Anda di halaman 1dari 18

AGAMA DAN PEDOMAN HIDUP

Disusun Oleh :

Kelompok 1

Nama Mahasiswa : 1. Ersad muhammad al-fatih (7203510013) (Kelas A)

2. Hastri Rezeky Siregar (7201210014) (Kelas A)

3. Nadhira Zahra Siregar (7203210018) (Kelas B)

4. Rita Ramadhani (7203510038) (Kelas B)

5. Yoga Ravicky Siregar (7202510005) (Kelas A)

Kelas : A & B 2020

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampuh : SUGIANTO, S.Pd.I., M.A

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

FEBRUARI 2022
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum Wr.Wb

Syukur alhamdulilah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT dan Salam jujungan Nabi

Muhammad SAW atas berkah dan ridho-Nya telah memberikan kekuatan dan kesehatan

sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini

disusun untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Dan penulis

berharap makalah ini dapat diterima baik oleh pembaca.

Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Sugianto

S.Pd.I., M.A yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan tugas ini dan juga kepada

semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan sehingga tugas makalah ini dapat

diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Akhir kata penulis mengucapkan terimah kasih semoga Allah SWT meridhoi kita

semua, aminnnnn ya rabbal alaminnnn.

Wassalammu’alaikum wr.wb

Medan, Februari 2022

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... ii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... . 1

A. Latar Belakang .......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C. Tujuan ....................................................................................................... 1
D. Manfaat .................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 3

A. Pengertian Agama ..................................................................................... 3


B. Latar Belakang Manusia Beragama .......................................................... 4
C. Jenis-jenis Agama ..................................................................................... 6
D. Fungsi Agama ........................................................................................... 9
E. Kedudukan Agama Islam .......................................................................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14

A. Kesimpulan ............................................................................................... 14
B. Saran ......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial. Artinya manusia tidak dapat hidup dan
berkembang dengan baik tanpa bantuan orang lain. Hubungan manusia dengan sesama manusia
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup yang kompleks, yaitu kebutuhan bersifat fisik dan
psikis. Substansi hubungan manusia itu pada pokoknya adalah saling memenuhi kebutuhan
masing- masing. Ini pertanda bahwa manusia diberikan batasan-batasan tentang perbuatan
yang baik untuk keharmonisan interaksi.

Agama merupakan risalah yang disampaikan Tuhan kepada para nabi-Nya untuk memberi
peringatan kepada manusia. Memberi petunjuk sebagai hukum-hukum sempurna untuk
dipergunakan manusia dalam menyelenggarakan tata hidup yang nyata. Mengatur tanggung
jawab kepada Allah, kepada masyarakat dan alam sekitarnya. Oleh karena itu, kewajiban
semua orang untuk menyadarkan bahwa agama merupakan kebutuhan umat manusia.

Untuk membahas hal tersebut yang menjadi pokok masalah dalam tulisan ini adalah untuk
menjawab “mengapa manusia membutuhkan agama”, dengan sub pokok bahasan : Pengertian
agama dan agama Islam, Agama-agama Samawi dan Islam, Fungsi dan kedudukan agama
dalam kehidupan, dan Latar belakang perlunya manusia beragama.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan agama?
2. Apa latar belakang perlunya manusia beragama?
3. Apa saja jenis-jenis agama?
4. Apa saja fungsi agama?
5. Bagaimana kedudukan agama Islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian agama
2. Untuk mengetahui latar belakang manusia beragama
3. Untuk mengetahui jenis-jenis agama

1
4. Untuk mengetahui fungsi agama
5. Untuk mengetahui kedudukan agama Islam

D. Manfaat

Memberi kemudahan kepada pembaca mengenai agama dan pedoman hidup dari beberapa
referensi yang kami kutip

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama

Secara etimologis kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu a = tidak, dan gam =
pergi. Jadi agama artinya tidak pergi, tetap ditempat, dan diwariskan secara turun temurun. Hal
ini menunjukkan pada salah satu sifat agama, yaitu diwariskan secara turun temurun dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Versi lain mengatakan agama tersusun dari a = tidak, dan
gama = kacau. Jadi agama artinya tidak kacau

Agama dalam Bahasa Arab disebut din, yang berarti menguasai, menundukkan, patuh,
hutang, balasan, kebiasaan. Agama memang membawa peraturan-peraturan yang merupakan
hukum, yang harus dipatuhi orang. Din dalam bahasa Semit juga berarti undang-undang atau
hukum. Sedangkan dalam bahasa Inggris agama disibut religion yang terambil dari bahasa latin
religare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengam memiliki religi, seseorang
mengikat dirinya pada Tuhan.

Agama dalam pengertiannya yang paling umun diartikan sebagai sistem orientasi dan objek
pengabdian. Dalam pengertian ini semua orang adalah makhluk religius, karena tak seorang
pun dapat hidup tanpa suatu sistem yang mengaturnya. Kebudayaan yang berkembang ditengah
manusia adalah produk dari tingkah laku keberagamaan manusia.

Dari pengertian diatas, sebuah agama biasanya mencakup tiga persoalan pokok, yaitu :

1. Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang
diyakini mengatur dan mencipta alam.
2. Pribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan
supranatural tersebut sebagai konsekwensi atau pengakuan dan ketundukkannya.
3. Sistem nilai (hukum/norma), yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya
atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinannya tersebut.

Dengan demikian jelaslah bahwa agama merupakan seperangkat aturan yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya.

3
B. Latar Belakang Perlunya Manusia Terhadap Agama

Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang melatarbelakangi manusia terhadap agama yaitu:

1. Karena fitrah manusia

Kata fitrah merupakan derivasi dari kata fathara, artinya ciptaan, suci, seimbang. Dalam
kamus Al-Munjid disebutkan fitrah adalah sifat yang ada pada setiap yang ada pada awal
penciptaannya, sifat alami manusia, atau sunnah.

Menurut imam Al-Maraghi, fitrah adalah kondisi dimana Allah menciptakan manusia yang
menghadapkan dirinya pada kebenaran dan kesiapan untuk menggunakan pikirannya.

Dengan demikian arti fitrah dari segi bahasa dapat diartikan sebagai kondisi awal suatu
ciptaan atau kondisi awal manusia yang memiliki potensi untuk cenderung kepada kebenaran
(hanif). Fitrah dalam arti hanif sejalan dengan isyarat Al-Qur’an :

‫الد ْي ُن ا ْلقَيِ ُۙ ُم َو ٰلك َِّن اَ ْكثَ َر‬


ِ َ‫ّٰللا ٰۗذلِك‬
ِ‫ق ه‬ ِ ‫علَ ْي َه ۗا ََل تَ ْب ِد ْي َل ِل َخ ْل‬
َ ‫اس‬ َ َ‫ّٰللا الَّتِ ْي ف‬
َ َّ‫ط َر الن‬ ْ ‫فَاَقِ ْم َوجْ َهكَ ل ِِلدي ِْن َحنِ ْيفً ۗا ف‬
ِ ‫ِط َرتَ ه‬
َ‫اس ََل يَ ْعلَ ُم ْو ُۙن‬
ِ َّ‫الن‬

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah
disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada
ciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui, (Q.S
Al-Rum 30:30)

Manusia bukan makhluk yang lahir kosong seperti kertas putih sebagaimana yang
dianut para pengikut teori tabula rasa. Hal ini dipertegas dengan dalil Al-Qur’an :

َ ‫ع ٰلْٓى اَ ْنفُ ِس ِه ْۚ ْم اَلَسْتُ بِ َربِكُ ۗ ْم قَالُ ْوا بَ ٰل ۛى‬


‫ش ِهدْنَا ۛاَ ْن‬ َ ‫مِن ظُ ُه ْو ِر ِه ْم ذُ ِريَّتَ ُه ْم َواَ ْش َهدَهُ ْم‬ ْ ْۢ َ‫َواِذْ اَ َخذَ َربُّك‬
ْ ‫مِن بَنِ ْْٓي ٰادَ َم‬
َ‫ع ْن ٰهذَا ٰغ ِف ِلي ُْۙن‬
َ ‫تَقُ ْولُ ْوا يَ ْو َم ا ْل ِق ٰي َم ِة اِنَّا كُنَّا‬

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam
keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman),
“Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan,
“Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap ini.” (Q.S Al-A’raaf 7 : 172)

Dari ayat diatas jelaslah bahwa manusia secara fitri merupakan makhluk yang memiliki
kecenderungan untuk beragama, yaitu bertauhid (Islam). Hal demikian berjalan dengan

4
petunjuk Nabi SAW dalam salah satu hadistnya yang mengatakan “Setiap anak terlahir dalam
keadaan fitrah. Orang tuanya yang akan membuat dia Yahudi, Nasrani dan Majusi.”

2. Karena keterbatasan akal manusia

Akal manusia sebagai anugerah terbesar memang mampu untuk membedakan dan
mengetahui yang baik dan buruk, tetapi tidak semua yang baik dan yang buruk itu dapat
diketahui akal. Akal manusia semata juga tidak mampu mengetahui segala informasi terutama
yang berkenaan dengan alam meta fisika (ghaib), termasuk mengetahui hal-hal yang terjadi
setelah manusia mati seperti barzakh, shirat, akhirat, surga dan neraka. Manusia membutuhkan
informasi terhadap hal itu semua, karena manusia pasti menghadapi kehidupan setelah hidup
didunia. Untuk itu manusia perlu bimbingan wahyu (agama).

3. Tantangan yang dihadapi manusia

Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam
kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari dalam
maupun dari luar. Tantangan dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. (lihat
Q.S 12 : 5 ;17 : 53). Sedangkan tantangan dari luar berupa rekayasa dan upaya-upaya yang
dilakuka manusia secara sengaja berupaya ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Seperti
berkembangnya berbagai kebudayaan dan cara hidup yang sengaja diciptakan untuk
memalingkan manusia dari Tuhannya.

Disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan, juga memiliki kekurangan, dengan


dilengkapinya manusia dengan Al-Nafs. Menurut Quraisy Shihab, melalui Al-Nafs manusia
memiliki kemampuan untuk menangkap makna baik dan buruk (Q.S Al-Syams 91 : 7-8).
Sedangkan menurut terminology kaum sufi, yang oleh Al-Qusyairi dalam risalahnya
dinyatakan bahwa Al-Nafs dalam pengertian sufi adalah sesuatu yang melahirkan sifat tercela
dan perilaku buruk. Pengertian Al-Qusyairi tentang Al-Nafs ini sama dengan yang terdapat
dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yang antara lain menjelaskan bahwa Nafs adalah
dorongan hati yang kuat untuk berbuat yang kurang baik.

Oleh karena itu manusia selalu membutuhkan bimbingan wahyu yang menjadi pedoman
dalam hidupnya agar tidak terjerumus dalam penyesatan iblis yang menghasut hawa nafsu.

5
C. Jenis-jenis Agama

Berdasarkan definisi yang dikutip dari Kamus besar Indonesia, Agama adalah sistem yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta
tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.
Agama yang diakui di Indonesia ada 6 yakni Agama Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu,
Buddha dan Kong Hu Cu.

Pada era Order Baru, Agama yang diakui oleh Pemerintah Indonesia hanya 5 yakni Agama
Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Buddha. Tetapi setelah era reformasi, berdasarkan
Keputusan Presiden (Keppres) No. 6/2000, pemerintah mencabut larangan atas agama,
kepercayaan dan adat istiadat Tionghoa. Keppres No.6/2000 yang dikeluarkan oleh Presiden
Abdurrahman Wahid ini kemudian diperkuat dengan Surat Keputusan (SK) Menteri Agama
Republik Indonesia Nomor MA/12/2006 yang menyatakan bahwa pemerintah mengakui
keberadaan agama Kong Hu Cu di Indonesia.

Berikut ini adalah 6 (enam) Agama yang diakui di Indonesia :

1. Agama Islam
Nama Kitab Suci : Al-Qur’an
Nama Pembawa : Nabi Muhammad SAW
Permulaan : Sekitar 1400 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Masjid
Hari Besar Keagamaan : Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha, Tahun Baru Hijrah,
Isra’ Mi’raj
Jumlah Penganut : 207.176.162 jiwa (87,18%)

2. Agama Kristen Protestan


Nama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pembawa : Yesus Kristus
Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa
Almasih
Jumlah Penganut : 16.528.513 jiwa (6,96%)

6
3. Agama Katolik
Nama Kitab Suci : Alkitab
Nama Pembawa : Yesus Kristus
Permulaan : Sekitar 2000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Gereja
Hari Besar Keagamaan : Hari Natal, Hari Jumat Agung, Hari Paskah, Kenaikan Isa
Almasih
Jumlah Penganut : 6.907,873 jiwa (2,91%)

4. Agama Hindu
Nama Kitab Suci : Weda
Nama Pembawa :–
Permulaan : Sekitar 3000 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Pura
Hari Besar Keagamaan : Hari Nyepi, Hari Saraswati, Hari Pagerwesi
Jumlah Penganut : 4.012.116 jiwa (1,69%)

5. Agama Buddha
Nama Kitab Suci : Tri Pitaka
Nama Pembawa : Siddharta Gautama
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Vihara
Hari Besar Keagamaan : Hari Waisak, Hari Asadha, Hari Kathina
Jumlah Penganut : 1.703.254 jiwa (0,72%)

6. Agama Kong Hu Chu


Nama Kitab Suci : Si Shu Wu Ching
Nama Pembawa : Kong Hu Cu
Permulaan : Sekitar 2500 tahun yang lalu
Tempat Ibadah : Li Tang / Klenteng
7
Hari Besar Keagamaan : Tahun Baru Imlek, Cap Go Meh
Jumlah Penganut : 117.091 jiwa (0,05%)

Ada 3 Jenis Klarifikasi Agama, Yakni :

1) Wahyu dan Non-wahyu


✓ Agama wahyu adalah agama yang menghendaki iman kepada Tuhan, kepada rasul-
rasul-Nya dan kepada kitab-kitab-Nya serta pesannya disebarkan kepada segenap umat
manusia. Agama wahyu timbul di daerah-daerah yang secara historis dibawah pengaruh
ras semitik, sumber utama ketentuan baik dan buruk dalam agama adalah kitab suci dan
terlahir di Timur Tengah bersifat misionaris, jelas dan tegas. Agama wahyu
memberikan arah dan jalan yang lengkap bagi pemeluknya. Yang termasuk agama
wahyu adalah Yahudi, Kristen, dan Islam.
✓ Agama non-wahyu adalah agama yang tidak memandang esensial penyerahan manusia
kepada tata aturan ilahi, ketentuan baik dan buruknya bukan sumber utama dari kitab
suci, terlahir di luar area Timur Tengah dan luar wilayah pengaruh ras semitik. Ajaran
agama non-wahyu bersifat tidak misionaris, kabur dan sangat elastis. Agama non-
wahyu memberikan arah dan jalan yang hanya pada aspek tertentu saja. Yang termasuk
agama non-wahyu adalah Hindu, Budha, Confusionisme.

2) Misionaris dan Non-misionaris


✓ Agama misionaris adalah agama yang ajarannya mengharuskan penganutnya
menyebarkan kepada seluruh manusia. Agama yang tergolong misionaris hanya Islam.
Akan tetapi pada perkembangan berikutnya, Kristen dan Budha menjadi agama
misionaris.
✓ Agama non-misionaris adalah agama yang ajarannya tidak mengharuskan penganutnya
menyebarkan kepada seluruh manusia.

3) Rasial dan Universal

Ditinjau dari segi rasial dan geografis agama di dunia terbagi menjadi tiga golongan :
semitik, arya, dan mongolia. Yang termasuk agama simitik adalah Yahudi, Kristen, Dan Islam.
Sedangkan yang tergolong arya adalah Hindu, Jainisme, Sikhiisme, Zoaterianisme. Sedangkan
yang tergolong mongolian adalah Confusionisme, Taoisme, dan Shintoisme.

8
D. Fungsi Agama

Keberadaan agama bagi kehidupan manusia pada dasarnya mempunyai dua fungsi utama.
Pertama sebagai informasi dan kedua sebagai konfirmasi

Secara rinci fungsi agama adalah sebagai berikut :

1. Agama sebagai petunjuk kebenaran

Manusia adalah makhluk berakal. Dengan akal itulah lahir ilmu dan filsafat sebagai sarana
untuk mencari kebenaran. Namun tidak semua kebenaran yang dicari manusia terjawab oleh
ilmu dan filsafat dengan memuaskan dengan pijakannya adalah akal yang mempunyai
kemampuan terbatas dan kebenaran yang relatif dan nisbi. Oleh karena itu manusia
memerlukan sumber kebenaran lain. Sumber kebenaran lain adalah agama, yaitu informasi dari
Tuhan yang Maha Mutlak, Tuhan yang Maha Benar.

2. Agama sebagai informasi metafisika

Banyak hal yang belum terungkap oleh akal manusia terutama yang menyangkut oleh akal
manusia terutama yang menyangkut hal-hal metafisika. Misalnya kehidupan setelah matiaaa,
alam barzakh, yaumul hisab, surga, neraka, malaikat, jin dan termasuk informasi tentang
Tuhan. Akal manusia tidak mampu mengungkap dan mencari informasi tentang hal tersebut
dengan benar. Pencarian manusia merupakan perkiraan semata bahkan dapat berupa khayalan.
Agama yang didalamnya ada wahyu dari Tuhan Yang Maha Mengetahui memberikan
informasi yang jelas dan benar tentang sesuatu yang berkaitan dengan metafisika.

3. Agama sebagai sumber moral

Persoalan moran atau akhlak merupakan persoalan yang mendasar dalam kehidupan
manusia. Bahkan misi dari kenabisan dan diturunkannya agama adalah untuk memberbaiki
akhlak manusia. Akhlak juga dapat menjadikan standar kemuliaan sesorang dan
membedakannya dengan binatang.

Sekalipun akal manusia mampu untuk berfikir dan mengetahui yang baik dan buruk, tetapi
yang mampu dipikirkan akal itu masa sifatnya terbatas. Apalagi hasil pikiran manusia kadang
kala dipengaruhi oleh hawa nafsu dan orientasi keduniaannya, maka seringkali yang
diputuskan akal tidak sesuai dengan tuntunan akhlak yang sebenarnya

9
Untuk itu perlu bimbingan dari agama yang mampu menuntun kehidupan manusia. Tidak
hanya untuk kebahagiaan dunia, tetapi juga menuju kebahagiaan di akhirat. Agama yang
diturunkan oleh Tuhan Yang Maha Benar mampu untuk memberikan informasi tentang
kebaikan yang sesungguhnya.

4. Agama sebagai sumber syariah dan ibadah

Hal yang terpenting dalam agama adalah peribadatan. Peribadatan merupakan aplikasi dan
realisasi dari keimanan seseorang. Peribadatan yang benar hanya diperoleh melalui agama yang
diwahyukan Tuhan kepada manusia. Manusia dengan akalnya tidak mampu menciptakan
bentuk penyembahan dan peribadata yang benar.

5. Agama sebagai sumber ilmu atau fungsi konfirmasi

Wahyu yang diturunkan Allah SWT dalam agama merupakan sumber ilmu yang dengannya
manusia dapat mengembangkan kemampuan berfikirnya trntang realitas alam semesta. Ketika
manusia mampu menemukan suatu teori ilmu, dan mengembangkan pengetahuannya, perlu
ada pengkonfirmasian dengan wahyu, agar ilmu dan pengetahuan yang diperoleh mendekatkan
dirinya pada Tuhan.

Dengan melihat fungsi agama diatas, maka yang dapat memenuhi fungsi tersebut adalah
agama yang tergolong agama wahyu. Agama ciptaan manusia tidak mampu mengungkap hal-
hal yang tidak terjangkau oleh akal. Satu-satunya agama wakyu sekarang ini hanyalah agama
Islam. Artinya, fungsi agama secara utuh hanya ditemukan dalam agama Islam.

E. Kedudukan Agama Islam

Penamaan "Islam" sebagai sebuah din berbeda dengan agama lainnya. Biasanya agama lain
sebelum Islam diambil dari nama pembawanya atau kepada suku atau tempat kelahiran agama
tersebut. Agama Budha dinisbahkan dengan Sidarta Buddha Gautama, Zoroaster dinisbahkan
kepada Zarahustra, Kong Hu Chu kepada Kong Fu Tse. Yahudi dinisbahkan kepada kaum yang
menganut ajaran Nabi Musa a.s yaitu Yuda (Jews). Agama Hindu dinisbahkan kepada tempat
berkembanganya agama tersebut yaitu India (Hindustan). Agama Kristen dinisbahkan kepada
pengajarnya yakni "Jesus Crist". Orang Islam menyebutnya dengan Nasrani dinisbahkan
kepada tempat kelahiran Isa a.s yaitu Nazareth.

10
Tidak seperti agama-agama di atas, penamaan Islam diambil dari hakekat dan substansi
ajaran yang terkandung di dalamnya. Jika agama lain baru ada setelah pembawa ajarannya telah
tiada. Namun nama "Islam" sudah ada sejak kelahirannya. Istimewanya adalah Allah SWT
sendiri yang memberi nama Islam yang berulang kali diungkapkandalam Al-Quran.

Islam merupakan turunan dari kata aslama yang artinya bersih dan selamat dari kecacatan,
atau sempurna. Islam dapat juga terambil dari kata assilmu yang berarti perdamaian dan
keamanan.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Islam mengandung arti berserah diri,
tunduk, patuh dan taat sepenuhnya kepada kehendak Allah SWT. Ketundukan dan kepatuhan
kepada Allah itu melahirkan keselamatan dan kesejahteraan diri serta kedamaian bagi sesama
manusia dan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian Islam secara etimologi dan ungkapan Allah dalam Al-Quran, Islam
dapat dipandang dalam dua makna yaitu pertama Islam sudah menjadi agama yang dibawa
sejak Nabi Adam as sampai Nabi Muhammad SAW, karena pada hekekatnya semua Rasul
mengajarkan kepatuhan dan ketundukan hanya kepada Allah SWT. Kedua Islam adalah risalah
yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW yang berisi seperangkat ajaran aqidah, ibadah dan
akhlak.

Islam sebagai agama yang dibawa oleh semua Rasul dan disempurnakan oleh Nabi
Muhammad SAW dapat dilihat dalam beberapa ayat Al-Quran di bawah ini:

َ‫ص َرانِيًّا َّو ٰلك ِْن َكانَ َحنِ ْيفًا ُّم ْس ِل ًم ۗا َو َما َكانَ مِنَ ا ْل ُم ْش ِر ِكيْن‬
ْ َ‫َما َكانَ اِب ْٰر ِه ْي ُم يَ ُه ْو ِديًّا َّو ََل ن‬

Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani akan tetapi dia adalah
seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk
golongan orang-orang musyrik. (Q.S Ali Imran: 67)

َ‫َوقَالُ ْوا كُ ْونُ ْوا ه ُْودًا اَ ْو نَصٰ ٰرى تَ ْهتَد ُْوا ۗ قُلْ بَلْ مِ لَّةَ اِب ْٰر ٖه َم َحنِ ْيفًا َۗو َما َكانَ مِنَ ا ْل ُم ْش ِر ِك ْين‬

Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atan Nasrani,
niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah: "Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama
Ibrahim yang lurus dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik". (Al-Baqarah:
135).

Islam juga agama yang diwasiatkan kepada Nabi Nuh as, Ibrahimas, Musa as dan Isa
as.

11
‫ص ْينَا بِ ٖ ٰٓه اِب ْٰر ِهي َْم َو ُم ْوسٰ ى َو ِعيْسٰ ٰٓى اَ ْن‬ ْٰٓ ‫صى بِ ٖه نُ ْو ًحا َّوالَّ ِذ‬
َّ ‫ي اَ ْو َح ْينَا ٰٓ اِلَيْكَ َو َما َو‬ ِ َ‫ع لَكُ ْم مِن‬
ّٰ ‫الدي ِْن َما َو‬ َ ‫ش ََر‬

ْٰٓ ‫ّللَا َيجْ تَ ِب ْٰٓي اِلَ ْي ِه َم ْن يَّش َۤا ُء َو َي ْه ِد‬


‫ي اِلَ ْي ِه َم ْن‬ ُ ّٰ َ ‫علَى ا ْل ُم ْش ِر ِكيْنَ َما تَ ْدع ُْوهُ ْم اِلَ ْي ِِۗه‬
َ ‫الديْنَ َو َل تَتَف ََّرقُ ْوا فِ ْي ِِۗه َكب َُر‬
ِ ‫اَقِ ْي ُموا‬
ِۗ ‫يُّنِي‬
ُ‫ْب‬

Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada
Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan
kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah
tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya
Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada
(agama)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya). (Q.S Asy Syura :(42):13)

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa Islam adalah agama yang diturunkan Allah
kepada manusia melalui rasul-rasul Nya, berisi hukum-hukum yang mengatur hubungan antara
manusia dengan Allah, dengan manusia, dan dengan alam semesta. Islam adalah agama yang
dibawa oleh Rasul-rasul sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW. Semua rasul
mengajarkan ketauhidan sebagai dasar keyakinan umatnya. Setelah rasul-rasul yang
membawanya wafat, agama Islam yang dianut oleh para pengikutnya itu mengalami
perkembangan dan perubahan baik nama maupun isi ajarannya. Akhirnya Islam menjadi nama
bagi satu satunya agama, yaitu agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW seperti yang
tertuang dalam Q.S Ali Imran: 19

ْ ْۢ ‫ب ا ََِّل‬
‫مِن بَ ْع ِد َما َج ۤا َءهُ ُم ا ْل ِع ْل ُم بَ ْغي ًْۢا بَ ْينَ ُه ْم َۗو َم ْن يَّ ْك ُف ْر‬ َ ‫ف الَّ ِذيْنَ ا ُ ْوتُوا ا ْل ِك ٰت‬
َ َ‫اختَل‬
ْ ‫اَلس ََْل ُم ۗ َو َما‬ِ ْ ‫ّٰللا‬
ِ ‫الديْنَ ِع ْندَ ه‬ ِ ‫ا َِّن‬
‫ب‬
ِ ‫سا‬ َ ِ‫س ِر ْي ُع ا ْلح‬ َ ‫ّٰللا فَا َِّن ه‬
َ ‫ّٰللا‬ ِ‫ت ه‬ ِ ‫ِب ٰا ٰي‬

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-
orang yang telah diberi Al-Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena
kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat ayat Allah
maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.

Dari ayat di atas jelaslah bahwa hanya Islam agama yang masih murni dan diterima di
sisi Allah. Islam dengan kitab sucinya Al-Quran tidak akan pernah berubah sampai hari kiamat
datang.

Kebenaran Islam juga tertuang dalam Quran Surah al-Maidah ayat 3:

‫اَلس ََْل َم ِد ْينً ۗا‬


ِ ْ ‫ضيْتُ لَكُ ُم‬ َ ُ‫اَ ْل َي ْو َم اَ ْك َم ْلتُ لَكُ ْم ِد ْينَكُ ْم َواَتْ َم ْمت‬
ِ ‫علَ ْيكُ ْم ِن ْع َم ِت ْي َو َر‬

12
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu
nikmat-Ku dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu.

Pendustaan yang dilakukan umat-umat banyak diungkapkan dalam Al-Quran, antara


lain:

َ ‫عادُ ۨا ۡل ُم ۡر‬
ْۖۚ ۖ َ‫سل ِۡين‬ َ ‫َكذَّ َب ۡت‬
Kaum 'Ad telah mendustakan Para rasul. (QS. Asy-Syu'ara: 123)

َ ‫َكذَّبَتْ ثَ ُم ْودُ ا ْل ُم ْر‬


َ‫س ِليْن‬

Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul. (QS. asy-Syu'ara: 141).

Begitulah umat-umat terdahulu mendustakan Rasul mereka dan melakukan


penyimpangan terhadap ajaran yang dibawa Rasulnya. Islam sebagai agama terakhir yang
tertuang dalam risalah Nabi Muhammad SAW akan tetap terjamin kebenarannya sampai hari
kiamat.

13
BAB III

PENTUP

A. Kesimpulan

Agama dalam pengertiannya yang paling umun diartikan sebagai sistem orientasi dan objek
pengabdian. Dalam pengertian ini semua orang adalah makhluk religius, karena tak seorang
pun dapat hidup tanpa suatu sistem yang mengaturnya. Kebudayaan yang berkembang ditengah
manusia adalah produk dari tingkah laku keberagamaan manusia.

Berdasarkan definisi yang dikutip dari Kamus besar Indonesia, Agama adalah sistem
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa
serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta
lingkungannya. Agama yang diakui di Indonesia ada 6 yakni Agama Islam, Kristen Protestan,
Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, kami
berharap kedepannya akan lebih fokus dan lebih details lagi dalam menjelaskan tentang
makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak tentunya. Sehingga kritik dan saran
dari para pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan penulisan makalah dikemudian hari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Laila Siregar, Hapni. 2021. ISLAM KAFFAH Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan
Tinggi. Medan : Cv. Kencana Emas Sejahtera.

Al-Qur’an Surah Ar-Rum, 30 : 30

Al-Qur’an Surah Al-A’raaf, 7 : 172

Al-Qur’an Surah Al-Imran, 67

Al-Qur’an Surah Al-Baqarah, 135

Al-Qur’an Surah As-Syura, 42 : 13

Al-Qur’an Surah Al-Imran, 19

Al-Qur’an Surah Al-Maidah, ayat 3

Al-Qur’an Surah Asy-Syu’ara, ayat 123 dan 141

https://ilmupengetahuanumum.com/agama-agama-di-indonesia/ Diakses, tanggal 11 Februari


2022

https://owntalk.co.id/2020/10/29/3-jenis-klasifikasi-agama/ Diakses, tanggal 11 Februari 2022

15

Anda mungkin juga menyukai