id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
INSTRUMEN PENELITIAN BENTUK GAYA BAHASA
PERBANDINGAN DALAM NOVEL KATA
78
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
79
Lampiran 2
INSTRUMEN MAKNA GAYA BAHASA PERBANDINGAN DALAM NOVEL KATA
Matahari menerikkan cahayanya. Walau keringat sudah Makna gramatikal: Penulis hendak 17
mengucur, Binta tetap berjalan tanpa menoleh, apalagi menyampaikan kepada pembaca jika kata
bicara mengucur tersebut menggambarkan
keringat binta yang keluar banyak karena
berjalan di bawah matahri yang terik.
Orang-orang di sini tidak ramah, Ma, mungkin keramahan Makna kias: penulis hendak menyampaikan 21
mereka sudah habis sepanjang usia kereta yang lewat kepada pembaca, jika kata sepanjang usia
kereta yang lewat dimaknai sebagai
selama orang-orang itu hidup, dari sejak
lahir sampai sekarang.
Baru kali ini langit melihatnya dapat tersenyum karena hal Makna leksikal: Penulis hendak 28
yang membuatnya ingin tersenyum menyampaikan pada pembaca jika Binta
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
90
Kapan pun aku merasa kurang baik, lalu aku dengar lagu Makna grmatikal: Penulis hendak 29
itu, rasanya semua kekhawatiran yang kurasakan malah
menyampaikan pada pembaca bahwa rasa
mengajakku menari
khawatir yang dialami oleh Binta yang
kemudian didengarkan lagu maka rasa
khawatir itu bisa ia lupakan.
Pertama dia mengembalikkan tawa yang selama ini dicuri Makna gramatikal: Penulis hendak 32
oleh bumi
menyampaikan pada pembaca bahwa Binta
adalah orang yang tidak pernah tersenyum,
dan sekarang Binta sudah bisa tersenyum
setelah lama sekali dia tidak pernah
tersenyum dan tertawa.
Tiba-tiba saja ia merasakan ada ketukan drum berbunyi Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 34
dari dalam jantungnya
pada pembaca bahwa detak jantung yang
dirasakan sangat cepat layaknya ketukan
drum.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
91
Satu kalimat yang Binta tulis berhasil membekukkan Makna gramatikal: Penulis hendak 35
perasaan Nug seketika
menyampaikan pada pembaca bahwa
setelah Nugraha mendengar perkataan
Binta perasaan Nugraha menjadi tertegun
dan kaget karena kalimat yang diucapkan
Binta sangat mengagetkan dan jarang
dipikirkan oleh Nugraha.
Nug agak terkejut, ada bagian dalam perasaannya yang Makna konotatif: Penulis hendak 44
terasa sedikit ngilu
menyampaikan pada pembaca bahwa
kalimat tersebut memiliki makna jika Nug
merasakan nyeri pada perasaannya karena
perkataan Binta yang menyebut nama laki-
laki yang dicintai.
Padahal semesta merestui mereka. Namun, percuma kalau Makna gramatikal: Penulis hendak 47
Binta memenjarakan hatinya di dasar laut dan lupa di mana
menyampaikan pada pembaca bahwa Binta
menaruh kuncinya
tidak ingin menerima kedatangan orang
baru/orang lain di hatinya.
Besok aku bawain kotak kesabaran, ya? Bisa kamu pakai Makna konotatif:: Penulis hendak 49
ketika tingkat kekesalanmu sama aku sudah berada di
menyampaikan pada pembaca bahwa
puncaknya
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
92
Kalau perempuan itu bukan Binta, pasti dengan mudah Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 53
akan jatuh cinta dengan Nug. Pintar, berkharisma, tampan
pada pembaca bahwa Binta merupakan
pula. Syangnya perempuan itu Binta, yang bahkan senja
tidak berhasil mencuri hatinya perempuan yang tidak mudah tertarik
dengan suatu hal, apalagi laki-laki yang
banyak disukai oleh perempuan seusianya.
Ia kira Nug akan kaget, kemudian pulang, dan ia akan Makna konotatif: Penulis hendak 68
terbebas dari orang aneh itu karena pasti ia tidak mampu
menyampaikan pada pembaca bahwa dunia
masuk ke dunianya yang telalu hitam
Binta yang terlalu hitam adalah kehidupan
Binta yang tidak membahagiakan.
Kalau tidak dapat izin, lalu bagaimana caranya aku bisa Makna konotatif: Penulis hendak 80
menempati ruangan kosong yang ada di hatimu, Ta?”
menyampaikan pada pembaca bahwa
Nugraha bertanya pada Binta bagaimana
cara untuk bisa mendapatkan Binta.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
93
Tak lama, ia tersenyum, meredam gejolak cemburu kepada Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 89
Biru yang membara di dada
pada pembaca bahwa Nugraha merasa
cemburu terhadap Biru sehingga ia
tersenyum untuk meredakan rasa
cemburunya.
Sebenarnya, kalimat yang Nug keluarkan tadi adalah Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 92
caranya membuat Binta diam dan setuju dengan
pada pembaca bahwa Binta akan tetap tidak
pilihannya, bahwa Nugakan tetap mencintainya, walau ia
tahu Binta akan mengunci hatinya dengan gembok yang menerima orang lain dalam kehidupannya.
tak ada duplikatnya
Sebenarnya, perempuan cuek ini memutuskan untuk Makna gramatikal: Penulis hendak 133
masuk ke jurusan Ilmu Komunikasi adalah karena ia ingin
menyampaikan pada pembaca bahwa Binta
belajar bagaimana cara menyampaikan perasaan yang
bertahun-tahun terpendam di jurang yang sembunyi di masuk jurusan Ilmu Komunikasi dengan
dalam hatinya
tujuan untuk dapat menyampaikan rasa
suka dan sayang terhadap Biru yang sudah
lama dipendam dan tidak diutarakan di
dalam diri Binta.
Nug tersenyum lebar, membuat bintang-bintang Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 134
berkumpul untuk melihat wajahnya
pada pembaca bahwa Nugraha merasa
bahagia sekali mendengar ucapan Binta.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
94
Hidup di alam lamunan yang lebih bersahabat ketimbang Makna gramatikal: Penulis hendak 136
dengan di bumi
menyampaikan pada pembaca bahwa
melamun lebih membahagiakan daripada
realita kenyataan di dalam kehidupan Binta.
Kau tahu mengapa Jani begitu indah? Karena senja Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 144
tenggelam di matanya
pada pembaca jika penulis menggambarkan
kedua mata Senjani yang sangat indah.
Ketika hatinya mulai tenang, Biru terus merangkul Jani, Makna gramatikal: Penulis hendak 147
memindahkan kesedihan yang selama ini menumpang di menyampaikan pada pembaca bahwa Biru
bahunya memeluk Jani dengan tujuan untuk
meredakan rasa rindu dan kesedihan karena
berpisah cukup lama dengan Binta.
Biru membalas pelukannya, membelai lembut rambutnya Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 173
dan tersenyum. “Padahal Tuhan menciptakan tubuhmu
pada pembaca bahwa Binta tidak perlu takut
yang bisa mengeluarkan cahaya ketika kamu merasa takut
akan kegelapan dalam kegelapan karena dalam diri Binta
terpancar cahaya akan kebaikannya.
Terkejut, tentu saja, pertama yang ia dapat langsung Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 182
menembus jantungnya dengan anak panah yang tajam
pada pembaca bahwa kata menembus
jantung adalah sebuah gambaran rasa sakit
hati yang begitu dalam.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
95
Tawa Biru berubah menjadi langit yang dibelenggu pilu Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 187
(Rintik Sedu: 2018: 187).
pada pembaca bahwa Biru yang semula
tertwa kemudian berubah menjadi sebuah
kesedihan.
Aku harus berjuang untuk menyembuhkan hatinya yang Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 201
patah, walau ini perlahan menusukku, ucap Nug dalam hati
pada pembaca bahwa Nugraha akan terus
sambil terus membelai rambut Binta dan membiarkannya
terlelap dalam mimpi, dalam dimensi yang tak pernah berusaha menyembuhakan sakit hati yang
mengecewakannya
dirasakan oleh Binta, walaupun usah
tersebut adalah sebuah kesakitan bagi
Nugraha.
Kau itu jahat, Jakarta, berani sekali kau membuat dinding Makna konotatif: Penulis hendak 207
perasaanku yang dipagari besi itu ditembus oleh seorang
menyampaikan pada pembaca bahwa hati
laki-laki menyebalkan yang mulai mengetuk pintu hatiku
Binta sudah terbuka oleh orang baru yaitu
Nugraha.
Tiap sudut kota yang dibunuh masa lalu dan dipaksa Makna konotatif: Penulis hendak 220
bungkam walau mereka bisa bersuara itu, mengajak Binta
menyampaikan pada pembaca bahwa Binta
untuk memejamkan matanya
tidur dengan mengingat masa lalu di kota
yang Binta tinggali saat ini, yaitu Jakarta.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
96
Aku selalu menumpahkan rinduku pada tanah yang akan Makna konotatif: Penulis hendak 267
menyampaikannya kepada langit, pikirnya
menyampaikan pada pembaca bahwa Biru
memiliki rasa rindu yang mendalam untuk
Binta, namun tidak pernah bisa ia
sampaikan.
Aku tidak mungkin menaruh hati pada laki-laki Makna konotatif: Penulis hendak 329
menyebalkan itu
menyampaikan pada pembaca bahwa Binta
tidak mungkin menyukai dan menyayangi
Nugraha.
2. Pleonasme Nug segera membuka membuka matanya lebar-lebar, Makna gramatikal: Penulis menggunakan 9
terkejut dengan perkataan Binta yang barusan ia dengar
pemakaian kata yang berlebih yaitu “lebar-
lebar” karena secara logis membuka mata
sudah cukup menggambarkan rasa terkejut.
Binta terus berjalan, menyusuri rel kereta, sedang Nug Makna leksikal: Penulis menggunakan 19
hanya bisa memandangi punggungnya dari belakang yang
pemakaian kata yang berlebih pada kata
membuatnya ingin tersenyum.
“dari belakang” karena secara logis
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
97
Dan satu warna gelap itu, selalu menghadirkan sebuah Makna leksikal: Penulis menggunakan 229
wajah, satu wajah lebih tepatnya, satu-satunya wajah yang
pemakaian kata yang berlebih pada kata
selalu ada dipikirannya, yang selalu membuatnya berada di
ruang nostalgua berisi jutaan kenangan yang tak akan ada “satu”, penulis menggunaka kata tersebut
habisnya
secara berulang dan sebenarnya dirasa tidak
perlu.
Di luar hujan. Tiap derai-derai yang terdengar, memahat Makna konotatif: Penulis menggunakan 241
luka baru pada dinding hatinya lewat kenangan yang
pemakaian kata yang berlebih pada kata
memasuki pikirannya
“derai-derai”, kata derai yang bermaknai
titik-titik hujan maka pemakaian kata yang
digunakan cukup berlebih.
Tetesan air hujan menyentuh tangannya. Ia teruss berjalan, Makna denotatif: Penulis menggunakan 252
tanpa terlebih dulu melihat ke langit. Berjalan saja. Hujan
pemakaian kata yang berlebih pada kata
turun. Deras. Begitu deras
“begitu deras”, di mana sebelum kata
“begitu deras” sudah jelas kata “deras”,
maka kata “deras” sudah cukup
menggambarkan hujan turun dengan deras,
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
98
Setelah dapat pertanyaan itu, Binta menatap ke arah langit, Makna leksikal: Penulis menggunakan 265
beroikir, menebak-nebak, mengira-ngira, menduga-duga,
pemakaian kata yang berlebih pada kata
dan untuk manusia tanpa mimpi seperti dia, berkhayal
adalah hal yang sulit “mengira-ngira, menduga-duga”, di
mana dua kata tersebut memiliki arti yang
sama, sehingga pemakaian dua kata tersebut
menjadi berlebihan.
3. Metafora Cahyo akan menjadi santapan besarnya di kampus nanti Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 12
kepada pembaca jika kalimat yang penulis
gunakan bermakna “Cahyo akan mendapat
marah dari Binta di kampus nanti”.
Kura-kura itu makhluk paling beruntung yang hidup di Makna leksikal: Penulis hendak 19
muka bumi. Jalan mereka yang lambat, seakan lebih
menyampaikan kepada pembaca jika
banyak mencuri kenangan ketimbang manusia, mereka
bisa merasakan apa pun dengan waktu yang lebih lama kalimat yang penulis gunakan bermakna
“Kura-kura adalah makhluk yang
beruntung karena jalannya yang pelan
sehingga bisa mendapatkan kenangan yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
99
Pukul pakai hatimu aja biar rasanya menyenangkan Makna gramatikal: Penulis hendak 47
menyampaikan kepada pembaca jika
kalimat yang penulis gunakan bermakna
“Nugraha ingin dibalas perasaannya
sehingga rasanya bisa menyenangkan”.
Untuk manusia yang tidak bisa diatur dengan peraturan, Makna gramatikal: Penulis hendak 52
Binta lebih senang menghabiskan waktunya di rumah.
menyampaikan kepada pembaca jika
Karena baginya, rumah adalah kota mati yang tidak bisa
memaksanya patuh dengan peraturan kalimat yang penulis gunakan bermakna
“Definisi rumah bagi Binta adalah sebuah
kebebasan yang tidak bisa memaksanya
dalam bentuk apapun”.
Tangisan yang sudah bertahun-tahun ia sembunyikan dari Makna gramatikal: Penulis hendak 61
rembulan dalam hidupnya itu
menyampaikan kepada pembaca jika
kalimat yang penulis gunakan bermakna
“Binta menangis di depan ibunya, setelah
bertahun-tahun ia tidak menangis di depan
ibunya”.
Wajah Nug membeku, perasaannya seperti batu yang tiba- Makna gramatikal: Penulis hendak 67
tiba retak, matanya fokus kepada Mama Binta tanpa
menyampaikan kepada pembaca jika
berkedip
kalimat yang penulis gunakan bermakna
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
101
Aku tidak jadi minta izinmu. Pokoknya aku akan tetap Makna gramatikal: Penulis hendak 84
mencintaimu, aku akan terus menunggumu, aku akan terus
menyampaikan kepada pembaca jika
menunggu sampai ada ruangan kosong di dalam hatimu
kalimat yang penulis gunakan bermakna
“Nugraha akan tetap menunggu Binta,
sampai Binta bisa menerima cinta dari
Nugraha”.
Tanpa menjawab, Binta menutup telepon dari Cahyo. Ia Makna denotatif: Penulis hendak 113
berjalan pelan dan masuk kembali ke kamar mamanya. Ia
menyampaikan kepada pembaca jika
duduk di samping beliau. “Kenapa sih Ma? Kenapa yang
Binta lakukan selalu salah? Kenapa semesta selalu marah kalimat yang penulis gunakan bermakna
sama Binta? Kenapa bumi ini selalu kasih hukuman buat
“Binta merasa tidak pernah diterima oleh
Binta?Kenapa Ma? Kenapa selalu Binta? Binta salah apa?
siapa pun dan di mana pun”.
Nug melihat malaikat yang menjaga Binta sedang Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 166
menonton televisi dengan tatapan kosong di sofa, dengan
kepada pembaca jika kalimat yang penulis
segelas susu yang belum diminum
gunakan bermakna “Nug melihat mama
Binta sedang menonton televisi dengan
tatapan kosong di sofa, dengan segelas susu
yang belum diminum”.
Lihat kembaranmu, Jani, sebentar lagi ia tenggelam Makna leksikal: Penulis hendak 169
menyampaikan kepada pembaca jika
kalimat yang penulis gunakan bermakna
“Kemabaran yang dimaksud oleh Biru
adalah sebuah senja”.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
103
Mencari cara untuk menghukum dirinya yang sudah Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 234
membuat hujan turun dari kedua mata Senjani yang begitu
kepada pembaca jika kalimat yang penulis
indah
gunakan bermakna “Biru menyesal karena
sudah membuat Senjani menangis.”
Tak ada lagi senja pada wajahnya. Jingga itu berubah air Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 249
mata yang terus mengalir. Ia segera meremas dan
kepada pembaca jika kalimat yang penulis
menggenggam kertas itu, meninggalkan kelas lalu berlari
mencari malaikat yang selalu menjaga perasaannya gunakan bermakna “Tidak ada lagi sorot
Nugraha
bahagia di mata Binta, Binta menangis
kemudian mencari Nugraha yang selalu
bersikap baik pada Binta”.
Karena ia tidak mau ada yang mengganggu Binta bicara. Makna konotatif: Penulis hendak 256
Dan, Nug pun masih diam mendengar perkataan Binta
menyampaikan kepada pembaca jika
yang jelas saja menusuk perasaannya sendiri
kalimat yang penulis gunakan bermakna
“Nug masih mendengar ucapan Binta yang
menyakiti perasaannya”.
Senyumnya yang penuh arti itu membuat Nug menerima Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 277
seribu rasa yang memunculkan lekuk sabit di wajahnya
kepada pembaca jika kalimat yang penulis
gunakan bermakna “Senyum Binta
membuat Nug juga tersenyum.”
Yang patah pasti akan berganti. Nug selalu percaya itu. Makna konotatif: Penulis hendak 279
Hati Binta yang patah, pasti akan kembali utuh menyampaikan kepada pembaca jika
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
104
Selama duduk di dalam metromini, ia terus berdoa supaya Makna leksikal: Penulis hendak 60
kendaraan ini nyasar ke Merkurius, atau terbakar di menampaikan pada pembaca bahwa makna
matahari yang terkandung dalam kutipan tersebut
adalah Binta ingin sekali hilang dengan
melambangkan kendaraan yang
ditumpanginya tersasar ke planet lain yaitu
Merkurius atau terbakar ke matahari, yang
maknannya Binta ingin menyudahi
kejadian di detik itu.
Binta kembali diam. Siapa yang tidak tahu lagu itu? Orang Makna gramatikal: Penulis hendak 82
yang gemar bersembunyi di bawah cangkang kura-kura menyampaikan pada pembaca jika makna
saja jug pasti tahu yang tekandung adalah sebuah
lambang/simbol “kura-kura” yang
digambarkan oleh penulis sebagi tempat
bersembunyi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
108
5. Perumpama Nug bergumam dalam hati sambil tersenyum, aku suka Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 32
an Binta yang tidak banyak bicara, tapi ketika satu kalimat
kepada pembaca jika penulis
keluar dari mulutnya, seakan semesta ini malu karena
kalah indah dengan ucapannya menggambarkan bahwa menurut Nugraha
kata-kata yang diucapkan oleh Binta
membuat malu semesta karena kalah
indahnya.
“Ta? Taa? Bintaaa?” Nug terus memanggil Binta Makna leksikal: Penulis hendak 53
selayaknya anak kecil yang memanggil temannya dari luar menyampaikan kepada pembaca jika
pagar untuk diajak bermain penulis menggambarkan bahwa Nugraha
memanggil-manggil Binta seperti anak
kecil yang ingin diajak bermain.
Binta benar-benar geram, ia mengepal tangan kanannya Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 55
seperti sedang ambil posisi untuk memukul seseorang yang
kepada pembaca jika penulis
lain tidak bukan adalah Nug
menggambarkan bahwa Binta sangat kesal
sehingga Binta mengepalkan tangannya
seperti ingin memukul Nugraha.
Rasanya seperti melihat meteor jatuh. Fokusku buyar. Aku Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 59
masih mengira ini mimpi, atau mungkin Nug keracunan
kepada pembaca jika penulis
sate ayam yang ia makan tadi. Aku harus apa? tanya Binta
kepada dirinya sendiri menggambarkan bahwa Binta merasa
kebingungan hingga ia merasa seperti
melihat meteor jatuh alias terkejut karena
perkataan Nugraha.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
109
Mendengar itu, Nug tertegun, selayaknya mobil yang Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 64
mengerem mendadak karena ada kura-kura yang tiba-tiba
kepada pembaca jika penulis
melintas entah dari mana datangnya
menggambarkan bahwa Nugraha terkejut
seperti mobil yang direm mendadak
mendengar perkataan dari Binta.
Mungkin guenya yang terlalu bodoh atau Binta yang Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 65
terlalu rumit, seperti soal yang tidak bisa diselesaikan
kepada pembaca jika penulis
menggambarkan bahwa Nugraha
mengibaratkan Bita seperti soal yang tidak
bisa ia temukan jawabannya.
Selayaknya langit cerah berubah mendung seketika Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 67
kepada pembaca jika penulis
menggambarkan bahwa langit yang cerah
yang tiba-tiba berubah menjadi mendung
seperti wajah Binta yang menggambarkan
kesedihan.
Wajah Nug membeku, perasaannya seperti batu yang tiba- Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 67
tiba retak, matanya fokus kepada Mama Binta tanpa
kepada pembaca jika penulis
berkedip
menggambarkan bahwa Nugraha yang
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
110
Melihat Nug tertidur seperti itu, dengan kondisi yang Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 133
seharusnya tidak memaksa untuk berada di sana, membuat kepada pembaca jika penulis
perasaan Binta seperti langit yang tadinya terik akan sinar menggambarkan bahwa perasaan Binta
matahari berubah sejuk. Mendung, tapi tidak hujan. Gelap, menjadi damai ketika melihat Nug tertidur
tapi tidak ada petir
Selayaknya Adam dan Hawa yang akhirnya bertemu Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 144
kembali setelah dipisahkan bertahun-tahun, Biru dan
kepada pembaca jika penulis
Senjani saling mempererat pelukannya, seakan
menyembuhkan rindu yang sudah membusuk bertahun- menggambarkan bahwa cerit Biru dan
tahun lamanya
Senjani seperti cerita Adam dan Hawa yang
setelah bertahun-tahun akhirnya bertemu
kembali.
Seperti senja yang tidak bisa dinikmati lama-lama, seperti Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 155
itu pula waktu yang semesta berikan untuk mereka kepada pembaca jika penulis
menggambarkan bahwa waktu yang
dimiliki Biru dan Senjani sangat sedikit
seperti ketika senja akan tenggelam.
Kamu tahu Biru? Berharap lebih sama kamu seperti Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 193
meletakkan hatiku di tengah jalan raya, Cuma tinggal kepada pembaca jika penulis
menunggu waktu untuk akhirnya terlindas kendaraan yang menggambarkan bahwa Binta tidak bisa
lewat kemudian mati menggantungkan perasaannya pada Biru,
karena Biru tidak pernah memberi kejelasan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
113
Sudah selayaknya sepasang kekasih, Nug meminta Binta Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 268
untuk selalu memberi kabar, juga saat ia hendak pergi ke kepada pembaca jika penulis
suatu tempat menggambarkan bahwa Binta dan Nugraha
sudah seperti sepasang kekasih yang selalu
memberi kabar ke mana pun mereka pergi.
Kenangan itu seperti bayang-bayang, yang kelihatan tak Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 280
ada, tapi selalu mengikuti
kepada pembaca jika penulis
menggambarkan bahwa kenangan yang ada
sudah seperti bayang-bayang, yaitu selalu
mengikut ke mana pun pemilik kenangan
itu pergi.
Di atas kapal, Biru selayaknya lautan tanpa air Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 300
kepada pembaca jika penulis
menggambarkan bahwa Biru adalah orang
tanpa tujuan yang tidak tahu akan ke mana
dan berbuat apa.
Nelayan itu hanya geleng-geleng kepala, hatinya sangat Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 300
mengasihi Biru yang seakan kehilangan arah dan tak kepada pembaca jika penulis
memiliki tujuan dalam hidupnya menggambarkan bahwa Biru kehilangan
arah tanpa tahu tujuan hidupnya akan ke
mana.
Selayaknya laki-laki yang yang hampir putus asa mengejar Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 325
harapannya kepada pembaca jika penulis
menggambarkan bahwa Nug sudah seperti
laki-laki yang kehilangan harapan karena
Binta
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
116
Seperti orang jahat yang akan diinterogasi pihak berwajib, Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 329
Binta merasa sebentar lagi perasaannya akan segera
kepada pembaca jika penulis
dihakimi
menggambarkan bahwa ketika Binta akan
ditanya ia merasa seperti seorang tahanan
yang akan diinterogasi pihak berwajib.
Jani menoleh. Tatapannya kosong. Seperti lautan indah Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 344
yang ketika diselami ternyata sudah tak berisi apa-apa kepada pembaca jika penulis
menggambarkan bahwa saat Senjani
menoleeh kepada Biru, tatapan Senjani
kosong seperti lautan indah yang ketika di
selami tidak berisi apa-apa
Seperti mendengar bunyi tembakan peringatan, Binta Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 348
langsung terpaku, diam tak bergerak kepada pembaca jika penulis
menggambarkan bahwa Binta merasa
terkejut, dan diam tidak bergerak
Seperti luka yang digoreskan lagi dan lagi Makna kias: Penulis hendak menyampaikan 384
kepada pembaca jika penulis
menggambarkan bahwa ketika Binta tidak
jujur dengan perasaannya, maka ia merasa
seperti terluka berkali-kali
6. Depersonifik Apa yang dia lakukan? Untuk apa dia melakukan itu? Makna gramatikal: Penulis menggunakan 74
asi Kalau Cuma karena dia menyukaiku, apa harus? Tanya kata “kalau” sehingga termasuk dalam
Binta dalam hati gaya bahasa depersonifikasi
Nggak. Gue nggak akan nyerah. Karena buat gue, kalau Makna denotatitfPenulis menggunakan kata 122
cewe cuek berhasil jatuh cinta, maka dia nggak akan “kalau” dan “maka” sehingga termasuk
pernah main-main dalam gaya bahasa depersonifikasi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
117
Ia bukan Biru, andai saja Biru ada di sini pasti ia bisa Makna konotatif: Penulis menggunakan 137
melakukan apapun untukku, ucap Binta marah dalam
kata “andai” dan “pasti” sehingga
hatinya
termasuk dalam gaya bahasa
depersonifikasi.
Makanya kamu jadi penyair, supaya aku jatuh cita pada Makna konotatif: Penulis menggunakan 221
puisi-puisimu
kata “maka” dan “supaya” sehingga
termasuk dalam gaya bahasa
depersonifikasi.
Dengan kamu membenciku, maka akan membuatku Makna konotatif: Penulis menggunakan 230
mudah hilang dari duniamu
kata “dengan” dan “maka” sehingga
termasuk dalam gaya bahasa
depersonifikasi.
Jika ia menyakitinya, maka ia lakukan demi kebaikannya Makna konotatif: Penulis menggunakan 235
kata “jika” dan “maka” sehingga termasuk
dalam gaya bahasa depersonifikasi.
Kalau jatuh cinta denganmu adalah sebuah kebodohan, Makna konotatif: Penulis menggunakan 241
maka untuk kali pertama aku bangga menjadi orang bodoh
kata “kalau” dan “maka” sehingga
termasuk dalam gaya bahasa
depersonifikasi.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
118
7. Prolepsis/An Binta tahu sesuatu akan terjadi. Ia tahu hari itu ia akan Makna gramatikal: Penulis menggambar 245
tisipasi terus-terusan dihantui rasa gelisah apabila tak segera
sesuatu yang akan terjadi yaitu pada kata
membuka dan mengetahui apa isi di dalamnya
“Ia tahu hari itu ia akan terus-terusan
dihantui rasa gelosah apabila tak segera
membuka dan mengetahui apa isi di
dalamnya”.
Petir mulai menyambar, Binta tahu akan turun hujan deras Makna gramatikal: Penulis menggambar 252
sebentar lagi
sesuatu yang akan terjadi yaitu pada kata
“Binta tahu akan turun hujan deras
sebentar lagi”.
8. Koreksio/Ep Jakarta atau kamu? Makna denotatif: Penulis melakukan 250
anortesis
Aku. Eh, tapi aku akan selalu ikut ke mana saja kamu pergi koreksi/pembenaran dengan tujuan
sih, Ta
menegaskan sesuatu, penulis menegaskan
kata “kamu dan aku” yang merujuk pada
Nugraha.
Biru senang mengarang. Karena mengarang adalah cara Makna gramatikal: Penulis melakukan 266
untuk berbicara dengan dirinya sendiri. Bukan. Bukan koreksi/pembenaran dengan tujuan
berarti ia tak suka berbagi cerita dengan orang yang lain, menegaskan sesuatu, penulis menegaskan
yang bukan Jani tentunya kata “berbicara dengan dirinya sendiri”
dan kata “bukan” yang menegaskan bahwa
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
119
Lampiran 3
INSTRUMEN WAWANCARA
UNTUK GURU RELEVANSI HASIL PENELITIAN
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA
gaya bahasa karena memang saking banyaknya jenis dari gaya bahasa.
Apalagi sekarang tingkat literasi dari siswa sendiri bisa dapat dikatakan
rendah.
5. Bagaimana proses pembelajaran materi novel selama ini? Apakah sudah
maksimal?
Pembelajaran novel diibaratkan sebagai idola para remaja. Untuk anak
SMA, rata-rata memiliki ketertarikan pada novel, boleh dibilang jika novel
itu dijadikan media pembelajaran memiliki kekuatan yang sangat luar biasa.
Sebenarnya perpustakan juga sudah memiliki beberapa novel yang tersedia,
namun karena mungkin belum lengkap, siswa menyempatkan untuk
mengunduh di internet novel yang sedang dicarai dan ingin dibaca, bahkan
ada juga siswa yang mengikuti PO novel yang mereka idolakan. Jika
dibandingkan dengan saya (guru Bahasa Indonesia) literasi mengenai novel,
siswa lebih paham dan lebih melek literasi tentang novel. Siswa lebih tahu
karena dari segi waktu mereka memiliki waktu yang cukup banyak untuk
membaca novel.
6. Apakah layak jika novel Kata karya Rintik Sedu dijadikan objek penelitian
ini?
Novel Kata ini memiliki nilai-nilai yang terkandung cukup banyak, relevan
dengan kehidupan saat ini, nilai moral, sosial, budaya. Menurut saya novel
ini sah-sah saja jika novel ini dijadikan objek penelitian.
7. Bagaimana pendapat Anda mengenai gaya bahasa yang digunakan dalam
novel Kata karya Rintik Sedu?
Sudah memenuhi standar, bervariatif nampak dari kutipan-kutipan di dalam
novel dan kaya akan gaya bahasa sehingga dapat memperbanyak
perbendaharaan kata yang dimiliki oleh guru dan juga siswa.
8. Bagaimana pendapat Anda tentang novel Kata karya Rintik Sedu? Apakah
dapat digunakan dalam proses pembelajaran?
Bisa digunakanan karena relevansinya terhadap pembelajaran dapat
dikaitkan, karena siswa SMA sedang diambang untuk menuju kedewasaan,
maka sudah sepantasnya mereka mendapatkan gambaran-gambaran yang
disajikan dan terwakilkan dalam novel Kata. Jadi menurut saya, novel Kata
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
122
ini relevan digunakan untuk media pembelajaran atau sebagai sumber bahan
belajar siswa
9. Apakah penelitian ini telah sesuai jika dihubungkan dengan kebutuhan
pembelajaran untuk KD 3.9 dan 4.9?
Menurut saya, penelitian yang dilakukan sudah sesaui dengan KD tersebut
karena ada benang merah yang dapat ditarik yang dibahas tentang novel.
10. Bagaimana pendapat Anda tentang kebermanfaatan skripsi ini untuk
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA?
Sangat bermanfaat, karena saya lebih bisa menambah perbendaharaan novel
yang dapat dijadikan sumber atau acuan pembelajaran. Skripsi ini, menurut
saya sangat bermanfaat dan memberikan sumbangsih terjada pembelajaran
Bahasa Indonesia
11. Menurut Anda, novel seperti apa yang dapat digunakan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia?
Menurut saya, novel yang dibutuhkan itu novel yang kaya akan nilai
sehingga nilai itu daoat dikaitkan dalam kehiupan sehari-hari.
12. Bagaimana pendapat Anda mengenai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
yang telah peneliti buat?
Sudah bagus, mulai dari tahap rencana, bagaimana cara mengemas dan
seluruhnya sudah cukup untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan
siswa dalam pembelajaran mater novel.
13. Bagaimana pendapat Anda mengenai peran guru dalam membentuk
siswauntuk dapat berkarya?
Guru berfungsi sebagai motivator dan fasilitator. Seorang pendidik harus
mampu mengkondisikan dan menjadi contoh bagi siswa, sehingga guru
memiliki peran yang besar bagi siswa, maka dari itu guru harus mampu
menjadi contoh dan menajdi cerimanan yang sepadan dengan apa yang kita
harapkan.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
123
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini meneliti novel sebagai
objek penelitian, novel yang diteliti adalah novel Kata karya Rintik Sedu. Penelitian
ini meneliti gaya bahasa perbandingan dan makna gaya bahasa perbandingan dalam
novel Kata. Hasil penelitian yang dilakukan akan direlevansikan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA, dengan kompetensi dasar yang digunakan
yaitu KD 3.9 Menganalsisi isi dan kebahasaan novel, 4.9 Merancang novel atau
novelet dengan memperhatikan isi dan kebahasaan baik secara lisan maupun tulis.
Hasil wawancara yang diperoleh dari informan 1 yaitu guru Bahasa Indonesia di
SMA Negeri 1 Baturetno. Informan 1 memberikan pernyataan jika penulis Rintik
Sedu adalah penulis produktif yang telah menulis beberapa buku dan digemari
kebanyakan remaja saat ini. Menurut Titin Rohmawati selaku guru bahasa
Indonesia di SMA Negeri 1 Baturetno pembelajaran gaya bahasa memang tidak ada
materi khususnya namun bergabung dengan materi unsur intrinsik. Novel Kata
menurutnya dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA pada
materi novel. Novel Kata dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia
karena memiliki nilai-nilai kehidupan yang dapat dipelajari siswa dan
menggunakan bahasa yang mudah dipahami sehingga siswa dalam pembelajaran
dapat mendapat referensi untuk mengembangkan cerita sebagai output dalam
pembelajaran novel.
Mengetahui,
Informan 1 Peneliti
Lampiran 4
INSTRUMEN WAWANCARA
UNTUK PESERTA DIDIK RELEVANSI HASIL PENELITIAN
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA
1. Apa yang Anda ketahui tentang Rintik Sedu dan novel Kata?
Rintik Sedu adalah nama pena dari Nadhifa Allya Tsana yang merupakan
penulis novel, salah satunya novel Kata. Kariernya di mulai sejak ia menjadi
penulis, hingga menjadi youtuber, dan podcaster.
Novel kata merupakan salah satu karya dari Rintik Sedu. Novel Kata
bertemakan kisah kasih remaja di bangku perkuliahan. Menurut saya novel
ini cukup bagus untuk dibaca bagi kalangan remaja. Beberapa kisahnya
hampir pernah terjadi di kehidupan para remaja meski dalam permasalahan
yang berbeda.
2. Apa yang Anda ketahui tentang gaya bahasa?
Gaya bahasa atau yang dikenal juga dengan sebutan majas. Memiliki tujuan
penggunaan untuk membuat pembaca mendapatkan efek tertentu yang
bersifat emosional dari apa yang mereka baca. Penggunaan gaya bahasa,
atau majas ini juga akan membuat sebuah cerita jadi lebih menarik dan lebih
hidup.
3. Bagaimana pendapat Anda tentang gaya bahasa yang digunakan untuk
mengkaji novel dalam penelitian ini?
Gaya bahasa yang digunakan oleh kajian novel Kata, menggambarkan
hubungan atau interaksi yang dilakukan antar tokoh dengan sangat baik.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
125
Dan pembaca juga dapat merasakan berbagai efek emosional dalam novel
tsb.
4. Bagaimana proses pembelajaran materi novel selama ini? Apakah sudah
maksimal?
Menurut saya pembelajaran novel saat SMA kurang maksimal dikarenakan
selama ini lebih banyak pembelajaran secara daring akibat dari pandemi
daripada luring yang baru dilaksanakan ± 6 bulan, sehingga pendalaman
materinya kurang baik. Selain itu dengan pembelajaran daring membuat
kurangnya komunikasi antara guru dengan murid, sehingga beragai
pembahasan atau perbaikan atas tugas sekolah tidak maksimal.
5. Apakah layak jika novel Kata karya Rintik Sedu dijadikan objek penelitian
ini?
Menurut saya novel ini layak jika dijadikan objek penelitian ini.
6. Novel seperti apa yang sering digunakan dalam pembelajaran? Bagaimana
ketertarikan Anda terhadap novel Kata karya Rintik Sedu?
Novel yang biasanya dipakai adalah novel yang terdapat di perpustakaan
sekolah dan bergenre bebas non SARA atau yang tidak mengandung unsur
pornografi.Namun saat pandemi siswa/i bebas memilih judul novel yang
dianalisa. Saya cukup tertarik dengan kisah yang diceritakan pada novel
Kata karya rintik sendu, karena saya rasa pesan moral yang terdapat
didalamnya sangat berguna bagi kehidupan khususnya para remaja
7. Bagaimana pendapat Anda tentang novel Kata karya Rintik Sedu? Apakah
dapat digunakan dalam proses pembelajaran?
Menurut saya novel Kata karya Rintik Sedu dapat digunakan dalam
pembelajaran, baik yang berupa penganalisaan maupun pesan moral.
8. Apakah penelitian ini telah sesuai jika dihubungkan dengan kebutuhan
pembelajaran untuk KD 3.9 dan 4.9?
Menurut saya penelitian ini telah sesuai jika dihubungkan dengan KD 3.9
dan 4.9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
126
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini meneliti novel sebagai
objek penelitian, novel yang diteliti adalah novel Kata karya Rintik Sedu. Penelitian
ini meneliti gaya bahasa perbandingan dan makna gaya bahasa perbandingan dalam
novel Kata. Hasil penelitian yang dilakukan akan direlevansikan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA, dengan kompetensi dasar yang digunakan
yaitu KD 3.9 Menganalsisi isi dan kebahasaan novel, 4.9 Merancang novel atau
novelet dengan memperhatikan isi dan kebahasaan baik secara lisan maupun tulis.
Mengetahui,
Informan 2 Peneliti
Lampiran 5
INSTRUMEN WAWANCARA
UNTUK PESERTA DIDIK RELEVANSI HASIL PENELITIAN
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA
1. Apa yang Anda ketahui tentang Rintik Sedu dan novel Kata?
Pertama kali mengetahui Rintik Sedu yaitu melalui Instagram yang berisi
quotes-quotes yang simple, sederhana, dan mengena. Rintik Sedu mulai
berkembang dan berkolaborasi dengan seniman seperti Bapak Sapardi dan
juga mulai membuat novel serta podcast. Sejak saat itu saya mulai ingin
tahu menegani novel-novel Rintik Sedu dan beberapa novel Rintik Sedu
mulai difilm kan contohnya Geez dan Ann.
Novel kata dilhat dari unsur intrinsiknya menuert saya menggunakan alur
maju yang menceritakan awal mula kehidupan Senjani dan bertemu
Nugraha kemudian knflik dimulai dan Binta (Senjani) bertemu dengan Biru
dan mempertanyakan kejelasan hubungan Biru dan Senjani. Sudut pandang
dari novel ini menggunakan sudut pandang orang ketiga yang serba tahu
dan sangat mengetahui detail kejadian dan konflik batin para tokoh. Hal
yang saya suka dari novel adalah dari segi gaya bahasa karena sederhana,
apadanya tapi tetap ada maknanya. Novel Kata ini lebih direkomendasikan
untuk kalangan remaja karea konsep atau tema yang diusung adalah
romansa.
2. Apa yang Anda ketahui tentang gaya bahasa?
Gaya baahsa adalah ucapan-ucapan sehari-hari seperti obrolan sehari-hari,
namun bedanya lebih memiliki ciri khas dan lugasan tersendiri. Menurut
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
129
penjelasan dari guru Bahasa Indonesia terdapat banyak macam gaya bahasa
atau yang disebut majas seperti hiperbola, personifikasi dan metafora.
3. Bagaimana pendapat Anda tentang gaya bahasa yang digunakan untuk
mengkaji novel dalam penelitian ini?
Gaya bahasa karena sederhana, apadanya tapi tetap ada maknanya. Gaya
bahasa yang sederhana ini membuat saya excited saat pertama kali
membaca sinopsis novel Kata. Lagipula penyampaian perasaan tokoh juga
sudah digambarkan sangat apik dengan adanya sedikit penambahan majas
juga.
4. Bagaimana proses pembelajaran materi novel selama ini? Apakah sudah
maksimal?
Menurut saya sudah sangat maksimal kak, apalagi sekarang sudah mulai
pembelajaran secara luring / tatap muka juga kan, jadi komunikasi antara
guru dan siswa juga lebih terbuka. Begitu juga dengan pembelajaran materi
novel ini, kami sempat diberikan tugas membuat resensi pada materi ini.
Dan melalui resensi itu juga menjadikan kami lebih mengerti unsur unsur
apa aja yang terkandung di dalam sebuah novel, dan kami juga menjadi
lebih mengerti bagaimana cara menyusun resensi novel yang baik dan
terstruktur
5. Apakah layak jika novel Kata karya Rintik Sedu dijadikan objek penelitian
ini?
menurut saya sangat layak kak, karena banyak nilai nilai kehidupan yang
dapat dipetik dari novel ini. Selain itu novel ini juga banyak diminati oleh
berbagai kalangan terutama pada kalanangan remaja. Kalau dilihat dari
unsur intrinsik nya juga Novel Kata karya rintik sedu ini sudah sangat
terstruktur juga. Namun alangkah baiknya jika novel ini digunakan sebagai
bahan ajar pada usia usia diatas 17 tahun ( kalangan SMA ) megingat tema
dari novel ini romansa. Ketertarikan saya, saya orangnya Legophile kak,
saya cukup lemah sama hal satu ini, nemu kata kata romantis dikit
screenshot, nemu kata kata bijak dikit screenshot, nemu kata kata menampar
hati dikit suka kepikiran, nemu kata kata lucu humor saya langsung anjlok.
Dan dari beberapa tulisan dari Rintik sedu ini menurut saya rangkaian kata
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
130
nya relate sama hal hal yang terkadang saya alami. Ibarat kalau ada botol
ketemu tutupnya, nyambung gitu mksud saya. Ringan, tapi mengandung
pesan yang gak kaleng kaleng.
6. Novel seperti apa yang sering digunakan dalam pembelajaran? Bagaimana
ketertarikan Anda terhadap novel Kata karya Rintik Sedu?
Menurut saya, novel kata karya rintik sedu ini salah satu novel yang bikin
baperr kaum kaum remaja pada umumnya. Bahasa yang sederhana, simple,
namun banyak sekali pesan pesan yang dapat diambil dari novel tersebut
semakin membuat novel kata memiliki banyak peminat. Banyak rekan
rekan saya yang bilang bahwa isi dari novel ini sangat relate dengan
kehidupannya. Dan saya rasa novel ini juga bagus sebagai rekomendasi
media pembelajaran bahasa indonesia karena gaya bahasaya yang ringan.
7. Bagaimana pendapat Anda tentang novel Kata karya Rintik Sedu? Apakah
dapat digunakan dalam proses pembelajaran?
Menurut saya, novel Kata karya Rintik Sedu adalah salah satu yang
berpengaruh pada perasaan untuk remaja pada umumnya. Bahasa yang
sederhana, simple, namun banyak sekali pesan yang dapat diambil dari
novel tersebut semakin membuat novel ini memiliki banyak peminat. Saya
rasa novel ini bagus sebagai rekomendasi bahan pembelajaran Bahasa
Indonesia karena gaya bahasa yang digunakan ringan.
8. Apakah penelitian ini telah sesuai jika dihubungkan dengan kebutuhan
pembelajaran untuk KD 3.9 dan 4.9?
Sudah sesuai, karena yang telah tercantum dalam RPP sudah lengkap dan
mudah dipahami.
9. Bagaimana pendapat Anda tentang kebermanfaatan skripsi (Output RPP) ini
untuk pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA?
Sangat bermanfaat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, karena memiliki
warna baru yang digunakan dalam bahan pembelajaran yang digunakan.
10. Menurut Anda, novel seperti apa yang dapat digunakan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia?
Menurut saya, sebenarnya semua novel dapat dijadikan bahan
pembelajaran, namun juga harus menyesuaikan rentan usia. Contoh untuk
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
131
anak usia smp mungkin perlu dikenalkan pembelajaran melalui novel novel
yang berkaitan dengan persahabatan seperti Laskar Pelangi atau mungkin
juga bisa melalui novel bergenre keluarga seperti Home Sweat Hope.
Berbeda dengan rentan usia anak sma yang biasanya menggunakan novel
novel bergenre romance sebagai media pembelajarannya
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini meneliti novel sebagai
objek penelitian, novel yang diteliti adalah novel Kata karya Rintik Sedu. Penelitian
ini meneliti gaya bahasa perbandingan dan makna gaya bahasa perbandingan dalam
novel Kata. Hasil penelitian yang dilakukan akan direlevansikan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA, dengan kompetensi dasar yang digunakan
yaitu KD 3.9 Menganalsisi isi dan kebahasaan novel, 4.9 Merancang novel atau
novelet dengan memperhatikan isi dan kebahasaan baik secara lisan maupun tulis.
Hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 17 Juni 2022 menghasilkan hasil
wawancara sebagai berikut Maulidya sebagai informan ketiga mengungkapkan
apabila gaya bahasa adalah penggunaan kkata-kata namun memiliki ciri khusus
yaitu indah ketika digunakan. Pembelajran novel yang pernah dilakukan dirasa
sudah maksimal daripada kondisi saat masih pandemi covid-19. Novel Kata adalah
novel remaja yang saat ini banyak digandrungi dan dibaca oleh remaja seusianya,
sehingga menurut Maulidiya sangat cocok apabila novel tersebut dapat digunakan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA. Penggunaan gaya bahasa yang unik
menjadi nilai tambah dala novel Kata sehingga menambah pengetahuan mengenai
perbendaharaan kata yang dimiliki oleh pembacanya.
Mengetahui
Informan 3 Peneliti
Lampiran 6
Dokumentasi
1. Dokumentasi Bersama Guru Bahasa Indonesia
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
133
Lampiran 7
Dokumentasi 2. Bersama Peserta Didik
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
134
Lampiran 8
Surat Pemohonan Izin Penyusunan Skripsi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
135
Lampiran 9
Surat Keputusan Dekan FKIP tentang Izin Penyusunan Skripsi
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
136
Lampiran 10
Surat Permohonan Izin Penelitian
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
137
Lampiran 11
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran menggunakan model Problem Based
Learning yang dipadukan dengan metode mind mapping, teknik ATM, dan
pendekatan saintifik yang menuntun peserta didik untuk mengamati
(membaca) permasalahan, menuliskan penyelesaian dan mempresentasikan
hasilnya di depan kelas, Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran
ini peserta didik diharapkan dapat Menganalisis isi novel berdasarkan unsur
intrinsiknya, menganalisis isi kebahasaan novel, merancang novel dengan
memperhatikan isi, dan merancang novel dengan memperhatikan kaidah
kebahasaan.
A. Materi Pembelajaran
1. Unsur Intrinsik dan ekstrinsik
2. Unsur kebahasaan
Ungkapan
Majas
Peribahasa
E. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 x 45 menit)
Pertemuan 2 (2 x 45 menit)
Pertemuan 3 (2 x 45 menit)
F. Penilaian
KD dan Indikator (KD-3: Pengetahuan)
Portofolio
Khusus untuk kompetensi menulis, penilaian terdiri dari proses dan produk
yang tercakup dalam penilaian portofolio. Dokumen portofolio berisi:
Penilaian Sikap
Kelas/Semester : XII/Genap
Pedoman Penilaian
a. Pengetahuan
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
149
Keterangan
b. Keterampilan
Keterangan
Lampiran-Lampiran
Lampiran 1: Materi Pembelajaran
3. Penokohan
Penokohan adalah teknik pengarang menampilkan tokoh-tokoh
dalam cerita sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh.
Unsur pwnokohan mencakup tokoh, perwataka, dan bagaimana
penempatan dan pelukisannya dalam cerita. Berdasarkan karakternya,
tokoh dibagi menjadi tiga yaitu:
a. Tokoh Protagonis
Tokoh utama adalah tokoh yang menjadi pusat perhatian dalam
cerita.
b. Tokoh Antagonis
Tokoh antagonis adalah tokoh yang menjadi musuh dari tokoh
utama atau tokoh protagonis dalam cerita.
c. Tokoh Tritagonis
Tokoh tritagonis adalah tokoh yang menjadi penengah antara tokoh
protagnis dan antagonis.
4. Latar
Latar merupakan tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial
tempat terjadinya peistiwa yang diceritakan. Latar atau setting yaitu
tempat dan waktu yang melatarbelakangi terjadinya kejadian dan
peristiwa dalam cerita. Latar atau setting ini merupakan salah satu unsur
pembangun novel yang penting untuk menciptakan suasana dalam
cerita. Latar atau setting terdiri dari beberapa macam, di antaranya:
a. Waktu yaitu masa di mana jalannya cerita sedang berlangsung. Latar
atau setting waktu ini bisa digambarkan secara garis besar ataupun
secara terperinci. Secara garis besar misalnya saja, pada musim
kemarau, musim hujan, siang hari, malam hari, hari minggu, dan lain
sebagainya.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
122
7. Gaya Bahasa
Gaya bahasa merupakan pemilihan bahasa yang digunakan oleh
penulis di dalam cerita. Gaya berfungsi untuk menciptakan suasasana
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
123
makna kata yang berkaitan dengan nilai rasa karena penciptaan karya sastra
pengungkapannya memiliki tujuan estetik atau keindahan.
4. Denotatif. Bahasa novel juga menggunakan kalimat-kalimat denotatif.
Karena pemahaman pembaca novel mengacu pada makna denotatif.
5. Bahasa ekspresif. Bahasa ekspresif merupakan yang memberikan gambaran
atas suasana pribadi pengarang atau suasana hati tokoh dalam cerita. Bahasa
dalam novel juga bersifat sugestif atau mempengaruhi pembaca
mempercayai cerita yang dikisahkan dalam novel.
6. Bahasa dalam novel juga menggunakan beberapa kata khusus, yaitu
a. Kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi, temporal, kronologis).
Digunakan dalam novel karena kejadian-kejadian atau peristiwa-
peristiwa dalam novel berlangsung tidak selalu pada saat ini, melainkan
ada yang terjadi pada masa lampau. Oleh karena itu, dalam novel, kita
sering menemukan kata-kata seperti awalnya, mula-mula, sejak saat itu,
kemarin, malam itu, dan lain sebagainya.
b. Kata kerja yang menggambarkan tindakan, (kata kerja material)
Digunakan dalam novel karena pengarang perlu menggambarkan
tindakan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam ceritanya. Ini juga
berfungsi untuk memberikan gambaran sikap para tokoh dalam
menghadapi situasi tertentu atau gambaran situasi hati para tokoh.
Misalnya kalau tokohnya marah, pengarang akan menggambarkan si
tokoh membanting bukunya dengan kesal.
c. Kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung, digunakan oleh
pengarang novel untuk menceritakan tuturan atau ucapan para tokoh
dalam novelnya. Kata kerja ini bisa dilakukan dengan kutipan yang
berupa dialog atau kalimat biasa yang menggambarkan tuturan tokoh.
Contoh dari penggunaan kata kerja ini adalah menurut, menyatakan,
mengungkapkan, menceritakan mengenai, mengatakan, menanyakan,
dan lain sebagainya.
d. Kata kerja yang menggambarkan pikiran dan perasaan tokoh dalam
cerita, (kata kerja mental) Pengarang menggunakannya agar kita
mendapatkan gambaran jelas mengenai pikiran dan perasaan tokoh atau
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
125
Majas/Gaya Bahasa
Majas/ gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk
meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan dan membandingkan
suatu benda atau hal lain yang lebih umum.
Majas/gaya bahasa dan kosakata mempunyai hubungan yang erat. Kian
banyak kosakata seseorang, maka kian beragam pulalah gaya bahasa
yang dipakainya.
Gaya bahasa dibagi menjadi empat yaitu:
1. Gaya bahasa perbandingan.
Gaya bahasa yang cara melukiskan keadaan apapun dengan
menggunakan perbandingan antara satu hal dengan hal lain. Gaya
bahasa perbandingan terdiri dari:
a. Perumpamaan
gaya bahasa berupa perbandingan dua hal yang berlainan dan
sengaja dianggap sama.
Contoh: Rasanya seperti melihat meteor jatuh. Fokusku buyar.
Aku masih mengira ini mimpi, atau mungkin Nug keracunan
sate ayam yang ia makan tadi. Aku harus apa? tanya Binta
kepada dirinya sendiri (Rintik Sedu: 2018: 59).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
126
b. Metafora
Gaya bahasa perbandingan implisit, jadi tanpa kata seperti atau
sebagai.
Contoh: “Itu duniaku, Nug. Duniaku yang kamu kira
menyenangkan sebenarnya Cuma gumpalan awan mendung
yang cuma bisa menurunkan hujan” (Rintik Sedu: 2018: 68).
Karena ia tidak mau ada yang mengganggu Binta bicara. Dan,
Nug pun masih diam mendengar perkataan Binta yang jelas saja
menusuk perasaannya sendiri (Rintik Sedu: 2018: 256).
c. Personifikasi
Gaya bahahsa yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang
yang tidak bernyawa. Contoh: Nug tersenyum lebar, membuat
bintang-bintang berkumpul untuk melihat wajahnya (Rintik
Sedu: 2018: 134). “Kalau tidak dapat izin, lalu bagaimana
caranya aku bisa menempati ruangan kosong yang ada di
hatimu, Ta?” (Rintik Sedu: 2018: 80).
d. Depersonifikasi (pembendaan)
Yaitu pengandaian yang ditandai dengan kata kalau, jika,
jikalau, bila (mana), sekiranya, misalkan, umpama, andai
(kata), seandainya, andaikan.
Contoh: Kalau jatuh cinta denganmu adalah sebuah kebodohan,
maka untuk kali pertama aku bangga menjadi orang bodoh
(Rintik Sedu: 2018: 241). Ia bukan Biru, andai saja Biru ada di
sini pasti ia bisa melakukan apapun untukku, ucap Binta marah
dalam hatinya (Rintik Sedu: 2018: 137).
e. Alegori
Gaya bahasa alegori adalah gaya bahasa yang menampilkan
sesuatu tersembunyi dan terselubung, dengan kata lain alegori
adalah gaya bahasa berbentuk kiasan.
Contoh: Binatang itu teman cerita yang baik, loh (Rintik Sedu:
2018: 18). Nug kembali tersenyum. “Iya, aku bukan manusia.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
127
Aku ini ikan paus yang senang bisa membuat Binta senang
(Rintik Sedu: 2018: 40).
f. Antitesis
Gaya bahasa antitesis merupakan gaya bahasa yang
membandingkan dua kata yang saling berlawanan/
bertentangan.
Contoh: dia bergembira-ria atas kegagalanku dalam ujian itu.
g. Pleonasme atau Tautologi
Gaya bahasa pleonasme merupakan penggunaan kata yang
berlebih. Prinsip dari majas pleonasme dan tautologi adalah
mengacu pada penggunaan kata-kata lebih banyak daripada
yang dibutuhkan untuk menyampaikan suatu ide gagasan.
Contoh: Setelah dapat pertanyaan itu, Binta menatap ke arah
langit, beroikir, menebak-nebak, mengira-ngira, menduga-
duga, dan untuk manusia tanpa mimpi seperti dia, berkhayal
adalah hal yang sulit (Rintik Sedu: 2018: 265).
h. Perifrasis
Gaya bahasa perifrasis adalah gaya bahasa yang menggunakan
kata-kata yang berlebih namun pada prinsipnya dapat diganti
dengan sebuah kata.
Contoh: Iya. Kamu, Jani. Kamu adalah alasan mengapa aku
ingin terus membuka mata, untuk melihat matahari terbit dan
tenggelam. Kamu adalah alasan aku ada di bumi yang
mengerikan ini (Rintik Sedu: 2018: 354).
i. Antisipasi atau Prolepsis
Gaya bahasa antisipasi adalah penggunaan gaya bahasa dengan
menggunakan beberapa kata terlebih dahulu sebelum gagasan
dan peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Contoh: Binta tahu sesuatu akan terjadi. Ia tahu hari itu ia akan
terus-terusan dihanui rasa gelosah apabila tak segera membuka
dan mengetahui apa isi di dalamnya (Rintik Sedu: 2018: 245).
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
128
l. Paralelisme
Paralelisme ialah gaya bahasa yang berusaha menyejajarkan
pemakaian kata-kata atau frase-frase yang menduduki fungsi
yang sama dan memiliki bentuk gramatikal yang sama.
Contoh: Kau berkertas putih Kau bertinta hitam Kau beratus
halaman Kau bersampul rapi.
m. Elipsis
ialah gaya bahasa yang di dalamnya terdapat penanggalan
atau penghilangan salah satu atau beberapa unsur penting dari
suatu konstruksi sintaksis.
Contoh: Pembangunan mencakup dua hal yakni
pembangunan material dan ……., pembangunan lahiriah dan
…….., pembangunan individual dan ………. Apa saja
yang ada di dunia serta berpasangan ada siang ada ….……,
ada baik ada …….., ada terang ada ………, ada pertemuan
ada …….., roda berputar kadang di atas kadang …………
n. Gradasi
Gradasi ialah gaya bahasa yang mengandung beberapa kata
(sedikitnya tiga kata) yang diulang dalam konstruksi itu.
Contoh : Kita tengah berjuang melawan musuh dengan satu
tekad, tekad terus maju, maju dalam kehidupan, kehidupan
yang baik, baik secara rohani ataui jasmani, rohani atau
jasmani yang diridhoi, diridhoi oleh Gusti Allah, Gusti Allah
yang memiliki hidup dan mati. Hidup dan mati kita semua.
o. Asindeton
Asindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat
atau suatu konstruksi yang mengandung kata-kata yang
sejajar, tetapi tidak dihubungkan dengan kata-kata
penghubung.
Contoh: Meja, kursi, lemari ditangkubkan dalam kamar itu.
Ayah, ibu, anak merupakan inti dari sebuah keluarga.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
135
p. Polisindeton
Polisindenton ialah gaya bahasa yang berupa sebuah kalimat
atau sebuah konstruksi yang mengandung kata-kata yang
sejajar dan dihubungkan dengan kata-kata penghubung
Contoh: Pembangunan memerlukan sarana dan prasarana
juga dana serta kemampuan pelaksana.
q. Retoris
Gaya bahasa berupa pengajuan pertanyaan untuk memperoleh
efek mengulang tanpa menghendaki jawaban, karena
jawabannya sudah tersirat di sana.
Contoh: Biaya pendidikan di Perguruan Tinggi sangat mahal.
Bisakah rakyat kecil menyekolahkan anaknya sampai ke
sana?
r. Interupsi
Gaya bahasa penegasan yang mempergunakan sisipan di
tengah-tengah kalimat pokok, dengan maksud untuk
menjelaskan sesuatu dalam kalimat tersebut.
Contoh: Tiba-tiba Ia – kekasih itu – direbut oleh perempuan
lain.
s. Enumerasio
Majas enumerasio yaitu majas gaya bahasa penegasan yang
melukiskan atau menggambarkan suatu kejadian atau
peristiwa agar seluruh maksud di dalam kalimat tersebut
menjadi lebih lugas dan jelas (Suprapto, 1991 : 27).
Contoh: Angin semilir perlahan, langit biru terlihat ringan,
lazuardi cerah nilakandi, bulan pun bersinar kembali, sedang
aku, cuma duduk sambil melamun.
t. Resentia
Resentia adalah gaya bahasa yang menggambarkan sesuatu
yang tidak bermaksud tegas pada bagian tertentu dari kalimat.
Contoh: Apakah ibu mau….? Apakah kamu suka…?
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
136
u. Anakuloton
Majas anakuloton merupakan majas yang dalam pemakaian
kalimatnya sengaja disimpangkan dari kaidah-kaidah
penulisan tata basa (Suprapto, 1991 : 11).
Contoh: Jangan berebut, coba barisnya yang tartib!
v. Meiosis
Majas meiosis merupakan penegasan yang cara
mengungkapkan suatu hal atau keadaan dengan
menggunakan pernyataan yang halus.
Contoh: Hasil panennya agak kurang baik (untuk
menyatakan panen gagal).
w. Simetrisme
Majas simetriisme merupakan majas yang menyatakan suatu
kalimat dengan menggunakan kata-kata yang lain namun
sesungguhnya kalimat tersebut mengandung makna yang
sama (Suprapto, 1991 : 82).
Contoh: Anak tersebut sudah dididik, diajar, dituntun
berjalan direl yang benar.
Ayahku sudah pergi dan tak mungkin kembali
lagi.
4. Gaya Bahasa Perulangan
Majas perulangan yaitu majas yang cara cara melukiskan suatu
keadaan dengan cara mengulang-ulang kata, frase, suatu maksud.
Gaya bahasa terdiri dari:
a. Repetisi
Repetisi merupakan majas perulangan kata, frase, dan klausa
yang sama dalam suatu kalimat.
Contoh: Seumpama eidelwis akulah cinta abadi yang tidak
akan pernah layu. Seumpama merpati akulah kesetiaan yang
tidak pernah ingkar janji. Seumpama embun akulah kesejukan
yang membasuh hati yang lara. Seumpama samudra akulah
kesabaran yang menampung keluh kesah segala muara.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
137
b. Kiasmus
Kiasmus ialah gaya bahasa yang berisikan perulangan dan
sekaligus merupakan inversi atau pembalikan susunan antara
dua kata dalam satu kalimat.
Contoh: Yang kaya merasa dirinya miskin, sedang yang
miskin mengaku dirinya kaya.
c. Epizeukis
Epizeukis ialah gaya bahasa perulangan yang bersifat
langsung. Maksudnya kata yang dipentingkan diulang
beberapa kali berturut-turut. Hal ini dilakukan dengan
maksud untuk menegaskan.
Contoh: Kita harus bekerja, bekerja, dan terus bekerja untuk
mengejar semua ketertinggalan kita. Ingat, kita harus
bertobat, bertobat, sekali lagi bertobat! 4) d.
d. Tautotes
Tautotes ialah gaya bahasa perulangan yang berupa
pengulangan sebuah kata berkali-kali dalam sebuah
konstruksi.
Contoh: Kau menunding aku, aku menunding kau, kau dan
aku menjadi seteru. Aku adalah kau, kau adalah aku, kau dan
aku sama saja.
e. Anafora
Anafora ialah gaya bahasa repetisi yang merupakan
perulangan kata pertama pada setiap baris atau kalimat.
Contoh: Apalah tak bersalin rupa, apatah boga sepanjang
masa. Kucari kau dalam toko-toko.
f. Epistrofa (efifora)
Epistrofa ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan
kata atau frasa pada akhir baris atau kalimat berurutan.
Contoh: Kalau kau izinkan, aku akan datang. Jika sempat,
aku akan datang. Jika kau terima, aku akan datang. Jika tak
hujan, aku akan datang.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
138
g. Simploke
Simploke ialah gaya bahasa repetisi yang berupa perulangan
awal dan akhir beberapa baris (kalimat secara berturut-turut).
Contoh: Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku.
Kau bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku.
h. Mesodiplosis
Mesodiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang berupa
pengulangan kata atau frase di tengah-tengah baris atau
kalimat secara berturut-turut.
Contoh: Para pembesar jangan mencuri bensin. Para gadis
jangan mencuri perawannya sendiri.
i. Epanalepsis
Epanalepsis ialah gaya bahasa repetisi yang berupa
perulangan kata pertama pada akhir baris, klausa, atau kalimat
mengulang kata pertama.
Contoh: Kita gunakan pikiran dan perasaan kita. Saya akan
berusaha meraih cita-
cita saya.
j. Anadiplosis
Anadiplosis ialah gaya bahasa repetisi yang kata atau frase
terakhir dari suatu kalimat atau klausa menjadi kata atau frase
pertama pada klausa atau kalimat berikutnya.
Contoh: Dalam baju ada aku, Dalam aku ada hati.
k. Pararima
Majas pararima merupakan pengulangan konsonan awal dan
akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.
Contoh: Tujuan kami menghadap Pak Lurah, ingin
mengadakan acara parade bedug, maksudnya meminta izin
untuk mengadakan parade bedug.
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
139
l. Aliterasi
Sejenis gaya bahasa yang berwujud perulangan konsonan
pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya terjadi pada
puisi.
Contoh: Mengalir, mengambus, mendesak, mengepung.
m. Asonansi
Asonansi ialah sejenis gaya bahasa perulangan yang berupa
perulangan vokal, pada suatu kata atau beberapa kata.
Biasanya dipergunakan dalam puisi untuk mendapatkan efek
penekanan.
Contoh: Segala ada menekan dada. Mati api di dalam hati.
Harum sekuntum bunga rahasia. Dengan hitam kelam.
Peribahasa
Nama :
Kelas :
Nomor:
SOAL
1. Tentukan tema dan gaya bahasa pada novel Kata karya Rintik Sedu yang
telah dibaca.
2. Buatlah kerangka sesuai dengan struktur novel!
3. Kembangkan kerangka tersebut menjadi abstraksi novel dengan
memperhatikan struktur teks, ciri kebahasaan, dan PUEBI!
JAWABAN!
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...............................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
.................................................................
...........................................................................................................
.............................................................................................
...........................................................................................................
.............................................................................................
Nama :
Kelas :
Nomor:
SOAL