DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
MANAJEMEN B 2020
PROGRAM S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
2021
JUDUL : PENGANTAR AKUNTANSI 1 BERBASIS IFRS
PENGARANG : WEYGANDT, KIMMEL, KIESO
PENERBIT : SALEMBA 4
EDISI :2
TAHUN TERBIT : 2018
ISBN : 978-979-061-808-4
CV.Gunung Merapi yang bergerak dibidang usaha perdagangan alat elektronik berupa
Televisi mempunyai transaksi atas persediaan Televisi sebagai berikut :
Satuan Rupiah
Tanggal 26 Januari s/d 31 Januari tidak ada transaksi penjualan maupun pembelian.
CV.Gunung Merapi akan menghitung persediaan akhir Televisi per 31 Januari dengan Metode
FIFO (First In First Out).
Perhitungan persediaan Televisi per 31 Januari dengan Metode FIFO (First In First Out)
adalah sebagai berikut :
1 10 buah @ 900.000 =
9.000.000
10 buah @ 1.200.000
= 12.000.000
10 buah @ 1.200.000
= 12.000.000
10 buah @1.125.000 =
11.250.000
= 9.000.000 = 12.000.000
10 buah @1.125.000 =
11.250.000
Jumlah persediaan akhir tersebut sudah sesuai dengan perhitungan persedian menurut pajak
(Pasal 10 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang PPh).
Nilai persedian barang dagangan pada akhir bulan tanggal 31 yaitu barang dagangan yang
belum terjual sebesar 30 unit adalah. Pada metode LIFO, barang yang dibeli pertama harus dijual
terakhir, sehingga barang yang dijual sebanyak 70 unit merupakan barang yang dibeli pada
tanggal 30 sebanyak 10 unit, kemudian barang yang dibeli pada tanggal 25 sebanyak 30 unit dan
barang yang dibeli pada tanggal 10 sebanyak 30 unit.
10 + 30 + 30 = 70 unit
40 – 30 = 10 unit
Maka persedian barang dagangan akhir atau persedian akhir PAK adalah barang dagangan yang
dibeli pada tanggal – tanggal berikutnya.
Barang dari persedian awal pada tanggal 1 sebanyak 20 unit dengan harga Rp 2.500.000 atau
20 × 2.500.000 = 50.000.000 juta rupiah dan dari pembelian tanggal 10 sebanyak 10 unit dengan
harga Rp 3.000.000 atau 10 × 3.000.000 = 30.000.000 juta rupiah
PAK = Rp 80.000.000
Jadi, persedian barang pada akhir bulan atau persedian akhir PAK adalah Rp 80.000.000 juta
rupiah.