Dewasa ini mutu atau kualitas barang yang dihasilkan merupakan salah satu faktor yang sangat
penting. Barang yang diproduksi ditentukan kualitasnya berdasarkan pada pengukuran ataupun
penilaian karakteristik-karakteristik tertentu. Walaupun segala proses produksi direncanakan
dan dilaksanakan dengan baik, mungkin saja karena sesuatu hal mengakibatkan kualitas dari
hasil akhir tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
Untuk melihat/ mengetahui apakah kualitas daripada barang yang dibuat sudah sesuai dengan
standar atau tidak, maka perlu diadakan pengontrolan kualitas. Jadi tujuan daripada
pengawasan kualitas ini adalah untuk mendapatkan gambaran kualitas hasil produksi, apakah
masih sesuai dengan kualitas standar ataukah sudah perlu diadakan pengecekan/ pemeriksaan
terhadap kesalahan-kesalahan yang terjadi yang mengakibatkan turunnya mutu barang
tersebut.
Dalam pengawasan kualitas ini dapat dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh hasil produksi
dan dapat pula dilakukan pemeriksaan terhadap sebagian dari hasil produksi yang homogen
secara sampel yang mewakili seluruh hasil.
Agar pengawasan kualitas dapat dilakukan dengan baik, maka perlu dipenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
1. Harus valid (ketepatan)
2. Harus reliable
3. Harus standar (jenis yang akan di tes sama)
4. Ada unsur diskriminatif antara kualitas yang memenuhi dan yang tidak
5. Flexible mudah
Garis Sentral
L.C.L
Nomor Sampel
Sumbu vertical menunjukkan karakteristik-karakteristik barang yang sedang diteliti dan sumbu
horizontal melukiskan nomor sampel barang yang diteliti. Garis sentral melukiskan nilai baku
yang akan menjadi pangkal perhitungan terjadinya penyimpangan hasil-hasil pengamatan
untuk tiap sampel. Garis atas yang sejajar dengan garis sentral, disebut garis “Batas Kontrol
Atas (Upper Control Limid/ U.C.L)” yaitu garis yang menyatakan penyimpangan paling tinggi
dari nilai baku. Sedang garis bawah yang sejajar dengan garis sentral disebut garis “Batas
Kontrol Bawah (Lower Control Limid/ L.C.L)” yaitu merupakan batas penyimpangan yang
paling rendah.
Harga-harga/ nilai dari setiap sampel dihitung dan digambarkan dengan titik-titik, agar mudah
dianalisa maka titik-titik itu dihubungkan dengan garis secara berurutan. Apabila titik-titik ini
berada dalam daerah yang dibatasi oleh U.C.L dan L.C.L dikatakan bahwa proses produksi
masih dalam control, sehingga penyimpangan kualitas masih dapat ditolerir. Dalam keadaan
ini, perusahaan masih dapat menjalankan produksinya. Sebaliknya, apabila titik-titik itu berada
di luar batas U.C.L dan L.C.L maka dikatakan bahwa proses produksi ke luar dari control. Ini
menandakan adanya hal-hal yang mempengaruhi proses produksi. Dalam keadaan yang
demikian ini, perusahaan harus mencari hal-hal yang menyebabkan banyaknya barang yang
kualitasnya menyimpang dari kualitas standar, kalau sudah diketemukan kemudian agar proses
produksi kembali dalam control.
TEKNIK PENGAWASAN KUALITAS
Untuk dapat mengetahui apakah kualitas produk yang dibuat itu sudah sesuai dengan standar
kualitas yang telah ditentukan atau tidak, maka terlebih dahulu harus ditentukan batas daerah
standar kualitas, yaitu besarnya/ letak garis U.C.L dapat ditentukan besarnya/ letaknya dengan
menggunakan teknik pengawasan kualitas diagram control proporsi p. jika diinginkan
probabilitas produk dalam control sebesar 99,73% (misalnya), maka besarnya garis sentral,
U.C.L dan L.C.L secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑟𝑜𝑝𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛 (𝑝)
p = sentral = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 = 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑖𝑘𝑠𝑎
̅ 𝑞̅
𝑝.
U.C.L. = 𝑝̅ + 3 √ 𝑛
̅ 𝑞̅
𝑝.
L.C.L. = 𝑝̅ − 3 √ 𝑛
𝑞̅ = 1 − 𝑝̅
n = banyaknya barang dalam setiap sampel
Dalam hal ini dapatlah dikatakan bahwa telah digunakan diagram control 3 sigma, dan tentu
saja dapat dipakai besar sigma yang lain, misalnya 2 sigma atau 1 sigma.
Untuk lebih jelasnya, diberikan contoh sebagai berikut:
PETA CONTROL UNTUK ATRIBUT
Suatu perusahaan metal memproduksi kerangka (frame) jendela untuk berbagai kendaraan
termasuk gerbong Kereta Api.
Produksinya “Continuous” dan dibuat program untuk mengendalikan kualitasnya. Program ini
diselenggarakan karena langganannya mengeluh atas produk yang diterimanya.
Oleh pimpinan diputuskan untuk menyusun p-chart, dan oleh pengawas kualitas telah
dikumpulkan data produk yang ditolak dari 50 sampel per output seharinya selama 28 hari
sebagai berikut:
Tanggal Jumlah yang Ditolak Tanggal Jumlah yang Ditolak
27 April 4 11 Mei 4
28 April 9 12 Mei 3
29 April 10 14 Mei 11
30 April 11 15 Mei 8
1 Mei 13 16 Mei 14
2 Mei 30 17 Mei 21
3 Mei 26 18 Mei 25
4 Mei 13 19 Mei 18
5 Mei 8 21 Mei 10
6 Mei 23 22 Mei 8
7 Mei 34 23 Mei 18
8 Mei 25 24 Mei 19
9 Mei 18 25 Mei 4
10 Mei 12 26 Mei 8
Yang dimaksud agar dapat dipakai untuk mengendalikan kualitas pada bulan Mei.
Jawab:
Tanggal Jumlah yang Persentase Tanggal Jumlah yang Persentase
Sampling Ditolak Ditolak Sampling Ditolak Ditolak
27 April 4 8 11 Mei 4 8
28 April 9 18 12 Mei 3 6
29 April 10 20 14 Mei 11 22
30 April 11 22 15 Mei 8 16
1 Mei 13 26 16 Mei 14 28
2 Mei 30 60 17 Mei 21 42
3 Mei 26 52 18 Mei 25 50
4 Mei 13 26 19 Mei 18 36
5 Mei 8 16 21 Mei 10 20
6 Mei 23 46 22 Mei 8 16
7 Mei 34 68 23 Mei 18 36
8 Mei 25 50 24 Mei 19 38
9 Mei 18 36 25 Mei 4 8
10 Mei 12 24 26 Mei 8 16
Jumlah 472 Jumlah 342
814
𝑝̅ = = 29,07
28
𝑝̅ (100−𝑝̅ )
Batas-batas pengendalian = 𝑝̅ ± 3 √ 𝑛
29,07 (100−29,07)
UCL 𝑝̅ = 29,07 + 3 √ 50
29,07 𝑥 70,93
= 29,07 + 3 √ 50
= 29,07 + 3 √41,27
= 29,07 + 3 x 6,42
= 29,07 + 19,26
= 48,33
29,07 (100−29,07)
LCL 𝑝̅ = 29,07 - 3 √ 50
= 29,07 - 19,26
= 9,81
𝑝̅ (100−𝑝̅ )
Batas-batas pengendalian = 𝑝̅ ± 3 √ 𝑛
25,44 (100−25,44)
UCL 𝑝̅ = 25,44 + 3 √ 50
= 25,44 + 3 √37,93
= 25,44 + 3 x 6,15
= 25,44 + 18,45
= 43,89
LCL 𝑝̅ = 25,44 – 18,45
= 6,99
Batas-batas pengendalian digambarkan (Gambar III)
Karena semua data sudah masuk diantara batas-batas pengendalian, maka peta control inilah
yang dipakai untuk pengendalian kualitas bulan Juni.
Gambar
Batas-batas Pengendalian