Anda di halaman 1dari 1

MINGGU, 19 JANUARI 2014

Dua Cerita Pendek dian sedikit batuk karena ia kedingi-


Cerpen Etgar Keret nan, terutama juga putus asa, sebab
Apa yang Kita jauh di dalam hatinya ia tahu tak ada
Mystique Miliki di Dalam
kantor pos buka di wilayah tersebut,
tentunya tidak di jam seperti itu, dan
LELAKI yang tahu apa yang di waktu seperti itu, waktu yang
akan kukatakan duduk di sampingku Saku? menentukan, ia tak akan berkata,
di dalam pesawat, seulas senyum ‘’Benda sialan apa yang kamu mili-
dungu menyilangi wajahnya. Ini hal SEBUAH pemantik api, obat ki di dalam sakumu,’’ tetapi ia akan
yang menyebalkan tentangnya, fakta batuk, selembar perangko, sebatang sangat berterima kasih untuk
bahwa ia tidak cerdas atau bahkan rokok yang agak gepeng, tusuk gigi, prangko tersebut, bahkan mungkin
sensitif, meskipun begitu ia tahu sapu tangan, bolpoin, dua koin lima tak hanya berterima kasih, ia akan
kalimat tersebut dan memutuskan shekel. Itu hanya sebagian dari yang mengeluarkan senyum yang meng-
untuk mengatakannya, seluruh kali- kumiliki di dalam saku. Adakah goda itu, senyum menggoda untuk
mat yang aku ingin mengatakannya, keanehan dengan itu? Beberapa selembar prangko, aku bersedia
tiga detik sebelumku. orang menyebut soal ini. Mereka melakukan transaksi itu kapan pun,
‘’Apakah kamu menjual Guerlain berkata, ‘’Benda sialan apa yang bahkan meskipun harga prangko
Mystique?’’ kamu miliki di dalam saku?’’ melonjak dan harga senyum anjlok.
Ia bertanya kepada pramugari Seringkali aku tak menjawabnya, Setelah tersenyum, ia akan bert-
semenit sebelum aku bisa aku hanya tersenyum, kadang aku erima kasih dan batuk lagi, sebab
melakukannya, dan si pramugari bahkan memberi tawa pendek dan udara dingin, terutama juga karena
memberinya seulas senyum sempur- ramah. Seolah-olah seseorang ia sedikit jengah. Dan aku akan
na dan memberitahu hanya tersisa mengatakan sejenis lelucon. Jika menawarinya obat batuk. ‘’Apa lagi
satu botol saja. mereka mendesak dan bertanya lagi, yang kamu miliki di dalam saku?’’ ia
‘’Istriku tergila-gila dengan par- aku mungkin memperlihatkan apa akan bertanya, dengan ramah, tanpa
fum ini. Seperti kecanduan baginya. pun yang kumiliki, aku bahkan men- kata sialan dan tanpa ungkapan tak
Jika aku pulang dari satu perjalanan erangkan kenapa aku membutuhkan enak, dan aku akan menjawab
dan tak mengambil satu botol semua barang itu selalu berada di dengan segera, Apa pun yang kamu
Mystique dari toko bebas-pajak, ia saku. Tapi mereka tak melakukan- perlukan, Cintaku. Apa pun yang
bilang aku tak lagi mencintainya. nya. Begitulah, seulas senyum, tawa kamu perlukan.
Jika aku berani masuk rumah tanpa pendek, kebisuan yang bikin cang- Jadi sekarang kamu tahu. Itulah
satu botol pun, aku dalam masalah.’’ gung, dan kamu melanjutkan per- yang aku miliki di dalam saku. Satu
Itu seharusnya menjadi kata- cakapan dengan subjek yang lain. kesempatan janganlah disia-siakan.
kataku, tetapi si lelaki yang tahu apa Kenyataannya semua yang kumi- Satu kesempatan kecil. Tidak besar,
yang akan kukatakan mencurinya liki di dalam saku dengan hati-hati bahkan yang tidak memungkinkan.
dariku. Ia tak melewatkan satu kata kupilih sehingga aku selalu merasa Aku tahu itu, aku tidak bodoh.
pun. Sesegera roda-roda pesawat siap sedia. Semuanya di sana Kesempatan mungil, katakanlah
menyentuh landasan, ia menyalakan sehingga aku bisa selalu dalam begitu, yang ketika hal membaha-
telepon genggamnya, sedetik keadaan yang menguntungkan di giakan muncul, aku bisa bilang ya
sebelum aku melakukan itu, dan saat yang menentukan. Sebenarnya, untuk itu, dan bukan ‘’Maaf, aku tak
menelepon istrinya. itu tidak tepat benar. Semuanya ada punya rokok/tusuk gigi/koin untuk
‘’Aku baru mendarat,’’ ia mem- di sana sehingga aku tak perlu bera- mesin soda.’’ Itulah yang kumiliki di
beritahu. ‘’Maaf. Aku tahu seharus- da di dalam keadaan menguntung- salam saku, penuh dan berjejalan,
merupakan kemungkinan terbaik waktu di antara perjalanan-per- takan apa pun. Aku hanya diam saja. kan di saat yang menentukan. Sebab satu kesempatan mungil untuk
nya kemarin. Mereka membatalkan dalam keadaan seperti itu. jalanan itu bahkan bisa lebih buruk. Perlahan pesawat mulai kosong,
penerbangannya. Kamu enggak per- keuntungan macam apa yang bisa mengatakan ya dan bukannya tidak.
Keadaannya tidaklah buruk, sama Lelaki itu terus bicara dan bicara di hingga yang tersisa hanyalah diberikan sebatang tusuk gigi kayu (62)
caya? Cek sendiri saja. Telepon Eric. sekali tak buruk. Keadaanku juga telepon, mengatakan kalimat-kali- seorang perempuan religius gembrot
Aku tahu kamu enggak percaya. atau selembar perangko kepadamu?
tidak hebat-hebat amat. Istriku mat yang kupikirkan dan belum dengan sejuta anak, dan aku. Aku Tapi jika, sebagai contoh, seorang — Etgar Keret, lahir di Tel Aviv
Aku bisa memberimu nomor tele- belum mengangkat teleponku, tetapi kukatakan. Kalimat-kalimat itu berdiri dan membuka penutup
ponnya sekarang juga.’’ gadis cantik, sebenarnya, tidak perlu pada 1967, salah seorang penulis
dengan mendengarkan si lelaki yang seperti mengalir saja ke dirinya. bagasi atas, bagaikan itu merupakan cantik, cukup menarik saja, seorang Israel terkemuka saat ini. Kedua
Aku juga kenal seorang pegawai tahu apa yang akan kukatakan mem- Sekarang ia makin cerewet, nada hal paling alamiah untuk dilakukan.
agen perjalanan bernama Eric. Yang gadis dengan wajah biasa dengan cerpen di atas diambil dari kumpu-
buatku ingin menutup telepon. suaranya meninggi, seperti orang Kuambil tas toko bebas-pajak, seo- senyum menggoda yang membuat- lan Suddenly, A Knock on the Door
juga mau berbohong untukku. Dengan mendengarkannya aku bisa tenggelam yang susah-payah men- lah itu selalu milikku. Di dalamnya
Ketika pesawat mencapai ger- mu berhenti bernapas, memintamu (2010), diterjemahkan Eka
bilang bahwa lubang dimana aku coba terus mengambang. struk dan botol Guerlain Mystique. selembar perangko, atau bahkan Kurniawan.
bang ia masih menelepon, mengata- berada sangatlah dalam sehingga Orang-orang mulai mening- Istriku tergila-gila parfum ini.
kan semua jawaban yang juga akan tidak meminta, hanya berdiri di
jika aku mencoba mengeluarkan galkan pesawat. Ia berdiri, terus Seperti kecanduan baginya. Jika aku pinggir jalan di samping kotak pos
kukatakan. Tanpa jejak emosi, diriku, aku akan masuk ke kenyata- bicara, menenteng laptopnya dengan pulang dari satu perjalanan dan tak
seperti seekor kakaktua di sebuah merah di malam yang hujan dengan
an yang berbeda. Ia tak pernah tangannya yang lain, dan berjalan ke mengambil satu botol Mystique dari amplop tanpa perangko di tangan- Kirimkan cerpen, sajak, esai
dunia tempat waktu berjalan memaafkanku, ia tak pernah memer- pintu keluar. Aku melihatnya toko bebas-pajak, ia bilang aku tak budaya, dan biodata Anda
mundur, menirukan kata-kata yang nya dan bertanya-tanya apakah
cayaiku. Tak pernah. Sejak meninggalkan sesuatu, tas yang ia lagi mencintainya. Jika aku berani kamu tahu dimana ada kantor pos ke swarasastra@gmail.com.
hendak dikatakan dan bukannya sekarang, setiap perjalanan akan jejalkan di bagasi atas. Aku tahu ia masuk rumah tanpa satu botol pun,
yang telah dikatakan. Jawabannya buka di waktu seperti itu, dan kemu-
berarti neraka di atas bumi, dan melupakannya, dan aku tak menga- aku dalam masalah.

kepada GM Sudarta ‘’Oom Pasikom’’, Foundation Jakarta. Dalam rangka Lingkaran Sahabat
Goen ’’Wayang Mbeling’’ Pramono R Pramoedjo ‘’Si Keong’’, dan mencari kartunis potensial Semarang Goen tampaknya tak hirau-hirau
Dwi Koendoro ‘’Panji Koming’’. Namun yang layak diberangkatkan ke Jepang, amat tentang peluang yang belum

Sang Pendobrak Fenomena apa daya, rupanya takdir berkehendak


lain.
Goen boleh pergi meninggalkan kita
semua, tetapi jejak ‘’emas’’yang diting-
saya dimintai nama-nama yang sesuai
untuk itu. Saya hanya memberikan tiga
nama: Goenawan Pranyoto, Prie GS,
dan Koesnan Hoesie. Satu per satu
memihaknya itu. Ia tetap berkarya tanpa
mengurangi kadar keasyikannya.
Mengenang Goen kita tak dapat
menafikan peran sahabat-sahabat
Goen bukan tipe kartunis penggam- galkannya tak akan pernah dapat dilu- dicermati oleh Kaki Numa. Ternyata kri- dekatnya seperti Yehana SR, dr Bimo
bar cepat. Ia sangat intens dan mengalir pakan. Di Semarang dan sekitarnya, teria kartunis yang dapat dib- Bayuaji, Odios, Eddy Pokal (almarhum),
Oleh Darminto M Sudarmo sesuai suasana hati yang dirasakan- bahkan mungkin Jawa Tengah, kartun erangkatkan ke Jepang adalah kartunis Prie GS, Imbeng, Koesnan Hoesie, dan
nya. Saat membuat skets misalnya, Goen telah menancapkan eksistensi yang tugas sehari-harinya menggam- Handry TM. Dalam atmosfer para saha-
kadang ia merasa perlu berhenti seben- khas yang tak tergantikan oleh kartunis bar political cartoon atau editorial car- bat itulah kreativitas Goen terasah dan
artunis Goen (Goenawan yang menonjol dari Goen bukan sema-

K
tar. Merokok atau minum kopi. Atau lain. Bagi saya, ia justru sosok pendo- toon di media bersangkutan. Saya agak diasah. Atmosfer yang dipenuhi
Pranyoto) pertama saya kenal ta karena kekuatan teknis menggam- jalan-jalan keluar rumah beberapa saat. brak fenoma dalam dunia perkartunan berdebat beberapa saat dan suasana kejenakaan dan bahkan cen-
pada kisaran 1982-an. Saat itu, barnya yang unik dan menggelitik, tetapi Kalau di sekitarnya kebetulan ada Indonesia yang membumi. Semangat meyakinkan Kaki Numa bahwa gengesan. Tak heran bila dalam masa
petang hari, bersamaan dengan pamer- juga lelucon-lelucon verbalnya (teks) kawan atau orang lain yang menemani, lokalnya justru memperkuat jati diri Goenawan Pranyoto memiliki kompe- sakitnya, Goen kadang terlihat sering
an kartun yang sedang diseleng- yang kaya plesetan dan konteks maka waktu jeda itu ia gunakan untuk kebangsaannya. Seluruh karyanya, tensi dan senioritas sangat memadai. tertawa sendiri mengenang masa-
garakan di Balai Wartawan, GOR dengan nuansa budaya masyarakat ngobrol ala kadar atau guyon sejenak. nyaris tidak tergiur, tergoda oleh penga- Kaki Numa dapat memahami itu tetapi masa penuh kegembiraan itu. Akhirnya,
Semarang. Yehana SR, pegiat kartun di Semarang pada zamannya. Ia, misal- Bahkan setelah gambar jadi pun, untuk ruh dan kekenesan gaya kartun asing tampaknya ia tak dapat melanggar krite- selamat jalan Mas Goen, semoga kau
Semarang yang memperkenalkan nya, acap ‘’mengeksploitasi’’kata-kata: finalisasi teksnya ia perlu membuat (barat). ria yang telah ada, sehingga di kemudi- berbahagia di tempatmu yang baru!
kami. Goen ditemani istrinya, Endang canggih, akurat, greget secara beru- garis pensil terlebih dulu agar huruf- Pada 1996-an, kartunis Non-O S an hari kartunis Semarang yang dib- (62)
Hima. Pria kalem dan pemalu itu terlihat lang-ulang namun tetap tune in ketika itu huruf atau kata yang tertuang di ilustrasi Purwono, saya, Kaki Numa (direktur erangkatkan awal adalah Prie GS
sangat segar, gagah dan klimis. Bahkan diproyeksikan dengan konteks cerita terlihat rapi dan nyeni. Untuk tebal tipis- Japan Foundation Asia Tenggara) dan (Harian Suara Merdeka) dan Koesnan — Darminto M Sudarmo, sahabat dan
mereka berdua masih tampak seperti dan ilustrasi yang ada. Plesetan ala nya huruf, ia juga perlu melakukan tin- Prof Shimizu (sejarawan kartun Hoesie (Harian Sore Wawasan) pada kawan bergaul Goenawan Pranyoto
pasangan pengantin baru. Goen yang lain, misalnya dia dasan tinta (spidol) berkali-kali. Jepang) duduk semeja di kantor Japan tahun berikutnya.
Jauh waktu sebelum perkenalan itu menggambarkan seorang murid Karya-karya Goen terpenting dan
saya telah melihat karya-karya kartun (dengan seragam kedodoran) yang puncak, baik ilustrasi Wayang Mbeling
Goen yang dimuat di Minggu Ini (Suara sedang diceramahi gurunya dengan maupun komik kartunal lainnya, banyak
Merdeka Edisi Minggu). Melihat karak- ucapan, ‘’Bengtul-bengtul Pak Gulu....’’ terlahir ketika ia dan keluarga menghuni
ter goresannya yang khas dan beda Di rubrik ‘’Wayang Mbeling’’Minggu rumahnya di Tanah Mas, Semarang.
dari kartunis manapun, saya mencoba Ini, dua tokoh personafikasi yang paling Selain pagi hari rajin masuk kantor (PT
mencermati perkembangannya dari sering muncul adalah pria gendut botak Masscom Graphy, Suara Merdeka
waktu ke waktu. Fakta yang kemudian berkumis tebal, berkaca mata hitam Group), malam harinya Goen nyaris tak
saya dapati adalah sesuatu yang men- satu bak bajak laut (karikatur dirinya pernah melewatkan waktu untuk mem-
gagetkan. Ternyata sangat banyak kar- sendiri) dan pria dengan dagu terpiuh buat gambar. Maka ketika akhir tahun
tunis pemula, termasuk Jitet Koestana ekstrem, dada kerempeng, berkumis 2006 Goen dan kartunis Koesnan
(pada awal belajarnya), yang terpenga- tipis bak Patih Sengkuni (karikatur Hoesie berkesempatan singgah ke
ruh (baca: terinspirasi) gaya goresan Yehana SR). Kedua tokoh ini yang men- rumah saya di Meteseh, Tembalang,
maupun sosok penokohan ala Goen. jadi pengacau logika tokoh inti (lakon) saya melihat artikulasi bicara Goen
Seperti bom virus fenomena, penga- yang termuat dalam cerita wayang sudah agak samar dan cara berjalan-
ruh gaya kartun Goen nyaris menjadi mbeling edisi bersangkutan. Sesekali nya agak lain, salah satu kakinya dis-
pembangkit semangat bagi para kartu- muncul tokoh Semar, Gareng, Petruk eret, saya mulai mencemaskan kese-
nis muda yang belum menemukan stil- dan Bagong, namun itu disesuaikan hatannya itu. Terlebih-lebih, mence-
isasi dan karakter dirinya. Ada yang dengan relevansi cerita yang ada. maskan karya-karya barunya yang
mempertanyakan, bukankah gejala itu Menggambar dengan Tangan Kiri mungkin tak maksimal lagi. Ternyata
bisa jadi hanya euforia dan kelatahan Sesekali Goen juga mendapat tugas waktu kemudian mencatat, tahun-tahun
belaka? Dalam proses studi, gejala membuat ilustrasi cerpen di Minggu Ini. sesudahnya Goen bahkan ditaklukkan
demikian lazim saja terjadi. Bukan Ekspresinya bermacam-macam. oleh penyakit stroke yang menderanya,
sesuatu yang perlu dikhawatirkan, kare- Kadang ia menggambar secara realis, sehingga ia tidak dapat berkarya sama
na pada perkembangan berikutnya abstrak, surealis atau mix-media (salah sekali hingga ajal menjemputnya pada
para kartunis muda itu toh akhirnya satu cerpen saya pernah diberi ilustrasi 13 Januari 2014.
menemukan jalannya sendiri. foto saya yang difotokopi, lalu digabung Penghargaan Empu Kartun
Menemukan kearifannya sendiri. dengan coretan-coretan tertentu). Saat Sebenarnya peristiwa penting yang
Plesetan Verbal lain, kalau perasaan jenuh sedang diselenggarakan oleh Semarang Art
Tahap-tahap berikutnya, saya meli- merasuki dirinya, ia lalu menggambar Festival 2010 pada Sabtu (23 Oktober
hat Goen makin mendapatkan tempat total ilustrasi dengan tangan kiri. Maka 2010) malam dengan penganugerahan
di hati penggemarnya ketika ia mulai efek bentuk dan garis yang muncul gelar Empu dan Panglima Kartun
menggarap ilustrasi ‘’Wayang Mbeling’’ dalam gambar itu sangat berbeda dari Indonesia telah memberikan indikasi
di Minggu Ini maupun majalah MOP. karakter Goen umumnya. Ia memberi positif bagi pemulihan semangat Goen.
Tak terkecuali cerita rakyat atau legenda inisial gambar itu dengan nama IAN Ia mendapatkan penghargaan sebagai
yang disentuh secara nakal dan karikat- (anak sulungnya yang saat itu masih Empu Kartun bersama dengan tiga
ural di majalah yang sama. Kekuatan kecil). gelar Panglima Kartun yang diberikan

Anda mungkin juga menyukai