Anda di halaman 1dari 128

CATATAN PERJALANAN

MENUJU EKSELEN
(Kumpulan GM Note PLN Transmisi Jawa
Bagian Timur dan Bali Tahun 2016)

128 hal., 145 mm x 205 mm


Calibri, 11 pt

Penulis : Warsono
Layout/Grafis : Atho’

Diterbitkan oleh :
PT. PLN (Persero)
Transmisi Jawa Bagian Timur dan Bali

Cetakan Pertama, Februari 2017

2 | Warsono
Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, atas kasih sayang,


karunia dan bimbingan-Nya kepada kita semua. Salawat dan
Salam semoga tercurah kepada Nabi Muhamad Al-Musthafa dan
keluarganya yang suci.

Sekitar satu tahun sudah perjalanan PLN Transmisi Jawa Bagian


Timur dan Bali (disingkat PLN TRANS-JBTB). Perjalanan tahun
pertama sebagai unit baru, sebagai pengembangan dari unit
lama PLN P3B Jawa-Bali, sungguh merupakan perjalanan yang
menantang sekaligus menyenangkan. Banyak tantangan, masalah
sekaligus prestasi yang telah ditorehkan dalam perjalanan itu.

Mengawali perjalanan PLN TRANS-JBTB ini, saya selaku General


Manajer, berusaha meningkatkan komunikasi dengan seluruh
karyawan. Berbagai cara dilakukan, baik melalui kunjungan lapangan,
SBO, rapat, dan sebagainya. Salah satu, yang saya usahakan untuk
saya lakukan adalah dengan menulis GM Note. Sebuah catatan kecil
yang saya usahakan saya tulis secara rutin setiap minggu.

Dengan catatan tersebut, saya ingin seluruh jajaran dapat memiliki


visi, arah kerja dan informasi yang sama tentang unit kita tercinta
ini, di mana pun mereka berada. Visi kita untuk menjadi Ekselen,
melalui 3 P (People, Proccess dan Performance), hanya bisa tercapai
diantaranya jika didukung oleh seluruh jajaran PLN TRANs-JBTB.

Harapan saya, kumpulan catatan -yang dibukukan dalam bentuk


buku saku ini- bisa menjadi arah perjalanan ke depan sekaligus
“cermin” atas perjalanan yang sudah dicapai. Kita harus yakin
bahwa visi menjadi Ekselen di atas, bisa kita raih. Seperti tulisan di
salah satu APP: Yakin Bisa! Pasti Bisa! Harus Bisa!

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 3


Saya mohon maaf, jika dalam penulisan GM Note ini ada yang
kurang tepat atau kurang berkenan di hati pembaca.

Salam, Warsono

4 | Warsono
Daftar Isi

Kata Pengantar ----------------------------------------------------------- 3


Daftar Isi ------------------------------------------------------------------- 5
1. Dari Banyuwangi agar Pelayanan Listrik Tetap Wangi ----- 7
2. GIS Bandara dan GI Nusadua, Gerbang Wisata Bali - ------ 9
3. Keseimbangan dalam Bekerja ----------------------------------- 11
4. Jawa Timur, Raksasa Yang terus Menggeliat ----------------- 13
5. Safety Kunci Menuju Ekselen ------------------------------------ 17
6. Di GITET Ngimbang Untuk Hidup Seimbang ----------------- 19
7. Mensyukuri Keberhasilan di GI Sidoarjo ---------------------- 22
8. Belajar dari Lelaki yang Memotong Gunung ----------------- 25
9. GI Segoromadu & Gresik Yang Tetap Resik ------------------- 26
10. Catatan dari Kunjungan Menteri ESDM ----------------------- 28
11. Inovasi? Harus itu! ------------------------------------------------- 31
12. Menuju 3 Excellence : Performance, Process, People ----- 34
13. BC Jember, A Place to Remember ------------------------------ 37
14. Di Bali, Kita Perkuat Sinergi -------------------------------------- 40
15. Membangun Hubungan Kerja Yang Konstruktif ------------- 43
16. Kepedulian itu Mulai Dari Toilet -------------------------------- 46
17. Kompetisi Untuk Peningkatan Prestasi dan
Kompetensi ---------------------------------------------------------- 48
18. Kompetisi Untuk Peningkatan Prestasi dan
Kompetensi – Bidang 5S ------------------------------------------ 50
19. Kompetisi Untuk Peningkatan Prestasi dan
Kompetensi – Bidang K2/K3 ------------------------------------- 53
20. Membangun Budaya & Sistem kerja Profesional ----------- 55
21. Happy Ramadhan, Happy Fasting, Happy Quality Time -- 58
22. Bali Eco Smart Grid ------------------------------------------------ 60
23. Menjadi Proaktif ---------------------------------------------------- 62
24. Ramadan, Bulan PLN Berbagi ----------------------------------- 65
25. Kembali Suci, Perkuat Silaturahmi dan Tetap melayani
di Hari Idul Fitri ----------------------------------------------------- 67

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 5


26. Di Bangkalan, Prestasi Kita Rayakan & Tasyakuran --------- 68
27. Di Madiun, Execution Excellence Bersama-sama Kita
Bangun (1) ----------------------------------------------------------- 71
28. Di Madiun, Execution Excellence Bersama-sama Kita
Bangun (Bag 2) ------------------------------------------------------ 75
29. Semangat Merdeka Kita adalah Semangat Menerangi
Negeri ----------------------------------------------------------------- 77
30. Di GI Kebon Agung, Kita bersyukur kepada Yang Maha
Agung ----------------------------------------------------------------- 78
31. Surya Pemenang: Kerja Sama Membuat Kita Menang ---- 80
32. PLN Berintegritas --------------------------------------------------- 83
33. All Out Mendongkrak Eksekusi Pengadaan ------------------ 85
34. Madura, Semangat Melayani Yang Terus Membara ------- 87
35. Emas untuk SMK3 & SMP ---------------------------------------- 89
36. Vendor Gathering: Membangun --- Hubungan Profesional
PLN dan Mitra ------------------------------------------------------- 91
37. Kepemimpinan Sebagai Perjalanan
(Leadership Journey) ---------------------------------------------- 94
38. Selamat HLN 71-Kerja Nyata Terangi Negeri ----------------- 96
39. Sertifikasi Asset Management (ISO 55001) ------------------ 98
40. Kerja Keras Berbuah Prestasi ------------------------------------ 100
41. Semangat Hari Pahlawan, Semangat Membangun
dengan Kemampuan Sendiri ------------------------------------ 102
42. 4DX: Membangun Disiplin Eksekusi --------------------------- 104
43. Perjalanan ke Pacitan (Tour de Pacitan) ---------------------- 107
44. Bersyukur dan Berbagi -------------------------------------------- 109
45. Bahkan Kedip Saja Tidak Boleh! -------------------------------- 111
46. Membangun Kebersamaan & Profesionalisme di Forum
Basecamp ------------------------------------------------------------ 114
47. Menjadi Standard (Setting the Standard) -------------------- 116
48. Peduli Aset Tanah -------------------------------------------------- 118
49. Pemeliharaan Proaktif (Proactive Maintenance) ----------- 120
50. Tour de Ketapang – Bali Utara & Kunjungan Menteri
ESDM ------------------------------------------------------------------ 123
51. Evalusai Akhir Tahun : Sharpening The Saw - ---------------- 126

6 | Warsono
DARI BANYUWANGI AGAR
PELAYANAN LISTRIK
TETAP WANGI

GM Note (1)

1. Jaring GI Banyuwangi
Setelah melalui perjalanan sekitar 7 jam, dini hari sekitar jam 1 pada
Hari Rabu (20/1/2016) akhirnya sampai di Banyuwangi, tepatnya di
Ketapang. Ini adalah yang pertama kali saya datang ke kota paling
timur di Jawa Timur. Kota yang indah dan wangi namanya, karena
berbagai inovasi dari Bupatinya yang penuh inspirasi.

Pada pagi harinya, sebelum acara penandatanganan Protap


Pengamanan kabel Jawa-Bali dimulai, saya menyempatkan diri
untuk melihat GI Banyuwangi. Saya cukup lama di luar melihat dan
bertanya kepada Pak Andhy Darma S (MAPP Probolinggo), Pak Olta
(Spv GI Banyuwangi) dan stafnya, karena saya terkagum-kagum
dengan jaring pengaman layang-layang yang menutupi hampir
seluruh GI. Jaring tersebut terpasang rapi dan hampir tidak terlihat.
Temen-temen bercerita bagaimana ide tersebut muncul dan

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 7


cara mereka memasang jaring tersebut yang tentu memerlukan
perencanaan yang matang, keahlian yang tinggi, di samping tentu
keberanian, karena dilaksanakan pada keadaan bertegangan.
Dengan jaring tersebut risiko gangguan GI karena layang-layang
yang marak di daerah tersebut bisa diminimalisir. Inovasi ini juga
sudah ditiru beberapa unit. Setiap masalah pasti ada solusi, begitu
pelajaran yang saya terima dari kunjungan ke GI Banyuwangi.

2. Protap Pengamanan SKLT Jawa-Bali & Simulasi Pengamanan


Setelah dari GI Banyuwangi, rombongan meluncur ke Area
Banyuwangi untuk mengikuti acara pokok penandatanganan
Protap. Dengan dukungan dari semua pihak baik PLN maupun
dari luar PLN, terutama sekali Laksma Sigit Sukirno S dari Asdep
V Kemenpolhukam dan Pejabat dari ESDM, alhamdulillah acara
berlangsung lancar. Dari 12 pimpinan Lembaga/instansi yang akan
menandatangani, sudah 9 Lembaga yang sudah tanda tangan. Yang
belum akan dilakukan pendekatan secara langsung. (Terima kasih
kepada Manajer Area Banyuwangi Disjatim atas fasilitas, tempat
dan berbagai bantuannya)

Kegiatan penandatanganan protap ini kemudian dilanjutkan


dengan simulasi pengamanan SKLT dari ancaman jangkar kapal,
yang sebelumnya telah terjadi beberapa kali, yang mengakibatkan
terganggunya pasokan ke pulau Bali. Simulasi ini penting sebagai
kesiapsiagaan menghadapi risiko ke depan, yang perlu melibatkan
banyak pihak mulai dari Syah Bandar, Pangkalan AL, Polisi air, tim
SAR, dll.

Dari kegiatan protap dan simulasi ini banyak pelajaran yang bisa
kita ambil, terutama pentingnya kita memiliki hubungan yang baik
dengan semua stakeholder. Kita harus bersinergi dengan semua
pihak terkait, agar pelayanan listrik tetap wangi, seperti yang sudah
dimulai di Banyuwangi.

Salam, Warsono

8 | Warsono
GIS BANDARA DAN GI
NUSADUA, GERBANG
WISATA BALI -1

GM Note (2)

M engunjungi Bali selalu menyenangkan, tak heran jika Bali


sering menjadi “the best destination” di dunia.

Keindahan alam, seni budaya dan penduduknya yang ramah dan


terbuka, menjadi ciri utamanya. Berbagai even internasional sering
dilakukan di Bali. Tak salah, bali menjadi etalase wisata sekaligus
“wajah” bagi Indonesia.

Terkait posisi vital Bali, PLN Transmisi juga memiliki peran vital.
Keandalan yang prima tidak bisa ditawar lagi. Di antara berbagai
fasilitas tranmsisi di Bali,GI Bandara dan GI Nusadua menjadi 2 GI

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 9


yang berada di front line pulau Bali. GIS Bandara memasok bandara
internasional Bandara Ngurah Rai, sedang GI Nusadua memasok
jantung destinasi, daerah paling ramai wisata bali. Karena itu saya
menyempatkan diri untuk mengunjungi 2 GI tersebut. GIS Bandara,
Sebuah Taman GI Memasuki GIS Bandara, meski sebenarnya dekat
dengan Bandara, namun memutar-mutar sehingga terasa jauh.

GIS ini memang masih baru beroperasi pada tahun 2013. Lahan
cukup luas, dengan bangunan yang cukup megah untuk ukuran
GI. Namun yang menjadi kekuatan mengesankan GIS Bandara ini
adalah halaman seperti taman wisata dan GISnya sangat bersih
dan cemerlang. Sangat kinclong, sehingga ketika memasuki GIS kita
seperti berjalan di atas kaca.

Mungkin bagi sebagian orang yang kurang menghargai karya orang


lain, akan mengatakan “ya kan ini GI baru, jadi wajar kalau bersih”.
Namun, pengamatan saya tidak seperti itu, banyak GI baru biasa-
biasa saja. Justru karena masih baru bisa beralasan beralasan, “maaf
Pak GI Baru, belum sempat dibenahi”. Kembali, ini masalah mindset
dan kerja keras. Karenanya saya mengucapkan penghargaan
dan terima kasih setingginya kepada Pak Joko Prihanto (Spv GIS
Bandara) beserta staf, dan tentu atas bimbingan Pak Handi Tandi
dan Pak Wayan Bujana (MAPP Bali dan Mantan MAPP Bali).

Dalam program transformasi OPI, 5S atau managemen ruang kerja,


bukan sekedar kegiatan bersih-bersih lingkungan, tapi merupakan
salah satu pondasi perubahan mindset. Karena, lingkungan yang
bersih memang membutuhkan mindset yang bersih, rapi, teratur,
disiplin sekaligus melahirkan mindset yang sama. Semua negara
maju, ditandai dengan lingkungan yang bersih, rapi disiplin.
Karenanya, mengaca dari GIS Bandara kita sebarkan budaya bersih,
lahir dan batin.

Salam, Warsono

10 | Warsono
KESEIMBANGAN DALAM
BEKERJA

GM Note (3)

D alam berbagai forum, Pak


Amin Subekti (Dirreg JBTB)
menyampaikan kepada kita tentang
pentingnya kita bekerja dalam
keseimbangan. Keseimbangan antara
fokus kinerja atau profesionalisme
sebagai perusahaan dengan hubungan
sosial (kohesivitas) antar anggota
perusahaan. Kita harus bekerja dengan
kinerja yang bagus, profesional, namun
harus diimbangi dengan suasana
kebersamaan dan kekeluargaan yang
erat. Mengapa? Karena kalau kita
hitung, waktu kita bertemu dengan keluarga kita dalam sehari
(terutama waktu hari kerja) akan lebih sedikit dibanding waktu
bertemu dengan teman-teman di kantor. Kalau hubungan kita
dengan teman tidak akrab, terlalu formal, tentu kita tidak bisa
bekerja dengan nyaman dan menyenangkan.

Serius tapi santai, singkatnya. Selaras dengan arahan dari Pak Amin
Subektidi atas, Trans JBTB juga mencanangkan keseimbangan dalam
cara kita bekerja. Di antaranya, makna terkandung moto kita “Andal
–Profesional – Proaktif – inovatif”, juga mewakili kesimbangan
antara aspek kinerja/sistem kerja (Andal, Profesional) dan aspek
hubungan sosial& emosional (Proaktif-inovatif).

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 11


Karenanya, mari kita bersama selalu menjaga keseimbangan yang
menjadi ciri dan kehidupan itu sendiri. Karena Tuhan mencipta
makhluk dalam keseimbangan (yin-yang), antara pria-wanita,
kanan-kiri, besar-kecil, ketegasan-kelembutan, siang-malam, dan
lain-lain. Kita bisa menyebut banyak sekali…

Salam, Warsono

12 | Warsono
JAWA TIMUR,
RAKSASA YANG TERUS
MENGGELIAT…

GM Note (4)

H ari Rabu (2/3/16) merupakan kesempatan langka dan penting


bagi Jajaran PLN wilayah Jawa Timur. Siang itu dipimpin
langsung Pak Amin Subekti (Direg JBTB) beserta seluruh jajaran
MA lengkap (kecuali GM Disbali) menghadap Gubernur Jatim Dr H
Soekarwo, SH MHum. Selain bersilaturahmi, diskusi, komitmen dan
informasi penting mengalir sangat padat dan bernilai. Saya ingin
berbagi sebagian yang saya ingat dan catat kepada temen-temen
Trans JBTB. Semoga menjadi pemicu semangat bagi kita.

1. Posisi Ekonomi Jawa Timur yang Vital dan Ekselen


Gubernur Soekarwo, yang sering dipanggil akrab Pakde Karwo,
menginformasikan berbagai hal, seperti:

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 13


– pertumbuhan ekonomi Jatim yang ekselen (selalu di atas rata-
rata nasional)
– posisi Jatim sebagai hub Infonesia bagian Timur
– Pertumbuhan kelas menengah yang tinggi, ditandai dengan
pertumbuhan industri penerbangan yang tinggi, sekitar 16%
– Realisasi investasi baik PMDN dan PMA yang tinggi
– Proyeksi dan rencana pengembangan kawasan Industri sangat
pesat di Jawa Timur yang disampaikan sangat detil di setiap
Kabupaten Kota.
– Strategi pemerataan pertumbuhan di seluruh Jatim sesuai
potensi dan karakteristik masing-masing.

Scr juga khusus dibahas rencana pengembangan Airport Juanda,


yang akan dikembangkan bukan sekedar bandara, tetapi menjadi
kota baru, sebuah Airport City!
Semua informasi di atas, memberi sinyal jelas bagi PLN, kebutuhan
listrik Jawa Timur sangat tinggi.

2. Listrik sebagai katalisator Pertumbuhan Jatim


Pada kesempatan tersebut, Pak Amien Subekti menyampaikan
komitmen PLN untuk menjadi katalisator Pengembangan Jatim,
dan siap mendukung penuh perkembangan Jatim. Komitmen
yang disambut baik Gubernur dan disepakati pentingnya PLN dlm
mewujudkan semua rencana di atas.

Sekedar mengingatkan, katalisator adalah istilah dalam kimia


dengan arti unsur yang mempercepat terjadinya proses reaksi. Jadi,
PLN JBTB menjadi unsur penting dalam mempercepat dan enable
bagi pertumbuhan Jawa Timur.

Pak Amin menyampaikan bahwa kecukupan pasokan listrik Jatim


sekarang dan lebih dari cukup, bahkan Jatim mensuplai Jawa bagian
Barat lebih dari 1000-2000 MW setiap saat. Artinya, PLN Jatim
sangat siap mendukung pemda Jatim.

14 | Warsono
3. Sinergi PLN-Pemda
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka terjadi mutual
understanding pentingnya sinergi antara PLN dan Pemda. Sinergi
itu didasarkan pada sikap saling percaya dan saling membutuhkan,
bukan karena siapa yang superior atau lebih penting. Semua
penting, dan membutuhkan.

Pemda membutuhkan PLN untuk mendukung program mereka,


sebaliknya, PLN juga secara natural membutuhkan pemda dalam
mengeksekusi program PLN. Banyak sekali proyek PLN yang perlu
dukungan Pemda, terutama terkait tanah, perizinan, dan hubungan
antar instansi pemerintah. Gubernur secara terbuka, siap menjadi
penghubung dengan instansi pusat, maupun jajaran di bawah.

4. Lesson learned dan tindak lanjut bagi Trans JBTB


Bagi kita, banyak lesson learned dan hal-hal yang perlu kita
tindaklanjuti, :

– besarnya peluang sekaligus tantangan di depan kita. Peluang


memberi kita harapan akan tumbuhnya bisnis listrik kita. Namun
juga tantangan untuk meningkatkan kapasitas dan keandalan
kita. Tanpa itu, kita akan kedodoran
– jangan pernah berpikir, bahwa itu otomatis akan menjadi
pelanggan kita. Dulu kita bisa leha-leha, menunggu mereka. Toh
pasti ke kita. Sekarang, dengan tarif yang sudah cukup tinggi, dan
regulasi yang terbuka tidak ada keharusan ke PLN. Kemungkinan
“dicaplok” orang lain sangat terbuka.
– Karenanya, implementasi riil dari motto kita: Andal, Profesional,
Proaktif, Inovatif, menjadi penting. Suplai yang andal, sehingga
mereka percaya. Sikap kerja profesional, sehingg mereka suka.
Proaktif melayani, bukan reaktif dan menunggu, sehingga
mereka dekat. Inovatif dalam bekerja, sehingga memberi solusi.
– bagi temen-temen di unit, juga harus menjalin hubungan dengan
pemda masing-masing dan stakeholder lain, bersama dengan
unit PLN lain, agar tercipta sinergi.

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 15


– ada ungkapan, “the devil is in detil”, masalah banyak dalam detil
di lapangan. Karena itu, jalinan hubungan kerjasama harus dirinci
dalam kerjasama riil dalam mengatasi masalah di lapangan.
Tanpa itu, info dan jalinan yang begitu menjajikan menjadi tidak
bermakna.

Yang jelas, pintu sudah dibuka dengan terbuka oleh Gubernur dan
Direg JBTB. Tugas kita menindaklanjutinya…

Salam, Warsono

16 | Warsono
SAFETY KUNCI MENUJU
EKSELEN

GM Note (5)

D alam berbagai pertemuan Pak Sofyan Basyir (Dirut PLN)


menyampaikan dengan tegas kepada seluruh jajaran untuk
sangat memperhatikan Safety. Tidak boleh main-main. Safety
adalah tanggung jawab semua jajaran, terutama manajemen.

Dari 7 Business Values


(nilai/tujuan yang
hendak diraih dlm
bisnis) P3BJB sesuai
Asset Management
Policy yang pertama
adalah Safety, baru
diikuti 6 yang lain
seperti keandalan,
ekonomis, dll. Bisnis
Values tersebut juga
tetap menjadi Business Values kita, yang sejalan juga dengan
arahan Dirut.

Karenanya, saya berpesan kepada seluruh jajaran untuk sungguh-


sungguh dan fokus dalam masalah safety. Jangan pernah abai sedikit
pun! Karena risiko safety ini sungguh besar dari sisi perusahaan,
pegawai dan masyarakat.

Safety sesungguhnya merupakan inti dari kompetensi kelistrikan.


Semua aspek engineering kelistrikan yang diperhitungkan adalah

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 17


aspek safety, baik untuk peralatan maupun manusia. Safety juga
merupakan ukuran profesionalitas dan produktifikas suatu bangsa.
Makin profesional ditandai makin baik budaya safetynya. Yang
gampang terlihat, misalnya, budaya berlalu lintas. Semua negara
maju, budaya safety berlalu lintas sangat kelihatan.

Kita di Transmisi JBTB bekerja dalam instalasi dengan risiko


keselamatan yang sangat tinggi, sehingga harus terus secara
konsisten membangun budaya safety. Ada 3 aspek yang menjadi
fokus dalam membangun budaya safety, yaitu:

1. Safety Leadership
Setiap pemimpin di semua lini harus mengambil peran dalam aspek
safety, baik dalam bentuk komitmen, komunikasi, mengambil
keputusan, motivasi, dukungan sarana & fasilitas, manajemen
patrol (kunjungan), dan pemberian reward & consequencies.

2. Membangun perilaku Safety (Behaviour based Safety).


Seluruh jajaran secara bersama-sama membangun perilaku safety.
Dalam berbagai penelitian, juga pengamatan saya, penyumbang
terbesar dari accident adalah karena perilaku yang lalai terhadap
safety (unsafe act & condition).

3. Aspek Teknis safety


Hal ini terkait penyusunan desain peralatan, penyusunan panduan
SOP, & standar peralatan yang selalu fokus pada safety.

Akhirnya, mari kita bangun budaya safety, karena safety adalah


kunci menuju ekselen.

Salam, Warsono

18 | Warsono
DI GITET NGIMBANG
UNTUK HIDUP SEIMBANG

GM Note (6)

H ari Rabu tanggal 10 Maret 2016, merupakan hari spesial.


Hari itu bertepatan dengan liburan Hari Raya Nyepi, yang
bersamaan juga terjadi Gerhana Matahari Total (GMT) di beberapa
wilayah Indonesia atau Gerhana sebagian bagi sebagian besar
wilayah Indonesia. Pada hari itu terjadi secara bersamaan kegiatan
Ibadah (Nyepi bagi umat Hindu, Shalat Gerhana bagi umat Muslim),
kegiatan rekreatif dan budaya, maupun kegiatan ilmu pengetahuan.
Karena uniknya hari itu, sebuah koran Surabaya membuat head line
bagus ‘Indahnya Religi, Ilmu dan Budaya bersatu’.

Hari itu juga hari istimewa bagi saya, karena saya bisa kunjungan
ke GITET Ngimbang untuk pertama kali dan, terutama, bertemu
dengan teman-teman PLN. Kegiatan pada hari itu juga istimewa,
karena sangat komplet. Mulai dari aspek religi, sosial, olah raga dan
-ini yang penting- makan-makan. Meski sebentar, mewakili aspek
kehidupan yang seimbang.

Saya ingin memberi beberapa catatan dalam kunjungan ini:

1. Pentingnya kehidupan seimbang


Melanjutkan GM Note (3), kegiatan di GITET Ngimbang hari itu
sungguh mewakili kegiatan yang seimbang. Kegiatan dimulai
dengan Shalat jamah Gerhana Matahari dengan imam dan khatib
seorang karyawan muda PLN bernama Abdus Sami’ Strong Daud
yang hafal Quran 30! Nama yang unik karena campuran bahasa
Arab dan Inggris, dan artinya juga unik. Sesudah shalat, dilanjutkan

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 19


sedikit ngobrol-ngobrol dengan temen-temen dengan diselingi
makan cemilan pagi berupa kacang, pisang rebus, dll.

Kegiatan berikutnya adalah naik sepeda bersama seluruh karyawan


yang hadir. Rutenya adalah GITET Ngimbang – Bukit makan Nyai
Andang Sari (Konon Ibu dari Gadjah Mada, Patih Majapahit yang
menyatukan nusantara). Rutenya sebenarnya pendek saja, namun
cukup menantang karena naik-turun. Bagi pemula gowes seperti
saya, cukup ngos-ngosan. Namun bagi yang profesional, rute ringan
saja. Apa pun, yang penting semua berolahraga sehat dan happy!

Kita juga menyempatkan naik jalan kaki ke bukit melihat makam


Nyi Andang Sari dan Kucing kesayangannya yang setia. Di situ kami
mendapat cerita ringkas Tentang legenda ibu Gadjah Mada itu.

Kegiatan terakhir tapi inti adalah makan bersama, dengan menu-


menu yang Istimewa, di antaranya sate kambing. Menurut Pak
Novrizal (MAPP Madiun) Kambing yang dipotong adalah kambing
milik Pak Suwoto (Spv GITET Ngimbang) yang dipelihara di GITET
Ngimbang. Terima kasih, atas kebaikan Pak Suwoto. Terpaksa
kambingnya berkurang satu… ?

2. GITET Ngimbang yang bersih


Siapa pun yang ke GITET Ngimbang sepertinya akan kagum dengan
kebersihan dan kerapiannya. Sampai-sampai, menurut cerita
temen-temen, depan Kantor GITET setiap sore menjadi ajang
berkumpul warga sekitar untuk rekreasi keluarga. Salut untuk Pak
Nov, Pak Eko Supriyanti (Asman BC Kediri), Pak Suwoto dan segenap
jajaranya. Inysa Allah akan menginspirasi unit lain dalam penerepan
5S.

3. Semangat dan kebersamaan


Sepanjang kegiatan saya merasakan antusiasme temen-temen
GI dan kebersamaan yang luar biasa sepanjang kegiatan. Walalu
sebenarnya merupakan hari libur, namun semangatnya tetap tinggi.

20 | Warsono
Mari kita jaga semangat dan kebersamaan dalam bekerja.

Sehari di GITET Ngimbang, kita belajar untuk hidup seimbang,


seperti antara aspek lahir-batin, individu-sosial, dunia-agama, kata-
perbuatan…

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 21


MENSYUKURI
KEBERHASILAN DI GI
SIDOARJO

GM Note (7)

A lhamdulillah pada hari Rabu (23/3/2016) Bertempat di GI


Sidoarjo 3 proyek penting berhasil diresmikan, yaitu GI Sidoarjo,
GI Sambikerep dan Uprating Trafo Bulukandang. Dengan penekanan
sirine oleh Kepala Dinas ESDM (mewakili Gubernur Jatim) bersama
dengan Pak Amin Subekti (Direg JBTB), Bupati Sidoarjo, dan GM
UIP VII maka secara resmi masuk ke dalam sistem transmisi Jawa
Timur dan Bali. Ketiga instalasi tersebut akan memperkuat pasokan
dan keandalan listrik di Jatim, sehingga PLN di Jatim semakin siap
menjadi katalis pertumbuhan ekonomi.Suatu pencapaian besar
dan pantas disyukuri.

Ada beberapa catatan saya, dari beroperasikan GI dan Trafo


tersebut:

22 | Warsono
1. Pendekatan wedding party
Dalam beberapa kali kesempatan Pak Amin Subekti menyampaikan
bahwa kita hendaknya bekerja seperti kita akan melakukan resepsi
pernikahan (wedding party). Dalam melakukan resepsi yang kita
lakukan pertama adalah menentukan target waktu (Hari H), otomatis
berbagai kegiatan dan prasyarat dilakukan dengan berbagai upaya
untuk mencapai target itu. Kegiatan resepsinya itu sendiri mungkin
hanya beberapa jam saja, tetapi berbagai persiapan dilakukan jauh-
jauh hari agar bisa tercapai.

Mungkin ini sama dengan salah 1 habit dari 7 habits nya Covey,
Begin with End in Mind (Mulai dengan akhir dalam pikiran).
Dengan pendekatan wedding party ini, maka kita secara all out
akan melakukan berbagai upaya secara maksimal agar resepsi tidak
gagal.

2. Sinergi
Semua instalasi tersebut merupakan sinergi dari semua pihak,
GI Sidoarjo dan GI Sambikerep, meski merupakan proyek UIP VII,
namun unit lain baik Transmisi JBTB, Distribusi Bali maupun PLN
Jaser dengan bahu-membahu dengan kerja keras siang dan malam
membantu beroperasinya GI tersebut. Semua pihak memiliki tujuan
yang sama dan berkontribusi sesuai kompetensinya, dan hasilnya
merupakan keberhasilan bersama. Kebahagiaan bersama. Begitu
juga beroperasinya Trafo Bulukandang yang merupakan proyek
Transmisi Jatim Bali.

Atas sinergi dan kerja keras dari tim dari berbagai unit tersebut, Pak
Amin Subekti memberikan piagam penghargaan. Selamat kepada
semuanya! Semoga hal ini memacu kita semua untuk bekerja lebih
baik dan berprestasi ke depan.

3. Merayakan keberhasilan
Mungkin bagi sebagian kita menganggap beroperasinya GI atau
instalasi sebagai hal biasa yang memang menjadi tugas kita. Namun

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 23


kalau kita terlusuri, sesungguhnya operasinya GI dan Trafo tersebut
sudah melalui proses yang PANJANG, mulai dari perencanaan,
desain, dan seterusnya hingga terakhir testing dan komisioning.
Sehingga selesainya keberhasilan ini memang sangat layak kita
syukuri dan rayakan. Merayakan keberhasilan banyak maknanya,
misalnya:
- menghargai hasil kerja keras
- wujud rasa syukur
- membangun keyakinan diri
- menjadi pemicu untuk keberhasilan yang lain
- membangun citra bersama

Akhirnya, selamat datang GI Sidoarjo, GI Sambikerep, dan Trafo


Bulukandang dalam keluarga besar aset transmisi JBTB. Insya Allah
akan meningkatkan pelayanan kita kepada masyakarat.

Aamiin YRA…

Salam, Warsono

24 | Warsono
BELAJAR DARI LELAKI
YANG MEMOTONG
GUNUNG

GM Note (8)

M anjhi, namanya. Lahir th 1920. Seorang lelaki India sederhana


yang bisa memotong gunung. Ya, memotong gunung dalam
arti sebenarnya! Dan itu dia lakukan hanya dengan 2 alat sederhana,
palu dan pahat.

Apa karena tenaganya luar biasa? Bukan. Tetapi tekadnya yang luar
biasa. Ia melakukanya selama 22 tahun, setiap hari. Orang-orang
mencela, membully dan menganggapnya gila. Tapi hasil kerjanya
mempersingkat jarak perjalanan dari desa itu ke kota dari 55 km
menjadi 15 km saja.

Dalam kita bekerja, tentu memiliki target, baik dari diri sendiri atau
dari perusahaan. Kebanyakan target tidaklah mudah. Kesulitan dan
tantangan di lapangan selalu muncul silih berganti. Keterbatasan
sumber daya, baik dana, orang, alat atau yang lain, juga selalu terjadi.
Namun, di situlah ujian itu datang. Bagaimana kita menyelesaian
masalah dalam berbagai keterbatasan.

Anggaran PLN dari sebenarnya memadai, namun tidak berlebih.


Kurang lebih seperti itu. Dengan resources yang kurang lebih
sama, kita mendapati orang-orang yang selalu mengukir prestasi.
Meninggalkan legacy. Artinya, bukan dari anggaran yang berlebih,
tapi dari mimpi dan tekad yang berlebih.

Dari Manjhi kita belajar tentang kegigihan mencapai tujuan di


tengah keterbatasan.

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 25


GI SEGOROMADU & GRESIK
YANG TETAP RESIK

GM Note (9)

P ada hari Jumat (25/3/2016) di hari libur saya kunjungan ke


GI Segoromadu & GI/GITET Gresik. Selain suguhan makanan
bandeng yang sangat sedap di Segoromadu oleh Pak Nur Hidayat
serta sambutan yang ramah dan semangat dari temen-temen BC
Gresik, ada beberapa catatan saya.

1. Beroperasinya Trafo ke-3 60 MVA GI Segoromadu


GI Segoromadu cukup vital karena menjadi penghubung 4 GI 150
kV, yaitu Gresik Lama, Altaprima, Petrokimia, dan Lamongan, serta
2 GI 70 kV KTT (Barata dan Semen Gresik). Di samping itu juga
memiliki 2 Trafo 150/20 kV masing-masing 60 MVA. Dengan kerja
keras teman-teman APP Surabaya, khususnya BC Segoromadu
dipimpin Pak Nur Hidayat, trafo ke-3 kapasitas 60 MVA beroperasi
sehari sebelumnya (24/3/2016). Saya mengucapkan terima kasih

26 | Warsono
dan selamat kepada Pak Nur Hidayat beserta jajaran atas kerja
kerasnya, sehingga beroperasi seminggu sebelum jadwal.

Semoga instalasi baru ini andal dan awet melayani masyarakat.

2. Kabel tanah 500 kV GITET Gresik


Salah satu aset yang cukup langka, barang kali hanya satu-satunya
di Indonesia, adalah adanya Kabel tanah 500 kV di GITET Gresik.
Kabel sepanjang sekitar 600-700 m ini memiliki konstruksi khusus
melalui terowongan (tunel) seperti di film-film holiwood, dengan
kondisi yang masih bagus. Kabel ini sudah beroperasi cukup lama
sejak 1990an. Model konstruksi ini cukup penting, karena mungkin
ke depan kita perlu konstruksi seperti itu di kota-kota besar dan
karena kondisi khusus. Sebagai contoh konstruksi untuk SUTET
Grati Surabaya Selatan yang melalui bandara, kemungkinan akan
menggunakan konstruksi seperti itu. Hanya saja, yang perlu kita
perhatikan adalah dokumen drawing dan desain awal perlu kita
telusuri.

3. GI Segoromadu & GI/GITET Gresik


Karena beroperasi sudah cukup lama (lebih dari 20 tahun) beberapa
peralatan kontrol dan proteksi nampak sudah obsolete, namun
masih beroperasi dengan baik dan andal. Hanya saja, dengan
peralatan yang cukup tua kebutuhan untuk data-data dan analisa
menjadi tidak mencukupi. Ke depan, secara bertahap tentu perlu
kita remajakan. Meski sudah tua, GI/GIS dan ruang kontrol di
Segoromadu dan Gresik ini tampak resik. Ini menjadi bukti bahwa
GI yang rapi dan bersih, bukan monopoli GI yang baru saja.

Memang kalau kita lihat data aset kita, mayoritas ada di usia 20an
tahun. Usia peralatan yang cukup kritis. Karena itu, perhatian dan
metode kerja kita harus lebih baik, sehingga peralatan kita meski
sudah tua tapi tetap oke…

Seperti GITET Gresik yang tetap Resik…

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 27


CATATAN DARI KUNJUNGAN
MENTERI ESDM

GM Note (10)

P ada Hari Kamis (31/3/16), Pak Sudirman Said (Menteri ESDM)


didamping Pak Amin Subekti (Direg JBTB) mengunjungi Unit
Pembangkitan Gresik PT PJB untuk meninjau CNG (Compresed
Natural Gas). Bagi sebagian temen-temen transmisi mungkin kurang
paham tentang CNG. Bisa dijelaskan secara sederhana CNG adalah
gas alam yang “dipadatkan” kerapatannya melalui kompresor
dan disimpan sementara dalam tabung, sehingga menjadi gas
bertekanan tinggi yang berisi gas dengam kalori yang tinggi. Dengan
CNG ini, maka gas alam yang sebelumnya dipakai berapapun dia
mengalir menjadi bisa disimpan sementara dan dipakai pada saat
digunakan.

28 | Warsono
Konsep CNG ini membuat pemakaian PLTG/GU berbahan bakar
gas menjadi lebih efisien dan fleksibel. Efisien, karena dengan
pola pengaturan bisa dioperasikan rendah pada beban rendah,
dan operasi jauh lebih tinggi pada beban puncak. Dengan pola
operasi ini, maka kebutuhan BBM pada waktu beban puncak
dapat diminimalisir, bahkan dihindari. Penggunaan CNG di PLTGU
Muaratawar Bekasi adalah contoh keberhasilan efisiensi dari CNG.

Sedang sisi fleksibilitas, selain karena pembebanan PLTG/GU bisa


dioperasikan lebih fleksibel mengikuti pola beban, juga dalam
skala kecil dapat menjadi sumber bahan bakar yang bisa diangkut,
seperti gas LPG yang biasa dipakai di rumah tangga. Dengan cara
ini, maka bisa dipakai untuk keperluan di pulau-pulau, tanpa
harus menggunakan BBM. Contoh yang sudah operasi adalah
keperluan CNG untuk Pulau Kangean, Jatim, yang sumbernya dari
UP Gresik juga. Adapun CNG yang ditinjau Menteri ESDM, adalah
direncanakan untuk kebutuhan lebih besar di Pulau Lombok, NTB.

Selain meninjau CNG Gresik ini, Menteri ESDM memberi arahan


kepada seluruh jajaran PLN, yang dalam rangkuman saya dan perlu
kita ketahui sebagai berikut :

1. Pemerintah memiliki komitmen tinggi, untuk memperkuat PLN.


Tidak ada rencana untuk memperlemah PLN. Hal ini ditunjukkan
dengan berbagai kebijakan yang nyata, seperti : disetujuinya
revaluasi aset sehingga aset dan ekuitas (modal) PLN meningkat
tajam, beberapa Perpres untuk memperkuat PLN dalam
mengeksekusi program, rencana pemberian subsidi EBT (energi
terbarukan), dll. Regulasi pemerintah yang dibuat pemerintah,
menyeimbangkan antara membangun partnership (kerja sama)
dan kompetisi di antara pelaku ketenagalistrikan.

2. Pemerintah memiliki komitmen ke depan untuk mengembangkan


EBT. Selain mempertimbangkan faktor lingkungan dan
sustainability (ketahanan) energi, ke depan EBT akan semakin

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 29


kompetitif. Sehingga PLN maupun anak perusahaan juga harus
mendukung program pemerintah ini, bahkan diharapkan menjadi
leader pengembangan EBT.

3. Dengan Program 35 GM dan 46 ribu kms, maka kapasitas PLN


akan menjadi doubled (dua kali). Dengan aset dan kapasitas
yang semakin besar ini, maka untuk menjaga keandalan peran
perkuatan SDM menjadi kuncinya. Khusus untuk transmisi,
karena hampir semua proyek transmisi dilakukan oleh PLN, maka
perkuatan SDM menjadi prioritas kita ke depan. Secara nasional,
PLN diharapkan menjadi talent pool bagi SDM ketenagalistrikan
di Indonesia.

Terkait pengembangan EBT, sesuai komitmen Regional JBTB sebagai


center of excellence pengembangan EBT. Maka sebagai inisiasi, kita
rencana akan menginstal beberapa Sel Surya (Rooftop Photovoltaic)
di gedung kantor/GI kita. Hal ini sebagai perwujudan dengan salah
satu visi kita sebagai unit yang ramah lingkungan. Untuk lokasi perlu
dilakukan kajian lebih lanjut…
Semoga bermanfaat…

Salam, Warsono

30 | Warsono
INOVASI? HARUS ITU!

GM Note (11)

D ekade akhir-akhir ini ditandai dengan perubahan yang sangat


cepat. Rhenal Kasali menyebutnya dengan 3 S (Sudden Shift,
Speed, Surprise). Banyak perusahaan besar, yang digdaya, tiba-tiba
oleng, bahkan akhirnya tak berdaya. Sony, Sharp contohnya. Di sisi
lain, perusahaan berbasis internet, tak tahu dari mana, tiba-tiba
muncul dan menjadi fenomena. Go-Jek, Uber, Traveloka, sekedar
menyebut contoh.

Tidak bisa tidak, menghadapi perubahan yang begitu cepat,


semua perusahaan, termasuk PLN, harus responsif mengantisipasi
perubahan. Kini, kita tidak cukup belajar dari masa lalu, tetapi juga
harus belajar dari masa depan. Inovasi dan solusi, itu kuncinya.
Bicara inovasi selalu bicara masa depan. Bicara solusi selalu juga
masalah. Namun, bukan sekedar masalah masa lalu, tetapi juga
masalah di masa depan. Inovasi bukan sekedar solusi pada masalah
yang sudah ada, tetapi dituntut juga solusi untuk masa depan. Jika
kita ingin bertahan, maka tidak ada jalan lain. Inovasi? Harus itu!

Alhamdulillah, dalam rangka membangun budaya inovasi di


lingkungan Trans JBTB, telah diadakan Seleksi Penghargaan
Karya Inovasi tahun 2016 pada hari Selasa-Rabu (12-13/4/2016)
bertempat di Kantor Induk. Sesuai dengan tema: “Membangun
Budaya Inovasi untuk Pelayanan Ekselen”. Yang menyenangkan
adalah antusiasme peserta yang luar biasa! Jumlah peserta ada 25
tim. Jika satu tim 3 orang, maka diikuti oleh 75 orang.

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 31


Pada kesempatan itu saya sampaikan bahwa:

1. Inovasi sebagai suatu keharusan dan harus menjadi budaya


kerja Trans JBTB. Pilihan moto kita dalam APP-i, di mana i adalah
inovatif, adalah karena itu. Inovasi menjadi pembuat dinamika
perusahaan dalam meningkatkan nilai (value perusahaan).
Sebagaimana visi kita, inovasi diharapkan akan membuat kerja
kita atau perusahaan menjadi lebih Efektif, Efisien, Andal dan/
atau Ramah Lingkungan.

2. Inovasi bisa tumbuh dari sikap terbuka terhadap hal-hal baru,


mau belajar dan memperbaiki. Sedang sikap merasa cukup,
merasa hebat, menjadi penghalang munculnya inovasi

3. Kita perlu membangun


siklus inovasi secara
penih, sehingga inovasi
menjadi embedded
(menyatu) dalam proses
bisnis kita (sebagaimana
gambar terlampir):
a. Masalah : bagi
inovator masalah/
potensi masalah
justru menjadi salah
satu jalan melahirkan
inovasi
b. Problem Solving : Tools OPI, RCPS misalnya bisa dimanfaat
untuk menggali solusi
c. Inovasi
d. Standarisasi : Inovasi jangan hanya untuk sendiri/ unit, tetapi
dimanfaatkan bersama menjadi standar kita.
e. Continuous improvement : Inovasi harus selalu diperbaiki
atau melahirkan inovasi baru.

32 | Warsono
Akhirnya, penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua
inovator. Karena itu, kepada semua inovator kita beri piagam
penghargaan. Harapan saya, inovasi terus tumbuh subur di
lingkungan kita. Saya yakin itu, Insya Allah…

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 33


MENUJU 3 EXCELLENCE :
PERFORMANCE, PROCESS,
PEOPLE

GM Note (12)

A wal tahun 2016 unit Trans JBTB mulai beroperasi secara resmi.
Dalam 3 bulan pertama, setelah melalui berbagai masalah dan
upaya, organisasi kita semakin kuat. Cara kerja kita semakin rapi.
Hasil kerja mulai terlihat. Beberapa proyek trafo dan kapasitor mulai
beroperasi. Sinergi dengan unit lain, seperti distribusi maupun
proyek, juga semakin kuat. Semua tidak lain karena semangat
dari seluruh jajaran yang luar biasa. Saya atas nama manajemen
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya.

Namun, tentunya jalan ke depan masih panjang. Tantangan ke


depan masih banyak. Yang perlu diperbaiki antri di depan. Tahun
ini kita jadikan Tahun Tansformasi (Perubahan), karena banyak
perubahan yang harus kita lakukan. Semua perubahan kita lakukan

34 | Warsono
karena kita punya visi besar, menjadi unit yang memiliki standar
internasional. Kita harus sejajar dengan perusahaan lain di dunia.
Untuk mencapai itu kita harus menjadi unit yang ekselen. Itulah
sasaran perubahan ini, menuju ekselen.

Ekselen apanya? Sederhana saja. Kita rumuskan dalam 3 Excellence,


yaitu : People Excellence, Process Excellence dan Performance
Excellence. Kita mulai dari terakhir.

1. Performance excellence (Kinerja Ekselen)


Unit transmisi merupakan backbone (tulang punggung) pelayanan
kelistrikan, maka kinerja kita memiliki pengaruh yang besar terhadap
pelayanan kepada pelanggan. Indikator Pelayanan transmisi diukur
dari jumlah dan lamanya outage yang mengakibatkan pemadaman
konsumen. Dalam bentuk angka unkuranya adalah SAIDI (rata-
rata lama padam), SAIFI (rata-rata jumlah padam), dan System
Minutes. Indikator yang lain juga penting adalah mutu tegangan
dan penambahan Kapasitas Trafo. Penambahan kapasitas trafo
berkaitan dengan kemampuan unit transmisi melayani penambahan
pelanggan baru/ penambahan daya.

2. Process Excellence (Proses Ekselen)


Setiap kinerja yang ekselen, hany bisa dilakukan jika proses internal
kita juga ekselen. Karena itu kita terus-menerus memperbaiki
proses internal. Baik proses utama, yaitu proses manajemen
aset mulai dari perencanaan, enjiniring, pengadaan, konstruksi,
operasi dan pemeliharaan, maupun proses pendukung, seperti
SDM, keuangan, Fasilitas umum, logistik dan lainnya. Semua
proses tersebut ada ada standarnya baik secara nasional maupun
internasionalnya, yang dikenal dengan ISO. Mau tidak mau, jika kita
ingin proses dengan standar internasional secara konsisten, harus
menerapkan standar ISO. Secara bertahap kita akan menerapkan
ISO atau standar lainnya, seperti OHSAS/SMK3, SMP, ISO 55001
(asset management), ISO 9001 (Quality Management), ISO 17025
(pengelolaan Laboratorium).

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 35


3. People Excellence (SDM ekselen)
Ada istilah “man behind the gun”. Artinya, ibarat pistol (senjata),
pada akhirnya yang menentukan tepat tidaknya tembakan adalah
orang. Pistol yang hebat di tangan orang yang tidak bisa, tidak
ada gunanya. Karena itu, ini akan menjadi pusat dari kegiatan
transformasi. Pengembangan SDM. Kita secara bersama-sama dari
seluruh jajaran, melakukan pengembangan diri.

Apa artinya kita belum kompeten? Bukan begitu. Kita sudah


cukup berpengalaman mengelola transmisi, namun permasalahan
dan tantangan selalu berkembang. Tidak bisa kita merasa
cukup (istighna) dengan apa yang kita miliki. Kita harus terus
berkembang. Kedua, kemampuan SDM ini tidak merata. Sehingga
perlu pemerataan. Ketiga, kompetensi ke depan harus terukur dan
terstandarkan. Bentuknya adalah sertifikasi kompentensi. Selain
untuk pemenuhan regulasi sebagai kewajiban manajemen, juga
untuk memudahkan pemetaan kompetensi. Bukan sekedar dari
ingatan, siapa bisa melakukan apa. Di dunia kerja, sertifikat ini
penting sekali. Keempat, kompetensi bagaimana pun bisa menurun,
jika tidak diasah. Karena itu, pilot misalnya, meski jam terbang
sudah tinggi memiliki kewajiban secara periodik melakukan uji pilot
dengan flight simulator.

Untuk membangun dan memperkuat perjalanan menuju ekselen,


kita merencanakan untuk memiliki Excellence Center bidang
transmisi. Yang kemungkinan akan kita dirikan di Sukolilo. Konsep
dari Excellence Center ini akan kita rumuskan. Namun yang pasti,
tahunini kita ingin mulai diinisiasi.

Akhirnya, Saya yakin, dengan antusiasme dan kebersamaan, jalan


menuju 3 ekselen itu akan dilapangkan oleh Allah SWT. Amiin…

Salam, Warsono

36 | Warsono
BC JEMBER, A PLACE TO
REMEMBER

GM Note (13)

B C Jember APP Probolinggo menjadi tuan rumah Raker TW 2


2016 pada Hari Selasa-Rabu, 13-14 April 2016, setelah sehari
sebelumnya diadakan Forum Transmisi. Alhamdulillah, acara
tersebut dihadiri oleh Pak Paranai Suhasfan (KDIV Pengembangan
Regional JBTB). Pada kesempatan tersebut juga, Pak Paranai
meresmikan beroperasinya Tim PDKB APP Probolinggo sebagai
upaya peningkatan keandalan pelayanan.

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 37


Selain, menguras tenaga dan pikiran untuk melakukan evaluasi
kinerja TW 1 dan rencana perbaikan ke depan, Raker di BC Jember
memberikan beberapa kenangan tersendiri yang akan selalu diingat
oleh peserta rapat, termasuk saya.

1. Semangat & Kebersamaan


Dengan mengenakan ikat (odheng) kepala khas Jember, semangat
dan kebersamaan nampak pada semua peserta raker dalam
menyambut target yang tidak mudah. Semangat dan kebersamaan
juga nampak pada jajaran BC Jember yang dipimpin Asman Haset
Pak Suyitno.

Terima kasih Pak Andhy, Pak Suyitno dan seluruh jajaran atas
kerja kerasnya menjadi host raker pertama yang diadakan di unit
pelaksana.

2. Semangat berbagi ilmu dan pengalaman


Dalam berbagai perbincangan dengan Pak Suyitno, saya melihat
semangat berbagi ilmu dan pengalaman dari senior kepada yunior
cukup intensif. Hampir semua bidang saya lihat selalu ada senior
dan junior.

Semangat ini mengingatkan saya kepada pola hubungan sensei,


senpai dan kohai dalam budaya Jepang. Sensei adalah guru atau
yang menjadi pemimpin, senpai adalah para senior yang kaya
pengalaman, sedang kohai adalah yunior. Sensei sebagai figur
panutan yang menyatukan dan mengarahkan, senpei adalah
senior yang membimbing kohai (junior). Senior dihargai, yunior
diberi kepercayaan. Dengan komposisi pegawai di Trans JBTB yang
didominasi oleh karyawan baru di satu sisi, sedang di sisi lain
karyawan yang sudah sangat senior, maka pola hubungan Sensei-
senpai-kohai ini perlu dikembangkan di tempat kerja kita.

3. Gudang 5S
Pada hari kedua Raker, kita bersama-sama mengunjungi gudang

38 | Warsono
BC Jember yang sangat tertata rapi. Semua tahap dan sisi
diperhitungkan dengan detil. Penerapan 5S Gudang BC Jember ini
bisa menjadi model bagi seluruh gudang di Trans JBTB

4. Tim Urak-urak untuk mengurak (mengusir) layang-layang


Salah satu tantangan di daerah tapal kuda (Situbondo, Bondowoso,
Banyuwangi) adalah banyaknya layang-layang yang sering menjadi
sumber gangguan transmisi. Kebiasaan masyarakat yang menjadi
hobi ini, perlu pendekatan tersendiri, karena itu teman-teman
BC Jember melakukan berbagai langkah di antaranya: melekukan
pendekatang dengan pemda dan MUI, sehingga terbentuk
Perda Layang-layang dan fatwa Haram MUI untuk layang-layang
menggunakan benang kawat, dan membentuk Tim Urak-urak.
Tim ini bekerja rutin melakukan pendekatan dengan masyarakat
dengan sosialisasi, mobil kelilling, juga razia untuk layang-layang
yang menggunakan benang kawat. Selain itu, seperti pada GM Note
terdahulu, juga dibuat inovasi jaring pengaman untuk GI. Upaya
yang dilakukan dari semua sisi, gangguan akibat layang-layang ini
sudah sangat berkurang. Pada waktu kunjungan ke GI Situbondo,
saya diajak ke beberapa tempat favorit layang-layang yang cukup
dekat dengan jaringan transmisi.

Jadi, bukan hanya Jember Fashion Carnival (JFC), kota Jember


dikenang, tetapi ada BC Jember yang juga selalu diingat jajaran
Trans JBTB.

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 39


DI BALI, KITA PERKUAT
SINERGI

GM Note (14)

B ali, meski dikenal dengan kelakar “Banyak Libur” , namun


sering menjadi tempat berbagai momentum penting bagi
banyak orang. Seperti minggu kemarin, di Bali mulai Minggu-Senin
(24-25 April 2016), seluruh jajaran JBTB melaksanakan Rakor untuk
evaluasi TW 1 2016 dan rencana ke depan. Acara ini dipimping
langsung oleh Pak Amin Subekti (Direg JBTB), diikuti oleh seluruh
KDIV, GM, MB, M Area, MAPP, dan MUPK. Khusus untuk Transmisi
JBTB, acara dilanjutkan dengan Syukuran atas beroperasinya Trafo
60 MVA di GI Kapal dan Kapasitor di GI Nusa Dua.

Mumpung masih anget, saya ingin menyampaikan reportase dan


pesan singkat, terkait kegiatan di Bali ini.

1. Bekerja dengan gembira, optimis dan sinergi


Kegiatan Rakor yang diadakan di Bali tersebut diadakan dalam
suasana yang informal dan penuh keakraban. Sebelum Rakor
pada hari Minggu (24 April) diadakan Gowes Bersama dari Luwus
ke Sangeh, dan dilanjutkan dengan berbagai permainan yang
menyegarkan. Semua peserta tampak bersemangat dan antusias
mengikuti seluruh kegiatan ini.

Sedangkan Rakor diadakan pada hari berikutnya pada Hari Senin.


Seluruh peserta menggunakan kaos dan ikat khas bali. Berbagai
informasi dan diskusi dilakukan dengan penuh semangat hingga cukup
malam. Nampak sekali, semua peserta Rakor memiliki semangat yang
sama untuk bersinergi, bekerja dengan bergembira dan optimis.

40 | Warsono
2. Tahun 2016 ekonomi mulai menggeliat
Dari evaluasi pada TW 1 2016ini, pertumbuhan pemakaian listrik di
Jawa-Bali maupun JBTB mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Jika tahun lalu tumbuh sangat rendah hanya sekitar 1%, maka
TW1 ini tumbuh lebih dari 8% di Jawa-Bali dan lebih dari 7% di
JBTB. Ini tentunya merupakan sinyal yang baik untuk tahun 2016.
Karena itu, kita harus bekerja dengan kecepatan penuh menyambut
optimisme tahun ini. Secara detil, Indra N Fauzi (Peneliti dari
Regional Economic Development Institute/REDI) memaparkan
data-data detil pertumbuhan ekonomi tersebut. Bahkan, untuk
Jawa Timur dan Bali pertumbuhan ekonominya melebihi rata-rata
pertumbuhan ekonomi nasional.

3. Lebih dekat kepada Pelanggan (Customer base)


Paparan dari REDI, maupun dari peserta rapat, bisa diambil benang
merah agar kita mengenal lebih dekat kepada pelanggan, yang
memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dan tentunya, dengan
mengenal lebih dekat pelanggan tersebut, kita harus melakukan
langkah-langkah untuk meningkatkan loyalitas pelanggan kita.
Terutama sekali loyalitas pelanggan korporat yang memiliki
ekpektasi tinggi. Bagi kita di transmisi, yang secara teknis langsung
melayani pelanggan besar, diperlukan sikap proaktif melakukan
perbaikan layanan secara konsisten.

4. Adaptif terhadap perubahan


Pak Amin Subekti (Direg JBTB) dalam kesempatan itu member
pengarahan terkait mengantisipasi perubahan. Dunia bisnis
akhir-akhir ini ditandai dengan perubahan yang cepat, termasuk
dalam industri kelistrikan. Berbagai regulasi baru, perkembangan
lingkungan bisnis berubah begitu cepat. Karena itu dituntut sikap
adaptif menghadapi perubahan terus. Kita harus hadir memberikan
solusi dan inovasi dalam menghadapi perubahan tersebut.

5. Menyelesaikan masalah sendiri


Dalam kaitannya dengan berbagai permasalahan dan tantangan

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 41


yang kita hadapi, Pak Amin Subekti menyatakan bahwa kita harus
menyelesaikan masalah kita sendiri. Jangan berharap orang lain
untuk menyelesaikan masalah kita.

6. Strategi Dua Sisi Matauang


Dalam menghadapi tantangan tersebut, Pak Amin Subekti menberi
arahan agar kita melakukan strategi dua sisi mata uang, yaitu:
– Front line strategy: yaitu strategi pemasaran dan pendekatan
kepada pelanggan secara proaktif, terutama kepada pelanggan-
pelanggan maupun calon pelanggan yang potensial.
– Backyard strategy: yaitu strategi perbaikan sisi pelayanan
kita, seperti peningkatan keandalan, mutu tegangan. Dalam
kaitannya dengan ini, perkuatan jaringan, penambahan trafo,
kapasitor dan perbaikan operasional menjadi kuncinya.

Akhirnya, peluang dan tantangan harus kita hadapi bersama-


sama secara sinergi dari semua unit, karena semua unit memiliki
konstribusi masing-masing. Dan semua penting.

Salam, Warsono

42 | Warsono
MEMBANGUN
HUBUNGAN KERJA
YANG KONSTRUKTIF

GM Note (15)

S ehubungan dengan reorganisasi di Jajaran P3B JB menjadi 4 Unit


Induk, telah terjadi proses mutasi dan regruping pegawai yang
cukup besar. Sementara di sisi lain di lingkungan organisasi pegawai
di PLN, juga telah terjadi dinamikanya sendiri dengan terbentuknya
3 organisasi pegawai, yaitu : Serikat Pekerja PLN, Serikat Pegawai
PLN dan LASKAR PLN. Sehingga, mau tidak mau, terjadi sedikit
“kegaduhan” di sana-sini, termasuk di Trans JBTB.

Terkait dengan itu, sebagai pimpinan di Trans JBTB, saya memberikan


arahan dan himbauan sebagai berikut:

Perusahaan yang kita cintai ini dibangun oleh negara dengan visi,
misi, dan tujuan yang besar seiring dengan cita-cita negara untuk
memajukan kesejahteraan umum. Kita adalah bagian dari cita-cita
besar bangsa Indonesia, sebagaimana tagline “Menerangi seluruh
negeri”. Ini adalah cita-cita besar kita, yang kita bangga karenanya.

Visi, misi, tata nilai, beserta target perusahaan tersebut harus


menjadi komitmen bersama seluruh seluruh jajaran. Sebagai
anggota perusahaan, di mana pun, dan sebagai apa pun kita,
memiliki tugas dalam kerangka besar tersebut.

Manajemen sebagai wakil perusahaan memiliki tugas dan


kewenangan untuk menggerakkan seluruh sumber daya organisasi,
termasuk sumber daya manusia/insani, untuk mencapai visi, misi
dan target perusahaan.

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 43


Di sisi lain, sebagai pegawai, pekerja, karyawan,buruh, atau apa pun
istilahnya (intinya orang yang bekerja dan mendapat kompensasi
dari kerja tersebut), memiliki hak konstitusional yang dijamin
oleh negara untuk berserikat dan berkumpul, sebagaimana diatur
secara rinci dalam Undang-undang. Setiap pegawai memiliki hak
yang independen untuk menjadi/tidak menjadi anggota, memilih
organisasi, keluar/masuk dari/menjadi anggota suatu organisasi
pegawai, atau bahkan membentuk organisasi yang sesuai dengan
aspirasi dan keyakinannya, sepanjang sesuai dengan regulasi yang
ada. Semua adalah pilihan pribadi, yang tidak boleh diatur oleh
orang lain, termasuk oleh manajemen.

Serikat/Organisasi pekerja/buruh memiliki tujuan sebagaimana


diatur dalam UU Nomor 21 tahun 2000 untuk “.. memberikan
perlindungan, pembelaan hak dan kepentingan, serta meningkatkan
kesejahteraan yang layak bagi pekerja/buruh dan keluarganya”
(pasal 4 ayat 1). Dan untuk mencapai tujuan tersebut tersebut
organisasi pekerja tersebut memiliki 6 fungsi, di antaranya: “ .. c.
sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis,
dinamis, dan berkeadilan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku… “ (pasal 4 ayat 2).

Terkait dengan hal tersebut di atas, dan melihat adanya 3 organisasi


pegawai, maka manajemen:
a. mempersilakan kepada semua pegawai untuk memilih organisasi
pegawai yang sah tersebut sesuai dengan pendapat dan aspirasi
masing-masing
b. mempersilakan kepada semua organisasi pegawai untuk
melakukan sosialisasi organisasi, rekruitmen anggota dan
kegiatan lainnya. Namun, kegiatan tersebut hendaknya
dilakukan dengan terlebih dahulu berkordinasi sebaik-baiknya
dengan manajemen terkait dan dilakukan dengan etika yang
baik, dengan tujuan menjaga ketertiban dan keharmonisan.

Seluruh anggota perusahaan, siapa pun, bersama-sama memiliki

44 | Warsono
tanggung jawab membangun iklim dan budaya kerja yang kondusif
dan konstruktif, sehingga semua kegiatan organisasi hendaknya
dilakukan dengan semangat kesatuan dan kebersamaan.

Mari kita hindari sikap dan tindakan yang bisa berpotensi untuk
merusak semangat kebersamaan dan iklim kerja yang konstruktif,
misalnya:
a. Saling menjatuhkan dan menjelek-jelekan satu sama lain
b. Saling mencurigai, menyebarkan semangat kebencian
c. Menyebarkan berita-berita yang tidak jelas, apalagi fitnah
d. Lain-lain sikap dan tindakan yang tidak sesuai dengan tata nilai
PLN, yaitu : Saling percaya, Integritas, Peduli dan Pembelajar.

Jika terdapat kegiatan yang tidak sesuai dengan semangat dan etika
di atas, maka manajemen unit berhak melakukan penghentian
kegiatan, dengan menyertai alasannya secara transparan.
Mari kita tunjukkan bahwa Pegawai PLN adalah insan yang
bermartabat, yang bisa berorganisasi secara sehat, yang mampu
mengelola perbedaan secara terhormat, dan menjadikan kompetisi
sebagai hal yang biasa untuk mencapai hasil terbaik.

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 45


KEPEDULIAN ITU MULAI
DARI TOILET

GM Note (16)

B agi temen-temen yang sudah lama menjadi penggemar kereta


api pasti merasakan perubahan luar biasa di Kereta Api. Seperti
saya, yang harus PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad) selama lebih
dari 7 tahun. Apa yang selalu terngiang tentang kereta api dulu?
Hampir semuanya buruk. Gerbong yang kumuh, toilet yang kotor
tidak berfungsi, pedagang lalu lalang menginjak-injak penumpang,
jadwal yang tidak pernah tepat waktu, penumpang berjubel-jubel,
kebiasaan “nyogok kondektur, dan seabrek keburukan yang lain…

Tapi sekarang, semua itu tinggal kenangan saja. Kereta sudah


berbenah luar biasa. Jika dulu kita heran kalau kereta bisa tepat
waktu, kini beberapa kali saya rasakan kereta tepat waktu hingga
orde menit. Kekumuhan kereta seperti di atas, sudah tidak ada lagi.

Bagaimana kereta api itu bisa berubah drastis? Hal ini diurai dalam
buku “Jonan dan Evolusi Kereta Api”. Saya menganjurkan, terutama
untuk jajaran manajemen untuk membacanya.

Tentu banyak hal yang telah dilakukan Kereta Api, sehingga bisa
berubah seperti sekarang. Namun, dalam buku itu dan berbagai
kesempatan, Jonan mengatakan memulai perubahan itu dari hal
kecil, dan sering terlupakan: toilet! Misalnya dalam beberapa
link ini ( http://bit.ly/1Xo2XZA, http://bit.ly/1Nsu3fP, http://bit.
ly/1X5FkVb ).

Meski sederhana toilet ini sebenarnya wajah kita. Kalau kita datang

46 | Warsono
ke rumah teman, kantor, restoran, mall, atau lainnya, tempat yang
paling sering kita datangi adalah toilet. Jadi, toilet adalah ruang
yang paling sering kita datangi. Toilet bisa bercerita tentang banyak
hal.

Peduli toilet ini juga sebenarnya peduli kepada diri sendiri. Karena
kitalah yang paling banyak memakainya. Karena itu, dalam beberapa
kesempatan saya menyampaikan kepada jajaran untuk peduli toilet.
Bahkan KPI unit salah satunya, kita ukur dari toilet ini.

Mari kita peduli lingkungan kerja dimulai dari toilet… Insya Allah,
pada TW 2 ini akan kita adakan kompetisi GI dengan toilet terbersih
yang akan kita umumkan dan diberikan hadiahnya pada rakor
Semester 1.

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 47


KOMPETISI UNTUK
PENINGKATAN PRESTASI
DAN KOMPETENSI

GM Note (17)

D alam dunia olah raga, apa yang menggerakkan prestasi dan


profesionalisme? Jawabnya adalah kompetisi. Seperti di sepak
bola, olah raga yang paling populer. Tim dan pemain kelas dunia
saling berkerjaran dan silih berganti hadir karena adanya kompetisi.

Dalam dunia bisnis, apa yang mendinamisasi dan menghasilkan


inovasi produk dan layanan tanpa henti? Jawabnya sama: Kompetisi.
Dalam pasar yang kompetitif, semua pemain usaha berlomba-
lomba memberikan produk dan layanan terbaik kepada konsumen,
sehingga memberikan beragam pilihan dan inovasi.

Kita di PLN, apalagi di bidang transmisi, tidak ada kompetisi langsung,


karena sifatnya yang natural monopoly dalam satu wilayah. Namun,
di sisi konsumen yang dihadapi PLN Distribusi, sebenarnya telah
terjadi perubahan regulasi yang membuat mereka punya pilihan.
Artinya, kompetisi sudah di depan mata. Bukan bayang-bayang lagi.
Di sinilah, kita punya peran yang besar dalam mendukung distribusi
dalam memenangkan kompetisi. Dengan cara, meningkatkan mutu
dan keandalah layanan transmisi.

Banyak hal yang harus kita lakukan untuk meningkatkan mutu


dan layanan kita. Pada GM Note sebelumnya kita gunakan istilah:
3 Ekselen (3E) pada 3P (Performance, Proccess & Person). Di
antara strategi untuk untuk memacu 3E tersebut adalah dengan
melakukan kompetisi internal. Kompetisi internal di bidang apa? Ya,
pada 3 P tersebut. KPI kita sebenarnya juga berisi 3P. Namun selain

48 | Warsono
KPI, detilkan lagi kompetisi kita sehingga semakin mature kompetisi
kita.

Kompetisi ini akan terus kita galakkan, dengan tujuan membangun


budaya berprestasi dan meningkatkan kompetensi. Karena dengan
kompetisi semuanya diukur dan dinilai. Setelah pada TW 1 ada
kompetisi Inovasi, K3 dan Keandalan transmisi. Pada TW 2 atau
akhir Semester 1, akan kita adakan kompetisi dengan kategori lebih
banyak, Selain, tentunya penghargaan untuk KPI.

Di antaranya:
1. 5 S Antar GI, dengan 3 kategori : a. Ruang kerja, toilet dan dapur,
b. Pengelolaan dokumen GI dan c. Visual Manegement
2. 5 S antar APP, dengan 2 kategori: a. Managemen Gudang, b.
Pengelolaan alat uji & alat kerja
3. Lomba K2/K3, dengan 2 kategori: a. Kepatuhan K3 dalam
Pemeliharaan, b. Pengelolaan Sistem Pemadam Kebakaran

Mengapa dipilih kompetisi kategori di atas? Ada alasannya. Tapi


karena tulisan sudah panjang, akan disampaikan dalam GM Note
berikutnya.

Akhirnya, Selamat berkompetisi untuk peningkatan prestasi dan


kompetensi.

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 49


KOMPETISI UNTUK
PENINGKATAN PRESTASI
DAN KOMPETENSI –
BIDANG 5S
GM Note (18)

D alam GM Note sebelumnya, kompetisi memiliki peran penting


dalam membangun budaya dan kompetensi. Karena itu di
semester 1 2016 ini akan diadakan beberapa lomba antar GI dan
APP. Mengapa dilakukan dengan kategori tersebut?

Beberapa kategori kompetisi ini memang fokus pada perbaikan


proses, bukan pada hasil. Karena proses itu penting untuk
keberlanjutan. Proses itu membangun budaya. Salah satu yang

50 | Warsono
penting dalam membangun budaya dan lingkungan kerja yang
tertib, dan disiplin adalah 5S. Ada yang beranggapan bahwa 5S
itu berkaitan dengan kegiatan mengecat, menempel-nempel
atribut. Sama sekali bukan! 5S adalah proses membangun
budaya. Misalnya, S pertama adalah Seiri atau Sorting. Seiri adalah
membangun kebiasaan memilah peralatan atau dokumen, apakah
diperlukan atau tidak. Kalau tidak diperlukan segera dibuang.
Sehingga tidak memenuhi ruangan. Sering kali dokumen di ruangan
kita menggunung namun kita tidak tahu mana yang memang
diperlukan mana yang tidak. Kalau sudah menggunung, malaslah
kita untuk mengutak-atik.

Karena 5S ini sudah cukup lama diterapkan, maka kita ingin


meningkatkan maturity levelnya dengan lebih detil, yaitu:

LOMBA ANTAR GI

Dilakukan antar GI karena semua GI memiliki fasilitas. Semua GI


perlu melakukan. Nah untuk antar GI ini ada 3 kategori:

Pertama, 5S Ruang kerja, Toilet dan dapur. Penjelasannya ada di GM


Note (16 ): kepedulian itu dimulai dari toilet. Ini adalah membangun
kepedulian kepada diri sendiri.

Kedua, Pengelolaan Dokumen GI. Ada beberapa alasan pengelolaan


dokumen ini perlu ditingkatkan. Sesuai peraturan, semua GI yang
beroperasi harus mendapatkan SLO. Banyak GI Kita yang belum
mendapatkan SLO. Salah satu syarat SLO adalah adanya dokumen-
dokumen terkait GI. Pengelolaan dokumen 5S, selain untuk
memastikan dokumen yang diperlukan dalam SLO tersedia, namun
terkelola dengan baik. Jangan sampai dokumen wiring, manual,
single diagram, data peralatan dan lain-lain tidak tahu kemana
rimbanya, apalagi dikelola dengan baik. Jadi, fokus pengelolaan
dokumen di sini adalah dokumen-dokumen terkait GI, termasuk
SOP, data hasil uji, riwayat pemeliharaan dan lain-lain.

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 51


Ketiga, Visual Management (VM). VM adalah manajemen
komunikasi melalui Visual. Bukan sekedar membuat baner-baner.
Karena itu yang dinilai bukan bagusnya baner, tetapi efektivitas
isi VM. Sehingga siapa pun yang hadir di situ tahu dengan cepat
informasi kondisi GI. Seperti,
1. VM Kinerja. Bagaimana Kinerja peralatan GI? Bagaimana
trennya?
2. VM Kondisi peralatan. Bagaimana single line diagram yang
akurat? Bagaimana kondisi masing-masing peralatan?
Bagaimana
kerawanan peralatan?
3. VM Pekerjaan. Apa saja pekerjaan yang harus dilakukan bulan
ini? Mana yang sudah dilakukan? Dan seterusnya.

LOMBA ANTAR APP

Salah satu tugas penting APP adalah mengelola Material dan


Peralatan Kerja. Keduanya vital untuk kelancaran kegiatan
organisasi. Selain itu, material dan peralatan kerja itu cukup mahal
dan jumlahnya terbatas. Karena itu, pengelolaannya harus ekselen.
Jangan sampai berserakan, dan tidak jelas pengelolaannya. Harus
ada SOP, standar, dan penataan peralatan yang baik. Dan harusnya,
sudah mulai mengarah kepada pengelolaan secara online. Karena
itu, 5S Managemen Gudang dan 5S Pengelolaan alat kerja dan alat
uji menjadi kriteria untuk tingkat APP.

Untuk Lomba bidang K2/K3 akan diuraikan dalam tulisan berikutnya.

Akhirnya, selamat bekerja dan selamat berprestasi!

Salam, Warsono

52 | Warsono
KOMPETISI UNTUK
PENINGKATAN PRESTASI
DAN KOMPETENSI –
BIDANG K2/K3
GM Note (19)

S esuai dengan GM Note (5): Safety (sebagai) Kunci menuju


Ekselen, maka budaya Safety akan selali digalakkan. Salah
satunya melalui penilaian/kompetisi. Pada TW 1 2016 telah
diadakan penilaian Safety terbaik antar GI. Untuk TW2/SM 1 ini, ada
dua kategori yang dikompetisikan, yaitu : 1. Kepatuhan SMK3 dalam
pemeliharaan, dan 2. Pengelolaan Sistem Pemadam Kebakaran.

1. Kepatuhan SMK3 dalam Pemeliharaan


Pemeliharaan di bidang transmisi ini memiliki risiko yang paling besar
terkait K3 dibanding dengan kegiatan lain. Karena secara natural
memang banyak kondisi berisiko pada setiap tahapnya. Maka,
kepatuhan kepada SOP SMK3 menjadi kunci penting. Terutama
adalah Pengendalian Job Safety Analysis/JSA (Analisi Keselamatan
Pekerjaan/AKP). Jangan sampai seperti pada beberapa inspeksi,
JSA ini tidak dilakukan secara benar. Hanya sekedar formalitas,
yang penting ada. Kita perlu membudayakan pengendalian JSA/
AKP SEPERTI YANG DILAKUKAN oleh Tim PDKB. JSA ini merupakan
kegiatan kritikal dalam keselamatan kerja. Setidaknya ada 3 tahap
penting dalam JSA ini. Pertama, identifikasi risiko keselamatan pada
setiap tahap pekerjaan secara detil. Kedua, merumuskan langkah-
langkah kontrol atau mitigasi risiko. KETIGA dan sangat penting,
memastikan kontrol/mitigasi dilakukan dengan baik pada setiap
tahap pekerjaan.

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 53


2. Pengelolaan sistem pemadam kebakaran
Tidak diragukan lagi, sistem pemadam api baik dalam bentuk
apar, apat, hidran, smoke detector dan lainya sudah disediakan
cukup lama di PLN. Namun, yang tidak kalah pentingnya, adalah
pengendalian sistem pemadam itu secara rutin. Untuk memastikan
bahwa semua peralatan tersebut dalam kondisi tersedia setiap saat.
Tidak jarang saya temukan, APAR yang sudah kedaluarsa, misalnya.
Di samping itu, apakah SOP, tim pemadam sudah tersedia? Apakah
sudah dilakukan pelatihan kondisi darurat pada semua pelaku
penting? Dan lain sebagainya.

Intinya, manajemen sangat concern dalam membangun budaya


safety. Kita harus berusaha secara serius dan konsisten. Berbagai
upaya harus kita lakukan bersama-sama menuju Safety dengan
standar internasional.

Bekerja kurang safety? No way! Itu hanya menjadi masa lalu saja.

Semoga……..

Salam, Warsono

54 | Warsono
MEMBANGUN BUDAYA
& SISTEM KERJA
PROFESIONAL

GM Note (20)

A pa yang terbayang pada kata profesional? Katakankanlah,


pada militer, kita kenal kenal kopasus. Prajurit yang paling
profesional dan diandalkan di angkatan darat. Kalau di barat dikenal
juga unit SWAT, Special Weapon and Tactic. Sekedar kesan dari film-
film, profesional itu kelihatan secara fisik: penampilan meyakinkan,
bergerak percaya diri, cepat
mengambil keputusan,
penuh perhitungan, dan
menggunakan sarana yang
memadai atau bahkan
canggih.

Ada banyak ciri dari sikap


profesional, namun saya
ingin memilih yang relevan
untuk kita terapkan.
Profesional setidaknya berisi
5 hal : Kemampuan, Perilaku
& etika, Sistem Kerja, Kinerja
dan Sarana & Tampilan.

1. Kemampuan tinggi
Profesional tidak lepas dari kemampuan tinggi. Sebaliknya, yang
tidak profesional tidak punya atau rendah kemampuannya.
Kemampuan ini setidaknya berisi 2 hal, yaitu: pengetahuan dan
skill. Pengetahuan terkait teori dan seluk beluknya. Skill terkait

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 55


praktek dan penyelesaian masalah. Pekerjaan di bidang Transmisi
ini termasuk profesi yang membutuhkan kemampuan yang tinggi.
Risikonya juga besar. Karena itu peningkatan kemampuan seluruh
jajaran harus terus ditingkatkan.

2. Perilaku & etika


Aspek lain yang tidak kalah penting dari profesional terkait
perilaku dan etika. Setiap profesi memiliki etika profesi yang harus
dijunjung. Dalam dunia medis, misalnya dokter yang menyimpang
dari etika profesi bisa dicabut izinnya. Di antara perilaku & etika
yang penting dari semua profesi adalah integritas, tanggung jawab/
dedikasi dan kepatuhan pada prosedur. Integritas itu menyangkut
kejujuran. Menyangkut menyatunya kata dan perbuatan. Keyakinan
dan tindakan. Tanggung jawab/ Dedikasi terkait kesungguhan dan
semangat bekerja di mana pun dalam kondisi apa pun.

3. Sistem Kerja Sistematis


Dalam film laris “Mission Imposible”, digambarkan bagaimana
sistem kerja yang sistematis dan terstruktur hingga orde waktu yang
presisi. Ini adalah contoh kerja yang profesional. Bekerja sistematis,
tertata dan terukur.

4. Kinerja
Hasil dari kemampuan dan perilaku, serta proses yang baik,
tentunya hasilnya atau kinerjanya juga akan baik. Setiap profesional
akan fokus pada peningkatan kinerja.

5. Sarana & Tampilan


Meskipun kelihatannya simpel, atau remeh, tampilan ini cukup
penting dalam dunia kerja. Kalau dokter atau rumah misalnya,
tampilanya “kemproh”, kotor, bajunya seenaknya, ruang kerja jorok
dan sarana kerja rusak, siapa yang mau pasien yang mau percaya.
Karena itu kita menerapkan 5S di antaranya adalah membangun
lingkungan kerja yang profesional.

56 | Warsono
Mari kita pertahankan dan perkuat terus sikap kerja yang
profesional. Kita jadikan profesional sebagai ciri jajaran Transmisi
Jatim & Bali.

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 57


HAPPY RAMADHAN,
HAPPY FASTING, HAPPY
QUALITY TIME

GM Note (21)

A lhamdulillah pada hari Senin (6 Juni 2016), seluruh umat Islam


bergembira menyambut Bulan Ramadan. Bahkan sebelum
Bulan Ramadan berbagai acara dan tradisi dilakukan di berbagai
tempat. Kalau di masyarakat Jawa budaya Ruwahan atau Nyadran,
melakukan ziarah ke makam keluarga. Ada juga budaya padusan,
mandi di sungai, sebagai simbol persiapan untuk penyucian batin.
Di beberapa tempat ada budaya saling memberi makanan sebelum
Ramadan, namanya berbeda-beda: Unggahan, Unggah-unggah,
Kunjungan. Di beberapa daerah, setiap menyambut bulan Ramadan
juga di adakan pawai menyambut ramadan dengan aneka asesoris
keliling kota/kampung. Dan berbagai kegiatan lainnya. Semua
menunjukkan bahwa masyarakat menyambut Ramadan dengan
suka cita.

Bulan Ramadan adalah bulan istimewa bagi umat Islam. Karena


selain diwajibkan berpuasa selama sebulan penuh, semua amal
kebaikan bernilai sangat tinggi. Pahalanya besar. Sehingga, Masjid,
mushala, surau, langgar menjadi ramai menjalankan berbagai jenis
kegiatan Ramadan.

Untuk memberikan waktu lebih kepada karyawan untuk khusyu


melaksanakan ibadah, manajemen PLN juga memberi kelonggaran
waktu kerja. Karyawan bisa pulang 30 menit lebih awal. Harapannya
bisa dimanfaatkan dengan berbuka bersama keluarga dan berbagai
aktivitas ibadah di malam hari dengan tenang.

58 | Warsono
Meski kita berpuasa, tidak seharusnya semangat kerja kita
menurun. Justru, semestinya lebih meningkat. Karena pada saat
berpuasa amal ibadah kita dinilai lebih tinggi. Ini adalah waktu yang
berkah untuk berbuat kebaikan, termasuk bekerja di kantor. Hanya
mungkin, pola kegiatan perlu sedikit berubah. Bagaimana waktu
kerja dibuat menjadi lebih efektif, lebih cerdas. Kebetulan kita
berpuasa di akhir Semester 1, mari kita gunakan di antaranya untuk
melakukan evaluasi menyeluruh efektivitas kegiatan kita. Apakah
pekerjaan kita sudah tepat dan efektif? Apakah program kerja kita
sudah menunjang kinerja dan pelayanan kita? Mungkin kita perlu
perbaiki atau pertajam berbagai program kita. Ya, kita jadikan Bulan
Ramadan sebagai bulan evaluasi dan perbaikan. Kita jadikan Bulan
Ramadan sebagai bulan kualitas dengan memanfaatkan waktu
secara lebih berkualitas (quality time).

Akhirnya, Happy Ramadan, Happy Fasting dan Happy Quality Time.


Semoga semua ibadah kita diterima dan mendapat ganjaran yang
berlipat ganda di bulan Ramadan yang istimewa ini. Aamiin YRA.

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 59


BALI ECO SMART GRID

GM Note (22)

P ada tanggal 1 Juni 2016, PLN Regional Bisnis JBTB melakukan


acara penting, yaitu pencanangan Bali Eco Smart Grid, yang
ditandai dengan penekanan tombol oleh Asisten II Gubernur
Bali bersama-sama dengan Dirreg JBTB (P Amin Subekti). Acara
ini dihadiri oleh banyak pihak baik jajaran Pemda se-Bali, PLN,
akademisi maupun industri di bidang smart Grid. Kebetulan di
acara tersebut saya mendapat kepercayaan untuk menyampaikan
presentasi terkait implementasi Smart Grid di Bidang Transmisi.

Apa arti penting dari acara tersebut? Saya ingin menyebut


beberapa hal:

Pertama, Komitmen PLN terkait Bali Eco Smart Grid pada dasarnya
mendukung program pemerintah menjadikan Bali sebagai

60 | Warsono
Green & Clean Province, terutama terkait penyediaan energinya.
Dengan komitmen ini PLN dan Pemerintah telah sejalan untuk
mempromosikan energi bersih (terbarukan) di Bali. Mengingat
posisi Bali yang sangat strategis adalah etalase dan pusat pariwisata
bagi Indonesia.

Kedua, terkait tren smart grid di bidang kelistrikan, maka pada


acara tersebut tanpa ragu-ragu PLN akan memanfaatkan teknologi
tersebut salah satunya dengan tujuan meningkatkan keandalan dan
mutu pelayanan kepada pelanggan.

Apa sih artinya smart grid atau jaringan listrik cerdas? Tapi inti dari
smart grid adalah jaringan listrik yang memanfaatkan ICT sehingga
dapat mengintegrasikan secara cerdas timbal balik (dua arah)
antara berbagai pihak yang terhubung dengan jaringan listrik.

Apa hubungan smart grid dan energi terbarukan? Hubungannya


sangat erat, karena salah satu driver dari munculnya smart grid
adalah semakin berkembangnya energi terbarukan yang berasal
dari pelanggan atau terhubung di jaringan distribusi yang tersebar
(distributed generation), misalnya solar sel di atap pelanggan
(Rooftop PV), atau PLT Bayu.

Bagaimana dengan smart grid di tranmsisi? Untuk transmisi memiliki


konsep sedikit berbeda dengan yang ada di jaringan distribusi.
Drivernya lebih kepada dinamisnya beban di sisi tranmisi dan
peningkatan keandalan secara wide area agar lebih baik lagi tingkat
keandalannya. Kita sudah mengaplikasikan dan mengembangkan
beberapa konsep smart grid, yaitu : Wide Area Monitoring System
(WAMS)/Wide Area Protection System (WAP), smart meter, smart
OLS di GITET Krian dan Smart Substation (SAS).

Pencanangan Bali Eco Smart Grid ini tentu harus ditindaklanjuti


dengan program-program yang nyata, sehingga memberi dampak
positif kepada pelayanan kita.

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 61


MENJADI PROAKTIF

GM Note (23)

P roaktif adalah moto kita yang ke-3. Kalau dalam buku Pedoman
perilaku merupakan perwujudan dari sikap peduli. Dalam Buku
7 Habits-nya Steven R. Covey merupakan Habit pertama. Saya
banyak mengambil makna Proaktif ini dari buku7 Habits tersebut.

Proaktif adalah ciri pribadi yang mandiri. Lawannya adalah reaktif,


yang merupakan ciri dari pribadi yang tergantung dari lingkungan.

Terkait makna dari proaktif dan sebagai lawannya, ada beberapa


catatan.

Pertama, menjadi proaktif artinya kita mengambil inisiatif atas apa


yang menurut kita baik. Meskipun orang lain mungkin tidak/ belum
berbuat. Sedang reaktif adalah menunggu orang lain berbuat
baru kita merespon. Contohnya, ketika ada duri di jalan yang bisa
mencelakai orang, kita akan menyingkirkannya. Tidak perlu disuruh,
tidak pula menunggu ada orang yang lihat/tidak.

Kedua, menjadi proaktif adalah memilih dan bertanggung jawab


atas kejadian dan perasaan yang terjadi. Kita sendirilah yang memilih
dan bertanggung jawab atas perasaan marah, bahagia. Sedang
reaktif menjadikan orang lain atau lingkungan yang menentukan
senang. Sebagai contoh, kita tetap merasa berbahagia ketika bisa
berbuat baik, menolong sesama, baik ada orang yang memuji atau
tidak. Kebahagiaan kita ditentukan oleh diri kita, bukan ditentukan
oleh pujian orang lain.

62 | Warsono
Ketiga, menjadi proaktif adalah fokus pada diri sendiri dan
bertanggung jawab ketika terjadi kesalahan/kegagalan. Untuk
kemudian melakukan perbaikan. Bukan mencari-cari orang lain
atau berbagai alasan untuk pembenar. Sebaliknya, orang reaktif
lebih sibuk mencari alasan dan pembenar.

Keempat, menjadi proaktif adalah fokus pada apa yang kita bisa
lakukan atau dalam pengaruh/ kewenangan kita. Dalam kehidupan
kita terdapat banyak hal yang terjadi yang hanya sekedar kita
bisa tahu (circle of concern). Ada pula hal-hal yang kita dalam
pengaruh kita (circle of influence). Orang proaktif akan memilih
fokus pada yang kedua, karena yang kedua ini kita bisa berbuat,
bisa berkonstribusi. Sedang yang kedua hanya sekedar tahu
atau memperhatikan saja. Namun, sebaliknya orang yang tidak
proaktif lebih banyak membuang-buang waktu dan pikiran untuk
mengurusi hal-hal yang bukan urusannya, dan memang kita tidak
bisa berkontribusi.

Jika kita fokus pada apa yang dalam pengaruh kita, kita akan bisa
banyak berbuat. Hal ini memberi efek positif memperluas lingkaran
pengaruh. Kita menjadi aktif. Sebaliknya jika kita fokus pada hal-hal
yang diluar kewenangan kita, kita merasa gak bisa berbuat apa-apa.
Ini menjadi energi negatif kita untuk pasif. Seperti pada gambar di
atas.

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 63


Ibadah puasa pada bulan ramadan ini, salah satunya membangun
sikap proaktif. Kita berbuat baik (puasa dan berbagai amal baik)
karena keyakinan bahwa itu baik (iman) dan perhitungan kita
(ihtisaban). Tidak penting apakah orang lain memuji kita atau tidak.

Di bulan puasa ini, Kita Fokus pada amal baik yang bisa kita lakukan
(lingkaran pengaruh). Dan menghindari menceritakan keburukan
orang/lingkungan (ghibah), debat masalah politik, yang sebenarnya
bukan urusan kita (circle of concern)

Salam, Warsono

64 | Warsono
RAMADAN, BULAN PLN
BERBAGI

GM Note (24)

R amadan adalah bulan spesial bagi kaum muslim, karena di


bulan itu amal ibadah akan mendapat ganjaran yang berlipat.
Karena itu, kaum muslimin di seluruh dunia menyambutnya dengan
gembira, dan berbuat banyak amal kebaikan. Tentunya, termasuk
warga PLN.

Berbagai kegiatan dilakukan oleh warga PLN dalam menyambut


bulan ramadan ini. Ada buka bersama, ibadah lain. Namun, yang
juga sangat nyata ditunjukkan adalah kegiatan berbagi dengan tajuk
“PLN Peduli”. Saya ingin menyebut beberapa.

PLN menyelenggarakan buka puasa bersama dengan lebih dari


10.000 anak yatim dan dhuafa dari Sabang hingga Merauke. Acara
yang bertajuk “Berbagi Kebahagiaan Bersama Anak Yatim dan
Dhuafa” ini terpusat di Jakarta tepatnya di Jakarta Convention Center
(JCC), kamis ini (16/6). Dalam acara tersebut, PLN mengundang
3.127 anak yatim dan dhuafa dari 65 yayasan di Jabodetabek untuk
saling berbagi kebahagiaan di bulan berkah nan suci ini.

Bertempat di PLN Distribusi Jatim, siang harinya sebelum buka


bersama. LAZIS PLN berbagi Bea siswa kepada 200 mahasiswa dari
4 PTN. Masing-masing mahasiswa mendapat beasiswa Rp 5 juta per
tahun untuk periode maksimal 4 tahun. Selain itu juga memberi
bantuan ke Pesantren dan Islamic Center.

Di Transmisi JBTB, kita juga melakukan program berbagi ini di

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 65


antaranya:
– Kantor Induk Bukber dan Santunan kepada Yatim Piatu dan Fakir
Miskin di sekitar kantor kepada sekitar 50 orang. Dan rencana
akan diadakan santunan biaya pendidikan kepada lebih dari 100
Yatim Piatu di sekitar GI Bangkalan
– Untuk acara bukber dengan anak Yatim dan Dhuafa di wilayah
App Malang yang sdh terlaksana sd hari ini total 138 anak
yatim di Kantor APP, GI blimbing, GI Kebonagung 40 anak, dan
Gi sekarputih 15 anak, serta rencana akan ditambah sejumlah
120 anak di Kantor BC Mojokerto, Kantor App Malang dan GItet
Krian
– Pelaksanaan Bukber dan santunan kepada Anak Yatim dan Duafa
juga dilaksanakan di APP Probolinggo, APP Bali, APP Surabaya
dan APP Madiun.

Mari kita jadikan Bulan Ramadan sebagai bulan berbagi baik secara
institusi maupun pribadi, terutama kepada orang-orang di sekitar
kita.

Saya menghimbau kepada segenap karyawan, agar juga menyisihkan


sebagian THR dan penghasilan kita kepada teman-teman dari
mitra kerja dengan dikoordinir oleh atasan masing-masing sebagai
tambahan kebahagiaan bagi teman-teman kita tersebut.

Salam, Warsono

66 | Warsono
KEMBALI SUCI, PERKUAT
SILATURAHMI DAN TETAP
MELAYANI DI HARI IDUL
FITRI
GM Note (25)

I nsya Allah, beberapa hari lagi, seluruh umat Islam di Indonesia


bahkan Sedunia bergembira menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Karena itu, pada kesempatan ini saya sampaikan:
1. Mudah-mudahan ibadah puasa dan lainnya yang kita lakukan,
diterima dan mendapat ganjaran dan berkah yang berlipat ganda.
2. Jangan lupa, kita sempurnakan puasa kita dengan berbagi kpd
sesama melalui zakat dan sadaqah.
3. Mudah-mudahan amal kita di bulan Ramadan mengantarkan
kita kepada kesucian, sehingga kita kembali menjadi fitri.
4. Bagi teman-teman yang mudik, saya mengucapkan selamat mudik,
selamat bersilaturahmi dengan keluarga besar masing-masing.
Semoga perjalanan lancar, aman dan menyenangkan. Semoga
silaturahmi kita memberikan berkah kpd diri kita dan sesama.
5. Kepada teman di seluruh GI, APP dan KI yang tugas siaga selama
hajat besar bangsa Indonesia, saya mengucapkan terima kasih
yang setulus-tulusnya. Mari kita laksanakan tugas ini dengan
gembira dan bangga. Tugas kita bukan sekedar menunggui
instalasi, karena dibalik itu, kita menjaga agar listrik tetap
menyala. Tetap memberi cahaya dan kebahagiaan kepada
ribuan, bahkan jutaan orang yang sedang bergembira di Hari
Raya Idul Fitri. Mungkin nama kita tdk disebut dalam percakapan
mereka. Tapi yakinlah Tuhan mencatat amal baik kita.

Akhirnya, saya dan jajaran manajemen beserta keluarga,


mengucapkan

SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR BATIN.

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 67


DI BANGKALAN, PRESTASI
KITA RAYAKAN &
TASYAKURAN

GM Note (26)

A lhamdulillah, pada tanggal 27 Juni 2016 di Bangkalan, Madura,


Jatim, sebuah even penting kita lakukan. Even pestasi sekaligus
even untuk bekerja keras. GI Bangkalan menjadi saksi 2 even itu.
Pertama, Gubernur Jatim Pakde Karwo, didampingi Direg JBTB Pak
Amin Subekti, Bupati Bangkalan, dan GM Trans JBTB, meresmikan
beroperasinya 10 buah trafo di Wilayah Jatim. Kedua, Peletakan
batu pertama pembangunan Transmisi Bangkalan –Bangkalan/
Ujung/Kenjeran.

Apa maknanya bagi kita? Setidaknya ada beberapa hal:

Pertama, dengan semangat, sinergi dan kerja keras, kita telah


berhasil memberi kontribusi bagi pasokan listrik di Jawa Timur.

68 | Warsono
Sepuluh buah trafo atau setara dengan tambahan kapasitas 340
MVA itu cukup bermakna. Karena dengan pasokan itu kita bisa
menambah pelanggan baru sekitar 400-500 ribu pelanggan 900 VA.

Kedua, memang seremoni itu singkat saja. Hanya sekitar 1,5


jam. Namun, usaha untuk terwujudnya seremoni itu lama sekali.
Mungkin bisa 2 tahunan, sejak kita merencanakan, mengadakan,
hingga pelaksanaan konstruksi. Dengan berbagai liku-likunya dari
setiap tahap pekerjaan di atas. Dalam berbagai even, adalah hal
biasa even yang sebentar, tapi persiapannya lama sekali. Lomba
balap lari yang mungkin cuma 1 menit, persiapannya bisa bertahun-
tahun. Waktu yang pendek itu sering disebut sebagai ‘moment of
the truth’.

Ketiga, peresmian dan tasyakuran itu adalah bentuk ungkapan


syukur dan gembira atas hasil kerja kita bersama. Biasakanlah
kita menghargai karya sendiri maupun orang lain, meski kelihatan
kecil. Karena keberhasilan kecil, kita harapkan menjadi ‘stepping
stone’ (batu loncatan) untuk keberhasilan yang lain. Keberhasilan
yang besar, selalu dimulai dari berbagai keberhasilan kecil yang
mendahuluinya.

Keempat, keberhasilan kita saat ini, bukanlah akhir dari tugas kita.
Namun menjadi jalan untuk membuat prestasi lebih baik lagi di
depan. Memang tugas kita masih banyak di depan. Seperti ditandai
pada peletakan batu pertama transmisi Bangkalan-Gilitimur/
Unjung/Kenjeran yang akan dilaksanakan oleh teman-teman UIP
JBTB I (dulu UIP VII).

Proyek transmisi di Pulau Madura ini sangat penting karena


akan meningkatkan layanan dan keandalan ke pulau tersebut.
Jika proyek tersebut selasai, maka transmisi Unjung/Kenjeran –
Bangkalan/Gilitimur menjadi Ujung/Kenjeran-Bangkalan. Sedang
Bangkalan-Gilitimur radial. Semula beban kedua ruas tersebut tidak
seimbang, sekitar 2:1. Masing-masing 130 MW dan 70 MW, total

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 69


200 MW. Sehingga tidak optimal. Jika proyek ini selesai diharapkan
beban menjadi lebih seimbang. Efeknya, kemampuan menyalurkan
meningkat masing-masing menjadi 130 MW atau total 260 MW.
Hampir 30% kenaikan. Di luar proyek itu tentu masih banyak proyek
perkuatan Pulau Madura yang menyusul.

Tugas tidak pernaj selesai. Karena itulah kita harus tetap bekerja
keras. Sebagaimana dalam Kitab Suci Al-Quran, “Maka apabila telah
selesai (suatu urusan/pekerjaan), kerjakanlah sungguh-sungguh
(urusan yang lain). Dan kepada Tuhanmu kamu berharap”(QS Al-
Insyirah).

Salam, Warsono

70 | Warsono
DI MADIUN, EXECUTION
EXCELLENCE BERSAMA-
SAMA KITA BANGUN

GM Note (27)

A lhamdulillah, Rapat Koordinasi TW II Ditreg JBTB di Madiun


Kota Pecel selama 2 hari (19-20 Juli 2016) berhasil dilaksanakan
dengan baik. Di mana kita menjadi tuan rumah. Tema Rakor
tersebut adalah “Strengthen Your Commitment to Achieve Target
2016 through Execution Excellence”. Rapat ini kita desain dengan
nuansa Reog Ponorogo. Selain untuk menghargai tradisi budaya,
juga memiliki pesan sesuai dengan arahan Pak Amin Subekti (Diref
JBTB) dalam berbagai kesempatan. AGAR KITA MENYEIMBANGAN

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 71


2 SISI DALAM BEKERJA, yaitu kerja keras/prestasi dan hubungan
antar anggota yang akrab.

- Kerja keras, kekuatan, prestasi dilambangkan dengan kekuatan


barong reog.
- Sedang hubungan yang akrab dilambangkan dengan buruk
merak. Supaya kita “merak ati” (mengesankan di hati).

Jadwal acara Rakor juga mewakili 2 sisi tersebut. Hari pertama


dari pagi hingga malam membahas masalah kinerja dan rencana
kerja. Sedang hari kedua acara outing untuk membangun sinergi,
kebersamaan dan keakraban.

Dalam acara tersebut yang dipimpin langsung Pak Amin Subekti,


selain dihadiri oleh seluruh jajaran MA, MM, MD di Ditreg JBTB,
juga dihadiri oleh KDIV HCMS (Bagus Setiawan) dan KDIVANG (Gong
Matua Hasibuan). Karenanya, banyak sekali informasi yang perlu
menjadi perhatian kita semua. Untuk memperpendek, informasi
penting saya sampaikan dalam 2 kali GM Note. Untuk GM Note (27),
saya sampaikan arahan dan informasi dari Pak Amin Subekti, KDIV
HCMS & KDIVANG. Sedang pada GM Note (27) saya informasikan
info dari para KDIV dan GM di lingkungan JBTB.

Arahan Direg JBTB


Dalam kesempatan terebut Pak Amin Subekti, menyampaikan
beberapa hal. Pertama, agar PLN memiliki daya tahan jangka
panjang (long term survival), maka kita perlu 2 hal sesuai dengan
horison waktunya. Untuk jangka pendek, tentu kita harus bekerja
kerja untuk mengoptimalkan potensi aset yang ada untuk
memberikan kinerja perusahaan terbaik. Sedangkan untuk jangka
panjang, kita perlu mengexplore potensi-potensi yang ada untuk
pengembangan bisnis ke depan. PLN memiliki banyak potensi
yang bisa dikembangkan untuk ke depan. Untuk itu Unit Khusus
perlu dibentuk sebagai “business unit initiator” (unit bisnis yang
melahirkan inisiatif pengembangan bisnis yang inovatif). Kita

72 | Warsono
perlu merubah metode kerja “kejar layangan”, sehingga bersifat
crisis management, ke metode kerja yang memiliki horison lebih
panjang. Kedua, pentingnya execution excellence. Untuk mencapai
operational excellence maka kita harus mampu mengeksekusi
program kerja secara ekselen (execution excellence). Terkait
execution excellence ini salah satu yang penting adalah performance
control yang baik, terhadap leading indicator. Setiap unit harus
memiliki leading indicators utama yang secara rutin (mingguan)
dimonitor secara ketat. Laporan terhadap leading indicators ini
dilaporkan ke Ditreg JBTB setiap hari Jumat.

Untuk itu mohon agar teman-teman unit mulai dari APP dan GI agar
melakukan monitoring secara rutin sesuai arahan tersebut. Format
laporan untuk unit kita sudah dikirim melalui surat. Kita sebenarnya
sudah terbiasa melaporkan aktivitas kita harian, melalui WA group
“O&M Trans JBTB”. Harapan saya laporan monitoring ini bisa
dilakukan dengan baik. Dan yang tak kalah pentingnya kita evaluasi
dan improve secara terus-menerus.

Informasi KDIV HCMS


KDIVHCMS (Bagus Setiawan) dalam paparanya banyak
menyampaikan tantangan SDM ke depan. Mulai dari adanya
generation Gap di PLN, kebutuhan kecukupan dan kecakapan
memenuhi program 35 ribu MW, tantangan MEA (masyarakat
ekonomi Asean), Asean Grid dan perkembangan teknologi. Terkait
hal tersebut perlu strategi SDM yang bagus untuk menghadapinya.
Barangkali terlalu panjang untuk GM Note ini. Namun, yang terkait
kita 2 hal perlu kita lakukan, yaitu peningkatan kompetensi melalui
pembelajaran dan sertifikasi SDM, dan membangun sistem dan
iklim kerja yang baik.

Informasi KDIVANG
KDIVANG (Gong Matua Hasibuan) menyampaikan berbagai
informasi terkait keuangan dan anggaran. Hal yang menjadi
perhatian beliau adalah terkait besarnya kebutuhan anggaran

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 73


investasi (AI) melalui Program 35 ribu MW untuk memenuhi
pertumbuhan pelanggan yang tinggi. Ada 2 permasalah utama
dalam melaksanakan program tersebut. Pertama adalah rendahnya
kemampuan eksekusi program. Hal ini ditandai dengan tingginya
PDP (Pekerjaan dalam Pelaksanaan) kita. Hal ini tentu berakibat
berkurangnya kemampuan kita melayani pelanggan maupun untuk
memproduksi secara lebih efisien. Kedua, terkait pendanaan. Di
mana kebutuhan Subsidi yang disetujui pemerintah & DPR lebih
rendah dari yang dibutuhkan PLN. Untuk memenuhi Gap tersebut
salah satu upaya internal yang bisa dilakukan adalah dengan Pro
IDI2 (Program Intensifikasi Dana Internal untuk Investasi). Inti
dari program ini adalah upaya-upaya efisiensi operasi sehingga
savingnya bisa digunakan untuk mendanai investasi. Yang berarti
mengurangi kebutuhan dana eksternal (utang).

Perlu diketahui, Pro IDI2 ini bukan untuk “memotong” program-


program kita. Program-program secara fisik, pengadaan tetap jalan
sesuai dengan RKAP, namun kita berusaha melaksanakan secara
efisien. Pro IDI ini sudah ada rencana kerja detil untuk setiap unit.

Sementara ini dulu, Kita lanjutkan pada GM Note berikutnya.

Salam, Warsono

74 | Warsono
DI MADIUN, EXECUTION
EXCELLENCE BERSAMA-
SAMA KITA BANGUN (BAG 2)

GM Note (28)
Berikut sedikit tambahan informasi dari Para KDIV regional JBTB.

KDIV PENGEMBANGAN REGIONAL JBTB


Pak Paranai Suhasfan (KDIVPR-JBTB), menyoroti 4 isu utama yaitu
masalah finansial perusahaan, operasional, progres SKI dan Nilai
Kinerja Organisasi (NKO).

• Masalah finansial utama yang perlu menjadi perhatian utama


kita adalah menurunya pendapatan PLN di tahun 2016 dibanding
tahun 2015, yang diakibatkan diantaranya oleh turunya tarif
listrik. Di sisi lain biaya operasi meningkat. Untuk itu upaya
efisiensi harus menjadi perhatian kita bersama.
• Terkait operasional yang perlu mendapat perhatian adalah
masalah keandalan, susut maupun penambahan pelanggan.
• Progres SKI hingga Semester 1 2016, menunjukkan progres
yang rendah, baik SKI terkontrak maupun penyerapan disburse.
Karena itu percepatan eksekusi SKI perlu menjadi prioritas.
• Meski demikian, NKO dari unit-unit masih menunjukkan nilai
yang baik. Sehingga perlu align yang lebih baik, dan kerja keras
untuk mencapai target kinerja di semester II 2016

KDIV OPERASI REGIONAL JBTB


Pak Daniel Bangun (KDIVOR-JBTB), menyampaikan dua isu utama
yaitu isu operasional dan strategi pencapaian kinerja operasi
ekselen melalui eksekusi yang ekselen.

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 75


• Selain keberhasilan, beberapa kinerja yang perlu diperbaiki
adalah penjualan & susut.
• Strategi untuk mengejar kinerja dengan menerapkan the 4DX
(4 Disiplin untuk Eksekusi). Mungkin perlu uraian tersendiri
tentang 4DX ini, namun secara umum 4 Disiplin itu adalah:
Disiplin 1 : Fokus pada yang paling prioritas
Disiplin 2 : Bertindak pada Lead Measures (ukuran aktivitas)
Disiplin 3 : Menyajikan Scoreboard yang memotivasi (mudah
ditafsirkan, setiap anggota tahu dirinya sedang
menang atau kalah)
Disiplin 4 : Menciptakan Irama Akuntabilitas (Evaluasi rutin
harian/mingguan yang tuntas)
Penentuan lead indicators yang tepat merupakan
kunci dalam 4DX ini.

KDIV KONSTRUKSI REGIONAL JBTB


Pak Adang Sudrajat (KDIVKR-JBTB) menguraikan strategi dalam
mempercepat penyelesaian proyek. Strategi utama melalui 2 pilar.
Pertama, pilar intern yaitu membangun tim yang kuat, sinergi, jujur,
efektif, motivated, learning dan trust (saling percaya). Tim yang
dimaksud di sini bukan hanya suatu unit, tetapi seluruh jajaran PLN
sebagai satu kesatuan. Kedua, adalah memanfaatkan momentum
eksternal, seperti regulasi yang mendukung, support dari pemda
dan masyarakat.

Perjalanan 2016 sudah lebih dari setengah jalan, saatnya bagi kita
untuk bekerja maksimal membangun prestasi dengan eksekusi
yang ekselen.

Salam, Warsono

76 | Warsono
SEMANGAT MERDEKA
KITA ADALAH SEMANGAT
MENERANGI NEGERI

GM Note (29)

S ejarah kemerdekaan adalah sejarah panjang perjuangan


bangsa, dari seluruh wilayah, suku, golongan dan agama. Semua
disatukan dalam cita-cita bersama. Merdeka!
Tenaga, pikiran, waktu, harta bahkan darah dan air mata
dipersembahkan pendahulu kita untuk masa depan negeri tercinta.
Untuk anak cucu mereka. Untuk kita!
PLN juga anak kandung para pejuang Indonesia, bukan hasil
pemberian. Karenanya, semangat juang harus terus menyatu dalam
diri kita. Meneruskan tongkat estafet para pejuang terdahulu.
Tentu, perjuangan kita sebagai warga PLN di zaman merdeka ini
sudah berbeda. Kita bukan bukan berpeluh mengangkat senjata,
tetapi mengangkat peralatan kerja kita, sesuai tugas kita. Kita
bukan menghadapi tentara Belanda dan Sekutu, kita menghadapi
permasalahan dalam melayani masyarakat di unit kita masing-
masing. Kita bukan berjuang untuk merebut kemerdekaan lagi, tapi
berjuang “Menerangi Seluruh Negeri”.
Ya, Semangat Merdeka Kita adalah Semangat Menerangi Negeri.
Tidak ada lagi penjuru negeri yang tidak ada listrik, tidak ada
lagi listrik mati di seluruh negeri. Itulah cita-cita, semangat dan
persembahan kita untuk tanah air.
Selamat Hari Kemerdekaan RI ke-71!
Merdeka!!!
Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 77


DI GI KEBON AGUNG, KITA
BERSYUKUR KEPADA YANG
MAHA AGUNG

GM Note (30)

B ertempat di GI Kebon Agung, segenap jajaran APP Malang dan


Kantor Induk melaksanakan tasyakuran atas telah beroperasinya
2 buah Trafo di lingkungan APP Malang (26/8/16). Sebuah trafo IBT
150/70 kV kapasitas 100 MVA GI Kebun Agung dan Trafo 150/20 kV
kapasitas 60 MVA di GI Mojoagung. Kegiatan dimulai dengan senam
bersama, dilanjutkan dengan syukuran dan forum komunikasi.

Pada kesempatan itu Manajer APP Malang (Fermi Trafianto)


menyampaikan bahwa APP Malang sampai dengan hari itu, sudah
mengoperasikan 5 buah trafo yaitu di GI Ploso, Ngoro (mobile),
Kebonagung, Mojoangung dan Wlingi (mobile). Masih ada 2 lagi
yang harus segera diselesaikan yaitu Wlingi dan Sekar putih.

Penambahan trafo, memiliki arti penting dalam instalasi kita.


Dengan penambahan trafo tersebut selain untuk mengurangi
beban trafo yang ada (eksisting) juga menambah kapasitas untuk
penambahan pelanggan baru. Jika tidak dilakukan penambahan,
maka beban trafo kita akan semakin berat. Apalagi pertumbuhan
konsumsi listrik tahun ini meningkat sekitar 8%, bahkan sekitar 13%
untuk Bali. Idealnya memang, selain penambahan trafo, saluran
transmisi juga harus ditambah untuk mengurangi bottleneck.

Kegiatan tasyakur ini setidaknya memiliki 3 makna. Pertama, kita


mengakui bahwa hal ini merupakan anugerah Tuhan kepada kita.
Kedua, kita memuji dan mengucapkan terima kasih kepada Tuhan
atas kebaikannya. Ketiga, dengan rasa syukur atas keberhasilan itu

78 | Warsono
kita mengharap agar menjadi pondasi bagi keberhasilan yang lain.
Sebagaimana disebut dalam Kitab Suci, “Barang siapa bersyukur,
maka akan Kutambah nikmatnya”.

Kita juga bersyukur juga bahwa pada semester I 2016 ini, NKO Trans
JBTB cukup baik, yaitu 96,5. Secara rata-rata Direktoral Regional
Bisnis JBTB juga merupakan yang terbaik dari 7 direktorat regional.
Alhamdulillah!

Namun, tentunya kita tidak boleh berpuas diri. Masih banyak


kelemahan yang harus kita perbaiki. Masih banyak tugas lain yang
harus kita selesaikan. Bukan hanya agar kinerja kita baik, namun
terutama agar pelayanan kita kepada masyarakat semakin baik.

Akhirnya, Semoga rasa syukur kita kepada Yang Maha Agung di


GI Kebon Agung, untuk trafo GI Kebon Agung dan GI Mojoagung,
menjadi jalan yang mempermudah meraih keberhasilan-
keberhasilan dalam melaksanakan tugas yang sedang kita usung,
dan semoga kita menjadi insan yang beruntung. Aamiinn YRA.

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 79


SURYA PEMENANG:
KERJA SAMA MEMBUAT
KITA MENANG

GM Note (31)

A walnya dari PT Surya Pemenang. Calon pelanggan PLN itu


mengajukan pasang baru TT kepada PLN Disjatim. Lumayan
30 MVA. Masalahnya : mereka minta segera di awal September.
Jika menggunakan prosedur biasa (as usual) jelas tidak mungkin
tercapai. Padahal potensinya besar. Biaya Penyambungan saja Rp
24 M, cash. Belum dari potensi penambahan pemakaian listrik di
masa depan. Dan tak kalah
pentingnya, citra pelayanan
PLN.

Dengan semangat melayani


yang tinggi, seluruh jajaran
PLN, baik Kantor Induk Trans
JBTB, APP Malang dan Madiun,
serta Disjatim dan Area Kediri
bersatu padu mencari solusi.
Ada beberapa alternatif,
masing-masing memiliki positif
dan negatif. Akhirnya disepakati
solusi interim menggunakan
trafo mobile, sedang yang
permanen nantinya adalah
pemasangan bus tie baru.

Sesuai arahan Pak Amin Subekti,


kita harus mengikuti filosofi

80 | Warsono
‘wedding party’. Pertama tentukan hari H sebagai deadline. Baru
setelah itu disusun kebutuhan, rencana kerja untuk mencapainya.
Dari hasil brainstorming tim yang dipimpin Pak Nurahman.
Kritikalnya adalah penyediaan trafo mobile. Masalahnya, trafo
mobile semua terpasang, sedang yang tersedia hanya 20 mva
di Bali. Tidak mencukupi, selain itu perjalanan dari Bali ke Kediri
akan cukup lama. Opsi yang paling mungkin adalah menggunakan
trafo mobile di GI Wlingi, yang sedang terpasang sementara untuk
menghindari pemadaman selama pekerjaan uprating dari 30 MVA
ke 60 MVA.

Dengan demikian, agar trafo mobile bisa segera digunakan, maka


pekerjaan uprating GI Wlingi harus dipercepat oleh APP Malang.
Untuk itu diputuskan menggunakan Tim PDKB untuk mempercepat
pekerjaan. Selain itu, koordinasi dengan Disjatim dan pelanggan
juga perlu dilakukan terkait berbagai hal. Sehingga pekerjaan
tersebut adalah merupakan kerja bersama baik Trans JBTB, Disjatim,
maupun sisi pelanggan.

Alhamdulillah, dengan semangat melayani dan kerja sama yang


saling menguatkan. Pekerjaan bisa berjalan tepat waktu. Puncaknya
adalah Penandatanganan Jual Beli listrik antara PLN Area Kediri
dan PT Surya pemenang, yang disaksikan oleh P Amin Subekti dan
pengoperasian trafo mobile oleh P Amin Subekti pada tanggal 7
September 2016. Setelah sehari sebelumnya (6 September 2016),
juga dilakukan Tasyakuran dan Peresmian beroperasinya Trafo
Uprating 60 MVA di GI oleh Pak Amin Subekti.

Jadi, dengan pekerjaan tersebut, “sekali gayung dua pulau


terlampau”. Pekerjaan Uprating Trafo di Wlingi lebih cepat, dan
Pelayanan PT Surya Pemenang bisa tepat waktu.

Prestasi yang luar biasa ini, perlu kita syukuri. Keberhasilan dan
kemenangan ini merupakan buah dari kerja sama dan kerja keras
dari semua pihak dalam melayani pelanggan. Di Surya Pamenang

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 81


kita belajar bahwa ”Kerja Sama Membuat Kita Menang”.

Terima kasih kepada Pak Nur Rahman, Pak Asar, Pak Fermi, Pak
Sugata, Pak Eko dan seluruh jajarannya atas semangat dan kerja
kerasnya. Bravo PLN Trans-JBTB

Salam, Warsono

82 | Warsono
PLN BERINTEGRITAS

GM Note (32)

S ebagai kelanjutan dari gerakan PLN Bersih, dicanangkan PLN


Berintegritas. Saya lebih menyukai istilah “gerakan” daripada
“program”. Karena gerakan lebih menunjukkan semangat, dan sifat
masif seluruh jajaran, bahkan juga stakeholder. Berbagai program
kegiatan dilakukan untuk mendukung gerakan ini, seperti festival
budaya, mutli stake holder forum, visual managemen, dll. Salah satu
yang penting yang menjadi pilar gerakan ini adalah pembentukan
Change Agent PLN Berintegritas di semua level.

Apa sih PLN Berintegritas? Untuk apa PLN Berintegritas perlu


dilakukan?

Sebenarnya PLN Berintegritas tidak perlu dipertanyakan lagi.


Karena integritas adalah salah satu dari 4 tata nilai kita (SIPP). Apa
arti integritas? Kalau kita tanya google.com, integritas memiliki
3 makna, yaitu: jujur dan keteguhan pada prinsip dan etika, dan
kesatuan/keutuhan. Sedang menurut Pedoman Perilaku PLN,
integritas memiliki 3 makna: 1. Jujur dan menjaga komitmen, 2.
Bertanggung jawab, 3. Keteladanan.

PLN Berintegritas pada hakekatnya gerakan internalisasi tata nilai


PLN di atas. Internalisasi kejujuran, tanggung jawab (kesatria),
keteladanan, keteguhan. Karena budaya itu bersifat tidak kelihatan,
maka gerakan ini dilakukan melalui berbagai action, kegiatan,
langkah nyata, yang kelihatan, dalam membangun nilai integritas
itu. Tentu, membangun budaya tidak cukup hanya dengan kegiatan

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 83


tersebut, tetapi harus dalam keseharian kita. Namun, kegiatan itu
adalah simpul, komitmen, dan genderang dalam membangun PLN
berintegritas itu.

Ada ungkapan yang sangat baik kita ikuti dalam membangun gerakan
ini: “Daripada mengutuk kegelapan, lebih baik kita menyalakan
lilin”. Gerakan ini adalah menyalakan lilin itu di lingkungan kita.

Mari kita sambut dengan bangga PLN Berintegritas, mulai dari diri
sendiri, insya Allah akan menyebar ke lingkungan kita, unit kita,
perusahaan kita, Indonesia kita bahkan dunia.

Jujur itu hebat!


Tanggung jawab itu kebanggaan!!
Keteladanan itu dimulai dari diri sendiri!!!

Salam, Warsono

84 | Warsono
ALL OUT MENDONGKRAK
EKSEKUSI PENGADAAN

GM Note (33)

P engadaan Barang dan Jasa (PBJ) merupakan salah satu kegiatan


pokok dan besar dalam perusahaan kita. Keberhasilan dalam
proses PBJ ini sangat menentukan berjalannya kegiatan usaha kita,
baik kegiatan operasi maupun investasi. Volumenya juga cukup
besar. Sebagai gambaran SKI 2016 Trans JBTB sebesar Rp 689 M.
Keberhasilan proses pengadaan AI juga menjadi salah satu KPI Unit
kita.

Namun, berdasarkan data kinerja s.d. bulan Agustus 2016, baru 11


PRK dari 51 PRK atau sekitar 21% yang sudah tereksekusi. Hal ini
tentu menjadi perhatian kita bersama. Oleh karena itu, di waktu
yang hanya tersisi 3,5 bulan ini, kita harus “all out” berusaha agar
penyerapan SKI ini bisa berhasil.

Mengapa? Karena, seluruh SKI sudah merupakan program prioritas


yang kita perjuangkan kepada PLN Pusat. Semua program tersebut
sangat vital dalam meningkatkan performance aset kita baik ke
depan. Peralatan kita yang sudah mulai memburuk performance
nya, atau sudah tua atau trafo yang sudah overload, misalnya, perlu
segera diganti atau ditambah. Melalui SKI inilah, program tersebut
kita eksekusi. Kalau kita gagal mengeksekusi, artinya kita menyia-
nyiakan waktu/kesempatan, tenaga dan anggaran yang sudah
disediakan. Trust/ kepercayaan kepada unit kita juga akan menurun.

Berdasarkan hasil evaluasi, permasalah utama adalah pada


lambatnya dokumen lelang, khususnya dokumen enjiniring,

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 85


diselesaikan. Akibatnya, kegiatan pengadaan tidak bisa berlanjut.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah segera mempercepat


proses pengadaan, antara lain:

1. Mempercepat proses pengambilan keputusan dalam menyusun


enjiniring, jika terdapat revisi segera dibuat revisinya. Jangan
bolak-balik dokumen yang hanya memperlama proses. Jika
pejabat ybs tidak bisa mengambil keputusan, segera bawa ke
pejabat di atasnya. Jangan biarkan terkatung-katung tanpa
keputusan.
2. Melakukan monitoring proses harian, dan mingguan. Sehingga
jika terdapat keterlambatan segera dapat diketahui dan
dilakukan action perbaikan dan percepatan.
3. Melakukan sinergi SDM antar unit/bidang. Unit/Bidang yang
beban pekerjaan relatif sedang berkurang agar menugaskan staf
ke unit/bidang lain. Untuk Kantor Induk, penugasan dilakukan
oleh GM, dan harus dilaksanakan dengan baik.

Kita perlu perbaikan irama dan proses kerja, agar bisa menyelesaikan
dengan baik. Meski waktu terbatas, dengan kerja sama dan kerja
keras, dengan all out, saya yakin tugas ini dapat dilaksanakan
dengan baik.

Salam, Warsono

86 | Warsono
MADURA, SEMANGAT
MELAYANI YANG TERUS
MEMBARA

GM Note (34)

P erjalanan ke Pulau Madura memang menyenangkan. Selain


melewati Jembatan Suramadu yang menjadi kebanggaan
Propinsi Jatim, bahkan Indonesia, juga melewati pemandangan
yang indah, makanannya yang istimewa dan warganya yang terbuka
dan bersemangat.

Perjalanan dimulai ke ujung yaitu Sumenep. Dengan ditemani


oleh Pak Yuli yang penuh semangat dan punya banyak sekali cerita
menarik, perjalanan panjang itu terasa sebentar. Pagi harinya, kami
berkunjung ke GI Sumenep yang tidak jauh dari kota. GI Sumenep
adalah salah satu yang menyumbangkan salah satu trafo baru yang
diresmikan Pakde Karwo di awal tahun. GI nampak bersih dan
terawat baik. Dari pengamat saya, bukan hasil dari kerja semalam
karena mau dikunjungi tapi memang sudah menjadi budaya. Karena
bisa terlihat mana yang hasil kerja semalam dan yang sudah lama.
Di GI itu selain melihat trafo tersebut, kami melakukan dialog yang
cukup intensif dan terbuka dengan Pak Suyoto (Spv GI Sumenep)
yang ramah dan antusias beserta jajaran dan para mandor line.
Bahkan beberapa staf dari rayon Sumenep juga ikut bergabung.
Berbagai harapan dan permintaan disampaikan oleh jajaran
GI Sumenep, namun yang jelas nampak semangat besar untuk
melayani dan terus memperbaiki pelayanan kepada pelanggan.

Perjalanan berikutnya adalah GI Pamekasan, setelah sebelumnya


menyempatkan untuk melihat Masjid Sumenep dan Astana Tinggi
yang indah di Sumenep. Di GI Pamekasan, selain bertemu dengan

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 87


teman-teman GI Pamekasan juga turut hadir Asman dan staf dari
Area Pamekasan. Ini menunjukkan bahwa kebersamaan jajaran PLN
dalam melayani pelanggan sangat baik. Kami hadir di GI Pamekasan,
selain untuk bertemu dengan jajaran PLN di Pamekasan, juga
melakukan Tasyakuran atas beroperasinya Kapasitor 25 MVAR. Ini
merupakan salah satu bentuk komitmen dalam melayani pelanggan.
Dampak dari beroperasinya kapasitor ini cukup signifikan. Tegangan
yang semula selalu muncul dalam laporan operasi harian dengan
tegangan di bawah standar, yaitu sekitar 134-135 kV, naik menjadi
139-140 kV. Temen-teman distribusi juga sangat bergembira
bergembira dengan kenaikan tegangan tersebut.

Tujuan perjalanan terakhir adalah GI Sampang. Ditemani Pak Yuli


dan Pak Heboh, kami meninjau kondisi Kantor dan GI. Masalah yang
cukup penting untuk menjadi perhatian adalah tanah yang bergerak,
sehingga merusak bangunan menjadi retak-retak. Instalasi kita
juga ikut bergeser, sehingga perlu penanganan khusus. Kondisi ini
sudah cukup lama dan perlu dicarikan solusinya ke depan, untuk
meningkatkan keandalan pelayanan.

Perjalanan ini sungguh sangat bermakna bagi saya. Selain bisa


mengenal lebih dekat kondisi transmisi & GI, namun juga melihat
dan merasakan jajaran PLN Madura yang memiliki semangat
melayani yang terus membara.

Salam, Warsono

88 | Warsono
EMAS UNTUK SMK3
& SMP

GM Note (35)

S ifat instalasi dan pekerjaan di bidang transmisi tenaga


listrik memiliki beberapa risiko tinggi, di antaranya risiko
keamanan (security) dan keselamatan (safety). Risikonya tinggi
karena dampaknya besar baik dari sisi personil maupun biaya.
Kemungkinannya juga cukup tinggi. “Pekerjaan jaringan listrik
adalah pekerjaan ke-4 paling berbahaya”, adalah salah satu
percakapan dalam film “Life on the Line” (2016) yang dibintangi
John Travolta, yang menunjukkan tingginya risiko bidang pekerjaan
kita. Karena itu keamanan dan keselamatan keselamatan kerja
adalah harga mati. No tolerance!

Kita harus percaya bahwa kecelakaan dan kerugian itu bisa dihindari
(preventif), dan dampaknya bisa dikurangi (kuratif). Bagaimana cara
menghindari dan menguranginya? Itulah fungsi Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan Sistem Manejemen
Pengamanan (SMP) dibuat.

Alhamdulillah, hasil audit beberapa waktu lalu kita mendapat


sertifikasi emas untuk SMK3 Kantor Induk dan SMP untuk 3
obvitnas (KI, Cabel Head Bali & Banyuwangi). Ini tentu berkat kerja
keras, dan semangat luar biasa dari teman-teman. Terutama Pak
Anas/Subronto (SMK3) dan Pak Robert R/Agus Dwi S (SMP) dan
jajaran. Saya mengucapkan selamat dan terima kasih. Karena
berdasarkan informasi, unit kita termasuk yang paling awal
mendapatkan sertifikat emas di antara seluruh unit baru. Sungguh
membanggakan…

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 89


Apakah sertifikat emas itu sudah mencukupi? Tentu tidak,
sertifikasi adalah dasar atau fondasi dalam menyusun sistem dan
budaya. Yang lebih penting lagi adalah membangun budaya safety
(behaviour based safety) dalam keseharian kegiatan kita. Terutama
dalam kegiatan yang berisiko besar, seperti pekerjaan pemeliharaan
dan konstruksi. Peran manajemen, pengawas lapangan, pengawas
K3 dan pelaksana sangat menentukan dalam melaksanakan standar
K3 yang ada dalam SMK3.

Berbekal sertifikasi emas SMK3 dan SMP, mari kita bangun budaya
aman & selamat.
Safety first dalam kita bekerja! Karena keluarga kita tercinta
menunggu di rumah…

Salam, Warsono

90 | Warsono
VENDOR GATHERING:
MEMBANGUN HUBUNGAN
PROFESIOAL PLN DAN
MITRA
GM Note (36)

V endor gathering di lingkungan PLN Trans JBTB dilakukan di APP


Surabaya pada hari Kamis, 6 Oktober 2016 dihadiri oleh seluruh
jajaran manajemen baik GM, MB, MAPP, Pejabat Renda & Laksda,
serta -tentu saja- mitra kerja. Kegiatan ini merupakan ‘milestone”
penting dalam membangun hubungan profesional PLN arn Mitra
kerja.

Kita ketahui bahwa, peran mitra kerja sangat vital dalam


menjalankan berbagai program/kegiatan kita, baik menggunakan
investasi maupun operasi. Jumlah anggaran investasi maupun
operasi cukup besar setiap tahunnya, dan cenderung meningkat.
Jika hubungan kerja tidak profesional, maka pekerjaan kita
menjadi terbengkalai. Proyek-proyek bermasalah, mutu pekerjaan
tidak baik, terlambat, bahkan hingga masalah perselisihan atau
masalah hukum berkepanjangan. Tentu, kedua belah pihak tidak
menginginkan hal seperti itu.

Pada dasarnya, hubungan PLN dan mitra adalah hubungan timbal


balik yang saling membutuhkan, setara, dan diharapkan berhorison
jangka panjang. Karenanya, hubungan yang sehat, bersih dan
profesional harus terus-menerus kita bangun.

Pada kesempatan itu, saya menyampaikan 4 pilar penting dalam


membangun hubungan PLN dan Mitra yang profesional, yaitu:

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 91


1. Kepatuhan terhadap aturan/legal (Legal compliance)
Ini merupakan pondasi paling penting. Masalah regulasi/aturan
harus menjadi kesepakatan bersama yang harus dipatuhi, baik
aturan pemerintah (yang mengikat semua warga negara) maupun
aturan internal PLN (yang mengikat semua anggota PLN dan yang
berhubungan dengan PLN). Ketidakpatuhan terhadap legal akan
selalu menjadi sumber masalah di kemudian hari. Karenanya,
dalam vendor gathering ini didiskusikan beberapa aturan terkait
proses pengadaan barang dan jasa.

2. Proses pengadaan yang baik (Procurement Excellence)


Prinsip pengadaan yang baik sebenarnya sudah disampaikan
dengan jelas dalam SK Direksi tentang pengadaan barang dan jasa.
Prinsipnya pengadaan barang dan jasa yang baik adalah yang efektif,
efisien, transparan, kompetitif, adil dan wajar, dan akuntabel.

3. Hasil kerja yang baik (Performance Excellence)


Setelah proses pengadaan taat terhadap aturan dan dilaksanakan
dengan baik, tentu yang tidak kalah pentingnya adalah hasil
kerja (performance) juga baik. Memenuhi kebutuhan dan tujuan
pengadaan. Pelaksanaan pekerjaan berjalan dengan baik, aman,
lancar sesuai jadwal atau bahkan lebih cepat dan mutu barang dan
jasa yang dihasilkan juga baik. Termasuk dalam hasil kerja yang baik
adalah penyelesaiaian finansial (pembayaran) dan serah terima
pekerjaan yang tertib dan bersih. Sehingga menyenangkan semua
pihak. Inilah tujuan pengadaan pada akhirnya.

Karena itu pada kesempatan itu, PLN menyampaikan ketentuan


direksi mengenai Kinerja Vendor dan hasil penilaian. Dari paparan,
kinerja vendor yang sudah dinilai masuk dalam kategori baik dan
cukup. Ini cukup menggembirakan.

Namun, itu tidak cukup karena baru satu arah dari PLN ke Vendor,
sedang penilaian dan feedback dari PLN belum ada. Karena itu pada
kesempatan tersebut, kita mengadakan survei kepada vendor untuk

92 | Warsono
menilai proses di PLN. Hal ini penting untuk melakukan perbaikan
secara terus-menerus.

4. Menjunjung tinggi Etika


Ini aspek yang tidak kalah pentingnya, bagaimana dalam pelaksanaan
pengadaan barang dan jasa dilaksanakan dengan menjunjung
tinggi etika. Menjauhkan diri dari motivasi dan sikap yang tidak
terpuji, baik dari warga PLN maupun mitra. Salah satu etika yang
sangat penting adalah integritas. Kejujuran. Karena itu pada
kesempatan itu, disampaikan tentang gerakan PLN berintegritas
yang merupakan kelanjutan PLN Bersih, kemudian dilanjutkan
dengan penandatanganan bersama komitmen PLN Berintegritas
oleh seluruh jajaran PLN dan seluruh Vendor yang hadir. Tentu,
tanda tangan itu tidak cukup. Namun itu adalah tonggak penting
membangun PLN Berintegritas dalam keseharian.

Akhirnya, saya mengajak kepada seluruh jajaran Trans-JBTB untuk


bersama-sama membangun hubungan kerja yang profesional,
sehat dan bersih dengan mitra kerja. Hindari sikap-sikap tercela
yang akan merendahkan dan menyulitkan kita sendiri.

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 93


KEPEMIMPINAN SEBAGAI
PERJALANAN (LEADERSHIP
JOURNEY)

GM Note (37)

P emimpin sangat erat hubungannya dengan “Mimpi”, bahkan


menjadi salah satu esensi dari pemimpin. Secara kebetulan
dalam bahasa Indonesia, “Pemimpin = Pemimpi+N”. Pemimpin
haruslah seorang pemimpi. Namun pemimpi saja, tidak cukup
untuk menjadi pemimpin. Harus ada faktor penting: N, yaitu Nyali,
Need for achievement, actioN, Nglakoni (melakukan). Bisa dibaca
buku saya “Mozaik Kehidupan” (2016), halaman 106-107.

Mimpi, selalu berhubungan dengan perubahan, perbaikan.


Karenanya salah satu perjalanan kepemimpinan adalah perjalanan
melakukan perubahan. Bukan sekedar perubahan pada diri sendiri
saja (tentu harus dilakukan), tetapi perubahan pada unitnya.

94 | Warsono
Sebagai contoh (yang saya sampaikan dalam beberapa forum)
adalah perubahan pada kereta api oleh Pak Ignasius Jonan (Dirut
KAI, sekarang Menteri ESDM). Jonan merubah kereta api yang
selama bertahun-tahun citranya buruk, seperti: jorok, telat,
penumpang berjubel, dan berbagai citra jelek lain. Tapi, sekarang
semua itu tinggal cerita lama.

Karena itulah, pada saat Tea morning (7/10/2016) di Kantor Induk,


seluruh jajaran manajemen menyusun komitmen membangun
leadership journey. Perjalanan melakukan perubahan. Setiap
manajer dasar harus punya mimpi perubahan. Cukup 1 saja. Namun
kalau berhasil, akan menjadi legacy (warisan) yang membanggakan
bagi kita untuk perusahaan. Mimpi itu tidak mesti yang rumit-
rumit, bisa sederhana saja, tapi bermakna bagi perusahaan.
Sebagai contoh: DM Hukum (Taufik Dermawan) memiliki komitmen
agar semua aset tanah PLN memiliki sertifikat/dokumen legal.
Sederhana, tapi dampak besar. Masalah ini merupakan masalah
yang sudah puluhan tahun belum terselesaikan. Jika, kita berhasil
menyelesaikan masalah ini, maka merupakan legacy yang
membanggakan untuk PLN. Bukan hanya saat ini, namun jauh
ke depan. Bukan sebaliknya, memberi warisan masalah kepada
pengganti kita.

Menurut sebuah hadis, “semua kita adalah pemimpin, dan akan


diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinan kita”. Kita semua
adalah pemimpin, atas tugas kita yang diberikan perusahaan. Mari
masing-masing kita memiliki mimpi untuk melakukan perubahan,
yang bisa kita ceritakan dengan bangga kepada PLN, kepada
penerus kita, anak cucu kita.

Saya yakin semua jajaran Trans JBTB, memiliki mimpi yang sama
untuk perbaikan, serta nyali, semangat, kerja untuk meraih mimpi
itu. Seperti rumus “ Pemimpin =Pemimpi +N”.

Salam, warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 95


SELAMAT HLN 71-KERJA
NYATA TERANGI NEGERI

GM Note (38)

K epada seluruh keluarga besar


PLN, hari ini adalah Hari Listrik
Nasional ke 71. Harinya PLN. Harinya
seluruh masyarakat kelistrikan. Saya
mengucapkan Selamat HLN 71.

71 tahun sudah PLN bekerja nyata


menerangi seluruh negeri. Dari ujung
pulau terjauh hingga perkampungan
tinggi di atas gunung-gunung.
Sepanjang hari, 24 jam tanpa henti.
Seperti napas dan aliran darah
kita menghidupi tubuh kita, listrik
menghidupkan siang dan malam
masyarakat kita.

Kabel-kabel dan tiang-tiang kita menyatukan pembangkit di gunung


atau pantai, dengan tiang-tiang transmisi yang tinggi, jaringan
distribusi yang menyebar, hingga seluruh peralatan listrik di rumah-
rumah, pabrik-pabrik, kantor-kantor, mesin-mesin hingga charger
hand pone. Mesin terbesar, terluas dan terpanjang di Indonesia.

Tapi itu belum cukup, masih banyak yang harus kita lakukan.
Karenanya, kita terus bergerak berkarya nyata, dengan pikiran,
tenaga dan hati. Menjangkau tempat-tempat yang belum terlistriki.
Rumah-rumah dan Gedung-gedung yang belum terlistriki. Di mana

96 | Warsono
pun di seluruh negeri.

Mari kita sambut tugas kita dengan gembira dan bangga. Bangga
menjadi PLN. Bangga menjadi warga yang memilih untuk terus
berkarya menerangi negeri. Tanpa henti.

Semoga Allah SWT juga menerangi jalan dan hati seluruh keluarga
besar PLN di seluruh negeri. Aamiin YRA

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 97


SERTIFIKASI ASSET
MANAGEMENT (ISO 55001)

GM Note (39)
Nov 07 2016

S esuai Perdir 020/DIR/2015 Tentang Organisasi Transmisi Jawa


Bagian Timur dan Bali, secara singkat ada 5 misi (tugas) yang
diberikan direksi kepada kita, yaitu: (1) Melakukan pengembangan,
dan (2) pengelolaan aset transmisi, (3) pengendalian investasi dan
(4) logistik transmisi, dan (5) melaksanakan pemeliharaan transmisi.
Key wordnya adalah: 1. Pengembangan, 2. Pengelolaan, 3. Investasi,
4. Logistik dan 5. Pemeliharaan (Disingkat: PP ILP).

Ke-5 tugas diatas, pada dasarnya adalah merupakan tugas


managemen aset. Karena itu, singkatnya tugas kita adalah
melakukan managemen aset untuk aset-aset transmisi yang berada

98 | Warsono
di wilayah Jawa Timur dan Bali. Adapun sasaran dalam pengelolaan
aset tersebut juga ada di Perdir 020/DIR/2015, yaitu: efektif, efisien,
andal dan ramah lingkungan.

Bagaimana visi kita dalam melakukan misi (tugas) dari Direksi


tersebut? Visi kita adalah ingin melakukan misi tersebut dengan
standar internasional atau kelas dunia. Karena itu secara lengkap
visi PLN Transmisi JBTB adalah: “Menjadi pengelola transmisi
yang Efisien, Efektif, Andal & Ramah Lingkungan dengan Standar
Internasional”. Hal sejalan dengan visi Regional JBTB untuk meraih
World Class Services 2020.

Apanya yang standar internasional? Secara rinci ada dalam GM


Note (12), yang disingkat dengan 3P yaitu: Person (SDM), Process,
dan Performance. Kita ingin, personal kita memiliki kualifikasi yang
tidak kalah dengan perusahaan transmisi dari negara lain. Kita ingin,
proses kerja kita juga memiliki standar internasional. Dan, akhirnya:
Performancenya juga tidak kalah dengan negara lain.

Untuk membangun proses sesuai dengan standar internasional,


maka mau tidak mau kita harus mengacu kepada standar ISO yang
diakui internasional. Inilah arti pentingnya sertifikasi ISO 55001
Asset Management terkait visi kita.Kegiatan sertifikasi ISO 55001
ini diawali dengan setup ISO 55001, dengan menggandeng mitra
dari BSI (British Standar Institution) dan PLNE.

Jadi, sertifikasi ISO 55001 Asset Management merupakan pilar


untuk mewujudkan visi kita, sebagai pengelolan aset transmisi
dengan standar internasional. Target kita tahun 2017 kita sudah
mendapatkan sertifikasi. Dan kita yakin: Bisa!

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 99


KERJA KERAS BERBUAH
PRESTASI

GM Note (40)

B ulan-bulan ini sungguh merupakan bulan yang menggembirakan


bagi kita. Alhamdulillah. Beberapa prestasi berhasil diraih oleh
jajaran Transmisi JBTB, dalam beberapa event. Pertama dalam even
Harlisnas, kedua even Festival Budaya PLN Berintegritas, dan ketiga
dalam Rakor Direg JBTB.

Dalam acara Harlisnas ke-71, di Kantor Pusat, kita berhasil meraih 5


Piala Dirut, yaitu untuk kategori :
1. Implementasi EAM, Terbaik 1 (APP Malang)
2. Tatakelola PDKB Jaringan, Terbaik 1 (APP Probolinggo)
3. Tatakelola PDKB GI, Terbaik 2 (APP Bali)
4. Basecamp, Terbaik 1 (BC Jember, APP Probolinggo)
5. Pegawai Pilihan 1 (Bagus Setiyawan, APP Probolinggo)

Dalam even Festival Budaya PLN Berintegritas, Tim PLN berintegritas


kita berhasil mengantarkan kita sebagai terbaik 1 Kategori Proses
Bisnis Transmisi, yang mengambil tema probis SMK3.

Dalam rakor Regional JBTB, kembali kita berhasil mendapatkan dua


piala, yaitu terbaik 1 5S (APP Malang) dan Terbaik 2 5S (APP Bali).

Semua prestasi di atas, di samping prestasi-prestasi yang


lain, merupakan hasil kerja keras dari seluruh jajaran. Ini juga
menunjukkan bahwa proses bisnis telah berjalan dengan baik di
lingkungan Transmisi JBTB, meski merupakan organisasi baru.

100 | Warsono
Kita memang membiasakan untuk berkompetisi, sebagai salah
satu jalan untuk membangun budaya berprestasi. Sebagaimana
dalam GM Note (17): Kompetisi Untuk Peningkatan Prestasi dan
Kompetensi.

Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada seluruh jajaran


atas kerja kerasnya. Saya juga mengucapkan selamat kepada Tim
yang telah mendapatkan prestasi terbaik dalam even-even di atas.

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 101


SEMANGAT HARI PAHLAWAN,
SEMANGAT MEMBANGUN
DENGAN KEMAMPUAN
SENDIRI
GM Note (41)

D i Hari Pahlawan (10 November) ini, saya secara khusus membuat


GM Note. Selain karena kepahlawanan adalah semangat yang
terus dinyalakan sebagai warga PLN, juga karena Hari Pahlawan
adalah penghormatan kepada Arek Suroboyo dengan pimpinan
Bung Tomo yang telah menjadi garda depan dalam membela negeri
ini.

Seperti disampaikan oleh Mensos RI dalam Amanat Upacara Hari


Pahlawan tadi pagi, bahwa Mewarisi semangat kepahlawanan di
masa sekarang tentu berbeda, dengan masa Bung Tomo. Karena
memang tantanganya memang sangat berbeda. Patriotisme yang
dulu bersifat defensif (mempertahankan), sekarang berubah
menjadi patriotisme progresif (pengembangan/pembangunan).
Dalam Patriotisme progresif ini, Semangat kepahlawanan kita
mewujud dalam Semangat Membangun dengan Kemampuan
Sendiri.

Sebagai anggota PLN yang merupakan perusahaan milik negara,


kita tentu harus menjadi garda depan dalam membangun semangat
kepahlawan yang baru tersebut. Banyak yang bisa kita lakukan,
misalnya:

1. Semangat berinovasi
Semangat untuk berinovasi merupakan salah satu bentuk cinta
kepada tanah air. Karena inovasi hanya lahir jika kita yakin akan

102 | Warsono
kemampuan sendiri bahwa kita bisa menyelesaikan masalah/
tantangan yang kita hadapi. Karena intu pola pikir inovasi ini
menjadi tema dalam Rakor TW III regional JBTB di Surabaya,
Selasa-Rabu kemarin (8-9 November 2016).

2. Semangat menghargai produksi dalam negeri


Pak Amin Subekti, dalam rakor kemarin, menegaskan pentingnya
kita untuk membangun industri dalam negeri dan menghargai
produksi dalam negeri.

Salah satu bentuk menghargai produksi dalam negeri adalah


dalam bentuk persyaratan TKDN (Tingkat Komponen Dalam
Negeri) dalam pengadaan kita. Juga pengadaan open book pada
beberapa peralatan transmisi. Jika ada peralatan/komponen
yang telah diproduksi oleh bangsa kita sendiri, harus kita
prioritaskan, tentu dengan tetap memenuhi standar.

3. Semangat patuh pada aturan dan etika


Patuh kepada aturan dan etika juga merupakan bentuk
kepahlawanan, karena akan memberi citra positif dan harga
diri bangsa kita. Jika sebaliknya, maka kita menjadi bagian dari
kelompok yang merendahkan bangsa sendiri di mata bangsa
lain.

4. Semangat bekerja sama,


Sebagaimana tema Hari Pahlawan kali ini, “Satukan Langkah
Untuk Negeri”, semangat bekerja sama, bergotong royong, saling
membantu dalam berkarya juga bentuk dari jiwa kepahlawanan.

Meneruskan anjuran Mensos, mari kita mewarisi semangat


kepahlawanan, dengan berkarya menjadi pahlawan bagi diri sendiri,
pahlawan bagi lingkungan, pahlawan bagi masyarakat maupun
pahlawan bagi negeri ini.

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 103


4DX: MEMBANGUN
DISIPLIN EKSEKUSI

GM Note (42)

B eberapa waktu yang lalu, saya bertemu dari seorang kawan


yang merupakan jebolan sebuah perusahaan multinasional
yang terkemuka di AS. Dia menceritakan kelebihan manajemen
mereka. Ternyata bukan karena sistem aplikasi yang canggih.
Cukup pakai spreadsheet, seperti Excel saja. Sederhana saja! Tapi
yang membedakannya adalah disiplin dalam mengawal eksekusi.
Setiap minggu, diadakan pertemuan membahas capaian minggu
lalu, keberhasilan dan kegagalan, secara terbuka dan diikuti
seluruh dunia. Dengan cara demikian, semua orang berpacu untuk
mencapai target dalam orde mingguan, dan mengambil pelajaran
(leason learned) baik dari keberhasilan maupun kegagalan secara
rutin. Inilah menurut saya, inti dari 4DX: Fokus dan disiplin dalam
eksuksi program.

Salah satu jebakan kita dalam bekerja adalah kesibukan yang luar
biasa ke sana ke mari, karena memang urusan kita banyak, namun
tidak memberi hasil yang jelas. Inilah jebakan yang disebut dengan
“aktivitas puting beliung” (whirwind activity). Dengan 4DX, kita
diarahkan menjadi lebih fokus dan disiplin mengawal kegiatan yang
memberi hasil yang sangat penting (Wildly Important Goal).

• “the 4 Diciplines of Execution” disingkat 4DX adalah metode


sederhana, tapi terbukti efektif untuk memastikan eksekusi
sasaran yang paling penting. Langkahnya juga cukup sederhana.
Cuma 4 Disiplin saja, yaitu:
Fokus pada sasaran yang amat sangat penting (Wildly Imprtant

104 | Warsono
Goals, disingkat WIG).
Daripada kehilangan fokus pada sasaran yang sangat banyak,
cukup konsentrasi pada 2-3 sasaran yang betul-betul penting
bagi perusahaan. Untuk Trans-JBTB, berdasarkan analisis yang
metodenya tertentu, dipilih 3 WIG untuk tahun 2016, yaitu:
1. Menurunkan gangguan transmisi & trafo, 2. Meningkatkan
realisasi kontrak SKI 2016, dan 3. Meningkatkan tambahan
kapasitas trafo.
• Bekerja berdasarkan Lead Measurement (LM)
Sasaran-sasaran (WIG) biasanya berisi indeks, atau ukuran
hasil akhir dari berbagai aktifitas. Misalnya TLOF atau jumlah
gangguan transmisi adalah hasil bukan kegiatan, sehingga tidak
bisa menjadi dasar untuk membuat rencana kerja yang bisa
kita evaluasi berhasil tidaknya setiap minggu. Sehingga WIG di
atas harus diterjemahkan dalam aktivitas yang memiliki efek
paling besar terhadap WIG, yang disebut Lead Measurements
(LM). Misalnya untuk TLOF, LM-nya adalah: melakukan climb up.
Jika TLOF merupakan hasil akhir (Lag Indikator dari WIG), maka
melakukan climb up adalah LM. Fokus dari pekerjaan bukan
pada TLOF, tetapi pada jumlah tower yang dilakukan climb up.
Berapa jumlahnya setiap minggu.
• Konsisten menggunakan Scoreboard yang menggugah
Nah, aktivitas di atas (climb up) dibuatkan scoreboard yang
menggugah. Scoreboard tersebut dibuat:
– sederhana, sehingga gampang dibaca
– jelas, menunjukkan target dan realisasi LM maupun Lagg
Indicatornya,
– mudah, dalam waktu pendek bisa menampilkan menang/
kalah-nya Tim dalam melakukan LM
– menarik, membuat orang tertarik untuk melihat
• Membuat pertanggunggjawaban secara konsisten
Secara rutin (mingguan), membuat WIG Sesion sebagai evaluasi
dan komitmen mingguan. WIG Sesion ini berisi 3 hal saja, dan
tak perlu berlama-lama:
– apa komitmen (rencana) minggu lalu

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 105


– Bagaimana hasilnya? Menang/kalah?
– Komitmen apa untuk minggu depan.
Untuk melakukan WIG Sesion ini, telah dibangun infrastruktur
vicon antara Kantor Induk dengan APP, sehingga pelaksanaan
menjadi lebih fleksibel.

Kita tidak ingin 4DX ini hanya untuk keperluan training belaka,
namun kita optimalkan untuk membangun disiplin eksekusi.
Karena berdasarkan pengalaman, eksekusi kita masih sangat perlu
diperkuat. Keempat disiplin tersebut harus dilaksanakan dengan
serius di semua lini, baik Kantor Induk maupun APP.

Karena itu implementasi 4DX akan menjadi salah satu lomba di


TW 4 ini dan di antara agenda Manajemen dalam inspeksi ke unit
adalah 4DX, khususnya meninjau scoreboard.

Salam, Warsono

106 | Warsono
PERJALANAN KE PACITAN
(TOUR DE PACITAN)

GM Note (43)

P acitan sungguh indah. Sudah selayaknya Pacitan menjadi


salah satu ikon tujuan wisata. Pantai laut selatan yang putih-
biru begitu memukau. Kapal-kapal nelayan yang eksotik. Gunung-
gunung dengan pohon hijau menjulang. Jurang dan jalan berkelak-
kelok sepanjang perjalanan. Itu kesan yang sulit terlupakan pada
perjalanan panjang: Jogjakarta-Pacitan-Trenggalek-Madiun pada
tanggal 10-12 Oktober 2016 , bersama Pak Amin Subekti (Direg
JBTB) dan Pak Yugo Riyatmo (GM Disjatim). Selain tentu, kegiatan
internal PLN yang padat yang menggembirakan.

Adalah GI 150 kV Pacitan, acara pertama kali diadakan (11/10/2016).


Di sini 7 buah trafo & 2 kapasitor diresmikan oleh Bupati Pacitan
(Bapak Indartarto) bersama dengan Direg JBTB. Ini adalah
momen penting sebagai ungkapan rasa syukur sekaligus gembira

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 107


dan bangga atas kerja keras jajaran PLN Transmisi JBTB dalam
meningkatkan pelayanan. Bertambahnya instalasi tersebut, selain
menambah pasokan dan keandalan pasokan listrik, juga menambah
kepercayaan diri PLN dalam melayani. Pada kesempatan itu juga,
Pak Amin Subekti secara simbolis memberikan piagam penghargaan
kepada pegawai PLN yang berkontribusi dalam kegiatan tersebut.

Perjalanan dilanjutkan ke PLTU Pacitan, di sebuah teluk yang indah.


Pembangkit FTP-1 dengan kapasitas 2×300 MW tersebut mensuplai
listrik Jatim dan Jateng-DIY bagian selatan. Sangat vital! Yang
menarik dan sangat kita hargai, tentunya juga perlu kita tiru, adalah
semangat untuk memperbaiki kinerja pembangkit yang terus-
menerus dilakukan. Sudah kita ketahui bersama bahwa PLTU FTP-1
memang membawa berbagai masalah yang tidak mudah. Namun,
semangat teman-teman PLN dan PJB yang tak kenal lelah melakukan
perbaikan, sungguh luar biasa. Sehingga, kinerja Pembangkit
mengalami perbaikan yang signifikan. Masalah menjadi sarana
untuk melakukan inovasi. Itu lesson learn yang penting.

Perjalanan selanjutnya ke Rayon Trenggalek, berdialog dengan


karyawan. Kemudian dilanjutkan ke Madiun. Ada 2 kegiatan
utama yang dilakukan (12/10/2016). Pertama, Forum Komunikasi
dengan Direg JBTB dengan seluruh Karyawan APP Madiun. Kedua,
Peresmian gedung Area Madiun.

Dari beberapa hal penting yang disampaikan oleh Pak Amin Subekti,
ada satu ajakan yang perlu renungkan bersama, yaitu agar kita selalu
mengevaluasi diri, bahkan kalau perlu setiap hari. Sebelum pulang
atau sebelum tidur, misalnya, kita renungkan: apa yang sudah kita
hasilkan, apa yang sudah kita persembahkan hari ini untuk PLN?
Setiap akhir pekan juga perlu kita renungkan: apa yang sudah kita
hasilkan minggu ini? Apakah kalau kita sudah memberikan yang
terbaik untuk PLN? Atau hanya sekedar melakukan saja? Dengan
evaluasi diri merenung seperti ini, maka kita akan semakin baik dan
merasa bangga dalam bekerja di perusahaan yang kita cintai.

Salam, Warsono

108 | Warsono
BERSYUKUR DAN
BERBAGI

GM Note (44)

B ertempat di Aula APP Surabaya (11/11/2016), dipimpin langsung


MAPP Pak Novrizal diadakan Tasyakuran atas selesainya seluruh
proyek Investasi di APP Surabaya. Proyek investasi itu terutama
yang besar adalah beroperasinya 6 buah trafo (Cerme, Babadan,
2 trafo Manyar, Altaprima, Rungkut) dan rekondisi GIS Waru.
Tentu diluar instalasi beroperasi yang sudah kita lakukan syukuran
sebelumnya seperti Trafo Sumenep, Kapasitor Pamekasan dan Trafo
Segoromadu.

Kedua jenis proyek itu sangat vital untuk pasokan listrik di wilayah
APP Surabaya. Beroperasinya trafo berguna untuk meningkatkan

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 109


kapasitas pasokan terutama untuk mendukung pemasaran dan
pertumbuhan beban. Sedang rekondisi GIS Waru merupakan
revitalisasi instalasi GIS yang sudah cukup tua dan kondisi peralatan
sudah banyak mengalami penurunan performance. Diharapkan
dengan rekondisi ini performance GIS kembali meningkat sehingga
umur peralatan bisa meningkat. Apalagi kita tahu GIS Waru
merupakan simpul pelayanan kota surabaya, di mana ada 26 bay
baik transmisi maupun yang terhubung.

Kegiatan tasyakuran merupakan bentuk terima kasih dan pujian


kepada Allah SWT, karena sebagai umat beragama kita meyakini
bahwa semua hal tersebut bisa berjalan lancar adalah karena
perkenannya. Selain itu, juga ungkapan gembira dan penghargaan
kepada seluruh jajaran yang telah bekerja keras menyelesaikan
proyek yang banyak dan besar tersebut.
Yang menarik, kegiatan tasyakuran tersebut dibarengi dengan
kegiatan berbagi kepada Anak Yatim Pensiunan dan Janda Pensiunan
PLN, dalam bentuk santunan dan bantuan bedah rumah untuk
Janda Pensiunan PLN. Kegiatan santunan ini dilakukan bekerja
sama dengan LAZIS APP Surabaya dan IKPLN Jawa Timur. Hadir
pada kegiatan tersebut Ketua IKPLN Jawa Timur (Mintarjo) dan APP
Surabaya (Kunari) serta Direktur Lazis APP Surabaya (Dian Fitri).

Kondisi sebagian keluarga pensiunan PLN memang perlu uluran


tangan kita. Misalnya, kondisi rumah janda yang diberi bantuan
rumah memang sangat memprihatinkan. Kita harapkan kegiatan
berbagi kepada keluarga pensiunan ini, menjadi pendorong bagi
kegiatan berikutnya terutama kegiatan bedah rumah ini.

Bersyukur dengan berbagi adalah kegiatan yang sama-sama


bagiknya. Dengan bersyukur, insya Allah, nikmat dan keberhasilan
yang lain akan bertambah. Sebagaimana janji Allah SWT. Dengan
berbagi, maka hidup kita akan semakin berkah dan memberi
manfaat kepada orang lain, dalam hal ini para pendahulu kita di
PLN.

Salam, Warsono

110 | Warsono
BAHKAN KEDIP SAJA
TIDAK BOLEH!

GM Note (45)

B ertempat di The Square Ballroom, Ranch Market, Jl Basuki


Rahmat Surabaya (22/11/16), diadakan knowledge sharing
seharian dengan tema “Fenomena Kedip Tegangan, Penyebab
dan Penanggulangannya”. Narasumber forum knowldge sharing
ini berasal dari berbagai pihak yang kompenten baik internal PLN
maupun dari akademisi. Kebetulan saya berkesempatan menjadi
narasumber terkait kesiapan transmisi menghadapi kedip tegangan
ini. Puluhan peserta baik internal PLN maupun konsumen besar,
khususnya industri mengikuti forum tersebut.

Forum ini menandai kebutuhan konsumen yang lebih lanjut


(advanced). Bukan sekedar listrik harus ada dan tersedia
(availability), tetapi juga harus berkualitas. Bukan hanya ada dan
tersedia dengan tegangan tertentu, namun berkedip sebentar saja
menjadi masalah. Ini sudah menyangkut kualitas listrik (power
quality).

Kedip tegangan, dalam bahasa Inggris disebut Voltage Dip (IEC) atau
Voltage sag (IEEE), adalah fenomena turunnya tegangan (dibawah
10%) dalam waktu pendek (0,01 detik hingga 1 menit). Bagi
pelanggan rumah tangga barangkali efeknya kecil saja, misalnya
lampu berkedip, pompa kecepatanya menurun, atau komputer
restart. Namun bagi sebagian industri dampaknya sangat besar,
mulai dari kualitas produk yang menurun (sehingga menjadi reject
product), berhenti operasi pabrik, hingga proses recovery yang bisa
menyita waktu dan sumber daya.

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 111


Penyebab dari kedip tegangan bisa dari jaringan PLN (transmisi/
distribusi) maupun pelanggan. Namun paling banyak penyebabnya
adalah adanya gangguan temporer, yang kemudian diatasi dengan
recloser. Selama gangguan kemudian hinggan clearing inilah, terjadi
kedip tegangan tersebut. Kebanyakan kedip tegangan bersifat lokal,
namun bisa agak meluas jika gangguan cukup besar.

Upaya menanggulangi kedip tegangan ini perlu dilakukan secara


bersama antara PLN dan pelanggan, karena memang bersifat
kasuistis. Masing-masing perlu penanganan yang berbeda. Pak Satri
Falanu (salah satu narasumber dari PLN) misalnya, menceritakan
pernah menangani permasalahan tersebut dengan solusi yang
sederhana, hanya sedikit perubahan mekanisme kontrol di
pelangan. Namun ditempat lain memerlukan tambahan peralatan
untuk mitigasi kedip tersebut.

Bagaimana kontribusi Unit Transmisi? Tentu cukup besar, karena


jika kedip tegangan terjadi di Transmisi pengaruhnya lebih besar
dibanding jika terjadi di sisi Distribusi. Upaya mitigasi yang bisa
dilakukan oleh unit transmisi melalui 2 upaya, yaitu upaya aktif
(pencegahan) dan upaya pasif (korektif). Upaya aktif dilakukan
dengan upaya pemeliharaan intensif mengurangi potensi gangguan
dan perkuatan instalasi, misalnya menambah kapasitor. Sedang
upaya pasif adalah memperbaiki sistem proteksi sehingga lebih
cepat dan selektif, atau memasang peralatan pengukuran power
quality (PQ meter) dan peralatan mengantisipasi kedip tegangan,
seperti SVC dan DVR.

Upaya aktif tentu sudah kita lakukan, namun perlu diintensifkan


lagi terutama untuk lokasi yang dekat pelanggan industri besar.
Sedang pemasangan PQ meter sedang kita lakukan di beberapa
industri, dan kita rencanakan untuk dipasang di semua pelanggan
besar atau menggunakan peralatan portable. Namun, yang lebih
penting lagi adalah memanfaatkan PQ meter tersebut untuk
menghasilkan power quality report kepada distribusi/pelanggan.

112 | Warsono
Sehingga pelanggan mengetahui kondisi sebenarnya, dan kita
bisa memberikan konsultasi langkah-langkah perbaikan, jika ada
masalah tersebut.

Jadi, kita sudah mulai melangkah concern pelayanan kita, bukan


sekedar listrik harus tersedia saja, bahkan kedip saja tidak boleh!

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 113


MEMBANGUN KEBERSAMAAN
& PROFESIONALISME DI
FORUM BASECAMP

GM Note (46)

B ertempat di Madiun, selama 2 hari (28-29 Des 2016) diadakan


Forum Basecamp, dalam bentuk FGD dengan tema “Peningkatan
Mutu Dan Kehandalan Instalasi”. Berbagai sharing terkait problem
solving dan best practice disampaikan dalam forum ini. Selain untuk
membangun kebersamaan dari semua “komandan” Basecamp,
yang merupakan komandan lapangan yang mengeksekusi berbagai
program, juga membangun profesionalisme.

Pada kesempatan itu, selain belajar dari teman-teman di Lapangan


tentang banyak hal, saya juga menyampaikan beberapa hal.

Pertama, kita harus menyadari bahwa transmisi yang kita kelola


ini merupakan aset vital bagi penyaluran tenaga listrik kepada
masyarakat. Tingkat risiko dan kritikalitasnya cukup tinggi jika
terjadi gangguan atau kesalahan. Transmisi harus identik dengan
keandalan, sebagaimana moto kita yang pertama: Andal. Sehingga
kita dituntut untuk terus-menerus meningkatkan mutu dan
keandalan pelayanan kita. Tepat seperti dalam tema di tas.

Kedua, untuk mewujudkan pelayanan yang andal di atas, maka


kita harus membangun profesionalisme, sebagaimana moto yang
kedua: Profesional. Dalam mewujudkan profesionalisme tersebut,
maka di Basecamp harus dibangun, setidaknya 3 hal: 1. Sistem kerja
yang terstandar, 2. Personal yang kompeten, dan 3. Peralatan yang
cukup dan standar. Karena itu, dalam forum Basecamp itu saya

114 | Warsono
meminta agar ada standar pengelolaan basecamp yang diambil dari
best practice pada semua basecamp, yang dipresentasikan pada
hari itu. Kita tidak ingin hanya sekedar sharing saja.

Ketiga, terus menerus melakukan proses perbaikan berkelanjutan


(continuous improvement) maupun inovasi. Seperti yang saya
samapikan dalam siklus inovasi, yaitu: Masalah Problem Solving
Inovasi Stantarisasi Conitunous Improvement, dst.

Keempat, Pembinaan SDM BC sebagai tulang punggung kegiatan


di Transmisi perlu terus kita tingkatkan, baik kecukupan maupun
kecakapannya. Kegiatan pembinaan itu bisa dilakukan baik internal
dari internal BC/APP/KI, maupun bekerja sama dengan pihak
internal.

Karena pentingnya forum ini, saya meminta agar Forum BC ini


dilakukan secara rutin, dengan persiapan dan output yang terus
ditingkatkan.

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 115


MENJADI STANDARD
(SETTING THE STANDARD)

GM Note (47)

P ada hari Rabu (7 Desember 2016), Pak Amin Subekti (Direg


JBTB), didampingi Pak Paranai Suhasfan, Pak Adang Sudrajat
(KDIV-OR/KDIV-PR JBTB) beserta beberapa GM, menyempatkan diri
untuk meninjau sebuah Gudang yang cukup luas (+ 2 ha). Bagi orang
PLN melihat gudang PLN mungkin sudah terbiasa, dan mungkin
relatif sama di mana-mana. Berbagai material instalasi listrik yang
besar-besar, kendaraan, crane, dan berbagai macam peratalan yang
sudah entah berapa tahun, berkarat, bergeletakan tak beraturan.
Masalahnya selalu sama, penghapusan yang berlarut-larut. Hal itu
menjadi dalih (excuse) bagi kita untuk membuat masalah bertahun-
tahun ini menjadi sebuah kewajaran.

Namun, Pak Amin Subekti mengajak jajaran manajemen untuk


tidak berpikir biasa, bahkan mengajak kita untuk bekerja dengan
membuat standar yang tinggi. Bahkan, kita dapat menjadi standar
(setting the standard) bagi yang lain, baik internal PLN atau bahkan
bagi external. Jika kita memiliki standar yang tinggi, maka selalu
melakukan perbaikan secara terus menerus.

Untuk kasus gudang misalnya, jika kita tidak berbuat untuk membuat
standar pengelolaan yang baik, maka beberapa tahun lagi juga akan
tetap seperti itu. Padahal, tanah tersebut kebetulan berada di lokasi
ekonomi yang tinggi, di dalam kota. Beberapa gedung dan hotel
tinggi mengitarinya. Potensi ekonominya sungguh besar. Berbagai
rencana bisnis dari yang besar maupun yang kecil sebenarnya bisa
dilakukan untuk memanfaatkan lahan gudang tersebut.

116 | Warsono
Sejalan dengan anjuran Direg JBTB, Kita di Trans-JBTB, juga sudah
berkomitmen untuk jalan perubahan di unit kita untuk semua Sub-
bidang. Sebagaimana dalam GM Note (37): Kepemimpinan Sebagai
Perjalanan (Leadership Journey). Salah satu Leadership Journey
yang ditandatangani bersama adalah memperbaiki pengelolaan
Gudang kita.

Setting the standar juga menyangkut kepedulian kita terhadap


perusahaan kita. Bagi kita yang peduli, jika kita melihat sesuatu yang
kurang baik, meski sudah berlangsung lama, maka kita tergerak
untuk berbuat. Misalnya, melihat tempat yang kotor, maka kita
tergerak untuk membersihkannya. Apa bedanya orang yang peduli
dan yang tidak? Bedanya adalah berbuat.

Mungkin, beberapa probis kita sudah cukup baik sehingga menjadi


terbaik di PLN. Hal ini ditandai dengan prestasi kita sebagai terbaik
dalam pengelolaan Basecamp, EAM dan PDKB pada HLN 2016.
Bisa dikatakan menjadi standar bagi kita. Namun, masih banyak
pengelolaan yang masih perlu kita perbaiki dengan pola setting the
standard.

Dengan semangat peduli dan kebersamaan, insya Allah kita Bisa!

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 117


PEDULI ASET TANAH

GM Note (48)

P ada hari Selasa (13/12/16), diadakan Vicon terkait progres


sertifikasi tanah yang dipimpin langsung oleh Bpk. Muhamad
Ali (Direktur HCM) dan Bpk Tisna Gunawan (KDIVMUM). Masalah
legal kepemilikan tanah ini merupakan masalah yang sangat vital
dan memerlukan kepedulian kita bersama.

Mengapa sangat vital? Banyak sekali alasannya. Pertama,


sebagai perusahaan yang berbasis aset fisik, seperti pembangkit,
transmisi, GI, dan distribusi, maka tanah merupakan fondasi bagi
pembangunan dan pengoperasian aset-aset tersebut. Tanpa
tanah, PLN tidak bisa beroperasi. Jadi, kepemilikan aset tanah
ini menyangkut hidup-matinya PLN. Kedua, nilai aset tanah dan
properti kita sungguh sangat besar, berdasar informasi lebih dari Rp
100 triliun. Untuk Trans-JBTB nilainya juga cukup besar, mencapai
sekitar Rp 4 Triliun. Ketiga, lokasi dari aset tanah kita tersebar di
mana-mana, jumlahnya sangat banyak. Di Trans-JBTB saja lebih dari
10 ribu lokasi tapak tanah. Keempat, masalah tanah akan semakin
rawan di masa depan, sehingga harus dibenahi secepat mungkin.

Karena itu, kita harus bahu-membahu menyelesaikan legalitas tanah


ini. Permasalahan di lapangan juga sangat banyak. Masing-masing
lokasi memiliki permasalahan yang unik. Karena itu harus kita
‘pelototi’ secara terus-menerus setiap tapak tower. Alhamdulillah,
dengan kerja keras teman-teman dengan koordinasi DM Hukum
(Taufiq Dermawan), dalam kita berhasil menemukan tambahan
dokumen 1500 dokumen sertifikat, dari sebelumnya 3.492 lokasi

118 | Warsono
menjadi 4.992 lokasi. Namun yang belum selesai masih sangat
banyak. Karena itu, dengan dukungan dan kerja sama dari semua
pihak, baik internal maupun eksternal, kita harus menyelesaikan
legalitas tanah ini satu demi satu. Sampai tuntas.

Selain masalah legalitas, kepedulian itu juga ditunjukkan dengan


pengamanan dan pemanfaatan. Pengamanan secara fisik, kita
lakukan dengan pematokan dan pemagaran, sebagai penanda,
sekaligus menghindari penyerobotan oleh pihak lain. Terakhir, yang
tidak kalah pentingnya adalah pemanfaatan aset tanah yang sudah
dibeli oleh PLN ini, dengan cara yang tidak mudah. Bagaimana
memanfaatkan aset sehingga memberi nilai tambah kepada
perusahaan, menjadi tugas kita berikutnya.

Saya yakin, dengan kerja keras dan kerja cerdas, teman-teman bisa
menyelesaikan masalah ini hingga tuntas, meskipun kita tahu tidak
mudah. Namun, jalan dan cara menyelesaikannya cukup terbentang
luas.

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 119


PEMELIHARAAN
PROAKTIF (PROACTIVE
MAINTENANCE)

GM Note (49)

B erbagai aktivitas kita, baik di kantor maupun di mana saja, pada


dasarnya dapat dibagi menjadi 2 jenis: reaktif, dan proaktif.
Aktivitas reaktif adalah kegiatan yang sifatnya segera, urgen,
dan harus kita kerjakan, akibat terjadinya masalah, keperluan
mendadak, atau mengejar jadwal yang sudah mepet (deadline).
Horison waktunya sangat pendek. Kegiatan ini sering diistilahkan
kegiatan ‘pemadam kebakaran’. Kegiatan kedua bersifat jangka
panjang, antisipatif, untuk menghindari terjadinya masalah di masa
depan, atau untuk mendapatkan sesuatu hasil di masa depan.
Kegiatan ini sering diistilahkan ‘sedia payung sebelum hujan’.

Sesuai dengan moto kita ke-3, yaitu Proaktif, kita ingin pola
kerja kita berbasis kegiatan yang proaktif. Artinya tindakan yang
bersifat strategis, antisipastif, pencegahan, membangun sistem,
membangun kompetensi, membangun budaya, dan sebagainya,
menjadi kegiatan utama kita. Tentu, kegiatan yang bersifat reaktif,
tidak bisa dihindari, namun sebaiknya jumlahnya terbatas dan tidak
dominan. Jika aktivitas kita lebih banyak bersifat reaktif, sebenarnya
kita bekerja kurang efektif.

Salah satu yang perlu kita bangun adalah proactive maintenance


(Pemeliharaan proaktif). Karena, kegiatan pemeliharaan sangat
penting dan merupakan kompetensi inti dari unit kita.

Ada beberapa pendapat dan definisi tentang proactive maintenance


ini. Namun, saya ingin mengambil pendapat yang sederhana saja:

120 | Warsono
Proactive maintenance sebagai pembeda atau lawan kata dari
reactive maintenance. Reactive maintenance adalah pemeliharaan
hanya dilakukan jika terjadi gangguan, atau kondisi sudah darurat,
sehingga sering disebut Run-to-Failure (gunakan sampai gangguan),
breakdown maintenance atau corective maintenance. Sedang
proactive maintenance dilakukan pemeliharaan yang sifatnya
mengantisipasi supaya gangguan tidak terjadi/ meminimalisir.

Setidaknya ada 2 metode proactive maintenance. Pertama,


pemeliharaan secara teratur sesuai waktu operasi atau jumlah
pemakaian. Misalnya pada kendaraan biasanya ada pilihan sekian
km berikutnya atau berapa hari berikutnya. Metode ini disebut juga
Time-Based Maintenance atau Preventive maintenance. Kedua,
pemeliharaan dilakukan berdasarkan kondisi aset peralatan setelah
melalui monitoring dan inspeksi secara rutin. Dengan metode ini,
waktu pemeliharaan tidak bersifat tetap, jika kondisi peralatan baik
tentu waktunya lebih lama, sedang jika lebih buruk menjadi lebih
pendek. Metode ini disebut juga Condition-Based Maintenance
atau Predictive maintenance.

Pada dasarnya semua perusahaan melakukan semua jenis


pemeliharaan, baik yang reaktif maupun proaktif. Dan memang
tidak perlu semua hal dipelihara dengan metode proactive. Yang
menjadi dasar suatu peralatan ditentukan metode pemeliharaannya
adalah risikonya, sehingga disebut Reliability Center Maintenance
(RCM). Untuk peralatan yang tidak kritikal, kecil dan mudah diganti,
maka cukup menggunakan metode Run-to-failure. Misalnya lampu
penerangan. Meski metode run-to-failure, tetap perlu antisipasi
(sikap proaktif) dalam bentuk menyediakan material cadang.

Komposisi pemeliharaannya (Maintenance Mix) suatu perusahaan


membedakan efektif/bagus tidaknya pemeliharaan. Jika
pemeliharaan didominasi oleh reactive maintenance, maka berarti
pemeliharaan kita belum bagus/efektif. Paul Gill (Electrical Power
Maintenance & Testing, 2009) menyarankan komposisi 30-35%

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 121


Reactive vs 65-70% Proactive, sebagai komposisi yang efektif. Perlu
kita hitung, seberapa efektif pemeliharaan kita dengan melihat
Maintenance Mix kita sebagai evaluasi dan improvement ke
depannya.

Akhirnya, mari kita tingkatkan terus kompetensi pemeliharaan kita


dengan meningkatkan proactive maintenance di unit kita.

Salam, Warsono

122 | Warsono
TOUR DE KETAPANG-BALI
UTARA & KUNJUNGAN
MEN ESDM

GM Note (50)

L ibur panjang menyambut Natal (24 s.d. 26 Desember 2016) bagi


temen-temen Unit operasional, seperti Transmisi JBTB, justru
merupakan periode siaga. Dimana kewaspadaan dan kesiapan kita
justru harus ditingkatkan. Teman-teman di seluruh GI membuat
piket siaga. Peralatan dan inspeksi ditingkatkan. Laporan siaga
dibuat 2 kali sehari.

Untuk memantau kesiagaan temen-temen di GI, saya melaksanakan


tour keliling GI, dengan tujuan ke Cabel Head Ketapang & Gilimanuk,
GI Gilimanuk, GI Celukan Bawang, GI Pemaron dan GI Baturiti.

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 123


Selain karena saya belum sempat mengunjungi tempat-tempat
tersebut, tempat tersebut sangat vital bagi suplai Pulau Bali yang
biasanya menjadi ramai dan kritikal di penghujung tahun. Dan
sebagai bentuk apresiasi kepada petugas yang siaga, saya memberi
sedikit bingkisan kepada beberapa petugas keamanan dan petugas
GI yang siaga pada saat itu.

Secara kebetulan, pada hari Rabu (28 Desember 2016) ada jadwal
kunjungan Menteri ESDM (Bpk Ignasius Jonan), didampingi Direksi
PLN (Bpk Murtaqi Samsudin) dan Direksi Pertamina ke APB Bali
dan GI Kapal. Karena itu, kunjungan saya lanjutkan ke APP/B Bali.
Sebagai bentuk apresiasi kepada petugas yang siaga, diberikan
bingkisan kepada petugas GI Kapal dan Dispatcher APB Bali oleh
Pak Jonan.

Dari hasil kunjungan tersebut, secara umum saya mengapresiasi


kesiapan temen-temen dalam menghadapi periode siaga tersebut.
Meskipun libur, piket jaga tetap berjalan dengan baik. Selain itu ada
beberapa catatan selama kunjungan tersebut.

Pertama, kerja sama dan hubungan dengan pihak lain dan


lingkungan perlu terus dipertahankan. Menjaga kabel Ketapang-
Gilimanuk perlu perhatian terus-menerus dan ekstra, sedang
pihak terkait cukup banyak, seperti pelabuhan, Lanal, dll. Risiko
keamanan kabel ini tergolong sangat tinggi, karena dampaknya
yang sangat besar bagi pasokan bali, kemungkinan kerawanan
terjadi juga cukup besar. Berbagai peristiwa rawan sering terjadi di
sekitar jalur kabel tersebut. Kasus terakhir adalah kebocoran kabel
(alhamdulillah sudah diatasi), tenggelamnya kapal Rafelia 2 yang
cukup dekat dengan jalur kabel (alhamdulillah lokasi tenggelam
tidak membahayakan kabel kita) & ditabraknya rambu-rambu kabel.

Kedua, peralatan untuk pengawasan seperti cctv, lampur sorot,


teropong, peralatan komunikasi, dll, kondisinya perlu dijaga. Terima
kasih beberapa peralatan yang rusak sudah diperbaiki sehingga

124 | Warsono
beroperasi dengan baik.

Ketiga, kesiagaan petugas keamanan cukup baik dalam menjaga


instalasi kita, apalagi yang masuk dalam obvitnas.

Keempat, kebersihan, kerapian dan kenyamanan lingkungan kerja


di lokasi-lokasi yang dikunjungi sangat baik, nampak sudah menjadi
budaya bukan sekedar karena ada lomba atau kunjungan. Direksi
PLN (Pak Murtaqi S) secara khusus mengucapkan terima kasih atas
kebersihan kantor dan GI kita. Saya juga mengucapkan terima kasih
dan apresiasi yang sangat tinggi.

Semoga hal-hal baik di atas bisa terus kita pertahankan, bahkan kita
tingkatkan. Tantangan ke depan yang tidak sedikit, bisa kita atasi
bahkan menjadi kekuatan bagi kita. Aamiin YRA

Salam, Warsono

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 125


EVALUASI AKHIR TAHUN:
SHARPENING THE SAW

GM Note (51)

H ari ini Jumat (30 Desember 2016) adalah hari kerja terakhir
2016. Hampir setahun perjalanan unit kita cinta, TRANS-JBTB.
Di penghujung tahun ini, saat yang tepat bagi kita, sejenak, untuk
mengevaluasi perjalanan unit kita. Apa yang sudah kita lakukan
dan apa yang masih menjadi PR kita. Evaluasi diri adalah upaya
mempertajam gergaji atau pisau yang kita miliki (sharpening the
saw). Sehingga, kita bisa menggergaji pohon lebih kencang lagi.

Sebagai tahun pertama, kita canangkan tahun 2016 sebagai tahun


pembangunan transformasi /perubahan (transformation building),
yang dirinci lagi dalam 3 tahapan pembangunan, yaitu :
a. Pembentukan fondasi (TW 1), di mana kita menyusun dasar-
dasar kebutuhan organisasi kita, sehingga bisa berjalan dengan
lancar. Pada tahap ini kita menyamakan visi-misi, memperjelas
struktur organisasi, menyusun proses bisnis inti, mengisi SDM
dan pejabat struktural, hingga menyiapkan ruang dan sarana
kerja, yang cukup melelahkan.
b. Memperkuat fondasi (TW 2-TW3), di mana kita lebih mendetilkan
probis kita, alignmen antar fungsi dan unit, menyusun RJP,
Perkuatan kapabilitas dan kapasitas SDM, memperkuat
sarana penunjang (seperti IT), dan mulai menginisiasi sistem
manajemen standar (SMP, SMK3, ISO).
c. Pemantapan (TW 4), di mana kita sudah memiliki probis dan
standar kerja yang cukup kuat, pelaksanaan kepatuhan terhadap
probis (compliance) dan mulai melakukan perbaikan secara
berkelanjutan (continuous improvement).

126 | Warsono
Alhamdulillah, dengan semangat kerja yang luar biasa dari seluruh
jajaran baik di Kantor Induk, maupun APP dan GI, tahun pertama
kita lalui dengan sangat baik. Hal ini ditandai dengan beberapa
indikasi yang positif.

Pertama, proses bisnis kita sudah cukup matang. Hal ini ditunjukkan
dengan penilaian KPKU (Kriteria Penilaian Kinerja Unggul), yang
disusun menggunakan Malcolm Baldridge Criteria for Performance
Excellence (MBCfPE), yang mencapai Skor 553,75. Ini hasil yang
jauh di atas ekspektasi kita, karena skor itu kita sudah mendekati
band MBCfPE Emerging Industry Leader.

Kedua, kita sudah mendapatkan beberapa sertifikasi seperti SMP


(10 lokasi obvitnas) dan SMK3 dengan predikat emas. Serta mulai
melakukan setup ISO Aset Manajemen (ISO 55001) dan Manajemen
Laboratorium (ISO 17025). Pengelolaan lingkungan kerja dengan 5S
sudah menjadi budaya yang berjalan dengan baik. Hal ini nampak
dari hasil kunjungan kerja di GI, juga penilaian dari luar.

Ketiga, kinerja utama kita terkait pelayanan juga menunjukkan tren


yang membaik. Kinerja mutu dan keandalan pelayanan dan instalasi
kita SAIDI/SAIFI, TLOF, TROF, TROD, sangat membaik, walau TLOD
agak naik. Kita berhasil menambah kapasitas trafo sekitar 1000
MVA dan kapasitor.

Keempat, beberapa pekerjaan pemeliharaan kritikal berhasil kita


lakukan dengan baik, seperti rekondisi GIS Waru, rekondisi SF6 GIS
Bangil, mengatasi kebocoran kabel Jawa-Bali (yang sudah bocor
sejak 2013), dan beberapa pemeliharan lain.

Kelima, berbagai penghargaan kita peroleh di tahun ini, seperti


dalam HLN 71 (5 penghargaan), Rakor JBTB (2 penghargaan),
Festival budaya PLN Berintegritas (1 kategori).

Keenam, hasil Survei Kerekatan Pegawai (Employee Engagement)

Catatan Perjalanan Menuju Ekselen | 127


hasilnya baik menunjukkan kepuasan kerja pegawai yang baik,
bahkan termasuk yang terbaik. Artinya kita semua bekerja dengan
optimis dan gembira. Ini paling penting.

Hal-hal baik di atas selain kita syukuri dan kita apresiasi, harus kita
pertahankan, bahkan kita tingkatkan lagi di tahun depan. Di samping
hal-hal baik di atas, tentu masih banyak tantangan ke depan yang
masih menjadi PR kita untuk kita selesaikan atau kita tingkatkan di
tahun depan, berikut beberapa hal di antaranya:
- Kompliance terhadap regulasi dan probis masih perlu
ditingkatkan, hal ini ditunjukkan dengan hasil rekomendasi SPI
yang masih cukup banyak.
- Perencanaan kita yang masih belum akurat sehingga sering
dilakukan perubahan, dan berakibat mundurnya jadwal eksekusi
- Pola kerja yang masih “ngebut” di akhir tahun (baik AO maupun
AI) perlu diperbaiki sehingga polanya seperti kurva bel, di mana
puncak kegiatan di pertengahan tahun
- Pemenuhan regulasi terkait sertifikasi, baik untuk instalasi
maupun SDM masih rendah
- Pemenuhan regulasi terkait aset tanah masih banyak sekali
PRnya
- Pola pemeliharaan dengan menggunakan EAM masih perlu
ditingkatkan
- Standarisasi waktu pelayanan kita baik internal dan eksternal
perlu ditingkatkan

Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya


kepada seluruh jajaran atas kebersamaan yang luar biasa di tahun
2016, dan menjadi catatan sejarah tersendiri dalam hidup kita.
Mari kita songsong 2017 dengan penuh antusias dan optimisme.
Insya Allah, tahun depan kita akan lebih baik lagi!

Salam, Warsono

128 | Warsono

Anda mungkin juga menyukai