Anda di halaman 1dari 395

DESAIN BAHAN AJAR PROGRAM LINEAR BERBASIS

KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA


DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh ujian sarjana pendidikan matematika

Oleh
ERNA NUR AGUSTINA
NPM. 113070113

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2017

i
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Desain Bahan Ajar
Program Linear Berbasis Kemampuan Representasi Matematis Siswa dengan
Model Problem Based Learning” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar
asli karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan plagiat atau pengutipan dengan
cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat
keilmuan. Apabila dikemudian hari dalam skripsi ini ditemukan unsur
plagiarisme, saya siap mempertanggung-jawabkannya dan bersedia menerima
sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

Cirebon, September 2017

Yang membuat pernyataan,

Erna Nur Agustina

ii
iii
iv
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt. yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Desain Bahan Ajar Program Linear Berbasis Kemampuan
Representasi Matematis Siswa dengan Model Problem Based Learning.
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menempuh ujian Sarjana Pendidikan pada Program Studi Matematika, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.
Skripsi ini berisi hasil penelitian dengan menampilkan data tes kemampuan
representasi matematis siswa, learning obstacle siswa, dan bahan ajar berupa
modul. Pembahasan hasil penelitian ini yaitu mengenai desain bahan ajar terhadap
kemampuan representasi matematis yang disusun berdasarkan learning obstacle
siswa dan rencana implementasi bahan ajar.
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu kritikan dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan.
Walupun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khusunya bagi
penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membacanya serta bagi
perkembangan dunia pendidikan matematika.

Cirebon, September 2017

Penulis

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan dengan lancar tanpa bantuan,
bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Rochanda Wiradinata, M.Pd. selaku Rektor Universitas Swadaya


Gunung Jati Cirebon.
2. Prof. Dr. H. Abdul Rozak, M.Pd. selaku Dekan FKIP Universitas Swadaya
Gunung Jati Cirebon.
3. Cita Dwi Rosita, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Jurusan Pendidikan
Matematika FKIP Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.
4. Dr. H. Ena Suhena Praja, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan petunjuk dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Ferry Ferdianto, S.T., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan petunjuk dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
6. Drs. Kurnia Rosyidi, MM. selaku Kepala Sekolah SMK GRACIKA Kota
Cirebon yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian.
7. Kurnia Dessy Sartika, S.Pd. dan Erna Wati, S.Pd. I. selaku guru matematika
SMK GRACIKA Kota Cirebon.
8. Siswa kelas XI TKR 2 SMK GRACIKA Kota Cirebon atas partisipasinya
selama penelitian berlangsung.
9. Kedua orang tua yang selalu memberikan do`a dan semangatnya.
10. Kedua Adik saya yang selalu memberikan do`a dan semangatnya.
11. Dwi Kartika, Husnun Umaymah Hanifah, Lilis Pujianti, Mega Afriani,
Mutiara Amira, Sri Nunung Nurmaena, dan Yulia Rahmawati sebagai
sahabat, teman dan semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
motivasi selama penyusunan skripsi ini.

vi
Penulis menyadari skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu kritikan dan saran yang bersifat membangun penulis harapkan.
Walupun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat khusunya bagi
penulis dan umumnya bagi semua pihak yang membacanya serta bagi
perkembangan dunia pendidikan matematika.

Cirebon, September 2017

Penulis

vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini


Nama : Erna Nur Agustina
NPM : 113070113
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : Desain Bahan Ajar Program Linear Berbasis Kemampuan
Representasi Matematis Siswa dengan Model Problem Based
Learning
Memberikan persetujuan kepada Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon untuk
menyimpan dalam pangkalan data, mengalihformat-kan, dan mempublikasikan
skripsi saya demi kepentingan akademik dan pengembangan ilmu pengetahuan
selama tahap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Cirebon

Pada tanggal : September 2017

Yang menyatakan,

Erna Nur Agustina

NPM 113070113

viii
ABSTRAK

Nama : Erna Nur Agustina


NPM : 113070113
Judul : Desain Bahan Ajar Program Linear Berbasis Kemampuan Representasi
Matematis Siswa dengan Model Problem Based Learning

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan learning obstacle siswa terkait


kemampuan representasi matematis dalam memecahkan masalah program linear kelas XI
SMK, mendesain bahan ajar berbasis kemampuan representasi matematis siswa dengan
model problem based learning pada materi program linear kelas XI yang valid, dan untuk
mengetahui intervensi guru dalam mengimplementasikan bahan ajar berbasis kemampuan
representasi matematis siswa dengan model problem based learning pada materi program
linear kelas XI.
Metode penelitian yang digunakan metode kualitatif dan kuantitatif, metode
kualitatif untuk analisis learning obstacle, bahan ajar, dan rencana implementasi bahan
ajar, sedangkan metode kuantitatif untuk mengetahui keseragaman pendapat (uji Q-
Cochran). Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan uji instrumen. Subjek dalam
penelitian ini adalah 22 siswa kelas X TKR 1 SMK GRACIKA untuk identifikasi
learning obstacle awal dan 20 siswa kelas XI TKR 1 SMK GRACIKA untuk identifikasi
learning obstacle dan kemampuan representasi matematis siswa. Desain penelitian yang
digunakan berupa desain didaktis (Didactical Design Research).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 6 learning obstacle siswa terkait
materi program linear yang telah ditemukan. Validasi terhadap bahan ajar modul
matematika dilakukan oleh 5 validator yaitu tiga dosen FKIP Unswagati dan dua guru
Matematika SMK. Berdasarkan hasil validasi tersebut dapat disimpulkan bahwa bahan
ajar modul program linear berbasis representasi matematis siswa dengan model problem
based learning diperoleh validasi gabungan untuk bahan ajar siswa sebesar 89% artinya
layak digunakan dalam proses pembelajaran sedangkan untuk bahan ajar pedoman guru
diperoleh sebesar 89,33% artinya layak digunakan dalam proses pembelajaran. Rencana
implementasi bahan ajar diperoleh sebesar 90,6 % artinya layak digunakan untuk guru
dalam proses pembelajaran.

Kata kunci: Learning obstacle, program linear, kemampuan representasi matematis.

ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PERNYATAAN ...................................................................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN................................... Error! Bookmark not defined.
LEMBAR PENGESAHAN ................................... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv
UCAPAN TERIMA KASIH .................................................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ................................................ viii
ABSTRAK ............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A.Latar Belakang Masalah
1
B.Identifiasi dan Pembatasan Masalah
11
C.Rumusan Masalah
12
D.Tujuan Penelitian
12
E.Manfaat Penelitian
13
F.Definisi Operasional Variabel
13
BAB II LEARNING OBSTACLE, DIDACTICAL DESIGN RESEARCH (DDR),
DESAIN BAHAN AJAR, KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS
DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING ............................................... 16
A.Learning Obstacle (Hambatan Belajar)
16
B.Didactical Design Research (DDR)
17
C.Desain Bahan Ajar Siswa dan Pedoman Guru
18
1. Modul Siswa 20
2. Pedoman Guru

x
D.Validasi Bahan Ajar Siswa, Pedoman Guru, dan Rencana Implementasi
Bahan Ajar ................................................................................................. 23
E.Problem Based Learning (PBL)
24
F.Kemampuan Representasi Matematis
26
G. Rencana Implementasi Bahan Ajar .................................................... 34
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 36
A.Metode Penelitian
36
B.Desain Penelitian
36
C.Subjek Penelitian
37
D.Alur Penelitian
38
E.Teknik Pengumpulan Data
39
F.Instrumen Pengumpulan Data
40
1. Soal Tes 40
2. Lembar Validasi B
3. Lembar Validasi R
G.Teknik Pengolahan Data
51
1. Analisis Learning
2. Analisis Bahan Aj
3.Analisis Rencana Implementasi Bahan Ajar
53
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
............................................................................................................................... 55
A.Deskripsi dan Analisis Data Hasil Penelitian
55
1. Deskripsi dan Ana
2. Deskripsi dan Ana
3. Deskripsi dan Ana

xi
B.Pembahasan Hasil Penelitian
107
1. Learning Obstacle
2. Desain Bahan Aja
3. Rencana Impleme
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 122
A. .................................................................................................... Simpulan
122
B. .......................................................................................................... Saran
123
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 125

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rekapitulasi Hasil Uji Coba ................................................................. 2

Tabel 2.1 Indikator Kemampuan Representasi Matematis ................................... 26

Tabel 2.2 Kegiatan Pembelajaran Rencana Implementasi Bahan Ajar ................. 34

Tabel 3.1 Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 39

Tabel 3.2 Klasifikasi Koefisien Validitas ............................................................. 41

Tabel 3.3 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba ................................................. 42

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas ............................................................................... 44

Tabel 3.5 Klasifikasi Daya Pembeda .................................................................... 44

Tabel 3.6 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba ....................................... 45

Tabel 3.7 Kriteria Indeks Kesukaran .................................................................... 46

Tabel 3.8 Hasil Analisis Indeks Kesukaran .......................................................... 46

Tabel 3.9 Lembar Validasi Modul untuk Siswa.................................................... 47

Tabel 3.10 Lembar Validasi Modul Pedoman Guru ............................................. 48

xii
Tabel 3.11 Lembar Validasi Rencana Implementasi Bahan Ajar ......................... 50

Tabel 3.12 Kriteria Penskoran Validasi Bahan Ajar ............................................. 52

Tabel 3.13 Kriteria Penskoran Validasi Rencana Implemenasi Bahan Ajar ........ 54

Tabel 4.1 Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal 1 ......................................... 56

Tabel 4.2 Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal 2 ......................................... 57

Tabel 4.3 Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal 3 ......................................... 59

Tabel 4.4 Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal 4 ......................................... 61

Tabel 4.5 Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal 5 ......................................... 63

Tabel 4.6 Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal 6 ......................................... 65

Tabel 4.7 Antisipasi Didaktis Learning Obstacle Soal Uji Coba Nomor 1 .......... 67

Tabel 4.8 Antisipasi Didaktis Learning Obstacle Soal Uji Coba Nomor 2 .......... 68

Tabel 4.9 Antisipasi Didaktis Learning Obstacle Soal Uji Coba Nomor 3 .......... 69

Tabel 4.10 Antisipasi Didaktis Learning Obstacle Soal Uji Coba Nomor 4 ........ 69

Tabel 4.11 Antisipasi Didaktis Learning Obstacle Soal Uji Coba Nomor 5 ........ 70

Tabel 4.12 Antisipasi Didaktis Learning Obstacle Soal Uji Coba Nomor 6 ........ 71

Tabel 4.13 Daftar Nama Validator ........................................................................ 77

Tabel 4.14 Hasil Validasi Para Ahli Bahan Ajar .................................................. 77

Tabel 4.15 Persentase Hasil Penilaian Para Ahli .................................................. 80

Tabel 4.16 Validasi Para Ahli Tiap Indikator ....................................................... 81

Tabel 4.17 Perbaikan Desain Bahan Ajar Berdasarkan Masukan Validator ........ 85

Tabel 4.18 Hasil Validasi Uji Q-Cochran untuk Siswa ........................................ 86

Tabel 4.19 Hasil Validasi Uji Q-Cochran Pedoman Guru .................................... 89

Tabel 4.20 Persentase Hasil Validasi Pedoman Guru ........................................... 91

Tabel 4.21 Validasi Pedoman Guru Berdasarkan Tiap Indikator ......................... 92

Tabel 4.22 Perbaikan Pedoman Guru Berdasarkan Masukan Validator ............... 94

xiii
Tabel 4.23 Hasil Validasi dengan Uji Q-Cochran Pedoman Guru ....................... 95

Tabel 4.24 Validasi Ahli Rencana Implementasi Bahan Ajar .............................. 98

Tabel 4.25 Persentase Hasil Penilaian Rencana Implementasi Bahan Ajar........100

Tabel 4.26 Validasi Rencana Implementasi Bahan Ajar Berdasarkan Tiap


Indikator ..............................................................................................................101

Tabel 4.27 Perbaikan Rencana Implementasi Bahan Ajar Berdasarkan Tiap


Indikator Berdasarkan Masukan Validator .........................................................104

Tabel 4.28 Hasil Validasi dengan Uji Q-Cochran Rencana Implementasi Bahan
Ajar......................................................................................................................105

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jawaban Siswa Untuk Soal 1 ............................................................ 3

Gambar 1.2 (a) Jawaban Siswa Untuk Soal 2 ...................................................... 4

Gambar 1.2 (b) Jawaban Siswa Untuk Soal 2 ...................................................... 4

Gambar 1.3 (a) Jawaban Siswa Untuk Soal 3 ...................................................... 5

Gambar 1.3 (b) Jawaban Siswa Untuk Soal 3 ...................................................... 6

Gambar 1.4 (a) Jawaban Siswa Untuk Soal 4 ...................................................... 7

Gambar 1.4 (b) Jawaban Siswa Untuk Soal 4 ...................................................... 7

Gambar 1.4 (c) Jawaban Siswa Untuk Soal 4 ...................................................... 7

Gambar 1.5 Jawaban Siswa Untuk Soal 5 ............................................................ 8

Gambar 1.6 Jawaban Siswa Untuk Soal 6 ............................................................ 9

Gambar 2.1 Segitiga Didaktis ............................................................................... 18

Gambar 3.1 Alur Penelitian................................................................................... 38

Gambar 4.1 Distribusi Kemampuan dalam Mengerjakan Soal 1 .......................... 56

xiv
Gambar 4.2 Contoh Pengerjaan Siswa Nomor 1 .................................................. 57

Gambar 4.3 Distribusi Kemampuan dalam Mengerjakan Soal 2 .......................... 58

Gambar 4.4 Contoh Pengerjaan Siswa Nomor 2 .................................................. 59

Gambar 4.5 Distribusi Kemampuan dalam Mengerjakan Soal 3 .......................... 60

Gambar 4.6 Contoh Pengerjaan Siswa Nomor 3 .................................................. 60

Gambar 4.7 Distribusi Kemampuan dalam Mengerjakan Soal 4 .......................... 62

Gambar 4.8 Contoh Pengerjaan Siswa Nomor 4 .................................................. 63

Gambar 4.9 Distribusi Kemampuan dalam Mengerjakan Soal 5 .......................... 64

Gambar 4.10 Contoh Pengerjaan Siswa Nomor 5 ................................................ 65

Gambar 4.11 Distribusi Kemampuan dalam Mengerjakan Soal 6 ........................ 66

Gambar 4.12 Contoh Pengerjaan Siswa Nomor 6 ................................................ 66

Gambar 4.13 Salah Satu Bagian pada Pendahuluan ............................................. 72

Gambar 4.14 Materi Prasyarat .............................................................................. 73

Gambar 4.15 Contoh Bagian pada Terkait Contoh Soal ....................................... 73

Gambar 4.16 Contoh Bagian pada Materi Terkait Soal Latihan Kelompok ......... 74

Gambar 4.17 Contoh Bagian pada Soal Indvidu ................................................... 74

Gambar 4.18 Dalam Menyelesaikan Soal Permasalahan ...................................... 75

Gambar 4.19 Contoh Bagian Tahapan PBL.......................................................... 76

xv
xvi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : INSTRUMEN UJI COBA

A.1 Kisi-Kisi Soal Uji Coba

A.2 Soal Tes Uji Coba

A.3 Kunci Jawaban Soal Uji Coba

LAMPIRAN B : ANALISIS INSTRUMEN PENELITIAN

B.1 Data Hasil Tes Uji Coba

B.2 Validitas Soal

B.3 Reliabiltas Soal

B.4 Daya Pembeda Soal

B.5 Indeks Kesukaran Soal

B.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba

LAMPIRAN C : PERANGKAT PEMBELAJARAN

C.1 Rencana Implementasi Bahan Ajar Pertemuan Ke-1

C.2 Rencana Implementasi Bahan Ajar Pertemuan Ke-2

C.3 Rencana Implementasi Bahan Ajar Pertemuan Ke-3

C.4 Rencana Implementasi Bahan Ajar Pertemuan Ke-4

LAMPIRAN D : BAHAN AJAR

D.1 Bahan Ajar

LAMPIRAN E : INSTRUMEN SOAL

E.1 Soal Tes Kemampuan Siswa

E.2 Kunci Jawaban Tes Kemampuan SIswa

xvii
LAMPIRAN F : DATA NILAI TES KEMAMPUAN SISWA

F.1 Nilai Tes Kemampuan Siswa

LAMPIRAN G : HASIL VALIDASI BAHAN AJAR SISWA DAN


PEDOMAN GURU

G.1 Hasil Validasi Ahli 1

G.2 Hasil Validasi Ahli 2

G.3 Hasil Validasi Ahli 3

G.4 Hasil Validasi Ahli 4

G.5 Hasil Validasi Ahli 5

LAMPIRAN H : HASIL VALIDASI RENCANA IMPLEMENTASI BAHAN


AJAR

G.1 Hasil Validasi Ahli 1

G.2 Hasil Validasi Ahli 2

G.3 Hasil Validasi Ahli 3

G.4 Hasil Validasi Ahli 4

G.5 Hasil Validasi Ahli 5

LAMPIRAN I : TABEL STATISTIK

I.1 Tabel Distribusi t

LAMPIRAN J: SURAT-SURAT

xviii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan yang
menjadikan manusia sebagai makhluk yang berakal dengan baik, pendidikan
sangat identik dengan kata belajar karena dengan belajar hal apapun maka akal
pikiran kita akan terlatih dengan sendirinya. Pendidikan mempunyai peranan
strategis untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki kecerdasan
emosional yang tinggi, menjadikan manusia dewasa, berakhlak, memiliki
pengetahuan yang luas, dan pola pikir yang akan lebih terarah untuk kedepannya.
Salah satu pendidikan umum yaitu pendidikan matematika, dimana
matematika ini tidak akan pernah lepas dari kehidupan manusia sehingga mata
pelajaran matematika dapat dipelajari mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD),
Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan
sampai akhir hayatnya bahwa matematika itu selalu digunakan dalam kehidupan
sehari-hari untuk itulah matematika ini wajib diberikan dari setiap jenjang
pendidikan sebagaimana yang dinyatakan dalam UU No. 23 Tahun 2003 yaitu
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 31 ayat 1 yang menyatakan bahwa
“kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat pendidikan
matematika”. Tujuan pembelajaran matematika sendiri yaitu setiap siswa harus
mempunyai kemampuan kognitif, salah satunya yaitu kemampuan representasi
matematis.
Kemampuan representasi merupakan suatu bentuk interpretasi pemikiran
siswa terhadap suatu masalah yang digunakan sebagai alat bantu untuk
menemukan solusi dari suatu masalah, bentuk interpretasi siswa dapat berupa
kata-kata atau verbal, tulisan, gambar, tabel, grafik, benda konkrit, simbol
matematika dan lain-lain (Sabirin, 2014: 35). Kemampuan representasi matematis
menurut Mudzakir (Yudhanegara, 2015: 83) adalah kemampuan menyajikan
kembali notasi, simbol, tabel, gambar, grafik, diagram, persamaan atau ekspresi

1
2

matematis lainnya kedalam bentuk lain. Dari uraian tersebut bahwa kemampuan
representasi matematis adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki siswa
untuk dapat menyajikan kembali notasi, simbol, tabel, gambar, grafik, diagram,
persamaan atau ekspresi matematis lainnya kedalam bentuk lain. Indikator
kemampuan representasi matematis menurut Mudzakir terdapat empat aspek
kemampuan representasi matematis yaitu representasi visual, representasi gambar,
representasi persamaan atau ekspresi matematis, dan representasi kata atau teks
tertulis.
Berdasarkan hasil observasi di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) di Kota Cirebon, siswa merasa masih kesulitan untuk menggunakan
matematika dalam kehidupan sehari-hari. Rendahnya kemampuan representasi
matematis siswa dibuktikan dengan hasil uji coba yang telah dilakukan oleh
peneliti. Hasil uji coba dari 22 siswa disajikan dalam Tabel 1.1 berikut.
Tabel 1.1
Rekapitulasi Hasil Uji Coba
No. Soal 1 2 3 4 5 6 Jumlah
Jumlah Nilai 125 145 145 130 145 130 820
Rata-rata 5.68 6.59 6.59 5.91 6.59 5.91 37.27

Berdasarkan hasil uji coba tersebut diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar
37,27 dari 6 soal yang diberikan, ini berarti masih banyak siswa yang belum dapat
menyelesaikan soal tes kemampuan representasi matematis. Di bawah ini
merupakan beberapa masalah yang ditemukan dalam menyelesaikan masalah soal
kemampuan representasi matematis.

Soal 1

Bagaimana langkah-langkah menggambar grafik himpunan penyelesaian dari


pertidaksamaan linear jika x dan y bilangan real. Uraikan dengan
kata-kata!

Soal 1 merupakan salah satu soal kemampuan representasi matematis dari


indikator representasi kata atau teks tertulis yaitu menulis langkah-langkah
3

penyelesaian masalah matematis dengan kata-kata. Dari 22 siswa yang mengikuti


tes, sebagian besar siswa tidak dapat menyebutkan langkah-langkah menggambar
grafik dari suatu sistem pertidaksamaan dengan tepat sehingga siswa sering
tertukar menyebutkan langkah-langahnya. Gambar dibawah ini merupakan salah
satu jawaban dari siswa.

Gambar 1.1
Jawaban Siswa Untuk Soal 1

Berdasarkan Gambar 1.1 terlihat bahwa menyebutkan langkah-langkah


menggambar grafik dari suatu sistem pertidaksamaan tersebut tidak tepat atau
tertukar antara langkah yang kesatu dengan langkah yang kedua. Kesalahan siswa
dalam menyebutkan langkah-langkah menggambar grafik dari suatu sistem
pertidaksamaan disebabkan karena mereka tidak mengetahui teori dasar dari
menggambar grafik sistem pertidaksamaan. Selanjutnya terdapat kesalahan dalam
penyelesaian pada soal berikut.

Soal 2
Gambarkan grafik himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear
berikut dengan x dan y dimana dan !

Soal 2 merupakan salah satu soal kemampuan representasi matematis dari


indikator representasi visual yaitu membuat grafik untuk memperjelas masalah
dan memfasilitasi penyelesaiannya. Dari 22 siswa yang mengikuti tes, sebagian
besar siswa tidak dapat menentukan titik potong (x, y) dari suatu sistem
4

pertidaksamaan linear dua variabel. Gambar dibawah ini merupakan salah satu
jawaban dari siswa.

Gambar 1.2 (a)


Jawaban Siswa Untuk Soal 2

Gambar 1.2 (b)


Jawaban Siswa Untuk Soal 2

Berdasarkan Gambar 1.2 (a) terlihat bahwa menempatkan titik potong (x, y)
dalam tabel tersebut tertukar sehingga untuk menggambarkan kedalam grafiknya
terjadi kesalahan dalam menempatkan antara nilai untuk sumbu x dengan nilai
untuk sumbu y. Gambar 1.2 (b) terlihat bahwa siswa keliru terhadap letak daerah
himpunan penyelesaiannya atau cara mengarsir untuk tanda ≥ dengan ≤ dalam
koordinat kartesius. Selanjutnya terdapat kesalahan pula dalam penyelesaian soal
berikut.
5

Soal 3
Daerah yang diarsir merupakan himpunan penyelesaian dari sistem
pertidaksamaan. Tentukan model matematika dari grafik dibawah ini!

Soal 3 merupakan salah satu soal kemampuan representasi matematis dari


indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis yaitu membuat
persamaan atau model matematika dari representasi lain yang diberikan. Dari 22
siswa yang mengikuti tes, sebagian besar siswa tidak dapat menentukan antara
sumbu x dan sumbu y pada grafik sistem pertidaksamaan linear dua variabel.
Gambar dibawah ini merupakan salah satu jawaban dari siswa.

Gambar 1.3 (a)


Jawaban Siswa Untuk Soal 3
6

Gambar 1.3 (b)


Jawaban Siswa Untuk Soal 3

Berdasarkan Gambar 1.3 (a) terlihat bahwa siswa keliru dalam menentukan
tanda atau simbol sistem pertidaksamaan linear dua variabel dalam grafik yang
telah ditentukan. Gambar 1.3 (b) terlihat bahwa siswa tidak dapat menentukan
antara titik koordinat yang berada pada sumbu x dan sumbu y sehingga siswa
tidak dapat menentukan sistem pertidaksamaan linear dua variabel dengan tepat.
Selanjutnya terdapat kesalahan pula dalam penyelesaian soal berikut.

Soal 4
Toko buku “MIKAMIA” memproduksi dua jenis buku, yaitu buku matematika
dan buku kimia. Biaya produksi untuk dua buku matematika dan empat buku
kimia adalah Rp. 150.000,-. Toko buku “FIMAMA” memproduksi tiga buku
matematika dan enam buku kimia dengan biaya produksi Rp. 210.000,-. Buatlah
model matematikanya!

Soal 4 merupakan salah satu soal kemampuan representasi matematis dari


indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis yaitu membuat
persamaan atau model matematika dari representasi lain yang diberikan. Dari 22
siswa yang mengikuti tes, sebagian besar siswa tidak paham mengenai konsep
sistem pertidaksamaan linear dua variabel dalam kehidupan sehari-hari sehingga
siswa tidak dapat menentukan model matematika dari permasalahan yang
diberikan. Gambar dibawah ini merupakan salah satu jawaban dari siswa.
7

Gambar 1.4 (a) Gambar 1.4 (b)


Jawaban Siswa Untuk Soal 4 Jawaban Siswa Untuk Soal 4

Gambar 1.4 (c)


Jawaban Siswa Untuk Soal 4

Berdasarkan Gambar 1.4 (a) terlihat bahwa siswa telah membuat tabel untuk
memudahkannya tetapi tidak sesuai dengan permasalahan yang ada sehingga
dalam penyelesaiannya tidak tepat. Gambar 1.4 (b) Siswa tidak dapat membuat
model matematika meskipun sudah membuat tabel untuk memudahkannya dalam
membentuk sistem pertidaksamaan linear dua variabel. Gambar 1.4 (c) Siswa
telah menjawab beberapa sistem pertidaksamaan linear dua variabel tetapi tidak
sesuai dengan permasalahan yang ada. Selanjutnya terdapat kesalahan pula dalam
penyelesaian soal berikut.
8

Soal 5
Dilla adalah seorang penjahit, Dilla biasa menjahit celana jeans dan celana
bahan dalam sehari Dilla memproduksi 1 celana jeans dan 2 celana bahan.
Berapakah jumlah celana yang diproduksi dalam 5 hari? Jelaskan!

Soal 5 merupakan salah satu soal kemampuan representasi matematis dari


indikator representasi kata atau teks tertulis yaitu menjawab soal dengan
menggunakan kata-kata atau teks tertulis. Dari 22 siswa yang mengikuti tes,
sebagian besar siswa tidak menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau
teks tertulis. Gambar dibawah ini merupakan salah satu jawaban dari siswa.

Gambar 1.5
Jawaban Siswa Untuk Soal 5

Berdasarkan Gambar 1.5 terlihat bahwa siswa tidak dapat memahami


bagaimana pertanyaan dari soal permasalahan tersebut sehingga siswa menjawab
langsung dengan menghitung tanpa menjelaskannya.

Soal 6
Tentukan titik koordinat dari pertidaksamaan dan
dengan menggunakan tabel!

Soal tersebut merupakan salah satu soal kemampuan representasi matematis


dari indikator representasi Visual yaitu membuat tabel untuk memperjelas
masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya. Dari 22 siswa yang mengikuti tes,
sebagian besar siswa tidak dapat menentukan titik potong dari suatu sistem
9

pertidaksamaan linear dua variabel. Gambar dibawah ini merupakan salah satu
jawaban dari siswa.

Gambar 1.6
Jawaban Siswa Untuk Soal 6

Berdasarkan Gambar 1.6 terlihat bahwa siswa tidak dapat menentukan titik
potong dalam suatu tabel, sehingga untuk menempatkan titik-titik koordinatnya
tertukar antara sumbu x dengan sumbu y.
Beberapa permasalahan yang telah ditemukan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan representasi matematis siswa masih rendah. Kesulitan-
kesulitan tersebut dikarenakan konsep yang diajarkan guru tidak lengkap sehingga
pemahaman siswa sangat kurang akan tentang sebuah konsep yang telah
tersampaikan oleh guru. Kesulitan-kesulitan tersebut dapat dikatakan sebagai
hambatan belajar atau learning obstacle. Menurut Brousseau, terdapat tiga faktor
hambatan belajar yaitu ontogenical learning obstacle (kesiapan mental belajar),
didactical learning obstacle (akibat pengajaran guru) dan epistemological
learning obstacle (pemahaman atau pengetahuan siswa yang terbatas) (Suryadi,
2015). Dilihat dari kesalahan pada Gambar 1.1 sampai gambar 1.6 bahwa
kesulitan tersebut dikarenakan pemahaman siswa yang kurang atau terbatas ini
artinya kesulitan menurut Brousseau termasuk kedalam epistemological learning
10

obstacle atau kesulitan itu dapat terjadi karena bahan ajar yang sulit untuk
dipahami oleh siswa dalam belajar.
Berdasarkan penelitian Gunantara, dkk (2014) yang telah dilakukan melalui
observasi dan tes menyatakan bahwa penerapan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
siswa, hal ini dinyatakan dengan hasil penelitiannya yang telah diperoleh bahwa
kenaikan rata-rata nilai kemampuan pemecahan masalah siswa pada siklus I
sebesar (70,00) menjadi (86,42) pada siklus II. Rata-rata kemampuan pemecahan
masalah tersebut mengalami peningkatan sebesar 16,42% dari siklus I ke siklus II
peningkatan kemampuan pemecahan masalah pada siswa ini disebabkan karena
model PBL memungkinkan siswa dapat meningkatkan kemandirian dalam
berpikir menganalisa permasalahan (Gunantara, dkk: 2014).
Sedangkan penelitian yang telah dilakukan oleh Anggara, dkk menggunakan
subjek kelas XII SMA yang menunjukan bahwa terdapat tiga kesulitan dalam
menyelesaikan SPLtDV, kesulitan tersebut ditemukan dalam menentukan model
matematika dan menentukan nilai optimum dari masalah program linear.
Berdasarkan ditemukannya kesulitan tersebut maka disusun sebuah desain
didaktis program linear. Secara umum peneliti tersebut menyatakan bahwa
implementasi desain didaktis ini sesuai dengan dugaannya sehingga desain
didaktis ini merupakan cara alternative penyelesaian materi Program Linear untuk
SMA (Anggara, dkk: 2015).
Berdasarkan penelitian yang sebelumnya dan dilihat dari hambatan belajar
dalam materi sistem pertidaksamaan linear dua variabel tersebut peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan menyusun suatu bahan ajar pada materi
program linear dengan menggunakan model yang berbasis masalah yaitu Problem
Based Learning (PBL) dan membuatkannya rencana implementasi bahan ajar
guna untuk membantu guru dalam proses pembelajaran menggunakan bahan ajar
yang dibuat, untuk itu peneliti mencoba memberikan materi yang sejenis dengan
SPtLDV yaitu materi program linear karena materi program linear ini merupakan
materi lanjutan atau materi pendalaman dari materi SPtLDV yang
membedakannya adalah materi program linear itu membahas bagaimana
11

memperoleh pendapatan maksimum dan minimum yang akan diperoleh dari suatu
perdagangan, materi ini sangat berkaitan dengan masalah kehidupan sehari-hari
bukan hanya karena merupakan materi pendalaman tetapi berdasarkan
pengalaman lapangan sebelumnya disalah satu sekolah SMK bahwa siswa
tersebut menyatatakan bahwa materi program linear adalah materi yang dianggap
cukup sulit baginya.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai


“Desain Bahan Ajar Program Linear Berbasis Kemampuan Representasi
Matematis Siswa dengan Model Problem Based Learning”.

B. Identifiasi dan Pembatasan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa adanya masalah
yaitu sebagai berikut:
1. Rendahnya kemampuan representasi matematis siswa.
2. Learning obstacle terkait representasi matematis dalam materi program
linear.
3. Bahan ajar untuk membangun kemampuan representasi matematis siswa yang
digunakan belum ada.
Adapun batasan masalah dari permasalahan di atas yaitu sebagai berikut:
1. Desain bahan ajar pada penelitian ini adalah Didactical Design Research
(DDR).
2. Learning Obstacle yang akan diteliti yaitu epistimological obstacle
(hambatan epistimologi).
3. Desain bahan ajar yang dibuat peneliti ini berupa modul yang berbasis
kemampuan representasi matematis siswa.
4. Penelitian ini hanya terbatas pada materi Program Linear.
5. Validitasi bahan ajar yaitu menggunakan validitas ahli.
6. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas XI SMK.
7. Indikator kemampuan representasi matematis yang diteliti yaitu:
a. Representasi visual, meliputi:
12

1) Membuat diagram, grafik, tabel dan gambar untuk memperjelas


masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.
b. Representasi persamaan atau ekspresi matematis, meliputi:
1) Membuat persamaan atau model matematika dari representasi lain
yang diberikan.
2) Penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis.
c. Representasi kata atau teks tertulis, meliputi:
1) Menulis langkah-langkah penyelesaian masalah matematis dengan
kata-kata.
2) Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis.

C. Rumusan Masalah
Rumusan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagaimana Learning obstacle siswa berbasis kemampuan representasi
matematis dengan model Problem Based Learning pada materi Program
Linear?
2. Bagaimana merancang bahan ajar berbasis kemampuan representasi
matematis siswa dengan metode Problem Based Learning pada materi
Program linear yang valid?
3. Bagaimana rencana intervensi guru dalam mengimplementasikan desain
bahan ajar program linear berbasis kemampuan representasi matematis siswa
dengan model Problem Based Learning?

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan diadakan penelitian ini
yaitu sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui learning obstacle terkait dengan kemampuan representasi
matematis dengan model Problem Based Learning pada materi Program
Linear.
13

2. Untuk mengetahui bagaimana merancang bahan ajar berbasis kemampuan


representasi matematis siswa dengan metode Problem Based Learning pada
materi Program linear yang valid.
3. Untuk mendeskripsikan rencana intervensi guru dalam mengimplementasikan
desain bahan ajar program linear berbasis kemampuan representasi matematis
siswa dengan model Problem Based Learning.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini meliputi:
1. Bagi siswa, dengan adanya penelitian desain bahan ajar (modul) yang
mengembangkan kemampuan representasi matematis pada materi Program
Linear dapat membuat siswa lebih aktif, kreatif, dan kritis pada soal
kemampuan representasi matematis siswa dalam materi Program Linear
maupun materi matematika lainnya.
2. Bagi guru, dengan adanya penelitian desain bahan ajar (modul) diharapkan
guru bisa mengembangkan dan memotivasi kreatifitasnya dalam membuat
bahan ajar yang akan digunakan untuk mengajar dan mengaktifkan
kemampuan representasi matematis dikelas.
3. Bagi sekolah, dengan adanya penelitian desain bahan ajar (modul) diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pendidikan atau kemampuan siswa dalam
pelajaran matematika.
4. Bagi penulis, dengan adanya penelitian desain bahan ajar (modul) dengan
model Problem Based Learning pada kemampuan representasi matematis
siswa diharapkan menjadi acuan peneliti yang akan datang untuk
mengembangkan penelitian ini.

F. Definisi Operasional Variabel


1. Learning obstacle adalah hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran
pada saat mengerjakan soal-soal tertentu atau memahami suatu materi tertentu
yang dialami oleh siswa.
14

2. Didactical Design Research (DDR) adalah model penelitian yang


mengembangkan suatu desain didaktis untuk membantu mengurangi
hambatan belajar siswa. Tahapan-tahapan DDR terbagi menjadi tiga yaitu
analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran, analisis metapedadidaktik saat
pembelajaran, dan analisis retrosfektif setelah pembelajaran.
3. Bahan ajar adalah suatu bahan baik itu informasi, alat, maupun teks yang
disusun secara sistematis digunakan oleh pendidik untuk menyampaikan
berbagai materi bertujuan untuk mencapai kompetensi yang akan dikuasai
siswa.
4. Modul adalah bagian dari suatu bahan ajar yang merupakan salah satu alat
pembelajaran berbentuk tertulis atau cetak bertujuan untuk membantu siswa
dan mempermudahkannya dalam belajar mandiri atau dengan bimbingan
pendidik.
5. Problem Based Learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran yang
menekankan siswa untuk belajar menemukan suatu masalah dalam kehidupan
sehari-hari bertujuan untuk menambah suatu pengetahuan dan melatih
keterampilan berpikir siswa. Terdapat lima Langkah pembelajaran dari
Problem Based Learning (PBL) , yaitu: (1) mengorientasikan siswa pada
masalah, (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) membantu siswa
memecahkan masalah dengan cara penyelesaian (memahami masalah,
merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah sesuai rencana,
melakukan pengecekan kembali), (4) mengembangkan dan menyajikan hasil
pemecahan masalah, dan (5) menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
6. Kemampuan representasi matematis siswa adalah kemampuan siswa untuk
mewakili, menghubungkan, atau menyajikan kembali notasi, simbol, tabel,
gambar, grafik, diagram, persamaan atau ekspresi matematis lainnya kedalam
bentuk lain. Indikator kemampuan representasi matematis yang diteliti,
adalah: (1) representasi visual (menyajikan kembali data atau informasi dari
suatu representasi ke representasi diagram, grafik, atau tabel), (2) representasi
persamaan atau ekspresi matematis (membuat model matematis atau
15

persamaan dari representasi lain yang diberikan & penyelesaian masalah


dengan melibatkan ekspresi matematis), (3) representasi kata-kata atau teks
tertulis (menulis langkah-langkah penyelesaian masalah matematis dengan
kata-kata & menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis).
BAB II
LEARNING OBSTACLE, DIDACTICAL DESIGN RESEARCH (DDR),
DESAIN BAHAN AJAR, KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS
DAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

A. Learning Obstacle (Hambatan Belajar)


Kesulitan dalam belajar pasti pernah dialami oleh setiap siswa kesulitan
tersebut dikarenakan beberapa faktor misalnya kesulitan dalam memahami materi,
memahami soal, maupun menyelesaikan soal. Warkitri, dkk. (Sulistiawati,dkk.,
2015) mengemukakan kesulitan belajar atau hambatan belajar adalah suatu gejala
yang nampak pada siswa ditandai dengan adanya hasil belajar rendah dibanding
dengan prestasi yang dicapai sebelumnya. Brousseau (Tamba, 2014) menyatakan
bahwa terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan hambatan belajar yang
dialami oleh siswa dalam proses pembelajaran, yaitu hambatan otogenik
(Ontogenical learning obstacle) adalah kesulitan belajar berdasarkan psikologis,
dimana salah satu penyebabnya karena faktor kesiapan berfikir siswa yang belum
memasuki faktor usianya. Hambatan didactical (Didactical learning obstacle)
adalah kesulitan belajar siswa terjadi karena kekeliruan dalam pengajaran guru
terhadap penyajiannya, dalam hal ini bahan ajar yang digunakan siswa dalam
belajar dapat menimbulkan adanya miskonsepsi. Hambatan epistimologis
(Epistemological learning obstacle) adalah kesulitan belajar siswa yang
disebabkan karena pemahaman siswa tentang sebuah konsep yang tidak lengkap,
ini artinya ketika siswa dihadapkan dengan soal yang berbeda maka siswa tidak
dapat menyelesaikannya karena pemahaman siswa terbatas pada soal yang serupa
atau yang sudah dipelajarinya saja.
Hambatan-hambatan yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar
yaitu diantaranya hambatan kognitif, hambatan genetis dan psikologis, hambatan
didaktis, dan hambatan epistomologis. Sedangkan menurut Cornu (Maharani, dkk:
2014) menyatakan bahwa hambatan kognitif terjadi pada saat kondisi siswa
mengalami kesulitan belajar, hambatan genetis dan psikologis terjadi karena
akibat dari perkembangan pribadi siswa, hambatan didaktis terjadi karena akibat

16
17

perlakuan guru dalam proses pembelajarannya, sedangkan hambatan epistomologi


terjadi karena akibat pengetahuan siswa mengenai konsep matematika sendiri.
Berdasarkan penjelasan diatas peneliti meneliti hambatan epistomologi pada
materi Program Linear terkait dengan kemampuan representasi matematis siswa.

B. Didactical Design Research (DDR)


Didactical Design Research (DDR) adalah salah satu desain penelitian yang
mengembangkan suatu desain didaktis yang dirancang untuk mengurangi adanya
hambatan belajar. Menurut (Yunarti, 2014), didaktik merupakan suatu usaha guru
yang dilakukan untuk siswa yang bertujuan agar siswa mudah memahami konsep-
konsep dan mudah berinteraksi dengan materi pengetahuan yang diberikan dengan
baik. Penelitian desain didaktis digolongkan menjadi tiga tahapan, yaitu: (1)
analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa desain
didaktis hipotetis termasuk ADP, (2) analisis metapedadidaktik, dan (3) analisis
retrosfektif yakni analisis yang menhubungkan antara analisis situasi didaktis
dengan analisis metapedadidaktik Tamba (2014).
Permasalahan yang muncul diluar situasi didaktis yaitu berkaitan dengan
hubungan guru dan siswa hal tersebut dikarenakan guru tidak memperhatikan
bahwa hubungan siswa dengan materi sangatlah penting untuk pemahaman
mengenai sebuah materi akibatnya guru sering mengulang-ngulang kembali
konsep pembelajaran khususnya dalam matematika hubungan guru dengan siswa
ini disebut dengan situasi pedagogis. Sedangkan aspek penting yang dapat
menciptakan suatu didaktis maupun pedagogis dalam proses pembelajaran
matematika yaitu hubungan siswa-materi dan hubungan guru-siswa. Ketiga
hubungan Guru-Siswa-Materi dapat digambarkan dalam segitiga didaktis oleh
Kansenen (Suryadi, 2010) hubungan didaktis (HD) antara siswa dan materi, serta
hubungan pedagogis (HP) antara guru dan siswa. Didalam segitiga didaktis
tersebut belum memuat hubungan didaktis dan pedagogis pada kenyataannya
kedua hubungan tersebut dapat terjadi secara bersamaan dengan demikian tercipta
suatu hubungan situasi didaktis baru. Berdasarkan hal tersebut Kansenen
18

menambahkan suatu hubungan antisipasi guru-materi yang disebut sebagai


antisipasi didaktis dan pedagogis (ADP) berikut adalah gambar segitiga didaktis.

Gambar 2.1 Segitiga Didaktis


Dapat dilihat dalam segitiga didaktis bahwa peran guru yaitu untuk
menciptakan suatu situasi didaktis (didactical situation) sehingga terjadi proses
pembelajaran. Menurut Sulistiawati,dkk (2015:136), situasi didaktis dan
pedagogis merupakan sesuatu yang sangat kompleks, sehingga guru harus
memiliki kemampuan yang dapat mengidentifikasi dan menganalisis hal-hal
penting yang terjadi, dan melakukan tindakan yang tepat agar pembelajaran
optimal. Guru adalah sebagai panutan siswa jadi guru haruslah mempunyai
pengetahuan yang luas terkait dengan siswa dan mampu menciptakan situasi
didaktis yang dapat mendorong belajar siswa secara optimal.

C. Desain Bahan Ajar Siswa dan Pedoman Guru


Alat pembelajaran yang digunakan didalam suatu proses pembelajaran salah
satunya yaitu bahan ajar menurut Abidin (2016: 263) bahan ajar diartikan sebagai
seperangkat fakta, prinsip, konsep, generalisasi, dan prosedur yang dirancang
secara khusus untuk memudahkan proses pembelajaran mengajar.
Bahan ajar merupakan segala bahan baik informasi, alat, maupun teks yang
disusun secara sistematis, menampilkan kompetensi yang akan dikuasai siswa dan
digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan penelaahan
implementasi pembelajaran (Prastowo, 2015: 17). Sedangkan menurut Lestari
(2010: 185), bahan ajar adalah sekumpulan materi pelajaran yang mengacu pada
kurikulum dan silabus yang digunakan untuk mencapai kompetensi yang telah
ditentukan. Bahan ajar untuk pendidik mempunyai fungsi yaitu untuk
mengarahkan semua aktivitas dalam proses pembelajaran dan untuk diajarkan
19

kepada siswa, sedangkan bahan ajar untuk siswa berfungsi sebagai pedoman
pembelajaran yang harus dipelajari.
Berdasarkan dari pengertian-pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa bahan ajar merupakan seperangkat materi pelajaran yang disusun secara
sistematis yang mempunyai tujuan pembelajaran dan memuat kompetensi-
kompetensi yang harus dicapai dalam proses pembelajaran. Bahan ajar dalam
konteks kurikulum 2013 sebenarnya sudah disediakan oleh Kemendiknas, bahan
ajar tersebut disusun dalam bentuk bahan ajar pegangan guru dan bahan ajar
pegangan siswa namun meskipun sudah disediakan oleh Kemendiknas bahan ajar
tersebut masih harus dikembangkan lagi oleh seorang pendidik agar guru tidak
menggunakan atau menyajikan materi bahan ajar tidak hanya dari satu sumber.
Bahan ajar memiliki dua fungsi penting bagi pembelajaran menurut Abidin
(2016: 263), yaitu sebagai berikut:
1. Pedoman bagi guru yaitu sebagai arahan atau bahan acuan semua aktivitas
belajar mengajar yang seharusnya diajarkan kepada siswa. Menurut
Kemendiknas (Abidin, 2016: 264) menyatakan bahwa manfaat
pengembangan bahan ajar bagi guru dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Diperoleh bahan ajar yang sesuai tuntutan kurikulum dan sesuai dengan
kebutuhan belajar siswa.
b. Tidak lagi tergantung kepada buku teks yang terkadang menyajikan satu
sudut pandang kebenaran.
c. Memperkaya karena dikembangkan dengan menggunakan berbagai
referensi.
d. Menambah pengetahuan dan pengalaman guru dalam menulis bahan ajar.
e. Membangun komunikasi pembelajaran yang efektif antara guru dengan
siswa.
2. Pedoman bagi siswa yaitu sebagai arahan atau bahan acuan semua aktivitas
belajar mengajar yang seharusnya dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Manfaat
penyusunan bahan ajar bagi siswa menurut Depdiknas (Abidin, 2016: 264)
terdiri dari tiga manfaat, yaitu:
a. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
20

b. Kesempatan untuk belajar secara mandiri dan mengurangi


ketergantungan terhadap kehadiran guru.
c. Mendapatkan kemudahan dalam mempelajari setiap kompetensi yang
harus dikuasainya.
Bahan ajar dapat berbentuk sebagai buku pelajaran, LKS, modul, handout,
model atau maket, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan sebagainya
(Prastowo, 2015: 17). Bahan ajar yang mencakup isi secara lengkap dengan
adanya materi dan soal latihan serta dilengkapi dengan pengetahuan lainnya
disebut sebagai bahan ajar yang berbentuk modul menurut Majid (2007: 176),
modul adalah sebuah buku yang ditulis dengan tujuan agar siswa dapat belajar
secara mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru, sehingga modul berisi paling
tidak tentang segala komponen dasar bahan ajar. Eriyadi (Lestari, 2010: 185), di
dalam modul harus berisikan petunjuk belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi
materi pelajaran, informasi pendukung, latihan soal, petujuk kerja, evaluasi, dan
balikan terhadap evaluasi.
Sedangkan Prastowo (2015: 209) menyatakan bahwa modul merupakan
bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan menggunakan bahasa sehari-hari
dimana bahasa ini mudah dipahami oleh siswa dan sesuai dengan tingkat
pemahaman atau pengetahuan siswa sehingga siswa dapat belajar sendiri tanpa
harus dengan guru. Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan
bahawa modul merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis dan lengkap
dengan adanya informasi-informasi, pengetahuan, dan keterampilan untuk
dipelajari oleh siswa secara mandiri kapanpun dan dimanapun dapat dipelajari
dengan sendirinya, dalam penelitian disini peneliti menyusun bahan ajar yang
berbentuk modul siswa dan modul pedoman guru.
1. Modul Siswa
Modul siswa yaitu suatu arahan segala aktivitas siswa dalam mempelajari
materi yang dipelajari sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Modul
mempunyai fungsi dan tujuan, modul berfungsi sebagai pengganti pendidik
artinya dengan adanya modul disini siswa dapat belajar mandiri tidak bergantung
pada guru, dapat meningkatkan kemampuan siswa, dapat mengukur dan menilai
21

sejauh mana kemampuan siswa dengan sendirinya terhadap penguasaan materi


yang telah dipelajari, dan berfungsi sebagai rujukan siswa dalam mengetahui
materi pembelajaran. Sedangkan tujuan modul yaitu agar siswa dapat mandiri,
jujur, dan dapat mengukur kecepatan belajar sendiri. Kecepatan mempelajari
modul yaitu ada yang cepat dan ada juga yang lambat, bagi kecepatan yang cepat
maka dapat mempelajari materi sendiri dalam modul dengan cepat sehingga dapat
memahami materi selanjutnya tanpa disuruh oleh guru, sedangkan bagi kecepatan
yang lambat maka dapat mengulangi atau mempelajari kembali materi yang
sebelumnya atau dapat dikatakan mempelajari materi secara berulang-ulang.
Adapun unsur-unsur modul menurut Prastowo (2015: 214) terbagi menjadi
empat unsur, yaitu:
1. Judul Modul, berisi tentang nama modul dari suatu mata pelajaran tertentu.
2. Petunjuk Umum, unsur ini memuat tentang langkah-langkah yang akan
ditempuh dalam pembelajaran yaitu kompetensi dasar, pokok bahasan,
indikator pencapaian, referensi, strategi pembelajaran, menjelaskan
pendekatan, metode, langkah yang digunakan dalam proses pembelajaran,
lembar kegiatan pembelajaran, petunjuk bagi siswa, dan evaluasi.
3. Materi Modul, berisi penjelasan secara rinci tentang materi pembelajaran.
4. Evaluasi Semester, evaluasi ini terdiri dari tengah dan akhir semester dengan
tujuan untuk mengukur kompetensi siswa sesuai dengan materi yang
diberikan.
Modul siswa dalam penelitian ini memuat materi prasyarat dan materi inti,
untuk materi prasyarat disini mencakup materi Sistem Pertidaksamaan Linear Dua
Variabel sedangkan untuk materi inti dalam modul siswa ini yaitu materi Program
Linear serta dilengkap dengan soal-soal latihan berdasarkan model problem based
learning yang mencakup pengetahuan dan keterampilan siswa.
2. Pedoman Guru
Pedoman bagi guru suatu arahan segala aktivitas guru dalam menyampaikan
materi kepada siswa. Pedoman bagi guru bertujuan sebagai rencana atau pedoman
dalam proses pembelajaran menggunakan bahan ajar didalam kelas yang
digunakan oleh seorang pendidik. Pedoman bahan ajar untuk guru dalam
22

penelitian ini memuat pedoman pertemuan dan kunci jawaban. Dimana pedoman
pertemuan adalah acuan pelaksanaan dalam pembelajaran dari setiap
pertemuannya. Sedangkan untuk kunci jawaban tersebut untuk mengetahui
jawaban mengenai soal-soal latihan yang terdapat didalam modul siswa.
Adapun bagian-bagian pedoman pembelajaran dalam penelitian ini
diantaranya adalah sebagai berikut.
1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar, berisi tentang kompetensi-
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa sesuai dengan kurikulum 2013.
2. Indikator Pembelajaran, berisi tentang indikator sesuai KI dan KD yang harus
dikuasai oleh siswa.
3. Tujuan Pembelajaran, berisi tentang tujuan pembelajaran siswa dalam
mempelajari materi program linear.
4. Indikator Representasi Matematis, berisi tentang indikator representasi
matematis yang harus dikuasai oleh siswa khususnya pada materi program
linear.
5. Tujuan Pembelajaran Representasi Matematis, berisi tentang tujuan
pembelajaran representasi matematis siswa dalam mempelajari materi
program linear.
6. Manfaat Penguasaan Materi Bagi Siswa, berisi tentang manfaat yang akan
diperoleh siswa ketika menggunakan bahan ajar mengenai materi program
linear.
7. Model Problem Based Learning, berisi tentang tahapan model PBL untuk
membantu siswa dalam menyelesaikan suatu masalah program linear.
8. Peta Konsep, berisi tentang alur materi pembelajaran dalam materi program
linear.
9. Pedoman Pertemuan, berisi tentang arahan segala aktivitas guru dalam
pembelajaran yang bertujuan agar pembelajaran tersebut menjadi efisien
terkait dengan modul siswa yang digunakan.
10. Materi Prasyarat dan Materi Inti, berisikan tentang materi-materi yang akan
disampaikan oleh guru dalam proses pembelajarannya.
23

11. Kunci Jawaban, berisi tentang kunci jawaban dari setiap soal yang terdapat
pada bahan ajar siswa.

D. Validasi Bahan Ajar Siswa, Pedoman Guru, dan Rencana Implementasi


Bahan Ajar
Validasi adalah proses pengesahan atau persetujuan terhadap kesesuaian
modul dengan kebutuhan. Validasi perlu dilakukan dengan melibatkan pihak
praktisi yang ahli sesuai dengan bidang-bidang terkait dalam modul. Menurut
Akbar (2013: 37), validasi buku ajar merupakan upaya menghasilkan buku dengan
validitas tinggi, dilakukan melalui uji validasi. Uji validasi dapat dilakukan oleh:
1. Validasi Ahli
Validasi ahli dilakukan dengan cara perseorangan atau beberapa ahli
pembelajaran yang sesuai dengan bidangnya masing-masing untuk menilai suatu
bahan ajar menggunakan instrumen validasi. Bukan hanya menilai saja tetapi
memberi masukan perbaikan terhadap bahan ajar yang sudah dikembangkan.
2. Validasi Pengguna
Bahan ajar yang diuji cobakan didalam kelas untuk proses pembelajaran
artinya ini digunakan oleh guru atau penyusunnya, dari sini pengguna dapat
mengetahui kekurangan atau ketepatan suatu bahan ajar yang telah
dikembangkan. Berdasarkan dari pengamatan dan penilaian tersebut pengguna
dapat memberi masukan perbaikan terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan,
3. Validasi Audience
Audience disini adalah siswa yang belajar dengan bahan ajar yang telah
dikembangkan. Validasi ini untuk mengetahui keefektifan dalam belajar
menggunakan bahan ajar apakah kompetensinya mencapai tujuan pembelajaran
atau tidak penilaian ini dilakukan dengan cara melakukan uji kompetensi siswa
melalui tes atau non tes.
Validasi dalam penelitian ini hanya menggunakan validasi ahli, validasi ahli
tersebut untuk mengetahui suatu kelayakan bahan ajar siswa, pedoman guru, dan
rencana implementasi bahan ajar yang dapat digunakan atau tidak didalam proses
pembelajaran. Validasi ahli dilakukan dengan cara seseorang atau beberapa ahli
pembelajaran yang menilai bahan ajar siswa, pedoman guru, dan rencana
24

implementasi bahan ajar menggunakan lembar validasi sehingga diperoleh


masalah bagi perbaikan bahan ajar yang dikembangkan. Validasi didalam
penelitian ini adalah dua orang guru matematika SMK GRACIKA dan tiga orang
dosen pendidikan matematika Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon. Berikut
adalah indikator yang terdapat didalam lembar validasi tersebut.
1. Validasi Bahan Ajar Siswa
Validasi bahan ajar siswa divalidasi oleh ahli menggunakan lembar validasi
sebanyak 25 penilaian dari 9 indikator. Indikator tersebut yaitu terdiri dari
relevansi, kecukupan, kelengkapan sajian, sistematika sajian, kesesuaian
bahasa dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar, keterbacaan dan
kekomunikatifan, konten bahan ajar, model problem based learning, dan
kemampuan representasi.
2. Validasi Pedoman Guru
Validasi pedoman guru divalidasi oleh ahli menggunakan lembar validasi
sebanyak 15 penilaian dari 4 indikator. Indikator tersebut yaitu terdiri dari
kelayakan isi, bahasa, sistematika sajian, dan kelengkapan sajian.
3. Validasi Rencana Implementasi Bahan Ajar
Validasi rencana implementasi bahan ajar divalidasi oleh ahli menggunakan
lembar validasi sebanyak 25 penilaian dari 6 indikator. Indikator tersebut
yaitu terdiri dari kelengkapan komponen rencana implementasi, rumusan
tujuan, kebahasaan, materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan penilaian hasil
belajar.

E. Problem Based Learning (PBL)


Problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah Ward
(Lestari & Yudhanegara, 2015: 42) menyatakan bahwa Problem based learning
(PBL) adalah model pembelajaran yang menghadapkan siswa untuk
menyelesaikan suatu permasalahan melalui langkah-langkah PBL yang telah
ditetapkan sehingga dari permasalahan tersebut siswa mendapatkan pengetahuan
yang berhubungan dengan masalah yang ada, serta dapat memiliki keterampilan
untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
25

Pembelajaran berbasis masalah Arends (Mudlofir & Rusydiyah, 2016: 73)


menjelaskan bahwa pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu pendekatan
pembelajaran, siswa dalam pembelajaran berbasis masalah harus mengerjakan
permasalahan yang sifatnya autentik dengan maksud untuk menyusun
pengetahuan siswa, mengembangkan inkuiri (nyata) dan keterampilan berpikir
tingkat yang lebih tinggi, serta mengembangkan kemandirian dan percaya diri.
Langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah yaitu terdiri dari lima langkah
yaitu mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk
belajar, membimbing penyelidikan individu atau kelompok, mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, dan menganalisis proses pemecahan masalah.
Sedangkan menurut Ngalimun (2014: 89) pembelajaran berbasis masalah
(Problem based learning) adalah salah satu model pembelajaran inovatif yang
berpusat kepada siswa sehingga dapat memberikan kondisi dalam belajar secara
aktif pada siswanya bukan menekankan kepada pengalaman guru. Langkah-
langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL Panen (Ngalimun, 2014:
94) terdapat delapan tahapan, yaitu (1) mengidentifikasi masalah, (2)
mengumpulkan data, (3) menganalisis data, (4) memecahkan masalah berdasarkan
pada data yang ada dan analisisnya, (5) memilih cara untuk memecahkan masalah,
(6) merencanakan penerapan pemecahan masalah, (7) melakukan uji coba
terhadap rencana yang ditetapkan, dan (8) melakukan tindakan untuk
memecahkan masalah.
Berdasarkan dari ketiga pernyataan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
Problem based learning (PBL) adalah salah satu model pembelajaran yang
berbasis masalah, model Problem based learning ini sangat menekankan kepada
siswa yang aktif bukan dari pengajaran guru sehingga siswa dapat memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang luas dari sebuah masalah yang ada. Terdapat
lima sintaks Problem based learning menurut Arends (Warsono & Hariyanto,
2014: 151) yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu (1) mengorientasikan siswa
pada masalah, (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar, (3) membantu siswa
memecahkan masalah dengan cara penyelesaian (memahami masalah,
merencanakan masalah, menyelesaikan masalah sesuai rencana, melakukan
26

pengecekan kembali), (4) mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan


masalah, dan (5) menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

F. Kemampuan Representasi Matematis


Representasi matematis adalah salah satu kemampuan matematika yang harus
dimiliki oleh siswa, kemampuan ini sangat penting dalam konsep masalah nyata
matematika bukan hanya karena penggunaan simbol namun langkah-langkah
penyelesaiannya dibutuhkan suatu komunikasi dan pemecahan masalah yang baik
untuk dapat mengkomunikasikan sesuatu hal, seseorang harus dapat
merepresentasikan suatu persoalan kedalam bentuk representasi lain. Pendapat
tersebut sesuai dengan Vergnaund (lyn, 2014: 207):
Representation is a crucial element for a theory of mathematics teaching and
learning, not only because the use of symbolic system is so important in
mathematics, the syntax and semantic of which are rich, varied, and
universal, but also for two strong epistemological reasons (1) mathematics
plays an essential part in conceptualizing the real world. (2) mathematics
makes a wide use of homomorphisms in which the reduction of structures to
one another is essential.

Lestari & Yudhanegara (2015: 83) menyatakan bahwa kemampuan


representasi matematis adalah kemampuan menyajikan kembali notasi, simbol,
tabel, gambar, grafik, diagram, persamaan atau ekspresi matematis lainnya
kedalam bentuk lain. Sedangkan NCTM (Hutagol, 2013) menyatakan bahwa
representasi adalah suatu gambaran yang berhubungan dengan sesuatu, mewakili,
melambangkan, atau menyajikan sesuatu. Mudzakir (Lestari & Yudhanegara,
2015: 84) indikator kemampuan representasi matematis disajikan pada Tabel 2.1
berikut.
Tabel 2.1
Indikator Kemampuan Representasi Matematis
Aspek Indikator
Representasi Visual a. Menyajikan kembali data atau informasi
dari suatu representasi diagram, grafik,
atau tabel.
b. Menggunakan representasi visual untuk
menyelesaikan masalah.
Representasi Gambar a. Membuat gambar pola-pola geometri.
27

Aspek Indikator
b. Membuat gambar bagun geometri untuk
memperjelas masaah dan memfasilitasi
penyelesaian.
Representasi Persamaan atau a. Membuat persamaan atau model
Ekspresi Matematis matematika dari representasi lain yang
diberikan.
b. Membuat konjektur dari suatu pola
bilangan.
c. Penyelesaian masalah dengan melibatkan
ekspresi matematis.
Representasi Kata atau Teks a. Membuat situasi masalah berdasarkan data
Tertulis atau representasi yang diberikan.
b. Menulis interpretasi dari suatu
representasi.
c. Menulis langkah-langkah penyelesaian
masalah dengan kata-kata.
d. Menjawab soal dengan menggunakan
kata-kata atau teks tertulis.

Berdasarkan dari ketiga penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa


kemampuan representasi adalah kemampuan siswa untuk menggambarkan sesuatu
yang berhubungan dengan bentuk grafik, persamaan atau sejenisnya untuk
mewakili, menghubungkan, atau menyajikan kembali notasi, simbol, tabel
gambar, grafik, diagram, persamaan atau ekspresi matematis lainnya kedalam
bentuk lain. Kemampuan representasi menurut Lestari & Yudhanegara (2015: 83)
dapat digolongkan menjadi empat aspek yaitu (1) Kemampuan representasi visual
adalah dapat menyajikan suatu persoalan kedalam bentuk diagram, tabel, atau
grafik. (2) Kemampuan representasi gambar yaitu dapat membuat gambar pola-
pola yang berhubungan dengan geometri. (3) Kemampuan representasi teks
tertulis yaitu menjelaskan suatu masalah kedalam bentuk kata-kata, dan (4)
Kemampuan representasi persamaan atau ekspresi matematis yaitu mengubah
representasi lain kedalam bentuk persamaan.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti disini menggunakan tiga aspek dalam
indikator kemampuan representasi matematis, yaitu yang pertama representasi
visual (menyajikan kembali data atau informasi dari suatu representasi ke
representasi diagram, grafik, atau tabel), yang kedua representasi persamaan atau
28

ekspresi matematis (membuat model matematis atau persamaan dari representasi


lain yang diberikan & penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi
matematis), dan yang ketiga representasi kata-kata atau teks tertulis (menulis
langkah-langkah penyelesaian masalah matematis dengan kata-kata & menjawab
soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis.
Adapun contoh soal yang sesuai dengan indikator kemampuan representasi
matematis, yaitu:
Indikator 1: Representasi visual (Menyajikan kembali data atau informasi dari
suatu representasi ke representasi grafik).
Soal 1
Adi, seorang lulusan SMK Tata Busana memiliki perusahaan konveksi yang
membuat kemeja dan kaos olahraga. Untuk membuat satu kemeja, diperlukan
m kain katun dan m kain wol. Untuk membuat kaos olahraga,

diperlukan 2 m kain katun dan 4 m kain wol. Persediaan kain wol yang
dimiliki Adi adalah 36 m dan persediaan kain katun 40 m, seperti yang telah
disajikan dalam tabel berikut.
Kain Kemeja (x) Kaos (y) Persediaan
Katun 2 40

Wol 4 36
Gambarlah kendala dari permasalahan tersebut!
Penyelesaian:
Misalkan, x adalah jumlah maksimum kemeja yang dapat dibuat dan y adalah
jumlah maksimum kaos yang dapat dibuat maka kendalanya:

Oleh karena jumlah kemeja dan kaos tidak mungkin bernilai negative maka
x ≥ 0 dan y ≥ 0. Kendala tersebut dapat digambarkan dalam diagram kartesius
berikut dengan mengikuti langkah-langkah menggambar grafik yaitu:
Menentukan titik potong
29

Untuk Untuk

x 0 16 x 0 24
y 20 0 y 0
(x,y) (0,20) (16,0) (x,y) (0, ) (24,0)

Menentukan titik sembarang


Ambil titik (0,0) kemudian substitusikan ke persamaan 1 dan 2

Maka gambar grafiknya adalah:

Soal tersebut termasuk kedalam representasi visual yang menyajikan kembali


data atau informasi dari suatu representasi tabel kedalam representasi grafik
karena penyelesaian soal tersebut siswa dapat membuat persamaan dari sebuah
tabel yang telah diketahui sehingga siswa dapat menyajikannya kedalam sebuah
grafik.

Indikator 2: Representasi persamaan atau ekspresi matematis (membuat


persamaan atau model matematika dari representasi lain yang
diberikan).
Soal 2
Diketahui daerah yang diarsir adalah daerah himpunan penyelesaian yang
berbentuk segitiga siku-siku seperti yang ditujukan pada grafik dibawah ini.
Tentukanlah sistem pertidaksamaan dari grafik tersebut!
30

Penyelesaian:
Sistem pertidaksamaan linear untuk daerah himpunan penyelesaian grafik
tersebut adalah:

Soal tersebut termasuk kedalam persamaan atau ekspresi matematis karena


penyelesaian soal tersebut siswa dapat membuat persamaan atau model
matematika dari representasi garfik yang diberikan.

Indikator 3: Representasi persamaan atau ekspresi matematis (penyelesaian


masalah dengan melibatkan ekspresi matematis).

Soal 3
Seorang petani memberikan dua jenis pupuk untuk sawahnya. Pupuk jenis I
mengandung 16 gram zat A dan 6 gram zat B, sedangkan pupuk jenis II
mengandung 8 gram zat A dan 18 gram zat B. Pada setiap musim tanam padi,
petani tersebut membutuhkan paling sedikit 128 gram zat A dan 108 gram zat
B untuk keberhasilan panennya. Jika harga pupuk jenis I adalah Rp. 50.000,-
dan pupuk jenis II adalah Rp. 35.000,-. Maka tentukan model matematikanya
dan banyaknya pupuk jenis I dan pupuk jenis II yang harus dibeli agar biaya
pemeliharaan sawahnya minimal!

Penyelesaian:
Buat tabel sesuai permasalahan untuk mempermudahnya
31

Tabel :
Pupuk Jenis I Pupuk Jenis II Keperluan
Zat A 16 gram 8 gram 128 gram
Zat B 6 gram 18 gram 108 gram
Harga Rp. 50.000,- Rp. 35.000,-

Permisalan:
x adalah banyaknya pupuk jenis I yang dibeli
y adalah banyaknya adonan pupuk jenis II yang dibeli
Fungsi kendala:

Fungsi objektif:

Sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah:

Dengan kendala,

Menentukan titik potong


I. II.

x 0 8 x 0 18
y 16 0 y 6 0
(x,y) (0,16) (8,0) (x,y) (0,6) (18,0)

Menentukan titik pojok menggunakan cara eliminasi & substitusi:


32

Substitusikan y = 4 ke persamaan

jadi, titik C (6,4).

Menentukan nilai minimum fungsi objektif z dengan uji titik potong


daerah penyelesaian.

Fungsi Objektif: z =
Titik pojok Nilai z
A (0,16) z=
B (18,0) z=
C (6, 4) z=
Jadi, banyaknya pupuk jenis I dan pupuk jenis II yang harus dibeli agar biaya
pemeliharaan sawahnya minimal adalah RP.440.000,-

Soal tersebut termasuk kedalam representasi persamaan atau ekspresi


matematis berupa penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis
karena penyelesaian tersebut siswa dapat membuat tabel untuk memudahkan
penyelesaiannya dengan cara membuat model matematika terlebih dahulu sampai
dengan siswa mengetahui langkah untuk mencari nilai minimalnya ini berarti
siswa dapat menyelesaikan suatu permasalahan dengan adanya suatu persamaan
yang telah diketahuinya.

Indikator 4: Representasi kata atau teks tertulis (menulis langkah-langkah


penyelesaian masalah matematis dengan kata-kata).
Soal 4
Bagaimana langkah-langkah menggambar grafik himpunan penyelesaian dari
pertidaksamaan linear . Uraikan dengan kata-kata!
Penyelesaian:
33

Langkah-langkah untuk membuat grafik adalah sebagai berikut:


a. Menentukan batas daerahnya, yaitu gambarlah garis dengan persamaan
pada bidang cartesius.
- Jika x = 0 maka y = 2 sehingga diperoleh koordinat titik potong
dengan sumbu –y adalah (0,2)
- Jika y = 0 maka x = 4 sehingga diperoleh koordinat titik potong
dengan sumbu –x adalah (4,0)
b. Menentukan uji sebarang titik, yaitu menentukan daerah yang memenuhi
. Ambil sebarang titik yang tidak terletak pada garis
, misalnya titik O(0,0) jika memenuhi maka itu adalah daerah
himpunan penyelesaiannya.
c. Gambarlah kedalam grafik kartesius
d. Kesimpulan

Soal tersebut termasuk kedalam Representasi kata atau teks tertulis karena
penyelesaian tersebut siswa dapat menuliskan langkah-langkah penyelesaiannya
dengan menggunakan kata-kata sesuai dengan pemahamannya.

Indikator 5: Representasi kata atau teks tertulis (menjawab soal dengan


menggunakan kata-kata atau teks tertulis).
Soal 5
Diberikan sistem pertidaksamaan linear dan
dapatkah kamu menentukan himpunan penyelesaian sistem tersebut untuk
syarat x < 0 dan y > 0? Jelaskan!
Penyelesaian:
Tidak, karena dengan diberikan syarat x < 0 dan y > 0 itu maka garis tersebut
tidak akan saling bertemu antara daerah himpunan penyelesaiannya.
Soal tersebut termasuk kedalam Representasi kata atau teks tertulis karena
penyelesaian tersebut siswa dapat menuliskan penyelesaiannya dengan
menggunakan kata-kata sesuai dengan data dan informasi yang diperolehnya.
34

G. Rencana Implementasi Bahan Ajar


Rencana implementasi bahan ajar merupakan rencana pembelajaran yang
memuat kompetensi inti dan kompetensi dasar berdasarkan kurikulum 2013 dan
mengacu kepada silabus, selain itu memuat beberapa indikator pembelajaran yang
harus dicapai oleh siswa dalam pembelajaran. Rencana implementasi bahan ajar
kurikulum 2013 memuat 5M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengkonfirmasi. Rencana implementasi bahan ajar
khususnya didalam penelitian ini adalah bahan ajar modul yang bertujuan sebagai
rencana guru dalam mengimplementasikan bahan ajar. Berikut adalah contoh
kegiatan rencana implementasi bahan ajar dengan model Problem Based
Learning.
Tabel 2.2
Kegiatan Pembelajaran Rencana Implementasi Bahan Ajar
Langkah
Deskripsi
Pembelajaran
Kegiatan 1. Guru memberi salam.
Pendahuluan 2. Guru menunjuk siswa untuk memimpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
5. Guru menyampaikan motivasi kepada siswa.
6. Guru meminta siswa untuk membuat kelompok yang
beranggotakan 5-6 orang secara heterogen.
7. Guru membagikan bahan ajar kepada setiap kelompok.
8. Guru mengingatkan kembali tentang pelajaran sebelumnya
(materi prasyarat) dan meminta siswa untuk mengamati
contoh masalah.
Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan dan menjelaskan materi inti.
Fase 1 mengorientasikan siswa kepada masalah
2. Guru member contoh soal permasalahan.
Fase 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar
3. Guru mengajak siswa untuk mengamati soal-soal latihan
kelompok dan meminta siswa untuk menyelesaikannya.).
4. Guru menanyakan kepada siswa apabila ada yang ingin
bertanya mengenai permasalahan yang telah diberikan.
Fase 3 membantu penyelidikan
5. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk memahami
masalahnya, merencanakan penyelesaian, melaksanakan
masalah, dan melakukan pengecekan kembali pada tahap
pemecahan masalahnya.
6. Guru mengawasi jalannya diskusi dan siswa diarahkan
35

untuk terlibat aktif dalam diskusi kelompoknya.


Fase 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya
7. Guru menunjuk salah satu siswa sebagai perwakilan
kelompok untuk mempersentasikan hasil jawaban
kelompoknya.
Fase 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
8. Guru member kesempatan kepada kelompok lain untuk
bertanya.
9. Guru memberi penguatan mengenai tanggapan setiap
siswa.

Kegiatan 1. Guru dan siswa secara bersama-sama menyimpulkan yang


Penutup telah dipelajari.
2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk dikerjakan
dirumah.
3. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya.
4. Guru menjawab salam.

Sumber: dimodifikasi dari Ngalimun (2014: 111)


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2015: 15), metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti situasi dan kondisi seseorang
dimana peneliti ini sebagai kuncinya untuk melakukan pengambilan sampel data
yang diperlukan, pengambilan ini dilakukan melalui uji instrumen, teknik
pengumpulan data, analisis data dan hasilnya lebih menekankan kepada makna
dari pada generalisasi. Metode penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahan
ajar matematika. validasi bahan ajar dan rencana implementasi bahan ajar dalam
kemampuan representasi matematis siswa.
Sedangkan metode kuantitatif menurut Sugiyono (2015: 14) adalah metode
penelitian yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, teknik
pengambilan sampel dilakukan secara umum dan untuk pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data tersebut bersifat statistik yaitu
dengan menganalisis butir soal dan uji Q-Cochran. Tujuan uji Q-Cochran yaitu
untuk mengetahui keseragaman pendapat dari para ahli.

B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian berupa Didactical
Design Research (DDR). Penelitian Disain Didaktis pada dasarnya terdiri atas tiga
tahap yaitu: (1) analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya
berupa Disain Didaktis Hipotetis termasuk ADP, (2) analisis metapedadidaktik,
dan (3) analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi
didaktis hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik (Suryadi, 2010). Adapun
desain penelitian tersebut dilakukan dalam beberapa langkah yaitu sebagai
berikut.

36
37

1. Menganalisis materi matematika yang akan dijadikan sebagai bahan


penelitian.
2. Mencari data mengenai materi yang telah ditentukan.
3. Mempelajari materi yang telah ditentukan.
4. Membuat instrumen tes soal sesuai dengan indikator kemampuan tiap soal
yang bervariatif untuk dapat memunculkan learning obstacle siswa mengenai
materi program linear.
5. Melaksanakan tes awal untuk mengetahui learning obstacle siswa mengenai
materi program linear pada soal yang telah diberikan.
6. Menganalisis dan mengidentifikasi learning obstacle siswa dilihat dari hasil
tes awal mengenai materi program linear pada soal yang telah diberikan.
7. Menyusun desain bahan ajar siswa, pedoman guru, dan rencana implementasi
bahan ajar sesuai dengan learning obstacle yang dialami oleh siswa.
8. Melaksanakan validasi bahan ajar siswa, pedoman guru, dan rencana
implementasi bahan ajar kepada beberapa ahli.
9. Menganalisis hasil validasi bahan ajar siswa, pedoman guru, dan rencana
implementasi bahan ajar dari beberapa ahli.
10. Melakukan revisi terhadap bahan ajar siswa, pedoman guru, dan rencana
implementasi bahan ajar yang sudah divalidasi oleh ahli.
11. Menyusun laporan penelitian.

C. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini dibagi menjadi dua tahap, yang pertama subjek
penelitian untuk mengetahui hambatan belajar awal (Learning Obstacle) adalah
siswa kelas X TKR 2 SMK GRACIKA dengan jumlah siswa 22 orang, dan tahap
yang kedua subjek penelitian untuk mengetahui hambatan belajar akhir (Learning
Obstacle) adalah siswa kelas XI TKR 1 SMK GRACIKA dengan jumlah siswa 20
orang pada bahan ajar representasi matematis dalam materi program linear dan
untuk memperoleh tanggapan guru terhadap bahan ajar yang dibuat oleh
penelitian.
38

D. Alur Penelitian

Menyusun kisi-kisi soal uji coba


kemampuan representasi matematis
pada materi program linear kelas 11

ACC

Uji Coba Soal

Analisis Butir Soal:


Validitas
Analisis Jawaban Siswa
Reliabilitas
Daya Pembeda
Indeks Kesukaran
Analisis Learning Obstacle

Membuat Desain Bahan Ajar Siswa,


Pedoman Guru, dan Rencana
Implementasi Bahan Ajar

Analisis Bahan Ajar Siswa, Pedoman


Guru, dan Rencana Implementasi
Bahan Ajar Oleh Pakar
Revisi

Bahan Ajar Siswa, Pedoman Guru,


dan Rencana Implementasi Bahan
Ajar Final

Gambar 3.1
Alur Penelitian
39

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan pada
Tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1
Teknik Pengumpulan Data
Teknik
No. Pengumpulan Instrumen Tujuan Jenis data
data
Untuk mengetahui
kemampuan Nilai
representasi kemampuan
1. Uji Coba soal Soal tes
matematis dan representasi
untuk mengetahui matematis siswa
learning obstacle
Lembar validasi Untuk mengetahui
bahan ajar siswa kevalidan suatu Hasil validasi
2. Observasi
dan pedoman bahan ajar siswa oleh ahli
guru dan pedoman guru
Untuk mengetahui
Lembar validasi kevalidan suatu
Hasil validasi
3. Observasi implementasi rencana
oleh ahli
bahan ajar implementasi
bahan ajar

Berdasarkan Tabel 3.1 akan dipaparkan sebagai berikut.


1. Tes
Peneliti memberikan soal tes kemampuan berdasarkan kemampuan
representasi matematis yang bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan
siswa terhadap materi yang telah diajarkan dan untuk mengidentifikasi
learning obstacle siswa terkait materi program linear pada kemampuan
representasi matematis..
2. Validasi Bahan Ajar Siswa dan Pedoman Guru
Validasi bahan ajar dalam penelitian ini merupakan lembar validasi yang
diberikan kepada para ahli untuk memperoleh data tentang penilaian terhadap
bahan ajar baik bahan ajar untuk siswa maupun pedoman guru yang telah
dibuat, kemudian data yang telah diperoleh dilakukan analisis untuk
40

mengetahui bahan ajar tersebut layak atau tidak digunakan dalam proses
pembelajaran.
3. Validasi Rencana Implementasi Bahan Ajar
Validasi rencana implementasi bahan ajar dalam penelitian ini merupakan
lembar validasi yang diberikan kepada para ahli untuk memperoleh data
tentang penilaian terhadap rencana implementasi bahan ajar baik bahan ajar
yang telah dibuat, kemudian data yang telah diperoleh dilakukan analisis
untuk mengetahui rencana implementasi bahan ajar tersebut layak atau tidak
digunakan dalam proses pembelajaran.

F. Instrumen Pengumpulan Data


Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes, lembar
validasi bahan ajar modul siswa dan modul untuk pedoman guru, dan lembar
validasi rencana implementasi bahan ajar.
1. Soal Tes
Instrumen soal tes digunakan untuk mengindentifikasi learning obstacle
instrumen disini diberikan sebanyak dua kali yang pertama disebut dengan tes
kemampuan awal dimana tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa
dalam menjawab soal tes yang diberikan soal tes tersebut yaitu materi SPtLDV.
Sedangkan tes yang kedua yaitu untuk mengetahui kesulitan belajar didalam
menyelesaikan soal, soal tersebut mengenai materi program linear yang berbentuk
soal essay dengan menggunakan tiga indikator kemampuan representasi
matematis siswa, yaitu representasi visual, representasi persamaan atau ekspresi
matematis, dan representasi kata-kata atau teks tertulis.
Soal tes tersebut diuji cobakan terlebih dahulu, uji coba instrumen ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui terpenuhi atau tidaknya validasi
soal, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran pada soal. langkah-langkah
untuk menganalisis soal tes uji coba, yaitu sebagai berikut:
a) Validitas
Arikunto (2013: 211) mengemukakan bahwa “Validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen”. Teknik yang dapat
41

digunakan untuk mengetahui kesesuaian adalah teknik korelasi product moment.


Rumus korelasi product moment Pearson dengan angka kasar menurut Jihad &
Haris (2012: 180), yaitu:

Keterangan:

Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan validitas pada


Tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Validitas
No. Nilai Interpretasi
1. Sangat Tinggi
2. Tinggi
3. Cukup
4. Rendah
5. Sangat Rendah
6. Tidak Valid
Sumber: Ruseffendi (Jihad & Haris, 2012: 180)
Kemudian untuk menguji validitas soal essay digunakan statistik uji t
menggunakan rumus menurut Sundayana (2015: 60):

Keterangan:
n = jumlah siswa
= koefisien korelasi hasil hitung
Untuk mengetahui valid atau tidaknya soal essay maka diambil taraf nyata
dan dengan menggunakan rumus
42

Setelah diperoleh hasil data perhitungan diatas, maka dibuat kesimpulan.


Adapun kriteria pengujiannya adalah Jika thitung > ttabel maka soal termasuk sahih
(Baik) dan jika thitung < ttabel maka soal termasuk tidak sahih atau tidak digunakan.
Hasil perhitungan dan interpretasi validitas yang dilakukan oleh peneliti
disajikan pada Tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3
Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba
No.
t hitung t tabel Interpretasi
Soal
1 6,65 Valid
2 3,98 Valid
3 2,61 Valid
2,10
4 3,95 Valid
5 2,79 Valid
6 0,32 Tidak Valid
Perhitungan yang lengkap dapat dilihat pada Lampiran B.2.
b) Reliabilitas
Lestari & Yudhanegara (2015: 206) Reliabilitas suatu instrumen adalah
keajegan atau kekonsistenan instrumen tersebut bila diberikan pada subjek yang
sama meskipun oleh orang yang berbeda, waktu yang berbeda, atau tempat yang
berbeda, maka akan memberikan hasil yang sama atau relatif sama. Sedangkan
menurut Arikunto (2012: 221) mengatakan bahwa “reliabilitas menunjuk pada
suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Jadi dapat
ditarik kesimpulan bahwa soal dikatakan baik bukan hanya memiliki validasi yang
tinggi namun harus memiliki keajegan atau kekonsistenannya juga, ini berarti
untuk mengukur kemampuan soal jika diberikan kapan saja ataupun oleh subjek
yang berbeda. Untuk mengetahui keajegan/ kekonsistenan soal uji coba tersebut
setelah tervalidasi yaitu harus diuji menggunakan analisis reliabilitas kecuali butir
soal yang tidak valid tidak diikut sertakan dalam perhitungan. Untuk menentukan
43

reliabilitas soal berbentuk essay (uraian) digunakan rumus Alpha Cronbach,


menurut Lestari & Yudhanegara (2015: 206) yaitu:

Keterangan:
= koefisien reliabilitas instrumen
n = banyak butir soal
= jumlah varians skor butir soal ke-i
= varians skor total
= varians skor butir soal ke-i
Untuk mencari indeks reliabilitas dari soal uji coba dilakukan beberapa
langkah yaitu sebagai berikut:
1) Menghitung varians tiap soal
Untuk menghitung varians skor digunakan rumus Lestari & Yudhanegara
(2015: 206) sebagai berikut:

Keterangan:

= kuadrat jumlah nilai tiap soal


= jumlah kuadrat nilai tiap soal
2) Menghitung jumlah varians item
3) Menghitung nilai varians total
4) Menghitung nilai reliabilitas

Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan reliabilitas pada


Tabel 3.4 berikut.
44

Tabel 3.4
Kriteria Reliabilitas
No. Nilai Interpretasi
1. Sangat Tinggi
2. Tinggi
3. Sedang
4. Rendah
5. Sangat Rendah
Sumber: Guilford (Lestari & Yudhanegara, 2015: 206)
Berdasarkan dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh indeks
reliabilitas sebesar 0,56. Jika dilihat pada tabel 3.4 maka indeks reliabilitas
sebesar 0,56 termasuk interpretasi sedang atau cukup. Perhitungan lengkap dapat
dilihat pada lampiran B.3.
c) Daya Pembeda
Lestari & Yudhanegara (2015: 217) Daya pembeda dari sebuah butir soal
adalah kemampuan butir soal tersebut membedakan siswa yang mempunyai
kemampuan tinggi, kemampuan sedang, dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Untuk menghitung daya pembeda digunakan rumus berdasarkan (Jihad &
Haris, 2012: 243) yaitu:

Keterangan:
DP = Daya Pembeda
SA = Jumlah skor siswa kelompok atas
SB = Jumlah skor siswa kelompok bawah
N = Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
Sedangkan klasifikasi dari daya pembeda yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda
No. Daya Pembeda Interpretasi
1 Sangat baik
2 Baik
3 Cukup
4 Buruk
5 Sangat Buruk
Sumber: Guilford (Lestari & Yudhanegara, 2015: 217)
45

Untuk mencari indeks daya pembeda soal uji coba, dilakukan dengan
beberapa langkah, yaitu:

1. Mengurutkan skor yang diperoleh siswa dari nilai yang terbesar sampai
dengan yang terkecil.
2. Menentukan/ membagi kelompok atas dan kelompok bawah berdasarkan nilai
urutannya.
3. Menghitung selisih soal yang dijawab benar dari kelompok atas dan
kelompok bawah.
4. Menghitung daya pembeda soal

Berdasarkan dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil analisis


daya pembeda soal uji coba yang disajikan pada Tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Hasil Analisis Indeks Daya Pembeda Soal Uji Coba
No.
Daya Pembeda Interpretasi
Soal
1 0,55 Baik
2 0,16 Jelek
3 0,5 Baik
4 0,26 Cukup
5 0,3 Cukup
Perhitungan yang lengkap dapat dilihat pada Lampiran B.4.
d) Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran menurut Lestari & Yudhanegara (2015: 223) yaitu suatu
bilangan yang menyatakan derajat kesukaran suatu butir soal. indeks kesukaran
digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, untuk menghitung indeks
kesukaran tersebut penulis menggunakan rumus sebagai berikut (Jihad & Haris,
2012: 182) digunakan rumus:

Keterangan:
IK = Indeks Kesukaran
SA = Jumlah skor kelompok atas
46

SB = Jumlah skor kelompok bawah


N = Jumlah siswa keseluruhan
Sedangkan untuk klasifikasi tingkat kesukaran dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 3.7
Kriteria Indeks Kesukaran
No. Indeks Kesukaran Interpretasi
1 Sangat sukar
2 Sukar
3 Sedang
4 Mudah
5 Sangat mudah
Sumber: (Lestari & Yudhanegara, 2015: 224)
Berdasarkan dari perhitungan yang telah dilakukan, diperoleh hasil analisis
indeks kesukaran soal uji coba yang disajikan pada Tabel 3.8 berikut.
Tabel 3.8
Hasil Analisis Indeks Kesukaran Soal Uji Coba
No.
Indeks Kesukaran Interpretasi
Soal
1 0,4 Sedang
2 0,3 Sukar
3 0,55 Sedang
4 0,29 Sukar
5 0,5 Sedang
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada Lampiran B.5.
Dari keenam soal setelah dianalisis validasi, reliabilitas, daya pembeda, dan
indeks kesukaran, maka soal yang dapat digunakan dalam penelitian yaitu hanya
lima soal yaitu nomer 1, 2, 3, 4, dan 5.

2. Lembar Validasi Bahan Ajar Siswa dan Pedoman Guru


Lembar validasi bahan ajar siswa dan pedoman guru digunakan untuk
mengetahui valid atau tidaknya suatu bahan ajar siswa maupun pedoman guru,
validasi tersebut dilakukan oleh seorang ahli pembelajaran dengan cara menilai
bahan ajar modul menggunakan instrumen validasi. Instrumen validasi bahan ajar
modul untuk siswa disini terdapat 25 indikator dengan skala penilaian 1 sampai 4
sedangkan pada validasi bahan ajar modul untuk pedoman guru terdapat 15
47

indikator dengan skala penilaian 1 sampai 4. Berikut ini adalah indikator lembar
validasi bahan ajar modul untuk siswa disajikan pada Tabel 3.9 berikut.
Tabel 3.9
Lembar Validasi Modul untuk Siswa

Skor
No. Indikator yang divalidasi
1 2 3 4
A. Relevansi
1. Materi bahan ajar relevan dengan tujuan pembelajaran.
2. Tujuan pembelajaran relevan dengan kompetensi yang harus
dikuasai siswa.
3. Contoh dan latihan soal relevan dengan tujuan pembelajaran
yang harus dikuasai siswa.
B. Kecukupan
4. Uraian materi cukup membantu siswa menguasai tujuan
pembelajaran.
5. Latihan soal cukup memadai dalam membantu siswa
menguasai tujuan pembelajaran.
6. Contoh soal cukup memadai dalam membantu siswa
menguasai tujuan pembelajaran.
C. Kelengkapan Sajian
7. Menyajikan KI, KD, Indikator Pembelajaran, indikator
representasi matematis, tujuan pembelajaran representasi
matematis, sintaks model Problem Based Learning dan
manfaat pembelajaran.
8. Menyajikan daftar isi.
9. Menyajikan materi prasyarat.
10. Menyajikan daftar pustaka.
11. Menyajikan rangkuman materi..
D. Sistematika Sajian
12. Uraian materi mengikuti alur pikir dari sederhana ke
kompleks.
E. Kesesuaian bahasa dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan
benar
13. Ketepatan penggunaan ejaan dan istilah.
14. Ketepatan penyusunan struktur kalimat.
F. Keterbacaan dan kekomunikatifan
15. Panjang kalimat sesuai dengan tingkat pemahaman siswa.
16. Stuktur kalimat sesuai dengan pemahaman siswa.
48

Skor
No. Indikator yang divalidasi
1 2 3 4
17. Bahasa yang digunakan bahasa sehari-hari.
G. Konten Bahan Ajar
18. Bahan ajar berorientasi pada Student Center.
19. Bahan ajar memiliki daya tarik dan mendorong rasa
keingintahuan siswa.
20. Ketepatan bentuk dan ukuran huruf.
21. Isi bahan ajar mudah dicerna.
H. Model Problem Based Learning
22. Memuat langkah langkah/ sintaks Problem based Learning.
I. Kemampuan Representasi Matematis
23. Soal-soal yang digunakan memuat bentuk representasi visual
(gambar, diagram, tabel).
24. Soal-soal yang disajikan memuat masalah dengan melibatkan
ekspresi atau simbol matematis.
25. Soal-soal yang disajikan memuat masalah dalam bentuk
verbal (kata-kata/ teks tertulis).
Jumlah Skor
Sumber: dimodifikasi dari Akbar (2013: 39)

Sedangkan untuk lembar validasi ahli terhadap modul untuk pedoman guru
yaitu disajikan pada Tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10
Lembar Validasi Pedoman Pembelajaran Modul untuk Guru
NILAI
NO. BUTIR
1 2 3 4
KOMPONEN PEDOMAN PEMBELAJARAN
A. KELAYAKAN ISI
1. Setiap kegiatan pembelajaran mempunyai tujuan
pembelajaran yang jelas.
2. Pedoman pembelajaran sesuai dengan kemampuan
representasi matematis
3. Pedoman pembelajaran sesuai dengan model Problem
Based Learning
4. Kejelasan petunjuk penggunaan dalam pedoman
pembelajaran untuk guru
49

NILAI
NO. BUTIR
1 2 3 4
5. Materi yang disajikan sesuai dengan pedoman
pembelajaran.
B. BAHASA
6. Tata kalimat yang dipakai untuk menyampaikan
informasi mengacu pada kaidah tata Bahasa Indonesia
yang baik dan benar dengan berpedoman pada ejaan
yang disempurnakan (EYD)
7. Bahasa yang digunakan komunikatif
8. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah dimengerti
9. Kejelasan petunjuk dan arahan
C. SISTEMATIKA SAJIAN
10. Pedoman pembelajaran untuk guru disajikan secara
sistematis.
11. Uraian materi mengikuti alur pikir dari sederhana ke
kompleks.
12. Kegiatan pembelajaran disajikan dalam kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan penutup
13. Uraian materi mengikuti peta konsep yang disajikan
D. KELENGKAPAN SAJIAN
14. Menyajikan KI, KD, Indikator Pembelajaran dan
manfaat pembelajaran.
15. Menyajikan kunci jawaban
Jumlah
Sumber: dimodifikasi dari Akbar (2013: 39)

3. Lembar Validasi Rencana Implementasi Bahan Ajar


Validasi rencana implementasi bahan ajar bertujuan sebagai rencana didalam
proses pembelajaran peneliti disini hanya memfasilitasi rencana implementasi
bahan ajar untuk guru dalam mengimplementasikan bahan ajar yang telah
dikembangkan khususnya pada modul untuk materi program linear kelas XI SMK
yang menggunakan model Problem Based Learning pada kemampuan
representasi matematis siswa. Penilaian ini dilakukan oleh para ahli matematika
dengan cara menilai pada lembar validasi rencana implementasi bahan ajar yang
telah disediakan yang bertujuan untuk mengetahui bahwa layak digunakan dalam
50

pembelajaran atau tidak. Berikut ini disajikan lembar validasi implementasi bahan
ajar.
Tabel 3.11
Lembar Validasi Rencana Implementasi Bahan Ajar
Skor
No. Indikator yang divalidasi
1 2 3 4
Kelengkapan Komponen Rencana Implementasi
1. Kelengkapan identitas mata pelajaran
2. Kelengkapan KI/ KD
3. Keberadaan indikator dan tujuan pembelajaran
4. Kelengkapan sumber belajar
5. Pencantuman kegiatan pembelajaran
6. Kecukupan waktu yang dialokasikan
Rumusan Tujuan/ Indikator Pembelajaran
7. Kesesuaian rumusan tujuan pembelajaran KI/ KD
8. Kejelasan dan kelogisan rumusan tujuan pembelajaran
9. Kejelasan indikator pencapaian kompetensi
10. Kesesuaian indikator pencapaian kompetensi dengan
kompetensi dasar
11. Ketepatan penggunaan kata kerja oprasional yang
dapat diukur
Kebahasaan
12. Penggunaan bahasa sesuai EYD
13. Kesederhanaan struktur kalimat
Materi Ajar
14. Kemutakhiran materi pembelajaran yang tercantum/
terlampir
15. Keruntunan dan kesistematisan materi
16. Kesesuaian cakupan materi dengan tujuan
pembelajaran yang tercantum/ terlampir
17. Kesesuaian materi dengan tingkat perkembangan
siswa
Kegiatan Pembelajaran
18. Pencantuman kegiatan apersepsi/ kegiatan penyiapan
siswa untuk belajar
19. Ketepatan langkah-langkah dalam setiap tahapan
Problem Based Learning
20. Pencantuman kegiatan awal, inti dan akhir dalam
pembelajaran melibatkan siswa
21. Kegiatan Problem Based Learning pada langkah-
langkah lebih menekankan pada pengalaman belajar
siswa, bukan menekankan pada pengalaman mengajar
guru
51

Skor
No. Indikator yang divalidasi
1 2 3 4
22. Mencantumkan/ melampirkan bahan (panduan)
pembelajaran bagi siswa
Penilaian Hasil Belajar
23. Pencantuman/ lampiran penilaian proses dan hasil
belajar siswa
24. Keberadaan kunci jawaban serta rubrik penskoran
25. Kesesuaian instrumen penilaian dengan indikator/
tujuan pembelajaran
Jumlah Skor
Sumber: Akbar (2013: 39)

G. Teknik Pengolahan Data


1. Analisis Learning Obstacle
Uji instrumen diperoleh dari tes uji coba yang bertujuan untuk melihat
kesulitan (leaning obstacle) yang dialami siswa saat mengerjakan soal, kemudian
dianalisis untuk mengetahui kesulitan apa saja yang terdapat pada soal yang
diberikan sesuai indikator kemampuan.

2. Analisis Bahan Ajar Siswa dan Pedoman Guru


Bahan ajar siswa dan pedoman guru dianalisis oleh kelima validator yang
bertujuan untuk mengetahui layak atau tidak digunakan dalam proses
pembelajaran terhadap suatu bahan ajar siswa dan pedoman guru yang telah
dibuat. Hasil validasi oleh masing-masing validator dihitung persentasenya untuk
mengetahui validitas setiap komponen yang divalidasi dengan rumus menurut
Akbar (2013: 83), yaitu sebagai berikut:

Keterangan :
: Validasi Ahli ke-n
: Total skor empirik yang dipakai (berdasarkan penilaian ahli atau nilai
hasil uji kompetensi yang dicapai siswa)
: Total skor diharapkan yang digunakan
52

Setelah diperoleh hasil dari setiap validator, maka tahap selanjutnya yaitu
melakukan perhitungan untuk validasi gabungan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.

Keterangan:
: Validasi gabungan
: Validasi ahli, = 1, 2, 3, 4, dan 5
Valid atau tidaknya suatu bahan ajar siswa dan pedoman guru ditentukan dari
kesesuaian atau kecocokan hasil validasi dengan kriteria yang sudah ditentukan,
berikut ini adalah kriteria validasi bahan ajar siswa dan pedoman guru menurut
Akbar (2013: 41)
Tabel 3.12
Kriteria Penskoran Validasi Bahan Ajar
No. Kriteria Validitas Tingkat Validasi
Sangat valid, atau dapat digunakan tanpa
1. 85,01% ≤ Nilai ≤ 100%
revisi.
Cukup valid, atau dapat digunakan
2. 70,01% ≤ Nilai < 85,01%
mampu perlu direvisi kecil.
Kurang valid, disarankan tidak
3. 50,01% ≤ Nilai < 70,01%
dipergunakan karena perlu direvisi besar.
4. 01,00% ≤ Nilai < 50,01% Tidak valid, atau tidak boleh digunakan.

Sedangkan untuk menyeragamkan pendapat dari semua validator yaitu


dilakukan uji Q-Cochran, uji ini digunakan untuk menguji perbedaan pendapat
dari berbagai para ahli. Rumus yang digunakan untuk menghitung uji Q-Cochran
menurut Sugiyono (2013: 74) yaitu sebagai berikut:

Keterangan:
Gj : Jumlah yang sukses (Jumlah yang mendapat nilai 1)
Li : Jumlah yang sukses validator 1, 2, 3, …
Li2 : Kuadrat dari Li
k : Jumlah validator
53

3. Analisis Rencana Implementasi Bahan Ajar


Rencana implementasi bahan ajar dianalisis oleh kelima validator yang
bertujuan untuk mengetahui layak atau tidak digunakan dalam proses
pembelajaran terhadap rencana implementasi bahan ajar yang telah dibuat. Hasil
validasi oleh masing-masing validator dihitung presentasenya untuk mengetahui
validitas setiap komponen yang divalidasi dengan rumus menurut Akbar (2013:
83), yaitu sebagai berikut:

Keterangan :
: Validasi Ahli ke-n
: Total skor empirik yang dipakai (berdasarkan penilaian ahli atau nilai hasil
uji kompetensi yang dicapai siswa)
: Total skor diharapkan yang digunakan

Setelah diperoleh hasil dari setiap validator, maka tahap selanjutnya yaitu
melakukan perhitungan untuk validasi gabungan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.

Keterangan:
: Validasi gabungan
: Validasi ahli, = 1, 2, 3, 4, dan 5

Valid atau tidaknya suatu rencana implementasi bahan ajar ditentukan dari
kesesuaian atau kecocokan hasil validasi dengan kriteria yang sudah ditentukan,
berikut ini adalah kriteria validasi rencana implementasi bahan ajar menurut
Akbar (2013: 41).
54

Tabel 3.13
Kriteria Penskoran Validasi Rencana Implementasi Bahan Ajar
No. Kriteria Validitas Tingkat Validasi
Sangat valid, atau dapat digunakan tanpa
1. 85,01% ≤ Nilai ≤ 100%
revisi.
Cukup valid, atau dapat digunakan
2. 70,01% ≤ Nilai < 85,01%
mampu perlu direvisi kecil.
Kurang valid, disarankan tidak
3. 50,01% ≤ Nilai < 70,01%
dipergunakan karena perlu direvisi besar.
4. 01,00% ≤ Nilai < 50,01% Tidak valid, atau tidak boleh digunakan.

Sedangkan untuk menyeragamkan pendapat dari semua validator yaitu


dilakukan uji Q-Cochran, uji ini digunakan untuk menguji perbedaan pendapat
dari berbagai para ahli. Rumus yang digunakan untuk menghitung uji Q-Cochran
menurut Sugiyono (2013: 74) yaitu sebagai berikut:

Keterangan:
Gj : Jumlah yang sukses (Jumlah yang mendapat nilai 1)
Li : Jumlah yang sukses validator 1, 2, 3, …
Li2 : Kuadrat dari Li
k : Jumlah validator
BAB IV

DESKRIPSI, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi dan Analisis Data Hasil Penelitian


1. Deskripsi dan Analisis Data Learning Obstacle Terkait Kemampuan
Representasi Matematis pada Materi Program Linear Kelas XI
Learning Obstacle diperoleh dengan melakukan uji coba instrumen yang
diberikan kepada siswa kelas XI TKR 1 SMK GRACIKA Kota Cirebon. Soal
yang diberikan sejumlah enam soal yang memuat kemampuan representasi
matematis. Setelah mendapatkan hasil uji coba tersebut kemudian dianalisis
dengan menghitung persentase untuk mengetahui banyaknya siswa yang
menjawab salah dalam mengerjakan soal. Berikut rumus yang digunakan untuk
menghitung persentase.

Berdasarkan analisis persentase diperoleh gambaran kemampuan siswa dalam


mengerjakan soal uji coba instrumen pada pokok bahasan program linear.

Soal 1 (Indikator representasi visual: Menyajikan kembali data atau


informasi dari suatu representasi ke representasi grafik)
Adi, seorang lulusan SMK Tata Busana memiliki perusahaan konveksi yang
membuat kemeja dan kaos olahraga. Untuk membuat satu kemeja, diperlukan

m kain katun dan m kain wol. Untuk membuat kaos olahraga, diperlukan 2 m

kain katun dan 4 m kain wol. Persediaan kain wol yang dimiliki Adi adalah 36 m
dan persediaan kain katun 40 m seperti yang telah disajikan dalam tabel berikut.

Kain Kemeja (x) Kaos (y) Persediaan


Katun 2 40

Wol 4 36
Gambarlah kendala dari permasalahan tersebut!

55
56

Indikator kemampuan siswa dalam mengerjakan soal nomor 1 dapat dilihat


dalam Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1
Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal 1
Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal
Siswa mampu membuat grafik himpunan penyelesaian dari soal cerita
atau dari tabel yang sudah diketahui.
Berdasarkan proses pengerjaan yang dilakukan oleh siswa dalam soal nomor
1 diperoleh data sebagai berikut.

Gambar 4. 1
Distribusi Kemampuan dalam Mengerjakan Soal 1
80%
70%
60%
50%
40%
75%
30%
20%
10% 25%

0%
jumlah siswa jumlah siswa
benar salah
Ada 5 siswa yang menjawab benar Ada 15 siswa yang menjawab salah

Catatan: Responden merupakan 20 siswa kelas XI TKR 1 SMK GRACIKA Kota


Cirebon.

Gambar 4.1 menunjukan bahwa sebagian besar siswa belum mampu


mengerjakan soal nomor 1. Sebagian besar siswa masih merasa kesulitan dalam
memahami konsep sistem pertidaksamaan linear yang diberikan, siswa keliru
dalam menentukan sistem pertidaksamaan linear dua variabel sehingga daerah
himpunan penyelesaian pada pertidaksamaan linear dua variabel tidak tepat dalam
menggambarkan grafiknya. Gambar 4.2 menunjukan salah satu jawaban siswa
dalam menyelesaikan soal nomor 1.
57

Gambar 4.2
Contoh Pengerjaan Siswa Nomor 1

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat bahwa siswa tidak paham menenai soal
cerita yang diberikan sehingga terjadi kesalahan dalam menentukan ekspresi
matematis pada sistem pertidaksamaannya sehingga langkah pengerjaan
selanjutnya tidak tepat begitupula sama daerah himpunan penyelesaiannya tidak
tepat.

Soal 2 (Indikator representasi visual: Menyajikan kembali data atau


informasi dari suatu representasi ke representasi tabel).

Tentukan nilai minimum dengan metode uji titik pojok dari masalah program
linear berikut dengan menggunakan tabel atau dengan cara alternatif!
Fungsi objektif :
Kendala :

Indikator kemampuan siswa dalam mengerjakan soal nomer 2 dapat dilihat


dalam Tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2
Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal 2
Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal
Siswa mampu membuat tabel dengan cara alternatif dari permasalahan
yang diberikan serta mampu menyelesaikan perhitungannya.
58

Berdasarkan proses pengerjaan yang dilakukan oleh siswa dalam soal nomor
2 diperoleh data sebagai berikut.

Gambar 4.3
Distribusi Kemampuan dalam Mengerjakan Soal 2

100%
90%
80%
70%
60%
50%
95%
40%
30%
20%
10%
0% 5%
jumlah siswa jumlah siswa
benar salah

Ada 1 siswa yang menjawab benar Ada 19 siswa yang menjawab salah

Catatan: Responden merupakan 20 siswa kelas XI TKR 1 SMK GRACIKA Kota


Cirebon.

Gambar 4.3 menunjukan bahwa sebagian besar siswa belum mampu


mengerjakan soal nomor 2. Sebagian besar siswa masih merasa kesulitan dalam
memahami masalah yang diberikan, siswa tidak dapat menentukan titik potong
sehingga siswa dalam menyelesaikan masalah tersebut tidak tepat, siswa tidak
dapat menyelesaikan sampai ketahap menentukan nilai minimum dalam bentuk
tabel. Gambar 4.4 menunjukan salah satu jawaban siswa dalam menyelesaikan
soal nomor 2.
59

Gambar 4.4
Contoh Pengerjaan Siswa Nomor 2

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa siswa telah membuat tabel
namun siswa tidak dapat menentukan titik potong dua garis yang telah diberikan
sehingga pada perhitungannya juga tidak tepat.

Soal 3 (Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis: Membuat


persamaan atau model matematika dari representasi lain yang diberikan)

Diketahui daerah yang diarsir adalah daerah


himpunan penyelesaian yang berbentuk segitiga
siku-siku seperti yang ditujukan pada grafik
disamping ini. Tentukan sistem pertidaksamaan dari
grafik tersebut!

Indikator kemampuan siswa dalam mengerjakan soal nomor 3 dapat dilihat


dalam Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3
Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal 3
Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal
Siswa dapat menentukan suatu sistem pertidaksamaan yang berkaitan
dengan gambar grafik sistem pertidaksamaan.

Berdasarkan proses pengerjaan yang dilakukan oleh siswa dalam soal nomor
3 diperoleh data sebagai berikut.
60

Gambar 4. 5
Distribusi Kemampuan dalam Mengerjakan Soal 3
60%

50%

40%

30%
55%
45%
20%

10%

0%
jumlah siswa benar jumlah siswa salah

Ada 11 siswa yang menjawab benar Ada 9 siswa yang menjawab salah

Catatan: Responden merupakan 20 siswa kelas XI TKR 1 SMK GRACIKA Kota


Cirebon.

Gambar 4.5 menunjukan bahwa sebagian besar siswa sudah mampu


mengerjakan soal nomor 3. Sebagian besar siswa telah memahami cara
menentukan sistem pertidaksamaan dari suatu grafik yang diberikan tetapi ada
juga siswa yang belum mampu mengerjakan soal tersebut ini dikarenakan siswa
merasa kesulitan dalam menentukan titik potong antara sumbu x dan sumbu y,
siswa tidak dapat menentukan ekspresi matematis dari daerah himpunan
penyelesaian yang sudah diketahui. Gambar 4.6 menunjukan salah satu jawaban
siswa dalam menyelesaikan soal nomor 3.

Gambar 4.6
Contoh Pengerjaan Siswa Nomer 3
61

Berdasarkan Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa siswa keliru dalam menentukan
ekspresi matematis antara garis potong yang sudah diketahui dari daerah
himpunan penyelesaian tersebut.

Soal 4 (Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis:


Penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis).

Seorang petani memberikan dua jenis pupuk untuk sawahnya. Pupuk jenis I
mengandung 16 gram zat A dan 6 gram zat B, sedangkan pupuk jenis II
mengandung 8 gram zat A dan 18 gram zat B. Pada setiap musim tanam padi,
petani tersebut membutuhkan paling sedikit 128 gram zat A dan 108 gram zat B
untuk keberhasilan panennya. Jika harga pupuk jenis I adalah Rp. 50.000,- dan
pupuk jenis II adalah Rp. 35.000,-. Maka tentukan model matematikanya dan
banyaknya pupuk jenis I dan pupuk jenis II yang harus dibeli agar biaya
pemeliharaan sawahnya minimal!

Indikator kemampuan siswa dalam mengerjakan soal nomor 4 dapat dilihat


dalam Tabel 4.4 berikut

Tabel 4.4
Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal 4
Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal
Siswa dapat memahami konsep program linear dari suatu permasalahan
nyata.

Berdasarkan proses pengerjaan yang dilakukan oleh siswa dalam soal nomor
4 diperoleh data sebagai berikut.
62

Gambar 4. 7
Distribusi Kemampuan dalam Mengerjakan Soal 4

100%
90%
80%
70%
60%
50%
95%
40%
30%
20%
10%
0% 5%
jumlah siswa jumlah siswa
benar salah

Ada 1 siswa yang menjawab benar Ada 19 siswa yang menjawab salah

Catatan: Responden merupakan 20 siswa kelas XI TKR 1 SMK GRACIKA Kota


Cirebon.

Gambar 4.7 menunjukan bahwa sebagian besar siswa belum mampu


mengerjakan soal nomor 4. Sebagian besar siswa merasa kesulitan dalam
memahami soal cerita sehingga siswa tidak dapat menentukan model
matematikanya, siswa tidak dapat menentukan daerah himpunan penyelesaian,
siswa tidak dapat menentukan titik potong dua garis, siswa tidak dapat
mensubstitusikan titik potong kedalam persamaannya sehingga dalam
penyelesaiannya tidak tepat. Gambar 4.8 menunjukan salah satu jawaban siswa
dalam menyelesaikan soal nomor 4.
63

Gambar 4.8
Contoh Pengerjaan Siswa Nomor 4

Berdasarkan Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa siswa keliru dalam menentukan
titik potong antara dua garis dan tidak dapat mensubstitusikan titik pojok yang
telah diketahuinya kedalam persamaan sehingga proses penyelesaiannya tidak
tepat.

Soal 5 (Indikator kata atau teks tertulis: Menulis langkah-langkah


penyelesian masalah matematis dengan kata-kata)

Bagaimana langkah-langkah menggambar grafik himpunan penyelesaian dari


pertidaksamaan linear . Uraikan dengan kata-kata!

Indikator kemampuan siswa dalam mengerjakan soal nomor 5 dapat dilihat


dalam Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5
Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal 5
Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal
Siswa dapat menyebutkan langkah-langkah menggambar grafik dari
suatu masalah yang diberikan.
64

Berdasarkan proses pengerjaan yang dilakukan oleh siswa dalam soal nomor
5 diperoleh data sebagai berikut.

Gambar 4. 9
Distribusi Kemampuan dalam Mengerjakan Soal 5

60%

50%

40%

30%
55%
45%
20%

10%

0%
jumlah siswa jumlah siswa
benar salah

Ada 9 siswa yang menjawab benar Ada 11 siswa yang menjawab salah

Catatan: Responden merupakan 20 siswa kelas XI TKR 1 SMK GRACIKA Kota


Cirebon.

Gambar 4.9 menunjukan bahwa sebagian besar siswa belum mampu


mengerjakan soal nomor 5. Sebagian besar siswa tidak dapat menyebutkan
langkah-langkah menggambar grafik dengan tepat ini dikarenakan pengetahuan
siswasangat kurang. Gambar 4.10 menunjukan salah satu jawaban siswa dalam
menyelesaikan soal nomor 5.
65

Gambar 4.10
Contoh Pengerjaan Siswa Nomor 5

Berdasarkan Gambar 4.10 dapat dilihat bahwa siswa tertukar menyebutkan


langkah-langkah menggambarkan grafiknya, siswa tidak menyebutkannya secara
detail.

Soal 6 (Indikator representasi kata-kata atau teks tertulis: Menjawab soal


dengan kata-kata atau teks tertulis)

Diberikan sistem pertidaksamaan linier: dan dapatkah


kamu menentukan himpunan penyelesaian sistem tersebut untuk syarat x < 0 dan y
> 0? Jelaskan!

Indikator kemampuan siswa dalam mengerjakan soal nomor 6 dapat dilihat


dalam Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6
Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal 6
Indikator Kemampuan Mengerjakan Soal
Siswa dapat menjelaskan suatu permasalahan dengan teks tertulis.

Berdasarkan proses pengerjaan yang dilakukan oleh siswa dalam soal nomor
6 diperoleh data sebagai berikut.
66

Gambar 4. 11
Distribusi Kemampuan dalam Mengerjakan Soal 6
60%

50%

40%

30%
55%
45%
20%

10%

0%
jumlah siswa jumlah siswa
benar salah
Ada 9 siswa yang menjawab benar Ada 11 siswa yang menjawab salah

Catatan: Responden merupakan 20 siswa kelas XI TKR 1 SMK GRACIKA Kota


Cirebon.

Gambar 4.11 menunjukan bahwa sebagian besar siswa belum mampu


mengerjakan soal nomor 6. Sebagian besar siswa tidak dapat menggambarkan
grafik dengan tepat sehingga siswa tidak dapat menjelaskan dengan tepat. Gambar
4.12 menunjukan salah satu jawaban siswa dalam menyelesaikan soal nomor 6.

Gambar 4.12
Contoh Pengerjaan Siswa Nomer 6
67

Berdasarkan Gambar 4.12 dapat dilihat bahwa siswa keliru dalam


menentukan daerah himpunan penyelesaian sehingga dalam penjelasannya tidak
tepat.

2. Deskripsi dan Analisis Desain Bahan Ajar Berbasis Kemampuan


Representasi Matematis pada Materi Program Linear SMK yang Valid
a. Deskripsi dan Analisis Antisipasi Didaktis
Desain bahan ajar berbasis kemampuan representasi matematis yang dibuat
berupa modul matematika yang diharapkan dapat mengatasi learning obstacle
siswa pada materi program linear kelas XI SMK. Sebelum mendesain bahan ajar
peneliti menyusun antisipasi yang berifat didaktis terlebih dahulu guna untuk
mengantisipasi berbagai hambatan atau kesulitan (learning obstacle), kemudian
antisipasi tersebut dicantumkan dalam bahan ajar tersebut. Berikut ini akan
dijelaskan antisipasi didaktis terkait learning obstacle soal uji coba nomor 1.
Tabel 4.7
Antisipasi Didaktis Terkait Learning Obstacle Soal Uji Coba Nomor 1
Learning Obstacle Antisipasi Didaktis
Siswa tidak dapat menentukan titik Siswa diingatkan kembali cara untuk
koordinat. menentukan titik koordinat.
Siswa tidak dapat menentukan titik uji Siswa diingatkan kembali cara untuk
sebarang. menentukan titik uji sebarang.
Siswa tidak dapat menentukan daerah Siswa diingatkan kembali cara untuk
himpunan penyelesaian. menentukan daerah himpunan
penyelesaian.
Siswa tidak dapat membuat gambar Siswa diingatkan kembali cara untuk
grafik pada koordinat kartesius. membuat grafik pada koordinat
kartesius.
Berdasarkan tabel diatas, maka disusun situasi didaktis 1 untuk mengatasi
learning obstacle:

Diberikan sistem pertidaksamaan linier: dan .


Gambarkan grafik pertidaksamaan pada sistem tersebut dan tentukanlah himpunan
penyelesaian sistem tersebut, dengan syarat tambahan x > 0 dan y <0!
68

Situasi didaktis 1 dibuat untuk mengantisipasi learning obstacle dalam


menggambarkan grafik pertidaksamaan sehingga, dengan dibuatkannya soal
antisipasi 1 tersebut learning obstacle yang dialami siswa dapat diminimalisir.
Berikut ini adalah antisipasi didaktis terkait learning obstacle soal uji coba nomor
2.

Tabel 4.8
Antisipasi Didaktis Terkait Learning Obstacle Soal Uji Coba Nomor 2

Learning Obstacle Antisipasi Didaktis


Siswa tidak dapat menentukan titik Siswa diberikan cara untuk
potong kedalam bentuk tabel. menentukan pertidaksamaan dari titik
potong dalam grafik.

Siswa tidak dapat menentukan nilai Siswa diberikan cara untuk


minimum. menentukan nilai minimum.

Berdasarkan tabel diatas, maka disusun situasi didaktis 2 untuk mengatasi


learning obstacle:

Diketahui sebuah daerah himpunan penyelesaian seperti berikut.

Tentukan pertidaksamaan yang membatasi daerah himpunan tersebut dan tentukan


nilai optimum dari !

Situasi didaktis 2 dibuat untuk mengantisipasi learning obstacle dalam


menentukan nilai optimum dan menentukan pertidaksamaan dari grafik sehingga,
dengan dibuatkannya soal antisipasi 2 tersebut learning obstacle yang dialami
siswa dapat diminimalisir. Berikut ini adalah antisipasi didaktis terkait learning
obstacle soal uji coba nomor 3.
69

Tabel 4.9
Antisipasi Didaktis Terkait Learning Obstacle Soal Uji Coba Nomor 3
Learning Obstacle Soal Antisipasi Didaktis
Siswa tidak dapat menentukan Siswa diingatkan kembali cara untuk
persamaan dari grafik pertidaksamaan. menentukan persamaan dari soal cerita.

Siswa keliru dengan simbol atau tanda Siswa dibimbing untuk membedakan
pertidaksamaan yang sering tertukar. antara tanda ≥ atau ≤ untuk di gunakan
dalam situasi soal tersebut.

Berdasarkan tabel diatas, maka disusun situasi didaktis 3 untuk mengatasi


learning obstacle:

Seorang pedagang sepeda ingin membeli sepeda balap dan sepeda motor sebanyak
25 buah untuk persediaan. Harga sebuah sepeda balap Rp1.500.000,00 dan sepeda
motor Rp8.000.000,00. Jika modal yang dimiliki Rp100.000.000,00 buatlah
model matematika dari permasalahan tersebut.

Situasi didaktis 3 dibuat untuk mengantisipasi learning obstacle dalam


menentukan model matematika dari soal cerita sehingga, dengan dibuatkannya
soal antisipasi 3 tersebut learning obstacle yang dialami siswa dapat
diminimalisir. Berikut ini adalah antisipasi didaktis terkait learning obstacle soal
uji coba nomor 4.

Tabel 4.10
Antisipasi Didaktis Terkait Learning Obstacle Soal Uji Coba Nomor 4
Learning Obstacle Antisipasi Didaktis
Siswa tidak dapat memahami Siswa dibimbing untuk memahami
permasalahannya atau menerapkan suau konsep program linear yang
konsep program linear. diterapkan kepada suatu persoalan.
Siswa tidak dapat membuat permisalan Siswa diberikan soal yang sudah
seperti fungsi kendala dan fungsi diketahui tentang fungsi kendala dan
objektifnya. fungsi objektifnya.
Siswa tidak dapat menentukan titik Siswa dibimbing untuk dapat
pojok, dan tidak dapat menentukan nilai menentukan titik pojok, dan
minimum. menentukan nilai minimum.
Berdasarkan tabel diatas, maka disusun situasi didaktis 4 untuk mengatasi
learning obstacle:
70

Dengan uji titik pojok, tentukanlah nilai maksimum fungsi objektif


pada himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan

Situasi didaktis 4 dibuat untuk mengantisipasi learning obstacle dalam


menentukan nilai optimum dengan uji titik pojok sehingga, dengan dibuatkannya
soal antisipasi 4 tersebut learning obstacle yang dialami siswa dapat
diminimalisir. Berikut ini adalah antisipasi didaktis terkait learning obstacle soal
uji coba nomor 5.

Tabel 4.11
Antisipasi Didaktis Terkait Learning Obstacle Soal Uji Coba Nomor 5

Learning Obstacle Antisipasi Didaktis


Siswa tidak dapat menyebutkan Siswa diingatkan kembali bagaimana
kembali langkah-langkah untuk langkah-langkah untuk menggambar
menggambar grafik. grafik.
Siswa tidak dapat membedakan antara Siswa dibimbing untuk membedakan
langkah titik potong dahulu dengan antara langkah titik potong dahulu
langkah titik sebarang sehingga siswa dengan langkah titik sebarang.
sering tertukar menyebutkan langkah-
langkahnya.

Berdasarkan tabel diatas, maka disusun situasi didaktis 5 untuk mengatasi


learning obstacle:
Sebutkanlah langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyelesaikan
persoalan program linear dengan menggunakan metode grafik?

Situasi didaktis 5 dibuat untuk mengantisipasi learning obstacle dalam


menyebutkan langkah-langkah menyelesaikan persoalan program linear dengan
menggunakan metode grafik sehingga, dengan dibuatkannya soal antisipasi 5
tersebut learning obstacle yang dialami siswa dapat diminimalisir. Berikut ini
adalah antisipasi didaktis terkait learning obstacle soal uji coba nomor 6.
71

Tabel 4.12
Antisipasi Didaktis Terkait Learning Obstacle Soal Uji Coba Nomor 6
Learning Obstacle Antisipasi Didaktis
Siswa tidak dapat memahami konsep Siswa diingatkan kembali mengenai
SPtLDV. konsep SPtLDV berupa catatan kecil.
Siswa tidak dapat menjelaskan masalah Siswa diberi arahan untuk menjawab
dengan kata-kata karena dalam dengan kata-kata dan untuk
menentukan daerah himpunan memahami perintah dalam soalnya.
penyelesaian nya tidak tepat.
Siswa keliru dalam menentukan daerah Siswa diingatkan kembali mengenai
himpunan penyelesaian dari dan cara menentukan daerah himpunan
penyelesaian dari dan
berupa catatan kecil.

Berdasarkan tabel diatas, maka disusun situasi didaktis 6 untuk mengatasi


learning obstacle:
Suatu program linear dapat diterjemahkan ke dalam model matematika berikut
. Tentukan titik maksimum fungsi
objektif kemudian tentukan nilai maksimumnya dan topik apa saja
kah yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Situasi didaktis 6 dibuat untuk mengantisipasi learning obstacle dalam


menentukan niai optimum dan menyebutkan topik yang digunakan untuk
menyelesaikan persoalan sehingga, dengan dibuatkannya soal antisipasi 6 tersebut
learning obstacle yang dialami siswa dapat diminimalisir.
Setelah menyusun antisipasi situasi didaktis selanjutnya peneliti menyusun
atau mengembangkan suatu bahan ajar yang berbentuk modul guna untuk
membantu siswa mengatasi kesulitan belajar. Bahan ajar tersebut berbasis
kemampuan representasi matematis siswa dengan model Problem Based
Learning materi Program Linear. Pembuatan ini dari berbagai referensi yang
diperolehnya. Unsur-unsur atau bagian yang terdapat didalam modul untuk siswa
yang telah dibuatnya, yaitu:
1. Pendahuluan
Bagian dari pendahuluan bahan ajar modul ini terdiri dari kompetensi inti,
kompetensi dasar, indicator kemampuan representasi matematis, indikator
72

pembelajaran, tujuan pembelajaran, sintaks Problem Based Learning,


manfaat penguasaan kompetensi bagi siswa, dan lain sebagainya.

Gambar 4.13
Salah Satu Bagian pada Pendahuluan yaitu Kompetensi Dasar

Pada Gambar 4.13 merupakan salah satu bagian pada pendahuluan mengenai
kompetensi dasar yang dijadikan sebagai acuan siswa untuk mencapai kompetensi
yang ingin dicapai mengenai materi program linear yang sesuai dengan kurikulum
2013 untuk digunakan dalam proses pembelajaran.

2. Bagian terkait materi


Didalam sebuah modul yang telah dibuat ini bukan hanya menjelaskan materi
program linear saja tetapi menjelaskan suatu materi prasyarat yaitu sistem
pertidaksamaan linear dua variabel, selain menjelaskan suatu materi juga terdapat
suatu contoh dan soal-soal latihan yang sangat penting untuk dipelajari. Berikut
ini adalah bagian modul yang terkait materi.
Gambar 4.14 menunjukan bagian materi prasyarat yang menjelaskan suatu
materi sistem pertidaksamaan linear dua variabel dimana materi ini harus
dipahami dan dikuasai oleh siswa untuk melanjutkan ke materi inti yaitu program
linear jika materi prasyarat tidak dikuasai maka siswa tidak dapat untuk
mempelajari program linear sebelum siswa menguasai materi prasyarat tersebut.
73

Gambar 4.14
Contoh Bagian pada Materi Terkait Materi Prasyarat

Gambar 4.15
Contoh Bagian pada Materi Terkait Contoh Soal

Gambar 4.15 menunjukan salah satu contoh soal yang terdapat pada modul,
contoh tersebut dibuat oleh peneliti yang terdapat arahan pada penyelesaiannya
untuk diisi oleh siswa, ini bertujuan supaya siswa belajar mandiri dan mengikuti
sesuai dengan arahan yang ada serta dapat menyelesaikan persoalan tersebut
sehingga membantu mengurangi adanya hambatan belajar siswa.
74

Gambar 4.16
Contoh Bagian pada Materi Terkai Soal Latihan Kelompok

Gambar 4.16 merupakan soal latihan kelompok mengenai salah satu materi
program linear yang membahas model matematika, yang harus dikerjakan secara
berkelompok sesuai dengan kurikulum 2013 dan model PBL artinya siswa harus
belajar mandiri menemukan suatu informasi dan menyelesaikan suatu masalah.

Gambar 4.17
Contoh Bagian pada Materi Terkait Soal Latihan Individu

Gambar 4.17 menunjukan soal latihan individu, soal latihan ini dibuat oleh
peneliti secara beragam agar siswa dapat mempelajarinya serta dapat memahami
75

soal-soal latihan secara individunya masing-masing tidak hanya terpaku pada


kerja kelompok.

Gambar 4.18
Contoh Bagian pada Materi Terkait Pengingat dalam Menyelesaikan
Suatu Permasalahan

Gambar 4.18 menunjukan bahwa adanya suatu pengingat dalam pengerjaan


soal latihan tujuannya untuk membantu siswa agar dapat mengingat, memahami
dan dapat menyelesaikan suatu permasalahan tersebut tanpa adanya rasa keraguan
untuk menjawabnya.

3. Tahapan Problem Based Learning


Tahapan Problem Based Learning menjadi dasar dalam pembuatan bahan ajar
yang dibuat oleh peneliti. Tahapan Problem Based Learning menekankan pada
suatu penyelesaian masalah, terdapat empat langkah dalam penyelesaian masalah
yaitu memahami masalah, merencanakan penyelesaian, menyelesaikan masalah,
dan melakukan pengecekan kembali.
76

Gambar 4.19
Contoh Bagian pada Tahapan Problem Based Learning

Gambar 4.19 menunjukan suatu masalah yang tahapan penyelesaiannya


menggunakan Problem Based Learning yang mengartikan bahwa langkah yang
pertama yaitu memahami masalah artinya siswa harus memahami masalahnya
antara mana yang diketahuinya dan mana yang ditanyakannya, untuk tahap kedua
yaitu merencanakan penyelesaian ini berarti siswa harus merencanakan yang telah
diketahui olehnya dan bagaimana untuk menyelesaikan apa yang ditanyakannya
yaitu lebih tepatnya menggunakan rumus apa untuk menyelesaikannya, untuk
tahap yang ketiga yaitu menyelesaikan masalah ini berarti siswa jika sudah
mengetahui masalah tersebut alurnya kemana maka siswa langsung untuk
menjawabnya sesuai dengan informasi yang telah didapatnya, sedangkan tahap
yang ke empat yaitu melakukan pengecekan kembali ini artinya siswa harus
mengecek kembali hasil pengerjaannya bila dikhawatirkannya ada hasil
pengerjaan yang kurang tepat.

b. Deskripsi dan Analisis Validasi Bahan Ajar Pada Materi Program


Linear
Setelah menyusun situasi didaktis dan menyusun desain bahan ajar maka
peneliti melakukan validasi bahan ajar dalam penelitian ini peneliti menggunakan
lima orang validator, yaitu tiga dosen FKIP Matematika Unswagati dan dua guru
77

mata pelajaran matematika SMK GRACIKA. Nama validator pada penelitian ini
disajikan pada Tabel 4.13 berikut.
Tabel 4.13
Daftar Nama Validator
Ahli Nama Validator Keterangan
1. Dr. H. Ena Suhena Praja, M.Pd. Dosen FKIP Matematika Unswagati
2. Ferry Ferdianto, S.T., M.Pd. Dosen FKIP Matematika Unswagati
3. Moh. Dadan Sundawan, M.Pd. Dosen FKIP Matematika Unswagati
4. Kurnia Dessy Sartika, S.Pd. Guru Matematika SMK GRACIKA
5. Erna Wati, S.Pd.I Guru Matematika SMK GRACIKA

Validasi tersebut bertujuan untuk mengetahui suatu bahan ajar yang telah
dibuat layak atau tidaknya digunakan dalam proses pembelajaran dan bila perlu
memberikan saran atau komentarnya untuk mempermudah peneliti dalam
perbaikan suatu bahan ajar. Validasi bahan ajar terbagi menjadi dua yaitu validasi
bahan ajar untuk siswa dan validasi bahan ajar pedoman guru.
1) Desain Bahan Ajar (modul) untuk siswa
Desain bahan ajar untuk siswa yang berbentuk modul berbasis kemampuan
representasi matematis dengan model Problem Based Learning ini memuat materi
prasyarat Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel dan materi inti yaitu
Program Linear. Dibawah ini disajikan hasil validasi bahan ajar untuk siswa dari
masing-masing ahli.

Tabel 4.14
Hasil Validasi Para Ahli Bahan Ajar Modul Siswa

Validator
No. Indikator yang divalidasi
1 2 3 4 5
A. Relevansi
1. Materi bahan ajar relevan dengan
4 4 3 4 4
tujuan pembelajaran.
2. Tujuan pembelajaran relevan
dengan kompetensi yang harus 4 4 3 4 4
dikuasai siswa.
3. Contoh dan latihan soal relevan
3 3 3 4 4
dengan tujuan pembelajaran yang
78

Validator
No. Indikator yang divalidasi
1 2 3 4 5
harus dikuasai siswa.
B. Kecukupan
4. Uraian materi cukup membantu
siswa menguasai tujuan 3 3 3 4 4
pembelajaran.
5. Latihan soal cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai tujuan 3 4 3 3 3
pembelajaran.
6. Contoh soal cukup memadai dalam
membantu siswa menguasai tujuan 3 4 3 4 4
pembelajaran.
C. Kelengkapan Sajian
7. Menyajikan KI, KD, Indikator
Pembelajaran, indikator representasi
matematis, tujuan pembelajaran
4 4 4 4 4
representasi matematis, sintaks
model Problem Based Learning dan
manfaat pembelajaran.
8. Menyajikan daftar isi. 4 4 4 4 4
9. Menyajikan materi prasyarat. 4 4 3 4 4
10. Menyajikan daftar pustaka. 4 4 4 4 4
11. Menyajikan rangkuman materi.. 4 4 3 4 4
D. Sistematika Sajian
12. Uraian materi mengikuti alur pikir
4 4 3 3 3
dari sederhana ke kompleks.
E. Kesesuaian bahasa dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan
benar
13. Ketepatan penggunaan ejaan dan
3 3 3 4 4
istilah.
14. Ketepatan penyusunan struktur
3 3 3 3 4
kalimat.
F. Keterbacaan dan kekomunikatifan
15. Panjang kalimat sesuai dengan
3 3 3 3 3
tingkat pemahaman siswa.
16. Stuktur kalimat sesuai dengan
3 3 3 3 3
pemahaman siswa.
17. Bahasa yang digunakan bahasa
sehari-hari. 4 4 3 4 4
79

Validator
No. Indikator yang divalidasi
1 2 3 4 5
G. Konten Bahan Ajar
18. Bahan ajar berorientasi pada
3 3 3 4 4
Student Center.
19. Bahan ajar memiliki daya tarik dan
mendorong rasa keingintahuan 4 4 3 4 3
siswa.
20. Ketepatan bentuk dan ukuran huruf. 3 4 3 4 4
21. Isi bahan ajar mudah dicerna. 3 4 3 3 3
H. Model Problem Based Learning
22. Memuat langkah langkah/ sintaks
4 4 3 4 4
Problem based Learning.
I. Kemampuan Representasi Matematis
23. Soal-soal yang digunakan memuat
bentuk representasi visual (gambar, 4 4 3 4 4
diagram, tabel).
24. Soal-soal yang disajikan memuat
masalah dengan melibatkan 4 4 3 3 3
ekspresi atau simbol matematis.
25. Soal-soal yang disajikan memuat
masalah dalam bentuk verbal (kata- 4 4 3 4 4
kata/ teks tertulis).
Jumlah Skor 89 92 78 93 93

Setelah data hasil validasi para ahli tersajikan, langkah selanjutnya yaitu
menganalisis data yang telah diperoleh. Analisis data tersebut dilakukan melalui
tiga tahap, yaitu tahap analisis validasi dari setiap validator, tahap yang kedua
yaitu analisis validasi ahli tiap indikator, dan yang ketiga uji Q-Cochran.
Persentase dari tingkat pencapaian bahan ajar masing-masing validator dapat
dihitung menggunakan rumus menurut Akbar (2013: 83).

Keterangan :
: Validasi Ahli Ke-n
80

: Total skor empirik yang dipakai (berdasarkan penilaian ahli atau nilai hasil
uji kompetensi yang dicapai siswa)
: Total skor diharapkan yang digunakan
Adapun perhitungan persentase validasi dari setiap validator adalah sebagai
berikut:

Hasil perhitungan persentase dari setiap validator yaitu disajikan pada Tabel
4.15 berikut.
Tabel 4.15
Persentase Hasil Penilaian Para Ahli
Komponen Skor Skor yang Kriteria Tingkat
No.
Validasi Observasi diharapkan Validasi Validasi

1. Ahli 1 89 100 89 % Sangat Valid


2. Ahli 2 92 100 93 % Sangat Valid
3. Ahli 3 78 100 78 % Cukup Valid
4. Ahli 3 93 100 93 % Sangat Valid
5. Ahli 5 93 100 93 % Sangat Valid

Setelah diperoleh hasil dari setiap validator, maka tahap selanjutnya yaitu
melakukan perhitungan untuk validasi gabungan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.

Keterangan:
V : Validasi gabungan
81

: Validasi ahli, = 1, 2, 3, 4, dan 5


Sehingga diperoleh hasil validasi gabungannya adalah sebagai berikut:

Adapun hasil validasi oleh para ahli terhadap bahan ajar yang diuraikan pada
setiap komponen disajikan pada Tabel 4.16 berikut.
Tabel 4.16
Validasi Para Ahli Berdasarkan Tiap Indikator

Skor Skor
No. Indikator yang divalidasi Kevalidan
Validator Harapan

A. Relevansi
Materi bahan ajar relevan 95 %
1. 19 20
dengan tujuan pembelajaran. (Sangat valid)
Tujuan pembelajaran relevan
95 %
2. dengan kompetensi yang harus 19 20
(Sangat valid)
dikuasai siswa.
Contoh dan latihan soal relevan
85 %
3. dengan tujuan pembelajaran 17 20
(Sangat valid)
yang harus dikuasai siswa.
91,67 %
Rata-Rata (Sangat valid)
B. Kecukupan
Uraian materi cukup membantu
85 %
4. siswa menguasai tujuan 17 20 (Sangat valid)
pembelajaran.
Latihan soal cukup memadai
dalam membantu siswa 80 %
5. 16 20
menguasai tujuan (Cukup valid)
pembelajaran.
Contoh soal cukup memadai
dalam membantu siswa 90 %
6. 18 20
menguasai tujuan (Sangat valid)
pembelajaran.
85 %
Rata-Rata
(Sangat valid)
82

Skor Skor
No. Indikator yang divalidasi Kevalidan
Validator Harapan

C. Kelengkapan Sajian
Menyajikan KI, KD, Indikator
Pembelajaran, indikator
representasi matematis, tujuan
100 %
7. pembelajaran representasi 20 20
(Sangat valid)
matematis, sintaks model
Problem Based Learning dan
manfaat pembelajaran.
100 %
8. Menyajikan daftar isi. 20 20 (Sangat valid)
95 %
9. Menyajikan materi prasyarat. 19 20
(Sangat valid)
100 %
10. Menyajikan daftar pustaka. 20 20
(Sangat valid)
95 %
11. Menyajikan rangkuman materi. 19 20
(Sangat valid)
98 %
Rata-rata
(Sangat valid)
D. Sistematika Sajian
Uraian materi mengikuti alur
80 %
12. pikir dari sederhana ke 16 20 (Cukup valid)
kompleks.
Kesesuaian bahasa dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan
E.
benar
Ketepatan penggunaan ejaan 80 %
13. 16 20
dan istilah. (Cukup valid)
Ketepatan penyusunan struktur 80 %
14. 16 20
kalimat. (Cukup valid)
80 %
Rata-rata
(Cukup valid)
F. Keterbacaan dan kekomunikatifan
Panjang kalimat sesuai dengan 75 %
15. 15 20
tingkat pemahaman siswa. (Cukup valid)
Stuktur kalimat sesuai dengan 75 %
16. 15 20
pemahaman siswa. (Cukup valid)
Bahasa yang digunakan bahasa 95 %
17. 19 20
sehari-hari. (Sangat valid)
81,67 %
Rata-rata (Cukup valid)
G. Konten Bahan Ajar
18. Bahan ajar berorientasi pada 17 20 85 %
83

Skor Skor
No. Indikator yang divalidasi Kevalidan
Validator Harapan

Student Center. (Sangat valid)


Bahan ajar memiliki daya tarik
90 %
19. dan mendorong rasa 18 20
(Sangat valid)
keingintahuan siswa.
Ketepatan bentuk dan ukuran 90 %
20. 18 20
huruf. (Sangat valid)
90 %
21. Isi bahan ajar mudah dicerna. 16 20 (Sangat valid)
88, 75 %
Rata-rata (Sangat valid)
H. Model Problem Based Learning
Memuat langkah langkah/
95 %
22. sintaks Problem based 19 20 (Sangat valid)
Learning.
I. Kemampuan Representasi Matematis
Soal-soal yang digunakan
95 %
23. memuat bentuk representasi 19 20
(Sangat valid)
visual (gambar, diagram, tabel).
Soal-soal yang disajikan
memuat masalah dengan 85 %
24. 17 20
melibatkan ekspresi atau (Sangat valid)
simbol matematis.
Soal-soal yang disajikan
95 %
25. memuat masalah dalam bentuk 19 20 (Sangat valid)
verbal (kata-kata/ teks tertulis).
91,67 %
Rata-rata (Sangat valid)
89,2
Jumlah Skor 444 500 (Sangat Valid)

Berdasarkan hasil perhitungan validasi bahan ajar diatas maka diperoleh


sebesar 89% ini berarti bahwa bahan ajar yang telah divalidasi valid atau dapat
digunakan tanpa revisi. Namun masukan dari setiap validator dijadikan bahan
pertimbangan untuk menyempurnakan bahan ajar yang dibuat. Adapun saran dan
komentar dari setiap validator yang akan dipaparkan sebagai bahan perbaikan
bahan ajar adalah sebagai berikut.
84

Validator 1
Komentar : Ukuran modul ganti dengan kertas A4
Saran : Revisi penyajiannya.
Validator 2
Komentar :
a. Desain lebih menarik lagi
b. Contoh indikator kemampuan representasi
Saran : Tidak ada saran
Validator 3
Komentar :
a. Sampul modul (gambar) tidak menceritakan modul matematika, khususnya
materi Program Linear.
b. Penyajian materi masih kurang jelas.
c. Banyak soal yang bukan soal pemecahan masalah.
d. Petunjuk penggunaan modul tidak ada.
Saran :
a. Perbaiki sampul sesuai materi.
b. Sajikan materi Program Linear dengan jelas dan sistematis.
c. Soal perbaiki sehingga menjadi soal pemecahan masalah.
d. Ada petunjuk penggunaan modul.
Validator 4 : Tidak ada masukan
Validator 5 : Tidak ada masukan

Berdasarkan saran dan komentar dari kelima validator tersebut dijadikan


sebagai masukan untuk perbaikan bahan ajar agar lebih baik. Adapun perbaikan
bahan ajar menurut saran dari kelima validator disajikan pada tabel 4.17 berikut.
85

Tabel 4.17
Perbaikan Desain Bahan Ajar Berdasarkan Masukan Validator

Desain Bahan Desain Bahan


Komponen
Validator Ajar Sebelum Ajar Setelah
yang Direvisi
Revisi Direvisi

Komponen Ukuran modul Ukuran modul


Dr. H. Ena Suhena
penyajian ganti dengan kertas diganti dengan
Praja, M.Pd.
A4 kertas A4
Komponen Desain lebih Desain disusun
penyajian menarik lagi lebih menarik
Ferry Ferdianto, Kecukupan Tambahkan contoh Menambahkan
S.T., M.Pd. indikator contoh indikator
kemampuan kemampuan
representasi representasi
Komponen Sampul modul Sampul modul
Penyajian (gambar) tidak (gambar) diganti
menceritakan dengan gambar
modul matematika, yang berkaitan
khususnya materi dengan materi
Program Linear. Program Linear
yaitu terdapat
gambar grafik.
Penyajian materi Menambahkan
Mohammad Dadan
masih kurang jelas. materi
Sundawan, M.Pd.
Banyak soal yang Menambahkan
bukan soal soal cerita yang
pemecahan merupakan soal
masalah. pemecahan
masalah.
Kecukupan Petunjuk Menambahkan
penggunaan modul bagian petunjuk
tidak ada. penggunaan
modul.

Komentar dan saran dari setiap validator dilakukan uji Q-Cochran, uji ini
digunakan untuk menguji perbedaan pendapat dari berbagai para ahli. Jika
pendapat dari para ahli itu terdapat didalam indikator maka dikatakan gagal dan
diberi nilai 0 tetapi jika pendapat para ahli itu dikatakan sukses atau tidak ada
pendapat maka diberi nilai 1. Setelah itu kita hitung jumlah nilai sukses dari
kelima validator tersebut kedalam setelah itu kuadratkanlah nilai tersebut.
86

Ketentuan uji Q-Cochran ini bila nilai Q hasil menghitung lebih besar atau sama
dengan tabel (≥), maka ditolak dan diterima yang berarti terdapat
perbedaan pendapat dari para ahli yang signifikan, begitupula sebaliknya jika Q
hasil menghitung lebih kecil atau sama dengan tabel (≤), maka diterima dan
ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan pendapat dari para ahli yang
signifikan. Adapun data perhitungan uji Q-Cochran yaitu disajikan pada Tabel
4.18 berikut.
Tabel 4.18
Hasil Validasi dengan Uji Q-Cochran Bahan Ajar untuk Siswa

Validator
No. Indikator yang divalidasi Li Li2
1 2 3 4 5
A. Relevansi
1. Materi bahan ajar relevan
1 1 1 1 1 5 25
dengan tujuan pembelajaran.
2. Tujuan pembelajaran relevan
dengan kompetensi yang 1 1 1 1 1 5 25
harus dikuasai siswa.
3. Contoh dan latihan soal
relevan dengan tujuan
1 1 1 1 1 5 25
pembelajaran yang harus
dikuasai siswa.
B. Kecukupan
4. Uraian materi cukup
membantu siswa menguasai 1 1 0 1 1 4 16
tujuan pembelajaran.
5. Latihan soal cukup memadai
dalam membantu siswa
1 1 1 1 1 5 25
menguasai tujuan
pembelajaran.
6. Contoh soal cukup memadai
dalam membantu siswa
1 1 1 1 1 5 25
menguasai tujuan
pembelajaran.
C. Kelengkapan Sajian
7. Menyajikan KI, KD, Indikator
Pembelajaran, indikator
1 1 1 1 1 5 25
representasi matematis, tujuan
pembelajaran representasi
87

Validator
No. Indikator yang divalidasi Li Li2
1 2 3 4 5
matematis, sintaks model
Problem Based Learning dan
manfaat pembelajaran.
8. Menyajikan daftar isi. 1 1 1 1 1 5 25
9. Menyajikan materi prasyarat. 1 1 1 1 1 5 25
10. Menyajikan daftar pustaka. 1 1 1 1 1 5 25
11. Menyajikan rangkuman
1 1 1 1 1 5 25
materi..
D. Sistematika Sajian
12. Uraian materi mengikuti alur
pikir dari sederhana ke 1 1 1 1 1 5 25
kompleks.
E. Kesesuaian bahasa dengan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan
benar
13. Ketepatan penggunaan ejaan
1 1 1 1 1 5 25
dan istilah.
14. Ketepatan penyusunan
1 1 1 1 1 5 25
struktur kalimat.
F. Keterbacaan dan kekomunikatifan
15. Panjang kalimat sesuai
dengan tingkat pemahaman 1 1 1 1 1 5 25
siswa.
16. Stuktur kalimat sesuai dengan
1 1 1 1 1 5 25
pemahaman siswa.
17. Bahasa yang digunakan
1 1 1 1 1 5 25
bahasa sehari-hari.
G. Konten Bahan Ajar
18. Bahan ajar berorientasi pada
1 1 1 1 1 5 25
Student Center.
19. Bahan ajar memiliki daya
tarik dan mendorong rasa 1 0 1 1 1 4 16
keingintahuan siswa.
20. Ketepatan bentuk dan ukuran
0 1 1 1 1 4 16
huruf.
21. Isi bahan ajar mudah dicerna. 1 1 1 1 1 5 25
H. Model Problem Based Learning
22. Memuat langkah langkah/
sintaks Problem based 1 1 1 1 1 5 25
Learning.
88

Validator
No. Indikator yang divalidasi Li Li2
1 2 3 4 5
I. Kemampuan Representasi Matematis
23. Soal-soal yang digunakan
memuat bentuk representasi
1 1 1 1 1 5 25
visual (gambar, diagram,
tabel).
24. Soal-soal yang disajikan
memuat masalah dengan
1 1 1 1 1 5 25
melibatkan ekspresi atau
simbol matematis.
25. Soal-soal yang disajikan
memuat masalah dalam
1 1 1 1 1 5 25
bentuk verbal (kata-kata/ teks
tertulis).
Jumlah Skor (Gj) 24 24 24 25 25 122 598

Seteleh mengetahui data dari uji Q-Cochran selanjutnya dilakukan


perhitungan menggunakan rumus uji Q-Cochran menurut Sugiyono (2013:74)
yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan dengan taraf kesalahan 5% maka


harga Chi Kuadrat tabel = 9,488. Harga Q hitung ( 2 ) ternyata lebih kecil dari Q
tabel (9,488) jadi diterima dan ditolak. Ini berarti tidak terdapat perbedaan
pendapat dari para ahli yang signifikan sehingga, dapat disimpulkan bahwa bahan
89

ajar untuk siswa layak untuk digunakan atau diimplementasikan pada proses
pembelajaran.

b. Bahan Ajar (modul) Pedoman Guru

Desain bahan ajar untuk siswa yang berbentuk modul berbasis kemampuan
representasi matematis dengan model Problem Based Learning ini memuat materi
prasyarat Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel dan materi inti yaitu
Program Linear dengan dilengkapi pedoman pertemuan dan kunci jawaban.
Dibawah ini disajikan hasil validasi bahan ajar pedoman guru dari masing-masing
ahli.

Tabel 4.19
Hasil Validasi Pedoman Guru

Responden (Ahli)
NO. BUTIR
1 2 3 4 5
KOMPONEN PEDOMAN PEMBELAJARAN
E. KELAYAKAN ISI
1. Setiap kegiatan pembelajaran mempunyai
4 4 3 4 4
tujuan pembelajaran yang jelas.
2. Pedoman pembelajaran sesuai dengan
4 4 3 3 3
kemampuan representasi matematis
3. Pedoman pembelajaran sesuai dengan
4 4 3 4 4
model Problem Based Learning
4. Kejelasan petunjuk penggunaan dalam
4 4 3 4 4
pedoman pembelajaran untuk guru
5. Materi yang disajikan sesuai dengan
4 4 3 4 4
pedoman pembelajaran.
F. BAHASA
6. Tata kalimat yang dipakai untuk
menyampaikan informasi mengacu pada
kaidah tata Bahasa Indonesia yang baik 3 3 3 4 4
dan benar dengan berpedoman pada ejaan
yang disempurnakan (EYD)
7. Bahasa yang digunakan komunikatif 3 3 3 4 4
8. Kalimat yang digunakan jelas dan mudah
3 3 3 4 4
dimengerti
9. Kejelasan petunjuk dan arahan 3 4 3 3 3
90

Responden (Ahli)
NO. BUTIR
1 2 3 4 5
G. SISTEMATIKA SAJIAN
10. Pedoman pembelajaran untuk guru
3 4 3 4 4
disajikan secara sistematis.
11. Uraian materi mengikuti alur pikir dari
3 4 3 3 3
sederhana ke kompleks.
12. Kegiatan pembelajaran disajikan dalam
kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan 4 4 3 4 4
penutup
13. Uraian materi mengikuti peta konsep yang
3 3 3 3 3
disajikan
H. KELENGKAPAN SAJIAN
14. Menyajikan KI, KD, Indikator
4 4 4 4 4
Pembelajaran dan manfaat pembelajaran.
15. Menyajikan kunci jawaban 4 4 4 4 4
Jumlah 53 56 47 56 56

Setelah data hasil validasi para ahli tersajikan, langkah selanjutnya yaitu
menganalisis data yang telah diperoleh. Analisis data tersebut diakukan melalui
dua tahap, yaitu tahap analisis validasi dari setiap validatordan tahap yang kedua
yaitu analisis validasi dari kelima validator. Persentasi dari tingkat pencapaian
bahan ajar masing-masing validator dapat dihitung menggunakan rumus menrut
Akbar (2013: 83).

Keterangan :
: Validasi Ahli Ke-n
: Total skor empirik yang dipakai (berdasarkan penilaian ahli atau nilai hasil
uji kompetensi yang dicapai siswa)
: Total skor diharapkan yang digunakan

Adapun perhitungan persentase validasi dari setiap validator adalah sebagai


berikut:
91

Hasil perhitungan persentase dari setiap validator yaitu disajikan pada Tabel
4.20 berikut.
Tabel 4.20
Persentase Hasil Validasi Pedoman Guru

Komponen Skor Skor yang Kriteria Tingkat


No.
Validasi Observasi diharapkan Validasi Validasi

1. Ahli 1 53 60 88,33 % Sangat Valid


2. Ahli 2 56 60 93,33 % Sangat Valid
3. Ahli 3 47 60 78,33 % Cukup Valid
4. Ahli 3 56 60 93,33 % Sangat Valid
5. Ahli 5 56 60 93,33 % Sangat Valid

Setelah diperoleh hasil dari setiap validator, maka tahap selanjutnya yaitu
melakukan perhitungan untuk validasi gabungan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.

Keterangan:
V : Validasi gabungan
: Validasi ahli, = 1, 2, 3, 4, dan 5

Sehingga diperoleh hasil validasi gabungannya adalah sebagai berikut:


92

Adapun hasil validasi oleh para ahli terhadap bahan ajar pedoman guru yang
diuraikan pada setiap komponen disajikan pada Tabel 4.21 berikut.
Tabel 4.21
Validasi Pedoman Guru Berdasarkan Tiap Indikator

Skor Skor
No. Indikator yang divalidasi Kevalidan
Validator Harapan

KOMPONEN PEDOMAN PEMBELAJARAN


A. Kelayakan Isi
Setiap kegiatan pembelajaran
95%
1. mempunyai tujuan 19 20 (Sangat Valid)
pembelajaran yang jelas.
Pedoman pembelajaran sesuai
85%
2. dengan kemampuan 17 20 (Cukup Valid)
representasi matematis
Pedoman pembelajaran sesuai
95%
3. dengan model Problem Based 19 20
(Sangat Valid)
Learning
Kejelasan petunjuk
95%
4. penggunaan dalam pedoman 19 20
(Sangat Valid)
pembelajaran untuk guru
Materi yang disajikan sesuai
95%
5. dengan pedoman 19 20
(Sangat Valid)
pembelajaran.
93 %
Rata-rata
(Sangat Valid)
B. Bahasa
Tata kalimat yang dipakai
untuk menyampaikan
informasi mengacu pada
85%
6. kaidah tata Bahasa Indonesia 17 20 (Cukup Valid)
yang baik dan benar dengan
berpedoman pada ejaan yang
disempurnakan (EYD)
93

Skor Skor
No. Indikator yang divalidasi Kevalidan
Validator Harapan

Bahasa yang digunakan 85%


7. 17 20
komunikatif (Cukup Valid)
Kalimat yang digunakan jelas 85%
8. 17 20
dan mudah dimengerti (Cukup Valid)
80%
Kejelasan petunjuk dan
9. 16 20 (Cukup Valid)
arahan
83,75 %
Rata-rata (Cukup Valid)
C. Sistematika Sajian
Pedoman pembelajaran untuk
90%
10. guru disajikan secara 18 20
(Sangat Valid)
sistematis.
Uraian materi mengikuti alur
80%
11. pikir dari sederhana ke 16 20
(Cukup Valid)
kompleks.
Kegiatan pembelajaran
disajikan dalam kegiatan 95%
12. 19 20
awal, kegiatan inti, dan (Sangat Valid)
kegiatan penutup
Uraian materi mengikuti peta 75%
13. 15 20
konsep yang disajikan (Cukup Valid)
85%
Rata-rata (Cukup Valid)
D. Kelengkapan Sajian
Menyajikan KI, KD,
100%
14. Indikator Pembelajaran dan 20 20 (Sangat Valid)
manfaat pembelajaran.
100%
15. Menyajikan kunci jawaban 20 20 (Sangat Valid)
100%
Rata-rata (Sangat Valid)
89,33
Jumlah Skor 268 300 (Sangat Valid)

Berdasarkan hasil perhitungan validasi bahan ajar diatas maka diperoleh


sebesar 89,33 % ini berarti bahwa bahan ajar yang telah divalidasi valid atau dapat
digunakan tanpa revisi. Namun masukan dari setiap validator dijadikan bahan
pertimbangan untuk menyempurnakan bahan ajar yang dibuat. Adapun saran dan
94

komentar dari setiap validator yang akan dipaparkan sebagai bahan perbaikan
bahan ajar adalah sebagai berikut.
Validator 1 : Tidak ada masukan
Validator 2
Komentar :
a. Indikator kemampuan pada masalah tidak dituliskan
b. Tidak terdapat materi yang akan dibahas
Saran : Tidak ada saran
Validator 3
Komentar :
a. Sampul tidak sesuai dengan materi Program Linear
b. Soal dan kunci jawaban sesuaikan dengan pemecahan masalah
Saran :
a. Sampul diperbaiki, sesuai dengan materi Program Linear
b. Sesuaikan soal dan kunci jawaban dengan pemecahan masalah
Validator 4 : Tidak ada masukan
Validator 5 : Tidak ada masukan
Berdasarkan saran dan komentar dari kelima validator tersebut dijadikan
sebagai masukan untuk perbaikan bahan ajar agar lebih baik. Adapun perbaikan
bahan ajar menurut saran dari kelima validator disajikan pada Tabel 4.22 berikut.
Tabel 4.22
Perbaikan Bahan Ajar Pedoman Guru Berdasarkan Masukan Validator

Desain Bahan Desain Bahan


Komponen
Validator Ajar Sebelum Ajar Setelah
yang Direvisi
Revisi Direvisi

Kelayakan Isi Indikator Indikator


kemampuan pada kemampuan pada
masalah tidak masalah
Ferry Ferdianto,
dituliskan dituliskan.
S.T., M.Pd.
Tidak terdapat Terdapat materi
materi yang akan yang akan
dibahas. dibahas.
95

Desain Bahan Desain Bahan


Komponen
Validator Ajar Sebelum Ajar Setelah
yang Direvisi
Revisi Direvisi

Mohammad Dadan Komponen Sampul tidak Sampul (cover)


Sundawan, M.Pd. Penyajian sesuai dengan pada modul
materi Program untuk guru
Linear diganti.
Soal dan kunci Menyesuaikan
jawaban sesuaikan soal dan kunci
dengan pemecahan jawaban dengan
masalah pemecahan
masalah.

Komentar dan saran dari setiap validator dilakukan uji Q-Cochran, uji ini
digunakan untuk menguji perbedaan pendapat dari berbagai para ahli. Jika
pendapat dari para ahli itu terdapat didalam indikator maka dikatakan gagal dan
diberi nilai 0 tetapi jika pendapat para ahli itu dikatakan sukses atau tidak ada
pendapat maka diberi nilai 1. Setelah itu kita hitung jumlah nilai sukses dari
kelima validator tersebut kedalam setelah itu kuadratkanlah nilai tersebut.
Ketentuan uji Q-Cochran ini bila nilai Q hasil menghitung lebih besar atau sama
dengan tabel (≥), maka ditolak dan diterima yang berarti terdapat
perbedaan pendapat dari para ahli yang signifikan, begitupula sebaliknya jika Q
hasil menghitung lebih kecil atau sama dengan tabel (≤), maka diterima dan
ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan pendapat dari para ahli yang
signifikan. Adapun data perhitungan uji Q-Cochran yaitu disajikan pada Tabel
4.23 berikut.
Tabel 4.23
Hasil Validasi dengan Uji Q-Cochran Pedoman Guru
Ahli
NO. BUTIR Li Li2
1 2 3 4 5
KOMPONEN PEDOMAN PEMBELAJARAN
A. KELAYAKAN ISI
1. Setiap kegiatan pembelajaran
mempunyai tujuan 1 1 1 1 1 5 25
pembelajaran yang jelas.
96

Ahli
NO. BUTIR Li Li2
1 2 3 4 5
2. Pedoman pembelajaran sesuai
dengan kemampuan 1 0 1 1 1 4 16
representasi matematis
3. Pedoman pembelajaran sesuai
dengan model Problem Based 1 1 1 1 1 5 25
Learning
4. Kejelasan petunjuk
penggunaan dalam pedoman 1 1 0 1 1 4 16
pembelajaran untuk guru
5. Materi yang disajikan sesuai
dengan pedoman 1 0 1 1 1 4 16
pembelajaran.
B. BAHASA
6. Tata kalimat yang dipakai
untuk menyampaikan
informasi mengacu pada
kaidah tata Bahasa Indonesia 1 1 1 1 1 5 25
yang baik dan benar dengan
berpedoman pada ejaan yang
disempurnakan (EYD)
7. Bahasa yang digunakan
1 1 1 1 1 5 25
komunikatif
8. Kalimat yang digunakan jelas
1 1 1 1 1 5 25
dan mudah dimengerti
9. Kejelasan petunjuk dan
1 1 1 1 1 5 25
arahan
C. SISTEMATIKA SAJIAN
10. Pedoman pembelajaran untuk
guru disajikan secara 1 1 1 1 1 5 25
sistematis.
11. Uraian materi mengikuti alur
pikir dari sederhana ke 1 1 1 1 1 5 25
kompleks.
12. Kegiatan pembelajaran
disajikan dalam kegiatan
awal, kegiatan inti, dan 1 1 1 1 1 5 25
kegiatan penutup

13. Uraian materi mengikuti peta


konsep yang disajikan 1 1 1 1 1 5 25

D. KELENGKAPAN SAJIAN
97

Ahli
NO. BUTIR Li Li2
1 2 3 4 5
14. Menyajikan KI, KD,
Indikator Pembelajaran dan 1 1 1 1 1 5 25
manfaat pembelajaran.
15. Menyajikan kunci jawaban 1 1 1 1 1 5 25
Jumlah 15 13 14 15 15 72 348

Seteleh mengetahui data dari uji Q-Cochran selanjutnya dilakukan


perhitungan menggunakan rumus uji Q-Cochran menurut Sugiyono (2013:74)
yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan dalam taraf kesalahan 5% maka


harga Chi Kuadrat tabel = 9,488. Harga Q hitung (5,33) ternyata lebih kecil dari
tabel (9,488) jadi diterima dan ditolak. Ini berarti tidak terdapat perbedaan
pendapat dari para ahli yang signifikan sehingga, dapat disimpulkan bahwa bahan
ajar pedoman guru layak untuk digunakan atau diimplementasikan pada proses
pembelajaran.

3. Deskripsi dan Analisis Rencana Intervensi Berbasis Kemampuan


Representasi Matematis dengan Model Problem Based Learning pada
Materi Program Linear Kelas XI SMK
Rencana implementasi bahan ajar modul yang telah dibuat bertujuan sebagai
rencana guru dalam mengimplementasikan bahan ajar pada materi program linear
kelas XI SMK.
98

Berikut adalah aspek yang harus di validasi oleh para ahli yaitu disajikan
pada Tabel 4.24.
Tabel 4.24
Validasi Ahli Rencana Implementasi Bahan Ajar Modul

Validator
No. Indikator yang divalidasi
1 2 3 4 5
Kelengkapan Komponen Rencana Implementasi
26. Kelengkapan identitas mata pelajaran 4 4 4 4 4
27. Kelengkapan KI/ KD 4 4 4 4 4
28. Keberadaan indikator dan tujuan
4 4 4 4 4
pembelajaran
29. Kelengkapan sumber belajar 4 4 4 4 3
30. Pencantuman kegiatan pembelajaran 4 4 4 3 4
31. Kecukupan waktu yang dialokasikan 3 3 4 3 4
Rumusan Tujuan/ Indikator Pembelajaran
32. Kesesuaian rumusan tujuan
4 4 3 4 4
pembelajaran KI/ KD
33. Kejelasan dan kelogisan rumusan tujuan
3 3 3 3 3
pembelajaran
34. Kejelasan indikator pencapaian
4 4 3 4 4
kompetensi
35. Kesesuaian indikator pencapaian
4 4 3 4 4
kompetensi dengan kompetensi dasar
36. Ketepatan penggunaan kata kerja
3 3 3 3 4
oprasional yang dapat diukur
Kebahasaan
37. Penggunaan bahasa sesuai EYD 4 4 3 4 4
38. Kesederhanaan struktur kalimat 3 3 4 3 3
Materi Ajar
39. Kemutakhiran materi pembelajaran
3 3 3 4 3
yang tercantum/ terlampir
40. Keruntunan dan kesistematisan materi 3 3 3 3 4
41. Kesesuaian cakupan materi dengan
tujuan pembelajaran yang tercantum/ 4 4 4 4 4
terlampir
42. Kesesuaian materi dengan tingkat
4 4 3 4 3
perkembangan siswa
Kegiatan Pembelajaran
43. Pencantuman kegiatan apersepsi/
4 4 4 4 4
kegiatan penyiapan siswa untuk belajar
44. Ketepatan langkah-langkah dalam
3 3 3 4 4
setiap tahapan Problem Based Learning
99

Validator
No. Indikator yang divalidasi
1 2 3 4 5
45. Pencantuman kegiatan awal, inti dan
akhir dalam pembelajaran melibatkan 4 4 4 4 4
siswa
46. Kegiatan Problem Based Learning pada
langkah-langkah lebih menekankan
pada pengalaman belajar siswa, bukan 3 3 3 3 3
menekankan pada pengalaman
mengajar guru
47. Mencantumkan/ melampirkan bahan
4 4 3 4 3
(panduan) pembelajaran bagi siswa
Penilaian Hasil Belajar
48. Pencantuman/ lampiran penilaian proses
4 4 3 4 4
dan hasil belajar siswa
49. Keberadaan kunci jawaban serta rubrik
4 4 4 4 4
penskoran
50. Kesesuaian instrumen penilaian dengan
4 4 4 4 4
indikator/ tujuan pembelajaran
Jumlah Skor 90 90 87 93 93

Setelah data hasil validasi para ahli tersajikan, langkah selanjutnya yaitu
menganalisis data yang telah diperoleh. Analisis data tersebut diakukan melalui
dua tahap, yaitu tahap analisis validasi dari setiap validatordan tahap yang kedua
yaitu analisis validasi dari kelima validator. Persentasi dari tingkat pencapaian
bahan ajar masing-masing validator dapat dihitung menggunakan rumus menurut
Akbar (2013: 83).

Keterangan :
: Validasi Ahli ke-n
: Total skor empirik yang dipakai (berdasarkan penilaian ahli atau nilai hasil
uji kompetensi yang dicapai siswa)
: Total skor diharapkan yang digunakan
Adapun perhitungan persentase validasi dari setiap validator adalah sebagai
berikut:
100

Hasil perhitungan persentase dari setiap validator yaitu disajikan pada Tabel
4.25 berikut.
Tabel 4.25
Persentase Hasil Penilaian Para Ahli
Komponen Skor Skor yang Kriteria Tingkat
No.
Validasi Observasi diharapkan Validasi Validasi

1. Ahli 1 90 100 90 % Sangat Valid

2. Ahli 2 90 100 90 % Sangat Valid


3. Ahli 3 87 100 87 % Sangat Valid
4. Ahli 3 93 100 93 % Sangat Valid
5. Ahli 5 93 100 93 % Sangat Valid
Setelah diperoleh hasil dari setiap validator, maka tahap selanjutnya yaitu
melakukan perhitungan untuk validasi gabungan dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.

Keterangan:
V : Validasi gabungan
: Validasi ahli, = 1, 2, 3, 4, dan 5
Sehingga diperoleh hasil validasi gabungannya adalah sebagai berikut:
101

Adapun hasil validasi oleh para ahli terhadap bahan ajar yang diuraikan pada
setiap komponen disajikan padaTabel 4.26 berikut.
Tabel 4.26
Validasi Rencana Implementasi Berdasarkan Tiap Indikator

Skor Skor
No. Indikator yang divalidasi Kevalidan
Validator Harapan
Kelengkapan Komponen Rencana Implementasi
Kelengkapan identitas 100%
1. 20 20
mata pelajaran (Sangat Valid)
100%
2. Kelengkapan KI/ KD 20 20
(Sangat Valid)
Keberadaan indikator dan 100%
3. 20 20
tujuan pembelajaran (Sangat Valid)
Kelengkapan sumber 95%
4. 19 20
belajar (Sangat Valid)
Pencantuman kegiatan 95%
5. 19 20
pembelajaran (Sangat Valid)
Kecukupan waktu yang
85%
6. dialokasikan 17 20 (Cukup Valid)
95,83%
Rata-rata (Sangat Valid)
Rumusan Tujuan/ Indikator Pembelajaran
Kesesuaian rumusan tujuan 95%
7. 19 20
pembelajaran KI/ KD (Sangat Valid)
Kejelasan dan kelogisan
75%
8. rumusan tujuan 15 20
(Cukup Valid)
pembelajaran
Kejelasan indikator 95%
9. 19 20
pencapaian kompetensi (Sangat Valid)
Kesesuaian indikator
pencapaian kompetensi 95%
10. 19 20
dengan kompetensi dasar (Sangat Valid)

Ketepatan penggunaan kata


80%
11. kerja oprasional yang dapat 16 20 (Cukup Valid)
diukur
88 %
Rata-rata (Sangat Valid)
Kebahasaan
Penggunaan bahasa sesuai 95%
12. 19 20
EYD (Sangat Valid)
102

Skor Skor
No. Indikator yang divalidasi Kevalidan
Validator Harapan
Kesederhanaan struktur 80%
13. 16 20
kalimat (Cukup Valid)
87,5 %
Rata-rata
(Sangat Valid)
Materi Ajar
Kemutakhiran materi
80%
14. pembelajaran yang 16 20 (Cukup Valid)
tercantum/ terlampir
Keruntunan dan 80%
15. 16 20
kesistematisan materi (Cukup Valid)
Kesesuaian cakupan materi
dengan tujuan 90%
16. 18 20
pembelajaran yang (Sangat Valid)
tercantum/ terlampir
Kesesuaian materi dengan
80%
17. tingkat perkembangan 16 20 (Cukup Valid)
siswa
82,5 %
Rata-rata (Cukup Valid)

Kegiatan Pembelajaran
Pencantuman kegiatan
apersepsi/ kegiatan 100%
18. 20 20
penyiapan siswa untuk (Sangat Valid)
belajar
Ketepatan langkah-langkah
85%
19. dalam setiap tahapan 17 20 (Cukup Valid)
Problem Based Learning
Pencantuman kegiatan
awal, inti dan akhir dalam 100%
20. 20 20
pembelajaran melibatkan (Sangat Valid)
siswa
Kegiatan Problem Based
Learning pada langkah-
langkah lebih menekankan
75%
21. pada pengalaman belajar 15 20
(Cukup Valid)
siswa, bukan menekankan
pada pengalaman mengajar
guru
Mencantumkan/
melampirkan bahan 90%
22. 18 20
(panduan) pembelajaran (Sangat Valid)
bagi siswa
Rata-rata 90%
103

Skor Skor
No. Indikator yang divalidasi Kevalidan
Validator Harapan
(Sangat Valid)
Penilaian Hasil Belajar
Pencantuman/ lampiran
95%
23. penilaian proses dan hasil 19 20
(Sangat Valid)
belajar siswa
Keberadaan kunci jawaban 100%
24. 20 20
serta rubrik penskoran (Sangat Valid)
Kesesuaian instrumen
100%
25. penilaian dengan indikator/ 20 20
(Sangat Valid)
tujuan pembelajaran
98,33%
Rata-rata
(Sangat Valid)
90,6 %
Jumlah Skor 453 500
(Sangat Valid)

Berdasarkan hasil perhitungan validasi bahan ajar diatas maka diperoleh


sebesar 90,6 % ini berarti bahwa rencana implementasi bahan ajar yang telah
divalidasi valid atau dapat digunakan tanpa revisi. Namun masukan dari setiap
validator dijadikan bahan pertimbangan untuk menyempurnakan rencana
implementasi bahan ajar yang sudah dibuat. Adapun saran dan komentar dari
setiap validator yang akan dipaparkan sebagai bahan perbaikan rencana
implementasi bahan ajar adalah sebagai berikut.
Validator 1
Komentar :
a. Sesuaikan antara KD dan indikator dengan pertemuannya
b. Tata letak
Validator 2
Komentar : Perhatikan keterkaitan antara model dengan materi kemampuan
matematis.
Saran : Modul pada RPP usahakan siswa menulis jawabannya langsung
pada modul.
Validator 3 : Tidak ada masukan
Validator 4 : Tidak ada masukan
Validator 5 : Tidak ada masukan
104

Berdasarkan saran dan komentar dari kelima validator tersebut dijadikan


sebagai masukan untuk perbaikan bahan ajar agar lebih baik. Adapun perbaikan
bahan ajar menurut saran dari kelima validator disajikan pada Tabel 4.27 berikut.
Tabel 4.27
Perbaikan Rencana Implementasi Berdasarkan Masukan Validator

Rencana Rencana
Komponen yang Implementasi Implementasi
Validator
Direvisi Bahan Ajar Bahan Ajar
Sebelum Revisi Setelah Direvisi
Dr. H. Ena Rumusan Sesuaikan antara KD dan indikator
Suhena Praja, Tujuan/ KD dan indikator dengan
M.Pd. Indikator dengan pertemuannya
pembelajaran pertemuannya telah disesuaikan
Komponen Tata letak pada Tata letak pada
Penyajian tabel kegiatan tabel kegiatan
pembelajaran pembelajaran
sudah diperbaiki
Ferry Ferdianto, Kegiatan Perhatikan keterkaitan antara
ST,. M.Pd. Pembelajaran keterkaitan antara model dengan
model dengan materi
materi kemampuan
kemampuan matematis
matematis. diperjelas dengan
menambahkan
setiap indikator
kemampuannya
pada setiap soal.

Komentar dan saran dari setiap validator dilakukan uji Q-Cochran, uji ini
digunakan untuk menguji perbedaan pendapat dari berbagai para ahli. Jika
pendapat dari para ahli itu terdapat didalam indikator maka dikatakan gagal dan
diberi nilai 0 tetapi jika pendapat para ahli itu dikatakan sukses atau tidak ada
pendapat maka diberi nilai 1. Setelah itu kita hitung jumlah nilai sukses dari
kelima validator tersebut kedalam setelah itu kuadratkanlah nilai tersebut.
Ketentuan uji Q-Cochran ini bila nilai Q hasil menghitung lebih besar atau sama
dengan tabel (≥), maka ditolak dan diterima yang berarti terdapat
perbedaan pendapat dari para ahli yang signifikan, begitupula sebaliknya jika Q
hasil menghitung lebih kecil atau sama dengan tabel (≤), maka diterima dan
105

ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan pendapat dari para ahli yang
signifikan. Adapun data perhitungan uji Q-Cochran yaitu disajikan pada Tabel
4.28 berikut.
Tabel 4.28
Hasil Validasi dengan Uji Q-Cochran Rencana Implementasi

Ahli
No. Indikator yang divalidasi Li Li2
1 2 3 4 5
Kelengkapan Komponen Rencana Implementasi
1. Kelengkapan identitas mata
1 1 1 1 1 5 25
pelajaran
2. Kelengkapan KI/ KD 1 1 1 1 1 5 25
3. Keberadaan indikator dan
1 1 1 1 1 5 25
tujuan pembelajaran
4. Kelengkapan sumber belajar 1 1 1 1 1 5 25
5. Pencantuman kegiatan
1 1 1 1 1 5 25
pembelajaran
6. Kecukupan waktu yang
1 1 1 1 1 5 25
dialokasikan
Rumusan Tujuan/ Indikator Pembelajaran
7. Kesesuaian rumusan tujuan
1 1 1 1 1 5 25
pembelajaran KI/ KD
8. Kejelasan dan kelogisan
rumusan tujuan 1 1 1 1 1 5 25
pembelajaran
9. Kejelasan indikator
1 1 1 1 1 5 25
pencapaian kompetensi
10. Kesesuaian indikator
pencapaian kompetensi 0 1 1 1 1 4 16
dengan kompetensi dasar
11. Ketepatan penggunaan kata
kerja oprasional yang dapat 1 1 1 1 1 5 25
diukur
Kebahasaan
12. Penggunaan bahasa sesuai
1 1 1 1 1 5 25
EYD
13. Kesederhanaan struktur
1 1 1 1 1 5 25
kalimat
Materi Ajar
14. Kemutakhiran materi
pembelajaran yang 1 1 1 1 1 5 25
tercantum/ terlampir
15. Keruntunan dan 1 1 1 1 1 5 25
106

Ahli
No. Indikator yang divalidasi Li Li2
1 2 3 4 5
kesistematisan materi
16. Kesesuaian cakupan materi
dengan tujuan pembelajaran 1 1 1 1 1 5 25
yang tercantum/ terlampir
17. Kesesuaian materi dengan
1 1 1 1 1 5 25
tingkat perkembangan siswa
Kegiatan Pembelajaran
18. Pencantuman kegiatan
apersepsi/ kegiatan
1 1 1 1 1 5 25
penyiapan siswa untuk
belajar
19. Ketepatan langkah-langkah
dalam setiap tahapan 1 1 1 1 1 5 25
Problem Based Learning
20. Pencantuman kegiatan awal,
inti dan akhir dalam
1 1 1 1 1 5 25
pembelajaran melibatkan
siswa
21. Kegiatan Problem Based
Learning pada langkah-
langkah lebih menekankan
pada pengalaman belajar 1 0 1 1 1 4 16
siswa, bukan menekankan
pada pengalaman mengajar
guru
22. Mencantumkan/
melampirkan bahan
1 1 1 1 1 5 25
(panduan) pembelajaran
bagi siswa
Penilaian Hasil Belajar
23. Pencantuman/ lampiran
penilaian proses dan hasil 1 1 1 1 1 5 25
belajar siswa
24. Keberadaan kunci jawaban
1 1 1 1 1 5 25
serta rubrik penskoran
25. Kesesuaian instrumen
penilaian dengan indikator/ 1 1 1 1 1 5 25
tujuan pembelajaran
Jumlah Skor 24 24 25 25 25 123 607
107

Seteleh mengetahui data dari uji Q-Cochran selanjutnya dilakukan


perhitungan menggunakan rumus uji Q-Cochran menurut Sugiyono (2013:74)
yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan dengan taraf kesalahan 5% maka


harga Chi Kuadrat tabel= 9,488. Harga Q hitung (3) ternyata lebih kecil dari tabel
(9,488) jadi ditolak dan diterima. Ini berarti tidak terdapat perbedaan
pendapat dari para ahli yang signifikan sehingga, dapat disimpulkan bahwa
rencana implementasi bahan ajar layak untuk digunakan atau diimplementasikan
pada proses pembelajaran.

B. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Learning Obstacle Terkait Kemampuan Representasi Matematis pada
Materi Program Linear Kelas XI
Learning Obsatcle ini diperoleh dengan melakukan uji instrumen yang
diberikan kepada siswa kelas XI TKR 1 SMK GRACIKA Kota Cirebon.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen tersebut diperoleh gambaran kemampuan
siswa dalam mengerjakan soal dan kesulitan siswa dalam memahami materi
program linear yang diuraikan sebagai berikut.
a. Learning Obsatcle pada nomer 1 yang dialami siswa adalah sebagai berikut.
1) Siswa belum mampu membuat grafik himpunan penyelesaian dari
masalah nyata. Berdasarkan data yang telah diperoleh menyatakan
bahwa sebagian besar siswa tidak dapat menentukan model matematika
108

dari permasalahan soal cerita dengan tepat hal ini disebabkan karena
siswa kesulitan dalam memisalkan setiap variabel meskipun pada
masalah tersebut telah disajikan dalam bentuk tabel, sehingga untuk
menggambar grafiknya kurang tepat hal ini disebabkan karena dalam
penempatan titik koordinat antara sumbu x dan sumbu y yang tertukar.
Soal tersebut termasuk kedalam aspek representasi visual menurut lestari
& Yudhanegara (2015:83) aspek representasi visual memuat membuat
grafik dari representasi ke representasi lain.
2) Siswa tidak dapat menggunakan konsep sistem pertidaksamaan linear
dua variabel untuk menentukan grafik terkait program linear.
Berdasarkan data yang telah diperoleh menyatakan bahwa sebagian besar
siswa kurang paham dengan masalah soal cerita yang diberikan, hal ini
disebabkan karena siswa keliru dalam menentukan ekspresi matematis
dalam model matematika yang seharusnya ≤ tetapi menjadi ≥ , siswa juga
kesulitan ini dapat mengakibatkan kekeliruan dalam menggambarkan
kedalam bentuk grafik himpunan penyelesaian sehingga untuk indikator
representasi visual belum terpenuhi menurut lestari & Yudhanegara
(2015:83) aspek representasi visual memuat indikator membuat grafik
dari representasi ke representasi lain..
b. Learning Obsatcle pada nomer 2 yang dialami siswa adalah sebagai berikut.
1) Siswa belum mampu membuat tabel dengan cara alternatif dari
permasalahan yang diberikan. Berdasarkan data yang telah diperoleh
menyatakan bahwa sebagian besar siswa kurang paham untuk
menyelesaikan soal tersebut didalam bentuk tabel, hal ini disebabkan
karena siswa kurang paham dengan perintah yang telah diberikan.
Kesulitan tersebut menyebabkan bahwa pengerjaannya tidak tepat. Soal
tersebut termasuk kedalam aspek representasi visual menurut lestari &
Yudhanegara (2015:83) aspek representasi visual memuat membuat tabel
dari representasi ke representasi lain.
2) Siswa keliru dalam menentukan titik koordinat sumbu x dan sumbu y.
Berdasarkan data yang telah diperoleh menyatakan bahwa sebagian besar
109

siswa kurang teliti dalam menentukan titik koordinat sumbu x dan sumbu
y yang mengakibatkan tertukar dalam menempatkannya. Kesulitan
tersebut menyebabkan bahwa pengerjaannya tidak tepat dan banyak juga
siswa tidak menyelesaikannya dengan tuntas ini artinya penyelesaian
untuk masalah tersebut tidak tepat meskipun pengerjaannya sudah
didalam bentuk tabel tetapi siswa tersebut tidak dapat memenuhi aspek
representasi visual menurut lestari & Yudhanegara (2015:83) aspek
representasi visual memuat membuat tabel dari representasi ke
representasi lain.
c. Learning Obsatcle pada nomer 3 yang dialami siswa adalah sebagai berikut.
1) Siswa belum mampu menentukan suatu sistem pertidaksamaan yang
berkaitan dengan gambar grafik. Berdasarkan data yang telah diperoleh
menyatakan bahwa sebagian besar siswa sudah memahami cara
menentukan sistem pertidaksamaan linear dua variabel dari sebuah grafik
tetapi sebagian besar juga terdapat siswa yang merasa kesulitan dalam
menentukan sistem pertidaksamaan linear dua variabel dari sebuah
grafik, siswa kurang teliti dalam menentukan ekspresi matematis pada
daerah himpunan penyelesaian yang sudah diketahui dan siswa juga
tertukar antara titik koordinat yang terdapat disumbu x dan sumbu y, hal
ini disebabkan karena siswa belum mengetahui konsep dari sistem
pertidaksaman linear dua variabel. Soal tersebut termasuk kedalam aspek
representasi persamaan atau ekspresi matematis menurut lestari &
Yudhanegara (2015:83) aspek representasi persamaan atau ekspresi
matematis memuat membuat model matematika dari representasi yang
diberikan.
d. Learning Obsatcle pada nomer 4 yang dialami siswa adalah sebagai berikut.
1) Siswa tidak memahami konsep program linear dari suatu permasalahan
nyata. Berdasarkan data yang telah diperoleh menyatakan bahwa
sebagian besar siswa tidak memahami maksud permasalahn dari soal
yang telah diberikan, hal ini ditandai dengan siswa tidak dapat
menentukan model matematikadari soal cerita tersebut dengan tepat. Soal
110

tersebut termasuk kedalam aspek representasi persamaan atau ekspresi


matematis menurut lestari & Yudhanegara (2015:83) aspek representasi
persamaan atau ekspresi matematis memuat penyelesaian masalah
matematika dengan melibatkan ekspresi matematika.
2) Siswa keliru dalam proses eliminasi dan substitusi untuk menentukan
titik pojok. Berdasarkan data yang telah diperoleh menyatakan bahwa
sebagian besar siswa keliru dalam mensubstitusikan nilai yang telah
diperoleh kedalam persamaan yang diketahui, sehingga kesulitan ini
menyebabkan proses selanjutnya tidak tepat.
3) Siswa tidak mampu menentukan nilai minimum pada masalah yang telah
diberikan. Berdasarkan data yang telah diperoleh menyatakan bahwa
sebagian besar siswa tidak mampu mensubstitusian titik pojok yang telah
diperolehnya kedalam fungsi objektif yang telah diketahui. Kesulitan ini
menyebabkan proses penyelesaiannya tidak tuntas dan belum memenuhi
aspek representasi persamaan atau ekspresi matematis menurut lestari &
Yudhanegara (2015:83) aspek representasi persamaan atau ekspresi
matematis memuat membuat model matematika dari representasi yang
diberikan.
e. Learning Obsatcle pada nomer 5 yang dialami siswa adalah sebagai berikut.
1) Siswa tidak dapat menyebutkan langkah-langkah menggambar grafik dari
suatu masalah yang diberikan. Berdasarkan data yang telah diperoleh
menyatakan bahwa sebagian besar siswa lupa dengan langkah-langkah
dari menggambar grafik, siswa kurang tepat menyebutkan langkah-
langkah dari menggambar grafik, hal ini disebabkan karena terjadi
pertukaran antara menyebutkan langkah-langkahnya, siswa juga
menyebutkannya tidak lengkap sesuai perintah yang telah diberikan. Soal
tersebut termasuk kedalam aspek representasi kata atau teks tertulis
menurut lestari & Yudhanegara (2015:83) aspek representasi kata atau
teks tertulis memuat membuat menulis langkah-langkah penyelesaian
menggunakan kata atau teks tertulis.
111

f. Learning Obsatcle pada nomer 6 yang dialami siswa adalah sebagai berikut.
1) Siswa tidak dapat menjelaskan suatu permasalahan dengan teks tertulis.
Berdasarkan data yang telah diperoleh menyatakan bahwa sebagian besar
siswa hanya menghitung dan menggambar kedalam grafiknya saja tidak
sampai menjelaskannya, hal ini disebabkan karena siswa tidak
memahami soal dengan baik. Soal tersebut termasuk kedalam aspek
representasi kata atau teks tertulis menurut lestari & Yudhanegara
(2015:83) aspek representasi kata atau teks tertulis memuat membuat
menjawab masalah dengan menggunakan kata-kata.
2) Siswa kurang teliti dengan perintah soal yang ditanyakan. Berdasarkan
data yang telah diperoleh menyatakan bahwa sebagian besar siswa
kurang teliti dalam menentukan daerah himpunan penyelesaian dari x < 0
dan y > 0 sehingga dalam menjelaskannya siswa tidak tepat. Kesulitan ini
menyebabkan proses penyelesaiannya tidak tepat.
Berdasarkan pembahasan diatas, disajikan pula hasil learning obstacle
perkonsep yang terdapat pada soal uji coba materi Program Linear.
1) Learning obstacle siswa mengenai penyelesaian sistem pertidaksamaan
linear dua variabel yang terdapat pada soal nomor 1, 2, 3, 4, 5 dan 6.
Pada soal tersebut siswa dituntut untuk dapat membuat sistem
pertidaksamaan dan membuat tabel atau grafik himpunan penyelesaian
dengan tepat.
2) Learning obstacle siswa mengenai membuat model matematika terkait
masalah program linear yang terdapat pada soal nomor 1, 3, dan 4. Pada
soal tersebut siswa dituntut untuk dapat membuat persamaan atau model
matematika dari permasalahan yang diberikan.
3) Learning obstacle siswa mengenai penyelesaian nilai optimum terkait
program linear yang terdapat pada soal nomor 2 dan 4. Pada soal tersebut
siswa dituntut untuk dapat menentukan nilai optimum dari masalah
program linear.
112

2. Desain Bahan Ajar Berbasis Kemampuan Representasi Matematis


dengan Model Problem Based Learning pada Materi Program Linear
Kelas XI
Desain bahan ajar dalam penelitian ini berbentuk modul yang berbasis model
Problem Based Learning (PBL) yang memuat contoh dan latihan soal sesuai
dengan kemampuan representasi matematis siswa. Bahan ajar yang dibuat
terdapat dua bagian yaitu bahan ajar untuk siswa dan bahan ajar pedoman untuk
guru.
a. Bahan Ajar untuk Siswa
Bahan ajar untuk siswa didesain berdasarkan kurikulum 2013 dengan
menggunakan model yang berbasis masalah sehingga memunculkan aktivitas
siswa yang lebih aktif dalam proses pembelajarannya dan lebih mandiri dalam
belajar sendiri sehingga siswa dapat memahami materi Program Linear ini.
Tahapan penyelesaian contoh dan soal latihan yang terdapat didalam bahan ajar
ini mengikuti tahapan Problem Based Learning dan jenis soal-soal nya termasuk
kedalam tipe kemampuan representasi matematis. Bahan ajar yang telah dibuat ini
bertujuan untuk dapat membantu dan mengatasi kesulitan-kesulitan pada siswa
kelas XI TKR 1 SMK GRACIKA Kota Cirebon, setelah peneliti mendesain bahan
ajar selanjutnya peneliti melakukan validasi bahan ajar tersebut dengan tujuan
untuk mengetahui apakah bahan ajar yang telah dibuatnya layak atau tidak
digunakan. Validasi yang dilakukan yaitu dengan cara memvalidasi bahan ajar
kepada para ahli pendidikan validasi ahli tersebut dinilai oleh lima orang ahli
pendidikan matematika yang terdiri dari tiga orang dosen Universitas Swadaya
Gunung Jati dan dua orang guru matematika SMK GRACIKA.
Hasil validasi bahan ajar yang telah dilakukan kelima validator yaitu
diperoleh sebesar 89% dengan taraf interpretasi sangat valid ini berarti bahan ajar
layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Dari hasil penilaian tersebut
terdapat komentar dan saran dari setiap ahlinya, berikut adalah komentar dan
saran yang diberikan oleh para ahli.
Validator 1 memberikan komentar mengenai komponen penyajiannya yaitu
ukuran modul supaya diganti dengan kertas A4, setelah diberikannya komentar
peneliti mengubah ukuran modul dengan kertas A4.
113

Validator 2 memberikan komentar mengenai komponen penyajian untuk


desain lebih menarik lagi dan pada kecukupan bahan ajar mengenai contoh
indikator kemampuan representasi harus ditambahkan. Setelah diberikannya
kometar tersebut peneliti langsung memperbaikinya dengan mengganti tampilan
bahan ajar menjadi lebih menarik dan menambahkan contoh soal yang sesuai
dengan indikator kemampuan representasi matematis.
Validator 3 memberikan komentar mengenai komponen penyajian bahwa sampul
modul (gambar) tidak menceritakan modul matematika khususnya materi Program
Linear, penyajian materi masih kurang jelas banyak soal yang bukan soal
pemecahan masalah, petunjuk penggunaan modul tidak ada bukan hanya
komentar yang diberikan tetapi validator 3 memberikan dan memberikan saran
untuk perbaiki sampul sesuai materi, sajikan materi Program Linear dengan jelas
dan sistematis, soal perbaiki sehingga menjadi soal pemecahan masalah, dan ada
petunjuk penggunaan modul. Setelah diberikannya kometar tersebut peneliti
langsung memperbaikinya dengan mengganti sampul modul dengan
menambahkan gambar sesuai dengan materinya kemudian peneliti menambahkan
materi dan soal yang berkaitan dengan Problem Based Learning serta
menambahkan petunjuk penggunaan modul sehingga bahan ajar menjadi lebih
baik.
Validator 4 dan validator 5 tidak memberikan komentar dan saran.
Setelah komentar dan saran yang telah dipaparkan, kemudian peneliti akan
menjelaskan perindikator penilaian yang terdapat didalam lembar validasi untuk
kelima para ahli. Berikut akan dipaparkan mengenai penilaian perindikatornya.
Relevansi
Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu, materi bahan ajar
relevan dengan tujuan pembelajaran, tujuan pembelajaran relevan dengan
kompetensi yang harus dikuasai siswa, contoh dan latihan soal relevan dengan
tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa. Berdasarkan hasil validasi dari
kelima validator diperoleh sebesar 91, 67% ini berarti indikator dalam relevansi
sangat valid.
114

Kecukupan
Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu, uraian materi cukup
membantu siswa menguasai tujuan pembelajaran, latihan soal cukup memadai
dalam membantu siswa menguasai tujuan pembelajaran, contoh soal cukup
memadai dalam membantu siswa menguasai tujuan pembelajaran. Berdasarkan
hasil validasi dari kelima validator diperoleh sebesar 85% ini berarti indikator
dalam kecukupan sangat valid.
Kelengkapan Sajian
Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu, menyajikan KI, KD,
Indikator Pembelajaran, indikator representasi matematis, tujuan pembelajaran
representasi matematis, sintaks model Problem Based Learning dan manfaat
pembelajaran; menyajikan daftar isi; menyajikan materi prasyarat; menyajikan
daftar pustaka; dan menyajikan rangkuman materi. Berdasarkan hasil validasi dari
kelima validator diperoleh sebesar 85% ini berarti indikator dalam kelengkapan
sajian sangat valid.
Sistematika Sajian
Pada indikator ini memuat indikator juga yaitu uraian materi mengikuti alur
pikir dari sederhana ke kompleks. Berdasarkan hasil validasi dari kelima validator
diperoleh sebesar 80% ini berarti indikator dalam sistematika sajian cukup valid.
Kesesuaian Bahasa dengan Kaidah Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar
Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu ketepatan penggunaan
ejaan dan istilah dan ketepatan penyusunan struktur kalimat. Berdasarkan hasil
validasi dari kelima validator diperoleh sebesar 80% ini berarti indikator dalam
kesesuaian bahasa dengan kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar cukup
valid.
Keterbacaan dan Kekomunikatifan
Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu panjang kalimat
sesuai dengan tingkat pemahaman siswa, Stuktur kalimat sesuai dengan
pemahaman siswa, dan bahasa yang digunakan bahasa sehari-hari. Berdasarkan
hasil validasi dari kelima validator diperoleh sebesar 81,67% ini berarti indikator
dalam keterbacaan dan kekomunikatifan cukup valid.
115

Konten Bahan Ajar


Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu bahan ajar
berorientasi pada Student Center, bahan ajar memiliki daya tarik dan mendorong
rasa keingintahuan siswa, ketepatan bentuk dan ukuran huruf, dan isi bahan ajar
mudah dicerna. Berdasarkan hasil validasi dari kelima validator diperoleh sebesar
88,75% ini berarti indikator dalam konten bahan ajar sangat valid.
Model Problem Based Learning
Pada indikator ini memuat indikator yaitu memuat langkah langkah/ sintaks
Problem based Learning. Berdasarkan hasil validasi dari kelima validator
diperoleh sebesar 95% ini berarti indikator dalam model Problem based Learning
sangat valid.
Kemampuan Representasi Matematis
Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu soal-soal yang
digunakan memuat bentuk representasi visual (gambar, diagram, tabel), soal-soal
yang disajikan memuat masalah dengan melibatkan ekspresi atau simbol
matematis, dan soal-soal yang disajikan memuat masalah dalam bentuk verbal
(kata-kata/ teks tertulis). Berdasarkan hasil validasi dari kelima validator
diperoleh sebesar 91,67% ini berarti indikator dalam kemampuan representasi
matematis sangat valid.
Komentar dan saran yang diberikan ini menandakan adanya beberapa
pendapat dari kelima ahli tersebut untuk mengetahui adanya perbedaan atau tidak
dari pendapat tersebut maka dilakukan perhitungan uji Q-Cochran. Berdasarkan
hasil perhitungan uji Q-Cochran diperoleh harga Q hitung ( 2 ) ternyata lebih kecil
dari Q tabel (9,488) jadi diterima dan ditolak. Ini berarti tidak terdapat
perbedaan pendapat dari para ahli yang signifikan sehingga, dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar untuk siswa layak untuk digunakan atau diimplementasikanpada
proses pembelajaran.

b. Bahan Ajar Pedoman Guru


Bahan ajar pedoman guru didesain berdasarkan kurikulum 2013 dengan
menggunakan model yang berbasis masalah sehingga memunculkan aktivitas guru
116

dan sebagai fasilitator dalam menggunakan modul siswa materi Program Linear
pada proses pembelajaran dikelas. Tahapan bahan ajar pedoman guru ini
mengikuti tahapan Problem Based Learning dan jenis soal-soal nya termasuk
kedalam tipe kemampuan representasi matematis sehingga siswa yang lebih aktif.
Bahan ajar pedoman guru yang telah dibuat ini bertujuan untuk membantu guru
matematika SMK GRACIKA Kota Cirebon dalam mengimplementasikan bahan
ajar ini, setelah peneliti mendesain bahan ajar selanjutnya peneliti melakukan
validasi bahan ajar tersebut dengan tujuan untuk mengetahui apakah bahan ajar
pedoman guru yang telah dibuatnya layak atau tidak digunakan. Validasi yang
dilakukan yaitu dengan cara memvalidasi bahan ajar pedoman guru kepada para
ahli pendidikan validasi ahli tersebut dinilai oleh lima orang ahli pendidikan
matematika yang terdiri dari tiga orang dosen Universitas Swadaya Gunung Jati
dan dua orang guru matematika SMK GRACIKA.
Hasil validasi bahan ajar yang telah dilakukan kelima validator yaitu
diperoleh sebesar 89,33% dengan taraf interpretasi sangat valid ini berarti bahan
ajar pedoman guru layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Dari hasil
penilaian tersebut terdapat komentar dan saran dari setiap ahlinya, berikut adalah
komentar dan saran yang diberikan oleh para ahli.
Validator 1 tidak memberikan komentar dan saran.
Validator 2 memberikan komentar mengenai komponen penyajian bahwa
indikator kemampuan pada masalah tidak dituliskan dan tidak terdapat materi
yang akan dibahas. Setelah diberikannya kometar tersebut peneliti langsung
memperbaikinya dengan menuliskannya indikator kemampuan representasi
matematis pada setiap soal dan menambahkan materi pada bahan ajar pedoman
guru.
Validator 3 memberikan komentar mengenai komponen penyajian bahwa
sampul tidak sesuai dengan materi Program Linear, soal dan kunci jawaban
sesuaikan dengan pemecahan masalah bukan hanya komentar yang diberikan
tetapi validator 3 memberikan saran bahwa sampul diperbaiki, sesuai dengan
materi Program Linear dan sesuaikan soal beserta kunci jawaban dengan
pemecahan masalah. Setelah diberikannya kometar tersebut peneliti langsung
117

memperbaikinya dengan mengganti sampul modul dengan menambahkan gambar


sesuai dengan materinya kemudian peneliti memperbaiki soal dan kunci jawaban
yang berkaitan dengan Problem Based Learning serta sehingga bahan ajar
menjadi lebih baik.
Validator 4 dan validator 5 tidak memberikan komentar dan saran.
Setelah komentar dan saran yang telah dipaparkan, kemudian peneliti akan
menjelaskan perindikator penilaian yang terdapat didalam lembar validasi untuk
kelima para ahli. Berikut akan dipaparkan mengenai penilaian perindikatornya.
Kelayakan Isi
Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu setiap kegiatan
pembelajaran mempunyai tujuan pembelajaran yang jelas, pedoman pembelajaran
sesuai dengan kemampuan representasi matematis, pedoman pembelajaran sesuai
dengan model Problem Based Learning, kejelasan petunjuk penggunaan dalam
pedoman pembelajaran untuk guru, dan materi yang disajikan sesuai dengan
pedoman pembelajaran..Berdasarkan hasil validasi dari kelima validator diperoleh
sebesar 93% ini berarti indikator dalam kelayakan isi sangat valid.
Bahasa
Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu tata kalimat yang
dipakai untuk menyampaikan informasi mengacu pada kaidah tata Bahasa
Indonesia yang baik dan benar dengan berpedoman pada ejaan yang
disempurnakan (EYD), bahasa yang digunakan komunikatif, kalimat yang
digunakan jelas dan mudah dimengerti, dan kejelasan petunjuk dan arahan.
Berdasarkan hasil validasi dari kelima validator diperoleh sebesar 83,75% ini
berarti indikator dalam bahasa cukup valid.
Sistematika Sajian
Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu pedoman
pembelajaran untuk guru disajikan secara sistematis, uraian materi mengikuti alur
pikir dari sederhana ke kompleks. kegiatan pembelajaran disajikan dalam kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dan uraian materi mengikuti peta
konsep yang disajikan. Berdasarkan hasil validasi dari kelima validator diperoleh
sebesar 85% ini berarti indikator dalam sistematika sajian cukup valid.
118

Kelengkapan Sajian
Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu menyajikan KI, KD,
Indikator Pembelajaran dan manfaat pembelajaran dan menyajikan kunci jawaban.
Berdasarkan hasil validasi dari kelima validator diperoleh sebesar 100% ini berarti
indikator dalam kelengkapan sajian sangat valid.
Komentar dan saran yang diberikan ini menandakan adanya beberapa
pendapat dari kelima ahli tersebut untuk mengetahui adanya perbedaan atau tidak
dari pendapat tersebut maka dilakukan perhitungan uji Q-Cochran. Berdasarkan
hasil perhitungan uji Q-Cochran diperoleh harga Q hitung (5,33) ternyata lebih
kecil dari tabel (9,488) jadi diterima dan ditolak. Ini berarti tidak terdapat
perbedaan pendapat dari para ahli yang signifikan sehingga, dapat disimpulkan
bahwa bahan ajar pedoman guru layak untuk digunakan atau
diimplementasikanpada proses pembelajaran.

3. Rencana Implementasi Bahan Ajar Berbasis Kemampuan Representasi


Matematis dengan Model Problem Based Learning pada Materi Program
Linear Kelas XI
Rencana implementasi bahan ajar modul dibuat berdasarkan kurikulum 2013
yang menggunakan model Problem Based Learning dengan pendekatan Saintific.
Rencana implementasi bahan ajar modul yang telah dibuat bertujuan sebagai
rencana guru dalam mengimplementasikan bahan ajar pada materi program linear
kelas XI SMK. kelas XI TKR 1 SMK GRACIKA Kota Cirebon, setelah peneliti
membuat rencana implementasi bahan ajar modul selanjutnya peneliti melakukan
validasi rencana implementasi bahan ajar modul tersebut dengan tujuan untuk
mengetahui apakah rencana implementasi bahan ajar modul yang telah dibuatnya
layak atau tidak digunakan. Adapun rencana implementasi bahan ajar tersebut
dilakukan dalam beberapa langkah yaitu sebagai berikut:
a. Menentukan kurikulum yang digunakan dalam sekolah yang diteliti.
b. Menanyakan waktu pelaksanaan dalam pembelajaran pada sekolah tersebut.
c. Menentukan banyaknya pertemuan.
119

d. Menyusun rencana implementasi bahan ajar sesuai dengan materi program


linear dan model problem based learning.
e. Melaksanakan validasi rencana implementasi bahan ajar kepada beberapa
para ahli.
f. menganalisis hasil validasi rencana implementasi bahan ajar dari beberapa
para ahli.
g. melakukan revisi terhadap rencana implementasi bahan ajar yang sudah
divalidasi.
Validasi yang dilakukan yaitu dengan cara memvalidasi rencana
implementasi bahan ajar modul kepada para ahli pendidikan validasi ahli tersebut
dinilai oleh lima orang ahli pendidikan matematika yang terdiri dari tiga orang
dosen Universitas Swadaya Gunung Jati dan dua orang guru matematika SMK
GRACIKA.
Hasil validasi rencana implementasi bahan ajar modul yang telah dilakukan
kelima validator yaitu diperoleh sebesar 90,6% dengan taraf interpretasi sangat
valid ini berarti rencana implementasi bahan ajar modul layak untuk digunakan
dalam proses pembelajaran. Dari hasil penilaian tersebut terdapat komentar dan
saran dari setiap ahlinya, berikut adalah komentar dan saran yang diberikan oleh
para ahli.
Validator 1 memberikan komentar mengenai komponen penyajiannya bahwa
sesuaikanlah antara KD dan indikator dengan pertemuannya dan tata letak
disesuaikan. Setelah diberikannya komentar peneliti menyesuaikan antara KD dan
indikator dengan pertemuannya dan memperbaiki tata letak dalam renacan
implementasi bahan ajar modul yang telah dibuat.
Validator 2 memberikan komentar bahwa perhatikan keterkaitan antara model
dengan materi kemampuan matematis dan memberikan saran berupa pada modul
siswa usahakan siswa mengisi jawabannya langsung pada modul. Setelah
diberikannya kometar tersebut peneliti langsung memperbaikinya dengan
memperhatikan keterkaitan antara model dengan materi kemampuan representasi
matematis dan memberi jarak pada penyelesaian tiap soal untuk siswa mengisi
jawabannya langsung pada modul
120

Validator 3, Validator 4, dan validator 5 tidak memberikan komentar dan


saran.
Setelah komentar dan saran yang telah dipaparkan, kemudian peneliti akan
menjelaskan perindikator penilaian yang terdapat didalam lembar validasi untuk
kelima para ahli. Berikut akan dipaparkan mengenai penilaian perindikatornya.
Kelengkapan Komponen Rencana Implementasi
Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu kelengkapan
identitas mata pelajaran, Kelengkapan KI/ KD, keberadaan indikator dan tujuan
pembelajaran , kelengkapan sumber belajar, pencantuman kegiatan pembelajaran,
dan kecukupan waktu yang dialokasikan. Berdasarkan hasil validasi dari kelima
validator diperoleh sebesar 95,83% ini berarti indikator dalam kelengkapan
komponen rencana implementasi sangat valid.
Rumusan Tujuan/ Indikator Pembelajaran
Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu kesesuaian rumusan
tujuan pembelajaran KI/ KD, kejelasan dan kelogisan rumusan tujuan
pembelajaran , kejelasan indikator pencapaian kompetensi, kesesuaian indikator
pencapaian kompetensi dengan kompetensi dasar, dan ketepatan penggunaan kata
kerja oprasional yang dapat diukur. Berdasarkan hasil validasi dari kelima
validator diperoleh sebesar 88% ini berarti indikator dalam rumusan tujuan/
indikator pembelajaran sangat valid.
Kebahasaan
Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu penggunaan bahasa
sesuai EYD dan kesederhanaan struktur kalimat. Berdasarkan hasil validasi dari
kelima validator diperoleh sebesar 87,5 % ini berarti indikator dalam kebahasaan
sangat valid.
Materi Ajar
Pada indikator ini memuat beberapa indikator juga yaitu kemutakhiran materi
pembelajaran yang tercantum/ terlampir, keruntunan dan kesistematisan materi,
kesesuaian cakupan materi dengan tujuan pembelajaran yang tercantum/
terlampir, dan kesesuaian materi dengan tingkat perkembangan siswa.
121

Berdasarkan hasil validasi dari kelima validator diperoleh sebesar 82,5% ini
berarti indikator dalam materi ajar cukup valid.
Kegiatan Pembelajaran
Pada indikator ini memuat beberapa indikator yaitu pencantuman kegiatan
apersepsi/ kegiatan penyiapan siswa untuk belajar; ketepatan langkah-langkah
dalam setiap tahapan Problem Based Learning, pencantuman kegiatan awal, inti
dan akhir dalam pembelajaran; kegiatan Problem Based Learning pada langkah-
langkah lebih menekankan pada pengalaman belajar siswa, bukan menekankan
pada pengalaman mengajar guru; mencantumkan/ melampirkan bahan (panduan)
pembelajaran bagi siswa. Berdasarkan hasil validasi dari kelima validator
diperoleh sebesar 90% ini berarti indikator dalam kegiatan pembelajaran sangat
valid.
Penilaian Hasil Belajar
Pada indikator ini memuat beberapa indikator yaitu pencantuman/ lampiran
penilaian proses dan hasil belajar siswa, keberadaan kunci jawaban serta rubrik
penskoran, dan kesesuaian instrumen penilaian dengan indikator/ tujuan
pembelajaran. Berdasarkan hasil validasi dari kelima validator diperoleh sebesar
98,33% ini berarti indikator dalam penilaian hasil belajar sangat valid.

Komentar dan saran yang diberikan ini menandakan adanya beberapa


pendapat dari kelima ahli tersebut untuk mengetahui adanya perbedaan atau tidak
dari pendapat tersebut maka dilakukan perhitungan uji Q-Cochran. Berdasarkan
hasil perhitungan uji Q-Cochran diperoleh harga Q hitung (3) ternyata lebih kecil
dari tabel (9,488) jadi diterima dan ditolak. Ini berarti tidak terdapat
perbedaan pendapat dari para ahli yang signifikan sehingga, dapat disimpulkan
bahwa rencana implementasi bahan ajar layak untuk digunakan atau
diimplementasikan pada proses pembelajaran.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan, maka diperoleh simpulan
sebagai berikut:
1. Learning obstacle atau kesulitan yang dialami oleh siswa dalam
mempelajari program linear didapatkan dari hasil uji coba instrumen.
Learning obstacle khususnya dalam kesulitan atau hambatan-hambatan
epistimologis yang muncul dalam mempelajari program linear kelas XI
digolongkan kedalam 3 tipe, yaitu sebagai berikut.
Tipe 1 : Penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua variabel
Tipe 2 : Model matematika terkait program linear
Tipe 3 : Nilai optimum masalah program linear
2. Desain bahan ajar berbasis representasi matematis ini disusun
berdasarkan learning obstacle yang dialami oleh siswa yang telah
mempelajari materi program linear, learning obstacle tersebut
diantisipasi dengan memberikan situasi-situasi yang disajikan dalam
bahan ajar. Bahan ajar untuk siswa yang telah dibuat selanjutnya
divalidasi oleh lima ahli yaitu tiga dosen FKIP Matematika dan dua guru
mata pelajaran matematika SMK GRACIKA kota Cirebon. Berdasarkan
hasil validasi oleh lima validator tersebut diperoleh persentase sebesar
89% dengan tingkat klasifikasi sangat valid. Kemudian, untuk
menyeragamkan komentar dan saran dari kelima ahli tersebut dilakukan
uji Q-Chohran. Berdasarkan perhitungan uji Q-Chohran diperoleh Q
hitung sebesar 2 ini berarti tidak terdapat perbedaan pendapat dari para
ahli yang signifikan. Selain bahan ajar untuk siswa peneliti juga
mendesain pedoman bahan ajar untuk guru yang bertujuan untuk
membantu guru dalam mengimplementasikan bahan ajar didalam proses
pembelajaran. Pedoman bahan ajar untuk guru yang telah didesain

122
123

selanjutnya divalidasi oleh kelima ahli tersebut dan diperoleh hasilnya


sebesar 89,33% untuk menyeragamkan komentar dan saran dari kelima
ahli pula dilakukan uji Q-Chohran. Berdasarkan perhitungan uji Q-
Chohran diperoleh Q hitung sebesar 5,33 ini berarti tidak terdapat
perbedaan pendapat dari para ahli yang signifikan. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa bahan ajar untuk siswa dan pedoman bahan ajar
untuk guru yang berbasis representasi matematis pada materi program
linear kelas XI dengan model Problem Based Learning yang berbentuk
modul layak digunakan dalam proses pembelajaran.
3. Rencana implementasi bahan ajar dibuat untuk membantu guru dalam
mengimplementasikan bahan ajar untuk siswa yang telah didesain
sekaligus sebagai rencana pelaksanaan pembelajaran. Rencana
implementasi bahan ajar yang telah dibuat divalidasi oleh lima ahli yaitu
tiga dosen FKIP Matematika dan dua guru mata pelajaran matematika
SMK GRACIKA kota Cirebon. Berdasarkan hasil validasi oleh lima
validator diperoleh persentase sebesar 90,6 % dengan tingkat klasifikasi
sangat valid. Kemudian, untuk menyeragamkan komentar dan saran dari
kelima ahli tersebut dilakukan uji Q-Chohran. Berdasarkan perhitungan
uji Q-Chohran diperoleh Q hitung sebesar 3 ini berarti tidak terdapat
perbedaan pendapat dari para ahli yang signifikan. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa rencana implementasi bahan ajar berbasis
representasi matematis pada materi program linear kelas XI dengan
model Problem Based Learning yang berbentuk modul layak digunakan
dalam proses pembelajaran.

B. Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian dan pembahasan diatas telah
disebutkan, maka disarankan hal-hal sebagai berikut.
1. Guru dalam mengimplementasikan bahan ajar program linear berbasis
kemampuan representasi dengan model Problem Based Learning ini
harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.
124

2. Guru diharapkan dapat memberikan materi prasyarat (sistem


pertidaksamaan linear dua variabel) yang berkaitan dengan materi pokok
(program linear) sebelum menjelaskan materi pokok yang hendak
dipelajari, sehingga akan mengurangi kesulitan yang dialami oleh siswa
dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan materi tersebut.
3. Guru dalam memberikan soal sebaiknya berdasarkan dengan tingkat
kesulitan yang dialami siswa serta dengan melihat kemampuan siswa
(rendah, sedang dan tinggi) ini bertujuan untuk membantu mengatasi
kesulitan belajar dalam materi program linear.
4. Guru diharapkan mampu menerapkan model Problem Based Learning
(PBL) dalam proses pembelajaran menggunakan bahan ajar.
5. Penelitian selanjutnya diharapkan lebih berkembang dengan melakukan
penyempurnaan dari penelitian sebelumnnya.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. (2016). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum


2013. Bandung: PT Refika Aditama.

Ahmad & Lestari. (2010). Pengembangan Bahan Ajar Anak Usia SD Sebagai
Sarana Belajar Mandiri Mahasiswa Perspektif Ilmu Pendidikan Volume 22
Th. XIII.

Akbar, Sa’dun. (2015). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Anggara, dkk. (2015). Desain Didaktis Materi Program Linear dalam


Pembelajaran Matematika SMA Kelas XII IPA Universitas Negeri Surabaya.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Gunantara, dkk. (2014). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based


Learning untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Siswa kelas V Volume 2 Nomor 1 Universitas Pendidikan Ganesha.

Hutagol, Kartini. (2013). Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan


Kemampuan Representasi Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama
Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung, Volume
2, Nomor 1.

Irawati & Hasanah. (2016). Rencana Mahasiswa Berkemampuan Matematika


Tinggi dalam Memecahkan Masalah Program Linear Jurnal Inovasi Volume
XVIII, Nomor 1.

Jihad & Haris. (2012). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Lestari & Yudhanegara. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT


Refika Aditama.

Lestari, Ika. (2013). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi (Sesuai


dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Padang: Akademia Permata.

Lyn, D. (2014). Handbook of International Research In Mathematics Education.


New York: Routledge.

Maharani, dkk. (2014). Analisis Hambatan Belajar (Learning Obstacle) pada


Materi Kalkulus 3. Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan

125
126

(SENDIKMAD 2014) Yogyakarta, 27 Desember 2014 ISSN: 9 772407749004


halaman 478.

Majid, Abdul. (2007). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Mudlofir & Rusydiyah. (2016). Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke


Praktik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Ngalimun. (2014). Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja


Pressindo.

Prastowo, Andi. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Tematik. Jakarta: Kencana


Prenadamedia Group.

Sabirin, Muhamad. (2014). Representasi dalam Pembelajaran Matematika JPM


IAIN Antasari Volume 01 Nomor 2 Halaman 33-44.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta, cv.

Sugiyono. (2013). Statistik Nonparametris untuk Penelitian. Bandung: CV.


Alfabeta.

Sulistiawati, dkk. (2015). Desain Didaktis Penalaran Matematis untuk Mengatasi


Kesulitan Belajar Siswa SMP pada Luas dan Volume Limas p-ISSN: 2086-
2334; e-ISSN: 2442-4218 Universitas Negeri Semarang.

Sundayana, R. (2015). Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suryadi, Didi. (2013). Didactical Desain Research (DDR) dalam Pengembangan


Pembelajaran Matematika. Bandung: FPMIPA UPI. Halaman 2

Tamba, Kimura P. (2014). Desain Didaktis Bahan Ajar Pertidaksamaan


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan
Yogyakarta ISSN: 9772407749004

Warsono & Hariyanto. (2014). Pembelajaran Aktif. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Yunarti, Tina. (2014). Desain Didaktis Teori Peluang untuk SMA Jurnal
Pendidikan MIPA Volume 15 nomor 1 Universitas Lampung.
LAMPIRAN A
INSTRUMEN UJI COBA

A.1 Kisi-Kisi Soal Uji Coba

A.2 Soal Tes Uji Coba

A.3 Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba


Lampiran A.1 Kisi-Kisi Soal Uji Coba

KISI-KISI SOAL UJI COBA


KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : XI/ 1 (Ganjil)
Materi : Program Linear
Kompetensi Dasar : 1. Mendeskripsikan konsep sistem persamaan dan pertidaksamaan linear dua variabel dan menerapkannya dalam pemecahan
masalah program linear.
2. Menerapkan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan masalah program linear terkait masalah nyata dan menganalisis
kebenaran langkah-langkahnya.
3. Merancang dan mengajukan masalah nyata berupa masalah program linear, dan menerapkan berbagai konsep dan aturan
penyelesaian sistem pertidaksamaan linier dan menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik yang ditetapkan.
Aspek
Indikator Representasi No.
No. Indikator Soal Representas Uraian Soal
Kemampuan Representasi Persamaan dan soal
i Kata Teks
Visual Ekspresi
Tertulis
Matematis
1. Mampu Menyajikan kembali Adi, seorang lulusan SMK Tata Busana
membuat grafik data atau informasi memiliki perusahaan konveksi yang membuat
himpunan dari suatu kemeja dan kaos olahraga. Untuk membuat satu
penyelesaian representasi ke kemeja, diperlukan m kain katun dan m 1
dari masalah representasi
kain wol. Untuk membuat kaos olahraga,
nyata. diagram, grafik, atau
diperlukan 2 m kain katun dan 4 m kain wol.
tabel.
Aspek
Indikator Representasi No.
No. Indikator Soal Representas Uraian Soal
Kemampuan Representasi Persamaan dan soal
i Kata Teks
Visual Ekspresi
Tertulis
Matematis
Persediaan kain wol yang dimiliki Adi adalah 36
m dan persediaan kain katun 40 m. Gambarlah
kendala permasalahan tersebut.

2. Mampu Menyajikan kembali Tentukan nilai minimum dengan metode uji titik
membuat tabel data atau informasi pojok dari masalah program linear berikut
dengan cara dari suatu dengan menggunakan tabel atau dengan cara
alternatif dari representasi ke alternatif!
permasalahan representasi 2
yang diberikan. diagram, grafik, atau Fungsi objektif : f(x,y) = 7x + 4y
tabel. Kendala :

3. Menentukan Membuat persamaan Koordinat titik-titik segitiga ABC


suatu sistem atau model dari gambar berikut memenuhi
pertidaksamaan matematika dari pertidaksamaan ....
yang berkaitan representasi lain
3
dengan gambar yang diberikan
grafik sistem
pertidaksamaan
.
Aspek
Indikator Representasi No.
No. Indikator Soal Representas Uraian Soal
Kemampuan Representasi Persamaan dan soal
i Kata Teks
Visual Ekspresi
Tertulis
Matematis
4. Memahami Penyelesaian Seorang petani memberikan dua jenis pupuk
konsep program masalah dengan untuk sawahnya. Pupuk jenis I mengandung 16
linear dari suatu melibatkan ekspresi gram zat A dan 6 gram zat B, sedangkan pupuk
permasalahan matematis. jenis II mengandung 8 gram zat A dan 18 gram
nyata. zat B. Pada setiap musim tanam padi, petani
tersebut membutuhkan paling sedikit 128 gram
zat A dan 108 gram zat B untuk keberhasilan 4
panennya. Jika harga pupuk jenis I adalah Rp.
50.000,- dan pupuk jenis II adalah Rp. 35.000,-.
Maka tentukan model matematikanya dan
banyaknya pupuk jenis I dan pupuk jenis II yang
harus dibeli agar biaya pemeliharaan sawahnya
minimal!

5. Menyebutkan Menulis langkah- Bagaimana langkah-langkah menggambar grafik


langkah- langkah penyelesian himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan
langkah masalah matematis linear . Uraikan dengan kata-kata!
menggambar dengan kata-kata 5
grafik dari
suatu masalah
yang diberikan.
Aspek
Indikator Representasi No.
No. Indikator Soal Representas Uraian Soal
Kemampuan Representasi Persamaan dan soal
i Kata Teks
Visual Ekspresi
Tertulis
Matematis
6 Menjelaskan Menjawab soal Diberikan sistem pertidaksamaan linier:
suatu dengan kata-kata dapatkah kamu
permasalahan atau teks tertulis menentukan himpunan penyelesaian sistem 6
dengan teks tersebut untuk syarat x < 0 dan y > 0? Jelaskan!
tertulis.
Lampiran A.2 Soal Tes Uji Coba
SOAL UJI COBA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : XI/ Ganjil
Pokok Bahasan : Program Linear
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Petunjuk:
1. Banyaknya soal secara keseluruhan adalah 6 soal berbentuk uraian. Waktu
yang disediakan untuk mengerjakan semua soal yaitu 90 menit.
2. Tuliskan nama, kelas, nomor absen, dan asal sekolah.
3. Mulai mengerjakan sesuai waktu yang telah disediakan, dahulukan soal-soal
yang dianggap menurut anda lebih mudah.
4. Lembar soal diserahkan kembali beserta jawabanya.
5. Selamat Mengerjakan

Jawablah pertanyaan – pertanyaan dibawah ini dengan tepat dan benar!


1. Adi, seorang lulusan SMK Tata Busana memiliki perusahaan konveksi yang
membuat kemeja dan kaos olahraga. Untuk membuat satu kemeja, diperlukan
m kain katun dan m kain wol. Untuk membuat kaos olahraga,

diperlukan 2 m kain katun dan 4 m kain wol. Persediaan kain wol yang
dimiliki Adi adalah 36 m dan persediaan kain katun 40 m seperti yang
digambarkan dalam tabel berikut.
Kain Kemeja (x) Kaos (y) Persediaan
Katun 2 40

Wol 4 36
Gambarlah grafik dari permasalahan tersebut!
2. Tentukan nilai minimum dengan metode uji titik pojok dari masalah program
linear berikut dengan menggunakan tabel atau dengan cara alternatif!
Fungsi objektif :
Kendala :
3. Diketahui daerah yang diarsir adalah daerah himpunan penyelesaian yang
berbentuk segitiga siku-siku seperti yang ditunjukan pada grafik dibawah ini.
Tentukanlah sistem pertidaksamaan dari grafik tersebut!

4. Seorang petani memberikan dua jenis pupuk untuk sawahnya. Pupuk jenis I
mengandung 16 gram zat A dan 6 gram zat B, sedangkan pupuk jenis II
mengandung 8 gram zat A dan 18 gram zat B. Pada setiap musim tanam padi,
petani tersebut membutuhkan paling sedikit 128 gram zat A dan 108 gram zat
B untuk keberhasilan panennya. Jika harga pupuk jenis I adalah Rp. 50.000,-
dan pupuk jenis II adalah Rp. 35.000,-. Maka tentukan model matematikanya
dan banyaknya pupuk jenis I dan pupuk jenis II yang harus dibeli agar biaya
pemeliharaan sawahnya minimal!
5. Bagaimana langkah-langkah menggambar grafik himpunan penyelesaian dari
pertidaksamaan linear . Uraikan dengan kata-kata!
6. Diberikan sistem pertidaksamaan linier:
dapatkah kamu menentukan himpunan penyelesaian sistem tersebut untuk
syarat x < 0 dan y > 0? Jelaskan!
Lampiran A.2 Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/ Semester : XI/ 1 (Ganjil)
Materi : Program Linear
Kompetensi Dasar :
1. Mendeskripsikan konsep sistem persamaan dan pertidaksamaan linear dua
variabel dan menerapkannya dalam pemecahan masalah program linear.
2. Menerapkan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan masalah program
linear terkait masalah nyata dan menganalisis kebenaran langkah-langkahnya.
3. Merancang dan mengajukan masalah nyata berupa masalah program linear, dan
menerapkan berbagai konsep dan aturan penyelesaian sistem pertidaksamaan
linier dan menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik yang
ditetapkan.

1. Adi, seorang lulusan SMK Tata Busana memiliki perusahaan konveksi yang
membuat kemeja dan kaos olahraga. Untuk membuat satu kemeja, diperlukan
m kain katun dan m kain wol. Untuk membuat kaos olahraga,

diperlukan 2 m kain katun dan 4 m kain wol. Persediaan kain wol yang
dimiliki Adi adalah 36 m dan persediaan kain katun 40 m seperti yang
digambarkan dalam tabel berikut.
Kain Kemeja (x) Kaos (y) Persediaan
Katun 2 40

Wol 4 36
Gambarlah grafik dari permasalahan tersebut!
Jawab:
Dari tabel tersebut
Kita misalkan, x adalah jumlah maksimum kemeja yang dapat dibuat dan y
adalah jumlah maksimum kaos yang dapat dibuat maka kendalanya:
Oleh karena jumlah kemeja dan kaos tidak mungkin bernilai negative maka
x ≥ 0 dan y ≥ 0. Kendala tersebut dapat digambarkan dalam diagram kartesius
berikut dengan mengikuti langkah-langkah menggambar grafik yaitu:
Menentukan titik potong
Untuk Untuk

x 0 16 x 0 24
y 20 0 y 0
(x,y) (0,20) (16,0) (x,y) (0, ) (24,0)

Menentukan titik sembarang


Ambil titik (0,0) kemudian substitusikan ke persamaan 1 dan 2

Maka gambar grafiknya adalah:

2. Tentukan nilai minimum dengan metode uji titik pojok dari masalah program
linear berikut dengan menggunakan tabel atau dengan cara alternatif!
Fungsi objektif :
Kendala :
Jawab:
Mula-mula dibuat tabel dari semua kendala terhadap sumbu X, sumbu Y, dan
titik potong antargaris pembatas.

Garis Memotong Memotong Titik potong dua garis


sumbu X sumbu Y
3x + 2y = 6 (2,0) (0,3)
x + 4y = 8 (8,0) (0,2)

(0,3)

Jadi, nilai minimal pada titik pojok .

3. Diketahui daerah yang diarsir adalah daerah himpunan penyelesaian yang


berbentuk segitiga siku-siku seperti yang ditunjukan pada grafik dibawah ini.
Tentukanlah sistem pertidaksamaan dari grafik tersebut!
Jawab:
Sistem pertidaksamaan linear untuk daerah himpunan penyelesaian grafik
tersebut adalah:

4. Seorang petani memberikan dua jenis pupuk untuk sawahnya. Pupuk jenis I
mengandung 16 gram zat A dan 6 gram zat B, sedangkan pupuk jenis II
mengandung 8 gram zat A dan 18 gram zat B. Pada setiap musim tanam padi,
petani tersebut membutuhkan paling sedikit 128 gram zat A dan 108 gram zat
B untuk keberhasilan panennya. Jika harga pupuk jenis I adalah Rp. 50.000,-
dan pupuk jenis II adalah Rp. 35.000,-. Maka tentukan model matematikanya
dan banyaknya pupuk jenis I dan pupuk jenis II yang harus dibeli agar biaya
pemeliharaan sawahnya minimal!
Jawab:
Buat tabel sesuai permasalahan untuk mempermudahnya
Tabel :
Pupuk Jenis I Pupuk Jenis II Keperluan
Zat A 16 gram 8 gram 128 gram
Zat B 6 gram 18 gram 108 gram
Harga Rp. 50.000,- Rp. 35.000,-

Permisalan:
x adalah banyaknya pupuk jenis I yang dibeli
y adalah banyaknya adonan pupuk jenis II yang dibeli
Fungsi kendala:

Fungsi objektif:

Sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah:


Dengan kendala,

Menentukan titik potong


I. II.

x 0 8 x 0 18
y 16 0 y 6 0
(x,y) (0,16) (8,0) (x,y) (0,6) (18,0)

Menentukan titik pojok menggunakan cara eliminasi & substitusi:

Substitusikan y = 4 ke persamaan

jadi, titik C (6,4).

Menggambar grafik
Menentukan nilai minimum fungsi objektif z dengan uji titik potong
daerah penyelesaian.
Fungsi Objektif: z =
Titik pojok Nilai z
A (0,16) z=
B (18,0) z=
C (6, 4) z=
Jadi, banyaknya pupuk jenis I dan pupuk jenis II yang harus dibeli agar biaya
pemeliharaan sawahnya minimal adalah RP.440.000,-

5. Bagaimana langkah-langkah menggambar grafik himpunan penyelesaian dari


pertidaksamaan linear . Uraikan dengan kata-kata!
Jawab:
Langkah-langkah untuk membuat grafik adalah sebagai berikut:
a. Menentukan batas daerahnya, yaitu gambarlah garis dengan persamaan
pada bidang cartesius.
- Jika x = 0 maka y = 2 sehingga diperoleh koordinat titik potong
dengan sumbu –y adalah (0,2)
- Jika y = 0 maka x = 4 sehingga diperoleh koordinat titik potong
dengan sumbu –x adalah (4,0)
b. Menentukan uji sebarang titik, yaitu menentukan daerah yang memenuhi
. Ambil sebarang titik yang tidak terletak pada garis
, misalnya titik O(0,0) jika memenuhi maka itu adalah daerah
himpunan penyelesaiannya.
c. Gambarlah kedalam grafik kartesius
d. Kesimpulan

6. Diberikan sistem pertidaksamaan linier:


dapatkah kamu menentukan himpunan penyelesaian sistem tersebut untuk
syarat x < 0 dan y > 0? Jelaskan!
Jawab:
Tidak, karena dengan diberikan syarat x < 0 dan y > 0 itu maka garis tersebut
tidak akan saling bertemu antara daerah himpunan penyelesaiannya.
LAMPIRAN B
ANALISIS INSTRUMEN PENELITIAN

B.1 Data Hasil Tes Uji Coba

B.2 Validitas Soal

B.3 Reliabilitas Soal

B.4 Daya Pembeda Soal

B.5 Indeks Kesukaran Soal

B.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba


Lampiran B.1 Data Hasil Uji Coba

ANALISIS DATA HASIL SOAL UJI COBA


Tabel B.1
Data Hasil Soal Uji Coba

NomorSoal
No. BobotSoal/ Skor
Y Y2
Subjek 1 2 3 4 5 6
20 25 10 25 10 10
S-1 0 10 10 0 0 5 25 625
S-2 5 10 0 5 10 10 40 1600
S-3 20 25 10 10 10 10 85 7225
S-4 10 5 10 5 0 5 35 1225
S-5 0 10 0 10 0 10 30 900
S-6 0 0 10 5 10 5 30 900
S-7 20 10 10 0 10 5 55 3025
S-8 0 5 0 5 10 10 30 900
S-9 10 0 10 15 0 5 40 1600
S-10 0 5 0 5 5 10 25 625
S-11 5 10 0 0 0 10 25 625
S-12 20 10 10 15 10 5 70 4900
S-13 20 15 10 25 10 10 90 8100
S-14 0 5 0 5 0 5 15 225
S-15 5 10 0 5 0 5 25 625
S-16 5 0 0 5 10 10 30 900
S-17 0 5 0 10 10 10 35 1225
S-18 10 5 10 10 0 0 35 1225
S-19 20 10 10 10 5 0 55 3025
S-20 10 0 10 0 0 5 25 625
ΣX 160 150 110 145 100 135 800 40100
Lampiran B.2 Validitas Soal

Menghitung Validitas Soal Uji Coba

Soal dikatakan baik yaitu jika soal tes tersebut dinyatakan valid atau sahih
sehingga soal tes layak untuk digunakan dan untuk mengukur kemampuan
berdasarkan hasil dan keadaan yang nyata. Dari data hasil uji coba yang telah
didapat, peneliti akan menentukan validitas dari tiap butir soal tersebut. Cara
untuk menentukan validitas yaitu dengan menggunakan rumus korelasi product
moment:

Keterangan:

Tabel B. 2
Besaran-besaran yang diperlukan mencari Validitas

No.
Soal
1 160 25600 2500 9050
2 150 22500 1800 7600
3 110 12100 1100 5450
4 145 21025 1775 7450
5 100 10000 950 5050
6 135 18225 1125 5500
N = 20

640000
Perhitungan koefisien validitas soal uji coba (soal nomor 1) :

Dengan menggunakan cara yang sama, diperoleh nilai atau koefisien


korelasi untuk semua soal yang disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel B.3
Hasil Analisis Koefisien Korelasi Soal Uji Coba

No. Soal
1 0.84
2 0.68
3 0.52
4 0.68
5 0.55
6 0.08

Kemudian untuk menguji validitas soal essay digunakan statistik uji t


menggunakan rumus:

Keterangan:
n = jumlah siswa
= koefisien korelasi hasil hitung
Jika thitung > ttabel maka soal termasuk sahih (Baik) dan jika thitung < ttabel maka
soal termasuk tidak sahih atau tidak digunakan perhitungan uji t untuk
menentukan kesahihan soal uji coba (Soal Nomor 1):

Nilai thitung yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai ttabel dengan
taraf nyata α = 5 % dan dk = n-2 = 20-2 = 18. Diperoleh nilai ttabel = 2,10
berdasarkan tabel daftar nilai distribusi t yang ada. Sehingga butir soal nomor 1
memenuhi kriteria bahwa thitung > ttabel, 6,65 > 2,10 maka butir soal nomor 1 valid.
Dengan menggunakan cara yang sama, maka diperoleh criteria validitas
keseluruhan soal seperti tabel berikut:
Tabel B. 4
Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba

No.
t hitung t tabel Interpretasi
Soal
1 6,65 Valid
2 3,98 Valid
3 2,61 Valid
2,10
4 3,95 Valid
5 2,79 Valid
6 0,32 Tidak Valid
Lampiran B.3 Reliabilitas Soal

Menghitung Reliabilitas Soal Uji Coba

Soal dikatakan baik bukan hanya memiliki validasi yang tinggi namun harus
memiliki keajegan/ kekonsistenannya juga, ini berarti untuk mengukur
kemampuan soal jika diberikan kapan saja ataupun oleh subjek yang berbeda .
Untuk mengetahui keajegan/ kekonsistenan soal uji coba tersebut setelah
tervalidasi yaitu harus diuji menggunakan analisis reliabilitas. Butir soal yang
tidak valid tidak diikut sertakan dalam perhitungan. Berikut disajikan hasil
analisis validasi soal uji coba.
Tabel B.5
Data Hasil Analisis Validasi Soal Uji Coba
NomorSoal
No. BobotSoal/ Skor
Y Y2
Subjek 1 2 3 4 5
20 25 10 25 10
S-1 0 10 10 0 0 20 400
S-2 5 10 0 5 10 30 900
S-3 20 25 10 10 10 75 5625
S-4 10 5 10 5 0 30 900
S-5 0 10 0 10 0 20 400
S-6 0 0 10 5 10 25 625
S-7 20 10 10 0 10 50 2500
S-8 0 5 0 5 10 20 400
S-9 10 0 10 15 0 35 1225
S-10 0 5 0 5 5 15 225
S-11 5 10 0 0 0 15 225
S-12 20 10 10 15 10 65 4225
S-13 20 15 10 25 10 80 6400
S-14 0 5 0 5 0 10 100
S-15 5 10 0 5 0 20 400
S-16 5 0 0 5 10 20 400
S-17 0 5 0 10 10 25 625
S-18 10 5 10 10 0 35 1225
S-19 20 10 10 10 5 55 3025
S-20 10 0 10 0 0 20 400
ΣX 160 150 110 145 100 665 30225
Cara untuk menentukan reliabilitas pada soal uji coba tersebut yang berbetuk
soal essay, penulis menggunakan rumus Alpha, yaitu:

Keterangan:

= koefisien reliabilitas instrumen


n = banyaknya butir soal
= jumlah varians skor butir soal ke-i
= varians skor total
= varians skor butir soal ke-i

Sedangkan untuk menghitung varians skor digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Tabel B. 6
Besaran-besaran yang Diperlukan untuk Menghitung Varians Soal

No.
Soal
1 160 25600 2500 8125 61
2 150 22500 1800 6500 33,75
3 110 12100 1100 4900 24,75
4 145 21025 1775 6450 36,19
5 100 10000 950 4250 22,5
N = 20

442225
Perhitungan nilai varians tiap soal (soal nomor 1):

Dengan cara yang sama, diperoleh nilai untuk soal yang lainnya juga.
Setelah didapat maka jumlah varians soal = 188,88 Untuk menghitung
nilai varians total yaitu:

Setelah itu dilakukan perhitungan nilai koefisien reliabilitas:


Berdasarkan kriteria Yudhanegara seperti pada tabel berikut:

Tabel B.7
Kriteria Reliabilitas

No. Nilai Interpretasi


1 Sangat Tinggi
2 Tinggi
3 Sedang
4 Rendah
5 Sangat Rendah

Berdasarkan tabel kriteria diatas, maka perhitungan yang telah didapatkan


sebesar artinya soal tersebut mempunyai keajegan / kekonsistenan
yang cukup.
Lampiran B.4 Daya Pembeda Soal

Menghitung Daya Pembeda Soal

Daya pembeda digunakan untuk menentukan seberapa jauh kemampuan butir


soal tersebut dalam membedakan antara kemampuan siswa yang berkemampuan
tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Pada pengujian ini penulis
menggunakan rumus untuk tipe uraian/ essay, yaitu:

Keterangan:
DP = Daya Pembeda
SA = Jumlah skor siswa kelompok atas
SB = Jumlah skor siswa kelompok bawah
N = Jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah
Sedangkan klasifikasi dari daya pembeda yaitu sebagai berikut:
Tabel B.8
Klasifikasi Daya Pembeda

No. Daya Pembeda Interpretasi


1 Sangat baik
2 Baik
3 Cukup
4 Soal mudah
5 Sangat jelek

Untuk mencari indeks daya pembeda soal uji coba, dilakukan dengan
beberapa langkah, yaitu:

5. Mengurutkan skor yang diperoleh siswa dari nilai yang terbesar sampai
dengan yang terkecil.
6. Menentukan/ membagi kelompok atas dan kelompok bawah berdasarkan nilai
urutannya.
7. Menghitung selisih soal yang dijawab benar dari kelompok atas dan
kelompok bawah.
8. Menghitung daya pembeda soal
Disajikan seperti tabel dibawah ini:

Tabel B.9
Data Skor Siswa Kelompok Atas dan Kelompok Bawah

NomorSoal
No. Subjek BobotSoal/ Skor Y
1 2 3 4 5
S-13 20 15 10 25 10 80
S-3 20 25 10 10 10 75
S-12 20 10 10 15 10 65
S-7 20 10 10 0 10 50
S-19 20 10 10 10 5 55
S-2 5 10 0 5 10 30
S-9 10 0 10 15 0 35
S-4 10 5 10 5 0 30
S-17 0 5 0 10 10 25
S-18 10 5 10 10 0 35
SA 135 95 80 105 65 480
S-5 0 10 0 10 0 20
S-6 0 0 10 5 10 25
S-8 0 5 0 5 10 20
S-16 5 0 0 5 10 20
S-1 0 10 10 0 0 20
S-10 0 5 0 5 5 15
S-11 5 10 0 0 0 15
S-15 5 10 0 5 0 20
S-20 10 0 10 0 0 20
S-14 0 5 0 5 0 10
ΣX 295 245 190 250 165 1145
SB 25 55 30 40 35 185
SA-SB 110 40 50 65 30 295
Skor
20 25 10 25 10 80
Maksimum
Perhitungan daya pembeda soal untuk buti soal nomor 1.

Jadi, daya pembeda butir soal nomor 1 sebesar 0,55 dan dapat
diinterprestasikan baik, artinya soal tersebut dapat membedakan antara siswa yang
berkemampuan tinggi dengan yang berkemampuan rendah. Dengan menggunakan
cara yang sama seperti diatas, diperoleh keseluruhan daya pembeda dan
interprestasinya tiap soal. Seperti yang disajikan pada tabel berikut:

Tabel B.10
Hasil Analisis Indeks Daya Pembeda Soal Uji Coba

No.
Daya Pembeda Interpretasi
Soal
1 0,55 Baik
2 0,16 Jelek
3 0,5 Baik
4 0,26 Cukup
5 0,3 Cukup
Lampiran B.5 Indeks Kesukaran Soal

Menghitung Indeks Kesukaran

Indeks kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, untuk


menghitung indeks kesukaran tersebut penulis menggunakan rumus sebagai
berikut:

Keterangan:
IK = Indeks Kesukaran
SA = Jumlah skor kelompok atas
SB = Jumlah skor kelompok bawah
N = Jumlah siswa keseluruhan
Sedangkan untuk klasifikasi tingkat kesukaran dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel B.11
Kriteria Indeks Kesukaran

No. Indeks Kesukaran Interpretasi


1 Sangat sukar
2 Sukar
3 Sedang
4 Mudah
5 Sangat mudah

Untuk menghitung indeks kesukaran dapat menggunakan tabel 2 pada daya


pembeda, sedangkan untuk perhitungan indeks kesukaran pada butir soal nomor 1
adalah sebagai berikut:
Jadi, indeks kesukaran butir soal nomor 1 sebesar 0,4 dan dapat
diinterprestasikan soal sedang, artinya soal tersebut mempunyai tingkat kesukaran
yang sedang.

Dengan menggunakan cara yang sama seperti diatas, maka diperoleh


keseluruhan indeks kesukaran dan interprestasinya tiap soal. Seperti yang
disajikan pada tabel berikut:

`Tabel B.12
Hasil Analisis Indeks Kesukaran Soal Uji Coba

No.
Indeks Kesukaran Interpretasi
Soal
1 0,4 Sedang
2 0,3 Sukar
3 0,55 Sedang
4 0,29 Sukar
5 0,5 Sedang
Lampiran B.6 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba

Tabel B.13
Rekapitualasi Hasil Tes Uji Coba

Indeks
No. Indikator Validitas Indeks Daya Pembeda
Interp. Kesukaran
Soal Kemampuan reliabilitas
Indeks thitung ttabel Interp. DP Interp. IK Interp
1 V1 0.84 6,65 Valid 0,55 Baik 0,4 Sedang
2 V1 0.68 3,98 Valid 0,16 Jelek 0,3 Sukar
3 V2 0.52 2,61 Valid 0,56 Cukup 0,5 Baik 0,55 Sedang
4 V2 0.68 3,95 2,10 Valid 0,26 Cukup 0,29 Sukar
5 V3 0.55 2,79 Valid 0,3 Cukup 0,5 Sedang
Tidak
6 V3 0.08 0,32
Valid

Keterangan:
V1 : Visual V2 : Simbol V3 : Verbal
Kesimpulan :
Soal yang dapat digunakan untuk penelitian hanya 5 soal yaitu nomer 1, 2, 3, 4, dan 5.
LAMPIRAN C
PERANGKAT PEMBELAJARAN

C.1 Rencana Implementasi Bahan Ajar Pertemuan ke-1

C.2 Rencana Implementasi Bahan Ajar Pertemuan ke-2

C.3 Rencana Implementasi Bahan Ajar Pertemuan ke-3

C.4 Rencana Implementasi Bahan Ajar Pertemuan ke-4


Lampiran C.1 Rencana Implementasi Bahan Ajar Pertemuan Ke-1

RENCANA IMPLEMENTASI BAHAN AJAR MODUL

PROGRAM LINEAR

Sekolah :
Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Matematika
Topik : Program Linear
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (Pertemuan ke-1)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam interaksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusian,
kebangsaaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya.
2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerja sama, konsisten, sikap
disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi
berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berpilaku jujur, tangguh mengadapi
masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika.
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan
perilaku peduli lingkungan.
3.1 Mendeskripsikan konsep sistem persamaan dan pertidaksamaan linear
dua variabel dan menerapkannya dalam pemecahan masalah program
linear.
3.2 Menerapkan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan masalah program
linear terkait masalah nyata dan menganalisis kebenaran langkah-
langkahnya.

C. Indikator Kemampuan Representasi Matematis


a. Representasi visual, meliputi:
 Membuat diagram, grafik, tabel dan gambar untuk memperjelas
masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.
b. Representasi persamaan atau ekspresi matematis, meliputi:
 Membuat persamaan atau model matematika dari representasi lain
yang diberikan.
 Penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis.
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mampu membuat diagram, grafik, tabel dan gambar untuk memperjelas
masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.
2. Mampu membuat persamaan atau model matematika dari representasi
lain yang diberikan.
3. Mampu menyelesaikan masalah dengan melibatkan ekspresi matematis.
4. Menerapkan konsep sistem pertidaksamaan linear dua variabel ke dalam
pemecahan masalah program linear.
5. Menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua
variabel.
6. Membuat model matematika dari soal cerita yang berkaitan dengan
masalah program linear.

E. Tujuan Pembelajaran
Dengan kegiatan diskusi dalam pembelajaran kelompok, peserta didik
terlibat aktif mengamati (Observing), menanya (Questioning), mencoba
(Experimenting), menalar (Assosiating) dan mengkomunikasikan
(Networking) dalam pembelajaran serta menumbuhkan rasa keingintahuan
peserta didik, memahami konsep representasi, menumbuhkan kemampuan
representasi matematis dan dapat :
1. Mampu membuat diagram, grafik, tabel dan gambar untuk memperjelas
masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.
2. Mampu membuat persamaan atau model matematika dari representasi
lain yang diberikan.
3. Mampu menyelesaikan masalah dengan melibatkan ekspresi matematis.
4. Menerapkan konsep sistem pertidaksamaan linear dua variabel ke dalam
pemecahan masalah program linear.
5. Menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua
variabel.
6. Membuat model matematika dari soal cerita yang berkaitan dengan
masalah program linear.
F. Materi Pembelajaran
1. Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
Bentuk umum sistem pertidaksamaan linear dua variabel, yaitu ax+
by < c; ax + by >c; ax + by ≤ c ; ax + by ≥ c; dan ax + by c dengan a,
b adalah koefisien, c adalah konstanta dan x, y adalah variabel.

Cara mengarsir grafik himpunan:

a. Jika ax + by ≤ c c. Jika x ≥ 0

b. Jika ax + by ≥ c d. Jika y ≥ 0

2. Model Matematika
Program linear merupakan salah satu ilmu matematika yang
digunakan untuk memaksimumkan atau meminimumkan fungsi objektif
dengan kendala tertentu. Program linear perlu dipelajari di SMK karena
dalam kehidupan sehari-hari, Anda sering menemukan berbagai
persoalan yang berkaitan dengan masalah maksimum dan minimum
(masalah optimasi) dengan sumber terbatas. Masalah-masalah tersebut
sering dijumpai dalam bidang industri, jasa, koperasi, juga dalam bidang
perdagangan. Salah satunya adalah permasalahan berikut.
Model matematika merupakan penerjemahan permasalahan sehari-
hari ke dalam kalimat matematika. Permasalahan yang Anda hadapi
dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah nyata, bukan masalah yang
langsung berbentuk angka ataupun hitungan-hitungan matematika.

Pedoman Pemodelan Matematika

diterjemahkan
Masalah Nyata Bahasa Matematika

Diinterpretasikan untuk
memecahkan dibuat

dicari
Solusi Model Matematika Model Matematika

Berikut ini merupakan contoh masalah sehari-hari yang dibuat


model matematikanya. “Seorang pedagang sepeda ingin membeli sepeda
balap dan sepeda motor sebanyak 25 buah untuk persediaan. Harga
sebuah sepeda balap Rp1.500.000,00 dan sepeda motor Rp8.000.000,00.
Jika modal yang dimiliki Rp100.000.000,00 buatlah model matematika
dari permasalahan tersebut”. Indikator representasi persamaan atau
ekspresi matematis (Membuat persamaan atau model matematika dari
representasi lain yang diberikan).

Alternatif Penyelesaian:

Langkah 1 (Memahami Masalah)


Diketahui: Harga sebuah sepeda balap Rp1.500.000,00
Harga sebuah sepeda motor Rp8.000.000,00
Modal yang dimiliki Rp100.000.000,00
Ditanya : Model matematikanya?
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
Misal: x = banyaknya sepeda balap yang mungkin dibeli
y = banyaknya sepeda motor yang mungkin dibeli
Langkah 3 (Melaksanakan masalah sesuai rencana)

Sepeda Balap Sepeda Motor Modal


Persediaan 1 1 25
Harga 15 80 100

Sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah:


; ; ; .

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan kembali)


Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan
masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
Substitusikan sebarang nilai kedalam (x,y) misal kita ambil (0,0) maka

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah benar.

G. Model, Metode, dan Pendekatan


Model : Problem Based Learning (Memuat 5 sintaks yaitu
Mengorientasikan siswa kepada masalah,
mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu
penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah)
Metode : Diskusi Kelompok (Anggota kelompok masing-masing
beranggotakan 4-5 orang)
Pendekatan : Scientific (Memuat 5 sintaks yaitu mengamati,
menanya, mengolah informasi, mengasosiasi,
mengkomunikasikan)
H. Kegiatan Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi
dan Alokasi
Waktu
Kegiatan 1. Siswa memberi salam.
Pendahuluan 2. Siswa berdoa.
(10 menit) 3. Siswa memperhatikan guru yang sedang mengabsen.
4. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan
oleh guru, yaitu:
a. Menerapkan sistem pertidaksamaan linear dua variabel
ke dalam pemecahan masalah program linear.
b. Menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan
linear dua variabel.
c. Membuat model matematika dari soal cerita yang
berkaitan dengan masalah program linear.
5. Siswa mendengarkan motivasi yang disampaikan oleh guru
mengenai pentingnya mempelajari program linear, motivasi
tersebut berupa manfaat program linear dalam kehidupan
sehari-hari, fungsi program linear digunakan diberbagai
bidang contohnya bidang ekonomi misalnya pada seorang
pedagang untuk mengetahui pendapatan keuntungan atau
laba yang besar/maksimum. Contoh dalam soal yang
diterapkan yaitu: Killa, seorang lulusan SMK Tata Boga
membuat dua jenis kue untuk dijual di kantin makanan
tradisional asal Jawa Barat, yaitu kue lupis dan kue kelepon.
Untuk membuat satu adonan kue lupis, diperlukan 500 gram
tepung beras ketan dan 300 gram gula. Untuk satu adonan
kue kelepon diperlukan 400 gram tepung beras ketan dan
200 gram gula. Killa memiliki persediaan 15 kg tepung beras
ketan dan 8 kg gula. Keuntungan dari satu adonan kue lupis
Rp30.000,00 dan satu adonan kue kelepon Rp25.000,00.
Bagaimanakah model matematika dari permasalahan
program linear tersebut agar Killa mendapatkan keuntungan
yang sebesar-besarnya?
6. Siswa membuat kelompok yang beranggotakan 5-6 orang
secara heterogen.
7. Guru membagikan bahan ajar kepada setiap kelompok.
8. Siswa diingatkan kembali mengenai materi prasyarat
(SPtLDV) cara menentukan daerah penyelesaian, soal cerita
untuk menentukan model matematika, dan menentukan
sistem pertidaksamaannya dengan mengamati masalah 1, 2,
3, 4 dan 5 pada halaman 10-16. (terlampir) (Mengamati,
Mengolah informasi)
Kegiatan Inti 10. Siswa mendengarkan dan memperhatikan materi yang
(70 menit) disampaikan oleh guru yaitu program linear (model
matematika).
Fase 1 mengorientasikan siswa kepada masalah
11. Siswa memperhatikan contoh masalah yang diberikan oleh
guru pada halaman 19-20 no 1 dan 2 yang berkaitan dengan
soal cerita untuk mencari model matematikanya pada
program linear. (terlampir)

Fase 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar


12. Siswa diajak untuk mengamati dan menyelesaikan sebuah
masalah kelompok pada materi model matematika halaman
21 no 1-5 untuk dikerjakan secara berkelompok mengenai
soal cerita untuk mencari model matematikanya pada
program linear (Mengamati, Mengolah informasi,
Mengasosiasi). (terlampir)
13. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada yang
belum dimengerti dari sebuah pengamatan tersebut.
(Menanya)
Fase 3 membantu penyelidikan
14. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk memahami
masalahnya, merencanakan penyelesaian, melaksanakan
masalah, dan melakukan pengecekan kembali pada tahap
pemecahan masalahnya (Mengasosiasi)
15. Guru mengawasi jalannya diskusi dan siswa diarahkan untuk
terlibat aktif dalam diskusi kelompoknya.
Fase 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya
16. Setiap perwakilan kelompok mempersentasikan hasil
jawaban kelompoknya. (Mengkomunikasikan)

Fase 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan


masalah
17. Siswa diberi kesempatan kepada kelompok lain untuk
bertanya. (Menanya)
18. Siswa mendengarkan penguatan yang diberikan oleh guru
mengenai tanggapan setiap siswa dengan cara membahas
jawaban yang benar secara bersama-sama.

Kegiatan 1. Siswa diminta untuk membuat kesimpulan terhadap


Penutup pelajaran yang telah dilaksanakan, yaitu misal bagaimana
(10 menit) cara menentukan daerah himpunan penyelesaian pada grafik,
cara menetukan titik potong, dan langkah-langkah
menentukan model matematika.
2. Siswa diberikan tugas untuk mengerjakan soal evaluasi
(individu) halaman 25 no 1-4 tentang model matematika
(soal cerita untuk mencari model matematikanya pada
program linear). (terlampir)
3. Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu menentukan nilai
optimum dengan metode uji titik pojok.
4. Guru menjawab salam.

I. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian pengetahuan : Latihan soal pada bahan ajar (modul)

J. Media/ Alat, bahan, dan Sumber Belajar


a. Media/ Alat : Papan tulis dan soal tugas
b. Sumber Belajar
1. Buku Matematika Pegangan Guru Kelas XI, Kementrian Pedidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014
2. Buku Matematika Pegangan Siswa Kelas XI, Kementrian Pedidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014
3. Modul matematika program linear semester ganjil kelas XI SMK

Cirebon, September 2017

Guru Mata Pelajaran Peneliti

……………………… Erna Nur Agustina


NIP. - NPM. 113070113
SOAL – SOAL dan PEMBAHASAN

MASALAH 1 materi prasyarat (SPtLDV)


Indikator representasi visual (Membuat grafik untuk memperjelas masalah dan
memfasilitasi penyelesaiannya)
Tentukan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear berikut:
a. 2x + 3y ≥ 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
b. 2x + y ≤ 4 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
c. x + 2y < 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
d. 4x + 2y > 12 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
Alternatif Penyelesaian:

a. 2x + 3y ≥ 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear tersebut untuk
mempermudahnya maka rubahlah tanda pertidaksamaan menjadi bentuk (=)
yaitu menjadi 2x - 3y = 6, x = 0 ( sumbu y ), y = 0 ( sumbu x ) dengan
cara membuat tabel

x 0 3
y 2 0
(x,y) (0, 2) (3, 0)
Jadi grafiknya adalah:
b. 2x + y ≤ 4 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear tersebut untuk
mempermudahnya maka rubahlah tanda pertidaksamaan menjadi bentuk (=)
yaitu menjadi 2x + y = 4 , x = 0 ( sumbu y ), y = 0 ( sumbu x ) dengan cara
membuat tabel

x 0 2
y 4 0
(x,y) (0, 4) (2,0)
Jadi grafiknya adalah:

c. x + 2y < 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear tersebut untuk
mempermudahnya maka rubahlah tanda pertidaksamaan menjadi bentuk (=)
yaitu menjadi x + 2y = 6, x = 0 ( sumbu y ), y = 0 ( sumbu x ) dengan cara
membuat tabel

x 0 6
y 3 0
(x,y) (0, 3) (6, 0)
Jadi grafiknya adalah:
d. 4x + 2y > 12 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear tersebut untuk
mempermudahnya maka rubahlah tanda pertidaksamaan menjadi bentuk (=)
yaitu menjadi 4x + 2 y = 12 , x = 0 ( sumbu y ), y = 0 ( sumbu x ) dengan
cara membuat tabel

x 0 3
y 6 0
(x,y) (0, 6) (3, 0)
Jadi grafiknya adalah:

MASALAH 2

Indikator representasi kata teks tertulis (Menjawab soal dengan menggunakan


kata-kata atau teks tertulis).
Tentukan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear berikut:
x + y ≤ 6 ; x ≥ 2 ; y ≥ 0 membentuk bangun seperti apakah daerah himpunan
penyelesaiannya? berikan alasanmu.
Alternatif Penyelesaian:
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear tersebut untuk
mempermudahnya maka rubahlah tanda pertidaksamaan menjadi bentuk (=) yaitu
menjadi x + y = 6 x = 2 (sumbu y), y = 0 ( sumbu x ) dengan cara membuat tabel.
Untuk garis 5x + 4y = 20

x 0 6
y 6 0
(x,y) (0, 6) (6,0)
Gunakan titik uji (0, 0) pada setiap pertidaksamaan linear dua variabel yang
diberikan
• x+y≤6
0 + 0≤6
0 ≤ 6 (memenuhi)
Daerah yang memenuhi berada di sebelah kiri garis x + y = 6
• x ≥2
0 ≥ 2 (Tidak memenuhi)
Daerah yang memenuhi berada di sebelah kiri garis x = 2
• y≥0
Daerah yang memenuhi berada di kuadran I.
Gambarkan setiap titik potong dari sistem pertidaksamaan linear dua variabel,
dan arsirlah pada setiap daerah yang memenuhi setiap pertidaksamaan linear dua
variabel tersebut.
Grafik tersebut membangun seperti bangun segitiga karena antara garis x + y = 6
dan x = 2 saling bertemu dan saling berpotongan sehingga daerah himpunan
penyelesaiannya membetuk bangun segitiga.

MASALAH 3

Indikator representasi visual (Membuat grafik untuk memperjelas masalah dan


memfasilitasi penyelesaiannya)

Diberikan sistem pertidaksamaan linear x –y ≥ 3 dan 5x +3y ≥ 9 Gambarkan grafik


pertidaksamaan pada sistem tersebut dan tentukanlah himpunan penyelesaian
sistem tersebut, dengan syarat tambahan x > 0 dan y <0!

Alternatif penyelesaian:

Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear tersebut untuk


mempermudahnya maka rubahlah tanda pertidaksamaan menjadi bentuk (=) yaitu
x –y = 3 dan 5x +3y = 9 dengan cara membuat tabel.
Untuk garis x –y = 3 Untuk garis 5x +3y = 9

x 0 3 x 0 9/5
y -3 0 y 3 0
(x,y) (0, -3) (3, 0) (x,y) (0, 3) (9/5, 0)
Gambarkan setiap titik potong dari sistem pertidaksamaan linear dua variabel,
dan arsirlah pada setiap daerah yang memenuhi setiap pertidaksamaan linear dua
variabel tersebut. Dengan syarat tambahan x > 0 dan y <0
MASALAH 4
Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (Membuat model
matematika dari representasi lain yang diberikan).

Pak Rendi berencana membangun 2 tipe rumah; yaitu, tipe A dan tipe B di atas
sebidang tanah seluas 10.000 m2. Setelah dia berkonsultasi dengan arsitek
(perancang bangunan), ternyata untuk membangun sebuah rumah tipe A
dibutuhkan tanah seluas 100 m2 dan untuk membangun sebuah rumah tipe B
dibutuhkan tanah seluas 75 m2. Karena dana yang dimilikinya terbatas, maka
banyak rumah yang direncanakan akan dibangun paling banyak 125 unit tentukan
model matematikanya!

Alternatif Penyelesaian

Misalkan : x adalah banyak rumah tipe A yang akan dibangun


y adalah banyak rumah tipe B yang akan dibangun
Maka model matematikanya:
pertidaksamaan ini disederhanakan menjadi:

MASALAH 5

Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (membuat sistem


pertidaksamaan)
Tentukan sistem pertidaksamaan linear dua variabel
dari grafik tersebut!
Alternatif Penyelesaian:
Titik di sumbu y itu kita misalkan dengan variabel x begitu pula sebaliknya titik di
sumbu x kita misalkan dengan variabel y jadi,
Untuk garis I : artinya
Untuk garis II : 3x + 6y ≤ (6 x 3) = 18 artinya 3x + 6y ≤ 18

Materi Program Linear (Model Matematika)

MASALAH 1

Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (Membuat model


matematika dari representasi lain yang diberikan).

Seorang pedagang sepeda ingin membeli sepeda balap dan sepeda motor sebanyak
25 buah untuk persediaan. Harga sebuah sepeda balap Rp1.500.000,00 dan sepeda
motor Rp8.000.000,00. Jika modal yang dimiliki Rp100.000.000,00 buatlah
model matematika dari permasalahan tersebut.

Alternatif Penyelesaian:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui: Harga sebuah sepeda balap Rp1.500.000,00
Harga sebuah sepeda motor Rp8.000.000,00
Modal yang dimiliki Rp100.000.000,00
Ditanya : Model matematikanya?

Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)


Misal:
x = banyaknya sepeda balap yang mungkin dibeli
y = banyaknya sepeda motor yang mungkin dibeli
Langkah 3 (Melaksanakan masalah sesuai rencana)
Sepeda Balap Sepeda Motor Modal
Persediaan 1 1 25
Harga 15 80 100
Sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah:

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan kembali)


Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan masalah
disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
substitusikan sebarang nilai kedalam (x,y) misal kita ambil (0,0) maka

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah benar.

MASALAH 2

Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (penyelesaian


masalah dengan melibatkan ekspresi matematis)

Killa, seorang lulusan SMK Tata Boga membuat dua jenis kue untuk dijual di
kantin makanan tradisional asal Jawa Barat, yaitu kue lupis dan kue kelepon.
Untuk membuat satu adonan kue lupis, diperlukan 500 gram tepung beras ketan
dan 300 gram gula. Untuk satu adonan kue kelepon diperlukan 400 gram tepung
beras ketan dan 200 gram gula. Killa memiliki persediaan 15 kg tepung beras
ketan dan 8 kg gula. Keuntungan dari satu adonan kue lupis Rp30.000,00 dan satu
adonan kue kelepon Rp25.000,00. Bagaimanakah model matematika dari
permasalahan program linear tersebut agar Killa mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya?
Alternatif Penyelesaian:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui: Untuk kue lupis 500 gram tepung beras ketan dan 300 gram gula
Untuk kue kelepon diperlukan 400 gram tepung beras ketan dan 200 gram gula
Persediaan Killa 15 kg tepung beras ketan dan 8 kg gula
Keuntungan dari satu adonan kue lupis Rp30.000,00 dan satu adonan kue kelepon
Rp25.000,00
Ditanya : Model matematikanya?

Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)

Misal:
Banyaknya adonan kue lupis = x
Banyaknya adonan kue kelepon = y.
Langkah 3 (Melaksanakan masalah sesuai rencana)
Kue Lupis Kue Kelepon Persediaan
Terigu 500 400 Rp30.000,00
Gula 300 200 Rp25.000,00
Keuntungan 15.000 80.000 -

Fungsi kendala:

Fungsi objektif merupakan fungsi keuntungan yang dapat diperoleh, Yaitu

sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah

dengan fungsi objektif .


Langkah 4 (Melakukan Pengecekan kembali)
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan masalah
disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
substitusikan sebarang nilai kedalam (x,y) misal kita ambil (0,0) maka

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah benar.


LEMBAR KERJA SISWA

Kelompok 1
Nama : 1. …………………… 4. ...…………………
2. ...………………… 5. ……………………
3. ……………………
Kelas / Semester : XI / 1

Kerjakan dan buatlah kelompok maksimal 5 orang secara heterogen!

1. Lia ingin membuat puding buah dan es buah. Untuk membuat puding buah, ia
membutuhkan 3 kg mangga dan 2 kg melon. Sedangkan untuk membuat es
buah, ia membutuhkan 1 kg mangga dan 4 kg melon. Lia memiliki persediaan
11 kg mangga dan 14 kg melon. Buatlah model matematika dari persoalan
ini! (SKOR 20) Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis.
2. Suatu lahan parkir memiliki luas 800 m2 dan hanya mampu menampung 64
bus dan mobil. Sebuah mobil menghabiskan tempat 6 m2 dan bus 24 m2.
Biaya parkir Rp1.500,00/mobil dan Rp2.500,00/bus. Pemilik lahan parkir
mengharapkan penghasilan yang maksimum. Tentukan model matematika
dari permasalahan tersebut! (SKOR 20) Indikator representasi persamaan
atau ekspresi matematis.
3. Seorang pedagang menjual 2 jenis buah, yaitu semangka dan melon. Untuk
itu pedagang memberi harga seminimal mungkin untuk setiap penjualannya
seperti yang disajikan dalam tabel berikut:
Nanas Apel
Persediaan
(x) (y)
Banyaknya buah (kg) 20 16 320
Pembelian 1.500 3.000 450.000
Keuntungan 500 1500 -

Rumusukan permasalahan tersebut kedalam bentuk sistem pertidaksamaan


linear dua variabel! (SKOR 20) Indikator representasi persamaan atau
ekspresi matematis.
4. Tentukan sistem pertidaksamaan linear satu variabel dari grafik tersebut!
(SKOR 20) Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis.

5. Tentukan sistem pertidaksamaan linear satu variabel dari grafik tersebut!


(SKOR 20) Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis.
KUNCI JAWABAN

No. Kunci Jawaban Skor


1. Langkah 1 (Memahami Masalah) 20
Diketahui: Puding 3 kg mangga dan 2 kg melon
Es buah 1 kg mangga dan 4 kg melon
Persediaan Lia 11 kg mangga dan 14 kg melon
Ditanya : Model matematikanya?
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
X = banyaknya pudding buah yang akan dibuat
y = banyaknya es buah yang akan dibuat
Langkah 3 (Melaksanakan masalah sesuai rencana)
Puding Buah Es Buah Persediaan
Mangga (kg) 3 2 11
Melon (kg) 1 4 14
Sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah:

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan kembali)


Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan masalah
disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
substitusikan sebarang nilai kedalam (x,y) misal kita ambil (0,0) maka

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah benar.


2. Langkah 1 (Memahami Masalah) 20
Diketahui: Luas lahan parkir 800 m2 dan hanya mam\pu menampung 64 bus
dan mobil
Sebuah mobil menghabiskan tempat 6 m2 dan bus 24 m2
Biaya parkir Rp1.500,00/mobil dan Rp2.500,00/bus
Ditanya : Model matematikanya?
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
x = banyaknya mobil
y = banyaknya bis

Mobil Bis Persediaan


Banyaknya
1 1 64
Kendaraan
Lahan yang
6 24 800
dipakai
Biaya 1.500 2.500 -
Langkah 3 (Melaksanakan Masalah)
Fungsi kendala:

Fungsi objektif merupakan fungsi keuntungan yang dapat diperoleh, Yaitu

sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah

dengan fungsi objektif


Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan masalah
disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
substitusikan sebarang nilai kedalam (x,y) misal kita ambil (0,0) maka

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah benar.


3. Langkah 1 (Memahami Masalah) 20
Diketahui: Pedagang menjual 2 jenis buah yaitu nanas dan apel
Ditanya : Bentuk sistem pertidaksamaan dua linear?
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
x = banyaknya nanas yang dijual
y = banyaknya apel yang dijual
Langkah 3 (Melaksanakan Masalah)
Fungsi kendala:

Fungsi objektif merupakan fungsi keuntungan yang dapat diperoleh, Yaitu

sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah

dengan fungsi objektif


langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan masalah
disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
substitusikan sebarang nilai kedalam (x,y) misal kita ambil (0,0) maka
Sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah benar.
4. 20

5. 20

Latihan Individu (sebagai bahan evaluasi)


Jawablah dengan benar dan tepat kemudian berilah tanda silang (X) pada option
a, b, c, d, atau e!
1. Harga per bungkus sabun A Rp2.000,00 dan sabun B Rp1.500,00. Jika
pedagang hanya mempunyai modal Rp900.000,00 dan kiosnya hanya mampu
menampung 500 bungkus sabun, model matematika dari permasalahan
tersebut adalah .... (SKOR 25) Indikator representasi persamaan atau
ekspresi matematis (Membuat persamaan atau model matematika dari
representasi lain yang diberikan).
a.
b.
c.
d.
e.
Jawabannya: B
2. Daerah yang diarsir pada gambar tersebut ini adalah himpunan semua ( x, y )
yang memenuhi . . . (SKOR 25) Indikator representasi persamaan atau
ekspresi matematis (Membuat persamaan atau model matematika dari
representasi lain yang diberikan).
a.
b.
c.
d.
e.
Jawabannya: A
3. Seorang koki membuat 2 jenis roti. Roti I memerlukan 100 g tepung dan 25 g
mentega, sedangkan roti jenis II memerlukan 50 g tepung dan 50 g mentega.
Koki memiliki persediaan 1,5 kg tepung dan 1 kg mentega. Jika x merupakan
banyak roti I dan y merupakan banyak roti II, pertidaksamaan yang mungkin
untuk membuat kedua jenis roti sebanyak-banyaknya adalah .... (SKOR 25)
Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (Membuat
persamaan atau model matematika dari representasi lain yang diberikan).
a.
b.
c.
d.
e.
Jawabannya: B
4. Seorang bengkel las membeli 2 jenis peralatan bengkel yang berkualitas,
yaitu baut dan tang. Untuk itu seorang bengkel las membeli dengan harga
yang mahal artinya sudah maksimal untuk setiap pembeliannya disajikan
dalam tabel berikut:
Baut (x) Tang (y) Modal
Banyaknya 50 5 250
Harga 20.000 15.000 300.000
Rumusukan permasalahan tersebut kedalam bentuk sistem pertidaksamaan
linear dua variabel! (SKOR 25) Indikator representasi persamaan atau
ekspresi matematis (Membuat persamaan atau model matematika dari
representasi lain yang diberikan).
a.
b.
c.
d.
e.
Jawabannya: E

Lampiran C.2 Rencana Implementasi Bahan Ajar Pertemuan Ke-2

RENCANA IMPLEMENTASI BAHAN AJAR MODUL


PROGRAM LINEAR
Sekolah :
Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Matematika
Topik : Program Linear
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (Pertemuan ke-2)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam interaksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusian,
kebangsaaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya.
2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerja sama, konsisten, sikap
disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi
berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berpilaku jujur, tangguh mengadapi
masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika.
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan
perilaku peduli lingkungan.
3.1 Mendeskripsikan konsep sistem persamaan dan pertidaksamaan linear
dua variabel dan menerapkannya dalam pemecahan masalah program
linear.
3.2 Menerapkan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan masalah program
linear terkait masalah nyata dan menganalisis kebenaran langkah-
langkahnya.
4.1 Merancang dan mengajukan masalah nyata berupa masalah program
linear, dan menerapkan berbagai konsep dan aturan penyelesaian sistem
pertidaksamaan linier dan menentukan nilai optimum dengan
menggunakan fungsi selidik yang ditetapkan.

C. Indikator Kemampuan Representasi Matematis


1. Representasi visual, meliputi:
 Membuat diagram, grafik, tabel dan gambar untuk memperjelas
masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.
2. Representasi persamaan atau ekspresi matematis, meliputi:
 Membuat persamaan atau model matematika dari representasi lain
yang diberikan.
 Penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis.
D. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mampu membuat diagram, grafik, tabel dan gambar untuk memperjelas
masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.
2. Mampu membuat persamaan atau model matematika dari representasi
lain yang diberikan.
3. Mampu menyelesaikan masalah dengan melibatkan ekspresi matematis.
4. Menerapkan konsep sistem pertidaksamaan linear dua variabel ke dalam
pemecahan masalah program linear.
5. Menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua
variabel.
6. Membuat model matematika dari soal cerita yang berkaitan dengan
masalah program linear.
7. Menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik.
8. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah
yang relevan yang berkaitan dengan program linear dalam kehidupan
sehari-hari.

E. Tujuan Pembelajaran
Dengan kegiatan diskusi dalam pembelajaran kelompok, peserta didik terlibat
aktif mengamati (Observing), menanya (Questioning), mencoba
(Experimenting), menalar (Assosiating) dan mengkomunikasikan
(Networking) dalam pembelajaran serta menumbuhkan rasa keingintahuan
peserta didik, memahami konsep representasi, menumbuhkan kemampuan
representasi matematis dan dapat :

1. Mampu membuat diagram, grafik, tabel dan gambar untuk memperjelas


masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.
2. Mampu membuat persamaan atau model matematika dari representasi
lain yang diberikan.
3. Mampu menyelesaikan masalah dengan melibatkan ekspresi matematis.
4. Menerapkan konsep sistem pertidaksamaan linear dua variabel ke dalam
pemecahan masalah program linear.
5. Menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua
variabel.
6. Membuat model matematika dari soal cerita yang berkaitan dengan
masalah program linear.
7. Menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik.
8. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah
yang relevan yang berkaitan dengan program linear dalam kehidupan
sehari-hari.

F. Materi Pembelajaran
NILAI OPTIMUM DENGAN METODE UJI TITIK POJOK
Nilai optimum yang diperoleh dari suatu permasalahan program linear
dapat berupa nilai terbesar atau nilai terkecil. Model kendala yang
menentukan nilai maksimum dan minimum fungsi objektif. Titik yang
membuat nilai fungsi menjadi optimum disebut titik optimum. Nilai optimum
dari sistem pertidaksamaan linear dapat ditentukan dengan beberapa cara, di
antaranya metode uji titik pojok dan garis selidik.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyelesaikan persoalan
program linear dengan menggunakan metode grafik adalah sebagai berikut.
a. Gambarlah daerah penyelesaian dari kendala-kendala dalam masalah
program linear tersebut.
b. Tentukan titik-titik pojok dari daerah penyelesaian itu.
c. Substitusikan koordinat setiap titik pojok itu ke dalam fungsi objektif.
d. Bandingkan nilai-nilai fungsi objektif tersebut. Nilai terbesar berarti
menunjukkan nilai maksimum dari fungsi f(x, y), sedangkan nilai terkecil
berarti menunjukkan nilai minimum dari fungsi f(x, y).
G. Model, Metode, dan Pendekatan
Model : Problem Based Learning (Memuat 5 sintaks yaitu
Mengorientasikan siswa kepada masalah,
mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu
penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah)
Metode : Diskusi Kelompok (Anggota kelompok masing-masing
beranggotakan 4-5 orang)
Pendekatan : Scientific (Memuat 5 sintaks yaitu mengamati,
menanya, mengolah informasi, mengasosiasi,
mengkomunikasikan)

H. Kegiatan Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi
dan Alokasi
Waktu
Kegiatan 1. Siswa memberi salam.
Pendahuluan 2. Siswa berdoa.
(10 menit) 3. Siswa memperhatikan guru yang sedang mengabsen.
4. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh
guru, yaitu:
siswa dapat menentukan nilai optimum dengan menggunakan
uji titik pojok.
5. Siswa mendengarkan motivasi yang disampaikan oleh guru
bahwa dengan mempelajari materi nilai optimum dengan uji
titik pojok maka siswa akan mengetahui cara menghitung
pendapatan maksimum atau minimum pada contoh kasus ini:
Killa, seorang lulusan SMK Tata Boga membuat dua jenis kue
untuk dijual di kantin makanan tradisional asal Jawa Barat,
yaitu kue lupis dan kue kelepon. Untuk membuat satu adonan
kue lupis, diperlukan 500 gram tepung beras ketan dan 300
gram gula. Untuk satu adonan kue kelepon diperlukan 400
gram tepung beras ketan dan 200 gram gula. Killa memiliki
persediaan 15 kg tepung beras ketan dan 8 kg gula.
Keuntungan dari satu adonan kue lupis Rp30.000,00 dan satu
adonan kue kelepon Rp25.000,00. Bagaimanakah model
matematika dari permasalahan program linear tersebut agar
Killa mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya?
6. Siswa membuat kelompok yang beranggotakan 5-6 orang
secara heterogen.
7. Guru membagikan bahan ajar kepada setiap kelompok.
8. Siswa diingatkan kembali mengenai materi sebelumnya yaitu
model matematika pada program linear. Misalnya dengan
menanyakan bagaimana model matematikanya dari sebuah
masalah ini Seorang pedagang sepeda ingin membeli sepeda
balap dan sepeda motor sebanyak 25 buah untuk persediaan.
Harga sebuah sepeda balap Rp1.500.000,00 dan sepeda motor
Rp8.000.000,00. Jika modal yang dimiliki Rp100.000.000,00
buatlah model matematika dari permasalahan tersebut.

Kegiatan Inti 1. Siswa mendengarkan dan memperhatikan materi yang


(70 menit) disampaikan oleh guru yaitu program linear (menentukan nilai
optimum dengan menggunakan uji titik pojok).
Fase 1 mengorientasikan siswa kepada masalah
2. Siswa memperhatikan contoh masalah yang diberikan oleh
guru pada halaman 27-28 no 1 yang berkaitan dengan
menentukan nilai optimum dengan menggunakan uji titik
pojok. (terlampir)
Fase 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar
3. Siswa diajak untuk mengamati dan menyelesaikan sebuah
masalah kelompok pada materi nilai optimum dengan
menggunakan uji titik pojok halaman 29 no 1-3 untuk
dikerjakan secara berkelompok (Mengamati, Mengolah
informasi, Mengasosiasi). (terlampir)
4. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada yang
belum dimengerti dari sebuah pengamatan tersebut.
(Menanya)
Fase 3 membantu penyelidikan
5. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk memahami
masalahnya, merencanakan penyelesaian, melaksanakan
masalah, dan melakukan pengecekan kembali pada tahap
pemecahan masalahnya (Mengasosiasi)
6. Guru mengawasi jalannya diskusi dan siswa diarahkan untuk
terlibat aktif dalam diskusi kelompoknya.

Fase 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya


7. Setiap perwakilan kelompok mempersentasikan hasil jawaban
kelompoknya. (Mengkomunikasikan)
Fase 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
8. Siswa diberi kesempatan kepada kelompok lain untuk
bertanya (Menanya).
9. Siswa mendengarkan penguatan yang diberikan oleh guru
mengenai tanggapan setiap siswa dengan cara membahas
jawaban yang benar secara bersama-sama.

Kegiatan 1. Siswa diminta untuk membuat kesimpulan terhadap pelajaran


Penutup yang telah dilaksanakan, yaitu misal bagaimana langkah-
(10 menit) langkah yang harus ditempuh dalam metode grafik, dikatakan
bagaimana jika nilai optimum itu.
2. Siswa diberikan tugas untuk mengerjakan soal evaluasi
(individu) halaman 37 no 1-3 tentang menentukan nilai
optimum dengan menggunakan uji titik pojok. (terlampir)
3. Siswa mendengarkan guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari pada pertemuan berikutnya yaitu menentukan nilai
optimum dengan metode garis selidik.
4. Guru menjawab salam.

I. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian pengetahuan : Latihan soal pada bahan ajar (modul)

J. Media/ Alat, bahan, dan Sumber Belajar


a. Media/ Alat : Papan tulis dan soal tugas
b. Sumber Belajar
1. Buku Matematika Pegangan Guru Kelas XI, Kementrian Pedidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014
2. Buku Matematika Pegangan Siswa Kelas XI, Kementrian Pedidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014
3. Modul matematika program linear semester ganjil kelas XI SMK

Cirebon, …………………….2017

Guru Mata Pelajaran Peneliti

……………………… Erna Nur Agustina

NIP. - NPM. 113070113


SOAL – SOAL dan PEMBAHASAN

MASALAH 1

Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (penyelesaian


masalah dengan melibatkan ekspresi matematis)

Dengan uji titik pojok, tentukanlah nilai maksimum fungsi objektif


pada himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan

Jawab:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui : Fungsi objektif
Fungsi kendala
Ditanya : Nilai maksimumnya?
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
a. Tentukan grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan
dan
Untuk garis Untuk garis

x 0 4 x 0 6
y 8 0 y 4 0
(x,y) (0,8) (4,0) (x,y) (0,4) (6, 0)
Maka grafik himpunan penyelesaiannya ditunjukkan oleh gambar berikut.

Daerah OABC adalah daerah himpunan penyelesaian pertidaksamaan tersebut.


Langkah 3 (Melaksanakan Masalah)

b. Tentukan koordinat titik-titik pojok dari daerah himpunan penyelesaian.


Dari keempat titik-titik O, A, B, dan C, koordinat titik B belum diketahui.
Tentukanlah koordinat titik B tersebut. Titik B merupakan titik potong garis
2x + y = 8 dan 2x + 3y = 12. Anda dapat menggunakan cara eliminasi.
2x + y = 8
2x + 3y = 12 –
-2y = -4
y=2
Substitusikan y = 2 ke salah satu persamaan, misalkan 2x + y = 8.
2x + y = 8.
2x + 2 = 8
2x = 6

Dari perhitungan, diperoleh titik potongnya, yaitu titik B dengan koordinat


(3,2). Jadi, semua koordinat titik pojoknya adalah O(0, 0), A(4, 0), B(3, 2),
dan C(0, 4). Tentukan nilai maksimum pada titik
pojok daerah penyelesaian. Substitusikanlah semua koordinat titik pojok ke
dalam fungsi objektif. Diperoleh hasil pada tabel berikut.
Titik Potong
O(0, 0)
A(4, 0)
B(3, 2)
C(0, 4)
Dari tabel tersebut, nilai maksimum fungsi diperoleh pada titik
B(3, 2), yaitu sebesar
Jadi, nilai maksimumnya adalah pada titik B(3, 2)

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)


Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan masalah
disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
substitusikan nilai (3,2) kedalam persamaan 1 dan 2 maka
sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah benar.
LEMBAR KERJA SISWA

Kelompok 1
Nama : 1. …………………… 4. ...…………………
2. ...………………… 5. ……………………
3. ……………………
Kelas / Semester : XI / 1
Kerjakan dan buatlah kelompok maksimal 5 orang secara heterogen!
1. Seorang anak penderita kekurangan gizi diharuskan makan dua jenis tablet
vitamin setiap hari. Tablet pertama mengandung 5 unit vitamin A dan 3
unit vitamin B, sedangkan tablet kedua mengandung 10 unit vitamin A dan
1 unit vitamin B. Dalam satu hari, anak itu memerlukan 20 unit vitamin A
dan 5 unit vitamin B. Jika harga tablet pertama Rp400,00/biji dan tablet
kedua Rp600,00/biji, tentukan pengeluaran minimum untuk pembelian
tablet per harinya! (SKOR 35) Indikator representasi persamaan atau
ekspresi matematis (penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi
matematis)
2. Dengan titik uji pojok, tentukan nilai maksimum
pada himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan berikut. (SKOR 35)

Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (penyelesaian


masalah dengan melibatkan ekspresi matematis)
3. Dengan uji titik pojok, tentukan nilai minimum fungsi objektif
yang memenuhi
(SKOR 30)
Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (penyelesaian
masalah dengan melibatkan ekspresi matematis)
KUNCI JAWABAN

No. Kunci Jawaban Skor


1. Langkah 1 (Memahami Masalah) 35
Diketahui : Tablet pertama mengandung 5 unit vitamin A dan 3 unit
vitamin B
Tablet kedua mengandung 10 unit vitamin A dan 1 unit
vitamin B
harga tablet pertama Rp400,00/biji dan tablet kedua
Rp600,00/biji
Ditanya : Pengeluaran minimum untuk pembelian tablet per harinya?
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
Misal : x adalah banyaknya tablet 1 yang harus dimakan
y adalah banyaknya tablet 2 yang harus dimakan
Tablet 1 Tablet 2 Keperluan
Vitamin A 5 10 20
Vitamin B 3 1 5
Harga Rp. 400 Rp. 600 -
Fungsi objektif : z = f (x, y) = 400 x + 600 y
Dengan kendala:
5 x + 10y ≥ 20
3x + y ≥ 5

Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)


Berdasarkan fungsi kendala yang sudah diketahui maka langkah
penyelesaian selanjutnya yaitu:
Tentukan grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan 5 x + 10y ≥
20; 3x + y ≥ 5 dan
Untuk garis Untuk garis
x 0 4 x 0 5/3
y 2 0 y 5 0
(x,y) (0, 2) (4, 0) (x,y) (0, 5) (5/3, 0)
Maka grafik himpunan penyelesaiannya ditunjukkan oleh gambar
berikut.

Daerah ABC adalah daerah himpunan penyelesaian pertidaksamaan


tersebut.
a. Tentukan koordinat titik-titik pojok dari daerah himpunan
penyelesaian.

Substitusikan nilai y = ke salah satu persamaan

Dari perhitungan, diperoleh titik potongnya


Nilai fungsi tujuan dari ketiga titik tersebut disajikan dalam tabel
berikut.
Titik Potong z = f (x, y) = 400 x + 600 y
(0,5) 3000

(4,0) 800
Jadi, nilai minimum untuk fungsi tujuan tersebut adalah
pada titik
Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan
masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
substitusikan nilai kedalam persamaan 1 dan 2 maka
5 x + 10y ≥ 20

3x + y ≥ 5

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah


benar.
2. Langkah 1 (Memahami Masalah) 35
Diketahui :

Ditanya : nilai maksimum?


Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
langkah-langkah penyelesaiannya:
a. Gambarlah daerah penyelesaian dari kendala-kendala dalam
masalah program linear tersebut.
b. Tentukan titik-titik pojok dari daerah penyelesaian itu.
c. Substitusikan koordinat setiap titik pojok itu ke dalam fungsi
objektif.
d. Bandingkan nilai-nilai fungsi objektif tersebut. Nilai terbesar
berarti menunjukkan nilai maksimum dari fungsi f(x, y),
sedangkan nilai terkecil berarti menunjukkan nilai minimum dari
fungsi f(x, y).
Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)
Berdasarkan fungsi kendala yang sudah diketahui maka langkah
penyelesaian selanjutnya yaitu:
Tentukan grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan

Untuk garis Untuk garis


x 0 10 x 0 6
y 5 0 y 8 0
(x,y) (0, 5) (10, 0) (x,y) (0, 8) (6, 0)
Maka grafik himpunan penyelesaiannya ditunjukkan oleh gambar
berikut.

Daerah OABC merupakan daerah himpunan penyelesaiannya.


a. Tentukan koordinat titik-titik pojok dari daerah himpunan
penyelesaian.

Substitusikan nilai ke salah satu persamaan

Dari perhitungan, diperoleh titik potongnya adalah .


Nilai fungsi tujuan dari ketiga titik tersebut disajikan dalam tabel
berikut.
Titik Potong
(0, 0) 0
(0, 5) 20

(6, 0) 18
Jadi, nilai maksimum untuk fungsi tujuan tersebut adalah
pada titik
Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan
masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
substitusikan nilai kedalam persamaan 1 dan 2 maka

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah


benar.
3. Langkah 1 (Memahami Masalah) 30
Diketahui: ;

Ditanya : nilai minimum?


Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
langkah-langkah penyelesaiannya:
a. Gambarlah daerah penyelesaian dari kendala-kendala dalam
masalah program linear tersebut.
b. Tentukan titik-titik pojok dari daerah penyelesaian itu.
c. Substitusikan koordinat setiap titik pojok itu ke dalam fungsi
objektif.
d. Bandingkan nilai-nilai fungsi objektif tersebut. Nilai terbesar
berarti menunjukkan nilai maksimum dari fungsi f(x, y),
sedangkan nilai terkecil berarti menunjukkan nilai minimum dari
fungsi f(x, y).
Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)
Berdasarkan fungsi kendala yang sudah diketahui maka langkah
penyelesaian selanjutnya yaitu:
a. Tentukan grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan

Untuk garis Untuk garis


x 0 10 x 0 5
y 5 0 y 15 0
(x,y) (0, 5) (10, 0) (x,y) (0, 15) (5, 0)
Maka grafik himpunan penyelesaiannya ditunjukkan oleh gambar
berikut.

Daerah ABC adalah daerah himpunan penyelesaian


b. Tentukan koordinat titik-titik pojok dari daerah himpunan
penyelesaian.

Substitusikan nilai ke salah satu persamaan

Dari perhitungan, diperoleh titik potongnya, yaitu (4, 3)


Nilai fungsi tujuan dari ketiga titik tersebut disajikan dalam tabel
berikut.
Titik Potong
(0,15) 150
(4, 3) 38
(10,0) 20
Jadi, nilai minimum untuk fungsi tujuan tersebut adalah 20 pada titik
(10,0)
Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan
masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
substitusikan nilai kedalam persamaan 1 dan 2 maka

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah


benar.
Tugas Individu ( Sebagai bahan evaluasi )
Jawablah dengan benar dan tepat kemudian berilah tanda silang (X) pada option
a,b,c,d, atau e!
1. Sinta seorang pembuat kue dalam satu hari paling banyak dapat membuat 80
kue. Biaya pembuatan kue jenis pertama adalah Rp500,00 per buah dan biaya
pembuatan kue jenis kedua adalah Rp300,00 per buah. Keuntungan kue jenis
pertama Rp200,00 per buah dan keuntungan kue jenis kedua adalah Rp300,00
per buah. Jika modal pembuatan kue adalah Rp34.000,00 maka keuntungan
terbesar yang diperoleh Sinta adalah .... Indikator representasi persamaan
atau ekspresi matematis (penyelesaian masalah dengan melibatkan
ekspresi matematis)
a. Rp12.000,00
b. Rp19.000,00
c. Rp20.000,00
d. Rp22.000,00
e. Rp25.000,00
Jawabannya: B
2. Nilai minimum fungsi objektif untuk sistem
pertidaksamaan adalah ....
Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (penyelesaian
masalah dengan melibatkan ekspresi matematis)
a. 6 c. 8 e. 10
b. 7 d. 9
Jawabannya: D
Daerah yang diarsir pada gambar tersebut merupakan daerah penyelesaian
dari suatu sistem pertidaksamaan. Nilai minimum yang memenuhi fungsi
objektif p = 4x + 3y adalah .... Indikator representasi persamaan atau
ekspresi matematis (penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi
matematis) Jawabannya: D
a. 12 c. 17
b. 15 d. 18 e. 24
Lampiran C.3 Rencana Implementasi Bahan Ajar Pertemuan Ke-3

RENCANA IMPLEMENTASI BAHAN AJAR MODUL


PROGRAM LINEAR

Sekolah :
Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Matematika
Topik : Program Linear
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (Pertemuan ke-3)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam interaksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusian,
kebangsaaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya.
2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerja sama, konsisten, sikap
disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi
berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berpilaku jujur, tangguh mengadapi
masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika.
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan
perilaku peduli lingkungan.
3.1 Mendeskripsikan konsep sistem persamaan dan pertidaksamaan linear
dua variabel dan menerapkannya dalam pemecahan masalah program
linear.
3.2 Menerapkan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan masalah program
linear terkait masalah nyata dan menganalisis kebenaran langkah-
langkahnya.
4.1 Merancang dan mengajukan masalah nyata berupa masalah program
linear, dan menerapkan berbagai konsep dan aturan penyelesaian sistem
pertidaksamaan linier dan menentukan nilai optimum dengan
menggunakan fungsi selidik yang ditetapkan.

C. Indikator Kemampuan Representasi Matematis


1. Representasi visual, meliputi:
 Membuat diagram, grafik, tabel dan gambar untuk memperjelas
masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.
2. Representasi persamaan atau ekspresi matematis, meliputi:
 Membuat persamaan atau model matematika dari representasi lain
yang diberikan.
 Penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis.
3. Representasi kata atau teks tertulis, meliputi:
 Menulis langkah-langkah penyelesaian masalah matematis dengan
kata-kata.
 Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis.

D. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mampu membuat diagram, grafik, tabel dan gambar untuk memperjelas
masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.
2. Mampu membuat persamaan atau model matematika dari representasi
lain yang diberikan.
3. Mampu menyelesaikan masalah dengan melibatkan ekspresi matematis.
4. Mampu menulis langkah-langkah penyelesaian masalah matematis
dengan kata-kata.
5. Mampu menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis.
6. Menerapkan konsep sistem pertidaksamaan linear dua variabel ke dalam
pemecahan masalah program linear.
7. Menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua
variabel.
8. Membuat model matematika dari soal cerita yang berkaitan dengan
masalah program linear.
9. Menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik.
10. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah
yang relevan yang berkaitan dengan program linear dalam kehidupan
sehari-hari.

E. Tujuan Pembelajaran
Dengan kegiatan diskusi dalam pembelajaran kelompok, peserta didik terlibat
aktif mengamati (Observing), menanya (Questioning), mencoba
(Experimenting), menalar (Assosiating) dan mengkomunikasikan
(Networking) dalam pembelajaran serta menumbuhkan rasa keingintahuan
peserta didik, memahami konsep representasi, menumbuhkan kemampuan
representasi matematis dan dapat :
1. Mampu membuat diagram, grafik, tabel dan gambar untuk memperjelas
masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.
2. Mampu membuat persamaan atau model matematika dari representasi
lain yang diberikan.
3. Mampu menyelesaikan masalah dengan melibatkan ekspresi matematis.
4. Mampu menulis langkah-langkah penyelesaian masalah matematis
dengan kata-kata.
5. Mampu menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis.
6. Menerapkan konsep sistem pertidaksamaan linear dua variabel ke dalam
pemecahan masalah program linear.
7. Menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua
variabel.
8. Membuat model matematika dari soal cerita yang berkaitan dengan
masalah program linear.
9. Menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik.
10. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah
yang relevan yang berkaitan dengan program linear dalam kehidupan
sehari-hari.

F. Materi Pembelajaran
NILAI OPTIMUM DENGAN METODE GARIS SELIDIK
Selain dengan menggunakan uji titik pojok, nilai optimum juga dapat
ditentukan dengan menggunakan garis selidik. Persamaan garis selidik
dibentuk dari fungsi objektif. Jika fungsi objektif suatu program linear
maka persamaan garis selidik yang digunakan adalah ax
+ by = ab, dengan Nilai optimum yaitu dapat sebagai nilai
maksimum atau nilai maksimum.

G. Model, Metode, dan Pendekatan


Model : Problem Based Learning (Memuat 5 sintaks yaitu
Mengorientasikan siswa kepada masalah,
mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu
penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah)
Metode : Diskusi Kelompok (Anggota kelompok masing-masing
beranggotakan 4-5 orang)
Pendekatan : Scientific (Memuat 5 sintaks yaitu mengamati,
menanya, mengolah informasi, mengasosiasi,
mengkomunikasikan)

H. Kegiatan Pembelajaran
Langkah
Pembelajaran
Deskripsi
dan Alokasi
Waktu
Kegiatan 1. Siswa memberi salam.
Pendahuluan 2. Siswa berdoa.
(10 menit) 3. Siswa memperhatikan guru yang sedang mengabsen.
4. Siswa menyimak tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh
guru, yaitu: siswa dapat terampil menerapkan nilai optimum
dengan menggunakan fungsi selidik.
5. Siswa mendengarkan motivasi yang disampaikan oleh guru
bahwa jika mempelajari materi ini dengan baik maka akan
digunakan nanti jika kalian memasuki perguruan tinggi
supaya dapat memahami pada nantinya dan tidak ada yang
sia-sia untuk mempelajari sesuatu hal atau materi apapun itu
pasti akan selalu berguna pada saatnya.
6. Siswa membuat kelompok yang beranggotakan 5-6 orang
secara heterogen.
7. Guru membagikan bahan ajar kepada setiap kelompok.
8. Siswa diingatkan kembali mengenai materi program linear
(Menentukan nilai optimum dengan metode uji titik pojok),
misalnya dengan menanyakan langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam menyelesaikan persoalan program linear
dengan menggunakan metode grafik. (Mengamati,
Mengolah informasi)

Kegiatan Inti 1. Siswa mendengarkan dan memperhatikan materi yang


(70 menit) disampaikan oleh guru yaitu program linear (menentukan
nilai optimum dengan metode garis selidik).

Fase 1 mengorientasikan siswa kepada masalah


2. Siswa memperhatikan contoh masalah yang diberikan oleh
guru pada halaman 38-40 no 1 dan 2 yang berkaitan dengan
menentukan nilai optimum dengan metode garis selidik.
(terlampir)
Fase 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar
3. Siswa diajak untuk mengamati dan menyelesaikan sebuah
masalah kelompok pada materi nilai optimum dengan metode
garis selidik untuk dikerjakan secara berkelompok pada
halaman 43 no 1 (Mengamati, Mengolah informasi,
Mengasosiasi). (terlampir)
4. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada yang
belum dimengerti dari sebuah pengamatan tersebut.
(Menanya)
Fase 3 membantu penyelidikan
5. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk memahami
masalahnya, merencanakan penyelesaian, melaksanakan
masalah, dan melakukan pengecekan kembali pada tahap
pemecahan masalahnya (Mengasosiasi)
6. Guru mengawasi jalannya diskusi dan siswa diarahkan untuk
terlibat aktif dalam diskusi kelompoknya.
Fase 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya
7. Setiap perwakilan kelompok mempersentasikan hasil
jawaban kelompoknya. (Mengkomunikasikan)
Fase 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
8. Siswa diberi kesempatan kepada kelompok lain untuk
bertanya. (Menanya)
9. Siswa mendengarkan penguatan yang diberikan oleh guru
mengenai tanggapan setiap siswa dengan cara membahas
jawaban yang benar secara bersama-sama.

Kegiatan 1. Siswa diminta untuk membuat kesimpulan terhadap


Penutup pelajaran yang telah dilaksanakan mengenai nilai optimum
(10 menit) menggunakan metode garis selidik.
2. Siswa diberikan tugas untuk mengerjakan soal evaluasi
(individu) halaman 45 no 1 tentang menentukan nilai
optimum dengan metode garis selidik. (terlampir)
3. Siswa diminta untuk mempelajari semua materi program
linear yang telah dipelajari untuk melakukan tes evaluasi
pada pertemuan berikutnya.
4. Guru menjawab salam.
I. Penilaian Hasil Belajar
Penilaian pengetahuan : Latihan soal pada bahan ajar (modul)

J. Media/ Alat, bahan, dan Sumber Belajar


a. Media/ Alat : Papan tulis dan soal tugas
b. Sumber Belajar
1. Buku Matematika Pegangan Guru Kelas XI, Kementrian Pedidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014
2. Buku Matematika Pegangan Siswa Kelas XI, Kementrian
Pedidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014
3. Modul matematika program linear semester ganjil kelas XI SMK

Cirebon, …………………….2017

Guru Mata Pelajaran Peneliti

……………………… Erna Nur Agustina

NIP. - NPM. 113070113


SOAL – SOAL dan PEMBAHASAN

Masalah 1 (Menentukan Nilai Maksimum Fungsi Objektif f(x, y) = ax + by)


Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (penyelesaian masalah
dengan melibatkan ekspresi matematis)
Suatu program linear dapat diterjemahkan ke dalam model matematika berikut.
Tentukan titik maksimum fungsi
objektif f = x + 2y. Kemudian, tentukan nilai maksimumnya.
Alternatif Penyelesaian:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui :
Ditanya : Nilai maksimumnya ?
Jawab :
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
a. Gambar grafik himpunan penyelesaian dari model matematika.

Daerah OABC adalah daerah himpunan penyelesaian pertidaksamaan.


Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)
b. Carilah titik B. Titik B merupakan perpotongan garis x + 3y = 9 dengan
garis 2x + y = 8. Dengan cara eliminasi dan substitusi, tentukanlah
koordinat titik B.
Substitusikanlah x = 3 ke salah satu persamaan. Misalnya, ke
persamaan x + 3y = 9.

Jadi, koordinat titik B(3, 2).


c. Gambar garis x + 2y = 2 sebagai garis selidik. Kemudian, gambarlah
garis-garis yang sejajar dengan garis x + 2y = 2 sampai diperoleh garis
yang melalui titik pojok terjauh dari titik O(0, 0).

Dari gambar tersebut, titik B(3, 2) adalah titik terjauh yang dilalui oleh garis
yang sejajar dengan garis selidik x + 2y = 2. Oleh karena itu, titik B(3, 2)
adalah titik maksimum. Nilai maksimumnya diperoleh dengan
mensubstitusikan titik B(3, 2) ke fungsi objektif.
. Dengan demikian, diperoleh nilai maksimum
fungsi objektif adalah 7.
Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan masalah
disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
substitusikan nilai 00 , 40 B 32 C 03 kedalam persamaan
maka
Titik Potong
00 0
40 4
B 32 7
C 03 6
Titik maksimum tersebut adalah berada di titik B(3,2) Sehingga dapat
disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah benar.

Masalah 2 (Menentukan Nilai Minimum Fungsi Objektif f(x, y) = ax + by)


Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (penyelesaian masalah
dengan melibatkan ekspresi matematis)
Suatu masalah program linear dapat diterjemahkan ke dalam model matematika
berikut 0 0
Tentukan titik minimum fungsi objektif f(x, y) = 14x + 7y dan tentukan nilai
minimumnya.
Alternatif Penyelesaian
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui :
0 0
Ditanya : Nilai minimum?
Jawab :
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
a. Gambar grafik himpunan penyelesaian dari model matematika.

Daerah OABC adalah daerah himpunan penyelesaian pertidaksamaan.


Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)
b. Carilah koordinat titik B dan C. Titik B merupakan perpotongan garis
dan garis Dengan cara eliminasi dan
substitusi dapat diperoleh koordinat titik

Substitusikanlah x =3 ke salah satu persamaan. Misalnya, ke persamaan

Maka

Jadi, koordinat titik B(3, 2).


Titik C merupakan perpotongan garis 4x + y = 8 dan garis x + y = 5.
Dengan cara eliminasi dan substitusi, dapat diperoleh koordinat titik C.

Substitusikanlah x = 1 ke salah satu persamaan. Misalnya, ke persamaan


x+y=5

Jadi, koordinat titik C(1, 4).


c. Buat garis selidik dari fungsi objektif f(x, y) = 14x + 7y. Gambarlah garis
selidik 14x + 7y = 88 atau sederhanakan menjadi 2x + y = 14. Gambarlah
garis-garis yang sejajar dengan 2x + y = 14. Temukan titik pojok yang
terdekat dari titik O(0, 0) yang dilalui garis sejajar tersebut. Terlihat pada
gambar titik C(1, 4) dilalui oleh garis yang sejajar dengan garis selidik 2x + y
= 14. Oleh karena itu, titik C(1, 4) merupakan titik minimum. Nilai minimum
fungsi objektif diperoleh dengan menyubstitusikan C(1, 4) ke dalam f(x, y) =
14x + 7y.

Dengan demikian, nilai minimumnya adalah 42.

Langkah 4 ( Melakuan Pengecekan Kembali)


Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan masalah
disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar. Substitusikan nilai
60 , 32 C 1 4 kedalam persamaan f(x, y) = 14x + 7y. maka:

Titik Potong f(x, y) = 14x + 7y.


60 84
32 56
C 14 42

Titik minimum tersebut adalah berada di titik C(1,4) Sehingga dapat disimpulkan
semua langkah dan jawabannya sudah benar.
LEMBAR KERJA SISWA

Kelompok 1
Nama : 1. …………………… 4. ...…………………
2. ...………………… 5. ……………………
3. ……………………
Kelas / Semester : XI / 1

Kerjakan dan buatlah kelompok maksimal 5 orang secara heterogen!


Cokelat A yang harganya Rp600,00 per bungkus dijual dengan laba Rp80,00 per
bungkus. Cokelat B harganya Rp1.000,00 per bungkus dijual dengan laba
Rp125,00 per bungkus. Modal yang dimiliki pedagang adalah Rp300.000,00 dan
kotak tempat menjual cokelat mampu memuat 350 bungkus. Tentukan:
a. Laba maksimum yang dapat diperoleh pedagang, Indikator representasi
persamaan atau ekspresi matematis (penyelesaian masalah dengan
melibatkan ekspresi matematis) (SKOR 50)
b. Banyaknya cokelat A dan cokelat B yang harus dibeli pedagang agar dapat
diperoleh laba yang maksimum dengan metode garis selidik. Indikator
representasi kata teks tertulis (Menjawab soal dengan menggunakan kata-
kata atau teks tertulis). (SKOR 50)
KUNCI JAWABAN

Langkah 1 (Memahami Masalah)


Diketahui : Cokelat A yang harganya Rp600,00 per bungkus dijual dengan laba
Rp80,00 per bungkus
Cokelat B harganya Rp1.000,00 per bungkus dijual dengan laba
Rp125,00 per bungkus
Modal yang dimiliki pedagang adalah Rp300.000,00
Kotak tempat menjual cokelat mampu memuat 350 bungkus
Ditanya :
a. Laba maksimum?
b. Banyaknya cokelat A dan cokelat B yang harus dibeli pedagang?
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
Coklat A Coklat B Modal
Kotak 1 1 350
Harga 600 1.000 300.000
Laba Rp. 80,00 Rp. 125,00 -

Jadi, bentuk pertidaksamaannya adalah:


Fungsi kendala:

Fungsi objektif:
Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)
 Gambarkan grafiknya:

 Carilah titik C. Titik C merupakan perpotongan garis x + y = 350 dengan


garis 6x + 10y = 3000. Dengan cara eliminasi dan substitusi, tentukanlah
koordinat titik C.

Substitusikanlah y = 225 ke salah satu persamaan. Misalnya, ke


persamaan x + y = 350.

Maka

Jadi, koordinat titik C(125, 225).


 Buatlah garis selidik 80x + 125y = 10.000 Temukan titik pojok yang
terdekat dari titik O(0, 0) yang dilalui garis sejajar tersebut. Terlihat pada
gambar titik C(125, 225) dilalui oleh garis yang sejajar dengan garis
selidik 80x + 125y = 10.000. Oleh karena itu, titik C(125, 225)
merupakan titik maksimum. Nilai maksimum fungsi objektif diperoleh
dengan menyubstitusikan C(125, 225) ke dalam f(x, y) = 80x + 125y.
f(125, 225) = 80x + 125y
= 80(125) + 125(225)
= 10000 + 28125
= 38125
Dengan demikian, nilai maksimumnya adalah 38125.
a. Berdasarkan penyelesaian tersebut diketahui bahwa laba maksimum
yang dapat diperoleh pedagang adalah Rp38.125,00.
b. Laba maksimum diperoleh jika banyaknya cokelat A sebanyak 125
bungkus dan cokelat B sebanyak 225 bungkus.
Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan
masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
Substitusikan nilai , kedalam persamaan f(x,
y) = 80x + 125y. maka
Titik Potong f(x, y) = 80x + 125y
37500
28000
38125

Titik maksimum tersebut adalah berada di titik C(125, 225)Sehingga dapat


disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah benar.
Tugas Individu (Sebagai bahan evaluasi)

Jawablah dengan benar dan tepat kemudian berilah tanda silang (X) pada option
a,b c d, atau e!

Seorang pedagang roti memiliki modal Rp60.000,00. Ia merencanakan menjual


roti A dan roti B. Roti A dibeli dari agen Rp600,00 per bungkus, sedangkan roti B
dibeli dari agen Rp300,00 per bungkus. Keuntungan yang diperoleh pedagang itu
adalah Rp150,00 untuk setiap penjualan sebungkus roti A dan Rp100,00 untuk
setiap penjualan sebungkus roti B. Oleh karena keterbatasan tempat, pedagang roti
itu hanya akan menyediakan 150 bungkus roti. Tentukan keuntungan maksimum
yang dapat diperoleh oleh pedagang. Berapa bungkus roti A dan roti B yang harus
disediakan? Selesaikanlah masalah tersebut dengan menggunakan metode garis
selidik. Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis
(penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis)

a. Rp. 17.500 c. Rp. 17.000 e. Rp. 19.000


b. Rp. 18.500 d. Rp. 18.000
Jawabannya: A
Lampiran C.4 Rencana Implementasi Bahan Ajar Pertemuan Ke-4

RENCANA IMPLEMENTASI BAHAN AJAR MODUL


PROGRAM LINEAR

Sekolah :
Kelas/Semester : XI/1
Mata Pelajaran : Matematika
Topik : Program Linear
Alokasi Waktu : 2 × 45 menit (Pertemuan ke-4)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), responsif dan
proaktif dan menunjukan sikap sebagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam interaksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan wawasan kemanusian,
kebangsaaan, kenegaraan dan peradaban terkait penyebab fenomena dan
kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian
yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar
1.1 Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya.
2.1 Memiliki motivasi internal, kemampuan bekerja sama, konsisten, sikap
disiplin, rasa percaya diri, dan sikap toleransi dalam perbedaan strategi
berpikir dalam memilih dan menerapkan strategi menyelesaikan masalah.
2.2 Mampu mentransformasi diri dalam berpilaku jujur, tangguh mengadapi
masalah, kritis dan disiplin dalam melakukan tugas belajar matematika.
2.3 Menunjukkan sikap bertanggung jawab, rasa ingin tahu, jujur dan
perilaku peduli lingkungan.
3.1 Mendeskripsikan konsep sistem persamaan dan pertidaksamaan linear
dua variabel dan menerapkannya dalam pemecahan masalah program
linear.
3.2 Menerapkan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan masalah program
linear terkait masalah nyata dan menganalisis kebenaran langkah-
langkahnya.
4.1 Merancang dan mengajukan masalah nyata berupa masalah program
linear, dan menerapkan berbagai konsep dan aturan penyelesaian sistem
pertidaksamaan linier dan menentukan nilai optimum dengan
menggunakan fungsi selidik yang ditetapkan.

C. Indikator Kemampuan Representasi Matematis


1. Representasi visual, meliputi:
 Membuat diagram, grafik, tabel dan gambar untuk memperjelas
masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.
2. Representasi persamaan atau ekspresi matematis, meliputi:
 Membuat persamaan atau model matematika dari representasi lain
yang diberikan.
 Penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis.
3. Representasi kata atau teks tertulis, meliputi:
 Menulis langkah-langkah penyelesaian masalah matematis dengan
kata-kata.
 Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis.

D. Indikator Pencapaian Kompetensi


1. Mampu membuat diagram, grafik, tabel dan gambar untuk memperjelas
masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.
2. Mampu membuat persamaan atau model matematika dari representasi
lain yang diberikan.
3. Mampu menyelesaikan masalah dengan melibatkan ekspresi matematis.
4. Mampu menulis langkah-langkah penyelesaian masalah matematis
dengan kata-kata.
5. Mampu menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis.
6. Menerapkan konsep sistem pertidaksamaan linear dua variabel ke dalam
pemecahan masalah program linear.
7. Menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua
variabel.
8. Membuat model matematika dari soal cerita yang berkaitan dengan
masalah program linear.
9. Menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik.
10. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah
yang relevan yang berkaitan dengan program linear dalam kehidupan
sehari-hari.

E. Tujuan Pembelajaran
Dengan kegiatan diskusi dalam pembelajaran kelompok, peserta didik terlibat
aktif mengamati (Observing), menanya (Questioning), mencoba
(Experimenting), menalar (Assosiating) dan mengkomunikasikan
(Networking) dalam pembelajaran serta menumbuhkan rasa keingintahuan
peserta didik, memahami konsep representasi, menumbuhkan kemampuan
representasi matematis dan dapat :

1. Mampu membuat diagram, grafik, tabel dan gambar untuk memperjelas


masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya.
2. Mampu membuat persamaan atau model matematika dari representasi
lain yang diberikan.
3. Mampu menyelesaikan masalah dengan melibatkan ekspresi matematis.
4. Mampu menulis langkah-langkah penyelesaian masalah matematis
dengan kata-kata.
5. Mampu menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis.
6. Menerapkan konsep sistem pertidaksamaan linear dua variabel ke dalam
pemecahan masalah program linear.
7. Menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua
variabel.
8. Membuat model matematika dari soal cerita yang berkaitan dengan
masalah program linear.
9. Menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik.
10. Terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah
yang relevan yang berkaitan dengan program linear dalam kehidupan
sehari-hari.

F. Model, Metode, dan Pendekatan


Model : Problem Based Learning (Memuat 5 sintaks yaitu
Mengorientasikan siswa kepada masalah,
mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu
penyelidikan, mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah)
Metode : Diskusi Kelompok (Anggota kelompok masing-masing
beranggotakan 4-5 orang)
Pendekatan : Scientific (Memuat 5 sintaks yaitu mengamati,
menanya, mengolah informasi, mengasosiasi,
mengkomunikasikan)
G. Kegiatan Pembelajaran
Langkah
Deskripsi
Pembelajaran
Kegiatan 1. Siswa memberi salam.
Pendahuluan 2. Siswa berdoa.
(5 menit) 3. Siswa memperhatikan guru yang sedang mengabsen.
4. Siswa mendengarkan motivasi yang disampaikan oleh
guru bahwa ketika kita menguasai suatu materi apapun
maka materi itu akan selalu berguna untuk materi-maeri
yang berkaitannya.
5. Siswa membuat kelompok yang beranggotakan 5-6 orang
secara heterogen.
6. Guru membagikan bahan ajar kepada setiap kelompok.
7. Siswa diingatkan kembali mengenai materi program linear
dari mulai materi model matematika, menentukan nilai
optimum dengan uji titik pojok, dan menentukan nilai
optimum dengan garis selidik.

Kegiatan Inti Fase 1 mengorientasikan siswa kepada masalah


(60 menit) 1. Siswa diberi sebuah masalah evaluasi pada halaman 45-48
no 1-10 yang berkaitan dengan semua materi program
linear yang dikerjakan secara berkelompok. (Mengamati,
Mengolah informasi, Mengasosiasi). (terlampir)
Fase 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar dan Fase 3
membantu penyelidikan
2. Siswa berdiskusi dalam kelompoknya untuk memahami
masalahnya, merencanakan penyelesaian, melaksanakan
masalah, dan melakukan pengecekan kembali pada tahap
pemecahan masalahnya. (Mengasosiasi)
3. Guru mengawasi jalannya diskusi dan siswa diarahkan
untuk terlibat aktif dalam diskusi kelompoknya.
4. Setelah selesai mengerjakan setiap kelompok diminta
untuk mengumpulkan jawabannya.
5. Semua siswa kembali ketempat duduknya masing-masing.
6. Semua siswa diminta untuk mengisi soal asah kemampuan
pada modul halaman 48 no 1-4 tentang program linear.
(Mengasosiasi) terlampir

Fase 4 mengembangkan dan menyajikan hasil karya


7. Salah satu siswa diminta untuk mempersentasikan hasil
jawabannya dan saling bertukar pendapatnya.
(Mengkomunikasikan)
Fase 5 menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah
8. Siswa mendengarkan penguatan yang diberikan oleh guru
mengenai tanggapan setiap siswa dengan cara membahas
jawaban yang benar secara bersama-sama.
9. Siswa mendengarkan penguatan yang diberikan oleh guru
mengenai tanggapan setiap siswa dengan cara membahas
jawaban yang benar secara bersama-sama.

Kegiatan 1. Siswa diminta untuk membuat kesimpulan terhadap


Penutup pelajaran yang telah dilaksanakan.
(25 menit) 2. Siswa diminta untuk menutup semua buku catatannya.
3. Siswa diminta untuk menjawab soal uji kompetensi pada
modul halaman 49-50 no 1-6 mengenai materi program
linear.
4. Guru menjawab salam.

H. Penilaian Hasil Belajar


Penilaian pengetahuan : Latihan soal pada bahan ajar (modul)

I. Media/ Alat, bahan, dan Sumber Belajar


a. Media/ Alat : Papan tulis dan soal tugas
b. Sumber Belajar
1. Buku Matematika Pegangan Guru Kelas XI, Kementrian Pedidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014
2. Buku Matematika Pegangan Siswa Kelas XI, Kementrian
Pedidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 2014
3. Modul matematika program linear semester ganjil kelas XI SMK

Cirebon, …………………….2017

Guru Mata Pelajaran Peneliti

………………………… Erna Nur Agustina

NIP. NPM. 113070113


SOAL – SOAL dan PEMBAHASAN
Soal Evaluasi
1. B 6. E
2. C 7. C
3. D 8. A
4. D 9. C
5. B 10. C

Asah kemampuan
1. Apakah yang dimaksud dengan model matematika? Jelaskan dengan
menggunakan kata-kata sendiri. Indikator representasi kata teks tertulis
(Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau teks tertulis).
Jawab: Model matematika merupakan penerjemahan permasalahan sehari-
hari ke dalam kalimat matematika.
2. Apa yang Anda ketahui tentang program linear? Indikator representasi
kata teks tertulis (Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata atau
teks tertulis).
Jawab: Program linear merupakan salah satu ilmu matematika yang
digunakan untuk memaksimumkan atau meminimumkan fungsi objektif
dengan kendala tertentu.
3. Harga 1 kg beras Rp6000,00 dan 1 kg gula Rp4500,00. Seorang pedagang
memiliki modal Rp500.000,00 dan tempat yang tersedia hanya memuat 1
kuintal. Jika pedagang tersebut membeli x kg beras dan y kg gula, tentukan
model dari masalah tersebut. Indikator representasi persamaan atau
ekspresi matematis (Membuat model matematika dari representasi lain
yang diberikan).
Jawab:
Misal : x = banyaknya beras yang dibeli
y = banyaknya gula yang dibeli
Beras Gula Modal
Tempat 1 1 100
Harga 6.000 4.500 500.000
Jadi model matematikanya adalah:
x + y ≤ 100
6000x + 4500y ≤ 500.000 60x + 45y ≤ 5000
x ≥ 0, y ≥ 0
4. Diberikan sistem pertidaksamaan linier:
x–y≥3
5x + 3y ≥ 9
a. Gambarkan grafik pertidak-samaan pada sistem tersebut! Indikator
representasi visual (Membuat grafik untuk memperjelas masalah
dan memfasilitasi penyelesaiannya)
Jawab:

b. Tentukanlah himpunan penye-lesaian sistem tersebut, dengan syarat


tambahan x > 0 dan y <0! Indikator representasi visual (Membuat
grafik untuk memperjelas masalah dan memfasilitasi
penyelesaiannya)
Jawab:
c. Selanjutnya dapatkah kamu menentukan himpunan penye-lesaian
sistem tersebut untuk syarat x < 0 dan y > 0? Jelaskan! Indikator
representasi kata teks tertulis (Menjawab soal dengan
menggunakan kata-kata atau teks tertulis).
Jawab: tidak, karena dengan diberikan syarat x < 0 dan y > 0 itu
maka garis tersebut tidak akan saling bertemu antara daerah himpunan
penyelesaiannya.
LEMBAR KERJA SISWA

1. Gambarlah grafik himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan


, , Indikator representasi visual
(Membuat grafik untuk memperjelas masalah dan memfasilitasi
penyelesaiannya)
2. Tentukan nilai minimum dengan metode uji titik pojok dari masalah program
linear berikut dengan menggunakan tabel atau dengan cara alternatif!
Fungsi objektif: f(x,y) = 7x + 4y
Kendala :

Indikator representasi visual (Membuat tabel untuk memperjelas masalah


dan memfasilitasi penyelesaiannya)
3. Daerah yang diarsir merupakan himpunan penyelesaian dari sistem
pertidaksamaan. Tentukan model matematika dari grafik dibawah ini!
Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (Membuat
model matematika dari representasi lain yang diberikan).

4. Seorang petani memberikan dua jenis pupuk untuk sawahnya. Pupuk jenis I
mengandung 16 gram zat A dan 6 gram zat B, sedangkan pupuk jenis II
mengandung 8 gram zat A dan 18 gram zat B. Pada setiap musim tanam padi,
petani tersebut membutuhkan paling sedikit 128 gram zat A dan 108 gram zat
B untuk keberhasilan panennya. Jika harga pupuk jenis I adalah Rp. 50.000,-
dan pupuk jenis II adalah Rp. 35.000,-. Maka tentukan model matematikanya
dan banyaknya pupuk jenis I dan pupuk jenis II yang harus dibeli agar biaya
pemeliharaan sawahnya minimal! Indikator representasi persamaan atau
ekspresi matematis (penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi
matematis)
5. Bagaimana langkah-langkah menggambar grafik himpunan penyelesaian dari
pertidaksamaan linear . Uraikan dengan kata-kata! Indikator
representasi kata teks tertulis (Menjawab soal dengan menyebutkan
langkah-langkah).
6. Mika adalah seorang pedagang kue, Mika biasa menjual kue donat, kue
kering dan kue putri salju dalam sehari Mika memproduksi 3 bungkus kue
donat, 4 kue kering dan 2 kue putri salju. Berapakah jumlah kue yang
diproduksi dalam 5 hari? Ceritakanlah dengan kata-kata! Indikator
representasi kata teks tertulis (Menjawab soal dengan menggunakan kata-
kata atau teks tertulis).
KUNCI JAWABAN

NO. JAWABAN SKOR


1. - Mencari titik potong garis 15
X 0 1
Y -1 0
(x,y) (0,-1) (1,0)
- Mencari titik potong garis
X 0 2
Y 3 0
(x,y) (0,3) (2,0)
- Menentukan titik uji sebarang misal kita ambil titik (1,2) kemudian
substitusikan kepersamaan awal maka:
i.
memenuhi
ii. 6
6 tidak memenuhi
iii. 0 memenuhi
iv. memenuhi

2. Mula-mula dibuat tabel dari semua kendala terhadap sumbu X, sumbu Y, 25


dan titik potong antargaris pembatas.
f(x,y) = 7x + 4y
Garis Memotong Memotong Titik potong dua garis
sumbu X sumbu Y
3x + (2,0) (0,3)
2y = (8,0) (0,2)
6
x+
4y =
8
(0,3)

Jadi, nilai minimal pada titik pojok .


3. Sistem pertidaksamaan linear untuk daerah himpunan penyelesaian grafik 15
tersebut adalah:
4x + 3y ≤ 12
x + 5y ≥ 5
x≥0
y≥0

4. a. Tabel : 25
Pupuk Jenis Pupuk Jenis
Keperluan
I II
Zat A 16 gram 8 gram 128 gram

Zat B 6 gram 18 gram 108 gram

Harga Rp. 50.000,- Rp. 35.000,- -


Permisalan:
x adalah banyaknya pupuk jenis I yang dibeli
y adalah banyaknya adonan pupuk jenis II yang dibeli
Fungsi kendala:

Fungsi objektif:

Sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah:

Dengan kendala,

b. Menentukan titik potong


II. II.

x 0 8 x 0 18
y 16 0 y 6 0
(x,y) (0,16) (8,0) (x,y) (0,6) (18,0)
Menentukan titik pojok menggunakan cara eliminasi & substitusi:

Substitusikan y = 4 ke persamaan

jadi, titik C (6,4)

Menentukan nilai minimum fungsi objektif z dengan uji titik potong


daerah penyelesaian.
Fungsi Objektif: z =
Titik pojok Nilai z
A (0,16) z=
B (18,0) z=
C (6, 4) z=

Jadi, banyaknya pupuk jenis I dan pupuk jenis II yang harus dibeli agar
biaya pemeliharaan sawahnya minimal adalah RP.440.000,-
5. Langkah-langkah untuk membuat grafik adalah sebagai berikut: 10
a. Menentukan batas daerahnya
b. Menentukan uji sebarang titik
c. Gambarkan grafiknya

6. Diketahui bahwa Mika memproduksi tiga jenis kue yaitu kue donat, kue 10
kering, dan kue putri salju dalam sehari mika bisa menghasilkan 3
bungkus kue donat maka dalam 5 hari Mika bisa menghasilkan 15
bungkus kue donat (3 x 5 hari) kemudian dalam sehari Mika bisa
menghasilkan 4 bungkus kue kering maka dalam 5 hari Mika bisa
menghasilkan 20 bungkus kue kering (4 x 5 hari) kemudian dalam sehari
pula mika bisa menghasilkan 2 bungkus kue putrid salju maka dalam 5
hari Mika bisa menghasilkan 10 bungkus kue putri salju (2 x 5 hari). Jadi,
total kue yang diproduksi oleh Mika dalam waktu 5 hari adalah 15 + 20 +
10 = 35 kue.
LAMPIRAN D
BAHAN AJAR

D.1 Bahan Ajar


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah


memberikan berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyusun bahan ajar (modul) Program Linear untuk siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Modul ini dibuat dengan tujuan agar
siswa mudah dalam memahami konsep program linear dan dapat
mengembangkan kemampuan representasi matematis dengan baik.
Representasi disini yaitu cara bagaimana untuk mengembangkan
kemampuan visual, verbal, dan symbol.
Modul Program Linear ini dibuat berlandaskan pada kurikulum
2013 dengan mengunakan model Problem Based Learning. Dimana
dengan menggunakan model ini siswa dituntut untuk mempelajari
dari sebuah masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-
hari, sehingga pada proses pembelajaran siswa menjadi terlatih
untuk menghadapi suatu persoalannya.
Penulis sangat menyadari bahwa modul ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk perbaikan
sangat diharapkan oleh penulis. Tak lupa saya juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan
modul ini. Semoga modul ini memberikan manfaat dan dapat
digunakan untuk para pembaca.

Cirebon, September 2017

Penulis.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………...1

Daftar Isi ....................................................................................................2


Kompetensi Inti………………………………………………………………………..3

Kompetensi Dasar ...................................................................................... 3


Indikator Pembelajaran............................................................................... 4
Tujuan Pembelajaran .................................................................................. 4
Indikator Kemampuan Representasi Matematis ......................................... 4
Tujuan Pembelajaran Kemampuan Representasi Matematis ...................... 5
Sintaks Problem Based Learning................................................................. 5
Manfaat Penguasaan Kompetensi Bagi Siswa ............................................. 5
Peta Konsep ............................................................................................... 6
Bagian - Bagian Modul ............................................................................... 7
BAB 1 Materi Prasyarat (Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel)…..9

BAB II Materi Inti (Program Linear)…………………………………………….17

Model Matematika dari Soal Cerita .............................................. 18


Menentukan Nilai Optimum dengan Metode Uji Titik Pojok ....... .27
Menentukan Nilai Optimum dengan Garis Selidik……………………39

1.Menentukan Nilai Maksimum Fungsi Objektif f(x, y) = ax + by .. 205


2.Menentukan Nilai Minimum Fungsi Objektif f(x, y) = ax +
by……207
Evaluasi ………………………………………………………………………………..48

Asah Kemampuan ..................................................................................... 50


Uji Kompetensi……………………………………………………………………….51

Rangkuman…………………………………………………………………………….53

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 54

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 2
KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR
3.1 Mendeskripsikan konsep sistem persamaan dan pertidaksamaan linier
dua variabel dan menerapkannya dalam pemecahan masalah program
linear.
3.2 Menerapkan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan masalah
program linear terkait masalah nyata dan menganalisis kebenaran
langkah-langkahnya.
4.2 Merancang dan mengajukan masalah nyata berupa masalah program
linear, dan menerapkan berbagai konsep dan aturan penyelesaian
sistem pertidaksamaan linier dan menentukan nilai optimum dengan
menggunakan fungsi selidik yang ditetapkan.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 3
INDIKATOR PEMBELAJARAN

1. Menerapkan konsep sistem pertidaksamaan linear dua variabel ke


dalam pemecahan masalah program linear.
2. Menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua
variabel.
3. Membuat model matematika dari soal cerita yang berkaitan dengan
masalah program linear.
4. Menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik.
5. Terampil menerapkan nilai optimum dengan menggunakan fungsi
selidik.

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa diharapkan dapat:


1. Menerapkan sistem pertidaksamaan linear dua variabel ke dalam
pemecahan masalah program linear.
2. Menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear dua
variabel.
3. Membuat model matematika dari soal cerita yang berkaitan dengan
masalah program linear.
4. Menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik.
5. Terampil menerapkan nilai optimum dengan menggunakan fungsi
selidik.

INDIKATOR KEMAMPUAN REPRESENTASI


MATEMATIS

1. Visual, yaitu kemampuan merepresentasikan bentuk gambar grafik


kartesius atau tabel.
2. Verbal, yaitu kemampuan mengkomunikasikan suatu bentuk
representasi kedalam bentuk verbal atau kata – kata.
3. Simbol, yaitu kemampuan menyelesaikan masalah dalam bentuk simbol
matematis atau persamaan matematis.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 4
TUJUAN PEMBELAJARAN KEMAMPUAN
REPRESENTASI MATEMATIS

Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa diharapkan dapat:


1. Menggambarkan suatu tabel atau grafik himpunan penyelesaian sistem
pertidaksamaan linear dua variabel.
2. Memahami konsep program linear pada masalah untuk mengubahnya
kedalam simbol matematika atau kedalam bentuk persamaan.
3. Menterjemahkan suatu grafik kedalam simbol matematika atau
sebaliknya.
4. Menjelaskan permasalahan dengan kata-kata teks tertulis
5. Menggunakan pola pikir yang tinggi untuk bernalar pada suatu
permasalahan.
6. Menjawab semua persoalan yang ada.

SINTAKS PROBLEM BASED LEARNING

1. Mengorientasi siswa pada masalah


2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
3. Membantu siswa memecahkan masalah
 Memahami masalah
 Merencanakan penyelesaiannya
 Melaksanakan masalah sesuai rencana
 Melakukan pengecekan kembali
4. mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah
5. menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

MANFAAT PENGUASAAN KOMPETENSI


BAGI SISWA

1. Siswa dapat menyelesaikan suatu permasalahan program linear .


2. Siswa dapat mengetahui konsep untuk menyelesaikan suatu
permasalahan program linear yang berkaitan dengan kehidupan sehari-

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 5
hari untuk mencari keuntungan terbersar yang diperoleh khususnya
dibidang ekonomi dalam perdagangan.
3. Sebagai pengetahuan untuk siswa jika ingin melanjutkan keperguruan
tinggi khususnya dalam pendidikan matematika.

PETA KONSEP

PEDOMAN PENGGUNAAN MODUL

Untuk mempelajari bahan ajar ini, hal-hal yang perlu dilakukan siswa
adalah sebagai berikut:

1. Siswa harus memahami tujuan pembelajaran.


2. Bacalah dan pelajari modul ini secara berurutan.
3. Pelajari dan pahami permasalahan yang ada termasuk materi dan
contoh soal.
4. Kerjakan semua latihan yang ada dengan teman sekelompokmu, jika
merasa kesulitan dapat melakukan dengan bertanya pada guru.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 6
BAGIAN - BAGIAN MODUL

Materi prasyarat, mengingatkan kembali siswa


Kepada materi yang akan dipelajari selanjutnya

Apersepsi, mengantarkan siswa


kepada materi yang akan dipelajari.
Berisi uraian singkat, contoh
penerapan, dan prasyarat yang harus
dikuasai.

Peta Konsep mempermudah alur


berpikir dan pemahaman materi
sehingga lebih sistematis.

Infomedia berisi pengetahuan


umum atau wawasan yang
berkaitan dengan materi yang
dibahas.

Jelajah matematika, berisi pengetahuan symbol


matematika berdasarkan ahli matematikanya.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 7
Evaluasi, berisi soal-soal untuk
menguji siswa dari keseluruhan
materi yang telah dipelajari

Uji Kompetensi disajikan untuk meningkatkan


kemampuan siswa memahami materi satu bab
dan sebagai latihan dalam satu bab.

Note, berisi catatan yang perlu


diketahui siswa

Latihan individu, disajikan untuk menguji

kemampuan setiap siswanya.

Asah kemampuan, disajikan untuk


mengasah kemampuan siswa.

Rangkuman merupakan intisari materi


Sehingga memudahkan siswa mengingat

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 8
BAB 1
Materi Prasyarat
( Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel )

Bentuk umum sistem pertidaksamaan linear


Masihkah kamu ingat materi
dua variabel, yaitu ax+ by < c; ax + by >c;
sistem pertidaksamaan
ax + by ≤ c ; ax + by ≥ c; dan ax + by c dengan
a, b adalah koefisien, c adalah konstanta linear dua variabel?
dan x, y adalah variabel.

Definisi Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel


Sistem pertidaksamaan linear dua variabel adalah suatu sistem yang
terdiri atas dua atau lebih pertidaksamaan dan setiap
pertidaksamaan tersebut mempunyai dua variabel.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menyelesaikan daerah


himpunan pertidaksamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut
a. Gambarlah garis ax + by = c pada bidang cartesius dengan cara
mencari titik-titik potong grafik dengan sumbu x ( y = 0 ) dan sumbu y
( x = 0 ).
b. Ambil titik sembarang P(x1, y1) yang bukan terletak pada garis
tersebut, kemudian dihitung nilai dari ax1 + by1. Nilai ax1 + by1 ini
dibandingkan dengan nilai c.
c. Daerah penyelesaian untuk pertidaksamaan ditentukan
sebagai berikut :
 Jika , maka daerah yang memuat P merupakan
daerah penyelesaian.
 Jika , maka daerah yang memuat titik P bukan
merupakan daerah penyelesaian.
d. Daerah penyelesaian untuk pertidaksamaan ditentukan
sebagai berikut
 Jika , maka daerah yang memuat P merupakan
daerah penyelesaian.
 Jika , maka daerah yang memuat titik P bukan
merupakan daerah penyelesaian.
e. Daerah yang bukan merupakan penyelesaian diberi arsiran, sehingga
daerah penyelesaiannya merupakan daerah tanpa arsiran. Hal ini
sangat membantu pada saat menentukan daerah yang memenuhi
terhadap beberapa pertidaksamaan.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 9
f. Daerah penyelesaian untuk pertidaksamaan yang memuat tanda sama
dengan digambar dengan garis penuh, sedangkan daerah penyelesaian
pertidaksamaan yang tidak memuat tanda sama dengan digambar
dengan garis putus-putus.

cara mengarsir grafik himpunan:


c. Jika ax + by ≤ c c. Jika x ≥ 0

d. Jika ax + by ≥ c d. Jika y ≥ 0

Masalah 1

Tentukan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan


linear berikut: Indikator representasi visual (Membuat
grafik untuk memperjelas masalah dan memfasilitasi
penyelesaiannya).
e. 2x + 3y ≥ 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
f. 2x + y ≤ 4 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
g. x + 2y < 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
h. 4x + 2y > 12 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
Alternatif Penyelesaian:

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 10
e. 2x + 3y ≥ 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear
tersebut untuk mempermudahnya maka rubahlah tanda
pertidaksamaan menjadi bentuk (=) yaitu menjadi 2x + 3y = 6, x
= 0 ( sumbu y ), y = 0 ( sumbu x ) dengan cara membuat tabel

x 0 … Ingat !!!
Y 2 0
Untuk menentukan titik
(x,y) (0, 2) (… , … ) koordinat x dan y kita misalkan
x nya nol dan y nya juga nol.
Jadi grafiknya adalah:

Letakanlah titik-titik koordinat kedalam sumbu kartesius,


kemudian tarik garis lurus antara titik-titiknya lalu arsir lah
daerah himpunan penyelesaiannya seperti pada gambar ini.

f. 2x + y ≤ 4 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear
tersebut untuk mempermudahnya maka rubahlah tanda
pertidaksamaan menjadi bentuk (=) yaitu menjadi … x + … y =
… , x = 0 ( sumbu y ), y = 0 ( sumbu x ) dengan cara membuat
tabel
x … …
Y … …
(x,y) (…, …) (3,0)

Jadi grafiknya adalah:

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 11
Letakanlah titik-titik koordinat kedalam sumbu kartesius

g. x + 2y < 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear
tersebut untuk mempermudahnya maka rubahlah tanda
pertidaksamaan menjadi bentuk (=) yaitu menjadi … x + … y =
…, x = 0 ( sumbu y ), y = 0 ( sumbu x ) dengan cara membuat
tabel seperti berikut:
Ingat !!!
x … …
Untuk menentukan titik
Y … … koordinat x dan y kita
misalkan x nya nol dan y
(x,y) (…, …) (… , … )
nya juga nol.

Jadi grafiknya adalah:


Letakanlah titik-titik koordinat kedalam sumbu kartesius

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 12
h. 4x + 2y > 12 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear
tersebut untuk mempermudahnya maka rubahlah tanda
pertidaksamaan menjadi bentuk (=) yaitu menjadi … x + … y =
… , x = 0 ( sumbu y ), y = 0 ( sumbu x ) dengan cara membuat
tabel seperti berikut:
x … …
Y … …
(x,y) (…, …) (… , … )
Jadi grafiknya adalah:
Letakanlah titik-titik koordinat kedalam sumbu kartesius

Masalah 2

Tentukan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan


linear berikut:
x+y≤6;x ≥2;y≥0
membentuk bangun seperti apakah daerah himpunan
penyelesaiannya? berikan alasanmu ! Indikator representasi
kata atau teks tertulis (Menjawab soal dengan
menggunakan kata-kata atau teks tertulis).

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 13
Alternatif Penyelesaian:
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear tersebut
untuk mempermudahnya maka rubahlah tanda pertidaksamaan
menjadi bentuk (=) yaitu menjadi x + y = 6 x = 2 (sumbu y), y = 0 (
sumbu x ) dengan cara membuat tabel.
Untuk garis 5x + 4y = 20 Ingat !!!
Untuk menentukan titik
x … …
koordinat x dan y kita misalkan
y … … x nya nol dan y nya juga nol.

(x,y) (0, 6) (6,0)

Gunakan titik uji (0, 0) pada setiap pertidaksamaan linear dua


variabel yang diberikan
• x+y≤6
0 + 0≤6
0 ≤ 6 (memenuhi)
Daerah yang memenuhi berada di sebelah kiri garis x + y = 6
• x ≥2
… ≥ 2 (…………………….)
Daerah yang memenuhi berada di sebelah ………………garis x = …
• y≥0
Daerah yang memenuhi berada di kuadran I.

Gambarkan setiap titik potong dari sistem pertidaksamaan linear


dua variabel, dan arsirlah pada setiap daerah yang memenuhi setiap
pertidaksamaan linear dua variabel tersebut.

Ayooo
beri
Grafik tersebut membangun seperti bangun ……………………………. alasanmu!!
karena …………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 14
Masalah 3

Diberikan sistem pertidaksamaan linier x –y ≥ 3 dan 5x +3y ≥ 9


Gambarkan grafik pertidak-samaan pada sistem tersebut dan
tentukanlah himpunan penye-lesaian sistem tersebut, dengan
syarat tambahan x > 0 dan y <0! Indikator representasi visual
(Membuat grafik untuk memperjelas masalah dan memfasilitasi
penyelesaiannya).

Alternatif penyelesaian:
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear tersebut
untuk mempermudahnya maka rubahlah tanda pertidaksamaan
menjadi bentuk (=) yaitu menjadi ……………………. dan
……………………….. dengan cara membuat tabel.
Untuk garis ……………….. Untuk garis …………………..
x … … x … …
y … … y … …
(x,y) ( …, … ) ( …, … ) (x,y) ( …, … ) ( …, … )

Gambarkan setiap titik potong dari sistem pertidaksamaan linear


dua variabel, dan arsirlah pada setiap daerah yang memenuhi setiap
pertidaksamaan linear dua variabel tersebut. Dengan syarat tambahan
x > 0 dan y <0

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 15
Masalah 4

Pak Rendi berencana membangun 2 tipe rumah; yaitu,


tipe A dan tipe B di atas sebidang tanah seluas 10.000
2
m . Setelah dia berkonsultasi dengan arsitek (perancang bangunan),
ternyata untuk membangun sebuah rumah tipe A dibutuhkan tanah
seluas 100 m2 dan untuk membangun sebuah rumah tipe B
dibutuhkan tanah seluas 75 m2. Karena dana yang dimilikinya
terbatas, maka banyak rumah yang direncanakan akan dibangun
paling banyak 125 unit tentukan model matematikanya!
Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis
(Membuat model matematika dari representasi lain yang diberikan)

Alternatif Penyelesaian
Misalkan: x adalah banyak rumah tipe A yang akan dibangun
y adalah banyak rumah tipe B yang akan dibangun
Maka model matematikanya:
pertidaksamaan ini disederhanakan menjadi:

Masalah 5
Tentukan sistem pertidaksamaan linear dua variabel
dari grafik tersebut! Indikator representasi persamaan atau
ekspresi matematis (Membuat sistem pertidaksamaan)
Alternatif Penyelesaian:
Titik di sumbu y itu kita misalkan dengan
variabel x begitu pula sebaliknya titik di
sumbu x kita misalkan dengan variabel y
jadi,
I II Untuk garis I :
artinya
Untuk garis II : ………………………………………………………………..
(lakukan dengan cara yang sama)

Perhatikan antara garis sumbu x dan sumbu y !!


Titik yang berada disb x sebagai nilai dari y dan,
titik yang berada disb y sebagai nilai dari x.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 16
BAB II
Materi Inti
( Program Linear )

Program linear merupakan salah satu ilmu matematika yang


digunakan untuk memaksimumkan atau meminimumkan fungsi
objektif dengan kendala tertentu. Program linear perlu dipelajari di
SMK karena dalam kehidupan sehari-hari, Anda sering menemukan
berbagai persoalan yang berkaitan dengan masalah maksimum dan
minimum (masalah optimasi) dengan sumber terbatas. Masalah-
masalah tersebut sering dijumpai dalam bidang industri, jasa,
koperasi, juga dalam bidang perdagangan. Salah satunya adalah
permasalahan berikut.
Killa , seorang lulusan SMK Tata Boga membuat dua jenis kue
untuk dijual di kantin makanan tradisional asal Jawa Barat, yaitu
kue lupis dan kue kelepon. Untuk membuat satu adonan kue lupis,
diperlukan 500 gram tepung beras ketan dan 300 gram gula. Untuk
satu adonan kue kelepon diperlukan 400 gram tepung beras ketan
dan 200 gram gula. Killa memiliki persediaan 15 kg tepung beras
ketan dan 8 kg gula. Keuntungan dari satu adonan kue lupis
Rp30.000,00 dan satu adonan kue kelepon Rp25.000,00.
Bagaimanakah model matematika dari permasalahan program linear
tersebut agar Killa mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya?

Kata Kunci
 Pertidaksamaan linear
 Nilai optimum
 Bentuk objektif
 Fungsi tujuan

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 17
Model Matematika dari Soal Cerita

Model matematika merupakan penerjemahan permasalahan


sehari-hari ke dalam kalimat matematika. Permasalahan yang Anda
hadapi dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah nyata, bukan
masalah yang langsung berbentuk angka ataupun hitungan-hitungan
matematika.

Pedoman Pemodelan Matematika

diterjemahkan
Masalah Nyata Bahasa Matematika

Diinterpretasikan untuk
memecahkan dibuat

dicari
Solusi Model Matematika Model Matematika

Berikut ini merupakan contoh masalah sehari-hari yang dibuat


model matematikanya.
Masalah 1

Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis


(Membuat model matematika dari representasi lain yang diberikan)

Seorang pedagang sepeda ingin membeli sepeda balap dan sepeda


motor sebanyak 25 buah untuk persediaan. Harga sebuah sepeda
balap Rp1.500.000,00 dan sepeda motor Rp8.000.000,00. Jika modal
yang dimiliki Rp100.000.000,00 buatlah model matematika dari
permasalahan tersebut.

Alternatif Penyelesaian:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui: Harga sebuah sepeda balap Rp1.500.000,00
Harga sebuah sepeda motor Rp8.000.000,00
Modal yang dimiliki Rp100.000.000,00
Ditanya : Model matematikanya?

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 18
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
Misal:
x = banyaknya sepeda balap yang mungkin dibeli
y = banyaknya ……………….…………………………………………………...

Langkah 3 (Melaksanakan masalah sesuai rencana)

Sepeda Balap Sepeda Motor Modal


Persediaan 1 1 25
Harga 15 …. ….

Sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah:

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan kembali)


Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan
masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
substitusikan sebarang nilai kedalam (x,y) misal kita ambil (0,0) maka

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah


benar.

Indikator representasi persamaan atau ekspresi


Masalah 2 matematis (Penyelesaian masalah dengan
melibatkan ekspresi matematika)

Killa, seorang lulusan SMK Tata Boga membuat dua jenis kue untuk
dijual di kantin makanan tradisional asal Jawa Barat, yaitu kue lupis
dan kue kelepon. Untuk membuat satu adonan kue lupis, diperlukan
500 gram tepung beras ketan dan 300 gram gula. Untuk satu adonan
kue kelepon diperlukan 400 gram tepung beras ketan dan 200 gram
gula. Killa memiliki persediaan 15 kg tepung beras ketan dan 8 kg gula.
Keuntungan dari satu adonan kue lupis Rp30.000,00 dan satu adonan

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 19
kue kelepon Rp25.000,00. Bagaimanakah model matematika dari
permasalahan program linear tersebut agar Killa mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya?

Alternatif Penyelesaian:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui:………………………………………………………………………… Note !!
……………………………………………………………… ≥ ( Paling
Besar,minimu
……………………………………………………………………
m,
…………………………………………………………………… minimal,sesedi
…………………………………………………………………… -kitnya, paling
sedikit, tidak
Ditanya : Model matematikanya? kurang dari,
selebihnya )
≤ ( Paling
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
Kecil,
Misal: maksimal,
Banyaknya adonan kue lupis = x maksimum,
Banyaknya adonan kue kelepon = y. sebanyaknya,
paling banyak,
tidak lebih
Langkah 3 (Melaksanakan masalah sesuai rencana)
dari,sekurang-
nya)
Kue Lupis Kue Kelepon Persediaan
Terigu … … …
Gula … … …
Keuntungan … … -
Cobalah buat sistem pertidaksamaan linear dua variabel dari
permasalahan tersebut.
Fungsi kendala:

Fungsi objektif merupakan fungsi keuntungan yang dapat


diperoleh, Yaitu

sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah

dengan fungsi objektif .

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 20
Langkah 4 (Melakukan Pengecekan kembali)
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka
pemecahan masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya
sudah benar.
substitusikan sebarang nilai kedalam (x,y) misal kita ambil (0,0)
maka

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya


sudah benar.

Latihan Kelompok

Kerjakan dan buatlah kelompok maksimal 5 orang secara heterogen!

6. Lia ingin membuat puding buah dan es buah. Untuk membuat puding
buah, ia membutuhkan 3 kg mangga dan 2 kg melon. Sedangkan untuk
membuat es buah, ia membutuhkan 1 kg mangga dan 4 kg melon. Lia
memiliki persediaan 11 kg mangga dan 14 kg melon. Buatlah model
matematika dari persoalan ini! (indikator representasi persamaan atau
ekspresi matematis)

Jawab:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui:……………………………………………………………………….…
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………….
Ditanya : …………………………………………………………………………..

Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)


X = banyaknya ……………………………………………………………………..
y = banyaknya …………………………………………………………………….

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 21
Langkah 3 (Melaksanakan masalah sesuai rencana)

Puding Buah Es Buah Persediaan


Mangga … … …
Melon … … …

Sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah:


………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan kembali)


…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

7. Suatu lahan parkir memiliki luas 800 m2 dan hanya mampu menampung
64 bus dan mobil. Sebuah mobil menghabiskan tempat 6 m2 dan bus 24
m2. Biaya parkir Rp1.500,00/mobil dan Rp2.500,00/bus. Pemilik lahan
parkir mengharapkan penghasilan yang maksimum. Tentukan model
matematika dari permasalahan tersebut! (indikator representasi
persamaan atau ekspresi matematis)
Jawab:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui:……………………………………………………………………….…
…………………………………………………………………………….…………
…………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
Ditanya:……………………………………………………………………………

Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)


x = banyaknya ……………………………………………………………………..
y = banyaknya……………………………………………………………………..

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 22
Langkah 3 (Melaksanakan Masalah)

Mobil Bis Persediaan


Banyaknya
… … …
Kendaraan
Lahan yang
… … …
dipakai
Biaya … … -
Fungsi kendala:

Fungsi objektif merupakan fungsi keuntungan yang dapat


diperoleh, Yaitu

sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah

dengan fungsi objektif

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)


………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

8. Seorang pedagang menjual 2 jenis buah, yaitu semangka dan melon.


Untuk itu pedagang memberi harga seminimal mungkin untuk setiap
penjualannya seperti yang disajikan dalam tabel berikut:
Nanas Apel
Persediaan
(x) (y)
Banyaknya buah (kg) 20 16 320
Pembelian 1.500 3.000 450.000
Keuntungan 500 1500 -
Rumusukan permasalahan tersebut kedalam bentuk sistem
pertidaksamaan linear dua variabel! (indikator representasi
persamaan atau ekspresi matematis)

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 23
Alternatif Penyelesaian:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui:……………………………………………………………………
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
Ditanya:………………………………………………………………………

Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)


x = banyaknya ………………………………………………………………
y = banyaknya ………………………………………………………………

Langkah 3 (Melaksanakan Masalah)


Fungsi kendala: …………………………………………………………….
…………………………………………………………………………………

Fungsi objektif merupakan fungsi keuntungan yang dapat


diperoleh, Yaitu
sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

dengan fungsi objektif

langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)


………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 24
9. Tentukan sistem pertidaksamaan linear satu variabel dari grafik
tersebut! (indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis)

………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

10. Tentukan sistem pertidaksamaan linear satu variabel dari grafik


tersebut! (indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis)

………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………….

Perhatikan antara garis sumbu x dan sumbu y !!


Titik yang berada disb x sebagai nilai dari y dan,
titik yang berada disb y sebagai nilai dari x.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 25
Latihan Individu

Jawablah dengan benar dan tepat kemudian berilah tanda silang (X) pada
option a, b, c, d, atau e!

1. Harga per bungkus sabun A Rp2.000,00 dan sabun B Rp1.500,00. Jika


pedagang hanya mempunyai modal Rp900.000,00 dan kiosnya hanya
mampu menampung 500 bungkus sabun, model matematika dari
permasalahan tersebut adalah .... (indikator representasi persamaan
atau ekspresi matematis)
a.
b.
c.
d.
e.

2. Daerah yang diarsir pada gambar tersebut ini adalah himpunan semua
( x, y ) yang memenuhi . . . (indikator representasi persamaan atau
ekspresi matematis)
a.
b.
c.
d.
e.

5. Seorang koki membuat 2 jenis roti. Roti I memerlukan 100 g tepung


dan 25 g mentega, sedangkan roti jenis II memerlukan 50 g tepung dan
50 g mentega. Koki memiliki persediaan 1,5 kg tepung dan 1 kg
mentega. Jika x merupakan banyak roti I dan y merupakan banyak roti
II, pertidaksamaan yang mungkin untuk membuat kedua jenis roti
sebanyak-banyaknya adalah .... (indikator representasi persamaan atau
ekspresi matematis)
a.
b.
c.
d.
e.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 26
6. Seorang bengkel las membeli 2 jenis peralatan bengkel yang
berkualitas, yaitu baut dan tang. Untuk itu seorang bengkel las
membeli dengan harga yang mahal artinya sudah maksimal untuk
setiap pembeliannya disajikan dalam tabel berikut:
Baut Tang
Modal
(x) (y)
Banyaknya 50 5 250
Harga 20.000 15.000 300.000
Rumusukan permasalahan tersebut kedalam bentuk sistem
pertidaksamaan linear dua variabel! (indikator representasi
persamaan atau ekspresi matematis)
a.
b.
c.
d.
e.

Menentukan Nilai Optimum dengan Metode Uji


Titik Pojok
Nilai optimum yang diperoleh dari suatu permasalahan program
linear dapat berupa nilai terbesar atau nilai terkecil. Model kendala
yang menentukan nilai maksimum dan minimum fungsi objektif. Titik
yang membuat nilai fungsi menjadi optimum disebut titik optimum.
Nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linear dapat ditentukan
dengan beberapa cara, di antaranya metode uji titik pojok dan garis
selidik.
INGAT !!!

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyelesaikan persoalan


program linear dengan menggunakan metode grafik adalah sebagai
berikut.
a. Gambarlah daerah penyelesaian dari kendala-kendala dalam masalah
program linear tersebut.
b. Tentukan titik-titik pojok dari daerah penyelesaian itu.
c. Substitusikan koordinat setiap titik pojok itu ke dalam fungsi
objektif.
d. Bandingkan nilai-nilai fungsi objektif tersebut. Nilai terbesar berarti
menunjukkan nilai maksimum dari fungsi f(x, y), sedangkan nilai
terkecil berarti menunjukkan nilai minimum dari fungsi f(x, y).

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 27
Masalah 1

Dengan uji titik pojok, tentukanlah nilai maksimum fungsi


objektif pada himpunan penyelesaian
sistem pertidaksamaan
(indikator representasi persamaan atau
ekspresi matematis mengenai penyelesaian masalah dengan
melibatkan ekspresi matematis)

Jawab:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui : Fungsi objektif
Fungsi kendala
Ditanya : Nilai maksimumnya?

Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)


Tentukan grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan
dan
Untuk garis Untuk garis
x 0 … x 0 …
y … 0 y … 0
(x,y) (…,…) (4,0) (x,y) (0,4) (…,…)

Maka grafik himpunan penyelesaiannya ditunjukkan oleh gambar


berikut.

Daerah OABC adalah daerah himpunan penyelesaian pertidaksamaan


tersebut.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 28
Langkah 3 (Melaksanakan Masalah)

Tentukan koordinat titik-titik pojok dari daerah himpunan penyelesaian.


Dari keempat titik-titik O, A, B, dan C, koordinat titik B belum
diketahui. Tentukanlah koordinat titik B tersebut. Titik B merupakan
titik potong garis 2x + y = 8 dan 2x + 3y = 12. Anda dapat menggunakan
cara eliminasi.

2x + y = 8
2x + 3y = 12 –
…y = …
y=…

Substitusikan y = 2 ke salah satu persamaan, misalkan 2x + y = 8.


…. x + y = ….
…..x + …. = ….
…..x = …
x=3
Dari perhitungan, diperoleh titik potongnya, yaitu titik B dengan
koordinat (3,2). Jadi, semua koordinat titik pojoknya adalah O(0, 0),
A(4, 0), B(3, 2), dan C(0, 4). Tentukan nilai maksimum
pada titik pojok daerah penyelesaian. Substitusikanlah
semua koordinat titik pojok ke dalam fungsi objektif. Diperoleh
hasil pada tabel berikut.
Titik Potong
O(0, 0)
A(4, 0) ...
B(3, 2) ...
C(0, 4) …
Dari tabel tersebut, nilai maksimum fungsi diperoleh pada titik
… (… , …), yaitu sebesar ….
Jadi, nilai maksimumnya adalah … pada titik … (… , …).

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)


Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan
masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
substitusikan nilai (3,2) kedalam persamaan 1 dan 2 maka

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 29
sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah
benar.

Latihan Kelompok

Kerjakan dan buatlah kelompok maksimal 5 orang secara heterogen!

4. Seorang anak penderita kekurangan gizi diharuskan makan dua


jenis tablet vitamin setiap hari. Tablet pertama mengandung 5 unit
vitamin A dan 3 unit vitamin B, sedangkan tablet kedua
mengandung 10 unit vitamin A dan 1 unit vitamin B. Dalam satu
hari, anak itu memerlukan 20 unit vitamin A dan 5 unit vitamin B.
Jika harga tablet pertama Rp400,00/biji dan tablet kedua
Rp600,00/biji, tentukan pengeluaran minimum untuk pembelian
tablet per harinya! (representasi persamaan atau ekspresi
matematis indikator penyelesaian masalah dengan melibatkan
ekspresi matematis)

Jawab:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui :
……………………………………………………………...…………………..…
………………………….………………………….………………………………
…….………………………………….…………………..…………………….…
…………………………………………………………………………………….
Ditanya : …………………………………………………………………….

Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)


Misal : x adalah banyaknya ………………………………………………..
y adalah banyaknya ………………………………………………..
Tablet 1 Tablet 2 Kebutuhan
Vitamin A … … …
Vitamin B … … …
Harga … … -

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 30
Fungsi objektif : z = f (x, y) = … x + … y
Dengan kendala:

… x +…y ≥ …
… + … … …
… … …
… … …
Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)
Berdasarkan fungsi kendala yang sudah diketahui maka langkah
penyelesaian selanjutnya yaitu:
b. Tentukan grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan
dan
Untuk garis Untuk garis

x … … x … …
y … … y … …
(x,y) (…,…) (…,…) (x,y) (…,…) (…,…)
Maka grafik himpunan penyelesaiannya ditunjukkan oleh
gambar berikut.

Daerah………………………………………………………………………

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 31
b. Tentukan koordinat titik-titik pojok dari daerah himpunan
penyelesaian.
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….

Substitusikan nilai x = … ke salah satu persamaan …………


………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………….………………………………
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
Dari perhitungan, diperoleh titik potongnya, ……………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
Nilai fungsi tujuan dari ketiga titik tersebut disajikan
dalam tabel berikut.

Titik Potong
… …
… ...
… ...
Jadi, nilai minimum untuk fungsi tujuan tersebut
adalah…………………………………………………………………

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 32
Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
5. Dengan titik uji pojok, tentukan nilai maksimum
pada himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan berikut.

(representasi persamaan atau ekspresi matematis indikator


penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis)

Jawab:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui: …………………………………………………………………….
.………………………………………………………………….………….…....
………………………………………………….……………………...…………
……………………………………………….....…………...…………………….
.…………………………………………...………………………………………..
Ditanya : ……………………………………….…………………………….

Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)


Sebutkan langkah-langkah penyelesaiannya:
……………………….…………………………………………………..………
…………………………………………………………………………………..…
…………………….………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)


Berdasarkan fungsi kendala yang sudah diketahui maka langkah
penyelesaian selanjutnya yaitu:

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 33
a. Tentukan grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan
……………………………………………………………………………..

Untuk garis Untuk garis


x … … X … …
y … … y … …
(x,y) (…,…) (…,…) (x,y) (…,…) (…,…)
Maka grafik himpunan penyelesaiannya ditunjukkan oleh
gambar berikut.

Daerah………………………………………………………………….

b. Tentukan koordinat titik-titik pojok dari daerah himpunan


penyelesaian.
……………………….………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………….…………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………….……………………………
………………………………………………………………………………

Substitusikan nilai …. = … ke salah satu persamaan ………


……………………….………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 34
…………………………………….…………………………………………
……………………………………………………………………………..…
………………………………………………….……………………………
………………………………………………………………………………..
Dari perhitungan, diperoleh titik potongnya, …………………….
……………………….………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………….…………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Nilai fungsi tujuan dari ketiga titik tersebut disajikan


dalam tabel berikut.

Titik Potong
… …
… ...
… ...
… ...

Jadi, nilai maksimum untuk fungsi tujuan tersebut


adalah…………………………………………………………………

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)


……………………….………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………….…………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………….……………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………….

6. Dengan uji titik pojok, tentukan nilai minimum fungsi objektif


yang memenuhi
(representasi persamaan atau ekspresi matematis
indikator penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi
matematis)

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 35
Jawab:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui : …………………………………………………………………….
……………………….…………………………………………………..………
…………………………………………………………………………………….
…………………………….………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
Ditanya : ……………………………………………………………………..

Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)


Sebutkan langkah-langkah penyelesaiannya:
……………………….……………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
………………………….…………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………….………………………………………………………
……………………………………………………………………………………

Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)


Berdasarkan fungsi kendala yang sudah diketahui maka langkah
penyelesaian selanjutnya yaitu:
a. Tentukan grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan
………………………………………………………………………
Untuk garis
Ingat !!!
x … …
y … … Untuk menentukan titik
koordinat x dan y kita misalkan
(x,y) (…,…) (…,…)
x nya nol dan y nya juga nol.

Untuk garis
x … …
y … …
(x,y) (…,…) (…,…)
Maka grafik himpunan penyelesaiannya ditunjukkan oleh
gambar berikut.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 36
Daerah………………………………………………………………….

b. Tentukan koordinat titik-titik pojok dari daerah himpunan


penyelesaian.
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….

Substitusikan nilai …. = … ke salah satu persamaan ………


………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….

Dari perhitungan, diperoleh titik potongnya, ……………….

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 37
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….

Nilai fungsi tujuan dari ketiga titik tersebut disajikan


dalam tabel berikut.

Titik Potong
… …
… ...
… ...

Jadi, nilai minimum untuk fungsi tujuan tersebut


adalah…………………………………………………………………
Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)

………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….

Latihan Individu

Jawablah dengan benar dan tepat kemudian berilah tanda silang (X) pada
option a, b, c, d, atau e!
1. Sinta seorang pembuat kue dalam satu hari paling banyak
dapat membuat 80 kue. Biaya pembuatan kue jenis pertama
adalah Rp500,00 per buah dan biaya pembuatan kue jenis
kedua adalah Rp300,00 per buah. Keuntungan kue jenis
pertama Rp200,00 per buah dan keuntungan kue jenis
kedua adalah Rp300,00 per
buah. Jika modal pembuatan kue adalah Rp34.000,00 maka
keuntungan terbesar yang diperoleh Sinta adalah .... (indikator
representasi persamaan atau ekspresi matematis mengenai
penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis)
a. Rp12.000,00

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 38
b. Rp19.000,00
c. Rp20.000,00
d. Rp22.000,00
e. Rp25.000,00
3. Nilai minimum fungsi objektif untuk sistem
pertidaksamaan adalah ....
(indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis mengenai
penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis)
a. 6 c. 8 e. 10
b. 7 d. 9

3. Perhatikan gambar berikut.


Daerah yang diarsir pada gambar tersebut merupakan daerah
penyelesaian dari suatu sistem pertidaksamaan. Nilai minimum yang
memenuhi fungsi objektif p = 4x + 3y adalah .... (indikator representasi
persamaan atau ekspresi matematis mengenai penyelesaian masalah
dengan melibatkan ekspresi matematis)

a. 12 d. 18
b. 15 e. 24
c. 17

Menentukan Nilai Optimum dengan Garis Selidik

Selain dengan menggunakan uji titik pojok, nilai optimum juga


dapat ditentukan dengan menggunakan garis selidik. Persamaan
garis selidik dibentuk dari fungsi objektif. Jika fungsi objektif
suatu program linear maka persamaan garis selidik
yang digunakan adalah ax + by = ab, dengan

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 39
1. Menentukan Nilai Maksimum Fungsi Objektif f(x, y) = ax + by

Masalah 1

Suatu program linear dapat diterjemahkan ke dalam model


matematika berikut.

Tentukan titik maksimum fungsi objektif f = x + 2y. Kemudian,


tentukan nilai maksimumnya. (indikator representasi persamaan
atau ekspresi matematis mengenai penyelesaian masalah dengan
melibatkan ekspresi matematis)

Alternatif Penyelesaian
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui : ………………………………..………………………………
………………………………………………………………………………..
Ditanya : ………………………………………………………………..
Jawab :
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
Gambar grafik himpunan penyelesaian dari model matematika.

Daerah OABC adalah daerah himpunan penyelesaian pertidaksamaan.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 40
Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)
Carilah titik B. Titik B merupakan perpotongan garis x + 3y = 9 dengan
garis 2x + y = 8. Dengan cara eliminasi dan substitusi, tentukanlah
koordinat titik B.

Substitusikanlah x = 3 ke salah satu persamaan. Misalnya, ke


persamaan x + 3y = 9.

Jadi, koordinat titik B(3, 2).


Gambar garis x + 2y = 2 sebagai garis selidik. Kemudian, gambarlah
garis-garis yang sejajar dengan garis x + 2y = 2 sampai diperoleh garis
yang melalui titik pojok terjauh dari titik O(0, 0).

Dari gambar tersebut, titik B(3, 2) adalah titik terjauh yang dilalui oleh
garis yang sejajar dengan garis selidik x + 2y = 2. Oleh karena itu, titik
B(3, 2) adalah titik maksimum. Nilai maksimumnya diperoleh dengan
mensubstitusikan titik B(3, 2) ke fungsi objektif.
. Dengan demikian, diperoleh nilai maksimum
fungsi objektif adalah 7
Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 41
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan
masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
Substitusikan nilai , kedalam persamaan f(x, y) =
14x + 7y. maka

Titik Potong f(x, y) = 14x + 7y.


84
56
42

Titik minimum tersebut adalah berada di titik C(1,4) Sehingga


dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah benar.

2. Menentukan Nilai Minimum Fungsi Objektif f(x, y) = ax + by

Masalah 2

Suatu masalah program linear dapat diterjemahkan ke dalam model


matematika berikut.

Tentukan titik minimum fungsi objektif f(x, y) = 14x + 7y dan


tentukan nilai minimumnya. (indikator representasi persamaan
atau ekspresi matematis mengenai penyelesaian masalah dengan
melibatkan ekspresi matematis)

Alternatif Penyelesaian

Langkah 1 (Memahami Masalah)


Diketahui : ……………………………………………………………….
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

Ditanya : …………………………………………………………
Jawab :

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 42
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
Gambar grafik himpunan penyelesaian dari model matematika.

Daerah OABC adalah daerah himpunan penyelesaian


pertidaksamaan.

Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah )


Carilah koordinat titik B dan C. Titik B merupakan perpotongan garis
dan garis Dengan cara eliminasi dan
substitusi dapat diperoleh koordinat titik

Substitusikanlah x = … ke salah satu persamaan. Misalnya, ke


persamaan ………………………………………………………….

Jadi, koordinat titik B(3, 2).

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 43
Titik C merupakan perpotongan garis 4x + y = 8 dan garis x +
y = 5. Dengan cara eliminasi dan substitusi, dapat diperoleh
koordinat titik C.

Substitusikanlah x = … ke salah satu persamaan. Misalnya, ke


persamaan …………………………………………………………..

Jadi, koordinat titik C(1, 4).

Lakukan dengan cara yang sama dengan


masalah 1 Sehingga diperoleh grafik sbb:

………………………………………………………………………….……..…
……………………………………………………………………...………….…
……………………………………………………………………………………
………………………………………………….....……………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………….....…………………………………………
……………………………………..……………………………………………
…………………………...………….……………………………………………
……………………………………………………………………………………

Langkah 4 ( Melakukan Pengecekan Kembali)

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 44
………………………………………………………………………………..…
……………………………………………………………………...………….…
……………………………………………………………………………………
………………………………………………….....……………………………
……………………………………………………………………………………
…………………………………….....…………………………………………
……………………………………..……………………………………………
…………………………...………….……………………………………………
……………………………………………………………………………………
………….....……………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………....

Latihan Kelompok

Kerjakan dan buatlah kelompok maksimal 5 orang secara heterogen!

Masalah 1

Cokelat A yang harganya Rp600,00 per bungkus dijual dengan


laba Rp80,00 per bungkus. Cokelat B harganya Rp1.000,00
per bungkus dijual dengan laba Rp125,00 per bungkus. Modal
yang dimiliki pedagang adalah Rp300.000,00 dan kotak tempat
menjual cokelat mampu memuat 350 bungkus. Tentukan:
a. Laba maksimum yang dapat diperoleh pedagang, (indikator
representasi persamaan atau ekspresi matematis mengenai
penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis)
b. Banyaknya cokelat A dan cokelat B yang harus dibeli pedagang
agar dapat diperoleh laba yang maksimum dengan metode garis
selidik. (indikator representasi kata atau teks tertulis mengenai
menjawab soal dengan menggunakan kata atau teks tertulis)
Alternatif Penyelesaian
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui:……………………………………………………………………..…………
…………………….……………………………………………………..…………….…..

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 45
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………….
Ditanya : ……………………………………………………………………………..

Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)


……………………………………………………………………………….…..…………
…………………………………………………….……………………..…………………
………………………….……………………...………………..…………………………
………………………………….………………………..…………………………………
………………………………………………………………………………………………
…….…………………………………….…………………………….……………………
………………………………….………….……………………...………………………
…………………………..………………………….………………………………………
…………………..…………………………………………………………………………
……………………………………….……………………………………………………
………..……………………………………………………………………………………
Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)
……………………………………………………………………………….…..…………
…………………………………………………….……………………..…………………
………………………….……………………...………………..…………………………
………………………………….………………………..…………………………………
………………………………………………………………………………………………
…….…………………………………….…………………………….……………………
………………………………….………….……………………...………………………
…………………………..………………………….………………………………………
…………………..…………………………………………………………………………
……………………………………….……………………………………………………
………..……………………………………………………………………………………
……………………….……………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………….…..…………………………
…………………………………….……………………..…………………………………
………….……………………...………………..…………………………………………
………………….………………………..…………………………………………………
…………………………………………………………………………………….………

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 46
…………………………….…………………………….…………………………………
…………………….………….……………………...……………………………………
……………..………………………….……………………………………………………
……..………………………………………………………………………………………
………………………….……………………………………………………………..……
…………………………………………………………………………………………….
Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)
……………………………………………………………………………….…..…………
…………………………………………………….……………………..…………………
………………………….……………………...………………..…………………………
………………………………….………………………..…………………………………
………………………………………………………………………………………………
…….…………………………………….…………………………….……………………
………………………………….………….……………………...………………………
…………………………..………………………….………………………………………
…………………..…………………………………………………………………………
……………………………………….……………………………………………………
………..……………………………………………………………………………………

Masalah 1

Latihan Individu

Jawablah dengan benar dan tepat kemudian berilah tanda silang (X) pada
option a, b, c, d, atau e!

Seorang pedagang roti memiliki modal Rp60.000,00. Ia


merencanakan menjual roti A dan roti B. Roti A dibeli dari agen
Rp600,00 per bungkus, sedangkan roti B dibeli dari agen Rp300,00
per bungkus. Keuntungan yang diperoleh pedagang itu adalah
Rp150,00 untuk setiap penjualan sebungkus roti A dan Rp100,00
untuk setiap penjualan sebungkus roti B. Oleh karena keterbatasan
tempat, pedagang roti itu hanya akan menyediakan 150 bungkus
roti. Tentukan keuntungan maksimum yang dapat diperoleh oleh
pedagang. Berapa bungkus roti A dan roti B yang harus disediakan?
Selesaikanlah masalah tersebut dengan menggunakan metode garis

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 47
selidik. (representasi persamaan atau ekspresi matematis indikator
penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis)
c. Rp. 17.500 c. Rp. 17.000 e. Rp. 19.000
d. Rp. 18.500 d. Rp. 18.000

Evaluasi !
Jawablah dengan benar dan tepat kemudian berilah tanda silang ( X
) pada option a, b, c, d, atau e!
1. Daerah himpunan penyelesaian
. Maka nilai maksimum untuk x + 2y pada himpunan
penyelesaian tersebut adalah . . . .
a. 20 d. 5
b. 16 e. 4
c. 8
2. Daerah himpunan penyelesaian untuk
adalah berupa . . . .
a. trapesium d. segitiga
b. persegi panjang e. persegi
c. segi empa
1. Daerah penyelesaian yang memenuhi sistem pertidaksamaan:

adalah . . . .
a. I d. IV
b. II e.V
c. III
2. Jika maka fungsi
mempunyai nilai maksimum . . . .
a. 6 d. 3
b. 5 e. 2
c. 4
3. Untuk (x, y) yang memenuhi
, nilai minimum untuk adalah . . . .
a. d.
b. e.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 48
c.
6. Seorang koki membuat 2 jenis roti. Roti memerlukan 100 g tepung
dan 25 g mentega, sedangkan roti jenis II memerlukan 50 g tepung
dan 50 g mentega. Koki memiliki persediaan 1,5 kg tepung dan 1 kg
mentega. Jika x merupakan banyak roti I dan y merupakan banyak
roti II, pertidaksamaan yang mungkin untuk membuat kedua jenis
roti sebanyak-banyaknya adalah....
a. 2x + y ≤ 20, x + 2y ≤ 60, x ≥ 0, y ≥ 0
b. 4x + y ≤ 60, x + y ≤ 20, x ≥ 0, y ≥ 0
c. 2x + y ≤ 30, 2x + 3y ≤ 60, x ≥ 0, y ≥ 0
d. x + 2y ≤ 20, 2x + 2y ≤ 40, x ≥ 0, y ≥ 0
e. 2x + y ≤ 30, x + 2y ≤ 40, x ≥ 0, y ≥ 0
7. Seorang pedagang kerajinan tradisional membeli tidak lebih dari 25
benda kerajinan untuk persediaan. Ia ingin membeli benda jenis A
dengan harga Rp30.000,00 dan sepatu jenis B seharga Rp40.000,00.
Ia merencanakan tidak akan mengeluarkan uang lebih dari
Rp840.000,00. Apabila ia mengharap laba Rp10.000,00 untuk setiap
benda A dan Rp12.000,00 untuk setiap benda B maka laba
maksimum yang diperoleh pedagang adalah ....
a. Rp168.000,00
b. Rp186.000,00
c. Rp268.000,00
d. Rp286.000,00
e. Rp386.000,00
8. Daerah yang diarsir pada gambar berikut merupakan himpunan
penyelesaian dari ....
a. x + y ≤ 6, x ≥ 2, y ≥ 0
b. x – y ≤ 6, x ≤ 2, y ≥ 0
c. x + y ≤ 6, x ≤ 2, y ≥ 0
d. x + y ≤ 6, x ≤ 2, y ≤ 0
e. x – y ≤ 6, x ≥ 2, y ≥ 0
9. Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan
adalah . . . .

a. b.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 49
c. e.

d.

10. Titik berikut ini yang merupakan anggota himpunan penyelesaian


dari sistem pertidaksamaan linear:
adalah . . . .
a. (10,12) d. (20,3)
b. (5,20) e. (25,2)
c. (15,5)

Asah Kemampuan!

Jawablah dikertas selembar!

1. Apakah yang dimaksud dengan model matematika? Jelaskan dengan


menggunakan kata-kata sendiri. (representasi kata atau teks
tertulis indikator menjawab soal dengan menggunakan kata atau
teks tertulis)

2. Apa yang Anda ketahui tentang program linear? (representasi kata


atau teks tertulis indikator menjawab soal dengan menggunakan
kata atau teks tertulis)

3. Harga 1 kg beras Rp6000,00 dan 1 kg gula Rp4500,00. Seorang


pedagang memiliki modal Rp500.000,00 dan tempat yang tersedia
hanya memuat 1 kuintal. Jika pedagang tersebut membeli x kg beras
dan y kg gula, tentukan model dari masalah tersebut. (representasi
persamaan atau ekspresi matematis indikator membuat model
matematika dari representasi lain yang diberikan)

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 50
4. Diberikan sistem pertidaksamaan linier:(representasi visual
indikator membuat grafik untuk memperjelas masalah dan
memfasilitasi penyelesaiannya)
x–y≥3
5x + 3y ≥ 9
a. Gambarkan grafik pertidak-samaan pada sistem tersebut!
b. Tentukanlah himpunan penye-lesaian sistem tersebut, dengan
syarat tambahan x > 0 dan y <0!
c. Selanjutnya dapatkah kamu menentukan himpunan penye-
lesaian sistem tersebut untuk syarat x < 0 dan y > 0? Jelaskan!
(representasi kata atau teks tertulis indikator menjawab soal
dengan menggunakan kata atau teks tertulis)

Uji Kompetensi

1. Adi, seorang lulusan SMK Tata Busana memiliki perusahaan konveksi


yang membuat kemeja dan kaos olahraga. Untuk membuat satu
kemeja, diperlukan m kain katun dan m kain wol. Untuk
membuat kaos olahraga, diperlukan 2 m kain katun dan 4 m kain wol.
Persediaan kain wol yang dimiliki Adi adalah 36 m dan persediaan kain
katun 40 m. Gambarlah kendala permasalahan tersebut. (representasi
visual indikator membuat grafik untuk memperjelas masalah dan
memfasilitasi penyelesaiannya)

2. Tentukan nilai minimum dengan metode uji titik pojok dari masalah
program linear berikut dengan menggunakan tabel atau dengan cara
alternatif! (representasi visual indikator membuat tabel untuk
memperjelas masalah dan memfasilitasi penyelesaiannya)
Fungsi objektif : f(x,y) = 7x + 4y
Kendala :

3. Koordinat titik-titik segitiga ABC dari gambar berikut memenuhi


pertidaksamaan .... (representasi persamaan atau ekspresi matematis
indikator membuat model matematika dari representasi lain yang
diberikan)

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 51
4. Seorang petani memberikan dua jenis pupuk untuk sawahnya. Pupuk
jenis I mengandung 16 gram zat A dan 6 gram zat B, sedangkan pupuk
jenis II mengandung 8 gram zat A dan 18 gram zat B. Pada setiap
musim tanam padi, petani tersebut membutuhkan paling sedikit 128
gram zat A dan 108 gram zat B untuk keberhasilan panennya. Jika
harga pupuk jenis I adalah Rp. 50.000,- dan pupuk jenis II adalah Rp.
35.000,-. Maka tentukan model matematikanya dan banyaknya pupuk
jenis I dan pupuk jenis II yang harus dibeli agar biaya pemeliharaan
sawahnya minimal! (representasi persamaan atau ekspresi matematis
indikator penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis)

5. Bagaimana langkah-langkah menggambar grafik himpunan penyelesaian


dari pertidaksamaan linear . Uraikan dengan kata-kata!
(representasi kata atau teks tertulis indikator menjawab soal dengan
menggunakan kata atau teks tertulis)

6. Diberikan sistem pertidaksamaan linier:


dapatkah kamu menentukan himpunan
penyelesaian sistem tersebut untuk syarat x < 0 dan y > 0? Jelaskan!
(representasi kata atau teks tertulis indikator menjawab soal dengan
menggunakan kata atau teks tertulis)

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 52
RANGKUMAN

 Sistem pertidaksamaan linear dua variabel adalah suatu sistem yang


terdiri atas dua atau lebih pertidaksamaan dan setiap
pertidaksamaan tersebut mempunyai dua variabel.
 Program linear merupakan salah satu ilmu matematika yang
digunakan untuk memaksimumkan atau meminimumkan fungsi
objektif dengan kendala tertentu.
 model matematika adalah suatu permasalahn bentuk nyata yang
dirubah kedalam bentuk atau symbol matematika.
 Titik yang membuat nilai fungsi menjadi optimum disebut titik
optimum.
 Program linear terdiri atas fungsi objektif dan kendala. Kendala
pada program linear berbentuk pertidaksamaan.
 Untuk menentukan nilai optimum (nilai maksimum atau nilai
minimum) suatu fungsi objektif dapat digunakan metode uji titik
pojok dan metode garis selidik.
 Jika fungsi objektif suatu program linear maka
persamaan garis selidik yang digunakan adalah ax + by = ab, dengan

“Ubahlah cara berpiir kalian, maka dunia kalian


juga akan berubah”

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 53
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesi. 2014.
Matematika Kelas X, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.

Harnaeti. 2008. Matematika kelas XI SMK Jilid 2. Jakarta: Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional.

Arry,dkk. 2008. Matematika Bisnis dan Manajemen SMK Kelas XI. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional.
Achmadi.Geri, dkk. 2007. Mahir Matematika Kelas XII SMA Program Bahasa.
Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Pesta,S. dkk. 2008. Matematika Aplikasi Kelas XII SMA Program IPA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Yuliatmoko, Pangarso. 2008. Matematika Kelas XII SMA Program Bahasa.


Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 54
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah


memberikan berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat
menyusun bahan ajar (modul) Program Linear untuk siswa Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Modul ini dibuat dengan tujuan agar
siswa mudah dalam memahami konsep program linear dan dapat
mengembangkan kemampuan representasi matematis dengan baik.
Representasi disini yaitu cara bagaimana untuk mengembangkan
kemampuan visual, verbal, dan symbol.
Modul Program Linear ini dibuat berlandaskan pada kurikulum
2013 dengan mengunakan model Problem Based Learning. Dimana
dengan menggunakan model ini siswa dituntut untuk mempelajari
dari sebuah masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-
hari, sehingga pada proses pembelajaran siswa menjadi terlatih
untuk menghadapi suatu persoalannya.
Penulis sangat menyadari bahwa modul ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran untuk perbaikan
sangat diharapkan oleh penulis. Tak lupa saya juga mengucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan
modul ini. Semoga modul ini memberikan manfaat dan dapat
digunakan untuk para pembaca.

Cirebon, September 2017

Penulis

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linea 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..1
KOMPETENSI INTI………………………………………………………………….3
Kompetensi Dasar……………………………………………………………………..3
Indikator Pembelajaran………………………………………………………………4
Tujuan Pembelajaran………………………………………………………………….4
Indikator Kemampuan Representasi Matematis………………………………..4
Tujuan Pembelajaran Kemampuan Representasi Matematis…………………5
Manfaat Penguasaan Kompetensi Bagi Siswa…………………………………..5
Sintaks Problem Based Learning................................................................. 5
Peta Konsep…………………………………………………………………………….6
Pedoman Penggunaan Modul……………………………………………………….6
PEDOMAN PERTEMUAN………………………………………………………..7
A. Pertemuan Pertama ...................................................................... 7
B. Pertemuan Kedua ..........................................................................9
C. Pertemuan Ketiga ........................................................................ 10
D. Pertemuan Keempat .................................................................... 12
BAB 1 Materi Prasyarat (SPtLDV) ........................................................... 13
BAB II Materi Inti(Program Linear) ......................................................... 16
Model Matematika dari Soal Cerita................................................. 17
Menentukan Nilai Optimum dengan Metode Uji Titik Pojok .......... 21
Menentukan Nilai Optimum dengan Garis Selidik……………………..23
1. Menentukan Nilai Maksimum Fungsi Objektif f(x, y) = ax + by ........ 23
2. Menentukan Nilai Minimum Fungsi Objektif f(x, y) = ax + by........... 23
KUNCI JAWABAN…………………………………………………………………29
BAB 1 MATERI PRASYARAT ...................................................... 29
BAB 2 MATERI INTI……………………………………………………………….35
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….68

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 2
KOMPETENSI INTI

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.


KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara
efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai
kaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar
3.1 Mendeskripsikan konsep sistem persamaan dan pertidaksamaan linier
dua variabel dan menerapkannya dalam pemecahan masalah program
linear.
3.2 Menerapkan prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan masalah
program linear terkait masalah nyata dan menganalisis kebenaran
langkah-langkahnya.
4.1 Merancang dan mengajukan masalah nyata berupa masalah program
linear, dan menerapkan berbagai konsep dan aturan penyelesaian
sistem pertidaksamaan linier dan menentukan nilai optimum dengan
menggunakan fungsi selidik yang ditetapkan.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 3
Indikator Pembelajaran

1. Menerapkan konsep sistem pertidaksamaan linear dua variabel ke


dalam pemecahan masalah program linear.
2. Menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear
dua variabel.
3. Membuat model matematika dari soal cerita yang berkaitan
dengan masalah program linear.
4. Menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik.
5. Terampil menerapkan nilai optimum dengan menggunakan fungsi
selidik.

Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa diharapkan dapat:

1. Menerapkan sistem pertidaksamaan linear dua variabel ke dalam


pemecahan masalah program linear.
2. Menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan linear
dua variabel.
3. Membuat model matematika dari soal cerita yang berkaitan
dengan masalah program linear.
4. Menentukan nilai optimum dengan menggunakan fungsi selidik.
5. Terampil menerapkan nilai optimum dengan menggunakan fungsi
selidik.

Indikator Kemampuan Representasi Matematis

1. Visual, yaitu kemampuan merepresentasikan bentuk gambar grafik


kartesius atau tabel.
2. Verbal, yaitu kemampuan mengkomunikasikan suatu bentuk
representasi kedalam bentuk verbal atau kata – kata.
3. Simbol, yaitu kemampuan menyelesaikan masalah dalam bentuk
simbol matematis atau persamaan matematis.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 4
Tujuan Pembelajaran Kemampuan Representasi
Matematis

Setelah mengikuti proses pembelajaran siswa diharapkan dapat:


1. Menggambarkan suatu tabel atau grafik himpunan penyelesaian sistem
pertidaksamaan linear dua variabel.
2. Memahami konsep program linear pada masalah untuk mengubahnya
kedalam simbol matematika atau kedalam bentuk persamaan.
3. Menterjemahkan suatu grafik kedalam simbol matematika atau
sebaliknya.
4. Menjelaskan permasalahan dengan kata-kata teks tertulis
5. Menggunakan pola pikir yang tinggi untuk bernalar pada suatu
permasalahan.
6. Menjawab semua persoalan yang ada.

Manfaat Penguasaan Kompetensi Bagi Siswa

1. Siswa dapat menyelesaikan suatu permasalahan program linear .


2. Siswa dapat mengetahui konsep untuk menyelesaikan suatu
permasalahan program linear yang berkaitan dengan kehidupan sehari-
hari untuk mencari keuntungan terbersar yang diperoleh khususnya
dibidang ekonomi dalam perdagangan.
3. Siswa mampu berpikir tingkat tinggi menggunkan logikanya
4. Sebagai pengetahuan untuk siswa jika ingin melanjutkan keperguruan
tinggi khususnya dalam pendidikan matematika

Sintaks Problem Based Learning

1. Mengorientasi siswa pada masalah


2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
3. Membantu siswa memecahkan masalah
 Memahami masalah
 Merencanakan penyelesaiannya
 Melaksanakan masalah sesuai rencana
 Melakukan pengecekan kembali
4. mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah
5. menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 5
Peta Konsep

Pedoman Penggunaan Modul

Untuk mempelajari bahan ajar ini, hal-hal yang perlu dilakukan siswa
adalah sebagai berikut:

1. Siswa harus memahami tujuan pembelajaran.


2. Bacalah dan pelajari modul ini secara berurutan.
3. Pelajari dan pahami permasalahan yang ada termasuk materi dan
contoh soal.
4. Kerjakan semua latihan yang ada dengan teman sekelompokmu, jika
merasa kesulitan dapat melakukan dengan bertanya pada guru.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 6
PEDOMAN PERTEMUAN

A. Pertemuan Pertama
Pendahuluan
1. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai yaitu, siswa dapat:
a. Menerapkan sistem pertidaksamaan linear dua variabel ke
dalam pemecahan masalah program linear.
b. Menentukan daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan
linear dua variabel.
c. Membuat model matematika dari soal cerita yang berkaitan
dengan masalah program linear.
2. Guru memberikan motivasi tentang pentingnya mempelajari
program linear, motivasi tersebut berupa manfaat program linear
dalam kehidupan sehari-hari, fungsi program linear digunakan
diberbagai bidang contohnya bidang ekonomi misalnya pada
seorang pedagang untuk mengetahui pendapatan keuntungan
atau laba yang besar/maksimum.
contoh dalam soal yang diterapkan yaitu:
Killa , seorang lulusan SMK Tata Boga membuat dua
jenis kue untuk dijual di kantin makanan tradisional asal
Jawa Barat, yaitu kue lupis dan kue kelepon. Untuk
membuat satu adonan kue lupis, diperlukan 500 gram tepung
beras ketan dan 300 gram gula. Untuk satu adonan kue
kelepon diperlukan 400 gram tepung beras ketan dan 200
gram gula. Killa memiliki persediaan 15 kg tepung beras ketan
dan 8 kg gula. Keuntungan dari satu adonan kue lupis
Rp30.000,00 dan satu adonan kue kelepon Rp25.000,00.
Bagaimanakah model matematika dari permasalahan program
linear tersebut agar Killa mendapatkan keuntungan yang
sebesar-besarnya?
3. Guru mengingatkan siswa mengenai materi prasyarat ( Sistem
pertidaksamaan linear dua variabel ) pada modul siswa hal 9
tentang definisi dan langkah-langkah menggambar grafik SPtLDV
sebagai dasar dalam mempelajari materi program linear.

Kegiatan inti
1. Guru membagi siswa menjadi 5-6 anggota kelompok secara
heterogen.
2. Guru membagikan bahan ajar kepada setiap kelompok, kemudian
guru meminta siswa untuk mengamati masalah 1, 2, 3, 4 dan 5 pada

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 7
materi prasyarat ( sistem pertidaksamaan linear dua variabel )
halaman 10-16 untuk memahami materi inti (program linear) yang
akan dipelajari selanjutnya. (tahap 1 mengorientasi siswa pada
masalah)
3. Guru memberikan materi yang akan dipelajari yaitu program linear
(model matematika), jika siswa sudah menguasai materi prasyarat
maka siswa dapat melanjutkan atau menyelesaikan masalah yang
ada pada materi program linear.
4. Guru meminta setiap kelompok untuk mengamati dan mengisi
bagian yang kosong pada masalah 1 dan 2 yang terdapat dihalaman
18-21 mengenai model matematika. (tahap 2 mengorganisasikan
siswa untuk belajar)
5. Guru memberikan masalah yang harus dikerjakan secara
berkelompok mengenai model matematika program linear pada
halaman 21-25. Siswa harus dapat mengaitkan pengetahuan yang
sudah dimiliki dalam menyelesaikan masalah tersebut yaitu
diantaranya siswa harus memahami masalahnya, merencanakan
penyelesaian, melaksanakan masalah sesuai rencana, dan
melakukan pengecekan kembali.
6. Guru mengawasi jalannya diskusi, kemudian guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan informasi yang sesuai untuk melaksanakan
pemecahan masalahnya. (tahap 3 membantu siswa memecahkan
masalah)
7. Guru meminta beberapa siswa atau perwakilan kelompok untuk
mempersentasikan hasil diskusinya didepan kelas, sedangkan
kelompok yang lain memperhatikannya dan member tanggapan
kepada kelompok yang sedang presentasi. (tahap 4
mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah)
8. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk yang
ingin bertanya apabila yang sudah dipresentasikannya belum
dipahami.
9. Guru memberkan konfirmasi dan penguatan kepada tanggapan
setiap siswa. (tahap 5 menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah)
10. Guru mengarahkan kepada seluruh siswa untuk membuat
kesimpulan terhadap hasil kegiatan diskusi.

Penutup
1. Guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan tentang
grafik SPtLDV, apa itu model matematika, tanda-tanda
pertidaksamaan dalam pengarsiran grafik, dsb.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 8
2. Sebagai alat penilaian evaluasi, guru memberikan soal individu
tentang model matematika untuk dikerjakan pada halaman 26-27.
3. Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya yaitu menentukan nilai optimum dengan
metode uji titik pojok.

B. Pertemuan Kedua
Pendahuluan
1. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai yaitu, siswa dapat:
Menentukan nilai optimum dengan menggunakan uji titik pojok.
2. Guru memberikan motivasi yaitu dengan mempelajari materi nilai
optimum dengan uji titik pojok maka siswa akan mengetahui cara
menghitung pendapatan maksimum atau minimum pada contoh
kasus ini:
Killa , seorang lulusan SMK Tata Boga membuat dua jenis
kue untuk dijual di kantin makanan tradisional asal Jawa Barat,
yaitu kue lupis dan kue kelepon. Untuk membuat satu adonan kue
lupis, diperlukan 500 gram tepung beras ketan dan 300 gram gula.
Untuk satu adonan kue kelepon diperlukan 400 gram tepung
beras ketan dan 200 gram gula. Killa memiliki persediaan 15 kg
tepung beras ketan dan 8 kg gula. Keuntungan dari satu adonan
kue lupis Rp30.000,00 dan satu adonan kue kelepon Rp25.000,00.
Bagaimanakah model matematika dari permasalahan program
linear tersebut agar Killa mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya?
3. Guru mengingatkan siswa mengenai materi yang sudah dipelajari
pada pertemuan pertama yaitu tentang model matematika yang
berkaitan dengan program linear.

Kegiatan inti
1. Guru membagi siswa menjadi 5-6 anggota kelompok secara
heterogen.
2. Guru membagikan bahan ajar kepada setiap kelompok
3. Guru memberikan materi yang akan dipelajari yaitu program linear
(menentukan nilai optimum dengan metode uji titik pojok) halaman
27.
4. Guru meminta setiap kelompok untuk mengamati dan mengisi
bagian yang kosong pada masalah 1 yang terdapat di halaman 27-29
mengenai menentukan nilai optimum dengan metode uji titik
pojok. (tahap 1 mengorientasi siswa pada masalah)

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 9
5. Guru memberikan masalah yang harus dikerjakan secara
berkelompok mengenai menentukan nilai optimum dengan metode
uji titik pada halaman 30-38. Siswa harus dapat mengkaitkan
pengetahuan yang sudah dimiliki dalam menyelesaikan masalah
tersebut. (tahap 2 mengorganisasikan siswa untuk belajar)
6. Guru mengawasi jalannya diskusi, kemudian guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan informasi yang sesuai untuk melaksanakan
pemecahan masalahnya. (tahap 3 membantu siswa memecahkan
masalah)
7. Guru meminta beberapa siswa atau perwakilan kelompok untuk
mempersentasikan hasil diskusinya didepan kelas, sedangkan
kelompok yang lain memperhatikannya dan member tanggapan
kepada kelompok yang sedang presentasi. (tahap 4
mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah)
8. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk yang
ingin bertanya apabila yang sudah dipresentasikannya belum
dipahami.
9. Guru memberkan konfirmasi dan penguatan kepada tanggapan
setiap siswa. (tahap 5 menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah)
10. Guru mengarahkan kepada seluruh siswa untuk membuat
kesimpulan terhadap hasil kegiatan diskusi.

Penutup
1. Guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan tentang
materi nilai optimum dengan metode uji titik pojok.
2. Sebagai alat penilaian evaluasi, guru memberikan soal individu
tentang menentukan nilai optimum dengan metode uji titik untuk
dikerjakan pada halaman 38-39.
3. Guru menyampaikan materi pelajaran yang akan dipelajari pada
pertemuan berikutnya yaitu menentukan nilai optimum dengan
garis selidik.

C. Pertemuan Ketiga
Pendahuluan
1. Guru menyampaikan tujuan yang akan dicapai yaitu, siswa dapat:
Terampil menerapkan nilai optimum dengan menggunakan fungsi
selidik.
2. Guru memberikan motivasi yaitu jika mempelajari materi ini
dengan baik maka akan digunakan nanti jika kalian memasuki
perguruan tinggi supaya dapat memahami pada nantinya dan tidak

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 10
ada yang sia-sia untuk mempelajari sesuatu hal atau materi apapun
itu pasti akan selalu berguna pada saatnya.
3. Guru mengingatkan siswa mengenai materi yang sudah dipelajari
pada pertemuan ketiga yaitu tentang menentukan nilai optimum
dengan metode uji titik pojok yang berkaitan dengan program
linear.

Kegiatan inti
1. Guru membagi siswa menjadi 5-6 anggota kelompok secara
heterogen.
2. Guru membagikan bahan ajar kepada setiap kelompok
3. Guru memberikan materi yang akan dipelajari yaitu program linear
(menentukan nilai optimum dengan garis selidik) halaman 39.
4. Guru meminta setiap kelompok untuk mengamati dan mengisi
bagian yang kosong pada masalah 1 dan 2 yang terdapat di halaman
40-45 mengenai menentukan nilai optimum dengan garis selidik.
(tahap 1 mengorientasi siswa pada masalah)
5. Guru memberikan masalah yang harus dikerjakan secara
berkelompok mengenai menentukan nilai optimum dengan garis
selidik pada halaman 45-47. Siswa harus dapat mengaitkan
pengetahuan yang sudah dimiliki dalam menyelesaikan masalah
tersebut. (tahap 2 mengorganisasikan siswa memecahkan maslah)
6. Guru mengawasi jalannya diskusi, kemudian guru mendorong siswa
untuk mengumpulkan informasi yang sesuai untuk melaksanakan
pemecahan masalahnya. (tahap 3 membantu siswa memecahkan
masalah)
7. Guru meminta beberapa siswa atau perwakilan kelompok untuk
mempersentasikan hasil diskusinya didepan kelas, sedangkan
kelompok yang lain memperhatikannya dan member tanggapan
kepada kelompok yang sedang presentasi. (tahap 4
mengembangkan dan menyajikan hasil pemecahan masalah)
8. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk yang
ingin bertanya apabila yang sudah dipresentasikannya belum
dipahami.
9. Guru memberkan konfirmasi dan penguatan kepada tanggapan
setiap siswa. (tahap 4 menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah)
10. Guru mengarahkan kepada seluruh siswa untuk membuat
kesimpulan terhadap hasil kegiatan diskusi.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 11
Penutup
1. Guru meminta salah satu siswa untuk menyimpulkan tentang
materi yang telah dipelajari yaitu nilai optimum dengan metode
garis selidik.
2. Sebagai alat penilaian evaluasi, guru memberikan soal individu
tentang menentukan nilai optimum dengan garis selidik untuk
dikerjakan pada halaman 47-48.
3. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang telah
dipelajari pada pertemuan pertama sampai ketiga untuk
melakukan tes evaluasi pada pertemuan berikutnya.

D. Pertemuan Keempat
Pendahuluan
1. Guru mengingatkan siswa mengenai materi program linear yang
telah dipelajari.

Kegiatan inti
1. Guru membagi siswa menjadi 5-6 anggota kelompok secara
heterogen
2. Guru membagikan bahan ajar kepada setiap siswa, kemudian guru
meminta setiap kelompok untuk mengerjakan soal evaluasi pada
halaman 48-50 mengenai materi yang sudah dipelajari yaitu sistem
pertidaksamaan linear dua variabel dan program linear pada
pertemuan yang sebelumnya dengan catatan setiap siswa
mengerjakan pada kertas masing-masing.
3. Guru memberikan soal untuk mengasah kemampuan setiap siswa
yaitu pada halaman 50-51 mengenai program linear tanpa melihat
catatan.
4. Guru mengawasi siswa dalam mengerjakan soal-soal yang telah
diberikan.
5. Guru meminta kepada seluruh siswa untuk mengumpulkan hasil
jawabanya.

Penutup
1. Guru meminta salah satu siswa untuk menceritakan kesan saat
belajar atau perasaan pada saat mengerjakan soal.
2. Guru memberikan soal uji kompetensi pada halaman 51-53
mengenai materi program linear untuk mengetahui kemampuan
representasi matematis siswanya tanpa melihat buku catatannya.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 12
BAB 1
Materi Prasyarat
( Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel )

Bentuk umum sistem pertidaksamaan linear


dua variabel, yaitu ax+ by < c; ax + by >c; Masihkah kamu ingat
materi sistem
ax + by ≤ c ; ax + by ≥ c; dan ax + by c dengan
pertidaksamaan linear dua
a, b adalah koefisien, c adalah konstanta variabel?
dan x, y adalah variabel.

Definisi Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel


Sistem pertidaksamaan linear dua variabel adalah suatu sistem yang
terdiri atas dua atau lebih pertidaksamaan dan setiap
pertidaksamaan tersebut mempunyai dua variabel.

Langkah-langkah yang ditempuh untuk menyelesaikan daerah


himpunan pertidaksamaan linier dua variabel adalah sebagai berikut
a. Gambarlah garis ax + by = c pada bidang cartesius dengan cara
mencari titik-titik potong grafik dengan sumbu x ( y = 0 ) dan sumbu y
( x = 0 ).
g. Ambil titik sembarang P(x1, y1) yang bukan terletak pada garis
tersebut, kemudian dihitung nilai dari ax1 + by1. Nilai ax1 + by1 ini
dibandingkan dengan nilai c.
h. Daerah penyelesaian untuk pertidaksamaan ditentukan
sebagai berikut :
 Jika , maka daerah yang memuat P merupakan
daerah penyelesaian.
 Jika , maka daerah yang memuat titik P bukan
merupakan daerah penyelesaian.
i. Daerah penyelesaian untuk pertidaksamaan ditentukan
sebagai berikut
 Jika , maka daerah yang memuat P merupakan
daerah penyelesaian.
 Jika , maka daerah yang memuat titik P bukan
merupakan daerah penyelesaian.
j. Daerah yang bukan merupakan penyelesaian diberi arsiran, sehingga
daerah penyelesaiannya merupakan daerah tanpa arsiran. Hal ini
sangat membantu pada saat menentukan daerah yang memenuhi
terhadap beberapa pertidaksamaan.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 13
k. Daerah penyelesaian untuk pertidaksamaan yang memuat tanda sama
dengan digambar dengan garis penuh, sedangkan daerah penyelesaian
pertidaksamaan yang tidak memuat tanda sama dengan digambar
dengan garis putus-putus.

cara mengarsir grafik himpunan:

e. jika ax + by ≤ c c. jika x ≥ 0

f. jika ax + by ≥ c d. jika y ≥ 0

Masalah 1
Indikator representasi visual (Membuat grafik untuk memperjelas masalah
dan memfasilitasi penyelesaiannya)
Tentukan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear
berikut:
i. 2x + 3y ≥ 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
j. 2x + y ≤ 4 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
k. x + 2y < 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
l. 4x + 2y > 12 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 14
Masalah 2
Indikator representasi kata teks tertulis (Menjawab soal dengan
menggunakan kata-kata atau teks tertulis).

Tentukan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear


berikut:
x + y ≤ 6 ; x ≥ 2 ; y ≥ 0 membentuk bangun seperti apakah daerah
himpunan penyelesaiannya? berikan alasanmu !

Masalah 3
Indikator representasi visual (Membuat grafik untuk memperjelas masalah
dan memfasilitasi penyelesaiannya)

Diberikan sistem pertidaksamaan linier x –y ≥ 3 dan 5x +3y ≥ 9


Gambarkan grafik pertidak-samaan pada sistem tersebut dan
tentukanlah himpunan penye-lesaian sistem tersebut, dengan syarat
tambahan x > 0 dan y <0!

Masalah 4
Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (Membuat
model matematika dari representasi lain yang diberikan).
Pak Rendi berencana membangun 2 tipe rumah; yaitu, tipe A dan
tipe B di atas sebidang tanah seluas 10.000 m2. Setelah dia
berkonsultasi dengan arsitek (perancang bangunan), ternyata untuk
membangun sebuah rumah tipe A dibutuhkan tanah seluas 100 m2
dan untuk membangun sebuah rumah tipe B dibutuhkan tanah
seluas 75 m2. Karena dana yang dimilikinya terbatas, maka banyak
rumah yang direncanakan akan dibangun paling banyak 125 unit
tentukan model matematikanya!

Masalah 5
Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (membuat
sistem pertidaksamaan)
Tentukan sistem pertidaksamaan linear dua variabel dari grafik
tersebut!

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 15
BAB II
Materi Inti
( Program Linear )

Program linear merupakan salah satu ilmu matematika yang


digunakan untuk memaksimumkan atau meminimumkan fungsi
objektif dengan kendala tertentu. Program linear perlu dipelajari di
SMK karena dalam kehidupan sehari-hari, Anda sering menemukan
berbagai persoalan yang berkaitan dengan masalah maksimum dan
minimum (masalah optimasi) dengan sumber terbatas. Masalah-
masalah tersebut sering dijumpai dalam bidang industri, jasa,
koperasi, juga dalam bidang perdagangan. Salah satunya adalah
permasalahan berikut.
Killa , seorang lulusan SMK Tata Boga membuat dua jenis kue
untuk dijual di kantin makanan tradisional asal Jawa Barat, yaitu
kue lupis dan kue kelepon. Untuk membuat satu adonan kue lupis,
diperlukan 500 gram tepung beras ketan dan 300 gram gula. Untuk
satu adonan kue kelepon diperlukan 400 gram tepung beras ketan
dan 200 gram gula. Killa memiliki persediaan 15 kg tepung beras
ketan dan 8 kg gula. Keuntungan dari satu adonan kue lupis
Rp30.000,00 dan satu adonan kue kelepon Rp25.000,00.
Bagaimanakah model matematika dari permasalahan program linear
tersebut agar Killa mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya?

Kata Kunci
 Pertidaksamaan linear
 Nilai optimum
 Bentuk objektif
 Fungsi tujuan

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 16
Model Matematika dari Soal Cerita

Model matematika merupakan penerjemahan permasalahan


sehari-hari ke dalam kalimat matematika. Permasalahan yang Anda
hadapi dalam kehidupan sehari-hari adalah masalah nyata, bukan
masalah yang langsung berbentuk angka ataupun hitungan-hitungan
matematika.

Pedoman Pemodelan Matematika

diterjemahkan
Masalah Nyata Bahasa Matematika

Diinterpretasikan untuk
memecahkan dibuat

dicari
Solusi Model Matematika Model Matematika

Berikut ini merupakan contoh masalah sehari-hari yang dibuat


model matematikanya.

Masalah 1
Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis (Membuat
model matematika dari representasi lain yang diberikan).

Seorang pedagang sepeda ingin membeli sepeda balap dan sepeda


motor sebanyak 25 buah untuk persediaan. Harga sebuah sepeda
balap Rp1.500.000,00 dan sepeda motor Rp8.000.000,00. Jika modal
yang dimiliki Rp100.000.000,00 buatlah model matematika dari
permasalahan tersebut.

Masalah 2
Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis
(penyelesaian masalah dengan melibatkan ekspresi matematis)

Killa, seorang lulusan SMK Tata Boga membuat dua jenis kue untuk
dijual di kantin makanan tradisional asal Jawa Barat, yaitu kue lupis

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 17
dan kue kelepon. Untuk membuat satu adonan kue lupis, diperlukan
500 gram tepung beras ketan dan 300 gram gula. Untuk satu adonan
kue kelepon diperlukan 400 gram tepung beras ketan dan 200 gram
gula. Killa memiliki persediaan 15 kg tepung beras ketan dan 8 kg
gula. Keuntungan dari satu adonan kue lupis Rp30.000,00 dan satu
adonan kue kelepon Rp25.000,00. Bagaimanakah model matematika
dari permasalahan program linear tersebut agar Killa mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya?

Latihan Kelompok

Kerjakan dan buatlah kelompok maksimal 5 orang secara heterogen!

1. Lia ingin membuat puding buah dan es buah. Untuk membuat


puding buah, ia membutuhkan 3 kg mangga dan 2 kg melon.
Sedangkan untuk membuat es buah, ia membutuhkan 1 kg
mangga dan 4 kg melon. Lia memiliki persediaan 11 kg mangga
dan 14 kg melon. Buatlah model matematika dari persoalan ini!
(Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis).
2. Suatu lahan parkir memiliki luas 800 m2 dan hanya mampu
menampung 64 bus dan mobil. Sebuah mobil menghabiskan
tempat 6 m2 dan bus 24 m2. Biaya parkir Rp1.500,00/mobil dan
Rp2.500,00/bus. Pemilik lahan parkir mengharapkan penghasilan
yang maksimum. Tentukan model matematika dari permasalahan
tersebut! (Indikator representasi persamaan atau ekspresi
matematis).
3. Seorang pedagang menjual 2 jenis buah, yaitu semangka dan
melon. Untuk itu pedagang memberi harga seminimal mungkin
untuk setiap penjualannya seperti yang disajikan dalam tabel
berikut:
Nanas Apel
Persediaan
(x) (y)
Banyaknya buah (kg) 20 16 320
Pembelian 1.500 3.000 450.000
Keuntungan 500 1500 -

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 18
Rumusukan permasalahan tersebut kedalam bentuk sistem
pertidaksamaan linear dua variabel! (Indikator representasi
persamaan atau ekspresi matematis).

4. Tentukan sistem pertidaksamaan linear satu variabel dari grafik


tersebut! (Indikator representasi persamaan atau ekspresi
matematis)
.

5. Tentukan sistem pertidaksamaan linear satu variabel dari grafik


tersebut! (Indikator representasi persamaan atau ekspresi
matematis).

Latihan Individu
Jawablah dengan benar dan tepat kemudian berilah tanda silang (X)
pada option a, b, c, d, atau e!
1. Harga per bungkus sabun A Rp2.000,00 dan sabun B
Rp1.500,00. Jika pedagang hanya mempunyai modal
Rp900.000,00 dan kiosnya hanya mampu menampung 500
bungkus sabun, model matematika dari permasalahan tersebut
adalah .... Indikator representasi persamaan atau ekspresi matematis
(Membuat persamaan atau model matematika dari representasi lain yang
diberikan).
a.
b.
c.
d.
e.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 19
2. Daerah yang diarsir pada gambar tersebut ini adalah himpunan
semua ( x, y ) yang memenuhi . . . Indikator representasi persamaan
atau ekspresi matematis (Membuat persamaan atau model matematika
dari representasi lain yang diberikan).
a.
b.
c.
d.
e.
7. Seorang koki membuat 2 jenis roti. Roti I memerlukan 100 g
tepung dan 25 g mentega, sedangkan roti jenis II memerlukan 50
g tepung dan 50 g mentega. Koki memiliki persediaan 1,5 kg
tepung dan 1 kg mentega. Jika x merupakan banyak roti I dan y
merupakan banyak roti II, pertidaksamaan yang mungkin untuk
membuat kedua jenis roti sebanyak-banyaknya adalah .... Indikator
representasi persamaan atau ekspresi matematis (Membuat persamaan
atau model matematika dari representasi lain yang diberikan).
a.
b.
c.
d.
e.
8. Seorang bengkel las membeli 2 jenis peralatan bengkel yang
berkualitas, yaitu baut dan tang. Untuk itu seorang bengkel las
membeli dengan harga yang mahal artinya sudah maksimal untuk
setiap pembeliannya disajikan dalam tabel berikut:
Baut Tang
Modal
(x) (y)
Banyaknya 50 5 250
Harga 20.000 15.000 300.000
Rumusukan permasalahan tersebut kedalam bentuk sistem
pertidaksamaan linear dua variabel! Indikator representasi
persamaan atau ekspresi matematis (Membuat persamaan atau model
matematika dari representasi lain yang diberikan).

a.
b.
c.
d.
e.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 20
Menentukan Nilai Optimum dengan Metode Uji
Titik Pojok

Nilai optimum yang diperoleh dari suatu permasalahan program


linear dapat berupa nilai terbesar atau nilai terkecil. Model kendala
yang menentukan nilai maksimum dan minimum fungsi objektif. Titik
yang membuat nilai fungsi menjadi optimum disebut titik optimum.
Nilai optimum dari sistem pertidaksamaan linear dapat ditentukan
dengan beberapa cara, di antaranya metode uji titik pojok dan garis
selidik.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyelesaikan
persoalan program linear dengan menggunakan metode grafik
adalah sebagai berikut.
a. Gambarlah daerah penyelesaian dari kendala-kendala dalam masalah
program linear tersebut.
b. Tentukan titik-titik pojok dari daerah penyelesaian itu.
c. Substitusikan koordinat setiap titik pojok itu ke dalam fungsi
objektif.
d. Bandingkan nilai-nilai fungsi objektif tersebut. Nilai terbesar berarti
menunjukkan nilai maksimum dari fungsi f(x, y), sedangkan nilai
terkecil berarti menunjukkan nilai minimum dari fungsi f(x, y).

Masalah 1
Dengan uji titik pojok, tentukanlah nilai maksimum fungsi objektif
pada himpunan penyelesaian sistem
pertidaksamaan

Latihan Kelompok

Kerjakan dan buatlah kelompok maksimal 5 orang secara heterogen!


1. Seorang anak penderita kekurangan gizi diharuskan makan dua jenis
tablet vitamin setiap hari. Tablet pertama mengandung 5 unit vitamin
A dan 3 unit vitamin B, sedangkan tablet kedua mengandung 10 unit
vitamin A dan 1 unit vitamin B. Dalam satu hari, anak itu memerlukan
20 unit vitamin A dan 5 unit vitamin B. Jika harga tablet pertama
Rp400,00/biji dan tablet kedua Rp600,00/biji, tentukan pengeluaran
minimum untuk pembelian tablet per harinya!

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 21
2. Dengan titik uji pojok, tentukan nilai maksimum
pada himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan berikut.

3. Dengan uji titik pojok, tentukan nilai minimum fungsi objektif


yang memenuhi

Latihan Individu

Jawablah dengan benar dan tepat kemudian berilah tanda silang (X) pada
option a, b, c, d, atau e!
1. Sinta seorang pembuat kue dalam satu hari paling banyak dapat
membuat 80 kue. Biaya pembuatan kue jenis pertama adalah Rp500,00
per buah dan biaya pembuatan kue jenis kedua adalah Rp300,00 per
buah. Keuntungan kue jenis pertama Rp200,00 per buah dan
keuntungan kue jenis kedua adalah Rp300,00 per
buah. Jika modal pembuatan kue adalah Rp34.000,00 maka
keuntungan terbesar yang diperoleh Sinta adalah ....
a. Rp12.000,00
b. Rp19.000,00
c. Rp20.000,00
d. Rp22.000,00
e. Rp25.000,00
2. Nilai minimum fungsi objektif untuk sistem
pertidaksamaan adalah ....
a. 6 c. 8 e. 10
b. 7 d. 9
4. Perhatikan gambar berikut.
Daerah yang diarsir pada gambar tersebut merupakan daerah
penyelesaian dari suatu sistem pertidaksamaan. Nilai minimum yang
memenuhi fungsi objektif p = 4x + 3y adalah ....

a. 12 d. 18
b. 15 e. 24
c. 17

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 22
Menentukan Nilai Optimum dengan Garis Selidik

Selain dengan menggunakan uji titik pojok, nilai optimum juga


dapat ditentukan dengan menggunakan garis selidik. Persamaan
garis selidik dibentuk dari fungsi objektif. Jika fungsi objektif
suatu program linear maka persamaan garis selidik
yang digunakan adalah ax + by = ab, dengan

1. Menentukan Nilai Maksimum Fungsi Objektif f(x, y) = ax + by

Masalah 1
Suatu program linear dapat diterjemahkan ke dalam model
matematika berikut.

Tentukan titik maksimum fungsi objektif f = x + 2y. Kemudian,


tentukan nilai maksimumnya.

2. Menentukan Nilai Minimum Fungsi Objektif f(x, y) = ax + by


Masalah 2
Suatu masalah program linear dapat diterjemahkan ke dalam
model matematika berikut.

Tentukan titik minimum fungsi objektif f(x, y) = 14x + 7y dan


tentukan nilai minimumnya.

Latihan Kelompok
Kerjakan dan buatlah kelompok maksimal 5 orang secara heterogen!

Masalah 1
Cokelat A yang harganya Rp600,00 per bungkus dijual dengan laba
Rp80,00 per bungkus. Cokelat B harganya Rp1.000,00 per bungkus
dijual dengan laba Rp125,00 per bungkus. Modal yang dimiliki
pedagang adalah Rp300.000,00 dan kotak tempat menjual cokelat
mampu memuat 350 bungkus. Tentukan:
a. Laba maksimum yang dapat diperoleh pedagang,

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 23
b. Banyaknya cokelat A dan cokelat B yang harus dibeli pedagang
agar dapat diperoleh laba yang maksimum dengan metode garis
selidik.

Latihan Individu

Jawablah dengan benar dan tepat kemudian berilah tanda silang (X) pada
option a, b, c, d, atau e!

Seorang pedagang roti memiliki modal Rp60.000,00. Ia


merencanakan menjual roti A dan roti B. Roti A dibeli dari agen
Rp600,00 per bungkus, sedangkan roti B dibeli dari agen Rp300,00
per bungkus. Keuntungan yang diperoleh pedagang itu adalah
Rp150,00 untuk setiap penjualan sebungkus roti A dan Rp100,00
untuk setiap penjualan sebungkus roti B. Oleh karena keterbatasan
tempat, pedagang roti itu hanya akan menyediakan 150 bungkus
roti. Tentukan keuntungan maksimum yang dapat diperoleh oleh
pedagang. Berapa bungkus roti A dan roti B yang harus disediakan?
Selesaikanlah masalah tersebut dengan menggunakan metode garis
selidik.

a. Rp. 17.500 c. Rp. 17.000 e. Rp. 19.000


b. Rp. 18.500 d. Rp. 18.000

Evaluasi !

Jawablah dengan benar dan tepat kemudian berilah tanda silang (X)
pada option a, b, c, d, atau e!
1. Daerah himpunan penyelesaian
. Maka nilai maksimum untuk x + 2y pada
himpunan penyelesaian tersebut adalah . . . .
a. 20 d. 5
b. 16 e. 4
c. 8
2. Daerah himpunan penyelesaian untuk
adalah berupa . . . .
a. trapesium d. segitiga
b. persegi panjang e. persegi
c. segi empat

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 24
3. Daerah penyelesaian yang memenuhi sistem pertidaksamaan:

adalah . . . .
a. I d. IV
b. II e.V
c. III
4. Jika maka fungsi
mempunyai nilai maksimum . . . .
a. 6 d. 3
b. 5 e. 2
c. 4
5. Untuk (x, y) yang memenuhi
, nilai minimum untuk adalah . . . .
a. d.
b. e.
c.
6. Seorang koki membuat 2 jenis roti. Roti memerlukan 100 g
tepung dan 25 g mentega, sedangkan roti jenis II memerlukan 50
g tepung dan 50 g mentega. Koki memiliki persediaan 1,5 kg
tepung dan 1 kg mentega. Jika x merupakan banyak roti I dan y
merupakan banyak roti II, pertidaksamaan yang mungkin untuk
membuat kedua jenis roti sebanyak-banyaknya adalah....
a. 2x + y ≤ 20, x + 2y ≤ 60, x ≥ 0, y ≥ 0
b. 4x + y ≤ 60, x + y ≤ 20, x ≥ 0, y ≥ 0
c. 2x + y ≤ 30, 2x + 3y ≤ 60, x ≥ 0, y ≥ 0
d. x + 2y ≤ 20, 2x + 2y ≤ 40, x ≥ 0, y ≥ 0
e. 2x + y ≤ 30, x + 2y ≤ 40, x ≥ 0, y ≥ 0
7. Seorang pedagang kerajinan tradisional membeli tidak lebih dari
25 benda kerajinan untuk persediaan. Ia ingin membeli benda
jenis A dengan harga Rp30.000,00 dan sepatu jenis B seharga
Rp40.000,00. Ia merencanakan tidak akan mengeluarkan uang
lebih dari Rp840.000,00. Apabila ia mengharap laba Rp10.000,00
untuk setiap benda A dan Rp12.000,00 untuk setiap benda B
maka laba maksimum yang diperoleh pedagang adalah ....
a. Rp168.000,00
b. Rp186.000,00
c. Rp268.000,00

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 25
d. Rp286.000,00
e. Rp386.000,00
8. Daerah yang diarsir pada gambar berikut merupakan himpunan
penyelesaian dari ....
a. x + y ≤ 6, x ≥ 2, y ≥ 0
b. x – y ≤ 6, x ≤ 2, y ≥ 0
c. x + y ≤ 6, x ≤ 2, y ≥ 0
d. x + y ≤ 6, x ≤ 2, y ≤ 0
e. x – y ≤ 6, x ≥ 2, y ≥ 0
9. Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan
adalah . . . .

a. b.

c. e.

d.

10. Titik berikut ini yang merupakan anggota himpunan


penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear:
adalah . . . .
a. (10,12) d. (20,3)
b. (5,20) e. (25,2)
c. (15,5)

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 26
Asah Kemampuan!

Jawablah dikertas selembar!

1. Apakah yang dimaksud dengan model matematika? Jelaskan


dengan menggunakan kata-kata sendiri.
2. Apa yang Anda ketahui tentang program linear?
3. Harga 1 kg beras Rp6000,00 dan 1 kg gula Rp4500,00. Seorang
pedagang memiliki modal Rp500.000,00 dan tempat yang
tersedia hanya memuat 1 kuintal. Jika pedagang tersebut
membeli x kg beras dan y kg gula, tentukan model dari
masalah tersebut.
4. Diberikan sistem pertidaksamaan linier:
x–y≥3
5x + 3y ≥ 9
a. Gambarkan grafik pertidak-samaan pada sistem tersebut!
b. Tentukanlah himpunan penye-lesaian sistem tersebut,
dengan syarat tambahan x > 0 dan y <0!
c. Selanjutnya dapatkah kamu menentukan himpunan penye-
lesaian sistem tersebut untuk syarat x < 0 dan y > 0?
Jelaskan!

Uji Kompetensi

1. Adi, seorang lulusan SMK Tata Busana memiliki perusahaan


konveksi yang membuat kemeja dan kaos olahraga. Untuk
membuat satu kemeja, diperlukan m kain katun dan m
kain wol. Untuk membuat kaos olahraga, diperlukan 2 m kain
katun dan 4 m kain wol. Persediaan kain wol yang dimiliki Adi
adalah 36 m dan persediaan kain katun 40 m. Gambarlah kendala
permasalahan tersebut.
2. Tentukan nilai minimum dengan metode uji titik pojok dari
masalah program linear berikut dengan menggunakan tabel atau
dengan cara alternatif!
Fungsi objektif : f(x,y) = 7x + 4y

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 27
Kendala :

3. Koordinat titik-titik segitiga ABC dari gambar berikut


memenuhi pertidaksamaan ....

4. Seorang petani memberikan dua jenis pupuk untuk sawahnya.


Pupuk jenis I mengandung 16 gram zat A dan 6 gram zat B,
sedangkan pupuk jenis II mengandung 8 gram zat A dan 18
gram zat B. Pada setiap musim tanam padi, petani tersebut
membutuhkan paling sedikit 128 gram zat A dan 108 gram zat
B untuk keberhasilan panennya. Jika harga pupuk jenis I
adalah Rp. 50.000,- dan pupuk jenis II adalah Rp. 35.000,-.
Maka tentukan model matematikanya dan banyaknya pupuk
jenis I dan pupuk jenis II yang harus dibeli agar biaya
pemeliharaan sawahnya minimal!
5. Bagaimana langkah-langkah menggambar grafik himpunan
penyelesaian dari pertidaksamaan linear . Uraikan
dengan kata-kata!
6. Diberikan sistem pertidaksamaan linier:
dapatkah kamu menentukan
himpunan penyelesaian sistem tersebut untuk syarat x < 0 dan
y > 0? Jelaskan!

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 28
KUNCI JAWABAN

BAB 1 MATERI PRASYARAT

SISTEM PERTIDAKSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL

Halaman 10

MASALAH 1
Tentukan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear
berikut:
a. 2x + 3y ≥ 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
b. 2x + y ≤ 4 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
c. x + 2y < 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
d. 4x + 2y > 12 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0

Alternatif Penyelesaian:

a. 2x + 3y ≥ 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear
tersebut untuk mempermudahnya maka rubahlah tanda
pertidaksamaan menjadi bentuk (=) yaitu menjadi 2x - 3y = 6,
x = 0 ( sumbu y ), y = 0 ( sumbu x ) dengan cara membuat tabel

x 0 3
Y 2 0
(x,y) (0, 2) (3, 0)
Jadi grafiknya adalah:

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 29
b. 2x + y ≤ 4 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear
tersebut untuk mempermudahnya maka rubahlah tanda
pertidaksamaan menjadi bentuk (=) yaitu menjadi 2x + y = 4 , x
= 0 ( sumbu y ), y = 0 ( sumbu x ) dengan cara membuat tabel

x 0 2
Y 4 0
(x,y) (0, 4) (2,0)
Jadi grafiknya adalah:

c. x + 2y < 6 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear
tersebut untuk mempermudahnya maka rubahlah tanda
pertidaksamaan menjadi bentuk (=) yaitu menjadi x + 2y = 6, x =
0 ( sumbu y ), y = 0 ( sumbu x ) dengan cara membuat tabel

x 0 6
Y 3 0
(x,y) (0, 3) (6, 0)
Jadi grafiknya adalah:

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 30
d. 4x + 2y > 12 ; x ≥ 0 ; y ≥ 0
Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear
tersebut untuk mempermudahnya maka rubahlah tanda
pertidaksamaan menjadi bentuk (=) yaitu menjadi 4x + 2 y = 12 ,
x = 0 ( sumbu y ), y = 0 ( sumbu x ) dengan cara membuat tabel

x 0 3
Y 6 0
(x,y) (0, 6) (3, 0)
Jadi grafiknya adalah:

Halaman 13

MASALAH 2
Tentukan daerah penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear
berikut:
x+y≤6;x ≥2;y≥0
membentuk bangun seperti apakah daerah himpunan
penyelesaiannya? berikan alasanmu

Alternatif Penyelesaian:

Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear tersebut


untuk mempermudahnya maka rubahlah tanda pertidaksamaan
menjadi bentuk (=) yaitu menjadi x + y = 6 x = 2 (sumbu y), y = 0 (
sumbu x ) dengan cara membuat tabel.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 31
Untuk garis 5x + 4y = 20
x 0 6
Y 6 0
(x,y) (0, 6) (6,0)

Gunakan titik uji (0, 0) pada setiap pertidaksamaan linear dua


variabel yang diberikan
• x+y≤6
0 + 0≤6
0 ≤ 6 (memenuhi)
Daerah yang memenuhi berada di sebelah kiri garis x + y = 6
• x ≥2
0 ≥ 2 (Tidak memenuhi)
Daerah yang memenuhi berada di sebelah kiri garis x = 2
• y≥0
Daerah yang memenuhi berada di kuadran I.

Gambarkan setiap titik potong dari sistem pertidaksamaan linear


dua variabel, dan arsirlah pada setiap daerah yang memenuhi setiap
pertidaksamaan linear dua variabel tersebut.

Grafik tersebut membangun seperti bangun segitiga karena antara


garis x + y = 6 dan x =2 saling bertemu dan saling berpotongan
sehingga daerah himpunan penyelesaiannya membetuk bangun
segitiga.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 32
Halaman 15

MASALAH 3
Diberikan sistem pertidaksamaan linier x –y ≥ 3 dan 5x +3y ≥ 9
Gambarkan grafik pertidak-samaan pada sistem tersebut dan
tentukanlah himpunan penye-lesaian sistem tersebut, dengan syarat
tambahan x > 0 dan y <0!

Alternatif penyelesaian:

Mencari titik potong dari sistem pertidaksamaan linear tersebut


untuk mempermudahnya maka rubahlah tanda pertidaksamaan
menjadi bentuk (=) yaitu x –y = 3 dan 5x +3y = 9 dengan cara
membuat tabel.
Untuk garis x –y = 3 Untuk garis 5x +3y = 9

x 0 3 x 0 9/5
y -3 0 y 3 0
(x,y) (0, -3) (3, 0) (x,y) (0, 3) (9/5, 0)
Gambarkan setiap titik potong dari sistem pertidaksamaan linear
dua variabel, dan arsirlah pada setiap daerah yang memenuhi setiap
pertidaksamaan linear dua variabel tersebut. Dengan syarat tambahan
x > 0 dan y <0

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 33
Halaman 16

MASALAH 4
Pak Rendi berencana membangun 2 tipe rumah; yaitu, tipe A dan
tipe B di atas sebidang tanah seluas 10.000 m2. Setelah dia
berkonsultasi dengan arsitek (perancang bangunan), ternyata untuk
membangun sebuah rumah tipe A dibutuhkan tanah seluas 100 m2
dan untuk membangun sebuah rumah tipe B dibutuhkan tanah
seluas 75 m2. Karena dana yang dimilikinya terbatas, maka banyak
rumah yang direncanakan akan dibangun paling banyak 125 unit
tentukan model matematikanya!

Alternatif Penyelesaian
Misalkan: x adalah banyak rumah tipe A yang akan dibangun
y adalah banyak rumah tipe B yang akan dibangun
Maka model matematikanya:
pertidaksamaan ini disederhanakan menjadi:

Halaman 16

MASALAH 5
Tentukan sistem pertidaksamaan linear dua variabel dari grafik
tersebut!

I II

Alternatif Penyelesaian:
Titik di sumbu y itu kita misalkan dengan variabel x begitu pula
sebaliknya titik di sumbu x kita misalkan dengan variabel y jadi,
Untuk garis I : artinya
Untuk garis II : 3x + 6y ≤ (6 x 3) = 18 artinya 3x + 6y ≤ 18

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 34
BAB 2 MATERI INTI

PROGRAM LINEAR
Halaman 18

MASALAH 1
Seorang pedagang sepeda ingin membeli sepeda balap dan sepeda
motor sebanyak 25 buah untuk persediaan. Harga sebuah sepeda
balap Rp1.500.000,00 dan sepeda motor Rp8.000.000,00. Jika modal
yang dimiliki Rp100.000.000,00 buatlah model matematika dari
permasalahan tersebut.

Alternatif Penyelesaian:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui: Harga sebuah sepeda balap Rp1.500.000,00
Harga sebuah sepeda motor Rp8.000.000,00
Modal yang dimiliki Rp100.000.000,00
Ditanya : Model matematikanya?
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
Misal:
x = banyaknya sepeda balap yang mungkin dibeli
y = banyaknya sepeda motor yang mungkin dibeli
Langkah 3 (Melaksanakan masalah sesuai rencana)

Sepeda Balap Sepeda Motor Modal


Persediaan 1 1 25
Harga 15 80 100

Sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah:

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan kembali)


Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan
masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
substitusikan sebarang nilai kedalam (x,y) misal kita ambil (0,0) maka

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 35
sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah
benar.

Halaman 19
MASALAH 2
Killa, seorang lulusan SMK Tata Boga membuat dua jenis kue untuk
dijual di kantin makanan tradisional asal Jawa Barat, yaitu kue lupis
dan kue kelepon. Untuk membuat satu adonan kue lupis, diperlukan
500 gram tepung beras ketan dan 300 gram gula. Untuk satu adonan
kue kelepon diperlukan 400 gram tepung beras ketan dan 200 gram
gula. Killa memiliki persediaan 15 kg tepung beras ketan dan 8 kg
gula. Keuntungan dari satu adonan kue lupis Rp30.000,00 dan satu
adonan kue kelepon Rp25.000,00. Bagaimanakah model matematika
dari permasalahan program linear tersebut agar Killa mendapatkan
keuntungan yang sebesar-besarnya?

Alternatif Penyelesaian:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui: Untuk kue lupis 500 gram tepung beras ketan dan
300 gram gula
Untuk kue kelepon diperlukan 400 gram tepung
beras ketan dan 200 gram gula
Persediaan Killa 15 kg tepung beras ketan dan 8 kg
gula
Keuntungan dari satu adonan kue lupis Rp30.000,00
dan satu adonan kue kelepon Rp25.000,00
Ditanya : Model matematikanya?

Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)


Misal:
Banyaknya adonan kue lupis = x
Banyaknya adonan kue kelepon = y.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 36
Langkah 3 (Melaksanakan masalah sesuai rencana)

Kue Lupis Kue Kelepon Persediaan


Rp15.000,00
Terigu 500 400

Gula 300 200 Rp80.000,00


Keuntungan 30.000,- 25.000 -

Cobalah buat sistem pertidaksamaan linear dua variabel dari


permasalahan tersebut.
Fungsi kendala:

Fungsi objektif merupakan fungsi keuntungan yang dapat


diperoleh, Yaitu

sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah

dengan fungsi objektif .


Langkah 4 (Melakukan Pengecekan kembali)
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka
pemecahan masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya
sudah benar.
substitusikan sebarang nilai kedalam (x,y) misal kita ambil (0,0)
maka

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya


sudah benar.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 37
Halaman 21

Latihan Kelompok
Kerjakan dan buatlah kelompok maksimal 5 orang secara heterogen!
1. Lia ingin membuat puding buah dan es buah. Untuk membuat
puding buah, ia membutuhkan 3 kg mangga dan 2 kg melon.
Sedangkan untuk membuat es buah, ia membutuhkan 1 kg
mangga dan 4 kg melon. Lia memiliki persediaan 11 kg mangga
dan 14 kg melon. Buatlah model matematika dari persoalan ini!

Jawab:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui: Puding 3 kg mangga dan 2 kg melon
Es buah 1 kg mangga dan 4 kg melon
Persediaan Lia 11 kg mangga dan 14 kg melon
Ditanya : Model matematikanya?

Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)


X = banyaknya pudding buah yang akan dibuat
y = banyaknya es buah yang akan dibuat
Langkah 3 (Melaksanakan masalah sesuai rencana)

Puding Buah Es Buah Persediaan


Mangga (kg) 3 2 11
Melon (kg) 1 4 14
Sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah:

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan kembali)


Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka
pemecahan masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya
sudah benar.
substitusikan sebarang nilai kedalam (x,y) misal kita ambil (0,0)
maka

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 38
sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya
sudah benar.

2. Suatu lahan parkir memiliki luas 800 m2 dan hanya mampu


menampung 64 bus dan mobil. Sebuah mobil menghabiskan
tempat 6 m2 dan bus 24 m2. Biaya parkir Rp1.500,00/mobil dan
Rp2.500,00/bus. Pemilik lahan parkir mengharapkan penghasilan
yang maksimum. Tentukan model matematika dari permasalahan
tersebut!
Jawab:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui: Luas lahan parkir 800 m2 dan hanya mampu menampung 64
bus dan mobil
Sebuah mobil menghabiskan tempat 6 m2 dan bus 24 m2
Biaya parkir Rp1.500,00/mobil dan Rp2.500,00/bus
Ditanya : Model matematikanya?
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
X = banyaknya mobil
y = banyaknya bis
Langkah 3 (Melaksanakan Masalah)

Mobil Bis Persediaan


Banyaknya
1 1 64
Kendaraan
Lahan yang
6 24 800
dipakai
Biaya 1.500 2.500 -
Fungsi kendala:

Fungsi objektif merupakan fungsi keuntungan yang dapat


diperoleh, Yaitu

sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah

dengan fungsi objektif

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 39
Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka
pemecahan masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya
sudah benar.
substitusikan sebarang nilai kedalam (x,y) misal kita ambil (0,0)
maka

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya


sudah benar.

3. Seorang pedagang menjual 2 jenis buah, yaitu semangka dan


melon. Untuk itu pedagang memberi harga seminimal mungkin
untuk setiap penjualannya seperti yang disajikan dalam tabel
berikut:
Nanas Apel
Persediaan
(x) (y)
Banyaknya buah (kg) 20 16 320
Pembelian 1.500 3.000 450.000
Keuntungan 500 1500 -

Rumusukan permasalahan tersebut kedalam bentuk sistem


pertidaksamaan linear dua variabel!

Alternatif Penyelesaian:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui: Pedagang menjual 2 jenis buah yaitu nanas dan apel
Ditanya : Bentuk sistem pertidaksamaan dua linear?
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
x = banyaknya nanas yang dijual
y = banyaknya apel yang dijual
Langkah 3 (Melaksanakan Masalah)
Fungsi kendala:

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 40
Fungsi objektif merupakan fungsi keuntungan yang dapat
diperoleh, Yaitu
sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah

dengan fungsi objektif

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)


Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka
pemecahan masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya
sudah benar.
substitusikan sebarang nilai kedalam (x,y) misal kita ambil (0,0)
maka

Sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya


sudah benar.

4. Tentukan sistem pertidaksamaan linear satu variabel dari grafik


tersebut!

Jawab:

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 41
5. Tentukan sistem pertidaksamaan linear satu variabel dari grafik
tersebut!

Jawab:

LATIHAN INDIVIDU
Halaman 25
1. B
2. A
3. B
4. E

Menentukan Nilai Optimum dengan Metode Uji


Titik Pojok
Halaman 27

MASALAH 1
Dengan uji titik pojok, tentukanlah nilai maksimum fungsi objektif
pada himpunan penyelesaian sistem
pertidaksamaan

Jawab:

Langkah 1 (Memahami Masalah)


Diketahui : Fungsi objektif
Fungsi kendala

Ditanya : Nilai maksimumnya?

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 42
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)

Tentukan grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan


dan
Untuk garis
X 0 4
Y 8 0
(x,y) (0,8) (4,0)
Untuk garis
X 0 6
Y 4 0
(x,y) (0,4) (6, 0)
Maka grafik himpunan penyelesaiannya ditunjukkan oleh
gambar berikut.

Daerah OABC adalah daerah himpunan penyelesaian


pertidaksamaan tersebut.
Langkah 3 (Melaksanakan Masalah)
Tentukan koordinat titik-titik pojok dari daerah himpunan
penyelesaian. Dari keempat titik-titik O, A, B, dan C, koordinat titik
B belum diketahui. Tentukanlah koordinat titik B tersebut. Titik B
merupakan titik potong garis 2x + y = 8 dan 2x + 3y = 12. Anda dapat
menggunakan cara eliminasi.
2x + y = 8

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 43
2x + 3y = 12 –
-2y = -4
y=2

Substitusikan y = 2 ke salah satu persamaan, misalkan 2x + y = 8.


2x + y = 8.
2x + 2 = 8
2x = 6

Dari perhitungan, diperoleh titik potongnya, yaitu titik B dengan


koordinat (3,2). Jadi, semua koordinat titik pojoknya adalah O(0, 0),
A(4, 0), B(3, 2), dan C(0, 4). Tentukan nilai maksimum
pada titik pojok daerah penyelesaian. Substitusikanlah
semua koordinat titik pojok ke dalam fungsi objektif. Diperoleh
hasil pada tabel berikut.
Titik Potong
O(0, 0)
A(4, 0)
B(3, 2)
C(0, 4)

Dari tabel tersebut, nilai maksimum fungsi diperoleh pada titik


B(3, 2), yaitu sebesar
Jadi, nilai maksimumnya adalah pada titik B(3, 2)

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)


Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan
masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
substitusikan nilai (3,2) kedalam persamaan 1 dan 2 maka

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah


benar.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 44
Halaman 29

Latihan Kelompok
1. Seorang anak penderita kekurangan gizi diharuskan makan dua
jenis tablet vitamin setiap hari. Tablet pertama mengandung 5
unit vitamin A dan 3 unit vitamin B, sedangkan tablet kedua
mengandung 10 unit vitamin A dan 1 unit vitamin B. Dalam satu
hari, anak itu memerlukan 20 unit vitamin A dan 5 unit vitamin B.
Jika harga tablet pertama Rp400,00/biji dan tablet kedua
Rp600,00/biji, tentukan pengeluaran minimum untuk pembelian
tablet per harinya!
Jawab:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui : Tablet pertama mengandung 5 unit vitamin A dan
3 unit vitamin B
Tablet kedua mengandung 10 unit vitamin A dan
1 unit vitamin B
harga tablet pertama Rp400,00/biji dan tablet
kedua Rp600,00/biji
Ditanya : Pengeluaran minimum untuk pembelian tablet per
harinya?
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
Misal : x adalah banyaknya tablet 1 yang harus dimakan
y adalah banyaknya tablet 2 yang harus dimakan
Tablet 1 Tablet 2 Keperluan
Vitamin A 5 10 20
Vitamin B 3 1 5
Harga Rp. 400 Rp. 600 -

Fungsi objektif : z = f (x, y) = 400 x + 600 y


Dengan kendala:
5 x + 10y ≥ 20
3x + y ≥ 5

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 45
Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)
Berdasarkan fungsi kendala yang sudah diketahui maka
langkah penyelesaian selanjutnya yaitu:
Tentukan grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan 5 x +
10y ≥ 20; 3x + y ≥ 5 dan
Untuk garis Untuk garis
X 0 4 x 0 5/3
Y 2 0 y 5 0
(x,y) (0, 2) (4, 0) (x,y) (0, 5) (5/3, 0)

Maka grafik himpunan penyelesaiannya ditunjukkan oleh


gambar berikut.

Daerah ABC adalah daerah himpunan penyelesaian


pertidaksamaan tersebut.
Tentukan koordinat titik-titik pojok dari daerah himpunan
penyelesaian.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 46
Substitusikan nilai y = ke salah satu persamaan

Dari perhitungan, diperoleh titik potongnya


Nilai fungsi tujuan dari ketiga titik tersebut disajikan
dalam tabel berikut.
Titik Potong z = f (x, y) = 400 x + 600 y
(0,5) 3000

(4,0) 800
Jadi, nilai minimum untuk fungsi tujuan tersebut adalah
pada titik

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)


Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka
pemecahan masalah disimpulkan guru apakah semua
langkahnya sudah benar.
substitusikan nilai kedalam persamaan 1 dan 2 maka
5 x + 10y ≥ 20

3x + y ≥ 5

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya


sudah benar.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 47
2. Dengan titik uji pojok, tentukan nilai maksimum
pada himpunan penyelesaian sistem pertidaksamaan
berikut.

Jawab:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui :

Ditanya : nilai maksimum?


Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
langkah-langkah penyelesaiannya:
a. Gambarlah daerah penyelesaian dari kendala-kendala
dalam masalah program linear tersebut.
b. Tentukan titik-titik pojok dari daerah penyelesaian itu.
c. Substitusikan koordinat setiap titik pojok itu ke dalam
fungsi objektif.
d. Bandingkan nilai-nilai fungsi objektif tersebut. Nilai
terbesar berarti menunjukkan nilai maksimum dari fungsi
f(x, y), sedangkan nilai terkecil berarti menunjukkan nilai
minimum dari fungsi f(x, y).
Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)
Berdasarkan fungsi kendala yang sudah diketahui maka
langkah penyelesaian selanjutnya yaitu:
Tentukan grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan

Untuk garis Untuk garis


X 0 10 X 0 6
Y 5 0 Y 8 0
(x,y) (0, 5) (10, 0) (x,y) (0, 8) (6, 0)

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 48
Maka grafik himpunan penyelesaiannya ditunjukkan oleh
gambar berikut.

Daerah OABC merupakan daerah himpunan


penyelesaiannya.
c. Tentukan koordinat titik-titik pojok dari daerah himpunan
penyelesaian.

Substitusikan nilai ke salah satu persamaan

Dari perhitungan, diperoleh titik potongnya adalah


.
Nilai fungsi tujuan dari ketiga titik tersebut disajikan
dalam tabel berikut.
Titik Potong
(0, 0) 0
(0, 5) 20

(6, 0) 18

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 49
Jadi, nilai maksimum untuk fungsi tujuan tersebut adalah
pada titik

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)


Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka
pemecahan masalah disimpulkan guru apakah semua
langkahnya sudah benar.
substitusikan nilai kedalam persamaan 1 dan 2 maka

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya


sudah benar.

3. Dengan uji titik pojok, tentukan nilai minimum fungsi objektif


yang memenuhi

Jawab:
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui : ;

Ditanya : nilai minimum?


Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
langkah-langkah penyelesaiannya:
a. Gambarlah daerah penyelesaian dari kendala-kendala
dalam masalah program linear tersebut.
b. Tentukan titik-titik pojok dari daerah penyelesaian itu.
c. Substitusikan koordinat setiap titik pojok itu ke dalam
fungsi objektif.
d. Bandingkan nilai-nilai fungsi objektif tersebut. Nilai
terbesar berarti menunjukkan nilai maksimum dari fungsi
f(x, y), sedangkan nilai terkecil berarti menunjukkan nilai
minimum dari fungsi f(x, y).

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 50
Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)
Berdasarkan fungsi kendala yang sudah diketahui maka
langkah penyelesaian selanjutnya yaitu:
Tentukan grafik himpunan penyelesaian pertidaksamaan

Untuk garis Untuk garis

X 0 10 X 0 5
Y 5 0 Y 15 0
(x,y) (0, 5) (10, 0) (x,y) (0, 15) (5, 0)

Maka grafik himpunan penyelesaiannya ditunjukkan oleh


gambar berikut.

Daerah ABC adalah daerah himpunan penyelesaian


Tentukan koordinat titik-titik pojok dari daerah himpunan
penyelesaian.

Substitusikan nilai ke salah satu persamaan

Dari perhitungan, diperoleh titik potongnya, yaitu (4, 3)

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 51
Nilai fungsi tujuan dari ketiga titik tersebut disajikan
dalam tabel berikut.

Titik Potong
(0,15) 150
(4, 3) 38
(10,0) 20
Jadi, nilai minimum untuk fungsi tujuan tersebut adalah
20 pada titik (10,0)

Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)

Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka


pemecahan masalah disimpulkan guru apakah semua
langkahnya sudah benar.
substitusikan nilai kedalam persamaan 1 dan 2 maka

sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan


jawabannya sudah benar.

Halaman 36
Latihan Individu
1. B
2. D
3. D

Menentukan Nilai Optimum dengan Garis Selidik

Halaman 37
1. Menentukan Nilai Maksimum Fungsi Objektif f(x, y) = ax + by
Masalah 1
Suatu program linear dapat diterjemahkan ke dalam model
matematika berikut.
Tentukan titik maksimum fungsi objektif f = x + 2y. Kemudian,
tentukan nilai maksimumnya.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 52
Alternatif Penyelesaian
Langkah 1 (Memahami Masalah)

Diketahui :
Ditanya : Nilai maksimumnya ?
Jawab :
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
a. Gambar grafik himpunan penyelesaian dari model
matematika.

Daerah OABC adalah daerah himpunan penyelesaian


pertidaksamaan.
Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)
b. Carilah titik B. Titik B merupakan perpotongan garis x + 3y =
9 dengan garis 2x + y = 8. Dengan cara eliminasi dan
substitusi, tentukanlah koordinat titik B.

Substitusikanlah x = 3 ke salah satu persamaan. Misalnya, ke


persamaan x + 3y = 9.

Jadi, koordinat titik B(3, 2).

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 53
c. Gambar garis x + 2y = 2 sebagai garis selidik. Kemudian,
gambarlah garis-garis yang sejajar dengan garis x + 2y = 2
sampai diperoleh garis yang melalui titik pojok terjauh dari
titik O(0, 0).

Dari gambar tersebut, titik B(3, 2) adalah titik terjauh yang


dilalui oleh garis yang sejajar dengan garis selidik x + 2y = 2. Oleh
karena itu, titik B(3, 2) adalah titik maksimum. Nilai
maksimumnya diperoleh dengan mensubstitusikan titik B(3, 2) ke
fungsi objektif. .
Dengan demikian, diperoleh nilai maksimum fungsi objektif
adalah 7.
Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)
Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka
pemecahan masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya
sudah benar.
substitusikan nilai , C kedalam
persamaan maka
Titik Potong
0
4
7
C 6
Titik maksimum tersebut adalah berada di titik B(3,2) Sehingga
dapat disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah benar.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 54
2. Menentukan Nilai Minimum Fungsi Objektif f(x, y) = ax + by
Halaman 39

Masalah 2
Suatu masalah program linear dapat diterjemahkan ke dalam
model matematika berikut.

Tentukan titik minimum fungsi objektif f(x, y) = 14x + 7y dan


tentukan nilai minimumnya.

Alternatif Penyelesaian
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui :

Ditanya : Nilai minimum?


Jawab :
Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)
a. Gambar grafik himpunan penyelesaian dari model
matematika.

Daerah OABC adalah daerah himpunan penyelesaian


pertidaksamaan.
Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)
b. Carilah koordinat titik B dan C. Titik B merupakan
perpotongan garis dan garis
Dengan cara eliminasi dan substitusi dapat diperoleh
koordinat titik

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 55
Substitusikanlah x =3 ke salah satu persamaan. Misalnya, ke
persamaan
Maka

Jadi, koordinat titik B(3, 2).


Titik C merupakan perpotongan garis 4x + y = 8 dan garis x
+ y = 5. Dengan cara eliminasi dan substitusi, dapat
diperoleh koordinat titik C.

Substitusikanlah x = 1 ke salah satu persamaan. Misalnya, ke


persamaan x + y = 5

Jadi, koordinat titik C(1, 4).

c. Lakukan dengan cara yang sama dengan


masalah 1 Sehingga diperoleh grafik sbb:

Buat garis selidik dari fungsi objektif f(x, y) = 14x + 7y.


Gambarlah garis selidik 14x + 7y = 88 atau sederhanakan
menjadi 2x + y = 14. Gambarlah garis-garis yang sejajar dengan
2x + y = 14. Temukan titik pojok yang terdekat dari titik O(0,
0) yang dilalui garis sejajar tersebut. Terlihat pada gambar

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 56
titik C(1, 4) dilalui oleh garis yang sejajar dengan garis selidik
2x + y = 14. Oleh karena itu, titik C(1, 4) merupakan titik
minimum. Nilai minimum fungsi objektif diperoleh dengan
menyubstitusikan C(1, 4) ke dalam f(x, y) = 14x + 7y.

Dengan demikian, nilai minimumnya adalah 42.

Langkah 4 ( Melakuan Pengecean Kembali)

Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka pemecahan


masalah disimpulkan guru apakah semua langkahnya sudah benar.
Substitusikan nilai , kedalam persamaan f(x, y) =
14x + 7y. maka

Titik Potong f(x, y) = 14x + 7y.


84
56
42

Titik minimum tersebut adalah berada di titik C(1,4) Sehingga dapat


disimpulkan semua langkah dan jawabannya sudah benar.

Halaman 42
Latihan Kelompok
Masalah 1
Cokelat A yang harganya Rp600,00 per bungkus dijual dengan laba
Rp80,00 per bungkus. Cokelat B harganya Rp1.000,00 per bungkus
dijual dengan laba Rp125,00 per bungkus. Modal yang dimiliki
pedagang adalah Rp300.000,00 dan kotak tempat menjual cokelat
mampu memuat 350 bungkus. Tentukan:
a. Laba maksimum yang dapat diperoleh pedagang,
b. Banyaknya cokelat A dan cokelat B yang harus dibeli pedagang
agar dapat diperoleh laba yang maksimum dengan metode garis
selidik.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 57
Alternatif Penyelesaian
Langkah 1 (Memahami Masalah)
Diketahui : Cokelat A yang harganya Rp600,00 per bungkus
dijual dengan laba Rp80,00 per bungkus
Cokelat B harganya Rp1.000,00 per bungkus
dijual dengan laba Rp125,00 per bungkus
Modal yang dimiliki pedagang adalah
Rp300.000,00
Kotak tempat menjual cokelat mampu memuat
350 bungkus
Ditanya :
a. Laba maksimum?
b. Banyaknya cokelat A dan cokelat B yang harus dibeli
pedagang?

Langkah 2 (Merencanakan Penyelesaian)


Coklat A Coklat B Modal
Kotak 1 1 350
Harga 600 1.000 300.000
Laba Rp. 80,00 Rp. 125,00 -
Jadi, bentuk pertidaksamaannya adalah:
Fungsi kendala:

Fungsi objektif:

Langkah 3 ( Melaksanakan Masalah)


 Gambarkan grafiknya:

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 58
 Carilah titik C. Titik C merupakan perpotongan garis x + y =
350 dengan garis 6x + 10y = 3000. Dengan cara eliminasi dan
substitusi, tentukanlah koordinat titik C.

Substitusikanlah y = 225 ke salah satu persamaan. Misalnya,


ke persamaan x + y = 350.

Maka

Jadi, koordinat titik C(125, 225).


 Buatlah garis selidik 80x + 125y = 10.000 Temukan titik pojok
yang terdekat dari titik O(0, 0) yang dilalui garis sejajar
tersebut. Terlihat pada gambar titik C(125, 225) dilalui oleh
garis yang sejajar dengan garis selidik 80x + 125y = 10.000.
Oleh karena itu, titik C(125, 225) merupakan titik maksimum.
Nilai maksimum fungsi objektif diperoleh dengan
menyubstitusikan C(125, 225) ke dalam f(x, y) = 80x + 125y.
f(125, 225) = 80x + 125y
= 80(125) + 125(225)
= 10000 + 28125
= 38125
Dengan demikian, nilai maksimumnya adalah 38125.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 59
a. Berdasarkan penyelesaian tersebut diketahui bahwa laba
maksimum yang dapat diperoleh pedagang adalah
Rp38.125,00.
b. Laba maksimum diperoleh jika banyaknya cokelat A sebanyak
125 bungkus dan cokelat B sebanyak 225 bungkus.
Langkah 4 (Melakukan Pengecekan Kembali)

Dengan melihat kembali dari langkah 1 sampai 3, maka


pemecahan masalah disimpulkan guru apakah semua
langkahnya sudah benar. Substitusikan nilai ,
kedalam persamaan f(x f(x, y) = 80x +
125y. maka

Titik Potong f(x, y) = 80x + 125y


37500
28000
38125
Titik maksimum tersebut adalah berada di titik C(125,
225)Sehingga dapat disimpulkan semua langkah dan
jawabannya sudah benar.

Halaman 43

Latihan individu
Jawabanya A

Evaluasi
Halaman 43

1. B 6. E
2. C 7. C
3. D 8. A
4. D 9. C
5. B 10. C

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 60
Halaman 46
Asah kemampuan
1. Apakah yang dimaksud dengan model matematika? Jelaskan
dengan menggunakan kata-kata sendiri.
Jawab: Model matematika merupakan penerjemahan
permasalahan sehari-hari ke dalam kalimat matematika.
2. Apa yang Anda ketahui tentang program linear?
Jawab: Program linear merupakan salah satu ilmu matematika
yang digunakan untuk memaksimumkan atau meminimumkan
fungsi objektif dengan kendala tertentu.
3. Harga 1 kg beras Rp6000,00 dan 1 kg gula Rp4500,00. Seorang
pedagang memiliki modal Rp500.000,00 dan tempat yang
tersedia hanya memuat 1 kuintal. Jika pedagang tersebut
membeli x kg beras dan y kg gula, tentukan model dari masalah
tersebut.
Jawab:
Misal x = banyaknya beras yang dibeli
y = banyaknya gula yang dibeli
Beras Gula Modal
Tempat 1 1 100
Harga 6.000 4.500 500.000
Jadi model matematikanya adalah:
x + y ≤ 100
6000x + 4500y ≤ 500.000 60x + 45y ≤ 5000
x ≥ 0, y ≥ 0
4. Diberikan sistem pertidaksamaan linier:
x–y≥3
5x + 3y ≥ 9
a. Gambarkan grafik pertidak-samaan pada sistem tersebut!
Jawab:

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 61
b. Tentukanlah himpunan penye-lesaian sistem tersebut,
dengan syarat tambahan x > 0 dan y <0!
Jawab:

c. Selanjutnya dapatkah kamu menentukan himpunan penye-


lesaian sistem tersebut untuk syarat x < 0 dan y > 0?
Jelaskan!
Jawab: tidak, karena dengan diberikan syarat x < 0 dan
y > 0 itu maka garis tersebut tidak akan saling bertemu
antara daerah himpunan penyelesaiannya.

Halaman 46
Uji Kompetensi
1. Adi, seorang lulusan SMK Tata Busana memiliki perusahaan
konveksi yang membuat kemeja dan kaos olahraga. Untuk
membuat satu kemeja, diperlukan m kain katun dan m
kain wol. Untuk membuat kaos olahraga, diperlukan 2 m kain
katun dan 4 m kain wol. Persediaan kain wol yang dimiliki Adi
adalah 36 m dan persediaan kain katun 40 m. Gambarlah kendala
permasalahan tersebut.
Jawab:
Agar lebih mudah dalam membuat model matematika, buatlah
tabel yang berisi informasi soal tersebut.
Kain Kemeja (x) Kaos (y) Persediaan
Katun 2 40

Wol 4 36

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 62
Misalkan, x adalah jumlah maksimum kemeja yang dapat dibuat
dan y adalah jumlah maksimum kaos yang dapat dibuat maka
kendalanya:

Oleh karena jumlah kemeja dan kaos tidak mungkin bernilai


negative maka x ≥ 0 dan y ≥ 0. Kendala tersebut dapat
digambarkan dalam diagram Cartesius berikut dengan mengikuti
langkah-langkah menggambar grafik yaitu:

Menentukan titik potong


Untuk Untuk
X 0 16 x 0 24
Y 20 0 y 0
(x,y) (0,20) (16,0) (x,y) (0, ) (24,0)
Menentukan titik sembarang
Ambil titik (0,0) kemudian substitusikan ke persamaan 1 dan 2

Maka gambar grafiknya adalah:

2. Tentukan nilai minimum dengan metode uji titik pojok dari


masalah program linear berikut dengan menggunakan tabel atau
dengan cara alternatif!
Fungsi objektif: f(x,y) = 7x + 4y
Kendala :

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 63
Jawab:
Mula-mula dibuat tabel dari semua kendala terhadap sumbu X,
sumbu Y, dan titik potong antargaris pembatas.

f(x,y) = 7x + 4y
Garis Memotong Memotong Titik potong dua garis
sumbu X sumbu Y
3x + 2y = 6 (2,0) (0,3)
x + 4y = 8 (8,0) (0,2)

(0,3)

Jadi, nilai minimal pada titik pojok .


3. Koordinat titik-titik segitiga ABC dari gambar berikut
memenuhi pertidaksamaan ....

Jawab:
Sistem pertidaksamaan linear untuk daerah himpunan
penyelesaian grafik tersebut adalah:

4. Seorang petani memberikan dua jenis pupuk untuk sawahnya.


Pupuk jenis I mengandung 16 gram zat A dan 6 gram zat B,
sedangkan pupuk jenis II mengandung 8 gram zat A dan 18 gram

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 64
zat B. Pada setiap musim tanam padi, petani tersebut
membutuhkan paling sedikit 128 gram zat A dan 108 gram zat B
untuk keberhasilan panennya. Jika harga pupuk jenis I adalah
Rp. 50.000,- dan pupuk jenis II adalah Rp. 35.000,-. Maka
tentukan model matematikanya dan banyaknya pupuk jenis I dan
pupuk jenis II yang harus dibeli agar biaya pemeliharaan
sawahnya minimal!
Jawab:
Tabel :
Pupuk Jenis I Pupuk Jenis II Keperluan
Zat A 16 gram 8 gram 128 gram
Zat B 6 gram 18 gram 108 gram
Harga Rp. 50.000,- Rp. 35.000,- -
Permisalan:
x adalah banyaknya pupuk jenis I yang dibeli
y adalah banyaknya adonan pupuk jenis II yang dibeli
Fungsi kendala:

Fungsi objektif:

Sehingga model matematika dari permasalahan tersebut adalah:

Dengan kendala,

Menentukan titik potong


III. II.

x 0 8 x 0 18
y 16 0 Y 6 0
(x,y) (0,16) (8,0) (x,y) (0,6) (18,0)

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 65
Menentukan titik pojok menggunakan cara eliminasi &
substitusi:

Substitusikan y = 4 ke persamaan

jadi, titik C (6,4).


Menentukan nilai minimum fungsi objektif z dengan uji titik
potong daerah penyelesaian.
Fungsi Objektif: z =
Titik pojok Nilai z
A (0,16) z=
B (18,0) z=
C (6, 4) z=
Jadi, banyaknya pupuk jenis I dan pupuk jenis II yang harus
dibeli agar biaya pemeliharaan sawahnya minimal adalah
RP.440.000,-
5. Bagaimana langkah-langkah menggambar grafik himpunan
penyelesaian dari pertidaksamaan linear . Uraikan
dengan kata-kata!
Jawab:
Langkah-langkah untuk membuat grafik adalah sebagai berikut:
a. Menentukan titik potong
b. Menentukan uji sebarang titik misal titik (0,0) lalu
substitusikan ke dalam
c. Gambarkan grafik setelah mendapatkan semua
titik-titik koordinatnya.
6. Diberikan sistem pertidaksamaan linier:
dapatkah kamu menentukan
himpunan penyelesaian sistem tersebut untuk syarat x < 0 dan y
> 0? Jelaskan!

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 66
Jawab: Tidak, karena dengan diberikan syarat x < 0 dan y > 0
itu maka garis tersebut tidak akan saling bertemu antara daerah
himpunan penyelesaiannya.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 67
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesi. 2014.
Matematika Kelas X, Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang, Kemendikbud.

Harnaeti. 2008. Matematika kelas XI SMK Jilid 2. Jakarta: Pusat Perbukuan


Departemen Pendidikan Nasional.

Arry,dkk. 2008. Matematika Bisnis dan Manajemen SMK Kelas XI. Jakarta :
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional.
Achmadi.Geri, dkk. 2007. Mahir Matematika Kelas XII SMA Program Bahasa.
Bandung: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Pesta,S. dkk. 2008. Matematika Aplikasi Kelas XII SMA Program IPA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Yuliatmoko, Pangarso. 2008. Matematika Kelas XII SMA Program Bahasa.


Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Modul Berbasis Kemampuan Representasi dengan Model Problem Based Learning SMK Kelas XI “Program Linear” 68
LAMPIRAN E
INSTRUMEN SOAL

TES KEMAMPUAN SISWA

E.1 Soal Tes Kemampuan Siswa

E.2 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Siswa


Lampiran E.1 Soal Tes Kemampuan Siswa

SOAL TES KEMAMPUAN SISWA

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)
Pokok Bahasan : Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Petunjuk:
6. Banyaknya soal secara keseluruhan adalah 6 soal berbentuk uraian. Waktu
yang disediakan untuk mengerjakan semua soal yaitu 90 menit.
7. Tuliskan nama, kelas, nomor absen, dan asal sekolah.
8. Mulai mengerjakan sesuai waktu yang telah disediakan, dahulukan soal-soal
yang dianggap menurut anda lebih mudah.
9. Lembar soal diserahkan kembali beserta jawabanya.
10. Selamat Mengerjakan.

1. Bagaimana langkah-langkah menggambar grafik himpunan penyelesaian dari


pertidaksamaan linear jika x dan y bilangan real. Uraikan
dengan kata-kata!
2. Gambarkan grafik himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear
berikut dengan x dan y dimana dan !
3. Daerah yang diarsir merupakan himpunan penyelesaian dari sistem
pertidaksamaan. Tentukan model matematika dari grafik dibawah ini!
4. Toko buku “MIKAMIA” memproduksi dua jenis buku, yaitu buku
matematika dan buku kimia. Biaya produksi untuk dua buku matematika dan
empat buku kimia adalah Rp. 150.000,- . Toko buku “FIMAMA”
memproduksi tiga buku matematika dan enam buku kimia dengan biaya
produksi Rp. 210.000,-. Buatlah model matematikanya!
5. Dilla adalah seorang penjahit, Dilla biasa menjahit celana jeans dan celana
bahan dalam sehari Dilla memproduksi 1 celana jeans dan 2 celana bahan.
Berapakah jumlah celana yang diproduksi dalam 5 hari? Jelaskan!
6. Tentukan titik koordinat dari pertidaksamaan 2x + y ≥ 10 dan 3x + 4y ≥ 24
dengan menggunakan tabel!
Lampiran E.2 Kunci Jawaban Tes Kemampuan Siswa

KUNCI JAWABAN
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : X/ I (Ganjil)
Pokok Bahasan : Sistem Pertidaksamaan Linear Dua Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

1. Bagaimana langkah-langkah menggambar grafik himpunan penyelesaian dari


pertidaksamaan linear jika x dan y bilangan real. Uraikan
dengan kata-kata!
Jawab:
Langkah-langkah untuk membuat grafik adalah sebagai berikut:
a. Menentukan titik potong dengan sumbu-sumbunya
- Jika x = 0, maka y = 5, maka koordinat titik potong dengan sumbu-Y
adalah (0, 5).
- Jika y = 0, maka x = 3, maka koordinat titik potong dengan sumbu-X
adalah (3, 0).
b. Menentukan uji sembarang titik
Mengambil sembarang titik yang tidak terletak pada garis 5x + 3y = 15,
misalnya titik O(0,0).
c. Menggambarkan grafik himpunan
d. Kesimpulan

2. Gambarkan grafik himpunan penyelesaian dari sistem pertidaksamaan linear


berikut dengan x dan y dimana dan !
Jawab:
- Mencari titik potong garis
x 0 2
y 6 0
(x,y) (0,6) (2,0)
- Menentukan titik uji sebarang misal kita ambil titik O(0,0) kemudian
substitusikan kepersamaan awal maka:

memenuhi
- Daerah artinya bernilai positif.
- Grafik

Bukan daerah
penyelesaian
Daerah
penyelesaian

3. Daerah yang diarsir merupakan himpunan penyelesaian dari sistem


pertidaksamaan. Tentukan model matematika dari grafik dibawah ini!

Jawab:
Sistem pertidaksamaan linear untuk daerah himpunan penyelesaian grafik
tersebut adalah ; ;

4. Toko buku “MIKAMIA” memproduksi dua jenis buku, yaitu buku


matematika dan buku kimia. Biaya produksi untuk dua buku matematika dan
empat buku kimia adalah Rp. 150.000,- . Toko buku “FIMAMA”
memproduksi tiga buku matematika dan enam buku kimia dengan biaya
produksi Rp. 210.000,-. Buatlah model matematikanya!
Jawab:
Tabel.
Matematika (x) Kimia (y) Biaya
Mikamia 2 4 150.000
Fimama 3 6 210.000

Dari tabel dapat dibuat pertidaksamaan sebagai berikut:


disederhanakan menjadi
disederhanakan menjadi
Karena x dan y adalah bilangan bulat yang tidak negative, maka dan
.
Jadi, model matematika untuk persoalan tersebut adalah ; ;
; .

5. Dilla adalah seorang penjahit, Dilla biasa menjahit celana jeans dan celana
bahan dalam sehari Dilla memproduksi 1 celana jeans dan 2 celana bahan.
Berapakah jumlah celana yang diproduksi dalam 5 hari? Jelaskan!
Jawab:
Diketahui bahwa Dilla memproduksi dua jenis celana yaitu celana jeans dan
celana bahan dalam sehari dilla bisa menghasilkan 1 celana jeans maka dalam
5 hari Dilla bisa menghasilkan 5 celana jeans (1 x 5 hari) kemudian dalam
sehari pula Dilla bisa menghasilkan 2 celana bahan maka selama 5 hari Dilla
bisa menhasilkan 10 celana bahan yaitu (2 x 5 hari). Jadi, total celana yang
diproduksi oleh Dilla dalam waktu 5 hari adalah 5 + 10 = 15 celana.

6. Tentukan titik koordinat dari pertidaksamaan 2x + y ≥ 10 dan 3x + 4y ≥ 24


dengan menggunakan tabel!
Jawab:
Untuk 2x + y ≥ 10 Untuk 3x + 4y ≥ 24
x 0 5 x 0 8
y 10 0 y 6 0
(x,y) (0,10) (5,0) (x,y) (0,6) (8,0)
LAMPIRAN F
DATA NILAI TES KEMAMPUAN SISWA

F.1 Nilai Tes Kemampuan Siswa


Lampiran F.1 Nilai Tes Kemampuan Siswa

Nilai Tes Kemampuan Siswa

Nomor Soal/ Bobot Skor


No. Nama Siswa 1 2 3 4 5 6 Nilai
10 20 20 20 15 15
1 Abdul Bukhori 5 10 0 20 0 5 40
2 Adiyanto 10 10 0 5 0 15 40
3 Ahmad Maulana 0 5 20 0 15 0 40
4 Alvrian 10 5 10 5 5 10 45
5 Asep Farhan 5 20 0 0 15 15 55
6 Eep Saefudin 10 0 0 20 5 0 35
7 Heru Prasetyo 0 10 10 0 0 15 35
8 Irfan Rosandi 10 5 20 0 0 15 50
9 Jamali 10 10 0 10 15 0 45
10 Moh. Jandi 5 5 20 20 5 0 55
11 Muhammad Sofyan 10 0 10 0 0 15 35
12 Muhammad Setiadi 10 0 0 5 15 5 35
13 Muhammad Usman 5 5 0 0 5 15 30
14 Prakas 10 0 0 0 15 0 25
15 Prayitno 10 0 20 10 0 0 40
16 Rela 0 5 0 5 15 0 25
17 Riyan Nanda. H 5 0 10 0 15 5 35
18 Riyandi 0 10 5 10 0 0 25
19 Sharip Maulana 5 20 0 5 15 5 50
20 Slamet Putra. L 0 5 10 0 0 0 15
21 Ugi Saputra 5 10 0 5 5 10 35
22 Veri 0 10 10 10 0 0 30
Jumlah 125 145 145 130 145 130 820
LAMPIRAN G
HASIL VALIDASI BAHAN AJAR SISWA DAN
PEDOMAN GURU

G.1 Hasil Validasi Ahli


LAMPIRAN H
HASIL VALIDASI RENCANA IMPLEMENTASI BAHAN AJAR

H.1 Hasil Validasi Ahli


LAMPIRAN I
TABEL STATISTIK

I.1 Tabel Distribusi t

I.2 Tabel Chi Kuadrat


Lampiran I.1 Tabel Distribusi t

Distribusi t (Tabel t)

Nilai presentif untuk distribusi t


(Bilangan dalam badan daftar menyatakan tp)
1% 2% 5% 10 % 20 % 40 % 50 % 60 % 80 % 90 %
dk
t0,975 t0,99 t0,975 t0,95 t0,90 t0,80 t0,75 t0,70 t0,60 t0,55

1 63,657 31.821 12,706 6,314 3,078 1,376 1,000 0,727 0,325 0,158

2 9,925 6,965 4,303 2,920 1,886 1,061 0,816 0,617 0,289 0,142

3 5,841 4,541 3,182 2,353 1,638 0,978 0,765 0,584 0,277 0,137

4 4,604 3,747 2,776 2,132 1,533 0,941 0,741 0,569 0,271 0,134

5 4,032 3,365 2,571 2,015 1,476 0,920 0,727 0,559 0,267 0,132

6 3,707 3,143 2,447 1,943 1,440 0,906 0,718 0,553 0,265 0,131

7 3,499 2,998 2,365 1,895 1,415 0,896 0,711 0,549 0,263 0,130

8 3,355 2,896 2,306 1,860 1,397 0,889 0,706 0,546 0,262 0,130

9 3,250 2,821 2,262 1,833 1,383 0,883 0,703 0,543 0,261 0,129

10 3,169 2,764 2,228 1,812 1,372 0,879 0,700 0,542 0,260 0,129

11 3,106 2,718 2,201 1,796 1,363 0,876 0,697 0,540 0,260 0,129

12 3,055 2,681 2,179 1,782 1,356 0,873 0,695 0,539 0,259 0,128

13 3,012 2,650 2,160 1,771 1,350 0,870 0,694 0,538 0,259 0,128

14 2,977 2,624 2,145 1,761 1,345 0,868 0,692 0,537 0,258 0,128

15 2,947 2,602 2,131 1,753 1,341 0,866 0,691 0,536 0,257 0,128

16 2,921 2,583 2,120 1,746 1,337 0,865 0,690 0,535 0,257 0,128

17 2,898 2,567 2,110 1,740 1,333 0,863 0,689 0,534 0,256 0,128

18 2,878 2,552 2,101 1,734 1,330 0,862 0,688 0,534 0,256 0,127

19 2,861 2,539 2,093 1,729 1,328 0,861 0,688 0,533 0,256 0,127
20 2,845 2,528 2,086 1,725 1,325 0,860 0,687 0,533 0,256 0,127

21 2,831 2,518 2,080 1,721 1,323 0,859 0,686 0,532 0,256 0,127

22 2,819 2,508 2,074 1,717 1,321 0,858 0,686 0,532 0,255 0,127

23 2,807 2,500 2,069 1,714 1,319 0,858 0,685 0,532 0,255 0,127

24 2,797 2,492 2,064 1,711 1,318 0,857 0,685 0,531 0,255 0,127

25 2,787 2,485 2,060 1,708 1,316 0,856 0,684 0,531 0,255 0,127

26 2,779 2,479 2,056 1,706 1,315 0,856 0,684 0,531 0,255 0,127

27 2,771 2,473 2,052 1,703 1,314 0,855 0,684 0,531 0,255 0,127

28 2,763 2,467 2,048 1,701 1,313 0,855 0,683 0,530 0,255 0,127

29 2,756 2,462 2,045 1,699 1,311 0,854 0,683 0,530 0,255 0,127

30 2,750 2,457 2,042 1,697 1,310 0,854 0,683 0,530 0,255 0,127

31 2,744 2,453 2,040 1,696 1,309 0,853 0,682 0,530 0,255 0,127

32 2,738 2,449 2,037 1,694 1,309 0,853 0,682 0,530 0,255 0,127

33 2,733 2,445 2,035 1,692 1,308 0,853 0,682 0,530 0,255 0,127

34 2,728 2,441 2,032 1,691 1,307 0,852 0,682 0,529 0,255 0,127

35 2,724 2,438 2,030 1,690 1,306 0,852 0,682 0,529 0,255 0,127

36 2,719 2,434 2,028 1,688 1,306 0,852 0,681 0,529 0,255 0,127

37 2,715 2,431 2,026 1,687 1,305 0,851 0,681 0,529 0,255 0,127

38 2,712 2,429 2,024 1,686 1,304 0,851 0,681 0,529 0,255 0,127

39 2,708 2,426 2,023 1,685 1,304 0,851 0,681 0,529 0,255 0,126
1% 2% 5% 10 % 20 % 40 % 50 % 60 % 80 % 90 %
dk
t0,975 t0,99 t0,975 t0,95 t0,90 t0,80 t0,75 t0,70 t0,60 t0,55

40 2,704 2,423 2,021 1,684 1,303 0,851 0,681 0,529 0,255 0,126

41 2,701 2,421 2,020 1,683 1,303 0,850 0,681 0,529 0,255 0,126

42 2,698 2,418 2,018 1,682 1,302 0,850 0,680 0,528 0,255 0,126

43 2,695 2,416 2,017 1,681 1,302 0,850 0,680 0,528 0,255 0,126

44 2,692 2,414 2,015 1,680 1,301 0,850 0,680 0,528 0,255 0,126

45 2,690 2,412 2,014 1,679 1,301 0,850 0,680 0,528 0,255 0,126

46 2,687 2,410 2,013 1,679 1,300 0,850 0,680 0,528 0,255 0,126

47 2,685 2,408 2,012 1,678 1,300 0,849 0,680 0,528 0,255 0,126

48 2,682 2,407 2,011 1,677 1,299 0,849 0,680 0,528 0,255 0,126

49 2,680 2,405 2,010 1,677 1,299 0,849 0,680 0,528 0,255 0,126

50 2,678 2,403 2,009 1,699 1,299 0,849 0,679 0,528 0,255 0,126

51 2,676 2,402 2,008 1,698 1,298 0,849 0,679 0,528 0,255 0,126

52 2,674 2,400 2,007 1,698 1,298 0,849 0,679 0,528 0,255 0,126

53 2,672 2,399 2,006 1,698 1,298 0,848 0,679 0,528 0,255 0,126

54 2,670 2,397 2,005 1,697 1,297 0,848 0,679 0,528 0,255 0,126

55 2,668 2,396 2,004 1,697 1,297 0,848 0,679 0,527 0,255 0,126

56 2,667 2,395 2,003 1,697 1,297 0,848 0,679 0,527 0,255 0,126

57 2,665 2,394 2,002 1,697 1,297 0,848 0,679 0,527 0,255 0,126

58 2,663 2,392 2,002 1,696 1,296 0,848 0,679 0,527 0,255 0,126
59 2,662 2,391 2,001 1,696 1,296 0,848 0,679 0,527 0,254 0,126

60 2,660 2,390 2,000 1,671 1,296 0,848 0,679 0,527 0,254 0,126

61 2,659 2,389 2,000 1,670 1,296 0,848 0,679 0,527 0,254 0,126

62 2,657 2,388 1,999 1,670 1,295 0,847 0,678 0,527 0,254 0,126

63 2,656 2,387 1,998 1,669 1,295 0,847 0,678 0,527 0,254 0,126

64 2,655 2,386 1,998 1,669 1,295 0,847 0,678 0,527 0,254 0,126

65 2,654 2,385 1,997 1,669 1,295 0,847 0,678 0,527 0,254 0,126

66 2,652 2,384 1,997 1,668 1,295 0,847 0,678 0,527 0,254 0,126

67 2,651 2,383 1,996 1,668 1,294 0,847 0,678 0,527 0,254 0,126

68 2,650 2,382 1,995 1,668 1,294 0,847 0,678 0,527 0,254 0,126

69 2,649 2,382 1,995 1,667 1,294 0,847 0,678 0,527 0,254 0,126

70 2,648 2,381 1,994 1,667 1,294 0,847 0,678 0,527 0,254 0,126

71 2,647 2,380 1,994 1,667 1,294 0,847 0,678 0,527 0,254 0,126

72 2,646 2,379 1,993 1,666 1,293 0,847 0,678 0,527 0,254 0,126

73 2,645 2,379 1,993 1,666 1,293 0,847 0,678 0,527 0,254 0,126

74 2,644 2,378 1,993 1,666 1,293 0,847 0,678 0,527 0,254 0,126

75 2,643 2,377 1,992 1,665 1,293 0,846 0,678 0,527 0,254 0,126

76 2,642 2,376 1,992 1,665 1,293 0,846 0,678 0,527 0,254 0,126

77 2,641 2,376 1,991 1,665 1,293 0,846 0,678 0,527 0,254 0,126

78 2,640 2,375 1,991 1,665 1,292 0,846 0,678 0,527 0,254 0,126

79 2,640 2,374 1,990 1,664 1,292 0,846 0,678 0,527 0,254 0,126
1% 2% 5% 10 % 20 % 40 % 50 % 60 % 80 % 90 %
dk
t0,975 t0,99 t0,975 t0,95 t0,90 t0,80 t0,75 t0,70 t0,60 t0,55

80 2,639 2,374 1,990 1,664 1,292 0,846 0,678 0,526 0,254 0,126

81 2,638 2,373 1,990 1,664 1,292 0,846 0,678 0,526 0,254 0,126

82 2,637 2,373 1,989 1,664 1,292 0,846 0,677 0,526 0,254 0,126

83 2,636 2,372 1,989 1,663 1,292 0,846 0,677 0,526 0,254 0,126

84 2,636 2,372 1,989 1,663 1,292 0,846 0,677 0,526 0,254 0,126

85 2,635 2,371 1,988 1,663 1,292 0,846 0,677 0,526 0,254 0,126

86 2,634 2,370 1,988 1,663 1,291 0,846 0,677 0,526 0,254 0,126

87 2,634 2,370 1,988 1,663 1,291 0,846 0,677 0,526 0,254 0,126

88 2,633 2,369 1,987 1,662 1,291 0,846 0,677 0,526 0,254 0,126

89 2,632 2,369 1,987 1,662 1,291 0,846 0,677 0,526 0,254 0,126

90 2,632 2,368 1,987 1,662 1,291 0,846 0,677 0,526 0,254 0,126

91 2,631 2,368 1,986 1,662 1,291 0,846 0,677 0,526 0,254 0,126

92 2,630 2,368 1,986 1,662 1,291 0,846 0,677 0,526 0,254 0,126

93 2,630 2,367 1,986 1,661 1,291 0,846 0,677 0,526 0,254 0,126

94 2,629 2,367 1,986 1,661 1,291 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

95 2,629 2,366 1,985 1,661 1,291 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

96 2,628 2,366 1,985 1,661 1,290 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

97 2,627 2,365 1,985 1,661 1,290 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

98 2,627 2,365 1,984 1,661 1,290 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

99 2,626 2,365 1,984 1,660 1,290 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126
100 2,626 2,364 1,984 1,660 1,290 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

101 2,625 2,364 1,984 1,660 1,290 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

102 2,625 2,363 1,983 1,660 1,290 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

103 2,624 2,363 1,983 1,660 1,290 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

104 2,624 2,363 1,983 1,660 1,290 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

105 2,623 2,362 1,983 1,659 1,290 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

106 2,623 2,362 1,983 1,659 1,290 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

107 2,623 2,362 1,982 1,659 1,290 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

108 2,622 2,361 1,982 1,659 1,289 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

109 2,622 2,361 1,982 1,659 1,289 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

110 2,621 2,361 1,982 1,659 1,289 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

111 2,621 2,360 1,982 1,659 1,289 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

112 2,620 2,360 1,981 1,659 1,289 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

113 2,620 2,360 1,981 1,658 1,289 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

114 2,620 2,360 1,981 1,658 1,289 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

115 2,619 2,359 1,981 1,658 1,289 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

116 2,619 2,359 1,981 1,658 1,289 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

117 2,619 2,359 1,980 1,658 1,289 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

118 2,618 2,358 1,980 1,658 1,289 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

119 2,618 2,358 1,980 1,658 1,289 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

110 2,621 2,361 1,982 1,659 1,289 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126
120 2,617 2,358 1,980 1,658 1,289 0,845 0,677 0,526 0,254 0,126

130 2,614 2,355 1,978 1,657 1,288 0,844 0,676 0,526 0,254 0,126

140 2,611 2,353 1,977 1,656 1,288 0,844 0,676 0,526 0,254 0,126

150 2,609 2,351 1,976 1,655 1,287 0,844 0,676 0,526 0,254 0,126

1% 2% 5% 10 % 20 % 40 % 50 % 60 % 80 % 90 %
dk
t0,975 t0,99 t0,975 t0,95 t0,90 t0,80 t0,75 t0,70 t0,60 t0,55

160 2,607 2,350 1,975 1,654 1,287 0,844 0,676 0,525 0,254 0,126

170 2,605 2,348 1,974 1,654 1,287 0,844 0,676 0,525 0,254 0,126

180 2,603 2,347 1,973 1,653 1,286 0,844 0,676 0,525 0,254 0,126

190 2,602 2,346 1,973 1,653 1,286 0,844 0,676 0,525 0,254 0,126

200 2,601 2,345 1,972 1,653 1,286 0,843 0,676 0,525 0,254 0,126

250 2,696 2,341 1,969 1,651 1,285 0,843 0,675 0,525 0,254 0,126

300 2,692 2,339 1,968 1,650 1,284 0,843 0,675 0,525 0,254 0,126

350 2,690 2,337 1,967 1,649 1,284 0,843 0,675 0,525 0,254 0,126

400 2,688 2,336 1,966 1,649 1,284 0,843 0,675 0,525 0,254 0,126

450 2,687 2,335 1,965 1,648 1,283 0,842 0,675 0,525 0,253 0,126

500 2,686 2,334 1,965 1,648 1,283 0,842 0,675 0,525 0,253 0,126

550 2,685 2,333 1,964 1,648 1,283 0,842 0,675 0,525 0,253 0,126

600 2,684 2,333 1,964 1,647 1,283 0,842 0,675 0,525 0,253 0,126

650 2,683 2,332 1,964 1,647 1,283 0,842 0,675 0,525 0,253 0,126
700 2,683 2,332 1,963 1,647 1,283 0,842 0,675 0,525 0,253 0,126

750 2,682 2,331 1,963 1,647 1,283 0,842 0,675 0,525 0,253 0,126

800 2,682 2,331 1,963 1,647 1,283 0,842 0,675 0,525 0,253 0,126

850 2,682 2,331 1,963 1,647 1,283 0,842 0,675 0,525 0,253 0,126

900 2,681 2,330 1,963 1,647 1,282 0,842 0,675 0,525 0,253 0,126

950 2,681 2,330 1,962 1,646 1,282 0,842 0,675 0,525 0,253 0,126

1000 2,681 2,330 1,962 1,646 1,282 0,842 0,675 0,525 0,253 0,126

2000 2,678 2,328 1,961 1,646 1,282 0,842 0,675 0,524 0,253 0,126

3000 2,677 2,328 1,961 1,645 1,282 0,842 0,675 0,524 0,253 0,126

4000 2,677 2,327 1,961 1,645 1,282 0,842 0,675 0,524 0,253 0,126

5000 2,677 2,327 1,960 1,645 1,282 0,842 0,675 0,524 0,253 0,126

 2,576 2,326 1,960 1,645 1,282 0,842 0,674 0,524 0,253 0,126
Lampiran I.2 Tabel Chi Kuadrat
LAMPIRAN J
SURAT-SURAT
RIWAYAT HIDUP

Erna Nur Agustina. Lahir di Kuningan, 11 Agustus 1995.


Anak pertama dari pasangan Bapak Sadi dan Ibu Eri. Jenjang
pendidikan yang penulis tempuh, Sekolah Dasar di SD Negeri
Mekarmulya Kabupaten Kuningan, lulus tahun 2007.
Selanjutnya masuk SMP Negeri 1 Garawangi Kabupaten
Kuningan dan lulus tahun 2010. Kemudian masuk SMA
Negeri 1 Garawangi Kabupaten Kuningan dan lulus tahun 2013. Jenjang
pendidikan berikutnya yaitu pada tahun 2017 mengikuti Program Sarjana pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika di
Unswagati Cirebon dengan skripsinya yang berjudul “Desain Bahan Ajar Program
Linear Berbasis Kemampuan Representasi Matematis dengan Model Problem
Based Learning”.

Anda mungkin juga menyukai