Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Gangguan jiwa adalah kondisi fisik yang tidak seimbang yang disebabkan
oleh faktor psikologis sehingga tidak memungkinkan perkembangan secara
optimal, kasus ini paling banyak dijumpai pada schizofrenia (W.F. Maramis,
2006). Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan
panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami
suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu
(Maramis, 2005). Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori
yang salah (Stuart, 2007).

Penanganan yang dilakukan oleh keluarga belum memadai sehingga selama


perawatan klien seyogyanya sekeluarga mendapat pendidikan kesehatan
tentang cara merawat klien. Asuhan keperawatan yang diberikan di rumah
sakit jiwa terhadap halusinasi perlu ditingkatkan serta dengan perawatan
intensif di rumah sakit umum. Asuhan keperawatan halusinasi yaitu asuhan
keperawatan yang bertujuan melatih klien mengontrol halusinasinya dan
pendidikan kesehatan tentang keperawatan halusinasi pada keluarga. Seluruh
asuhan keperawtan ini dapat dituangkan menjadi proses keperawatan.

Oleh sebab itu perawat memiliki peran dan fungsi, serta tanggung jawab
sebagai perawat psikiatrik dimasa sekarang ini dan bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan jiwa, memulihkan dan menghilangkan
penderita serta melaksanakan program rehabilitasi. Peran ini berdasarkan
pelayanan perawatan yang paripurna melalui proses keperawatan.

1
2

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah mendapatkan pengalaman belajar selama 1 bulan di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Propinsi Jawa Tengah tentang
penerapan Asuhan Keperawatan klien gangguan jiwa, mahasiswa dapat
memahami dan melaksanakan asuhan keperawatan jiwa menggunakan
pendekatan proses keperawatan terkhusus asuhan keperawatan pada klien
dengan Halusinasi : pendengaran.
2. Tujuan kusus
Setelah melaksanakan praktek klinik di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr.
RM. Soedjarwadi Propinsi Jawa Tengah Preceptee mampu :
a. Menciptakan hubungan yang serasi dengan petugas di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi Propinsi Jawa Tengah pasien,
maupun keluarganya.
b. Mendapatkan gambaran tentang system pelayanan kesehatan yang
diterapkan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Dr. RM. Soedjarwadi
Propinsi Jawa Tengah.
c. Preceptee dapat melaksanakan pengkajian pada pasien dengan
Halusinasi : pendengaran.
d. Preceptee dapat melakukan analisa data pada pasien dengan
Halusinasi : pendengaran.
e. Preceptee dapat menyusun daftar masalah keperawatan pada pasien
dengan Halusinasi : pendengaran.
f. Preceptee dapat membuat pohon masalah pada pasien dengan
Halusinasi : pendengaran.
g. Preceptee dapat menyusun diagnosa pada pasien dengan Halusinasi :
pendengaran.
h. Preceptee dapat merencanakan tindakan keperawatan Preceptee
dapat membuat pohon masalah pada pasien dengan Halusinasi :
pendengaran.
3

i. Preceptee dapat melaksanakan asuhan keperawatan Preceptee dapat


membuat pohon masalah pada pasien dengan Halusinasi :
pendengaran.
j. Preceptee dapat mengevaluasi asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
k. Preceptee dapat mendokumentasikan proses keperawatan Preceptee
dapat membuat pohon masalah pada pasien dengan Halusinasi :
pendengaran.

C. Metode Pengumpulan Data


Dalam penuilisan laporan ini, penulis mencoba menerapkan beberapa metode,
antara lain :
1. Wawancara
Yaitu berbicara langsung dengan klien secara tatap muka sehingga
didapatkan data subjektif maupun objektif.
2. Studi dokumentasi
Yaitu mengumpulkan data dengan melihat dan mempelajari dokuman atau
catatan yang berhubungan dengan masalah klien untuk melengkapi data
yang dibutuhkan.
3. Preceptor dan Staf Karyawan
Masukan dan bimbingan dari staf yang telah lama mengikuti dan mengamati
Pasien dapat dijadikan perbandingan.

Anda mungkin juga menyukai