Anda di halaman 1dari 2

Nama : Gefita Rahmawati

Npm : 2031030108
Prodi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (B)

MANAHIJ MUHADISTIN
Kata Manahij jama’ nya manhaj yang berarti metode, jalan atau cara. Sedangkan muhadistin
berasal dari kata hadist. Dari berbagai pengertian hadits yang terdapat di Ulumul hadist, ada
satu pengertian hadits menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani, yakni segala sesuatu yang
disandarkan kepada nabi, dari perkataan, perbuatan, ketetapan nabi atau sifatnya. Manahij
Muhadistin adalah metode atau cara yang digunakan oleh para ahli hadits dalam menyusun
hadist yang termuat di dalam kitab-kitab muhadist.
Muhadist atau yang disebut juga ahli hadits, namun siapa ahli hadits tersebut. Pertama orang
yang menghafal sanad dan matan hadits dari banyaknya hadist dan mungkin beribu ribu
hadits. Kedua, Orang yang mengerti tentang periwayatan hadits. (Dapat mengetahui perawi
majruf, tentang shohih dan dhoif nya suatu hadits dan sebagainya)
Pengertian hadits sendiri adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada nabi baik berupa
perkataan, perbuatan, ketetapan ataupun sifat nabi, yang dimaksud disini adalah semua
perkataan, sifat, perbuatan tersebut setelah nabi diutus menjadi rasul. Adapun semua
perkataan nabi, baik sifat, ketetapan, maupun perbuatan nabi sebelum nabi diutus masuk
dalam kategori Sunnah. Seperti saat semasa kecilnya nabi menggembala kambing, perbuatan
ini tidak bisa dikatakan sebagai hadist. Karena pada saat itu nabi Muhammad belum diutus
menjadi Rasul, maka perbuatannya dikatakan sebagai Sunnah.
1. Hadist berupa perkataan, kita sudah mengetahui hadist adalah segala sesuatu yang
bersumber pada nabi baik berupa perkataan. Seperti pada hadist-hadist sering kita dengar
‫ قال رسوالهلل‬، ‫ قال نبى‬yang artinya Rasulullah bersabda. Maka hanya orang yang benar tau
akan adanya hadist itulah yang boleh mengakatannya, jika kita tidak tau hadist, maka
tidak boleh berkata demikian. Sebab jika itu bukan hadist maka kita akan mengada ngada
perkataan dengan berlandaskan bahwa itu adalah sabda Rasulullah dan ini adalah dosa.
Barang siapa yang menyampaikan hadits dariku dengan suatu hadits yang masih diduga
bahwa itu adalah dusta, maka ia termasuk salah satu dari dua pendusta.” (HR. Muslim)
2. Hadist berupa perbuatan
Perbuatan yang dilakukan oleh Nabi ini menjadi dalil. Seperti saat nabi melakukan sholat.
Hadist nya
َ ‫صلُّوا َك َما َرَأ ْيتُ ُمونِى ُأ‬
‫صلِّى‬ َ “Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat.”
Dari hadits tersebut, para sahabat kemudian melihat cara nabi sholat, dan mereka
menirukan sholat nabi hingga kemudian diajarkan pada orang lain, sampai pada masa
Tabi’in, hingga sampai sekarang. Ini menjadi bukti otentik, bahwa shalat kita sama
dengan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Sebab sekarang kita lihat dari penjuru
dunia mengenai sholat dan bagaimana pelaksanaannya itu sama semua mulai dari orang
Arab, Persia, Malaysia, Indonesia dan negara-negara lainnya.
Sebab pembuatan nabi ini merupakan sumber yang paling penting.
3. Hadist berupa Persetujuan
Disini dimana nabi tidak mengalaminya (takdir), Biasanya hal ini dialami oleh para
sahabat kemudian mereka bertanya kepada nabi mengenai hukum tersebut.
Seperti saat sahabat nabi berada di benteng Khaibar, mereka menaklukkan orang Yahudi.
Kemudian pada saat itu tidak ada makanan yang dapat dimakan kecuali kuda yang
mereka tunggangi, akhirnya mereka beranggapan bahwa kuda sama halnya dengan onta.
Kemudian mereka memakan dagingnya. Setelah selesai dari tugasnya, mereka pun pulang
dan bertanya kepada nabi mengenai hukum memakan daging kuda tersebut. Lalu
kemudian nabipun hanya berdiam.
Para ulama sepakat bahwa diamnya nabi menandakan bahwa nabi setuju. Karena jika itu
tidak boleh dilakukan nabi pun akan melarang dan berbicara pada sahabat.
4. Hadist berupa sifat
Sifat yang dimaksudkan adalah sifat non fisik. Jika Sifat fisik seperti apa tinggi badan
nabi, rambutnya, hidungnya ini akan sangat tidak mungkin untuk diikuti oleh umatnya.
Maka dari itu sifat disini yang paling utama mengenai bagaimana akhlak nabi, tentang
nabi sebagai seorang yang dermawan, kasih sayang, ikhlas, kemudian adab yang
dilakukan nabi
Seperti cara nabi berjalan yakni dengan lurus dan menundukkan kepala, cara nabi berkata.
Ini semua adalah hal yang bisa diikuti.

Anda mungkin juga menyukai