KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 019 TAHUN 1991
TENTANG
PETUNJUK PENYELENGGARAAN SATUAN KARYA PRAMUKA
BAHARI
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pertama : Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Nomor 183 Tahun 1979 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka Bahari.
Kedua : Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka
Bahari sebagaimana tercantum dalam Lampiran
Keputusan ini.
Ketiga : Apabila ternyata terdapat kekeliruan dalam
keputusan ini akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 25 Februari 1991
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,
Ketua,
LAMPIRAN KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 019 TAHUN 1991
PETUNJUK PENYELENGGARAAN SAKA BAHARI
BAB I
PENDAHULUAN
1. Umum
b. Sadar bahwa negara kita terdiri atas 17.508 buah pulau besar
dan kecil yang 2/3 dari wilayahnya terdiri atas laut dan perairan
pedalaman, maka Gerakan Pramuka yang berwawasan
Nusantara dalam tugasnya juga berkewajiban menanamkan dan
menumbuhkan rasa cinta dan sikap hidup yang berorientasi
kebaharian.
c. Penumbuhan orientasi kebaharian ini secara umum perlu di bina
sejak dari Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang, dan
khususnya bagi Pramuka Penegak dan Pandega dipandang perlu
diselenggarakan kegiatan yang nyata, menarik dan produktif
menguasai penguasaan dan pemanfaatan laut serta perairan
pedalaman. Dengan demikian diharapkan di kemudian hari
dapat berusaha serta dapat menciptakan kesempatan dan
lapangan kerja sebagai jaminan bagi kesejahteraan dan
ketahanan nasional.
d. Dalam usaha meningkatkan program kegiatan yang berorientasi
kebaharian ini, khususnya bagi Pramuka Penegak dan Pandega
yang tidak lepas dari Gudepnya diberikan bimbingan dan
pembinaan yang sesuai dengan minatnya untuk menjadi anggota
Satuan Karya Pramuka Bahari.
e. Satuan Karya Pramuka Bahari disingkat Saka Bahari adalah
wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan
rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorientasi
kebaharian termasuk laut dan perairan pedalaman.
2. Maksud
Maksud diterbitkannya Petunjuk Penyelenggaraan ini adalah untuk
memberi pedoman kepada kwartir-kwartir dan Gugusdepan-
gugusdepan dalam usahanya menumbuhkan sikap hidup yang
berorientasi kebaharian, dan khususnya untuk membentuk,
membina dan mengembangkan Saka Bahari.
3. Tujuan
Tujuan diterbitkannya Petunjuk Penyelenggaraan Saka Bahari ini
adalah untuk memberikan arah, kemudahan, kelancaran
mengembangkan Saka Bahari.
4. Dasar
a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 Tahun 1961
juncto Nomor 57 Tahun 1988 tentang Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka.
b. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 103 Tahun
1989 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
c. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 103 Tahun
1989 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Satuan Karya.
5
5. Pengertian
a. Ketahanan Nasional
Ketahanan Nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa,
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan Nasional di dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan
baik yang datang dari luar maupun dalam, yang langsung atau
tidak langsung membahayakan integritas, identitas dan
kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
mengejar tujuan nasional.
b. Wawasan Nusantara dan Hukum Laut
1) Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia
terhadap rakyat, bangsa dan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang meliputi darat, laut dan udara di
atasnya sebagai satu kesatuan Politik, Ekonomi, Sosial,
Budaya dan Pertahanan Keamanan.
2) Hukum Laut Nasional dan Internasional
a) Pengumunan Pemerintah mengenai Wilayah Perairan
Negara RI tanggal 15 Desember 1957.
- Bentuk geografi Indonesia sebagai satu negara
kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau
mempunyai sifat dan corak tersendiri.
- Batas laut teritorial sejauh 12 mil dari garis yang
menghubungkan titik-titik ujung terluar pada pualu-
pulau negara Indonesia (azas negara kepulauan).
c. Peraturan Pemerintah pengganti UU No. 4 Tahun 1960
- Peraturan Perundang-undangan tentang Perairan
Indonesia.
Mengesahkan secara hukum pengumuman Pemerintah
RI tanggal 3 Desember 1957.
d. Undang-undang Nomor 17 tahun 1985 tentang
Pengesahan Konvensi Perserikatan Bangsa-bangsa tentang
Hukum Laut :
(1) Azas negara kepulauan yang diperjuangkan oleh
bangsa Indonesiaselama lebih kurang 25 tahun, telah
diakui secara resmi oleh masyarakat Internasional.
(2) Laut Teritorial dan Zone Tambahan
(a) Laut Teritorial
Sejauh 12 mil dari garis penghubung titik-titik luar
kepulauan. Kedaulatan penuh atas laut teritorial,
ruang udara di atasnya, dasar laut dan tanah di
bawahnya serta kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya. Hak lalu lintas damai bagi kendaraan air.
Tidak boleh mengancam keselamatan negara. Tidak
boleh melakukan survey, penelitian, pencemaran dan
lain-lain tanpa ijin yang berwenang.
6
c. Bahari
Kata bahari berarti laut, tetapi dalam kaitan kegiatan Saka
Bahari, bahari berarti pula segala kegiatan yang ada sangkut
pautnya dengan sistem lingkungan hidup (ekosistem) kelautan
dan perairan.
e. Saka Bahari
Adalah salah satu Satuan Karya Pramuka, tempat peningkatan
dan pengembangan kecakapan, ketrampilan pengalaman dan
kepemimpinan para Pramuka Penggalang yang beusia 14 tahun
atau lebih, Pramuka Penegak dan Pandega dalam usahanya
menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata dan produktif di
bidang kebaharian, sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia
dan kepentingan masyarakat, sejalan dengan perkembangan
teknologi kebaharian dewasa ini, dalam rangka memupuk jiwa
kebaharian untuk memberi bekal kehidupan dan penghidupan
kepada mereka, anggota Saka Bahari untuk ikut serta dalam
pembangunan bangsa dan negara.
7
BAB II
TUJUAN DAN SASARAN SAKA BAHARI
7. Tujuan
Saka Bahari bertujuan membina dan mengembangkan anggota
Gerakan Pramuka agar :
a. Memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, ketrampilan dan
kecakapan di bidang kebaharian, yang dapat menjurus kepada
kariernya di masa mendatang.
b. Memiliki rasa dalam cinta kepada laut dan perairan dalam
berikut berisi isinya pada khususnya dan rasa cinta kepada
tanah air Indonesia pada umumnya.
c. Memiliki sikap dan cara berpikir yang lebih matang dalam
menghadapi segala tantangan hidup, terutama menyangkut
kebaharian.
d. Mampu menyelenggarakan proyek-proyek di bidang kebaharian
secara positif berdaya guna dan tepat guna, sesuai dengan minat
dan bakatnya serta bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya.
8. Sasaran
Sasaran pembentukan Saka Bahari adalah agar selama dan setelah
mengalami dan mendapatkan pendidikan Saka Bahari anggota Saka
Bahari:
a. Mampu dan dapat memanfaatkan segala pengetahuan,
pengalaman dan kecakapannya untuk ikut berperan serta secara
aktif dalam Pembangunan Nasional, khhususnya di bidang
kebaharian.
b. Merasa ikut bertanggungjawab terhadap kelestarian lingkungan
hidup yang menyangkut kebaharian.
8
BAB III
ORGANISASI DAN TATA KERJA SAKA BAHARI
9. Organisasi
a. Saka Bahari dibentuk di tiap ranting / cabang atas kehendak
dan kegemaran yang sama dari anggota Gerakam Pramuka yang
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat.
b. Saka Bahari dibentuk oleh dan berada dibawah wewenang,
pengendalian dan pembinaan Kwartir Ranting.
Apabila Kwartir Ranting belum mampu membentuk saka Bahari,
maka pembentukan Saka Bahari dapat dilaksanakan oleh
Kwartir Cabang.
c. Saka Bahari beranggotakan sedikitnya 10 orang dan sebanyak-
banyaknya 40 orang terdiri atas 4 krida, yaitu :
- Krida Sumber Daya Bahari
- Krida Jasa Bahari
- Krida Wisata bahari
- Krida Reksa Bahari
Dalam satu Saka Bahari dapat dibentuk beberapa krida yang
sama.
d. Tiap-tiap krida beranggotakan 5 sampai 10 orang, dipimpin oleh
pemimpin Krida yang dipilih oleh dan dari anggota kridanya.
e. Apabila dalam satu Krida Bahari terdapat dua atau lebih krida
yang sama, dapat menggunakan nama yang sama dengan
dikenakan penambahan nomor dibelakang nama krida.
Misalnya : Krida Jasa Bahari 1
Krida Jasa Bahari 2
Dan seterusnya.
f. Anggota Saka Bahari Putra dan Saka Bahari Putri dihimpun
secara tersendiri. Saka Bahari Putra dibina oleh Pamong dibantu
oleh Instruktur Saka Bahari dan atau Instruktur Muda Saka
Bahari.
g. Dalam menggelola dan menggerakan saka Bahari, maka disusun
Dewan Saka Bahari yang teerdiri dari :
Ketua
Sekretaris
Bendhahara
Dan beberapa anggota yang dipilih dari dan oleh anggota
Saka Bahari.
h. Saka Bahari diberi nama sesuai dengan nama pahlawan yang ada
kaitannya dengan kebaharian, misalnya : Yos Sudarso, Hang
Tuah, dan lain-lain.
i. Masa Bakti Dewan Saka Bahari adalah 2 tahun dan dapat dipih
kembali.
j. Struktur Organisasi Saka Bahari seperti tercantum dalam
lampiran.
9
BAB IV
KEANGGOTAAN
12. Anggota
a. Anggota Saka Bahari, adalah Pramuka Penegak Bantara,
Penegak Laksana dan Pramuka Pandega dari gugus depan yang
mempunyai minat dan bakat di bidang kebaharian.
b. Pramuka Penggalang, Calon Penegak dan Calon Pandega dapat
mengajukan diri sebagai anggota Saka Bahari dengan seijin
Pembina Gugus depannya, dan diisyaratkan agar dalam waktu
12 (dua belas) bulan setelah menjadi anggota Saka Bahari
12
13. Peminat
a. Peminat adalah Pramuka Siaga, Penggalang, Penegak dan
Pandega yang bukan anggota Saka Bahari, akan tetapi berminat
untuk memiliki TKK Saka Bahari
b. Peminat wajib memenuhi Syarat-syarat Kecakapan Khusus
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN
BAB VI
PELANTIKAN DAN PENGUKUHAN
22. Pelantikan
a. Peserta didik dilantik sebagai anggota Saka Bahari oleh Pamong
Saka Bahari.
b. Dewan Saka Bahari di lantik oleh Pamong Saka Bahari yang
bersangkutan.
c. Pamong Saka Bahari dan Instruktur Saka Bahari di lantik oleh
Ketua Kwartir Ranting.
d. Pimpinan Saka Bahari tingkat ranting dilantik oleh Ketua Kwartir
Ranting.
e. Pimpinan Saka Bahari tingkat cabang dilantik oleh Ketua Kwartir
Cabang.
f. Pimpinan Saka Bahari tingkat daerah dilantik oleh Ketua Kwartir
Daerah.
g. Pimpinan Saka Bahari tingkat nasional dilantik oleh Ketua
Kwartir Nasional.
23. Pengukuhan
a. Berdirinya Saka Bahari dikukuhkan dengan Keputusan Kwartir
Ranting yang dibaca pada upacara pelantikan Pimpinan Saka
Bahari Tingkat Ranting.
b. Sahnya Pimpinan Satuan Karya Tingkat Ranting, Cabang,
Daerah dan Nasional dikukuhkan dengan Keputusan Kwartir
yang bersangkutan.
15
BAB VII
MUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA
24. Musyawarah
a. Musyawarah
1) Musyawarah Saka Bahari merupakan suatu forum atau
tempat pertemuan para anggota Saka Bahari, guna
membahas segala sesuatu yang berkaitan dengan Saka
Bahari.
2) Musyawarah Saka Bahari dihadiri oleh :
a) Dewan Saka Bahari
b) Pemimpin Krida dan Wakil Pemimpin Krida
c) Anggota Saka Bahari
d) Pamong Saka Bahari
e) Instruktur Saka Bahari
f) Pimpinan Saka Bahari Tingkat Ranting/Cabang.
3) Hasil musyawarah Saka Bahari akan dijadikan bahan rujukan
bagi Pimpinan Saka Bahari dan kwartir dalam merencanakan
penyelenggaraan kegiatan Saka Bahari.
b. Peserta Musyawarah Saka Bahari
1) Dewan Saka
2) Pemimpin Krida dan Wakil Pemimpin Krida
3) Anggota Saka Bahari
c. Penasihat Musyawarah Saka Bahari
1) Pimpinan Saka Bahari
2) Pamong Saka Bahari
3) Instruktur Saka Bahari
d. Acara Musyawarah :
1) Laporan pertanggungjawaban hari yang pelaksanaan tugas
Dewan Saka Bahari yang lama.
2) Laporan pertanggungjawaban keuangan.
3) Usulan Rencana Kerja masa baaakti berikutnya.
4) Pemilihan Dewan Saka Bahari.
e. Pimpinan Musyawarah
Musyawarah Saka Bahari dipimpin oleh Ketua Dewan Saka
Bahari atau anggota Dewan Saka yang telah mendapat mandat
dari Ketua Dewan Saka Bahari.
f. Waktu musyawarah
Musyawarah Saka Bahari dilaksanakan 1 (satu) bulan sebelum
berakhirnya masa bakti Dewan Saka.
BAB VIII
KEGIATAN DAN SARANA
c. Tahap Kejuruan :
Berisi materi untuk pencapaian TKK Tingkat Utama yanng
kualifikasinya diakui masyarakat bahari dan dapat menjadi
instruktur/pembantu pembinaan.
30. Sarana
a. Kegiatan Saka Bahari sebanyak mungkin dilaksanakan dalam
bentuk praktek dengan menyajikan kegiatan nyata.
Hal tersebut berarti, bahwa untuk kegiatan Saka Bahari mutlak
diperlukan sarana kegiatan yang berupa :
1. Alat/peralatan
2. Pelengkapan
3. Fasilitas, seperti : kolam renang, tempat berlatih, dan lain
sebagainya
4. Sanggar bakti Saka Bahari
b. Pada dasarnya Saka Bahari harus memanfaatkan sarana
kegiatan seperti tersebut pada Pt. 30 a, yang ada di wilayahnya.
c. Sanggar Bakti Saka Bahari
Sanggar Bakti Saka bahari merupakan pangkalan dan tempat
para anggota Saka Bahari dalam membuat perencanaan
(planning), Pengorganisasian (organizing), pelaksanaan
(actuating), pengendalian (cotrolling), dan penilaian (evaluasi)
kegiatan Saka Bahari yang juga dapat berfungsi sebagai :
1) Tempat mengadakan latihan dan belajar
2) Tempat musyawarah
3) Tempat untuk bekerja dan beribadat
4) Pangkalan untuk menyebarkan bakti
31. Pembiayaan
a. Dana yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan
Saka Bahari diperoleh dari :
1) Iuran para anggota Saka Bahari, yang besarnya ditetapkan
dalam musyawarah Saka Bahari.
2) Hasil usaha dari para pemimpin Saka Bahari
3) Bantuan dari masyarakat yang tidak mengikat
4) Lain-lain yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka serta aturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Laporan Pertanggungjawaban atas Penggunaan Dana.
1) Dilaksanakan selambat-lambatnya sebulan setelah proyek
kegiatan selesai
2) Disampaikaan kepada :
a) Kwartir yang bersangkutan
19
BAB IX
DEWAN KEHORMATAN SAKA BAHARI
33. Bentuk
Dewan Kehormatan Saka Bahari berbentuk forum yang bersifat
temporer (semacam Panitia Ad-Hock)
BAB X
LAMBANG SAKA BAHARI
BAB XI
ADMINISTRASI SAKA BAHARI
35. Administrasi
a. Pelaksanaan administrasi Saka Bahari terpedoman kepada
Petunjuk Penyelenggaraan administrasi umum Gerakan
Pramuka
b. Dalam hal prosedur surat-menyurat, Pimpinan Saka Bahari
dapat menggunakan Tanda Pengenal Saka Bahari berupa
Stempel Saka Bahari.
BAB XII
PENUTUP