DAFTAR ISI
1
DAFTAR ISI
LAPORAN PENDAHULUAN CA MAMMAE............................................................... 3
A. DEFINISI ............................................................................................................ 3
B. ETIOLOGI .......................................................................................................... 4
C. PATOFISIOLOGI............................................................................................... 6
D. PATHWAY ........................................................................................................ 8
E. MANIFESTASI KLINIS.................................................................................... 9
F. TIPE CA MAMMAE............................................................................................ 11
G. TAHAPAN CA MAMMAE................................................................................. 12
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG....................................................................... 14
I. PENATALAKSANAAN .................................................................................... 16
J. KOMPLIKASI..................................................................................................... 18
A. PENGKAJIAN ...................................................................................................... 18
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN ......................................................................... 22
C. INTERVENSI KEPERAWATAN....................................................................... 23
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN................................................................ 24
E. EVALUASI KEPERAWATAN............................................................................ 24
LAPORAN PENDAHULUAN
2
CA MAMMAE
A. DEFINISI
Kanker adalah kondisi kelainan pada jaringan organ tubuh berupa tumbuhnya sel-
sel abnormal secara cepat, dan akhirnya mengganggu kinerja sel-sel normal. Sel yang
mengalami abnormalitas ini bisa jadi sel organ dalam, sel jaringan otot, sel tulang, sel
otak, bahkan sel darah. Tidak ada satu sel pun di dalam tubuh yang tidak memiliki
kemungkinan terserang kanker. Bahkan yang lebih mengerikan sel yang sudah
mengalami penyimpangan atau disebut sel kanker, dapat berpindah tempat mengikuti
aliran darah dan cairan limfa. Sehingga banyak kasus kanker yang menyerang di
berbagai tempat di tubuh manusia, bahkan berpindah tempat dalam waktu singkat.
(Nurcahyo, 2010).
pembunuh kedua bagi kaum wanita Indonesia setelah kanker rahim (Nurcahyo, 2010).
mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. (Nurarif & Kusuma, 2015)
3
B. ETIOLOGI
menunjang terjadinya kanker ini. Kanker membutuhkan waktu 7 tahun untuk tumbuh
dari satu sel menjadi massa. Hormone steroid yang dihasilkan oleh ovarium juga
wanita dengan kanker payudara. Risikonya meningkat dua kali jika ibunya
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama. Wanita yang
mempunyai anak pertama setelah usia 30 tahun mempunyai risiko dua kali
4
5. Menopause pada usia lanjut. Menopause setelah usia 50 tahun meningkatkan
sepertiganya.
disertai perubahan epitel proliferative mempunyai risiko dua kali lipat untuk
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum usia 30
angka kematian lebih tinggi yang paling sering berhubungan dengan diagnosis
yang lambat.
10. Terapi penggantian hormone. Wanita yang berusia lebih tua yang
payudara.
5
11. Masukan alkohol. Sedikit peningkatan risiko ditemukan pada wanita yang
dimana minuman anggur dikonsumsi secara teratur misal Prancis dan Itali,
wanita muda yang minum alkohol lebih rentan untuk mengalami kanker
Beberapa factor risiko seperti usia dan ras, tidak dapat diganggu gugat. Namun,
beberapa risiko dapat dimodifikasi khususnya yang berkaitan dengan lingkungan dan
perilaku. Seperti kebiasaan merokok, minum alkohol dan pengaturan pola makan.
Risiko seorang wanita menderita kanker payudara dapat berubah seiring dengan waktu.
C. PATOFISIOLOGI
kanker dan perubahan strukturnya. Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel
yang berubah dengan ciri proliferasi yang berlebihan dan tak berguna, yang tak
cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut telah
terjadi perubahan secara biokimia terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas
6
maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas di antara sel normal (Wijaya dan
Putri, 2013).
Sel kanker dapat menyebar melalui aliran pembuluh darah dan permeabilitas
kapiler akan terganggu sehingga sel kanker dapat berkembang pada jaringan kulit. Sel
kanker tersebut akan terus menginfiltrasi jaringan kulit, menghambat dan merusak
pembuluh darah kapiler yang mensuplai darah ke jaringan kulit. Akibatnya jaringan dan
lapisan kulit akan mati (nekrosis) kemudian timbul luka kanker. Jaringan nekrosis
merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri, baik bakteri aerob atau
anaerob. Bakteri tersebut akan menginfeksi dasar luka kanker sehingga menimbulkan
bau yang tidak sedap. Selain itu, sel kanker dan proses infeksi itu sendiri akan merusak
Cairan yang banyak dapat menimbulkan iritasi sekitar luka dan juga gatal-gatal. Pada
jaringan yang rusak dan terjadi infeksi akan merangsang pengeluaran reseptor nyeri
sebagai respon tubuh secara fisiologis, akibatnya timbul gejala nyeri yang hebat. Sel
kanker itu sendiri juga merupakan sel imatur yang bersifat rapuh dan merusak
pembuluh darah kapiler yang menyebabkan mudah pendarahan. Adanya luka kanker,
bau yang tidak sedap dan cairan yang banyak keluar akan menyebabkan masalah
psikologis pada pasien. Akhirnya, pasien cenderung merasa rendah diri, mudah marah
atau tersinggung, menarik dini dan membatasi kegiatannya. Hal tersebut yang akan
7
D. PATHWAY
Faktor resiko :
Genetic
Hormonal Pertumbuhan sel abnormal
Merokok, alcohol, pola
makan Hyperplasia pada sel mammae
Tumor jinak
CA MAMMAE
Tindakan pembedahan
Pre Op Post Op
Efek anestesi
Ketidakefektifan
Stress psikologi Massa tumor Fisiologi Psikologi
Pola Nafas
mendesak
jaringan
Insisi jaringan Perubahan
mammae bentuk
Nyeri akut
mammae
Defisit
Ansietas Gangguan Citra
Pengetahuan
Kerusakan Terputusnya Tubuh
integritas otot/jaringan
Pendidikan kulit/jaringan sekitar aksila
kesehatan
Resiko Infeksi
8
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda Ca Mammae kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada tumor jinak,
massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips. Gejala carcinoma kadang tak
nyeri, kadang nyeri, adanya keluaran dari puting susu, puting eritemme, mengeras
asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk
Beberapa gejala kanker payudara yang dapat terasa dan terlihat cukup jelas
Benjolan di payudara atau ketiak yang muncul setelah siklus menstruasi seringkali
menjadi gejala awal kanker payudara yang paling jelas. Benjolan yang berhubungan
dengan kanker payudara biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, meskipun kadang-
Kadang-kadang benjolan kecil dan keras muncul di ketiak dan bisa menjadi tanda
bahwa kanker payudara telah menyebar hingga kelenjar getah bening. Benjolan ini
Bentuk dan ukuran salah satu payudara mungkin terlihat berubah. Bisa lebih kecil
atau lebih besar daripada payudara sebelahnya. Bisa juga terlihat turun.
9
4. Keluarnya cairan dari puting (Nipple Discharge)
Jika puting susu ditekan, secara umum tubuh bereaksi dengan mengeluarkan cairan.
Namun, apabila cairan keluar tanpa menekan putting susu, terjadi hanya pada salah
satu payudara disertai darah atau nanah berwarna kuning sampai kehijauan, mungkin
Puting susu terasa seperti terbakar, gatal dan muncul luka yang sulit/lama sembuh.
Selain itu puting terlihat tertarik masuk ke dalam (retraksi), berubah bentuk atau
posisi, memerah atau berkerak. Kerak, bisul atau sisik pada puting susu mungkin
merupakan tanda dari beberapa jenis kanker payudara yang jarang terjadi.
Muncul kerutan-kerutan seperti jeruk purut pada kulit payudara. Selain itu kulit
Pada stadium lanjut bisa timbul tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan bahwa
kanker telah tumbuh membesar atau menyebar ke bagian lain dari tubuh lainnya.
Tanda-tanda yang muncul seperti nyeri tulang, pembengkakan lengan atau luka pada
kulit, penumpukan cairan disekitar paru-paru (efusi pleura), mual, kehilangan nafsu
makan, penurunan berat badan, penyakit kuning, sesak napas, atau penglihatan
ganda.
10
F. TIPE CA MAMMAE
Menurut (Brunner & Sudarth, 2015) :
merupakan 75% dari semua jenis kanker payudara. Kanker ini sangat jelas karena
keras saat dipalpasi. Kaker jenis ini biasanya bermetastatis di nodus aksila.
10% kanker payudara. Tumor ini biasanya terjadi pada suatu area penebalan yang
tidak baik pada payudara bila dibandingkan dengan tipe duktal menginfiltrasi. Tipe
ini lebih umum multisentris, dengan demikian dapat terjadi penebalan beberapa area
pada salah satu atau kedua payudara. Karsinoma duktal menginfiltrasi dan lobular
3. Karsinoma medular. Tipe ini menempati 6% dari kanker payudara dan tumbuh
dalam kapsul di dalam duktus. Tipe tumor ini dapat menjadi besar tetapi meluas
4. Kanker musinus. Tipe ini menempati 3% dari kanker payudara. Penghasil lendir,
juga tumbuh dengan lambat sehingga kanker ini mempunyai prognosis yang lebih
11
5. Kanker duktal tubular. Tipe ini jarang terjadi, menempati hanya sekitar 2% dari
kanker. Karena metastatis aksilaris secara histologi tidak lazim, maka prognosisnya
sangat baik.
6. Karsinoma inflamatori. Merupakan tipe kanker payudara yang jarang (1% sampai
2%) dan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari kanker payudara lainnya.
Kulit diatas tumor ini merah dan agak hitam. Sering terjadi edema dan retraksi puting
mendorong pasien mencari bantuan medis lebih cepat dibanding pasien wanita
lainnya dengan massa kecil pada payudara. Penyakit dapat menyebar dengan cepat
pada bagian tubuh lainnya. Radiasi dan pembedahan biasanya juga digunakan untuk
mengontrol penyebaran.
G. TAHAPAN CA MAMMAE
Menurut Wijaya & Putri (2013), tahapan klinik yang paling banyak digunakann
untuk kanker payudara adalah sistem klasifikasi TNM yang mengevaluasi ukuran
tumor, nodus limfe yang terkena dan bukti adanya metastasis yang jauh. Sistem TNM
diadaptasi oleh The America Joint Committee on Cancer Staging and Resuid
12
4. T2 : Tumor dengan diameter lebih dari 2-5 cm
4. N2 : Metastase ke kelenjar ketiak homolateral, melekat terfiksasi satu sama lain atau
jaringan sekitarnya.
lengan.
H. STADIUM CA MAMMAE
yaitu :
1. Stadium I
Ukuran tumor tidak lebih dari 2 cm dan tidak terdapat penyebaran ke organ lain
13
2. Stadium II
Ukuran tumor antara 2-5 cn dan tidak terdapat penyebaran di organ lain maupun
3. Stadium III
Ukuran tumor lebih dari 5 cm dan tidak terdapat penyebaran di organ tubuh lain atau
4. Stadium IV
Ukuran tumor seberapapun bilamana sudah ada penyebaran di organ tubuh atau
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
14
a. Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam
tindakan pembedahan.
atau padat.
b. Incisi biopsy
c. Eksisi biopsy
5. Penanda tumor
Zat yang dihasilkan dan disekresi oleh dalam serum (alfa feto protein,
7. Foto thoraks
8. USG
benjolan padat.
9. Mammografi
15
10. Termografi
payudara.
waktu yang sama setiap bulan. Bagi wanita yang masih mengalami
menstruasi, waktu yang paling tepat untuk melakukan SADARI adalah 7-10
hari sesudah 1 hari menstruasi. Bagi wanita pasca menopause, SADARI bisa
dilakukan kapan saja tetapi secara rutin dilakukan setiap bulan (misalnya setiap
awal bulan).
J. PENATALAKSANAAN
tersedia. Pasien dan dokter dapat memutuskan pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi
mengkat payudara, pilihan ini akan membawa wanita untuk dapat memilih
aerola tetapi tidak mencakup diseksi nodus limfe aksila (axillary lymph
16
3. Pembedahan penyelamatan payudara : lumpektomi, mastektomi eksisi luas,
4. Biopsi nodus limfe sentinel : dianggap sebagai standar asuhan untuk terapi
saja) kini sedang dievaluasi di beberapa institusi pada pasien tertentu secara
cermat.
9. Rekonstruksi payudara.
17
K. KOMPLIKASI
terjadi saat limfe yang digunakan untuk menjamin aliran balik limfe bersirkulasi
umum tidak berfungsi dengan baik. Jika nodus aksilaris harus mengambil alih fungsi.
Limfedema dapat dicegah dengan meninggikan setiap sendi lebih tinggi dari sendi
jumlah saluran limfatik kolateral yang diangkat selama pembedahan (Fatimah, 2009).
A. PENGKAJIAN
Menurut Hidayat (2012), pengkajian adalah langkah awal dari tahapan proses
keperawatan, kemudian dalam mengkaji harus memperhatikan data dasar dari pasien,
untuk informasi yang diharapkan dari pasien. Pengkajian yang dilakukan pada pasien
1. Identitas
payudara, dikarenkan pola hidup yang tidak sehat. Risiko seorang wanita
2. Keluhan utama
yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah dan mengeras,
18
bengkak serta nyeri. Pada pasien Pre Op Ca Mammae pasien akan
memeriksakan diri ke tempat lain serta pengobatan yang telah diberikan dan
bagaimana perubahannya.
Dalam hal ini yang perlu dikaji atau ditanyakan pada pasien yaitu
tentang penyakit apa saja yang pernah diderita. Apakah pasien pernah
pengganti hormone dalam waktu yang lama (lebih dari 10-15 tahun) seperti
menarche atau menstruasi pertama pada usia yang relative muda dan
menopause pada usia yang relative tua. Dan pada riwayat obstetri, biasanya
dan melahirkan anak pertama pada usia yang relative lebih tua (lebih dari 35
19
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium atau
kanker serviks.
6. Riwayat psikososial
peran klien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau pengaruhnya
penderita kanker payudara akan terjadi perubahan tubuh sejak kanker mulai
harus beradaptasi dari sisi fisiologis dan psikososial baik konsep diri, peran
menimbulkan persepsi serta harga diri yang negatif. Perubahan citra tubuh
bagi bayinya dan sebagai daya tarik bagi kaum pria. Payudara juga
20
7. Pola sehari-hari
a. Nutrisi
Mengkaji pola nutrisi saat klien sebelum MRS dan saat MRS apakah ada
muncul pada klien akan mengalami rasa cemas dan khawatir sehingga hal
pada klien.
b. Eliminasi
Mengkaji intake dan output BAK maupun BAB meliputi bau, warna,
c. Tidur/istirahat
Mengkaji istirahat sebelum MRS dan saat MRS, apakah terjadi perubahan
misalnya tidak bisa tidur karena perasaan cemas ketika akan menjalani
selanjunya sehingga klien akan gelisah dan sulit untuk istirahat dengan
tenang.
d. Personal Hygiene
Merupakan upaya untuk menjaga kebersihan diri seperti mandi, gosok gigi,
keramas dan ganti baju. Tanyakan pada klien bagaimana personal hygiene
e. Aktivitas
21
8. Pemeriksaan fisik (Head to Toe).
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
dan diri sendiri maupun luar (lingkungan) (Nursalam, 2015). Diagnosa yang muncul
22
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara luas, supaya stimulus
secara keseluruhan dapat terjadi pada klien (Nursalam, 2015). SIKI (Standar Intervensi
yang dikerjakan oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis
untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2017).
23
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
keperawatan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai dan
ditujukan pada perawat untuk membantu klien dalam mencapai tujuan yang
dari rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan (Sri Wahyuni,
2016).
E. EVALUASI KEPERAWATAN
asuhan keperawatan didasarkan pada perubahn perilaku dari criteria hasil yang
24
YAYASAN BANJAR INSAN PRESTASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INTAN MARTAPURA
SK Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI Nomor: 460/KPT/I/2019
SK BAN PT Nomor: 693/SK/BAN-PT/Akred/PT/VII/2021 Akreditasi Baik
SK LAM-PT Kes Nomor: 0506/LAM-PT Kes/Akr/Dip/VIII/2017 Akreditasi B
Jl. Samadi No. 01 RT.01 RW.01 Kel. Jawa Kec. Martapura Kota Kab. Banjar Kalimantan Selatan 70611 Telp/Fax 0511-
4721812
Website :www.stikesintanmartapura.ac.id ; e-mail : stikesintanmartapura@gmail.com
25
7. TTV :Suhu :__36,5C, Nadi :_102__x/mnt, Respirasi :_22_x/mnt, TD : 142/92 mmHg
8. TB/BB : 145cm/39kg
9. Golongan Darah : tidak terkaji
10. Status Emosional □Tenang □ Bingung tegang
11. Tingkat Kecemasan : Ringan
12. Skala Cemas : 3
13. Nyeri
P: nyeri payudara sebelah kiri
Q: seperti ditusuk
R: payudara sebelah kiri
S: skala 5 (0-10)
T: hilang timbul
Abdomen
Genitalia
Integumen
Ekstremitas
Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium :
26
Trombosit 488.000 /mm3 150.000 – 440.000
Hematokrit 32.5 % 35 – 47
Basofil 1 % 0 -1
Eosinophil 22 % 2-4
Stab/batang 0 % 2-6
Segmen 50 % 50-70
Limfosit 20 % 25 – 40
Monosit 7 % 2–8
Gula darah sewaktu 96 mg/dl <200
Kreatinin 0, 88 mg/dl P : <0,9
EKG/USG/Rontgen/CT Scan
B. Intra operasi
1. Anastesi dimulai jam : 10;30
2. Pembedahan dimulai jam : 10;45
3. Jenis anastesi : □Spinal Umum/general anastesi □ Lokal □ Nervus blok □……………
4. Posisi operasi : terlentang □ litotomi □ tengkurap/knee chees □ lateral : □ kanan □ kiri □ lainnya......
5. Pemasangan alat-alat : Airway : Terpasang ETT no :........ □ Terpasang LMA no:........ □ OPA □ O2 Nasal Lainnya:
6. TTV : Suhu 35,6 C , Nadi: 81 x/mnt, Teraba kuat, □ Lemah, □ teratur, □ tidak teratur, RR:20 x/mnt, TD:
117/77 mmHg, Saturasi O2__99 %__
7. Total cairan masuk :
□ Infus : cc □ Tranfusi :_______cc Total cairan keluar □ Urine :100 cc □ Perdarahan :400_cc Balance cairan :400_cc
Abdomen
27
Genitalia
Integumen
Ekstremitas
C. Post operasi
1. Pasien pindah ke : Pindah ke ICU/PICU/NICU, jam___________WITA Recovery room , jam 12:45 WITA
2. Keluhan saat di Recovery Room : □ Mual □ Muntah pusing Nyeri luka operasi □ Kaki terasa baal □ Menggigil lainnya
3. Keadaan Umum :
4. TTV : Suhu 36,4 c, Nadi 68 x/mnt, Rr 22 x/mnt, TD 110/80 mmHg, Sat O2 99%
5. Kesadaran : CM □ Apatis Somnolen □ Soporocoma □ Coma
6. Nyeri
P:Nyeri dada
Q:seperti di sayat
R:dada (payudara ebelah kiri)
S:6
T:terus menerus
Abdomen
Genitalia
28
Integumen
Ekstremitas
29
ANALISIS DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
Pre operasi Agen pencedera fisiologis Nyeri akut
DS:Klien mengatakan nyeri di
bagian dada kiri
30
spO2 : 98 %
31
Diganosis, Rencana dan Tindakan Keperawatan
32
Hari, Diagnosis Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Keperawatan
Tanggal
Rabu, 19 Post Operatif Setelah dilakukan Tindakan 1. cici tangan setiap sebelum dan sesudah
januari 2022 Resiko infeksi b/d prosedur keperawatan 1x 30 menit diharapkan Tindakan keperawatan
invasive infeksi tidak terjadi dengan kreteria 2. pertahankan Teknik aseptek dan lingkungan
hasil : aseptek selama Tindakan keperawatan
1). Klien bebas dari tanda dan gejala 3. monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan
infeksi lokasi infeksi kondisi luka/insisi bedah
4. berikan terapi antibiotic bila perlu , infekation
protection (proteksi terhadap infeksi)
Kerusakan integritas kulit b/d 1. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan
gangguan permukaan kulit kering
Setelah dilakukan tindakan keperawatan 2. Observasi luka
1x30 menit diharapkan integritas kulit 3. Lakukan perawatan luka dengan sterel
membaik dengan kriteria hasil : 4. Monitor kulit akan adanya kemerahan
1). Integritas kulit membaik
2). Perfusi jaringan baik
3). Menunjukkan proses penyembuhan
luka
33
Hari, Diagnosis Keperawatan Tindakan Keperawatan Evaluasi Keperawatan
Tanggal
Rabu, 19 Pre Operatif 1. mengkaji nyeri secara komprehensif S : klien mnegatakan masih merasa sakit dibagian
januari 2022 Nyeri akut b/d agen pencedera lokasi, karakteristik, durasi, prekuensi, dan payudara kiri
fisiologis factor presofitasi
2. memonitor TTV O : klien terlihat meringis menahan sakit
3. mengajarkan Teknik relaksasi untuk P : nyeri payudara
mengurangi nyeri Q : seperti ditusuk-tusuk
4.memberikan posisi yang nyaman untuk R : payudara bagian kiri
klien S :kala nyeri 4 (nyeri sedang)
T : hlang timbul
34
Rabu, 19 Intra Operatif 1. mengidentifikasi dan mengelola S:-
januari 2022 Risiko pola nafas tidak efektif kepatenan jalan nafas O : -klien terpasang ETT
b/d efek anastesi 2. memonitor pola nafas ( frekuensi, RR : 20x/menit
kedalaman, dan usaha nafas) spO2 : 98 %
3. memonitor bunyi nafas tambahan terpasang oksigen 6 liter/menit
4. mempertahankan kepatenan jalan nafas A : risiko pola nafas tidak efektif b/d efek anatesi
5. memberikan oksigen jika perlu P : intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
35
Aji, M. Corrigon Gorski, L,Hanskin (2010).infusion nursing: an evidence-based approach. 3rd. Ed.Louis, Missouri: Saunders Elsevier
Beschan, M., Dayrit, M. W., Siswadi. Y. (2010).klien gangguan metastasis tulang:seri asuhan keperawatan Jakarta: EGC.
California Correctional Bone CareService (2012)
Depkes. (April 2011). Masalah Keperawatan Carcinoma Mammae. Juni,2013.
Http://www.depkes.go.id/downloads/masalah keperawatan.PDF Gambar Mammae, di unduh pada tanggal 30 juni 2019
https://www.plengdut.com/mammae-anatomi-mammae-dan-fungsi-mammae/11476
Hernawati Aj 2009. Faktor-faktor resiko ulkus dekubitus (Studi Ruang PenyakitDalam Rumah Sakitpada Umum di Daerah Kota
Semarang. 27 Juni 2010.
Https://www.plengdut.com/wp-content/uploads/2019/1/kulit.pngLD Rybak, D L Rosenthal. Radiologicaofl Imaging for The Diagnosisin
of or Bone Metastases. QJ Nucl Med001;45:p 53-65.
Medicastore (2011).Kamus Kedokteran. Jakarta: Djambadan
PPNI DPD SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosa keperawatandioleh Indonesia Edisi pada1 : Jakarta : DPP PPNI
PPNI SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi keperawatanpada Indonesia padaEdisi 1 : Jakarta : DPP PPNI
PPNI SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran padaKeperawatan Indonesiayaitu Edisi 1 : Jakarta : DPP PPNI
Ratna,Kalijana 2009. Panduan Ulkus Dekubitus. Yogjakarta : Deepublich
Tasripiyah, 2012.konsep teoritis ca mammae, Jakarta: Aditama
William & Kins (2012). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Salemba
36