran folio, dengan menggunakan Kop
Naskah Dinas “BUPATI JENEPONTO” dengan Lambang
Negara warna kuning emas.
c) Berita acara yang ditanda tangani oleh kepala OPD atas
nama BUPATI dibuat di kertas ukuran folio, dengan
menggunaan Kop Naskah Dinas dan Stempel Dinas OPD
d) Berita Acara yang ditanda tangani oleh pimpinan
perangkat daerah atas wewenang jabatannya dibuat
diatas kertas ukuran folio, dengan menggunakan Kop
Naskah Dinas dan Stempel Dinas OPD yang
bersangkutan.
4. Bentuk Naskah Dinas Berita Acara, sebagaimana tertera
pada halaman berikut:

61
BUPATI JENEPONTO

BERITA ACARA
Nomor.........................

TENTANG

Pada hari ini ……..tanggal………bulan………tahun………..


……….. kami masing-masing:

1. Mmmmmmmmmmm yang selanjutnya disebut PIHAK KESATU.


(memuat Nama, NIP,Pangkat/Golongan Ruang, Jabatan dan alamat)
2. Mmmmmmmmmmmm yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Demikian Berita Acara ini dibuat dalam rangkap ................. untuk


digunakan sebagaimana mestinya.

Jeneponto, .......
PIHAK KEDUA, PIHAK KESATU,

NAMA JELAS NAMA JELAS


Pangkat :
Nip

Dilakukan di hadapan,

NAMA JELAS
Pangkat :
NIP.

62
d. Surat keterangan
1. Pengertian.
Surat Keterangan adalah naskah dinas yang berisi
pernyataan tertulis dari pejabat sebagai tanda bukti
kebenaran sesuatu hal.
2. Susunan.
a) Surat Keterangan terdiri atas:
1) Kepala Surat Keterangan.
2) Isi Surat Keterangan.
3) Bagian Akhir Surat Keterangan.
b) Kepala Surat Keterangan terdiri atas:
1) Tulisan “Surat Keterangan” ditempatkan dibagian
tengah Naskah Dinas.
2) Nomor dan Tahun atau dapat menggunakan nomor
panjang menurut kebutuhan.
c) Isi Surat Keterangan terdiri atas:
1) Nama dan Jabatan yang menerangkan.
2) Nama, NIP, Pangkat dan Identitas yang diperlukan dari
pihak yang diterangkan.
3) Maksud Keterangan.
d) Bagian Akhir Surat Keterangan terdiri atas :
1) Nama tempat.
2) Tanggal,bulan dan tahun.
3) Nama jabatan.
4) Tanda tangan pejabat.
5) Nama jelas.
6) stempel jabatan/OPD.
7) Tembusan(jika di perlukan).
4. Penandatanganan.
a) Surat keterangan yang ditandatangani oleh
BUPATI/Wakil BUPATI dibuat diatas kertas ukuran folio,
dengan menggunakan Kop Naskah Dinas “BUPATI
JENEPONTO” dengan lambang Negara berwarna kuning
emas.
b) Surat keterangan yang ditandatangani oleh kepala OPD
atas nama BUPATI dibuat diatas kertas ukuran folio
dengan menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang
bersangkutan.
c) Surat keterangan yang ditandatangani oleh kepala OPD
atas wewenang jabatannya dibuat diatas kertas ukuran
folio dengan menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang
bersangkutan.
5. Bentuk Naskah Dinas Surat Keterangan sebagaimana
tertera pada halaman berikut:

63
BUPATI JENEPONTO

SURAT KETERANGAN
Nomor: …………………

1. Yang bertanda tangan di bawah ini :


a. Nama :
b. Jabatan :
dengan ini menerangkan bahwa :
a.Nama :
b.Nip :
c.Pangkat / Gol :
d.Umur :
e.Kebangsaan :
f.Agama :
g.Pekerjaan :
h.Alamat :

Bermaksud : Mmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmm
2.Sehubungan yang dengan maksud yang bersangkutan diminta
agar………..dapat memberikan bantuan serta fasilitas seperlunya.

3. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya.

DD mmmm YYYY

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

Tembusan:
1……………………..

64
Untuk Pelatihan Kepemimpinan/Fungsional

BUPATI JENEPONTO

SURAT KETERANGAN
Nomor: …………………
Bupati Jeneponto berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Aparatur Sipil Negara, serta ketentuan pelaksanaannya
menerangkan bahwa:
Nama :(....diisi dengan nama jelas beserta gelar...)
Nip :(...diisi dengan Nip Peserta..)
Tempat/Tanggal Lahir :(....diisi nama kota,tanggal,bulan,tahun...)
Pangkat/Golongan :(....diisi dengan pangkat /golongan...)
Jabatan :(....diisi dengan jabatan...)
Instansi :(....diisi dengan instansi asal peserta...)
Berdasarkan hasil Evaluasi Akhir dinyatakan
DITUNDA KELULUSANNYA
Pada Pelatihan (...diisi nama program Pelatihan...) Angkatan (...diisi
dengan angka romawi...)Tahun (...diisi tahun penyelenggaraan...) yang
diselenggarakan oleh (...diisi nama lembaga Pelatihan Pemerintah
terakreditasi penyelenggara pelatihan...) dari tanggal (...diisi tanggal,
bulan..) sampai dengan (..diisi tanggal, bulan..) sampai dengan (...disi
tanggal,bulan,tahun...)di (...diisi nama kota tempat penyelenggaraan...)
dan wajib mengikuti pembelajaran remedial untuk memenuhi syarat
kelulusan terhadap komponen penilaian yang kurang. Pembelajaran
remedial dilakukan maksimal 15 hari kerja setelah Pelatihan berakhir
dengan memperhatikan komponen penilaian yang kurang.

DD mmmm YYYYY
BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

65
KOP NASKAH DINAS
(KHUSUS INSTANSI LEMBAGA PELATIHAN PEMERINTAH YANG TERAKREDITASI)

SURAT KETERANGAN
Nomor: …………………

Pemerintah Kabupaten Jeneponto berdasarkan Undang-Undang Nomor


5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, serta ketentuan
pelaksanaannya menerangkan bahwa :
Nama : (....diisi dengan nama jelas beserta
gelar)
Nip : (....diisi dengan Nip Peserta)
Tempat/Tanggal Lahir : (....diisi nama
kota,tanggal,bulan,tahun.)
Pangkat/Golongan : (....diisi dengan pangkat / Golongan...)
Jabatan : (....diisi dengan jabatan...)
Instansi : (....diisi dengan instansi asal peserta...)
Berdasarkan hasil Evaluasi Akhir dinyatakan

DITUNDA KELULUSANNYA
Pada Pelatihan (...diisi nama program Pelatihan...) Angkatan (...diisi
dengan angka romawi...)Tahun (...diisi tahun penyelenggaraan...) yang
diselenggarakan oleh (...diisi nama lembaga Pelatihan Pemerintah
terakreditasi penyelenggara pelatihan...) dari tanggal (...diisi tanggal,
bulan..) sampai dengan (..diisi tanggal, bulan..) sampai dengan (...disi
tanggal,bulan,tahun...)di (...diisi nama kota tempat penyelenggaraan ...)
dan wajib mengikuti pembelajaran remedial untuk memenuhi syarat
kelulusan terhadap komponen penilaian yang kurang. Pembelajaran
remedial dilakukan maksimal 15 hari kerja setelah Pelatihan berakhir
dengan memperhatikan komponen penilaian yang kurang.

DD mmmmm YYYYY

a.n.BUPATI JENEPONTO

Kepala........................,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

66
Surat Keterangan ”Telah mengikuti Pelatihan”
Bagi peserta yang dinyatakan tidak lulus
berdasarkan hasil evaluasi akhir

KOP NASKAH DINAS


(KHUSUS INSTANSI LEMBAGA PELATIHAN PEMERINTAH YANG TERAKREDITASI)

SURAT KETERANGAN
Nomor: …………………

Pemerintah Kabupaten Jeneponto berdasarkan Undang-Undang Nomor


5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,serta ketentuan
pelaksanaannya menerangkan bahwa :
Nama : (....diisi dengan nama jelas beserta
gelar)
Nip : (...diisi dengan NIP peserta...)
Tempat/Tanggal Lahir : (....diisi nama
kota,tanggal,bulan,tahun.)
Pangkat/Golongan : (....diisi dengan pangkat/golongan
Jabatan : (....diisi dengan jabatan...)
Instansi : (....diisi dengan instansi asal peserta...)
Berdasarkan hasil Evaluasi Akhir dinyatakan

TELAH MENGIKUTI PELATIHAN

Pada Pelatihan (...diisi nama program Pelatihan...) Angkatan (...diisi


dengan angka romawi...)Tahun (...diisi tahun penyelenggaraan...) yang
diselenggarakan oleh (...diisi nama lembaga Pelatihan Pemerintah
terakreditasi penyelenggara pelatihan...) dari tanggal (...diisi tanggal,
bulan..) sampai dengan (..diisi tanggal, bulan, Tahun...) di (...disi nama
kota tempat penyelenggaraan...)dan dapat diberian kesempatan
mengikuti Pelatihan (...diisi nama program pelatihan...) pada angkatan
berikutnya sepanjang masih memenuhi persyaratan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

DD mmmmm YYYYY
Kepala...........................,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP

67
e. Surat Pengantar
1. Pengertian
Surat pengantar adalah daftar yang digunakan sebagai
pengantar untuk mengantar sesuatu naskah dinas atau
barang dan sebagainya yang pada umumnya tidak
memerlukan penjelasan.
2. Susunan Surat Pengantar terdiri atas:
a) Kepala Surat Pengantar.
b) Isi Surat Pengantar.
c) Bagian Surat Pengantar.
d) Kepala Surat Pengantar terdiri atas:
1) Pejabat/Alamat yang dituju:
2) Tulisan SURAT PENGANTAR ditempatkan ditengah
lembar isi naskah
3) Nomor;.
e) Isi Surat Pengantar terdiri atas:
1) Kolom Nomor Urut;
2) Kolom Jenis yang dikirim;
3) Kolom banyaknya naskah/barang dan sebagaianya;
4) Kolom keterangan.
f) Bagian Akhir Surat Pengantar terdiri atas:
1) Nama tempat dikirim;
2) Tanggal, Bulan dan Tahun diterima;
3) Nama jabatan pembuat pengantar;
4) Tanda tangan;
5) Nama, Pangkat dan NIP;
6) Stempel Jabatan dan OPD;
7) Penerima.
3. Penandatangan
Surat Pengantar dibuat di atas kertas ukuran folio, dengan
menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang bersangkutan,
yang ditandatangani oleh Pejabat/Petugas yang ditunjuk.
4. Bentuk Naskah Dinas Surat Pengantar, sebagaimana
tertera pada halaman berikut:

68
KOP NASKAH DINAS OPD

Kepada
Yth. Mmmmmmmmmm
di
Jeneponto

SURAT PENGANTAR
Nomor: …………………

No Jenis yang Dikirim Banyaknya Keterangan

Diterima Tanggal,............ Jeneponto,......................

Yang Menerima, NAMA JABATAN,

NAMA JELAS NAMA JELAS


Pangkat Pangkat
NIP. NIP.

No HP: .......................................

69
e. Pengumuman
1. Pengertian.
Pengumuman adalah suatu bentuk naskah dinas sebagai
alat pemberitahuan yang bersifat umum, Pengumuman
yang ditandatangani oleh masing-masing Pejabat
ditentukan oleh jenis, sifat dan organisasi dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Susunan.
a) Pengumuman terdiri atas;
1) Kepala Pengumuman;
2) Isi Pengumuman;
3) Bagian akhir pengumuman.
b) Kepala Pengumuman terdiri atas:
1) Tulisan “PENGUMUMAN” diletakkan ditengah lembar
naskah
2) Nomor ditempatkan dibawah tulisan Pengumuman;
3) Tulisan “TENTANG”
4) Nama Judul pengumuman.
c) Isi Pengumuman dirumuskan dalam bentuk uraian
d) Baik Akhir Pengumuman terdiri atas :
1) Nama Tempat Pengumuman dikeluarkan;
2) Tanggal, Bulan, dan Tahun;
3) Nama Jabatan yang mengeluarkan;
4) Tanda Tangan Pejabat berikut pangkat dan NIP;
5) Stempel Jabatan/ OPD.
3. Penandatanganan
a) Pengumuman yang ditandatangani oleh BUPATI/WAKIL
BUPATI dibuat atas kertas ukuran folio, dengan
menggunakan Kop Naskah Dinas “BUPATI JENEPONTO”
dengan Lambang Negara berwarna kuning emas;
b) Pengumuman yang ditandatangani oleh kepala OPD atas
nama BUPATI dibuat di atas kertas ukuran folio, dengan
menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang
bersangkutan;
c) Pengumuman yang ditandatangani oleh kepala OPD atas
wewenang jabatannya dibuat diatas kertas ukuran folio,
dengan menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang
bersangkutan;
4. Bentuk Naskah Dinas Pengumuman, sebagaimana tertera
pada halaman berikut:

70
BUPATI JENEPONTO

PENGUMUMAN
NOMOR ………............

TENTANG

MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Dikeluarkan di Jeneponto
pada tanggal

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

71
g. Lembaran Daerah
1. Pengertian
Lembaran Daerah adalah naskah dinas untuk
mengundangkan Peraturan Daerah.
2. Susunan
a) Kepala Lembaran Daerah Terdiri atas:
1) Tulisan “Lembaran DAERAH” diletakkan pada tengah
lembar isi Naskah
2) Nomor,Tahun, seri dan Nomor seri.
3) Judul Peraturan Daerah.
4) Nomor,tentang (Nama Peraturan Daerah) .
b) Isi Lembaran Daerah terdiri atas Nomor, Tahun,Seri,
tanggal.
c) Bagian Akhir Lembaran Daerah terdiri atas:
1) Nama Jabatan.
2) Tanda tangan Pejabat.
3) Nama, pangkat dan NIP.
4) Stempel Jabatan/Instansi.
3. Penandatanganan
Lembaran Daerah yang ditandatangani oleh Sekretaris
Daerah atas Nama Bupati atau atas wewenang jabatannya.
4. Bentuk Naskah Dinas Lembaran Daerah, sebagaimana
tertera pada halaman berikut:

72
LEMBARAN DAERAH

Nomor..............Tahun........ Seri...... Nomor....

PERATURAN DAERAH.............
Nomor.............

TENTANG

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm dan seterusnya

Diundangkan dalam lembaran daerah.......................................


Nomor...........Tahun..................
Seri........
Tanggal...................

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JENEPONTO,

NAMA JELAS
Pangkat :
Nip.................

73
h. Berita Daerah
1. Pengertian
Berita Daerah adalah naskah dinas untuk mengundangkan
Peraturan Bupati.
2. Susunan :
a) Kepala Berita Daerah Terdiri atas:
1) Tulisan “BERITA DAERAH” diletakkan pada tengah
lembar isi Naskah;
2) Nomor,Tahun, seri dan Nomor seri;
3) Judul Peraturan Bupati;
4) Nomor,tentang (Nama Peraturan Bupati).
b) Isi Berita Daerah terdiri atas Nama dan Nomor Peraturan
Bupati :
1) Nomor,Tahun;
2) Seri;
3) Tanggal.
c) Bagian Akhir Berita Daerah terdiri atas:
1) Nama Jabatan;
2) Tanda tangan Pejabat;
3) Nama, pangkat dan NIP;
4) Stempel Jabatan/Instansi.
3. Bentuk Naskah Dinas Berita Daerah, sebagaimana tertera
pada halaman berikut:

74
BERITA DAERAH

Nomor..............Tahun........ Seri...... Nomor....

PERATURAN BUPATI.............
Nomor.............

TENTANG

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm dan seterusnya

Diundangkan dalam berita daerah.......................................


Nomor...........Tahun..................
Seri........
Tanggal...................

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN JENEPONTO,

NAMA JELAS
Pangkat :
Nip.................

75
i. Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU)
1. Pengertian
Nota Kesepahaman adalah naskah dinas yang berisi suatu
pernyataan kehendak bersama yang bersifat pokok dan
singkat yang disepakati oleh Bupati/Pejabat yang
berwenang di jajaran Pemerintah Kabupaten dengan pihak
lain/pihak ketiga yang secara prinsip belum menimbulkan
hak dan kewajiban para pihak dengan penegasan dalam
tenggat waktu tertentu oleh para pihak segera
menindaklanjuti dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama.
Adapun pilihan bentuk format dan bahasa yang digunakan
sesuai dengan kesepakatan.
2. Penamaan Nota Kesepahaman
a) Dalam Penyusunan Nota Kesepahaman sebagai subyek
pihak Kesatu adalah Bupati/Pejabat yang berwenang di
jajaran Pemerintah Provinsi dengan Pihak Lain/Pihak
Ketiga /yang juga berwarga Negara Indonesia/Lembaga
Negara/Badan Hukum privat yang tunduk pada hukum
di Indonesia, Nomenklatur yang digunakan adalah ”Nota
Kesepahaman”.
b) Kecuali bila Pihak lain/pihak ketiga dalam nota
Kesepahaman tersebut pada huruf a adalah
Orang/lembaga Negara Asing/Badan Hukum dari Negara
Asing maka yang digunakan adalah ”Nota Kesepahaman
(Memorandum of Understanding/ MoU)”
3. Susunan
a) Nota Kesepahaman (MoU) terdiri dari:
1) Kepala Nota Kesepahaman.
2) Isi Nota kesepahaman.
3) Bagian Akhir Nota Kesepahaman.
b) Kepala Nota Kesepahaman terdiri atas:
1) Logo Para Pihak yang melakukan Nota Kesepahaman
2) Tulisan ”Nota Kesepahaman” di tempatkan ditengah
Lembar naskah.
3) NOMOR dan TAHUN atau dapat menggunakan nomor
panjang menurut keperluan para pihak.
4) Tulisan ”antara” yang ditulis dengan huruf kecil
ditempatkan ditengah lembar Naskah.
5) Nama Lengkap pihak kesatu yang melakukan Nota
Kesepahaman.
6) Tulisan ”dengan” yang ditulis dengan huruf kecil
ditempatkan ditengah lembar Naskah.
7) Nama lembaga pihak kedua yang melakukan Nota
Kesepahaman
8) Tulisan ”TENTANG” yang ditempatkan di tengah
Lembar Naskah.
9) Nama/Judul Nota Kesepahaman yang seluruhnya
ditulis dengan huruf kapital dan ditempat di bawah
tulisan tentang.
c) Isi Nota kesepahaman paling rendah memuat :
1) Hari, tanggal, dan tahun Nota kesepahaman;
2) Identitas Para Pihak;
3) Dasar Hukum Nota Kesepahaman;
4) Subjek kerja sama;
5) Objek kerjasama;
6) Ruang Lingkup Nota Kesepahaman;
7) Hak dan Kewajiban Para Pihak;
8) Jangka waktu Nota Kesepahaman;
9) Pengakhiran Nota Kesepahaman ;
76
10) Keadaan Memaksa;
11) Penyelesaian Perselisihan.
d) Substansi Nota kesepahaman di tuangkan dalam pasal-
pasal.
e) Bagian akhir Nota Kesepahaman terdiri atas:
1) Tulisan PIHAK KEDUA pada bagian sebelah kiri bawah
2) Tulisan PIHAK KESATU pada bagian sebelah kanan
bawah
3) Tanda tangan para pihak
4) Nama jelas para pihak
5) Saksi-saksi apabila diperlukan
4. Penandatanganan Nota Kesepahaman.
a) Nota Kesepahaman ditandatangani oleh Bupati atas
nama Pemerintahan Kabupaten dibuat atas kertas
ukuran folio tanpa menggunakan kop naskah Dinas;
b) Nota Kesepahaman yang ditandatangani oleh Kepala OPD
atas nama Bupati atau atas nama wewenang jabatannya
dibuat di atas kertas berukuran folio tanpa menggunakan
Kop Naskah Dinas;
c) Pada tanda tangan dapat ditambahkan materi jika
diperlukan.
5. Bentuk Naskah Dinas Nota Kesepahaman (atau bentuk Lain
sesuai kesepakatan para pihak) sebagaimana tertera pada
halaman berikut :

77
LOGO I LOGO II

NOTA KESEPAHAMAN
ANTARA
PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
Dengan
.........................................................
TENTANG
..........................................................
NOMOR.....................
NOMOR.....................
Pada hari ini, Mmmmmmmm, tanggal Mmmmmm,bulan Mmmmmm,
tahun Mmmmm, bertempat di Mmmmmmmmm, telah di lakukan
kesepahaman bersama antara pihak-pihak :------------------------------
---------------------------
I. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm,
berkedudukan di jalan..............................mmmmmmmmmm,
dalam kesepahaman ini di wakili secara sah oleh
mmmmmmmmmmmm jabatan mmmmmmm, selanjutnya dalam
Nota kesepahaman ini di sebut PIHAK KEDUA.
II. PEMERINTAH........, berkedudukan di jalan..... dalam Nota
Kesepahaman ini diwakili secara sah oleh mmmmmmmm Jabatan
Bupati Jeneponto mmmmm, selanjutnya dalam Nota
kesepahaman ini di sebut PIHAK KESATU.
Untuk selanjutnya mmmmm dan mmmmmm, secara sah bersama-
sama disebut ”PARA” PIHAK dan secara sendiri sendiri disebut
”PIHAK”
Dengan terlebih dahulu memerhatikan dan mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut :------------------------------------------------------------
-------------
a.bahwa.........mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b.bahwammmmmmmmmmmmmmmmm KABUPATEN JENEPONTO
sehubungan dengan hal-hal, PARA PIHAK sepakat mmmmmmmmm
pasal 1
................................
Mmmmmmmmmm mmmmmmmmmmm mmmmmmmmm
mmmmmmmmm

PIHAK KEDUA, PIHAK KESATU,

NAMA JELAS NAMA JELAS


JABATAN JABATAN

78
LOGO I LOGO II

NOTA KESEPAHAMAN
Antara
PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
Dengan
.........................................................................
Tentang
..........................................................................
NOMOR...................
NOMOR...................
Pada hari ini, Mmmmmmmm, tanggal Mmmmmmmm, bulan
Mmmmmmmm,tahun Mmmmmmmm, yang bertanda tangan di
bawah ini:
Mmmmmmmmm : BupatiJeneponto, bertindak untuk dan atas
nama Pemerintah kabupaten, selanjutnya di
sebut PIHAK KESATU.
Mmmmmmmmm : mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Selanjutnya di sebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA DAN PIHAK KEDUA selanjutnya disebut PARA


PIHAK setuju dan sepakat untuk mengadakan Nota Kesepahaman
berkenaan dengan mmmmmmm, dengan materi pokok Nota
Kesepahaman dalam syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut:

Pasal1
Mmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmm mmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmm

Pasal 2
Mmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

PIHAK KEDUA, PIHAK SATU,

NAMA JELAS NAMA JELAS

79
j. Perjanjian Kerja Sama
1. Pengertian
Perjanjian Kerja sama adalah naskah Dinas yang berisi
suatu persetujuan yang bersifat mengikat antara
Bupati/Pejabat yang berwenang di jajaran Pemerintah
Kabupaten dengan pihak lain/pihak ketiga untuk
melaksanakan suatu tindakan atau perbuatan hukum yang
telah disepakati dan dibuat secara tertulis menimbulkan
hak dan kewajiban.
2. Penyusunan Perjanjian Kerjasama
Pelaksanaan perjanjian kerja sama dilakukan berdasarkan
ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku
dengan memperhatikan masing-masing prinsip, subjek,
objek, bentuk, format, ruang lingkup dan tata kerja sama
daerah.
Dalam praktiknya perjanjian kerja sama dapat di awali
sebagai kesepakatan oleh pihak dalam bentuk nota
kesepahaman (Memorandum of Understanding/Mou) yang
materinya bersifat pokok dan singkat sehingga secara
prinsip belum menimbulkan hak dan kewajiban dengan
penegasan dalam tenggat waktu tertentu oleh para pihak
segera menindaklanjuti dalam bentuk perjanjian kerja
sama. Format/bentuk nota kesepahaman sebagaimana
tercantum pada bagian lain berikutnya.
3. Susunan.
a) Perjanjian Kerja Sama terdiri atas:
1) Judul;
2) Isi Perjanjian Kerja Sama
3) Bagian Akhir Perjanjian Kerja sama.
b) Judul Perjanjian Kerja Sama terdiri atas:
1) Logo Para Pihak yang melakukan Perjanjian Kerja
sama (kecuali Perjanjian Internasional, tidak
menggunakan logo daerah);
2) Tulisan ”PERJANJIAN KERJA SAMA” di tempatkan di
tengah lembar Naskah;
3) NOMOR dan TAHUN atau dapat menggunakan nomor
panjang menurut keperluan para pihak.
4) Tulisan ”antara” yang ditulis dengan huruf kecil
ditempatkan di tengah lembar Naskah;
5) Nama lembaga Pihak Kesatu yang melakukan
Perjanjian Kerja Sama;
6) Tulisan ”dengan” yang di tulis dengan huruf kecil
ditempatkan di tengah lembar Naskah;
7) Nama lembaga Pihak Kedua yang melakukan
Perjanjian Kerja Sama;
8) Tulisan ”TENTANG” yang ditempatkan di tengah
lembar Naskah;
9) Nama/Judul Perjanjian Kerjasama yang seluruhnya
ditulis dengan huruf kapital dan tempat di bawah
tulisan tentang.
c) Isi Perjanjian Kerja Sama paling rendah memuat:
1) Hari, tanggal, dan tahun perjanjian kerja sama;
2) Identitas Para Pihak;
3) Dasar hukum kerja sama;
4) Subjek kerja sama;
5) Objek kerja sama;
6) Ruang lingkup kerja sama;
7) Hak dan kewajiban Para Pihak;
8) Jangka waktu kerja sama;
80
9) Nama/Judul Perjanjian Kerja Sama yang seluruhnya
ditulis dengan huruf kapital;
10) Keadaan memaksa;
11) Penyelesaian perselisihan
d) Substansi Perjanjian Kerja Sama dituangkan dalam
pasal-pasal.
e) Bagian akhir Perjanjian Kerja Sama terdiri atas:
1) Tulisan PIHAK KEDUA pada bagian sebelah kiri bawah;
2) Tulisan PIHAK KEDUA pada bagian sebelah kanan
bawah;
3) Tanda Tangan Para Pihak;
4) Nama Jelas Para Pihak;
5) Saksi-Saksi apabila diperlukan;
4. Penandatanganan Naskah Dinas.
a) Perjanjian Kerja Sama ditandatangani oleh Bupati atas
nama Pemerintah Kabupaten dibuat atas kertas ukuran
folio tanpa menggunakan Kop Naskah Dinas.
b) Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani oleh Kepala
OPD atas nama Bupati atau atas wewenang jabatanya
dibuat di atas kertas ukuran folio tanpa menggunakan
Kop Naskah Dinas.
c) Pada kolom tanda tangan dapat ditambahkan materai
jika diperlukan.
5. Yang perlu di perhatikan, perjanjian kerjasama yang
menggunakan dua bahasa/bilingual (bahasa Inggris atau
bahasa lainnya dan bahasa indonesia) maka menggunakan
bentuk format/layout dua kolom dalam satu kertas, dengan
posisi Bahasa Inggris atau bahasa lainnya pada kolom
sebelah kiri dan Bahasa Indonesia pada kolom sebelah
kanan.
6. Bentuk Naskah Dinas Perjanjian Kerjasama (atau bentuk
lain sesuai kesepakatan para pihak) pada halaman berikut:

81
LOGO II
LOGO I

PERJANJIAN KERJASAMA
NOMOR.......TAHUN........
NOMOR.......TAHUN .......
Antara
PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
Dengan
..........................................................
TENTANG
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
Pada hari ini, Mmmmmmmmm, tanggal Mmmmmmmm, bulan
Mmmmmm, tahun Mmmmmm, bertempat di Mmmmmmmm, kami
yang bertanda tangan di bawah ini:
1.mmmmmmmmmmm : Bupati Jeneponto, bertindak untuk dan
atas nama Pemerintah Kabupaten
Jeneponto, selanjutnya disebut PIHAK
KESATU.
2.mmmmmmmmmmm : .........................................., bertindak
untuk dan atas nama....., selanjutnya
disebut PIHAK KEDUA.
PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama
selanjutnya disebut PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan kerja
sama, sebagaimana diatur dalam ketentuan di bawah ini sebagai
berikut :

BAB I
MMMMMMMMMM
Pasal 1
Mmmmmmmmmm mmmmmmmmmm mmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Pasal 2
Mmmmmmmmmm mmmmmmmmmmmm mmmmmmmmmmm
mmmmm

PIHAK KEDUA, PIHAK KESATU,

NAMA JELAS NAMA JELAS

Saksi-Saksi
1.................... 2.......................

82
(4) Naskah Dinas Lainnya
a) Notulen
1. Pengertian.
Notulen adalah naskah dinas yang memuat catatan jalannya
kegiatan sidang rapat, mulai dari acara pembukaan,
pembahasan masalah sampai dengan pengambilan
keputusan serta penutupan.
2. Susunan.
a) Notulen terdiri atas:
1) Kepala Notulen;
2) Isi Notulen;
3) Bagian Akhir Notulen.
b) Kepala Notulen terdiri atas tulisan ”NOTULEN”.
c) Keterangan tentang Notulen Sidang/rapat terdiri atas:
1) Nama Sidang Rapat;
2) Hari, Tanggal;
3) Jam Sidang/Rapat;
4) Tempat;
5) Acara;
6) Pimpinan Sidang;
7) Ketua/Wakil Ketua;
8) Sekretaris;
9) Pencatat;
10) Peserta Sidang/Rapat;
d) Isi Notulen terdiri atas :
1) Kata Pembukaan;
2) Pembahasan;
3) Pembacaan Keputusan;
4) Kata Penutupan.
e) Bagian Akhir Notulen terdiri atas;
1) Tempat dan tanggal
2) Nama Jabatan;
3) Tanda tangan;
4) Nama pejabat, Pangkat dan NIP.
3. Penandatanganan.
a) Notulen yang ditandatangani oleh pejabat di lingkup
sekretariat daerah dibuat di atas kertas ukuran folio,
dengan menggunakan Kop Naskah Dinas Sekretariat
Daerah.
b) Notulen yang ditandatangani oleh pejabat di lingkup OPD
dibuat di atas kertas ukuran folio, menggunakan kop
Naskah Dinas OPD yang bersangkutan.
c) Notulen ditandatangani oleh:
1) Ketua/Wakil Ketua
2) Sekretaris.
3) Pencatat yang ditunjuk.
4. Bentuk NASKAH DINAS NOTULEN, sebagaimana tertera
pada halaman berikut:

83
KOP NASKAH DINAS

NOTULEN

Sidang/Rapat : Mmmmmmmmmmmmmmm

Hari/Tanggal : Mmmmmmmmmmmmmmmm
Waktu Panggilan : Mmmmmmmmmmmmmmmm
Jam Sidang/Rapat : Mmmmmmmmmmmmmmmm
Acara : 1. Mmmmmmmmmmmm
2. dst mmmmmmmmmm
3. Penutup
Pimpinan Sidang/Rapat

Ketua : Mmmmmmmmmmmmmmmm
Sekretaris : Mmmmmmmmmmmmmmmm
Notulis : Mmmmmmmmmmmmmmmm

Peserta Sidang/Rapat : 1. Mmmmmmmmmmmmmmm


2. Mmmmmmmmmmmmmmm

Kegiatan Sidang/Rapat : 1. Mmmmmmmmmmmmmmm


2. Mmmmmmmmmmmmmmm

Kata Pembukaan : Mmmmmmmmmmmmmmmm


Pembahasan : Mmmmmmmmmmmmmmmm
Keputusan : Mmmmmmmmmmmmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

DD mmmmm YYYY

PIMPINAN SIDANG/RAPAT
NAMA JABATAN,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

84
b. Daftar Hadir
1) Pengertian
a) Daftar hadir adalah Naskah Dinas yang dipergunakan
untuk mencatat dan mengetahui kehadiran seseorang.
b) Daftar Hadir terdiri atas:
1) Daftar hadir yang didalamnya telah dicantumkan
nama-nama orang yang akan hadir.
2) Daftar Hadir yang didalamnya belum dicantumkan
nama-nama orang yang akan hadir.
c) Daftar Hadir dirumuskan dalam dua bentuk:
1) Daftar Hadir untuk keperluan sidang.
2) Daftar Hadir untuk masuk dan keperluan kerja.
2) Susunan.
a) Daftar Hadir terdiri atas :
1) Kepala daftar hadir.
2) Isi Daftar Hadir.
3) Bagian Akhir Daftar Hadir.
b) Kepala Daftar Hadir terdiri atas:
1) Tulisan ”DAFTAR HADIR” ditempatkan ditengah-
tengah lembar naskah;
2) Tempat, Hari, Tanggal, Jam, tempat dan Acara ditulis
bawah tulisan Daftar Hadir sebelah kanan.
c) Isi Daftar Hadir terdiri atas :
1) Kolom Nomor Urut.
2) Kolom Nama.
3) Kolom OPD.
4) Kolom Tanda tangan / paraf.
5) Kolom keterangan.
6) Untuk daftar Hadir masuk Kantor (kerja) dilengkapi
dengan kolom tanggal dalam satu bulan yang terbagi
atas kolom paraf masuk pagi siang.
d) Bagian Akhir daftar Hadir terdiri atas :
1) Nama Tempat.
2) Tanggal, Bulan dan Tahun;
3) Nama Jabatan penanggung jawab (pejabat yang
bertanggung jawab atas kegiatan);
4) Tanda tangan pejabat penanggung jawab;
5) Nama, pangkat dan NIP pejabat penanggung jawab.
3) Penandatangan.
a) Daftar Hadir masuk kantor dibuat di atas kertas ukuran
folio, dengan menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang
bersangkutan.
b) Daftar hadir untuk rapat-rapat dibuat di atas kertas
ukuran folio, dengan menggunakan Kop Naskah Dinas
OPD yang bersangkutan.
c) Daftar Hadir yang ditandatangani oleh pejabat
penanggung jawab.
d) Daftar hadir tidak perlu dibumbuhi.
4) Bentuk Naskah Dinas Daftar Hadir, sebagaimana tertera
pada halaman berikut:

85
KOP NASKAH DINAS OPD

DAFTAR HADIR HARIAN

Bulan : mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
HARI/TGL : mmmmmmmmmmmmmmmmmmm

No NAMA GOL JABATAN TANDA KETERANGAN


TANGAN
1.
2.
3.
dst

DD mmmmmm yyyyy

NAMA JABATAN PIMPINAN,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP

86
KOP NASKAH DINAS OPD

DAFTAR HADIR RAPAT/SIDANG


Hari : mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Tanggal : mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Jam : mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Tempat : mmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Acara : mmmmmmmmmmmmmmmmmmm

No NAMA OPD TANDA KETERANGAN


TANGAN
1.
2.
3.
dst

DD mmmmmm yyyyy

NAMA JABATAN PIMPINAN/


PENANGGUNG JAWAB/
PENYELENGGARA RAPAT,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP

87
c. Rekomendasi
1) Pengertian.
Rekomendasi adalah naskah dinas yang berisikan
keterangan/penjelasan untuk mendukung sesuatu hal.
2) Susunan.
a) Rekomendasi terdiri atas:
1) Kepala Rekomendasi;
2) Isi Rekomendasi;
3) Bagian Akhir Rekomendasi; dan
4) Lampiran jika dianggap perlu;
b) Kepala Rekomendasi terdiri atas:
1) Tulisan ”REKOMENDASI” ditempatkan ditengah-tengah
isi naskah;
2) Tulisan Nomor dan Tahun ditempatkan dibawah tulisan
”Rekomendasi”;
3) Tulisan ”TENTANG”;
4) Nama/Judul Rekomendasi.
c) Isi Rekomendasi dirumuskan dalam bentuk uraian
d) Bagian Akhir Rekomendasi terdiri atas:
1) Nama tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun;
2) Nama Jabatan pembuat Rekomendasi;
3) Tanda Tangan Pejabat;
4) Nama Jelas, Pangkat dan NIP; dan
5) Stempel Jabatan / OPD.
3) Penandatanganan.
a) Rekomendasi yang ditandatangani oleh BUPATI dibuat di
atas kertas ukuran folio, dengan menggunakan Kop Naskah
Dinas ”BUPATI” dengan Lambang Negara berwarna Kuning
Emas.
b) Rekomendasi yang ditandatangani oleh Kepala OPD atas
nama BUPATI dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan
menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang bersangkutan.
c) Rekomendasi yang ditandatangani oleh kepala OPD atas
wewenang jabatan dibuat di atas kertas ukuran folio,
dengan menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang
bersangkutan.
4) Bentuk Naskah Dinas Rekomendasi, sebagaimana tertera
pada halaman berikut :

88
REKOMENDASI
NOMOR....................

TENTANG

MMMMMMMMMMMMMMMMMMM
(Nama Surat Rekomendasi)

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

a. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

DD mmmm YYYY

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

89
d. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
1. Pengertian.
Surat Pernyataan melaksanakan tugas adalah naskah dinas
yang merupakan alat pemberitahuan dan tanda bukti pejabat
yang berwenang kepada pejabat/ Pegawai lain yang
menyatakan bahwa Pejabat/Pegawai tersebut telah
menjalankan tugas.
2. Susunan.
a) Surat pernyataan melaksanakan tugas terdiri atas:
1) Kepala Surat Pernyataan Melaksanakan tugas.
2) Isi Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas.
3) Bagian akhir surat pernyataan melaksanakan tugas.
b) Kepala surat pernyataan melaksanakan tugas terdiriatas :
1) Tulisan ”SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS”.
2) Tulisan ” NOMOR”
c) Isi Surat Pernyataan melaksanakan tugas terdir idari :
1) Nama, Pangkat/Golongan, Ruang Nip dan Jabatan
Pejabat/Pegawai yang di memberi Pernyataan.
2) Nama, pangkat, Golongan, NIP dan Jabatan
Pejabat/Pegawai yang diberi Pernyataan.
3) Nomor, Tanggal, Dasar Keputusan Pengangkatan dan
mulai melaksanakan tugas.
d) Bagian akhir surat pernyataan melaksanakan tugas terdiri
atas:
1) Nama tempat pembuatan
2) Tanggal, bulan dan tahun pembuatan;
3) Nama jabatan pembuat pernyataan;
4) Tanda tangan pejabat;
5) Nama, pangkat dan NIP;
6) Stempel jabatan/OPD
3. Penandatanganan.
a) Surat pernyataan melaksanakan tugas yang ditandatangani
oleh Bupati/Wakil Bupati dibuat diatas kertas ukuran folio,
dengan menggunakan Kop Naskah Dinas ”BUPATI
JENEPONTO‟ dengan Lambang Negara berwarna kuning
emas
b) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas yang
ditandatangani oleh kepala OPD atas nama Bupati atau
atas wewenang jabatannya di buat di atas kertas ukuran
folio, dengan menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang
bersangkutan.
4. Bentuk naskah dinas surat pernyataan melaksanakan tugas,
sebagaimana tertera pada halaman berikut :

90
BUPATI JENEPONTO

SURAT PERNYATAAN MELAKSANAKAN TUGAS


NOMOR................................

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Jabatan : mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa ;

Nama : mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Nip : mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Pangkat : mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Golongan :mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Jabatan : mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Yang diangkat berdasarkan ....................................................


Keputusan........................................Nomor.............terhitung
mulai tanggal.........telah nyata menjalankan tugas
Sebagai.........................................di.......................................

Demikian Surat Pernyataan melaksanakan tugas ini saya


buat dengan sesungguhnya dengan mengingat Sumpah
Jabatan/Pegawai Negeri Sipil dan apabila di kemudian hari isi
surat pernyataan ini ternyata tidak benar yang berakibat
kerugian Negara, maka saya bersedia menanggung kerugian
tersebut.

DD MMMMMMM YYYY

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

91
e. Surat Panggilan
1. Pengertian
Surat panggilan adalah naskah dinas yang dipergunakan
untuk memanggil pejabat Instansi Pemerintah/Badan Hukum
Swasta/ perorangan, guna diminta keterngan mengenai
sesuatu permasalahan/persoalan.
2. Susunan.
a) Surat panggilan terdiri atas:
1) Kepala surat panggilan.
2) Isi Surat Panggilan.
3) Bagian akhir surat panggilan.
b) Kepala Surat Panggilan terdiri atas:
1) Nama tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun.
2) Nama Instansi Pemerintah/Badan Hukum/Swasta/
Perorangan yang dipanggil.
3) Nomor, Sifat, Lampiran dan Hal.
c) Isi Surat Panggilan terdiri atas:
1) Hari, Tanggal, Waktu, Tempat, menghadap kepada
alamat pemanggil.
2) Maksud Surat Panggilan tersebut.
d) Bagian Akhir Surat Panggilan terdiri atas:
1) Nama Jabatan.
2) Tanda Tangan Pejabat.
3) Nama, Pangkat dan Nip Pejabat.
4) Stempel jabatan/OPD.
5) Tembusan apabila di perlukan.
3. Penandatanganan.
a) Surat Panggilan yang ditandatangani oleh Bupati/Wakil
Bupati di buat di atas ukuran folio, dengan menggunakan
Kop Naskah Dinas ”BUPATI JENEPONTO” dengan Lambang
Negara berwarna kuning emas.
b) Surat panggilan yang ditanda tangani oleh kepala OPD baik
atas nama Bupati maupun atas wewenang jabatan yang di
buat di atas kertas ukuran folio, dengan menggunakan Kop
naskah Dinas OPD yang bersangkutan.
4. Bentuk Naskah Dinas Surat Panggilan, sebagaimana tertera
pada halaman berikut :

92
BUPATI JENEPONTO

ddmmyy
Kepada
Nomor : Yth. Mmmmmmm
Sifat : di
Lampiran : Mmmmm
Hal : Panggilan

Dengan ini minta kehadiran saudara di kantor.......................


pada:

Hari : mmmmmmmmm
Tanggal : mmmmmmmmm
Waktu : mmmmmmmmm
Tempat : mmmmmmmmm
Menghadap
Kepada : mmmmmmmmm
Alamat : mmmmmmmmm

Untuk :
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Demikian untuk diindahkan.

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

93
f. Surat Tanda Tamat Pelatihan (STTP)
1. Pengertian.
Surat Tanda Tamat Pelatihan (STTP) adalah surat pernyataan
absah yang menerangkan bahwa pemiliknya telah berhasil
mengikuti, menyelesaikan keseluruhan program Pelatihan
yang bersifat persyaratan pengangkatan dan promosi jabatan
ataupun suatu naskah dinas yang merupakan tanda bukti
seseorang telah mengikuti pelatihan.
2. Susunan.
a) STTP terdiri atas;
1) Kepala STTP;
2) Isi STTP;
3) Bagian Akhir STTP.
b) Bagian kepala STTP terdiri atas:
1) Kode di sudut bagian atas kanan;
2) Tulisan ”SURAT TANDA TAMAT PELATIHAN”
3) Tulisan Nomor.
c) Isi STTP terdiri atas:
1) Uraian berisikan pejabat yang memberikan STTP.
2) Nama, NIP, Tempat/Tanggal Lahir, Pangkat, Golongan
Ruang, Jabatan dan Intansi peserta pelatihan.
3) Nilai/Kualifikasi hasil pelatihan, untuk pernyataan lulus
mengikuti pelatihan dapat ditambahkan jika diperlukan.
4) Di bagian tengah terdapat transparan Lambang Negara
jika diperlukan;
5) Foto peserta Pelatihan (sesuai dengan ketentuan dengan
Cap Instansi Pimpinan Lembaga Pelatihan Terakreditasi
di bagian sebelah kiri isi STTP.
d) Bagian Akhir STTP, terdiri atas:
1) Bagian kanan
(a) Nama Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun;
(b) Nama jabatan Instansi Pimpinan Lembaga Pelatihan
terakreditasi;
(c) Tanda Tangan dan Stempel Dinas/jabatan;
(d) Nama Jelas, Pangkat dan NIP.
2) Daftar mata pelajaran yang diperoleh peserta dicetak
pada bagian Belakang STTP dan pada bagian kanan
terdiri atas:
(a) Nama tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun;
(b) Nama Jabatan dan Instansi Pimpinan Lembaga
Pelatihan terakreditasi;
(c) Tanda Tangan dan Stempel Dinas/Jabatan;
(d) Nama Jelas Pangkat dan NIP.
3. Penandatanganan.
STTP ditandatangani oleh:
a) Bupati/Wakil Bupati;
b) Sekretaris Daerah atas nama Bupati;
c) Kepala Badan Pengembangan Kepegawaian Sumber Daya
Manusia (BKPSDM);
d) Pimpinan Lembaga Pelatihan Terkareditasi.
4. Bentuk Naskah Dinas Surat Tanda Tamat sebagaimana
tertera pada halaman berikut:

94
Bagian depan STTP

SURAT TANDA TAMAT PELATIHAN


Nomor : ............../.............../....................
Pemerintah Kabupaten Jeneponto kerjasama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan
berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara ketentuan-ketentuan pelaksanaannya
Nama : ..................................
NIP : ..................................
Tempat/Tanggal Lahir : ..................................
Pasa Foto
Pangkal/Golongan/Ruang : ..................................
4x6
Jabatan : ...................................
Instansi : ....................................
LULUS
Kualifikasi : ..........................

Pada Pelatihan Prajabatan CPNS Golongan ...... Angkatan .... Tahun .... yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten
Jeneponto bekerjasama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sulawesi Selatan dari tanggal .....
Bulan.......Tahun.....di Jeneponto yang meliputi.....jam Pelatihan
Jeneponto, ....................
a.n GUBERNUR SULAWESI SELATAN
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN
BUPATI JENEPONTO, SUMBER DAYA MANUSIA,

NAMA JELAS NAMA, Pangkat, NIP

95
Bagian belakang STTP

AGENDA PEMBELAJARAN

TEMA
Umum : (ditentukan Badan Diklat Depdagri) ........................................................................................................
................................................................................................................................................................
................................................................................................................................................................

Khusus : (ditentukan oleh penyelenggara dengan mengacu pada tema umum dan issue aktual setempat) ......
...............................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................

Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun

KEPALA BADAN PENGEMBANGAN


SUMBER DAYA MANUSIA,

NAMA, Pangkat, NIP

96
f. Piagam
1. Pengertian.
Piagam adalah surat tanda bukti seseorang telah mengikuti
kegiatan atau tanda penghargaan atas prestasi yang telah
dicapai atau keteladanan yang telah diwujudkan atau surat
pernyataan absah yang menerangkan bahwa pemiliknya
memperoleh penghargaan telah berhasil menyelesaikan
keseluruhan program Pelatihan dengan prestasi terbaik.
2. Susunan.
a) Piagam terdiri atas :
1) Kepala Piagam;
2) Isi Piagam;
3) Bagian Akhir Piagam.
b) Kepala Piagam terdiri atas :
1) Tulisan ”PIAGAM PENGHARGAAN”;
2) Tulisan ”Nomor”.
c) Isi Piagam terdiri atas :
1) Uraian berisikan pejabat yang memberikan penghargaan;
2) Nama, Tempat/Tanggal Lahir, NIP, Jabatan dan OPD/
Instansi;
3) Uraian kegiatan yang telah diikuti termasuk waktu
kegiatan dan tempat atau prestasi keteladanan yang
telah dicapai atau diwujudkan.
d) Bagian Akhir Piagam terdiri atas:
1) Tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun.
2) Nama Jabatan dan Instansi
3) Tanda Tangan
4) Nama Jelas
3. Penandatanganan.
Piagam ditandatangani :
a) Bupati;
b) Wakil Bupati;
c) Sekretaris Daerah (untuk Piagam penghargaan Pelatihan).
d) Kepala Badan Pengembangan Kepegawaian Sumber Daya
Manusia (untuk Piagam Penghargaan Pelatihan);
e) Pimpinan Lembaga Pelatihan Terakreditasi (untuk Piagam
Penghargaan Pelatihan).
4. Bentuk Naskah Dinas Piagam, sebagaimana tertera pada
halaman berikut:

97
BUPATI JENEPONTO

PIAGAM PENGHARGAAN
Nomor............

BUPATI JENEPONTO dengan ini memberikan penghargan kepada :

Nama : Mmmmmmmmmmmmmmmm
Tempat/Tanggal Lahir : Mmmmmmmmmmmmmmmm
NIP : Mmmmmmmmmmmmmmmm
Jabatan : Mmmmmmmmmmmmmmmm
Instansi : Mmmmmmmmmmmmmmmm

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

Jeneponto, DD mmmm YYY

BUPATI JENEPONTO,

Nama Jelas

98
BUPATI JENEPONTO

PIAGAM PENGHARGAAN
Nomor :..........................

Yang bertanda tangan dibawah ini menerangkan bahwa :


Nama : (....diisi dengan nama jelas beserta
gelar...)
NIP : (....diisi dengan NIP peserta....)
Tempat/Tanggal Lahir : (.....diisi nama kota, tanggal bulan
tahun....)
Jabatan : (.....diisi dengan jabatan....)

Instansi : (....diisi dengan instansi asal peserta....)

Telah menyelesaikan Pelatihan (...diisi nama program Pelatihan...)


Angkatan (...diisi dengan angka romawi...) Tahun (...diisi tahun
penyelenggaraan...) yang diselenggarakan oleh (...diisi nama
Lembaga Pelatihan Pemerintah Terakreditasi...) di (...diisi nama kota
penyelenggaraan Pelatihan....) dengan Prestasi Istimewa Peringkat
(...diisi angka romawi I/II/III...).

Jeneponto, DD mmmm YYY

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

99
h. Sertifikat
1. Pengertian
Sertifikat merupakan naskah dinas yang merupakan tanda
bukti seseorang telah mengikuti program/kegiatan atau
tertentu, antara lain: penataran, kursus, orientasi, bimbingan
teknis, workshop, seminar dan yang sejenis atau pertanyaan
absah yang menerangkan bahwa pemiliknya telah
menyelesaikan keseluruhan program pelatihan:
- Penambahan pengetahuan dan pemantapan yang
mempersyaratkan pencapaian kompetensi tertentu melalui
evaluasi program pelatihan; atau
- Penambahan pengetahuan, pemantapan, dan/atau
penyegaran tanpa mempersyaratkan kelulusan melalui
evaluasi program pelatihan.
2. Wewenang penandatangan sertifikat oleh Bupati. Selain
Bupati, sertifikat penataran, kursus, orientasi, workshop,
membidangi Pelatihan terakreditasi, dengan susunan:
3. Susunan Sertifikat
a) Sertifikat terdiri atas:
1) Kepala Sertifikat;
2) Isi Sertifikat;
3) Bagian Akhir Sertifikat.
b) Bagian kepala sertifikat terdiri atas:
1) Kop Sertifikat, yang berisi Lambang Negara dan Lambang
Pemerintah Kabupaten
2) Tulisan Bupati Jeneponto atau di tulis dengan huruf
kapital secara simetris;
3) Tulisan SERTIFIKAT atau SERTIFIKAT PELATIHAN; dan
4) Nomor.
c) Bagian Isi Sertifikat terdiri dari:
1) Pas foto (4x6); (apabila diperluan)
2) Nama;
3) NIP;
4) Tempat/Tanggal lahir;
5) Pangkat/Golongan ruang;
6) Jabatan; dan
7) Instansi.
d) Bagian Belakang Sertifikat
1) Tulisan Mata Pelatihan/Topik dan jumlah Jam Pelatihan;
(apabila diperlukan).
2) Mata pembelajaran dicantumkan untuk kegiatan
penataran dan kursus;
3) Topik dicantumkan untuk kegiatan bimbingan teknis,
workshop, dan seminar; dan
4) Bagian belakang memuat keterangan tempat, tanggal,
bulan, tahun ditetapkan, nama Jabatan Pimpinan
Lembaga Pelatihan Terakreditasi/Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama.

100
4. Wewenang penandatanganan sertifikat oleh Bupati. Selain
Bupati, sertifikat penataran, kursus, orientasi, workshop,
bimbingan teknis dan seminar diselenggarakn oleh OPD yang
membidangi Pelatihan Terakreditasi.
5. Bentuk Naskah Dinas Sertifikat, sebagai mana tertera pada
halaman berikut :

101
PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
BADAN KEPEGAWAIAN DAN SUMBER DAYA MANUSIA

SERTIFIKAT
Diberikan kepada :

NAMA : ..................................

NIP : ..................................

PANGKAT/GOL : ..................................

JABATAN : ...................................

UNIT KERJA : ....................................

Atas Partisipasi dan Keikutsertaannya sebagai Peserta pada Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Manajemen Aparatur Sipil Negara
(ASN) Berbasis Kinerja sebanyak ..... jam pelajaran mulai tanggal...... Bulan...... Tahun di........................
Jeneponto, ....................
Kepala Badan,

NAMA, Pangkat, NIP

102
i. Surat Izin
1. Pengertian
Surat Izin adalah naskah dinas yang berisi persetujuan
terhadap suatu permohonan yang dikeluarkan oleh Pejabat
yang berwenang menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Susunan
a) Surat izin terdiri atas:
1) Kepala surat izin;
2) isi Surat izin;
3) Bagian akhir surat izin.
b) Kepala surat izin terdiri atas:
1) Tulisan ”SURAT IZIN” yang ditempatkan di tengah
Naskah Dinas;
2) Nomor dan Tahun atau dapat menggunakan Nomor
panjang ditempatkan dibawah tulisan ”SURAT IZIN”;
3) Tulisan ”TENTANG”;
4) Hal Surat Izin ditempatkan dibawah tulisan ”TENTANG”
dengan huruf kapital.
c) Isi Surat Izin terdiri atas:
1) Tulisan MENGIZINKAN ditempatkan pada bagian tengah
isi Naskah yang diakhiri dengan tanda baca titik dua;
2) Nama yang diberi izin;
3) Alamat yang diberi izin;
4) Untuk keperluan pemberian izin dirumuskan dalam
bentuk uraian
d) Bagian Akhir Surat izin terdiri atas:
1) Nama tempat dikeluarkan Surat Izin;
2) Tanggal, Bulan dan Tahun;
3) Nama Jabatan yang mengeluarkan Surat Izin;
4) Tanda tangan pejabat yang memberi izin;
5) Nama Jelas pejabat yang memberi izin;
6) Stempel Jabatan/Instalasi;
7) Tembusan.
3. Penandatanganan
a) Surat Izin yang ditandatangani oleh Bupati/ wakil Bupati
dibuat diatas kertas ukuran folio dengan menggunakan Kop
Naskah Dinas ”Bupati Jeneponto” dengan Lambang Negara
berwarna.
b) Surat Izin yang ditandatangani oleh Kepala OPD atas nama
Bupati dan atas wewenang Jabatannya dibuat di atas
kertas ukuran folio, dengan menggunakan Kop Naskah
Dinas OPD yang bersangkutan.
4. Bentuk Naskah Dinas Surat Izin, sebagaimana tertera pada
halaman berikut:

103
BUPATI JENEPONTO
SURAT IZIN BUPATI
Nomor ………...

TENTANG

MMMMMMMMMMMMMMMMMMMMMM

Dasar : a. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
b. Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

MEMBERI IZIN :

Kepada :

Nama :
Alamat :
Untuk :

Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmm

Dikeluarkan di Jeneponto
pada tanggal

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

Tembusan:
1. ............
2. ............

104
(5). Laporan
a. Pengertian.
Laporan adalah alat pemberitahuan atau pertanggung jawaban
dari suatu kegiatan/kejadian dari bawahan kepada atasan
yang disusun secara lengkap, sistematis dan kronologis.
b. Susunan.
1. Laporan terdiri atas:
a) Kepala laporan;
b) Isi laporan;
c) Bagian akhir laporan;
d) Lampiran jika dianggap perlu.
2. Kepala Laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam
huruf kapital dan diletakkan secara sistematis.
3. Isi laporan dirumuskan dalam bentuk uraian dengan
sistematika terdiri atas:
a) Pendahuluan: memuat penjelasan umum, maksud dan
tujuan, ruang lingkup dan sistematika laporan.
b) Materi laporan: memuat tentang kegiatan yang dilaporkan,
hasil pelaksanaan kegiatan, faktor yang mempengaruhi,
hambatan-hambatan yang dihadapi dan lain-lain.
c) Kesimpulan dan saran: memuat rangkaian pelaksanaan
tugas dan saran-saran sebagai bahan pertimbangan.
4. Bagian akhir laporan terdiri atas:
a) Nama tempat;
b) Tanggal, Bulan dan Tahun;
c) Nama Jabatan pembuat laporan;
d) Tanda tangan pejabat;
e) Nama, pangkat dan Nip;
f) Stempel Jabatan/ OPD.
c. Penandatangan.
1. Laporan yang ditandatangani oleh Bupati dibuat di atas
kertas ukuran folio, dengan menggunakan kop Naskah Dinas
“Bupati” dengan lambang Negara berwarna kuning emas;
2. Laporan yang ditandatangani oleh kepala OPD atas nama
Bupati dibuat di atas kertas ukuran folio dengan
menggunakan Kop Naskah Dinas OPD yang bersangkutan;
3. Laporan yang ditandatangani oleh Kepala OPD atas
wewenang jabatannya dibuat di atas kertas ukuran folio,
dengan menggunakan kop Naskah Dinas OPD yang
bersangkutan.
d. Bentuk Naskah Dinas Laporan, sebagaimana tertera pada
halaman berikut:

105
BUPATI JENEPONTO

LAPORAN
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMM
MMMMMMMMMMMMMMMMMMMM

A. PENDAHULUAN

1. Umum
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
2. Maksud dan Tujuan
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
3. Ruang Lingkup
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
4. Dasar
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

B. Kegiatan yang dilaksanakan


Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

C. Hasil yang dicapai


Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

D. KESIMPULAN DAN SARAN


Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

E. PENUTUP
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

DD mmmm YYYY

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

106
(6). Telaahan Staf

a. Telaahan staf adalah naskah dinas yang dibuat oleh staf atau
bawahan yang memuat analisis pertimbangan-pertimbangan,
pendapat dan saran-saran tentang sesuatu masalah.
b. Susunan
1. Telaahan staf terdiri atas:
a) Kepala Telaahan Staf;
b) Isi telaahan staf;
c) Bagian Akhir Telaahan Staf.

2. Kepala Telaahan Staf terdiri atas :


a) Tulisan “TELAAHAN STAF” diletakkan di tengah Lembar
Naskah;
b) Pejabat/ alamat yang dituju;
c) Pejabat yang mengirim;
d) Tanggal, Nomor, sifat, Lampiran dan hal.
3. Isi Telaahan staf terdiri atas:
a) Pokok persoalan;
b) Pra anggaran;
c) Fakta dan data yang berpengaruh terhadap persoalan (bila
ada);
d) Pembahasan/analis;
e) Kesimpulan;
f) Saran tindak.

4. Bagian akhir telaahan staf terdiri atas:


a) Nama jabatan;
b) Tanda tangan pejabat;
c) Nama jelas pejabat berikut Pangkat dan Nip;
d) Tembusan.

c. Penandatanganan.
Telaahan Staf yang ditandatangani oleh pejabat OPD dibuat di
atas kertas ukuran folio, dengan menggunakan Kop Naskah
Dinas OPD yang bersangkutan
d. Bentuk Naskah Dinas telaahan staf, sebagaimana tertera pada
halaman berikut:

107
KOP NASKAH DINAS OPD

TELAAHAN STAF

Kepada : Mmmmmmmmmmmmmm
Dari : Mmmmmmmmmmmmmm
Tanggal : Mmmmmmmmmmmmmm
Nomor : Mmmmmmmmmmmmmm
Lampiran : Mmmmmmmmmmmmmm
Hal : Mmmmmmmmmmmmmm

I. Pokok Persoalan:
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

II. Pra Angapan:


Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

III. Fakta dan Data yang berpengaruh terhadap Persoalan:


Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

IV. Pembahasan/Analis:
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

V. Kesimpulan:
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

VI. Saran Tindakan:


Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

NAMA JABATAN,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

108
2. PENYUSUNAN DAN PENYELENGGARAAN NASKAH DINAS
A. Penyusunan Naskah Dinas
1. Persyaratan Penyusunan Naskah Dinas
Setiap naskah dinas harus merupakan intisari dari pemikiran
yang ringkas dan jelas sesuai dengan maksud dan tujuan
dibuatnya naskah dinas yang disusun secara sistematis. Dalam
pembuatannya perlu syarat-syarat sebagai berikut:
a) Ketelitian;
Dalam membuat naskah dinas harus mencerminkan ketelitian
dan kecermatan, baik dalam bentuk, susunan, pengertian, isi,
struktur, kaidah bahasa, dan penerapan kaidah ejaan di
dalam pengetikan.
b) Kejelasan
Naskah dinas harus memperlihatkan kejelasan maksud dari
materi yang dimuat dalam naskah dinas.
c) Logis dan Singkat
Naskah dinas harus menggunakan bahasa Indonesia yang
formal, logis secara efektif, singkat, padat, dan lengkap
sehingga mudah dipahami bagi pihak yang menerima naskah
dinas.
d) Pembakuan
Naskah dinas harus taat mengikuti aturan baku yang berlaku
sehingga dapat menjamin terciptanya arsip yang autentik dan
reliable.
2. Penggunaan lambang Negara dan lambang Daerah Kabupaten
Jeneponto.
a) Penggunaan Lambang Negara
Ketentuan penggunaan Lambang Negara untuk Tata Naskah
Dinas adalah sebagai berikut:
1) Lambang Negara berbentuk Garuda digunakan dalam Tata
Naskah Dinas pemerintah Kabupaten Jeneponto sebagai
tanda pengenal atau identifikasi yang bersifat tetap dan
resmi;
2) Lambang Negara berwarna kuning emas digunakan pada
naskah yang ditandatangani oleh Bupati/Wakil Bupati
Jeneponto;
3) Lambang Negara diletakkan di margin tengah atas kepala
surat.
b) Penggunaan Lambang Daerah Kabupaten Jeneponto
ketentuan penggunaan Lambang Daerah Kabupaten
Jeneponto dan tata Naskah Dinas adalah sebagai berikut:
1) Lambang Daerah Kabupaten Jeneponto adalah tanda
pengenal atau identitas berupa simbol atau huruf yang
digunakan dalam Tata Naskah Dinas Lingkup pemerintah
kabupaten agar publik lebih mudah mengenal;
2) Tata naskah dinas menggunakan Lambang Daerah
Kabupaten Jeneponto berwarna yang di tandatangani oleh
pejabat Pimpinan Tinggi Pratama/Setara Eselon II.A
(Sekretaris Daerah Kabupaten Jeneponto), Jabatan
Pimpinan Tinggi Pratama/ Setara Eselon II.B (Kepala
Perangkat Daerah Kabupatpen Jeneponto) atau pejabat
yang berwenang menandatangani tata naskah dinas;
3) Lambang daerah Kabupaten Jeneponto diletakkan di
margin tengah atas kepala surat dan kepala sampul surat.
c) Penggunaan logo Internasional organization for
standardization (ISO) dan Tanda/kegiatan ketentuan
penggunaan logo International organization for
109
standardization (ISO) dan tanda/kegiatan untuk Tata Naskah
Dinas adalah sebagai berikut:
1) Logo ISO dan tanda/ kegiatan digunakan pada format
naskah dinas Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah
Kabupaten Jeneponto yang mendapatkan sertifikat ISO dan
tanda/ kegiatan
2) Logo hanya dapat digunakan pada naskah dinas
korespondensi ekstern/ surat Biasa, surat undangan dan
pada kop amplop Naskah Dinas.
3) Logo pada naskah dinas korespondensi ekstern/ surat
biasa dan surat undangan diletakkan pada margin tengah
bagian bawah naskah dinas secara simetris, sedangkan
pada kop amplop Naskah Dinas diletakkan pada bagian
sudut kiri bawah.
3. Kop Naskah Dinas
a) Kop Naskah Dinas
Kop Naskah Dinas merupakan nama Perangkat Daerah dan
nama jabatan yang dipergunakan untuk mengidentifikasi
nama lembaga dan/ atau alamat serta pejabat yang
mempunyai wewenang menetapkan suatu produk naskah
dinas. Kop Naskah Dinas terdiri:
1) Kop Naskah Dinas dengan nama Jabatan Bupati terdiri:
(a) Lambang Negara berwarna kuning emas yang telah
dicetak;
(b) Pada bagian bawah Lambang Negara bertuliskan
“Bupati Jeneponto” pada baris pertama diletakkan pada
bagian tengah secara simetris;
(c) Menggunakan jenis huruf arial berukuran 12 digunakan
untuk semua naskah dinas yang ditandatangani oleh
Bupati/Wakil Bupati.
Contoh:

BUPATI JENEPONTO

(d) Pada Naskah Dinas tertentu yang ditandatangani oleh


Bupati pencantuman alamat diletakkan pada margin
bawah naskah dinas, bagian tengah secara simetris,
dengan menggunakan jenis huruf arial ukuran 9.
Contoh:

Jl.lanto dg pasewang nomor 34.Tlp. (0419) 21022 kode pos 92311

2) Kop Naskah Dinas Perangkat Daerah Pemerintah


Kabupaten Jeneponto.
Kop Naskah Dinas Perangkat Daerah terdiri atas lambang
dicetak diletakkan di bagian atas secara simetris, dan
tulisan “PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO” pada
baris pertama, menggunakan huruf Arial ukuran 14 dan
“NAMA OPD” pada baris kedua, menggunakan huruf Arial
ukuran 16, serta alamat, kode pos, nomor telepon,
110
facsimile, website, dan email serta menggunakan huruf
Arial ukuran 9, diletakkan pada bagian tengah secara
simetris. Digunakan untuk kop naskah dinas selain Bupati
dan wakil Bupati.
Contoh:

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO


SEKRETARIAT DAERAH
Jalan Lanto Dg. Pasewang No.34 Bontosunggu Kabupaten Jeneponto

3) Kop Naskah Dinas, UPT Dinas/Badan, dan satuan


pendidikan, Kop Naskah terdiri atas Lambang Daerah
Kabupaten Jeneponto berwarna diletakkan dibagian tengah
atas secara simetris, dan bertuliskan “PEMERINTAH
KABUPATEN JENEPONTO” pada baris pertama dan Nama
Dinas/Badan pada baris Kedua menggunakan huruf Arial
ukuran 13, diikuti “NAMA UPT DINAS/BADAN, SATUAN
PENDIDIKAN,” pada baris ketiga menggunakan huruf Arial
ukuran 15, serta alamat, kode pos, nomor telepon,
facsimile, website, dan e-mail menggunakan huruf arial
ukuran 9, diletakkan pada bagian tengah secara simetris.
Digunakan untuk kop naskah dinas yang ditandatangani
oleh kepala UPT Dinas/Badan,dan satuan pendidikan.
Dalam penulisan Nama Istansi dapat menggunakan
Akronim berdasarkan peraturan yang mengatur mengenai
penggunaan Akronim, sedangkan alamat pada kop naskah
UPT Dinas/ Badan, dan satuan pendidikan, dapat
menyesuaikan.
Contoh:

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO


DINAS…………………………..
UPT……………………
Jalan………Jeneponto (Kode Pos) No….Telepon……,Fax……….

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO


DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN
UPT SMP NEGERI 1 JENEPONTO
Jalan……..No…….Jeneponto Telp.(….)…….,Email:………

4) Batang Tubuh Naskah Dinas


a) Tanggal surat
Tanggal surat ditulis dengan tata urutan sebagai berikut:
(1) Tanggal ditulis dengan angka Arab.
(2) Bulan ditulis lengkap;
(3) Tahun ditulis lengkap empat digit dengan angka Arab.
Contoh: 17 Juni 2019
b) Hal surat
Hal surat adalah material pokok yang dinyatakan
dengan kelompok kata singkat tetapi jelas. Hal perlu
dicantumkan dengan alasan berikut;
111
(1) Menyatakan penjelasan singkat tentang materi yang
di komunikasikan serta menjadi rujukan dalam
komunikasi;
(2) Memudahkan identifikasi;
(3) Memudahkan pemberkasan dan penyimpanan surat.
c) Alamat surat
(1) Alamat pada sampul surat dicantumkan nama
jabatan, satuan kerja dan alamat lengkap. Penulisan
kata jalan pada alamat tidak di singkat, nama jalan
dan nama kota ditulis dengan huruf kapital pada
setiap awal kata, nama kota tidak di beri kata depan
“di” dan tidak diberi garis bawah.

Kepada
Yth. Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia
Jalan Medan Merdeka Utara No. 7
Jakarta pusat 10110

(2) Alamat pada surat dicantumkan nama jabatan,


satuan kerja, dan nama kota tanpa alamat lengkap.

Kepada
Yth. Kepala Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Jeneponto
Jeneponto

(3) Sebutan ibu, Bapak atau saudara hanya digunakan


apabila diikuti dengan nama orang lain.

d) Penomoran Naskah Dinas


(1) Penomoran Surat
a) Nomor pada naskah dinas merupakan hal penting
dalam kearsipan;
b) Susunan nomor naskah dinas harus dapat
memberikan kemudahan penyimpanan, temu balik
dan penilaian arsip;
c) Penomoran naskah dinas mengacu pada peraturan
yang mengatur mengenai Tata kearsipan dilingkup
pemerintah kabupaten Jeneponto atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku;

Kode Klasifikasi Penomoran

000 UMUM

001 Lambang

.1 Garuda
.2 Bendera Kebangsaan
.3 Lagu Kebangsaan

.4 Daerah
.31 Provinsi

112
.32 Kabupaten/Kota

002 Tanda Kehormatan/Penghargaan untuk


pegawai lihat 861.1
.1 Bintang
.2 Satyalencana
.3 Samkarya Nugraha
.4 Monumen
.5 Penghargaan Secara Adat
.6 Penghargaan lainnya

003 Hari Raya/Besar


.1 Nasional 17 Agustus, Hari Pahlawan,
dan sebagainya
.2 Hari Raya Keagamaan
.3 Hari Ulang Tahun
.4 Hari-hari Besar Internasional

004 Ucapan
.1 Ucapan Terima Kasih
.2 Ucapan Selamat
.3 Ucapan Belasungkawa
.4 Ucapan Lainnya
005 Undangan
006 Tanda Jabatan
.1 Pamong Praja
.2 Tanda Pengenal
.3 Pejabat lainnya
007 -
008 -
009 -
010 URUSAN DALAM
011 Gedung Kantor/Termasuk Instalasi
Prasarana
Fisik Pamong/Kantor Dinas
012 Rumah Dinas
.1 Tanah Untuk Rumah Dinas
.2 Perabot Rumah Dinas
.3 Rumah Dinas Golongan 1
.4 Rumah Dinas Golongan 2
.5 Rumah Dinas Golongan 3
.6 Rumah/Bangunan Lainnya
.7 Rumah Pejabat Negara
013 Mess/Guest House
113
014 Rumah Susun/Apartemen
015 Penerangan Listrik/Jasa Listrik
016 Telepon/Faximile/Internet
017 Keamanan/Ketertiban Kantor
018 Kebersihan Kantor
019 Protokol
.1 Upacara Bendera
.2 Tata Tempat
.21 Pemasangan Gambar Presiden/Wakil
Presiden
.3 Audiensi / Menghadap Pimpinan
.4 Alamat-Alamat Kantor Pejabat
.5 Bandir/Umbul-Umbul/Spanduk
020 PERALATAN
.1 Penawaran
021 Alat Tulis
022 Mesin Kantor
023 Perabot Kantor
024 Alat Angkutan
025 Pakaian Dinas
026 Senjata
027 Pengadaan
028 Inventaris
029 -
030 KEKAYAAN DAERAH
031 Sumber Daya Alam
032 Asset Daerah
033
034
035
036
040 PERPUSTAKAAN DOKUMENTASI/
KEARSIPAN / SANDI
041 Perpustakaan
.1 Umum
.2 Khusus
.3 Perguruan Tinggi
.4 Sekolah
.5 Keliling
042 Dokumentasi
043 -
044 -
045 Kearsipan
.1 Pola Klasifikasi
.2 Penataan Berkas
.3 Penyusutan Arsip
.31 Jadwal Retensi Arsip
.32 Pemindahan Arsip
.33 Penilaian Arsip
114
.34Pemusnahan Arsip
.35Penyerahan Arsip
.36Berita Acara Penyusutan Arsip
.37Daftar Pencarian Arsip
.4
Pembinaan Kearsipan
.41Bimbingan Teknis
.5
Pemeliharaan /Perawatan Arsip
.6
Pengawetan/Fumigasi
046 Sandi
047 Website
048Pengelolaan Data
049 Jaringan Komunikasi Data
050 PERENCANAAN
.1Repelita/8 Sukses
.11 Pelita Daerah
.12Bantuan Pembangunan Daerah
.13Bappeda
051 Proyek Bidang Pemerintahan,
Klasifikasikan
Disini :
Proyek Prasaran Fisik Pemerintahan,
Tambahkan Perincian 100 Pada 051
Contoh: Proyek Kepenjaraan 051.86
052 Bidang Politik
053 Bidang Keamanan Dan Ketertiban
Tambahkan Perincian 300
Pada 053
Contoh: Proyek Ketataprajaan 053.311
Bidang Kesejahteraan Rakyat Tambahkan
054 Perincian 400 pada 054
Contoh: Proyek Resettlement Desa
054.671
055 Bidang Perekonomian Tambahkan
Perincian 500 Pada 055
Contoh: Proyek Pasar 055.112
056 Bidang Pekerjaan Umum Tambahkan
Perincian 600 pada 056
Contoh: Proyek Jembatan 056.3
057 Bidang Pengawasan
058 Bidang Kepegawaian
059 Bidang Keuangan
060 ORGANISASI / KETATALAKSANAAN
.1 Program Kerja
061 Organisasi Instansi Pemerintah (struktur
organisasi)
.1 Susunan dan Tata Kerja
.2 Tata Tertib Kantor, Jam Kerja di Bulan
Puasa
062 Organisasi Badan Non Pemerintah
063 Organisasi Badan Internasional
064 Organisasi Semi Pemerintah, BKS-AKSI
065 Ketatalaksanaan / Tata Naskah / Sistem
066 Stempel Dinas

067 Pelayanan Umum / Pelayanan Publik /


Analisis
068 Komputerisasi / Siskomdagri
069 Standar Pelayanan Minimal
070 PENELITIAN

115
071 Riset
072 Survey
073 Kajian
074 Kerjasama Penelitian Dengan Perguruan
Tinggi
075 Kementerian Lainnya
076 Non Kementerian
077 Provinsi
078 Kabupaten/Kota
079 Kecamatan /Desa
080 KONFERENSI / RAPAT / SEMINAR
081 Gubernur
082 Bupati / Walikota
083 Komponen, Eselon Lainnya
084 Instansi Lainnya
085 Internasional Di Dalam Negeri
086 Internasional Di Luar Negeri
087 -
088 -
089 -
090 PERJALANAN DINAS
091 Perjalanan Presiden/Wakil Presiden Ke
Daerah
092 Perjalanan Menteri Ke Daerah
093 Perjalanan Pejabat Tinggi (Pejabat Eselon
1)
094 Perjalanan Pegawai Termasuk Pemanggilan
Pegawai
095 Perjalanan Tamu Asing Ke Daerah
096 Perjalanan Presiden/Wakil Presiden Ke
Luar Negeri
097 Perjalanan Menteri Ke Luar Negeri
098 Perjalanan Pejabat Tinggi Ke Luar Negeri
099 Perjalanan Pegawai ke Luar Negeri
100 PEMERINTAHAN
Meliputi: Tata Praja, Legislatif, Yudikatif,
101 Hubungan luar
negeri
102 GDN
103 -
104 -
105 -
110 PEMERINTAHAN PUSAT
111 Presiden
Meliputi: pencalonan, pengangkatan,
pelantikan, sumpah, dan serah jabatan
.1 Pertanggung jawaban presiden kpd MPR
.2 Amanat Presiden/Amanat
Kenegaraan/Pidato
112 Wakil Presiden
Meliputi: pencalonan, pengangkatan,
pelantikan, sumpah, dan serah jabatan

.1 Pertanggung jawaban wakil presiden kepada


MPR

.2 Amanat Wakil Presiden/Amanat


Kenegaraan/Pidato
113 Susunan Kabinet
.1 Reshuffle
116
.2 Penunjukan Menteri ad interim
.3 Sidang Kabinet
114 Kementerian Dalam Negeri
.1 Amanat Menteri Dalam Negeri/Sambutan
115 Kementerian lainnya
116 Lembaga Tinggi Negara
117 Lembaga Non Kementerian
118 Otonomi/Desentralisasi/Dekonsentrasi
119 Kerjasama Antar Kementerian
120 PEMERINTAH PROVINSI
04 Laporan daerah
.042 Monografi tambahkan kode wilayah
.1 Koordinasi
.2 Instansi Tingkat Provinsi
.21 Dinas Otonomi
.22 Instansi Vertikal
.23 Kerjasama antar Provinsi/Daerah
121 Gubernur tambahkan kode wilayah,
meliputi: Pencalonan, Pengangkatan,
Meninggal, Pelantikan, Pemberhentian, Serah
Terima Jabatan dan sebagainya.
122 Wakil Gubernur meliputi: tambahkan kode
wilayah pencalonan,
Pengangkatan, Meninggal, Pelantikan,
Pemberhentian, Serah
Terima Jabatan dan sebagainya.
123 Sekretaris Wilayah tambahkan kode wilayah,
meliputi: Pencalonan,
Pengangkatan, Meninggal, Pelantikan,
Pemberhentian, Serah
Terima Jabatan dan sebagainya.
124 Pembentukan/Pemekaran Wilayah
Pembinaan/Perubahan Nama kepada:
.1 Daerah, Kota,Benda
Geografis, Gunung, Sungai, Pulau, Selat,
Batas laut, dan sebagainya
.2 Pemekaran Wilayah
.3 Forum Koordinasi lainnya
125 Pembentukan Pemekaran Wilayah
Pembinaan/Perubahan Nama Kepada:
Daerah, Kota, Benda Geografis, Gunung,
Sungai, Pulau, Selat, Batas Laut, dan
sebagainya.
.2 Pembentukan Wilayah

.3 Pemindahan Ibukota

.4 Perubahan batas Wilayah


.5
Pemekaran Wilayah
126
Pembagian Wilayah
127 Penyerahan Urusan
128 Swaparaja/Penataan Wilayah/Daerah
129 -

117
130 PEMERINTAH KABUPATEN / KOTA
Bupati /Walikota, Tambahkan Kode
Wilayah, Meliputi:
131 Pencalonan,Pengangkatan, Meninggal,
Pelantikan, Pemberhentian, Serah Terima
Jabatan, dsb
Sambutan / Pengarahan / Amanat
Wakil Bupati /Walikota, Tambahkan Kode
Wilayah, Meliputi:
132 Pencalonan, Pengangkatan, Meninggal,
Pelantikan, Pemberhentian, Serah Terima
Jabatan,
Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota,
Tambahkan Kode Wilayah, Meliputi:
133 Pencalonan, Pengangkatan, Meninggal,
Pelantikan, Pemberhentian, Serah Terima
Jabatan,.
134 Forum Koordinasi Pemerintah Di Daerah
.1 Muspida
.2 Forum PAN (Panitian Anggaran Nasional)
.3 Forum Koordinasi Lainnya
.4 Kerjasama antar Kabupaten/Kota
135 Pembentukan / Pemekaran Wilayah
.1 Pemindahan Ibukota
.2 Pembentukan Wilayah Pembantu
Bupati/Walikota
.3 Pembagian Wilayah Kabupaten/Kota
.4 Perubahan Batas Wilayah
.5 Pemekaran Wilayah
.6 Permasalahan Batas Wilayah

.7 Pembentukan Ibukota Kabupaten/Kota


Pemberian dan Penggantian Nama
.8 Kabupaten/Kota, Daerah, Jalan
136 Pembagian Wilayah
137 Penyerahan Urusan
138 Pemerintah Wilayah Kecamatan
.1 Sambutan / Pengarahan / Amanat
.2 Pembentukan Kecamatan
.3 Pemekaran Kecamatan
.4 Perluasan/Perubahan Batas Wilayah
Kecamatan
.5 Pembentukan Perwakilan Kecamatan
/Kemantren
.6 -
.7 -
139 -
140 PEMERINTAHAN DESA / KELURAHAN
Pamong Desa, Meliputi: Pencalonan,
141 Pemilihan, Meninggal,
Pengangkatan, Pemberhenian, dan
sebagainya
142 Penghasilan Pamong Desa
143 Kekayaan Desa
144 Dewan Tingkat Desa, Dewan Marga,
Rembug Desa
145 Administrasi Desa
146 Kewilayahan
.1 Pembentukan Desa/Kelurahan
118
.2 Pemekaran Desa/Kelurahan
.3 Perubahan Batas Wilayah / Perluasan
Desa / Kelurahan
.4 Perubahan Nama Desa / Kelurahan
.5 Kerjasama Antar Desa / Kelurahan
147 Lembaga-lembaga Tingkat Desa
Jangan Klasifikasikan Disini, Lihat 410
Dengan Perinciannya
148 Perangkat Kelurahan
.1 Kepala Kelurahan
.2 Sekretaris Kelurahan
.3 Staf Kelurahan
149 Dewan Kelurahan
.1 Rukun Tetangga
.2 Rukun Warga
.3 Rukun Kampung
150 LEGISLATIF MPR / DPR / DPD
151 Keanggotaan MPR
.1 Pencalonan
.2 Pemberhentian
.3 Recall
.4 Pelanggaran
152 Persidangan
153 Kesejahteraan
.1 Keuangan
.2 Penghargaan
154 Hak
155 Keanggotaan DPR Pencalonan
Pengangkatan
Persidangan Sidang Pleno Dengar
156 Pendapat/Rapat Komisi Reses
157 Kesejahteraan
.1 Keuangan
.2 Penghargaan
158 Jawaban Pemerintah
159 Hak
160 DPRD PROVINSI TAMBAHKAN KODE
WILAYAH
161 Keanggotaan
.1 Pencalonan
.2 Pengangkatan
.3 Pemberhentian
.4 Recall
.5 Meninggal
.6 Pelanggaran
162 Persidangan
.1 Reses
163 Kesejahteraan
.1 Keuangan
.2 Penghargaan
164 Hak
165 Sekretaris DPRD Provinsi
166 -
167 -
168 -
170 DPRD KABUPATEN TAMBAHKAN KODE
WILAYAH
171 Keanggotaan
.1 Pencalonan
119
.2 Pengangkatan
.3 Pemberhentian
.4 Recall
.5 Pelanggaran
172 Persidangan
173 Kesejahteraan
.1 Keuangan
.2 Penghargaan
174 Hak
175 Sekretaris DPRD Kabupaten/Kota
176 -
177 -
178 -
180 HUKUM
.1 Kontitusi
.11 Dasar Hukum
.12 Undang-Undang Dasar
.2 GBHN
.3 Amnesti, Abolisi dan Grasi
181 Perdata
.1 Tanah
.2 Rumah
.3 Utang/Piutang
.31 Gadai
.32 Hipotik
.4 Notariat
182 Pidana
.1 Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)
183 Peradilan
Peradilan Agama Islam 451.6
Peradilan Perkara Tanah 593.71
.1 Bantuan Hukum
184 Hukum Internasional
185 Imigrasi
.1 Visa
.2 Pasport
.3 Exit
.4 Reentry
.5 Lintas Batas/Batas Antar Negara
186 Kepenjaraan
187 Kejaksaan
188 Peraturan Perundang-Undangan
.1 TAP MPR
.2 Undang-Undang Dasar
.3 Peraturan
.31 Peraturan Pemerintah
.32 Peraturan Menteri
.33 Peraturan Lembaga Non Departemen
.34 Peraturan Daerah
.341 Peraturan Provinsi
.342 Peraturan Kabupaten/Kota
.4 Keputusan
.41 Presiden
.42 Menteri
.43 Lembaga Non Departemen
.44 Gubernur
.45 Bupati/Walikota
.5 Instruksi
120
.51 Presiden
.52 Menteri
.53 Lembaga Non Departemen
.54 Gubernur
.55 Bupati/Walikota
189 Hukum Adat
.1 Tokoh Adat/Masyarakat
190 HUBUNGAN LUAR NEGERI
191 Perwakilan Asing
192 Tamu Negara
193 Kerjasama Dengan Negara Asing
.1 Asean
.2 Bantuan Luar Negeri/Hibah
194 Perwakilan RI Di Luar Negeri/Hibah
195 PBB
196 Laporan Luar Negeri
197 Hutang Luar Negeri PHLN/LOAN
198 -
199 -
200 POLITIK
201 Kebijaksanaan umum
202 Orde baru
203 Reformasi
204 -
205 -
206 -
210 KEPARTAIAN
211 Lambang partai
212 Kartu tanda anggota
213 Bantuan keuangan parpol
214 -
215 -
216 -
220 ORGANISASI KEMASYARAKATAN
221 Berdasarkan perjuangan
.1 Perintis kemerdekaan
.2 angkatan 45
.3 Veteran
222 Berdasarkan Kekaryaan
.1 PEPABRI
.2 Wredatama
223 Berdasarkan kerohanian
224 Lembaga adat
225 Lembaga Swadaya Masyarakat
226 -
230 ORGANISASI PROFESI DAN FUNGSIONAL
231 Ikatan Dokter Indonesia
232 Persatuan Guru Republik Indonesia
233 PERSATUAN SARJANA HUKUM INDONESIA
234 Persatuan Advokat Indonesia
235 Lembaga Bantuan Hukum Indonesia
236 Korps Pegawai Republik Indonesia
237 Persatuan Wartawan Indonesia
238 Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia
239 Organisasi Profesi Dan Fungsional Lainnya
240 ORGANISASI PEMUDA
241 Komite Nasional Pemuda Indonesia
242 Organisasi Mahasiswa
121
243 Organisasi Pelajar
244 Gerakan Pemuda Ansor
245 Gerakan Pemuda Islam Indonesia
246 Gerakan Pemuda Marhaenis
247 -
248 -
250 ORGANISASI BURUH, TANI, NELAYAN DAN
ANGKUTAN
251 Federasi Buruh Seluruh Indonesia
252 Organisasi Buruh Internasional
253 Himpunan Kerukunan Tani
254 Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia
255 Keluarga Sopir Proporsional Indonesia
256 -
257 -
258 -
260 ORGANISASI WANITA
261 Dharma Wanita
262 Persatuan Wanita Indonesia
263 Pemberdayaan Perempuan (wanita)
264 Kongres Wanita
265 -
266 -
267 -
268 -
269 -
270 PEMILIHAN UMUM
271 Pencalonan
272 Nomor Urut Partai / Tanda Gambar
273 Kampanye
274 Petugas Pemilu
275 Pemilih / Daftar Pemilih
276 Sarana
.1 TPS
.2 Kendaraan
.3 Surat Suara
.4 Kotak Suara
.5 Dana
277 Pemungutan Suara / Perhitungan Suara
278 Penetapan Hasil Pemilu
279 Penetapan Perolehan Jumlah Kursi Dan
Calon Terpilih
280 Pengucapan Sumpah Janji MPR,DPR,DPD
281
282 -
283 -
284 -
300 KEAMANAN / KETERTIBAN
301 Keamanan
302 Ketertiban
303 -
310 PERTAHANAN
311 Darat
312 Laut
313 Udara
314 Perbatasan
315 -
316 -
122
317 -
320 KEMILITERAN
321 Latihan Militer
322 Wajib Militer
323 Operasi Militer
324 Kekaryaan TNI Pejabat Sipil dari TNI
.1 TMD
325 -
326 -
327 -
328 -
330 KEAMANAN
331 Kepolisian
.1 Polisi Pamong Praja
.2 Kamra
.3 Kamling
.4 Jaga Wana
332 Huru-Hara / Demonstrasi
333 Senjata Api Tajam
334 Bahan Peledak
335 Perjudian
336 Surat-Surat Kaleng
337 Pengaduan
338 Himbauan / Larangan
339 Teroris
340 PERTAHANAN SIPIL
341 Perlindungan Sipil
342 -
343 -
344 -
350 KEJAHATAN
351 Makar / Pemberontak
352 Pembunuhan
353 Penganiayaan, Pencurian
354 Subversi / Penyelundupan / Narkotika
355 Pemalsuan
356 Korupsi / Penyelewengan /
Penyalahgunaan Jabatan / KKN
357 Pemerkosaan / Perbuatan Cabul
358 Kenakalan
359 Kejahatan Lainnya
360 BENCANA
361 Gunung Berapi / Gempa
362 Banjir / Tanah Longsor
363 Angin Topan
364 Kebakaran
.1 Pemadam Kebakaran
365 Kekeringan
366 Tsunami
367 -
368 -
370 KECELAKAAN / SAR
371 Darat
372 Udara
373 Laut
374 Sungai / Danau
375 -
376 -
123
377 -
380 -
381 -
382 -
383 -
390 -
391 -
392 -
393 -
400 KESEJAHTERAAN RAKYAT
401 Keluarga Miskin
402 PNPM Mandiri Pedesaan
403 -
404 -
410 PEMBANGUNAN DESA
411 Pembinaan Usaha Gotong Royong
.1 Swadaya Gotong Royong
.11 Penataan Gotong Royong
.12 Gotong Royong Dinamis
.13 Gotong Royong Statis
.14 Pungutan
.2 Lembaga Sosial Desa (LSD)
.21 Pembinaan
.22 Klasifikasi
.23 Proyek
.24 Musyawarah
.3 Latihan Kerja Masyarakat
.31 Kader Masyarakat
.32 Kuliah Kerja Nyata (KKN)
.33 Pusat Latihan
.34 Kursus-Kursus
.35 Kurikulum / Sylabus
.36 Ketrampilan
.37 Pramuka
.4 Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)
.41 Program
.42 Pembinaan Organisasi
.43 Kegiatan
.5 Penyuluhan
.51 Publikasi
.52 Peragaan
.53 Sosio Drama
.54 Siaran Pedesaan
.55 Penyuluhan Lapangan
.6 Kelembagaan Desa
.61 Kelompok Tani
.62 Rukun Tani
.63 Subak
.64 Dharma Tirta
412 Perekonomian Desa
.1 Produksi Desa
.11 Pengolahan
.12 Pemasaran
.2 Keuangan Desa
.21 Perkreditan Desa
.22 Inventarisasi Data
.23 Perkembangan / Pelaksanaan
.24 Bantuan / Stimulan
124
.25 Petunjuk / Pembinaan Pelaksanaan
.3 Koperasi Desa
.31 Badan Usaha Unit Desa (BUUD)
.32 Koperasi Usaha Desa
.4 Penataan Bantuan Pembangunan Desa
.41 Jumlah Desa Yang Diberi Bantuan
.42 Pengarahan
.43 Pusat
.44 Daerah
.5 Alokasi Bantuan Pembangunan Desa
.51 Pusat
.52 Daerah
.6 Pelaksanaan Bantuan Pembangunan Desa
.61 Bantuan Langsung
.62 Bantuan Keserasian
.63 Bantuan Juara Lomba Desa
413 Prasarana Desa
1 Prasarana Desa
.11 Pembinaan
.12 Bimbingan Teknis
.2 Pemukiman Kembali Penduduk
.21 Lokasi
.22 Diskusi
.23 Pelaksanaan
.3 Masyarakat Pradesa
.31 Pembinaan
.32 Penyuluhan
.4 Pemugaran Perumahan Dan Lingkungan
Desa
.41 Rumah Sehat
.42 Proyek Perintis
.43 Pelaksanaan
.44 Pengembangan
.45 Perbaikan Kampung
414 Pengembangan Desa
.1 Tingkat Perkembangan Desa
.11 Jumlah Desa
.12 Pemekaran Desa
.13 Pembentukan Desa Baru
.14 Evaluasi
.15 Bagan
.2 Unit Desa Kerja Pembangunan (UDKP)
.21 Penyuluhan Program
.22 Lokasi UDKP
.23 Pelaksanaan
.24 Bimbingan/Pembinaan
.25 Evaluasi
.3 Tata Desa
.31 Inventarisasi
.32 Penyusunan Pola Tata Desa
.33 Aplikasi Tata Desa
.34 Pemetaan
.35 Pedoman Pelaksanaan
.36 Evaluasi
.4 Perlombaan Desa
.41 Pedoman
.42 Penilaian
.43 Kejuaraan
125
.44 Piagam
415 Koordinasi
.1 Sektor Khusus
.2 Rapat Koordinasi Horizontal (RKH)
.3 Tim Koordinasi Pusat (TKP)
.4 Kerjasama
.41 Luar Negeri (UNICEF)
.42 Perguruan Tinggi
.43 Kementerian / Lembaga Non Kementerian
416 -
417 -
418 -
420 PENDIDIKAN
.1 Pendidikan Khusus Klasifikasi Disini Pendidikan
Putra/I Irja
421 Sekolah
.1 Pra Sekolah
.2 Sekolah Dasar
.3 Sekolah Menengah
.4 Sekolah Tinggi
.5 Sekolah Kejuruan
.6 Kegiatan Sekolah, Dies Natalis Lustrum
.7 Kegiatan Pelajar
.71 Reuni Darmawisata
.72 Pelajar Teladan
.73 Resimen Mahasiswa
.8 Sekolah Pendidikan Luar Biasa
.9 Pendidikan Luar Sekolah / Pemberantasan Buta
Huruf
422 Administrasi Sekolah
Persyaratan Masuk Sekolah, Testing, Ujian,
.1 Pendaftaran,
Mapras, Perpeloncoan
.2 Tahun Pelajaran
.3 Hari Libur
.4 Uang Sekolah, Klasifikasi Disini SPP
.5 Beasiswa
423 Metode Belajar
.1 Kuliah
.2 Ceramah, Simposium
.3 Diskusi
.4 Kuliah Lapangan, Widyawisata, KKN, Studi Tur
.5 Kurikulum
.6 Karya Tulis
.7 Ujian
424 Tenaga Pengajar, Guru, Dosen, Dekan, Rektor
Klasifikasi Disini: Guru Teladan
425 Sarana Pendidikan
.1 Gedung
.11 Gedung Sekolah
.12 Kampus
.13 Pusat Kegiatan Mahasiswa
.2 Buku
.3 Perlengkapan Sekolah
426 Keolahragaan
.1 Cabang Olah Raga
.2 Sarana
.21 Gedung Olah Raga
.22 Stadion
126
.23 Lapangan
.24 Kolam renang
Pesta Olah Raga, Klasifikasi Disini: PON, Porsade,
.3 Olimpiade,
dsb
.4 KONI
427 Kepramukaan Meliputi: Organisasi Dan Kegiatan
Remaja
Klasifikasi Disini: Gelanggang Remaja
428 Kepramukaan
429 Pendidikan Kedinasan Untuk Depdagri, Lihat 890
430 KEBUDAYAAN
431 Kesenian
.1 Cabang Kesenian
.2 Sarana
.21 Gedung Kesenian
432 Kepurbakalaan
.1 Museum
.2 Peninggalan Kuno
.21 Candi Termasuk Pemugaran
.22 Benda
433 Sejarah
434 Bahasa
435 Usaha Pertunjukan, Hiburan, Kesenangan
436 Kepercayaan
437 -
438 -
439 -
440 KESEHATAN
441 Pembinaan Kesehatan
.1 Gizi
.2 Mata
.3 Jiwa
.4 Kanker
.5 Usaha Kegiatan Sekolah (UKS)
.6 Perawatan
.7 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)
.8 Pekan Imunisasi Nasional
442 Obat-obatan
.1 Pengadaan
.2 Penyimpanan
443 Penyakit Menular
.1 Pencegahan
.2 Pemberantasan dan Pencegahan
Penyakit Menular Langsung (P2ML)
.21 Kusta
.22 Kelamin
.23 Frambosia
.24 TBC / AIDS / HIV
.3 Epidemiologi dan Karantina (Epidka)
.31 Kholera
.32 Imunisasi
.33 Survailense
.34 Rabies (Anjing Gila) Antraks
Pemberantasan & Pencegahan Penyakit Menular
.4 Sumber
Binatang (P2B)
.41 Malaria
.42 Dengue Faemorrhagic Fever (Demam Berdarah
127
HDF)
.43 Filaria
.44 Serangga
.5 Hygiene Sanitasi
Tempat-tempat Pembuatan Dan Penjualan
.51 Makanan dan
Minuman (TPPMM)
.52 Sarana Air Minum Dan Jamban Keluarga
(Samijaga)
.53 Pestisida
444 Gizi
.1 Kekurangan Makanan Bahaya Kelaparan, Busung
Lapar
.2 Keracunan Makanan
.3 Menu Makanan Rakyat
.4 Badan Perbaikan Gizi Daerah (BPGD)
.5 Program Makanan Tambahn Anak Sekolah (PMT-
AS)
Rumah Sakit, Balai Kesehatan, PUSKESMAS,
445 PUSKESMAS Keliling, Poliklinik
446 Tenaga Medis
448 Pengobatan Tadisional
.1 Pijat
.2 Tusuk Jarum
.3 Jamu Tradisional
.4 Dukun / Paranormal
450 AGAMA
451 Islam
.1 Peribadatan
.11 Sholat
.12 Zakat Fitrah
.13 Puasa
.14 MTQ
.2 Rumah Ibadah
.3 Tokoh Agama
.4 Pendidikan
.41 Tinggi
42 Menengah
.43 Dasar
.44 Pondok Pesantren
.45 Gedung Sekolah
.46 Tenaga Pengajar
.47 Buku
.48 Dakwah
.49 Organisasi / Lembaga Pendidikan
.5 Harta Agama Wakaf, Baitulmal, dsb
.6 Peradilan
.7 Organisasi Keagamaan Bukan Politik Majelis
Ulama
.8 Mazhab
452 Protestan
.1 Peribadatan
.2 Rumah Ibadah
.2 Tokoh Agama, Rohaniawan, Pendeta, Domine
.4 Mazhab
.5 Organisasi Gerejani
453 Katolik
.1 Peribadatan
.2 Rumah Ibadah
128
.3 Tokoh Agama, Rohaniawan, Pendeta, Pastor
.4 Mazhab
.5 Organisasi Gerejani
454 Hindu
.1 Peribadatan
.2 Rumah Ibadah
.3 Tokoh Agama, Rohaniawan
.4 Mazhab
.5 Organisasi Keagamaan
455 Budha
.1 Peribadatan
.2 Rumah Ibadah
.3 Tokoh Agama, Rohaniawan
.4 Mazhab
.5 Organisasi Keagamaan
456 Urusan Haji
.1 ONH
.2 Manasik
457 -
458 -
458 -
460 SOSIAL
461 Rehabilitasi Penderita Cacat
.1 Cacat Maat
.2 Cacat Tubuh
.3 Cacat Mental
.4 Bisul/Tuli
462 Tuna Sosial
.1 Gelandangan
.2 Pengemis
.3 Tuna Susila
.4 Anak Nakal
463 Kesejahteraan Anak / Keluarga
.1 Anak Putus Sekolah
.2 Ibu Teladan
. Anak Asuh

3
464 Pembinaan Pahlawan
Pahlawan Meliputi: Penghargaan Kepada
.1 Pahlawan, Tunjangan Kepada Pahlawan Dan
Jandanya
Perintis Kemerdekaan Meliputi: Pembinaan,
.2 Penghargaan Dan Tunjangan Kepada Perintis
.3 Cacat Veteran
465 Kesejahteraan Sosial
.1 Lanjut Usia
.2 Korban Kekacauan, Pengungsi, Repatriasi
466 Sumbangan Sosial
.1 Korban Bencana
.2 Pencarian Dana Untuk Sumbangan
.3 Meliputi: Penyelenggaraan Undian, Ketangkasan,
Bazar, dsb
.4 Panti Asuhan
.5 Panti Jompo
467 Bimbingan Sosial
Masyarakat Suku Terasing Meliputi: Bimbingan,
.1 Pendidikan,
Kesehatan, Pemukiman
129
468 PMI
469 Makam
.1 Umum
Pahlawan Meliputi: Penghargaan Kepada
.2 Pahlawan,
Tunjangan Kpd Pahlawan Dan Jandanya
.3 Khusus Keluarga Raja
.4 Krematorium
470 KEPENDUDUKAN
471 Pendaftaran Penduduk
.1 Identitas Penduduk
.11 Biodata
.12 Nomor Induk Kependudukan
.13 Kartu Tanda Penduduk
.14 Kartu Keluarga
.15 Advokasi Indentitas Penduduk
.2 Perpindahan Penduduk Dalam Wilayah Indonesia
.21 Perpindahan Penduduk WNI
.22 Perpindahan Penduduk WNA Dalam Wilayah
Indonesia
.23 Perpindahan Penduduk WNA dan WNI Tinggal
Sementara
.24 Daerah Terbelakan
.25 Bedol Desa
.3 Perpindahan Penduduk Antar Negara
.31 Penduduk Indonesia Ke Luar Negeri
.32 Orang Asing Tinggal Sementara
.33 Orang Asing Tinggal Tetap
Perpindahan Penduduk Antar Negara Di Wilayah
.34 Pembatasan
Antar Negara (Pelintas Batas Tradisional)
.4 Pendaftaran Pengungsi Dan Penduduk Rentan
.41 Akibat Bencana Alam
.42 Akibat Kerusuhan Sosial
.43 Pendaftaran Penduduk Daerah Terbelakang
.44 Pendaftaran Penduduk Rentan
472 Pencatatan Sipil
.1 Kelahiran, Kematian Dan Advokasi
.11 Kelahiran
.12 Kematian
.13 Advokasi Kelahiran Dan Kematian
.2 Perkawinan, Peceraian Dan Advokasi
.21 Perkawinan Agama Islam
.22 Perkawinan Agama Non Islam
.23 Perceraian Agama Islam
.24 Perceraian Agama Non Islam
.25 Advokasi Perkawinan Dan Perceraian
Pengangkatan, Pengakuan, Dan Pengesahan Anak
.3 Serta Perubahan Dan Pembatalan Akta Dan
Advokasi
Pengangkatan Anak
.31 Pengangkatan Anak
.32 Pengakuan Anak
.33 Pengesahan Anak
.34 Perubahan Anak
.35 Pembatalan Anak
Advokasi Pengurusan Pengangkatan, Pengakuan
.36 Dan
Pengesahan Anak Serta Perubahan Dan
130
Pembatalan Akta
.4 Pencatatan Kewarganegaraan
.41 Akibat Perkawinan
.42 Akibat Kelahiran
.43 Non Perkawinan
.44 Non Kelahiran
.45 Perubahan WNI ke WNA
473 Informasi Kependudukan
.1 Teknologi Informasi
.11 Perangkat Keras
.12 Perangkat Lunak
.13 Jaringan Komunikasi Data
.2 Kelembagaan Dan Sumber Daya Informasi
.21 Daerah Maju
.22 Daerah Berkembang
.23 Daerah Terbelakang
.3 Pengolahan Data Kependudukan
.31 Pendaftaran Penduduk
.32 Kejadian Vital Penduduk
.33 Penduduk Non Registrasi
.4 Pelayanan Informasi Kependudukan
41 Media Elektronik
.42 Media Cetak
.43 Outlet
474 Perkembangan Penduduk
.1 Pengarahan Kuantitas Penduduk
.11 Struktur Jumlah
.12 Komposisi
.13 Fertilitas
.14 Kesehatan Reproduksi
.15 Morbiditas Penduduk
.16 Mortalitas Penduduk
.2 Pengembangan Kuantitas Penduduk
.21 Anak dan Remaja
.22 Penduduk Usia Produktif
.23 Penduduk Lanjut Usia
.24 Gender
.3 Penataan Persebaran Penduduk
.31 Migrasi Antar Wilayah
.32 Migrasi Internasional
.33 Urbanisasi
.34 Sementara
.35 Migrasi Non Permanen
.4 Perlindungan Pemberdayaan Penduduk
.41 Pengembangan Sistem Pelindungan Penduduk
.42 Pelayanan Kelembagaan Ekonomi
.43 Pelayanan Kelembagaan Sosial Budaya
.44 Partisipasi Masyarakat
.5 Pengembangan Wawasan Kependudukan
.51 Pendidikan Jalur Sekolah
.52 Pendidikan Jalur Luar Sekolah
.53 Pendidikan Jalur Masyarakat
.54 Pembangunan Berwawasan Kependudukan
475 Proyeksi Dan Penyerasian Kebijakan
Kependudukan
.1 Indikator Kependudukan
Perumusan Penetapan Dan Pengembangan
.11 Indikator Kependudukan

131
.12 Pemanfaatan Indikator Kependudukan
.13 Sosialisasi Indikator Kependudukan
.2 Proyeksi Kependudukan
.21 Penyusunan Dan Pengembangan Proyeksi
Kependudukan
.22 Pemanfaatan Proyeksi Kependudukan
3 Analisis Dampak Kependudukan
.31 Penyusunan Dan Pengembangan
.32 Pemanfaatan Analisis Dampak Kependudukan
.4 Penyerasian Kebijakan Lembaga Non Pemerintah
.41 Lembaga Internasioanal
.42 Lembaga Masyarakat Dan Nirlaba
.43 Lembaga Usaha Swasta
.5 Penyerasian Kebijakan Lembaga Pemerintah
.51 Lembaga Pemerintah
.52 Pemerintah Provinsi dan Kota
.53 Pemerintah Kabupaten
.6 Analisis
476 Monitoring
477 Evaluasi
478 Dokumentasi
479 -
480 MEDIA MASSA
481 Penerbitan
.1 Surat Kabar
.2 Majalah
.3 Buku
.4 Penerjemahan
482 Radio
.1 RRI
.11 Siaran Pedesaan Jgn Diklasifikasikan Disini
.2 Non RRI
.3 Luar Negeri
483 Televisi
484 Film
485 Pers
.1 Kewartawanan
.2 Wawancara
.3 Informasi Nasional
486 Grafika
487 Penerangan
.1 Pameran Non Komersil
488 Operation Room
489 Hubungan Masyarakat
490 Pengaduan Masyarakat
491 -
492 -
500 PEREKONOMIAN
.1 Dewan Stabilisasi
501 Pengadaan Pangan
502 Pengadaan Sandang
Perizinan Pada Umumnya Untuk Perizinan Suatu
503 Bidang,
Kalsifikasikan Masalahnya
504 -
505 -
506 -
510 PERDAGANGAN

132
Klasifikasikan Disini: Tata Niaga
.1 Promosi Perdagangan
.11 Pekan Raya
.12 Iklan
.13 Pameran Non Komersil
.2 Pelelangan
.3 Tera
511 Pemasaran
Sembilan Bahan Pokok, Tambahkan Kode
.1 Wilayah : Beras,
Garam, Tanah, Minyak Goreng
.2 Pasar
.3 Pertokoan, Kaki Lima, Kios
512 Ekspor
513 Impor
514 Perdagangan Antar Pulau
515 Perdagangan Luar Negeri
516 Pergudangan
517 Aneka Usaha Perdagangan
Koperasi untuk BUUD, KUD lihat ( 412.31-
412.32)
518
519 -
520 PERTANIAN
521 Tanaman Pangan
.1 Program
.11 Bimas / Inmas Termasuk Kredit
.12 Penyuluhan
.2 Produksi
.21 Padi / Panen
.22 Palawija
.23 Jagung
.24 Ketela Pohon / Ubi-Ubian
.25 Hortikultura
.26 Sayuran / Buah-Buahan
.27 Tanaman Hias
.28 Pembudidayaan Rumput Laut
.3 Saran Usaha Pertanian
.31 Peralatan Meliputi: Traktor Dan Peralatan Lainya
.33 Pembibitan
.34 Pupuk
.4 Perlindungan Tanaman
.41 Penyakit, Penyakit Daun, Penyakit Batang
Hama, Serangga, Wereng, Walang Sangit, Tungru,
.42 Tikus Dan Sejenisnya
Pemberantasan Hama Meliputi: Penyemprotan,
.43 Penyiangan,
Geropyokan, Sparayer,
Pemberantasan Melalui Udara
.44 Pestisida
.5 Tanah Pertanian Pangan
.51 Persawahan
.52 Perladangan
.53 Kebun
.54 Rumpun Ikan Laut
.55 KTA/Lahan Kritis
.6 Pengusaha Petani
.7 Bina Usaha
.71 Pasca Panen
133
.72 Pemasaran Hasil
522 Kehutanan
.1 Program
.11 Hak Pengusahaan Hutan
.12 Tata Guna Hutan
.13 Perpetaan Hutan
.14 Tumpangsari
.2 Produksi
.21 Kayu
.22 Non Kayu
.3 Sarana Usaha Kehutanan
.4 Penghijauan, Reboisasi
.5 Kelestarian
.51 Cagar Alam, Marga Satwa, Suaka Marga Satwa
.52 Berburu Meliputi Larangan Dan Ijin Berburu
.53 Kebun Binatang
.54 Konservasi Lahan
.6 Penyakit/Hama
.7 Jenis-jenis Hutan
.71 Hutan Hidup
.72 Hutan Wisata
.73 Hutan Produksi
.74 Hutan Lindung
523 Perikanan
.1 Program
.11 Penyuluhan
.12 Teknologi
.2 Produksi
.21 Pelelangan
.3 Usaha Perikanan
.31 Pembibitan
.32 Daerah Penagkapan
Pertambakan Meliputi: ( Tambak Ikan Air Deras,
.33 Tambak
Udang dll )
.34 Jaring Terapung
.4 Sarana
.41 Peralatan
.42 Kapal
.43 Pelabuhan
.5 Pengusaha
.6 Nelayan
524 Peternakan
.1 Produksi
.11 Susu Ternak Rakyat
.12 Telur
.13 Daging
.14 Kulit
.2 Sarana Usaha Ternak
.21 Pembibitan
.22 Kandang Ternak
.3 Kesehatan Hewan
.31 Penyakit Hewan
.32 Pos Kesehatan Hewan
.33 Tesi Pullorum
.34 Karantina
Pemberantasan Penyakit Hewan Termasuk Usaha
.35 Pencegahannya

134
.4 Perunggasan
.5 Pengembangan Ternak
.51 Inseminasi Buatan
.52 Pembibitan / Bibit Unggul
.53 Penyebaran Ternak
.6 Makanan Ternak
.7 Tempat Pemotongan Hewan
.8 Data Peternakan
525 Perkebunan
.1 Program
.2 Produksi
.21 Karet
.22 The
.23 Tembakau
.24 Tebu
.25 Cengkeh
.26 Kopra
.27 Kopi
.28 Coklat
.29 Aneka Tanaman
526 -
527 -
528 -
530 PERINDUSTRIAN
.08 Undang-Undang Gangguan
531 Industri Logam
532 Industri Mesin/Elektronik
533 Industri Kimia/Farmasi
534 Industri Tekstil
535 Industri Makanan / Minuman
536 Aneka Industri / Perusahaan
537 Aneka Kerajinan
538 Usaha Negara / BUMN
.1 Perjan
.2 Perum
.3 Persero / PT, CV
539 Perusahaan Daerah / BUMD/BULD
540 PERTAMBANGAN / KESAMUDRAAN
541 Minyak Bumi / Bensin
.1 Pengusahaan
542 Gas bumi
.1 Eksploitasi / Pengeboran
.11 Kontrak Kerja
.2 Penogolahan,Meliputi :Tangki, Pompa, Tanker
543 Aneka Tambang
.1 Timah
.2 Alumunium, Boxit
.3 Besi Termasuk Besi Tua
.4 Tembaga
.5 Batu Bara
544 Logam Mulia,Emas,Intan,Perak
545 Logam
546 Geologi
.1 Vulkanologi
.11 Pengawasan Gunung Berapi
.2 Sumur Artesis, Air Bawah Tanah
547 Hidrologi
548 Kesamudraan
135
549 Pesisir Pantai
550 PERHUBUNGAN
551 Perhubungan Darat
.1 Lalu Lintas Jalan Raya, Sungai, Danau
.11 Keamanan Lalu Lintas, Rambu-Rambu
.2 Angkutan Jalan Raya
.21 Perizinan
.22 Terminal
.23 Alat Angkutan
.3 Angkutan Sungai
.31 Perizinan
.32 Terminal
.33 Pelabuhan
.4 Angkutan Danau
.41 Perizinan
.42 Terminal
.43 Pelabuhan
.5 Feri
.51 Perizinan
.52 Terminal
.53 Pelabuhan
.6 Perkereta-Apian
552 Perhubungan Laut
.1 Lalu Lintas Angkutan Laut, Pelayanan Umum
.11 Keamanan Lalu Lintas, Rambu-Rambu
.12 Pelayaran Dalam Negeri
.13 Pelayaran Luar Negeri
.2 Perkapalan Alat Angkutan
.3 Pelabuhan
.4 Pengerukan
.5 Penjagaan Pantai
553 Perhubungan Udara
.1 Lalu Lintas Udara / Keamanan Lalu Lintas Udara
.2 Pelabuhan Udara
.3 Alat Angkutan
554 Pos
555 Telekomunikasi
.1 Telepon
.2 Telegram
.3 Telex / SSB, Faximile
.4 Satelit, Internet
.5 Stasiun Bumi, Parabola
556 Pariwisata dan Rekreasi
.1 Obyek Kepariwisataan Taman Mini Indonesia
Indah
.2 Perhotelan
.3 Travel service
.4 Tempat Rekreasi
557 Meteorologi
.1 Ramalan Cuaca
.2 Curah Hujan
.3 Kemarau Panjang
558 -
559 -
560 TENAGA KERJA
.1 Pengangguran
561 Upah
562 Penempatan Tenaga Kerja, TKI
136
563 Latihan Kerja
564 Tenaga Kerja
.1 Butsi
.2 Padat Karya
565 Perselisihan Perburuhan
566 Keselamatan Kerja
567 Pemutusan Hubungan Kerja
568 kesejahteraan Buruh
569 Tenaga Orang Asing
570 PERMODALAN
571 Modal Domestik
572 Modal Asing
573 Modal Patungan (Joint Venture) / Penyertaan
Modal
574 Pasar Uang Dan Modal
575 Saham
576 Belanja Modal
577 Modal Daerah
580 PERBANKAN / MONETER
581 Kredit
582 Investasi
583 Pembukaan ,Perubahan,Penutupan Rekening,
Deposito
584 Bank Pembangunan Daerah
585 Asuransi Dana Kecelakaan Lalu Lintas
586 Alat Pembayaran, Cek, Giro, Wesel, Transfer
587 Fiskal
588 Hutang Negara
589 Moneter
590 AGRARIA
591 Tataguna Tanah
.1 Pemetaan dan Pengukuran
.2 Perpetaan
.3 penyediaan Data
.4 Fatwa Tata Guna Tanah
.5 Tanah Kritis
592 Landreform
.1 Redistribusi
.11 Pendaftaran Pemilikan Dan Pengurusan
.12 Penentuan Tanah Obyek Landreform
.13 Pembagian Tanah Obyek Landreform
.14 Sengketa Redistribusi Tanah Obyek Landreform
.2 Ganti Rugi
.21 Ganti Rugi Tanah Kelebihan
Meliputi : Sengketa Ganti Rugi Tanah Kelebihan
Tanah
.22 Ganti Rugi Tanah Absentee
Meliputi : Sengketa Ganti Rugi Tanah Absentee
.23 Ganti Rugi Tanah Partikelir
Meliputi : Sengketa Ganti Rugi Tanah Partikelir
.3 Bagi Hasil
.31 Penetapan Imbangan Bagi Hasil
.32 Pelaksanaan Perjanjian Bagi Hasil
.33 Sengketa Perjanjian Bagi Hasil
.4 Gadai Tanah
.41 Pendaftaran Pemilikan Dan Pengurusan
.42 Pelaksanaan Gadai Tanah
.43 Sengketa Gadai Tanah
.5 Bimbingan dan Penyuluhan
137
.6 Pengembangan
.7 Yayasan Dana Landreform
593 Pengurusan Hak-Hak Tanah
.01 Penyusunan Program Dan Bimbingan Teknis
.1 Sewa Tanah
Sewa Tanah Untuk Tanaman Tertentu, Tebu,
.11 Tembakau,
Rosela, Chorcorus
.2 Hak Milik
.21 Perorangan
.22 Badan Hukum
.3 Hak Pakai
.31 Perorangan
.311 Warga Negara Indonesia
.312 Warga Negara Asing
.32 Badan Hukum
.321 Badan Hukum Indonesia
Badan Hukum Asing, Kedutaan, Konsulat Kantor
.322 Dagang
Asing
.33 Tanah Gedung-Gedung Negara
.4 Guna Usaha
.41 Perkebunan Besar
.42 Perkebunan Rakyat
.43 Peternakan
.44 Perikanan
.45 Kehutanan
.5 Hak Guna Bangunan
.51 Perorangan
.52 Badan Hukum
.53 P3MB (Panitia Pelaksana Penguasaan Milik
Belanda)
.54 Badan Hukum Asing Belanda-Prrk No 5165
.55 Pemulihan Hak (Pen Pres 4/1960)
.6 Hak Pengelolaan
PN Perumnas, Bonded Ware House, Industrial
.61 Estate, Real Estate
.62 Perusahaan Daerah Pembangunan Perumahan
.7 Sengketa Tanah
.71 Peradilan Perkara Tanah
.8 Pencabutan dan Pembebasan Tanah
.81 Pencabutan Hak
.82 Pembebasan Tanah
.83 Ganti Rugi Tanah
594 Pendaftaran Tanah
.1 Pengukuran / Pemetaan
.11 Fotogrametri
.12 Terristris
.13 Triangulasi
.14 Peralatan
.2 Dana Pengukuran (Permen Agraria No. 61/1965)
.3 Sertifikat
.4 Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)
595 Lahan Transmigrasi
.1 Tataguna Tanah
.2 Landreform
.3 Pengurusan Hak-Hak Tanah
.4 Pendaftaran Tanah
596 -
138
597 -
598 -
599 -
600 PEKERJAAN UMUM DAN KETENAGAKERJAAN
601 Tata Bangunan Konstruksi Dan Industri
Konstruksi
602 Kontraktor Pemborong
.1 Tender
.2 Pennunjukan
.3 Prakualifikasi
. 31 Daftar Rekanan Mampu (DRM)
.32 Tanda Daftar Rekanan
603 Arsitektur
604 Bahan Bangunan
.1 Tanah Dan Batu Seperti: Batu Belah, Steen Slaag,
Split dsb
.2 Aspal, Aspal Buatan, Aspal Alam (butas)
3 Besi Dan Logam Lainnya
.31 Besi Beton
32 Besi Profil
.33 Paku
.34 Alumunium, Profil
Bahan-Bahan Pelindung Dan Pengawet (Cat, Tech
.4 Til,
Pengawet Kayu)
.5 Semen
.6 Kayu
Bahan Penutup Atap ( Genting, Asbes Gelombang,
.7 Seng Dan Sebagainya)
.8 Alat-Alat Penggantung Dan Pengunci
.9 Bahan-Bahan Bangunan Lainnya
605 Instalasi
.1 Instalasi Bangunan
.2 Instalasi Listrik
.3 Instalasi Air Sanitasi
.4 Instalasi Pengatur Udara
.5 Instalasi Akustik
.6 Instalasi Cahaya / Penerangan
606 Konstruksi Pencegahan
.1 Konstruksi Pencegahan Terhadap Kebakaran
.2 Konstruksi Pencegahan Terhadap Gempa
.3 Konstruksi Penegahan Terhadap Angin
Udara/Panas
.4 Konstruksi Pencegahan Terhadap Kegaduhan
.5 Konstruksi Pencegahan Terhadap Gas/Explosive
.6 Konstruksi Pencegahan Terhadap Serangga
.7 Konstruksi Pencegahan Terhadap Radiasi Atom
607 -
608 -
609 -
610 PENGAIRAN
611 Irigasi
1 Bangunan Waduk
.11 Bendungan
.12 Tanggul
.13 Pelimpahan Banjir
.14 Menara Pengambilan
.2 Bangunan Pengambilan
.21 Bendungan
139
.22 Bendungan Dengan Pintu Bilas
.23 Bendungan Dengan Pompa
.24 Pengambilan Bebas
.25 Pengambilan Bebas Dengan Pompa
.26 Sumur Dengan Pompa
.27 Kantung Lumpur
.28 Slit Ekstrator
.29 Escope Channel
.3 Bangunan Pembawa
.31 Saluran
.311 Saluran Induk
.312 Saluran Sekunder
.313 Suplesi
.314 Tersier
.315 Saluran Kwarter
.316 Saluran Pasangan
.317 Saluran Tertutup / Terowongan
.32 Bangunan
.321 Bangunan Bagi
.322 Bangunan Bagi Dan Sadap
.323 Bangunan Sadap
.324 Bangunan Check
.325 Bangunan Terjun
.33 Box Tersier
.34 Got Miring
.35 Talang
.36 Syphon
.37 Gorong-Gorong
.38 Pelimpah Samping
.4 Bangunan Pembuang
.41 Saluran
.411 Saluran Pembuang Induk
.412 Saluran Pembuang Sekunder
.413 Saluran Tersier
.42 Bangunan
.421 Bangunan Outlet
.422 Bangunan Terjun
.423 Bangunan Penahan Banjir
.43 Gorong-Gorong Pembuang
.44 Talang Pembuang
.45 Syphon Pembuang
.5 Bangunan Lainnya
.51 Jalan
.511 Jalan Inspeksi
.512 Jalan Logistik Waduk Lapangan
.52 Jembatan
.521 Jembatan Inspeksi
.522 Jembatan Hewan
.53 Tangga Cuci
.54 Kubangan Kerbau
.55 Waduk Lapangan
.56 Bangunan Penunjang
.57 Jaringan Telepon
.58 Stasiun Agro
612 Folder
.1 Tanggul Keliling
.11 Tanggul
.12 Bangunan Penutup Sungai
140
.13 Jembatan
.2 Bangunan Pembawa
.21 Saluran
.211 Saluran Muka
.212 Saluran Pembawa Waduk
.213 Saluran Pembawa Sekunder
.22 Stasiun Pompa Pemasukan
.23 Bangunan Bagi
.24 Gorong-Gorong
.25 Syphon
.3 Bangunan Pembuang
.31 Stasiun Pompa Pembuang
.32 Saluran
.321 Saluran Pembuang Induk
.322 Saluran Pembuang Sekunder
.33 Pintu Air Pembuangan
.34 Gorong-Gorong Pembuangan
.35 Syphon Pembuangan
.4 Bangunan Lainnya
.41 Bangunan
.411 Bangunan Pengukur Air
.412 Bangunan Pengukur Curah Hujan
.413 Bangunan Gudang Stasiun Pompa
.414 Bangunan Listrik Stasiun Pompa
.42 Rumah Petugas Aksploitasi
613 Pasang Surut
.1 Bangunan Pembawa
.11 Saluran
.111 Saluran Pembawa Induk
.112 Saluran Pembawa Sekunder
.113 Saluran Pembawa Tersier
.114 Saluran penyimpanan air
.12 Bangunan Pintu Pemasukan
.2 Bangunan Pembuang
.21 Saluran
.211 Saluran Pembuang Induk
.212 Saluran Pembuang Sekunder
.213 Saluran Pembuang Tersier
.214 Saluran Pengumpul Air
.22 Bangunan Pintu Pembuang
.3 Bangunan Lainnya
.31 Kolam Pasang
.32 Saluran
.321 Saluran Lalu Lintas
.322 Saluran Muka
.33 Bangunan
.331 Bangunan Penangkis Kotoran
.332 Bangunan Pengukur Muka Air
.333 Bangunan Pengukur Curah Hujan
.34 Jalan
.35 Jembatan
614 Pengendalian Sungai
.1 Bangunan Pengaman
.11 Tanggul Banjir
.12 Pintu Pengatur Banjir
.13 Klep Pengatur Banjir
.14 Tembok Pengaman Talud
.15 Krib
141
.16 Kantung Lumpur
.17 Check-Dam
.18 Syphon
.2 Saluran Pengaman
.21 Saluran Banjir
.22 Saluran Drainage
23 Corepure
.3 Bangunan Lainnya
.31 Warning System
.32 Stasiun
.321 Stasiun Pengukur Curah Hujan
.322 Stasiun Pengukur Air
.323 Stasiun Pengukur Cuaca
.324 Stasiun Pos Penjagaan
615 Pengamanan Pantai
.1 Tanggul
.2 Krib
.3 Bangunan Lainnya
616 Air Tanah
.1 Stasiun Pompa\
.2 Bangunan Pembawa
.3 Bangunan Pembuang
.4 Bangunan Lainnya
617 -
618 -
619 -
620 JALAN
621 Jalan Kota
.1 Daerah Penguasaan
.11 Tanah
.12 Tanaman
.13 Bangunan
.2 Bangunan Sementara
.21 Jalan Sementara
.22 Jembatan Sementara
.23 Kantor Proyek
.24 Gedung Proyek
.25 Barak Kerja
.26 Laboratorium Lapangan
.27 Rumah
.3 Badan Jalan
.31 Pekerjaan Tanah (Earth Work)
.32 Stabilisasi
.4 Perkerasan
.41 Lapis Pondasi Bawah
.42 Lapis Pondasi
.43 Lapis Permukaan
.5 Drainage
.51 Parit Tanah
.52 Gorong-Gorong (Culvert)
.6 Buku Trotuir
.61 Tanah
.62 Perkerasan
.63 Pasangan
.7 Median
.71 Tanah
.72 Tanaman
.73 Perkerasan
142
.74 Pasangan
.8 Daerah Samping
.82 Tanaman
.83 Pagar
.9 Bangunan Pelengkap Dan Pengamanan
.91 Rambu-Rambu/Tanda-Tanda Lalu Lintas
.92 Lampu Penerangan
.93 Lampu Pengatur Lalu Lintas
.94 Patok-Patok KM
.95 Patok-Patok ROW (Sempadan)
.96 Rel Pengamanan
.97 Pagar
.98 Turap Penahan
.99 Bronjong
622 Jalan Luar Kota
.1 Daerah Penguasaan
.11 Tanah
.12 Tanaman
.13 Bangunan
.2 Bangunan Sementara
.21 Jalan Sementara
.22 Jembatan Sementara
.23 Kantor Proyek
.24 Gudang Proyek
.25 Barak Kerja
.26 Laboratorium Lapangan
.27 Rumah
.3 Badan Jalan
.31 Pekerjaan Tanah (Earth Work)
.32 Stabilisasi
.4 Perkerasan
.41 Lapis Pondasi Bawah
.42 Lapis Pondasi
.43 Lapis Permukaan
.5 Drainage
.51 Parit
.52 Gorong-Gorong (Culvert)
.53 Sub Drainage
.6 Trotoar
.61 Tanah
.62 Perkerasan
.7 Median
.71 Tanah
.72 Tanaman
.73 Perkerasan
.74 Pasangan
.8 Daerah Samping
.81 Tanaman
.82 Pagar
.9 Bangunan Pelengkap Dan Pengamanan
. 91 Rambu-Rambu/Tanda-Tanda Lalu Lintas
.92 Lampu Penerangan
.93 Lampu Pengatur Lalu Lintas
.94 Patok-Patok KM
.95 Patok-Patok ROW (Sempadan)
. 96 Rel Pengamanan
.97 Pagar
. 98 Turap Penahan
143
.99 Bronjong
623 -
623 -
623 -
630 JEMBATAN
631 Jembatan Pada Jalan Kota
.1 Daerah Penguasaan
.11 Tanah
.12 Tanaman
.13 Bangunan
.2 Bangunan Sementara
.21 Jalan Sementara
. 22 Jembatan Sementara
. 23 Kantor Proyek
.24 Gudang Proyek
.25 Barak Kerja
.26 Laboratorium Lapangan
.27 Rumah
.3 Pekerjaan Tanah (Earth Work)
.31 Galian Tanah
.32 Timbunan Tanah
.4 Pondasi
.41 Pondasi Kepala Jalan
.42 Pondasi Pilar
.43 Angker
.5 Bangunan Bawah
.51 Kepala Jembatan
.52 Pilar
.53 Piloon
.54 Landasan
.6 Bangunan
.61 Gelagar
.62 Lantai
.63 Perkerasan
.64 Jalan Orang / Trotoar
.65 Sandaran
.66 Talang air
.7 Bangunan / Pengaman
.71 Turap Penahan
.72 Bronjong
.73
.74 Kist Dam
.75 Corepure
.76 Krib
.8 Bangunan Pelengkap
.81 Rambu-Rambu/Tanda-Tanda Lalu Lintas
.82 Lampu Penerangan
.83 Lampu Pengatur Lalu Lintas
.84 Patok Pengaman
.85 Patok ROW (Sempadan)
.86 Pagar
.9 Oprit
.91 Badan
.92 Perkerasan
.93 Drainage
.94 Baku
.95 Median
632 Jembatan Pada Jalan Luar Kota
144
.1 Daerah Penguasaan
.11 Tanah
12 Tanaman
. 13 Bangunan
.2 Bangunan Sementara
.21 Jalan Sementara
.22 Jembatan Sementara
.23 Kantor Proyek
.24 Gudang Proyek
.25 Barak Kerja
.26 Laboratorium Lapangan
. 27 Rumah
.3 Pekerjaan Tanah (Earth Work)
. 31 Galian Tanah
.32 Timnunan Tanah
.4 Pondasi
.41 Pondasi Kepala Jembatan
.42 Pondasi Pilar
.43 Pondasi Angker
.5 Bangunan Bawah
.51 Kepala Jembatan
.52 Pilar
.53 Piloon
.54 Landasan
.6 Bangunan Atas
.61 Gelagar
.62 Lantai
.63 Perkerasan
.64 Jalan Orang / Trotoar
.65 Sandaran
.66 Talang Air
.7 Bangunan Pengaman
.71 Turap / Penahan
.72 Bronjong
.73 Stek Dam
.74 Kist Dam
.75 Corepure
.76 Krib
.8 Bangunan Pelengkap
.81 Rambu-Rambu/Tanda-Tanda Lalu Lintas
.82 Lampu Penerangan
.83 Lampu Pengatur Lalu Lintas
.84 Patok Pengaman
.85 Patok ROW (Sempadan)
.86 Pagar
.9 Oprit
.91 Badan
.92 Perkerasan
.93 Drainage
.94 Baku
.95 Median
633 -
634 -
635 -
640 BANGUNAN
.1 Gedung Pengadilan
.2 Rumah Pejabat Negara
.3 Gedung DPR
145
.4 Gedung Balai Kota
.5 Penjara
.6 Perkantoran
642 Bangunan Pendidikan
.1 Taman Kanak-Kanak
.2 SD & SEKOLAH MENENGAH
.3 Perguruan Tinggi
643 Bangunan Rekreasi
.1 BANGUNAN OLAH RAGA
.2 Gedung Kesenian
.3 Gedung Pemancar
644 Bangunan Perdagangan
.1 Pusat Perbelanjaan
.2 Gedung Perdagangan
.3 Bank
.4 Pekantoran
645 Bangunan Pelayanan Umum
.1 MCK
.2 Gedung Parkir
.3 Rumah Sakit
.4 Gedung Telkom
.5 Terminal Angkutan udara
.6 Terminal Angkutan udara
.7 Terminal Angkutan Darat
.8 Bangunan Keagamaan
646 Bangunan Peninggalan Sejarah
.1 Monumen
.2 Candi
.3 Keraton
.4 Rumah Tradisional
647 Bangunan Industri
648 Bangunan Tempat Tinggal
.1 Rumah Perkotaan
.11 Inti / Sederhana
.12 Sedang / Mewah
.2 Rumah Pedesaan
.21 Rumah Contoh
.3 Real Estate
.4 Bapetarum
649 Elemen Bangunan
.1 Pondasi
.11 Di Atas Tiang
.2 Dinding
.21 Penahan Beban
.22 Tidak Menahan Beban
.3 Atap
.4 Lantai / Langit-Langit
.41 Supended
.42 Solit
.5 Pintu / Jendela
.51 Pintu Harmonik
.52 Pintu Biasa
.53 Pintu Sorong
.54 Pintu Kayu
.55 Jendela Sorong
.56 Jendela Vertikal
650 TATA KOTA
651 Daerah Perdagangan / Pelabuhan
146
.1 Daerah Pusat Perbelanjaan
.2 Daerah Perkotaan
652 Daerah Pemerintah
653 Daerah Perumahan
.1 Kepadatan Rendah
.2 Kepadatan Tinggi
654 Daerah Industri
.1 Industri Berat
.2 Industri Ringan
.3 Industri Ringan (Home Industry)
655 Daerah Rekreasi
.1 Public Garden
.2 Sport & Playing Fields
.3 Open Space
656 Transportasi (Tata Letak)
.1 Jaringan Jalan
.11 Penerangan Jalan
.2 Jaringan Kereta Api
.3 Jaringan Sungai
657 Assaineering
.1 Saluran Pengumpulan
.2 Instalasi Pengolahan
.21 Bangunan
.211 Bangunan Penyaringan
.212 Bangunan Penghancur Kotoran / Sampah
.213 Bangunan Pengendap
.214 Bangunan Pengering Lumpur
.22 Unit Densifektan
.23 Unit Perpompaan
658 Kesehatan Lingkungan
.1 Persampahan
.11 Bangunan Pengumpul
.12 Bangunan Pemusnahan
.2 Pengotoran Udara
.3 pengotoran Air
.31 Air Buangan Industri Limbah
.4 Kegaduhan
.5 Kebersihan Kota
659 -
660 TATA LINGKUNGAN
.1 Persampahan
.2 Kebersihan Lingkungan
.3 Pencemaran
.31 Pecemaran Air
.32 Pencemaran Udara
661 Daerah Hutan
662 Daerah Pertanian
663 Daerah Pemikiman
664 Pusat Pertumbuhan
665 Transportasi
.1 Jaringan Jalan
.2 Jaringan Kereta Api
.3 Jaringan Sungai
666 -
667 -
668 -
670 KETENAGAAN
671 Listrik
147
.1 Kelistrikan
.11 Kelisrikan PLN
.12 Kelistrikan Non PLN
.2 Pembangkit Tenaga Listrik
.21 PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air )
.22 PLTD ( Pembangkit Listrik Tenaga Diesel )
.23 PLTG P ( Pembangkit Listrik Tenaga Gas )
.24 PLTM ( Pembangkit Listrik Tenaga Matahari )
.25 PLTN ( Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir )
.26 PLTPB ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap )
.3 Transmisi Tenaga Listrik
31 Gardu Induk/Gardu Penghubung/Gardu Trafo
.32 Saluran Udara Tegangan Tinggi
.33 Kabel Bawah Tanah
.4 Distribusi Tenaga Listrik
.41 Gardu Distribusi
.42 Tegangan Rendah
.43 Tegangan Menengah
.44 Jaringan Bawah Tanah
.5 Pengusahaan Listrik
.51 Sambungan Listrik
.52 Penjualan Tenaga Listrik
.53 Tarif Listrik
672 Tenaga Air
673 Tenaga Minyak
674 Tenaga Gas
675 Tenaga Matahari
676 Tenaga Nuklir
677 Tenaga Panas Bumi
678 Tenaga Uap
679 Tenaga Lainya
680 PERALATAN
681 -
682 -
683 -
690 AIR MINUM
691 Intake
.1 Broncaptering
.2 Sumur
.3 Bendungan
.4 Saringan (screen)
.5 Pintu air
.6 Saluran Pembawa
.7 Alat Ukur
.8 Perpompaan
692 Transmisi Air Baku
.1 Perpipaan
.2 Katup Udara (Air Relief)
.3 Katup Penguras (Blow Off)
.4 Bak Pelepas Tekanan
.5 Jembatan Pipa
.6 Syphon
693 Instalasi Pengelolaan
.1 Bangunan Ukur
.2 Bangunan Aerasi
.3 Bangunan Pengendapan
.4 Bangunan Pembubuh Bahan Kimia
.5 Bangunan Pengaduk
148
.6 Bangunan Saringan
.7 Perpompaan
.8 Clear Hell
694 Distribusi
.1 Reservoir Menara Bawah Tanah
.11 Menara
.12 reservoir di Bawah Tanah
.2 Perpipaan
.3 Perpompaan
.4 Jembatan Pipa
.5 Syphon
.6 Hydran
.61 Hydran Umum
.62 Hydran Kebakaran
.7 Katup
.71 Katup Udara (Air Relief)
.72 Katup Pelepas (Blow Off)
.8 Bak Pelepas Tekanan
695 -
696 -
697 -
698 -
699 -
700 PENGAWASAN
701 Bidang Urusan Dalam
702 Bidang Peralatan
703 Bidang Kekayaan Daerah
704 Bidang Perpustakaan / Dokumentasi / Kearsipan
Sandi
705 Bidang Perencanaan
706 Bidang Organisasi / Ketatalaksanaan
707 Bidang Penelitian
708 Bidang Konferensi
709 Bidang Perjalanan Dinas
710 BIDANG PEMERINTAHAN
711 Bidang Pemerintahan Pusat
712 Bidang Pemerintahan Provinsi
713 Bidang Pemerintahan Kabupaten / Kota
714 Bidang Pemerintahan Desa
715 Bidang MPR / DPR
716 Bidang DPRD Provinsi
717 Bidang DPRD Kabupaten / Kota
718 Bidang Hukum
719 Bidang Hubungan Luar Negeri
720 BIDANG POLITIK
721 Bidang Kepartaian
722 Bidang Organisasi Kemasyarakatan
723 Bidang Organisasi Profesi Dan Fungsional
724 Bidang Organisasi Pemuda
725 Bidang Organisasi Buruh, Tani, Dan Nelayan
726 Bidang Organisasi Wanita
727 Bidang Pemilihan Umum
730 BIDANG KEAMANAN/KETERTIBAN
731 Bidang Pertahanan
732 Bidang Kemiliteran
733 Bidang Perlindungan Masyarakat
734 Bidang Kemanan
735 bidang Kejahatan
149
736 Bidang Bencana
737 Bidang Kecelakaan
738 -
739 -
740 BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT
741 Bidang Pembagunan Desa
742 Bidang Pendidikan
743 Bidang Kebudayaan
744 Bidang Kesehatan
745 Bidang Agama
746 Bidang Sosial
747 Bidang Kependudukan
748 Bidang Media Massa
749 -
750 BIDANG PEREKONOMIAN
751 Bidang Perdagangan
752 Bidang Pertanian
753 Bidang Perindustrian
754 Bidang Pertambangan / Kesamudraan
755 Bidang Perhubungan
756 Bidang Tenaga Kerja
757 Bidang Permodalan
758 Bidang Perbankan / Moneter
759 Bidang Agraria
760 BIDANG PEKERJAAN UMUM
761 Bidang Pengairan
762 Bidang Jalan
763 Bidang Jembatan
764 Bidang Bangunan
765 Bidang Tata Kota
766 Bidang Lingkungan
767 Bidang Ketenagaan
768 Bidang Peralatan
769 Bidang Air Minum
770 -
771 -
772 -
780 BIDANG KEPEGAWAIAN
781 Bidang Pengadaan Pegawai
782 Bidang Mutasi Pegawai
783 Bidang Kedudukan Pegawai
784 Bidang Kesejahteran Pegawai
785 Bidang Cuti
786 Bidang Penilaian
787 Bidang Tata Usaha Kepegawaian
788 Bidang Pemberhentian Pegawai
789 Bidang Pendidikan Pegawai
790 BIDANG KEUANGAN
791 Bidang Anggaran
792 Bidang Otorisasi
793 Bidang Verifikasi
794 Bidang Pembukuan
795 Bidang Perbendaharaan
796 Bidang Pembina Kebendaharaan
797 Bidang Pendapatan
798 -
799 Bidang Bendaharaan
800 KEPEGAWAIAN
150
Klasifikasi Disini: Kebijaksanaan Kepegawaian
.1 Perencanaan
.2 Penelitian
.043 Pengaduan
.05 Tim
.07 Statistik
.08 Peraturan Perundang-Undangan
810 PENGADAAN
Meliputi: Lamaran, Pengujian Kesehatan, Dan
Pengangkatan Calon Pegawai
811 Lamaran
.1 Testing
.2 Screening
.3 Panggilan
812 Pengujian Kesehatan
813 Pengangkatan Calon Pegawai
.1 Pengangkatan Calon Pegawai Golongan 1
.2 Pengangkatan Calon Pegawai Golongan II
.3 Pengangkatan Calon Pegawai Golongan III
.4 Pengangkatan Calon Pegawai Golongan IV
.5 Pengangkatan Calon Guru Inpres
814 Pengangkatan Tenaga Lepas
.1 Pengangkatan Tenaga Bulanan / Tenaga Kontrak
.2 Pengangkatan Tenaga Harian
.3 Pengangkatan Tenaga Pensiunan
815 -
816 -
817 -
820 MUTASI
Meliputi: Pengangkatan, Kenaikan Gaji Berkala,
Kenaikan Pangkat, Pemindahan, Pelimpahan
Datasering, Tugas Belajar
Dan Wajib Militer
821 Pengangkatan
.1 Pengangkatan Menjadi Pegawai Negeri Tetap
.11 Pengangkatan Menjadi Pegawai Negeri Golongan 1
.12 Pengangkatan Menjadi Pegawai Negeri Golongan 2
.13 Pengangkatan Menjadi Pegawai Negeri Golongan 3
.14 Pengangkatan Menjadi Pegawai Negeri Golongan 4
Pengangkatan Menjadi Pegawai Negeri Sipil Yang
.15 Cuti Di Luar Tanggungan Negara
Pengangkatan Dalam Jabatan, Pembebasan Dari
.2 Jabatan, Berita Acara Serah Terima Jabatan
.21 Sekjen/Dirjen/Irjen/Kabag
Kepala Biro/Direktur/Inspektur/Kepala
.22 Pusat/Sekretaris/Kepala Dinas/Asisten Sekwilda
Kepala Bagian/Kepala Sub Direktorat/Kepala
.23 Bidang/Inspektur Pembantu
Kepala Subbagian/Kepala Seksi/Kepala Sub
.24 Bidang/Pemeriksa
.25 Residen/Pembantu Gubernur
.26 Wedana/Pembantu Bupati
.27 Camat
.28 Lurah Administratif (Lurah Desa)
.29 Jabatan Lainnya
822 Kenaikan Gaji Berkala
.1 Pegawai Golongan 1
.2 Pegawai Golongan 2
.3 Pegawai Golongan 3
151
.4 Pegawai Golongan 4
823 Kenaikan Pangkat / Pengangkatan
.1 Pegawai Golongan 1
.2 Pegawai Golongan 2
.3 Pegawai Golongan 3
.4 Pegawai Golongan 4
824 Pemindahan / Pelimpahan / Perbantuan
.1 Pegawai Golongan 1
.2 Pegawai Golongan 2
.3 Pegawai Golongan 3
.4 Pegawai Golongan 4
.5 Lolos Butuh
.6 Kurikulum dan Silabi
.7 Proposal (TOR)
825 Datasering dan Penempatan Kembali
826 Penunjukan Tugas Belajar
.1 Dalam Negeri
.2 Luar Negeri
.3 Tunjangan Belajar
.4 Penempatan Kembali
827 Wajib Militer
828 Mutasi Dengan Instansi Lain
829 -
830 KEDUDUKAN
Meliputi: Perhitungan Masa Kerja, Penyesuaian
Pangkat/Gaji, Penghargaan Ijasah, Dan Jenjang
Pangkat
831 Perhitungan Masa Kerja
832 Penyesuaian Pangkat / Gaji
.1 Pegawai Golongan 1
.2 Pegawai Golongan 2
.3 Pegawai Golongan 3
.4 Pegawai Golongan 4
833 Penghargaan Ijazah / Penyesuaian
834 Jenjang Pangkat / Eselonering
835 -
836 -
837 -
840 KESEJAHTERAAN PEGAWAI
Meliputi: Tunjangan, Dana, Perawatan Kesehatan,
Koperasi, Distribusi, Perumahan/Tanah, Bantuan
Sosial, Rekreasi Dan
Dispensasi.
841 Tunjangan
.1 Jabatan
.2 Kehormatan
.3 Kematian/Uang Duka
.4 Tunjangan Hari Raya
.5 Perjalanan Dinas Tetap/Cuti/Pindah
.6 Keluarga
.7 Sandang, Pangan, Papan (Bapertarum)
842 Dana
.1 Taspen
.2 Kesehatan
.3 Asuransi
843 Perawatan Kesehatan
.1 Poliklinik
.2 Perawatan Dokter
.3 Obat-Obatan
152
.4 Keluarga Berencana
844 Koperasi / Distribusi
.1 Distribusi Pangan
.2 Distribusi Sandang
.3 Distribusi Papan
845 Perumahan/Tanah
.1 Perumahan Pegawai
.2 Tanah Kapling
.3 Losmen/Hotel
846 Bantuan Sosial
.1 Bantuan Kebakaran
.2 Bantuan Kebanjiran
847 -
848 -
849 -
CUTI Meliputi Cuti Tahunan, Cuti Besar, Cuti
850 Sakit, Cuti
Hamil, Cuti Naik Haji, Cuti
Diluar Tanggungan Negara Dan Cuti Alasan Lain
851 Cuti Tahunan
852 Cuti Besar
853 Cuti Sakit
854 Cuti Hamil
855 Cuti Naik Haji/Umroh
856 Cuti Di Luar Tangungan Negara
857 Cuti Alasan Lain/Alasan Penting
858 -
859 -
860 PENILAIAN
Meliputi: Penghargaan, Hukuman, Konduite,
Ujian Dinas,Penilaian Kekayaan pribadi dan
Rehabilitasi
861 Penghargaan
.1 Bintang/Satyalencana
.2 Kenaikan Pangkat Anumerta
.3 Kenaikan Gaji Istimewa
.4 Hadiah Berupa Uang
.5 Pegawai Teladan
862 Hukuman
.1 Teguran Peringatan
.2 Penundaan Kenaikan Gaji
.3 Penurunan Pangkat
.4 Pemindahan
Catatan: Pemberhentian Untuk Sementara Waktu
Dan
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat Lihat 887
Dan 888
863 Konduite, DP3, Disiplin Pegawai
864 Ujian Dinas
.1 Tingkat 1
.2 Tingkat 2
.3 Tingkat 3
865 Penilaian Kehidupan Pegawai Negeri
Meliputi: Petunjuk Pelaksanaan Hidup
Sederhana, Penilaian Kekayaan Pribadi
( LP2P )
866 Rehabilitasi / Pengaktifan Kembali
867 -
868 -
153
869 -
870 TATA USAHA KEPEGAWAIAN
Meliputi: Formasi, Bezetting, Registrasi,Daftar,
Riwayat
Hidup, Hak, Penggajian, Sumpah,/Janji Dan
Korps Pegawai
871 Formasi
872 Bezetting/Daftar Urut Kepegawaian
873 Registrasi
.1 NIP
.2 KARPEG
.3 Legitiminasi/Tanda Pengenal
.4 Daftar Keluarga, Perkawinan, Perceraian, Karis,
Karsu
874 Daftar Riwayat Pekerjaan
.1 Tanggal Lahir
.2 Penggantian Nama
.3 Izin kepartaian Organisasi
875 Kewenangan Mutasi Pegawai
.1 Pelimpahan Wewenang
.2 Specimen Tanda Tangan
876 Penggajian
.1 SKPP
877 Sumpah/Janji
878 Korps Pegawai
879 -
880 PEMBERHENTIAN PEGAWAI
Meliputi Atas Pemberhentian,Permintaan Sendiri,
Dengan Hak Pensiun, Karena
Meninggal Dunia, Alasan Lain, Dengan Diberi
Uang Pesangon, Uang Tunggu Untuk
Sementara Waktu Dan Pemberhentian Tidak
Dengan Hormat
881 Permintaan Sendiri
882 Dengan Hak Pensiun
Pemberhentian Dengan Hak Pensiun Pegawai
.1 Negeri Golongan 1
Pemberhentian Dengan Hak Pensiun Pegawai
.2 Negeri Golongan 2
.3 Pemberhentian Dengan Hak Pensiun Pegawai
Negeri Golongan 3
.4 Pemberhentian Dengan Hak Pensiun Pegawai
Negeri
Golongan 4
.5 Pensiun Janda / Duda
.6 Pensiun Yatim Piatu
.7 Uang Muka Pensiun
883 Karena Meninggal
.1 Karena Meninggal Dalam Tugas
884 Alasan Lain
885 Uang Pesangon
886 Uang Tunggu
887 Untuk Sementara Waktu
888 Tidak Dengan Hormat
889 -
890 PENDIDIKAN PEGAWAI
Meliputi: Perencanaan, Pendidikan Reguler,
Pendidikan Non- Reguler, Pendidikan Ke Luar
Negeri, Metode, Tenaga Pengajar, Administrasi
Pendidikan, Fasilitas Sarana
154
Pendidikan
891 Perencanaan
.1 Program
.2 Kurikulum dan Silabi
.3 Proposal ( TOR )
892 Pendidikan _Egular / Kader
.1 IPDN / APDN
.2 Kursus-Kursus Reguler
893 Pendidikan dan Pelatihan / Non Reguler
.1 LEMHANAS
Pendidikan dan Pelatihan Struktural, SPATI,
.2 SPAMEN,
SPAMA, ADUMLA, ADUM
.3 Kursus-Kursus / Penataran
.4 Diklat Tehnik, Fungsional Dan Manajemen
Pemerintahan
.5 Diklat Lainnya
894 Pendidikan Luar Negeri
.1 Berkesinambungan / Berkala / Bergelar
.2 Non Gelar / Diploma
895 Metode
.1 Kuliah
.2 Ceramah, Simposium
.3 Diskusi, Raker, Seminar, Lokakarya, Orientasi
.4 Studi Lapangan, Kkn, Widyawisata
.5 Tanya Jawab / Sylabi / Modul / Kursil
.7 Penugasan
.8 Gladi
896 Tenaga Pengajar / Widyaiswara/Narasumber
.1 Moderator
897 Administrasi Pendidikan
.1 Tahun Pelajaran
.2 Persyaratan, Pendaftaran, Testing, Ujian
.3 STTP
.4 Penilaian Angka Kredit
.5 Laporan Pendidikan Dan Pelatihan
898 Fasilitas Belajar
.1 Tunjangan Belajar
.2 Asrama
.3 Uang Makan
.4 Uang Transport
.5 Uang Buku
.6 Uang Ujian
.7 Uang Semester / Uang Kuliah
.8 Uang Saku
899 Sarana
.1 Bantuan Sarana Belajar
.2 Bantuan Alat-Alat Tulis
.3 Bantuan Sarana Belajar Lainnya
900 KEUANGAN
901 Nota Keuangan
902 APBN
903 APBD
904 APBN-P
905 Dana Alokasi Umum
906 Dana Alokasi Khusus
907 Dekonsentrasi (Pelimpahan Dana Dari Pusat Ke
Daerah)
907 -
155
908 -
910 ANGGARAN
911 Rutin
912 Pembangunan
913 Anggaran Belanja Tambahan
914 Daftar Isian Kegiatan (DIK)
.1 Daftar Usulan Kegiatan (DUK)
915 Daftar Isian Poyek (DIP)
.1 Daftar Usulan Proyek (DUP)
.2 Daftar Isian Pengguna Anggaran (DIPA)
916 Revisi Anggaran
917 -
918 -
920 OTORISASI / SKO
921 Rutin
922 Pembangunan
923 SIAP
924 Ralat SKO
925 -
926 -
927 -
930 VERIFIKASI
931 SPM Rutin (daftar p8)
932 SPM Pembangunan (daftar p8)
933 Penerimaan (daftar p6. p7
934 SPJ Rutin
935 SPJ Pembangunan
936 Nota Pemeriksaan
937 SP Pemindahan Pembukuan
938 -
939 -
940 PEMBUKUAN
941 Penyusunan Perhitungan Anggaran
942 Permintaan Data Anggaran Laporan Fisik
Pembangunan
943 Laporan Fisik Pembangunan
944 -
945 -
950 PERBENDAHARAAN
951 Tuntutan Ganti Rugi (ICW Pasal 74)
952 Tuntutan Bendaharawan
953 Penghapusan Kekayaan Negara
Pengangkatan/Penggantian Pemimpin Proyak
954 Dan Pengangkatan/Pemberhentian
Bendaharawan
955 Spesimen Tanda Tangan
956 Surat Tagihan Piutang, Ikhtisar Bulanan
957 -
958 -
959 -
960 PEMBINAAN KEBENDAHARAAN
961 Pemeriksaan Kas Dan Hasil Pemeriksaan Kas
962 Pemeriksaan Administrasi Bendaharawan
963 Laporan Keuangan Bendaharawan
964 -
965 -
966 -
970 PENDAPATAN

156
971 Perimbangan Keuangan
972 Subsidi
973 Pajak,Ipeda, IHH,IHPH
974 Retribusi
975 Bea
976 Cukai
977 Pungutan / PNBP
978 Bantuan Presiden, Menteri Dan Bantuan Lainnya
979 -
980 -
981 -
990 BENDAHARAWAN
991 SKPP / SPP
992 Teguran SPJ
993 -
994 -
995 -

Contoh: 060/15/Ortala

Klasifikasi penomoran

Nomor Urut

Komponen Perangkat Daerah

d) Penomoran naskah dinas yang ditandatangani


oleh Bupati/Wakil Bupati dan sekretaris Daerah
dilakukan oleh Bagian umum sekretariat Daerah
Kabupaten Jeneponto. Khusus penomoran
kepegawaian pada unit kerja yang
menyelenggarakan Bidang kepegawaian,
penomoran nota kesepahaman (MoU) dan
perjanjian kerjasama pada unit kerja yang
menyelenggarakan Bidang Pemerintahan Umum;
e) Penomoran naskah dinas yang ditandatangani
oleh Asisten pada sekretariat Daerah atau kepala
Bagian atas kewenangannya dilakukan oleh
Bagian umum atau jabatan pengawas yang
menangani penomoran dimaksud;
f) Penomoran naskah dinas pada perangkat daerah
dilakukan oleh kepala sub bagian umum atau
jabatan pengawas yang menangani penomoran
dimaksud.
(2) Penomoran Halaman Naskah Dinas
a) Nomor halaman naskah dinas ditulis dengan
menggunakan angka Arab (1,2,3,dst…);
b) Nomor halaman dicantumkan pada bagian tengah
atas secara simetris dengan dibubuhkan tanda
hubung (-) sebelum dan setelah nomor, kecuali
pada halaman pertama, contoh (-2-);
c) Naskah dinas yang menggunakan kop pada
halaman pertama, tidak perlu dicantumkan
nomor halaman.

157
e) Penggunaan Huruf Naskah Dinas
(1) Penggunaan jenis huruf pica pada mesin ketik
manual;
(2) Naskah dinas pengaturan dan Naskah Dinas
penetapan (keputusan) menggunakan jenis huruf
Bookman Old style dengan ukuran 12;
(3) Naskah dinas penugasan, Naskah Dinas
korespondensi, Naskah Dinas khusus, Naskah Dinas
lainnya, Telaahan staf dan laporan menggunakan
jenis huruf Arial dengan ukuran 12 atau 11.
f) Paragraf dan spasi surat
(1) Paragraf merupakan rangkaian kalimat-kalimat
pernyataan yang berkaitan satu dengan yang lain dan
menjadi satu kesatuan.
(2) Fungsi paragraf memberikan pemahaman kepada
penerima, memisahkan, atau menghubungkan
pemikiran dalam komunikasi tertulis.
(3) Surat diketik dan diberi jarak 1,0 sampai dengan 1,5
spasi (sesuai dengan kebutuhan).
(4) Surat yang hanya terdiri dari satu paragraf, diberi
jarak 1,5 spasi atau 2 spasi.
g) Warna Tinta
Penggunaan warna tinta untuk naskah dinas sebagai
berikut;
(1) Tinta yang digunakan untuk surat-menyurat
berwarna hitam;
(2) Tinta yang digunakan untuk penandatanganan dan
paraf surat berwarna biru tua;
(3) Tinta yang digunakan untuk stempel berwarna ungu;
(4) Tinta yang digunakan untuk keperluan keamanan
naskah dinas berwarna merah.
h) Tembusan/ salinan
Tembusan/ salinan naskah dinas korespondensi hanya
diberikan kepada yang berhak dan memerlukan.
Tembusan /salinan naskah dinas korespondensi dibuat
terbatas hanya untuk kebutuhan sebagai berikut:
(1) Tembusan/ salinan naskah dinas disampaikan
kepada pejabat yang secara fungsional terkait:
(2) Naskah dinas yang ditandatangani oleh pejabat yang
mengatas namakan atasannya harus menyampaikan
tembusan naskah dinas tersebut kepada pejabat yang
diatasnamakan;
(3) Naskah dinas yang ditandatangani oleh sekretaris
Daerah atas nama Bupati, harus menyampaikan
tembusan naskah dinas tersebut kepada Bupati dan
naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat
berupa STTP, sertifikat dan piagam tidak memerlukan
tembusan.
(4) Naskah dinas yang ditandatangani oleh Pejabat
Pimpinan Tinggi Pratama/Setara Eselon II.B (Kepala
Dinas/Badan atau Asisten pada Sekretariat Daerah),
harus menyampaikan tembusan naskah dinas
tersebut kepada pejabat lebih tinggi yang diatas
namakan; dan
(5) Tembusan ditulis lengkap di margin kiri bawah diikuti
tanda baca titik dua (:) dan tidak diberi garis bawah,
tidak perlu mencantumkan Kepada Yth.,

158
Disampaikan kata sebagai laporan, arsip, atau istilah
sejenis.

Contoh:
Tembusan:
1. Bupati Jeneponto;
2. Sekretaris Daerah Jeneponto.
3. dst.

i) Penempatan Ruang Tanda Tangan Naskah Dinas


(1) Ruang tanda tangan diletakkan pada tempat bagian
kaki naskah dinas yang memuat nama jabatan, nama
pejabat, NIP dan tanda tangan disebelah kanan
bawah setelah baris kalimat terakhir.
(2) Nama pejabat yang menandatangani naskah dinas
dengan huruf kapital.
(3) Jarak ruang antara tanda tangan dan tepi kiri
disesuaikan dengan baris terpanjang.
j) Pembahasan Ruang Tepi Naskah Dinas
Penempatan ruang tepi dilakukan berdasarkan ukuran
yang terdapat pada peralatan yang digunakan untuk
membuat naskah dinas, yaitu:

A Ruang tepi 1) kop naskah dinas, 2 spasi dibawah kop;


2) tanpa kop naskah dinas, sekurang-
kurangnya 2 cm dari tepi atas kertas.

B Ruang tepi sekurang-kurangnya 2,5 cm dari tepi bawah


bawah kertas;

C Ruang tepi kiri Sekurang-kurangnya 3 cm dari tepi kiri


kertas

D Ruang tepi Sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi kanan


kanan kertas.

Catatan:
Dalam pelaksanaannya, penentuan ruang tepi tersebut
bersifat fleksibel, disesuaikan dengan banyak atau tidaknya
isi suatu naskah dinas. Penentuan ruang tepi (termasuk
juga jarak spasi dalam paragraf) hendaknya memperhatikan
aspek keserasian dan estetika.

B.Penggunaan Media/Sarana Naskah Dinas


Media/sarana naskah dinas merupakan alat untuk merekam
informasi yang dikomunikasikan dalam bentuk media
konvensional (kertas).
1) Kertas Surat
a) Naskah Dinas yang mempunyai nilai kegunaan dalam waktu
lama menggunakan kertas jenis HVS lebih dari 80 gram atau
kertas jenis lain yang memiliki nilai keasaman tertentu,
naskah dinas dengan jangka waktu simpan sepuluh (10)
tahun atau lebih atau bernilai guna permanen, serendah-
rendahnya, harus menggunakan kertas dengan nilai
keasaman (PH)7;

159
b) Jenis kertas concorde atau conqueror digunakan untuk
Naskah Dinas pengaturan, Naskah Dinas penetapan terkait
kepegawaian, surat perjanjian, Nota kesepahaman (MoU),dan
perjanjian kerjasama serta Naskah Dinas yang ditandatangani
oleh Bupati;
c) Naskah dinas yang asli menggunakan kertas berwarna putih
dengan kualitas terbaik;
d) Penyediaan kertas surat berlambang Negara berwarna kuning
emas dan lambang Daerah Kabupaten Jeneponto berwarna,
dicetak diatas kertas HVS 80 gram;
e) Salinan surat dinas menggunakan kertas yang berkualitas
biasa;
f) Ukuran keseragaman tata Naskah dinas, ukuran kertas yang
digunakan sebagai berikut:
(1) Naskah Dinas Arahan, Naskah Dinas korespondensi,
Naskah Dinas khusus, dan Naskah Dinas lainnya serta
laporan dan telaahan staf menggunakan kertas folio/ dan
telaahan staf menggunakan kertas folio/ F4 (215x330mm).
Dalam hal tertentu dapat menggunakan kertas A4 (210 x
297mm)
(2) Ukuran kertas yang digunakan untuk makalah dan paper
adalah A4 (210 x 297 mm).
(3) Ukuran kertas yang digunakan untuk naskah pidato
adalah A5 (165 x 215 mm), dalam hal tertentu, ukuran
kertas yang di gunakan untuk Naskah Pidato dapat
mengunakan Folio/F4 (215 x 330 mm ) A4 ( 210 x 297
mm).
2. Sampul
Sampul merupakan sarana kelengkapan penyampaian Naskah
Dinas, terutama untuk naskah dinas yang ditujukan untuk
Instansi Luar (eksterm).
a) Warna dan kualitas
Sampul menggunakan kertas tahan lama, berbentuk empat
segi panjang berwarna putih atau coklat muda dengan
kualitas baik, sehingga sesuai dengan ukuran dan berat
naskah yang dikirimkan.
b) Sampul terdiri dari :
(1) Sampul Naskah Dinas Jabatan Bupati
Sampul Naskah Dinas Jabatan Bupati, berwarna putih
dengan mencamtumkan lambang Negara berwarna kuning
emas bertuliskan “BUPATI JENEPONTO“ Dengan jenis
huruf Ariel ukuran 12, diletakkan di bagian tengah atas
sampul secara simetris.
Contoh :

BUPATI JENEPONTO

Kepada
Nomor :……… Yth. Meteri Dalam Negeri RI
Jalan medan Merdeka
Utara No.7
Jakarta pusat 10110
Stempel

160
(2) Sampul Naskah Dinas OPD
a. Sampul berwarna coklat.
b. Lambang Daerah Kabupaten berwarna, diletakkan di
bagian tengah atas sampul secara simetris.
c. Tulisan “PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO”
pada bagian pertama, mengunakan huruf Arial dengan
ukuran 12 “OPD” pada bagian kedua, mengunakan
huruf Arial dengan ukuran 14, alamat, kode pos,
nomor telepon, facsimile, website, dan e-mail
mengunakan huruf Arial dengan ukuran 10,
diletakkan pada bagian tengah atas sampul surat
secara simetris.
d. Nomor surat dan stempel diletakan pada sebelah kiri.
e. Tujuan dan alamat surat ditulis pada bagian sampul
kanan bawah.
Contoh :

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO


SEKRETARIS DAERAH
Jln. ……. Kode Pos, Nomor ….., Telepon (….) ………….
Faksmile. ……. E-mail. ………..
Nomor : …………….
Kepada
Stempel
Yth. Kepala BKPSDM
Kabupaten Jeneponto
Di
Jeneponto

(3) Sampul naskah dinas, UPT Dinas/Badan, dan Satuan


Pendidikan dan Rumah Sakit Umum Daerah terdiri dari:
a. Sampul berwarna coklat
b. Lambang Kabupaten Jeneponto berwarna, di letakkan di
bagian tengah atas sampul secara simetris.
c. Tulisan “PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO” pada
bagian pertama, tulisan “OPD” pada bagian kedua,
menggunakan huruf Arial dengan ukuran 12, tulisan
nama “UPT DINAS/BADAN, SATUAN PENDIDIKAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH” menggunakan huruf
Arial dengan ukuran 14, alamat kode pos, nomor
telepon, facsimile, website, dan e-mail menggunakan
huruf Arial dengan ukuran 10, diletakkan pada bagian
tengah atas sampul secara simetris.
d. Nomor surat dan stempel diletakkan pada sebelah kiri.
e. Tujuan dan alamat surat ditulis pada bagian sampul
kanan bawah.
Contoh:

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO


OPD DINAS/BADAN
UPT DINAS/BADAN ………………..
Jln. ……. Kode Pos, Nomor ….., Telepon (….) ………….
Faksmile. ……. E-mail. ……….. Jeneponto
Nomor : …………….
Kepada
Stempel
Yth. Kepala BKPSDM
Kabupaten Jeneponto
161 di Jeneponto
3. Stempel Dinas
Pembubuhan stempel dilakukan pada bagian kiri tanda tangan
pejabat yang menandatangani naskah dinas. Kode pengamanan
stempel untuk naskah dinas diatur sesuai dengan Peraturan
perundang-undangan. Jenis stempel untuk naskah dinas di
Lingkup Pemerintah Kabupaten Jeneponto terdiri atas:
a) Stempel Jabatan
1) Pejabat yang berhak menggunakan stempel jabatan adalah
Pejabat Negara dalam hal ini adalah Bupati/Wakil Bupati.
2) Spesifikasi stempel jabatan berbentuk bundar, terdiri dari
tiga lingkaran dengan ukuran garis tengah lingkaran luar
stempel 4 cm,ukuran garis tengah lingkaran tengah stempel
3,8 cm,ukuran garis tengah lingkaran dalam stempel 2,7
cm dan jarak antara 2 (dua) garis yang terdapat dalam
lingkaran dalam 1 cm.

* * 4 cm 2,7 cm 3,8 cm

LAMBANG NEGARA

3) Berisi tulisan “BUPATI” pada bagian atas dengan pembatas


tanda dan lambang Negara di dalamnya, dengan tulisan
“JENEPONTO” pada bagian bawahnya.
Contoh:

×
X : BUPATI
* XX * XX : LAMBANG NEGARA
XXX : JENEPONTO
×××

b) Stempel Dinas
1) Pejabat yang berhak menggunakan stempel OPD adalah
Sekretaris Daerah, Sekretaris DPRD, Inspektur Kabupaten,
Kepala Dinas/Badan, Direktur RSUD dan Asisten pada
Sekretariat Daerah
2) Bentuk dan spesifikasi stempel jabatan berbentuk bundar,
terdiri dari tiga lingkaran ukuran garis tengah lingkaran
luar stempel 4 cm, ukuran garis tengah lingkaran tengah
2,7 cm, dan jarak antara 2 (dua) garis yang terdapat dalam
lingkaran 1 cm.

* * 2,7 cm 3,8 cm 4 cm

LAMBANG DAERAH

162
3) Berisi tulisan ”PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO”
pada bagian atas dengan pembatas tanda bintang tulisan
”ORGANISASI PERANGKAT DAERAH” pada bagian bawah.
×
X : PEMERINTAH KAB. JENEPONTO
* XX * XX : LAMBANG DAERAH
XXX : ORGANISASI PERANGKAT DAEARAH
×××

c) Stempel UPT Badan/Dinas, Korwil, Satuan pendidikan


1) Pejabat yang berhak menggunakan stempel adalah Kepala
UPT Badan/Dinas, Korwil, Satuan pendidikan atau pejabat
dibawahnya yang diberikan kewenangan.
2) Bentuk dan spesifikasi stempel jabatan berbentuk bundar,
terdiri dari tiga lingkaran ukuran garis tengah lingkaran
luar stempel 4 cm, ukuran garis tengah lingkaran tengah
2,7 cm, dan jarak antara 2 (dua) garis yang terdapat dalam
lingkaran 1 cm.

* * 2,7 cm 3,8 cm 4 cm

LAMBANG DAERAH

3) Berisi tulisan ”PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO”


pada bagian atas dengan pembatas tanda bintang tulisan
”ORGANISASI PERANGKAT DAERAH INDUK” pada bagian
bawah, Lambang Daerah Kabupaten Jeneponto dan tulisan
”KORWIL, UPT DINAS/BADAN, dan SATUAN PENDIDIKAN”
di dalamnya.

×
x : pemerintah kab. jeneponto
XX
* LL * xx : lambang daerah
xxx : organisasi perangkat daerah induk
XXX LL : Korwil,UPT Dinas/Badan,Sat. Pendidikan

STEMPEL JABATAN DAN STEMPEL OPD


a. Contoh Stempel Jabatan

b. Stempel Sekretariat Daerah, dan OPD Lainnya

163
X

c. Stempel Korwil, UPT Dinas/Badan, Satuan Pendidikan

Catatan :
- Tulisan yang digunakan dalam stempel dengan jenis huruf
Tahoma
- Penulisan Nama OPD, UPT Dinas/Badan dan Satuan
Pendidikan pada stempel dapat mengunakan Singkatan dan
Akronim berdasarkan peraturan yang berlaku mengenai
penggunaan Singkatan dan Akronim di Lingkup
Pemerintahan Kabupaten Jeneponto.

d) Stempel Pengaman
Stempel Pengaman Berbentuk empat persegi panjang, Ukuran
stempel Pengaman panjang stempel 5 cm, ukuran lebar 1 cm.
Berisi tulisan “ SANGAT RAHASIA” DAN “RAHASIA”. Stempel
Pengamanan digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Contoh:

SANGAT RAHASIA RAHASIA

164
4. Cara Melipat dan memasukkan surat ke dalam sampul
a) Naskah dinas/surat dilipat dengan sudut saling
bertemu dan lipatan harus lurus dan tidak kusut.
b) Naskah dinas/surat dilipat dengan cara sepertiga bagian
lembaran surat dilipat ke depan dan sepertiga bagian atas
dilipat ke belakang.
c) Naskah dinas/surat dimasukkan ke dalam sampul dengan
bagian kepala surat menghadap kedepan kearah
penerima/pembaca surat.

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO


SEKRETARIAT DAERAH
Jeneponto, Mmmm
Kepada PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
Yth. Mmmmmm SEKRETARIAT
di mmmmmmm
Mmmmmm mmmmm
mmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm Mmmmmmm
Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
Mmmmmmm

Pertama, sepertiga bagian


Mmmmmmmm Mmmmmmmm

Lembaran kertas surat


Mmmmmmm
Mmmmmmm

Mmmmmmm
Mmmmmmmm
Dilipat kedepan

Lembar Kertas Surat

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO


SEKRETARIAT DAERAH
Jeneponto, Mmmm
Kepada
Yth. Mmmmmm
di
Mmmmmmmmmmmm Mmmmmm
Mmmmmmmmmmmm Mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm

Kedua, sepertiga bagian atas


Lembaran kertas surat dilipat
Ke belakang

5. Map
Map naskah dinas merupakan salah satu jenis alat tulis kantor
yang dicetak dengan identitas dengan logo instansi sebagai
tempat penyimpanan file, dokumen atau sebagai sarana
penyimpanan arsip.
a) Jenis Map
1) Map naskah dinas jabatan.
2) Map naskah dinas Jabatan Eselon II.A/Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama (Sekretaris Daerah)
3) Map naskah dinas Jabatan Eselon II.B/ Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama (Kepala Dinas/Badan).
4) Map naskah dinas UPT Dinas/Badan, Satuan Pendidikan
dan Rumah Sakit Umum Daerah.
b) Warna dan Ukuran
1) Map Naskah Dinas menggunakan jenis kertas BC dan
kononstrok dan buffalo.
2) Ukuran map, panjang 37 cm dan leber 12 cm,
menggunakan huruf Arial Narrow.
3) Cara penulisan map Naskah Dinas
(a) Map naskah Dinas jabatan Bupati berisi:
Lambang Negara kuning emas bertuliskan “BUPATI
JENEPONTO‟, menggunakan huruf Arial dengan ukuran
16, ditempatkan pada bagian tengah atas secara
simetris.
165
Contoh :

BUPATI JENEPONTO

(b) Map Naskah Dinas Satuan Kerja Jabatan Pimpinan


Tinggi Pratama / setara Eselon II.B terdiri dari:
(1) Lambang Daerah Kabupaten Jeneponto pada bagian
atas secara simetris dan bertuliskan ”PEMERINTAH
KABUPATEN JENEPONTO” pada bagian pertama, dan
menggunakan huruf Arial dengan Ukuran 16 (dapat
disesuaikan), nama “SATUAN KERJA ESELON II.A”
pada bagian kedua, ditempatkan pada bagian tengah
atas secara simetris.
(2) Tulisan nama „„SATUAN KERJA ESELON II.B”
menggunakan huruf Arial dengan ukuran 20 (dapat
disesuaikan) dan alamat unit kerja ditulis
menggunakan huruf Arial dengan ukuran 14 (dapat
disesuaikan). Diletakkan pada bagian margin bawah
tengah map secara simetris.
(c) Map Naskah Dinas Unit Kerja Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama / Eselon II.B atau III.A terdiri dari:
(1) Lambang Daerah Kabupaten Jeneponto pada bagian
atas secara simetris bertuliskan „„ PEMERINTAH
KABUPATEN JENEPONTO”pada bagian pertama
dengan huruf Arial ukuran 16, nama „„ SATUAN
KERJA ESELON II.B/ III.A” pada bagian kedua,
menggunakan huruf Arial dengan ukuran 20 (dapat
disesuaikan), ditempatkan pada bagian tengah atas
secara simetris.
(2) Tulisan nama „„ SATUAN KERJA ESELON II.A/II.B‟‟
menggunakan huruf Arial dengan ukuran 20 (dapat
disesuaikan) dan alamat unit kerja ditulis
menggunakan huruf Arial dengan ukuran 14
(disesuaikan). Diletakkan pada bagian margin bawah
tengah map secara sistematis.
(d) Map naskah dinas, UPT Dinas/Badan,Korwil, Satuan
Pendidikan.
(1) Lambang Daerah, bertuliskan “PEMERINTAH
KABUPATEN JENEPONTO” pada bagian pertama,
nama „„ SATUAN KERJA ESELON III.A/IV.A” pada
bagian kedua, nama „„ UPT DINAS/BADAN,KORWIL,
SATUAN PENDIDIKAN.” pada bagian ketiga,
menggunakan huruf Arial dengan ukuran 16 (dapat
disesuaikan), ditempatkan pada bagian tengah atas
secara simetris.

166
(2) Tulisan nama „„UPT DINAS/BADAN, KORWIL,
SATUAN PENDIDIKAN” menggunakan huruf Arial
dengan ukuran 20 (dapat disesuaikan) dan alamat
unit kerja ditulis menggunakan huruf Arial dengan
ukuran 14 (dapat disesuaikan), diletakkan pada
bagian margin bawah tengah map secara simetris.

KABUPATEN JENEPONTO
SEKRETARIAT DAERAH BUPATI JENEPONTO
BADAN KEPEGAWAIAN
BAGIAN HUKUM DAN HAM DAN PENGEMBANGAN
SDM

(alamat)
(alamat)

6. Papan Nama
a) Jenis papan nama
1) Papan nama Kabupaten Jeneponto;
2) Papan nama satuan kerja Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama
(Sekretaris Daerah), satuan kerja Jabatan Pimpinan Tinggi
Pratama (Badan/Dinas dan Bagian pada Sekretariat
Daerah);
3) Papan nama unit kerja, UPT Dinas/ Badan, Korwil, Satuan
Pendidikan.
b) Bentuk dan ukuran
1) Bentuk Papan Nama OPD berbentuk empat persegi panjang
dengan dua buah tiang yang berbentuk segi empat.
Contoh:

167
2) Ukuran
a) Ukuran Papan
Ukuran 150 x 300 cm untuk papan Nama OPD
b) Perbandingan huruf 1 : 2
1) Ukuran Huruf “ 1” untuk tulisan Pemerintah
Kabupaten Jeneponto.
2) Ukuran Huruf “2” untuk tulisan Nama OPD

Contoh 1. PAPAN NAMA OPD

KANTOR BUPATI JENEPONTO


Jalan……..No………Telepon………Fax………..

KABUPATEN JENEPONTO

Contoh 2.

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO


SEKRETARIAT DAERAH
Jalan……..No………Telepon………Fax………..

KABUPATEN JENEPONTO

Contoh 3.

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO


DINAS LINGKUNGAN HIDUP
Jalan……..No………Telepon………Fax………..

KABUPATEN JENEPONTO

Contoh 4.

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO


BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Jalan……..No………Telepon………Fax………..

KABUPATEN JENEPONTO

168
Contoh 5.

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO


DINAS/BADAN …………..
UPTD……………
Jalan……..No………Telepon………Fax………..

KABUPATEN JENEPONTO

Contoh 6.

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO


DINAS PENDIDIKAN

UPT SMP NEGERI 1 JENEPONTO


Jalan……..No………Telepon………Fax………..
KABUPATEN JENEPONTO

C. Pengelolaan Naskah Dinas


1. Pengelolaan Surat
a) Pengelolaan Surat masuk dilakukan melalui tahapan:
1) Penerima Surat masuk menindaklanjuti surat yang diterima
dengan cara: pengagendaan, pengklasifikasian sesuai sifat
dan pendistribusian ke unit pengelola.
2) Unit pengelola menindaklanjuti sesuai klasifikasi surat dan
arahan pimpinan.
b) Pengelolaan Surat Keluar dilakukan melalui tahapan;
1) Konsep surat keluar di paraf secara berjenjang dan
terkoordinir sesuai tugas dan kewenangannya dan
diagendakan oleh masing-masing unit tata usaha untuk
memudahkan pengendalian.
2) Surat Keluar yang telah ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang diberi nomor, tanggal dan dibubuhi stempel oleh
unit tata usaha sekretariat pada masing-masing satuan
kerja untuk kemudian didistribusikan.
3) Surat keluar diarsipkan pada unit tata usaha.

2. Tingkat Keamanan
a) Sangat rahasia disingkat SR, merupakan surat yang materi
dan sifatnya memiliki tingkat keamanan yang tinggi, erat
hubungannya dengan rahasia negara, keamanan dan
keselamatan Negara;
b) Rahasia singkat R, merupakan surat yang materi dan sifatnya
memiliki tingkat keamanan tinggi yang berdampak kepada
kerugian Negara dan disintegrasi bangsa;
169
c) Konfidensial disingkat K, merupakan surat yang materi dan
sifatnya memiliki tingkat keamanan sedang yang berdampak
kepada terhambatnya penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan;
d) Penting disingkat P, merupakan surat yang materi dan
sifatnya perlu mendapat perhatian penerima surat;
e) Biasa disingkat B, merupakan surat yang materi dan sifatnya
biasa namun tidak dapat disampaikan kepada yang tidak
berhak mengetahuinya.

3. Kecepatan Penyampaian
a) Amat segera /kilat, dengan batas waktu 24 jam setelah surat
diterima;
b) Segera, dengan batas waktu 2 X 24 jam setelah surat
diterima;
c) Penting, dengan batas waktu 3 X 24 jam setelah surat
diterima;
d) Biasa, dengan batas waktu paling lama 5 (lima) hari kerja
setelah surat diterima.

4. Paraf
a) Pembubuhan Paraf secara Hierarkis.
1) Naskah dinas sebelum ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang harus paraf terlebih dahulu oleh maksimal tiga
orang pejabat secara hierarkis untuk ikut bertanggung
jawab karena tugas pokok dan fungsinya atau terkait
dengan tugasnya.
2) Naskah dinas yang konsepnya dibuat oleh Sekretaris
Daerah untuk ditandatangani oleh Bupati dan Wakil Bupati
di paraf oleh Sekretaris Daerah dibelakang nama jabatan
penandatanganan.
3) Naskah dinas yang konsepnya dibuat oleh pejabat yang
akan menandatangani naskah dinas tersebut tidak
memerlukan paraf.
4) Paraf pejabat dibubuhkan pada lembar akhir naskah dinas
tersebut, kecuali untuk Surat Perintah Perjalanan Dinas,
paraf dibubuhkan pada lembar pertama.
b) Pembubuhan Paraf Koordinasi.
Naskah dinas yang materinya menyangkut kepentingan unit
lain, maka pejabat yang berwenang dari unit lain tersebut
perlu ikut membubuhkan paraf koordinasi pada naskah
dinas.
c) letak Pembubuhan Paraf.
a) Paraf Hierarkis.
(a) Dilingkup Sekretariat Daerah

(**) BUPATI JENEPONTO,(***)


(***) Sekda
(**) Asisten
(*) Kepala Bagian (*) NAMA JELAS

170
(**)SEKRETARIS DAERAH,(***)
(***) Asisten
(**) Kepala Bagian
(*) Kepala Sub Bagian (*)NAMA JELAS
Pangkat
NIP

(*) Asisten………………
(*) Kepala Bagian
(**) Kepala Sub Bagian
(**)NAMA JELAS
Pangkat
NIP

(b) Di Lingkup OPD

(**)BUPATI JENEPONTO,(***)
(***)Sekda
(**) Asisten
(*) Kepala OPD (*)NAMA JELAS

(**)Sekretaris Daerah,(***)
(***)Asisten
(**) Kepala OPD
(*) Sekretaris
(*)NAMA JELAS
Pangkat
NIP

(***)Sekretaris (**) Kepala OPD...., (***)


(**)Kepala Bidang
(*)Kepala Subbag/Seksi/Subbid
(*)NAMA JELAS
Pangkat
NIP
(c) Di lingkup Sekretariat DPRD

(**)BUPATI JENEPONTO, (***)


(***) Sekda
(**) Asisten
(*) Sekwan
(*)NAMA JELAS,

(**) SEKRETARIS DAERAH, (***)


(***) Asisten
(**) Sekwan
(*) Kepala Bagian
(*)NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

171
(**)SEKRETARIS DEWAN,
(**) Kepala Bagian
(*) Kepala Subbag
(*)NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

(d)Penggunaan Paraf hanya 2 orang


1)Apabila pejabat yang membubuhi paraf hanya 2 orang
maka letak paraf sebagai berikut :
(**)KEPALA………..,

(**)Sekretaris
(*)Kasi/Kasubbag/Kasubbid
(*)NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

2)Apabila pejabat yang membubuhi paraf hanya 1 orang


maka letak paraf sebagai berikut :

Kepala…………………,
(*)Letak paraf pejabat

(*)NAMA JELAS
Pangkat
Nip.

2). Paraf Koordinasi

Paraf Koordinasi BUPATI JENEPONTO,


OPD Paraf/Tgl.
1. …………..
2. ………….. NAMA JELAS
3. …………...
Instansi Pengusul

5. Penulisan Nama
a) Penulisan Nama Bupati/Wakil Bupati pada naskah Dinas
Arahan yakni Naskah Dinas berbentuk Peraturan
Daerah,Peraturan Bupati dan Keputusan Bupati tidak
menggunakan gelar,sedangkan Naskah Dinas Arahan lainnya,
Naskah Dinas Korespondensi dan Naskah Dinas khusus tetap
menggunakan Gelar.
Penulisan Nama Pejabat selain Bupati tetap menggunakan
pangkat dan nomor induk pegawai (NIP).
b) Nama Jabatan
Untuk memberikan identifikasi pada naskah dinas
dicantumkan nama jabatan atau nama Perangkat Daerah
pada kop naskah dinas. Kop nama jabatan digunakan untuk
mengidentifikasi bahwa Naskah Dinas ditetapkan oleh Pejabat
Negara dalam hal ini Bupati/Wakil Bupati, sedangkan kop
Perangkat Daerah digunakan untuk mengidentifikasi bahwa

172
Naskah Dinas ditetapkan oleh pejabat selain Bupati.
Pencantuman Kop Naskah Dinas adalah sebagai berikut:

1) Nama Jabatan
Kertas dengan nama jabatan dan Lambang Negara
digunakan untuk naskah dinas yang ditandatangani sendiri
oleh Bupati/Wakil Bupati. Nama Jabatan berturut-turut
terdiri dari gambar lambang Negara dan Nama Jabatan
yang seluruhnya ditulis dengan huruf kapital secara
simetris. Perbandingan ukuran Lambang Negara dengan
huruf yang digunakan hendaknya serasi dan sesuai dengan
ukuran kertas.
2) Nama Organisasi Perangkat Daerah
Kertas kop nama Organisasi Perangkat Daerah dan
Lambang Daerah Kabupaten Jeneponto serta alamat
digunakan untuk Naskah Dinas yang ditandatangani
pejabat yang berwenang. Kop perangkat Daerah ditulis
dengan huruf kapital.
6. Kata Penyambung
Kata penyambung adalah kata yang digunakan sebagai tanda
bahwa teks masih berlanjut pada halaman berikutnya, ditulis
pada bagian kanan bawah. Kata penyambung ditulis pada akhir
setiap halaman pada baris terakhir teks di sudut kanan bawah
halaman dengan urutan kata penyambung dan tiga buah titik.
Kata penyambung itu diambil persis sama dari kata pertama
halaman berikutnya. Jika kata pertama dari halaman
berikutnya itu menunjuk pasal atau diberi garis bawah atau
dicetak miring, kata penyambung juga harus dituliskan sama.
Kata penyambung tidak digunakan untuk pergantian bagian.

Contoh: Penulisan kata penyambung

Penulisan kata penyambung pada halaman 1 baris paling bawah


adalah „„ Reformasi Birokrasi”

-1-

Reformasi birokrasi………..

Kata pertama pada halaman 2 baris paling atas kiri adalah


Reformasi Birokrasi ………… dan seterusnya

-2-
Reformasi Birokrasi ……………….

173
3. KEWENANGAN PENANDATANGANAN
A. Penandatanganan
1. Penggunaan garis Kewenangan
Kewenangan adalah kekuasaan yang melekat pada suatu
jabatan. Bupati Jeneponto bertanggung jawab atas segala
kegiatan yang dilakukan di dalam lingkup Kabupaten
Jeneponto. Tanggung jawab tersebut tidak dapat dilimpahkan
atau diserahkan kepada seseorang yang bukan pejabat
berwenang. Garis kewenangan digunakan jika surat dinas
ditandatangani oleh pejabat yang mendapat pelimpahan dari
pejabat yang berwenang.
2. Penandatanganan
Penandatanganan naskah dinas adalah hak, kewajiban dan
tanggung jawab yang ada pada seorang pejabat untuk
menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas dan
kewenangan pada jabatannya.
B. Kewenangan Penandatanganan
1. Bupati
a) Bupati menandatangani Naskah Dinas dalam bentuk
peraturan perundang-undangan dan dalam bentuk surat
yang materinya memuat kebijakan dan atau pelaksanaan dari
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.
Naskah Dinas dimaksud terdiri atas:
1) Peraturan Daerah;
2) Peraturan Bupati;
3) Keputusan Bupati;
4) Perjanjian Kerja Sama;
5) Instruksi Bupati;
6) Surat Edaran;
7) Surat Biasa;
8) Surat Keterangan;
9) Pengumuman;
10) Surat Perintah;
11) Surat Izin;
12) Surat Perjanjian;
13) Surat Tugas;
14) Surat Perjalanan Dinas;
15) Surat Kuasa;
16) Surat Undangan;
17) Surat Panggilan;
18) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;
19) Laporan;
20) Rekomendasi;
21) Berita Acara;
22) Memorandum;
23) Lembar Disposisi
24) Piagam;
25) Sertifikat;
26) Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTP);

174
27) Nota Kesapahaman (Memorandum of
Understanding/MoU).

b) Naskah dinas sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditujukan


kepada Pejabat pemerintah, Pemerintah Kabupaten/Kota,
organisasi kemasyarakatan, dan pihak-pihak lain
berkepentingan;
c) Apabila Bupati berhalangan, penandatanganan naskah dinas
sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, dilakukan oleh
Wakil Bupati sesuai dengan ketentuan dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
d) Bupati dapat mendelegasikan penandatanganan naskah dinas
tertentu kepada Pejabat yang ditunjuk secara tertulis, kecuali
Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati.

2. Wakil Bupati
a) Wakil Bupati menandatangani naskah dinas dalam bentuk
dan susunan produk hukum sebagai petunjuk pelaksanaan
yang telah ditetapkan oleh Bupati serta dalam bentuk
susunan surat sepanjang materinya sesuai dengan bidang
tugas dan tanggungjawabnya.
b) Naskah dinas sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditujukan
kepada Pejabat di lingkup Pejabat Pemerintah
kabupaten/kota, organisasi kemasyarakatan, dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan.
Naskah dinas dimaksud terdiri atas:
1) Keputusan Bupati;
2) Surat Edaran;
3) Surat Biasa;
4) Surat Keterangan;
5) Surat Perintah;
6) Surat Izin;
7) Surat Perjanjian;
8) Surat Tugas;
9) Surat Perjalanan Dinas;
10) Surat Kuasa;
11) Surat Undangan;
12) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;
13) Surat Panggilan;
14) Pengumuman;
15) Laporan;
16) Rekomendasi;
17) Berita Acara;
18) Memorandum;
19) Lembar disposisi;
20) Piagam;
21) Sertifikat; dan
22) STTP.

175
3. Sekretaris Daerah
a) Sekretaris Daerah atas nama Bupati menandatangani naskah
dinas dalam bentuk produk-produk hukum yang bersifat
penetapan.
b) Sekretaris Daerah atas nama Bupati menandatangani naskah
dinas dalam bentuk dan susunan surat yang materinya
merupakan penjelasan atau petunjuk pelaksanaan dari suatu
kebijakan Pemerintah Daerah yang Telah ditetapkan.
c) Sekretaris Daerah menandatangani naskah dinas
sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b yang ditujukan
kepada Pejabat dilingkup Pemerintah Daerah Kabupaten,
Pemerintah Kab/kota dan pihak-pihak lain yang dianggap
perlu.
d) Sekretaris Daerah berdasarkan wewenang Jabatannya
menandatangani Naskah Dinas dalam bentuk dan susunan
surat dalam bentuk dan susunan surat dalam rangka
koordinasi teknis administrasi untuk kelancaran
pelaksanaan tugas dilingkup Pemerintah Kabupaten.
e) Sekretaris Daerah atas nama Bupati menandatangani naskah
dinas terdiri atas:
1) Keputusan Bupati;
2) Surat Edaran;
3) Surat Biasa;
4) Surat Keterangan;
5) Surat Perintah;
6) Surat Izin;
7) Surat Perjanjian;
8) Surat Tugas;
9) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;
10) Surat Perjalanan Dinas;
11) Rekomendasi;
12) Surat Kuasa;
13) Surat Undangan;
14) Surat Panggilan;
15) Pengumuman;
16) STTP;
17) Laporan; dan
18) Berita Acara;
f) Sekretaris Daerah atas wewenang jabatannya
menandatangani naskah dinas terdiri atas:
1) Keputusan;
2) Surat Edaran;
3) Surat Biasa; Surat Keterangan;
4) Surat Perintah;
5) Surat Izin;
6) Surat Perjanjian;
7) Surat Tugas;
8) Surat Perjanjian Dinas;
9) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;
10) Surat Kuasa;
11) Surat Undangan;
12) Surat Panggilan;
13) Pengumuman;
176
14) Laporan;
15) Berita Acara;
16) Lembaran Daerah;
17) Berita Daerah;
18) Telaahan Staf;
19) Rekomendasi;
20) Memorandum; dan
21) Surat Perintah Kerja.

4. Kepala OPD
a) Kepala OPD atas nama Bupati menandatangani naskah dinas
dalam bentuk susunan peraturan perundang- undangan yang
bersifat penetapan.
b) Kepala OPD menandatangani naskah dinas yang ditujukan
Kepada Pejabat di lingkup Pemerintah Daerah Kabupaten,
Pejabat OPD dan pihak-pihak lain yang dianggap perlu.
c) Kepala OPD berdasarkan wewenang jabatannya
menandatangani naskah dinas dalam bentuk peraturan
perundang-undangan yang bersifat penetapan dan susunan
surat yang materinya memuat petunjuk pelaksanaan teknis
masing-masing OPD yang ditujukan kepada Pejabat intern
OPD yang bersangkutan, OPD di lingkup Pemerintah Provinsi,
Pejabat OPD lain dan pihak-pihak yang dianggap perlu.
d) Apabila OPD berhalangan, Pejabat pada setiap OPD
berdasarkan pemberian wewenang menandatangani naskah
dinas atas nama Kepala OPD yang bersangkutan.
e) Kepala OPD atas nama Bupati, menandatangani naskah dinas
terdiri atas:
1) Keputusan Bupati;
2) Surat Edaran (bersifat internal OPD masing-masing);
3) Surat Biasa;
4) Surat Keterangan;
5) Surat Perintah;
6) Surat Tugas;
7) Surat Perjanjian;
8) Surat Kuasa;
9) Surat Panggilan;
10) Surat Izin;
11) Surat Undangan;
12) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;
13) Rekomendasi;
14) Pengumuman;
15) Berita Acara;
16) Laporan;
17) Piagam (Khusus Kepala OPD yang membidangi Pelatihan
atau Pimpinan Lembaga Pelatihan yang terakreditasi).
18) Sertifikat (Khusus Kepala OPD yang membidangi Pelatihan
atau Pimpinan Lembaga Pelatihan yang terakreditasi); dan

177
19) STTP (Khusus Kepala OPD yang membidangi Pelatihan atau
Pimpinan Lembaga Pelatihan yang terakreditasi dan hanya
STTP bagi Pelatihan Dasar Kader PNS/CPNS).
f) Kepala OPD atas wewenang jabatannya menandatangani
naskah dinas terdiri atas:
1) Keputusan;
2) Perjanjian Kerja Sama;
3) Surat Edaran;
4) Surat Biasa;
5) Surat Keterangan;
6) Surat Tugas;
7) Surat Perintah;
8) Surat Perjalanan Dinas;
9) Surat Tugas;
10) Surat Perjanjian;
11) Surat Kuasa;
12) Surat Panggilan;
13) Surat Izin;
14) Surat Undangan;
15) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;
16) Rekomendasi;
17) Nota Dinas;
18) Pengumuman;
19) Berita Acara;
20) Laporan;
21) Telaahan Staf;
22) Memorandum;
23) Surat Perintah Kerja (SPK);
24) Piagam (Khusus Kepala OPD yang membidangi Pelatihan
atau Pimpinan Lembaga Pelatihan yang terakreditasi dan
hanya piagam pelatihan); dan
25) Sertifikat (Khusus Kepala OPD yang membidangi Pelatihan
atau Pimpinan Lembaga Pelatihan yang terakreditas dan
hanya Sertifikat pelatihan).

5. Asisten Sekretaris Daerah


a) Asisten Sekretaris Daerah atas Sekretaris Daerah
menandatangani naskah dinas dalam bentuk surat yang
materinya memuat petunjuk pelaksanaan teknis operasional
yang mendukung kelancaran tugas masing-masing OPD
yang ditujukan kepada pejabat di lingkup Pemerintah
Kabupaten.
b) Asisten Sekretaris Daerah atas nama Sekretaris Daerah
menandatangani naskah dinas dalam bentuk surat terdiri
atas:
1) Surat Edaran;
2) Surat Biasa;
3) Surat Keterangan;
4) Surat Perintah;
5) Surat Panggilan;
6) Surat Tugas;
178
7) Surat Undangan;
8) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;
9) Telegram;
10) Nota Dinas;
11) Pengumuman;
12) Laporan;
c) Asisten Sekretaris Daerah berdasarkan wewenangnya
menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan
surat yang materinya merupakan data atau informasi sebagai
pelaksanaan teknis operasional dalam mendukung kelancaran
pelaksanaan tugas.
d) Asisten Sekretaris Daerah menandatangani naskah dinas
yang ditujukan kepada pejabat di lingkup Pemerintah
Kabupaten.
Adapun naskah dinas dimaksud terdiri atas:
1) Surat Edaran;
2) Surat Keterangan;
3) Surat Perintah;
4) Surat Panggilan;
5) Surat Tugas;
6) Surat Undangan;
7) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;
8) Nota Dinas;
9) Pengumuman;
10) Laporan;
11) Memorandum;
12) Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas;
13) Lembar Disposisi; dan
14) Daftar Hadir.

6. Staf Ahli Bupati


Staf Ahli Bupati atas wewenang jabatannya menandatangani
naskah dinas dalam bentuk surat terdiri atas:
a) Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas;
b) Telaahan Staf; dan
c) Laporan.

7. Sekretaris DPRD Kabupaten

a) Sekretaris DPRD Kabupaten atas nama Bupati,


menandatangani naskah dinas, terdiri atas:
1) Keputusan Bupati;
2) Perjanjian Kerja Sama;
3) Surat Biasa;
4) Surat Keterangan;
5) Surat Perintah; dan
6) Surat Undangan.
b) Sekretaris DPRD Kabupaten atas wewenang jabatannya
menandatangani naskah dinas berdasarkan wewenang yang
telah ditentukan dan digariskan oleh pimpinan yang bersifat
informative/biasa staf teknis serta tidak mengandung

179
konsekuensi tanggung jawab yang lebih luas yang ditunjukan
kepada eselon yang setingkat atau dibawahnya.
Naskah dinas dimaksud terdiri atas:
1) Keputusan;
2) Kerja Sama;
3) Surat Biasa;
4) Surat Perintah;
5) Surat Izin;
6) Surat Perjalan Dinas;
7) Surat Tugas;
8) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;
9) Surat Undangan;
10) Surat Panggilan;
11) Pengumuman;
12) Laporan;
13) Rekomendasi;
14) Nota Dinas;
15) Berita Acara;
16) Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas;
17) Lembar Disposisi;
18) Telaahan Staf;
19) Memorandum;
20) Surat Perintah Kerja; dan
21) Daftar Hadir.

8. Kepala Bagian dan Pejabat yang setingkat


a) Kepala Bagian, Pejabat yang setingkat Eselon III.a pada setiap
OPD atas nama atasan langsung berdasarkan pemberian
wewenang dapat menandatangani naskah dinas dalam bentuk
susunan surat yang materinya merupakan data atau
informasi yang ditujukan kepada pejabat dalam lingkup OPD
yang bersangkutan.
Naskah Dinas dimaksud terdiri atas:
1) Surat Biasa;
2) Surat Keterangan;
3) Surat Perintah;
4) Surat Perjalanan Dinas;
5) Surat Tugas;
6) Surat Panggilan;
7) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;
8) Rekomendasi;
9) Berita Acara;
10) Nota Dinas;
11) Pengumuman;
12) Laporan;
13) Undangan; dan
14) Surat Perintah Kerja.
b) Kepala Bagian, berdasarkan wewenang jabatannya
menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan
surat yang materinya bersifat informative yang ditujukan
180
kepada pejabat di lingkup OPD yang bersangkutan pejabat
yang setingkat atau lebih rendah di lingkup Pemerintah
Kabupaten.
Naskah Dinas dimaksud terdiri atas:
1) Surat Biasa;
2) Surat Keterangan;
3) Surat Tugas;
4) Surat Undangan;
5) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas;
6) Nota Dinas;
7) Telaahan Staf;
8) Laporan;
9) Memorandum;
10) Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas;
11) Lembar Disposisi;
12) Berita Acara;
13) Rekomendasi;
14) Surat Pengantar; dan
15) Surat Perintah Kerja
9. Sekretaris

a) Sekretaris atas nama atasan langsungnya dapat


menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan
surat yang ditujukan kepada unit kerja intern yang
bersangkutan.
Naskah dinas dimaksud terdiri atas:
1) Surat Biasa;
2) Surat Perintah;
3) Surat tugas;
4) Nota Dinas; dan
5) Pengumuman.
b) Sekretaris atas wewenang jabatannya dapat menandatangani
naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat yang
ditujukan kepada unit kerja intern yang bersangkutan.
Naskah dinas dimaksud terdiri atas:
1) Surat Perintah;
2) Telaahan Staf;
3) Nota dinas;
4) Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas;
5) Lembar Disposisi;
6) Laporan; dan
7) Daftar Hadir.

10. Kepala Bidang


a) Kepala Bidang atas nama atasan langsungnya dapat
menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan
surat yang ditujukan kepada unit kerja intern yang
bersangkutan.
1) Surat Perintah;
181
2) Nota Dinas;
3) Nota pengajuan konsep naskah dinas;
4) Telaahan staf;
5) Laporan; dan
6) Daftar hadir.
b) Kepala Bidang atas wewenang jabatannya dapat
menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan
surat yang ditujukan kepada unit kerja intern yang
bersangkutan.
1) surat biasa;
2) surat keterangan;
3) surat perintah;
4) nota dinas; dan
5) daftar hadir.
11. Camat
a) Camat menandatangani naskah dalam bentuk dan susunan
surat:
1) surat biasa;
2) surat keterangan;
3) surat perintah;
4) surat izin;
5) surat perjanjian;
6) surat perintah tugas;
7) surat perintah perjalanan dinas;
8) surat kuasa;
9) surat undangan;
10) surat keterangan melaksanakan tugas;
11) surat panggilan;
12) nota dinas;
13) nota pengajuan konsep naskah dinas;
14) lembar disposisi;
15) telaahan staf;
16) pengumuman;
17) laporan;
18) rekomendasi;
19) berita acara;
20) memo;dan
21) daftar hadir.
b) Camat atas nama Bupati menandatangani naskah dinas
dalam bentuk susunan surat:
1) surat biasa;
2) surat keterangan;
3) surat perintah;
4) surat undangan.
12. Lurah
a) Lurah menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan
susunan surat:
1) surat biasa;
2) surat keterangan;
3) surat perintah;

182
4) surat izin;
5) surat perjanjian;
6) surat perintah tugas;
7) surat perintah perjalanan dinas;
8) surat kuasa;
9) surat undangan;
10) surat keterangan melaksanakan tugas;
11) surat panggilan;
12) nota dinas;
13) nota pengajuan konsep naskah dinas;
14) lembar disposisi;
15) telaahan staf;
16) pengumuman;
17) laporan;
18) rekomendasi;
19) berita acara;
20) memo; dan
21) daftar hadir.
b) Lurah atas nama camat menandatangani naskah dinas
dalam bentuk dan susunan surat sebagai berikut:
1) Surat biasa;
2) surat keterangan;
3) surat perinah; dan
4) surat undangan.

13. Kepala UPT Dinas/Badan, Korwil,Satuan Pendidikan


a) Kepala UPT Dinas/Badan, KORWIL, Satuan Pendidikan atas
nama atasan langsungnya dapat menandatangani naskah
dinas dalam bentuk dan susunan surat yang terdiri atas
1) Surat biasa
2) Surat Keterangan;
3) Surat perintah;
4) Nota Dinas;
5) Berita Acara;
6) Daftar Hadir.
b) Kepala UPT Dinas/Badan,Korwil, Satuan Pendidikan atas
wewenag jabatannya dapat menandatangani naskah dinas
dalam bentuk dan susunan surat yang terdiri atas:
1) Surat Biasa;
2) Surat Perintah;
3) Surat Perjanjian;
4) Surat Tugas;
5) Surat Perjalanan Dinas;
6) Surat Kuasa;
7) Surat Undanga;
8) Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas:
9) Surat Panggilan;
10) Telaahan Staf;
11) Nota Dinas;
12) Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas;
183
13) Lembar Disposisi
14) Pengumuman;
15) Laporan;
16) Rekomendasi;
17) Berita Acara;
18) Memorandum; dan
19) Daftar Hadir
c) Untuk kewenangan Kepala Satuan Pendidikan atas nama
atasan langsungnya dapat menandatangani naskah dinas
dalam bentuk dan susunan surat, diatur lebih lanjut dengan
atau berdasarkan Peraturan Bupati.
14. Kepala Sub Bagian/Kepala Sub Bidang/Kepala Seksi
a) Kepala Sub Bagian/Kepala Sub Bidang/Kepala Seksi atas
nama atasan langsungnya dapat menandatangani naskah
dinas dalam bentuk dan susunan surat yang terdiri atas:
1) Surat Perintah;
2) Nota Dinas; dan
3) Daftar Hadir.
b) Kepala Sub Bagian/Kepala Sub Bidang/Kepala Seksi atas
wewenang jabatannya dapat menandatangani naskah dinas
dalam bentuk dan susunan surat yang terdiri atas:
1) Telaahan Staf;
2) Nota Dinas;
3) Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas; dan
4) Laporan.
15. Jabatan Fungsional Umum atas Jabatan Pelaksana
Jabatan Fungsional Umum atau Jabatan Pelaksana atas
wewenang jabatannya dapat menandatangani naskah dinas
dalam bentuk dan susunan surat yang terdiri atas:
a) Nota Dinas
b) Laporan; dan
c) Telahaan Staf.

184
C. Matriks Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas Lingkup Pemerintah KabupatenJeneponto
No Jenis Naskah Bupati Wakil Sekda OPD Sekretaris Kabag Sekretaris Kepala Kepala UPT Kasubag/ Pelaksana
Staf
Dinas (1) Bupati Jeneponto Asisten (4) DPRD (6) (7) Camat Bidang Lurah Dinas/Badan/Kor Kasubid/ (13)
Ahli
(2) (3) (5) (8) (9) (10) wil Satuan Kasi
Pendidikan(11) (12)
1 Peraturan Daerah √
2 Peraturan Bupati √
3 Instruksi Bupati √
4 Surat Edaran √ √ √ 1) √ 2) √
5 Keputusan Bupati √ √ √ 1) √ 1) √ 1)
6 Surat Tugas √ √ √ 1) √ 2) √ 1) √ √ 4) √ 4) √ √ √

7 Surat Perintah √ √ √ 1) √ 2) √ 1) √ 1) √ 4) √ 4) √ 1) √ 7) √ 8) √ 4) 4)
8 Surat Perintah √ √ √ 1) 2) √ √ √ √ √ √
Perjalanan Dinas
9 Lembar Disposisi √ √ √ √ √ √ √ √ √ V √
10 Nota Dinas √ 2) √ √ √ 4) √ 4) √ √ 7) √ √ √ 4) √
11 Nota Pengajuan √ √ √ √ √ √ √ 7) √ √ √
Konsep Naskah
Dinas
12 Memorandum √ √ √ √ √ 1) √ √
13 Surat Biasa √ √ √ 1) √ 2) √ 1) √ 1) √ 4) √ 4) √ 1) √ 8) √ 4)
14 Surat Undangan √ √ √ 1) √ 2) √ 1) √ 1) √ √ 1) √ √
15 Surat Perjanjian √ √ 1) √ √ √
16 Surat Kuasa √ 1) √ 1) √ √ √
17 Berita Acara √ √ √ 1) √ 1) √ √ √ √ √ 4)
18 Surat Keterangan √ √ √ 1) 2) √ 1) 1) √ √ 1) √ √ 8) √ 4)
19 Nota Kesepahaman √
(MoU)

185
20 Perjanjian √ √ √ 1)
Kerjasama
21 Notulen
22 Daftar Hadir √ √ √ √ √ 7) √ √ 4) 4) 4)
23 Rekomendasi √ √ √ 1) √ 1) √ √ √
24 SPMT √ √ √ 1) √ 2) √ 1) √ √ √ √ √
25 Surat Panggilan √ √ √ 1) √ 2) √ 1) √ √ √ √ √
26 STTP √ √ 1) 1)
27 Piagam √ √ 1)
28 Sertifikat √ √ 1)
29 Surat Izin √ √ √ 1) √ 1) √ √ √
30 Laporan √ √ √ 1) √ √ 2) √ 1) √ √ √ √ √ 7) √ √ √ √ √
31 Berita Daerah √ √ √ 1)
32 Telaahan Staf √ √ √ √ √ √ √ √ 7) √ √ √ √ √
34 Pengumuman √ √ √ √ √ √ √ √ 4 √ √ √

189
186
D. Autentifikasi dan Legalisasi
1.Autentifikasi adalah proses kegiatan dalam rangka pengesahan
naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum.
Autentifikasi dan terhadap Peraturan Bupati dan Keputusan
Bupati yang ditandatangani oleh Bupati dilakukan oleh yang
membidangi Hukum.
2.Legalisasi adalah pengesahan tanda tangan pejabat atau
otoritas yang berwenang yang tertera pada suatu dokumen.
Legalisasi naskah dinas dilakukan oleh bagian yang
membidangi tata usaha/umum/kearsipan di unit kerja yang
mengeluarkan naskah dinas atau dokumen yang akan
dilegalisir.

F. Penggunaan Atas Nama, Untuk Beliau, Untuk Perhatian,


Pelaksana Tugas dan Pelaksana Harian
1. Dalam hal Bupati memberikan wewenang penandatanganan
kepada pejabat bawahannya, maka penggunaan a.n. dan u.b.
serta Plt.,Plh, dan Pj. Sebagai berikut:
a) Atas nama disingkat a.n. merupakan jenis pelimpahan
wewenang dalam hubungan internal antara atasan kepada
pejabat setingkat dibawahnya. Pertanggungjawaban materi
surat tersebut tetap berada pada pejabat yang melimpahkan
wewenang dan pejabat yang menerima pelimpahan
wewenang mempertanggungjawaban kepada yang
melimpahkan wewenang.
“a.n.” digunakan satu tingkat di bawah penandatangani
b) Untuk beliau disingkat u.b. merupakan jenis pelimpahan
wewenang dalam hubungan internal antara atasan kepada
pejabat dua tingkat dibawahnya.
Pertanggungjawaban materi surat tersebut tetap berada
pada pejabat yang melimpahkan wewenang dan pejabat yang
menerima pelimpahan wewenang mempertanggungjawaban
kepada yang melimpahkan wewenag.
“u.b.” digunakan dua tingkat di bawah penandatangan.
Pelimpahan wewenang dua tingkat ke bawah akan diatur
oleh pemberi wewenang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c) Pelaksana Tugas disingkat Plt. Merupakan pejabat
sementara pada jabatan tertentu yang mendapat

187
pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas
karana pejabat definitife belum dilantik.
Plt. Diangkat dengan Surat Perintah kepala OPD atau Surat
Perintah Bupati dan berlaku paling lama 1 (satu ) tahun.
d) Pelaksana Tugas Harian disingkat Plh merupakan pejabat
sementara pada jabatan tertentu yang mendapat
pelimpahan wewenang penandatanganan naskah dinas
karena pejabat definitife berhalanagan sementara.
Plh. diangkat dengan Surat Perintah Kepala OPD atau Surat
Perintah Bupati dan berlaku paling lama 3 (tiga) bulan.
e) Penjabat disingkat Pj. Penjabat adalah pejabat sementara
untuk jabatan yang melaksanakan tugas pemerintahan pada
daerah tertentu sampai dengan pelantikan pejabat definitif.

2. Contoh Penandatanganan dan penggunaan a.n.(atas nama),


u.b. (untuk jabatan beliau), Plt., dan Plh.

1) Di Lingkup Sekretariat Daerah (Bupati dan Wakil Bupati)


a) Penandatanganan Naskah Dinas
1) Oleh Bupati:

BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

2) Oleh Wakil Bupati, kewenangan belum didelegasikan:


BUPATI JENEPONTO,

NAMA JELAS

Wakil Bupati, Kewenangan sudah di delegasikan:


WAKIL BUPATI JENEPONTO

NAMA JELAS

189
188
b) Penggunaan “a.n.” dan “u.b.”
a.n. BUPATI JENEPONTO
SEKRETARIS DAERAH,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

Penggunaan “u.b.”
a.n. BUPATI JENEPONTO
SEKRETARIS DAERAH
u.b.
ASISTEN………………,
NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

2) Di lingkup Sekretariat Daerah (Untuk Jabatan Sekretaris


Daerah)
a) Penggunaan “a.n.”
a.n. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN………………..,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

Penggunaan “u.b”
a.n. SEKRETARIS DAERAH
ASISTEN…………………,
u.b.
KEPALA BAGIAN……….,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

189
3) Di Lingkup OPD.
a) Penandatanganan Naskah Dinas Oleh Kepala OPD.
KEPALA………………………,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.
b) Penggunaan “a.n”
a.n. BUPATI JENEPONTO
KEPALA…………………,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

Penggunaan “u.b”
a.n. KEPALA……………………
SEKRETARIS/KABID/KABAG…,
u.b.
KEPALA SEKSI/SUBBAGIAN….,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

c) Penggunaan “Plt.”
Plt. KEPALA………………,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

d) Penggunaan “Plh.”
Plh. KEPALA…………………..,

NAMA JELAS
Pangkat
NIP.

189
190
e) Penggunaan “Pj”.

Pj. SEKRETARIS DAERAH

NAMA JELAS

4. PERUBAHAN, PENCABUTAN, PEMBATALAN, DAN RALAT


NASKAH DINAS
Perubahan, pencabutan, pembatalan, serta ralat naskah dinas
harus jelas dan dapat menunjukkan naskah dinas mana yang
diadakan perubahan, pencabutan, pembatalan, dan/atau ralat
tersebut.
A. Pengertian
1. Perubahan
Perubahan berarti mengubah bagian tertentu dari naskah
dinas yang dinyatakan dengan lembar perubahan.
Perubahan naskah dinas dilakukan oleh pejabat yang
menandatangani atau dilakukan oleh Bupati
2. Pencabutan
Pencabutan berarti mencabut naskah dinas tertentu
karena bertentangan atau tidak sesuai lagi dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, khusus
atau naskah dinas yang baru ditetapkan. Pencabutan
naskah dinas dinyatakan dengan penetapan naskah dinas
baru oleh pejabat setingkat atau lebih tinggi.
3. Pembatalan
Pembatalan berarti bahwa seluruh materi naskah dinas
tidak berlaku mulai saat naskah dinas ditetapkan.
Pembatalan naskah dinas dinyatakan dengan penetapan
naskah dinas yang baru oleh pejabat di atasnya.
4. Ralat
Ralat adalah perbaikan yang dilakukan terhadap sebagian
materi naskah dinas melalui pernyataan ralat dalam
naskah dinas yang baru.

191189
B. Tata cara perubahan, pencabutan, pembatalan
1. Naskah Dinas yang bersifat mengatur, apabila diubah,
dicabut, atau dibatalkan harus diubah, dicabut atau
dibatalkan dengan naskah dinas yang sama
jenisnya/setingkat atau lebih tinggi. Keputusan Bupati harus
diubah, dicabut, atau dibatalkan dengan Keputusan Bupati
2. Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan,
pembatalan adalah pejabat yang menandatangani naskah
dinas tersebut atau oleh pejabat yang lebih tinggi
kedudukannya.
3. Ralat yang bersifat kekeliruan kecil, seperti salah ketik
dilaksanakan oleh pejabat yang menandatangani naskah
dinas.

BUPATI JENEPONTO,

TTD

IKSAN ISKANDAR

192
189

Anda mungkin juga menyukai