Anda di halaman 1dari 5

CRITICAL BOOK REVIEW

MATA KULIAH : AKUTANSI KOS

DOSEN PENGAMPU :

Drs. EDISON SAGALA.,MS

DISUSUN OLEH :

RITA RAMADHANI (7203510038)

MANAJEMEN B 2020

PROGRAM S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
JUDUL : PENGANTAR AKUNTANSI 1 BERBASIS IFRS
PENGARANG : WEYGANDT, KIMMEL, KIESO
PENERBIT : SALEMBA 4
EDISI :2
TAHUN TERBIT : 2018
ISBN : 978-979-061-808-4

1. Contoh Metode FIFO (First In First Out)

CV.Gunung Merapi yang bergerak dibidang usaha perdagangan alat elektronik berupa
Televisi mempunyai transaksi atas persediaan Televisi sebagai berikut :

Tanggal Uraian Jumlah

Satuan Rupiah

1 Jan Persediaan Awal 10 buah @ Rp.900.000

12 Jan Pembelian 10 buah @ Rp.1.200.000

13 Jan Pembelian 10 buah @ Rp.1.125.000

24 Jan Penjualan 10 buah

25 Jan Penjualan 10 buah

Tanggal 26 Januari s/d 31 Januari tidak ada transaksi penjualan maupun pembelian.
CV.Gunung Merapi akan menghitung persediaan akhir Televisi per 31 Januari dengan Metode
FIFO (First In First Out).

Perhitungan persediaan Televisi per 31 Januari dengan Metode FIFO (First In First Out)
adalah sebagai berikut :

No. Perolehan / Pembelian Pemakaian / Penjualan Sisa


/persediaan

1 10 buah @ 900.000 =
9.000.000

2 10 buah @1.200.000 = 10 buah @ 900.000


12.000.000
= 9.000.000

10 buah @ 1.200.000

= 12.000.000

3 10 buah @1.125.000 = 10 buah @ 900.000


11.250.000
= 9.000.000

10 buah @ 1.200.000

= 12.000.000

10 buah @1.125.000 =
11.250.000

4 10 buah @ 900.000 10 buah @ 1.200.000

= 9.000.000 = 12.000.000

10 buah @1.125.000 =
11.250.000

5 10 buah @ 1.200.000 10 buah @1.125.000 =


11.250.000
= 12.000.000

Berdasarkan perhitungan diatas, maka persediaan Televisi per 31 Januari CV.Gunung


Merapi yang dihitung dengan Metode FIFO (First In First Out) adalah sebanyak 10 buah Televisi
dengan harga satuan sebesar Rp.1.125.000, - atau total Rp.11.250.000,-

Jumlah persediaan akhir tersebut sudah sesuai dengan perhitungan persedian menurut pajak
(Pasal 10 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Tentang PPh).

2. Contoh Perhitungan Persedian Barang Metode LIFO


Perusahaan PT Ardra Biz dalam penetapan persedian menggunakan metode LIFO dan
pencatatan menggunakan metode fisik. Berdasarkan hasil perhitungan fisik barang dagangan
pada akhir bulan tanggal 31 adalah sebesar 30 unit. Barang dagangan yang siap dijual adalah 100
unit dan sisa barang dagangan pada akhir bulan tanggal 31 adalah 30 unit, maka barang yang
terjual adalah 100 – 30 = 70 unit

Perhitungan Nilai Persedian Akhir Barang Metoda LIFO

Nilai persedian barang dagangan pada akhir bulan tanggal 31 yaitu barang dagangan yang
belum terjual sebesar 30 unit adalah. Pada metode LIFO, barang yang dibeli pertama harus dijual
terakhir, sehingga barang yang dijual sebanyak 70 unit merupakan barang yang dibeli pada
tanggal 30 sebanyak 10 unit, kemudian barang yang dibeli pada tanggal 25 sebanyak 30 unit dan
barang yang dibeli pada tanggal 10 sebanyak 30 unit.

Jadi, total barang yang dijual adalah :

10 + 30 + 30 = 70 unit

Sedangkan sisa barang yang dibeli pada tanggal 10 adalah :

40 – 30 = 10 unit

Maka persedian barang dagangan akhir atau persedian akhir PAK adalah barang dagangan yang
dibeli pada tanggal – tanggal berikutnya.

Barang dari persedian awal pada tanggal 1 sebanyak 20 unit dengan harga Rp 2.500.000 atau

20 × 2.500.000 = 50.000.000 juta rupiah dan dari pembelian tanggal 10 sebanyak 10 unit dengan
harga Rp 3.000.000 atau 10 × 3.000.000 = 30.000.000 juta rupiah

Jadi, total persedian akhir PAK adalah

PAK = Rp 50.000.000 + Rp 30.000.000

PAK = Rp 80.000.000

Jadi, persedian barang pada akhir bulan atau persedian akhir PAK adalah Rp 80.000.000 juta
rupiah.

Tanggal Keterangan Unit Rp per unit Total per Rp


1 Persedian 20 Rp 2.500.000 Rp 50.000.000
10 Pembelian 10 Rp 3.000.000 Rp 30.000.000
Jumlah 30 Rp 80.000.00

Anda mungkin juga menyukai